LAPORAN TAHUNAN 2014mataram.karantina.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Laporan Tahunan 2014...
Transcript of LAPORAN TAHUNAN 2014mataram.karantina.pertanian.go.id/wp-content/uploads/...Laporan Tahunan 2014...
LAPORAN TAHUNAN
2014
Laporan Tahunan 2014 Page 1
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam Penyelenggaraan karantina pertanian di Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram tahun 2014 telah berhasil melakukan pencegahan masuk
dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang berbahaya seperti Rabies
dan Nematoda Systa Kuning (NSK). Sebagai pendukung terhadap
suksesnya pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK telah
terimplementasi dalam program dan kegiatan Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram sebagai upaya pencapaian visi dan misi.
Dalam rangka menjalankan tupoksinya, tahun 2014 Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram telah melakukan tindakan karantina pertanian
antara lain : Tindakan Karantina Hewan berupa pemeriksaan Hewan :
Domestik Masuk, Pelaksanaan tindakan karantina hewan untuk
pemasukan komoditi Hewan, BAH, HBAH, dan Benda lain antar area
dalam tahun anggaran 2014 adalah sebanyak 3.480 kali berupa Hewan
dengan volume 17.258.998 Ekor, Bahan Asal Hewan (BAH) Volume
3.231.877 Kg dengan frekuensi 2.803 kali, 4.042 lembar dengan frekuensi
727 kali dan 3.037.083 butir dengan frekuensi 744 kali, berupa Hasil Bahan
Asal Hewan (HBAH) sebanyak 22.983 Kg dengan frekuensi 177 kali dan
Benda lain sebanyak 4.829.610 kg dengan frekuensi 87 kali, 2.166 collie
dengan frekuensi sebanyak 73 kali. Domestik Keluar :Pemeriksaan dan
pembebasan terhadap pengeluaran media pembawa Hama Penyakit hewan
karantina (HPHK) yang dikeluarkan dari Pulau Lombok sebanyak 1.194 kali
berupa Hewan dengan volume 1.297.635 Ekor, Bahan Asal Hewan (BAH),
24.540 kg dengan frekuensi 576 kali, 3.650 lbr dengan frekuensi 10 kali,
sedangkan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 178 kg dengan
frekuensi 18 dan Benda lain sebanyak 2.201.350 kg dengan frekuensi 684
kali, dan 1 tabung dengan frekuensi 1 kali .Impor :Nihil. Ekspor ; Nihil.
Laporan Tahunan 2014 Page 2
Tindakan pemeriksaan terhadap komoditas tumbuhan dan produknya
Domestik Masuk, volume 6,412,090 kg dan 10,192 batang hasil tanaman
dan 178,051 kg benih tanaman dan 32,653 batang bibit tanamandengan
frekuensi sebanyak 1.462 kali. Domestik Keluar : volume 50,781,915 Kg
dan 110,062 batang hasil tanaman, 45,361 Kg benih tanaman, serta
243,212 batang bibit tanaman dengan frekuensi sebanyak 3.617 kali.
Impor Nihil. Ekspor ; dilakukan sebanyak 20 kali dengan volume sebanyak
19.081 Kg
Dalam rangka melaksanakan tupoksi tersebut, petugas karantina
melakukan tindakan karantina terhadap media pembawa HPHK, OPTK yang
dilalulintaskan baik masuk maupun keluar dari Pulau Lombok (antar area
maupun ekspor/impor) di tempat pemasukan/pengeluaran (Pelabuhan Laut
dan Penyeberangan Lembar, Bandara Internasional Lombok dan Pelabuhan
Penyeberangan Kayangan, namun dalam hal-hal tertentu tindakan karantina
dapat dilaksanakan diluar tempat pemasukan/ pengeluaran (Pelabuhan
Laut) yaitu di dalam instalasi maupun diluar instalasi karantina karena :
1. Tidak tersedianya tempat, waktu dan fasilitas memadai untuk
pelaksanaan tindakan karantina di tempat pemasukan/pengeluaran.
2. Kondisi alat angkut (Truck) yang membawa media pembawa telah
tertutup rapat dengan terpal. Bila dilaksanakan tindakan karantina di
pelabuhan akan mengakibatkan terjadinya stagnasi lalulintas alat angkut
dan berdampak terganggunya arus penyeberangan.
3. Untuk komoditas tertentu seperti daging, DOC dan Tumbuhan/Hasil
Tumbuhan memerlukan pemeriksaan cepat dengan kondisi lingkungan
sesuai. Pemeriksaan karantina ditempat pemasukan/pengeluaran yang
mengakibatkan terjadinya stagnasi lalulintas alat angkut akan
berdampak terjadinya kerusakan komoditas tersebut.
Peningkatan kualitas pelayanan karantina kepada pengguna jasa
memberikan jaminan bahwa komoditas yang diperiksa sehat dan layak
dikonsumsi dengan pemberian Sertifikat Kesehatan Hewan, Phytosanitary
Certificate, Sertifikat Sanitasi dan Sertifikat Pelepasan. Bila kondisi seperti
Laporan Tahunan 2014 Page 3
ini tercapai, tentu komoditas yang ada mampu bersaing di pasaran
Domestik maupun Internasional yang pada akhirnya pencapaian
peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat pelaku usaha agribisnis
dapat terwujud.
Laporan Tahunan 2014 Page 4
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Laporan Tahunan ini merupakan laporan yang rutin dibuat setiap tahun
oleh Unit Pelaksana Teknis Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan teknis operasional
perkarantinaan dan non teknis (administrasi) selama setahun.
Kegiatanperkarantinaanmeliputi pemeriksaan, pengasingan,pengamatan,
perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan danpembebasan.
Pemberian sertifikasi merupakan salah satu bentukfinal dari kegiatan
perkarantinaansedangkan kegiatan non teknis(administrasi) sebagai
kegiatan penunjang meliputi pengelolaankeuangan, kepegawaian, IT,
kehumasan, pengadaan barang /jasa, perlengkapan dan rumah tangga.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram merupakan Unit Pelaksana
Teknis dari Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian merupakan
hasil integrasi 2 (dua) Unit Pelaksana Teknis yaitu Balai Karantina Hewan
Kelas II Lembar dan Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I Lembar. Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram terbentuk berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian RI Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 03 April
2008 dengan melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan di Pulau
Lombok dengan mengkoordinir Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Lembar,
Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Labuhan Lombok, Labuan Haji, Tanjung
Luar, serta Wilayah Kerja Kantor Pos Besar Mataram.
Memahami Pulau Lombok memiliki garis pantai yang panjang, luas
serta merupakan transportasi lintasBali, Sumbawa, Flores-NTT maka
Karantina Pertanianmemegang peran sangat strategis sebagai benteng
terdepan Karantina Pertanian dalam melindungi pulau Lombok dari resiko
Laporan Tahunan 2014 Page 5
masuknya HPHK/OPTK dari Luar Negeri ke Indonesia, mencegah
tersebarnya HPHK/OPTK dari satu area ke area lain di Indonesia serta
mencegah keluarnya HPHK/OPTK dari Indonesia ke Luar Negeri.
Dalam pembangunan bidang pertanian di Pulau Lombok, peran institusi
yang menanganiaspek-aspek lalulintas pertanian dan kesehatan hewan
menjadi sangat penting. Karantina Pertaniansebagai salah satu institusi
yang menjalankan mata rantai aspek-aspek tersebut bertugas untuk
mencegah masuk-keluar dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina
(HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) juga
memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga pulau Lombok dari
ancaman HPHK dan OPTK tersebut. Hal ini penting dilaksanakan karena :
a. Mendukung Program PIJAR yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi
NTB
b. Pulau Lombok merupakan salah satu sumber ternak potong dan bibit
untuk memenuhi kebutuhan daerah lainnya di Indonesia.
c. Pulau Lombok masih dinyatakan bebas dari beberapa penyakit hewan
yang membahayakan seperti : Rabies, Penyakit Mulut dan Kuku,
Brucellosis dan Septicemia Epizootica dan beberapa penyakit tumbuhan
seperti penyakit Nematoda Sista Kuning pada kentang. Dengan
keberadaan Pulau Lombok diantara Pulau Bali dan Pulau Flores yang
terjangkit penyakit Rabies dan Septicemia Epizootica maka Pulau
Lombok berpotensi tertular/ masuk dan tersebarnya HPHK dan OPTK
yang membahayakan.
d. Kemajuan di bidang perhubungan dan pariwisata mengakibatkan
kebutuhan terhadap Hewan,Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal
Hewandan produk pertanian lainnya menjadi meningkat seiring
pemenuhan kebutuhan hotel dan restoran yang ada.
e. Kejadian penyakit Rabies di Pulau Bali mulai Oktober 2008dan di Pulau
Flores mulai tahun 1997 serta penyakit Anthraks di Kabupaten Bima
(NTB)memerlukan perhatian dan kewaspadaan tersendiri karena Pulau
Laporan Tahunan 2014 Page 6
Lombok merupakan jalur transportasi darat yang vital menghubungkan
pulau-pulau tersebut.
2. Maksud Dan Tujuan
Laporan Tahunan ini disusun dengan tujuan memberikan gambaran
terhadap pelaksanaan kegiatan perkarantinaan Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram dari Januari sampai dengan Desember 2014baik yang
menyangkut teknis maupun non teknis, permasalahan-permasalahan yang
muncul dalam pelaksanaannya, perkembangan dari kegiatan yang telah
dilakukan serta solusi/saran yang ditawarkan sehingga dapat dijadikan
bahan untuk menentukan kebijakan selanjutnya.
Laporan Tahunan 2014 Page 7
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI, VISI, MISI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
2.1 Struktur Organisasi
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram terbentuk berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian RI No. 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina
Pertanian mempunyai wilayah operasional di Pulau Lombok, Nusa Tenggara
Barat dengan wilayah kerja sebagai berikut :
a) Pelabuhan Laut/Penyebrangan Lembar.
b) Pelabuhan Laut Labuhan Lombok/Kayangan.
c) Labuhan Haji
d) Tanjung Luar
e) Bandara Internasional Lombok dan
f) Kantor Pos Besar Mataram.
g) Pelabuhan Pemenang
Adapun bagan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Menteri
Pertanian RI No.22/Permentan/OT.140/4/2008 dapat dilihat pada lampiran 1.
2.2. Visi dan Misi
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam melaksanakan
kegiatan penyelenggaraan perkarantinaan , mempunyai visi dan misi
sebagai berikut :
2.2.1 Visi
“ Terwujudnya Karantina Pertanian yang tangguh, dan terpercaya”
Tangguh : Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai benteng
terdepan harus mampu melindungi wilayah ini dari ancaman
HPHK dan OPTK dari luar negeri dan dari suatu area ke area
lain dalam negeri, pelaksanaan karantina harus jelas, tegas
Laporan Tahunan 2014 Page 8
dan konsisten, sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Prefesional : Memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi pada tugas
pokok dan fungsi, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram didukung oleh
sumberdaya manusia yang kreatif dan tanggap terhadap
tuntutan publik, efisien dan efektif serta ilmiah dalam
pelaksanaan kegiatan.
Terpercaya : Jujur dan bertanggungjawab, transparan dan konsisten dalam
pelaksanaan tugas,
2.2.2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram mengemban misi :
1. Melindungi dan menyelamatkan kelestarian sumber daya hayati
hewan dan tumbuhan.
2. Mendukung keberhasilan program agribisisnis dan ketahanan pangan
nasional
3. Mengembankan dan meningkatkan teknologi perkarantinaan nasional
dalam rangka meningkatkan daya saing melalui standar sertifikasi
karantina internasional.
4. Memfasilitasi kelancaran perdagangan/pemasaran agribisnis
5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik melului sumberDaya
manusia yang profesional.
6. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan
perkarantinaan.
Laporan Tahunan 2014 Page 9
2.3 Tugas Pokok dan Fungsi
2.3.1.Tugas Pokok
Tugas pokok :Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan
hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati hewani dan
nabati.
2.3.2. Fungsi ;
1. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan
2. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media
pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan Organisme
pengganggu tumbuhan karantina (OPTK)
3. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK
4. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK
5. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati
6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan
tumbuhan
7. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional, pengawasan
keamanan hayati hewani dan nabati
8. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana teknik
karantina hewan dan tumbuhan.
9. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan,
dan keamanan hayati hewani dan nabati.
Laporan Tahunan 2014 Page 10
BAB III
CAPAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN OPERASIONAL
KARANTINA HEWAN.
3.1. Pemeriksaan dan Pembebasan
3.1.1 Impor
Dalam tahun anggaran 2014, tidak ada komoditi Hewan, BAH, HBAH,
dan Benda lain yang di import, sehingga tidak ada tindakan karantina
terhadap import.
3.1.2 Ekspor
Dalam tahun anggaran 2014, tidak ada komoditi Hewan, BAH, HBAH,
dan Benda lain yang di eksport, sehingga tidak ada tindakan
karantina terhadap eksport.
3.1.3 Pemasukan Antar Area / Domestik Masuk
Pelaksanaan tindakan karantina hewan untuk pemasukan komoditi
Hewan, BAH, HBAH, dan Benda lain antar area dalam tahun anggaran
2014 adalah sebanyak 3.480 kali berupa Hewan dengan volume
17.258.998 Ekor, Bahan Asal Hewan (BAH) Volume 3.231.877 Kg dengan
frekuensi 2.803 kali, 4.042 lembar dengan frekuensi 727 kali dan 3.037.083
butir dengan frekuensi 744 kali, berupa Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH)
sebanyak 22.983 Kg dengan frekuensi 177 kali dan Benda lain sebanyak
4.829.610 kg dengan frekuensi 87 kali, 2.166 collie dengan frekuensi
sebanyak 73 kali. Jenis media pembawa HPHK yang dimasukkan ke pulau
Lombok antara lain : Hewan terdiri dari Sapi potong, ayam Pot, DOC, DOD,
Kerbau potong, Kuda Potong, Kuda Pacu, Kambing dan Kelinci, Bahan Asal
Hewan (BAH) terdiri dari Daging ayam beku, Daging Kambing beku, Kulit
sapi, kulit kerbau, telur konsumsi, tulang kerbau dan tulang sapi, Hasil
Bahan Asal Hewan (HBAH) terdiri dari Daging Olahan, Butter, Es Krim, dan
Kulit Sapi olahan. Sedangkan daerah asal dari media pembawa HPHK
tersebut berasal dari, Sulawesi, sumbawa, Bima , Dompu, Jawa Timur, Jawa
Barat dan Jakarta.
Laporan Tahunan 2014 Page 11
Berikut data Domestik masuk tahun 2013 dan 2014
No Keterangan 2013 2014
Satuan
1 Hewan 13.897.885 17.258.998 Ekor
2 Bahan asal hewan
3.913.068 190.752 Kg
7.251 0 lbr
500 3.037.083 butir
3 HBAH 51.040 22.983 Kg
4 Benda Lain
4.007.004 4.829.610 Kg
4 0 tabung
1.233 2.166 Collie
Grafik Domestik Masuk Tahun 2013 dan 2014
Ekor Kg lbr butir Kg Kg tabung Collie
Hewan Bahan asal hewan HBAH Benda Lain
13,897,885
17,258,998
190,752 -
3,037,083
22,983
4,829,610
- 2,166
Tahun 2013
tahun 2014
Laporan Tahunan 2014 Page 12
3.1.4 Pengeluaran Antar Area / Domestik Keluar
Pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran media
pembawa Hama Penyakit hewan karantina (HPHK) yang dikeluarkan dari
Pulau Lombok sebanyak 1.194 kali berupa Hewan dengan volume
1.297.635 Ekor, Bahan Asal Hewan (BAH), 24.540 kg dengan frekuensi
576 kali, 3.650 lbr dengan frekuensi 10 kali, sedangkan Hasil Bahan Asal
Hewan (HBAH) sebanyak 178 kg dengan frekuensi 18 dan Benda lain
sebanyak 2.201.350 kg dengan frekuensi 684 kali, dan 1 tabung dengan
frekuensi 1 kali.
Media pembawa yang dikeluarkan dari pulau Lombok antara lain,
berupa hewan terdiri dari ayam potong, burung, DOC, sapi bibit, dan babi.
Bahan Asal Hewan terdiri dari kulit kambing, sarang burung, madu, dan
telur serangga. Sedangkan tujuan pengeluarannya adalah Sumbawa, Jawa
Timur, Bima, riau, Kupang, Ujung Pandang, Pontianak, samarinda, Paua,
Barito kuala, Gorontalo, dan Jeneponto.
Data Domestik Keluar tahun 2013 dan tahun 2014 :
No Keterangan
Satuan 2013 2014
1 Hewan ekor 266.618 1.297.635
2 Bahan asal hewan
Kg 162.267 24.540
lbr 3.800 3.650
liter 997 0
collie 2 0
3 HBAH kg 459 178
4 Benda Lain
kg 1.835.544 2.201.351
tabung 0 1
collie 4 0
Laporan Tahunan 2014 Page 13
Grafik Domestik keluar 2013 dan 2014
Data hasil pelaksanaan kegiatan tindakan karantina terhadap
pemasukan dan pengeluaran media pembawa antar area disajikan dalam
lampiran 2
3.2 Perlakuan
Dalam tahun anggaran 2014, terdapat tindakan perlakuan terhadap
komoditas yang di lalulintaskan yaitu pada kegiatan domestik masuk :
Hewan 33.742.358 ekor, Bahan Asal Hewan (BAH) 6.548.420 Kg dan 9.274
lembar, Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 72.416 kg, Benda Lain
sebanyak 9.659.394 kg, Kegiatan domestik keluar : Hewan 2,746,478 ekor,
Bahan Asal Hewan (BAH) 11,534 kg dan 2,808 lembar, Hasil Bahan Asal
Hewan (HBAH) sebanyak 0 kg, Benda Lain sebanyak 4,404,068 kg.
266,618 162,267
3,800
997
2
459
1,835,544
4
1,297,635
24,540
3,650 178
2,201,351
1
ekor Kg lbr liter collie kg kg tabung collie
Hewan Bahan asal hewan HBAH Benda Lain
Tahun2013
Tahun2014
Laporan Tahunan 2014 Page 14
3.3. Pengasingan dan Pengamatan
Dalam tahun anggaran 2014, telah dilakukan pengasingan dan
pengamatan : Domestik Masuk nihil, terhadap Domestik keluar sebanyak
terhadap 200 ekor Hewan dengan frekuensi sebanyak 1 kali
3.4 Penahanan
Dalam tahun anggaran 2014 terjadi 166 kali tindakan karantina
penahanan, mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013 sebanyak 97
kali. Penahanan dilakukan terhadap : Ayam , Burung, dan Sapi.
3.5 Penolakan
Tindakan penolakan dilakukan 9 kali mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2013 sebanyak 18 kali.
3.6 Pemusnahan
Pada tahun 2014 di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah
dilakukan tindakan pemusnahan sebanyak 88 kali, mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2013 sebanyak 86 kali. Pemusnahan dilakukan
terhadap burung yang dibawa dari luar negeri seperti malaysia dan Brunai
Darussalam.
Data penahanan, penolakan dan pemusnahan terlampir di lampiran 3
3.7 Intersepsi HPHK
Pemeriksaan laboratorium dalam rangka memantau hama
penyakit hewan karantina dilakukan terhadap komoditi karantina yang
dilalulintaskan masuk maupun keluar tidak dijumpai penyakit karantina yang
membahayakan. Pada pemeriksaan mikroskopis terhadap Hewan, Bahan
Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan, Benda lain yang masuk telah
dilakukan beberapa pengujian antara lain untuk contoh/sampel yang berupa
Laporan Tahunan 2014 Page 15
serum darah telah dilakukan uji serologi AI, terhadap komoditi telur
dilakukan uji mutu, untuk bahan asal hewan yang berupa daging telah
dilakukan uji organoleptik, PH daging, pemeriksaan awal kebusukan daging,
Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi penyakit Surra, Bacillus
antraxis dan Trypanosoma Sp pada komoditas hewan ternak ( bibit, potong)
yang akan dikeluarkan dari Lombok hasilnya negatif, terhadap sapi dan
kerbau bibit yang akan dikeluarkan, dilakukan pemeriksaan Brucellosis
dengan uji RBPT cukup satu kali oleh Dinas Peternakan Propinsi NTB
sesuai Surat dari Dinas Peternakan Propinsi NTB No.524.3/5708/Keswan
tanggal 3 Oktober 2008 mengingat pulau Lombok sejak tahun 2002 telah
dideklarasikan bebas Brucellosis oleh Menteri Pertanian RI. Intersepsi
terhadap komoditas karantina berupa hewan yang dilalulintaskan masuk
antar area dilaksanakan intersepsi terhadap DOC berasal dari Bali dan dari
Jawa. Terhadap Bahan asal hewan dilakukan intersepsi masing masing
untuk telur ayam yang berasal dari Bali dan Jawa, daging ayam berasal
dari Jawa dan Bali , daging sapi dari jawa , daging kambing berasal dari
Jawa dan untuk Hasil bahan asal hewan dilakukan pemeriksaan
laboratorium antara lain daging ayam olahan ,daging sapi olahan.
Intersepsi dilakukan terhadap media pembawa HPHK yang akan
dikeluarkan dari pulau Lombok ke daerah lain terdiri dari sapi bibit tujuan
papua, kalsel,kalbar,kaltim,Jambi dan Gorontalo, sapi potong tujuan Bogor,
Kalimantan barat, Kalsel, dan Kambing tujuan pulau Jawa . data intersepsi
terlampi di lampiran 4
3.8 Penggunaan Formulir
Formulir dokumen karantina hewan yang digunakan selama tahun
2014 di lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram untuk sertifikasi
komoditas yang masuk/keluar pulau Lombok , terdiri dari formulir utama
(KH – 9 s/d KH – 12) formulir yang dikirim Badan Karantina Pertanian
Jakarta sesuai dengan kebutuhan. Dokumen penunjang (KH-1 s/d KH-8c)
yang pengadaannya dilakukan di Balai Karantina Pertanian Kelas I
Laporan Tahunan 2014 Page 16
Mataram. Pencatatan dan pelaporan penggunaan formulir telah dilakukan
dengan baik. Hanya pemakaian form segel Karantina Pertanian (KP – 1)
belum dipakai dalam pelaksaan tindak karantina.
Dan untuk perincian penggunaan formulir (KH) karantina hewan dapat
dilihat pada lampiran 5.
3.9 Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar Penyakit Hewan Karantina.
3.9.1 Sasaran
Sasaran dari pemantauan ini adalah untuk memperoleh informasi
status dan situasi HPHK di Pulau Lombok, memetakan status dan situasi
HPHK dan tersusunnya peta status dan situasi HPHK di Pulau Lombok..
3.9.2 Hasil Pemetaan
Hasil pengumpulan informasi yang dilakukan kepada seluruh Dinas
Myang membidangi kesehatan hewan di Pulau Lombok, BBV denpasar dan
Universitas Mataram , seperti tabel berikut :
Tabel 8. Hasil Uji PCR
No Jenis HPHK Gejala Klinis
Keterangan Lokasi
2011 2012 2013
1
Higly pathogenic
Avian Influenza
(HPAI)
- - 445 Kota Mataram
- - 80 Kab Lombok Barat
- - - Kab Lombok Utara
- - 1.843 Kab Lombok tengah
2.517 114 1.308 Kab Lombok Timur
Jumlah 2.517 114 3.676
2
Scabies/mange/dem
odecosis/kudis
85 131 311 Kota Mataram
332 175 220 Kab Lombok Barat
79 51 85 Kab Lombok Utara
1.124 1.109 1.321 Kab Lombok tengah
2.321 2.208 2.504 Kab Lombok Timur
Jumlah 3.941 3.674 4.441
3 HigNew Castle
Disease/Pseudo
- 1 469 Kota Mataram
6 92 243 Kab Lombok Barat
Laporan Tahunan 2014 Page 17
Fowl pest Ranikhet
disease)
- - - Kab Lombok Utara
817 3.161 204 Kab Lombok tengah
3.371 969 1.229 Kab Lombok Timur
Jumlah 4.554 4.223 2.145
4
Malignant Catarrhal
fever
- - Kota Mataram
- - Kab Lombok Barat
- - - Kab Lombok Utara
- - 2 Kab Lombok tengah
46 12 26 Kab Lombok Timur
Jumlah 46 12 28
5
ORF 12 12 7 Kota Mataram
- - Kab Lombok Barat
- - - Kab Lombok Utara
Kab Lombok tengah
Kab Lombok Timur
Jumlah 12 12 7
3.10 Laboratorium Karantina Hewan
Dalam Tahun Anggaran 2014 Laboratorium Karantina Hewan Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah melaksanakan pengujian
sebanyak 5.346 sampel dengan frekuensi intersepsi sebanyak 1.232 kali.
Data Frekwensi Pengujian Laboratorium Karantina Hewan Per Bulan
Tahun 2014
Bulan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept. Okt. Nop. Des
Frekwensi 112 95 87 88 117 107 110 119 103 109 93 92
Laporan Tahunan 2014 Page 18
Grafik Pengujian Laboratorium Karantina Hewan
3.10.1 Kegiatan Pengambilan dan Pengiriman Sampel HPHK-PSAH
Pengambilan sampel dilaksanakan oleh petugas laboratorium di cold
storage, gudang penyimpanan dan kandang. Sampel diambil berupa ulas
darah, sampel pakan, sampel daging ayam beku, sampel daging sapi beku,
sampel daging kambing, sampel telur, sampel serum ayam. Jenis pengujian
yang dilakukan yaitu uji HA-HI AI, uji residu antibiotika, isolasi dan
identifikasi E.coli, colliform, Salmonella sp., isolasi dan identifikasi cendawan
dan kapang dan uji cepat (rapid test) AI.
3.10.2 Pembuatan dan pengelolaan Koleksi HPHK-PSAH
Koleksi Laboratorium Karantina Hewan berupa koleksi preparat ulas
darah dari hewan yang terindikasi menderita sakit (Trypanosoma sp.,
Babesia sp., Theleria sp.), koleksi foto cendawan/kapang dari hasil
monitoring komoditi pakan hewan (Aspergillus sp., Aspergillus flavus,
Aspergillus niger), koleksi preparat eksternal (Pthyarus pubis, Linognatus
0
20
40
60
80
100
120
Frekwensi
Jan
Feb
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agust
Sept.
Okt.
Nop.
Des
Laporan Tahunan 2014 Page 19
sp., Cytodectes sp.), koleksi parasit internal (Ascaris sp., Taenia sp.,
Entamoeba sp.).
Sedangkan pengelolaan koleksi terdiri dari perawatan koleksi berupa
penggantian wadah, penggantian cairan alkohol, pelabelan, penataan dan
pendataan ulang koleksi.
Laporan Tahunan 2014 Page 20
BAB IV
CAPAIAN KEGIATAN OPERASIONAL
KARANTINA TUMBUHAN
4.1 Pemeriksaan dan Pembebasan
4.1.1 Impor
Dalam tahun anggaran 2014 Import Nihil
4.1.2. Ekspor
Kegiatan tindakan karantina tumbuhan terhadap ekspor
tanaman/bahan tanaman di dalam wilayah Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram dalam tahun anggaran 2014 dilakukan sebanyak 20 kali dengan
volume sebanyak 19.081 Kg ,dan 0 Batang menurun dibandingkan dengan
ekspor pada tahun 2013 sebanyak 28 kali dengan volume 25.417. Kg
Data Hasil Pelaksanaan Kegiatan Tindakan karantina Tumbuan Ekspor Tahun 2014
No. Komuditas Negara Tujuan
Pelabuhan Pengeluaran
Jumlah Sat. Frek.
1 2 3 4 5 6 7
1 BUAH MELON
HONGKONG MATARAM
9.279 KILOGRAM 10
SINGAPORE 3.050 KILOGRAM 6
2 BUAH MANGGIS MALAYSIA
MATARAM 6.750 KILOGRAM 3
3 BERAS INDIA MATARAM 2 KILOGRAM 1
J U M L A H……….. 19.081 KILOGRAM
20
Komoditi yang diekspor tersebut adalah buah melon dengan negara tujuan
Hongkong, Singapura, buah manggis negara tujuan Malaysia,dan beras
dengan tujuan india. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, sampai
dengan tahun 2014 tidak terjadi keluhan ataupun permasalahan di negara
Laporan Tahunan 2014 Page 21
tujuan berkaitan dengan Phytosanitary Certificate yang diterbitkan oleh Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram.
4.1.3. Pemasukan Antar Area / Domestik Masuk
Pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan
tanaman/hasil tanaman antar area dalam tahun anggaran 2014 adalah
sebanyak 1.462 kali dengan volume 6.412.090 kg dan 10.192 batang hasil
tanaman, 178.051 kg benih tanaman dan 32.653 batang bibit tanaman. Jika
dibandingkan dengan data tahun 2013, terjadi penurunan domestik masuk.
Berikut data Domas tahun 2013 dan tahun 2014 :
Data Domestik Masuk Karantina Tumbuhan tahun 2013 dan 2014 :
No Keterangan 2013 2014
1 Hasil Tanaman 4.664.805 Kg 6.412.090
15.921 Btg 10.192
2 Benih dan Bibit
Tanaman
8.437, 5 kg 178.051
85.982 Btg 32.653
Laporan Tahunan 2014 Page 22
Grafik Perkembangan Domestik Masuk tahun 2013 dan 2014 sebagai
Berikut :
Jenis media pembawa organisme pengganggu tumbuhan yang
dimasukkan ke pulau Lombok antara lain, buah-buahan seperti : strawbery,
jeruk, dukuh, pir, anggur, buah rambutan, kemudian tepung terigu, tepung
tapioka, buah anggur, bawang putih, buah apel, buah salak, sayuran segar, ,
tomat, wortel, kentang, kedelai, bawang merah, sayran kubis, beras, kacang
hijau, bibit durian, bibit kakao, kayu sengon, bunga mawar, brocolli, benih
kacang panjang, benih padi, buah jeruk, jahe, bibit kelengkeng dan
wijen,bunga potong segar,kelapa tempurung,pandan,paprika,petai,kemiri,ubi
jalar dan lain-lain.
Sedangkan daerah asal dari media pembawa organisme pengganggu
tumbuhan tersebut diantaranya adalah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali,
Makasar, Palembang,sumbawa,bima,dompu,Jakarta,sumba, dan Medan.
Kg Btg Kg Btg
Hasil Tanaman Benih dan Bibit Tanaman
4,664,805
15,921 84,375 85,982 10,192
178,051 32,653
Tahun 2013
Tahun 2014
Laporan Tahunan 2014 Page 23
4.1.4. Pengeluaran Antar Area / Domestik Keluar
Pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran media
pembawa organisme penggaggu tumbuhan karantina yang dikeluarkan dari
Pulau Lombok sebanyak 3.617 kali dengan volume 50.781.915 Kg dan
110.062 batang hasil tanaman, 45.361 Kg benih tanaman, serta 243.212
batang bibit tanaman dan benda lain sebanyak 15,5 kg dengan frekuensi 5
kali. Berikut Data domestik keluar tahun 2013 dan tahun 2014 :
No Keterangan 2013 2014
1 Hasil Tanaman 17.276.700 Kg 50.781.915 Kg
88.984 Btg 110.062 Btg
2 Benih dan Bibit
Tanaman
316.667 kg 45.361 Kg
403.041 Btg 243.212 Btg
Grafik omestik Keluar Tahun 2013 dan 2014 :
Media pembawa yang dikeluarkan dari pulau Lombok antara lain,
bawang merah, bawang putih, bawang bombai, kedelai, paprika, buah
melon, sayuran segar, adenium, bibit gaharu, bibit tanaman hias, bibit
Kg Btg Kg Btg
Hasil Tanaman Benih dan BibitTanaman
17,276,700
88,984
316,667 403,041
50,781,915
110,062 45,361
243,212
Tahun 2013
Tahun 2014
Laporan Tahunan 2014 Page 24
kelapa, kacang tanah, bibit mangga, mangga, sayuran kangkung, tembakau
kering, bibit kelengkeng, cabe dan lain
Sedangkan tujuan pengeluarannya adalah, Sumba, Flores, Kupang
(Nusa Tenggara Timur), Jawa Timur, Bali, Jakarta, Batam, Jawa Barat,
Klaten, Balikpapan, Pangkal Pinang, Palembang dan Tangerang
Data hasil pelaksanaan kegiatan tindakan karantina terhadap
pemasukan media pembawa antar area di lampiran 6
.
4.2. Perlakuan
Dalam tahun anggaran tahun 2014, tidak terdapat kegiatan perlakuan
terhadap komoditas yang di lalulintaskan baik impor, ekspor, maupun antar
area.
4.3 Pengasingan dan Pengamatan
Dalam tahun anggaran 2014, tidak ada komoditi yang dilakukan
pengasingan dan pengamatan.
4.4 Penahanan
Dalam tahun anggaran 2014 terjadi 36 kali tindakan karantina
penahanan. Penahanan dilakukan terhadap bibit tanaman hias dan getah
pinus, benih dari Slovakia, Korea Selatan dan malaysia karena tidak
dilengkapi dengan surat ijin Pemasukan dari Menteri Pertanian dan surat
kesehatan tanaman (Phytosanitary certifacate).
4.5 Penolakan
Terdapat Tindakan karantina penolakan terhadap Media Pembawa
OPT/OPTK selama tahun 2014, sebanyak 36 kali, penolakan ini dilakukan
karena tidak memenuhi persyaratan karantina baik dari aspek adminitrasi
maupun teknis.
Laporan Tahunan 2014 Page 25
4.6 Pemusnahan
Pada tahun 2014 di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah
dilakukan tindakan pemusnahan sebanyak 89 kali karena tidak memenuhi
persyaratan karantina baik dari aspek adminitrasi maupun teknis. Data
penahanan , penolakan dan pemusnahan terlampir di lampiran 7
4.7 Intersepsi OPT / OPTK
Hasil intersepsi organisme pengganggu tumbuhan di Laboratorium
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram bredasarkan media pembawa yg
dilalulintaskan selama tahun 2014 ditemukan 24 (dua puluh empat) jenis
organisme pengganggu tumbuhan. Intersepsi OPT umumnya dari kelompok
cendawan.
Cendawan yang ditemukan antara lain : Aspergillus flavus; Aspergillus
fumigatus; Aspergillus herbariorum; Aspergillus niger; Cercospora sojae ;
Cercospora kikuchii; Cladosporium cladosporoides; Doratomyces sp.;
Fusarium oxysporum; Fusarium solani; Helicotylenchus sp.; Humicolo
fuscoatra; Hyalodendron sp.; Monilia sp.; Penicillium expasum; Penicillium
funiculosum; Penicillium notatum; Penicillium sp.; Phaecilomyces farinosus;
Phomopsis sojae; Rhizopus oligosporus; Rhizopus oryzae; Rhizopus
stolonifer; Tilletia foetida.
Hasil intersepsi organisme pengganggu tumbuhan di Laboratorium
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram bredasarkan hasil pemantauan
dan monitoring dapat dilihat pada table daftar hasil pemantauan dan
monitoring.
Data hasil pelaksanaan kegiatan intersepsi organisme pengganggu
tumbuhan dan organisme pengganggu tumbuhan karantina disajikan dalam
lampiran 8
Laporan Tahunan 2014 Page 26
4.8 Penggunaan Formulir
Pelaksanaan kegiatan tindakan karantina tumbuhan di Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram ditandai dengan dilakukannya
sertifikasi atas tanaman/hasil tanaman yang akan dilalulintaskan baik ke
maupun dari dalam wilayah Pulau Lombok Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Data sertifikasi tanaman/hasil tanaman di Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram pada lampiran 9.
4.9 Pemantauan Daerah Sebar OPT /OPTK.
4.9.1 Sasaran Pemantauan
Berdasarkan kebijakan dari Pusat Karantina Pertanian dan
Keamanan Hayati Nabati Pelaksanaan Pemantauan OPT/OPTK Tahun
Anggaran 2014, sasaran pemantauan secara umum mengacu kepada
Peraturan Menteri Pertanian No. 93/Permentan/OT.140/12/2011 tentang
Jenis-jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) Kategori
A1 dan A2. Secara khusus yang menjadi sasaran pemantauan adalah
tanaman unggulan daerah dan jenis-jenis OPTK yang kemungkinan terbawa
melalui benih/produk non benih impor maupun antar area.
Surat Kepala Badan Karantina Pertanian no. 595/KT.110/L/01/2014
tentang Pelaksanaan Pemantauan OPTK Tahun Anggaran 2014 dan
berdasarkan Surat Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan
Hayati Nabati no. 366/KT.210/L.3/9/2013 tentang Temuan OPTK Papaya
ring spot virus (PRSV) yang termasuk OPTK A1 yang telah ditemukan di
Provinsi Aceh Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara menghimbau untuk
dilakukan pemantauan lebih lanjut. Sasaran pemantauan OPTK tahun 2014
adalah sebagai berikut:
Laporan Tahunan 2014 Page 27
No
Nama OPTK Inang
Kategori Wilayah yang pernah
ditemukan
Wilayah yang perlu
diverifikasi Permentan 93/2011
Usulan
1 2 3 4 5 6 7
I.CENDAWAN (FUNGI)
1 Acremonium strictum, Sin: Tilaclidium medietalis
Arachis Hypogaea ( Kacang tanah) A1 A2 Jawa Barat 1.3 Seluruh Indonesia
2 Botrytis cinerea Sin : Botryotinia fuckeliana
Tanaman hortikultura khususnya Fragaria sp. (stroberi)
A1 A2 jawa (Khuisusnya Jawa Barat)1, Sumatra
Seluruh Indonesia
3 Cercospora duddiae Allium sp. (kelompok bawang) A1 A1 Indonesia (kalimantan) 3 Seluruh Indonesia
4 Cercospora taiwanensis, Sin : Leptosphaeria taiwanensis
Saccharum Officinarum (tebu) A1 A2 Sumatra Selatan1, Lampung1 Seluruh Indonesia
5 Colletotrichum kahawae kopi (coffea sp.) A1 A2 Sumatra Utara (Simalungun)1 Seluruh Indonesia
6 Crinipellis perniciosa Theobroma cacao (kakao) A1 A2 Sumatra Utara (Deli Serdang)1 Seluruh Indonesia
7 Fusarium graminearum Sin : Gibberella zeae
Zea mays (jagung ), Oryza sativa (Padi)
A1 A2 Sumatra Barat (Bukit Tinggi)3 Seluruh Indonesia
8 Fusarium oxysporum sin : f. Sp. elaeidis
Elaeis guineensis (kelapa sawit ) A1 A1 - Seluruh Indonesia
9 Gaeumannomyces graminis var. graminis
Oryza sativa (padi) A1 A1 Lampung (Lampung Timur)1 Seluruh Indonesia
10 Helminthosporium pirinum Sin : Fusicladium pomi, Venturia inaequalis
Malus domestica (apel) A1 A2 Jawa Timur1 Seluruh Indonesia
11 Microcyclus ulei Hevea brasiliensis (karet) A1 A1 - Seluruh Indonesia
Laporan Tahunan 2014 Page 28
12 Moniliophthora roreri Theobroma cacao (kakao) A1 A1 Sumatra Utara (Simalungun)1 Seluruh Indonesia
13 Neofusicoccum ribis Sin : Fusicoccum aesculi Corda ; Fusicoccum tingens Goid
Persea americana (alpokat) , Mangifera indica (mangga)
A2 A2 Jawa3 , Kalimantan3 , Sumatra3 Seluruh Indonesia
14 Penicillium expansum Malus domestica (apel) pasca panen - A1 Belum ada informasi1,3 Seluruh Indonesia
15 Peronospora sparsa Rosa spp. (mawar) A1 A1 Jawa Barat, dataran tinggi (Cipanas) khususnya eks impor Belanda1
Seluruh Indonesia
16 Phoma cucurbitacearum, Sin: Didymella bryoniae
Cucumis sativum (mentimun) dan Cucumis melon (melon)
A1 A2 Jawa Barat (Subang)1 , DIY (Kulonprogo)1
Seluruh Indonesia
17 Pseudocercospora fijiensis Musa sp. (pisang) A1 A2 Irian Jaya3 , Jawa3 , Maluku3 , Sumatera Utara2
Seluruh Indonesia
18 Tilletia indica Triticum aestivum (gandum) dalam penyimpanan (gudang)
A1 A1 - Seluruh Indonesia
19 Tilleti laevis Triticum aestivum (gandum) dalam penyimpanan (gudang)
A1 A1 - Seluruh Indonesia
20 Tilletia tritici Triticum aestivum (gandum) dalam penyimpanan (gudang)
A1 A1 - Seluruh Indonesia
II. BAKTERI (BACTERIA)
1 Clavibacter michiganensis subsp. sepedonicus
Solanum tuberosum (kentang) A1 A1 - Seluruh Indonesia
2 Curtobacterium flaccumfaciens pv. flaccumfaciens
Kacang hijau dan Kacang panjang A1 A1 Jawa Barat (Bogor)1 Seluruh Indonesia
3 Leifsonia xyli subsp. xyli Saccharum Officinarum (tebu) A2 A2 Jawa3 , Sumatera (Lampung)2 Seluruh Indonesia
Laporan Tahunan 2014 Page 29
4 Pantoea agglomerans Ananas comosus (nenas) , Alium spp. (kelompok bawang)
A1 A1 Jawa3 , Sumatera3 , Sulawesi3 Seluruh Indonesia
5 Pantoea stewartii Zea mays (jagung) A1 A2 Jawa2 , Sumatera2 , Sulawesi2 , Lombok2
Seluruh Indonesia
6 Pectobacterium atrosepticum Sin: Eurinia carotovora subsp. atroseptica
Solanum tuberosum (kentang) A1 A2
Jawa Barat (Bandung)2 , Jawa Tengah (Banjar Negara, Cilacap, Semarang)2 , Jawa Timur (Malang)2 , Sumatera Barat (Padang)2 , Sumatera Utara (Medan)2 , Sulawesi (Makasar, Jeneponto)2
Seluruh Indonesia
7 Pseudomonas rubrisubalbicans
Saccharum Officinarum (tebu) , Zea mays (jagung)
A1 A1 Jawa3 Seluruh Indonesia
8 Pseudomonas viridiflafa Anggrek (Phalaenopsis sp. , Vanda sp. dan Dendrobium sp.)
A1 A1 Jawa Barat (Cianjur, Cipanas, Lembang)1,3 , Jakarta1,3
Seluruh Indonesia
9 Spiroplasma citri Citrus spp. (jeruk) A2 A1 Jawa3 Seluruh Indonesia
10 Xanthomonas axonopodis pv. dieffenbachiae
Anthurium sp. , Philodendron sp A1 A2 Jawa Barat (Cipanas)1 Seluruh Indonesia
III. NEMATODA (NEMATODES)
1 Ditylenchus dipsaci Allium spp. (kelompok bawang) A1 A1 Jawa Barat1,3 , Sulawesi Selatan1,3
Seluruh Indonesia
2 Globodera pallida Solanum tuberosum (kentang) A2 A2
Jawa Tengah (Dieng, Cilacap, Banjarnegara)2 , Jawa Barat (Bandung)2 , Jawa Timur2 , Sulawesi Selatan (Makasar)2
Seluruh Indonesia
Laporan Tahunan 2014 Page 30
3 Globodera rostochiensis Solanum tuberosum (kentang) A2 A2
Jawa Barat (Bandung)2 , Jawa tengah (Bnajarnegara)2 , Jawa Timur (Malang)2 , Sulawesi Selatan (Makasar, Jeneponto, Gowa)2
Seluruh Indonesia
4 Helicotylenchus multicinctus Musa (pisang, banana), Piper nigrum (lada)
- A2 Bangka-Belitung1,3 , Kalimantan Barat1,3 , Lampung1,3 , Jawa Barat1,3
Seluruh Indonesia
5 Meloidogyne chitwoodi Daucus carota (wortel) , Solanum tuberosum (kentang) , Solanum lycoprsicum (tomat)
A1 A1 - Seluruh Indonesia
6 Meloidogyne fallax Sin: Meloidogyne chitwoodi (Baexem) B type
Daucus carota (wortel) , Solanum tuberosum (kentang) , Solanum lycoprsicum (tomat)
- A2 Jawa Barat1,3 Seluruh Indonesia
7 Pratylenchus loosi Camelia chinensis (teh) A1 A2 Jawa, Sumatera3 Seluruh Indonesia
8 Radopholus citrophilus Citrus spp. (jeruk) A1 A1 Jawa3
Seluruh Indonesia khususnya sentra jeruk
IV. TUNGAU (MITES)
1 Aceria guerreronis Cocos nicufera (kelapa) A1 A2
Sumatera (Kep. Riau)2 , Kalimantan (Kalimantan Timur)2 , Sulawesi (Sulawesi Utara)2 , Maluku Utara/Ternate2 , Papua (Biak)2
Seluruh Indonesia
2 Aculops lycopersici Solanum lycoprsicum (tomat) A1 A1 Jawa Barat (Bogor)1 Seluruh Indonesia
3 Brevipalpus californicus Citrus spp, anggrek A1 A2 Jawa Barat (Lembang)2 , Bnaten2
Seluruh Indonesia
Laporan Tahunan 2014 Page 31
4 Calacarus carinatus Carica papaya (papaya), Camelia sinensis (teh)
A2 A2 Jawa (Jawa Barat-Bogor, Banten-Cilegon)2,3 , Sumatera3
Seluruh Indonesia
5 Eutetranychus orientalis Carica papaya (papaya) A1 A2 Sumatera3 , Jawa Barat (Bogor)2 Seluruh Indonesia
6 Panonychus ulmi Malus domesticum (apel), Citrus spp. (jeruk)
A1 A1 Jawa Barat (Bogor)2 Seluruh Indonesia
7 Phyllocoptruta oleivora Citrus spp. (jeruk) A2 A2 Jawa Barat (Bekasi, Bogor, Lembang, Pangelengan)2 , DKI (Jakarta Timur)2
Seluruh Indonesia khususnya sentra jeruk
8 Raoiella indica Cocos nicufera (kelapa) A1 A2
Kalimantan (Tarakan, Kalimantan Timur)2 , Nusa Tenggara (NTT)2 , Jakarta (Jakarta Barat)2 , Bangka (Pangkal Pinang)2 , Ternate Selatan2
Seluruh Indonesia
9 Shizotetranychus sp. Oryza sativa (padi) - A2 Kalimantan (Banjarmasin)1,2 Seluruh Indonesia
V. SERANGGA (INSECT)
1 Aleurodicus dugesii Persea americana (alpokat) , Sechium edule (Labu siam)
- A2 Jawa1,3 Seluruh Indonesia
2 Bactrocera bryoniae Tanaman buah dan sayuran buah terutama Mangifera indica (mangga)
A2 A2 Kalimantan3 , Papua3 , Maluku3 , Bali2
Seluruh Indonesia
3 Bactrocera musae
Tanaman buah dan sayuran buah terutama Musa spp. (pisang), Carica papaya (pepaya), Psidium guajava (jambu biji)
A2 A2 Kalimantan2 , Sulawesi2 , Maluku2 , Papua2 , Jawa Barat (Bogor)2
Seluruh Indonesia
Laporan Tahunan 2014 Page 32
4 Bactrocera occipitalis Tanaman buah dan sayuran buah A2 A2 Kep. Riau2 , Kalimantan Timur (Balikpapan)2 , Kalimantan Selatan (Palangkaraya)2 , Lombok (Lombok Barat, Mataram)2 , Bali (Buleleng)2 , Sumbawa Besar2 , Kalimantan Barat (Pontianak)2 , Banjarmasin2 , Sulawesi Selatan (Makasar, Pangkep, Maros, Gowa, Takalar, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, Bone, Selayar)2, Sulawesi Tenggara/Kendari (Kolaka)2 , Maluku Utara/Ternate (Halmahera Selatan, Kepulauan Sula, Halmahera Timur)2 , Mamuju2 , Jawa Barat (kota Bogor)2
Seluruh Indonesia
5 Bactrocera tryoni Tanaman buah dan sayuran buah A1 A1 - Seluruh Indonesia
6 Ceratitis capitata Tanaman buah dan sayuran buah A1 A1 - Seluruh Indonesia
7 Cryptotermes domesticus batang, kayu A1 A1 - Seluruh Indonesia
8 Icerya purchasi Theobroma cacao (kakao) A2 A2 Jawa3 , Sulawesi3 , Sumatera3 , Papua3 , Kalimantan (Samarinda)2
Seluruh Indonesia
9 Ostrinia nubilalis Zea mays (jagung) A1 A1 Banten (Pandeglang)1 , Indonesia3
Seluruh Indonesia
10 Pieris rapae Brassica spp. A1 A1 - Seluruh Indonesia
Laporan Tahunan 2014 Page 33
11 Planococcus deceptor Coffea spp. (kopi), Theobroma cacao (kakao)
A2 A2 Jawa Timur3 , Kalimantan Barat3 , Lampung2
Seluruh Indonesia
12 Sexava coriacea Cocos nucifera (kelapa) A2 A2
Sulawesi3 , Kep. Sangihe, Talaud3 , Kep. Banggai3 , Papua3 , Maluku3 , Maluku Utara/Ternate2
Seluruh Indonesia
13 Sexava karnyi Cocos nucifera (kelapa) A2 A2 Sulawesi Tengah (Kepulauan Togean & Una-una)3 , Maluku Utara2
Seluruh Indonesia
14 Sexava nubila Cocos nucifera (kelapa) A2 A2
Sulawesi Utara (Kep. Sangihe dan Talaud)3 , Maluku2 , Maluku Utara/Ternate2,3 , Halmahera (Barat, Selatan, Timur)2,3 , Papua (Biak, Jayapura, Sorong)2,3
Seluruh Indonesia
15 Trogoderma granarium Biji-bijian (serealia) dalam penyimpanan (gudang)
A1 A1 - Seluruh Indonesia
16 Undulambia polystichalis Leather Leaves Fern A1 A1 Jawa Tengah (Wonosobo)1 Seluruh Indonesia
17 Xyleborus ferrugineus Persea americana (alpokat), Pinus spp.
A1 A1 - Seluruh Indonesia
VI. VIRUS (VIRUSES)
1 Alfalfa mosaic alfamovirus (AMV)
Solanum tuberosum (kentang) A1 A1 Jawa Barat (Pangelengan)1 Seluruh Indonesia
2 Apple mosaic ilarvirus (ApMV)
Rosa spp. (mawar) A1 A1 Jawa Barat (Cipanas)1 Seluruh Indonesia
3 Bean golden mosaic begomovirus
Capsicum spp. (cabai) A1 A1 Bali (Buleleng, Tabanan)1 Seluruh Indonesia
Laporan Tahunan 2014 Page 34
4 Carnation mottle carmovirus (CarMV)
Dianthus spp. (Anyelir) A1 A2 Jawa Barat (Cipanas)1 Seluruh Indonesia
5 Carnation ringspot dianthovirus (CRSV)
Dianthus spp. (Anyelir) A1 A2 Jawa Barat (Cipanas)1 Seluruh Indonesia
6 Cucumber green mottle mosaic tobamovirus (CGMMV)
Cucumis sativus (mentimun), Citrullus vulgaris (semangka), Cucumis melo (melon)
A1 A2 Jawa1 Seluruh Indonesia
7 Cucumber yellow stunting disorder crinivirus (CYSDV)
Cucumis melo (melon), Cucumis sativus (cucumber)
- A2 Jawa3 Seluruh Indonesia
8 Fiji phytoreovirus Saccharum officinarum (tebu) A2 A2 Papua, Sulawesi3
Seluruh Indonesia terutama sentra tebu: Jawa dan Sumatera (Lampung)
9 Grapevine leafroll-associated closterovirus (GLRaV)
Vitis vinifera (anggur) A1 A1 Bali2 Seluruh Indonesia
10 Johnsongrass mosaic potyvirus (JGMV)
Saccharum officinarum (tebu) A1 A1 Sulawesi Utara3 , Sulawesi Selatan3
Seluruh Indonesia
11 Papaya ringspot potyvirus Carica papaya (pepaya) A1 A1 Aceh (Aceh Besar, Biren)1 , Sumatera (Sumatera Utara)2 , Jawa (Yogyakarta)1
Seluruh Indonesia
12 Prunus necrotic ringspot ilarvirus (PNRSV)
Rosa spp. (mawar) A1 A1 Jawa3 Seluruh Indonesia
13 Shallot yellow stripe virus (SYSV)
Allium ascalonicum (bawang merah) - A2 Jawa (Yogyakarta-Bantul)3 Seluruh Indonesia
Laporan Tahunan 2014 Page 35
14 Tomato aspermy cucumovirus (TAV)
Capsicum spp. (cabai) A1 A1 Jawa Timur2 Seluruh Indonesia
15 Tomato black ring nepovirus (TBRV)
Lycopersicon esculentum (tomato) A1 A1 Jawa Barat3 Seluruh Indonesia
16 Tomato clorosis crinivirus (ToCV)
Solanum lycopersicum (tomat), Capsicum spp. (cabai)
- A2 Jawa3 Seluruh Indonesia
17 Tomato infectious clorosis crinivirus (TICV)
Solanum lycopersicum (tomat) - A2 Jawa3 Seluruh Indonesia
Laporan Tahunan 2014 Page 36
Pemantauan OPTK dilakukan diseluruh wilayah Pulau Lombok, yaitu :
Kabupaten Lombok Timur
: Kec. Sembalun, Suela, Terara, Sikur, Masbagik, Selong, Sakra, Wanasaba, Aikmel, Labuhan Haji.
Kabupaten Lombok Tengah
: Kec. Batukliang, Batukliang Utara, Kopang, Praya Barat, Praya Barat Daya, Jonggat.
Kabupaten Lombok Barat
: Kec. Narmada, Gerung, Kediri, Lembar, Labuapi, Senggigi, Batu Layar, Gunung Sari, Sekotong.
Kabupaten Lombok Utara
: Kec. Bayan, Kayangan, Gangga, Tanjung, Pemenang
Kota Mataram : Kec. Ampenan, Sekarbela , Cakranegara, Selaparang, Mataram
4.9.2 Hasil Pemantauan
Berdasarkan Hasil pemantauan OPTK di seluruh wilayah Pulau Lombok (4
Kabupaten dan 1 Kota ) yang dilanjutkan dengan identifikasi di Laboratorium
Karantina Tumbuhan dan hasil Uji Konfirmasi atau Uji Rujukan di Balai Besar
Uji Standar Karantina Pertanian, didapat temuan OPTK sasaran sesuai
Peraturan Menteri Pertanian No. 93/Permentan/OT.140/12/2011 sebanyak 14
OPTK yaitu 4 OPTK Kategori A1 dan 10 OPTK Kategori A2, 1 OPT diusulkan
menjadi OPTK A2 dan 1 OPT dari hasil AROPT dengan perincian sebagai
berikut:
No Nama Spesies Kelompok Status
OPTK
Lokasi
1 Bactrocera Occipitalis Serangga OPTK A2 Seluruh P. Lombok
2 Bactrocera musae Serangga OPTK A2 Kab. Lombok Utara
3 Alaerodicus dugesii Serangga Usulan
OPTK A2
Kab. Lotim
4 Paraecosmetus
pallicornis
Serangga OPTK A2 Kab. Lotim
5 Raoiella indica Tungau OPTK A1 KLU, Lotim, Lobar
6 Eutetranichus
orientalis
Tungau OPTK A1 Kab. Lotim
7 Panonychus citri Tungau OPTK A2 Kab. Lotim, Lobar
Laporan Tahunan 2014 Page 37
8 Calacarus carinatus Tungau OPTK A2 Kab. Lotim
9 Uromycladium
tapperianum
Cendawan OPTK A2 Kab. Lobar, Loteng
10 Phakopsora vitis Cendawan OPTK A2 Kab. Loteng
11 Pseudoperonospora
cubensis
Cendawan OPTK A2 Kab. Loteng
12 Helminthosporium
solani
Cendawan OPTK A2 Kab. Lotim
13 Pantoea stewartii Bakteri OPTK A1 Kab. Lotim, Lobar
14 Pratylenchus
penetrans
Nematoda OPTK A2 Kab. Lotim
15 Papaya Ringspot Virus Virus OPTK A1 Kab. Lotim
16 Bean Common Mosaic
Virus
Virus OPT hasil
AROPT
Kab. Lotim, Lobar,
Mataram
5 Berikut ini adalah Lokasi Daerah Sebar ditemukannya Organisme
Pengganggu Tanaman Karantina (OPTK) berdasarkan hasil pemantauan
daerah sebar OPT/OPTK di wilayah Pulau Lombok ditemukan 16 jenis
OPTK yaitu :
1. Bactrocera occipitalis (OPTK Golongan II Kategori A2)
Bactrocera occipitalis ditemukan di Kabupaten Lombok Barat yaitu
di Kecamatan Batu Layar Desa Meninting, Kecamatan Gunung Sari
Desa Sandik, Kecamatan Lingsar Desa Dasan Geria, Desa Batu
Kumbung, Kecamatan Narmada Desa Suranadi, di Kabupaten
Lombok Tengah yaitu di Kecamatan Praya Barat Desa Penujak, di
Kabupaten Lombok Timur yaitu di Kecamatan Sembalun Desa
Sembalun Bumbung, di Kota Mataram yaitu di Kecamatan
Ampenan Desa Ampenan, Kecamatan Sekarbela Desa Kekalik
Montong.
2. Bactrocera musae (OPTK Golongan II Kategori A2)
Bactrocera musae ditemukan di Kabupaten Lombok Utara yaitu di
Kecamatan Tanjung.
Laporan Tahunan 2014 Page 38
3. Alaerodicus dugesii (OPTK Kategori A2)
Alaerodicus dugesii ditemukan di Kabupaten Lombok Tengah Kec.
Batukliang.
4. Paraecosmetus pallicornis (OPTK Golongan II Kategori A2)
Paraecosmetus pallicornis ditemukan di Kabupaten Lombok
Tengah Kec. Batukliang.
5. Raoiella indica (OPTK Golongan II Kategori A1 diusulkan menjadi
A2)
Raoiella indica ditemukan di Kabupaten Lombok Timur yaitu di
Desa Labuhan Pandan, di Kabupaten Lombok Utara yaitu di Desa
Pemenang Timur Kec. Pemenang, di Desa Bangsal Kec.
Pemenang, di Desa Gangga Kec. Gangga, di Desa Tanjung Kec.
Tanjung.
6. Eutetranichus orientalis (OPTK Golongan II Kategori A1)
Eutetranichus orientalis ditemukan di Kabupaten Lombok Timur
yaitu di Desa Sajang Kec. Sembalun Lawang.
7. Panonychus citri (OPTK Golongan II Kategori A2)
Panonychus citri ditemukan di Kabupaten Lombok Timur yaitu di
Kec. Sembalun Lawang dan Kec. Sembalun Bumbung.
8. Calacarus carinatus (OPTK Golongan II Kategori A2)
Calacarus carinatus ditemukan di Kabupaten Lombok Timur yaitu di
Desa Sajang Kec. Sembalun Lawang.
9. Uromycladium tapperianum (OPTK Golongan II Kategori A2)
Uromycladium tapperianum ditemukan di Kabupaten Lombok
Tengah yaitu di Desa Aiq Darek Kec. Batukliang, Desa Bebuak
Kec. Kopang, Desa Mantang Kec. Batukliang, Desa Sepakek Kec.
Pringgarata dan di Kab.Lombok Barat Desa Golong Kec. Narmada.
10. Phakopsora vitis (OPTK Golongan II Kategori A2)
Phakopsora vitis ditemukan di Kabupaten Lombok Tengah yaitu di
Desa Aiq Darek dan Desa Montong Dao Kec. Batukliang dan Kota
Mataram di Desa Baturaja Perluasan.
11. Pseudoperonospora cubensis (OPTK Golongan II Kategori A2)
Laporan Tahunan 2014 Page 39
Pseudoperonospora cubensis ditemukan di Kabupaten Lombok
Tengah yaitu di Desa Batu Jangkih Kec. Praya Barat Daya dan
Desa Sengkol Kec. Pujut.
12. Helminthosporium solani (OPTK Golongan II Kategori A2)
Helminthosporium solani ditemukan di Kabupaten Lombok Timur
yaitu di Desa Sembalun Kec. Sembalun.
13. Pantoea stewartii (OPTK Golongan I Kategori A1)
Pantoea stewartii di temukan di Kabupaten Lombok Timur
Kecamatan Sambelia pada inang tanaman jagung.
14. Pratylenchus penetrans (OPTK Golongan II Kategori A2)
Pratylenchus penetrans di temukan di Kabupaten Lombok Timur
Desa Sembalun Kec. Sembalun.
15. Papaya Ringspot Virus (OPTK Golongan I Kategori A1)
Papaya Ringspot Virus di temukan di Kabupaten Lombok Timur
Desa Pringga Kec. Pringgabaya
16. Bean Common Mosaic Virus (OPTP berdasarkan hasil AROPT
Barantan)
Bean Common Mosaic Virus di temukan di Desa Jempong Baru
Pagesangan Kec. Cakranegara, di Desa Lingkar Selatan Kec.
Sekarbela Kota Mataram dan di Desa Kekait Kec. Gunungsari, di
Desa Bagik Polak Kec. Labuapi dan di Desa Kuripan Kec. Kuripan
Kab. Lombok Barat.
4.10 Laboratorium
Dalam Tahun Anggaran 2014 Laboratorium Karantina Tumbuhan Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah melaksanakan pengujian sebanyak
52 sampel tanaman dan hasil tanaman dengan target OPT/OPTK dari
golongan serangga, nematoda, cendawan, bakteri dan virus.
Data Frekwensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Per Bulan
Tahun 2014
Laporan Tahunan 2014 Page 40
Bulan Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept. Okt. Nop. Des
Frekwensi 3 5 6 2 3 2 2 3 6 2 16 2
Grafik Frekuensi Pemeriksaan Laboratorium per bulan selama tahun 2014
Interpretasi Data dan Grafik:
Frekwensi pengujian tahun 2014 bervariasi setiap bulannya berkisar dari 2
(dua) sampai dengan 16 (enam belas) setiap bulan. Kegiatan pengujian
tertinggi pada bulan Oktober 2014.
Di lampiran 8 menunjukkan data hasil pengujian Laboratorium
Karantina Tumbuhan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram terhadap
media pembawa OPT/OPTK yang dilalulintaskan ke dan dari Pulau Lombok
baik impor, ekspor maupun antar area.
4.10.1. Monitoring dan Pengambilan Sampel
Berdasarkan Surat Kepala Pusat Karantina Pertanian dan
Keamanan Hayati No. 5371/KT/L.3/07/2014 tentang pelaksanaan pemantauan
OPTK pada benih kentang asal Skotlandia maka kegiatan monitoring
pengambilan sampel tahun 2014 yaitu dilakukan pada media pembawa umbi
kentang di Desa Sembalun Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur.
Propinsi NTB khususnya di daerah sembalun Kabupaten Lombok timur
merupakan salah satu sentra produksi kentang di Indonesia. Dimana
02468
10121416
Frekwensi
Frekwensi
Laporan Tahunan 2014 Page 41
penggunaan benih kentang juga menggunakan benih impor khususnya dari
Skotlandia. Dengan demikian resiko masuknya OPTK ke wilayah pulau lombok
juga besar, meskipun benih yang masuk tersebut sebelumnya sudah mendapat
sertifikasi dari Balai Besar Karantina Pertanian Tanjung Priok sebagai pintu
masuk awal importasi benih kentang asal Skotlandia tersebut. Namun perlu
diingat bahwa pengujian kesehatan bibit (seed health testing) dilakukan hanya
menggunakan sampling yang dibatasi oleh jumlah dan waktu yang tersedia,
sehingga tidak menutup kemungkinan masih terdapat OPTK yang terbawa
pada benih tersebut.
Impor bibit tanaman akan mempunyai resiko terbawanya organisme
penggangu tumbuhan karantina (OPTK) yang belum ada di Indonesia dan
organisme pengganggu tumbuhan yang penyebarannya di Indonesia masih
terbatas dan mempunyai potensi merugikan dan sedang dikendalikan.
Berdasarkan Permentan Nomor 93/Permentan/OT.140/12/2011, beberapa
OPTK yang dicegah pemasukannya ke Indonesia dari luar negeri (Australia
dan Skotlandia) pada kentang antara lain : Alfalfa mosaic alfamovirus (AMV),
Tobacco streak ilarvirus (TSV), Potato spindle tuber pospiviroid (PSTV),
Erwinia carotovora subsp. atroseptica, Didymella bryoniae, Helicobasidium
brebissonii, Helminthosporium solani, Oospora pustulans ,Ditylenchus
destructor, Globodera pallida, Globodera rostochiensis , Aculops lycopersici.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai institusi yang
berwenang mencegah masuk dan keluarnya serta tersebarnya OPTK di Pulau
Lombok memiliki peran strategis dalam mengawal penggunaan benih impor
khususnya yang berkaitan dengan keberadaan OPTK pada benih tersebut.
Untuk itu penting dilakukannya monitoring secara intensif terhadap
penggunaan benih tersebut di lapangan mengetahui kemungkinan adanya
OPTK yang terbawa pada benih kentang sebelum maupun sesudah di
budidayakan. Bentuk kegiatan ini yaitu pengambilan sampel yaitu di Gudang
penyimpanan benih kentang dan lahan budidaya kentang di daerah Sembalun
Kabupaten Lombok Timur selanjutnya diuji di Laboratorium.
Manfaat dari kegiatan ini yaitu dengan mengetahui keberadaan
OPTK sedini mungkin maka diharapkan dapat dilakukan pengendalian dan
Laporan Tahunan 2014 Page 42
pencegahan tersebarnya penyakit tersebut dari satu area ke area yang lain
selain itu untuk meningkatan kemampuan atau kompetensi Petugas Karantina
Pertanian sesuai dengan keahlian.
Tabel Hasil Pemantauan OPTK Pada Benih Kentang Asal Skotlandia Pada Pertanaman Kentang Di Kelompok Tani Fajar Darma dan Horsela
Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur dilaksanakan tanggal 13 – 14 Agustus 2014.
No Lokasi GPS Gejala Hasil Identifikasi Keterangan
1. Dsn. Tundung luar, Ds. Sembalun
S 8 21.261 E 116 31.036 A 1125 m
Tanaman kuning dan layu
Pratylenchus penetrans
OPTK A2 Gol II (Nematoda)
2. Dsn. Tundung luar, Ds. Sembalun
S 8 21.261 E 116 31.036 A 1125 m
Tanaman kuning dan layu
Pratylenchus sp OPT (Nematoda)
3. Dsn. Telaga, Ds. Sembalun lawang
S 8 22.388 E 116 31.986 A 1154 m
Tanaman kuning dan layu
Helicotylenchus sp OPT (Nematoda)
4. Dsn. Tundung luar, Ds. Sembalun
S8 21.177 E 116 31.044 A 1123 m
Warna umbi keperakan
Helminthosporium solani
OPTK A2 Gol I (Cendawan)
5. Dsn. Telaga, Ds. Sembalun lawang
S 8 22.388 E 116 31.986 A 1154 m
Layu tanaman muda
Phytium sp OPT (Cendawan)
6. Dsn. Telaga, Ds. Sembalun lawang
S 8 22.388 E 116 31.986 A 1154 m
Bercak daun berwarna coklat
Phytopthora infestan
OPT (Cendawan)
7. Dsn. Tundung luar, Ds. Sembalun
S 8 21.261 E 116 31.036 A 1125 m
Tanaman layu Fusarium oxysporum
OPT (Cendawan)
8. Dsn. Tundung luar, Ds. Sembalun
S8 21.177 E 116 31.044 A 1123 m
Tanaman layu dan busuk umbi
Pseudomonas solanacearum
OPT (Bakteri)
Laporan Tahunan 2014 Page 43
4.10.2. Koleksi OPT/OPTK
Kegiatan koleksi yang dilakukan yaitu melaksanakan pembuatan dan
pengelolaan koleksi OPT/OPTK, berupa herbarium (kering, basah), koleksi
kultur dan serangga. Kegiatan koleksi ini berdasarkan hasil intersepsi teknik
operasional karantina dan pemantauan daerah sebar OPT/OPTK di Pulau
Lombok tahun 2014. Rincian hasil koleksi terdapat pada lampiran 17 dan
lampiran 10.
Laporan Tahunan 2014 Page 44
BAB V
PENGAWASAN DAN PENINDAKAN
Dengan semakin meningkatnya perkembangan kehidupan
masyarakat, tentu mempunyai konsekwensi logis terhadap perkembangan dan
peningkatan arus lalulintas alat angkut udara, laut maupun darat. Kondisi
seperti itu tidak dipungkiri membuat terjadinya peningkatan arus bongkar muat
barang dan manusia. Bila fungsi pengawasan tidak mendapat penanganan
yang serius oleh petugas karantina di pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran
yang ditetapkan Pemerintah, maka akan memiliki potensi besar beresiko
masuk dan tersebarnya HPHK (Hama dan Penyakit Hewan Karantina) / OPTK
(Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina) serta terjadinya perdagangan
satwa-satwa dilindungi. Kekayaan alam dan kelestarian sumber daya alam
yang tidak terjaga dan terawasi dengan baik dapat beresiko menimbulkan
kerugian ekonomi yang besar dan berpengaruh terhadap kondisi sosial
masyarakat secara luas dan nyata.
Operasional pengawasan sebagai implementasi pelaksanaan fungsi
perkarantinaan dilaksanakan berdasarkan pada peraturan perkarantinaan
antara lain Undang-undang No. 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan
dan Tumbuhan; Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2000 tentang Karantina
Hewan; Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2002 tentang Karantina
Tumbuhan dan peraturan-peraturan lain yang relevan.
Sebagai institusi pemerintah yang bertanggungjawab langsung kepada
Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Republik Indonesia, Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram diberikan mandat dan tanggungjawab
strategis sebagai instansi pelaksana fungsi pengawasan perkarantinaan
lalulintas komoditas pertanian dipintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yang
telah ditetapkan Pemerintah di Pulau Lombok. Serangkaian tugas pokok
tersebut dilakukan oleh petugas karantina didalam upaya memberikan
perlindungan pada sumber daya alam hayati/hewani melalui tindakan
mencegah masuk dan tersebarnya HPHK (Hama dan Penyakit Hewan
Karantina) serta OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina) dari
Laporan Tahunan 2014 Page 45
Luar Negeri ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia; antar area/antar
pulau di dalam Wilayah Negara Republik Indonesia serta mencegah keluarnya
HPHK (Hama dan Penyakit Hewan Karantina) dan OPTK (Organisme
Pengganggu Tumbuhan Karantina) dari wilayah Negara Republik Indonesia ke
Luar Negeri.
Kegiatan pengawasan terkait pencegahan masuk dan tersebarnya
MPHPHK serta MPOTK dilakukan di tempat-tempat pemasukan dan
pengeluaran yang telah ditetapkan Pemerintah. Tetapi resiko pelanggaran
lalulintas bongkar muat barang serta manusia yang berdampak masuk dan
tersebarnya HPHK/OPTK bisa saja terjadi dengan alat angkut perairan melalui
tempat-tempat pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan disepanjang
pantai Pulau Lombok. Pengawasan pada tempat yang belum ditetapkan perlu
mendapat perhatian dari semua pihak termasuk instansi teknis terkait.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam mengemban tanggungjawab
fungsi pengawasan, berupaya melakukan pengawasan di tempat-tempat
pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan melalui kegiatan Patroli
secara reguler dengan tujuan untuk memberi keyakinan bahwa tempat
pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan tidak dipergunakan sebagai
tempat bongkar muat media pembawa yang beresiko mengancam kelestarian
sumberdaya alam hayati/hewani di Pulau Lombok melalui masuk dan
tersebarnya penyakit hewan/tumbuhan karantina. Pelaksanaan koordinasi
dengan Instansi terkait dan Pemerintah Daerah terus diupayakan
meningkatkan fungsi pengawasan agar program pemerintah khususnya
program Pemerintah Daerah dibidang peternakan dan pertanian dapat berjalan
dengan optimal.
Selain fungsi pengawasan untuk pelaksanaan perkarantinaan, fungsi
pengawasan juga mempunyai peran luas dan melekat pada semua aspek
kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam pencapaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah
melaksanakan berbagai kegiatan yang berdaya guna dengan penerapan SMM
(Sistem Managemen Mutu) Pelayanan 9001 : 2008, SMM Laboratorium 17025
Laporan Tahunan 2014 Page 46
: 2008, Standar Pelayanan Publik (SPP) serta penerapan SPIP (Sistem
Pengendalian Internal Pemerintah) sebagai alat kontrol dan evaluasi.
Dalam meningkatkan peran pengawasan dan penindakan ada 3 (tiga)
kegiatan pokok yang diupayakan dilakukan seperti :
1. Pre-emptif.
a. Sosialisasi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan mendorong
peran serta masyarakat akan pentingnya pelaksanaan perkarantinaan dalam
rangka mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit
hewan/tumbuhan karantina ke Pulau Lombok terutama penyakit Rabies dan
Nematoda Sista Kuning pada kentang.
Penyakit Rabies, salah satu penyakit hewan yang disebabkan oleh virus,
bersifat akut, menyerang susunan syaraf pusat dan dapat bersifat zoonosis.
Anjing, kucing, kera dan hewan sebangsanya sangat berpotensi sebagai
hewan pembawa rabies (HPR) kepada manusia lewat gigitan atau jilatan pada
kulit terluka. Penyakit ini juga merupakan penyakit yang sangat ditakuti para
wisatawan setelah penyakit malaria karena dapat menyebabkan kematian
pada manusia yang tertular. Menyebabkan tingkat keamanan dan kenyamanan
masyarakat terganggu dengan kerugian ekonomi yang sangat besar untuk
program pemberantasannya.
Nematoda Sista Kuning (NSK) merupakan nematoda parasit tanaman dan
penyakit pada tanaman kentang, mempunyai kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan. Penyakit NSK ini dapat menyebabkan produksi kentang petani
turun hingga 70% dan sangat sulit dikendalikan sehingga menimbulkan
kerugian ekonomi yang sangat besar untuk program eradikasinya.
Nusa Tenggara Barat sampai saat masih bebas dari penyakit Rabies dan
NSK untuk itu terus diupayakan dapat dipertahankan melalui kegiatan
sosialisasi Karantina Pertanian dengan melibatkan Instansi terkait, masyarakat
pendidikan, masyarakat umum dan media masa dalam bentuk kegiatan
pameran, pembuatan banner, pemasangan baligho serta penyebarluasan
brosur, leaflet dan sticker. Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk meyakinkan
Laporan Tahunan 2014 Page 47
bahwa masyarakat memahami pelaksanaan perkarantinaan dan perlunya
dilakukan upaya pencegahan penyakit hewan/tumbuhan karantina.
Sosialisasi telah dilakukan diberbagai tempat seperti di wilayah kerja
Labuhan Lombok yang merupakan tempat pemasukan/pengeluaran yang
berbatasan dengan P. Sumbawa, di Wilayah Kerja Pelabuhan Penyeberangan
Lembar yang merupakan tempat pemasukan/pengeluaran yang berbatasan
dengan P. Bali dan di Kabupaten Lombok Utara yang merupakan
tempat/pelabuhan transit kapal wisata dari Bali dengan tujuan Gili Terawangan.
Pelaksanaan sosialisasi juga dilakukan di BNP2TKI untuk memberikan
pemahaman tentang perkarantinaan kepada para TKI yang akan bekerja di
luar negeri. Terkait kewaspadaan Rabies, telah dipasang baligho di
pelabuhan Kayangan, Lombok Timur dan dipelabuhan Lembar, Lombok Barat
yang pada prinsipnya mengajak peran masyarakat dalam mengantisipasi
masuknya Hewan Penular Rabies (HPR) seperti anjing, kucing, kera dan
hewan sebangsanya ke Pulau Lombok.
b. Pameran
Kegiatan pameran merupakan salah satu kegiatan penting yang
bertujuan untuk menyebarluaskan informasi dan telah dilaksanakan dalam
rangka memperingati Pekan Daerah Nusa Tenggara Barat di Asrama Haji, Hari
Krida Pertanian ke 41 di BPTP Narmada dan Hari Pangan Sedunia ke 34 di
Kabupaten Sumbawa.
2. Kegiatan Preventif.
Kegiatan ini dilakukan dalam upaya meminimalisir terjadinya
pelanggaran tindakan perkarantinaan. Peluang dan kesempatan masyarakat
untuk melakukan tindakan pelanggaran perkarantinaan diupayakan ditekan
seminimal mungkin melalui pengawasan Tim Terpadu (Karantina dan KP3),
serta kegiatan patroli secara reguler yang intensitasnya perlu ditingkatkan di
tempat-tempat pemasukan/pengeluaran ditetapkan maupun yang belum
ditetapkan. Kegiatan ini tidak dapat terlepas dari pelaksanaan koordinasi
dengan berbagai instansi terkait di pelabuhan/bandara dan Pemerintah
Daerah.
Laporan Tahunan 2014 Page 48
3. Kegiatan Refresif.
Komitmen pelaksanaan penegakan hukum oleh aparatur karantina
dilakukan dengan meningkatkan kwalitas SDM melalui pelatihan PPNS
sebagai jaminan dalam penegakan hukum serta melaksanakan rapat
koordinasi dengan Korwas PPNS sebagai langkah pelaksanaan bimbingan
teknis.
Kegiatan penegakan hukum terkait penyidikan telah dilakukan oleh
Penyidik Polri dari Kepolisian Resor Lombok Timur. Kegiatan penyidikan telah
dilakukan 2 (dua) kali :
a. Karena Nurji membawa 16 (enam belas) ekor sapi betina dari Pulau
Sumbawa ke Pulau Lombok tanpa dilengkapi dokumen persyaratan,
tidak melalui tempat yang ditetapkan, dan tidak melaporkan kepada
petugas karantina untuk dilakukan tindakan karantina. Maka diduga
melanggar pasal 31 ayat (1) juncto Pasal 6 ayat a, b dan c UU No. 16
Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. Putusan
Pengadilan Negeri Selong menetapkan dakwaan dengan vonis 1 (satu)
bulan 15 (Lima belas) hari penjara dan denda sebanyak Rp. 200.000,-
(dua ratus ribu) rupiah.
b. Karena Abdul Munir Als A. Munir membawa 36 (enam belas) ekor
yang terdiri 29 ekor sapi betina dan 7 (Tujuh) ekor sapi jantan dari Pulau
Sumbawa ke Pulau Lombok tanpa dilengkapi dokumen persyaratan,
tidak melalui tempat yang ditetapkan, dan tidak melaporkan kepada
petugas karantina untuk dilakukan tindakan karantina. Maka diduga
melanggar pasal 31 ayat (1) juncto Pasal 6 ayat a, b dan c UU No. 16
Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan. Sampai
saat ini proses penyidikan kepada tersangka masih berjalan dan
penyidik Polri dari Polres Lombok Timur sedang menindaklanjuti P-18
dan P-19 yang dikeluarkan dari Kejaksaan Negeri Selong.
Laporan Tahunan 2014 Page 49
TINDAKAN PELANGGARAN DAN ANALISA DATA
A. Tindakan Pelanggaran
Frekwensi Lalulintas, Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan Media Pembawa Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (MPOPTK)
NO
TAHUN
LALIN (kali)
PENAHANAN
(kali)
% PENOLAKAN
(kali)
% PEMUSNAHAN (kali)
%
1
2013
4.321
36
0,9
58
1,4
89
2,1
2
2014
5.405
92
1,7
50
0,1
88
1,7
Frekwensi Lalulintas, Penahanan, Penolakan Dan Pemusnahan Media Pembawa Hama Dan Penyakit Hewan Karantina (MPHPHK)
NO
TAHUN
LALIN (kali)
PENAHANAN
(kali)
% PENOLAKAN
(kali)
% PEMUSNAHAN (kali)
%
1
2013
8.700
97
1,2
18
0,2
86
1
2
2014
9.436
166
1,8
9
0,1
31
0,4
Laporan Tahunan 2014 Page 50
B. FREKWENSI LALULINTAS MPOPTK DAN MPHPHK
C. FREKWENSI TINDAKAN PENAHANAN, PENOLAKAN DAN PEMUSNAHAN MPOPTK
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2013 2014
FREKWENSIMPOPTK
FREKWENSIMPHPHK
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2013 2014
36
92
58
50
89 88
PENAHANAN
PENOLAKAN
PEMUSNAHAN
Laporan Tahunan 2014 Page 51
D. FREKWENSI TINDAKAN PENAHANAN, PENOLAKAN DAN PEMUSNAHAN MPHPHK
Analisa Data :
Dari data kegiatan karantina tumbuhan menunjukkan bahwa pada tahun
2014 terjadi peningkatan frekwensi kegiatan lalulintas MPOPTK 25,1 %
dibanding tahun 2013. Untuk kegiatan penahanan MPOPTK pada tahun 2014
terjadi kenaikan 0,8% dibandingkan tahun 2013, kegiatan kegiatan penolakan
MPOPTK pada tahun 2014 terjadi penurunan 1,3% dibandingkan tahun 2013
dan kegiatan pemusnahan MPOPTK pada tahun 2014 terjadi penurunan 0,4%
dibandingkan tahun 2013.
Kegiatan penahanan MPOPTK cenderung banyak terjadi di Wilayah
Kerja Bandar Udara Internasional Lombok (BIL). Kegiatan penahanan
MPOPTK pada tahun 2014 terjadi kenaikan 0,8% dibandingkan tahun 2013
disebabkan pemasukan benih, bibit, buah, sayur segar, hortikultura dari luar
negeri (Malaysia) yang dibawa oleh para TKI tanpa dilengkapi dokumen
persyaratan karantina. Sosialisasi telah dilakukan di BNP2TKI dan
penyebarluasan informasi pada berbagai kesempatan, namun karena
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
2013 2014
PENAHANAN
PENOLAKAN
PEMUSNAHAN
Laporan Tahunan 2014 Page 52
banyaknya TKI yang datang dan pergi dari Nusa Tenggara Barat maka
lalulintas MPOPTK dari luar negeri terus terjadi dengan alasan sebagai oleh-
oleh untuk keluarga.
Sedangkan dari data kegiatan karantina hewan, menunjukkan bahwa
frekwensi kegiatan lalulintas MPHPHK pada tahun 2014 terjadi peningkatan
8,45% dibanding tahun 2013. Untuk kegiatan penahanan MPHPHK pada tahun
2014 menunjukkan terjadinya peningkatan 0,6 % dibandingkan tahun 2013 dan
kegiatan penolakan MPHPHK pada tahun 2014 menunjukkan angka yang
menurun 0,1% dibandingkan tahun 2013 dan kegiatan pemusnahan MPHPHK
pada tahun 2014 menunjukkan penurunan 0,6% dibandingkan tahun 2013.
Kegiatan penahanan MPHPHK pada tahun 2014 mengalami
peningkatan 0,6% dibandingkan tahun 2013. Kegiatan penahanan MPHPHK
cenderung banyak terjadi di Wilayah Kerja Bandar Udara Internasional Lombok
(BIL). Hal ini disebabkan karena banyaknya TKI bekerja di Luar Negeri
(Malaysia) yang mempunyai tingkat pemahaman tentang perkarantinaan masih
perlu terus ditingkatkan. Mereka cenderung membawa komoditas hewan
seperti burung dari Luar Negeri tanpa disertai dokumen persyaratan karantina.
Berdasarkan data dan grafik frekwensi kegiatan lalulintas maupun
tindakan penahanan, penolakan dan pemusnahan MPOPTK dan MPHPHK
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Masih ditemukan terjadinya pelanggaran lalulintas MPOPTK dan
MPHPHK
2. Jenis pelanggaran yang terjadi disebabkan :
a. Ketidaktahuan pemilik tentang peraturan karantina. Terutama para
TKI yang bekerja di Luar Negeri.
b. Kemungkinan adanya unsur kesengajaan dari pemilik.
3. Modus operandi bervariasi dengan menggunakan kendaraan pribadi
dan umum. Bahkan membawa burung dimasukkan pada pipa paralon
yang dilubangi lalu dibungkus dengan kaos kaki.
4. Pelanggaran masih terjadi melalui bandara, tempat
pemasukan/pengeluaran yang ditetapkan dan yang belum ditetapkan.
Laporan Tahunan 2014 Page 53
Data PPNS, Polsu, dan Intelejen karantina balai Karantina Pertanian
kelas I mataram terlampir di lampiran 11
Laporan Tahunan 2014 Page 54
BAB VI
CAPAIAN PENGELOLAAN KETATAUSAHAAN
3.1 PENGELOLAAN KEUANGAN
3.1.1. Keuangan
Dalam tahun anggaran 2014 anggaran belanja yang dialokasikan untuk
penyelenggaraan Karantina Pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram sebesar Rp. 10.620.686.000,- Terdiri dari :
Belanja Pegawai .............................................. Rp. 4.562.616.000,-
Belanja Pegawai ............................................... Rp. 4.725.027.000,-
Belanja Modal ................................................. Rp. 1.333.043.000,-
Dari dana tersebut telah terealisasi sebesar Rp. 10.250.544.196,- atau
mencapai 96,51 %. Yang terdiri dari :
Belanja Pegawai ............................................. Rp. 4.547.273.956,-
Belanja Barang ............................................... Rp. 4.390.347.440,-
Belanja modal ................................................ Rp. 1.312.922.800,-
Berikut Rincian Anggaran dan realisasi Belanja TA 2014
Dari Anggaran tahun 2014 tersebut masih tersisa sebesar Rp. 370.141.804,-
(tiga ratus tujuh puluh juta seratus empat puluh satu ribu delapan ratus empat
rupiah). Yang terdiri dari :
Belanja Pegawai ............................................. Rp. 15.342.044,-
Belanja barang ................................................ Rp. 334.679.560,-
Uraian Jenis Belanja Anggaran Realisasi %
Belanja Pegawai 4.562.616.000 4.547.273.956 99,66
Belanja Barang 4.725.027.000 4.390.347.440 92,92
Belanja Modal 1.333.043.000 1.312.922.800 98,49
Total Belanja Kotor 10.620.686.000 10.250.544.196 96,51
Pengembalian Belanja -32.476.196
Belanja Netto 10.620.686.000 10.218.068.000
Laporan Tahunan 2014 Page 55
Belanja Modal ................................................. Rp. 20.120.200,-
Capaian persentase realisasi anggaran tahun 2014 meningkat sebesar
2,43 % dari realisasi anggaran tahun 2013, namun dari sisi jumlah anggaran
dana, pencapaian tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan tahun 2014.
Berikut data Perbandingan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2014
dan Tahun Anggaran 2013.
Grafik realisasi anggaran per Jenis Belanja tahun 2014 dan 2013
Laporan Keuangan tahun 2014 Lampiran 12.
3.1.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak
Penerimaan Negara Bukan pajak yang diterima tahun 2014 adalah
penerimaan fungsional berupa jasa karantina sebesar Rp. 396.921.602 (Tiga
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
3500000
4000000
4500000
5000000
BelanjaPegawai
BelanjaPegawai
BelanjaModal
An
ggar
an
Realisasi TA 2013
Realisasi TA 2012
Uraian Jenis Belanja Realisasi TA 2014 Realisasi TA 2013
Belanja Pegawai 4.547.273.956 3.927.736.888
Belanja Barang 4.390.347.440 4.565.882.537
Belanja Modal 1.312.922.800 2.731.802.680
Jumlah 10.250.544.196 11.225.422.105
Persentase Capaian
Realisasi
96,51 % 93,59 %
Laporan Tahunan 2014 Page 56
ratus Sembilan puluh enam juta Sembilan ratus dua puluh satu ribu enam ratus
dua rupiah) dari target sebesar Rp. 306.000.000,- (Tiga ratus enam juta rupiah)
atau mencapai 130 %.
Bila dibandingkan dengan realisasi PNBP tahun 2013 sebesar Rp.
425.577.157 (Empat ratus dua puluh lima juta lima ratus tujuh puluh tujuh ribu
seratus lima puluh tujuh rupiah ) maka PNBP pada tahun 2014 mengalami
penurunan sebesar 93 %, hal ini terjadi karena terjadi penurunan frekuensi
lalulintas, menurunnya jumlah komoditas, dan menurunnya penggunaan jasa
laboratorium. Rekapitulasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) selama
tahun 2013 dan tahun 2014 secara rinci dapat dilihat pada lampiran 13
DATA REALISASI PNBP TAHUN 2014
No Bulan Penerimaan (Rp)
1. Januari 36.250.552
2. Pebruari 24.771.395
3. Maret 22.599.791
4. April 22.463.617
5. Mei 31.804.949
6. Juni 38.593852
7. Juli 23.888.892
8. Agustus 31.088.152
9. September 45.729.090
10. Oktober 40.120.378
11. Nopember 35.396.512
12. Desember 44.214.422
JUMLAH 396.921.602
Laporan Tahunan 2014 Page 57
3.2 Perlengkapan
3.2.1. Sarana Dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang dimiliki Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram meliputi :
3.2.1 Sarana Tidak Bergerak
1. Tanah.
a. Tanah di Lembar seluas 10.010 M2 dipergunakan untuk Kantor,
Laboratorium, Gedung Serba Guna, Gudang, Musolla, Kandang,
Incenerator dan Pos Jaga Keamanan. Sertifikat tanah berstatus Hak Milik
dengan nomor 7573306 tanggal 29 Oktober 1982, tanah seluas 407 M2
dan 1.000 M2 belum ada bangunan dan sudah bersertifikat .
b. Tanah di Mataram seluas 530 M2 dipergunakan untuk Kantor Induk Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram sudah bersertifikat, tanah seluas 500
M2 di Selaparang sertifikat berstatus Hak Milik dengan No. : AT.916693
tanggal 17 September 2004 dipergunakan untuk Kantor Wilker Bandara
Selaparang dan tanah rumah dinas seluas 452 M2.
c. Tanah di Lombok Timur seluas 2.934 M2 dipergunakan untuk bangunan
Pos Jaga telah berstatus hak milik dengan sertifikat No. A.1511835 tanggal
4 Mei 1985
1
100
10000
1000000
100000000
JAN
UA
RI
PEB
RU
AR
I
MA
RET
AP
RIL
MEI
JUN
I
JULI
AG
UST
US
SEP
TEM
BER
OK
TOB
ER
NO
PEM
BER
DES
EMB
ER
Penerimaan PNBP 2013
JANUARI
PEBRUARI
MARET
APRIL
MEI
JUNI
JULI
AGUSTUS
SEPTEMBER
OKTOBER
NOPEMBER
DESEMBER
Laporan Tahunan 2014 Page 58
3.2. Bangunan
Kantor induk Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram 1 unit, 3 unit di
Wilker Labuhan Lombok, Lombok Timur, 4 unit di Wilker Pelabuhan Lembar
berikut Laboratorium, Gedung Serba Guna, Kandang, Incenerator, Gudang,
Pos Jaga dan Screen House, 1 unit di eks Bandara Selaparang, 1 unit Rumah
Dinas,2 unit gedung baru di Wilker Bandara Internasional Lombok dan 2 unit
Rumah Jaga plus MCK serta 1 unit gedung laboratorium yang dibangun
dibangun pada tahun 2014.
3.1.2 Sarana Bergerak.
Untuk menunjang kelancaran tugas pokok dan fungsi Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram ditunjang dengan 7 (tujuh) unit kendaraan roda
empat dan 28 (dua puluh delapan) unit kendaraan roda dua serta sarana dan
prasarana bergerak lainnya.
Untuk lebih jelasnya daftar inventaris barang-barang milik kekayaan
Negara tahun 2014Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dapat dilihat
pada Lampiran 21
3.2. Sumberdaya Manusia
3.2.1. Keadaan Pegawai
Keadaan pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sampai
dengan tanggal 31 Desember 2014 seluruhnya berjumlah 117 ( seratus tujuh
belas ) orang yang terdiri dari 5 orang pejabat struktural, 63 orang pejabat
fungsional khusus, 21 orang tenaga fungsional umum dan dibantu 28 orang
tenaga harian lepas.
Sedangkan ditinjau dari ruang gaji / golongan saat ini terdiri dari 5 orang
golongan IV/a; 6 orang golongan III/d; 8 orang golongan III/c; 16 orang
golongan III/b; 13 orang golongan III/a; 9 orang golongan II/d; 21 orang
golongan II/c; 1 orang golongan II/b dan 9 orang golongan II/a; dan 1 orang
golongan I/c. Data pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dapat
dilihat pada lampiran 15
Laporan Tahunan 2014 Page 59
3.2.2. Mutasi Alih Tugas
Dalam tahun anggaran 2014, Pegawai Negeri Sipil Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram yang mutasi alih tugas sebanyak 3 (tiga) orang
terdiri dari : Mutasi keluar 1 (satu) orang Kepala Balai mutasi alih tugas ke
Balai uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian, sementara mutasi
masuk ke Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram adalah 2 orang, antara
lain : Kepala Balai Karantina Pertanian kelas II Tarakan dan Paramedik
Veteriner Penyelia Balai Karantina Pertanian Kelas II Medan. Data mutasi di
lampiran 16
3.2.3. Pendidikan dan Pelatihan
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
khususnya pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram tiap tahunnya
selalu diikutkan dalam pelatihan-pelatihan baik yang dilakukan oleh Badan
Karantina Pertanian atau instansi lain.
Untuk tahun 2014 kegiatan pelatihan yang diadakan secara internal
adalah pelaksanaan inhouse training untuk tenaga laboratorium, kegiatan ini
diikuti oleh 20 orang peserta dari laboratorium karantina hewan dan
laboratorium karantina tumbuhan.
3.2.4. Kenaikan Pangkat
Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yang mendapat
kenaikan pangkat tahun 2014 sebanyak 10 orang terdiri dari kenaikan pangkat
fungsional 2 orang dan kenaikan pangkat struktural 8 orang untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada lampiran 17
3.2.5. Kenaikan Gaji Berkala
Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yang mendapatkan
kenaikan gaji berkala tahun 2014 sebanyak 33 orang untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada lampiran 18
Laporan Tahunan 2014 Page 60
3.2.6. Upaya-Upaya Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Dan Sumber
Daya Manusia
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan
kegiatan perkarantinaan dan Kualitas Sumber Daya Manusia di lingkup Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram, telah dilakukan beberapa upaya berikut
ini :
a. Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 : 2008
Kondisi dan dinamika lingkungan yang cenderung terus meningkat dengan
sangat cepat dan pesat di bidang ilmu pengetahuan teknologi transportasi
dan komunikasi membawa pengaruh meningkatnya volume dan frekuensi
lalu lintas manusia, barang, jasa, hewan dan produknya baik antar pulau di
dalam suatu negara maupun antar negara yang kemudian pada gilirannya
dapat menyebabkan ancaman terhadap resiko masuk dan menyebarnya
hama penyakit yang melampaui batas negara.
Oleh karena itu penyelenggaraan Karantina Pertanian adalah upaya
pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan dan
tumbuhan dari luar negeri, dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri,
atau keluarnya dari dalam wilayah Negara Republik Indonesia, perlu
meningkatkan perannya sejalan dengan perkembangan tersebut diatas dan
prospek karantina kedepan yang semakin strategis. Kondisi faktual ini
secara sistematis perlu ditindaklanjuti dengan menetapkan kebijakan yang
programnya antara lain adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia
karantina, peningkatan sarana dan prasarana, serta penyelenggaraan
pelayanan karantina dengan sistem manajemen mutu yang berstandar
internasional mengacu pada ISO 9001.
Penyelenggaraan pelayanan Karantina dengan sistem manajemen mutu
sudah merupakan tuntutan global yang perlu diterapkan sebagai wujud
clean governance dan good governance service. Upaya penyelenggaraan
karantina melalui clean governance dan good governance service
dilaksanakan dimulai penyiapan sarana prasarana baik hardware maupun
Laporan Tahunan 2014 Page 61
software yang memadai dan diikuti dengan penyiapan sumberdaya
manusia yang kompeten memiliki integritas dan profesional yang handal
menjadi fokus dalam kebijakan dan penerapannya.
Implementasi dari SMM ISO 9001:2008 tersebut diatas diselaraskan
dengan peraturan perundangan Karantina Hewan dan Tumbuhan agar
sejalan dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram.
Tahun 2014 Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah mendapatkan
sertifikat akreditasi SMM ISO 9001:2008.
b. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
Pelaksanaan SPI lingkup BalaiKarantina Pertanian Kelas I Mataram
dimaksudkan untuk peningkatan kinerja yang efektif, efisien, ekonomis dan
tertib; pengelolaan keuangan Balai Karantina Pertanian yang transparan, dan
akuntabel; mendorong ketaatan peraturan perundangan dan pengamanan aset
negara.
Dalam pelaksanaan SPI, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
telah membentuk Tim Satlak SPI dan tim tersebut telah merancang dan
melaksanakan program yang direncanakan selama tahun 2014. Adapun
program yang telah dilaksanakan oleh tim Satlak PI Balai Karantina Pertanian
Kelas I Matarama antara lain :
Jawaban dan Tindak Lanjut LHP tahun 2013
Pelaksanaan kegiatan audit internal
Perumusan sistem pengendalian intern kegiatan di Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram.
Kegiatan SPI selama tahun 2014, cukup efektif dalam melakukan
pemantauan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing
penanggungjawab dan pelaksana kegiatan, yaitu dengan adanya kegiatan
audit internal, dapat lebih awal terdeteksi kekurangan atau ketidaksesuaian
antara apa yang seharusnya dilaksanakan dengan kondisi riel pelaksanaan
kegiatan. Sehingga dengan adanya hasil audit SPI dapat segera diperbaiki
Laporan Tahunan 2014 Page 62
dalam waktu yang relatif lebih cepat oleh penanggungjawab dan pelaksana
kegiatan.
c. Pembinaan Mental Pegawai
Dalam aspek manajemen sumber daya manusia, kualitas SDM dapat terjadi
peningkatan yang signifikan ketika tersentuh dalam beberapa hal, diantaranya
sebagai berikut : aspek ruhiyah (moral, etika, kedekatan dengan Tuhannya),
aspek jasadiyah (fisik, kesehatan fisik), Aspek sosial ( Lingkungan kerja
kondusif), dan aspek ekonomi (kesejahteraan terpenuhi). Menyadari hal
tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram melakukan kegiatan
pembinaan mental dengan berbagai bentuk kegiatan sebagai berikut :
1. Pembinaan Rohani
Kegiatan pembinaan rohani ini dilaksanakan dalam bentuk kajian
keagamaan dengan mengundang narasumber dari tokoh agama dengan
memanfaatkan momentum hari besar agama, pemberian nasehat oleh
pimpinan disetiap apel pagi dan jum`at pagi, serta renungan-renungan
lain yang disampaikan oleh pegawai yang diminta oleh kepala Balai
untuk menyampaikannya. Hal ini dilakukan agar stamina mental,
komitmen kebaikan, dan kekuatan moral pegawai tetap terjaga,
sehingga secara kualitas, SDM BKP Kelas I Mataram tetap terjaga.
2. Pembinaan Fisik
Kegiatan pembinaan fisik di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
secara rutin dilakukan dalam bentuk olahraga bersama setiap hari jumat
pagi, olahraga bersama ini dapat berupa senam pagi dan jalan santai.
Disamping itu kegiatan olahraga lain seperti Bulutangkis, Sepak Takraw
, juga dilaksanakan dalam bentuk lomba antar wilker yang
memanfaatkan momentum Bulan Bakti Karantina Pertanian, hal ini
dilakukan selain untuk menjaga kesehatan fisik juga untuk menjaga
kekompakan dan persaudaraan diantara sesama pegawai Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram.
3. Pembinaan Kerjasama team (Team Work) dan kedisiplinan
Laporan Tahunan 2014 Page 63
Kegiatan pembinaan kerjasama team dan kedisiplinan dilaksanakan
dalam bentuk kegiatan outbond training dengan menghadirkan trainer
profesional, pada tahun 2014, Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram telah melaksanakan 2 (dua) kali kegiatan outbond yaitu :
dilaksanakan pada Agustus dan Desember 2014 yang menghadirkan
team outbond training dari ”Sigma Outbond ” dan Team Danamon
Mataram, kegiatan ini menitik beratkan pada kerjasama team,
bertanggungjawab terhadap tugas yang dibebankan dan kejujuran
dalam melaksanakannya. Kegiatan Outbond. Kegiatan ini irangkai
dengan pembinaan ESQ.
4. Pembinaan Disiplin Pegawai
Pembinaan disiplin pegawai di lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram, dilakukan secara terus menerus baik melalui arahan-arahan
pimpinan dan juga melalui sarana-sarana seperti :
- Penggunaan Finger Print
- Pencatatan buku keluar-masuk pada saat jam kerja
- Kegiatan apel pagi setiap senin dan upacara bendera setiap tanggal 17
setiap bulan.
3.3. Pemanfaatan Teknologi Informasi (IT)
Salah satu wujud penyelenggaraan negara yang terbuka adalah di
implemetasikannya “keterbukaan informasi publik” melalui penggunaan hak
publik untuk memperoleh informasi yang berdasar dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Hak atas informasi menjadi sangat penting dalam upaya menjadikan
proses keterbukaan penyelenggara Negara untuk terbuka kepada publik
sehingga apa yang dilakukan oleh penyelenggara atas kerja-kerja
penyelenggaraan Negara dapat diterima dan dipertanggungjawabkan kepada
publik.
Mulai 1 Mei 2010, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 mengenai
Keterbukaan Informasi Publik akan efektif diberlakukan. Undang-Undang ini
Laporan Tahunan 2014 Page 64
berlaku setelah pemerintah diberikan kesempatan untuk mempersiapkan
segala piranti pelaksanaan selama dua tahun ini.
Organisasi pemerintah yang berbasis kepada Teknologi Informasi
menjadi hal yang sangat penting dalam abad ke dua puluh satu di era milenium
ketiga ini. Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk
mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu. Kekuatan
suatu organisasi pemerintahan akan sangat tergantung kepada informasi atau
pengetahuan yang dimilikinya, informasi akan menjadi perekat unsur-unsur
yang ada dalam suatu organisasi.
Sejalan dengan itu, peran dan fungsi pemerintah dalam kerangka
mensosialisasikan kebijakan dan informasi yang cepat sangat mutlak
diperlukan.Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mendesaign
aplikasi Elektronik Sistem Komunikasi Internal berbasis website.Dengan
adanya aplikasi ESKI, informasi, komunikasi, dan transaksi antara pegawai
dapat dilakukan via internet.Sehingga ada beberapa manfaat yang dihasilkan
seperti misalnya, komunikasi dalam sistem administrasi berlangsung dalam
hitungan jam, bukan hari atau minggu. Artinya, pelayanan pemerintah pada
masyarakat menjadi sangat cepat, service dan informasi dapat disediakan 24
jam sehari, tujuh hari dalam seminggu. Informasi dapat dicari dari kantor,
rumah, bahkan mobile dimanapun tanpa harus hadir secara langsung. Fungsi
ini disebut sebagai fungsi pelayanan pemberian informasi secara G2C
(Government to Citizen).Fungsi lainnya adalah G2B (Government to Business),
dan G2G (Government to Government).
Pada perkembangannya fungsi website diharapkan tidak hanya
berfungsi sebagai sumber informasi yang bersifat pasif, namun diharapkan bisa
bersifat dinamis, sehingga fungsi dan peran website menjadi dua arah dan
timbul efek timbal balik. Seperti telah di jelaskan dalam Instruksi Presiden
Nomor 3 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan
E-Government, yang mana berangkat dari pemikiran tentang pertimbangan
pemanfaatan Teknologi Informasi dalam proses pemerintahan yang diyakini
Laporan Tahunan 2014 Page 65
akan meningkatkan efesiensi, efekstifitas, transparansi serta akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan. Dengan terwujudnya aplikasi aplikasi
Elektronik Sistem Komunikasi Internal berbasis website yang bersifat dinamis,
diharapkan akan diperoleh aliran informasi yang optimal. Seiring dengan itu
dengan adanya kemanfaatan aplikasi aplikasi Elektronik Sistem Komunikasi
Internal berbasis website tersebut akan semakin meningkatkan efesiensi dan
efektifitas penyelenggaraan pemerintahan.
Kementerian Pertanian khususnya Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram sebagai lembaga pemerintah juga memanfaatkan teknologi informasi
berbasis website sebagai sarana menginformasikan kebijakan-kebijakan yang
ada di keluarkan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Oleh karena
itu untuk meningkatkan keterbukaan informasi publik maka perlu adanya
pembuatan aplikasi Sistem Implementasi Manajemen berbasis website Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram.
3.3.1 Aplikasi Elektronik Sistem Komunikasi Internal Berbasis Website
1. E-Laboratorium (E-Lab)
(www.eplaqsystem.deptan.go.id/elab.php)
Layanan e-Lab diperuntukkan bagi laboratorium rujukan yang ditunjuk untuk
melakukan pengujian PSAT oleh Badan Karantina Pertanian, hasil dari
pemeriksaan lab tersebut wajib dilaporkan secara online kepada Unit Pelaksana
Teknis yang memberi rekomendasi
2. E-Plaq System (Electronic System Plant Quarantine)
http://www.eplaqsystem.deptan.go.id/
Monitoring data opersional karantina tumbuhan
Laporan Tahunan 2014 Page 66
3. E-Qvet (Electronic System For Animal Quarantine)
eqvet.karantina.deptan.go.id/
Monitoring data opersional karantina hewan
4. PPK Online Karantina Tumbuhan
www.eplaqsystem.deptan.go.id/ppk/login.php
PPK Online Aplikasi ini memudahkan para pengguna jasa untuk mendaftarkan
komoditi karantina tumbuhan yang akan dilalulintaskan untuk disertifikasi serta
dapat berkomunikasi langsung dengan petugas karantina secara langsung melalui
internet. Aplikasi PPK Online dan petunjuknya dapat di unduh pada website Badan
Karantina Pertanian.
5. PPK Online Karantina Hewan
eqvet.karantina.deptan.go.id/ppk/
PPK Online Aplikasi ini memudahkan para pengguna jasa untuk mendaftarkan
komoditi karantina hewan yang akan dilalulintaskan untuk disertifikasi serta dapat
berkomunikasi langsung dengan petugas karantina secara langsung melalui
internet. Aplikasi PPK Online dan petunjuknya dapat di unduh pada website Badan
Karantina Pertanian
6. Prior Notice (PSAT)
www.eplaqsystem.deptan.go.id/notice/
Layanan Prior Notice diperuntukkan bagi pengguna jasa karantina yang akan
melaksanakan pemasukan Pangan Segar Asal Tumbuhan, Prior Notice wajib diisi
oleh produsen di negara asal komoditas.
PPK
ONLINE
PLUS
PPK
ONLINE
PLUS
Laporan Tahunan 2014 Page 67
7.Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
lpse.ntbprov.go.id/eproc/
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) merupakan unit kerja
penyelenggara sistem elektronik pengadaan barang/jasa yang di dirikan oleh
Kementerian/Lembaga/Perguruan Tinggi/BUMN dan Pemerintah Daerah untuk
memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan pengadaan
barang/jasa pemerintah secara elektronik. Terhadap ULP/Pejabat Pengadaan pada
Kementerian/Lembaga/Perguruan Tinggi/BUMN dan Pemerintah Daerah yang tidak
membentuk LPSE,dapat melaksanakan pengadaan secara elektronik dengan
menjadi pengguna dari LPSE terdekat
8. Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK)
sapk.bkn.go.id
Prosedur Penetapan Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipil, Kenaikan Pangkat,
Pemberhentian dan Pemberian Pensiun Pegawai Negeri Sipil, dan Perpindahan
Antar Instansi Berbasis Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian secara On-Line
(SAPK-OnLine)
9. Survei Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
bkp1mataram.karantina.pertanian.go.id/survei-ikm/
Laporan Tahunan 2014 Page 68
Pemerintah dan dunia usaha sangat membutuhkan informasi unit pelayanan
instansi pemerintah secara rutin. Untuk itu Pemerintah berupaya menyajikan
INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT secara rutin, yang diharapkan mampu
memberikan gambaran mengenai kualitas pelayanan di instansi pemerintah kepada
masyarakat. Indeks tersebut diperoleh berdasarkan pendapat masyarakat, yang
dikumpulkan melalui SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP UNIT
PELAYANAN PUBLIK. Survei ini MENANYAKAN PENDAPAT masyarakat,
mengenai pelayanan instansi pemerintah atas penyelenggaraan pelayanan.
PERTANYAAN SENGAJA DIRANCANG SESEDERHANA MUNGKIN, untuk tidak
mengambil waktu Bapak/Ibu/Saudara yang sangat berharga. Pendapat
Bapak/Ibu/Saudara akan sangat membantu keberhasilan survei ini sebagai dasar
penyusunan indeks kepuasan masyarakat dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan instansi pemerintah kepada masyarakat
10. Scan Qr Code
bkp1mataram.karantina.pertanian.go.id
QR adalah salah satu jenis kode matriks atau kode batang dua dimensi yang
dikembangkan Denso Wave, Denso Wave adalah sebuah divisi di perusahaan
Denso Corporation Jepang, QR Code pertama kali dipublikasikan pada tahun 1994.
Sedangkan perangkat yang digunakan untuk membaca QR Code disebut QR
Scaner, atau pemindai QR. QR merupakan singkatan dari Quick response, dalam
bahasa indonesia yang berarti respon cepat, singkatan ini sesuai dengan tujuan
utama dari QR Code yaitu menyampikan informasi pada kode dengan cepat dan
respon yang cepat pula. Qr Code Difungsi untuk dapat merespon aplikasi berbasis
web khususnya website Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam aplikasi
mobile.
Laporan Tahunan 2014 Page 69
10. Elektronik Sistem Komunikasi Internal (ESKI)
eski.bkpmataram.org
Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kantor
atau organisasi. Sistem komunikasi internal adalah segenap kegiatan komunikasi
yang secara khusus diarahkan pengerjaannya kepada pegawai dalam lingkungan
organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram berbasis website. Beberapa
Elektronik Sistem Komunikasi Internal Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
diantaranya Elektronik Sistem Pengendalian Internal Karantina (ESPIK), Elekstronik
Sistem Komunikasi Internal (ESKI), Laporan Penerima Negara Bukan Pajak
(PNBP), Informasi Keluar Masuk Komoditas Pertanian (IPORT), Elektronik Short
Message Services (ESMS), Elektronik Mata Anggaran Keuangan (EMAK).
a. Elektronik Sistem Pengendalian Internal Karantina (ESPIK)
Laporan Pengeloaan Penerimaan Negara Bukan Pajak dari
setiap wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram Berbasis Website.
b. Elekstronik Sistem Komunikasi Internal (ESKI)
Laporan catatan kinerja harian, bulanan dan tahunan secara
elektronik pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
berbasis website
c. Laporan Penerima Negara Bukan Pajak (PNBP)
Pengeloaan Penerimaan Negara Bukan Pajak di setiap
wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram Berbasis Website.
Laporan Tahunan 2014 Page 70
d. Informasi Keluar Masuk Komoditas Pertanian (IPORT)
Laporan Informasi arus komoditas domestik masuk dan
domestik keluar barang di setiap wilayah kerja lingkup Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram Berbasis Website.
e. Elektronik Short Message Services (ESMS)
Laporan layanan pesan singkat terhadap tarif jasa karantina
pertanian dan sebagai salah satu layanan pengaduan serta
informasi kepegawaaian lingkup Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram berbasis website.
f. Elektronik Mata Anggaran Keuangan (EMAK)
Laporan pengelolaan mata anggaran keuangan lingkup Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram berbasis website.
10. Konsultasi Online
Layanan Konsultasi Pengaduan Online Via Messenger
11. Sms Center
Layanan Konsultasi Pengaduan Online Via Pesan Singkat
Laporan Tahunan 2014 Page 71
12. Form Pengadauan
Layanan Konsultasi Pengaduan Online Via Form
13. Polling
Kualitas Pelayanan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram Melalui Polling
14. Statistik
Informasi Jumlah Pengunjung, Pembaca Artikel, dan Perubahan menampilkan berapa
kali setiap artikel telah dibaca.
Laporan Tahunan 2014 Page 72
15. Form Permohonan Informasi Publik
Layanan permohonan informasi publik melalui pengisian data identitas
Laporan Tahunan 2014 Page 73
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Dari rangkaian kegiatanyang dilaksanakan oleh Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram selama tahun 2014, dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Data Operasional Karantina Hewan :
- Domestik Masuk, Frekuensi sebanyak 3.480 kali berupa Hewan
volume 17.258.998 Ekor, Bahan Asal Hewan (BAH), 3.231.877 Kg, 4.042
lbr dan 3.037.083 butir dengan frekuensi masing-masing 2.803 kali, 727
kali dan 744 kali, Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 22.983 Kg
dengan frekuensi 177 kali dan Benda lain sebanyak 4.829.610 kg
dengan frekuensi 87 kali, dan 2.166 collie.sebanyak 73 kali
- Domestik Keluar :sebanyak 1.194 kali berupa Hewan dengan volume
1.297.635 Ekor, Bahan Asal Hewan (BAH), 24.540 kg dengan frekuensi
576 kali, 3.650 lbr dengan frekuensi 10 kali, sedangkan Hasil Bahan
Asal Hewan (HBAH) sebanyak 178 kg dengan frekuensi 18 dan Benda
lain sebanyak 2.201.350 kg dengan frekuensi 684 kali, dan 1 tabung
dengan frekuensi 1 kali
- Impor : Nihil.
- Ekspor ; Nihil
2. Data Operasional Karantina Tumbuhan :
- Domestik Masuk, volume 6,412,090 kg dan 10,192 batang hasil
tanaman dan 178,051 kg benih tanaman dan 32,653 batang bibit
tanamandengan frekuensi sebanyak 1.462 kali.
- Domestik Keluar : volume 50,781,915 Kg dan 110,062 batang hasil
tanaman, 45,361 Kg benih tanaman, serta 243,212 batang bibit
tanaman dengan frekuensi sebanyak 3.617 kali.
- Impor Nihil.
Laporan Tahunan 2014 Page 74
- Ekspor ; dilakukan sebanyak 20 kali dengan volume sebanyak 19.081
Kg
`3. Terjadinya peningkatan disiplin PNS dan peningkatan tata kelola
perkantoran dengan diterapkannya SMM ISO 9001 : 2008.
4. Nusa Tenggara Barat khususnya pulau Lombok Masih bebas Rabies
5. Pelaksanaan tindakan penyidikan terhadap pelanggaran peraturan
perundang-undangan karantina hewan, karantina tumbuhan dan
keamanan hayati hewani/nabati dapat berjalan secara optimal.
6. Meningkatnya kerjasama antara struktural, fungsional, PPNS maupun
dengan instansi terkait untuk mendukung peningkatan kinerja
pelaksanaan operasional perkarantinaan di lapangan.
7. Terjadinya tindakan Pelanggaran terhadap peraturan karantina selama
tahun 2014, disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
a. Ketidaktahuan pemilik tentang peraturan karantina.
b. Adanya unsur kesengajaan.
c. Modus menggunakan alat transportasi berupa perahu nelayan dan
berlabuh di tempat nelayan.
d. Modus oleh-oleh dari TKI yang datang dari Malaysia
7.2. Saran-Saran
Adapun saran-saran sebagai bahan masukan bagi perbaikan pada
kegiatan dimasa yang akan datang adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencegah masuknya hama penyakit hewan karantina dan
optimalisasi pengawasan terhadap komoditi karantina hewan perlu adanya
penambahan dan peningkatan sumber daya manusia.
2. Perlunya komitmen seluruh pegawai dalam penerapan peraturan
perkarantinaan.
3. Tertibnya sistem pengarsipan dokumen pelaksanaan tindakan karantina
serta sistem/alur pelaporan ke Unit Pelaksana Teknis.
4. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait di pelabuhan/bandara.
Laporan Tahunan 2014 Page 75
5. Meningkatkan kegiatan sosialisasi dan penyebarluasan informasi tentang
peraturan karantina kepada masyarakat dan stakeholder.
6. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait di pelabuhan/bandara.
7. Meningkatkan dan memperketat pengawasan MPHPHK/MPOTK melalui
pengawasan terpadu dan patroli.
8. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM mengenai peraturan
perkarantinaan dan penegakan hukum.