LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING · kesehatan lansia dan peningkatan pendapatan keluarga...
Embed Size (px)
Transcript of LAPORAN TAHUNAN PENELITIAN HIBAH BERSAING · kesehatan lansia dan peningkatan pendapatan keluarga...

i
LAPORAN TAHUNAN
PENELITIAN HIBAH BERSAING
DETERMINAN DARI STATUS KESEHATAN, STATUS JAMINAN
SOSIAL DAN STATUS PEKERJAAN BERDASARKAN
KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI LANJUT USIA
(STUDI LANSIA PEDESAAN DI PROVINSI BALI)
Tahun ke 1 dari rencana 2 tahun
Made Susilawati, S.Si., M.Si., NIDN. 0002097101
Desak Putu Eka Nilakusmawati, S.Si., M.Si., NIDN. 0011067113
Drs. Nyoman Dayuh Rimbawan, MM., NIDN. 0006054807
UNIVERSITAS UDAYANA
November 2014

ii

iii
RINGKASAN
Tujuan Secara keseluruhan penelitian ini diarahkan pada status kesehatan,
jaminan sosial dan status pekerjaan, dengan tujuan: mengetahui secara luas latar
belakang sosial ekonomi lansia; mengetahui model dari status kesehatan lansia dan
faktor-faktor yang memengaruhinya; mengetahui model dari status jaminan sosial lansia
dan faktor-faktor yang memengaruhinya; dan mengetahui model dari status pekerjaan
lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Penelitian ini dilakukan di 8 kabupaten di Provinsi Bali, dengan total sampel
sebanyak 430 lansia. Teknik pengambilan sampel untuk setiap kabupaten dipilih secara
acak 3 desa, selanjutnya secara proporsional diambil sampel di masing-masing desa.
Banyaknya sampel yang diambil proporsional dengan jumlah lansia yang ada di masing-
masing desa hingga tercapai jumlah sampel 430 lansia. Variabel penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah: Karakteristik sosial ekonomi (umur, status
perkawinan, tingkat pendidikan, pendapatan, status ekonomi), status kesehatan lansia,
status jaminan sosial, dan status pekerjaan. Analisis statistika yang digunakan adalah
analisis diskriptif dan analisis regresi logistik. Dari model-model yang diperoleh
merupakan acuan dalam revisi kebijakan tentang kesejahteraan lansia.
Latar belakang sosial ekonomi lansia diperoleh sebagian besar lansia mempunyai
status bekerja, yaitu sebanyak 67,2% dan 32,8% tidak bekerja. Menurut ada/tidaknya
Jaminan sosial, diperoleh sebagian besar lansia (81.2%) tidak mempunyai jaminan sosial
dan sisanya mempunyai jaminan sosial, seperti tunjangan pensiun, asuransi hari tua,
Jaminan sosial lanjut usia (JSLU), maupun tunjangan lainnya. Status kesehatan lansia,
menunjukkan sebagian besar responden (63%) mempunyai status sehat, sedangkan
sisanya 37% menyatakan tidak sehat.
Model yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara status pekerjaan
lansia dengan variabel karakteristik sosial ekonomi lansia adalah model regresi logistic
biner. Hasil uji diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia,
yaitu: umur, ada tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Model
terbaik yang diperoleh adalah:
tan421.2459.3152.0204.16)(ˆ PendpaTunjHariTuUmurxg (1)
Model 1 mengindikasikan bahwa dengan bertambahnya umur lansia dan ketika lansia
mempunyai tunjangan hari tua, hal tersebut akan mengurangi keinginan lansia untuk
bekerja. Variabel besaran pendapatan lansia menunjukkan bahwa peningkatan
pendapatan akan menaikkan keinginan lansia untuk bekerja.
Variabel-variabel yang berpengaruh pada status kesehatan lansia adalah variabel
umur dan pendapatan keluarga, dengan model terbaik yang diperoleh adalah:
aPendKeluUmurxg arg309.0033.0180.1)(ˆ (2)
Model 2 mengindikasikan bahwa bertambahnya umur akan menurunkan derajat
kesehatan lansia dan peningkatan pendapatan keluarga akan menurunkan persepsi
responden mengenai status kesehatannya.
Variabel tingkat pendidikan lansia berpengaruh signifikan terhadap status
tunjangan hari tua, dengan model terbaik yang diperoleh adalah:
Pendidikanxg 855.0767.6)(ˆ (3)
Berdasarkan model 3 dapat dinyatakan bahwa meningkatnya tingkat pendidikan lansia
akan meningkatkan peluang mempunyai tunjangan hari tua.

iv
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan, karena perkenan-Nya
penelitian “Determinan dari Status Kesehatan, Status Jaminan Sosial dan Status
Pekerjaan Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi Lanjut Usia (Studi Lansia Pedesaan
Di Provinsi Bali)” dapat dilaksanakan dengan baik dan Laporan Tahunan ini dapat
selesai tepat pada waktunya.
Terlaksananya penelitian ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dirjen Dikti yang telah mendanai penelitian ini, sehingga penelitian ini bisa
terlaksana.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng, sebagai Ketua Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana, atas
dukungannya dalam kegiatan penelitian ini.
3. Bapak Ir. A.A.G. Raka Dalem, M.Sc. (Hons), selaku dekan FMIPA Universitas
Udayana, atas dukungannya.
4. Teman-teman sejawat di FMIPA Universitas Udayana, yang turut memberikan
sumbang saran dan dukungan.
5. Mahasiswa Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Udayana yang terlibat
dalam pengumpulan data di lapangan, serta semua pihak yang turut membantu
demi kelancaran kegiatan penelitian ini.
Laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran dari berbagai
pihak diterima dengan senang hati, demi perbaikan pelaksanaan peenelitian di tahun
berikutnya. Akhir kata, semoga hasil penelitian ini memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya bagi kita semua
Denpasar, 21 November 2014
Tim Peneliti

v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. ii
RINGKASAN...................................................................................................... iii
PRAKATA........................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR TABEL................................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2 Keutamaan Penelitian .............................................................................. 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 4
2.1 Konsep dan Definisi Lanjut Usia (Lansia) ............................................. 4
2.2 Lansia dan Permasalahannya ................................................................... 6
2.3 Studi Pendahuluan ................................................................................... 8
BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ........................................... 10
3.1 Tujuan Penelitian .................................................................................... 10
3.2 Manfaat Penelitian ................................................................................... 10
BAB IV. METODE PENELITIAN ..................................................................... 11
4.1 Pemilihan Daerah Penelitian .................................................................. 11
4.2 Teknik Sampling .................................................................................... 11
4.3 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 11
4.4 Variabel-variabel Penelitian .................................................................. 12
4.5 Metode Analisis Data ............................................................................ 13
BAB V. HASIL YANG DICAPAI ...................................................................... 16
5.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Pedesaan Provinsi Bali ............. 16
5.2 Model Status Pekerjaan Lansia .............................................................. 18
5.3 Model Status Kesehatan Lansia ............................................................. 21
5.4 Model Status Tunjangan Hari Tua Lansia ............................................. 23
BAB VI. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA.......................................... .. 26
6.1 Rencana Tahap Penelitian Tahun II ....................................................... 26

vi
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 27
7.1 Kesimpulan ............................................................................................ 27
7.2 Saran ...................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 30
LAMPIRAN ......................................................................................................... 31

vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
5.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Pedesaan Provinsi Bali .............. 16
5.2 Hasil Uji Khi Kuadrat Status Pekerjaan dengan Karakteristik
Sosial Ekonomi ...................................................................................... 19
5.3 Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Pekerjaan Lansia ......... 20
5.4 Hasil Uji Khi Kuadrat Status Kesehatan dengan Karakteristik
Sosial Ekonomi.............................................................. ....................... 22
5.5 Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Kesehatan Lansia ........ 23
5.6 Hasil Uji Khi Kuadrat Status Tunjangan Hari Tua dengan
Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia ........ ........................................... 24
5.7 Hasil Uji Regresi Multivariate Status Tunjangan Hari Tua................... 25

viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen: Kuesioner Penelitian .......................................................... 31
2. Personalia Tenaga Peneliti Beserta Kualifikasinya. ............................... 34
3 Publikasi Hasil Penelitian ..................................................................... 35

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Hasil dari pembangunan nasional telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat
yang makin membaik dan usia harapan hidup yang makin meningkat. Hal tersebut
berdampak pada peningkatan jumlah penduduk lanjut usia. Fenomena peningkatan
jumlah penduduk lanjut usia pada abad ini, menjadikan penduduk lansia sebagai salah
satu kelompok sasaran pembangunan yang menjadi fokus perhatian pemerintah. Menurut
BPS (2011), perubahan struktur penduduk lansia ini memberikan implikasi kepada
perumusan dan arah kebijakan pembangunan, salah satunya untuk memberdayakan dan
meningkatkan kesejahteraan penduduk lansia.
Menanggapi kondisi tersebut maka diperlukan adanya penanganan yang lebih baik
mengenai kesejahteraan lansia, karena lansia merupakan kelompok yang banyak
mengalami kemunduran dari segi fisik, psikologi, sosial, ekonomi, dan kesehatan. Dalam
rangka mempertahankan kelangsungan hidup lansia, perlu upaya pemberdayaan guna
menunjang derajat kesehatan dan peningkatan mutu kehidupan lansia agar tidak menjadi
beban bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, secara umum jumlah penduduk lansia di
Indonesia sebanyak 18,04 juta orang atau 7,59 persen dari keseluruhan penduduk.
Jumlah penduduk lansia perempuan (9,75 juta orang) lebih banyak dari jumlah penduduk
lansia laki-laki (8,29 juta orang). Sebarannya jauh lebih banyak di daerah perdesaan
(10,36 juta orang) dibandingkan di daerah perkotaan (7,69 juta orang). Bila dilihat dari
hasil Sensus Penduduk 1971, jumlah penduduk lansia sekitar 5,31 juta orang atau 4,48
persen dari seluruh penduduk, dan menjadi empat kali lipat pada tahun 2010 yaitu sekitar
18,04 juta orang atau 7,59 persen. Jumlah penduduk lansia di Provinsi Bali sebanyak
380.115 orang atau 9,77 persen dari keseluruhan penduduk, dengan komposisi penduduk
lansia perempuan sebesar 202.594 orang dan laki-laki 177.521 orang.
Persentase penduduk lansia Provinsi Bali sebesar 9,77 persen menunjukkan bahwa
Provinsi Bali termasuk daerah yang memasuki era penduduk berstruktur tua (aging
structured population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas telah
melebihi angka tujuh persen. Angka ini terlihat jelas pada penduduk lansia perempuan

2
baik di daerah perkotaan (7,12 persen) maupun perdesaan (13,80 persen) dan lansia laki-
laki di daerah perkotaan (7,12 persen) dan perdesaan (12,01 persen) (BPS, 2011).
Perubahan struktur penduduk mempengaruhi angka beban ketergantungan, salah
satunya adalah beban ketergantungan penduduk lansia. Rasio ketergantungan penduduk
lansia (old dependency ratio/ODR) adalah angka yang menunjukkan tingkat
ketergantungan penduduk lansia pada penduduk usia produktif (15-59 tahun). Dari angka
ini tercermin besarnya beban ekonomi yang harus ditanggung penduduk produktif untuk
membiayai penduduk lansia. Hasil Sensus Penduduk 2010 menunjukkan bahwa rasio
ketergantungan penduduk lansia pada tahun 2010 di Provinsi Bali adalah sebesar 15,18,
berarti bahwa untuk setiap 100 orang penduduk usia produktif harus menanggung sekitar
15-16 orang penduduk lansia. Angka tersebut akan mengalami peningkatan seiring
dengan tingginya angka harapan hidup penduduk Provinsi Bali.
Hasil Sensus Penduduk 2010 untuk Provinsi Bali, juga menunjukkan masih banyak
lansia yang berperan sebagai kepala rumah tangga (37,69 persen), dimana lansia
berperan sebagai pemimpin rumah tangga dan bertanggungjawab terhadap rumah tangga
dari segi psikologis maupun ekonomi. Hal ini bertolak belakang dengan kondisi lansia,
dimana memasuki masa tua seyogyanya lansia dapat menikmati hari tuanya tanpa beban
yang berat. Tingginya persentase lansia yang menjadi tulang punggung keluarga
didominasi oleh penduduk lansia laki-laki (65,03 persen).
Penduduk lansia yang termasuk dalam angkatan kerja merupakan lansia potensial.
Mereka tergolong sebagai lansia produktif dan mandiri. Hasil Sensus Penduduk 2010
menunjukkan bahwa dari keseluruhan penduduk lansia sekitar 54,20 persen diantaranya
bekerja. Proporsi lansia laki-laki bekerja (65,35 persen) dan lansia perempuan (44,44
persen). Kondisi ini terjadi baik di daerah perdesaan maupun perkotaan.
Dilihat dari lapangan pekerjaan lansia di Provinsi Bali, data Sensus Penduduk 2010
menunjukkan bahwa lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja lansia paling besar
adalah pertanian (68,50 persen), sektor perdagangan (15,00 persen) dan sector jasa-jasa
(5,01 persen) dan industri pengolahan (6,61 persen). Dilihat dari status pekerjaan, dari
keseluruhan penduduk lansia yang bekerja dengan status berusaha sendiri (37,51 persen),
bekerja dengan status berusaha dibantu buruh (30,89 persen), pekerja tidak dibayar
(23,79 persen) dan sebagai pekerja bebas (6,65 persen) sisanya sebagai buruh/karyawan
(6,61 persen)

3
Hal yang perlu dicermati adalah adanya pandangan bahwa peningkatan jumlah
penduduk lansia akan meningkatkan beban penduduk usia produktif, jika dikaitkan
dengan perhitungan rasio ketergantungan penduduk lansia (old dependency ratio/ODR),
yang merupakan tingkat ketergantungan penduduk lansia pada penduduk usia produktif.
Jika penduduk lansia tersebut semakin meningkat jumlahnya, maka beban penduduk usia
produktif akan semakin besar. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak
lansia yang bekerja untuk mencari nafkah, seperti yang diuraikan pada uraian hasil
Sensus Penduduk 2010 di atas.
1.2 Keutamaan Penelitian
Menurut Affandi (2009), banyaknya lansia yang masih bekerja disebabkan oleh
kebutuhan ekonomi yang relatif masih besar, serta secara fisik dan mental lansia tersebut
masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Kebutuhan ekonomi yang relatif besar
pada lansia kemungkinan disebabkan tidak/belum adanya jaminan sosial ekonomi yang
memadai bagi lansia. Di Indonesia jaminan hari tua, seperti uang pensiun masih sangat
terbatas untuk mereka yang bekerja di sektor formal saja, tidak untuk sektor informal.
Oleh karena itu, perlu dipikirkan berbagai upaya untuk menjangkau lansia yang tidak
punya pensiun atau jaminan hari tua., mengingat jumlah mereka lebih banyak dibanding
lansia dari sektor formal.
Meningkatnya jumlah penduduk lansia tentu membuat semakin berat pula beban
negara. Dampak dari pertambahan penduduk lansia ini masih perlu mendapatkan
perhatian, mengingat secara umum kondisi fisik, mental dan sosial lansia yang sudah
banyak mengalami kemunduran, apalagi masih minimnya lansia yang mempunyai
jaminan sosial, sehingga masih banyak lansia yang harus bekerja disebabkan oleh
kebutuhan ekonomi yang relatif masih besar. Berdasarkan kondisi yang kontradiktif
tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui determinan dari status
kesehatan, jaminan sosial dan status pekerjaan berdasarkan karakteristik sosial ekonomi
lansia.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep dan Definisi Lanjut Usia (Lansia)
Pengertian lanjut usia menurut Undang-undang No.13 Tahun 1998 tentang
kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi “Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai
usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Menurut BPS, lansia adalah penduduk berumur 60
tahun ke atas. Sedangkan menurut Hardywinoto dan Setiabudhi (1999: 8), kelompok
lanjut usia adalah kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Penggolongan
lansia menurut Depkes, digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu: (1) Kelompok
lansia dini (55 – 64 tahun), merupakan kelompok yang baru memasuki lansia; (2)
Kelompok lansia (65 tahun ke atas); dan (3) Kelompok lansia resiko tinggi, yaitu lansia
yang berusia lebih dari 70 tahun. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkan
lanjut usia menjadi 4 yaitu: usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun, lanjut usia
(elderly) 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75-90 tahun, dan usia sangat tua (very old) di
atas 90 tahun.
Berdasarkan aspek ekonomi, lansia (60 tahun ke atas) dikelompokkan menjadi
(1) lansia yang produktif yaitu lansia yang sehat baik dari aspek fisik, mental maupun
sosial; dan (2) lansia yang tidak produktif yaitu lansia yang sehat secara fisik, tetapi tidak
sehat dari aspek mental dan sosial; atau sehat secara mental tetapi tidak sehat dari aspek
fisik dan sosial; atau lansia yang tidak sehat baik dari aspek fisik, mental maupun sosial.
Secara demografis, pengelompokan penuaan penduduk dapat dilihat dari
beberapa ukuran yaitu dependency ratio, persentase penduduk lansia, dan dari sisi umur
median penduduk. Dari dependency ratio suatu penduduk disebut sebagai penduduk tua
jika dependency ratio penduduk tuanya sudah di atas 10 persen. Dari persentase
penduduk lansia, struktur penduduk lansianya sudah mencapai 7 persen ke atas.
Sedangkan dari umur median penduduk, sebuah penduduk disebut sebagai penduduk tua
jika umur mediannya 30 tahun ke atas.
Proses penuaan merupakan hal yang kompleks, dan belum ditemukan secara pasti
fenomena yang melandasi mekanisme penuaan tersebut. Karena itu, perlu kriteria untuk
menyatakan penduduk usia tua (lansia). Untuk mendefinisikan istilah penduduk lansia
(lanjut usia) bukanlah hal yang mudah. Menurut BKKBN (1998), beberapa aspek yang

5
perlu dipertimbangkan untuk menentukan batasan penduduk lansia adalah aspek biologi,
ekonomi, sosial, dan usia atau batasan usia. Secara biologis, penduduk lansia adalah
penduduk yang telah menjalani proses penuaan dalam arti menurunnya daya tahan fisik
yang ditandai dengan semakin rentannya terhadap serangan berbagai penyakit yang dapat
menyebabkan kematian. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya usia, terjadi perubahan
dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ.
Ditinjau dari aspek ekonomi, penduduk lansia secara umum dipandang lebih
sebagai beban daripada potensi sumber daya bagi pembangunan. Warga tua dianggap
sebagi warga yang tidak produktif dan hidupnya perlu ditopang oleh generasi yang lebih
muda. Bagi penduduk lansia yang masih memasuki lapangan pekerjaan, dianggap
produktifitasnya sudah menurun, sehingga pada umumnya pendapatannya lebih rendah
dibandingkan yang diterima oleh penduduk usia muda. Namun demikian tidak semua
yang termasuk dalam kelompok umur lansia ini memiliki kualitas dan produktifitas
rendah. Pada sebagian penduduk, kualitas penduduk usia tua tidak kalah dibandingkan
mereka yang berada dalam kelompok umur muda, sebab di usia senja mereka telah
memiliki cukup pendidikan dan pengalaman yang belum tentu dimiliki oleh kaum muda.
Dari sudut pandang sosial, penduduk lansia merupakan suatu kelompok sosial tersendiri.
Di negara Barat misalnya, penduduk lansia menduduki strata sosial di bawah kaum
muda. Hal ini ditandai oleh keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi,
pengaruh dalam pengambilan keputusan, serta luasnya hubungan sosial yang semakin
menurun di usia tua. Namun di masyarakat tradisional di Asia pada umumnya, termasuk
Indonesai, penduduk lansia menduduki kelas sosial yang tinggi, yang harus dihormati
oleh masyarakat yang usianya lebih muda. Dari beberapa aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam mendefinisikan penduduk lanjut usia, pendekatan usia adalah
yang paling memungkinkan untuk digunakan. Batasan usia ini mudah untuk
diimplementasikan karena informasi tentang usia hampir selalu tersedia pada berbagai
sumber data kependudukan.
Menurut Noveria dalam Affandi (2009), mengemukakan bahwa meskipun secara
prosentase, penduduk usia lanjut di Indonesia tidak sebesar yang di miliki oleh negara-
negara lain seperti Hongkong (14,3 persen), Singapora (9,6 persen) dan Korea Selatan
(8,8 persen) pada tahun 1995, namun secara absolut jumlahnya lebih besar di Indonesia
dibandingkan dengan negara-negara tersebut. Tingginya jumlah lansia tersebut tidak
dibarengi dengan tingkat pendidikan dan pendapatan yang tinggi dan kemungkinan besar

6
tingkat kesehatan juga rendah. Hal tersebut tentunya akan menambah kesulitan bagi para
lansia dan keluarganya. Disatu sisi mereka hidup miskin dan harus memperoleh
pekerjaan dan pendapatan yang layak. Lalu bagaimanakah kondisi mereka sebenarnya
dan apa yang mestinya dilakukan pemerintah untuk menopang kelangsungan hidup
mereka.
Selain itu, faktor keluarga juga amat menentukan di dalam perjalanan hidup para
lansia dimana selama ini diyakini bahwa dukungan penduduk lanjut usia merupakan
tanggung jawab keluarga, terutama anak, sesuai dengan nilai yang dianut oleh
kebanyakan masyarakat bahwa menjaga orang tua yang masih berusia lanjut merupakan
kewajiban anak sebagai keturunannya (Noveria dalam Affandi 2009). Disamping itu,
banyak orang tua yang beranggapan bahwa anak merupakan tempat bergantung jika
mereka sudah tua dan tidak sanggup hidup sendiri, baik karena alasan ekonomi maupun
alasan kesehatan.
Nilai-nilai penghargaan terhadap orang tua tersebut tidak akan dapat bertahan,
mengingat perubahan nilai-nilai kehidupan di atas akan berubah seiring dengan
perubahan jaman. Hal ini dibuktikan dengan mulai banyak kasus orang tua yang
terlantar, mulai dari gelandangan sampai dengan menumpuknya orang tua di panti
jompo. Kondisi ini memaksa mereka untuk tetap menjadi anggota pasar kerja sangatlah
dimungkinkan di masa depan (Affandi, 2009)
2.2 Lansia dan Permasalahannya
Tesis umum dari teori modernisasi adalah bahwa modernisasi secara relatif
menghasilkan lansia dengan status lebih rendah di masyarakat manapun. Hasil
Modernisasi berdampak pada peningkatan harapan hidup dan penurunan fertilitas karena
teknologi modern membawa serta sarana untuk peningkatan hidup dan mengontrol
kelahiran (Cowgill & Holmes, 1972). Konsekuensi dari modernisasi dan urbanisasi tentu
akan memberikan kontribusi pada hilangnya banyak kekuasaan dan prestise dari orang
tua dan juga mempengaruhi perawatan lansia (Cowgill, 1986).
Menurut Chen (2005), penuaan penduduk tentu akan menciptakan tuntutan baru
pada pensiun, dan ketika digabungkan dengan fertilitas rendah, hal tersebut akan
menghasilkan beban ekonomi yang lebih berat bagi generasi mendatang. Penuaan
kemungkinan juga membawa tuntutan pada perawatan jangka panjang. Isu yang terkait

7
dengan usia pensiun, pemanfaatan yang efektif dari tenaga usia lanjut dan pengaturan
hidup yang tepat untuk orang tua, dan lainnya, dapat mendasari kebijakan penting yang
perlu mendapatkan penanganan.
Masalah penuaan membutuhkan komitmen jangka panjang. Kebijakan harus
dibuat sesegera mungkin dengan mempertimbangkan kondisi khusus dari budaya dan
kondisi sosial untuk tiap-tiap daerah. Dalam semua negara di dunia, penuaan penduduk
mengubah rasio ketergantungan dan secara dramatis meningkatkan jumlah lanjut usia
yang akan membutuhkan perawatan.
Cantor (1989) menunjukkan bahwa meningkatnya jumlah lansia membawa
perubahan dramatis dalam kehidupan keluarga, dalam sifat dan tingkat intervensi yang
diperlukan untuk mendukung populasi yang menua, dan pengertian kita tentang peran
keluarga dan masyarakat dalam menyediakan kebutuhan tersebut. Meskipun orang tua
mengelola secara mandiri dengan hanya biasanya bantuan anggota keluarga, peningkatan
jumlah usia lanjut dan orang yang menderita kelemahan dan ketidakmampuan
memerlukan perawatan sosial yang lebih luas.
Peningkatan jumlah lansia menimbulkan berbagai masalah sosial dan ekonomi
bagi keluarga dan negara. Perubahan dramatis dalam lingkungan yang lebih besar
disebabkan oleh pembangunan ekonomi. Urbanisasi, industrialisasi, migrasi, dan
globalisasi menyebabkan perubahan dalam struktur keluarga dan dukungan antar
generasi lansia.
Dalam studi oleh Munsur, et al (2010) tentang latar belakang sosio-ekonomi,
pengaturan hidup, status kesehatan dan penyalahgunaan (abuse) wanita berusia 60 tahun
dan lebih tua di distrik Naogaon pedesaan Bangladesh. Data dikumpulkan dari tujuh
desa dengan menggunakan probability proportional to size (PPS) sampling. Temuan
menunjukkan bahwa mayoritas dari lansia yang diteliti tidak memiliki pendidikan dasar,
sebagai tenaga kerja tidak dibayar, janda, tidak memiliki penghasilan dan secara
ekonomi tergantung pada orang lain. Analisis pengaturan hidup dari responden,
menunjukkan bahwa sebagian besar hidup dengan anak-anak yang sudah menikah.
Sebuah interpretasi positif temuan ini bahwa pengaturan hidup lansia perempuan
Bangladesh yang menguntungkan bagi kesejahteraan mereka secara keseluruhan, karena
tinggal bersama dengan kerabat merupakan sumber terpercaya dari bantuan dan
dukungan. Sebagian besar lansia menyatakan bahwa status kesehatan mereka “tidak
sehat” dan mereka kebanyakan menderita penyakit terkait arthritis dan memperoleh

8
perawatan dari dokter desa. Analisis regresi logistik menunjukkan bahwa status
perkawinan responden, status pekerjaan, pendapatan bulanan keluarga, dan kebiasaan
keracunan (habit of intoxication ) secara signifikan mempengaruhi status kesehatan
lansia perempuan. Selanjutnya, analisis penyalahgunaan (abuse) menunjukkan bahwa
sekitar 35 persen disalahgunakan, terutama secara mental karena kemiskinan. Analisis
multivariat menunjukkan bahwa usia responden, status perkawinan, tingkat pendidikan
dan status pekerjaan secara signifikan mempengaruhi penyalahgunaan (abuse) lansia
perempuan. Temuan menunjukkan bahwa ada hubungan erat antara pengaturan hidup,
status kesehatan, dan penyalahgunaan (abuse).
Penelitian Milligan, K. & Tammy, S. (2008) tentang lansia bekerja, dari hasil
surveI diperoleh tanggapan responden mengenai sikap tentang pekerjaan dan pension,
diperoleh bahwa sebagian besar menyatakan memilih untuk berhenti bekerja ketika
mereka pensiun dan banyak dari mereka yang ingin melanjutkan akan mencari
pengaturan paruh waktu.
2.3 Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan telah dilakukan mengkhususkan pada model status pekerjaan
lansia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Studi pendahuluan dilakukan di
Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, dengan pertimbangan di Kabupaten Badung,
Kecamatan Mengwi memiliki penduduk lansia paling banyak (35,75%). Data studi
pendahuluan diperoleh melalui penyebaran angket kepada para lansia yang berumur 60-
74 tahun dan sudah pensiun. Cara pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
purposive sampling, terhadap 140 orang responden. Variabel penelitian ini yaitu: tingkat
pendidikan, status dalam rumah tangga, status kawin, lama sakit dalam seminggu,
ada/tidak tanggungan, tunjangan hari tua, dan status pekerjaan lansia. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis log-linier. Berdasarkan hasil studi pendahuluan
diperoleh bahwa status pekerjaan lansia berinteraksi dengan ada/tidaknya tanggungan
dan ada/tidaknya tunjangan hari tua, status pekerjaan lansia berinteraksi dengan status
dalam rumah tangga dan lama sakit dalam seminggu, status pekerjaan lansia berinteraksi
dengan status kawin dan ada/tidaknya tunjangan hari tua, serta status dalam rumah
tangga berinteraksi dengan status kawin dan lama sakit dalam seminggu. Sehingga
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi lansia masih bekerja adalah status
dalam rumah tangga, status kawin, lama sakit dalam seminggu, ada/tidaknya

9
tanggungan, ada/tidaknya tunjangan hari tua, sedangkan tingkat pendidikan juga ikut
berpengaruh tetapi secara tidak langsung.
Berdasarkan hasil analisis log linear diperoleh model log linear terbaik sebagai
berikut:
3 log mijklmno = U + U756(omn) + U234(jkl) + U724(ojl) + U736(okn)
Persamaan di atas menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi lansia masih
bekerja adalah status dalam rumah tangga, status kawin, lama sakit dalam seminggu, ada
atau tidaknya tanggungan, ada atau tidaknya tunjangan hari tua, sedangkan tingkat
pendidikan juga ikut berpengaruh tetapi secara tidak langsung.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut di atas, dalam penelitian ini akan
lebih dikembangkan lagi dan memfokuskan pada determinan dari status kesehatan, status
jaminan sosial, dan status pekerjaan lansia. Hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan luaran yang dapat menjadi acuan dalam rangka revisi kebijakan mengenai
kesejahteraan lansia di Provinsi Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya.

10
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
3.1. Tujuan Penelitian
Secara keseluruhan penelitian ini diarahkan pada status kesehatan, jaminan sosial,
dan status pekerjaan lansia, dengan tujuan sebagai berikut:
1. mengetahui secara luas latar belakang sosial ekonomi lansia;
2. mengetahui model dari status kesehatan lansia dan faktor-faktor yang
memengaruhinya;
3. mengetahui model dari status jaminan sosial lansia dan faktor-faktor yang
memengaruhinya;
4. mengetahui model dari status pekerjaan lansia dan faktor-faktor yang
memengaruhinya.
Sehingga temuan yang didapatkan dari penelitian ini adalah:
1. model status kesehatan lansia,
2. model status jaminan sosial lansia, dan
3. model status pekerjaan
Dari model-model yang diperoleh merupakan acuan dalam revisi kebijakan tentang
kesejahteraan lansia
3.2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh dapat sebagai sumber informasi bagi pengambil
kebijakan maupun peneliti lain, mengenai kondisi nyata lansia di perdesaan Provinsi
Bali, dalam hal ini akan diketahui gambaran secara umum tentang kararteristik sosial
ekonomi lansia, meliputi status kesehatan, status jaminan social, dan status pekerjaan
lansia.
Berdasarkan model yang diperoleh, yaitu model status kesehatan, status jaminan
sosial dan status pekerjaan lansia, maka diketahui faktor-faktor yang perlu mendapat
perhatian dan perlu ditindaklanjuti oleh pengambil kebijakan dalam rangka perbaikan
kebijakan tentang kesejahteraan lansia.

11
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Pemilihan Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di daerah perdesaan di 8 kabupaten yang ada di Provinsi
Bali. Pemilihan lokasi penelitian yang merupakan wilayah perdesaan di 8 kabupaten di
Provinsi Bali, mengacu pada klasifikasi perdesaan dan perkotaan di Indonesia menurut
Badan Pusat Statistik Tahun 2010 (Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37
Tahun 2010). Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari
sumber primer, yaitu diambil secara langsung oleh peneliti menggunakan kuesioner dan
angket.
4.2 Teknik Sampling
Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di perdesaan di Provinsi
Bali. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode proportional stratified
random sampling. Proportional stratified random sampling digunakan jika populasi
memiliki anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional, serta
dihitung berdasarkan perbandingan (Sugiyono, 2008). Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 430 lansia, dengan rincian sebagai berikut: untuk setiap
kabupaten dipilih secara acak 3 desa, selanjutnya secara proporsional diambil sampel di
masing-masing desa. Banyaknya sampel yang diambil proporsional dengan jumlah lansia
yang ada di masing-masing desa hingga tercapai jumlah sampel 430 lansia.
4.3 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei, dimana
informasi dikumpulkan dengan menanyai lansia menggunakan kuesioner terstruktur.
Survei ini dijalankan dengan menemui responden secara bertatap muka. Dalam hal ini
petugas lapang menanyai responden dengan pertanyaan terstruktur yang sudah disiapkan
sebelumnya. Kuesioner yang dipergunakan dalam pengumpulan data, disajikan dalam
lampiran 1.

12
4.4 Variabel-variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Karakteristik sosial ekonomi yang dijabarkan dalam variabel berikut:
Umur (tahun),
Jenis kelamin, dikelompokkan: Laki-laki dan Perempuan
Status perkawinan, dikelompokkan: Tidak kawin; Kawin; Cerai hidup; dan Cerai
mati.
Tingkat pendidikan, dikelompokan: tidak sekolah; SD, SMP, SMA, Perguruan
Tinggi.
Status dalam rumah tangga, dikelompokkan: Anggota rumah tangga dan Kepala
rumah tangga
Ada/Tidak Tanggungan, dikelompokkan: Tidak dan Ada
Jumlah anggota keluarga yang masih ditanggung oleh responden: …… orang
Lama sakit dalam satu minggu terakhir: ….. hari
Keluhan sakit yang dialami, dikelompokkan: Panas; Pilek; Batuk; Asma; Diare;
Lainnya (sebutkan)
Jenis tunjangan hari tua yang dimiliki, dikelompokkan: Pensiunan, Asuransi Hari
Tua, Jaminan Sosial Lanjut Usia, Lainnya (sebutkan)
Jenis pekerjaan responden, dikelompokkan: Petani, Peternak, Pedagang, Lainnya
(sebutkan)
Jam kerja dalam satu minggu: …..jam
Pendapatan rata-rata responden per bulan, dikelompokkan: tidak berpenghasilan;
di bawah Rp.500.000; Rp.500.001-Rp.1.000.000; diatas Rp. 1.000.000 (sebutkan)
Pendapatan keluarga rata-rata per-bulan, dikelompokkan: di bawah Rp.
1.000.000; Rp.1.000.001-Rp.2.000.000; di atas Rp.2.000.000 (sebutkan)
Kepuasan terhadap kondisi ekonomi, dikelompokkan: Tidak dan Ya.
Status ekonomi, dikelompokkan: tidak bergantung pada keluarga; bergantung
pada keluarga
2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah:
Status kesehatan yaitu status kesehatan yang dirasakan sendiri oleh responden.
Menurut Fillenbaum (1984), status kesehatan yang dirasakan sendiri merupakan
indikator yang lebih baik dibandingkan dari kondisi kesehatan yang sebenarnya.

13
Selain itu penilaian diri mengenai kesehatan adalah komponen umum dari survei
berbasis populasi. Untuk mengetahui status kesehatan responden dalam penelitian
ini diberikan pertanyaan: “bagaimaimana status kesehatan responden saat ini?”
pilihan jawaban dikelompokkan sebagai: tidak sehat dan sehat.
Status jaminan sosial, dikelompokkan: tidak mempunyai jaminan sosial; memiliki
jaminan sosial (pensiunan, asuransi hari tua, jaminan sosial lanjut Usia (JSLU)
untuk lansia tidak potensial, dan lainnya)
Status Pekerjaan, dikelompokkan: tidak bekerja; bekerja dengan status berusaha
sendiri; bekerja dengan status berusaha dibantu buruh, pekerja tidak dibayar;
pekerja bebas; buruh/karyawan.
4.5 Metode Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini, mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Melakukan analisis deskriptif untuk mendapatkan karakteristik sosial ekonomi
lansia dengan menentukan persentase variabel secara univariat.
2. Melakukan teknik analisis univariat menggunakan analisis Khi Kuadrat untuk
mengetahui keterkaitan masing-masing variabel karakteristik sosial ekonomi
lansia dengan status kesehatan lansia, status jaminan sosial, dan status pekerjaan
lansia. Statistik uji analisis Khi Kuadrat dirumuskan sebagai berikut:
I
i
J
j ij
ijij
hitungm
mn
1 1
2
2
ˆ
ˆ
dimana:
ijn = frekuensi pengamatan pada baris ke-i kolom ke-j
in = frekuensi pengamatan pada baris ke-i
jn = frekuensi pengamatan pada kolom ke-j
n = N = jumlah seluruh pengamatan
i = 1,2, ……, I
j = 1, 2, ……,J
Statistik uji tersebut, selanjutnya dibandingkan dengan distribusi 2 dengan
derajat bebas 11 JI dan risiko kesalahan , serta kriteria penolakan 0H
adalah: )11,
2
JIhitung .

14
3. Melakukan teknik analisis multivariate menggunakan analisis regresi logistik
untuk menentukan faktor-faktor yang memengaruhi status kesehatan, status
jaminan sosial dan status pekerjaan lansia. Analisis regresi logistik menurut
Hosmer dan Lemeshow (2000) merupakan metode regresi dengan variabel respon
Y merupakan kategorik atau dikotomi, sedangkan variabel bebasnya merupakan
variabel kategorik dan atau kontinu.
Model regresinya adalah pp xxxx
xxg
22110
)(1
)(ln)(
Dengan:
β = parameter regresi
x = variabel bebas
Semua data diedit, dikumpulkan, dan kemudian dianalisis menggunakan bantuan
program statistik SPSS 19.0.
Bagan alir penelitian selengkapnya dapat dilihat pada diagram (fishbone diagram) di
halaman 15.

15

16
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Perdesaan Provinsi Bali
Penelitian ini adalah penelitian tahun pertama yang memfokuskan pada
determinan dari status kesehatan, status jaminan sosial dan status pekerjaan berdasarkan
karakteristik sosial ekonomi lanjut usia di perdesaan di Provinsi Bali. Data yang diambil
merupakan hasil jawaban responden lansia terhadap kuisioner yang disebar di delapan
kabupaten di Bali. Data yang terkumpul adalah sebanyak 430 data. Hasil analisis
deskriptif karakteristik sosial ekonomi lansia perdesaan Provinsi Bali dapat dilihat pada
Tabel 5.1 berikut:
Tabel 5.1. Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Perdesaan Provinsi Bali
Variabel N % Variabel N %
Status Bekerja
1. Tidak Bekerja
2. Bekerja
141
289
32,8
67,2
Ada tidak Tanggungan
1. Tidak ada
2. Ada
285
145
66,3
33,7
Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Wanita
231
199
53,7
46,3
Status Kesehatan
1. Tidak sehat
2. Sehat
159
271
37,0
63,0
Status Kawin
1. Belum Kawin
2. Kawin
3. Cerai Hidup
4. Cerai Mati
12
331
6
81
2,8
77,0
1,4
18,8
Tunjangan Hari Tua
1. Tidak ada
2. Ada
349
81
81,2
18,8
Tingkat Pndidikan
1. Tidak sekolah
2. SD
3. SMP
4. SMA
5. PT
193
180
26
20
11
44,9
41,9
6,0
4,7
2,6
Pendapatan
1. Tidak ada
2. < Rp.500.000
3. 500.000-1 juta
4. > 1 Juta
143
132
97
58
33,3
30,7
22,6
13,5
Status dalam
Rumah Tangga
1.Anggota Rumah
Tangga
2. Kepala Rumah
Tangga
251
179
58,4
41,6
Pendapatan Keluarga
1. < 1 juta
2. 1.000.001 – 2 juta
3. > 2 juta
181
169
80
42,1
39,3
18,6
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mempunyai status bekerja,
yaitu sebanyak 67,2% dan 32,8% tidak bekerja. Sebagian besar responden menyatakan
alasan mereka masih bekerja karena secara fisik dan mental masih merasa mampu dan
kuat bekerja dan desakan ekonomi berupa pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari yang

17
semakin besar. Alasan ekonomi yang menjadi sebab lansia bekerja juga dikemukakan
oleh Sigit (1988), dengan masih bekerjanya lansia berarti mereka masih dapat
menghidupi dirinya sendiri. Bahkan tidak sedikit lansia yang masih menghidupi
keluarga anaknya yang tinggal bersamanya, karena mereka hidup dalam keluarga yang
tidak mampu.
Deskripsi responden menurut ada/tidaknya tunjangan hari tua, diperoleh sebagian
besar lansia (81.2%) tidak mempunyai tunjangan hari tua, dan sisanya mempunyai
tunjangan hari tua, seperti tunjangan pensiun, asuransi hari tua, Jaminan sosial lanjut usia
(JSLU), maupun tunjangan lainnya. Status kesehatan lansia, menunjukkan sebagian
besar responden 63% dari 430 total lansia mempunyai status sehat, sedangkan sisanya
37% menyatakan tidak sehat. Karakteristik lansia yang lain, hasil penelitian
menunjukkan bahwa 53.7% responden adalah lansia laki-laki dan 46,3% lansia wanita.
Status kawin lansia menunjukkan bahwa 77% dengan status kawin, 18.8% status cerai
mati, dan sisanya terdiri dari status belum kawin dan cerai hidup. Responden menurut
statusnya dalam rumah tangga, menunjukkan 58.4% anggota rumah tangga dan 41.6%
merupakan kepala rumah tangga. Karakteristik responden menurut ada/tidaknya
tanggungan dalam rumah tangga, diperoleh sebagian besar lansia, yaitu 66,3% tidak
mempunyai tanggungan, sedangkan sisanya menyatakan mempunyai tanggungan.
Variabel tingkat pendidikan responden menunjukkan bahwa sebagian besar lansia
mempunyai tingkat pendidikan Tidak Sekolah sebesar 44,9%, SD 41,9%, sisanya 13,2%
dengan status SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Secara keseluruhan, tingkat
pendidikan lansia umumnya rendah, seperti halnya kondisi pendidikan penduduk
Indonesia pada umumnya. Kondisi demikian sangat dimaklumi mengingat kebanyakan
lansia pada saat usia sekolah, mereka hidup dalam jaman penjajahan pada masa itu, dan
besar kemungkinan bahwa hanya sedikit dari mereka bersekolah, selain itu juga sarana
pendidikan masih sangat terbatas dibandingkan sekarang.
Deskripsi responden menurut pendapatan, diperoleh 33,3% lansia tidak
mempunyai pendapatan, 30,7% dengan pendapatan kurang dari Rp. 500.000,-,
pendapatan Rp. 500.000 – 1.000.000,- sebesar 22,6%, dan untuk pendapatan lebih dari
Rp.1.000.000,- sebesar 13,5%. Sebagian besar pendapatan responden rendah. Hal ini
disebabkan sewaktu masih muda mereka terserap di bidang pertanian, sehingga
ketika mereka sudah lanjut usia seperti sekarang, pekerjaan-pekerjaan pertanian
sudah tidak mampu lagi mereka kerjakan. Dengan demikian mereka tidak

18
mempunyai pekerjaan. Sama halnya dengan responden yang bekerja di sektor
industri. Tingkat pendidikan yang ditamatkan responden sejalan dengan tingkat
pekerjaan dan pendapatan yang diperoleh. Karena tingkat pendidikan responden
rendah dan pekerjaan yang mereka peroleh adalah di sektor informal, penghasilan
mereka rendah. Dengan kondisi seperti itu, mereka tidak dapat menabung/
menyisihkan uang untuk hari tua. Ketika mereka berhenti dari pekerjaan tidak
mendapatkan tunjangan kesejahteraan hari tua, sehingga kondisi di lapangan
mayoritas responden mempunyai pendapatan per bulan sangat sedikit.
Deskripsi pendapatan keluarga responden diperoleh sebanyak 42,1% dari 430
lansia dengan pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000,-, pendapatan antara Rp.
1.000.001,- – Rp. 2.000.000,- sebanyak 39,3%, dan pendapatan lebih dari Rp.
2.000.000,- sebesar 18,6%. Deskripsi responden menurut ketergantungan ekonomi lansia
terhadap anggota keluarga lain, menunjukkan bahwa 58,8% menyatakan tergantung, dan
41,2% menyatakan tidak tergantung secara ekonomi terhadap anggota keluarga lain.
Jawaban responden mengenai pertanyaan apakah merasa puas terhadap kondisi ekonomi
mereka saat ini, diperoleh 54,7% responden menyatakan tidak puas dan 45,3%
menyatakan puas terhadap kondisi ekonomi mereka.
5.2 Model Status Pekerjaan Lansia
Masa pensiun seharusnya diisi dengan menikmati hari tua bersama anak dan
cucu-cucunya, tetapi kenyataan di Provinsi Bali terutama di pedesaan masih ada 67,2%
lansia yang berstatus bekerja. Alasan terbesar lansia ini masih bekerja adalah untuk
menambah penghasilan dan membantu keuangan keluarga. Pekerjaan yang paling
banyak ditekuni adalah pekerjaan kasar seperti buruh tani, buruh bangunan, dan
sebagian lagi pedagang.
Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi lansia tersebut masih bekerja dapat
dijelaskan dengan melakukan analisis statistic univariat dan multivariate. Analisis
univariat dilakukan untuk melihat ada/tidaknya keterkaitan antara status pekerjaan lansia
dengan karakteristik sosial ekonomi menggunakan statistik uji khi kuadrat. Hipotesis
untuk uji ini adalah:
Ho: Tidak ada keterkaitan status pekerjaan dengan variable karakteristik sosial
ekonomi

19
Hi: Ada keterkaitan status pekerjaan dengan variabel karakteristik sosial
ekonomi
Tabel 5.2 Hasil Uji Khi Kuadrat Status Pekerjaan dengan Karakteristik Sosial Ekonomi
Status Pekerjaan Vs
Variabel Karakteristik
Nilai Khi
kuadrat
Nilai Sign. Keputusan
1. Tingkat Pendidikan 22.428 0.000 Tolak Ho
2. Status Kawin 22.390 0.000 Tolak Ho
3. Status dalam Rumah Tangga 18.600 0.000 Tolak Ho
4. Ada/tidaknya Tanggungan 26.178 0.000 Tolak Ho
5. Jenis Kelamin 6.896 0.009 Tolak Ho
6. Status Kesehatan 19.700 0.000 Tolak Ho
7. Ada/tidaknya Tunjangan Hari Tua 0.875 0.350 Terima Ho
8. Pendapatan 322.635 0.000 Tolak Ho
9. Pendapatan Keluarga 1.966 0.374 Terima Ho
10. Puas/tidak pada kondisi ekonomi 0.710 0.402 Terima Ho
11. Ketergantungan secara ekonomi
pada keluarga lain
41.980 0.000 Tolak Ho
Hasil uji khi kuadrat pada Tabel 5.2 menjelaskan bahwa secara sendiri-sendiri
tidak terlihat adanya keterkaitan antara status pekerjaan lansia dengan status
ada/tidaknya tunjangan hari tua, pendapatan keluarga dan kepuasan pada kondisi
ekonomi, ini terlihat dari nilai signifikansi yang lebih besar dari taraf nyata 5%, sehingga
Ho diterima. Sedangkan hubungan antara status pekerjaan lansia dengan variabel
karakteristik sosial lainnya signifikan yang menunjukkan adanya keterkaitan status
pekerjaan dengan variabel-variabel ini.
Hasil analisis univariat hanya menghasilkan kesimpulan tentang hubungan antara
status pekerjaan lansia dengan masing-masing variabel karakteristik sosial ekonomi, hal
ini jelas berbeda ketika hubungan status pekerjaan lansia dengan masing-masing variable
karakteristik sosial ekonomi dilihat secara simultan dan parsial (multivariate). Model
yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara status pekerjaan lansia yang
berskala kategorik biner dengan variable karakteristik sosial ekonomi dengan skala
kategorik dan atau kontinu adalah model regresi logistic biner. Hasil uji regresi logistic
multivariate terlihat pada Tabel 5.3.

20
Tabel 5.3. Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Pekerjaan Lansia
Variables in the Equation
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
Step 1a Umur -0.111 0.027 17.250 1 0.000 0.895
JenisKlmn 0.646 0.427 2.292 1 0.130 1.908
StatusKwn -0.088 0.192 0.212 1 0.645 0.916
Pendidik 0.074 0.256 0.085 1 0.771 1.077
StatusRT 0.725 0.485 2.232 1 0.135 2.064
Tanggungan -0.047 0.441 0.012 1 0.914 0.954
StatKeshtn 0.242 0.346 0.488 1 0.485 1.274
TunjHariTua -1.384 0.537 6.644 1 0.010 0.251
Pendptan 2.688 0.295 83.290 1 0.000 14.701
PendKeluarga -0.464 0.257 3.265 1 0.071 0.629
PuasTarget -0.734 0.377 3.787 1 0.052 0.480
EkoTergntg -0.678 0.399 2.883 1 0.090 0.507
Constant 6.069 2.389 6.455 1 0.011 432.323
a. Variable(s) entered on step 1: Umur, JenisKlmn, StatusKwn, Pendidik, StatusRT,
Tanggungan, StatKeshtn, TunjHariTua, Pendptan, PendKeluarga, PuasTarget, EkoTergntg.
Berdasarkan pada nilai signifikansinya yang lebih besar dari taraf nyata 5% dapat
diputuskan variabel-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur,
ada tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Maka model terbaik
yang diperoleh adalah:
tan421.2459.3152.0204.16)(ˆ PendpaTunjHariTuUmurxg (1)
Model 1 menunjukkan bahwa nilai OR untuk umur = 0,895 berarti bertambahnya umur
satu tahun akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja 0,895 kali. Ketika
bertambahnya umur lansia selalu diikuti dengan menurunnya derajat kesehatan, sehingga
mengurangi pula keinginan untuk bekerja. Hal ini sejalan dengan hasil uji khi kuadrat
(Tabel 5.2) untuk status kesehatan yang signifikan (sign. = 0.001 < α = 0.05) dengan
status bekerja. Artinya sehat tidaknya lansia ada kaitan dengan bekerja tidaknya lansia.
Nilai OR untuk tunjangan hari tua = 0.251 mengindikasikan bahwa ketika lansia
mempunyai tunjangan hari tua akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja 0,251
kali dibandingkan lansia yang tidak mempunyai tunjangan hari tua. Hal ini disebabkan
karena pada lansia yang mempunyai tunjangan hari tua secara ekonomi lebih mapan
sehingga menurunkan keinginan untuk bekerja.

21
Begitu pula pada variabel besaran pendapatan dengan nilai OR = 14,071
menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan akan menaikkan keinginan lansia untuk
bekerja sebesar 14,071 kali.
Model 1 mengindikasikan bahwa dengan bertambahnya umur lansia dan ketika
lansia mempunyai tunjangan hari tua, hal tersebut akan mengurangi keinginan lansia
untuk bekerja. Variabel besaran pendapatan lansia menunjukkan bahwa peningkatan
pendapatan akan menaikkan keinginan lansia untuk bekerja.
Dengan banyaknya lansia yang bekerja, perlu dipikirkan lapangan pekerjaan dan
jenis pekerjaan yang sesuai dengan kondisi mereka. Mereka masih tetap menjadi modal
pembangunan, tanpa mengurangi kesempatan bekerja untuk penduduk usia produktif.
Namun, kondisi seperti ini perlu didukung adanya jaminan sosial yang dapat membantu
kebutuhan lansia, terutama untuk lansia yang bekerja di sektor informal.
5.3 Model Status Kasehatan Lansia
Bertambahnya umur pada lansia selalu berkaitan dengan kondisi kesehatan
mereka. Ketika memasuki masa lansia adalah hal wajar bila diikuti pula dengan
menurunnya derajat kesehatannya. Hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh pada status
kesehatan lansia ini dapat dilihat dari model status kesehatan yang diperoleh baik
berdasarkan analisis univariat maupun analisis multivariat.
Hasil uji univariat dengan analisis khi kuadrat pada status kesehatan lansia
terlihat pada Tabel 5.4. Analisis ini adalah untuk melihat ada tidaknya keterkaitan antara
status kesehatan dengan karakteristik sosial ekonomi, dengan hipotesis yang diuji adalah
Ho: Tidak ada keterkaitan status kesehatan dengan variable karakteristik social ekonomi
Hi: Ada keterkaitan status kesehatan dengan variabel karakteristik sosial ekonomi.
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa secara sendiri-sendiri hanya variabel tingkat
pendidikan yang menerima Ho. Artinya tingkat pendidikan lansia tidak mempunyai
keterkaitan dengan status kesehatan lansia. Ini mengindikasikan bahwa apapun
pendidikannya tidak mempengaruhi derajat kesehatan para lansia. Lansia dengan
pendidikan rendah maupun yang mempunyai pendidikan tinggi beresiko sama untuk
sakit maupun sehat. Sedangkan variabel lain hasil analisisnya adalah menolak Ho, yang
menunjukkan bahwa ada keterkaitan variable status kawin, status dalam rumah tangga,
ada tidaknya tanggungan, jenis kelamin, pendapatan, pendapatan keluarga, puas tidaknya

22
pada kondisi ekonomi dan ada tidaknya ketergantungan sektor ekonomi pada keluarga
lain dengan status kesehatan.
Tabel 5.4. Hasil Uji Khi Kuadrat Status Kesehatan dengan Karakteristik Sosial Ekonomi
Status Kesehatan vs Variabel
Karakteristik
Nilai Khi
kuadrat
Nilai Sign. Keputusan
1. Tingkat Pendidikan 94.182 0.000 Terima Ho
2. Status Kawin 4.143 0.246 Tolak Ho
3. Status dalam Rumah Tangga 10.848 0.001 Tolak Ho
4. Ada tidaknya Tanggungan 4.188 0.041 Tolak Ho
5. Jenis Kelamin 9.336 0.002 Tolak Ho
7. Pendapatan 45.152 0.000 Tolak Ho
8. Pendapatan Keluarga 39.478 0.000 Tolak Ho
9. Puas/tidak pd kondisi ekonomi 24.241 0.000 Tolak Ho
10. Ketergantungan sektor ekonomi
pada keluarga lain
13.191 0.000 Tolak Ho
Analisis selanjutnya adalah melakukan pengujian secara simultan atau serempak
dan analisis secara parsial untuk mengetahui variabel karakteristik mana saja yang
berpengaruh pada status kesehatan lansia. Analisis yang digunakan adalah analisis
regresi logistik biner dengan variabel responnya adalah status kesehatan berkategori
sehat dan tidak sehat.
Berdasarkan Tabel 5.5 variabel yang berpengaruh pada status kesehatan lansia
adalah variable dengan tingkat signifikansi (sig.) lebih kecil 0.05. Ada dua variabel yang
signifikan berpengaruh yaitu variabel umur dan pendapatan keluarga, oleh karena itu
model terbaik yang diperoleh adalah:
aPendKeluUmurxg arg309.0033.0180.1)(ˆ (2)
Koefisien regresi logistic (B) dalam Model 2 tidak dapat diinterpretasikan secara
langsung, melainkan melalui nilai eksponen B nya (exp B) yang disebut nilai odd rasio.
Pada variabel umur dengan odd rasio 0.968 mengindikasikan bahwa bertambahnya umur
akan menurunkan derajat kesehatan lansia. Variabel kedua yang berpengaruh pada status
kesehatan adalah pendapatan keluarga dengan nilai odd rasio 0.374. Nilai ini
menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan keluarga akan menurunkan persepsi
responden mengenai status kesehatannya. Lansia dengan pendapatan keluarga yang

23
tergolong tinggi cenderung mempersepsi diri mempunyai status kesehatan tidak sehat.
Berbeda dengan lansia dengan pendapatan keluarga yang tergolong rendah cenderung
mempersepsi diri bahwa status kesehatan mereka sehat.
Tabel 5.5 Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Kesehatan Lansia
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a Umur -0.033 0.016 4.024 1 0.045 0.968
JenisKlmn 0.340 0.303 1.253 1 0.263 1.405
StatusKwn -0.053 0.134 0.157 1 0.692 0.948
Pendidik 0.214 0.156 1.894 1 0.169 1.239
StatusRT 0.522 0.325 2.575 1 0.109 1.685
Tanggungan 0.271 0.261 1.076 1 0.300 1.311
TunjHariTua 0.488 0.331 2.171 1 0.141 1.629
StatKerja 0.239 0.328 0.529 1 0.467 1.269
Pendptan 0.298 0.168 3.138 1 0.076 1.347
PendKeluarga -0.309 0.157 3.862 1 0.049 0.734
PuasTarget 0.453 0.239 3.604 1 0.058 1.574
EkoTergntg 0.288 0.246 1.373 1 0.241 1.334
Constant -1.180 1.674 0.497 1 0.481 0.307
a. Variable(s) entered on step 1: Umur, JenisKlmn, StatusKwn, Pendidik, StatusRT, Tanggungan,
TunjHariTua, StatKerja, Pendptan, PendKeluarga, PuasTarget, EkoTergntg.
5.4 Model Status Tunjangan Hari Tua Lansia
Secara umum di Indonesia tunjangan hari tua biasanya diberikan hanya pada
pekerja formal berupa uang pensiunan, hanya sedikit yang memberikan tunjangan hari
tua pada pekerja informal. Padahal sebagian besar masyarakat di Indonesia bekerja pada
sector informal. Hasil analisis deskriptif menunjukkan dari 430 lansia yang menjadi
responden dalam penelitian ini hanya 81 orang (18,8%) yang mempunyai tunjangan hari
tua, sisanya 349 orang (81,2%) tidak memiliki tunjangan hari tua. Variabel karakteristik
sosial mana saya yang terkait dengan ada tidaknya tunjangan hari tua ini dapat dilihat
dari hasil analisis univariat pada Tabel 5.6.
Hasil analisis univariat dengan menggunakan uji khi kudrat menunjukkan bahwa
hanya variabel status perkawinan saja yang tidak ada keterkaitan dengan status ada
tidaknya tunjangan hari tua. Artinya status kawin, lajang atau cerai tidak memiliki

24
keterkaitan dengan ada tidaknya tunjangan hari tua. Sedangkan variabel lainnya
mempunyai keterkaitan dengan status tunjangan hari tua.
Tabel 5.6 Hasil Uji Khi Kuadrat Status Tunjangan Hari Tua dengan Karakteristik Sosial
Ekonomi Lansia
Ada Tidaknya Tunjangan Hari Tua vs
Variabel Karakteristik
Nilai Khi
kuadrat
Nilai Sign. Keputusan
1. Tingkat Pendidikan 94.182 0.000 Tolak Ho
2. Status Kawin 4.143 0.246 Terima Ho
3. Status dalam Rumah Tangga 10.848 0.001 Tolak Ho
4. Ada tidaknya Tanggungan 4.188 0.041 Tolak Ho
5. Jenis Kelamin 9.336 0.002 Tolak Ho
6. Status Kesehatan 11.837 0.001 Tolak Ho
7. Pendapatan 45.152 0.000 Tolak Ho
8. Pendapatan Keluarga 39.478 0.000 Tolak Ho
9. Puas/tidak pd kondisi ekonomi 24.241 0.000 Tolak Ho
10. Ketergantungan sektor ekonomi
pada keluarga lain
13.191 0.000 Tolak Ho
Analisis selanjutnya adalah menentukan model terbaik dengan analisis regeri logistic
multivariate. Hasilnya seperti yang tertera pada Tabel 5.7, menunjukkan bahwa hanya
variabel tingkat pendidikan lansia yang signifikan berpengaruh terhadap status tunjangan
hari tua, dengan model terbaik yang diperoleh adalah:
Pendidikanxg 855.0767.6)(ˆ (3)
Berdasarkan nilai odd rasio = 2.351 dapat dinyatakan bahwa meningkatnya tingkat
pendidikan lansia akan meningkatkan peluang mempunyai tunjangan hari tua 2.351 kali.

25
Tabel 5.7 Hasil Uji Regresi Logistic Multivariate Status Tunjangan Hari Tua
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Step 1a Umur 0.038 0.022 3.024 1 0.082 1.039
JenisKlmn -0.581 0.432 1.808 1 0.179 0.560
StatusKwn 0.251 0.199 1.593 1 0.207 1.285
Pendidik 0.855 0.166 26.527 1 0.000 2.351
StatusRT -0.114 0.426 0.071 1 0.789 0.892
Tanggungan 0.409 0.325 1.578 1 0.209 1.505
StatKeshtn 0.531 0.336 2.494 1 0.114 1.700
StatKerja -0.477 0.445 1.151 1 0.283 0.620
Pendptan 0.233 0.196 1.413 1 0.234 1.262
PendKeluarga 0.019 0.212 0.008 1 0.929 1.019
PuasTarget 0.473 0.319 2.202 1 0.138 1.605
EkoTergntg -0.385 0.313 1.510 1 0.219 0.680
Constant -6.767 2.431 7.747 1 0.005 0.001
a. Variable(s) entered on step 1: Umur, JenisKlmn, StatusKwn, Pendidik, StatusRT,
Tanggungan, StatKeshtn, StatKerja, Pendptan, PendKeluarga, PuasTarget, EkoTergntg.

26
BAB VI
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA
6.1 Rencana Tahap Penelitian Tahun II
Berdasarkan hasil penelitian tahap pertama untuk daerah perdesaan ditemukan
sebagian besar lansia masih bekerja dan minimya lansia yang mempunyai jaminan sosial
seperti asuransi hari tua, pensiunan, jaminan sosial lanjut usia (JSLU), dan jenis jaminan
sosial lainnya.
Berdasarkan hal tersebut muncul pertanyaan, bagaimanakah kondisi lansia di
perkotaan Provinsi Bali? Apakah rekomendasi kebijakan yang diberikan berdasarkan
hasil penelitian di perdesaan ini dapat dijadikan acuan untuk revisi kebjakan
kesejahteraan lansia di perkotaan? Apakah model dari status kesehatan, status jaminan
social, dan status pekerjaan lansia untuk lansia perdesaan bisa menjadi acuan untuk
menyusun kebijakan lansia perkotaan? Bagaimanakah latar belakang, kondisi status
kesehatan, status jaminan sosial, dan status pekerjaan lansia di perkotaan?
Berdasarkan beberapa pertanyaan penelitian tersebut di atas, maka penelitian
lanjutan untuk lansia di daerah perkotaan menjadi sangat penting untuk dilakukan.
Sehingga nantinya akan diperoleh model yang bersifat menyeluruh untuk Provinsi Bali
khususnya, dan dapat menjadi rekomendasi untuk provinsi lain yang memiliki
karakteristik demografi lansia yang mirip.

27
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Latar belakang sosial ekonomi lansia diperoleh sebagian besar lansia mempunyai
status bekerja, yaitu sebanyak 67,2% dan 32,8% tidak bekerja. Alasan masih bekerja,
sebagian besar responden menyatakan karena secara fisik dan mental masih merasa
mampu dan kuat bekerja dan desakan ekonomi berupa pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari yang semakin besar.
Deskripsi responden menurut ada/tidaknya tunjangan hari tua, diperoleh sebagian
besar lansia (81.2%) tidak mempunyai tunjangan hari tua, dan sisanya mempunyai
tunjangan hari tua, seperti tunjangan pensiun, asuransi hari tua, Jaminan sosial lanjut usia
(JSLU), maupun tunjangan lainnya. Status kesehatan lansia, menunjukkan sebagian
besar responden 63% dari 430 total lansia mempunyai status sehat, sedangkan sisanya
37% menyatakan tidak sehat.
Karakteristik lansia yang lain, hasil penelitian menunjukkan bahwa 53.7%
responden adalah lansia laki-laki dan 46,3% lansia wanita, dengan status kawin sebesar
77%, 18.8% status cerai mati, dan sisanya terdiri dari status belum kawin dan cerai
hidup. Responden menurut statusnya dalam rumah tangga, menunjukkan 58.4% anggota
rumah tangga dan 41.6% merupakan kepala rumah tangga. Karakteristik responden
menurut ada/tidaknya tanggungan dalam rumah tangga, diperoleh sebagian besar lansia,
yaitu 66,3% tidak mempunyai tanggungan, sedangkan sisanya menyatakan mempunyai
tanggungan, dengan rata-rata tanggungan 2 orang.
Sebagian besar lansia mempunyai tingkat pendidikan Tidak Sekolah sebesar
44,9%, SD 41,9%, sisanya 13,2% dengan status SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.
Secara keseluruhan, tingkat pendidikan lansia umumnya rendah.
Mayoritas responden mempunyai pendapatan per bulan sangat sedikit.
Deskripsi pendapatan responden diperoleh 33,3% lansia tidak mempunyai pendapatan,
30,7% dengan pendapatan kurang dari Rp. 500.000,-, pendapatan Rp. 500.000 –
1.000.000,- sebesar 22,6%, dan pendapatan lebih dari Rp.1.000.000,- sebesar 13,5%.
Deskripsi pendapatan keluarga responden diperoleh sebesar 42,1% dari 430 lansia
dengan pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000,-, pendapatan antara Rp. 1.000.001,- – Rp.

28
2.000.000,- sebesar 39,3%, dan pendapatan lebih dari Rp. 2.000.000,- sebesar 18,6%.
Deskripsi responden menurut ketergantungan secara ekonomi terhadap anggota keluarga
lain, menunjukkan bahwa 58,8% menyatakan tergantung, dan 41,2% menyatakan tidak
tergantung secara ekonomi terhadap anggota keluarga lain. Sebanyak 54,7% responden
menyatakan tidak puas dan 45,3% menyatakan puas terhadap kondisi ekonomi mereka
saat ini.
Model yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara status pekerjaan
lansia dengan variabel karakteristik sosial ekonomi lansia adalah model regresi logistic
biner. Hasil uji diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia,
yaitu: umur, ada tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Model
terbaik yang diperoleh adalah:
tan421.2459.3152.0204.16)(ˆ PendpaTunjHariTuUmurxg (1)
Model 1 mengindikasikan bahwa dengan bertambahnya umur lansia dan ketika lansia
mempunyai tunjangan hari tua, hal tersebut akan mengurangi keinginan lansia untuk
bekerja. Variabel besaran pendapatan lansia menunjukkan bahwa peningkatan
pendapatan akan menaikkan keinginan lansia untuk bekerja.
Variabel-variabel yang berpengaruh pada status kesehatan lansia adalah variabel
umur dan pendapatan keluarga, dengan model terbaik yang diperoleh adalah:
aPendKeluUmurxg arg309.0033.0180.1)(ˆ (2)
Model 2 mengindikasikan bahwa bertambahnya umur akan menurunkan derajat
kesehatan lansia dan peningkatan pendapatan keluarga akan menurunkan persepsi
responden mengenai status kesehatannya. Lansia dengan pendapatan keluarga yang
tergolong tinggi cenderung mempersepsi diri mempunyai status kesehatan tidak sehat.
Berbeda dengan lansia dengan pendapatan keluarga yang tergolong rendah cenderung
mempersepsi diri bahwa status kesehatan mereka sehat.
Variabel tingkat pendidikan lansia berpengaruh signifikan terhadap status
tunjangan hari tua, dengan model terbaik yang diperoleh adalah:
Pendidikanxg 855.0767.6)(ˆ (3)
Berdasarkan model 3 dapat dinyatakan bahwa meningkatnya tingkat pendidikan lansia
akan meningkatkan peluang mempunyai tunjangan hari tua.

29
7.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka beberapa hal yang dapat disarankan
adalah:
1. Kondisi banyaknya lansia yang bekerja, perlu dipikirkan lapangan pekerjaan dan
jenis pekerjaan yang sesuai dengan kondisi mereka. Mereka masih tetap menjadi
modal pembangunan, tanpa mengurangi kesempatan bekerja untuk penduduk usia
produktif. Namun, kondisi seperti ini perlu didukung adanya jaminan sosial yang
dapat membantu kebutuhan lansia, terutama untuk lansia yang bekerja di sektor
informal.
2. Kondisi minimnya lansia yang mempunyai jaminan sosial di perdesaan Provinsi
Bali dan berdasarkan model status jaminan sosial lansia yang diperoleh dari
penelitian ini, yang mengindikasikan bahwa hanya lansia dengan pendidikan
menengah ke atas yang mempunyai peluang untuk mempunyai jaminan sosial,
maka rekomendasi berdasarkan hasil penelitian ini adalah agar pengambil
kebijakan mempertimbangkan untuk menyiapkan jaminan sosial lansia yang bisa
mengakomodir semua kalangan lansia pada berbagai status sosial ekonomi.

30
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Moch. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penduduk Lanjut Usia
Memilih Untuk Bekerja. Journal of Indonesian Applied Economics, Vol. 3 No.
2 Oktober 2009, 99-110
Anonim. Referensi Kesehatan. http://creasoft.wordpress.com/2008/04/15/lansia/ diakses
pada tanggal 25 April 2012.
BPS. 2010. Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010, Tentang Klasifikasi
Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
_______. 2011. Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia 2010 Hasil Sensus Penduduk
2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
_______. 2011. Statistik Penduduk Lanjut Usia Provinsi Bali 2010 Hasil Sensus
Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Cantor, Marjorie H. 1989. Social Care: Family and Community Support Systems.
ANNALS, AAPSS.
Chen, Hsiao-hung Nancy. 2007. Social Safety Nets and Socio-economic Disparity
Under Globalization, Department of Sociology, Taiwan: National Chengchi
University Taipei.
Cowgill, Donald O. & Holmes, Lowell D. (Editors). 1972. Aging and Modernization,
New York: Appleton-Century-Crofts
Cowgill, D. 1986 . Ageing Around the World. Belmont, CA.: Wadsworth Publishing
Co.
Fillenbaum, G. G. 1984. “The Well-being of the Elderly: Approaches to
Multidimensional Assessment”, World Health Organization. Publication No.84.
Geneva, WHO.
Hardywinoto dan Setiabudi, T, 1999. Panduan Geontorologi Tinjauan Dari Berbagai
Aspek. Jakarta: Penerbit PT GramediaPustaka Jakarta Utama.
Hosmer, DW & S. Lemeshow. 2000. Apllied Logistik Regression . New York: John
Wiley and Sons.
Kantor Menteri Negara Kependudukan / BKKBN, 1998. Demografi Multiregional.
Jakarta.
Milligan, K. & Tammy S. 2008. Working While Receiving a Pension: Will Double
Dipping Change The Elderly Labour Market? Paper prepared for the John
Deutsch Institute conference on Retirement Policy Issues in Canada, held in
Kingston Ontario on October 25-26, 2007
Munsur, Ahmed Mohammad; Tareque, Ismail; and Rahman, K. M. Mustafizur. 2010.
Determinants of Living Arrangements, Health Status and Abuse among Elderly
Women: A Study of Rural Naogaon District, Bangladesh. Journal of
International Women's Studies, 11(4), 162-176. Dalam:
http://vc.bridgew.edu/jiws/vol11/iss4/12
Santrock, J. W. 2002. Life-span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta:
Erlangga.

31
LAMPIRAN
Lampiran 1. Instrumen Penelitian
KUESIONER
DETERMINAN DARI STATUS KESEHATAN, STATUS JAMINAN SOSIAL
DAN STATUS PEKERJAAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL
EKONOMI LANJUT USIA (STUDI LANSIA PEDESAAN DI PROVINSI BALI)
Kami dari Universitas Udayana mendapatkan tugas mengadakan penelitian tentang Status
Kesehatan, Status Jaminan Sosial, dan Status Pekerjaan Lanjut Usia. Informasi yang kami
peroleh akan digunakan untuk acuan dalam memperbaiki program-program maupun kebijakan
yang sudah ada dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan lanjut usia. Dalam hal ini, nama dan
kerahasiaan Bapak/Ibu tetap kami jaga, oleh karena itu Bapak/Ibu tidak perlu khawatir.
Atas bantuan dan kesediannya, kami ucapkan terima kasih.
Nama Responden : ……………………………………………………..
Desa : …………………………………………………….
Kecamatan : …………………………………………………….
Kabupaten : …………………………………………………….
Identitas interviewer: ……………………Tanggal: ………………… Lama: ………….
Editor : ………………………………
Koreksi:
PERTANYAAN
1. Berapa umur bapak/ibu sekarang:
Jawab: ……. tahun
2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Status kawin Belum kawin
Kawin
Cerai hidup
Cerai mati
4. Apakah tingkat pendidikan terakhir bapak/ibu ?
Tidak sekolah
SD

32
SMP
SMA
Perguruan tinggi
5. Apakah status bapak/ibu dalam rumah tangga?
Anggota rumah tangga Kepala rumah tangga
6. Apakah bapak/ibu memiliki tanggungan?
Tidak Ada
7. Jika ada berapa orang anggota keluarga yang masih bapak/ibu tanggung?
Jawab: …:........... orang
8. Bagaimana status kesehatan bapak/ibu saat ini?
Tidak sehat Sehat
9. Jika tidak sehat berapa lama bapak/ibu sakit dalam satu minggu terakhir?
Jawab: ............ hari
10. Keluhan sakit apa yang bapak/ibu alami?
Panas
Pilek
Batuk
Asma
Diare
Lainnya, sebutkan…..
11. Apakah bapak/ibu memiliki tunjangan hari tua?
Tidak Ada
12. Jika ya apa jenis tunjangan hari tua yang bapak/ibu miliki?
Pensiunan
Asuransi hari tua
Jaminan sosial lanjut usia (JSLU)
lainnya, sebutkan .....................
13. Apa status pekerjaan bapak/ibu?
Tidak bekerja
Bekerja dengan status berusaha
Bekerja dengan berusaha dibantu buruh
Pekerja tidak dibayar
Pekerja bebas

33
Buruh/karyawan
14. Apa jenis pekerjaan bapak/ibu?
Petani Pedagang
Peternak Lainnya,Sebutkan ……………………………
15. Berapa jam kerja bapak/ibu selama satu minggu?
jawab: ........... jam
16. Berapa pendapatan bapak/ibu (rata-rata per bulan) ?
Tidak berpenghasilan
≤ Rp. 500.000
Rp. 500.001 – Rp. 1.000.000
> Rp. 1.000.000 ( sebutkan: Rp. ………………..)
17. Berapa pendapatan keluarga bapak/ibu (rata-rata per bulan)?
≤ Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.001 – Rp. 2.000.000
> Rp. 2.000.000 ( sebutkan: Rp. ………………..)
18. Apakah bapak/ibu merasa puas terhadap kondisi ekonomi bpk/ibu saat ini?
Tidak Ya
19. Secara ekonomi apakah bpk/ibu bergantung kepada anggota keluarga yang lain?
Tidak Ya
20. Apakah alasan bapak/ibu masih bekerja?
jawab: ............................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
21. Apakah aktivitas yang bapak/ibu lakukan sehari-hari?
jawab:............................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………
Catatan Menarik

34
Lampiran 2. Personalia Tenaga Peneliti dan Kualifikasinya
No Nama NIDN Pendidikan Fakultas/
Jurusan
Bidang
Keahlian
1. Made Susilawati, S.Si.,
M.Si.
0002097101 S2 FMIPA/
Matematika
Statistika
2. Desak Putu Eka
Nilakusmawati, S.Si.,
M.Si.
0011067113
S2 FMIPA/
Matematika
Studi
Kependudukan
3. Drs. Nyoman Dayuh
Rimbawan, MM.
0006054807 S2 FE/Program
Studi
Ekonomi
Pembangunan
Ekonomi
Pembangunan
Lampiran 3. Publikasi Hasil Penelitian
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2014 yang merupakan publikasi yang memuat hasil penelitian ini disajikan pada halaman berikutnya.


PROSIDING

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
ii | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | iii
UDAYANA UNIVERSITY PRESS2014
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014
“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar, 18 - 19 September 2014
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS UDAYANA

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
iv | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
PROSIDINGSEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014
“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungandalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar, 18 - 19 September 2014
EditorProf. Dr. drh. I Nyoman Suarsana, M.Si
Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS. Prof. Dr. Ir. I Gede Rai Maya Temaja, MP.
Prof. Dr. drh. Ni Ketut Suwiti, M.Si.Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA.
Ir. I Nengah Sujaya, M.Agr.Sc., Ph.D. Prof. Dr. I Wayan Budiasa Suyasa, M.Si. Prof. Dr. Ir. Bambang Admadi H., MP.
Prof. I Nyoman Suprapta Winaya, ST., MT., Ph.D.Prof. Dr. Drs. Ida Bagus Putra Yadnya, MA.
Dr. Ni Nyoman Kertiyasa, SE., M.S. Prof. Dr. I Wayan Kasa, M.Rur.Sc
Diterbitkan Oleh:Udayana University Press
Kampus Universitas Udayana Denpasar
2014, xxviii + 1032 halaman, 21 x 29,7 cm

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | v
PENGANTAR DAN
SAMBUTAN-SAMBUTAN

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
vi | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | vii
KATA PENGANTAR
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek) merupakan program yang dilaksanakan setiap tahun oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana Denpasar Bali, untuk memfasilitasi dan menjembatani antara dosen/peneliti dan pemegang kebijakan serta pemangku kepentingan di seluruh Indonesia dalam rangka mempercepat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan masyarakat.
Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya alam yang berlimpah tanpa harus merusak lingkungan dan tetap mempertahankan biodiversitas. Oleh karena itu penguasaan dan penguatan sains dan teknologi dapat dicapai dengan memposisikan aktivitas penelitian, pengembangan, dan penerapan sains dan teknologi sebagai unsur utama dalam pembangunan Indonesia. Melalui peran para pakar atau peneliti dan praktisi, sain dan teknologi dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia dengan konsep-konsep berwawasan lingkungan, sehingga memungkinkan untuk bisa mengolah dan mengelola potensi sumber daya alam dengan baik, tepat, efi sien, dan maksimal, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.
Melalui Senastek 2014 ini diharapkan dapat mendorong terjadinya pertukaran informasi, pengetahuan, dan pengalaman dalam penerapan sains dan teknologi untuk pemecahan permasalahan dimasyarakat, dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi hasil-hasil penelitian, serta dapat meningkatkan jejaring dan kerjasama antar peneliti dikalangan Perguruan Tinggi dan Lembaga-lembaga Penelitian di seluruh Tanah Air.
Denpasar, 17 September 2014Panitia

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
viii | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | ix
SAMBUTAN KETUA PANITIA SENASTEK 2014
Om Swastyastu, Puji syukur kita panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Waca, Tuhan Yang Maha Esa, atas Asung Wara Kertha NugrahaNya sehingga Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek) 2014 yang dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Udayana ini dapat diselenggarakan dengan amat baik dan sangat lancar. Pada kesempatan ini pula, kami ingin menyapa dan mengucapkan selamat datang di Pulau Bali, selamat datang di Universitas Udayana kepada para pembicara kunci dan para pemakalah serta seluruh peserta dan para undangan Senastek 2014, teriring harapan semoga kedamaian dan keindahan Pulau Bali akan memberikan inspirasi, semangat atau spirit baru sehingga selalu dapat meningkatkan peranan para peneliti dan akademisi didalam mengamalkan dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi ditengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara tercinta Indonesia.
Senastek tahun 2014 yang bertemakan Peranan sains dan teknologi yang berwawasan lingkungan dalam meningkatkan kesejahteraan umat manusia, akan dilaksanakan pada hari Kamis dan Jumat tanggal 18 dan 19 September 2014 di Kampus Universitas Udayana Denpasar ini, diikuti lebih dari 225 orang. Topik-topik makalah yang didiskusikan diantaranya adalah Ketahanan Pangan, Kesehatan dan Obat-obatan, Energi baru dan terbarukan, Trasnsportasi dan manufaktur, Informasi dan komunikasi, Pertahanan dan keamanan, ketertiban dan kebencanaan, Biodiversitas, lingkungan dan sumber daya alam serta topik-topik dibidang Humaniora. Pembicara-pembicara adalah Bapak Prof. Dr. dr Ketut Suastika, Sp.PD. KEMD, Rektor Universitas Udayana yang juga Dosen/Peneliti Senior dari Fakultas Kedokteran,, Prof. Dr. Ir. IGN Wiratmaja Puja, M.Sc, Staf Ahli Kementerian ESDM RI yang juga Dosen/Peneliti ITB Bandung, Dr. Ir. Agus Sarsito, M.For.Sc., Kepala Pusat Standarisasi dan Lingkungan Kementerian Kehutanan RI, Prof. Sutiman Bambang Sumitro, MS., DSc. Dosen/Peneliti senior di Universitas Brawijaya Malang, dan Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, M.Sc. Kepala SEAFAST Centre yang juga Dosen/Peneliti IPB Bogor.
Kami mengharapkan Seminar ini disamping dapat menyebarluaskan hasil-hasil penelitian kepada masyarakat dan pemangku kepentigan juga dapat dijadikan sarana untuk saling tukar informasi oleh para peserta dalam upaya pengembangan sains dan teknologi di masa-masa yang akan datang. Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana, Para Pembicara Kunci, Peserta dan semua pihak yang telah membantu terselenggaranya sekaligus memohon maaf atas segala kekuarangannya. Mudah mudahan kita selalu dalam lindunganNya sehingga akan kita dapat berjumpa lagi di Senastek II pada tahun 2015. Sekian terima kasih, Om Santih Santih Santih Om.
Jimbaran, September 2014Ketua Panitia SENASTEK 2014
Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng.

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
x | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xi
SAMBUTAN KETUA LPPM UNIVERSITAS UDAYANA
Penelitian merupakan salah satu dharma perguruan tinggi yang harus menjadi perhatian serius para akademisi perguruan tinggi, selain melaksanakan dua dharma lainnya, yaitu pendidikan dan pengabdian kepada masyarakat. Penelitian yang telah didesain dan dilaksanakan dengan baik, maka seyogianya hasil penelitian tersebut dapat disampaikan kepada stakeholders terkait melalui berbagai media. Seminar Ilmiah merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk mendesiminasikan hasil penelitian.
Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek) 2014 merupakan salah satu media sosialisasi dan diseminasi yang dilaksanakan oleh LPPM Universitas Udayana pada tahun 2014, dengan tema Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia. Selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana, saya memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada seluruh pemakalah, peserta, dan panitia, serta seluruh komponen yang terlibat dan berkontribusi dalam penyelenggaraan Senastek_2014. Semoga dalam pelaksanaan Senastek_2014 ini terjadi sharing pengalaman dan informasi sesama peneliti, akademisi, dan stakeholders terkait serta dapat memanfaatkan hasil-hasil penelitian tersebut dalam rangka meningkatkan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta aplikasinya untuk kesejahteraan umat manusia.
Akhirnya, semoga pelaksanaan Senastek_2014 terselenggara dengan baik dan lancar, serta memberikan manfaat optimal bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Jimbaran, September 2014Ketua LPPM
Prof. Dr. Ir. I Ketut Satriawan, MT. NIP. 19640717 198903 1001

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
xii | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xiii
SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS UDAYANA
Pengembangan riset institusi menjadi prasarat untuk menjadikan universitas sebagai lembaga riset yang profesional. Kondisi ini perlu ditunjang oleh iklim penelitian yang berkualitas sehingga dapat menghasilkan karya-karya penelitian yang berkualitas. Seminar merupakan salah satu sarana komunikasi bagi para peneliti dan stakeholders guna mempercepat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana pada tahun ini mengagendakan Seminar Nasional Sains dan Teknologi (Senastek) 2014 dengan tema Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia. Selaku Rektor Universitas Udayana, saya menyambut baik pelaksanaan Senastek_2014 sebagai agenda Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang harus berkelanjutan dalam upaya mengumpulkan dan menyebarluaskan hasil-hasil penelitian. Semoga dalam pelaksanaan Senastek_2014 terjadi komunikasi bagi para peneliti dari perguruan tinggi, institusi pendidikan, lembaga penelitian, maupun industri sehingga mempercepat implementasinya untuk kemakmuran masyarakat.
Ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya saya sampaikan kepada para peserta, peneliti, stakeholders terkait, yang mengikuti kegiatan Senastek_2014 atas peran serta dan kontribusinya. Akhirnya saya sampaikan selamat berseminar dan semoga bermanfaat.
Jimbaran, September 2014Rektor,
Prof. Dr. dr. I Ketut Suastika, Sp.PD-KEMDNIP. 19550329 198012 1001

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
xiv | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xv
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... vii
SAMBUTAN KETUA PANITIA ................................................................................................... ix
SAMBUTAN KETUA LPPM UNIVERSITAS UDAYANA ....................................................... xi
SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS UDAYANA ................................................................ xiii
PEMBICARA UTAMA
1. PERANAN SAINS DAN TEKNOLOGI YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN UMAT MANUSIA Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD .......................................................................... 3
2. PETA JALAN KEBIJAKAN NASIONAL ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Prof. Dr. Ir. IGN Wiratmaja Puja, MSc.. ................................................................................ 5
3. KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI DALAM MEWUJUDKAN PENGELOLAAN HUTAN LESTARI (PHL) Dr. Ir. Agus Sarsito, M.For.Sc. ............................................................................................... 6
4. PERSPEKTIF NANO SCIENCE DALAM BIOLOGI Prof. Sutiman Bambang Sumitro, MS., D.Sc. ...................................................................... 7
5. PENGEMBANGAN INDUSTRI PANGAN SEBAGAI STRATEGI DIVERSIFIKASI DAN PENINGKATAN DAYA SAING PRODUK PANGAN Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, M.Sc. .............................................................................. 8
PRESENTASI ORAL: BIDANG KETAHANAN PANGAN
1. PROPAGASI SPORA ENDOMIKORIZA INDIGENUS BALI MENGGUNAKAN TANAMAN INANG YANG BERBEDA Meitini Wahyuni Proborini dan Ida Bagus Gede Darmayasa ................................................ 21
2. STUDI JENIS DAN POTENSI SAMPAH KOTA DI TPA SUWUNG SEBAGAI SUMBER PAKAN UNTUK PEMELIHARAAN SAPI BALI N.L.P. Sriyani, T Ariana I.N, Lanang Oka Cakra, I.G ........................................................... 26
3. EFEK TOKSISITAS EKSTRAK RUMPUT LAUT COKLAT Turbinaria SEBAGAI FOOD ADDITIVE ALAMI Pramono Sasongko, Endang Rusdiana .................................................................................. 31
DAFTAR ISI

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
xvi | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
4. ANALISIS PERAN PEREMPUAN DALAM PERTANIAN DI KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBURAYA Josua P. Hutajulu .................................................................................................................... 35
5. POTENSI PEGAGAN (CENTELLA ASIATICA L) DALAM MENGHAMBATPERTUMBUHAN BAKTERI SALMONELLA TYPHI I Nengah Kerta Besung .......................................................................................................... 41
6. MORFOLOGI TANAMAN CABAI RAWIT AKIBAT INDUKSI DENGAN EMS PADA GENERASI M2 Made Pharmawati, Ni Putu Adriani Astiti, Retno Kawuri ..................................................... 46
7. KARAKTERISTIK PROTEIN DAGING SAPI BALI DAN WAGYU Putu Suastika, I.B. Swacita, Ni Ketut Suwiti ........................................................................ 51
8. APLIKASI SRI DENGAN SISTEM LEGOWO UNTUK EFISIENSI IRIGASI DAN PRODUKTIVITAS BERAS MERAH I Wayan Tika, Ni Nyoman Sulastri, Sumiyati....................................................................... 57
9. PENGUSAHAAN AGRO-EKOWISATA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PENDAPATAN (INCOME GENERATING CAPACITY) SISTEM SUBAK Wayan Windia, Sumiyati I Ketut Suamba, I Putu Gede Budisanjaya, I Wayan Tika ............ 65
10. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI KEMASAN UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH MANGGIS PASCA TRANSPORTASI DAN SELAMA PENYIMPANAN Ni Luh Yulianti, Gede Arda .................................................................................................. 70
11. KEMAMPUAN DEGRADASI SENYAWA SELULOSA DARI BAKTERI PROBIOTIK SELULOLITIK YANG DIISOLASI DARI RAYAP Gusti Ayu Mayani Kristina Dewi, I Nyoman Sutarpa Sutama ............................................ 77
12. KAJIAN PROSES DISTILASI PADA PEMURNIAN ASAM ASETAT DARI CAIRAN PULPA HASIL SAMPING FERMENTASI BIJI KAKAO YANG DITAMBAHKAN RAGI TAPE G.P. Ganda-Putra, Ni Made Wartini dan Putu Timur Ina....................................................... 83
13. MIKROENKAPSULASI EKSTRAK BEKATUL BERAS MERAH: KAJIAN JENIS DAN KONSENTRASI ENKAPSULAN I Wayan Rai Widarta, Ni Made Indri Hapsari Arihantana ..................................................... 92
14. APLIKASI PENYALUT EDIBEL BERBASIS PATI KULIT PISANG DENGAN PENAMBAHAN NATRIUM METABISULFIT PADA BUAH SALAK PONDOH KUPAS Wirawan,Budi santosa ........................................................................................................... 100
15. ISOLASI BAKTERI SELULOLITIK RUMEN KERBAU SEBAGAI PROBIOTIK UNTUK MENINGKATKAN KECERNAAN AMPAS TAHU N. W. Siti, I. A. P. Utami, Dan I.G.N.G. Bidura .................................................................... 106

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xvii
16. KARAKTERISTIK TEPUNG DARI REBUNG BAMBU TABAH DENGAN PERLAKUAN PENDAHULUAN BLANSING DAN FERMENTASI Nyoman Semadi Antara, Ida Bagus Wayan Gunam, Richard Howard Patty, dan I Wayan Arnata ................................................................................................................ 118
17. EMBRIOTOKSIK DAN TERATOGENIK DAUN LAMTORO (Leucaena leucocephala) TERDETOKSIFIKASI TERHADAP PERKEMBANGAN PRALAHIR FETUS TIKUS PUTIH Ngurah Intan Wiratmini ........................................................................................................ 127
18. MENENTUKAN KOMPOSISI BOTANI PAKAN RUSA TIMOR (Cervus timorensis) Di UNIT GRAZINGTANJUNG PASIR TAMAN NASIONAL BALI BARATDENGAN MIKROHISTOLOGI SAMPEL FESES I Ketut Ginantra, Sentana Putra, I Wayan Suarna dan I Wayan Kasa .................................... 132
19. PRODUKSI PANAS KELINCI LOKAL YANG DIBERI RANSUM KANDUNGAN ENERGI DAN PROTEIN YANG BERBEDA I.M. Nuriyasa, I.M. Mastika, E. Puspany .............................................................................. 140
20. EVALUASI KUALITAS NUTRISI TANAMAN KALIANDRA (Calliandracalothyrsus) BERBUNGA MERAH DAN PUTIH Anak Agung Ayu Sri Trisnadewi dan I Gusti Lanang Oka Cakra ......................................... 147
21. TEKNOLOGI PENDINGINAN SEDERHANA UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU SAYURAN BROKOLI SELAMA PENYIMPANAN Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja, Ida Bagus Putu Gunadnya, I Wayan Widia .............................. 152
22. PENGENDALIAN PENYAKIT GETAH KUNING MANGGIS MENGGUNAKAN EKSTRAK RUMPUT LAUT DAN PEMUPUKAN KALIUM I Ketut Suada dan Ni Wayan Suniti ...................................................................................... 159
23. SIFAT FUNGSIONAL CAMPURAN KEDELAI DAN RUMPUT LAUT DITINJAU DARI EFEK HIPOGLIKEMIK SECARA IN VIVO I Ketut Suter, I Nengah Kencana Putra, N.L. Ari Yusasrini, Ni Made Yusa .......................... 165
24. PROSES LIQUIFIKASI PATI UBI TALAS MENGGUNAKAN ENSIM α-AMILASE Amna Hartiati, I W. Gede Sedana Yoga ................................................................................. 173
25. DAYA HAMBAT EKSTRAK RIMPANG LENGKUAS TERHADAP PERTUMBUHAN ASPERGILLUS FLAVUS PADA KACANG TANAH Duniaji, A. S., Ni Wayan Wisaniyasa, Ni Nyoman Puspawati, Putu Arisandhi,W dan A. A. Dharma Putra .......................................................................... 176
26. ANALISIS PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP UNTING SAGU INSTAN BERBAGAI VARIAN RASA DAN JENIS KEMASAN Rini Hustiany dan Yuspihana Fitrial ...................................................................................... 183

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
xviii | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
27. ASPEK SENSORIS KECAP KACANG GUDE (CAJANUS CAJAN MILLSP) TERFERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK TAPE UBI JALAR UNGU I A Mahatma T, I G N Agung dan A. S. Duniaji .................................................................. 191
28. KARAKTERISTIK ABSOLUTE MINYAK ATSIRI DAUN PANDAN WANGI HASIL PERLAKUAN CURING Ni Made Wartini, G.P. Ganda Putra, Putu Timur Ina ............................................................. 198
29. PROFIL HORMON PERTUMBUHAN SAPI BALI DI PROVINSI BALI Ni Ketut Suwiti, Sri Milfa, I Nengah Kerta Besung ............................................................. 204
30. PENGARUH KULIT UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L) TERFERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN ITIK BALI FASE PERTUMBUHAN Tjokorda Gede Belawa Yadnya, Ida Bagus Gaga Partama, A.A.A. Trisnadewi dan I Wayan Wirawan ............................................................................................................ 210
31. PENGEMBANGAN BUAH PINANG SEBAGAI ANTHELMINTIKA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TERNAK (A POTENTIAL ANTHELMINTIC OF BEETLE NUT TO INCREASE PRODUCTIVITY OF RUMINANTS) A.A.Gde Arjana,I Made Sukada, N.Adi Suratma, I Made Dwinata ...................................... 215
32. PENGUJIAN TOKSISITAS ALGINAT DARI JENIS Sargassum sp. dan Turbinaria sp. terhadap Kadar Leukosit Tikus Wistar Wahyu Mushollaeni, Endang Rusdiana ................................................................................. 221
PRESENTASI ORAL: BIDANG KESEHATAN DAN OBAT-OBATAN
1. IDENTIFIKASI DAN UJI AKTIVITAS ANTHELMINTIKA SENYAWA AKTIF RIMPANG TEMU IRENG Ni Luh Rustini, Ni Putu Ariantari, Wiwik Susanah Rita ....................................................... 233
2. MEMBRAN BIOKOMPATIBEL TERBUAT DARI KEPOMPONG ULAT SUTRA Tjokorda Gde Tirta Nindhia, Zdenek Knejzlik and Tomas Rum ........................................... 239
3. POTENSI MINUMAN KUNYITASAM RENDAH KALORI (Curcuma domestica Val. - Tamarindus indica L.) DALAM MENGENDALIKAN GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELITUS Sri Mulyani, Bambang Admadi H, A A G Budhiarta, G.A K Diah Puspawati ...................... 244
4. PENGARUH MAKANAN ATEROGENIK PADA METABOLISME KOLESTEROL TERHADAP TIKUS WISTAR Ni Wayan Bogoriani dan Ketut Ratnayani ............................................................................ 252
5. EKSTRAKSI ZAT WARNA ALAM DARI BONGGOL TANAMAN PISANG (Musa paradiasciaca L.) DAN APLIKASINYA PADA KAIN, KAYU, DAN DAUN LONTAR A. A. Bawa Putra, N. P. Diantariani, dan N. W. Bogoriani .................................................... 261

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xix
6. EFEK EKSTRAK BIJI PRANAJIWA MEMPERBAIKI KERUSAKAN SEL-β PANKREAS DENGAN INDIKASI PENURUNAN KADAR 8-HIDROKSI-2-DEOKSIGUANOSIN DAN PROFIL IMUNOHISTOKIMIA TIKUS WISTAR HIPERGLIKEMIA I W G Gunawan ..................................................................................................................... 268
7. KADAR SGPT, SGOT DAN KREATININ PLASMA DARAH TIKUS BETINA YANG DIINJEKSI VITAMIN C DOSIS TINGGI Ni Wayan Sudatri, Iriani Setyawati, Ni Made Suartini ......................................................... 279
8. EVALUASI NILAI SERUM KREATININ DAN BUN PASIEN KANKER SERVIKS SEL SKUAMOSA YANG MENERIMA KEMOTERAPI BLEOMISIN, ONCOVIN®, MITOMISIN, DAN SISPLATIN Noviyani, R.,Wicaksana, I G.R., Suwiyoga, K., Budiana, I N.G, Nyandra Md, Tunas Kt ... 285
9. ISOLASI DAN KRYOPRESERVASI SEL DARAH PUTIH UNTUK ANALISA FLOW CYTOMETRY Rasmaya Niruri, Inna Narayani, Wayan T. Artama, Ahmad Hamim Sadewa ....................... 289
10. KADAR SENG DAN KONSUMSI MIKRONUTRIENT IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI KOTA DENPASAR Kadek Tresna Adhi, Ni Ketut Sutiari, Ni Wayan Septarini ................................................... 293
11. POTENSI KANDUNGAN TOTAL FLAVONOID DAN FENOL KULIT BATANG GAYAM (Inocarpus fagiferus Fosb) SEBAGAI ANTIOKSIDAN Sri Rahayu Santi1), dan I Made Sukadana .............................................................................. 300
12. EKSTRAK EUPHORBIA MILII MENINGKATKAN EKSPRESI TH17 (IL-17) MENCIT YANG DIINFEKSI Mycobacterium tuberculosis Made Linawati, Mantik Astawa, Made Mertaniasih, Dewa Sukrama, Alit Widhiarthini, Putra Dwija ............................................................................................... 307
13. PRODUKSI DAN APLIKASI ANTIBODI MONOKLONAL ANTI EKSRETORI-SEKRETORI (ES) FASCIOLA GIGANTICA UNTUK MELACAK FASCIOLOSIS PADA SAPI Oka Winaya IBO, Mantik Astawa N, Dharmawan SN, Damriyasa IM................................. 314
14. KADAR GLIKOGEN JARINGAN DAN GLUKOSA DARAH PADA TIKUS HIPERGLIKEMIA Iwan Harjono Utama, I Putu Gede Yudhi Arjentinia, I Nyoman Suarsana............................ 320
15. PINOSTROBIN MENAIKAN EKSPRESI P53 DAN MENURUNKAN EKSPRESI VEGF PADA FIBROSARKOMA MENCIT HASIL INDUKSI BENZOPIREN Oka Adi Parwata, Sukardiman dan Alit Widhiartini .............................................................. 325
16. EFEKTIVITAS PARTISI EKSTRAK BUAH PARE ( Momordica charantia) SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH I Nyoman Suartha, I Made Dira Swantara, Wiwik Susanah Rita .......................................... 331

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
xx | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
17. SIFAT FUNGSIONAL PROBIOTIK LACTOBACILLUS RHAMNOSUS SKG34 SEBAGAI PENURUN KOLESTEROL DARAH TIKUS DENGAN PAKAN LEMAK Komang Ayu Nocianitri, I Nengah Sujaya, ID.M.Sukrama .................................................. 337
18. Isolasi dan Deteksi Antibodi Toxoplasma gondii pada Itik lokal di Bali (Isolation and Detection Antibodies of Toxoplasma gondii in domestic duck in Bali) I Made Dwinata, I B M Oka and I Made Damriyasa ............................................................. 344
19. BEBAN KERJA MAKSIMAL AKUT (ACUTE OVERWORKING) MENYEBABKAN KERUSAKAN SEL β PANKREAS PADA MENCIT Ferbian Milas Siswanto, I Made Kardena, Ahmad Fauzi Habibi, Restu Hikmah Ayu Murti, Fikra Justiar Abdillah, Wiediartini ......................................................................................... 350
20. KONFIRMASI HISTOPATOLOGI, SEROLOGIK DAN MOLEKULER DARI INFEKSI AVIAN PARAMYXOVIRUS TIPE 1 (APMV-1) I Gusti Agung Arta Putra, Anak Agung Ayu Mirah Adi ........................................................ 356
21. APLIKASI BAKTERIOSIN ASAL YOGHURT SEBAGAI BIOPRESERVATIF DAGING AYAM PADA PENYIMPANAN SUHU DINGIN I Wayan Suardana ................................................................................................................. 362
22. POTENSI ANTIBODI MONOKLONAL ANTI VIRUS RABIES ISOLAT BALI UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT RABIES Ida Bagus Kade Suardana, Nyoman Mantik Astawa ............................................................. 373
23. PEMBERIAN EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricuta) UNTUK MEMPERBAIKI KERUSAKAN SEL BETA PANKREAS MELALUI PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR HIPERGLIKEMIA Ni G. A. M. Dwi Adhi Suastuti, I G. A. Kunti Sri Panca Dewi dan Ni Komang Aryati ..... 380
24. AKTIVITAS ANTIMALARIA FRAKSI TERPENOID DAN FLAVONOID KULIT BATANG CEMPAKA KUNING TERHADAP Plasmodium falciparum STRAIN 3D7 Ni Putu Ariantari, Pande Nyoman Handayani, Ni Luh Rustini, Achmad Fuad Hafi d, Aty Widyawaruyanti .............................................................................................................. 386
25. GH TIDAK MEMPENGARUHI EKSPRESI mRNA Nrf2 TIKUS JANTAN I Gusti Ayu Dewi Ratnayanti, I Gusti Kamasan Nyoman Arijana, I Wayan Sugiritama, I Gde Wiranatha ................................................................................... 393
26. PERHITUNGAN NILAI BESARAN FISIS MAMMOGRAFI JENIS HISTOPATOLOGI INFILTRATING DUKTAL CARCINOMA (IDC) DAN INFILTRATING LOBULER CARCINOMA (ILC). Anak Agung Ngurah Gunawan, I Bagus Gede Dharmawan, Wayan Supardi ....................... 398

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xxi
PRESENTASI ORAL: BIDANG ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
1. KAJIAN WAKTU OPERASI DESTILASI KONTINYU TERHADAP KARAKTERISTIK PRODUKSI ARAK BALI I Gusti Ketut Sukadana, I Gusti Ngurah Putu Tenaya ........................................................... 405
2. PERANCANGAN SISTEM TURBIN DENGAN PENGGERAK ARUS LAUT I G B Wijaya Kusuma dan Rukmi Sari Hartati ...................................................................... 412
3. PEMANFAATAN TENAGA MATAHARI SEBAGAI SUMBER ENERGI LISTRIK DI KAMPUS BUKIT JIMBARAN IAD Giriantari, WG. Ariastina, INS Kumara, IW Sukerayasa .............................................. 418
4. DESAIN SISTEM KONTROL GRID-TIED UNTUK MENINGKATKAN FRAKSI ENERGI TERBARUKAN Azmi Saleh ............................................................................................................................. 425
5. PEMANFAATAN JELANTAH MINYAK KELAPA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF: FATTY ACID ETHYL ESTER Ni Made Suaniti1), I Wayan Bandem Adnyana ...................................................................... 433
6. STUDI KONSENTRASI AMILOGLUKOSIDASE DAN Saccharomyces cereviseae DALAM PRODUKSI BIOETANOL DARI UBI JALAR MELALUI SAKARIFIKASI FERMENTASI SIMULTAN Bambang Admadi Harsojuwono, I Wayan Arnata, I Wayan Gede Sedana Yoga .................. 439
7. PENENTUAN PERBANDINGAN BOBOT ADSORBEN DENGAN BIOETANOL PADA PROSES DEHIDRASI BIOETANOL SECARA BACTH I Wayan Arnata, I Putu Surya Wirawan, I Made Nada .......................................................... 446
8. PEMBANGKIT LITRIK TENAGA BIOGAS Tjokorda Gde Tirta Nindhia, I Wayan Surata, I ketut Adi Atmika, Dewa Ngakan Ketut Putra Negara ......................................................................................... 451
9. PEMODELAN CFD UNTUK KARAKTERISASI FLUIDISASI PADA GASIFIKASI FLUIDIZED BED I Nyoman Suprapta Winaya, Rukmi Sari Hartati, Nyoman Gede Sujana ............................. 458
10. PENGARUH LUAS PENAMPANG ALIRAN GAS HIDROGEN DAN OKSIGEN PADA ALKALINE FUEL CELL Made Sucipta, I Made Suardamana, I Ketut Gede Sugita, Made Suarda .............................. 464

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
xxii | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
PRESENTASI ORAL: BIDANG TRANSPORTASI DAN MANUFAKTUR
1. KERUGIAN ENERGI BBM SELAMA MASA PROYEK REKONSTRUKSI JALAN Dewa Ketut Sudarsana, Harnen Sulistio, Achmad Wicaksono dan Ludfi Djakfar .............. 473
2. UNJUK KERJA AUTOMATIC RETORT POUCH KAPASITAS PENUH Asep Nurhikmat dan Tommy Hendrix ................................................................................... 478
3. SIFAT MEKANIS KOMPOSIT POLYESTER DENGAN PENGUAT SERAT TAPIS KELAPA I Made Astika dan I Gusti Komang Dwijana ......................................................................... 485
4. EFEK MEDIA PENDINGIN PACK CARBURIZING TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN BAJA KARBON RENDAH Dewa Ngakan Ketut Putra Negara, I Dewa Made Krisnha Muku, I Ketut Gede Sugita, I Made Astika, I Wayan Mustika, Dewa Gde Rudy Prasetya ............................................... 493
5. KARAKTERISASI INSTALASI PERPIPAAN POMPA BOOSTER Anak Agung Adhi Suryawan, Made Suarda .......................................................................... 500
6. EFEKTIVITAS REDESAIN PENAMPUNGAN UDARA PEMBAKARAN TERHADAP DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA TUNGKU PELEBURAN PERUNGGU BAHAN GAMELAN BALI IGN.Priambadi, AAIA.Sri Komaladewi, IPG.Arthayasa ...................................................... 505
7. STUDI PENINGKATAN WAKTU TEMPUH KENDARAAN AKIBAT KEMACETAN TRANSPORTASI PADA LALU LINTAS HETEROGEN M. Isran Ramli, Sumarni H. Aly, Arifi n Liputo, Muralia Hustim ......................................... 510
8. MODEL BESARAN EMISI SEPEDA MOTOR BERBASIS SIKLUS MENGEMUDI PADA KONDISI LALU LINTAS HETEROGEN Muhammad Arafah, Mary Selintung, Sumarni H. Aly , M. Isran Ramli ............................... 519
9. APLIKASI DIFFERENTIAL-DRIVE MOBILE LEGO MINDSTORMS NXT I Wayan Widhiada, Cok.Indra Partha, Wayan Reza Yuda A.P .............................................. 528
10. PENGARUH FRAKSI BERAT SERAT TERHADAP KEAUSAN PADA KOMPOSIT POLYETHYLENE TEREPHTHALATE DAUR ULANG BERPENGUAT SERAT SABUT KELAPA I Putu Lokantara, NPG Suardana, Ramahadi Putra ............................................................... 536
11. INVESTIGASI KUALITATIF SIFAT AKUSTIK PRODUK GAMELAN BALI BERBAHAN DASAR PERUNGGU SILIKON I KetutGede Sugita, I G. N Priambadi, Cok.IstriPutriKusuma K. ......................................... 543
12. PENENTUAN SIFAT PLASTIK LOGAM MENGGUNAKAN MODEL NUMERIK INDENTASI DUAL INDENTER I Nyoman Budiarsa ................................................................................................................ 550

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xxiii
13. MEREDAM OSILASI MENGGUNAKAN METODE GABUNGAN BFA-PSO PADA SISTEM INTERKONEKSI KELISTRIKAN JAWA BALI IBG Manuaba, N Budiastra ................................................................................................... 557
14. STUDI BESARAN EMISI KENDARAAN RINGAN DALAM KONDISI DIAM PADA RUAS JALAN DI KOTA MAKASSAR Sumarni H. Aly, Muralia Hustim, Achmad Zubair, M. Isran Ramli ...................................... 566
15. KEAUSAN BAJA KARBON (0,65% C) AKIBAT BEBAN GELINDING-LUNCUR DUA ARAH BERLAWANAN PADA PERMUKAAN KONTAK BASAH I Made Widiyarta, I Made Parwata, I Made Gatot Karohika, I Putu Lokantara dan Made Arie Satryawan ...................................................................................................... 574
16. ANALISIS NILAI DAN BIAYA ANGKUT KOMODITI PADA TRANSPORTASI BARANG DI PROVINSI SULAWESI SELATAN Hakzah Setiyono, Lawalenna Samang, M. Isran Ramli, Rudy Djamaluddin ........................ 579
17. ANALISIS WAKTU TEMPUH PADA PERJALANAN BERBELANJA KE PASAR TRADISIONAL DI KOTA MAKASSAR Mubassirang Pasra, M. Saleh Pallu, M. Isran Ramli, Sakti Adji Adisasmita ........................ 586
18. STUDI TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS HETEROGEN PADA JARINGAN JALAN DI KOTA MAKASSAR MuraliaHustim, Sumarni H. Aly, Arifi nLiputo, DewiSriastuti Nababan ............................... 594
19. PENGARUH SUDUT ORIFIS TERHADAP PERMANENT PRESSURE DROP DAN DISCHARGE COEFFICIENT PADA ORIFICE FLOW METER Ainul Ghurri, SPG Gunawan Tista ........................................................................................ 602
20. RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH DAN PENCACAH SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK UNTUK MENGHASILKAN SERPIHAN SAMPAH ORGANIK LEBIH KECIL SEBAGAI BAHAN KOMPOS I Gede Putu Agus Suryawan, Cok. Istri P. Kusuma Kencanawati, I Gst. A. K. Diafari D. Hartawan ........................................................................................... 610
21. PENGARUH KOMPOSISI PENGUAT SICW DAN AL2O3 PARTIKEL PADA KARAKTERISTIK ALUMINIUM MATRIK KOMPOSIT Ketut Suarsana, Rudy Soenoko, Agus Suprapto, Anindito Purnowidodo ............................. 617
22. ANALISA SKID DAN GULING KENDARAAN PENGOLAH SAMPAH I Ketut Adi Atmika, I DG. Ary Subagia, Tjok Gde Tirta Nindhia ......................................... 624

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
xxiv | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
PRESENTASI ORAL: BIDANG BIODIVERSITAS, LINGKUNGAN, DAN SUMBER DAYA ALAM
1. PENAMPILAN SAPI BALI YANG DIPELIHARA DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PESANGGARAN DENPASAR-BALI Tirta A.IN., AA.Oka, Gd.Suranjaya, NLP.Sriyani ................................................................. 635
2. ANALISIS PEMANFAATAN LAHAN PEKARANGAN DI KOTA PONTIANAK Josua P. Hutajulu, Marisi Aritonang ...................................................................................... 640
3. APLIKASI ORYZALIN DAN SINAR GAMMA PADA TANAMAN PACAR AIR (Impatiens balsamina, L.) Made Ria Defi ani dan Ni Wayan Sudatri ............................................................................... 647
4. FOTODEGRADASI ZAT WARNA TEKSTIL METHYLENE BLUE DAN CONGO RED MENGGUNAKAN KOMPOSIT ZnO-AA DAN SINAR UV Ni Putu Diantariani, Iryanti Eka Suprihatin dan Ida Ayu Gede Widihati .............................. 652
5. POTENSI MANGROVE DALAM IMMOBILISASI TIMBAL Iryanti Eka Suprihatin ........................................................................................................... 660
6. KERAGAMAN LEBAH TRIGONA SEBAGAI SALAH SATU PLASMA NUTFAH DI BALI SELATAN Ni Luh Watiniasih, Ni Made Suartini .................................................................................... 665
7. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN FENOL DARI KULIT BUAH TAMARILLO (Solanum betaceum Cav.) YANG AKTIF SEBAGAI ANTIOKSIDAN Ida Ayu Raka Astiti Asih, Ni Made Puspawati, Wiwik Susanah Rita, Ni Luh Putu Devi Sintia Dewi .............................................................................................. 671
8. KAJIAN RE-DESAIN PERAIRAN TELUK BENOA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN I GedeHendrawan .................................................................................................................. 679
9. STRUKTUR GENETIK BRAHMANA SIWA DAN BHUDA DI BALI BERDASARKAN DNA MIKROSATELIT KROMOSOM –Y I Ketut Junitha, Ni Luh Watiniasih, I A Manik Damayanti .................................................. 688
10. DIVERSITAS GENETIK MONYET EKOR PANJANG MENGGUNAKAN MARKA D-LOOP REGION mtDNA DI KAWASAN BALI UTARA I Nengah Wandia, I GA. Arta Putra, I Gede Soma ................................................................ 696
11. POTENSI EKSTRAK DAUN JATI (Tectona grandis L.f ) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN JAMUR Aspergillus fl avus SECARA INVITRO Ni Putu Adriani Astiti dan Sang Ketut Sudirga ..................................................................... 704
12. PEMBANGUNAN DANPELESTARIAN SUMBER DAYA HUTAN DI SEKITAR KAWASAN BEDUGUL BALI (Studi Kasus Rencana Pembangunan PLTP Bedugul (Geothermal) Mutria Farhaeni, I Putu Gede Ardhana .................................................................................. 712

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xxv
13. SKRINING AKTIVITAS PROTEASE PADA GETAH TANAMAN MELINJO DAN LIDAH BUAYA Ketut Ratnayani, A.A.I.A.Mayun Laksmiwati ...................................................................... 720
14. APLIKASI SEX REVERSAL MENGGUNAKAN MADU PADA LARVA IKAN GAPI (Poecilia reticulata) Endang Wulandari S, Aryani Rahmawati, Abdul Hakim ...................................................... 726
15. ADSORPSI-DESORPSI Cu(II) PADA ADSORBEN BATU PADAS LIMBAH KERAJINAN I Nengah Simpen dan Ni Putu Diantariani ............................................................................ 734
16. INDUKSI KALUS PALEM NYABAH (Pinanga arinasae J.R.Witono) SECARA IN-VITRO Ni Luh Arpiwi, Made Pharmawati ......................................................................................... 742
17. RAGAM ALEL INDUK DAN ANAKAN KELAPA SABUT MERAH (Cococs nucifera L.) DAN KEKERABATAANNYA BERDASARKAN PENANDA DNA MIKROSATELIT Eniek Kriswiyanti dan I Ketut Junitha .................................................................................. 747
18. RESIDU INSEKTISIDA PADA KACANG PANJANG (Vigna sinensis) YANG DIHASILKAN DI KECAMATAN BATURITI DAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN I G.A. Lani Triani, I.B.W. Gunam, dan L.P. Wrasiati .......................................................... 754
19. FITOEKSTRAKSI ZAT WARNA ’CONGO RED’ DAN METIL BIRU DALAM LIMBAH TEKSTIL DENGAN KIAMBANG (Salvinia natans) Kunti Sri Panca Dewi, Wahyu Dwijani, Iryanti Suprihatin ................................................... 760
20. STUDI AMPLIFIKASI GEN HRP (HYPERSENSITIVE REACTION AND PATHOGENICITY) DARI BEBERAPA TANAMAN HORTIKULTURA YANG TERSERANG PENYAKIT Retno Kawuri, Made Pharmawati .......................................................................................... 766
21. KAJIAN PROSEDUR DAN IMPLIKASI RENCANA PEMBANGUNAN REKLAMASI TELUK BENOA BALI I Putu GedeArdhana, Mutria Farhaeni .................................................................................. 773
22. SINERGI ANTARA SISTEM PERTANIAN HORTIKULTURA DENGAN AKTIVITAS PERTANIAN DI BEDUGUL BALI Ketut Budi Susrusa, Yohanes Setiyo, dan IGN Apriadi Aviantara ...................................... 781
23. VARIABILITAS MUSIMAN ARUSLINTAS SELAT LOMBOK BERDASARKAN DATA INSTANT 2004-2006 I Wayan Gede Astawa Karang ............................................................................................... 787
24. PERBANDINGAN KUALITAS DNA METAGENOMIK HASIL ISOLASI DARI TANAH HUTAN MANGROVE DENGAN DAN TANPA PENAMBAHAN SUSU SKIM DALAM BUFER LISIS I Nengah Wirajana, Ni Putu Frida Oktaningtias, Widiarthi Ketut Ratnayani, Sagung Chandra Yowani ........................................................................................................ 794

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
xxvi | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
25. KAJIAN POPULASI MIKROBA PADA PROSES BIOREMEDIASI SECARA IN-SITU DI LAHAN BUDIDAYA KENTANG Yohanes Setiyo, I.B.W. Gunam, Sumiyati dan Victor Manuntun Manurung ........................ 800
26. EVALUASI KEMAMPUAN TANAMAN JALAN DALAM PENYERAPAN EMISI GAS CO2 DENGAN SIMULASI KOMPUTER I Ketut Sundra, I Made Widhi Wirawan, I Putu Eka Nila Kencana , I Dewa Made Bayu Atmaja Darmawan ................................................................................. 806
27. POTENSI DAN TINGKAT EKSPLOITASI ABALON (Haliotis squamta) DI PANTAI DESA CEMAGI,MENGWI, BADUNG Deny Suhernawan Yusup, IB. Made Suaskara, G.S. Indrawan, Komang Triwiyanto ........... 813
28. DIMENSI PENTING DALAM PENGEMBANGAN AGROWISATA BERBASIS MASYARAKAT DAN BERKELANJUTAN DI PROVINSI BALI I Ketut Satriawan, Ida Bagus Gde Pujaastawa dan I Made Sarjana ...................................... 819
PRESENTASI ORAL: BIDANG INFORMASI DAN KOMUNIKASI
1. SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PEMETAAN PERKEMBANGAN KLASTER KOPI ARABIKA KINTAMANI I Nyoman Gede Arya Astawa, Ni G. A. P. Harry Saptarini, I Ketut Muderana ..................... 829
2. PERANCANGAN APLIKASI KALENDER BALI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID I Ketut Suwintana, Putu Manik Prihatini ............................................................................... 837
3. KARAKTERISTIK DAN PERFORMANSI SISTEM VFFT/OFDM N.M.A.E.D. Wirastuti, K.O. Saputra ..................................................................................... 844
4. RANCANG BANGUN QUADCOPTER ROBOT SEBAGAI ALAT PEMANTAU JARAK JAUH KAWASAN LINGKUNGAN BENCANA I.B. Alit Swamardika, I N. Setiawan, I N. Budiastra ............................................................. 852
5. PENGUJIAN SMS PADA PENGAMAN TAMBAHAN DENGAN BAHASA RAKITAN (ASSEMBLY) MIKROKONTROLER AT89S52 I Gst. Agung Putu Raka Agung, I Nyoman Setiawan, Gede Sukadarmika ........................... 860
PRESENTASI ORAL: BIDANG HUMANIORA
1. REKONSTRUKSI PENILAIAN KINERJA LEMBAGA PERKREDITAN DESA: INTEGRASI TEORI KOMUNIKASI AKSI HABERMAS DAN BUDAYA TRI HITA KARANA I Ketut Sujana ........................................................................................................................ 871
2. MANAJEMEN PENILAIAN HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BERBASIS ASET TAK BERWUJUD Tommy Hendrix ..................................................................................................................... 880

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | xxvii
3. MANAJEMEN OPERASI RETORT POUCH SKALA INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) Tommy Hendrix dan Asep Nurhikmat ................................................................................... 887
4. DETERMINAN DARI STATUS PEKERJAAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI LANJUT USIA DI PERDESAAN PROVINSI BALI Made Susilawati, Desak Putu Eka Nilakusmawati, Nyoman Dayuh Rimbawan ................. 895
5. ARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA EKOLOGIS I Nyoman Sunarta, Luh Putu Kerti Pujani , I Made Adikampana, Saptono Nugroho ........... 903
6. MASYARAKAT MULTIKULTURAL KOTA ENDE: TINJAUAN SEJARAH DAN INTEGRASI F.X. Soenaryo, Fransiska Dewi Setiowati S, Anak Agung Inten Asmariati .......................... 908
7. IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA SEBAGAI NORMA ETIK DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA, BERBANGSA, BERMASYARAKAT Tjok Istri Putra Astiti, Anak Agung Istri Ari Atu Dewi, I Gusti Ngurah Dharma Laksana ... 916
8. GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN BUDAYA PADA KINERJA LEMBAGA PERKREDITAN DESA DI BALI I Gusti Ayu Made Asri Dwija Putri ........................................................................................ 922
9. MENGURANGI KEMISKINAN DI DAERAH PARIWISATA DENGAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAN: Tinjauan Wilayah Badung bagian Selatan GPB Suka Arjawa .................................................................................................................. 929
10. DINAMIKA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PESERTA PROGRAM INTERNATIONAL BUSINESS STUDY NETWORK (IBSN) UNIVERSITAS UDAYANA I Nengah Sudipa, I Made Rajeg, Luh Putu Laksminy, Putu Ayu Asty Senja Pratiwi ............ 935
11. EKSPLORASI MISKONSEPSI MAHASISWA DALAM PENGEMBANGAN BUKU TEKS ANALISIS REAL BERMUATAN PETA PIKIRAN Luh Putu Ida Harini, I Gede Santi Astawa, I Gusti Ayu Made Srinadi.................................. 941
12. PENGARUH BUDAYA TRI HITA KARANA TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MEDIASI KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL (STUDI PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI PROVINSI BALI) Ida Bagus Ketut Surya ........................................................................................................... 950
13. HIPERSOSIALISASI KRIMINALITAS NARAPIDANA DI LP DENPASAR (Studi Multidisipliner Merancang Model Pengembangan LP) I Gusti Agung Oka Mahagangga, IGN. Parikesit Widiatedja I Made Kusumanegara, Tedy Erviantono .............................................................................. 960

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
xxviii | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
14. UPAYA MERANCANG TINGGALAN PRABU UDAYANA DI DESA PEKRAMAN KUTRI SEBAGAI DESA WISATA Ida Ayu Suryasih, I Made Sendra, I Gst. Ag. Oka Mahagangga, Ida Bagus Suryawan, I Made Kusumanegara ....................................................................... 967
15. AMPAK PARIWISATA PERDESAAN BAGI MASYARAKAT LOKAL I Made Adikampana, Luh Putu Kerti Pujani, Saptono Nugroho ........................................... 974
16. KONFLIK PEMEGANG SAHAM DAN KONSERVATISME AKUNTANSI Ni Made Dwi Ratnadi ............................................................................................................ 979
17. PERAN MEDIASI STRATEGI CSR UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PERUSAHAAN (Studi Pada Industri Bank Perkreditan Rakyat di Provinsi Bali) Ni Nyoman Kerti Yasa1), I Putu Gde Sukaatmadja2) I G.N Jaya Widagda ............................. 988
18. ARIASI KOSAKATA BAHASA BALI DIALEK NUSA PENIDA DALAM LAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT Ni Made Dhanawaty, I Made Budiarsa, I Wayan Simpen, Ni Made Suryati ......................... 998
19. PENGARUH TENDENSI MANAJEMEN LABA, UKURAN PERUSAHAAN, SERTA TOLERANSI RISIKO PADA KEPUTUSAN MEMILIH KANTOR AKUNTAN PUBLIK Eka Ardhani Sisdyani, Putu Agus Ardiana, K.A. Krisnadewi .............................................. 1005
20. PENGEMBANGAN BATIK MAJAPAHITAN DENGAN PEWARNA TRADISIONAL GUNA PENCIPTAAN EKONOMI KREATIF DI TROWULAN Rochtri Agung Bawono
dan Zuraidah 1014
21. MODEL PENGATURAN CITY HOTEL WIRAUSAHA LOKAL BERBASIS PENGUATAN KEMITRAAN DENGAN BERBAGAI STAKEHOLDERS Ni Ketut Supasti Dharmawan, I Made Sarjana, Made Suksma Prijandhini Devi Salain, Ni Luh Gede Astariyani dan I Made Dedy Priyanto .............................................................. 1023

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 895
DETERMINAN DARI STATUS PEKERJAAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI LANJUT USIA
DI PERDESAAN PROVINSI BALI
Made Susilawati1), Desak Putu Eka Nilakusmawati2), Nyoman Dayuh Rimbawan3)
1Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali. Telp/Fax : (0361)701783, E-mail: [email protected]
2 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali3 Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana, Denpasar, Bali.
Abstrak
Fenomena peningkatan jumlah penduduk lanjut usia pada abad ini, menjadikan penduduk lansia sebagai salah satu kelompok sasaran pembangunan yang menjadi fokus perhatian pemerintah dan berimplikasi kepada perumusan dan arah kebijakan pembangunan, salah satunya untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui secara luas latar belakang sosial ekonomi lansia dan mengetahui model dari status pekerjaan lansia dan faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini dilakukan di 8 kabupaten di Provinsi Bali. Sampel yang diambil sebanyak 358 sampel. Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik sosial ekonomi, dengan variabel dependen adalah status pekerjaan. Analisis statistika yang digunakan adalah analisis diskriptif dan analisis regresi logistik. Hasil penelitian diperoleh latar belakang sosial ekonomi lansia sebagian besar lansia mempunyai status bekerja, yaitu sebanyak 65,6% dan 34,5% tidak bekerja. Variable-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur, ada/ tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Model terbaik dengan analisis regresi logistic biner yang diperoleh adalah:
Kata Kunci: Lansia, status bekerja, lansia perdesaan
Abstract
The phenomenon of an increasing number of elderly people in this century, makes the elderly population as a target group of development are the focus of government attention and the implications for the formulation and development of policy direction, one of them to empower and improve the well-being of the elderly population. The purpose of this study was to determine broadly socio-economic background of the elderly and knowing models elderly employment status and the factors that infl uence it. This study was conducted in 8 districts in the province of Bali. Samples are taken of 358 samples. The variables in this study is the social and economic characteristics, the dependent variable is employment status. Statistical analysis used is descriptive analysis and logistic regression analysis. The results were obtained socioeconomic backgrounds mostly elderly have work status, as many as 65.6% and 34.5% do not work. Variables that affect the working status of the elderly, namely: age, presence / absence of annuities, and the amount of family income. The best model with binary logistic regression analysis was obtained:
Keywords: Elderly, work status, rural elderly
1. PENDAHULUAN
Hasil dari pembangunan nasional telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup yang makin meningkat. Hal tersebut berdampak pada peningkatan jumlah penduduk lanjut usia. Fenomena peningkatan jumlah penduduk lanjut usia pada abad ini, menjadikan penduduk lansia sebagai salah satu kelompok sasaran pembangunan yang menjadi fokus perhatian pemerintah. Menurut BPS (2011), perubahan struktur penduduk lansia ini memberikan implikasi kepada perumusan dan arah
.421.2459.3152.0204.16)(ˆ PendptKelaTunjHariTuUmurxg −−−=
.421.2459.3152.0204.16)(ˆ PendptKelaTunjHariTuUmurxg −−−=

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
896 | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
kebijakan pembangunan, salah satunya untuk memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan penduduk lansia.
Menanggapi kondisi tersebut maka diperlukan adanya penanganan yang lebih baik mengenai kesejahteraan lansia, karena lansia merupakan kelompok yang banyak mengalami kemunduran dari segi fi sik, psikologi, sosial, ekonomi, dan kesehatan. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup lansia, perlu upaya pemberdayaan guna menunjang derajat kesehatan dan peningkatan mutu kehidupan lansia agar tidak menjadi beban bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat.
Hal yang perlu dicermati adalah adanya pandangan bahwa peningkatan jumlah penduduk lansia akan meningkatkan beban penduduk usia produktif, jika dikaitkan dengan perhitungan rasio ketergantungan penduduk lansia (old dependency ratio/ODR), yang merupakan tingkat ketergantungan penduduk lansia pada penduduk usia produktif. Jika penduduk lansia tersebut semakin meningkat jumlahnya, maka beban penduduk usia produktif akan semakin besar, kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak lansia yang bekerja untuk mencari nafkah.
Menurut Affandi (2009), banyaknya lansia yang masih bekerja disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang relatif masih besar, serta secara fi sik dan mental lansia tersebut masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Kebutuhan ekonomi yang relatif besar pada lansia kemungkinan disebabkan tidak/belum adanya jaminan sosial ekonomi yang memadai bagi lansia. Di Indonesia jaminan hari tua, seperti uang pensiun masih sangat terbatas untuk mereka yang bekerja di sektor formal saja, tidak untuk sektor informal. Oleh karena itu, perlu dipikirkan berbagai upaya untuk menjangkau lansia yang tidak punya pensiun atau jaminan hari tua., mengingat jumlah mereka lebih banyak dibanding lansia dari sektor formal.
Meningkatnya jumlah penduduk lansia tentu membuat semakin berat pula beban negara. Dampak dari pertambahan penduduk lansia ini masih perlu mendapatkan perhatian, mengingat secara umum kondisi fi sik, mental dan sosial lansia yang sudah banyak mengalami kemunduran, apalagi masih minimnya lansia yang mempunyai jaminan sosial, sehingga masih banyak lansia yang harus bekerja disebabkan oleh kebutuhan ekonomi yang relatif masih besar. Berdasarkan kondisi yang kontradiktif tersebut di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui secara luas latar belakang sosial ekonomi lansia dan determinan dari status pekerjaan berdasarkan karakteristik sosial ekonomi lansia, sehingga dari penelitian ini didapatkan model status pekerjaan.
Manfaat penelitian ini adalah sebagai sumber informasi bagi pengambil kebijakan maupun peneliti lain, mengenai kondisi nyata lansia di perdesaan Provinsi Bali. Berdasarkan model yang diperoleh yaitu model status pekerjaan lansia, akan diketahui faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian dan perlu ditindaklanjuti oleh pengambil kebijakan dalam rangka perbaikan kebijakan tentang kesejahteraan lansia.
Pengertian lanjut usia menurut Undang-undang No.13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang berbunyi “Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Hasil Modernisasi berdampak pada peningkatan harapan hidup dan penurunan fertilitas karena teknologi modern membawa serta sarana untuk peningkatan hidup dan mengontrol kelahiran (Cowgill & Holmes, 1972). Konsekuensi dari modernisasi dan urbanisasi tentu akan memberikan kontribusi pada hilangnya banyak kekuasaan dan prestise dari orang tua dan juga mempengaruhi perawatan lansia (Cowgill, 1986). Menurut Chen (2005), penuaan penduduk tentu akan menciptakan tuntutan baru pada pensiun, dan ketika digabungkan dengan fertilitas rendah, hal tersebut akan menghasilkan beban ekonomi yang lebih berat bagi generasi mendatang. Dalam studi oleh Munsur, et al (2010) tentang latar belakang sosio-ekonomi, pengaturan hidup, status kesehatan dan penyalahgunaan (abuse) wanita berusia 60 tahun dan lebih tua di distrik Naogaon pedesaan Bangladesh. Data dikumpulkan dari tujuh desa, hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas dari lansia yang diteliti tidak memiliki pendidikan dasar, sebagai tenaga kerja tidak dibayar, janda, tidak memiliki penghasilan dan secara ekonomi tergantung pada orang lain.

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 897
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di daerah perdesaan di 8 kabupaten yang ada di Provinsi Bali. Pemilihan lokasi penelitian yang merupakan wilayah perdesaan di 8 kabupaten di Provinsi Bali mengacu pada klasifi kasi perdesaan dan perkotaan di Indonesia menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2010 (Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010). Data dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang diperoleh dari sumber primer, yaitu diambil secara langsung oleh peneliti menggunakan kuesioner dan angket.
Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang tinggal di pedesaan di Provinsi Bali. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode proportional stratifi ed random sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei, dimana informasi dikumpulkan dengan menanyai lansia menggunakan kuesioner terstruktur. Survei ini dijalankan dengan menemui responden secara bertatap muka. Dalam hal ini petugas lapang menanyai responden dengan pertanyaan terstruktur yang sudah disiapkan sebelumnya.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1. Karakteristik sosial ekonomi yang dijabarkan dalam variabel berikut: Umur (tahun), Status
perkawinan, Tingkat pendidikan, Pendapatan responden, Pendapatan keluarga per-bulan, Kepuasan terhadap kondisi ekonomi, Status ekonomi pada keluarga, Status Kesehatan, Ada tidaknya tunjangan hari tua.
2. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah: Status Pekerjaan, dikelompokkan: tidak bekerja; bekerja dengan status berusaha sendiri; bekerja dengan status berusaha dibantu buruh, pekerja tidak dibayar; pekerja bebas; buruh/karyawan.
Teknik analisis data dalam penelitian ini, mengikuti langkah-langkah berikut:1. Melakukan analisis deskriptif untuk mengamati karakteristik sosial ekonomi lansia dengan
menentukan persentase variable secara univariat.2. Melakukan teknik analisis univariat menggunakan analisis Khi Kuadrat untuk mengetahui keterkaitan
masing-masing variable karakteristik sosial ekonomi lansia dengan status pekerjaan lansia.3. Melakukan teknik analisis multivariate menggunakan analisis regresi logistik untuk menentukan
faktor-faktor yang memengaruhi status pekerjaan lansia. Analisis regresi logistik menurut Hosmer dan Lemeshow (2000) merupakan metode regresi dengan variabel respon Y merupakan kategorik atau dikotomi, sedangkan variabel bebasnya merupakan variabel kategorik dan atau kontinu.
Model regresinya adalah Dengan: β = parameter regresi x = variabel bebas Semua data diedit, dikumpulkan, dan dianalisis menggunakan bantuan program statistik SPSS
19.0.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Karakteristik Sosial Ekonomi Lansia Perdesaan Provinsi BaliData yang diambil merupakan hasil jawaban responden lansia terhadap kuisioner yang disebar di
delapan kabupaten di Provinsi Bali, dengan data yang terkumpul sebanyak 358. Hasil analisis deskriptif karakteristik sosial ekonomi lansia pedesaan Provinsi Bali dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mempunyai status bekerja, yaitu sebanyak 65,6% dan 34,5% tidak bekerja. Banyak alasan lansia masih bekerja, antara lain secara fi sik dan mental lansia
pxpxxx
xxg ββββ
π
π
++++=
−
= K22110)(1
)(ln)(

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
898 | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
masih mampu dan kuat bekerja, desakan ekonomi, dan aktualisasi diri/emosi, seperti yang dikemukakan oleh Wirakartakusumah (1996). Alasan ekonomi yang menjadi sebab lansia bekerja juga dikemukakan oleh Sigit (1988), dengan masih bekerjanya lansia berarti mereka masih dapat menghidupi dirinya sendiri. Bahkan tidak sedikit lansia yang masih menghidupi keluarga anaknya yang tinggal bersamanya, karena mereka hidup dalam keluarga yang tidak mampu.
Tabel 1. Karakteristik Social Ekonomi Lansia Pedesaan Provinsi BaliVariabel N % Variabel N %
Status Bekerja1. Tidak Bekerja2. Bekerja
123235
34.565.6
Ada tidak Tanggungan1. Tidak ada2. Ada
239119
66.833.2
Jenis Kelamin1. Laki-laki2. Wanita
175183
48.951.1
Status Kesehatan1. Tidak sehat2. Sehat
134224
37.462.6
Status Kawin1. Belum Kawin2. Kawin3. Cerai Hidup4. Cerai Mati
10280 6 62
2.878.2 1.717.3
Tunjangan Hari Tua1. Tidak ada2. Ada 300
5883.816.2
Tingkat Pndidik1. Tidak sekolah2. SD3. SMP4. SMA5. PT
158147 23 19 11
44.141.1 6.4 5.3 3.1
Pendapatan 1. Tidak ada2. < Rp.500.0003. 500.000-1 juta4. > 1 Juta
124 98 81 55
34.627.422.615.4
Status dlm RT1. Anggota RT2. Kepala RT
223135
62.337.7
Pendapatan Keluarga1. < 1 juta2. 1.000.001 – 2 juta3. > 2 juta
129160 69
36.044.719.3
Kepuasan Ekonomi1. Tidak Puas2. Puas 180
178
50.349.7
Ketergantung ekonomi1. Tidak2. Ya
157201
43.956.1
Deskripsi responden menurut ada/tidaknya tunjangan hari tua, diperoleh sebagian besar lansia (83.8%) tidak mempunyai tunjangan hari tua, dan sisanya mempunyai tunjangan hari tua, seperti tunjangan pensiun, asuransi hari tua, Jaminan sosial lanjut usia (JSLU), maupun tunjangan lainnya. Status kesehatan lansia, menunjukkan sebagian besar responden 62,6% dari 358 total lansia mempunyai status sehat, sedangkan sisanya 37,4% menyatakan tidak sehat. Karakteristik lansia yang lain, hasil penelitian menunjukkan bahwa 51,1% responden adalah lansia wanita dan 48,9% lansia laki-laki. Status kawin lansia menunjukkan bahwa 78,2% dengan status kawin, 17,3% status cerai mati, dan sisanya terdiri dari status belum kawin dan cerai hidup. Responden menurut statusnya dalam rumah tangga, menunjukkan 62,3% anggota rumah tangga dan 37,3% merupakan kepala rumah tangga. Karakteristik responden menurut ada/tidaknya tanggungan dalam rumah tangga, diperoleh sebagian besar lansia, yaitu 66,8% tidak mempunyai tanggungan, sedangkan sisanya menyatakan mempunyai tanggungan.
Variabel tingkat pendidikan responden menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mempunyai tingkat pendidikan Tidak Sekolah sebesar 44,1%, SD 41,1%, sisanya 14,8% dengan status SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Secara keseluruhan, tingkat pendidikan lansia umumnya rendah, seperti halnya kondisi pendidikan penduduk Indonesia pada umumnya. Kondisi demikian sangat dimaklumi mengingat kebanyakan lansia pada waktu mereka berada pada saat usia sekolah, mereka hidup dalam jaman penjajahan atau jaman perang, dan besar kemungkinan bahwa hanya sedikit dari mereka harus bersekolah, selain itu

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 899
juga sarana pendidikan masih sangat terbatas dibanding sekarang. Deskripsi responden menurut pendapatan, diperoleh 34,6% lansia tidak mempunyai pendapatan,
27,4% dengan pendapatan kurang dari Rp. 500.000,-, pendapatan Rp. 500.000 – 1.000.000,- sebesar 22,6%, dan untuk pendapatan lebih dari Rp.1.000.000,- sebesar 15,4%. Sebagian besar pendapatan responden rendah. Hal ini disebabkan sewaktu masih muda mereka terserap di bidang pertanian, sehingga ketika mereka sudah lanjut usia seperti sekarang, pekerjaan-pekerjaan pertanian sudah tidak mampu lagi mereka kerjakan. Dengan demikian mereka tidak mempunyai pekerjaan. Sama halnya dengan responden yang bekerja di sektor industri. Tingkat pendidikan yang ditamatkan responden sejalan dengan tingkat pekerjaan dan pendapatan yang diperoleh. Karena tingkat pendidikan responden rendah dan pekerjaan yang mereka peroleh adalah di sektor swasta, penghasilan mereka rendah. Dengan kondisi seperti itu mereka tidak dapat menabung/ menyisihkan uang untuk hari tua. Ketika mereka berhenti dari pekerjaan tidak mendapatkan tunjangan kesejahteraan hari tua, sehingga mayoritas responden mendapatkan pendapatan per bulan sangat sedikit.
Deskripsi pendapatan keluarga responden, dari 358 lansia, sebanyak 36,0% dengan pendapatan kurang dari Rp. 1.000.000,-, pendapatan antara Rp. 1.000.001,- – Rp. 2.000.000,- sebanyak 44.7% , dan pendapatan lebih dari Rp. 2.000.000,- sebesar 19,3%. Deskripsi responden menurut ketergantungan ekonomi lansia terhadap anggota keluarga lain, menunjukkan bahwa 56,1% menyatakan tergantung, dan 43,9% menyatakan tidak tergantung secara ekonomi terhadap anggota keluarga lain. Jawaban responden mengenai pertanyaan apakah merasa puas terhadap kondisi ekonomi mereka saat ini, diperoleh 50,3% responden menyatakan tidak puas dan 49,7% menyatakan puas terhadap kondisi ekonomi mereka.
3.2 Model Status Pekerjaan LansiaMasa pensiun seharusnya diisi dengan menikmati hari tua bersama anak dan cucu-cucunya, tetapi
kenyataan di Provinsi Bali terutama di pedesaan masih ada 65.6% lansia yang berstatus bekerja. Alasan terbesar lansia ini masih bekerja adalah untuk menambah penghasilan dan membantu keuangan keluarga. Pekerjaan yang paling banyak ditekuni adalah pekerjaan kasar seperti buruh tani, buruh bangunan, dan sebagian lagi pedagang.
Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi lansia ini masih bekerja dapat dijelaskan dengan melakukan analisis statistic univariat dan multivariate. Analisis univariat dilakukan untuk melihat ada/tidaknya keterkaitan antara status pekerjaan lansia dengan karakteristik sosial ekonomi menggunakan statistik uji khi kuadrat. Hipotesis untuk uji ini adalah: Ho: Tidak ada keterkaitan status pekerjaan dengan variable karakteristik social ekonomi Hi : Ada keterkaitan status pekerjaan dengan variabel karakteristik sosial ekonomi
Hasil uji khi kuadrat disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Khi Kuadrat Status Pekerjaan dengan Karakteristik Sosial EkonomiStatus Pekerjaan vs Variabel Karakteristik Nilai Khi kuadrat Nilai Sign. Keputusan
1. Tingkat Pendidikan 14.442 0.006 Tolak Ho2. Status Kawin 22.257 0.000 Tolak Ho3. Status dalam Rumah Tangga 14.152 0.000 Tolak Ho4. Ada tidaknya Tanggungan 17.854 0.000 Tolak Ho5. Jenis Kelamin 7.288 0.007 Tolak Ho6. Status Kesehatan 11.837 0.001 Tolak Ho7. Ada tidaknya Tunjangan Hari Tua 1.941 0.379 Terima Ho8. Pendapatan 265.740 0.000 Tolak Ho9. Pendapatan Keluarga 8.287 0.040 Tolak Ho10. Puas/tidak pd kondisi ekonomi 0.168 0.682 Terima Ho11. Ketergantungan sector ekonomi pada keluarga lain 39.271 0.000 Tolak Ho

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
900 | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
Tabel 2 menjelaskan bahwa secara sendiri-sendiri tidak terlihat adanya keterkaitan antara status pekerjaan lansia dengan status ada/tidaknya tunjangan hari tua dan kepuasan pada kondisi ekonomi, ini terlihat dari nilai signifi kansi yang lebih besar dari taraf nyata 5%, sehingga Ho diterima. Sedangkan hubungan antara status pekerjaan lansia dengan variabel karakteristik sosial lainnya signifi kan.
Hasil analisis univariat hanya menghasilkan kesimpulan tentang hubungan antara status pekerjaan lansia dengan masing-masing variabel karakteristik sosial ekonomi, hal ini jelas berbeda ketika hubungan status pekerjaan lansia dengan masing-masing variable karakteristik sosial ekonomi dilihat secara simultan dan parsial (multivariate). Model yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara status pekerjaan lansia yang berskala kategorik biner dengan variable karakteristik social ekonomi dengan skala kategorik dan atau kontinu adalah model regresi logistic biner. Hasil uji regresi logistic multivariate terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Regresi Logistic MultivariateVariabel B S.E Wald db Sign OR
Umur -0.152 0.049 9.483 1 0.002 0.859
Status Kawin 1.173 1.006 1.357 1 0.244 3.230
Pendidikan 0.154 1.241 0.015 1 0.901 1.167
Status dalam Rumah Tangga -0.458 0.677 0.457 1 0.499 0.633
Ada/tidak Tanggungan -0.373 0.757 0.243 1 0.622 0.689
Status Kesehatan 0.363 1.026 0.125 1 0.724 1.437
Lama Sakit -0.114 0.194 0.346 1 0.556 0.892
Tunjangan Hari Tua -3.459 1.077 10.317 1 0.001 0.031
Pendapatan -23.190 26118.184 0.000 1 0.999 0.000
Pendapatan Keluarga -2.421 1.011 5.732 1 0.017 0.089
Puas/Tidak thd Kondisi Ekonomi 0.897 0.666 1.812 1 0.178 2.451
Ketergantungan Ekonomi 1.167 0.630 3.435 1 0.064 3.214
Constant 16.204 3.869 17.537 1 0.000 1.089E7
Berdasarkan pada nilai signifi kansinya yang lebih besar dari taraf nyata 5% dapat diputuskan
variable-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur, ada tidaknya tunjangan hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Maka model terbaik yang diperoleh adalah:
Model 1 menunjukkan bahwa:Nilai OR untuk umur = 0,859 berarti bertambahnya umur satu tahun akan mengurangi keinginan
lansia untuk bekerja 0,859 kali. Ketika bertambahnya umur lansia selalu diikuti dengan menurunnya derajat kesehatan, sehingga mengurangi pula keinginan untuk bekerja. Hal ini sejalan dengan hasil uji khi kuadrat (Tabel 2) untuk status kesehatan yang signifi kan (sign. = 0.001 < α = 0.05) dengan status bekerja. Artinya sehat tidaknya lansia ada kaitan dengan bekerja tidaknya lansia.
Nilai OR untuk tunjangan hari tua = 0.031 mengindikasikan bahwa ketika lansia mempunyai tunjangan hari tua akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja 0,031 kali dibandingkan lansia yang
.421.2459.3152.0204.16)(ˆ PendptKelaTunjHariTuUmurxg −−−= (1)

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014 | 901
tidak mempunyai tunjangan hari tua. Hal ini disebabkan karena pada lansia yang mempunyai tunjangan hari tua secara ekonomi lebih mapan sehingga menurunkan keinginan untuk bekerja.
Begitu pula pada variable besaran pendapatan keluarga dengan nilai OR = 0,089 menunjukkan bahwa peningkatan total pendapatan keluarga akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja sebesar 0.089 kali.
Dengan banyaknya lansia yang bekerja, perlu dipikirkan lapangan pekerjaan dan jenis pekerjaan yang cocok dengan kondisi mereka. Mereka masih tetap menjadi modal pembangunan, tapi mereka juga tidak mengurangi kesempatan bekerja untuk penduduk usia produktif. Namun kondisi seperti ini perlu juga didukung adanya jaminan sosial yang dapat membantu kebutuhan lansia, terutama untuk lansia yang bekerja di sektor informal.
4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KesimpulanLatar belakang sosial ekonomi lansia diperoleh sebagian besar lansia mempunyai status bekerja,
yaitu sebanyak 65,6% dan 34,5% tidak bekerja. Variable-variabel yang berpengaruh pada status bekerja lansia, yaitu: umur, ada/ tidaknya tunjangan
hari tua, dan besarnya pendapatan keluarga. Model terbaik yang diperoleh adalah:
Nilai OR untuk umur = 0,859 berarti bertambahnya umur satu tahun akan mengurangi keinginan lansia untuk bekerja 0,859 kali. Nilai OR untuk tunjangan hari tua = 0.031 mengindikasikan bahwa ketika lansia mempunyai tunjangan hari tua akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja 0,031 kali dibandingkan lansia yang tidak mempunyai tunjangan hari tua. Dan pada variable besaran pendapatan keluarga dengan nilai OR = 0,089 menunjukkan bahwa peningkatan total pendapatan keluarga akan menurunkan keinginan lansia untuk bekerja sebesar 0.089 kali.
4.2 SaranBerdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari model status bekerja lansia, maka untuk mengurangi
lansia masih bekerja maka hal yang harus diperhatikan oleh pengambil kebijakan adalah menyiapkan jaminan sosial yang bisa mengakomodir semua kalangan lansia pada berbagai status sosial ekonomi.
UCAPAN TERIMAKASIHTerimakasih penulis ucapkan kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
Universitas Udayana dan Dikti atas dana yang telah diberikan sehingga penelitian ini dapat terlaksana.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Moch. (2009) ‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penduduk Lanjut Usia Memilih Untuk Bekerja’. Journal of Indonesian Applied Economics, 3(2), hal.99-110
BPS. (2010). Peraturan Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010, Tentang Klasifi kasi Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
_______ (2011). Statistik Penduduk Lanjut Usia Indonesia 2010 Hasil Sensus Penduduk 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Chen, Hsiao-hung Nancy (2007) Social Safety Nets and Socio-economic Disparity Under Globalization, Department of Sociology, Taiwan: National Chengchi University Taipei.
Cowgill, Donald O. & Holmes, Lowell D. (Editors) (1972) Aging and Modernization, New York: Appleton-Century-Crofts
.421.2459.3152.0204.16)(ˆ PendptKelaTunjHariTuUmurxg −−−=

SEMINAR NASIONAL SAINS DAN TEKNOLOGI 2014“Peranan Sains dan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Umat Manusia”
902 | Denpasar - Bali, 18 - 19 September 2014
Cowgill, D. (1986) Ageing Around the World. Belmont, CA.: Wadsworth Publishing Co.Munsur, Ahmed Mohammad; Tareque, Ismail; and Rahman, K. M. Mustafi zur (2010) ‘Determinants of
Living Arrangements, Health Status and Abuse among Elderly Women: A Study of Rural Naogaon District, Bangladesh’, Journal of International Women’s Studies, 11(4), pp. 162-176. Available at: http://vc.bridgew.edu/jiws/vol11/iss4/12 [Diakses 2 Januari 2013].
Hosmer, DW & S. Lemeshow (2000) Apllied Logistik Regression . New York: John Wiley and Sons.Sigit, Hananto (1998) A Socio Economic profi le of Elderly independent Indonesia. Jakarta: Biro Pusat
Statistik.Wirakartakusumah, M. Djuhari, Hisar Sirait, dan Zainul Hidayat (1996). Pelibatan Penduduk Usia Lanjut
dalam Keluarga. Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Copyright(c): Ditlitabmas 2012, updated 2014
Rekapitulasi Penggunaan Dana Penelitian.Judul : Determinan dari Status Kesehatan, Status Jaminan Sosial dan
Status Pekerjaan Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi
Lanjut Usia (Studi Lansia Pedesaan Di Provinsi Bali)Skema Hibah : Penelitian Hibah BersaingPeneliti / PelaksanaNama Ketua : MADE SUSILAWATI S.Si., M.Si.Perguruan Tinggi Universitas UdayanaNIDN : 0002097101Nama Anggota (1) : DESAK PUTU EKA NILAKUSMAWATI S.Si. M.Si.Nama Anggota (2) : Drs NYOMAN DAYUH RIMBAWAN MMTahun Pelaksanaan : Tahun ke 1 dari rencana 2 tahunDana Tahun Berjalan : Rp 53.500.000,00 Dana Mulai Diterima Tanggal : 2014-05-28.Rincian Penggunaan.
1. HONOR OUTPUT KEGIATAN
Item Honor Volume SatuanHonor/Jam
(Rp)Total (Rp)
1. Honor Ketua Peneliti 200.00 jam 19.000 3.800.000
2. Honor Anggota Peneliti I 200.00 jam 16.500 3.300.000
3. Honor Anggota Peneliti II 200.00 jam 16.500 3.300.000
Sub Total (Rp) 10.400.000,00
.
2. BELANJA BAHAN
Item Bahan Volume SatuanHarga Satuan
(Rp)Total (Rp)
1. Pulsa Internet 3.00 paket 51.000 153.000
2. Kertas HVS A4 Sinar Dunia 70 gr 2.00 rim 40.000 80.000
3. Catrigde Hitam BJC 1.00 buah 294.000 294.000
4. Catridge Warna BJC 1.00 buah 325.000 325.000
5. Fotocopy proposal 350.00 hal. 200 70.000
6. Jilid proposal 7.00 bh 7.000 49.000
7. Materai 3.00 bh 7.000 21.000
8. Print kuesioner 50.00 hal. 500 25.000
9. Fotocopy kuesioner 1350.00 hal 200 270.000
10. Ballpoint 3.00 lusin 36.000 108.000
11. Note book 36.00 bh 8.000 288.000

12. Boardmarker 1.00 lusin 72.000 72.000
13. Biaya pencacah lapang (a.n. Nyoman
Sutini)8.00 kuesioner 40.000 320.000
14. Biaya pencacah lapang (a.n. Kade
Sudarka)7.00 kuesioner 40.000 280.000
15. Biaya pencacah lapang (a.n. Aris
Janova)9.00 kuesioner 40.000 360.000
16. Biaya pencacah lapang (a.n. Dinita
Trisnayanti)7.00 kuesioner 40.000 280.000
17. Biaya pencacah lapang (a.n. Luh
Widiningsih))10.00 kuesioner 40.000 400.000
18. Biaya pencacah lapang (a.n. Komang
Kasmawan)6.00 kuesioner 40.000 240.000
19. Biaya pencacah lapang (a.n. Agustinus
Ete)6.00 kuesioner 40.000 240.000
20. Biaya pencacah lapang (a.n. Md Adi
Gunawan)9.00 kuesioner 40.000 360.000
21. Biaya pencacah lapang (a.n. Agus
Widhiantara)8.00 kuesioner 40.000 320.000
22. Biaya pencacah lapang (a.n. Dayu
Supar)9.00 kuesioner 40.000 360.000
23. Biaya pencacah lapang (a.n. Dsk Ayu
Wiri A.)7.00 kuesioner 40.000 280.000
24. Biaya pencacah lapang (a.n. Desak
Trisnawati)7.00 kuesioner 40.000 280.000
25. Biaya pencacah lapang (a.n. Km
Candra Ivan)ni)7.00 kuesioner 40.000 280.000
26. Biaya pencacah lapang (a.n. Pt Ayu
Deni)7.00 kuesioner 40.000 280.000
27. Biaya pencacah lapang (a.n. Ida
Geong)9.00 kuesioner 40.000 360.000
28. Biaya pencacah lapang (a.n. Dian
Gerry. S)8.00 kuesioner 40.000 320.000
29. Biaya pencacah lapang (a.n. Nyoman
Sutini)7.00 kuesioner 40.000 280.000
30. Biaya pencacah lapang (a.n. Kade
Sudarka)9.00 kuesioner 40.000 360.000

31. Biaya pencacah lapang (a.n. Aris
Janova)8.00 kuesioner 40.000 320.000
32. Biaya pencacah lapang (a.n. Dinita
Trisnayanti)7.00 kuesioner 40.000 280.000
33. Biaya pencacah lapang (a.n. Luh
Widiningsih)7.00 kuesioner 40.000 280.000
34. Biaya pencacah lapang (a.n. Komang
Kasmawan)8.00 kuesioner 40.000 320.000
35. Biaya pencacah lapang (a.n. Agustinus
Ete)7.00 kuesioner 40.000 280.000
36. Biaya pencacah lapang (a.n. Md. Adi
Gunawan)9.00 kuesioner 40.000 360.000
37. Biaya pencacah lapang (a.n. Agus
Widhiantara)8.00 kuesioner 40.000 320.000
38. Biaya pencacah lapang (a.n. Dayu
Supar)6.00 kuesioner 40.000 240.000
39. Biaya pencacah lapang (a.n. Dsk Ayu
Wiri A.))9.00 kuesioner 40.000 360.000
40. Biaya pencacah lapang (a.n. Desak
Trisnawati)6.00 kuesioner 40.000 240.000
41. Biaya pencacah lapang (a.n. Km
Candra Ivan)8.00 kuesioner 40.000 320.000
42. Biaya pencacah lapang (a.n. Pt Ayu
Deni)9.00 kuesioner 40.000 360.000
43. Biaya pencacah lapang (a.n. Ida
Geong)7.00 kuesioner 40.000 280.000
44. Biaya pencacah lapang (a.n. Dian
Gerry. S)7.00 kuesioner 40.000 280.000
45. Biaya pencacah lapang (a.n. Nyoman
Sutini)7.00 kuesioner 40.000 280.000
46. Biaya pencacah lapang (a.n. Kade
Sudarka)8.00 kuesioner 40.000 320.000
47. Biaya pencacah lapang (a.n. Aris
Janova)6.00 kuesioner 40.000 240.000
48. Biaya pencacah lapang (a.n. Dinita
Trisnayanti)6.00 kuesioner 40.000 240.000

49. Biaya pencacah lapang (a.n. Luh
Widiningsih)8.00 kuesioner 40.000 320.000
50. Biaya pencacah lapang (a.n. Komang
Kasmawan)7.00 kuesioner 40.000 280.000
51. Biaya pencacah lapang (a.n. Agustinus
Ete)6.00 kuesioner 40.000 240.000
52. Biaya pencacah lapang (a.n. Md Adi
Gunawan)7.00 kuesioner 40.000 280.000
53. Biaya pencacah lapang (a.n. Agus
Widhiantara)7.00 kuesioner 40.000 280.000
54. Biaya pencacah lapang (a.n. Dayu
Supar)8.00 kuesioner 40.000 320.000
55. Biaya pencacah lapang (a.n. Dsk Ayu
Wiri A.)6.00 kuesioner 40.000 240.000
56. Biaya pencacah lapang (a.n. Desak
Trisnawati)6.00 kuesioner 40.000 240.000
57. Biaya pencacah lapang (a.n. Komang
Candra Ivan)9.00 kuesioner 40.000 360.000
58. Biaya pencacah lapang (a.n. Pt Ayu
Deni)8.00 kuesioner 40.000 320.000
59. Biaya pencacah lapang (a.n. Ida
Geong)7.00 kuesioner 40.000 280.000
60. Biaya pencacah lapang (a.n. Dian
Gerry. S)6.00 kuesioner 40.000 240.000
61. Biaya supervisor pencacah lapang
untuk 8 kabupaten8.00 orang 500.000 4.000.000
62. Fotocopy dan penjilidan laporan
kemajuan4.00 eks 9.500 38.000
63. Biaya pencacah lapang (a.n Nyoman
Sutini)5.00 kuesioner 40.000 200.000
64. Biaya pencacah lapang a.n Kade
Sudarka6.00 kuesioner 40.000 240.000
65. Biaya pencacah lapang a.n Aris Janova 5.00 kuesioner 40.000 200.000
66. Biaya pencacah lapang a.n. Dinita
Trisnayanti5.00 kuesioner 40.000 200.000
67. Biaya pencacah lapang a.n Luh
Widiningsih6.00 kuesioner 40.000 240.000

68. Biaya pencacah lapang a.n Komang
Ksamawan5.00 kuesioner 40.000 200.000
69. Biaya pencacah lapang a.n. Agustinus
Angelaus Ete6.00 kuesioner 40.000 240.000
70. Biaya pencacah lapang a.n. Md Adi
Gunawan5.00 kuesioner 40.000 200.000
71. Biaya pencacah lapang a.n. Agus
Widhiantara5.00 kuesioner 40.000 200.000
72. Biaya pencacah lapang a.n. Dayu
Supar6.00 kuesioner 40.000 240.000
73. Biaya pencacah lapang a.n. Desak Ayu
Wiri Astiti5.00 kuesioner 40.000 200.000
74. Biaya pencacah lapang a.n. Desak
Trisnawati6.00 kuesioner 40.000 240.000
75. Biaya pencacah lapang a.n. Km
Candra Ivan5.00 kuesioner 40.000 200.000
76. Biaya pencacah lapang a.n. Pt Ayu
Deni5.00 kuesioner 40.000 200.000
77. Biaya pencacah lapang a.n. Ida Geong 6.00 kuesioner 40.000 240.000
78. Biaya pencacah lapang a.n. Dian Gerry
S.6.00 kuesioner 40.000 240.000
79. Biaya supervisor petugas lapang 4.00 org 500.000 2.000.000
80. Foto copy dan penjilidan laporan
Tahunan4.00 eks 14.250 57.000
81. Biaya pendaftaran Seminar Nasional 1.00 kali 450.000 450.000
Sub Total (Rp) 26.100.000,00
.
3. BELANJA BARANG NON OPERASIONAL LAINNYA
Item Barang Volume SatuanHarga Satuan
(Rp)Total (Rp)
1. Snack 30.00 box 7.500 225.000
2. Nasi kotak 30.00 box 25.000 750.000
3. Pajak 1.00 15% 8.025.000 8.025.000
Sub Total (Rp) 9.000.000,00
.
