LAPORAN TAHUNAN 2009 2009 ANNUAL REPORT GOOD, …
Embed Size (px)
Transcript of LAPORAN TAHUNAN 2009 2009 ANNUAL REPORT GOOD, …

LAPORAN TAHUNAN 2009 2009 ANNUAL REPORT
GOOD,GREEN, andGROWING

DAFTAR ISITABLE OF CONTENTS
Sekilas tentang Sampoerna Agro 2 Sampoerna Agro in Brief
Sejarah Perusahaan 6 Company Milestones
Visi dan Misi 9 Vision and Mission
Ikhtisar Keuangan 10 Financial Highlights
Informasi untuk Pemegang Saham 12 Information for Our Shareholders
Ikhtisar Kegiatan Penting 2009 14 2009 Event Highlights
Penghargaan dan Sertifikasi 2009 16 2009 Awards and Certifications
Struktur Kelompok Usaha Sampoerna Agro 17 Sampoerna Agro Group Structure
Laporan Dewan Komisaris 20 Board of Commissioners’ Report
Laporan Direksi 26 Board of Directors’ Report
Tata Kelola Perusahaan 38 Corporate Governance
Laporan Komite Audit PT Sampoerna Agro Tbk 52 Audit Committee Report of PT Sampoerna Agro Tbk
Sumber Daya Manusia 56 Human Resources
Pengelolaan Risiko 60 Risk Management
Laporan Kesinambungan 66 Sustainability Report
Kebijakan Lingkungan 70 Environmental Policy
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja 72 Work Safety and Health Policy
Kebijakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) 74 Corporate Social Responsibility (CSR) Policy
Pembahasan dan Analisis Manajemen 80 Management Discussion and Analysis
Surat Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi 89 BOC and BOD Letter of Statement
Laporan Keuangan Konsolidasi 91 Consolidated Financial Statements
Laporan Auditor Independen 94 Independent Auditors Report
Data Perusahaan 156 Corporate Data
Profil Dewan Komisaris 158 BOC Profile
Profil Direksi 160 BOD Profile
Struktur Organisasi Sampoerna Agro 162 Sampoerna Agro Organizational Structure
Daftar Alamat Perusahaan 163 List of Office Addresses
Lembaga dan Profesi Penunjang 164 Supporting Professionals and Institutions

BAIK, HIJAU, DAN BERKEMBANGGOOD, GREEN, AND GROWING
Sampoerna Agro melaksanakan Good Agricultural Practices (GAPs) yang memastikan pengelolaan usaha perkebunan secara benar dan bertanggungjawab, mulai dari pembukaan lahan hingga pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pengolahan. Semua ini membuat bisnis perkebunan Sampoerna Agro menjadi baik dan bermanfaat: Mengupayakan produktifitas pada sumber daya lahan, menciptakan lapangan kerja serta menggalang komunitas dalam peningkatan kesejahteraan.
Diantara beberapa kegiatan yang bersahabat dengan lingkungan, Sampoerna Agro melakukan pengendalian hama tanaman secara hayati dan mengubah sampah organik menjadi pupuk. Selain itu, upaya Perseroan untuk mematuhi standar RSPO maupun pelestarian lingkungan lainnya menjadikan Sampoerna Agro sebagai perusahaan hijau dalam arti yang seluas-luasnya.
Sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit yang relatif masih muda dengan sebagian besar produktifitas kedepannya, serta didukung oleh sumber daya penelitian dan pengembangan (R&D) yang kuat, Sampoerna Agro merupakan perusahaan yang berkembang di salah satu sektor agroindustri yang paling menarik di dunia saat ini.
Sampoerna Agro undertakes Good Agricultural Practices (GAPs) that ensure proper and responsible management of its plantation activities from land clearing to nursery, planting, cultivating, harvesting and milling. This makes the plantation business of Sampoerna Agro good and wholesome: Bringing productivity to land resources, providing job opportunities and engaging communities in social development.
Among other environmentally-friendly practices, Sampoerna Agro uses natural bilogical control agents, and converts organic wastes into fertilizers. Also, Its efforts to comply with RSPO and other environmental conservation standards make Sampoerna Agro a green company in every sense of the word.
As a relatively young oil palm plantation with most of its productivity ahead, supported by strong R&D resources, Sampoerna Agro is a growing company in one of the most attractive and profitable agroindustrial sectors in the world, today.
LAPORAN TAHUNAN 2009 1

SEKILAS TENTANG SAMPOERNA AGROSAMPOERNA AGRO IN BRIEF
Penanaman pertama di dalam Kelompok Usaha Sampoerna
Agro dilakukan oleh PT Aek Tarum pada tahun 1989, yang diikuti
dengan pendirian PT Sampoerna Agro Tbk (sebelumnya bernama
PT Selapan Jaya) di tahun 1993 untuk menjalankan perkebunan
kelapa sawit di wilayah Sumatera Selatan.
Saat ini, PT Sampoerna Agro Tbk bersama-sama dengan anak-
anak perusahaannya (“Sampoerna Agro” atau “Perseroan”)
adalah salah satu produsen terbesar kelapa sawit dan inti sawit di
Indonesia. Perseroan juga merupakan satu dari sedikit produsen
kecambah kelapa sawit yang menerima izin dari Menteri Pertanian
Republik Indonesia untuk memproduksi dan menjual kecambah
kelapa sawit kepada pihak ketiga.
Pada tanggal 31 Desember 2009, kebun inti dan plasma
Perseroan yang berada di wilayah Sumatera sebesar 57.547
ha tanaman menghasilkan dan 17.196 ha tanaman belum
menghasilkan. Sedangkan perkebunan Perseroan di wilayah
Kalimantan termasuk kebun dengan pola kemitraan, terdiri dari
sekitar 12.604 ha tanaman menghasilkan dan 7.320 ha tanaman
belum menghasilkan.
Dalam kata lain, Perseroan mengelola kebun inti sekitar 50.768
ha sementara kebun plasma dan kemitraan kira-kira 43.898 ha.
Perseroan memiliki sekitar 112.481 ha Hak Guna Usaha dan
109.363 ha izin lokasi untuk dikembangkan.
Perseroan memiliki lima Pabrik Kelapa Sawit (PKS), empat
diantaranya berlokasi di Sumatera dan satu berada di Kalimantan.
PKS di Sumatera memiliki kapasitas produksi 320 ton tandan
buah segar (TBS) per jam, sedangkan PKS di Kalimantan memiliki
kapasitas produksi 75 ton TBS per jam. Satu PKS tambahan
berkapasitas 60 ton TBS per jam yang berlokasi di Sumatera akan
memulai operasi pada paruh pertama tahun 2010.
Salah satu anak perusahaan Perseroan, yaitu PT Binasawit
Makmur (BSM) merupakan produsen dan penjual kecambah
dengan enam varietas benih unggul kelapa sawit yang
mendapatkan ijin dari Menteri Pertanian Republik Indonesia
Sebagai bagian dari Kelompok Usaha Sampoerna Strategic,
Perseroan memiliki visi untuk menjadi salah satu perusahaan
agribisnis terdepan yang bertanggung jawab di Indonesia dengan
strategi pertumbuhan yang pesat.
First field planting within the Sampoerna Agro Group was
done by PT Aek Tarum back in 1989 followed by the
establishment of PT Sampoerna Agro Tbk (previously named
as PT Selapan Jaya) in 1993 to operate oil palm plantations in
South Sumatra region.
Currently, PT Sampoerna Agro Tbk together with its subsidiary
companies (“Sampoerna Agro” or “the Company”) are one of
the leading producers of palm oil and palm kernel in Indonesia.
The Company is also one of the few oil palm seed producers
in Indonesia that receive license from the Minister of Agriculture
of the Republic of Indonesia to produce and sell oil palm seeds
to third parties.
As of 31 December 2009, both nucleus and plasma estates
under the Company guidance in Sumatra region covers an
area of about 57,547 hectares of matured palms and 17,196
hectares of immatured palms. Whereas its Kalimantan estates
including the ones under partnership (kemitraan) scheme,
consists of approximately 12,604 hectares of matured palms,
and 7,320 hectares of immatured palms.
In other words, the Company manages nucleus estates
totalling about 50,768 hectares while plasma and kemitraan
estates about 43,898 hectares. The Company holds
approximately 112,481 hectares of Landrights and 109,363
hectares of location permits for land cultivation.
The Company has five Palm Oil Mills (POMs), of which four
are situated in Sumatra and one in Kalimantan. The POMs in
Sumatra have a total capacity to produce 320 tons of fresh
fruit bunches (“FFB”) per hour, whereas the POM in Kalimantan
has a capacity to produce 75 tons of FFB per hour. There is
one more POM having a capacity of 60 tons of FFB per hour
located in Sumatra that is scheduled to start operations in the
first half of 2010.
One of the Company’s subsidiaries, PT Binasawit Makmur
(BSM) produces and sells six varieties of high quality oil
palm seeds that are licensed by the Indonesian Minister of
Agriculture.
As an integral part of the Sampoerna Strategic Group,
the Company has a vision to become one of the leading
agribusiness companies that is accountable in Indonesia with
its rapid growth strategy.
ANNUAL REPORT 20092



Sampoerna Agro memiliki salah satu fasilitas penelitian dan pengembangan benih sawit yang terbaik di Indonesia, yang juga merupakan modal utama pertumbuhan Perseroan yang berkesinambungan dalam jangka panjang
Samperna Agro has one of the best research and development facility for seed development in Indonesia, which is also the key in growing the Company sustainably

2004 Peluncuran lima varietas unggul kelapa
sawit dari PT Binasawit Makmur yaitu
DxP Sriwijaya 1 sampai 5 oleh Presiden
Indonesia Ibu Megawati Soekarnoputri,
dan secara bersamaan meresmikan
Pabrik Kelapa Sawit Telaga Hikmah.
Indonesia’s President H.E. Mrs. Megawati
Soekarnoputri launched five variants of
PT Binasawit Makmur’s oil palm seed:
DxP Sriwijaya 1 to 5, and inaugurated
Telaga Hikmah POM concurrently.Telaga
Hikmah Palm Oil Mill.
2005 PT Binasawit Makmur mendapat
sertifikasi ISO 9001 untuk Sistem
Produksi Kecambah Kelapa Sawit
DxP Sriwijaya.
PT Aek Tarum, anak perusahaan
Perseroan, menerima sertifikasi ISO 9001
dan ISO 14001.
PT Binasawit Makmur received ISO 9001
certification for its DxP Sriwijaya oil palm
germinated seed production system.
The subsidiary of the Company, PT
Aek Tarum, received ISO 9001 and ISO
14001 certification.
1976 Pendirian PT Aek Tarum, perusahaan
pertama dalam Kelompok Usaha
Sampoerna Agro.
The establishment of PT Aek Tarum, the
first company within the Sampoerna Agro
Group.
1992 PT Sungai Rangit didirikan untuk
mengelola lahan kelapa sawit di propinsi
Kalimantan Tengah.
PT Sungai Rangit was established to
operate oil palm plantation in Central
Kalimantan province.
1993 PT Selapan Jaya (sekarang bernama PT
Sampoerna Agro Tbk) didirikan untuk
mengelola lahan kelapa sawit di propinsi
Sumatera Selatan.
PT Selapan Jaya (now PT Sampoerna
Agro Tbk) was incorporated to operate oil
palm plantations in South Sumatra.
1994 PT Binasawit Makmur mendapat Ijin
Pemasukan Bibit Tanaman Sawit (DxD,
TxP dan DxP) dari Costa Rica.
PT Binasawit Makmur received approval
permit to import seeds (type DxD, TxP
and DxP) from Costa Rica.
1996 Operasi perdana PKS pertama di
Belida yang memiliki kapasitas 60 ton
TBS per jam.
First CPO mill, in Belida with processing
capacity of 60 tonnes of FFB per hour
commenced commercial operation.
1998
Penanaman pertama di wilayah
Kalimantan oleh PT Sungai Rangit.
First field planting in Kalimantan region by
PT Sungai Rangit.
1989 Penanaman pertama di wilayah Sumatera
oleh PT Aek Tarum.
First field planting in Sumatra region by
PT Aek Tarum.
SEJARAH PERUSAHAANCOMPANY MILESTONES
ANNUAL REPORT 20096

2006 Kelompok Usaha Sampoerna
Strategic mengakuisisi PT Sungai
Rangit.
Sampoerna Strategic Group
acquired PT Sungai Rangit.
2007Perseroan terdaftar sebagai anggota
Roundtable on Sustainable Palm Oil
(RSPO).
Kelompok Usaha Sampoerna Strategic
mengakuisisi PT Selapan Jaya dan
merubah namanya menjadi PT
Sampoerna Agro Tbk.
Perseroan meluncurkan varietas unggul
kelapa sawit baru, DxP Sriwijaya 6.
Perseroan tercatat sebagai perusahaan
publik di Bursa Efek Indonesia dengan
kode SGRO.
The Company was registered as a member
of the Roundtable on Sustainable Palm Oil
(RSPO).
Sampoerna Strategic Group acquired PT
Selapan Jaya and changed its name to PT
Sampoerna Agro Tbk.
The Company launched DxP Sriwijaya 6, a
new high quality oil palm variant.
The Company was registered as a publicly-
listed company in Indonesia Stock Exchange
with ticker code SGRO.
2008PT Sungai Rangit melakukan penambahan
kapasitas PKSnya di Kalimantan dari 45 ton TBS
per jam menjadi 75 ton TBS per jam.
Penerimaan enam sertifikat “Hak Perlindungan
Varietas Tanaman” dari Departemen Pertanian
Republik Indonesia kepada BSM untuk enam
varietas kecambah yang dikembangkan dengan
nama DxP Sriwijaya.
Peresmian Gedung Seed Processing Unit (SPU)
dengan teknologi pengecambahan berstandar
internasional.
PT Sungai Rangit increased its POM capacity in
Kalimantan by an additional 45 ton of FFB per
hour to total 75 tonnes of FFB per Hour.
BSM received six “Plant Variant Copyright
Protection” certificates from the Department of
Agriculture of the Republic of Indonesia for its six
germinated seeds variants developed under the
name DxP Sriwijaya.
Official opening of a new Seed Processing Unit
(SPU) building possesing germination technology
matching international standards.
LAPORAN TAHUNAN 2009 7

8 Laporan Tahunan 2008 Annual Report PT Sampoerna Agro TbkANNUAL REPORT 20098

MENJADI SALAH SATU PERUSAHAAN TERDEPAN YANG BERTANGGUNG JAWAB DI SEKTOR AGRIBISNIS DI INDONESIA.
• MENGEMBANGKANTIMMANAJEMEN PROFESIONAL YANG BERINTEGRITAS TINGGI DAN DIDUKUNG OLEH SUMBER DAYA MANUSIA YANG TERAMPIL DAN TERMOTIVASI.
• MENCARIDANMENGEMBANGKANPELUANG PERTUMBUHAN YANG MENGUNTUNGKAN DI BISNIS INTI KAMI DENGAN TETAP MENJAGA PENGELUARANBIAYASECARAKETAT.
• TERUSBERUSAHAMENCAPAIKESEMPURNAAN MELALUI INOVASI, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN.
• IKUTBERPARTISIPASIDALAMPENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT SEKITAR PERKEBUNAN.
• MENJAGADANMEMPROMOSIKANSTANDAR LINGKUNGAN HIDUP YANG BERLAKU DALAM SEGALA ASPEK PENGEMBANGAN, PRODUKSI DAN PENGOLAHAN.
• TO DEVELOP A PROFESSIONAL MANAGEMENT TEAM OF THE HIGHEST INTEGRITY SUPPORTED BY SKILLED AND MOTIVATED HUMAN RESOURCES.
• TO SEARCH AND DEVELOP PROFITABLE GROWTH OPPORTUNITIES WITHIN OUR CORE BUSINESS BY KEEPING TIGHT CONTROL ON COSTS.
• TO CONTINUOUSLY STRIVING FOR EXCELLENCE THROUGH INNOVATION, RESEARCH AND DEVELOPMENT.
• TO PARTICIPATE IN ENHANCING LIFE QUALITY OF LOCAL COMMUNITIES SURROUNDING OUR PLANTATION ESTATES.
• TO MAINTAIN AND PROMOTE PREVAILING ENVIRONMENTAL STANDARDS IN ALL ASPECTS OF DEVELOPMENT, PRODUCTION, AND PROCESSING.
MISIMISSION
VISIVISION
TO BECOME ONE OF THE LEADING AGRIBUSINESS COMPANIES THAT IS ACCOUNTABLE IN INDONESIA
LAPORAN TAHUNAN 2009 9

(dalam jutaan rupiah) kecuali disebutkan lain. (in million rupiah) unless otherwise stated.
IKHTISAR KEUANGANFINANCIAL HIGHLIGHTS
URAIAN 2009 2008 2007 2006 2005 DESCRIPTION
Penjualan 1.815.557 2.288.143 1.598.931 977.295 625.696 Sales
Laba Kotor 599.427 773.790 494.436 248.731 167.541 Gross Profit
Laba Usaha 460.037 611.456 404.400 192.124 120.728 Operating Profit
Laba Bersih 281.766 439.516 215.083 112.671 61.310 Net Income
Laba Sebelum Beban Bunga, Pajak dan Penyusutan (EBITDA)
548.214 697.038 485.667 235.589 162.131Income Before Interest,
Tax and Depreciation (EBITDA)
Laba per Saham Earnings per Share
Jumlah Saham Beredar (ribuan) 1.890.000 1.890.000 1.890.000 571.460 517.660Outstanding Shares
(thousand)
Laba Bersih per Saham(jumlah penuh)
151 236 129 79 43Earnings per Share
(full amount)
Posisi Keuangan Financial Position
Modal Kerja Bersih 379.893 449.585 567.848 (8.917) (15.529) Net Working Capital
Aset Lancar 615.542 803.629 942.310 103.346 127.812 Current Assets
Tanaman Perkebunan dan Aset Tetap 1.397.365 1.220.265 1.021.903 445.318 465.111 Plantation Assets & Fixed Assets
Jumlah Aset 2.261.798 2.156.164 2.088.002 615.444 655.144 Total Assets
Jumlah Kewajiban Lancar 235.648 354.044 374.462 112.263 143.341 Total Current Liabilities
Jumlah Kewajiban 474.967 577.988 595.034 203.670 356.430 Total Liabilities
Jumlah Ekuitas 1.765.581 1.552.964 1.471.240 408.247 296.069 Total Shareholders’ Equity
Rasio Keuangan Financial Ratio
Rasio Laba Bersihterhadap Jumlah Aset
12,5% 20,4% 10,3% 18,3% 9,4% Return on Assets
Rasio Laba Bersihterhadap Jumlah Ekuitas
16,0% 28,3% 14,6% 27,6% 20,7% Return on Equity
Rasio Lancar 261,2% 227% 251,6% 92,1% 89,2% Current Ratio
Rasio Kewajiban Berbungaterhadap Ekuitas
13,8% 14,0% 14,7% 27,8% 86,1% Debt to Equity Ratio
Rasio Kewajiban terhadap Aset 21,0% 26,8% 28,5% 33,1% 54,4% Liability to Asset Ratio
Informasi Keuangan Lainnya Other Financial Information
Pertumbuhan Penjualan -20,7% 43,1% 63,3% 56,2% -27,7% Sales Growth
Margin Laba Kotor 33,0% 33,8% 30,9% 25,5% 26,8% Gross Margin
Margin Laba Usaha 25,3% 26,7% 25,3% 19,7% 19,3% Operating Margin
Margin Laba Bersih 15,5% 19,2% 13,5% 11,5% 9,8% Net Margin
Margin EBITDA 30,2% 30,5% 30,4% 24,1% 25,9% EBITDA Margin
ANNUAL REPORT 200910

Laba BersihGross Profit
05 06 07 08 09
61.3
10 112.
671
215.
083
439.
516
281.
766
Jumlah AktivaTotal Assets
05 06 07 08 09
655.
144
615.
444
2.08
8.00
2
2.15
6.16
4
2.26
1.79
8
Penjualan BersihNet Sales
05 06 07 08 09
625.
696
977.
295
1.59
8.93
1
2.28
8.14
3
1.81
5.55
7
Modal Kerja BersihNet Working Capital
05 06 07 08 09
-15.
525
-8.9
17
567.
848
449.
585
379.
893
LAPORAN TAHUNAN 2009 11

A. Dividend PolicyAs mentioned in the Company’s prospectus circular during its
initial public offering, cash dividend payout ratio will be in the
range of 5% to 30% of the annual consolidated net profit.
Nevertheless, the dividend amount will depend on the
recommendation of the BOD in Annual or Extraordinary General
Meetings of Shareholders and the following factors:
• result of operations, cash flow and financial condition;
• future prospects;
• other factors deemed relevant by the Company’s
shareholders including the controlling shareholders; and
• cash dividend payment from its subsidiary companies to the
Company.
When the Company gives out cash dividends to its
shareholders, the Company also intends to make a cash
contribution of up to 2% of the Company’s net profit to Putera
Sampoerna Foundation (www.sampoernafoundation.org), a
non-profit organization dedicated to improving the quality of
and access to education in Indonesia.
A. Kebijakan DividenSeperti telah dijelaskan dalam Prospektus Penawaran Umum
Perdana Perseroan, rasio pembagian dividen tunai berkisar 5%
sampai dengan 30% dari laba bersih konsolidasi tahunan.
Walaupun demikian, jumlah dividen akan tergantung pada
rekomendasi Direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan atau Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang
diselenggarakan untuk itu dan beberapa faktor, sebagai berikut:
• hasil usaha, arus kas, dan kondisi keuangan;
• prospek di masa mendatang;
• faktor lain yang dipertimbangkan oleh pemegang saham
Perseroan, termasuk pemegang saham pengendali; dan
• pembayaran dividen tunai kas Anak Perusahaan kepada
Perseroan.
Pada saat Perseroan membayar dividen secara tunai kepada
para pemegang saham, Perseroan juga merencanakan untuk
memberikan kontribusi tunai sebanyak-banyaknya 2% dari laba
bersih Perseroan kepada Putera Sampoerna Foundation (www.
sampoernafoundation.org), yang merupakan organisasi nirlaba
yang memiliki dedikasi untuk meningkatkan kualitas dan akses
untuk pendidikan di Indonesia.
INFORMASI UNTUK PEMEGANG SAHAMINFORMATION FOR OUR SHAREHOLDERS
PeriodePeriod
TertinggiHighest
(Rp/Saham)
TerendahLowest
(Rp/Saham)
PenutupanClosing
(Rp/Saham)
Volume PerdaganganTrading Volume
(Lembar Saham)
2009
Kuartal 1 Quarter 1 1.380 1.120 1.120 249.562.000
Kuartal 2 Quarter 2 1.830 1.350 1.640 42.463.000
Kuartal 3 Quarter 3 2.200 1.560 2.050 447.132.000
Kuartal 4 Quarter 4 2.775 1.950 2.700 369.519.500
2008
Kuartal 1 Quarter 1 4.850 3.300 3.750 1.077.242.000
Kuartal 2 Quarter 2 4.175 3.050 3.825 347.070.500
Kuartal 3 Quarter 3 3.825 1.620 1.690 343.976.500
Kuartal 4 Quarter 4 1.420 910 1.190 404.855.000
Tanggal PenetapanResolution Date
Jumlah Dividen (Rp Juta)Total Dividend (in Million Rupiah)
Dividen per Lembar SahamDividend per Share
14 Maret 2008 March 14, 2008 238.140 126
27 Juni 2008 June 27, 2008 39.690 21
18 Juni 2009 June 18, 2009 170.100 90
ANNUAL REPORT 200912

TanggalDate
Pencatatan pada Bursa Efek IndonesiaListing on the Indonesia Stock Exchange
Jumlah Saham (per lembar)Number of Shares (per share)
11-13 Juni 2008 Masa Penawaran Umum Perdana IPO Period 461.350.000
18 Juni 2008 Tanggal Pencatatan Saham IPO Listing Date 1.890.000.000
Kronologi Pencatatan Saham
NoNo
NamaName
StatusStatus
Jumlah lembar saham Number of shares
%Kepemilikan%Ownership
1 Sampoerna Agri Resources Pte Ltd Foreign Institution 1.267.217.500 67,05%
2 PT AIA FINL - UL Equity Local Institution 43.318.000 2,29%
3 PT Nitiagro Lestari Local Institution 33.458.000 1,77%
4 PT Taspen Local Institution 28.282.500 1,50%
5 PT Prudential Life Assurance Local Institution 27.557.500 1,46%
6 Citibank Singapore S/A CTSL A/C AIGIF-AABF Foreign Institution 24.401.000 1,29%
7 FORTIS EKUITAS Local Institution 21.143.500 1,12%
8 Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Plus Local Institution 13.500.000 0,71%
9 TRIM KAPITAL Local Institution 11.102.500 0,59%
10 AVRIST - LINK AGRESSIVE (EQ) IDR FUND Local Institution 10.868.000 0,58%
11 Publik Lainnya 409.151.500 21,64%
TOTAL 1.890.000.000 100,00%
Jan 09 Mar 09 Mei 09 Jun 09 Sep 09 Nov 09 Des 09
SGRO Stock Performance throughout 2009Kinerja Saham SGRO sepanjang tahun 2009
Mill
ion
s
80
50
25
0
3,000
2,000
1,000
0
LAPORAN TAHUNAN 2009 13

IKHTISAR KEGIATAN PENTING 20092009 EVENT HIGHLIGHTS
18 Feb – training ISO 9001:2008 di wilayah
Sumatera yang merupakan ISO 9001 versi
terbaru.
19-21 Feb – training OHSAS 18001:2007 di
wilayah Sumatera.
15 Mei – peresmian Kernel Crushing Plant (KCP)
berkapasitas 150 ton/hari yang berlokasi di
Sumatera.
May 15 - Inauguration of a Kernel Crushing Plant
with 150 ton/day capacity located in Sumatra.
10 Jan – resmi ditandangani kesepakatan
bersama yang bernama Perjanjian Kerja Bersama
(PKB) antara 6 PT di Sumatera dengan serikat
pekerjanya.
Jan 10 - Officially signed Colletive Labour
Agreement among six companies in Sumatra and
its labour unions.
9 Feb – Self Assesment terhadap Prinsip dan
Kriteria RSPO di kebun dan Pabrik Kelapa Sawit
di Sumatera.
17 Feb – sebagai salah satu upaya CSR
Perseroan, Putera Sampoerna Foundation
tandantangan perjanjian kerja sama dengan
Bupati OKI dalam bidang peningkatan
pendidikan.
Feb 9 - Conducted Self Assessment on RSPO
Principles and Criteria in an oil palm estate and
mill in Sumatra.
Feb 17 - As part of its CSR program, Putera
Sampoerna Foundation signed a cooperation
agreement with OKI Regent in the field of
education improvement.
Feb 18 - Carried out ISO 9001:2008 training in
Sumatra area, using the latest ISO 9001 version.
Feb 19-21 - Provided OHSAS 18001:2007
training in Sumatra region.
ANNUAL REPORT 200914

IKHTISAR KEGIATAN PENTING 20092009 EVENT HIGHLIGHTS
3 Des – Sampoerna Agro berpartisipasi dalam
acara BEI berjudul Investor Summit dengan
melakukan Paparan Publik kepada masyarakat.
Dec 3 - Sampoerna Agro Participated in an
investor summit held by IDX through a public
expose.
18 Jun – Sampoerna Agro menyelenggarakan
Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan
(RUPST).
Jun 18 - Sampoerna Agro held its Annual
General Meeting of Shareholders (AGM).
29-30 Jul – Workshop Best Management Practice
(BMP). Setelah ini, PT. Sampoerna Agro mulai
merencanakan dan mengimplementasikan BMP
di kebun wilayah Sumatera.
Jul 29-30 - Best Management Practice (BMP)
Workshop. After which, Sampoerna Agro began
planning and implementing BMP in Sumatra
region estates.
13-15 Agu – Pelatihan Petani Tentang
Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit
Berkelanjutan untuk KUD Bina Sejahtera dan
KUD Surya Adi merupakan kerjasama antara
RSPO Indonesia Liason Office (RILO), Direktorat
Jenderal Perkebunan, WWF, dan Sampoerna
Agro untuk petani plasma Indonesia.
Aug 13-15 - Training on the development of
sustainable oil palm plantation for Bina Sejahtera
and Surya Adi cooperatives was a joint event
held by RSPO Indonesia Liaison Office (RILO),
Directorate of Plantation, WWF and Sampoerna
Agro for plasma farmers in Indonesia.
LAPORAN TAHUNAN 2009 15

PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASI 20092009 AWARDS AND CERTIFICATIONS
28 Jan - Menerima penghargaan
pembina tenaga kerja perempuan
terbaik tingkat kabupaten oleh
Bupati OKI, Sumatera Selatan.
Jan 28 - Awarded on best female
worker coaching at regency level by
OKI Regent, South Sumatra.
19 Mei - Menerima penghargaan
PROPER peringkat biru dalam
bidang lingkungan dari Gubernur
Sumatera Selatan.
May 19 - Received the PROPER
blue rate award in the field of
environment from the Governor of
South Sumatra.
23 Jul - Menerima penghargaan
sebagai “Best Listed Company
in Agriculture sector” oleh Bisnis
Indonesia.
Jul 23 - Awarded as “Best Listed
Company in Agriculture sector” by
Bisnis Indonesia.
9 Des - Sampoerna Agro sebagai
nominasi dari “Investasi Asing
Terbaik tahun 2009 Award” oleh
Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM).
9 Dec – Sampoerna Agro was a
nominee of “Best Foreign Invest-
ment in 2009 Award” by Capital
Investment Coordinating Board
(BKPM).
14 Mar – Sampoerna Agro
menerima penghargaan dari
Agrinex sebagai sponsor.
Mar 14 - Sampoerna Agro accepted
the appreciation from Agrinex as
the sponsor.
12 Des - Sebuah anak perusahaan
menerima “Best Perkebunan
Plasma” dari Departemen Pertanian
Indonesia.
12 Dec - A company subsidiary re-
ceived “Best Plasma Estates” from
Ministry of Agriculture of Indonesia
ANNUAL REPORT 200916

STRUKTUR KELOMPOK USAHA SAMPOERNA AGROSAMPOERNA AGRO GROUP STRUCTURE
32,95%67,05%
Sampoerna Agri Resources Others < 5%
Sampoerna Agro
Mutiara Bunda Jaya 99,38%
Gunung Tua Abadi 99,86%
Binasawit Makmur 99,00%
Sawit Selatan 99,69%
Tania Binatama 99,67%
Selatanjaya Permai 99,91%
Sungai Menang 99,91%
Telaga Hikmah 99,45%
Aek Tarum 99,00%
Palma Agro* 100,00%
Sungai Rangit 95,00%
Usaha Agro Indonesia 99,99%
Pertiwi Lenggara Agromas 99,99%
Sampoerna Bio Fuels 99,99%
*) Palma Agro telah dibubarkan pada tanggal 2 Oktober 2009
Palma Agro was dissolved on October 2, 2009
Sumatera Kalimantan
& Jakarta
Lanang Agro Bersatu 99,90%
LAPORAN TAHUNAN 2009 17


Sampoerna Agro memiliki akar budaya dan tradisi yang dalam terbentuk selama puluhan tahun, melalui Kelompok Usaha Sampoerna, yang memberikan keseimbangan bagi perkembangan usahanya baik saat ini maupun di masa depan
Sampoerna Agro has a deeply rooted tradition an culture built over many decades, through Sampoerna Group, that provide the balance to its business developments today as well as tommorow

Dear Shareholders,
You may recall that in 2008 we experienced the phenomenal
rise of CPO price in MDEX, Malaysian Market to an
unprecedented level of more than MYR4,200 per tonne,
which then declined to about MYR1,400 in November 2008
and closed at about MYR1,630 by year-end. Although CPO
price began to recover in 2009, it was a relatively gradual
process which closed at about MYR2,590 by year-end. In
general average CPO price in 2009 was about MYR2,261, or
about 21% lower than the previous year.
To many, it was by all accounts a challenging situation for
the palm oil industry at large. Consequently, Sampoerna
Agro took consolidatory measures at the start of the year
to prepare for what we expect to be a very challenging
year – especially with falling commodity prices and a global
economic recession looming large.
However, as events unfolded in the following months, we
have every reason to be thankful for the outcome of our
business in 2009. There were several developments that
worked in our favour.
Firstly, the Indonesian economy was largely spared from
the worst effects of the global financial crisis and ensuing
recession. While many economies around the world suffered
negative growth in 2009, Indonesia’s GDP grew moderately.
Meanwhile, the Indonesian Rupiah appreciated against the
US dollar, prime interest rate declined markedly, and inflation
rate fell to its lowest level in a decade.
Para Pemegang Saham Yang Terhormat,
Anda mungkin ingat bahwa pada tahun 2008 kita mengalami
suatu kenaikan harga CPO yang sangat luar biasa di Pasar MDEX,
Malaysia mencapai lebih dari MYR4.200 per ton, yang kemudian
merosot hingga sekitar MYR1.400 di bulan November 2008 dan
ditutup di sekitar MYR1.630 di akhir tahun. Kendati harga CPO
mulai pulih kembali pada tahun 2009, prosesnya relatif bertahap
dan berakhir pada kisaran MYR2.590 di akhir tahun. Secara umum
harga rata-rata CPO untuk tahun 2009 adalah sekitar MYR2.261,
atau sekitar 21% lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Bagi banyak orang, saat itu bagaimanapun juga merupakan
situasi yang penuh tantangan bagi industri kelapa sawit secara
umum. Konsekuensinya, Sampoerna Agro mengambil langkah-
langkah konsolidasi di awal tahun guna mempersiapkan diri
untuk menghadapi apa yang kami perkirakan sebagai tahun
dengan tantangan besar – terutama dengan jatuhnya harga-
harga komoditas dan semakin merapatnya bayangan suatu resesi
ekonomi global.
Kendati demikian, dari hasil perkembangan di bulan-bulan
berikutnya, kami merasa patut bersyukur atas hasil usaha kami
di tahun 2009. Beberapa perkembangan yang terjadi justru
menguntungkan kami.
Pertama, perekonomian Indonesia secara umum terselamatkan
dari imbas terburuk krisis keuangan global dan resesi yang
membuntutinya tersebut. Sementara perekonomian di sebagian
besar dunia mengalami perkembangan negatif pada tahun 2009,
PDB Indonesia justru tumbuh secara moderat. Sementara itu,
Rupiah menguat terhadap Dolar AS, tarif dasar suku bunga turun
secara signifikan, dan laju inflasi turun ke tingkat terendah dalam
satu dekade ini.
LAPORAN DEWAN KOMISARISBOARD OF COMMISSIONERS’ REPORT
Pada tahun 2009, Sampoerna Agro mengalami kemajuan signifikan dalam upayanya mengintegrasikan perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawitnya di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Hal ini dilakukan beriringan dengan upaya untuk tetap mempertahankan pertumbuhan dan profitabilitas di tengah kondisi tahun 2009 yang penuh tantangan.
In 2009, Sampoerna Agro achieved significant progress in the integration of its palm oil plantation companies operating in Sumatra and Kalimantan regions. This was done on top of maintaining growth and profitability despite the challenging conditions of 2009.
ANNUAL REPORT 200920

MICHAELSAMPOERNA
Komisaris UtamaPresident Commissioner
Michael SampoernaKomisaris UtamaPresident Commissioner

Kedua, meskipun terjadi resesi ekonomi global pada tahun
2009, pasar domestik Indonesia tetap kuat sepanjang tahun itu.
Bahkan kontributor utama dalam pertumbuhan PDB pada tahun
2009 terkait erat dengan tingkat konsumsi domestik yang tinggi
termasuk tingkat konsumsi domestik minyak sawit mentahnya
yang seakan anti-resesi.
Terakhir namun tak kalah penting, kita diberkati dengan cuaca
yang relatif baik sepanjang tahun 2009. Ada beberapa saat curah
hujan memang lebih tinggi dari biasanya di perkebunan kami
di Sumatera Selatan sepanjang triwulan pertama, tetapi pada
umumnya cuaca kondusif untuk penanaman kelapa sawit.
Kondisi-kondisi ini memungkinkan Sampoerna Agro untuk
tetap pada tujuannya dan berfokus pada sasaran-sasaran
pengembangan jangka panjangnya yang berkelanjutan. Laba
bersih tahunan kami turun dari Rp439,5 milyar pada tahun 2008
ke Rp281,8 milyar pada tahun 2009 sebagai akibat dari harga
rata-rata penjualan produk kelapa sawit yang lebih rendah.
Meskipun demikian, hasil operasi kami sejalan dengan anggaran
Perusahaan untuk tahun 2009, yang disusun secara konservatif
mengingat kondisi yang berlaku pada akhir tahun 2008. Penilaian
konservatif kami atas kondisi pasar tahun 2009 terbukti tepat,
walaupun tentunya kami senang dengan pulihnya pasar yang lebih
cepat dari perkiraan.
Dewan Komisaris menilai kinerja Manajemen sudah lebih dari
cukup pada tahun 2009 mengingat kondisi penuh tantangan
yang terjadi saat itu, dan kami percaya atas kepemimpinan dan
pengelolaan mereka atas Perusahaan.
Baik, Hijau dan Berkembang Sampoerna Agro akan tetap berfokus guna mencapai
pertumbuhan jangka panjang yang stabil dan berkelanjutan.
Pengintegrasian yang lebih luas dari kelima perkebunan
kelapa sawit kami telah memberikan pijakan lebih kokoh untuk
pemanfaatan aset dan sumber daya kami secara lebih optimal,
sebagaimana terlihat dari produktivitas kami yang meningkat pada
dua tahun terakhir.
Di samping pengintegrasian dalam skala yang lebih luas,
kami juga terus mendapat manfaat dari salah satu struktur
perkebunan plasma yang paling efektif di Indonesia. Saat ini kami
bekerjasama dengan lebih dari 20.000 petani plasma dengan
tetap juga melibatkan masyarakat luas dalam program-program
pembangunan berkelanjutan yang menangani berbagai kebutuhan
sosial, ekonomi dan pendidikan mereka. Di tambah lagi, kami
sedang berupaya untuk mendapatkan sertifikasi RSPO untuk
salah satu perkebunan kelapa sawit kami, yang kemudian akan
kami ulangi prosesnya guna mendapat sertifikasi serupa untuk
perkebunan kami lainnya dalam waktu dekat.
Secondly, despite the global economic recession in 2009,
Indonesia’s domestic market remained robust throughout.
In fact a major contributor to its GDP growth in 2009 was
attributed to high domestic consumption that includes a
resilient domestic consumption of crude palm oil.
Last but not least, we were blessed with relatively good
weather in 2009. There was a brief moment of higher than
normal rainfall that occurred in our South Sumatra estates
during the first quarter but in general, the weather was largely
conducive for palm cultivation.
These conditions enabled Sampoerna Agro to remain on track
and focused on sustainable, long-term development goals. Our
net profit declined year-on-year from Rp439.5 billion in 2008 to
Rp281.8 billion in 2009 as a result of lower average selling price
of palm products. Nonetheless, our results of operations were
in line with the Company’s budget for 2009, which was drawn
conservatively due to prevailing conditions at year-end 2008.
Our conservative assessments of market conditions for 2009
had proved correct, although we were obviously pleased that
the market rebounded much sooner than expected.
The Board of Commissioners deems the performance of
Management in 2009 to be more than adequate in light of the
challenging conditions, and we express our confidence in their
leadership and management of the Company.
Good, Green and Growing Sampoerna Agro remains focused on achieving stable
and sustainable growth over the long term. The increased
integration of our five operating oil palm estates has given us a
stronger platform by which to utilize our assets and resources
more optimally as can be seen from our growing productivity in
the last couple of years.
In addition to greater integration, we continue to benefit
from one of the most effective plasma farming structures in
Indonesia. Currently we work closely with more than 20,000
plasma farmers while also engaging the broader communities in
sustainable development programs that address various social,
economical and educational needs of these communities. On
top of that, we are making the effort to have one of our oil
palm plantations RSPO certified, from which we will be able
to replicate the process to our other plantations for similar
certifications in the near future.
ANNUAL REPORT 200922

23
Kemajuan yang membesarkan hati yang dicapai di hampir
segala aspek usaha kami di tahun 2009 mendorong kami untuk
memilih tema “Baik, Hijau dan Berkembang” untuk laporan
tahunan 2009 kami. Kami meyakini bahwa usaha kami ‘baik ’ dan
menguntungkan bagi banyak pemangku kepentingan; bahwa
kami sepenuhnya sesuai dan sejalan dengan gerakan ‘hijau’
yang menyentuh persoalan perubahan iklim global; dan yang
lebih penting lagi, kami siap ‘bekembang’ baik dalam jangkauan
maupun skala dari perusahaan agro-industri kami di dalam dan di
luar usaha perkebunan kelapa sawit.
Kami mengukir sebuah tonggak sejarah pada tahun 2009 saat
memulai pekerjaan uji tuntas guna memperoleh perkebunan
sagu seluas 21.620 hektar di Riau. Langkah tersebut merupakan
bagian dari strategi jangka panjang Sampoerna Agro untuk
berkembang menjadi produsen terintegrasi karbohidrat,
protein dan minyak sayur, turunan dari berbagai produk agro-
industri. Kami yakin bahwa, pada akhirnya, sebuah usaha yang
terdiversifikasi penuh di dalam sektor agro-industri menawarkan
kesempatan terbaik untuk terciptanya nilai tambah berjangka
panjang di suatu negara seperti Indonesia, dengan tanah luas
yang cocok untuk ditanami, iklim ideal, populasi yang besar dan
ekonomi yang sedang berkembang.
Maju dengan Bijaksana dan Bertanggung-jawab Sekalipun kemajuan yang kami alami membesarkan hati, kami
tetap berakar pada nilai-nilai kelompok usaha Sampoerna yang
sudah teruji dan terbukti. Lebih dari segalanya, Kelompok Usaha
ini menghargai amanah yang diberikan dan hubungan yang
terjalin antara Sampoerna dan para pemangku kepentingannya.
Satu-satunya cara supaya kami dapat menjaga amanah para
pemangku kepentingan adalah dengan menjalankan usaha kami
dengan bijaksana dan bertanggung-jawab. Di Sampoerna Agro,
kami memastikan hal ini antara lain melalui tata kelola perusahaan
yang baik (Good Corporate Governance), sistem pengendalian
yang memadai, praktik-praktik manajemen risiko dan audit yang
setepat-tepatnya, dan yang terakhir namun tak kalah penting,
pengawasan manajemen oleh Dewan Komisaris.
Sejak laporan tahunan kami yang terakhir, kami terus memperkuat
struktur tata kelola perusahaan khususnya dalam hal pengawasan
internal maupun eksternal. Contohnya kami telah meningkatkan
peran Komite Audit.
Dalam hal itu, Bapak Arief T Surowidjojo sebagai Komisaris
Independen Perusahaan yang juga menjabat sebagai Ketua
Komite Audit, ialah seorang pengacara dan pembela kesetaraan
hak dan lingkungan terkemuka di Indonesia. Bapak Surowidjojo
juga diberi kepercayaan untuk mengawasi pengembangan
berkesinambungan dari kebijakan-kebijakan tata kelola perusahaan
dan implementasinya di Sampoerna Agro.
The encouraging progress that was achieved in virtually every
aspect of our business in 2009 has prompted us to select
the theme of our 2009 annual report: “Good, Green and
Growing.” We believe that our business is ‘good’ and beneficial
for many stakeholders; that we are also fully attuned and in
line with the ‘green’ movement that addresses global climate
change; and that more importantly, we are set to ‘growing’ the
scope and scale of our agro-industrial enterprise in and beyond
oil palm estates.
A milestone was marked in 2009 as we began due diligence
work to acquire a 21,620 hectare sago plantation in Riau.
The move is part of Sampoerna Agro’s long-term strategy to
grow into an integrated producer of carbohydrate, protein
and vegetable oil derivatives from a variety of agro-industrial
products. We believe that, ultimately, a fully diversified business
in the agro-industry sector offers the best long-term value
creation opportunity in a country such as Indonesia, with
its vast arable lands, ideal climate, large population and
growing economy.
Progressing Prudently and Responsibly Notwithstanding our encouraging progress, we remain rooted
to the well-tested and proven values of the Sampoerna
business group. More than anything else, the Group values the
trust and relationship that exist between Sampoerna and its
stakeholders. The only way that we can hold on to the trust of
our stakeholders is to undertake our business prudently and
responsibly. At Sampoerna Agro, we ensure this among
other things through good corporate governance, adequate
checks and balances, rigorous risk management and audit
practices, and last but not least, management oversight by the
Board of Commissioners.
Since our last annual report, we have continued to strengthen
our corporate governance structure particularly in the area of
internal and external control. For instance, we have enhanced
the roles of the Audit Committee.
In that regard, Mr. Arief T. Surowidjojo as an Independent
Commissioner of the Company, in addition to serving as
Chairman of the Audit Committee, is an attorney-at-law and
a leading advocate on equal opportunity and environmental
issues in Indonesia. Mr Surowidjojo has also been entrusted to
oversee the continuing development of corporate governance
policies and their implementation within Sampoerna Agro.
LAPORAN TAHUNAN 2009 23

Dengan demikian, sebagai tambahan dari tugas-tugas beliau di
Komite Audit, beliau bertemu secara berkala dengan para anggota
dewan – Direktur dan Komisaris – untuk membahas kebijakan tata
kelola dan implementasinya.
Perubahan dalam Jajaran Dewan Tidak ada perubahan yang terjadi di dalam komposisi Dewan
Komisaris maupun Direksi sepanjang tahun 2009.
Dewan Komisaris terus mendukung langkah-langkah yang
diambil oleh Manajemen dalam menakhodai Perseroan melewati
masa-masa sulit di tahun 2009 dan dalam memetakan dengan
cermat arah Perusahaan untuk tahun 2010. Kami menghargai
semua upaya yang telah dilakukan oleh semua lini Manajemen
selama tahun terakhir ini dalam memberikan yang terbaik bagi
Perusahaan.
Kami menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya
untuk amanah dan dukungan yang telah diberikan oleh seluruh
pemangku kepentingan, dan kami mengharapkan untuk tetap
bekerjasama erat dengan para pemangku kepentingan mengingat
kami terus berupaya mengukir prestasi agar kekuatan kami
diperhitungkan di dalam sektor agro-industri Indonesia yang
tumbuh pesat.
Thus, in addition to his duties with the Audit Committee,
he meets regularly with board members – Directors and
Commissioners – to discuss governance policies and
implementation.
ChangestotheBoardThere were no changes to the composition of the Board of
Commissioners as well as the Board of Directors in 2009.
The Board of Commissioners continues to support the
initiatives taken by Management in steering the Company
through tough times in 2009, and as it continues to chart its
course carefully in 2010. We appreciate all the efforts put in by
all levels of Management during this past year in delivering the
very best for the Company.
We remain grateful for the trust and support of our
stakeholders, and we look forward to working closely with
these stakeholders as we continue to make our mark as a force
to be reckoned with in the burgeoning agro-industrial sector of
Indonesia.
MICHAELSAMPOERNAKomisaris UtamaPresident Commissioner
ANNUAL REPORT 200924

Dewan Komisaris mendukung penuh program yang
dijalankan oleh Manajemen Perseroan, baik sebelum krisis
finansial global, maupun saat menghadapi kondisi pasar
yang penuh tantangan.
The Board of Commissioners fully supports the initiatives
taken by the Management of the Company both prior
to the global financial crisis and in the face of changing
market conditions.
LAPORAN TAHUNAN 2009 25

Para Pemangku Kepentingan Yang Terhormat,
Besarnya perbedaan antara harga rata-rata CPO di 2009
dibanding 2008 membuat hampir tidak mungkin bagi Sampoerna
Agro untuk menjadikan pencapaian di tahun 2008 sebagai acuan
kinerja operasional untuk tahun 2009.
Total pendapatan konsolidasi dari penjualan kecambah, CPO dan
produk lain di tahun 2009 mencapai Rp1.815,6 miliar, turun 21%
dari Rp2.288,1 miliar di tahun 2008. Penurunan tersebut terutama
disebabkan karena terjadinya penurunan secara signifikan harga
jual rata-rata CPO karena melambatnya ekonomi global, dan juga
karena menurunnya volume penjualan CPO.
Laba kami di tahun berjalan juga lebih rendah daripada tahun
2008, terutama disebabkan karena menurunnya pendapatan
konsolidasi yang menyebabkan penurunan marjin. Sampoerna
Agro mendapatkan laba bersih sebesar Rp281,8 miliar di tahun
2009, dibandingkan Rp439,5 miliar di tahun 2008. Hal ini
mencerminkan laba-per-saham sebesar Rp151 di 2009 sedangkan
di 2008 sebesar Rp236. Laba Bersih terhadap Jumlah Aset
mencapai 12,5% di 2009, sedangkan di 2008 20,4%, sedangkan
Laba Bersih terhadap Jumlah Ekuitas mencapai 16,0%, adapun di
tahun 2008 sebesar 28,3%.
Sudah menjadi suatu kenyataan bahwa jatuhnya pasar CPO
di tahun 2009 telah mengakibatkan penurunan signifikan atas
hasil operasional kami pada tahun tersebut – terutama jika
dibandingkan dengan tahun 2008, yang merupakan tahun yang
benar-benar secara finansial menguntungkan, tidak hanya bagi
industri kelapa sawit tetapi juga bagi komoditas lainnya.
Bagaimanapun juga, dengan kondisi bahwa harga CPO sebagai
faktor tunggal yang paling memberikan pengaruh terhadap
menurunnya tingkat laba di tahun 2009, sangat sulit, jika tidak
mungkin, membandingkan kinerja keuangan kami di tahun 2009
LAPORAN DIREKSIBOARD OF DIRECTORS’ REPORT
Dear Stakeholders,
The huge disparity between the average prices of CPO in 2009
and 2008 made it almost impossible for Sampoerna Agro to
benchmark its 2009 operating results with those of 2008.
Total consolidated revenues from the sales of our seed, CPO
and other products amounted to 1,815.6 billion in 2009, a
decline of 21% from Rp2,288.1 billion in 2008. The decline was
primarily due to the significantly lower average selling price of
CPO following the global economic slowdown, as well as from
lower CPO sales volume.
Our profitability for the year under review was also lower than
that of 2008, mainly resulting from lower consolidated revenues
causing reduced margins. Sampoerna Agro achieved a net
profit of Rp281.8 billion 2009, compared to Rp439.5 billion in
2008. This translated into an earnings-per-share of Rp151 in
2009 versus Rp236 in 2008. Return on assets was 12.5% in
2009 against 20.4% in 2008, while return on equity was 16.0%
in comparison with 28.3% in 2008.
It is readily apparent that the generally bearish market for CPO
in 2009 has had a significant bearing on our operating results
for that year – especially when compared with our results for
2008, which was truly a financially rewarding year not only for
the palm oil industry but for many other commodities as well.
However, with CPO price being the single most contributing
factor to lower profitability in 2009, it may well be that the
extraordinary condition of 2008 made it challenging, if not
impossible, to compare our financial performance in 2009
Tahun 2009 merupakan masa penuh tantangan untuk industri kelapa sawit pada umumnya, terutama ketika dibanding dengan tahun 2008 yang luar biasa dimana harga rata-rata CPO yang diperdagangkan di MDEX Malaysia menyentuh rekor tertinggi mencapai MYR2.864 per ton. Pada tahun 2009 harga rata-rata CPO mencapai MYR2.261 per ton.
The year 2009 was a challenging one for the palm oil industry in general, especially coming on the back of a stellar year in 2008 in which the average price for CPO traded in MDEX Malaysia had reached a record high of MYR2,864 per tonne. In 2009, the average price for CPO was MYR2,261 per tonne.
ANNUAL REPORT 200926

EKADHARMAJANTO KASIH
Direktur UtamaPresident Director
Ekadharmajanto KasihDirektur UtamaPresident Director

dengan tahun 2008. Maka untuk memperoleh perspektif yang
lebih baik terhadap kinerja kami di tahun 2009, akan menjadi lebih
bijak jika kita mengeluarkan faktor harga luar biasa di 2008 tadi,
dan membandingkan kinerja keuangan kami di 2009 dengan 2007
dimana harga CPO rata-rata mencapai sekitar MYR2.475 yang
masih 9,5% lebih tinggi dari harga rata-rata di 2009.
Dari perbandingan ini, jumlah penjualan kami tumbuh sebesar 13%
sedangkan laba bersih naik sebesar 31%. Pertumbuhan rata-rata
tersebut konsisten dengan pertumbuhan rata-rata tahunan dari
penjualan dan laba yang telah kami nikmati sejak 2005 – kecuali
tahun 2008, yang merupakan tahun yang luar biasa.
Lebih penting lagi, jika kita memasukkan faktor membaiknya
kembali harga CPO yang cenderung terus meningkat sejak turun
di akhir tahun 2008, kami dapat berharap bahwa Sampoerna Agro
akan mampu memelihara tingkat pertumbuhan yang konsisten di
tahun 2010.
Menurunnya Hasil di 2009 Sejalan dengan industriMenurut Malaysian Palm Oil Board (MPOB), jumlah produksi CPO
di 2009 mencapai rata-rata 17,57 juta ton, turun sekitar 0,9% dari
tahun sebelumnya. Seiring dengan Malaysia, produksi Tandan
Buah Segar (TBS) Perseroan menurun dari 1,23 juta ton di 2008
menjadi 1,20 juta ton di 2009. Penurunan tersebut berdampak
pada turunnya produksi CPO sebesar 0,5% dari tahun 2008 yang
mencapai 265,47 ribu metrik ton menjadi 264,16 ribu metrik ton di
2009.
Selanjutnya, produksi kecambah kami juga menurun sebagai
akibat dari menurunnya permintaan karena ketidakpastian yang
disebabkan oleh melambatnya ekonomi global yang diikuti
pengetatan kredit oleh perbankan nasional. Bagaimanapun,
karena kecambah kami dibuat atas pesanan (made-to-order) dan
kami telah mengantisipasi bahwa 2009 akan menjadi tahun yang
sangat menantang, kami telah mengurangi target produksi kami
yang mencerminkan kondisi yang berlaku. Sebagai hasilnya, hasil
produksi kami sesuai dengan target produksi yang ditetapkan.
Lebih penting lagi, kami mampu mengintegrasikan dengan lebih
baik diantara berbagai lini operasi dari R&D hingga pembibitan,
penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pemprosesan dan
penjualan. Efisiensi biaya yang diperoleh dari integrasi tersebut,
telah membantu menutup beberapa kerugian pendapatan
atas menurunnya penjualan. Kami berharap bahwa selagi kami
membangun integrasi kami lebih lanjut, kami dapat memanfaatkan
produktivitas lebih baik dan pertumbuhan sejalan dengan kondisi
pasar yang membaik.
versus 2008. Thus in order to have a better perspective of our
performance in 2009, It would be more illustrative if we were to
take out the extraordinary price factor of 2008, and compared
our financial results in 2009 with those of 2007 whose
average CPO price was about MYR2,475, still 9.5% higher than
2009 average.
From this comparison, our total revenue increased by 13%
while net income rose by 31%. These growth rates are
consistent with the annual growth rates of our sales and
profitability that we have enjoyed since 2005 - with the
exception of 2008, which was a spike year.
More importantly, if we factor in the continued recovery of the
CPO price that has been on an increasing trend versus its lows
at year-end 2008, we can reasonably expect that Sampoerna
Agro will be able to sustain a consistent level of growth in 2010.
Lower Output in 2009 in-line with industryAccording to Malaysian Palm Oil Board (MPOB), its total CPO
production in 2009 amounted to approximately 17.57 million
tones, a decline of about 0.9% over the previous year. In
line with Malaysia, our production of Fresh Fruit Bunch (FFB)
declined from 1.23 million tonnes in 2008 to 1.20 million tonnes
in 2009. This reduction affected our CPO output which fell
0.5% year-on-year from 265.47 thousand metric tonnes in
2008 to 264.16 thousand metric tonnes in 2009.
Additionally, production of our germinated seeds also suffered
as a result of falling demand due to uncertainties caused
by the global economic slowdown followed by considerably
tightened credit market among banks nationally. However,
since our germinated seeds are made-to-order and we had
anticipated that 2009 would be an extremely challenging year,
we had scaled down our production target to reflect prevailing
conditions. As a result, our production output was at par with
the production target.
More importantly, we were able to harness greater integration
among our various operations from R&D to seedling, planting,
cultivating, harvesting, milling and selling. The cost efficiency
that was generated from this integration had helped offset
some of the loss of revenues from falling sales. We expect that
as we build our integration further, we will be able to harness
greater productivity and growth along with improving
market conditions.
ANNUAL REPORT 200928

Tetap Siap untuk Pertumbuhan Jangka PanjangSampoerna Agro berada pada jalur yang benar dalam upayanya
untuk menjadi perusahaan agribisnis terkemuka yang menjaga
kepercayaan para pemangku kepentingannya dengan cara yang
bertanggung jawab dan akuntabel. Mengingat kondisi di tahun
2009 tidak kondusif bagi pertumbuhan maupun ekspansi bisnis
kelapa sawit kami, kami memperkecil belanja modal kami untuk
pengembangan penanaman kelapa sawit dengan penuh hati-hati,
dan lebih berfokus untuk memperkuat aset yang ada termasuk
bisnis kecambah kami di Sumatera, dan lebih dari 90.000
hektar perkebunan kelapa sawit yang berlokasi di Sumatera dan
Kalimantan, dari total area sekitar 200.000 hektar.
Kami percaya bahwa integrasi terus menerus dalam operasi
tersebut, ditambah dengan kemajuan R&D kami dalam
pengembangan bibit unggul dan dalam praktik-praktik
lingkungan-bersahabat Good Agricultural Practices, memberikan
landasan yang ideal bagi Sampoerna Agro untuk tumbuh dan
berevolusi menjadi perusahaan berbasis sumber daya agro
terintegrasi dengan CPO sebagai produk utama, dan juga
kemampuan di masa depan untuk menghasilkan produk-produk
hilir bernilai tambah.
CPO tersebut, selain minyak sawit mentah merupakan masa
depan Sampoerna Agro. Pengalaman kami dengan harga minyak
sawit mentah yang harganya bergejolak di 2008 dan 2009
mengingatkan akan risiko perkebunan dengan tanaman tunggal.
Kami percaya bahwa, walaupun kelapa sawit sendiri memiliki
potensi pertumbuhan yang kuat untuk jangka panjang, Sampoerna
Agro akan berada dalam posisi yang lebih kuat seandainya kita
memiliki perpaduan seimbang dari hard crop dan cash crop. Jenis
tanaman yang akan dipertimbangkan dapat dikategorikan sebagai
CPO Crops (“Carbohydrate, Protein and Oil Crops”).
Atas dasar pemikiran tersebut, kami berinisiatif melakukan suatu
proses uji tuntas untuk mengakuisisi secara strategis perkebunan
sagu di tahun 2009. Perkebunan seluas 21,620 hektar tersebut
yang berlokasi di Kepulauan Meranti, Riau, adalah perkebunan
sagu murni dengan beberapa area yang akan menghasilkan di
tahun 2009. Pohon sagu pada umumnya mencapai 10 tahun
untuk matang. Kaya akan karbohidrat, sagu merupakan produk
makanan pokok yang dikonsumsi di beberapa daerah di Indonesia
sebagai pengganti beras. Proses akuisisi tersebut akan selesai di
pertengahan pertama tahun 2010. Inisiatif ini menandai langkah
konkrit pertama Sampoerna Agro menuju pembangunan portofolio
perkebunan industri agro yang terdiversifikasi.
Still Poised for Long-term Growth Sampoerna Agro remains on track in its quest to become a
leading agribusiness company that engages its stakeholders
in a responsible and accountable manner. While conditions in
2009 were not conducive for growth or expansion of our palm
oil business, we scaled down our capital expenditure on new
oil palm plantation development prudently, and instead focused
our attention on strengthening or improving existing assets that
include our seed business in Sumatra, and more than 90,000
hectares of oil palm estates located in Sumatra and Kalimantan,
out of a total land area of some 200,000 hectares.
We believe that our continuing integration of these operations,
in addition to our advanced R&D in superior seed development
and in environmentally-friendly Good Agricultural Practices,
provide the ideal platform for Sampoerna Agro to grow and
evolve into a highly integrated agro resource based company
with CPO as its mainstay product, as well as a future ability to
generate value-added downstream products.
These CPO other than crude palm oil constitute the long-
term future of Sampoerna Agro. Our experience with the high
volatility of crude palm oil price in 2008 and 2009 underscores
the risk of a single-crop plantation. We believe that, although
palm oil in and of itself has strong long-term growth potential,
Sampoerna Agro will be in an even stronger position if we were
to have a more balanced mix of hard crop and cash crop. The
type of crops that would be considered could be categorized
as CPO Crops (“Carbohydrate, Protein and Oil Crops”).
With that in mind, we had initiated an intensive due diligence
process for a strategic acquisition of a Sago plantation estate
in 2009. The 21,620 hectare estate, situated in Kepulauan
Meranti, Riau, is a pure Sago estate with some area that
came into maturity in 2009. Sago palms generally takes about
10 years to mature. Rich in carbohydrates, Sago is a staple
food product that is consumed in some parts of Indonesia
as a substitute for rice. The acquisition process should be
completed within the first half of 2010. This initiative marks
Sampoerna Agro’s first concrete step towards building a
diversified agro-industrial estate portfolio.
LAPORAN TAHUNAN 2009 29

Hasil Segmen Bisnis UtamaHingga akhir tahun 2009, bisnis kami dibagi menjadi tiga segmen
utama, yaitu (i) produksi kecambah dan kegiatan R&D, (ii)
perkebunan kelapa sawit di Sumatera, dan (iii) perkebuanan kelapa
sawit di Kalimantan.
Kegiatan Pembibitan dan R&DKemampuan pembibitan kecambah dan R&D yang maju dapat
meningkatkan daya saing suatu perkebunan dimana ketersediaan
bibit unggul secara signifikan meningkatkan kemampuan daya
hidup tanaman, tingkat produksi yang lebih tinggi yang pada
gilirannya meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang.
Kegiatan pembibitan dan R&D kami dilakukan oleh PT Binasawit
Makmur(BSM), dimana sejak 1994 telah berevolusi menjadi
pusat agronomi R&D dengan cakupan luas dan menjadi satu
diantara delapan produsen kecambah kelapa sawit di Indonesia.
Memanfaatkan jaringan yang luas diantara pusat-pusat pembibitan
kelapa sawit internasional, BSM memiliki kumpulan bibit induk
yang memungkinkan volume produksinya untuk berkembang
dengan pesat selama bertahun-tahun.
Di tahun 2009, produksi kecambah BSM berkurang hampir
74% bibit dari tahun sebelumnya. Penurunan produksi di 2009
merefleksikan penurunan ekspansi kelapa sawit yang terjadi
di industri dalam tahun tersebut. Walaupun terjadi penurunan
dalam volume penjualan, harga penjualan rata-rata bagi enam
varietas kecambah BSM di tahun 2009 dapat meningkat hampir
29% mencapai Rp6.700 per kecambah dibanding Rp5.200 per
kecambah di tahun 2008.
BSM mengelola lebih dari 540 hektar kebun bibit di Sumatra
Selatan, yang memungkinkannya untuk menghasilkan bibit
dengan produktivitas tinggi dengan harga premium di pasar. Hal
ini membuat BSM memberikan kontribusi signifikan terhadap
pendapatan dan laba Sampoerna Agro, selain itu, memberikan
dukungan R&D penting yang mendorong kesinambungan bisnis
kelapa sawit dan juga perkembangan agro-industri kami kedepan.
Perkebunan Sumatera Bersama dengan perkebunan plasma dibawah bimbingan kami,
perkebunan kelapa sawit kami di Sumatera Selatan memiliki luas
kira-kira 75.000 hektar, yang terdiri dari beberapa perkebunan
menghasilkan dalam tahap puncak produksi. Perkebunan tersebut
dikelola oleh PT Samporna Agro Tbk. dan empat anak perusahaan
operasional lainnya, yaitu PT Telaga Hikmah, PT Aek Tarum, PT
Mutiara Bunda Jaya dan PT Gunung Tua Abadi.
Rata-rata, pohon-pohon matang kelapa sawit umumnya dapat
dipanen dari umur 4 sampai 25 tahun, dimana pada periode
antara delapan sampai sembilan belas tahun merupakan masa-
masa yang paling produktif. Perkebunan Sumatera kami memiliki
umur rata-rata 11 tahun.
Results by Main Business Segments As of year-end 2009, our business is divided into three main
segments. They are (i) the germinated seed production and
R&D activities, (ii) the Sumatra oil palm estates, and (iii) the
Kalimantan oil palm estates.
Seed and R&D ActivitiesAn advanced seed-germination and R&D capabilities can
greatly increase the competitiveness of a plantation whereby
the availability of superior seeds significantly increases plant
survivability, produces greater yields, and thereby enhances
long-term productivity. Our seed and R&D activities are
undertaken by PT Binasawit Makmur(BSM), which since 1994
has evolved to become a broad-based agronomics R&D center
and one of the eight producers of oil palm seeds in Indonesia.
Owing to its extensive network among international palm seed
breeding centers, BSM has a broad range of parental stock
that has enabled it to grow its production volume rapidly over
the years.
In 2009, BSM produced approximately 74% less seeds than
the previous year. The production drop in 2009 was a reflection
of the overall decline of oil palm expansion happening in the
industry during the year. Despite the drop in sales volume,
the average selling price for BSM six seed varieties in 2009
managed to increase by approximately 29% to Rp6,700 per
seed compared to Rp5,200 per seed in 2008.
BSM manages more than 540 hectares of seed garden in
South Sumatra, enabling it to produce the high-yielding palm
seeds that command premium prices in the market. This
has enabled BSM to make a significant contribution to the
Sampoerna Agro’s revenues as well as profitability, in addition
to providing critical R&D support that drives our sustainable
palm business as well as agro-industry development forward.
Sumatra EstatesTogether with plasma estates under our guidance, our
oil palm estates in South Sumatra extend over an area of
approximately 75,000 hectares, which constitute some of our
most established and mature estates at their peak production
phase. These estates are managed by PT Sampoerna Agro
Tbk. and four other operating subsidiary companies, namely PT
Telaga Hikmah, PT Aek Tarum, PT Mutiara Bunda Jaya and PT
Gunung Tua Abadi.
On average, typical mature oil palm trees are harvestable from
the ages of 4-to-25 years, in which the period between eight
and nineteen years of age constitute the most productive years.
Our Sumatra estates have an average of 11 years.
ANNUAL REPORT 200930

Dari jumlah lahan kami di Sumatra Selatan yang lebih dari 150.000
hektar, kira-kira 75.000 hektar merupakan area tertanam kelapa
sawit, 180 hektar perkebunan karet, sedangkan sisanya sekitar
70.000 hektar merupakan lahan cadangan yang termasuk area
untuk tujuan spesifik seperti kebun bibit, pemeliharaan dan area
pelestarian lingkungan.
Keunggulan utama perkebunan kelapa sawit kami di Sumatera
Selatan adalah lokasinya yang berdampingan antara satu
dengan lainnya. Tidak satu perkebunanpun yang terletak lebih
jauh dari satu jam perjalanan dengan truk ke pabrik kelapa
sawit yang terletak di tengah-tengah kelompok perkebunan.
Hal ini menjadikannya ideal untuk pemanenan dan transportasi
TBS ke pabrik, gudang dan distribusi pupuk, serta berbagai
kegiatan logistik lainnya. Selain itu, kami memiliki satu lagi pabrik
kelapa sawit yang berlokasi strategis di area ini yang akan mulai
beroperasi di awal tahun 2010.
Dengan infrastruktur yang mapan dan tanaman kelapa sawit
pada puncak kematangan, perkebunan Sumatera Selatan kami
menghasilkan sekitar 84% dari jumlah produksi TBS Sampoerna
Agro di tahun 2009. Jumlah produksi TBS dari perkebunan
Sumatera Selatan mencapai sekitar 1,01 juta ton,sedangkan
jumlah produksi CPO mencapai sekitar 222 ribu ton. Hasil tersebut
masih lebih rendah dari tahun 2008, yang mencapai sekitar 1,08
juta ton TBS dan 233 ribu ton CPO. Rendemen minyak rata-rata
dan rendemen kernel rata-rata mencapai masing-masing 22,0%
dan 5,2%, di 2009, dibandingkan 21,6% dan 5,8% di 2008.
Perkebunan Kalimantan Perkebunan Sampoerna Agro di Kalimantan Tengah terutama
terdiri dari perkebunan-perkebunan yang sebelumnya terabaikan
dan telah diperbaiki dan direhabilitasi kembali, selain dari
beberapa pengembangan perkebunan kelapa sawit lainnya yang
telah dilakukan sejak tahun 2006. Hingga akhir tahun 2009,
PT Sungai Rangit secara aktif mengelola hampir 12.500 hektar
perkebunan kelapa sawit yang sudah menghasilkan. Sedangkan
dua anak perusahaan lainnya masih dalam tahap pengembangan
perkebunan kelapa sawit, termasuk pekerjaan awal dalam
pengembangan beberapa area pembibitan kelapa sawit, dan
7.000 hektar yang baru ditanam dan belum akan menghasilkan
hingga dua atau tiga tahun mendatang.
Jika operasional di Sumatera difokuskan pada penanganan
masalah pengintegrasian diantara lima anak perusahaan yang
beroperasi; masalah utama untuk operasional di Kalimantan adalah
meningkatkan tingkat kualitas dan produktivitas perkebunan
supaya sesuai target dengan standar praktik terbaik setelah
bertahun-tahun terabaikan dan beroperasi dibawah target.
Of our total land area that exceeded 150,000 hectares in South
Sumatra, approximately 75,000 hectares are planted oil palm
estates, 180 hectares are rubber estates, while the remaining
70,000 hectares are held as land bank that includes areas
for specific purposes such as seed gardens, nurseries and
environmental preservation areas.
A major feature of our oil palm estates in South Sumatra is their
contiguous location with one another. No single estate is further
away than a one-hour drive by truck to our four palm oil mills
that are located in the center of the estate clusters. This makes
it ideal for harvesting and transporting FFB to mills, storage and
distribution of fertilizers, as well as for various other logistical
activities. Additionally, we have one more strategically located
palm oil mill in the area to start operations in early 2010.
With well-established infrastructure and peak maturing palms,
our South Sumatra estates accounted for approximately
84% of Sampoerna’s total FFB production in 2009. Total FFB
production from our Sumatra estates reached approximately
1.01 million tonnes, while total production of CPO amounted to
approximately 222 thousand tonnes. Again, these outputs were
lower than those of 2008, which registered 1.08 million tonnes
of FFB and 233 thousand tonnes of CPO. Oil extraction rates
and kernel extraction rates were 22.0% and 5.2%, respectively,
in 2009, compared to 21.6% and 5.8% in 2008.
Kalimantan EstatesSampoerna Agro’s oil palm estates in Central Kalimantan
comprise mainly of previously neglected estates that have
been revived and rehabilitated, in addition to several new oil
palm estate developments that have been in progress since
2006. As at year-end 2009, PT Sungai Rangit actively managed
approximately 12,500 hectares of mature oil palm estates.
While two other subsidiaries were still in the stage of developing
oil palm estates, including initial works on the development of
some palm seedlings and nursery areas, and a further 7,000
hectares of recently planted areas that are not expected to
begin yielding for another two or three years.
While operations in Sumatra mainly deal with integrative issues
between and among the five operating subsidiaries; the main
issue for our Kalimantan operations is on bringing up the level
of quality and productivity of the producing estates at par with
best-practice standards after years of neglect and sub-
par operations
LAPORAN TAHUNAN 2009 31

Selain dari profil kematangan usia, upaya-upaya pemeliharaan ini
telah memberikan hasil yang nyata selama ini. Jumlah produksi
TBS dari perkebunan Kalimantan Tengah mencapai 193.276 ton
di 2009, dibanding 150.950 ton di 2008. Hasil panen per hektar
di Kalimantan terus meningkat dengan signifikan karena upaya
perbaikan yang terus menerus dilakukan. Hasil panen tersebut
telah meningkat dari tahun-ke-tahun dengan tingkat rata-rata 6,4
ton per hektar di 2005, 8,7 ton di 2006 hingga 10,1 ton di 2007,
12,3 ton di 2008, dan 15,3 ton di 2009.
Peningkatan kapasitas pabrik kelapa sawit di Sungai Rangit yang
dilakukan belum lama ini, yang selama ini dapat memproses
75 ton TBS per jam juga berperan penting dalam menaikkan
kapasitas produksi CPO dan rendemen di 2009. Konstruksi
fasilitas jetty baru dan tangki penyimpanan CPO 2.000 ton di
lokasi ini yang telah selesai di tahun 2009, memberikan fasilitas
infrastruktur perkebunan terhadap standar praktik terbaik.
Terus Fokus Pada Masyarakat, Kelestarian dan Tata Kelola PerusahaanKami terus menempatkan perhatian utama dalam membantu
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dimana kami
hidup dan bekerja, dan juga memelihara alam yang menopang
pertumbuhan dan perkembangan kami terus ke masa depan.
Secara persentase, perkebunan Sumatra Selatan kami merupakan
pembina perkebunan plasma terbesar diantara perusahaan
terbuka yang ada di Indonesia, sedangkan operasional kami di
Kalimantan Tengah menjalankan beberapa program sosial dan
lingkungan terbaik di industri hingga kini.
Pengembangan perkebunan baru mengikuti pedoman yang ketat
dalam keamanan dan konservasi lingkungan. Porsi yang cukup
banyak dari cadangan lahan kami dijaga dalam kondisi yang murni
untuk menjaga keanekaragaman hayati. Area penyimpanan air
teridentifikasi dan terpelihara sebagaimana mestinya untuk tujuan
tersebut – guna penampungan dan pemeliharaan air secara
alamiah tanpa meningkatkan risiko bencana banjir dan juga
menjaga tanah sekitar agar cukup lembab dan bertahan. Tanpa
perlu dikatakan lagi, kami melakukan praktik zero-burning untuk
pembukaan lahan, dan menggunakan agen-agen biologis yang
aman untuk mengatasi hama.
Sampoerna Agro telah memperoleh sertifikasi ISO dalam
manajemen lingkungan untuk hampir semua perkebunannya
dan telah memulai upayanya untuk memperoleh sertifikasi RSPO
sebagai bagian dari rencana besar kami untuk melaksanakan
praktik-praktik terbaik dalam operasi perkebunan kelapa sawit
berkelanjutan dan bersahabat dengan lingkungan.
In addition to maturing age profile, these upkeeping efforts have
produced tangible results so far. Total FFB production out of
Central Kalimantan estates reached 193,276 tonnes in 2009,
compared to 150,950 tonnes in 2008. Yield per hectare in
Kalimantan continued to improve significantly as our upkeeping
efforts continued. These yields have improved year-on-year
from an average of 6.4 tonnes per hectare in 2005, 8.7 tonnes
per hectare in 2006 to 10.1 tonnes in 2007, 12.3 tonnes in
2008, and 15.3 tonnes in 2009.
The recent upgrade of the palm oil mill at Sungai Rangit, which
has since been able to process 75-tonne of FFB per hour was
also instrumental in bringing up both CPO production capacity
and OER in 2009. The construction of a new jetty facility and an
on-site 2,000-tonne CPO storage tank was also completed in
2009, bringing the estate’s infrastructure facilities towards best-
practice standards.
ContinuedFocusonCommunity,ConservationandCorporateGovernanceWe continue to place a strong emphasis on helping and
increasing the welfare of the communities in which we live and
work, as well preserving the nature that sustains our growth
and development well into the future. Percentage wise, our
South Sumatra estates maintain the largest plasma-farming
establishment of any publicly listed companies in Indonesia,
while our Central Kalimantan operations undertake some of the
best social and environmental programmes in the industry to
date.
New plantation developments follow strict guidelines on
environmental safety and conservation. A considerable portion
of our land banks are kept in their pristine condition in order
to retain bio-diversity. Water retention areas are identified and
kept as is for just such a purpose – to catch and retain water
naturally without increasing the risks of harmful floods as well
as keeping the surrounding soil sufficiently moist and arable.
Needless to say, we practice zero-burning for land clearing, and
use safety-recommended biological agents for pest control.
Sampoerna Agro has achieved ISO certifications on
environmental management for most of its estates and has
begun putting effort whose goal is to obtain RSPO certification
as part of our grand plan to have best-practice management
in sustainable and environmentally-friendly oil palm estate
operations.
ANNUAL REPORT 200932

Baik fokus kesejahteraan masyarakat maupun lingkungan kami
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Tata Kelola
Perusahaan yang baik yang kami implementasikan secara ketat
di seluruh grup, karena kami membangun kepercayaan dan
itikad baik diantara pemangku kepentingan utama, sambil kami
juga memastikan kesinambungan usaha jangka panjang bagi
Sampoerna Agro.
Sejak tahun 2008, Perusahaan telah memperoleh manfaat
dari adanya komite pengawas, terutama Komite Audit, Komite
Nominasi dan Remunerasi, Komite Manajemen Risiko, dan Komite
Investasi dan Belanja Modal. Sejak terbentuknya, komite-komite
tersebut telah membantu Dewan Komisaris dalam memberikan
pendapat ahli dan saran yang bernilai dalam menimbang dampak
strategis atas keputusan penting dan aksi-aksi korporasi yang
dilakukan Perusahaan.
Departemen Audit Internal kami bekerja dibawah supervisi
Komite Audit, menjadi pertahanan yang mendukung upaya
terus menerus dari Perusahaan untuk memelihara tata kelola
perusahaan yang baik.
Pelatihan dan Pengembangan BerkelanjutanSelain memberikan penekanan yang kuat dalam kegiatan R&D,
Sampoerna Agro juga serius dalam pengembangan sumber daya
manusianya melalui program-program pendidikan dan pelatihan.
Jika pada tahun 2008, Sampoerna Agro menjalani lebih dari
700 jam pelatihan melibatkan 403 personel di berbagai bidang
keahlian, hal ini meluas di tahun 2009 ke 1.098 jam pelatihan
untuk 538 personel dalam berbagai bidang aplikasi yang sama.
Kami percaya bahwa dibutuhkan organisasi pembelajar untuk
sukses di bisnis perkebunan modern saat ini yang dipacu oleh
pengetahuan, riset dan ilmu pengetahuan yang bermutu.
Pandangan Dalam Waktu Dekat: Kebangkitan Setelah Masa-masa Sulit Harga CPO yang diperdagangkan di pasar spot MDEX yang
mencapai puncaknya pada bulan Maret 2008 hingga hampir
MYR4.203 per metrik ton (pmt), jatuh hingga hampir MYR1.404
pmt di akhir tahun 2008, secara perlahan-lahan telah naik hingga
MYR2.590 pmt di penutupan tahun.
Gejolak harga tersebut merugikan setiap bisnis, atau investasi-
investasi besar. Itulah sebabnya mengapa kami tidak melakukan
investasi, maupun mengembangkan bisnis kami secara signifikan
di tahun 2009.
Both our community welfare and environmental focus is an
integral part of Good Corporate Governance that we implement
rigorously across the Group, as we build trust and goodwill
among our key stakeholders, while also ensuring long-term
sustainability for Sampoerna Agro.
Since 2008, the Company has benefited from the services
of oversight committees, namely the Audit Committee,
the Nomination and Remuneration Committee, the Risk
Management Committee, and the Capital Expenditure and
Investment Committee. Since their formation, these committees
have helped the Board of Commissioners form expert opinions
and provide valuable advice for Management in weighing the
strategic implications of important decisions and corporate
actions.
Our Internal Audit Department, working under the supervision
of the Audit Committee, remains the bulwark of behind the
Company’s continuous efforts to maintain good governance.
ContinuousTrainingandDevelopmentIn addition to placing a strong emphasis on R&D activities,
Sampoerna Agro is serious about developing its human
resources through continuous learning and training
programmes. If in 2008, Sampoerna Agro undertook than 700
hours of training involving 403 personnel in a diverse range of
expertise areas, this was expanded further in 2009 to 1,098
hours of training for 538 personnel in an equally diverse field of
applications.
We believe that it takes a learning organization to succeed
in the modern-day plantation businesses that are driven by
knowledge, research and scientific par-excellence.
Near-term Outlook: The Rise After the Fall
The price of CPO traded in MDEX spot market peaked in
March 2008 at approximately MYR4,203 per metric ton, fell
to approximately MYR1,404 pmt by year-end 2008, have
gradually risen to close the year at MYR2,590 per metric tonne.
Such price volatility is detrimental to any business, or any major
investment. That is why we neither invested in, nor grew, our
business to any significant degree in 2009.
LAPORAN TAHUNAN 2009 33

Bagaimanapun, kami percaya masa-masa penuh gejolak dari
harga CPO telah berlalu, dan pasar telah kembali menyesuaikan
ke arah titik keseimbangan baru, sehingga tidak ada lagi alasan
untuk percaya bahwa gejolak harga akan terjadi lagi, atau dengan
kata lain, harga CPO akan kembali menurun lagi secara signifikan
dalam waktu dekat.
Permintaan akan CPO sebagai bahan baku untuk pembuatan
minyak makan, sabun, kosmetika dan sebagai bahan untuk
produk-produk konsumen tidak akan berubah; melainkan
akan terus berlanjut dan berkembang mengingat jumlah
penduduk dunia terus bertambah dan teknologi menemukan
cara penggunaan yang lebih praktis untuk kelapa sawit. Oleh
karenanya, harga CPO harus terus meningkat dengan stabil dalam
waktu lama, sepanjang hal tersebut dipacu oleh pasokan dan
permintaan nyata.
Kami juga percaya penuh terhadap pasar CPO dalam jangka
pendek, karena kami sedang menikmati pergerakan ke arah yang
lebih baik – sebuah titik balik tren kenaikan harga yang stabil di
2010, setelah pergerakan menurun dari 2008 ke 2009. Kami
percaya bahwa kondisi pasar di 2010 akan meningkatkan tingkat
laba Sampoerna Agro dan menjaga pertumbuhan kami.
Akhirnya, dengan senang hati saya melaporkan bahwa tidak
terdapat perubahan dalam komposisi Direksi Perseroan di tahun
2009, dan oleh karenanya, manajemen tetap akan meneruskan
kebijakan yang didesain untuk membawa kami melangkah lebih
jauh lagi dan lebih dekat dengan sasaran kami.
Atas nama rekan Direksi, kami ingin menyampaikan penghargaan
kami kepada para pemegang saham dan konsumen kami,
Kementerian Pertanian, pemerintah pusat dan daerah, dan
otoritas lainnya. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada
rekan bisnis, karyawan dan terpenting, kepada semua anggota
masyarakat yang terus menerus mendukung Samporna Agro
dalam masa-masa baik maupun penuh tantangan.
Terima kasih atas semua dukungan dan kepercayaan yang
diberikan.
However, we believe that most of the volatility has been taken
out of the recent CPO price trends, and as markets have
readjusted to new equilibriums, there is no reason to believe
that high volatility will return to the market, or that, indeed, the
price of CPO will turn South significantly any time soon.
The underlying demand for CPO as raw material for edible
oils, soaps, cosmetics and a host of other consumable goods
should not change; rather it should continue to grow as
world population grows and technology finds other practical
applications for palm oil. Hence, the price of CPO should
steadily increase over the long-term, as long as they are driven
by real supply and demand.
We are also highly confident in the near-term outlook of the
CPO market, as we enjoy the swing of the pendulum in the
other direction - a return of steadily rising price trend in 2010,
following the downward movement from 2008 to 2009. We
believe that market outlook for 2010 will boost Sampoerna
Agro profitability and sustain our growth.
Finally, I am pleased to report that there were no changes to the
composition of the Board of Directors of the Company in 2009,
and therefore, Management is set on a policy continuity that is
designed to bring us further and closer to our goals.
On behalf of my fellow Directors, we would like to express our
appreciation to our shareholders and customers, the Ministry
of Agriculture, the central and provincial governments, and
other authorities. We also extend our gratitude to our business
partners, employees and not least of all, to all members of our
communities who continue to support Sampoerna Agro in good
as well as challenging times.
Thank you for all of your support and trust.
EKADHARMAJANTO KASIH
Direktur UtamaPresident Director
ANNUAL REPORT 200934

Selain mengutamakan kegiatan penelitian dan
pengembangan, Perseroan juga memprioritaskan
pelatihan sumber daya manusia yang
berkesinambungan.
Besides putting strong emphasis on its R&D activities,
the Company also focuses on continous development of
its human resources.
LAPORAN TAHUNAN 2009 35

Pohon sawit rata-rata memiliki usia produktif sekitar 22 tahun mulai dari usia ke 4. Hingga akhir tahun 2009, Perseroan memiliki serta membina lahan produktif dan non produktif masing-masing seluas 70.151 ha dan 24.515 ha
Oil palms in average has a productive life span of 22 years starting from age 4. Till year end 2009, the Company has 70,151 ha of productive areas and 24,515 ha non productive areas that it manages and offers guidance on

Pohon sawit rata-rata memiliki usia produktif sekitar 22 tahun mulai dari usia ke 4. Hingga akhir tahun 2009, Perseroan memiliki serta membina lahan produktif dan non produktif masing-masing seluas 70.151 ha dan 24.515 ha
Oil palms in average has a productive life span of 22 years starting from age 4. Till year end 2009, the Company has 70,151 ha of productive areas and 24,515 ha non productive areas that it manages and offers guidance on

TATA KELOLA PERUSAHAANCORPORATE GOVERNANCE
The principles of Good Corporate Governance (GCG)
which includes transparency, accountability, responsibility,
independency, and fairness are implemented throughout the
Company daily operations.
The Company assures that those principles guiding it’s daily
operations are in line with the Company’s values which
includes professionalism, efficiency, innovation, and careness.
The Company understands that these aspects are crucial
to the business survivability and are able to enhance
shareholder value.
Every member of the Company’s Board of Commissioners
(BOC) and Directors (BOD) are fully aware of their responsibility
to set an example in implementing GCG on the Company’s
surroundings. This awareness and commitment are fully
supported by the major shareholders within the Sampoerna
Strategic Group who are reputed for it’s GCG implementation
among its subsidiary companies.
The BOD constantly ensure that the Company comply with
Law No. 40 of 2007 on Limited Liability Company, Law No.
8 of 1995 on the Capital Market, the Company’s Articles
of Association, Capital Market and Financial Institution
Supervisory Board (Bapepam-LK) regulations, Indonesia Stock
Exchange (IDX) regulations, as well as other prevailing rules
and regulations associated with the Company’s business line.
Additionally, the Company also complies with the General
Guidelines for GCG in Indonesia.
GCGStructureImportant factors in the implementation of the Company’s
GCG is that each shareholder of the Company through General
Meetings of Shareholders (GMS), BOD, and BOC hold different
yet crucial roles and responsibilities.
A. GMS
Shareholders control the Company through GMS. Shareholders
who possess legal voting rights can attend and exercise their
voting rights in GMS. Those shareholders who are unable to
attend GMS can appoint nominees to vote on their behalf
through written power of attorney.
Sampoerna Agro had administered one Annual General
Meeting of Shareholders (AGM) throughout 2009. AGM was
held on June 18, 2009 and decided on the following matters:
1. Approved the Company’s annual report and ratified its
financial statements for the financial year 2008. The financial
statements were audited by a registered public accounting
Penerapan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG)
meliputi transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi
dan kesetaraan tertanam dalam kegiatan sehari-hari Perseroan.
Perseroan meyakini pelaksanaan kegiatan sehari-hari berdasarkan
prinsip-prinsip tersebut sejalan dengan nilai-nilai Perseroan, yaitu
profesional, efisien, inovatif, dan peduli. Perseroan memahami
hal-hal ini sangat penting artinya bagi keberlangsungan usaha dan
meningkatkan nilai bagi para pemegang saham.
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan
sepenuhya menyadari tanggung jawabnya untuk menjadi teladan
dalam penerapan GCG di lingkungan Perseroan. Kesadaran dan
komitmen ini mendapatkan dukungan penuh dari pemegang
saham mayoritas yang tergabung dalam Kelompok Usaha
Sampoerna Strategic yang telah dikenal sangat baik dalam
penerapan GCG di anak-anak perusahaannya.
Direksi senantiasa memastikan Perseroan mematuhi Undang-
Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Undang-
undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, Anggaran
Dasar Perseroan, Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK), Peraturan Bursa Efek
Indonesia (BEI), serta undang-undang dan peraturan lainnya yang
berlaku dan berkaitan dengan lingkup usaha Perseroan. Selain
itu Perseroan juga mengacu pada Pedoman Umum GCG di
Indonesia.
StrukturGCGUnsur-unsur penting dalam penerapan GCG Perseroan adalah
para pemegang saham, melalui Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi, masing-masing memiliki
peran dan tanggung jawab yang berbeda.
A. RUPS
Pemegang saham mengendalikan Perseroan melalui RUPS.
Pemegang saham yang memiliki hak suara yang sah berhak
menghadiri dan menggunakan hak suaranya dalam RUPS.
Pemegang saham yang tidak dapat menghadiri RUPS dapat
menunjuk perwakilannya dengan surat kuasa tertulis.
Sepanjang tahun 2009, Perseroan telah menyelenggarakan satu
kali RUPS Tahunan (RUPST). RUPST diselenggarakan pada
tanggal 18 Juni 2009 dan memutuskan hal-hal sebagai berikut:
1. Menyetujui Laporan Tahunan serta pengesahan Laporan
Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2008 yang telah
diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko
ANNUAL REPORT 200938


& Sandjaja. Direksi Perseroan telah memaparkan kinerja
operasional dan keuangan Perseroan dalam Tahun Buku
2008, serta memberikan laporan mengenai penggunaan
dana hasil Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) yang
dilakukan oleh Perseroan pada tahun 2007.
2. Menyetujui alokasi penggunaan laba bersih Perseroan.
Perseroan mencatat laba bersih dalam tahun buku
2008 sebesar Rp439,5 miliar, atau naik sebesar 104%
dibandingkan dengan dengan laba bersih yang diperoleh
dalam tahun buku 2007, yakni sebesar Rp215,1 miliar. Laba
bersih per saham yang dibukukan dalam tahun buku 2008
adalah sebesar Rp236, lebih tinggi dari tahun 2007 sebesar
Rp129 per saham.
Atas laba bersih yang diperoleh dalam tahun buku 2008
sebesar Rp439.516.256.000 (empat ratus tiga puluh
sembilan miliar lima ratus enam belas juta dua ratus lima
puluh enam ribu rupiah), telah disetujui oleh RUPST untuk
dialokasikan sebagai berikut:
• Sebesar Rp6.000.000.000 (enam miliar rupiah) ditetapkan
sebagai cadangan umum;
• Sebesar Rp170.100.000.000 (seratus tujuh puluh miliar
seratus juta rupiah) akan dibagikan sebagai dividen tunai
dengan dividen per saham sebesar Rp90 (sembilan puluh
rupiah);
• Sebesar Rp8.700.000.000 (delapan miliar tujuh ratus
juta rupiah) akan disumbangkan kepada Yayasan Putera
Sampoerna untuk membantu meningkatkan akses dan
kualitas pendidikan di Indonesia;
• Sisanya dibukukan sebagai saldo laba (retained earnings)
untuk mendukung pengembangan usaha Perseroan dan
anak-anak perusahaan Perseroan.
3. Memberi wewenang kepada Dewan Komisaris Perseroan
untuk menunjuk dan menetapkan Kantor Akuntan
Publik yang memenuhi syarat untuk mengaudit Laporan
Keuangan Perseroan untuk Tahun Buku 2009 dengan
mempertimbangan masukan dari manajemen serta Komite
Audit.
4. Di samping itu, dalam agenda keempat RUPST, Dewan
Komisaris juga diberi wewenang untuk menetapkan
paket remunerasi bagi anggota Direksi untuk tahun
buku 2009 dengan mempertimbangkan masukan dari
Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan. Adapun
remunerasi untuk Dewan Komisaris untuk tahun buku 2009
telah ditetapkan oleh RUPST setinggi-tingginya sebesar
Rp300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) gross per bulan.
firm: Purwantono, Sarwoko & Sandjaja. The Directors of
the Company have reported its operational and financial
performance in 2008 as well as reviewed the use of
proceeds collected through the Company’s initial public
offering in 2007.
2. Approved to allocation of the Company’s earnings.
Earnings recorded for financial year 2008 amounted
to Rp439.5 billion, 104% higher than 2007 figure of
Rp215.1 billion. Earnings per share grew from Rp129 per
share in 2007 to Rp236 per share in 2008.
The allocation of the Company’s recorded earnings
amounting to Rp439,516,256,000 (four hundred thirty
nine billion five hundred sixteen million two hundred fifty
six thousand rupiah) is as follows:
• Rp6,000,000,000 (six billion rupiah) to be set aside
for mandatory reserve;
• Rp170,100,000,000 (one hundred seventy billion
one hundred million rupiah) to be distributed as cash
dividend, so dividend per share will be Rp90 (ninety
rupiah);
• Rp8,700,000,000 (eight billion seven hundred
million rupiah) to be donated to Putera Sampoerna
Foundation to promote accessibility and quality
education in Indonesia;
• The remaining amount to be added into retained
earnings in order to support future business
expansions for the Company and its subsidiaries.
3. AGM had also authorized BOC to appoint a registered
public accounting firm that meets the standards stated
to audit the Company’s financial statements for financial
year 2009. In doing so, BOC is to consider inputs from
the Management as well as the Audit Committee.
4. It was then followed by the fourth agenda, BOC has
to decide on the remuneration package for BOD
for the year 2009. In doing so, BOC is to consider
inputs supplied by the Remuneration and Nomination
Committee. Additionally, BOC remuneration package
for the year 2009 amounting to a maximum of
Rp300,000,000 (three hundred million rupiah) gross per
month had also been approved by this AGM.
ANNUAL REPORT 200940

B. Dewan Komisaris
Sampai dengan akhir tahun 2009, Dewan Komisaris Perseroan
terdiri dari lima orang. Dua dari anggota Dewan Komisaris adalah
Komisaris Independen. Jumlah ini sesuai dengan ketentuan jumlah
Komisaris Independen seperti ditetapkan dalam Surat Edaran
Bapepam No. SE-03/PM/2000 dan Peraturan BEJ No. I-A, yang
menetapkan paling sedikit 30% komposisi Dewan Komisaris
adalah Komisaris Independen.
Ruang Lingkup dan Tanggung Jawab Dewan KomisarisSesuai Anggaran Dasar Perseroan, tugas utama Dewan Komisaris
adalah mengawasi kebijakan dan tindakan Direksi Perseroan
agar sejalan dengan Anggaran Dasar Perseroan, peraturan yang
berlaku, dan nilai-nilai GCG. Dewan Komisaris juga berwenang
untuk memberikan nasihat kepada Direksi apabila diperlukan.
Agar Dewan Komisaris dapat menjalankan tugas secara efektif,
Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite
Nominasi dan Remunerasi, Komite Manajemen Risiko, Komite
Belanja Modal dan Investasi. Peran, fungsi, dan kegiatan setiap
komite sepanjang tahun turut dilaporkan pada pembahasan ini.
B.BoardofCommissioners(BOC)
As per end of 2009, the BOC is comprised of five members.
Two of the members are Independent Commissioners. This is in
accordance with the regulation on the number of Independent
Commissioners as stated by Bapepam Circular Letter No. SE-
03/PM/2000 and the IDX Regulation No. I-A, that determined at
least 30% of BOC should be Independent Commissioners.
BOCScopeofWorkandResponsibilities
In accordance with the Company’s Articles of Association, the
main task of BOC is to oversee the policies and actions taken
by the Company’s BOD so as to ensure that they are in line
with the Company’s Articles of Association, prevailing rules and
regulations, and GCG values. The BOC is also authorized to
give advices to BOD when needed.
To ensure that the BOC can perform its tasks effectively, they
have formed Audit Committee, Nomination and Remuneration
Committee, Risk Management Committee, and Capital
Expenditure and Investment Committee as well. The role,
function, and activities of the each committee throughout the
year are duly reported in this assessment.
LAPORAN TAHUNAN 2009 41

Dewan Komisaris Perseroan beranggotakan:
1. Michael Sampoerna
(Komisaris Utama)
Selain memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai Komisaris
Utama, juga mempunyai tugas sebagai Ketua Komite Belanja
Modal dan Investasi.
2. Sugiarta Gandasaputra
(Komisaris)
Selain memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai anggota
Dewan Komisaris, juga mempunyai tugas sebagai Ketua
Komite Manajemen Risiko.
3. Mak Ping On
(Komisaris)
Selain memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai anggota
Dewan Komisaris, juga mempunyai tugas sebagai Ketua
Komite Nominasi dan Remunerasi.
4. Phang Cheow Hock
(Komisaris Independen)
Selain memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai anggota
Dewan Komisaris, juga mempunyai tugas sebagai Komisaris
Independen.
5. Arief Tarunakarya Surowidjojo
(Komisaris Independen)
Selain memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai anggota
Dewan Komisaris, juga mempunyai tugas sebagai Komisaris
Independen, dan Ketua Komite Audit.
Remunerasi Dewan KomisarisSebagaimana telah disetujui oleh RUPST dan sesuai dengan
kebijakan remunerasi Perseroan, para anggota Dewan Komisaris
memperoleh remunerasi yang besarnya bersifat wajar dan
kompetitif berdasarkan survei remunerasi terhadap perusahaan
sejenis dengan skala yang sama.
The Company’s BOC comprise of:
1. Michael Sampoerna
(President Commissioner)
In addition to his task and responsibilities as the President
Commissioner, he is also the Chairman of Capital
Expenditure and Investment Committee.
2. Sugiarta Gandasaputra
(Commissioner)
In addition to his task and responsibilities as a member
of the BOC, he is also the Chairman of Risk Management
Committee.
3. Mak Ping On
(Commissioner)
In addition to his task and responsibities as a member
of the BOC, he is also the Chairman of Nomination and
Remuneration Committee.
4. Phang Cheow Hock
(Independent Commissioner)
In addition to his task and responsibilities as a member of
the BOC, he is also an Independent Commissioner.
5. Arief Tarunakarya Surowidjojo
(Independent Commissioner)
In addition to his task and responsibilities as a member of
the BOC, he is also an Independent Commissioner and
Chairman of the Audit Committee.
BOCRemunerationAs approved by the AGM, and in line with the Company’s
remuneration policy, members of the BOC receive a
remuneration that is deemed reasonable and competitive based
on a remuneration survey conducted on similar companies in
terms of type and scale.
Total Paket Remunerasi (Rp) Total Remuneration Package (Rp)
2009 2008
Dewan KomisarisBoard of Commissioners
1.200.000.000 720.000.000
Rapat Dewan KomisarisBerdasarkan ketentuan Anggaran Dasar Perseroan, rapat Dewan
Komisaris dapat diadakan setiap waktu jika dianggap perlu oleh
seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris, atau apabila diminta
secara tertulis oleh seorang anggota Direksi atau lebih atau satu
pemegang saham atau lebih yang bersama-sama mewakili 1/10
(satu persepuluh) bagian dari seluruh jumlah saham dengan hak
suara yang sah.
BOCMeetingBased on the Company’s Articles of Association, BOC
meetings can be performed anytime when deemed necessary
by one or more BOC member or, upon submission of a written
request from one or more Directors or shareholders that
collectively represent 1/10 (one tenth) of the total number of
shareholders that possess legal voting rights.
ANNUAL REPORT 200942

NoNo
TanggalDate
Agenda RapatMeeting Agenda
KehadiranAttendance
1 4 Maret 2009March 4, 2009
- Persetujuan atas diversifikasi usaha melalui PT Sampoerna Bio Fuels (anak perusahaan)- Approval of its businness diversification through PT Sampoerna Bio Fuels (a subsidiary)
100%
2 27 April 2009April 7, 2009
- Persetujuan atas tanggal, tempat, dan agenda RUPST untuk Tahun Buku 2008- Approval of the date, place and agenda of the AGM for the Fiscal Year 2008
100%
3 7 Agustus 2009August 7, 2009
- Persetujuan atas pinjaman sebesar Rp300 milyar oleh PT Sungai Rangit (anak perusahaan) dari Bank Mandiri- Approval of the loan amounting to Rp300 billion by the PT River Rangit (subsidiary) of Bank Mandiri
100%
4 16 November 2009November 16, 2009
- Persetujuan atas Piagam Audit Internal (Internal Audit Charter) Perseroan- Approval of the Company’s Internal Audit Charter (Internal Audit Charter)
100%
5 8 Desember 2009December 8, 2009
- Persetujuan atas pengangkatan Kepala Departemen Audit Internal- Approval of the appointment of the Head of Internal Audit Department
100%
Rapat-rapat Dewan Komisaris sah dan berhak mengambil
keputusan yang mengikat hanya jika dihadiri oleh lebih dari ½
(satu per dua) dari jumlah anggota Dewan Komisaris. Di dalam
rapat, setiap anggota Dewan Komisaris memiliki satu hak suara
dan satu suara tambahan untuk anggota Dewan Komisaris yang
diwakilinya (proxy vote). Pada tahun 2009, Dewan Komisaris
menyelenggarakan lima kali rapat.
Selain secara formal, Dewan Komisaris juga melakukan beberapa
kali pertemuan informal dengan Direksi untuk memastikan bahwa
Perseroan telah dikelola dengan baik oleh Direksi.
BOC Meetings are deemed legitimate and entitled to make
legally binding decisions only if more than ½ (one half) of BOC
members. During the meetings, every member of the BOC are
entitled to one vote and one proxy vote derived from another
BOC member that it is being represented. The BOC performed
five meetings in 2008
In addition to these formal meetings, the BOC also engage a
number of informal meetings with the Directors to ensure that
the BOD are managing the Company properly.
Komite-komite di bawah Dewan Komisaris
Komite AuditKeberadaan Komite Audit diharapkan dapat meningkatkan
penerapan GCG dalam operasional maupun ekspansi Perseroan.
Tugas dan tanggung jawab utama Komite Audit adalah antara lain
meliputi:
• mengkaji laporan keuangan dan informasi finansial lainnya
yang disajikan untuk pemegang saham, publik, dan otoritas
pasar modal;
• mengkaji kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-
undangan yang berlaku;
• mengkaji dan memonitor sistem pengendalian internal
Perseroan; dan
• mengkaji proses dan hasil audit yang dilakukan oleh auditor
independen.
Komite Audit menelaah laporan keuangan konsolidasi setiap
kuartal dan tahunan untuk memberi kepastian kepada Dewan
Komisaris bahwa laporan keuangan konsolidasi Perseroan telah
disiapkan sesuai dengan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) di Indonesia dan semua informasi telah dilaporkan
seluruhnya dan secara akurat sebelum laporan diterbitkan.
TheCommitteesunderBOC
AuditCommitteeThe presence of Audit Committee is expected to enhance
the implementation of GCG practices within the Company
operations and expansions.
The main tasks and responsibilities of Audit Committee includes
the following:
• to review the financial statement and other financial
information prepared for shareholders, the public, and the
capital market authorities;
• to review compliance towards prevailing rules and
regulations;
• review and monitor the Company’s internal control system;
and
• to review the process and audited results made by
independent auditor.
Audit Committee assessed the consolidated financial
statements on a quarterly as well as yearly basis to assure
the BOC that the Company consolidated financial statements
were prepared in accordance with Indonesian Statements of
Financial Accounting Standards and that all information are
both complete and accurate prior to the report’s publication.
LAPORAN TAHUNAN 2009 43

Penelaahan ini juga membantu mengindentifikasi dan memberi
solusi terhadap masalah-masalah potensial kepada Direksi
sebelum penerbitan laporan keuangan konsolidasi.
Berdasarkan rekomendasi Komite Audit, Dewan Komisaris
menyetujui penerbitan laporan keuangan konsolidasi. Komite
Audit juga menelaah kinerja Akuntan Publik yang melakukan audit
laporan keuangan konsolidasi tahun sebelumnya.
Komite Audit dibawah Dewan Komisaris terdiri dari tiga anggota:
(i) Arief Tarunakarya Surowidjojo, Komisaris Independen dan Ketua;
(ii) Amien Subekti; dan (iii) Tjandra Bachtiar. Dua anggota terakhir
berasal dari eksternal Perseroan.
Profil Arief T. Surowidjojo disajikan pada halaman 159 laporan
tahunan ini.
Amien Subekti
Warga Negara Indonesia lahir tahun 1970. Menjabat sebagai
anggota Komite Audit sejak November 2007. Saat ini juga
menjabat sebagai Deputi bidang keuangan dan perencanaan
Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh dan Nias. Sebelumnya
menjabat sebagai eksekutif pada CSA Strategic Advisory (2001-
2005) dan auditor BPKP Direktorat Pengawasan Minyak dan
Gas. Memperoleh gelar Master of Business Administration dari
University of Melbourne, Australia.
Tjandra Bachtiar
Warga Negara Indonesia lahir tahun 1949. Menjabat sebagai
anggota Komite Audit sejak November 2007. Saat ini juga
menjabat sebagai Dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pengembangan Bisnis
dan Sekretaris Perusahaan PT HM Sampoerna Tbk. Memperoleh
gelar Master of Business Administration dari University of Southern
California, Los Angeles, Amerika Serikat.
Sepanjang tahun 2009, Komite Audit telah menyelenggarakan
lima kali rapat. Laporan kegiatan Komite Audit untuk tahun 2008
disajikan pada halaman 53 laporan tahunan ini.
Komite lainnyaKomite Nominasi dan Remunerasi yang dibentuk sejak bulan
Maret 2008, dipimpin oleh Mak Ping On, Komisaris Perseroan.
Adapun tugas dan tanggung jawab utama Komite Nominasi dan
Remunerasi adalah sebagai berikut:
• mengkaji kebijakan sumber daya manusia yang ditetapkan
oleh Direksi;
This assessment also helped identify and provide solutions on
potential issues with the BOD prior to their publication.
Based on the recommendations made by Audit Committee,
the BOC approves on the consolidated financial statement
publication. Audit Committee also assesses Public Accountant
performance on the audited consolidated financial statements
for the previous year.
Audit Committee that is under the BOC, is comprised of three
members: (i) Arief Tarunakarya Surowidjojo, Independent
Commissioner and Chairman; (ii) Amien Subekti; and (iii) Tjandra
Bachtiar. The last two members were externally recruited.
Profile on Arief T. Surowidjojo is presented on page 159 of this
annual report.
Amien Subekti
Indonesian citizen, born in 1970, and has served as a member
of the Audit Committee since November 2007. He is currently
the Deputy of Finance and Planning at the Reconstruction and
Rehabilitation Agency for Aceh and Nias. He had previously
served as an executive at CSA Strategic Advisory (2001-2005)
and as an auditor at Directorate of Oil and Gas Supervisory
Board (BPKP). He has a Master of Business Administration
degree from the University of Melbourne, Australia.
Tjandra Bachtiar
Indonesian citizen, born in 1949, and has served as a
member of the Audit Committee since November 2007. He is
currently a lecturer in School of Economics at the University of
Indonesia. He had previously served as the Head of Business
Development and Corporate Secretary of PT HM Sampoerna
Tbk. He has a Master of Business Administration degree from
the University of Southern California, Los Angeles, USA.
The Audit Committee have conducted five meetings in 2009.
A report on the Audit Committees activities throughout 2009 is
presented on page 53 of this annual report.
The other committeesNomination and Remuneration Committee which was
established since March 2008, led by Mak Ping On, the
Commissioner of the Company. The main duties and
responsibilities of the Nomination and Remuneration Committee
are as follows:
• to review human resource policy set up by BOD;
ANNUAL REPORT 200944

• menyiapkan prosedur nominasi dan kriteria seleksi untuk
anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan eksekutif Perseroan; dan
• merumuskan sistem penilaian dan memberikan rekomendasi
mengenai jumlah anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta
besarnya remunerasi yang diterima.
Komite Manajemen Risiko yang dibentuk sejak bulan Maret
2008. Komite ini dipimpin oleh Sugiarta Gandasaputra, Komisaris
Perseroan. Tugas dan tanggung jawab utama Komite Manajemen
Risiko adalah sebagai berikut:
• melakukan penilaian berkala dan memberikan rekomendasi
mengenai jenis dan cakupan asuransi Perseroan; dan
• melakukan penilaian berkala mengenai risiko-risiko yang
dihadapi Perseroan dan merumuskan langkah-langkah
penanganan risiko.
Komite Belanja Modal dan Investasi dibentuk sejak bulan Maret
2008. Komite ini dipimpin oleh Michael Sampoerna, Komisaris
Utama Perseroan. Tugas dan tanggung jawab utama Komite
Belanja Modal dan Investasi adalah sebagai berikut:
• menyusun kebijakan investasi dan belanja modal Perseroan;
dan
• mengkaji rencana investasi dan belanja modal; dan
memberikan rekomendasi mengenai sumber dana dan
investasi dan belanja modal yang akan dilakukan termasuk
risiko-risiko investasi.
C.Direksi
Para anggota Direksi diangkat dan diberhentikan berdasarkan
keputusan pemegang saham melalui RUPS. Sampai dengan akhir
tahun 2009, Direksi Perseroan terdiri dari lima orang Direktur,
dengan jabatan fungsional masing-masing sebagai Direktur Utama,
Chief Operating Officer, Managing Director Sumatera, Managing
Director Kalimantan, dan Direktur Keuangan/CFO.
Ruang Lingkup dan Tanggung Jawab DireksiSesuai Anggaran Dasar Perseroan, Direksi memiliki tanggung
jawab untuk mengelola dan menjalankan pengurusan Perseroan
untuk kepentingan Perseroan untuk mencapai maksud dan tujuan
Perseroan. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya,
setiap anggota Direksi harus berpedoman pada Anggaran Dasar,
keputusan RUPS, keputusan dan arahan Dewan Komisaris, hasil
rapat Direksi, ketentuan peraturan perundangan yang berlaku serta
nilai-nilai dan prinsip-prinsip GCG dengan selalu mengedepankan
kepentingan Perseroan.
• to prepare nomination procedures and selection criteria for
BOC, BOD, and executives of the Company; and
• to formulate a system of assessment and provide
recommendations in respect to the number of members for
BOC and BOD, and their remuneration amount.
Risk Management Committee which was established since
March 2008. Sugiarta Gandasaputra, a Commissioner of the
Company, is the Chairman of this Committee. The main tasks
and responsibilities of the Risk Management Committee are as
follows:
• to conduct periodical assessments and provide
recommendations with respect to the type and coverage of
the Company insurance; and
• to conduct periodical assessments with respect to
nature of risks faced by the Company and formulate their
mitigating factors.
Capital Expenditure and Investment Committee which was
established since March 2008. Michael Sampoerna, the
President Commissioner of the Company is the Chairman of
this Committee. The main tasks and responsibilities of the
Capital Expenditure and Investment Committee are as follows:
• to formulate the Company investment policy and capital
expenditure (capex); and
• to review investment and capex plans, and provide
recommendations with respect to the capex and
investment to be spent and sources of funds including the
risks of the investment.
C.BoardofDirectors(BOD)
BOD members are appointed and terminated through
decisions made by shareholders in AGM. Until end of 2009, the
Company BOD is comprised of five Directors, holding different
functions individually as President Director, Chief Operating
Officer, Managing Director for Sumatra, Managing Director for
Kalimantan, and the Finance Director/CFO.
BOD Scope of Work and ResponsibilitiesIn a accordance with the Company Article of Association, BOD
is responsible to manage and carry out supervision in the best
interest of the Company as well as to achieve its objective
and purpose. In carrying out his duties, every BOD member
must follow strict guidelines set forth by the Company Articles
of Association, decisions made in GMS, instructions and
guidances from BOC, BOD meetings outcomes, prevailing rules
and regulations as well as GCG values and principles while
always prioritizing the best interest of the Company.
LAPORAN TAHUNAN 2009 45

Ruang Lingkup dan Tanggung Jawab Setiap Anggota Direksi
1. Direktur Utama
Bertanggung jawab atas keseluruhan operasional Perseroan
dan memastikan profitabilitas Perseroan.
2. Chief Operating Officer
Bertanggung jawab untuk membantu Direktur Utama dalam
kegiatan operasional sehari-hari Perseroan dan memastikan
Perseroan menjalankan usahanya dengan baik serta mencapai
tingkat keuntungan yang telah direncanakan sebelumnya.
3. Direktur Pengelola Sumatera
Bertanggung jawab atas operasional Perseroan sehari-hari
di wilayah Sumatera dan produktivitas dari perkebunan dan
pabrik kelapa sawit di wilayah tersebut serta memastikan
bahwa hasil panen dan tingkat rendemen tinggi dengan tetap
menjaga biaya agar tetap rendah.
4. Direktur Pengelola Kalimantan
Bertanggung jawab atas operasional Perseroan sehari-hari
di wilayah Kalimantan dan produktivitas dari perkebunan dan
pabrik kelapa sawit di wilayah tersebut serta memastikan
bahwa hasil panen dan tingkat rendemen tinggi dengan tetap
menjaga biaya agar tetap rendah.
5. Direktur Keuangan/CFO
Bertanggung jawab untuk mengelola dana dan arus kas,
membuat kebijakan-kebijakan keuangan, melakukan
konsolidasi atas laporan keuangan serta memperbaiki sistem
pelaporan keuangan.
Remunerasi DireksiSetiap anggota Direksi memperoleh imbalan berupa gaji,
tunjangan, fasilitas, dan bonus. Bonus kepada Direksi dibayarkan
setiap bulan Februari atau Maret setiap tahunnya. Struktur
dan besarnya remunerasi Direksi untuk tahun 2009 ditetapkan
oleh Dewan Komisaris yang memperoleh mandat dari RUPST
sebelumnya. Besarnya remunerasi yang diberikan kepada
anggota Direksi bersifat wajar dan kompetitif sesuai dengan survei
remunerasi yang dilakukan terhadap perusahaan sejenis dengan
skala yang sama.
Every BOD member Scope of Work and Responsibilities
1. President Director
Responsible for the overall operations and to ensure
profitability of the Company.
2. Chief Operating Officer
To assist President Director in the Company daily
operations, to ensure the Company runs properly, and the
targeted bottom line is achieved.
3. Managing Director for Sumatra
Responsible for the Company daily operations in Sumatra
region along with the productivity of the palm oil plantations
and factory in the region. He is also responsible for ensuring
that yield and extraction rate are high while keeping
costs low.
4. Managing Director for Kalimantan
Responsible for the Company daily operations in
Kalimantan region along with the productivity of the palm oil
plantations and factory in the region. He is also responsible
for ensuring that yield and extraction rate are high while
keeping costs low.
5. Finance Director /CFO
Responsible for managing funds and cashflow, to formulate
financial policies, to consolidate the financial statements as
well as to improve financial reporting system.
The Directors RemunerationEvery BOD member receives remuneration in the form of
a salary, benefits, facilities, and bonuses. Bonus is paid
either on February or March annually. Structure and amount
of remuneration for BOD has been approved by BOC and
mandated by the previous AGM. The amount of remuneration
is deemed fair and competitive based on a remuneration survey
carried out on similar companies in terms of type and scale.
Total Paket Remunerasi (Rp) Total Remuneration Package (Rp)
2009 2008
DireksiBoard of Directors
16.483.308.922 10.944.320.184
BOD MeetingsBOD Meetings can be administered at anytime deemed
necessary by one or more BOD members or upon the written
request of one member or more BOC members or upon
Rapat DireksiRapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang
perlu oleh seorang anggota Direksi atau lebih atau atas permintaan
tertulis dari seorang anggota Dewan Komisaris atau lebih atau
ANNUAL REPORT 200946

atas permintaan tertulis 1 (satu) pemegang saham -atau lebih yang
bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah
seluruh saham dengan hak suara yang sah.
Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang
mengikat hanya apabila lebih dari 1/2(satu perdua) dari jumlah
anggota Direksi hadir atau diwakili dalam rapat.
the written request of 1 (one) shareholder or more which
collectively represents 1/10 (one tenth) of the Company’s total
shares that possess legal voting rights.
BOD Meetings are deemed legitimate and entitled to make
legally binding decisions only if at least 1/2(one half) of BOD
members are either present or represented in the meeting.
NoNo
TanggalDate
Agenda RapatMeeting Agenda
KehadiranAttendance
1 6 Februari 2009February 6, 2009
- Pembahasan mengenai diversifikasi usaha- Persetujuan atas pengembangan lahan konsesi- Discussion of business diversification- Approval of land development concessions
100%
2 17 Februari 2009February 17, 2009
- Pembahasan mengenai struktur organisasi baru- Pembahasan mengenai penjualan kembali treasury shares- Pengkajian kinerja operasional Perseroan- Discussion about the new organizational structure- Discussion on resale of treasury shares- Assessment of the operational performance of the Company
80%
3 24 April 2009April 24, 2009
- Pembahasan kondisi finansial Perseroan- Pengkajian aspek kinerja operasional Perseroan di kwartal pertama tahun 2009- Pembahasan mengenai tanggal, tempat, dan agenda RUPST untuk tahun buku 2008- Pembahasan mengenai pemanfaatan konsesi lahan- Discussion on the financial condition of the Company- Assessment of the performance aspects of our operations in the first quarter of 2009- Discussion about the date, place and agenda of AGM for year 2008- Discussion about the use of land concessions
100%
4 25 Mei 2009May 25, 2009
- Persetujuan atas pinjaman kredit modal kerja oleh PT Sampoerna Agro Tbk. sebesar Rp100 milyar dari Bank Mandiri
- Approval of working capital loans by PT Sampoerna Agro Tbk. Rp100 billion from Bank Mandiri
100%
5 23 Juni 2009June 23, 2009
- Pembahasan mengenai penawaran akuisisi kebun yang diterima Perseroan- Penyusunan masterplan pengembangan usaha Perseroan- Discussion on bids received by the Company acquired plantations- Preparation of the masterplan development of Company business
100%
6 30 Juli 2009July 30, 2009
- Pengkajian aspek operasional Perseroan di semester pertama tahun 2009- Pengkajian atas kondisi finansial Perseroan serta merancang arus kas untuk kedepannya- Pembahasan mengenai aspek lingkungan- Pembahasan strategi SDM- Assessment of the operational aspects of the Company in the first half of 2009- Assessment of its financial condition and cash flows for future design- Discussion on environmental aspects- Discussion on HR strategy
100%
7 7 September 2009September 7, 2009
- Pembahasan mengenai rencana kerja dan anggaran tahun 2010- Penyusunan rencana pengembangan usaha- Persetujuan atas strategi aspek lingkungan- Persetujuan atas paket remunerasi SDM- Discussion of work plan and budget 2010- Preparation of business development plan- Approval of the environmental aspects of the strategy- Approval of the remuneration package of human resources
100%
Pada tahun 2009, Direksi menyelenggarakan rapat antara lain
untuk membahas situasi pasar, kinerja penjualan dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan operasional dan bisnis Perseroan.
In 2009, the BOD administered meetings which, among others,
were aimed at discussing current market conditions, sales
performance and other aspects relating to the Company’s
operations and business.
LAPORAN TAHUNAN 2009 47

D. Rapat Gabungan Dewan Komisaris dan Direksi
Selain rapat Dewan Komisaris dan Direksi, Perseroan juga
menyadari pentingnya rapat gabungan Dewan Komisaris
dan Direksi. Tujuan rapat ini adalah agar Dewan Komisaris
mendapatkan gambaran jelas dan dapat memantau langsung
perkembangan Perseroan terkini dan anak-anak perusahaannya,
serta memberi masukan jika dibutuhkan.
Dewan Komisaris dan Direksi menyelenggarakan rapat gabungan
setiap saat jika dianggap perlu oleh anggota Dewan Komisaris
atau Direksi. Rapat ini dihadiri oleh seluruh anggota Dewan
Komisaris dan Direksi Perseroan, dan Direktur Utama anak-anak
perusahaan apabila dianggap perlu. Rapat ini dianggap sah dan
keputusan yang diambilnya mengikat secara hukum jika dihadiri
oleh paling sedikit lebih dari 50% dari jumlah keseluruhan anggota
Dewan Komisaris dan Direksi.
Pada tahun 2009, Dewan Komisaris dan Direksi
menyelenggarakan lima kali Rapat Gabungan.
D.JointMeetingoftheBOCandBOD
Apart from BOC Meetings and the BOD Meetings as previously
mentioned, the Company also fully realizes on the importance
of engaging joint meetings between the BOC and BOD. The
meetings objectives are to ensure the BOC has a clear picture,
and to be able to directly monitor on latest developments
of the Company and its subsidiaries, as well as provide
recommendations if required.
The BOC and BOD administered joint meetings anytime when
deemed necessary by members of the BOC and BOD. These
Meetings are attended by all of the Company’s BOC and
BOD as well as the subsidiaries President Directors if deemed
necessary. The meetings are deemed legal and can make
legally binding decisions if it is attended at least by over 50% of
the total members of the BOC and Directors.
In 2009, the BOC and BOD administered five joint meetings.
NoNo
TanggalDate
Agenda RapatMeeting Agenda
KehadiranAttendance
1 24 Maret 2009March 24, 2009
- Persetujuan atas struktur organisasi yang baru- Persetujuan atas penjualan kembali treasury shares- Pembahasan mengenai pinjaman modal kerja dari Bank- Pembahasan mengenai aspek Tata Kelola Perusahaan- Approval of the new organizational structure- Approval of the resale of treasury shares- Discussion on working capital loans from Banks- Discussion on Corporate Governance
80%
2 29 Mei 2009May 29, 2009
- Persetujuan atas pemanfaatan konsesi lahan- Pengkajian aspek kinerja operasional Perseroan- Pemberian paparan singkat oleh Direksi atas pengembangan usaha yang sudah direncanakan- Approval of the utilization of land concessions- Assessment of the performance aspects of our operations- Giving a brief exposure of the Directors on the business development planned
80%
3 1 Oktober 2009October 1, 2009
- Penyusunan rencana pengembangan usaha- Preparation of business development plan
80%
4 3 November 2009November 3, 2009
- Pembahasan mengenai konsesi lahan yang dimiliki- Persetujuan atas materi Public Expose- Pembahasan mengenai pengembangan usaha baru- Penyusunan strategi SDM- Pembahasan mengenai rencana kerja dan anggaran tahun 2010- Discussion about the concession of land owned- Approval of materials Public Expose- Discussion of new business development- Preparation of HR strategy- Discussion of work plan and budget 2010
80%
5 8 Desember 2009December 8, 2009
- Persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2010- Approval of Work Plan and Budget Year 2010
100%
ANNUAL REPORT 200948

E. Unit-unit Penunjang
Departemen Audit InternalAudit Internal adalah sebuah penilaian untuk memberikan
keyakinan yang obyektif (assurance) dan kegiatan konsultasi
yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan operasi dan
nilai tambah bagi perusahaan. Penilaian tersebut dilakukan
melalui evaluasi secara sistematik untuk meningkatkan tingkat
efektivitas manajemen risiko, pengendalian dan proses tata kelola
perusahaan.
Berdasarkan kedudukan dan struktur organisasinya, Audit Internal
dipimpin oleh seorang Kepala Departemen Audit Internal, yang
bertanggung jawab kepada Direktur Utama atau Chief Executive
Officer(CEO). Kepala Audit Internal secara langsung diangkat dan
diberhentikan oleh CEO atas persetujuan Dewan Komisaris. Dalam
melaksanakan fungsi tugas dan tanggung jawabnya, Kepala Audit
Internal dibantu oleh para Auditor.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Departemen
Audit Internal memiliki wewenang untuk dapat mengakses seluruh
informasi yang relevan tentang perusahaan terkait dengan tugas
dan fungsinya, termasuk informasi pihak ketiga yang mempunyai
hubungan bisnis dengan Perusahaan. Sepanjang tugasnya,
Departemen Audit Internal melakukan komunikasi secara langsung
dengan Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit serta
anggota dari Direksi, Dewan Komisaris dan/atau Komite Audit.
Untuk itu Departemen Audit Internal mengadakan rapat secara
berkala dengan Direksi, Dewan Komisaris dan Komite Audit
serta mengkoordinasikan kegiatannya dengan kegiatan auditor
eksternal.
Sekretaris PerusahaanTugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan
Perseroan adalah:
• sebagai penghubung antara Perseroan dengan lembaga
regulator pasar modal, yaitu Badan Pengawas Pasar Modal-
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan Bursa Efek Indonesia
(BEI) sebagai tempat Perseroan mencatatkan sahamnya;
• menyampaikan informasi penting mengenai kegiatan
Perseroan kepada publik, regulator pasar modal, dan pihak-
pihak yang berkepentingan;
• memberikan masukan kepada Direksi agar tindakan-tindakan
yang dilakukan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
Perseroan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
• mengkoordinasikan rapat Dewan Komisaris, rapat Direksi,
rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi, serta RUPS;
dan
• melakukan kajian atas dokumen-dokumen Perseroan dari
aspek legal.
E. Supporting Units
Internal Audit DepartmentInternal audit is the appraisal process in order to provide
objective assurance as well as consultation activities to
improve the operating ability and value added of the Company.
The appraIsal process is undertaken through a systematic
evaluation to improve the effectiveness of risk management,
control and corporate governance process.
Based on its position and organizational structure, the Internal
Audit chaired by Head of Internal Audit Department, whom is
responsible to the Director or Chief Executive Officer (CEO).
Head of Internal Audit positions are directly appointed and
dismissed by the CEO with the approval of the Board of
Commissioners. In conducting its duties and responsibilities,
Head of Internal Audit was assisted by the Auditors.
In order to perform its duties and responsibilities, Internal
Audit Department has the authority to access all relevant
information about the Company in relation to its duties and
functions, including third parties information that is in line with
the Company’s business performance. Throughout its duties,
Internal Audit Department communicate directly with the
Board of Directors, Board of Commissioners and/or the Audit
Committee and a member of the Board of Directors, Board of
Commissioners and/or the Audit Committee. For that purposes,
the Internal Audit Department meet regularly with the Board of
Directors, Board of Commissioners and the Audit Committee
and to coordinate activities with the external auditors’ activities.
CorporateSecretaryThe tasks and responsibilities of the Company’s Corporate
Secretary are as follows:
• to act as liaison between the Company and the capital
market regulatory boards , the Capital Market Regulatory
Boards: Bapepam, Financial Board, and IDX where the
Company shares are registered;
• to convey pertinent information on the Company operations
to the public, the capital market regulatory boards, and
other related parties;
• to provide suggestions to the BOD so as to ensure that
the actions taken comply with the Company’s Articles of
Association and prevailing rules and regulations;
• to coordinate the BOC/BOD Meetings, BOC/BOD Joint
Meetings, as well as GMS; and
• to assess company documents from legal perspective.
LAPORAN TAHUNAN 2009 49

Untuk menjalankan fungsinya, Sekretaris Perusahaan bekerjasama
dengan Divisi Hukum dan Divisi Hubungan Investor.
Sekretaris Perusahaan Perseroan adalah Eris Ariaman, mulai
menjabat sejak 22 Juni 2009. Warga Negara Indonesia, saat
ini beliau juga menjabat sebagai Kepala Legal & Compliance
Sampoerna Agro sejak tahun 2009. Jabatan sebelumnya
diantaranya adalah: Manajer Legal & Compliance Sampoerna Agro
(2008-2009), Counsel PT HM Sampoerna Tbk. (2002-2008), dan
Counsel Philip Morris (Malaysia) Sdn Bhd (2007). Memperolehb
gelar Magister Hukum dalam Hukum Bisnis (MH) dari Universitas
Padjadjaran, Bandung pada tahun 2006, dan gelar Sarjana Hukum
dari Universitas Indonesia pada tahun 2001.
Menyadari pentingnya prinsip-prinsip GCG, terutama akuntabilitas
dan transparansi, Sekretaris Perusahaan melakukan kegiatan
keterbukaan informasi dan memastikan bahwa penyebaran
informasi dilakukan secara akurat, jelas, tepat waktu, dan
selengkap mungkin untuk memelihara dan meningkatkan
integritas pasar dan kepercayaan para pemangku kepentingan.
Sepanjang tahun 2009, Sekretaris Perusahaan bekerjasama
dengan Hubungan Investor telah melakukan berbagai kegiatan
keterbukaan informasi, termasuk publikasi bulanan buletin
Perseroan, siaran pers, pertemuan analis/investor dan dan
paparan publik.
In performing its function, Corporate Secretary works with
Legal and Investor Relations Division.
The Corporate Secretary of the Company is Eris Ariaman,
appointed on 22 June 2009. An Indonesian Citizen, curently he
is also positioned as Head of Legal & Compliance Sampoerna
Agro since 2009. His previous positions include: Legal &
Compliance Manager of Sampoerna Agro (2008-2009),
Counsel of PT HM Sampoerna Tbk. (2002-2008), and Counsel
of Philip Morris (Malaysia) Sdn Bhd (2007). Obtained his Master
of Law in Business Law (MH) from Universitas Padjadjaran,
Bandung in 2006, and his Bachelor of Law from Universitas
Indonesia in 2001.
Realizing on the importance of GCG principles, particularly
those of accountability and transparency, the Corporate
Secretary shares company information openly and ensures
that the distribution of company information are carried out
accurately, clearly, timely, and completely so as to maintain as
well as enhance integrity of the capital market and stakeholder
trust. In 2009, the Corporate Secretary together with Investor
Relations have carried out a number of activities to share
company information openly which includes publication of
newsletters, press releases, analyst/investor gatherings and
public expose.
ANNUAL REPORT 200950

Untuk informasi Perseroan lainnya dapat diakses melalui situs
www.sampoernaagro.com dimana di dalamnya terdapat laporan
keuangan konsolidasi per kuartal, laporan tahunan, serta
pengumuman penting lainnya.
Selain itu, informasi Perseroan dapat diperoleh melalui kontak
langsung dengan Sekretaris Perusahaan atau Hubungan Investor
yang beralamat di Sampoerna Strategic Square, North Tower
Lt. 28, Jl. Jend. Sudirman Kav. 45, Jakarta 12930, telp. +62
21 5771711, fax.: +62 21 5771712, dan e-mail: eris.ariaman@
sampoernaagro.com dan [email protected].
F. Kepemilikan Saham
Sampai dengan 31 Desember 2009, tidak ada anggota Dewan
Komisaris dan Direksi yang memiliki saham Perseroan.
G. Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Dewan Komisaris dan Direksi
Pada tahun 2009, Dewan Komisaris dan Direksi berpartisipasi
dalam konferensi-konferensi nasional guna untuk mengetahui
informasi sekitar industri dan usaha kelapa sawit yang terkini.
H. Perkara Penting
Sepanjang tahun 2009, tidak ada perkara atau tuntutan hukum
yang penting yang bersifat material terhadap Perseroan yang
dapat mempengaruhi hasil usaha atau kondisi keuangan
Perseroan.
I Auditor Independen
Laporan Keuangan Perseroan tahun buku 2009 diaudit oleh Kantor
Akuntan Publik Purwantono, Sarwoko & Sandjaja. Penunjukkan
auditor independen ini telah dilakukan sesuai prosedur dengan
memperhatikan independensi dan kualifikasi auditor independen
yang dibutuhkan Perseroan.
More detailed information on the Company such as
consolidated quarterly financial statements, annual reports,
other relevant information could be accessed through the
Company website at www.sampoernaagro.com.
Additionally, company information can be obtained by directly
contacting the Corporate Secretary or Investor Relations
at Sampoerna Strategic Square, North Tower, 28th Floor,
Jl. Jend. Sudirman Kav. 45, Jakarta 12930, phone. +62 21
5771711, fax.: +62 21 5771712, and e-mail: eris.ariaman@
sampoernaagro.com and investor.relations@sampoernaagro.
com.
F. Shareholding
As of December 31, 2009, none of the BOC and BOD own
shares of the Company.
G.TrainingProgramtoEnhanceCompetencyoftheBOCandBOD
In 2009, the BOC and BOD participated in national conferences
to gain access to the latest information on the palm oil industry
and business.
H. Important Events
There were no pertinent legal issues or law suits faced by the
Company throughout 2009 which could adversely affect the
Company’s business or financial condition.
I. Independent Auditor
The Public Accounting Firm of Purwantono, Sarwoko &
Sandjaja, audited the Company’s Financial Statement for
FY 2009. The appointment of this independent auditor was
made in accordance with procedure which emphasized on
independency and qualification of the independent auditor
required by the Company.
LAPORAN TAHUNAN 2009 51

PT SAMPOERNA AGRO Tbk.
No: 098/SA/III/10/RO/CD
Jakarta, March 30, 2010
To:
The Board of Commissioners of
PT Sampoerna Agro Tbk.
In 2009, the Audit Committee has carried out its duties and
responsibilities according to the prevailing regulations and
Audit Committee Charter. Activities performed by the Com-
mittee include five meeting sessions, internal discussions,
electronic communication, and work visits together with the
Company Management. The purpose of these activities is to
help the Board of Commissioners in carrying out its duties
and responsibilities to supervise policies taken by the Board
of Directors in running the Company as well as to give advice
to them in accordance with the Audit Committee scope of
work.
Activities undertaken by the Committee in 2009 include ana-
lyzed and discussed and advised the Management in regards
to the Company’s accounting procedure and policy, as well as
quarterly and audited annual financial statements, examined
work plans and programs of the Internal Audit Department
for the financial year of 2009 in addition to reviewing its
progress regularly, reviewed Internal Audit Charter draft, as
well as met with legal officers of the Company mainly to
discuss its development and compliance with prevailing regu-
lations relating to its business operations and its activities as
a listed company.
Based on the above mentioned activities, the Audit Commit-
tee view that:
The consolidated financial statements of the Company 1.
and its subsidiaries for the financial year of 2009 have
been prepared in compliance with the Indonesian
Accounting Principles (PSAK) and fairly presented opera-
tional and financial performance of the Company and
its subsidiaries;
AuditCommitteeReportofPT Sampoerna Agro Tbk
Sumatera : Jln. Basuki Rahmat No. 788, Palembang 30127, Sumatera Selatan, Indonesia Tel. +62-711 813388 Fax. +62-711 811585Kalimantan : Jln. Pra Kusumayudha No. 10 Pangkalan Bun 74115, Kalimantan Tengah, Indonesia Tel/Fax +62-532 21571
Jakarta : Sampoerna Strategic Square, Tower A, 24th Floor, Jln. Sudirman Kav. 45, Jakarta 12930, IndonesiaTel +62-21 5770886, 5771711 Fax +62-21 5770015, 5771712
No: 098/SA/III/10/RO/CD
Jakarta, 30 Maret 2010
Kepada Yth.:
Dewan Komisaris
PT Sampoerna Agro Tbk.
Di tahun 2009, Komite Audit telah melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan yang berlaku dan
Piagam Komite Audit. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan Komite
Audit antara lain terdiri dari sejumlah rapat dengan Manajemen
Perseroan (sebanyak lima kali), diskusi internal, komunikasi
elektronik dan kunjungan kerja yang dilaksanakan dengan tujuan
untuk membantu Dewan Komisaris dalam memenuhi tugas dan
tanggung jawabnya untuk melakukan pengawasan atas kebijakan
Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberikan nasihat
kepada Direksi, sesuai dengan ruang lingkup kerja Komite Audit.
Hal-hal yang telah dilakukan oleh Komite Audit antara lain adalah
menelaah dan mendiskusikan serta memberi masukan kepada
Manajemen perihal kebijakan dan prosedur akuntansi Perseroan,
laporan keuangan interim dan laporan keuangan tahunan yang
diaudit untuk tahun buku 2009, mengkaji program dan rencana
kerja Departemen Audit Internal untuk tahun buku 2009 dan
melakukan penelaahan atas kemajuan pelaksanaannya secara
regular, mengkaji rancangan Piagam Audit Internal dan bertemu
dengan pejabat bagian hukum Perseroan utamanya untuk
membicarakan perkembangan dan kepatuhan Perseroan terhadap
berbagai peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
kegiatan usaha dan operasi Perseroan dan aktivitas Perseroan
sebagai perusahaan terbuka.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Komite Audit berpendapat
bahwa:
Laporan Keuangan Konsolidasi Perseroan dan anak-anak 1.
perusahaannya untuk tahun buku 2009 telah dibuat dengan
memenuhi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) Indonesia dan menyajikan secara wajar hasil kinerja
operasional dan keuangan Perseroan dan anak-anak
perusahaannya;
Laporan Komite Audit PT Sampoerna Agro Tbk
ANNUAL REPORT 200952

PT SAMPOERNA AGRO Tbk.
Arief T. SurowidjojoKetua Chairman
Komite Audit/The Audit Commitee
Sumatera : Jln. Basuki Rahmat No. 788, Palembang 30127, Sumatera Selatan, Indonesia Tel. +62-711 813388 Fax. +62-711 811585Kalimantan : Jln. Pra Kusumayudha No. 10 Pangkalan Bun 74115, Kalimantan Tengah, Indonesia Tel/Fax +62-532 21571
Jakarta : Sampoerna Strategic Square, Tower A, 24th Floor, Jln. Sudirman Kav. 45, Jakarta 12930, IndonesiaTel +62-21 5770886, 5771711 Fax +62-21 5770015, 5771712
Tembusan/Cc:
Anggota Komite Audit/1. Members of the Audit Committee
Direksi/2. The Board of Directors
Perseroan telah memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh 2.
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam & LK) dan Bursa Efek Indonesia dalam
penyampaian Laporan Keuangannya;
Manajemen Perseroan telah mengambil langkah-langkah dan 3.
tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja
operasional dan keuangan Perseroan;
Manajemen Perseroan telah mengambil langkah-langkah dan 4.
tindakan-tindakan yang diperlukan untuk mematuhi peraturan
perundang-undangan yang berlaku di Indonesia yang
berkaitan dengan kegiatan usaha dan operasi Perseroan dan
aktivitas Perseroan sebagai perusahaan terbuka;
Manajemen Perseroan telah melakukan upaya-upaya 5.
yang diperlukan untuk memelihara kestabilan Perseroan
dalam melewati krisis ekonomi global dan meminimalisasi
dampaknya terhadap kinerja operasional dan keuangan
Perseroan.
The Company has complied with the requirements of 2.
the BAPEPAM & LK and Indonesia Stock Exchange in the
submission of its Financial Reports;
Company Management has taken necessary steps and 3.
actions in improving its financial and operational perfor-
mances;
Company Management has taken necessary steps and 4.
actions to comply with the prevailing Indonesian laws and
regulations relating to its business operations and its activi-
ties as a listed company;
Company Management has put in efforts required to 5.
maintain stability in going through the global economic
crisis and minimized its impacts on the Company perfor-
mance in terms of operationally as well as financially.
LAPORAN TAHUNAN 2009 53


Perkebunan sawit merupakan industri padat karya, yang menjadikan sumber daya manusia sebagai modal utama Perseroan. Pada tahun 2009 perseroan mempekerjakan hampir 10.200 orang termasuk pekerja kontrak, selain menjalin kerjasama dengan lebih dari 20.000 petani plasma
Palm plantation is a labour-intensive industry, in which human resouce makes up the key asset of the Company. In 2009, the Company employed closed to 10,200 personels including contract workers, in addition to cooperating with more than 20,000 smallholders

SUMBER DAYA MANUSIAHUMAN RESOURCES
Sektor agrobisnis merupakan sektor yang menyediakan
kesempatan kerja yang besar, mencapai hingga puluhan ribu
karyawan dan pekerja. Hal tersebut juga berlaku bagi sebuah
perusahaan agribisnis seperti Sampoerna Agro dengan 13 anak
perusahaan perkebunan kelapa sawit yang beroperasi di Sumatera
dan Kalimantan.
Hal ini menjadikan pengelolaan dan pengembangan sumber daya
manusia sebagai pekerjaan penting dan strategis di Sampoerna
Agro. Oleh karenanya, Perseroan menyediakan berbagai program
seperti pelatihan dan pendidikan untuk para karyawan terlatih yang
bekerja dalam bidang pembibitan sampai penanaman, pemanenan
dan pengolahan; program pelatihan manajemen bagi karyawan
baru lulusan sekolah; program pengembangan eksekutif sebagai
bagian dari perkembangan karier mereka di Perseroan; insentif
untuk para manajer dan keluarganya yang ditempatkan di daerah
terpencil; dan perjanjian kerja bersama dengan serikat pekerja
yang merupakan bagian yang berlaku di lingkungan pekerjaan dan
operasi Perseroan.
Mengingat kebanyakan pekerja yang terlibat dalam penanaman
dan pemanenan perkebunan kelapa sawit berasal dari masyarakat
setempat yang merupakan petani plasma dan pekerja lepas,
maka kebanyakan kegiatan Perseroan yang berhubungan dengan
manajemen sumber daya manusia, juga melibatkan hubungan dan
keterikatan dengan masyarakat setempat.
Oleh karena itu, manajemen sumber daya manusia di Sampoerna
Agro berjalan saling bahu-membahu dengan program Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan, dan dipandang sebagai faktor kunci
untuk bisnis perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dalam jangka
panjang.
Dikarenakan alasan-alasan tersebut, Perseroan memahami
pentingnya mengembangkan dan menjaga hubungan industrial
yang baik dan harmonis dengan karyawan, pekerja dan masyarakat
setempat.
Jauh sebelum masuknya Kelompok Usaha Sampoerna Strategic,
Perseroan telah memiliki program-program hubungan karyawan
dan pekerja yang berjalan efektif. Kehadiran Sampoerna telah
memperkuat hubungan tersebut lebih jauh lagi.
Sampoerna Agro saat ini mendukung penuh aspirasi pekerja
untuk membentuk serikat pekerja di dalam Perseroan dan anak
perusahaan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.
Selain dari serikat pekerjanya sendiri yang telah terdaftar di Kantor
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Ogan Komering Ilir di
Sumatera Selatan (Disnakertrans OKI) pada tanggal 29 April 2008,
serikat pekerja lainnya di anak perusahaan juga telah dibentuk.
The agribusiness sector is one that provides large employment
opportunities numbering in the tens of thousands of employees
and workers. Such is the case for a typical agribusiness
company such as Sampoerna Agro with currently 13 oil palm
plantations subsidiaries operating in Sumatra and Kalimantan.
This makes the management and development of human
resources a key and strategic undertaking at Sampoerna Agro.
Hence, the Company provides programs such as training
and education for skilled personnel working in the fields from
nurseries to planting, harvesting and milling; management
trainee programs for newly recruited fresh graduates; executive
development programs as part of their career growth with the
Company; incentives accorded to managers and their families
for tours of duties in far-away remote places; and collective
working agreements with labor unions that are part and parcel
of the Company’s operating and working environment.
Since most of the workers who are engaged in cultivating
and harvesting its oil palm estates come from surrounding
communities made up of plasma farmers as well as locally hired
hands, much of the Company’s activities relating to human
resources management also involve community relations and
engagements.
Hence, human resources management at Sampoerna Agro
goes hand-in-hand with Corporate Social Responsibility
programs, and is considered as a key factor to a sustainable oil
palm plantation business over the long term.
For those reasons, the Company understands the
importance of developing and maintaining good and
harmonious industrial relations with employees, workers and
surrounding communities.
Long before the arrival of the Sampoerna Strategic Business
Group into the Company, it has had an effective employee and
worker relations program in place. The arrival of Sampoerna
has since strengthened these relations further.
Sampoerna Agro today fully supports the aspirations of its
workers to form labor unions within the Company and its
subsidiaries that are in accordance with the prevailing laws
and regulations. Apart from its own labor union, that was
registered with the Labor and Transmigration Office of Ogan
Komering Ilir Regency in South Sumatra (Disnakertrans OKI)
on April 29, 2008, other labor unions in subsidiary companies
ANNUAL REPORT 200956


Serikat Pekerja PT Gunung Tua Abadi dibentuk oleh para pekerja
PT Gunung Tua Abadi dan telah dicatat di Disnakertrans OKI pada
tanggal 7 Mei 2007. Kemudian para pekerja PT Aek Tarum telah
pula membentuk Serikat Pekerja PT Aek Tarum, para pekerja
PT Mutiara Bunda Jaya membentuk Serikat Pekerja PT Mutiara
Bunda Jaya, para pekerja PT Telaga Hikmah membentuk Serikat
Pekerja PT Telaga Hikmah dan para pekerja PT Binasawit Makmur
membentuk Serikat Pekerja PT Binasawit Makmur, yang seluruhnya
telah dicatat di Disnakertrans OKI pada tanggal 29 April 2008.
Adapun Serikat Pekerja PT Binasawit Makmur untuk para pekerja
yang berlokasi di Seed Processing Unit Palembang dicatat di Dinas
Tenaga Kerja Kota Palembang pada tanggal 4 Juni 2008.
Dengan dibentuknya serikat-serikat pekerja tersebut, kemudian
Perseroan membuat Perjanjian Kerja Bersama (PKB/Collective
Labor Agreement) dengan para perwakilan dari masing-masing
serikat pekerja. PKB telah didaftarkan di Kantor Departeman
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sumatera Selatan pada tanggal 31
Desember 2008.
Selama tahun 2009, Sampoerna Agro terus memelihara hubungan
terbaik dengan karyawan dan pekerja, sesuai dengan peraturan
pemerintah mengenai upah dan juga perlakuan adil dan merata
terhadap para karyawan dan pekerjanya, dan menciptakan saluran
komunikasi terbuka antara Perseroan dengan karyawannya.
Selama tahun 2009, tidak terjadi masalah ketenagakerjaan di
Sampoerna Agro.
Profil KaryawanSampai dengan 31 Desember 2009, Sampoerna Agro dan anak
perusahaan mempekerjakan sebanyak 10.194 orang, termasuk
pekerja kontrak dan pekerja lepas. Jumlah ini 1.971 orang lebih
banyak dari tahun lalu.
Dalam Sampoerna Agro sendiri, Perseroan memiliki 4.826
karyawan hingga akhir tahun 2009, meningkat sebesar 3.779 orang
dibanding tahun 2008.
Berikut ini adalah tabel mengenai profil karyawan Perseroan di akhir
tahun 2009.
had also been formed.The PT Gunung Tua Abadi Labor Union
was formed by its workers and registered with Disnakertrans
OKI on May 7, 2007. Subsequently, workers at PT Aek Tarum
formed the PT Aek Tarum Labor Union, workers at PT Mutiara
Bunda Jaya formed the PT Mutiara Bunda Jaya Labor Union,
workers at PT Telaga Hikmah formed the PT Telaga Hikmah
Labor Union, and workers at PT Binasawit Makmur formed the
PT Binasawit Makmur Labor Union; all of which were registered
with Disnakertrans OKI on April 29, 2008. Whereas the labor
union for workers at PT Binasawit Makmur’s seed processing
unit in Palembang was registered with the Labor Office in
Palembang on June 4, 2008.
With the formation of these labor unions, the Company
subsequently secured the Collective Labor Agreement (CLA)
between Sampoerna Agro and the representatives of respective
labor unions. The CLA was registered in the South Sumatra
Department of Labor and Transmigration Office on December
31, 2008.
Throughout 2009, Sampoerna Agro continued to maintain
excellent relations with employees and workers, comply with
government regulations on wages as well as fair and equal
treatment among employees and workers, and create open
communication channels between the Company and its
employees. There were no labor related disputes at Sampoerna
Agro in 2009.
Employee Profile As at year-end 2009, Sampoerna Agro and its subsidiaries
employed a total of 10,194 people, including contract workers
and hired hands. This was 1,971 more people than the figure of
a year ago.
Within Sampoerna Agro itself, the Company had a total of
4,826 personnel as at year-end 2009, up from 3,779 in 2008.
The following table presents a profile of the Company’s
employees as at year-end 2009.
GolonganSumatera
Sumatra
Kalimantan
Kalimantan
Jakarta
Jakarta
Jumlah
TotalGrade
Staf 205 63 54 322 Staff
Pegawai Bulanan 886 72 5 963 Monthly Employee
Karyawan Harian Tetap 1.318 2.223 - 3.541 Permanent Daily Employee
Jumlah Karyawan Tetap 2.409 2.358 59 4.826 Total Permanent Employee’s
Jumlah Karyawan Sementara 5.329 39 - 5.368 Total Non Permanent
Jumlah Keseluruhan 7.738 2.397 59 10.194 Grand Total
ANNUAL REPORT 200958

GolonganPendidikan
Education
Sumatera
Sumatra
Kalimantan
Kalimantan
Jakarta
Jakarta
Jumlah
TotalGrade
StafSD/Elementary
School1 - - - Staff
SMP/High
School64 23 1 88
D3/Diploma 8 3 4 15
S1/Bachelor 128 37 42 207
S2/Master 4 - 6 10
S3/Doctor - - 1 1
Jumlah Staf 205 63 54 322 Total Staff
Pegawai BulananPekerja Terlatih
Skilled Labor886 72 5 63 Monthly Employee
Karyawan Harian TetapPekerjaTerlatih
Skilled Labor1.318 2.223 - 3.541 Permanent Daily Employee
Jumlah Karyawan Tetap 2.409 2.358 59 4.826 Total Permanent
Pengembangan dan Pelatihan Sepanjang tahun 2009, program pelatihan dan pengembangan
Perseroan fokus untuk mendukung operasi kelompok Perusahaan.
Rekrutmen lulusan baru terus dilakukan dalam berbagai tahap
untuk memenuhi kebutuhan kelompok perusahaan di operasi
perkebunan dan pabrik. Rekrutmen tersebut dilakukan melalui
kerjasama dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi terkemuka
di Indonesia. Para lulusan baru menjalani enam bulan pelatihan
perkenalan tentang praktik-praktik terbaik di bidang manajemen
perkebunan dan pabrik, lalu mereka ditempatkan di masing-masing
pos di seluruh wilayah operasi kelompok usaha di Sumatera dan
Kalimantan.
Bagi staf manajemen yang lebih senior, program pengembangan
termasuk partisipasi dalam seminar dan konferensi tingkat tinggi
mengenai praktik dan prakarsa-prakarsa global di industri kelapa
sawit, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Kelas pelatihan
manajemen juga dilakukan, yang berfokus pada implementasi
sistem pengendalian mutu.
Kesejahteraan KaryawanSampoerna Agro berkomitmen untuk menciptakan lingkungan
bekerja yang kondusif termasuk pengembangan berkesinambungan
terhadap kesejahteraan karyawan dan keluarganya.
Di tahun 2009, Perseroan telah menyelesaikan standarisasi
kompensasi diantara operasi dan unit bisnis kelompok perusahaan.
Untuk tujuan tersebut, struktur organisasi didefinisikan kembali
untuk mencerminkan keseragaman di seluruh unit bisnis
yang berbeda; peninjauan ulang dan restrukturiasi peringkat
karyawan; sedangkan mengenai kebijakan gaji, bonus dan cuti
disinkronisasikan diantara semua unit bisnis.
Bagi para karyawan yang tinggal dan bekerja di daerah terpencil,
Perseroan menyediakan kemudahan untuk berbagai kegiatan
sosial seperti fasilitas medis, kesehatan, sekolah untuk anak-anak,
transportasi,akomodasi dan pangan.
Training and Development Throughout 2009, the Company’s training and development
programs were focused on supporting the operations of
the Group.
Recruitments of fresh graduates were carried out in several
batches to meet the Group’s need in both estates and mills
operations. These recruitments were undertaken in cooperation
with leading universities in Indonesia. The newly recruits
undergo six months of induction training in best-practice
management of estates and mills, and subsequently stationed
in their respective posts throughout the Group’s operations in
Sumatra and Kalimantan.
For more senior management staff, development programs
included participation in high level seminars and conferences
on global palm oil initiatives and practices, both in Indonesia
and overseas. Management classroom trainings were also
undertaken, focusing on the implementation of quality
management system.
Employee WelfareSampoerna Agro is committed to creating a conducive working
environment that includes the continuing improvement of the
welfare of employees and their families.
In 2009, the Company completed the standardization of
compensation among the Group’s regional operations and
business units. For this purpose, the organization structure
was redefined to reflect uniformity across different business
units; employees grading level reviewed and restructured; while
policies on salaries, bonuses and leaves were synchronized
among the business units.
For workers living and working in remote areas, the Company
provided the amenities for various social facilities such as
medical and healthcare facilities, schooling for children,
transportation, accommodation and board.
LAPORAN TAHUNAN 2009 59

PENGELOLAAN RISIKORISK MANAGEMENT
Perseroan menyadari bahwa seiring dengan perkembangan
Perseroan, kinerja operasional dan keuangan Perseroan rentan
terhadap berbagai risiko. Praktik pengelolaan risiko yang
berlandaskan pada prinsip kehati-hatian semakin diperlukan untuk
menjamin pertumbuhan usaha yang sehat dan berkelanjutan.
Perseroan melakukan klasifikasi risiko-risiko yang mungkin
dihadapi dan upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalkan
dampak risiko-risiko tersebut, sebagai berikut:
1. Risiko Operasionala. Kondisi Cuaca
Seperti umumnya usaha agroindustri, faktor cuaca berpengaruh
signifikan terhadap keberlangsungan usaha Perseroan. Hasil
operasional Perseroan dapat dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang
buruk dan makin sulit diprediksi belakangan ini.
Untuk meminimalkan dampak dari kondisi cuaca yang buruk,
Perseroan akan lebih meningkatkan kapasitas pabrik kelapa
sawit untuk menghadapi lonjakan hasil panen. Perseroan juga
berusaha menyempurnakan praktik-praktik agronomis yang dapat
meminimalkan dampak negatif dari kondisi cuaca yang buruk.
b. Pejabat dan Manajemen Senior
Perseroan saat ini dikelola oleh sejumlah pejabat dan manajemen
senior, dimana mereka telah memiliki pengalaman yang panjang,
baik di kelompok usaha Perseroan maupun di bidang industri
kelapa sawit. Oleh karena itu, kehilangan pejabat senior tentunya
dapat berdampak pada perkembangan usaha Perseroan.
Perseroan yakin bahwa kelanjutan pertumbuhan dan kesuksesan
usaha Perseroan sangat bergantung pada kemampuan Perseroan
untuk mempertahankan karyawan yang cakap, berkualitas dan
berpengalaman.
Untuk mengantisipasi risiko ini, Perseroan telah merekrut tenaga-
tenaga profesional yang ditempatkan di setiap lapisan manajemen
sebagai persiapan untuk program regenerasi dan suksesi di
Perseroan. Selain itu, Perseroan juga telah meraih sertifikasi
ISO 9001:2000. Dalam waktu dekat ini, operasional Kelompok
Usaha Sampoerna Agro di wilayah Kalimantan juga akan segera
mengajukan sertifikasi ISO 9001:2000.
c. Program Plasma
Jika dibandingkan dengan perkebunan inti atau kemitraan,
Perseroan memiliki kendali yang kurang atas kebun plasma.
Meskipun hingga kini tidak ada konflik dengan petani plasma yang
berdampak buruk terhadap operasional Perseroan, tidak menutup
kemungkinan bahwa hal tersebut dapat terjadi di masa yang akan
datang.
The Company understands that, in line with the Company’s
growth, its operational and financial performance are
susceptible to various risks. Therefore, risk management
practices that are based on prudent principle have increasingly
become a necesity so as to ensure a healthy and sustainable
growth. The Company has identified the risks that it is
susceptible to and formulated steps that would need to be
taken in order to minimize the impact posed by these risks;
which is as follows:
1. Operational Risksa. Climatic Conditions
In a typical agroindustrial business, weather conditions can be
a significant factor impacting the Company business viability.
It’s business operations can be seriously affected by severe
weather conditions, which have recently become increasingly
difficult to predict.
To minimize the full impact of severe weather condition, the
Company will boost its palm oil mill capacity in response
to surges in harvests. The Company also will research best
agronomic practices which can minimize the negative impact
brought about by the severe weather condition.
b. Officials and Senior Management
At present times, the Company are managed by a number
of officials and senior management personnels that possess
extensive experience both within the Business Group and the
oil palm industry. As a result, the loss of these senior officials
can likely affect the Company’s business growth. The Company
understands that continued growth and success of its business
greatly depends upon its ability to retain skilled, competent and
experienced professionals.
To mitigate these risks, the Company recruits professionals
places them in every layer of management as part of its
regeneration and succession program. In addition to this,
the Company has also received ISO 9001:2000 certification.
Sampoerna Agro Business Group’s Kalimantan operations also
intends to apply for ISO 9001:2000 certification in the near
future.
c. Plasma Program
In contrast to nucleus or partnership plantations, the Company
has less control over plasma plantations. Inspite of the fact that
the Company has had no history of conflicts with the plasma
farmers that severely impacts operations, the risks for such
conflicts to arise in future exists.
ANNUAL REPORT 200960

Untuk menghindari terjadinya resiko tersebut, Perseroan selalu
menjaga dan meningkatkan tata kelola usaha yang baik dengan
para petani plasma dan selalu memperlakukan petani plasma
sebagai mitra usaha. Para petani plasma menghargai usaha
Perseroan tersebut dengan menunjukkan loyalitas mereka yang
kemudian memberikan kontribusi kepada keuntungan Perseroan.
d. Risiko yang Berkaitan dengan Ekspansi
Berikut ini adalah risiko-risiko yang akan dihadapi Perseroan dalam
menyelesaikan proyek-proyek ekspansinya:
• Perseroan mungkin tidak dapat meningkatkan status ijin
lokasi yang dimiliki menjadi Hak Guna Usaha, sehingga tidak
dapat menggunakan seluruh lahan tersebut untuk ekspansi
perkebunan. Untuk mengantisipasi risiko ini, Perseroan selalu
berusaha untuk memperoleh ijin lokasi dan Hak Guna Usaha
baru sebagai lahan cadangan;
• Perseroan mungkin tidak dapat mencapai kesepakatan
mengenai jumlah kompensasi biaya pembebasan tanah yang
harus dibayarkan kepada pemilik atau penggarap tanah. Untuk
meminimalkan masalah ini Perseroan melakukan koordinasi
dengan pemerintah setempat dan sosialisasi yang lebih intensif
kepada masyarakat mengenai dampak positif dari keberadaan
perkebunan Perseroan di wilayah tersebut;
• Perseroan mungkin tidak dapat menyelesaikan proyek- proyek
ekspansi perkebunan dan pabrik pengolahan tepat pada
waktunya atau sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan.
Untuk meminimalkan risiko ini, Perseroan telah memiliki
kebijakan untuk hanya menunjuk kontraktor yang bereputasi
To mitigate the occurrence of such risks, the Company
constantly ensures and intensifies the implementation of good
corporate governance practices with the plasma farmers and
constantly treats the plasma farmers as business partners. The
plasma farmers, in return, appreciate the Company’s efforts
by showing their loyalty through their contributions to the
Company’s profitability.
d. Expansion-Related Risks
The following are risks that the Company is likely to encounter
in the course of completing its expansion projects:
• The Company may not be able to convert the status from
location permit to landrights (Hak Guna Usaha/HGU). As
a result, expansion cannot take place in all of those land
under location permit. To mitigate this risk, the Company
constantly strives to secure new land permits and HGU as
land reserves;
• The Company may not reach to an agreement on the
compensation amount to be paid to the land owners or
settlers needed for development. To minimize this problem,
the Company coordinates with the local authorities and
do a more intensive talks to the public with respect to the
positive impact the Company’s plantation will have on
the area;
• The Company may not be able to complete plantation
and mill expansion projects on time or within the targeted
budget. To minimize impact from such risks, the Company
has formulated policy to only appoint reputable and highly
experienced contractors as opposed to appoint contractors
LAPORAN TAHUNAN 2009 61

baik dan berpengalaman tinggi, dan bukan hanya menunjuk
kontraktor yang didasarkan pada harga termurah. Perseroan
juga meminimalkan risiko ini dengan meminta jaminan
penyelesaian tertulis dari kontraktor yang dituangkan dalam
perjanjian kerjasama dengan kontraktor;
• Perseroan mungkin tidak dapat mempekerjakan para pekerja
ahli dalam jumlah yang cukup dapat mendukung usaha
ekspansi ini. Untuk mengantisipasi risiko ini, Perseroan
merekrut dan melatih sarjana-sarjana baru untuk ditempatkan
di perkebunan serta pabrik pengolahan yang baru. Perseroan
juga menawarkan remunerasi yang kompetitif dan jenjang karir
yang jelas untuk menjaga serta menarik minat mereka yang
memiliki keahlian dan keterampilan tinggi; dan
• Situasi dan permasalahan yang tak terduga, seperti cuaca
buruk mungkin dapat mengganggu fokus manajemen dan
memperlambat proses ekspansi. Untuk mengantipisasi hal ini,
Perseroan selalu merencanakan suatu proyek dengan jadwal
yang wajar dengan mempertimbangkan adanya risiko-risiko
tersebut.
2. Risiko Keuangana. Fluktuasi Harga Minyak Kelapa Sawit dan Inti Sawit
Sebagian besar hasil produksi minyak kelapa sawit dan inti
sawit Perseroan dijual di pasar Indonesia. Meskipun Perseroan
melakukan penjualan minyak kelapa sawit dan inti sawit di
Indonesia dalam mata uang Rupiah, harga minyak sawit dan inti
sawit pada umumnya dipengaruhi oleh harga pasar internasional
yang bersifat fluktuatif.
Untuk meminimalkan risiko ini, Perseroan membuat asumsi harga
secara konservatif dalam rencana keuangan, sehingga turunnya
harga tidak akan membahayakan kapabilitas ekspansi Perseroan.
b. Pajak Ekspor
Pajak ekspor yang lebih tinggi atas ekspor minyak kelapa
sawit mengakibatkan sebagian produsen minyak kelapa sawit
mengalihkan jumlah yang diekspor ke pasar domestik. Hal ini
menyebabkan adanya koreksi terhadap harga di pasar domestik.
Untuk meminimalkan risiko ini, Perseroan tetap mengoptimalkan
penjualan produk Perseroan ke pasar domestik, terutama ke
pabrik pengolahan di sekitar kebun Perseroan di wilayah Sumatera
yang menawarkan harga beli yang lebih tinggi karena adanya
penghematan ongkos transportasi.
c. Naiknya Harga Bahan Baku
Bahan baku utama yang dibutuhkan untuk pengelolaan
perkebunan kelapa sawit terdiri dari pupuk dan bahan kimia
lainnya yang digunakan untuk pembukaan lahan dan pengendalian
ilalang, sebagian besar dari bahan baku tersebut harus diimpor.
on the basis of price. The Company also minimizes the
impact from these risks by securing written completion
guarantees from the contractors in the form of a joint
agreements;
• The Company may not be able to sufficiently employ
adequate skilled labors to support its business expansion.
To mitigate such a risk from occuring, the Company
recruits and trains fresh university graduates to be posted
in new plantation estates and mills. The Company also
offers competitive remuneration and a clear career path to
maintain as well as attract highly skilled and knowledgable
workers; and
• Unforseen situations and problems, such as bad weather
which may distract management’s focus and delay
expansion process. To anticipate this, the Company
constantly plans its projects realistically by taking into
account these potential risks.
2. Financial Risks a. Fluctuation in Palm Kernel and CPO Prices
A substantial amount of the Company’s CPO and palm kernel
production are sold to the Indonesian market. Inspite of the fact
that the Company sells its CPO and palm kernel in Indonesian
Rupiah currency, the price of CPO and palm kernel are
generally influenced by international market prices that volatile
in nature.
To minimize the impact from this risk, the Company use
conservative price assumption in its financial budget, so falling
prices will not jeopardize the Company’s expansion capabilities.
b. Export Tax
High export taxes imposed on CPO has caused some CPO
producers to divert exported volume to the domestic market.
As a result, there will be correction in domestic market prices.
To minimize the impact from this risk, the Company continues
to sell its products from Sumatra region in domestic market,
particularly those nearby mills located in surrounding areas
which could afford higher purchase prices due to the
substantial savings in transportation costs.
c. Raw Materials Price Increase
The main raw materials required for managing oil palm estates
include fertilizer and other chemicals used for land clearing and
weed control. A substantial amount of these raw materials have
to be imported. The Company predicts demand for these raw
ANNUAL REPORT 200962

Perseroan memperkirakan kebutuhan bahan baku akan terus
meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah perkebunan
kelapa sawit dan kecenderungan peningkatan harga minyak,
yang pada akhirnya dapat menyebabkan kenaikan harga bahan
baku tersebut.
Untuk meminimalkan risiko ini, Perseroan menandatangani kontrak
pembelian bahan baku tersebut untuk satu tahun penuh.
3. Risiko Politik dan HukumBerbagai kebijakan dan tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah,
baik pusat maupun daerah, dapat mempengaruhi usaha
Perseroan, termasuk penyelenggaraan pemilihan kepala daerah,
pemekaran wilayah, peraturan perpajakan, dan kebijakan kurs.
Selain itu, sengketa atau tuntutan hukum terhadap Perseroan
merupakan risiko yang mungkin saja dihadapi oleh Perseroan.
Untuk meminimalkan risiko ini, Perseroan senantiasa berupaya
mengurangi risiko ini melalui pengendalian internal yang
efektif serta kepatuhan Perseroan terhadap seluruh peraturan
perundang-undangan, kebijakan Pemerintah serta kontrak-kontrak
yang dibuat oleh Perseroan dengan pihak lain.
4. Risiko Sosial dan LingkunganSelain isu lingkungan hidup, seperti deforestasi dan jejak
karbon, aktivis lingkungan dan lembaga swadaya masyarakat
kerap menuding perkebunan kelapa sawit sebagai industri yang
memperlakukan tenaga kerjanya dengan tidak layak, termasuk
mengeksploitasi tenaga kerja wanita dan pekerja anak di bawah
umur.
Untuk meminimalkan risiko ini, tata usaha yang Perseroan
lakukan telah sesuai dengan prosedur dan regulasi lingkungan
yang berlaku di Indonesia. Sebagai wujud kepedulian terhadap
lingkungan, Perseroan menjadi anggota RSPO dan meraih ISO
14001:2004. Dalam waktu dekat ini, operasional Kelompok Usaha
Sampoerna Agro di wilayah Kalimantan juga akan segera menjadi
anggota RSPO dan mengajukan ISO 14001:2004.
Sementara untuk hubungan industrial, khususnya dengan
para pekerja perkebunan, Perseroan mendukung keberadaan
serikat-serikat pekerja yang bersifat independen yang dibuat
oleh dan untuk kepentingan karyawan Perseroan dan anak-anak
perusahaan Perseroan.
materials will continue to increase in line with growing numbers
of plantation estates and increasing oil price that will eventually
cause price increase of these raw materials.
To minimize the impact from such risks, the Company secure
one-year contracts for those raw materials.
3. Political and Legal Risks A number of policies or actions taken by either the central or
regional government can affect the Company’s business. This
includes elections of regional leaders, regional area expansion,
tax regulations, and foreign currency policy. In addition to this,
legal disputes or lawsuits made against the Company are risks
that the Company is also susceptible.
To minimize the impact from such risks, the Company
constantly tries to avoid these risks through effective internal
control as well as corporate compliance to all prevailing rules
and regulations, Government policies as well as contracts
made by the Company with other parties.
4. Social and Environmental Risks
In addition to environmental issues, such as deforestation and
carbon footprint, environmental activists and non-governmental
organizations often accuse oil palm plantations as an industry
that exploits its workers, including the exploitation of women
and underaged children for labor.
To minimize the impact from such risks, the Company’s
corporate governance practices are in accordance with
prevailing environmental procedures and regulations in
Indonesia. As part of its concern towards the Environment,
the Company became a member of the RSPO and secured
ISO 14001:2004 certification. Sampoerna Agro Business
Group’s operations in Kalimantan also intends to secure RSPO
membership and ISO 14001:2004 certification in the
near future.
While on industrial relations aspect, particularly with its
plantation workers, the Company supports the presence
of independent labor unions that are created by, and in the
interest of the workers of the Company and its subsidiaries.
LAPORAN TAHUNAN 2009 63

Sampoerna Agro mempersiapkan setiap tahap pengembangan sawit secara hati-hati. Prosesnya dimulai dari sekitar 6 juta benih sawit yang diproduksi tahun 2009, Perseroan telah menyediakan bibit unggul agar tumbuh menjadi pohon sawit yang lebih sehat dan produktif
Sampoerna Agro prepares every stage of palm development cautiously. The process begins from the approximately 6 million of germinated seeds produced in 2009, the Company has supplied top planting material to ensure a more healthy and productive palm

Sampoerna Agro mempersiapkan setiap tahap pengembangan sawit secara hati-hati. Prosesnya dimulai dari sekitar 6 juta benih sawit yang diproduksi tahun 2009, Perseroan telah menyediakan bibit unggul agar tumbuh menjadi pohon sawit yang lebih sehat dan produktif
Sampoerna Agro prepares every stage of palm development cautiously. The process begins from the approximately 6 million of germinated seeds produced in 2009, the Company has supplied top planting material to ensure a more healthy and productive palm

LAPORAN KESINAMBUNGANSUSTAINABILITY REPORT
Visi Sampoerna Agro adalah menjadi salah satu perusahaan
terdepan yang bertanggung jawab atas semua kegiatannya di
sektor agribisnis di Indonesia. Akuntabilitas tersebut meliputi
semua aspek operasional, termasuk yang berhubungan dengan
perlindungan dan pelestarian lingkungan. Visi tersebut diperkuat
lebih jauh lagi dengan salah satu pernyataan misi Perseroan,
yaitu “Menjaga dan mempromosikan standar lingkungan hidup
yang baku dalam segala aspek pengembangan, produksi dan
pengolahan”.
Filosofi utama Sampoerna Agro dalam aspek keberlanjutan adalah
untuk meraih pertumbuhan dan keberlanjutan yang seimbang dan
harmonis. Untuk meraih hal tersebut, Perseroan berfokus pada
empat dasar landasan: People, Planet, Product dan Profit.
PeopleSehubungan dengan manusia, Sampoerna Agro berupaya untuk
meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat yang
bersentuhan dengan operasi bisnis kami. Mereka termasuk
karyawan dan pekerja, petani plasma atau kelompok petani
plasma, dan masyarakat di dalam dan sekitar perkebunan dan
lokasi pabrik kami.
Sebagai contoh, Sampoerna Agro membantu petani plasma
setempat untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan
teknis mereka dalam kegiatan pertanian pada tingkat praktik
terbaik industri. Hal ini dilakukan melalui bimbingan dan pelatihan
agronomi profesional seperti membuat pupuk kompon sendiri,
penggunaan dosis yang efektif dan solusi untuk pengendalian
hama, dan juga metode pemanenan dan lain sebagainya.
The vision of Sampoerna Agro is to become one of the
leading agribusiness companies in Indonesia that is
accountable for all of its activities. This accountability covers
all aspects of operations, including those that relate to
environmental protection and conservation. Such a vision
is strengthened further by one of the Company’s mission
statements, which is “to maintain and promote the existing
environment in all aspects of the Company’s development,
production, and processing”.
The main philosophy of Sampoerna Agro on sustainability is to
achieve both growth and sustainability in perfect balance and
harmony”. To achieve this, the Company focuses on four basic
fundamentals: People, Planet, Product and Profit.
PeopleWith respect to people, Sampoerna Agro strives to improve
the quality of life of the people and communities that come
into contact with our business operations. They include our
employees and workers, our plasma farmers or smallholder
entities, and the communities within and around our plantation
and mill sites.
For instance, Sampoerna Agro helps local smallholders
to develop their capabilities and technical know-how on
agricultural activities at industry best-practice level. This is
done through professional agronomy advisories and trainings
in critical activities such as making home-made compound
fertilizers, the use of effective dosage and solution for pest
control, as well as harvesting method et cetera.
ANNUAL REPORT 200966

At present, Sampoerna Agro supports more than 20,000
smallholders in Sumatra and Kalimantan. Additionally, in
cooperation with the Putera Sampoerna Foundation (SF), the
Company seeks to empower its communities with greater
access to public schools and educational quality that have
been upgraded through the SF programs.
PlanetSampoerna Agro commits itself to the preservation of Earth,
among other things by being an active member of RSPO since
January 2007. We are engaged in a number of the active RSPO
working group units responsible for helping oil palm industry
proponents attain the RSPO principles and criteria in Indonesia.
In addition to the RSPO, most of the Company’s subsidiaries
have received the ISO 14001 Certification by adapting rigorous
environmental management systems and standards.
One example of this is our environmentally friendly pest control
initiatives. Whenever possible, we refrain from using chemical
pesticides, and instead resort to natural agents such as
barn owls to control rat population, the planting of Mucuna
Bracteata (MB) to avoid soil erosions, and planting of other
beneficial plants such as Turnera subulata and Turnera ulmifolia
to attract natural bug predators, and promote natural viruses as
pesticides without being harmful to humans or the environment.
ProductDue to its unique properties, palm oil can be used and
prepared without the need for hydrogenization, which produces
trans fatty acids that are harmful to health, being one of the
key factors leading to cardiovascular problems, strokes, and
other debilitating diseases. Thus, in addition to being more
beneficial for consumption, palm oil can be produced under
environmentally friendly regimen.
In addition to this, palm oil has higher productivity rates in
terms of yield-per-hectare compared to other vegetable oil
sources such as soya beans, sunflowers et cetera. Additionally,
Sampoerna Agro is also committed to further increase its
productivity through R&D initiatives on its own as well as in
cooperation with world-leading palm oil research institutions.
Currently, Sampoerna Agro has enjoyed the fruits of its R&D
efforts by producing hybrid DxP Sriwijaya seeds with superior
traits such as higher yield productivity and higher tolerance level
against potential diseases.
ProfitAll told, the Company must also be profitable and provide
adequate returns on its investments and those of its
shareholders. The main objective, however, is how to achieve
profitability and grow in harmony alongside the needs of the
previous “P” fundamentals. One way to ensure this is to see to
it that Sampoerna Agro upholds the highest standards of good
corporate governance principles that espouse transparency,
Saat ini, Sampoerna Agro mendukung lebih dari 20.000 petani
plasma di Sumatera dan Kalimantan. Selain itu, melalui kerjasama
dengan Yayasan Putera Sampoerna (SF), Perseroan berupaya
untuk memberdayakan masyarakat dengan akses yang lebih
besar ke sekolah umum dan kualitas pendidikan telah ditingkatkan
melalui program-program SF.
PlanetSampoerna Agro berkomitmen untuk melestarikan Bumi, salah
satu diantaranya adalah dengan secara aktif menjadi anggota
RSPO sejak bulan Januari 2007. Kami terlibat aktif dalam
beberapa unit kelompok kerja RSPO yang bertanggung jawab
dalam membantu dukungan industri kelapa sawit untuk meraih
prinsip dan kriteria RSPO di Indonesia. Selain dari RSPO,
kebanyakan anak perusahaan Perseroan telah memperoleh
sertifikasi ISO 14001 dengan mengadopsi standar-standar sistem
manajemen lingkungan secara tepat.
Satu contoh adalah prakarsa kami dalam pengendalian hama
yang bersahabat dengan lingkungan. Sedapat mungkin kami
menghindari penggunaan pestisida kimia, dan lebih memilih
menggunakan agen alami seperti sejenis burung hantu untuk
mengendali populasi tikus, penanaman Mucuna Bracteata
(MB) untuk menghindari erosi tanah, dan penanaman tanaman
bermanfaat lain seperti Turnera subulata dan Turnera ulmifolia
untuk menarik predator kumbang alami, dan memakai virus alami
seperti pestisida yang tidak berbahaya bagi manusia maupun
lingkungan.
ProductMinyak sawit memiliki kandungan yang unik. Minyak sawit dapat
digunakan dan dipakai tanpa melalui proses hidrogenisasi yang
menghasilkan asam lemak jenuh yang berbahaya bagi kesehatan
karena merupakan salah satu penyebab masalah jantung,
stroke, dan penyakit berbahaya lainnya. Maka, disamping lebih
bermanfaat untuk dikonsumsi, minyak sawit juga dapat diproduksi
dengan cara yang ramah lingkungan.
Lebih dari itu, minyak sawit memiliki tingkat produktivitas yang
tinggi dalam hal hasil-per-hektar dibanding sumber minyak
nabati lainnya seperti kacang kedelai, bunga matahari dan lain
sebagainya. Selain itu, Sampoerna Agro juga berkomitmen untuk
lebih meningkatkan produktivitasnya melalui inisiatif Riset dan
Pengembangan sendiri maupun dengan bekerjasama dengan
berbagai institusi riset minyak sawit terkemuka dunia. Saat ini,
Sampoerna Agro telah menikmati hasil upaya R&D-nya dengan
memproduksi benih hibrida DxP Sriwijaya berciri superior seperti
hasil produktivitas lebih tinggi dan tingkat toleransi lebih tinggi
terhadap potensi penyakit.
ProfitSebagaimana diketahui, Perseroan harus menghasilkan laba dan
memberikan keuntungan yang memadai terhadap investasinya
dan investasi pemegang sahamnya. Tujuan utamanya adalah
bagaimana meraih keuntungan dan tumbuh dengan harmonis
berjalan beriringan dengan fundamental “P” yang sebelumnya
disebut diatas. Satu cara untuk memastikannya adalah melihat
bahwa Sampoerna Agro menegakkan standar-standar tertinggi
LAPORAN TAHUNAN 2009 67

No. Year System implementation Description Location
1 2004 ISO 9001:2000 Quality Management System PT Binasawit Makmur, Sumatera
2 2006ISO 9001:2000 Quality Management System
PT Aek Tarum, SumateraISO 14001:2004 Environment Management System
3 2006ISO 9001:2000 Quality Management System
All company operations in SumateraISO 14001:2004 Environment Management System
4 2007 Joined RSPO - -
5 2009 ISO 9001:2008Quality Management System.
A revised version of ISO 9001:2000All company operations
6 2010 GMP +B2 Kernel Crushing Plant PT Mutiara Bunda Jaya
7 in progress OHSAS 18001:2007 Health and Safety Management System PT Binasawit Makmur, Sumatera
accountability, responsibility, independency and fairness in
order to meet sustainable long-term shareholder value growth.
Good Agronomy and Manufacturing PracticesSampoerna Agro is highly committed in developing oil palm
estates that are sustainable through the deployment of
international best practice standards in agronomy, highly
productive and environmentally-friendly palm oil processing, as
well as community engagement.
In these efforts, the Company has taken and continues to take
wide ranging initiatives in the propagation of sustainable oil
palm estates by complying with international standardization
programs such as ISO certification, good manufacturing
practices (GMP) and the Roundtable for Sustainable Palm Oil
(RSPO) principles and criteria.
The following table highlights Sampoerna Agro’s participation
and achievement in various programs that attest to the
Company’s integrated systems of management, quality control,
health and safety, and environmental protection.
prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik yang mendukung
keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, kemandirian dan
keadilan untuk mencapai nilai pertumbuhan berkelanjutan jangka
panjang pemegang sahamnya.
Praktik Agronomi dan Pengolahan Produk yang Baik Sampoerna Agro memiliki komitmen yang tinggi dalam
mengembangkan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dengan
menerapkan standar praktik internasional terbaik dalam agronomi,
produktivitas tinggi dan proses pengolahan kelapa sawit yang
ramah lingkungan, dan juga pengikutsertaan masyarakat.
Dalam upaya-upaya tersebut, Perseroan telah dan akan terus
mengambil sejumlah inisiatif dalam penyebarluasan perkebunan
kelapa sawit berkelanjutan yang memenuhi program standar
internasional seperti sertifikasi ISO, praktik manufaktur yang baik
(GMP) serta prinsip dan kriteria Roundtable for Sustainable Palm
Oil (RSPO).
Berikut ini adalah daftar ikhtisar partisipasi dan pencapaian
Sampoerna Agro dalam berbagai program yang membuktikan
sistem terpadu Perseroan dalam manajemen, pengendalian mutu,
kesehatan dan keselamatan, dan perlindungan lingkungan.
Manajemen PerkebunanSehubungan dengan masalah pemanasan global, pelestarian dan
perlindungan lingkungan, dan juga kegiatan penanaman dalam
pembukaan lahan, Perseroan secara ketat menerapkan sistem
pembukaan lahan tanpa membakar yang tidak menghasilkan
emisi CO2. Lebih dari itu, Perseroan berupaya untuk membatasi
pembukaan daerah High Conservation Value (HCV) yang
berpotensi untuk menjadi tempat pelestarian seperti daerah
di pinggir sungai, atau daerah yang memiliki nilai budaya bagi
masyarakat setempat.
Mengenai praktik pengendalian hama dan penyakit, Perseroan
menerapkan sistem pengendalian hama terpadu. Sistem tersebut
telah menurunkan penggunaan pestisida dan insektisida kimia
dengan memilih metode biologis. Beberapa contoh praktik
pengendalian hama biologis adalah sebagai berilkut:
Plantation ManagementWith regards to issues on global warming, conservation and
environmental protection, as well as planting activities in land
bank development, the Company strictly implemented the zero
burning effect system without the production of CO2 emissions.
In addition, the Company tries to refrain from opening up
High Conservation Value (HCV) areas having potential to be
a conservation spot such as areas along riverbanks, or areas
having cultural values to the community.
In relation to pest and disease control practices, the Company
implemented an integrated pest control system. The system
had reduced the use of chemical pesticides and insecticides by
opting biological methods. Several examples of biological pest
control practices are described below:
ANNUAL REPORT 200968

• The use of micro organisms such as fungi, bacteria or virus,
an example is the use of virus to control caterpillars like ulat
api), and beetles like Oryctes rhinoceros.
• The use of natural opposition elements, for example, the
release of Tyto alba, a type of barn owl, and other natural
predators to control rat population.
• The planting of beneficial weeds aimed to create a
conducive environment to natural opposition elements. For
example is the use of Cassia cobanensis as food supply to
caterpillars (ulat kantong), Antigonon leptopus as predator
to caterpillars (ulat api).
• The planting of cover crops aimed to reduce the growth of
weeds while helping to fertilize the soil. For example is the
planting of Mucuna bracteata (MB).
Environmental issues are potential to appear as a result to
plantation activities. To ensure that environment risks are
reduced without sacrificing productivity, the Company carried
out Best Management Practice (BMP) in Kalimantan dan
Sumatra region. The main principles of BMP is to apply the best
method on plantation, as all activities were aimed to ensure
optimum growth of oil palm plantation and to reduce negative
environmental effects. BMPs were focused on management
improvement to achieve economic, environmental and
agronomical efficieny to increase agricultural production.
Palm Oil Mill waste management programOn waste management, the Company used the 3R principle:
reduce, reuse and recycle. Crude Palm Oil management
process in mills (POM) produced solid wastes and liquid
wastes. Solid wastes include empty fruit bunches (EFB),
mesocap fibres and kernel shells. On the process, fruit shell
and mesocap fibre wastes are used as fuel material to boilers
whose function is to generate electricity. As to liquid wastes
and EFB, are later applied to the estates as organic fertilizers to
enrich the soil or as a covering tool to increase moisture level in
the soil as well as to prevent soil erosion.
The Company had increased its composting facility to
process empty fresh bunches to become organic fertilizers
with production capacity of 100 tonnes of compost per day.
The compost is distributed to the surrounding estates as a
substitute to inorganic fertilizers. Aside from containing certain
soil characteristics, the EFB composts also influenced the
availability of agents in the hydrolysis process and solvency of
soil characteristic. Humus in composts could neutralize poison
of several micro elements by reducing its usage. Composts
could also produce a type of adhesive element to stabilize
certain aggregates.
In addition to the formation of composts, EFB were also applied
directly as mulch to maintain soil humidity and reduce the loss
of water from evaporation. Moreover, EFB were also used
as food source or as growth media to Trichoderma spp and
Metharhizium anisopliae. As Trichoderma spp could act as a
biological control agent on fungi infection Ganoderma, and
Metharhizum anisopliae for Oryctes control.
• Pengendalian hama dengan menggunakan agen hayati
(mikroorganisme berupa jamur, bakteri atau virus), contohnya
penggunaan virus untuk mengendalikan ulat api, pengendalian
kumbang tanduk (Oryctes rhinoceros).
• Pengendalian hama dengan menggunakan musuh alami,
contohnya pengenalan Tyto alba, sejenis burung hantu, dan
predator alami lainnya untuk mengendalikan hama tikus.
• Penanaman beneficial weeds bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang sesuai bagi musuh alami. Contohnya Cassia
cobanensis sebagai penyedia makanan bagi parasitoid ulat
kantong, Antigonon leptopus sebagai inang predator ulat api.
• Penanaman cover crop bertujuan untuk menekan
pertumbuhan gulma dan membantu menyuburkan tanah.
Contohnya penanaman Mucuna bracteata di areal rendahan.
Aktivitas perkebunan berpotensi untuk menimbulkan masalah-
masalah lingkungan. Untuk memastikan risiko-risiko terhadap
lingkungan diperkecil tanpa mengorbankan produktivitas,
Perseroan menerapkan Best Management Practices (BMPs) di
daerah Kalimantan dan Sumatera. Prinsip utama dari BMP di
sini adalah penerapan metode terbaik pada perkebunan dimana
seluruh aktivitasnya diarahkan untuk memastikan pertumbuhan
tanaman kelapa sawit menjadi optimum dan memperkecil
efek-efek kurang baik terhadap lingkungan. BMPs berfokus
kepada manajemen perbaikan untuk mencapai efisiensi ekonomi,
lingkungan dan agronomi di dalam peningkatan produksi
pertanian.
Program pengelolaan limbah Pabrik Kelapa SawitDalam pengelolaan limbah, Perseroan menggunakan prinsip 3R
yaitu reduce, reuse dan recycle. Proses pengolahan minyak sawit
di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) menghasilkan limbah berupa limbah
padat dan limbah cair. Limbah padat berupa tandan kosong
kelapa sawit (TKKS), serat mesocarp, dan cangkang kernel.
Dalam pengelolaannya limbah cangkang dan serat mesocarp
digunakan sebagai sumber bahan bakar boiler yang digunakan
untuk pembangkit listrik sedangkan limbah cair dan TKKS
diaplikasikan ke lahan sebagai pupuk organik untuk menambah
unsur hara tanah dan mengurangi kehilangan air tanah serta
mencegah erosi tanah.
Perseroan telah melakukan peningkatan fasilitas pengkomposan
TKKS untuk dijadikan pupuk organik dengan kapasitas
100 ton kompos/hari. Kompos tersebut diaplikasikan ke
kebun di sekitarnya sebagai pengganti pupuk anorganik.
Selain mengandung unsur hara tertentu, kompos TKKS juga
mempengaruhi ketersediaaan unsur hara melalui ketersediaan air,
oksigen, dan asam-asam organik terlarut yang merupakan agen
dalam proses hidrolisa dan pelarutan unsur hara. Humus dalam
kompos dapat menetralkan sifat racun dari beberapa unsur mikro
dengan mengurangi pengambilannya. Kompos juga menghasilkan
bahan sejenis perekat untuk menstabilkan agregat tertentu.
Selain dalam bentuk kompos TKKS juga diaplikasikan langsung
ke lahan sebagai mulsa untuk menjaga kelembaban tanah dan
mengurangi kehilangan air tanah dari evaporasi. Selain itu aplikasi
TKKS ke lahan dapat juga menjadi sumber makanan atau media
tumbuh Trichoderma spp dan Metharhizium anisopliae dimana
Trichoderma spp dapat menjadi agen pengendali biologis terhadap
infeksi jamur Ganoderma, dan Metharhizium anisopliae untuk
mengendalikan serangan Oryctes.
LAPORAN TAHUNAN 2009 69

KEBIJAKAN LINGKUNGANENVIRONMENTAL POLICY
Sertifikasi RSPO Sejak tahun 2007, Sampoerna Agro telah bergabung dengan
prakarsa RSPO untuk memenuhi prinsip dan kriteria RSPO (RSPO
P&C) untuk pengembangan kelapa sawit berkelanjutan. Forum
RSPO berisikan para sumber dan ahli dari seluruh pemangku
kepentingan industri kelapa sawit termasuk organisasi pemerintah
dan lembaga swadaya masyarakat yang berkecimpung di industri
kelapa sawit, dan mengkombinasikan sumber-sumber tersebut
untuk memformulasikan kebijakan dan standar praktik terbaik
industri untuk mencapai perkembanganan yang berkelanjutan.
RSPO PC menetapkan standar-standar berikut ini yang harus
menjadi pegangan dalam pengoperasian perkebunan kelapa
sawit: (i) komitmen terhadap transparansi, (ii) kepatuhan atas
hukum dan peraturan yang berlaku, (iii) komitmen terhadap
kelayakan ekonomi dan keuangan jangka panjang, (iv)
penggunaan praktik-praktik terbaik dan tepat oleh perkebunan
dan pabrik kelapa sawit, (v) tanggung jawab lingkungan dan
konservasi kekayaan alam dan keanekaragaman hayati, (vi)
pertimbangan yang bertanggung jawab terhadap karyawan,
individu dan komunitas yang terpengaruh oleh perkebunan dan
pabrik kelapa sawit, (vii) pengembangan perkebunan baru yang
bertanggung jawab, dan (viii) komitmen untuk perbaikan terus
menerus dalam beberapa daerah kegiatan utama.
Hingga akhir tahun 2009, Sampoerna Agro telah mengarah ke
persiapan proses sertifikasi RSPO untuk salah satu perkebunan
dan pabriknya, dan nanti setelah disertifikasi, akan digunakan
sebagai model untuk yang lainnya. Berikut ini beberapa pokok
pembahasan dari beberapa prakarsa yang dilakukan Sampoerna
Agro di tahun 2009 menuju sertifikasi RSPO.
Pada bulan Februari-April 2009, Perseroan melakukan penilaian
terhadap diri sendiri atas RSPO P&C dan identifikasi daerah HCV
(High Conservation Value) dalam unit operasinya di Sumatera
termasuk perkebunan yang dalam tahap pengembangan maupun
yang sudah matang.
Pada tanggal 18 Juni 2009, Perseroan meninjau hasil penilaian
diri tersebut, dan identifikasi HCV, dan berdasarkan tinjauan
tersebut, telah memutuskan bahwa PT Aek Tarum sebagai
kandidat yang paling memungkinkan untuk memperoleh RSPO
P&C dalam waktu dekat.
Terkait dengan perkembangan tersebut, Sampoerna Agro
juga telah menjalankan program pelatihan petani plasma
“Mengembangkan Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan”.
Pelatihan ini ditujukan untuk memperkenalkan dan menyebarkan
informasi mengenai RSPO P&C kepada para petani plasma
Sampoerna Agro. Terkait hal itu, Sampoerna Agro ditunjuk
RSPOCertificationSince 2007, Sampoerna Agro has joined the RSPO initiatives
in order to meet RSPO principles and criteria (RSPO P&C) for
sustainable palm oil development. The RSPO forum brings
together expertise and resources from industry stakeholders,
including governments and non-governmental organizations
associated with the palm oil industry, and combines these
resources to formulate policies and best-practice standards for
the industry to achieve sustainable development.
The RSPO PC set forth the standards by which oil palm estates
should operate as follows: (i) commitment to transparency,
(ii) compliance with prevailing laws and regulation, (iii)
commitment to long-term economic and financial viability,
(iv) use of appropriate best practices by growers and millers,
(v) environmental responsibility and conservation of natural
resources and biodiversity, (vi) responsible consideration of
employees and of individuals and communities affected by
growers and mills, (vii) responsible developments of new
plantings, and (viii) commitment to continuous improvement in
key areas of activities.
As of year-end 2009, Sampoerna Agro has geared towards the
preparation to RSPO Certification process on one of its estates
and one of its mills, and upon certification, will use the model
for the rest. The following discussion highlights some of the
initiatives taken by Sampoerna Agro in 2009 towards RSPO
Certification.
In February-April 2009, the Company undertook the Self
Assessment on RSPO P&C and pre identification of HCV (High
Conservation Value) areas within its operating units in Sumatra
that include developing as well as matured plantation estates.
On June 18, 2009, the Company reviewed the results of this
Self Assessment, and HCV identification, and based on this
review, decided on PT Aek Tarum as the most likely candidate
to achieve the RSPO P&C at the earliest date possible.
In a related development, Sampoerna Agro also initiated the
Smallholders Training program called “Developing Sustainable
Palm Oil Plantation Estates”. This training is aimed to introduce
and disseminate information on RSPO P&C to Sampoerna
Agro’s Smallholders. Relating to this, Sampoerna Agro was
appointed as an Indonesian RSPO Smallholder Task Force
ANNUAL REPORT 200970

sebagai Relawan Gugus Tugas Petani Plasma RSPO Indonesia
mewakili perusahaan perkebunan di Sumatera Selatan dan juga
menjadi lokasi pelatihan untuk pengembangan perkebunan kelapa
sawit berkelanjutan sesuai dengan RSPO P&C bagi para petani
plasma.
Di samping berkomunikasi dengan petani plasma, Perseroan juga
aktif dalam berbagai forum nasional terkait dengan pengembangan
RSPO di Indonesia. Hal ini termasuk forum yang membahas
penerapan RSPO P&C di Indonesia, dan memformulasikan
pedoman mekanisme kompensasi HCV untuk pengembangan
perkebunan kelapa sawit.
Di bagian R&D, Sampoerna Agro melakukan riset terkait
untuk pengembangan dan implementasi RSPO P&C dengan
menerapkan praktik agronomi terbaik, termasuk:
• Riset dalam mengembangkan studi hama, penyakit dan
pengelolaan rumput liar mengunakan agen biologis seperti
Mucuna bracteata, Mucuna cochinchinensis, Calopogonium
caeruleum, Cassia tora, Cassia cobanensis, Antigonon
leptopus, dan Bahia grass.
• Riset terhadap penggunaan produk sampingan contohnya
TKKS untuk perkebunan berkelanjutan seperti (i) penggunaan
TKKS dan penyebaran berbagai jenis pupuk untuk penyuburan
tanah, (ii) penggunaan limbah cair untuk aplikasi tanah, (iii)
keefektifan Sour Humik dan Mikoriza arbukula dalam tahap
pembibitan kelapa sawit, (iv) penggunaan kompos TKKS dan
mikoriza untuk memperbaiki humus dalam pembajakan bibit.
• Kerjasama dengan Balai Agroklimat dan Hidrologi Bogor,
Sampoerna Agro melakukan survey awal dalam penggunaan
irigasi dan pengelolaan air untuk meningkatkan produksi
kelapa sawit di perkebunannya.
Dalam penggunaan kompos sebagai pupuk, Perseroan terus
meningkatkan kapasitas produksi kompos diatas 100 ton per
hari. Hingga bulan September 2009, Sampoerna Agro telah
mengaplikasikan lebih dari 14.000 ton kompos di perkebunan
Mesuji dan Surya Adi. Sistem pengomposan baru saat ini dalam
pengembangan di pabrik kelapa sawit Gunung Tua Abadi dengan
kapasitas produksi sampai 60 ton per hari.
Dalam pembukaan lahan, Sampoerna Agro memiliki komitemen
penuh untuk membuat sebuah peta kesesuaian lahan berdasarkan
studi evaluasi lahan terhadap daerah yang akan dikembangkan
dalam bentuk unit peta tanah. Di bulan Juni 2009, Sampoerna
Agro melakukan survey, observasi dan pengukuran tanah sebelum
membuat peta evaluasi tanah bagi pembukaan lahan di daerah
Sumatera. Hal ini diikuti dengan pengukuran tanah untuk membuat
unit peta tanah di bulan Agustus 2009, dengan bekerjasama
dengan Departemen Kehutanan di Palembang, Sumatera Selatan.
Volunteer representing South Sumatra plantation companies
as well as be the training site for development of sustainable oil
palm in accordance to RSPO P&C for smallholders.
Aside from communicating with smallholders, the Company
was also active in various national forums in connection with
the development of RSPO in Indonesia. This includes forums
that discuss implementation of the RSPO P&C in Indonesia,
and the formulation of guidelines on HCV compensation
mechanism for developing palm oil estates.
In the field of R&D, Sampoerna Agro undertook related
research for the development and implementation of the RSPO
P&C by employing agronomy best practices, including:
• Research on developing study on pest, disease and weed
control using biological agents such as Mucuna bracteata,
Mucuna cochinchinensis, Calopogonium caeruleum, Cassia
tora, Cassia cobanensis, Antigonon leptopus, and Bahia
grass.
• Research on utilizing bi-products such as EFB for
sustainable plantation such as (i) the utilization of EFB
(Empty Fruit Bunch) and distribution of various fertilizer
doses in land application (ii) utilization of liquid waste to
land application, (iii) effectiveness of Sour Humik and
Mikoriza arbukula in oil palm seedlings stage, (iv) use of
EFB compost and mikoriza to repair soil characteristics in
cultivation of seedlings.
• In cooperation with Bogor Agroclimate and Hydrology
Office, Sampoerna Agro did a pre-initial survey on for the
use of irrigation and water management to increase palm
production in oil palm plantations.
In the use of compost as fertilizers, the Company continued
to increase its compost production capacity above 100 tons
per day. By September 2009, Sampoerna Agro had applied
more than 14,000 tons of compost to its Mesuji and Surya
Adi Estates. A new composting system is currently under
development at the Gunung Tua Abadi palm oil mill with
production capacity of up to 60 tons/day.
In land bank development, Sampoerna Agro is fully committed
to make a land suitability map based on land evaluation study
on areas that will be developed in the form of Soil Map Unit.
In June 2009, Sampoerna Agro surveyed, observed and
measured our field before making Land Evaluation Map for land
bank at Sumatra Region. This was followed by measurement of
the land to make soil map unit in August 2009 in cooperation
with the Forestry Departement in Palembang, South Sumatra.
LAPORAN TAHUNAN 2009 71

KEBIJAKAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAWORK SAFETY AND HEALTH POLICY
Sebagai perusahaan yang bersifat padat karya, Perseroan
berkomitmen untuk mengedepankan prinsip-prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) karyawan dalam setiap
kegiatan operasi. Bagi Perseroan, prinsip-prinsip K3 bukan
hanya sebuah bentuk tanggung jawab, namun juga sebuah
budaya yang harus dilestarikan oleh seluruh pihak, terutama
para karyawan, baik di kantor pusat, maupun di wilayah
perkebunan Sumatera dan Kalimantan.
Sebagai bagian dari pelaksanaan K3, Perseroan telah
mengikutsertakan seluruh karyawannya dalam program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) sesuai ketentuan
peraturan yang berlaku.
Di dalam kegiatan operasional sehari-hari khususnya di pabrik
Perseroan atau di tempat-tempat kerja dimana terdapat bahan
kimia berbahaya, Perseroan menerapkan standar keselamatan
kerja yang tinggi yang harus dipatuhi oleh setiap karyawan
atau pihak ketiga yang berada di lokasi tersebut, antara lain
kewajiban untuk memakai helm pengaman, masker, sepatu
kerja dan peralatan pengaman lainnya bagi mereka yang
berada di lokasi tersebut.
Di samping itu, Perseroan menyediakan fasilitas dan sarana
kesehatan untuk karyawan antara lain berupa klinik kesehatan
dan layanan dokter di lokasi kebun dan pabrik, penyiagaan
mobil ambulance di lokasi-lokasi yang tingkat kerawanannya
tinggi, kemudahan memperoleh pelayanan kesehatan di
rumah sakit yang telah bekerjasama dengan Perseroan serta
pemberian pelatihan yang memadai bagi tenaga paramedis
untuk menangani kecelakaan kerja secara tepat dan cermat.
Kepedulian Perseroan terhadap aspek keselamatan dan
kesehatan kerja ini tidak hanya terwujud dalam bentuk
penyediaan sarana dan fasilitas saja, tetapi juga mencakup
pembangunan kesadaran akan arti pentingnya memelihara
keselamatan dan kesehatan kerja untuk dimiliki secara
merata oleh seluruh karyawan. Untuk itu, Perseroan telah
mensosialisasikan penerapan sistem manajemen kesehatan
dan keselamatan kerja (OHSAS) di lingkungan Perseroan.
As a labor-intensive company, the Company is committed
to implement the principles of employee work safety and
heatlh in every of its operational activities. For the Company,
the principles of work safety and health is not merely a
responsibility but a culture that needs to be disseminated to all
parties, particularly workers in its head office as well as in its
Sumatra and Kalimantan estates.
In its effort to implement work safety and health, the Company
has included all of its employees in the Employee Social
Security (Jaminan Sosial Tenaga Kerja or Jamsostek) program
in accordance with prevailing regulations.
In its daily operational activities, especially in its mills or
work areas with the presence of dangerous chemicals, the
Company implements high work safety standards that must
be stringently followed by all employees or any person that
is within these areas such as, requirement to wear safety
helmets, masks, working shoes and other safety equipment
while being in these areas.
In addition to this, the Company provides health facilities for its
employees in the form of medical clinics and doctors situated
in its estates and mills, ambulances within high-risk areas,
access to medical assistance in hospitals approved by the
Company as well as provide adequate training for paramedics
to provide adequate trainings for its medics to handle work
accidents accurately and thoroughly.
This corporate awareness towards work safety and health is
not limited to providing infrastructure and facilities but also in
developing awareness on the importance of maintaining work
safety and health throughout its employees. For this purpose,
the Company actively communicated and disseminated
the implementation of work safety and health management
system (OHSAS) in its neighbourhood.
ANNUAL REPORT 200972


KEBIJAKAN TANGGUNG JAWAB SOSIALPERUSAHAAN(CSR)CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) POLICY
In line with the development of the business world, CSR
activities have become part of a company’s strategy to maintain
sustainability. Properly implementing CSR principles will help
enhance the Company’s reputation and instill a positive image.
The Company’s CSR activities are implemented by individual
units and coordinated by its Corporate Affairs Department. The
Company concentrated its routine CSR activities in and around
its plantation estates with the aim to improve basic amenities,
health, humanitarian, religious, and public facilities.
On top of the routine CSR activities being performed in and
around its plantation estates, Sampoerna Agro also seek the
help of Putera Sampoerna Foundation (SF) on improving the
quality and availability of education in Indonesia which is in line
with SF goals.
In cooperation with SF, the Company’s CSR activities involving
education center upon three key areas, namely (i) upgrade
teacher’s skills and knowledge to improve teaching quality, (ii)
enhance leadership and managerial skills of school principals,
and (iii) and rehabilitate school buildings that need renovations.
Last year, Sampoerna Agro donated Rp8,700,000,000
(eight billion seven hundred million rupiah) to fund the joint
cooperation program.
A groundbreaking ceremony was held on February 17, 2009,
in which the Company facilitated an agreement between SF
and the Regent of Ogan Komering Ilir, South Sumatra, to
undertake a program of quality improvement for 90 teachers
and 14 principals within the school system of the Regency. In
addition to this quality improvement, the program also included
improving the infrastructure quality of two public elementary
school buildings, namely SDN2 Sumbu Sari and SDN1
Maribaya of South Sumatra. After the completion of these
renovations, a total of 584 students will soon be able to utilize
more school facilities as well as a safer building structure to do
their daily schooling activities.
Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis, kegiatan CSR
telah menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk memelihara
keberlanjutan (sustainability). Menerapkan prinsip-prinsip CSR
dengan tepat akan meningkatkan reputasi serta menanamkan
citra positif terhadap perusahaan.
Kegiatan CSR Perseroan diterapkan oleh masing-masing
unit dan dikoordinasikan oleh Departemen Corporate Affairs.
Perseroan memusatkan kegiatan rutin CSR-nya di dalam dan di
lingkungan area perkebunan dengan tujuan untuk memperbaiki
fasilitas-fasilitas dasar, kesehatan, kemanusiaan, tempat ibadah,
dan fasilitas umum.
Di atas kegiatan rutin CSR yang selalu dilaksanakan di dalam
dan di lingkungan area perkebunan, Sampoerna Agro juga
meminta bantuan dari Putera Sampoerna Foundation (SF) dalam
meningkatkan kualitas dan ketersediaan pendidikan di Indonesia
yang sejalan dengan tujuan-tujuan SF.
Dengan bekerjasama bersama SF, kegiatan CSR Perseroan
melibatkan pusat pendidikan dalam tiga bidang utama, yaitu
(i) meningkatkan keahlian dan pengetahuan para guru untuk
meningkatkan kualitas mengajar, (ii) meningkatkan nilai keahlian
kepemimpinan dan manajerial para Kepala Sekolah, dan (iii) dan
merehabilitasi gedung-gedung sekolah yang perlu direnovasi.
Tahun lalu, perseroan telah mendonasikan Rp8.700.000.000
(delapan milyar tujuh ratus juta rupiah) untuk mendukung
program kerjasama tersebut.
Sebuah upacara peletakan batu pertama telah dilakukan pada
tanggal 17 Februari 2009, dimana Perseroan memfasilitasi suatu
perjanjian kerjasama antara SF dan Bupati Ogan Komering Ilir,
Sumatera Selatan, untuk menjalankan program peningkatan
kualitas 90 guru dan 14 Kepala Sekolah dalam sistem sekolah
Kabupaten tersebut. Selain peningkatan kualitas guru dan
kepala sekolah, program tersebut juga mencakup peningkatan
kualitas infrastruktur dua gedung sekolah dasar, yaitu SDN2
Sumbu Sari dan SDN1 Maribaya, Sumatera Selatan. Setelah
renovasi-renovasi tersebut selesai, sejumlah 584 murid akan
langsung dapat menggunakan lebih banyak lagi fasilitas sekolah
dan juga struktur gedung sekolah lebih aman untuk kegiatan
sekolah sehari-hari mereka.
ANNUAL REPORT 200974


Following the success on the first joint cooperation with SF,
the Company started another similar program in Kalimantan
in year-end 2009, in which a total of 75 teachers and school
principals will take improvement training programs, and three
public elementary schools will be renovated.
Additionally, Sampoerna Agro also provided scholarships to 11
outstanding students from the OKI and Sukamara regencies
in Sumatra and Kalimantan, respectively, to enroll in a special
High School named Sampoerna Academy which is located in
South Sumatra,
Operated under the auspices of SF, the Sampoerna Academy
High School employs national as well as international
standards, combining the international curriculum of IGCSE
from Cambridge University and the national curriculum KTSP
mandated by the Indonesian Ministry of Education. Some
lectures are provided in English and the students receive a high
school educational format that prepares them for enrollment to
leading universities anywhere in the world including Indonesia.
In addition to educational issues, the Company also
focuses in community aspect by involving smallholders as
partners. Currently, approximately half of the Company’s
Setelah suksesnya kerjasama pertama dengan SF, Perseroan
memulai program serupa lainnya di Kalimantan pada akhir tahun
2009, dimana sebanyak 75 guru dan Kepala Sekolah akan
mengikuti program pelatihan peningkatan kualitas, dan tiga sekolah
dasar negeri akan direnovasi.
Disamping itu, Sampoerna Agro juga memberikan beasiswa
kepada 11 murid yang berprestasi dari Kabupaten OKI dan
Sukamara masing-masing di Sumatera dan Kalimantan, untuk
memasuki Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) khusus bernama
Sampoerna Academy yang berlokasi di Sumatera Selatan.
Sampoerna Academy yang dioperasikan oleh SF
menerapkan strandar-standar nasional maupun internasional,
mengkombinasikan kurikulim internasional IGCSE dari Cambridge
University dan kurikulum nasional KTSP yang diwajibkan oleh
Departemen Pendidikan Nasional RI. Beberapa pelajaran diberikan
dalam bahasa Inggris dan para murid mendapat format pendidikan
SLTA yang mempersiapkan mereka untuk dapat memasuki
universitas terkemuka dimanapun di dunia termasuk di Indonesia.
Selain bidang pendidikan, Perseroan juga fokus pada masyarakat
setempat dengan melibatkan para petani plasma sebagai mitra.
Saat ini sekitar setengah lahan perkebunan Perseroan berada
ANNUAL REPORT 200976

plantation estates are under the plasma scheme, of
which approximately 90% of total plasma loan made by
the established estates have been fully paid for through
government banks. Hence, the community actively
participates and obtain decent profit margin from the oil
palm plantation business. In August 2009, the Company
cooperated with RSPO Liaison Office, the Directorate
General of Plantation and the WWF to hold trainings for
smallholders in Sumatra region themed “Development of
Sustainable Oil Palm Plantation”.
The Company also carried out many community welfare
programs such as co-engaging in local environmental
conservation projects, providing free health services to
its workers and their families, as well as helping the local
communities to develop basic necessities which include
religious buildings, public sanitary and road facilities.
Starting early 2009, in cooperation with Sampoerna
Foundation, the Company began carrying out quality
improvement assessments and trainings for school
teachers and principals surrounding the Company’s estates
in Sumatra area.
With regards to land bank development, the Company
employs the Free Prior Informed Consent (FPIC) principles
in carrying out its compensation procedure to the local
communities. Some of the steps taken are as follows:
• Acknowledging the local community rights to agree or
disagree on the Company’s plans to develop oil palm
plantation within their local community areas.
• Respecting decision making process of the local
communities as well as chosen representatives that
was decided among themselves.
• Disseminating information regarding the Company
plans to develop oil palm plantation in the area and
negotiating with community’s interest at heart to obtain
a collective agreement.
dalam skema plasma, dimana sekitar 90% jumlah pinjaman
plasma kepada bank-bank pemerintah oleh kebun-kebun
yang sudah menghasilkan telah berhasil dilunasi. Dengan
demikian, masyarakat secara aktif berpartisipasi dan mendapat
marjin keuntungan yang baik dari bisnis perkebunan kelapa
sawit Perseroan. Pada bulan Agustus 2009, Perseroan
bekerjasama dengan Kantor Perwakilan RSPO, Direktorat
Jenderal Perkebunan dan WWF untuk menyelenggarakan
pelatihan bagi petani plasma di daerah Sumatera dengan tema
“Pengembangan Perkebunan Kelapa Sawit yang berkelanjutan”.
Perseroan juga melakukan sejumlah kegiatan program
kesejahteraan masyarakat seperti keikutsertaan dalam proyek-
proyek pelestarian lingkungan lokal, memberikan layanan
kesehatan gratis bagi para pekerja dan keluarganya, dan
membantu masyarakat setempat dalam mengembangkan
kebutuhan utama termasuk gedung peribadatan, fasilitas
kebersihan dan jalan umum. Pada awal 2009, bekerjasama
dengan SF, Perseroan mulai melakukan penilaian untuk
perbaikan kualitas dan pelatihan bagi para guru dan Kepala
Sekolah di sekitar perkebunan Perseroan di Sumatera.
Sehubungan dengan pembukaan lahan perkebunan, Perseroan
menerapkan prinsip Free Prior Informed Consent (FPIC) dalam
melaksanakan prosedur ganti rugi bagi masyarakat setempat.
Beberapa tahap yang ditempuh adalah sebagai berikut:
• mengakui hak masyarakat adat untuk mengatakan YA atau
TIDAK terhadap rencana pembangunan perkebunan kelapa
sawit yang akan akan berlangsung dalam wilayah adat
mereka
• menghormati sistem pengambilan keputusan dalam
komunitas masyarakat adat dan penentuan perwakilan
yang mereka lakukan sendiri
• melakukan sosialisasi mengenai rencana pembangunan
perkebunan kelapa sawit di wilayah mereka dan
bermusyawarah dengan masyarakat adat untuk
mendapatkan kesepakatan bersama.
LAPORAN TAHUNAN 2009 77

Produksi TBS Sampoerna Agro di perkebunan Kalimantan meningkat secara konsisten dari 6,4 ton/Ha di tahun 2005 menjadi 8,7 ton pada tahun 2006, 10,1 ton tahun 2007, 12,3 ton tahun 2008 dan 15,3 ton tahun 2009
Sampoerna Agro’s production of FFB in its Kalimantan estates has increased consistenly from 6.4 tons/Ha in 2005 to 8.7 tons in 2006, 10.1 tons in 2007, 12.3 tons in 2008 and 15.3 tons in 2009

Produksi TBS Sampoerna Agro di perkebunan Kalimantan meningkat secara konsisten dari 6,4 ton/Ha di tahun 2005 menjadi 8,7 ton pada tahun 2006, 10,1 ton tahun 2007, 12,3 ton tahun 2008 dan 15,3 ton tahun 2009
Sampoerna Agro’s production of FFB in its Kalimantan estates has increased consistenly from 6.4 tons/Ha in 2005 to 8.7 tons in 2006, 10.1 tons in 2007, 12.3 tons in 2008 and 15.3 tons in 2009

2008
2009
2007
22,9
58
IntiSawit(dalamjutaRupiah)Palm Kernel (in millions of Rupiah)
16,7
23
Sumatera Kalimantan
141,
349
226,
317
128,
552
27,4
00
MinyakSawit(dalamjutaRupiah)CPO (in millions of Rupiah)
Sumatera Kalimantan
1,23
3,49
2 1,35
9,10
3
1,69
4,29
7
150,
716
238,
376
251,
515
Tinjauan
Minyak Sawit dan Inti SawitKontribusi terbesar terhadap penjualan Perseroan berasal dari
minyak sawit dan inti sawit masing-masing sebesar 89% dan 8%
dari total nilai penjualan pada tahun 2009.
Tabel berikut ini merupakan penjualan produk minyak kelapa sawit
dan inti sawit Perseroan di Sumatera dan Kalimantan selama tahun
yang bersangkutan:
Overview
CPOandPKThe biggest contributors to Sampoerna Agro sales were from
CPO and PK amounting to 89% and 8% of total sales in 2009,
respectively.
The following table contains sales of CPO and PK from the
Company’s Sumatra and Kalimantan regions for the years
indicated below:
PEMBAHASAN DAN ANALISIS MANAJEMENMANAGEMENT DISCUSSION AND ANALYSIS
Luar Indonesia/Outside IndonesiaIndonesia/Indonesia
PENJUALAN CPO BERDASARKAN WILAYAHCPO sales per region (in millions of Rupiah)
Jumlah Penjualan CPO Rp1,38 triliunTotal CPO Sales Rp1.38 trillion
1.319.828 (95%)
64.380 (5%)
2007
Jumlah Penjualan CPO Rp1,93 triliunTotal Sales CPO Rp1.93 trillion
2008
167.475 (9%)
1.765.198 (91%)
Jumlah Penjualan CPO Rp1,61 triliunTotal Sales CPO Rp1.61 trillion
2009
174.813 (11%)
1.435.805 (89%)
Tabel berikut ini merupakan penjualan minyak sawit Perseroan
kepada konsumen dalam dan luar negeri selama periode:
The following contains CPO sales to customers within and
outside of Indonesia for the periods indicated below:
ANNUAL REPORT 200980

Umumnya, penjualan domestik dilakukan menggunakan harga
spot dan negosiasi cara penyerahan dilakukan pada saat
penjualan. Dalam praktik yang lazim dilakukan untuk penjualan
spot di Indonesia, pembeli membayar minyak sawit dan inti sawit
dalam waktu satu sampai dua hari setelah menandatangani
kontrak penjualan dan pengiriman dilakukan setelah pembayaran
diterima. Perseroan melakukan negosiasi cara pengiriman untuk
masing-masing kontrak.
Pada tahun 2008 dan 2009, Perseroan melakukan penjualan
kepada pelanggan diantaranya PT Sinar Alam Permai dan PT
Asianagro Agung Jaya.
Kecambah SawitProduksi kecambah Perseroan, melalui PT Binasawit Makmur,
memiliki kapasitas untuk memproses sekitar 40 juta benih per
tahun. Enam varietas kecambah yang dihasilkan Perseroan diberi
nama DxP Sriwijaya dan telah memperoleh sertifikasi Perlindungan
Varietas Tanaman (PVT) dari Menteri Pertanian Republik Indonesia.
Kecambah Perseroan dijual seluruhnya ke pasar domestik.
Konsumen kecambah yang dihasilkan Perseroan diantaranya
Astro Agro Lestari, Indofood Group, Mustika Sembuluh,
Musim Mas dan Korindo. Sejak tahun 2004, Perseroan telah
mendistribusikan kecambah ke berbagai wilayah di Indonesia,
yaitu Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Perseroan juga
memberikan akses yang sama untuk perolehan kecambah untuk
perkebunan rakyat.
Volume penjualan kecambah di tahun 2009 sekitar 5,9 juta benih
yang bernilai sebesar Rp39,5 miliar.
Usaha Perseroan dalam menghasilkan kecambah yang
memberikan imbal hasil yang tinggi didukung dengan adanya riset
yang berkualitas, tim penjualan yang fokus, dan layanan purna jual
untuk membantu peningkatan kualitas perkebunan konsumen.
Perseroan juga memberikan pelatihan teknologi pembibitan dan
praktik agronomi bagi para penanam baru. Tim pengembangan
dan penelitian dan pelayanan agronomi Perseroan secara aktif
mempromosikan penggunaan kecambah berkualitas melalui
kegiatan presentasi di berbagai daerah di Indonesia. Saat ini
Perseroan mendapat kehormatan menjabat sebagai Ketua di acara
Forum of the Indonesian Oil Palm Seeds Producers.
KaretPerseroan, melalui PT Aek Tarum, menjual hasil produksi karetnya
ke pabrik pengolahan karet ataupun pembeli lainnya dalam
In general, domestic sales were based on spot rates and
delivery terms were negotiated at the time of the sale. In the
common practice of spot trading in Indonesia, CPO and PK
buyers will settle the payment in one or two days time after
signing the sales contract which is then followed by delivery
after receipt of payment. The Company negotiates delivery
terms on a contract-by-contract basis.
In 2009 and 2008, the Company’s customers were, among
others, PT Sinar Alam Permai and PT Asianagro Agung Jaya.
Germinated Oil Palm SeedsThrough PT Binasawit Makmur, the Company has processing
capacity of approximately 40 million seeds per year. Six of
the germinated seed variants produced by the Company
called DxP Sriwijaya have obtained Plant Variety Protection
(PVP) certification from the Indonesian Ministry of Agriculture.
These germinated seeds were sold in domestic market to
customers such as Astra Agro Lestari, Indofood Group,
Mustika Sembuluh, Musim Mas and Korindo. The company
had distributed the germinated seeds to various regions
in Indonesia since 2004. These regions included Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi and Papua. The Company also provided
equal access of its germinated oil palm seeds to smallholders
as well.
In 2009, total sales volume reached 5.9 millions seeds with a
total value of Rp39.5 billion.
In producing these high yielding seeds, the Company is
supported by high quality R&D, attentive sales team, and
after-sales service whose aim is to help increase the quality of
its customers’ plantation estates. The Company also provides
trainings on nursery farming and agronomy practices for
beginners. The Company’s R&D and agronomy service teams
are actively promoting on the use of quality seeds through
roadshow presentations in various regions of Indonesia. At
present, the Company is honored to be elected as Chairperson
of the Indonesian Oil Palm Seeds Producers Forum.
Slab RubberThrough PT Aek Tarum, the Company sold its rubber to crumb
rubber factories and other buyers in the form of rubber slabs.
LAPORAN TAHUNAN 2009 81

PRODUKSI INTI SAWIT (Ton)PK Production (Tons)
5.84
0
Sumatera Kalimantan
7.90
0
9.78
0
45.6
88
62.7
22
52.5
92
PRODUKSI KARET (Ton)Rubber Production (Tons)
480
20082007 2009
483 408
PRODUKSI KECAMBAH (Ribuan Butir)Germinated Seeds (Thousand Seeds)
15.056
2007 2008 2009
22.735
5.894
PRODUKSI TBS (Ton)FFB Production (Tons)
124.
349
1.05
6.71
1
Sumatera
1.07
9.56
8
1.01
1.09
8
Kalimantan
150.
950
193.
276
PRODUKSI (Ton/ha)Yield (Tons/ha)
10.1
19.3
Sumatera
19.6
17.6
Kalimantan
12.3 15
.3
PRODUKSI MINYAK SAWIT (Ton)CPO Production (Tons)
Sumatera Kalimantan
233.
438
222.
033
222.
066
23.8
41
32.0
30
42.1
29
2008
2009
2007
bentuk slab. Produksi karet Perseroan dijual seluruhnya ke pasar
domestik. Harga penjualan ditentukan berdasarkan referensi dari
harga pasar domestik dan internasional dan berdasarkan negosiasi
dengan pelanggan.
Kinerja OperasionalBerikut ini adalah hasil produksi Perseroan di wilayah Sumatera
dan Kalimantan untuk tahun yang bersangkutan:
The rubber was sold in domestic market. The sales price was
determined by referencing to the applicable domestic and
international markets as well as based on negotiation with
customer.
Operational PerformanceThe following was Sampoerna Agro operational results from its
Sumatra and Kalimantan regions for the years indicated bellow:
ProduksiTandanBuahSegar(TBS)Hasil panen TBS dari wilayah Sumatera menurun dari 19,6 ton
per hektar pada tahun 2008 menjadi 17,6 ton per hektar pada
tahun 2009. Sebaliknya, hasil panen tandan buah segar di wilayah
Kalimantan mengalami kenaikan, yaitu dari 12,3 ton per hektar
pada tahun 2008 menjadi 15,3 ton per hektar di tahun 2009.
FreshFruitBunches(FFB)productionFFB yield from the Sumatra region had decreased from 19.6
tons per hectare in 2008 to 17,6 tons per hectare in 2009 while
FFB yield from the Kalimantan region had increased from 12.3
tons per hectare in 2008 to 15,3 tons per hectare in 2009.
ANNUAL REPORT 200982

Penurunan produktifitas di wilayah Sumatera disebabkan antara
lain oleh hasil panen rendah dari sebagian perkebunan yang
baru memasuki masa panen dan gejolak cuaca yang terjadi
sebelumnya. Sedangkan peningkatan produktifitas TBS di
wilayah Kalimantan disebabkan oleh upaya pemeliharaan yang
intensif serta bertambahnya tingkat kematangan pohon-pohon di
perkebunan tersebut.
Produksi minyak sawitProduksi minyak sawit pada tahun 2009 sedikit menurun
sebesar 0,5% menjadi 264.162 ton dibandingkan 265.468 ton
pada tahun 2008.
Tingkat rendemen minyak sawit di wilayah Sumatera meningkat
dari 21,6% pada tahun 2008 menjadi 22,0% pada tahun 2009.
Tingkat rendemen minyak sawit di wilayah Kalimantan meningkat
dari 21,2% di tahun 2008 menjadi 21,8% di tahun 2009.
Peningkatan rendemen ini terutama dikarenakan kualitas TBS yang
lebih baik.
Produksi inti sawitProduksi inti sawit mengalami penurunan sebesar 11,7% menjadi
62.372 ton di tahun 2009 dibandingkan 70.622 ton di tahun 2008,
disebabkan oleh tingginya persediaan biji inti sawit di akhir tahun
2007 dimana persediaan biji inti sawit tersebut diolah di tahun
2008. Hal ini juga menyebabkan tingkat rendemen inti sawit di
wilayah Sumatera menurun dari 5,8% pada tahun 2008 menjadi
5,2% pada tahun 2009. Tingkat rendemen inti sawit di wilayah
Kalimantan sedikit menurun dari 5,2% di tahun 2008 menjadi 5,1%
di tahun 2009.
Produk-produk inti sawitPada bulan Juli 2009, Perusahaan membuka pabrik pengolahan
inti sawit dengan kapasitas pengolahan 150 ton inti sawit per hari.
Dengan adanya pabrik baru ini, Perseroan memproduksi produk
baru yaitu minyak inti sawit dan ampas inti sawit di tahun 2009
sebesar 4.335 ton.
Kecambah sawitProduksi kecambah menurun sebesar 74% dari 22,7 juta benih
di tahun 2008 menjadi 5,9 juta benih di tahun 2009. Penurunan
ini disebabkan oleh kebijakan Perseroan yang memutuskan untuk
mengurangi volume produksi karena menurunnya permintaan
pasar atas kecambah dalam periode ini.
KaretProduksi karet Perseroan pada tahun 2009 sebesar 408 ton, turun
15% dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar 483 ton.
The reduction of FFB yield in Sumatra region was caused by
factors such as low yields produced by those areas that just
became matured and climate volatility happening previously.
On the other hand, the production improvement in Kalimantan
region was mainly due to intensive upkeeping efforts combined
with the maturing of palms in the region.
CrudePalmOil(CPO)productionCPO production slightly decreased by 0.5% from 265,468 ton
in 2008 to 264,162 ton in.
Oil Extraction Rates (OER) in the Sumatra region increased from
21.6% in 2008 to 22.0% in 2009. Kalimantan region’s OER
also improved from 21.2% in 2008 to 21.8% in 2009.
This improvement was brought about by improved FFB quality.
PalmKernel(PK)productionPK production decreased by 11.7% from 70,622 tons in
2008 to 62,372 tons in 2009, caused by high inventory of
unprocessed nuts carried over from 2007 which was then
processed in 2008. This was also the reason for the decrease
in Kernel Extraction Rates (KER) in Sumatra from 5.8% in 2008
to 5.2% in 2009. KER in Kalimantan region slightly decreased
from 5.2% in 2008 to 5.1% in 2009.
Palm kernel productsIn July 2009, the Company opened a kernel crushing plant
with processing capacity of 150 ton of PK per day. This new
crushing plant produced Palm Kernel Oil (PKO) and Palm
Kernel Expellers (PKE). The combined ouput of these products
in 2009 totalled 4,335 ton.
Germinated oil palm seedsGerminated seeds production decreased by 74% from 22.7
million seeds in 2008 to 5.9 million seeds in 2009. This was
due to Management’s decision to reduce production which was
the result of decreased market demand for germinated seeds
during this period.
Slab rubberRubber production in 2009 is 408 tons, 15% lower than the
previous year’s figure of 483 tons.
LAPORAN TAHUNAN 2009 83

Kinerja Keuangan Financial Performance
2009
2008
2007
HARGA JUAL RATA-RATA (Rp/kg)Average Selling Price (Rp/kg)
PENDAPATAN (Rp miliar)Sales (Rp billion)
Min
yak
Saw
itC
PO
Inti
Saw
it PK
Kec
amb
ahG
erm
inat
ed S
eeds
151,
5
253,
7
158,
1
1.93
2,7
1.61
0,6
1.38
4,2
95,5
39,5
48,1
PenjualanPenjualan produk Perseroan mengalami penurunan sebesar 21%
dari Rp2.288,1 miliar di tahun 2008 menjadi Rp1.815,6 miliar di
tahun 2009. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan
pada volume penjualan produk kelapa sawit dan kecambah, serta
harga penjualan rata-rata produk kelapa sawit yang lebih rendah.
Penjualan di pasar domestik berkisar 91% dan 89% dari jumlah
penjualan masing-masing di tahun 2008 dan 2009.
Penjualan produk kelapa sawit menurun 19% menjadi Rp1.762
miliar di tahun 2009 dibandingkan Rp2.186 miliar pada tahun 2008
yang disebabkan oleh penurunan volume penjualan minyak sawit
sebesar 8,3% menjadi 263.458 ton di tahun 2009 dibandingkan
287.152 ton pada tahun 2008. Harga jual rata-rata minyak sawit
juga menurun 9,2% dibandingkan dengan tahun 2008.
Penjualan kecambah menurun 59% dari Rp95,5 miliar di tahun
2008 menjadi Rp39,5 miliar di tahun 2009, terutama disebabkan
oleh penurunan volume penjualan kecambah dari 18,4 juta di
tahun 2008 menjadi 5,9 juta di tahun 2008, namun sebagian
dikompensasi dengan peningkatan harga jual kecambah sebesar
29%. Volume penjualan ini menurun seiring dengan menurunnya
permintaan pasar atas kecambah.
Penjualan karet menurun 46% dari Rp6,2 miliar di tahun 2008
menjadi Rp3,4 miliar di tahun 2009, terutama disebabkan oleh
SalesThe Company’s sales decreased by 21% from Rp2,288.1
billion in 2008 to Rp1,815.6 billion in 2009. This decrease
was mainly due to lower sales volume of palm products and
germinated seeds, as well as lower average selling price of oil
palm products.
Domestic sales made up approximately 91% and 89% of total
sales in 2008 and 2009, respectively.
Sales from palm products decreased by 19% from Rp2,186
billion in 2008 to Rp1,762 billion in 2009 mainly caused by
8.3% lower CPO sales volume from 287,152 tons in 2008 to
263,458 tons in 2009. Average selling price of CPO was also
9.2% lower than the previous year’s figure.
Germinated seeds sales decreased by 59% from Rp95.5 billion
in 2008 to Rp39.5 billion in 2009 mainly caused by lower sales
volume from 18.4 million germinated seeds in 2008 to 5.9
million germinated seeds in 2009, but partly compensated by
29% higher selling price. The lower sales volume was due to
reduced demand for germinated seeds in the industry.
Slab rubber sales decreased by 46% from Rp6.2 billion in 2008
to Rp3.4 billion in 2009, primarily due to 36% lower average
VOLUME PENJUALAN (ton, kecuali kecambah dalam juta butir)
Sales Volume (tonnes, except germinated seeds in million seeds)
Min
yak
Saw
itC
PO
Inti
Saw
it PK
Kec
amb
ahG
erm
inat
ed S
eeds
287.
153
219.
928
263.
458
18,4
5,9
13,7
57.9
56
71.1
95
49.8
43
6.73
0
6.11
3
2.61
4
3.56
4
3.17
1
5.18
2
6.70
5
3.51
16.29
4M
inya
k Sa
wit
CPO
Inti
Saw
it PK
Kec
amb
ahG
erm
inat
ed S
eeds
ANNUAL REPORT 200984

penurunan harga jual rata-rata sebesar 36% dari Rp12.908/kg di
tahun 2008 menjadi Rp8.308/kg di tahun 2009. Volume penjualan
karet mengalami penurunan sebesar 16% dari 483 ton di tahun
2008 menjadi 408 ton di tahun 2009.
Beban Pokok PenjualanBeban pokok penjualan Perseroan pada tahun 2009 terdiri dari
beban pemeliharaan kebun, panen, pembelian buah plasma,
alokasi beban tidak langsung, pengolahan, penyusutan dan
amortisasi, dan pergerakan persediaan. Beban pokok penjualan
menurun sebesar 20% dari Rp1.512 miliar di tahun 2008
menjadi Rp1,216 miliar di tahun 2009, sejalan dengan penurunan
penjualan.
Laba KotorLaba kotor menurun sebesar 29% dari Rp776 miliar di tahun 2008
menjadi Rp599 miliar di tahun 2009. Marjin laba kotor menurun
dari 33,8% di tahun 2008 menjadi 33,0% di tahun 2009, terutama
disebabkan oleh penurunan volume penjualan dan harga jual rata-
rata produk kelapa sawit.
Beban UsahaBeban usaha menurun sebesar 15% dari Rp164 miliar ditahun
2008 menjadi Rp139 miliar di tahun 2009. Penurunan ini terutama
disebabkan oleh penurunan beban pemasaran yaitu pajak
ekspor. Persentase beban usaha terhadap total penjualan bersih
mengalami sedikit kenaikan dari 7,1% di tahun 2008 menjadi
7,7% di tahun 2009.
Laba Usaha Laba usaha menurun sebesar 25% dari Rp611 miliar di tahun
2008 menjadi Rp460 miliar di tahun 2009. Persentase laba usaha
terhadap total penjualan bersih mengalami penurunan dari 26,7%
di tahun 2008 menjadi 25,3% di tahun 2009.
Penghasilan/Beban Lain-lainPenghasilan lain-lain menurun dari Rp20 miliar di tahun 2008
menjadi beban lain-lain sebesar Rp51 miliar di tahun 2009,
terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan bunga dan
kenaikan rugi selisih kurs serta beban lain-lain.
Pendapatan bunga menurun dari Rp42 miliar di tahun 2008
menjadi Rp24 miliar di tahun 2009 disebabkan oleh penurunan
pendapatan bunga deposito.
Rugi selisih kurs meningkat dari Rp8 miliar di tahun 2008
menjadi Rp20 miliar di tahun 2009 dikarenakan membaiknya nilai
tukar Rupiah terhadap Dollar AS atas piutang konsolidasi dalam
Dollar AS.
selling prices from Rp12,908/kg in 2008 to Rp8,308/kg in
2009. Sales volume also decreased by 16% from 483 tons in
2008 to 408 tons in 2009.
CostofSalesCost of sales in 2009 consists of estate upkeep and cultivation,
harvesting, plasma FFB purchase, allocation of indirect costs,
processing, depreciation and amortization, and inventory
movement. Costs of sales decreased by 20% from Rp1,512
billion in 2008 to Rp1,216 billion in 2009, which was in line with
decreased in sales.
Gross ProfitGross profit decreased by 29% from Rp776 billion in 2008 to
Rp599 billion in 2009. Gross margin slightly increased
from 33.8% in 2008 to 33,0% in 2009, mainly due to lower
sales volume and average selling price of CPO, PK and
germinated seeds.
Operating ExpensesOperating expenses decreased by 15% from Rp164 billion in
2008 to Rp139 billion in 2009, mainly due to lower marketing
expenses such as export tax. As a percentage of total net
sales, operating expenses increased slightly from 7.1% in 2008
to 7.7% in 2009.
Operating IncomeOperating income decreased by 25% from Rp611 billion in
2008 to Rp460 billion in 2009. As a percentage of total net
sales, operating income decreased from 26.7% in 2008 to
25.3% in 2009.
Other Income/ExpensesIn 2008, the Company recorded other income in the amount
of Rp20 billion which became other expenses amounting to
Rp51 billion in 2009. This was mainly due to lower interest
income compounded with foreign exchange loss as well as
other expenses.
Interest income decreased from Rp42 billion in 2008 to Rp24
billion in 2009 due to lower interest from time deposits.
Loss on foreign exchange increased from Rp8 billion in 2008
to Rp20 billion in 2009 due to strengthening of Rupiah against
US Dollar on the Company’s consolidated receivables based in
US Dollar.
LAPORAN TAHUNAN 2009 85

Beban lain-lain di tahun 2009 sebagian besar berasal dari beban
lain-lain sehubungan dengan pengembangan usaha biofuels dan
sumbangan ke Yayasan Putera Sampoerna.
Pajak PenghasilanBeban pajak penghasilan menurun sebagai akibat dari penurunan
laba di tahun 2009 menjadi sebesar Rp123 miliar atau turun 34%
dari Rp186 miliar di tahun 2008.
Laba BersihLaba bersih menurun 36% dari Rp440 miliar di tahun 2008
menjadi Rp282 miliar di tahun 2009.
Neraca
Piutang UsahaPada tanggal 31 Desember 2009, piutang usaha mengalami
peningkatan sebesar 411% menjadi Rp16 miliar dari Rp3 miliar
pada 31 Desember 2008 yang merupakan akibat dari peningkatan
penjualan di akhir tahun 2009. Seluruh piutang usaha telah tertagih
dalam waktu 30 hari.
Jumlah Aktiva Jumlah aktiva Perseroan pada tanggal 31 Desember 2009 sebesar
Rp2.262 milliar, meningkat sebesar 5% dibandingkan dengan
jumlah aktiva pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp2.156
miliar. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh peningkatan aktiva
tidak lancar dari Rp1.353 miliar di tahun 2008 menjadi Rp1.646
miliar di tahun 2009, yang disebabkan oleh :
• peningkatan tanaman perkebunan dari Rp734 miliar di
tahun 2009 menjadi Rp807 miliar di tahun 2008 dikarenakan
penanaman baru di tahun 2009;
• peningkatan aset tetap dari Rp486 miliar di tahun 2008
menjadi Rp591 miliar di tahun 2009 dikarenakan konstruksi
satu pabrik baru pengolahan inti sawit di PT Mutiara Bunda
Jaya dan satu pabrik baru pengolahan kelapa sawit di PT
Gunung Tua Abadi yang masing-masing beroperasi di bulan
Juli 2009 dan Februari 2010;
• peningkatan taksiran tagihan pajak restitusi dari Rp14 miliar
di tahun 2008 menjadi Rp64 miliar di tahun 2009 dikarenakan
kelebihan pembayaran pajak penghasilan; dan
• uang muka investasi sebesar Rp49 miliar di tahun 2009 untuk
pengambilalihan 75,5% saham PT National Sago Prima.
Jumlah Kewajiban Jumlah kewajiban pada tanggal 31 Desember 2009 mengalami
penurunan menjadi Rp475 milliar atau sebesar 18% dibandingkan
dengan jumlah kewajiban per tanggal 31 Desember 2008 sebesar
Rp578 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan oleh penurunan
hutang usaha – pihak ketiga.
Other expenses in 2009 was mainly caused by expenses
related with biofuel business development and donation to
Putera Sampoerna Foundation.
CorporateincometaxCorporate income tax expense decreasedm which was effected
by decreased in income in 2009 to become Rp123 billion or
34% lower than Rp186 billion in 2008.
Net IncomeNet income decreased by 36% from Rp440 billion in 2008 to
Rp282 billion in 2009.
Balance Sheets
Trade ReceivablesAs at December 31, 2009, trade receivables increased
by 411% to Rp16 billion as compared to Rp3 billion as at
December 31, 2008, reflecting an increase in sales at end of
2009. All trade receivables were fully collectible in 30 days.
Total AssetsAs of December 31, 2009, there was a 5% increase of total
assets from Rp2,156 billion in December 31, 2008 to Rp2,262
billion. This increase was mainly due to higher non-current
assets from Rp1,353 billion in 2008 to Rp1,646 billion in 2009,
caused by:
• increase in plantation assets from Rp734 billion in 2008 to
Rp807 billion in 2009 contributed by new plantings in 2009;
• increase in fixed assets from Rp486 billion in 2008 to
Rp591 billion in 2009 due to construction of one new kernel
crushing plant (KCP) in PT Mutiara Bunda Jaya and one
new palm oil mill (POM) in PT Gunung Tua Abadi, which
commissioned the operations in July 2009 and February
2010, respectively;
• increased in estimated tax refund claims from Rp14 billion
in 2008 to Rp64 billion in 2009 due to overpayments of
income taxes; and
• advance for investment amounting to Rp49 billion in 2009
for acquisition of 75.5% ownership in PT National Sago
Prima.
Total LiabilitiesTotal liabilities as of December 31, 2009 amounted to Rp475
billion, or 18% lower than Rp578 billion per December 31,
2008. This decrease was mainly due to lower trade payables –
third parties.
ANNUAL REPORT 200986

EkuitasPada tanggal 31 Desember 2009, jumlah ekuitas sebesar Rp1.766
miliar, mengalami kenaikan sebesar 14% dibandingkan dengan
ekuitas pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp1.553 miliar.
Kenaikan ini disebabkan oleh penjualan modal saham yang
dibeli kembali dab laba bersih di tahun 2009 dimana sebagian
terkompensasi dengan adanya pembagian dividen dari saldo laba
tahun 2008 sebesar Rp170.1 miliar.
Likuiditas dan SolvabilitasRasio lancar meningkat dari 227% per tanggal 31 Desember
2008 menjadi 261% per tanggal 31 Desember 2009 terutama
disebabkan oleh penurunan hutang usaha. Rasio kewajiban
konsolidasi terhadap aktiva konsolidasi mengalami penurunan dari
27% per tanggal 31 Desember 2008 menjadi 21% per tanggal 31
Desember 2009. Neraca keuangan Perusahaan tetap kuat dan
mampu memenuhi kewajiban Perusahaan di tahun 2010.
Struktur modal Perusahaan terdiri atas komponen hutang dan
ekuitas. Komponen hutang terdiri atas hutang jangka panjang
dengan suku bunga pasar. Komponen ekuitas terdiri dari
modal saham dan saldo laba. Pada tahun 2009, struktur modal
Perusahaan terdiri dari hutang berbunga sebesar Rp244 miliar
dan ekuitas sebesar Rp1.766 miliar. Rasio kewajiban berbunga
konsolidasi terhadap ekuitas mengalami sedikit penurunan dari
14,0% per tanggal 31 Desember 2008 menjadi 13,8% per tanggal
31 Desember 2009 yang mencerminkan penambahan ekuitas.
Jumlah hutang per tanggal 31 Desember 2009 sebesar Rp244
miliar merupakan pinjaman jangka panjang dari Bank Mandiri untuk
Sungai Rangit. Pinjaman ini memiliki batasan-batasan, antara lain
batasan pada Sungai Rangit dalam mengadakan penambahan
hutang. Pinjaman ini digunakan untuk membayar kembali pinjaman
sebelumnya dan untuk membiayai kebun di Sungai Rangit.
Belanja ModalBerikut adalah belanja modal untuk tahun yang bersangkutan:
Shareholders’ equityAs of December 31, 2009, shareholders’ equity was Rp1,766
billion, 14% higher than previous year figure of Rp1,553 billion.
This increase was mainly due to resale of treasury stock and
net income in 2009, partly compensated with dividend payment
from retained earnings per December 31, 2008 amounting to
Rp170,1 billion.
Liquidity and SolvabilityCurrent ratio increased from 227% per December 31, 2008
to 261% per December 31, 2009, caused by lower trade
payables. The ratio of consolidated liabilities to consolidated
assets improved from 27% per December 31, 2008 to 21% per
December 31, 2009. The balance sheet remained strong and
capable of servicing the Company commitments in year 2010.
The Company’s capital structure comprises of liabilities and
equity. Liabilities consist of long-term loan with market interest
rates. Equity consists of capital stock and retained earnings.
In 2009, the Company’s capital structure comprised of Rp244
billion of interest bearing loan and an equity of Rp1,766 billion.
Consolidated debt to equity ratio improved slightly from 14.0%
per December 31, 2008 to 13.8% per December 31, 2009
reflecting the increasing equity.
As of December 31 2009, total debt was Rp244 billion
consisting of long-term loans of Sungai Rangit from Bank
Mandiri. The loan contained restrictive loan covenants,
including a limitation on Sungai Rangit’s ability to incur
additional financial loan. The loan was used for previous loan
repayment and expansion in Sungai Rangit.
CapitalexpenditureCapital expenditure for years indicated bellow are as follow:
Aset TetapFixed Assets
Penambahan uang muka perkebunan plasmaAdditions to advances for plasma and plantations
Penambahan tanaman perkebunan dan bibitanAdditions to immature plantation assets and nursery
Jumlah Belanja Modal Rp152,23 miliarTotal Capex Rp152.23 billion
Jumlah Belanja Modal Rp309,87 miliarTotal Capex Rp309.87 billion
Jumlah Belanja Modal Rp293,68 miliarTotal Capex Rp293.68 billion
54%
36%
11%
2009
48%
47%
2007
5%
35%
64%
1%
2008
LAPORAN TAHUNAN 2009 87

In 2009, the Company did not establish material commitments
related to the investment in capital goods.
Previously disclosed extraordinary financial information
As of April 6, 2009, the Company re-sold 75,567,500 shares,
or equivalent to 4% of total issued and paid-up capital, for a
total selling price of Rp99.7 billion.
RestructuringThe Company agreed for an internal restructuring and
liquidation of Palma Agro Limited, a subsidiary, such that since
March 27, 2009, the Company directly own 95% shares in
Sungai Rangit, previously a subsidiary of Palma Agro.
On October 2, 2009, Palma Agro’s legal liquidation process
was completed with the dissolution of Palma Agro in
accordance with the laws of the Republic of Seychelles.
Subsequent eventsOn February 9, 2010, Sampoerna Bio Fuels, a Subsidiary,
signed the Acquisition Agreement with the controlling
shareholders of PT National Sago Prima (National Sago Prima)
in connection with the following planned transactions:
• Acquisition of 75.5% ownership interest in National Sago
Prima amounting to US$6,484,211;
• Injecting additional capital to National Sago Prima
amounting to Rp55,124,500 (equivalent to US$5,802,578)
to increase the ownership interest of Sampoerna Bio Fuels
in National Sago Prima to become 91.85%.
Pada tahun 2009, Perusahaan tidak mengadakan ikatan yang
material untuk investasi barang modal.
Informasi keuangan luar biasa yang telah dilaporkan
Pada tanggal 6 April 2009, Perusahaan telah menjual kembali
seluruh modal saham yang dibeli kembali sebanyak 75.567.500
saham, setara dengan 4% dari modal saham ditempatkan dan
disetor penuh, dengan jumlah penjualan sebesar Rp99,7 miliar
RestrukturisasiPerusahaan melakukan restrukturisasi internal dengan melikuidasi
Palma Agro Limited, anak perusahaan, sehingga sejak tanggal 27
Maret 2009, Perusahaan memiliki 95% kepemilikan saham secara
langsung pada Sungai Rangit yang sebelumnya adalah anak
perusahaan Palma Agro.
Pada tanggal 2 Oktober 2009, proses likuidasi Palma Agro
secara formal telah diselesaikan dengan bubarnya Palma Agro
berdasarkan hukum negara Republik Seychelles.
Peristiwa setelah tanggal neracaPada tanggal 9 Februari 2010, Sampoerna Bio Fuels, Anak
perusahaan menandatangani Perjanjian Akuisisi dengan para
pemegang saham dan pengendali PT National Sago Prima
(National Sago Prima) untuk melakukan transaksi sebagai berikut:
• Mengambil alih 75,5% saham National Sago Prima sebesar
US$6.484.211;
• Melakukan tambahan penyetoran modal atas National Sago
Prima sebesar Rp55.124.500 (setara dengan US$5.802.578),
yang akan meningkatkan kepemilikan Sampoerna Bio Fuels
dalam National Sago Prima menjadi 91,85%.
ANNUAL REPORT 200988

SURAT PERNYATAAN DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSIBOC AND BOD LETTER OF STATEMENT
Laporan tahunan berikut laporan keuangan dan informasi lain yang
terkait merupakan tanggung jawab manajemen PT Sampoerna
Agro Tbk. dan dijamin kebenarannya oleh seluruh anggota Direksi
dan Dewan Komisaris dengan membubuhkan tandatangannya
masing-masing dibawah ini.
Annual repport and the accompanying financial statements
and related financial information, are the responsibility of the
management of PT Sampoerna Agro Tbk. and have been
approved by members of the Board of Directors and the Board
of Commissioners whose signatures appear bellow.
Dewan KomisarisBoard of Commissioners
DireksiBoard of Directors
Yasin Chandra
DirekturDirector
Michael Sampoerna
Komisaris UtamaPresident Commissioner
Sugiarta Gandasaputra
KomisarisCommissioner
Mak Ping On
KomisarisCommissioner
Phang Cheow Hock
Komisaris IndependenIndependent Commissioner
Arief Tarunakarya Surowidjojo
Komisaris IndependenIndependent Commissioner
Ekadharmajanto Kasih
Direktur UtamaPresident Director
Jaffesjah Chandra
DirekturDirector
Chang Poh Sang
DirekturDirector
Sie Eddy Kurniawan
DirekturDirector
LAPORAN TAHUNAN 2009 89

Halaman ini sengaja dikosongkan
This page is intentionally left blank
ANNUAL REPORT 200990

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIBeserta Laporan Auditor Independen
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN
CONSOLIDATEDFINANCIALSTATEMENTSWith Independent Auditors’ Report
Years Ended
December 31, 2009 and 2008
PT SAMPOERNA AGRO TBK
AND SUBSIDIARIES
LAPORAN TAHUNAN 2009 91

PT SAMPOERNA AGRO Tbk
And Subsidiaries
Consolidated Financial Statement
With Independent Auditors’ Report
Years Ended
December 31, 2009 and 2008
PT SAMPOERNA AGRO Tbk
dan Anak Perusahaan
Laporan Keuangan Konsolidasi
Beserta Laporan Auditor Independen
Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-
tanggal 31 Desember 2009 and 2008
Laporan Auditor Independen
Neraca Konsolidasi
Laporan Laba Rugi Konsolidasi
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi
Laporan Arus Kas Konsolidasi
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi
Independent Auditors’ Report
Consolidated Balance Sheets
Consolidated Statements of Income
Consolidated Statements of Changes in Equity
Consolidated Statements of Cash Flows
Notes to the Consolidated Financial Statements
94-95
97-98
99
100-101
102-103
104-154
Daftar Isi Table of Contents
ANNUAL REPORT 200992

PT SAMPOERNA AGRO Tbk.
menyatakan bahwa:1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian
perusahaan;2. Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan telah disusun dan disajikan sesuai dengan
prinsip akuntasi yang berlaku umum di Indonesia;3. a. Semua informasi dalam laporan keuangan konsolidasian perusahaan telah dimuat secara
lengkap dan benar; b. Laporan keuangan konsolidasian perusahaan tidak mengandung informasi atau fakta
material yang tidak benar, dan tidak menghilangkan informasi atau fakta material; dan 4. Bertanggung jawab atas sistem pengendalian interen dalam perusahaan.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
Kami yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : Ekadharmajanto Kasih Alamat kantor : Jl. Basuki Rahmat No. 778 Palembang 30127, Sumatera Selatan Telepon : 0711-813388 Jabatan : Direktur Utama
2. Nama : Sie Eddy Kurniawan Alamat kantor : Jl. Basuki Rahmat No. 778 Palembang 30127, Sumatera Selatan Telepon : 0711-813388 Jabatan : Direktur
Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab Direksi atas
Laporan Keuangan Konsolidasian per 31 Desember 2009 PT Sampoerna Agro Tbk dan Anak Perusahaan
Sumatera : Jln. Basuki Rahmat No. 788, Palembang 30127, Sumatera Selatan, Indonesia Tel. +62-711 813388 Fax. +62-711 811585Kalimantan : Jln. Pra Kusumayudha No. 10 Pangkalan Bun 74115, Kalimantan Tengah, Indonesia Tel/Fax +62-532 21571
Jakarta : Sampoerna Strategic Square, Tower A, 24th Floor, Jln. Sudirman Kav. 45, Jakarta 12930, IndonesiaTel +62-21 5770886, 5771711 Fax +62-21 5770015, 5771712
Jakarta, 12 Maret 2010
Ekadharmajanto Kasih
Direktur Utama
Sie Eddy Kurniawan
Direktur
LAPORAN TAHUNAN 2009 93

ANNUAL REPORT 200994

LAPORAN TAHUNAN 2009 95

Halaman ini sengaja dikosongkan
This page is intentionally left blank
ANNUAL REPORT 200996

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
secara keseluruhan.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
1
PT SAMPOERNA AGRO TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS December 31, 2009 and 2008
(Expressed in thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ 2009 Notes 2008
ASET ASSETS ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 387.316.222 2d,3 642.678.093 Cash and cash equivalents Piutang usaha - pihak ketiga 16.202.785 4 3.169.453 Trade receivables - third parties Piutang lain-lain Other receivables Pihak hubungan istimewa 13.943.546 2p,21a 20.780.912 Related party Pihak ketiga 54.184.155 2s,25c,31 6.684.109 Third parties Persediaan - bersih 135.859.266 2e,5 120.305.891 Inventories - net Pajak Pertambahan Nilai - Masukan 3.997.955 4.484.476 Value Added Tax - In Biaya dibayar di muka, uang muka Prepayments, advances and dan aset lancar lainnya 4.037.810 5.525.763 other current assets
JUMLAH ASET LANCAR 615.541.739 803.628.697 TOTAL CURRENT ASSETS
ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS Aset pajak tangguhan - bersih 9.292.220 2l,11e 6.434.043 Deferred tax assets - net Uang muka (pembiayaan bank) proyek Advances (bank financing) perkebunan Plasma - bersih 66.616.556 2h,6,25a 38.579.032 for Plasma plantations - net Tanaman perkebunan 2f,13 Plantation assets Tanaman menghasilkan Mature plantations (net of (setelah dikurangi akumulasi amortisasi accumulated amortization of Rp219.113.352 tahun 2009 dan Rp219,113,352 in 2009 and Rp177.658.646 tahun 2008) 450.611.542 7a 477.704.536 Rp177,658,646 in 2008) Tanaman belum menghasilkan 355.850.727 7b 256.664.173 Immature plantations Aset tetap Fixed assets (net of (setelah dikurangi akumulasi penyusutan accumulated depreciation dan penurunan nilai aset tetap and impairment of fixed assets of Rp351.375.470 tahun 2009 dan Rp351,375,470 in 2009 and Rp313.932.201 tahun 2008) 590.903.118 2g,8,13 485.896.360 Rp313,932,201 in 2008) Beban tangguhan hak atas tanah Deferred landright cost (setelah dikurangi akumulasi amortisasi (net of accumulated amortization Rp2.920.691 tahun 2009 dan of Rp2,920,691 in 2009 and Rp2.362.689 tahun 2008) 28.207.708 2j 25.750.170 Rp2,362,689 in 2008) Goodwill 3.707.240 2b 5.560.715 Goodwill Beban ditangguhkan Deferred charges (setelah dikurangi akumulasi amortisasi (net of accumulated amortization Rp207.464 tahun 2009 dan of Rp207,464 in 2009 and Rp750.000 tahun 2008) 2.792.536 2k 2.250.000 Rp750,000 in 2008) Bibitan 18.934.880 2i 28.202.152 Nursery Simpanan jaminan 5.285.000 3,25a 10.547.500 Guarantee deposits Taksiran tagihan pajak penghasilan 63.584.641 11c 13.756.870 Estimated claims for tax refund Uang muka investasi 48.731.583 31 - Advance for investment Aset tidak lancar lainnya 1.738.749 1.189.765 Other non-current assets
JUMLAH ASET TIDAK LANCAR 1.646.256.500 1.352.535.316 TOTAL NON-CURRENT ASSETS
JUMLAH ASET 2.261.798.239 2.156.164.013 TOTAL ASSETS
LAPORAN TAHUNAN 2009 97

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
secara keseluruhan.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
2
PT SAMPOERNA AGRO TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED BALANCE SHEETS (continued) December 31, 2009 and 2008
(Expressed in thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ 2009 Notes 2008
LIABILITIES AND KEWAJIBAN DAN EKUITAS SHAREHOLDERS’ EQUITY
KEWAJIBAN LANCAR CURRENT LIABILITIES Hutang usaha - pihak ketiga 109.923.475 9 202.137.810 Trade payables - third parties Uang muka penjualan 32.819.370 10 19.822.511 Sales advances Hutang pajak 38.820.273 11a 107.260.520 Taxes payable Biaya masih harus dibayar 18.449.518 12 16.527.433 Accrued expenses Hutang lain-lain Other payables Pihak hubungan istimewa 10.635.843 2p,21b 6.187.600 Related parties Hutang bank jatuh tempo Current maturity of dalam satu tahun 25.000.000 13 2.108.333 bank loan
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR 235.648.479 354.044.207 TOTAL CURRENT LIABILITIES
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR LONG-TERM LIABILITIES Hutang bank - setelah dikurangi bagian jatuh tempo Bank loan - net of current dalam satu tahun 219.000.000 13 214.891.667 maturity Provision for employees’ service Penyisihan imbalan kerja karyawan 14.335.818 2m,14 8.009.248 entitlements Kewajiban pajak tangguhan - bersih 5.982.788 2l,11e 1.043.329 Deferred tax liabilities - net
JUMLAH KEWAJIBAN TOTAL LONG-TERM TIDAK LANCAR 239.318.606 223.944.244 LIABILITIES
JUMLAH KEWAJIBAN 474.967.085 577.988.451 TOTAL LIABILITIES
HAK MINORITAS ATAS ASET MINORITY INTERESTS IN NET BERSIH ANAK PERUSAHAAN 21.250.563 2b,22a 25.211.910 ASSETS OF SUBSIDIARIES
EKUITAS SHAREHOLDERS’ EQUITY Modal saham Share capital Modal dasar - 5.500.000.000 saham Authorized - 5,500,000,000 shares nilai nominal Rp200 (nilai penuh) at par value per share of Rp200 per saham (full amount) Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.890.000.000 saham Issued and fully paid - pada tahun 2009 dan 1,890,000,000 shares in 2009 1.814.432.500 saham pada and 1,814,432,500 shares tahun 2008 378.000.000 15 378.000.000 in 2008 Tambahan modal disetor 952.757.463 15,16 931.582.638 Additional paid-in capital Modal saham yang dibeli kembali Treasury stock (75.567.500 saham) - 2n,15 (78.574.275) (75,567,500 shares) Difference arising from Selisih nilai transaksi restrukturisasi restructuring transactions among entitas sepengendali (271.526.534) 2b,27 (275.971.501) entities under common control Selisih transaksi perubahan ekuitas Difference due to changes Anak perusahaan 403.752 2b - in Subsidiaries’ equity Selisih kurs karena penjabaran Exchange difference due to laporan keuangan - 2a 3.647.088 financial statement translations Saldo laba Retained earnings Telah ditentukan penggunaannya 19.994.710 13.994.710 Appropriated Belum ditentukan penggunaannya 685.951.200 580.284.992 Unappropriated
JUMLAH EKUITAS BERSIH 1.765.580.591 1.552.963.652 NET SHAREHOLDERS’ EQUITY
JUMLAH KEWAJIBAN TOTAL LIABILITIES AND DAN EKUITAS 2.261.798.239 2.156.164.013 SHAREHOLDERS’ EQUITY
ANNUAL REPORT 200998

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
secara keseluruhan.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
3
PT SAMPOERNA AGRO TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated) Catatan/ 2009 Notes 2008
PENJUALAN 1.815.557.167 2o,17 2.288.143.121 SALES BEBAN POKOK PENJUALAN 1.216.130.626 2o,18,29 1.512.477.229 COST OF SALES
LABA KOTOR 599.426.541 775.665.892 GROSS MARGIN BEBAN USAHA 139.389.407 2o,19,29 164.209.981 OPERATING EXPENSES
LABA USAHA 460.037.134 611.455.911 OPERATING INCOME
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN 2o OTHER INCOME (EXPENSES) Pendapatan bunga 23.476.461 20 42.002.249 Interest income Interest expenses and other Beban bunga dan keuangan lainnya (27.899.226) (24.465.833) financing charges Rugi selisih kurs - bersih (20.277.486) 2c (7.630.477) Loss on foreign exchange - net Amortisasi goodwill (1.853.571) 2b (1.853.571) Goodwill amortization Laba (rugi) penjualan aset tetap (1.029.590) 2g,8 1.671.141 Gain (loss) on sale of fixed assets Lain-lain - bersih (23.095.348) 10.582.385 Others - net
Penghasilan (beban) lain-lain - bersih (50.678.760) 20.305.894 Other income (expenses) - net
LABA SEBELUM BEBAN INCOME BEFORE CORPORATE PAJAK PENGHASILAN BADAN 409.358.374 631.761.805 INCOME TAX EXPENSE
BEBAN PAJAK CORPORATE INCOME PENGHASILAN BADAN 2l,11b TAX EXPENSE Tahun berjalan (121.053.273) (182.862.039) Current Tangguhan (2.081.282) (2.931.340) Deferred
JUMLAH BEBAN PAJAK TOTAL CORPORATE PENGHASILAN BADAN (123.134.555) (185.793.379) INCOME TAX EXPENSE
LABA SEBELUM HAK MINORITAS INCOME BEFORE MINORITY ATAS LABA BERSIH INTERESTS IN NET INCOME ANAK PERUSAHAAN 286.223.819 445.968.426 OF SUBSIDIARIES HAK MINORITAS ATAS LABA MINORITY INTERESTS IN NET BERSIH ANAK PERUSAHAAN (4.457.611) 2b,22b (6.452.170) INCOME OF SUBSIDIARIES
LABA BERSIH 281.766.208 439.516.256 NET INCOME
LABA BERSIH PER BASIC NET EARNINGS SAHAM DASAR (nilai penuh) 151 2r 236 PER SHARE (full amount)
LAPORAN TAHUNAN 2009 99

The
orig
inal
con
solid
ated
fina
ncia
l sta
tem
ents
incl
uded
her
ein
are
in In
done
sian
lang
uage
.
Cat
atan
ata
s la
pora
n ke
uang
an k
onso
lidas
i ter
lam
pir m
erup
akan
bag
ian
yang
tida
k te
rpis
ahka
n da
ri la
pora
n ke
uang
an k
onso
lidas
i sec
ara
kese
luru
han.
The
acco
mpa
nyin
g no
tes
form
an
inte
gral
par
t of t
hese
con
solid
ated
fina
ncia
l sta
tem
ents
.
4
PT S
AMPO
ERN
A AG
RO
TB
K
DAN
AN
AK P
ERU
SAH
AAN
LA
POR
AN P
ERU
BAH
AN E
KU
ITAS
KO
NSO
LID
ASI
Tahu
n ya
ng B
erak
hir p
ada
Tang
gal-t
angg
al
31 D
esem
ber 2
009
dan
2008
(D
isaj
ikan
dal
am ri
buan
Rup
iah,
ke
cual
i din
yata
kan
lain
)
PT
SA
MPO
ERN
A A
GR
O T
BK
A
ND
SU
BSI
DIA
RIE
S C
ON
SOLI
DA
TED
STA
TEM
ENTS
OF
CH
AN
GES
IN S
HA
REH
OLD
ERS’
EQ
UIT
Y Ye
ars
Ende
d
Dec
embe
r 31,
200
9 an
d 20
08
(Exp
ress
ed in
thou
sand
s of
Rup
iah,
un
less
oth
erw
ise
stat
ed)
Selis
ih n
ilai
tran
saks
i
Se
lisih
res
truk
turis
asi
kur
s ka
rena
en
titas
p
enja
bara
n
s
epen
gend
ali/
lapo
ran
M
odal
sah
am
M
odal
D
iffer
ence
Selis
ih
ke
uang
an/
di
tem
patk
an
Tam
baha
n
saha
m
aris
ing
from
peni
laia
n
Ex
chan
ge
Sa
ldo
laba
/Ret
aine
d ea
rnin
gs
dan
dise
tor
mod
al
yang
re
stru
ctur
ing
kem
bali
diffe
renc
e
pe
nuh/
di
seto
r/
di
beli
tr
ansa
ctio
ns
as
et te
tap/
due
to
Te
lah
B
elum
Issu
ed a
nd
Add
ition
al
k
emba
li/
am
ong
Fixe
d as
set
fin
anci
al
di
tent
ukan
dite
ntuk
an
Cat
atan
/
fully
pai
d
pa
id-in
Tre
asur
y
ent
ities
und
er
rev
alua
tion
st
atem
ent
pen
ggun
aann
ya/ p
engg
unaa
nnya
/
Ber
sih/
Not
es
shar
e ca
pita
l
ca
pita
l
st
ock
co
mm
on c
ontr
ol
incr
emen
t t
rans
latio
ns
A
ppro
pria
ted
Una
ppro
pria
ted
N
et
Bal
ance
as
of
Sald
o ta
ngga
l 1 J
anua
ri 20
08
378.
000.
000
93
1.58
2.63
8
-
(275
.971
.501
) 75
.746
73
5.06
6
-
436.
817.
700
1.47
1.23
9.64
9
Janu
ary
1, 2
008
Mod
al s
aham
yan
g di
beli
kem
bali
15
-
- (7
8.57
4.27
5)
-
-
-
-
-
(78.
574.
275)
Tr
easu
ry s
tock
Rev
ersa
l of f
ixed
ass
et
Pem
balik
an s
elis
ih p
enila
ian
kem
bali
reva
luat
ion
incr
emen
t
aset
teta
p ak
ibat
pen
erap
an
due
to a
dopt
ion
of P
SA
K
PS
AK
No.
16
(Rev
isi 2
007)
8
-
-
-
-
(75.
746)
-
-
75
.746
-
No.
16
(Rev
isio
n 20
07)
Sel
isih
kur
s ka
rena
E
xcha
nge
diffe
renc
e du
e to
penj
abar
an la
pora
n
fin
anci
al s
tate
men
t
ke
uang
an
2a
-
-
-
-
- 2.
912.
022
-
-
2.
912.
022
tra
nsla
tions
A
ppro
pria
tion
to
Pen
yisi
han
cada
ngan
waj
ib
23
-
-
-
-
- -
13
.994
.710
(1
3.99
4.71
0)
-
stat
utor
y re
serv
e
Don
atio
n al
loca
ted
S
umba
ngan
yan
g di
salu
rkan
kep
ada
for P
uter
a S
ampo
erna
Yaya
san
Put
era
Sam
poer
na
21b
-
-
-
-
- -
-
(4
.300
.000
) (4
.300
.000
) Fo
unda
tion
Pem
bagi
an d
ivid
en
24
-
-
-
-
- -
-
(2
77.8
30.0
00)
(277
.830
.000
) D
ivid
end
dist
ribut
ion
Laba
ber
sih
tahu
n 20
08
-
-
-
-
-
-
-
439.
516.
256
43
9.51
6.25
6
Net
inco
me
for 2
008
Bal
ance
as
of
Sald
o ta
ngga
l 31
Des
embe
r 200
8
37
8.00
0.00
0
931.
582.
638
(78.
574.
275)
(275
.971
.501
) -
3.64
7.08
8
13.9
94.7
10
580.
284.
992
1.55
2.96
3.65
2
Dec
embe
r 31,
200
8
ANNUAL REPORT 2009100

The
orig
inal
con
solid
ated
fina
ncia
l sta
tem
ents
incl
uded
her
ein
are
in In
done
sian
lang
uage
.
Cat
atan
ata
s la
pora
n ke
uang
an k
onso
lidas
i ter
lam
pir m
erup
akan
bag
ian
yang
tida
k te
rpis
ahka
n da
ri la
pora
n ke
uang
an k
onso
lidas
i sec
ara
kese
luru
han.
The
acco
mpa
nyin
g no
tes
form
an
inte
gral
par
t of t
hese
con
solid
ated
fina
ncia
l sta
tem
ents
.
5
PT S
AMPO
ERN
A AG
RO
TB
K
DAN
AN
AK P
ERU
SAH
AAN
LA
POR
AN P
ERU
BAH
AN E
KU
ITAS
KO
NSO
LID
ASI (
lanj
utan
) Ta
hun
yang
Ber
akhi
r pad
a Ta
ngga
l-tan
ggal
31
Des
embe
r 200
9 da
n 20
08
(Dis
ajik
an d
alam
ribu
an R
upia
h,
kecu
ali d
inya
taka
n la
in)
PT
SA
MPO
ERN
A A
GR
O T
BK
A
ND
SU
BSI
DIA
RIE
S C
ON
SOLI
DA
TED
STA
TEM
ENTS
OF
CH
AN
GES
IN S
HA
REH
OLD
ERS’
EQ
UIT
Y (c
ontin
ued)
Ye
ars
Ende
d D
ecem
ber 3
1, 2
009
and
2008
(E
xpre
ssed
in th
ousa
nds
of R
upia
h,
unle
ss o
ther
wis
e st
ated
)
Selis
ih n
ilai
tran
saks
i
Se
lisih
res
truk
turis
asi
Se
lisih
k
urs
kare
na
entit
as
tr
ansa
ksi
pen
jaba
ran
sep
enge
ndal
i/
per
ubah
an
la
pora
n
Mod
al s
aham
Mod
al
Diff
eren
ce
ek
uita
s A
nak
keu
anga
n/
di
tem
patk
an
Tam
baha
n
saha
m
aris
ing
from
peru
saha
an/
Exc
hang
e
Sald
o la
ba/R
etai
ned
earn
ings
da
n di
seto
r
m
odal
ya
ng
rest
ruct
urin
g
D
iffer
ence
diffe
renc
e
pe
nuh/
di
seto
r/
di
beli
tr
ansa
ctio
ns
du
e to
due
to
Te
lah
B
elum
Issu
ed a
nd
Add
ition
al
k
emba
li/
am
ong
chan
ges
in
fin
anci
al
di
tent
ukan
dite
ntuk
an
Cat
atan
/
fully
pai
d
pa
id-in
Tre
asur
y
ent
ities
und
er
Sub
sidi
arie
s’
sta
tem
ent
pen
ggun
aann
ya/ p
engg
unaa
nnya
/
Ber
sih/
Not
es
shar
e ca
pita
l
ca
pita
l
st
ock
co
mm
on c
ontr
ol
equi
ty
tra
nsla
tions
App
ropr
iate
d U
napp
ropr
iate
d
Net
B
alan
ce a
s of
Sa
ldo
tang
gal
1 Ja
nuar
i 200
9
37
8.00
0.00
0
931.
582.
638
(78.
574.
275)
(275
.971
.501
) -
3.64
7.08
8
13.9
94.7
10
580.
284.
992
1.55
2.96
3.65
2
Janu
ary
1, 2
009
P
enju
alan
mod
al s
aham
yan
g
di
beli
kem
bali
15
-
21.1
74.8
25
78.
574.
275
-
-
-
-
-
99.7
49.1
00
Res
ale
of tr
easu
ry s
tock
A
djus
tmen
t on
diffe
renc
e
aris
ing
from
rest
ruct
urin
g
Pen
yesu
aian
sel
isih
nila
i tra
nsak
si
trans
actio
ns
re
stru
ktur
isas
i ent
itas
am
ong
entit
ies
unde
r
sepe
ngen
dali
akib
at li
kuid
asi
com
mon
con
trol d
ue to
A
nak
peru
saha
an
27
-
-
-
4.67
6.45
7
- -
-
-
4.
676.
457
liqui
datio
n of
Sub
sidi
ary
P
enuk
aran
seb
agia
n E
xcha
ngea
ble
Par
tial c
onve
rsio
n of
the
Lo
an d
enga
n sa
ham
di
Exc
hang
eabl
e Lo
an in
to
S
unga
i Ran
git
27
-
-
-
(231
.490
)
- -
-
-
(2
31.4
90)
shar
es in
Sun
gai R
angi
t
Sel
isih
tran
saks
i per
ubah
an e
kuita
s
D
iffer
ence
due
to c
hang
es
A
nak
peru
saha
an
-
-
-
-
40
3.75
2 -
-
-
40
3.75
2
in S
ubsi
diar
ies’
equ
ity
R
ever
sal o
f exc
hang
e
diffe
renc
e du
e to
P
emba
likan
sel
isih
kur
s ka
rena
liq
uida
tion
of P
alm
a
likui
dasi
Pal
ma
Agr
o 2a
-
-
-
-
- (3
.647
.088
)
-
-
(3.6
47.0
88)
A
gro
App
ropr
iatio
n fo
r P
enyi
siha
n ca
dang
an w
ajib
23
-
-
-
-
-
-
6.00
0.00
0
(6.0
00.0
00)
-
stat
utor
y re
serv
es
Pem
bagi
an d
ivid
en
24
-
-
-
-
- -
-
(1
70.1
00.0
00)
(170
.100
.000
) D
ivid
end
dist
ribut
ion
Laba
ber
sih
tahu
n 20
09
-
-
-
-
-
-
-
281.
766.
208
28
1.76
6.20
8
Net
inco
me
for 2
009
Bal
ance
as
of
Sald
o ta
ngga
l 31
Des
embe
r 200
9
37
8.00
0.00
0
952.
757.
463
-
(2
71.5
26.5
34)
40
3.75
2 -
19
.994
.710
68
5.95
1.20
0 1.
765.
580.
591
D
ecem
ber 3
1, 2
009
LAPORAN TAHUNAN 2009 101

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
secara keseluruhan.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
6
PT SAMPOERNA AGRO TBK DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated) Catatan/ 2009 Notes 2008
ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM AKTIVITAS OPERASI OPERATING ACTIVITIES Penerimaan kas dari pelanggan 2.288.106.648 2.301.235.736 Cash received from customers Pembayaran kas kepada pemasok, Cash paid to suppliers, employees, karyawan, beban usaha operating expenses dan lain-lain (1.871.889.046) (1.507.164.690) and others
Kas yang diperoleh dari operasi 416.217.602 794.071.046 Cash generated from operations Pembayaran pajak penghasilan badan - bersih (232.167.014) (159.448.658) Corporate income tax paid - net
Kas bersih yang diperoleh Net cash provided by operating dari aktivitas operasi 184.050.588 634.622.388 activities
ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM AKTIVITAS INVESTASI INVESTING ACTIVITIES Penerimaan pendapatan bunga 25.198.501 41.307.634 Interest income received Penerimaan dana konversi Plasma Proceeds for Plasma conversion dari bank 1.771.791 6 27.322.101 fund from bank Hasil penjualan aset tetap 527.627 8 2.541.260 Proceeds from sale of fixed assets Perolehan aset tetap (158.233.304) 8 (108.024.938) Acquisitions of fixed assets Pinjaman kepada pihak ketiga dan Loan made to third party and uang muka investasi (110.703.600) 31 - advance for investment Penambahan tanaman belum Additions to immature menghasilkan dan bibitan (104.280.994) (198.099.233) plantation assets and nursery Penambahan uang muka untuk Additions to advances for perkebunan Plasma (31.168.149) 6 (3.748.131) Plasma plantations Kenaikan beban tangguhan hak atas Increase in deferred tanah (3.015.540) (2.664.412) landright cost Penerimaan pembayaran uang muka Payments received from Plasma Plasma - 6 876.880 participants
Kas bersih yang digunakan Net cash used in investing untuk aktivitas investasi (379.903.668) (240.488.839) activities
ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM AKTIVITAS PENDANAAN FINANCING ACTIVITIES Perolehan hutang bank 570.000.000 - Proceeds from bank loan Hasil penjualan (pembayaran untuk) Proceed from resale (purchase) modal saham yang dibeli kembali 99.749.100 15 (78.574.275) of treasury stock Pencairan simpanan jaminan 5.262.500 5.700.000 Refund of guarantee deposits Additional capital contribution Penerimaan modal saham Anak at Subsidiary made by minority perusahaan dari minoritas 11.788 - interests Pembayaran hutang bank (543.000.000) - Payment of bank loan Pembayaran dividen kepada pemegang saham (170.100.000) 24 (277.830.000) Dividends paid to shareholders Pembayaran biaya bunga (29.217.788) (24.092.500) Interest expense paid Pembayaran dividen oleh Anak Dividends paid by Subsidiaries perusahaan kepada hak minoritas (3.500.000) (2.968.515) to minority interests Penurunan saldo antar Decrease in perusahaan 11.285.609 167.621.601 intercompany balances
Kas bersih yang digunakan Net cash used in financing untuk aktivitas pendanaan (59.508.791) (210.143.689) activities
ANNUAL REPORT 2009102

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
secara keseluruhan.
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
7
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (lanjutan)
Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008
(Disajikan dalam ribuan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS (continued)
Years Ended December 31, 2009 and 2008
(Expressed in thousands of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ 2009 Notes 2008 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH NET INCREASE (DECREASE) IN KAS DAN SETARA KAS (255.361.871) 183.989.860 CASH AND CASH EQUIVALENTS KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AWAL TAHUN 642.678.093 458.688.233 AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AKHIR TAHUN 387.316.222 3 642.678.093 AT END OF YEAR
LAPORAN TAHUNAN 2009 103

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
8
1. UMUM 1. GENERAL
a. Pendirian Perusahaan a. The Company’s Establishment
PT Sampoerna Agro Tbk (“Perusahaan”) adalah perseroan terbatas yang didirikan di Indonesia berdasarkan Akta Notaris Tina Chandra Gerung, S.H., No. 8 tanggal 7 Juni 1993 dengan nama PT Selapan Jaya. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-1840.HT.01.01.TH.94 tanggal 4 Februari 1994, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 60, Tambahan No. 4842 tanggal 29 Juli 1994.
PT Sampoerna Agro Tbk (“the Company”) is a limited liability company established in Indonesia on June 7, 1993, based on Notarial Deed No. 8 of Tina Chandra Gerung, S.H. under the name of PT Selapan Jaya. The Articles of Association were approved by the Ministry of Justice under letter No. C2-1840.HT.01.01.TH.94 dated February 4, 1994, and published in the State Gazette No. 60, Supplement No. 4842 dated July 29, 1994.
Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir dalam Akta Notaris Sutjipto, S.H., M.Kn. No. 265 tanggal 27 Juni 2008 mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan dengan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan penyusunan kembali seluruh Anggaran Dasar Perusahaan. Perubahan Anggaran Dasar ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. AHU-76222.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 21 Oktober 2008.
The Company’s Articles of Association has been amended from time to time.The latest amendment under Notarial Deed of Sutjipto, S.H., M.Kn. No. 265 dated June 27, 2008 concerning the amendment to the Articles of Association of the Company in compliance with Law No. 40 Year 2007 on Limited Liability Companies and recodification of the entire provisions of the Articles of Association of the Company. The amendment Articles of Association was approved by the Ministry of Law and Human Rights under Letter No. AHU-76222.AH.01.02.Tahun 2008 dated October 21, 2008.
Perusahaan dan Anak perusahaan bergerak di bidang usaha perkebunan kelapa sawit dan karet, pabrik minyak kelapa sawit, pabrik minyak inti sawit, produksi benih kelapa sawit dan lainnya, yang berlokasi di Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Disamping mengelola perkebunannya sendiri, Perusahaan dan Anak perusahaan tertentu juga mengembangkan perkebunan plasma dan membina kerjasama dengan petani plasma.
The Company and Subsidiaries are engaged in the oil palm and rubber plantations, palm oil mill, kernel crushing plant, germinated seeds production and others, that are located in South Sumatera, West Kalimantan and Central Kalimantan. In addition to the development of its own plantations, the Company and certain Subsidiaries have been developing plasma plantations and managing cooperative with local smallholders.
Sertifikat Hak Guna Usaha yang dimiliki oleh Perusahaan dan Anak perusahaan adalah 56.497 hektar tanaman Inti yang akan jatuh tempo pada beberapa tanggal mulai tahun 2037 sampai dengan tahun 2097.
The landright certificate (“Hak Guna Usaha”) currently owned by the Company and Subsidiaries for an area representing 56,497 hectares of Inti plantations will expire in various dates in 2037 up to 2097.
Pada tanggal 31 Desember 2009, luas areal dalam bentuk izin lokasi dan hak guna usaha yang dimiliki oleh Perusahaan dan Anak perusahaan adalah seluas 178.770,5 hektar. Pabrik pengolahan Perusahaan dan Anak perusahaan berkapasitas produksi 395 ton tandan buah segar per jam dan 150 ton inti sawit per hari (tidak diaudit).
On December 31, 2009, the Company and Subsidiaries’ own location permits and landrights covering a total area of 178,770.5 hectares. Milling capacity of Company and Subsidiaries is 395 tonnes of fresh fruit bunches per hour and 150 tonnes of palm kernel per day (unaudited).
ANNUAL REPORT 2009104

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
9
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)
a. Pendirian Perusahaan (lanjutan) a. The Company’s Establishment (continued)
Perusahaan beroperasi secara komersial sejak bulan November 1998 dengan kantor pusatnya berlokasi di Jalan Basuki Rahmat No. 788, Palembang, Sumatera Selatan.
The Company commenced its commercial operations in November 1998 with its head office located at Jalan Basuki Rahmat No. 788, Palembang, South Sumatera.
b. Penawaran Umum Saham Perusahaan b. Public Offering of the Company’s Shares
Pada tanggal 7 Juni 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) untuk melakukan penawaran umum perdana atas sahamnya (“IPO”) berdasarkan surat BAPEPAM-LK No. S-2707/BL/2007. Pada tanggal 18 Juni 2007, saham Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta).
On June 7, 2007, the Company received the effective statement from the Chairman of the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (“BAPEPAM-LK”) to execute Initial Public Offering (“IPO”) based on the BAPEPAM-LK’s letter No. S-2707/BL/ 2007. On June 18, 2007, the Company’s shares were listed on the Indonesia Stock Exchange (formerly Jakarta Stock Exchange).
c. Anak Perusahaan c. Subsidiaries
Pada tanggal 12 Januari 2009, Perusahaan melakukan penempatan modal sejumlah Rp10.939.050 yang mencerminkan kepemilikan 99,9% sehubungan dengan pembentukan perusahaan baru, PT Sampoerna Bio Fuels. Pada tanggal 5 Februari 2009, jumlah tersebut telah disetor penuh oleh Perusahaan.
On January 12, 2009, the Company has subscribed share capital amounting to Rp10,939,050 representing 99.9% ownership in connection with the establishment of a new company, PT Sampoerna Bio Fuels. On February 5, 2009, the subscribed amount has been fully paid by the Company.
Pada tanggal 17 Desember 2008, PT Usaha Agro Indonesia dan PT Pertiwi Lenggara Agromas, Anak perusahaan melakukan penempatan modal masing-masing sejumlah Rp990.000 dan Rp10.000 yang mencerminkan kepemilikan 99% dan 1% sehubungan dengan pembentukan perusahaan baru PT Lanang Agro Bersatu. Pada tanggal 9 Februari 2009, jumlah tersebut telah disetor penuh oleh Anak perusahaan.
On December 17, 2008, PT Usaha Agro Indonesia and PT Pertiwi Lenggara Agromas, Subsidiaries, have subscribed share capital amounting to Rp990,000 and Rp10,000, representing 99% and 1% ownership in connection with the establishment of a new company, PT Lanang Agro Bersatu. On February 9, 2009, the subscribed amounts have been fully paid by the Subsidiaries.
LAPORAN TAHUNAN 2009 105

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
10
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued) c. Anak Perusahaan (lanjutan) c. Subsidiaries (continued)
Investasi Perusahaan pada Anak perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The Company’s investment in Subsidiaries as of December 31, 2009 and 2008, consists of the following:
Jumlah Aset Mulai Sebelum Eliminasi Beroperasi Persentase (dalam Jutaan)/ Secara Kepemilikan/ Total Assets Komersial/ Percentage Before Elimination Kegiatan Usaha/ Commencement of Ownership Interest (in Million) Nama Anak Perusahaan/ Domisili/ Nature of Business of Commercial Name of Subsidiaries Domicile Activities Operations 2009 2008 2009 2008 Perkebunan dan pabrik kelapa sawit/ PT Telaga Hikmah Oil palm plantations (“Telaga Hikmah”) Palembang and palm oil mill 1998 99,45% 99,45% 313.275 286.283 Perkebunan kelapa sawit, karet dan pabrik kelapa sawit/ PT Aek Tarum Oil palm, rubber plantations (“Aek Tarum”) Palembang and palm oil mill 1992 99,00% 99,00% 152.400 176.538 Perkebunan dan pabrik PT Gunung Tua Abadi kelapa sawit/ (“Gunung Tua Oil palm plantations Abadi”) Palembang and palm oil mill 1999 99,86% 99,86% 181.708 164.929
Perkebunan dan pabrik PT Mutiara Bunda Jaya kelapa sawit dan inti sawit/ (“Mutiara Bunda Oil palm plantations, palm oil Jaya”) Palembang mill and kernel crushing plant 2001 99,38% 99,01% 256.707 198.337 Perkebunan dan produksi benih kelapa sawit/ Oil palm plantations PT Binasawit Makmur and germinated seed (“Binasawit Makmur”) Palembang production 1999 99,00% 99,00% 68.156 99.220 PT Sawit Selatan Perkebunan kelapa sawit/ (“Sawit Selatan”)* Palembang Oil palm plantations - 99,69% 99,69% 21.676 23.598 PT Sungai Menang Perkebunan kelapa sawit/ (“Sungai Menang”)* Palembang Oil palm plantations - 99,91% 99,91% 2.131 2.149 PT Tania Binatama Perkebunan kelapa sawit/ (“Tania Binatama”)* Palembang Oil palm plantations - 99,67% 99,50% 1.507 1.143 PT Selatan Jaya Permai (“Selatan Jaya Perkebunan kelapa sawit/ Permai”)* Palembang Oil palm plantations - 99,91% 99,85% 2.119 1.236 PT Usaha Agro Indonesia (“Usaha Agro Perkebunan kelapa sawit/ Indonesia”)* Kalimantan Oil palm plantations - 99,99% 99,99% 140.954 63.490 PT Pertiwi Lenggara Agromas (“Pertiwi Lenggara Perkebunan kelapa sawit/ Agromas”)* Kalimantan Oil palm plantations - 99,99% 99,99% 10.314 11.314 Perusahaan holding dan Republik/ jasa manajemen/ Palma Agro Limited, Republic Holding company and (“Palma Agro”)*** Seychelles management services - - 100,00% - 664.776 Perkebunan dan pabrik kelapa sawit/ PT Sungai Rangit Oil palm plantations (“Sungai Rangit”)** Kalimantan and palm oil mill 1997 95,00% 93,60% 636.752 632.822 Konsultasi bisnis dan PT Sampoerna Bio Fuels manajemen biofuel/ (“Sampoerna Bio Business consultation and Fuels”)* Jakarta management in biofuel - 99,99% - 102.561 - PT Lanang Agro Bersatu (“Lanang Agro Perkebunan kelapa sawit/ Bersatu”)**** Jakarta Oil palm plantations - 99,90% - 803 -
*) Perusahaan masih dalam tahap pengembangan **) Pada tahun 2008, Sungai Rangit dimiliki secara
langsung oleh Palma Agro ***) Pada tahun 2009, Palma Agro telah dilikuidasi dan
dibubarkan ****) Dimiliki 99% dan 1% oleh Usaha Agro Indonesia dan
Pertiwi Lenggara Agromas dan masih dalam tahap pengembangan
*) Company still in development stage **) In 2008, Sungai Rangit was owned directly by Palma
Agro ***) In 2009, Palma Agro was liquidated and disolved
****) Owned 99% and 1% by Usaha Agro Indonesia and Pertiwi Lenggara Agromas, respectively and still in development stage
ANNUAL REPORT 2009106

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
11
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued) c. Anak Perusahaan (lanjutan) c. Subsidiaries (continued)
Pada tanggal 4 Juni 2008, Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan telah menyetujui untuk melakukan restrukturisasi internal dengan melikuidasi Palma Agro Limited, Anak perusahaan, sehingga Perusahaan akan memiliki kepemilikan saham secara langsung pada Sungai Rangit, Anak perusahaan Palma Agro, sebesar 93,6% dan Exchangeable Loan yang dapat ditukarkan dengan 6,4% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan oleh Sungai Rangit yang saat ini dimiliki oleh PT Sampoerna Bio Energi (Sampoerna Bio Energi), pihak hubungan istimewa.
On June 4, 2008, the Company’s Directors and Board of Commissioners agreed for an internal restructuring and liquidation of Palma Agro Limited, a Subsidiary, such that the Company will directly own 93.6% shares in Sungai Rangit, a Subsidiary of Palma Agro and Exchangeable Loan which can be converted with 6.4% shares ownership in Sungai Rangit currently held by PT Sampoerna Bio Energi (Sampoerna Bio Energi), a related party.
Sebagai bagian dari tahapan proses likuidasi Palma Agro, pada tanggal 27 Maret 2009, Palma Agro telah mengalihkan saham yang dimilikinya di Sungai Rangit yang mewakili 93,6% saham yang telah dikeluarkan oleh Sungai Rangit kepada Perusahaan, sebagai akibat dari pembubaran dan likuidasi Palma Agro.
As part of the Palma Agro’s liquidation process, on March 27, 2009, Palma Agro transferred its ownership in Sungai Rangit, representing 93.6% shares of Sungai Rangit, to the Company, as a result of liquidation of Palma Agro.
Setelah dialihkannya piutang Exchangeable Loan oleh Palma Agro kepada Perusahaan, pada tanggal 27 Maret 2009, Perusahaan dan Sampoerna Bio Energi telah menyetujui penukaran sebagian Exchangeable Loan sebesar US$413.961 dengan 1,4% saham Sungai Rangit yang dimiliki oleh Sampoerna Bio Energi. Sehingga sejak tanggal 27 Maret 2009, Perusahaan secara langsung memiliki 95% saham Sungai Rangit.
Subsequent to the transfer of the Exchangeable Loan from Palma Agro to the Company, on March 27, 2009, the Company and Sampoerna Bio Energi agreed to convert part of the Exchangeable Loan amounting to US$413,961 into 1.4% shares in Sungai Rangit which owned by Sampoerna Bio Energi. Thus, since March 27, 2009, the Company directly owned 95% shares in Sungai Rangit.
Pada tanggal 2 Oktober 2009, proses likuidasi Palma Agro secara formal telah diselesaikan dengan bubarnya Palma Agro berdasarkan hukum negara Republik Seychelles.
On October 2, 2009, Palma Agro’s legal liquidation process was completed with the dissolution of Palma Agro in accordance with the laws of the Republic of Seychelles.
Perusahaan dan Anak perusahaan untuk selanjutnya disingkat menjadi “Grup”.
The Company and Subsidiaries are collectively referred herein as the “Group”.
d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan d. Boards of Commissioners, Directors, and Employees
Susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The members of the Company’s boards of commissioners and directors as of December 31, 2009 and 2008 are as follows:
Dewan Komisaris Board of Commissioners Komisaris Utama : Michael Sampoerna : President Commissioner Komisaris : Mak Ping On : Commissioner Komisaris : Sugiarta Gandasaputra : Commissioner Komisaris Independen : Phang Cheow Hock : Independent Commissioner Komisaris Independen : Arief Tarunakarya Surowidjojo : Independent Commissioner
LAPORAN TAHUNAN 2009 107

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
12
1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)
d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan)
e. Boards of Commissioners, Directors, and Employees (continued)
Susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: (lanjutan)
The members of the Company’s boards of commissioners and directors as of December 31, 2009 and 2008 are as follows: (continued)
Direksi Directors Direktur Utama : Ekadharmajanto Kasih : President Director Direktur : Yasin Chandra : Director Direktur : Jaffesjah Chandra : Director Direktur : Chang Poh Sang : Director Direktur : Sie Eddy Kurniawan : Director
Susunan Komite Audit pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The members of the Audit Committee as of December 31, 2009 and 2008 are as follows:
Ketua/Chairman - Arief Tarunakarya Surowidjojo Anggota/Member - Amien Subekti Anggota/Member - Tjandra Bachtiar
Pembentukan Komite Audit Perusahaan telah dilakukan sesuai dengan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.5.
The establishment of the Company’s Audit Committee has complied with BAPEPAM-LK Rule No.IX.I.5.
Kompensasi bersih yang dibayarkan kepada
komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebesar Rp17.683.309 pada tahun 2009.
The net amounts of compensation paid to the Company’s commissioners and directors totaled to Rp17,683,309 in 2009.
Kompensasi bersih yang dibayarkan kepada
komisaris dan direksi Perusahaan, termasuk pembayaran pensiun adalah sebesar Rp31.903.526 pada tahun 2008.
The net amounts of compensation paid to the Company’s commissioners and directors including the retirement benefits totaled to Rp31,903,526 in 2008.
Grup mempunyai 4.949 dan 3.779 karyawan
tetap masing-masing pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (tidak diaudit).
As of December 31, 2009 and 2008, the Group had 4,949 and 3,779 permanent employees, respectively (unaudited).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES
Laporan keuangan konsolidasi yang digunakan oleh Grup disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kebijakan akuntansi penting yang diterapkan secara konsisten dalam penyajian laporan keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:
The accounting and reporting policies adopted by the Group conform to generally accepted accounting principles in Indonesia. The significant accounting principles applied consistently in the preparation of the consolidated financial statements are as follows:
ANNUAL REPORT 2009108

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
13
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
a. Dasar penyajian laporan keuangan
konsolidasi a. Basis of preparation of consolidated
financial statements
Laporan keuangan konsolidasi disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yang mencakup Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”) bagi emiten atau perusahaan publik.
The consolidated financial statements have been prepared in accordance with accounting and practices generally accepted in Indonesia, which include Statements of Financial Accounting Standards (“PSAK”) and Regulations and Guidelines on Financial Statements Presentation set out by the Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (“BAPEPAM-LK”) for public - listed companies.
Laporan keuangan konsolidasi disajikan
dalam ribuan Rupiah kecuali dinyatakan lain, disusun berdasarkan basis akrual dengan menggunakan konsep biaya perolehan, kecuali persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih.
The consolidated financial statements, presented in thousands of Rupiah unless otherwise stated, have been prepared on accrual basis using historical costs concept, except for inventories that are valued at the lower of cost or net realizable values.
Laporan arus kas konsolidasi menyajikan
informasi penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Arus kas untuk aktivitas operasi disajikan dengan menggunakan metode langsung (direct method).
The consolidated statements of cash flows present cash and cash equivalents receipts and payments classified into operating, investing and financing activities. Cash flow from operating activities are presented using the direct method.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah, kecuali untuk Palma Agro, yang menggunakan Dolar Amerika Serikat (“Dolar AS”) sebagai mata uang fungsional, pelaporan dan pencatatannya secara efektif sejak 1 Januari 2007. Untuk tujuan konsolidasi, laporan keuangan Palma Agro tahun 2008 dijabarkan ke dalam Rupiah dengan menggunakan nilai tukar berikut:
The reporting currency used in the preparation of the financial statements is in Rupiah, except for Palma Agro, which has adopted the US Dollar as its functional, reporting and recording currency since January 1, 2007. For consolidation purposes, the accounts of the 2008’ Palma Agro are translated into Rupiah amounts on the following basis:
- Akun-akun neraca: Kurs tengah yang berlaku pada tanggal transaksi bank terakhir pada tanggal 31 Desember 2008.
- Balance sheet accounts: Prevailing rate of exchange at the last banking day as of December 31, 2008.
- Akun-akun laba-rugi: Kurs rata-rata dari
kurs tengah bulanan yang berlaku sepanjang tahun 2008.
- Income statement accounts: The average of the monthly middle rates of exchange prevailing during the year of 2008.
Selisih kurs karena penjabaran akun-akun neraca dan laba-rugi disajikan sebagai “Selisih Kurs karena Penjabaran Laporan Keuangan” pada bagian ekuitas dalam neraca konsolidasi.
Differences arising from translation of balance sheet and income statements accounts are presented as “Exchange Difference due to Financial Statements Translations” in the shareholders’ equity section of the consolidated balance sheet.
LAPORAN TAHUNAN 2009 109

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
14
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
b. Prinsip-prinsip konsolidasi b. Basis of consolidation
Laporan keuangan konsolidasi meliputi
laporan keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan yang dikendalikan oleh Perusahaan. Pengendalian dianggap terjadi jika Perusahaan memiliki hak suara lebih dari 50% baik secara langsung maupun tidak langsung pada Anak perusahaan atau jika Perusahaan mampu mengendalikan kebijakan operasional dan keuangan pada Anak perusahaan atau pengendalian untuk menentukan dewan direksi pada Anak perusahaan.
The consolidated financial statements include the Company’s financial statements and all Subsidiaries' financial statements that are controlled by the Company. Control is presumed to exist where more than 50%, directly or indirectly of a Subsidiary's voting power, is controlled by the Company or where the Company is able to govern the financial and operating policies of a Subsidiary or control the removal or appointment of a majority of a Subsidiary's board of directors.
Transaksi dan saldo antar perusahaan yang
signifikan seperti laba (rugi) belum terealisasi dieliminasi untuk menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi Perusahaan dan Anak perusahaan sebagai suatu entitas yang terpisah.
Significant inter-company balances and transactions, including unrealized profit (loss), have been eliminated to present the financial position and results of operations of the Company and Subsidiaries as a single economic entity.
Kepemilikan pemegang saham minoritas atas
ekuitas Anak perusahaan disajikan sebagai “Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan” dalam neraca konsolidasi.
The proportionate share of the minority shareholders in the equity of the Subsidiaries is presented in “Minority Interest in Net Assets of Subsidiaries” in the consolidated balance sheets.
Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang
saham minoritas pada suatu Anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut harus dibebankan pada pemegang saham mayoritas, kecuali dalam kasus yang jarang terjadi dimana terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutup kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada tahun selanjutnya, Anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan kepada pemegang saham mayoritas dapat ditutup.
When cumulative losses applicable to minority interest exceed the minority shareholders’ interest in the Subsidiaries’ equity, the excess is charged against the majority shareholders’ interest, except in rare cases when minority shareholders have a binding obligation to make good on such losses. Subsequent profits earned by Subsidiaries under such circumtances that are applicable to the minority interest shall be allocated to the majority interest to the extent minority losses have been previously absorbed.
Selisih lebih antara biaya perolehan dan
bagian Perusahaan atas nilai wajar aset bersih Anak perusahaan yang dapat diidentifikasikan dibukukan sebagai goodwill dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama lima (5) tahun.
The excess of the investment cost and the Company’s proportionate share in the underlying fair values of the acquired subsidiary’s identifiable net assets is recognized as goodwill and amortized using the straight-line method over five (5) years.
ANNUAL REPORT 2009110

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
15
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) b. Basis of consolidation (continued)
Akuisisi antara Perusahaan di dalam Grup
dilaporkan sebagai restrukturisasi Perusahaan dalam entitas sepengendali (seperti metode penyatuan kepentingan) dengan mempertimbangkan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut berada dibawah manajemen dan kepemilikan yang sama sehingga, transaksi tersebut tidak mengakibatkan perubahan substansi kepemilikan atas aset, kewajiban dan aset lainnya yang direstrukturisasi.
Acquisition among companies within the Group is reported as restructuring transaction among Companies under common control (and accounted for similar to a pooling of interest) considering that the said Companies are being under the same management and ownership and, therefore, the transaction does not result to a change in economic substance of ownership of assets, liabilities or other ownership instruments that are exchanged.
Selisih antara harga pengalihan yang dibayar
Perusahaan dalam akuisisi Anak Perusahaan dengan nilai aset bersih Anak perusahan yang diakuisisi yang berasal dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali dicatat sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” pada bagian ekuitas. Selisih yang berasal dari akuisisi saham Anak perusahaan direalisasikan ke akun yang sesuai berdasarkan PSAK No. 22, “Akuntansi Penggabungan Usaha” pada saat pihak yang bertransaksi tidak lagi berada dalam pengendalian yang sama.
The difference between the par value of issued share capital or cash payment made (transfer price) by the Company to acquire the Subsidiaries with the Company’s interests in the net assets of such Subsidiaries, as carried in the books of the seller is recognized as “Difference Arising from Restructuring Transactions among Entities Under Common Control”, a component of shareholders’ equity. The difference arising from restructuring transactions of entities under common control resulting from past acquisition of Subisidiaries is realized to the related accounts in accordance with PSAK No. 22, “Accounting for Business Combination” when the transacting parties are no longer under common control.
Bagian Perusahaan atas transaksi ekuitas anak perusahaan disajikan sebagai “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan” dalam bagian ekuitas pada neraca konsolidasi.
The Company’s portion of equity transactions of subsidiaries is presented as “Difference due to Changes in Subsidiaries’ Equity” under the shareholders’ equity section of the consolidated balance sheets.
c. Transaksi dan saldo dalam mata uang
asing c. Foreign currency transactions and
balances
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan.
Transactions in currencies other than Rupiah are recorded at the prevailing rates of exchange in effect on the date of the transactions.
Pada tanggal neraca, seluruh aset dan
kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs diakui pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
As of the balance sheet dates, all foreign currency monetary assets and liabilities are translated at the exchange rates on those dates. The resulting net foreign exchange gains or losses are recognized in the current year’s consolidated statement of income.
LAPORAN TAHUNAN 2009 111

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
c. Transaksi dan saldo dalam mata uang
asing (lanjutan) c. Foreign currency transactions and
balances (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008, nilai tukar yang digunakan adalah sebagai berikut:
The exchange rates used as of December 31, 2009 and 2008 were as follows:
2009 2008
1 Euro/Rupiah (nilai penuh) 13.510 15.432 1 Euro/Rupiah (full amount) 1 Dolar AS/Rupiah (nilai penuh) 9.400 10.950 1 US Dollar/Rupiah (full amount)
1 Franc Swiss/Rupiah (nilai penuh) 9.087 10.349 1 Swiss Franc/Rupiah (full amount) 1 Ringgit Malaysia/Rupiah (nilai penuh) 2.747 3.153 1 Malaysia Ringgit/Rupiah (full amount) 1 Yen/Rupiah (nilai penuh) 102 121 1 Yen/Rupiah (full amount)
d. Kas dan setara kas d. Cash and cash equivalents
Kas dan setara kas terdiri dari kas dan bank serta deposito berjangka dengan jatuh tempo kurang dari tiga (3) bulan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dan tidak dibatasi penggunaannya.
Cash and cash equivalents consist of cash on hand and in banks, and short-term deposits with maturities within three (3) months or less and not pledged as collateral and are not restricted.
e. Persediaan e. Inventories
Efektif tanggal 1 Januari 2009, Grup
menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan”, yang menggantikan PSAK No. 14 (1994), “Persediaan”. Penerapan PSAK revisi ini tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Grup.
Effective January 1, 2009, the Group applied PSAK No. 14 (Revised 2008), “Inventories”, which supersedes PSAK No. 14 (1994), “Inventories”. The adoption of this revised PSAK did not result in a significant effect in the Group’s consolidated financial statements.
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang
lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value).
Inventories are stated at the lower of cost or net realizable value.
Biaya perolehan persediaan ditentukan dengan menggunakan metode biaya rata-rata tertimbang yang meliputi seluruh biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut sampai ke lokasi dan kondisinya saat ini.
Cost is based on the weighted average cost method and comprises all costs of purchase, costs of conversion and appropriate overheads incurred in bringing the inventory to its present location and condition.
Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah
taksiran harga jual yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran beban untuk menyelesaikan dan beban lainnya yang diperlukan hingga persediaan dapat dijual.
Net realizable value is the estimated selling price in the ordinary course of business, less estimated costs of completion and the estimated cost necessary to make the sale.
Grup menentukan penyisihan atas keusangan
persediaan berdasarkan peninjauan atas status masing-masing persediaan pada akhir tahun.
The Group determines allowance for inventory obsolescence based on a review of the status of individual inventories at the end of the year.
ANNUAL REPORT 2009112

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
17
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
f. Tanaman perkebunan f. Plantation assets
Tanaman perkebunan dikelompokkan menjadi
tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan.
Plantation assets are classified as immature plantations and mature plantations.
Tanaman belum menghasilkan Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengembangan perkebunan kelapa sawit dan karet milik Grup (perkebunan Inti) termasuk alokasi biaya tidak langsung, yang meliputi biaya umum dan administrasi untuk pengembangan tanaman belum menghasilkan, serta biaya bunga sehubungan dengan kredit yang digunakan untuk pengembangan perkebunan dikapitalisasi sampai produksi komersial telah dicapai. Biaya-biaya tersebut akan dipindahkan ke tanaman menghasilkan sejak produksi komersial dimulai.
Immature plantations All costs relating to the development of the oil palm and rubber plantations for the Group’s own operations (Inti plantations) together with a portion of indirect overheads, including general and administrative expenses incurred in relation to immature plantations are capitalized until commercial production is achieved. These costs will be transferred to mature plantations starting from the commencement of commercial production.
Tanaman menghasilkan
Tanaman kelapa sawit dinyatakan sudah menghasilkan setelah empat (4) tahun masa tanam dan tanaman karet dianggap sudah menghasilkan setelah lima (5) sampai enam (6) tahun masa tanam. Jangka waktu untuk menjadi tanaman menghasilkan tergantung pada tingkat pertumbuhan tanaman dan penilaian manajemen.
Mature plantations Oil palm plantations are considered mature four (4) years after planting and rubber plantations are considered mature five (5) to six (6) years after planting. Actual time to maturity is dependent upon vegetative growth and is assessed by management.
Tanaman menghasilkan dicatat sebesar biaya
perolehan, kecuali untuk tanaman menghasilkan tertentu yang nilainya ditetapkan sesuai hasil penilaian kembali dan dikurangi amortisasi.
Mature plantations are stated at cost, except for certain mature plantations which are stated at revalued amounts, less accumulated amortization.
Tanaman menghasilkan diamortisasi selama dua puluh (20) tahun terhitung sejak produksi komersial dimulai.
Mature plantations are amortized over the estimated twenty (20) years starting from the commencement of commercial production.
Tanaman kemitraan diamortisasi selama sebelas (11) tahun sejak tanaman dinyatakan sudah menghasilkan di Sungai Rangit.
Partnership plantation will be amortized eleven (11) years since the plantation is considered mature in Sungai Rangit.
LAPORAN TAHUNAN 2009 113

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
18
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
g. Aset tetap g. Fixed assets
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Grup
menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap”, yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” dan PSAK No. 17 (1994), “Akuntansi Penyusutan”. Grup telah melakukan penilaian kembali aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih model biaya, maka nilai penilaian kembali aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK No. 16 (Revisi 2007) diterbitkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca konsolidasi telah direklasifikasi ke Saldo Laba pada tahun 2008 (Catatan 8).
Effective January 1, 2008, the Group applied PSAK No. 16 (Revised 2007), “Fixed Assets”, which supersedes PSAK No. 16 (1994), “Fixed Assets and Other Assets”, and PSAK No. 17 (1994), “Accounting for Depreciation”. The Group had previously revalued its fixed assets before the application of PSAK No. 16 (Revised 2007) and has chosen the cost model, thus, the revalued amount of fixed assets is considered as deemed cost and the cost is the value at the time PSAK No. 16 (Revised 2007) is applied. All the balance of revaluation increment in fixed assets that still exists at the first time application of PSAK No. 16 (Revised 2007) as presented in equity section of the consolidated balance sheet have been reclassified to Retained Earnings in 2008 (Note 8).
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya
perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Selanjutnya, pada saat inspeksi yang signifikan dilakukan, biaya inspeksi itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“carrying amount”) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya.
Fixed assets is stated at cost less accumulated depreciation and impairment losses. Such cost includes the cost of replacing part of the fixed assets when that cost is incurred, if the recognition criteria are met. Likewise, when a major inspection is performed, its cost is recognized in the carrying amount of the fixed assets as a replacement if the recognition criteria are satisfied. All other repairs and maintenance costs that do not meet the recognition criteria are recognized in consolidated statements of income as incurred.
Penyusutan dihitung dari bulan aset tersebut
digunakan dengan menggunakan metode garis lurus selama umur manfaat aset tetap yang diestimasi sebagai berikut:
Depreciation is calculated from the month the assets are placed in service on a straight-line basis over the estimated useful lives of the assets as follows:
Tahun/Years
Bangunan 20 Buildings Prasarana 20 Infrastructures Mesin dan peralatan 8-12 Machinery and equipments Tangki penyimpanan 16 Storage tanks Kendaraan dan alat-alat berat 4-8 Vehicles and heavy equipments Perlengkapan kantor 4-8 Office equipments
ANNUAL REPORT 2009114

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
19
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
g. Aset tetap (lanjutan) g. Fixed assets (continued)
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan
pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
An item of fixed assets is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. Any gain or loss arising on derecognition of the asset (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the asset) is included in consolidated statement of income in the year the asset is derecognized.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu,
umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
The asset’s residual values, useful lives and methods of depreciation are reviewed, and adjusted prospectively if appropriate, at each financial year end.
Aset dalam penyelesaian meliputi akumulasi biaya material dan biaya lain yang berkaitan dengan aset dalam penyelesaian sampai aset tersebut selesai dan siap digunakan. Akumulasi biaya ini dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap pada saat selesai dikerjakan dan siap digunakan sesuai dengan tujuannya.
Construction in progress represents the accumulated cost of materials and other costs related to the asset under construction. When the asset is complete and ready for its intended use, these costs are transferred to the relevant accounts.
Nilai yang dapat diperoleh kembali atas aset
tetap akan dikaji ulang setiap terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang memberikan indikasi bahwa nilai perolehan mungkin tidak dapat sepenuhnya dipulihkan. Apabila terjadi penurunan nilai aset, maka kerugian atas penurunan nilai aset dibukukan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
The recoverable amount of an asset is estimated whenever events or changes in circumstances indicate that its carrying amount may not be fully recoverable. Impairment in asset value, if any, is recognized as loss in the current year’s consolidated statement of income.
h. Uang muka (pembiayaan bank) proyek
perkebunan Plasma h. Advances (bank financing) for Plasma
plantations
Perkebunan Plasma merupakan bentuk kebijakan Pemerintah Indonesia yang berkaitan dengan kerjasama pengembangan perkebunan. Grup dapat memperoleh hak guna usaha untuk membangun kebun Inti apabila bersedia membangun areal perkebunan rakyat. Sebagai pihak Inti, Grup berkewajiban untuk melatih dan mengawasi petani dan membeli hasil produksi tandan buah segar (“TBS”) milik petani Plasma dengan harga yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia.
Plasma plantations is an Indonesian Government policy to develop the plantations on mutual agreement with smallholders or cooperatives. Group (referred to as “Inti”) can acquire landrights to develop plantations only if they develop plantations for smallholders (Plasma participants) in addition to their own plantations. Inti are required to assist and supervise smallholders in technical matters relating to the plantation and to purchase the fresh fruit bunches (“FFB”) produced by Plasma plantations at prices determined by the Indonesian Government.
LAPORAN TAHUNAN 2009 115

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
20
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
h. Uang muka (pembiayaan bank) proyek
perkebunan Plasma (lanjutan) h. Advances (bank financing) for Plasma
plantations (continued)
Perkebunan plasma akan diserahkan kepada petani pada saat perkebunan mulai menghasilkan dengan harga konversi yang ditetapkan oleh Pemerintah dan harga konversi tersebut dapat lebih rendah dari nilai bukunya. Oleh karena itu, Grup menetapkan penyisihan rugi konversi yang diestimasi berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap selisih antara nilai tercatat dengan nilai konversi.
Once developed, the Plasma plantations are transferred to the smallholders at a conversion rate determined by the Government, in which case and where the conversion price might be lower than the carrying value of the Plasma plantation transferred by the Inti. In this regard, the Group, being Inti’s under this Government program, determine the allowance for loss on conversion based on a periodic review of the estimated difference between the carrying value of the Plasma plantation and the conversion value.
Uang muka perkebunan Plasma meliputi akumulasi biaya (termasuk biaya pinjaman dan biaya tidak langsung) untuk membangun areal Plasma setelah dikurangi terutama dengan kredit investasi yang diperoleh dari bank.
Advances for Plasma plantations represent the accumulated costs incurred (including borrowing costs and indirect overhead costs) to develop the Plasma areas. These accumulated costs are presented net of among others, the investment credit obtained from the bank.
Pengembangan perkebunan Plasma dilakukan di atas lahan yang dialokasikan untuk perkebunan plasma dan telah disetujui oleh Pemerintah. Pengembangan tersebut didanai melalui kredit investasi dari bank yang disalurkan kepada Perusahaan dan Anak perusahaan atau ditalangi sementara oleh Perusahaan dan Anak perusahaan. Setelah perkebunan Plasma menghasilkan sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh Pemerintah dan siap untuk dikonversi atau diserahterimakan ke petani Plasma senilai harga konversi yang ditetapkan Pemerintah, biaya investasi pembangunan kebun Plasma, termasuk talangan sementara dan kredit investasi dari bank yang terkait turut ditagihkan ke petani. Selisih antara nilai tercatat perkebunan Plasma dan nilai kredit investasi yang dialihkan diakui sebagai laba atau rugi dan dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
Plasma plantation was developed on land allocated for Plasma plantation, which was approved by the Government. Development of the Plasma plantation was financed by Plasma plantation investment credit from the bank, which fund was given directly to the Company and Subsidiaries, or being self-funded. When a Plasma plantation is matured and meet certain criteria required by the Government and ready to be transferred or turned-over to the Plasma participants (farmers) at conversion value set by the Government, Plasma plantation development cost, including advances, and the corresponding investment credit from the bank is also transferred to the farmers. The difference between the carrying value of the Plasma plantation and the related investment credit transferred is recognized as gain or loss and is reflected in current year’s consolidated statement of income.
ANNUAL REPORT 2009116

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
21
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
i. Bibitan i. Nursery
Biaya-biaya yang terjadi untuk pembibitan, pembelian bibit dan pemeliharaannya dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya ini akan dipindahkan ke akun “Tanaman belum menghasilkan” pada saat siap ditanam.
Cost incurred in the preparation of the nursery, purchase of seedlings and their maintenance are stated at cost. The accumulated cost are transferred to “Immature plantations” account at the time of planting.
j. Beban tangguhan hak atas tanah j. Deferred landright cost
Biaya-biaya yang timbul sehubungan dengan
perolehan atau perpanjangan hak atas tanah dalam bentuk Hak Guna Usaha (HGU) dan Hak Guna Bangunan (HGB) dicatat sebagai “Beban tangguhan hak atas tanah” yang diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek.
Costs incurred in relation to obtain or renewal landrights in the form of “Hak Guna Usaha” (HGU) and “Hak Guna Bangunan” (HGB) are recorded as “Deferred landright cost”, which are amortized on a straight-line basis over the term of the related landrights or their economic lives, whichever period is shorter.
k. Beban ditangguhkan k. Deferred charges
Biaya yang timbul untuk mendapatkan
pinjaman jangka panjang ditangguhkan dan disajikan sebagai bagian dari “Beban ditangguhkan” yang diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu pinjaman tersebut. Apabila Perusahaan mengalami kegagalan pembayaran pokok atau bunga pinjaman maupun pemenuhan rasio keuangan tertentu, yang dapat mengakibatkan seluruh saldo pokok pinjaman dan bunga masih harus dibayar menjadi jatuh tempo segera, biaya-biaya terkait hutang bank tersebut dibebankan pada operasi tahun berjalan.
Fees incurred in obtaining long-term loan facilities are deferred as part of “Deferred charges”, which are amortized on a straight-line basis over the term of the related facilities. If the Company is considered to be effectively in a technical or payment default position, which result in has the consequences that the principal amount of the debt together with the accrued interest will becoming due and payable, the related deferred long-term bank loan administration costs are charged to current year’s operations.
l. Pajak penghasilan badan l. Corporate income tax
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan
taksiran laba kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan pada setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui sejauh besar kemungkinan realisasi atas manfaat pajak tersebut.
Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the year. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. This method also requires the recognition of future tax benefits, such as the carry-forward of unused tax losses, to the extent that realization of such benefits is probable.
LAPORAN TAHUNAN 2009 117

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
22
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
l. Pajak penghasilan badan (lanjutan) l. Corporate income tax (continued)
Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada tahun berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Deferred tax is calculated at the tax rates that have been enacted or substantively enacted at balance sheet date. Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates is charged to current year operations, except to the extent that it relates to items previously charged or credited to shareholders’ equity.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan
diakui pada saat penetapan pajak diterima atau, jika Grup mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
Amendments to tax obligations are recorded when an assessment is received or, if appealed against by the Group, when the result of the appeal is determined.
m. Imbalan kerja karyawan m. Employees’ service entitlements
Grup telah menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja” untuk mengakui kewajiban imbalan kerja sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003. Pernyataan ini mewajibkan Perusahaan untuk mengakui seluruh imbalan kerja yang diberikan melalui program atau perjanjian formal dan informal, peraturan perundang-undangan atau peraturan industri, yang mencakup imbalan kerja, imbalan kerja jangka pendek dan jangka panjang lainnya, pesangon pemutusan kontrak kerja dan imbalan berbasis ekuitas. Perhitungan estimasi kewajiban untuk imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang ditentukan dengan menggunakan metode aktuarial “Projected Unit Credit”. Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial bersih yang belum diakui pada akhir tahun pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diharapkan.
The Group has applied PSAK No. 24 (Revised 2004), “Employees’ Benefits” to recognize employees’ benefits liabilities in accordance with Labor Law No. 13/2003 dated March 25, 2003 (the Law). This statement requires the Company to provide all employee benefits under formal and informal plans or agreements, under legislative requirements or through industry arrangements, including post-employment benefits, short-term and other long-term employees’ benefits, termination benefits and equity compensation benefits. The calculation of liability of employees’ benefits based on the Law is determined using the “Projected Unit Credit” actuarial method. Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains and losses at the end of the previous reporting year exceeded 10% of the present value defined benefit obligation at that date. These gains or losses are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining working lives of the employees.
Selanjutnya, biaya jasa lalu karena penerapan program imbalan pasti atau perubahan pada kewajiban imbalan dari program yang telah ada diamortisasi selama periode sampai imbalan yang bersangkutan menjadi hak pekerja (vested).
Further, past-service costs arising from the introduction of a defined benefit plan or changes in the benefit payable of an existing plan are required to be amortized over the period until the benefits concerned become vested.
ANNUAL REPORT 2009118

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
23
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
n. Modal saham yang dibeli kembali n. Treasury stock
Modal saham yang dibeli kembali, yang
direncanakan untuk diterbitkan kembali dan/atau dijual kembali pada masa yang akan datang, dicatat sebesar nilai perolehan dan disajikan sebagai pengurang modal saham di bagian Ekuitas dalam neraca konsolidasi. Selisih lebih penerimaan dari penjualan modal saham yang dibeli kembali di masa yang akan datang atas nilai perolehan atau sebaliknya, diperhitungkan sebagai penambah atau pengurang akun agio saham.
Treasury stock, which is intended to be re-issued and/or re-sold in the future, is stated at acquisition cost and shown as deduction from capital stock under the Shareholders’ Equity section of the consolidated balance sheets. The excess of proceeds from future re-sale of treasury stock over the related acquisition cost or vice-versa was accounted for as an addition to or deduction from additional paid-in capital.
o. Pengakuan pendapatan dan beban o. Revenue and expense recognition
Pendapatan diakui pada saat semua risiko
signifikan dan kepemilikan dari barang telah beralih kepada pembeli, umumnya pada saat pengiriman barang sesuai persyaratan penjualan. Jika persyaratan diatas tidak terpenuhi, penerimaan pembayaran dari pembeli dicatat sebagai uang muka yang diterima sampai semua syarat untuk pengakuan pendapatan terpenuhi.
Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
Revenue is recognized when the significant risks and rewards of ownership of the goods have been transferred to the buyer, usually on delivery of goods in accordance with the terms of the sales. If any of the above conditions is not met, the payments received from the buyer are recorded as deposits received until all of the criteria for revenue recognition are met.
Expenses are recognized when these are incurred (accrual basis).
p. Transaksi dengan pihak hubungan
istimewa p. Transactions with related parties
Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa seperti dinyatakan dalam PSAK No. 7 mengenai “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan harga dan persyaratan normal sebagaimana dengan pihak ketiga maupun tidak, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
The Group have transactions with entities which are regarded as having a special relationship as defined under PSAK No. 7, “Related Party Disclosure”. Significant transactions with related parties, whether or not conducted under normal terms and conditions similar to those with non-related parties are disclosed in the notes to consolidated financial statements.
LAPORAN TAHUNAN 2009 119

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
24
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
q. Informasi segmen q. Segment information
Informasi segmen Perusahaan dan Anak
perusahaan disajikan berdasarkan bisnis segmen, yang digunakan oleh manajemen untuk mengevaluasi kinerja dan menentukan alokasi sumber daya berdasarkan informasi segmen dari minyak kelapa sawit, inti sawit dan produk lainnya, dan segmen geografis menurut lokasi aset utama (tanaman perkebunan). Informasi segmen ini menjadi pertimbangan manajemen untuk mengetahui efek yang signifikan terhadap tingkat risiko dan pengembalian Grup.
The segment information of the Company and Subsidiaries is presented based on business segments, since the financial information used by the management in evaluating the performance and determining the allocation of resources is based on the segment information relating to crude palm oil, palm kernel and other by-products, and geographical segment information on the basis of location of major assets (plantations). These segments are considered by management to have significant effects on the Group’s risks and rates of return.
r. Laba bersih per saham r. Net earnings per share
Laba bersih per saham dasar dihitung dengan
membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun yang bersangkutan, setelah memperhitungkan saham yang dibeli kembali mulai tanggal 15 Oktober 2008 dan telah dijual kembali pada tanggal 6 April 2009. Rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun 2009 dan 2008 adalah sebesar 1.870.223.382 saham dan 1.863.702.199 saham. Perusahaan tidak memiliki efek yang berpotensi dilusi atas laba per saham, sehingga tidak terdapat laba bersih per saham dilusian.
Basic net earnings per share is computed by dividing net income by the weighted-average with the number of shares outstanding during the year, after considering share buybacks starting on October 15, 2008 and shares that had been resold on April 6, 2009. Weighted average number of outstanding shares in 2009 and 2008 are 1,870,223,382 shares and 1,863,702,199 shares, respectively. The Company does not have securities with potential dilutive effects. Therefore, fully diluted earnings per share is not computed.
s. Instrumen Derivatif s. Derivative instrument
Setiap instrumen derivatif (termasuk derivatif
melekat) dicatat sebagai aset atau kewajiban dalam neraca konsolidasi dan diakui sebesar nilai wajar masing-masing kontrak. Perubahan nilai wajar instrumen derivatif harus dibukukan pada usaha tahun berjalan, kecuali untuk lindung nilai tertentu yang memungkinkan laba atau rugi instrumen derivatif saling hapus dengan aset atau kewajiban yang dilindungi dalam laporan laba rugi konsolidasi. Setiap entitas diharuskan untuk melakukan dokumentasi, merancang dan menilai efektivitas atas transaksi yang diperlakukan sebagai akuntansi lindung nilai. Instrumen derivatif Perusahaan dan Anak perusahaan tidak dimaksudkan untuk tujuan spekulatif.
Every derivative instrument (including embedded derivatives) is recorded in the consolidated balance sheet as either asset or liability as measured at the fair value of each contract. Changes in derivative fair value are recognized in current earnings unless specific hedges allow derivative’s gains and losses to offset the related results on the hedged item in the consolidated statement of income. An entity must formally document, designate and assess the effectiveness of transactions that meet hedge accounting. The Company and Subsidiaries’ derivative instruments are not designated for speculative purposes.
ANNUAL REPORT 2009120

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
25
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)
s. Instrumen Derivatif (lanjutan) s. Derivative instrument (continued)
Instrumen derivatif Perusahaan dan Anak
perusahaan tidak memenuhi persyaratan sebagai akuntansi lindung nilai berdasarkan ketentuan PSAK No. 55, “Akuntansi Instrumen Keuangan dan Aktivitas Lindung Nilai”, oleh karena itu perubahan nilai wajar instrumen derivatif diakui segera dalam laporan rugi laba konsolidasi.
The Company and Subsidiaries’ derivative instruments do not qualify for hedge accounting under the specific rules in PSAK No. 55, “Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities”, and, therefore the changes in the fair value of any derivative instruments are recognized immediately in the consolidated statements of income.
t. Penggunaan estimasi t. Use of estimates
Penyajian laporan keuangan konsolidasi
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi angka yang disajikan dalam laporan keuangan. Sehubungan adanya unsur ketidakpastian yang melekat dalam membuat estimasi, realisasi sebenarnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin akan didasarkan atas jumlah-jumlah yang berbeda dari estimasi tersebut.
The preparation of consolidated financial statements in conformity with generally accepted accounting principles requires management to make estimations and assumptions that affect amounts reported therein. Due to the inherent uncertainty in making estimates, actual results reported in future periods may be based on amounts that differ from those estimates.
3. KAS DAN SETARA KAS 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS
2009 2008
Kas 979.709 902.994 Cash on hand
Bank Cash in banks Dalam Rupiah In Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 105.481.327 62.446.953 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2.206.981 4.857.933 (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 1.558.845 1.140.978 (Persero) Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk 688.135 1.016.670 PT Bank Danamon Indonesia Tbk Standard Chartered Bank 537.814 - Standard Chartered Bank PT Bank CIMB Niaga Tbk - 34.306.172 PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - 9.749.562 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Lain-lain (masing-masing dibawah Rp500 juta) 346.665 803.456 Others (each below Rp500 million) Dalam Dolar AS In US Dollar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 71.422.946 5.456.636 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk - 2.037.253 PT Bank CIMB Niaga Tbk Lain-lain (masing-masing dibawah Rp500 juta) 93.800 822.320 Others (each below Rp500 million)
Sub-jumlah 182.336.513 122.637.933 Sub-total
LAPORAN TAHUNAN 2009 121

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
26
3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS (continued)
2009 2008
Deposito berjangka Time deposits Dalam Rupiah In Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 204.000.000 97.500.000 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk - 184.200.000 (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk - 111.500.000 PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk - 34.000.000 (Persero) Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk - 27.000.000 PT Bank Danamon Indonesia Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk - 23.008.438 PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Permata Tbk - 20.000.000 PT Bank Permata Tbk Dalam Dolar AS In US Dollar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk - 21.900.000 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Lain-lain (dibawah Rp500 juta) - 28.728 Others (below Rp500 million)
Sub-jumlah 204.000.000 519.137.166 Sub-total
Jumlah 387.316.222 642.678.093 Total
Suku bunga tahunan deposito berjangka untuk
tahun 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut: The annual interest rates on time deposits in 2009
and 2008 were as follows: 2009 2008
Rupiah 5,60% - 14,00% 7,75% - 14,00% Rupiah Dolar AS 2,50% - 4,00% 7,25% - 8,50% US Dollar
Deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya,
yang dicatat sebagai “Simpanan Jaminan” pada neraca konsolidasi tahun 2009 dan 2008 (Catatan 25a), merupakan dana kas yang ditempatkan untuk menjamin pelunasan hutang petani Plasma sebagai berikut:
The restricted time deposits, which were recorded under “Guarantee Deposits” in the 2009 and 2008 consolidated balance sheets (Note 25a), mainly consist of cash placed to guarantee Plasma farmer’s loan which were as follows:
2009 2008
Telaga Hikmah 5.285.000 6.563.500 Telaga Hikmah Mutiara Bunda Jaya - 3.984.000 Mutiara Bunda Jaya
Jumlah 5.285.000 10.547.500 Total
4. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA 4. TRADE RECEIVABLES - THIRD PARTIES
2009 2008
Dalam Dolar AS In US Dollar AAA Oil & Fats Pte. Ltd. 15.934.555 - AAA Oil & Fats Pte. Ltd.
Dalam Rupiah In Rupiah PT Tunas Baru Lampung - 2.395.500 PT Tunas Baru Lampung PT Megasurya Mas - 701.825 PT Megasurya Mas Lain-lain (masing-masing dibawah Rp250 juta) 268.230 72.128 Others (each below Rp250 million)
Jumlah 16.202.785 3.169.453 Total
ANNUAL REPORT 2009122

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
27
4. PIUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (lanjutan) 4. TRADE RECEIVABLES - THIRD PARTIES (continued)
Seluruh piutang usaha akan jatuh tempo dalam
waktu 30 hari. All trade receivables will be due in 30 days.
Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang
usaha dapat tertagih dan tidak diperlukan penyisihan piutang ragu-ragu atas saldo piutang usaha.
Management believes that all trade receivables are fully collectible, and no provision for doubtful accounts is necessary.
5. PERSEDIAAN 5. INVENTORIES
2009 2008
Bahan, suku cadang dan Materials, spare parts and perlengkapan perawatan 77.856.556 75.138.244 maintenance supplies Produk kelapa sawit 45.799.920 35.662.698 Oil palm products Kecambah 9.736.391 8.930.112 Germinated seeds Produk inti sawit 2.071.206 - Palm kernel products Tandan buah segar 279.092 540.388 Fresh fruit bunches Karet 116.101 68.284 Rubber slabs and clumps
Jumlah 135.859.266 120.339.726 Total Dikurangi: penyisihan persediaan usang - 33.835 Less : provision for inventories obsolesence
Bersih 135.859.266 120.305.891 Net
Pada tanggal 31 Desember 2009, Grup mengasuransikan persediaannya terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp320.788.257 dimana menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko yang dipertanggungkan (2008: Rp326.988.249).
As of December 31, 2009, Group coverred all inventories by insurance against losses from fire and other risks under blanket policies with insurance coverage totalling Rp320,788,257 which in management’s opinion, is adequate to cover possible losses from such risk (2008: Rp326,988,249).
Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh
persediaan dapat digunakan dan tidak diperlukan penyisihan persediaan usang pada tanggal pada tanggal 31 Desember 2009.
Management believes that all inventories can be used and no provision for inventory obsolesence is necessary as of December 31, 2009.
6. UANG MUKA (PEMBIAYAAN BANK) PROYEK
PERKEBUNAN PLASMA 6. ADVANCES (BANK FINANCING) FOR PLASMA
PLANTATIONS 2009 2008
Uang muka perkebunan Plasma Advances for Plasma plantations Saldo awal 45.263.189 55.586.872 Beginning balance Penambahan Additions Biaya pengembangan 31.168.149 3.748.131 Development cost Pengurangan Deductions Pengalihan kepemilikan kepada Transfer of Plasma plantations to Plasma petani Plasma melalui konversi (5.513.473) (13.194.934) participants through conversion Penerimaan pembayaran Receipt of payment from Plasma
pinjaman dari petani Plasma - (876.880) participants
Saldo akhir 70.917.865 45.263.189 Ending balance
LAPORAN TAHUNAN 2009 123

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
28
6. UANG MUKA (PEMBIAYAAN BANK) PROYEK PERKEBUNAN PLASMA (lanjutan)
6. ADVANCES (BANK FINANCING) FOR PLASMA PLANTATIONS (continued)
2009 2008
Pembiayaan bank Bank financing Saldo awal 6.684.157 - Beginning balance Penambahan Additions Penerimaan dana konversi Plasma Proceed from Plasma conversion fund dari bank 1.771.791 27.322.101 from bank Pengurangan Deductions Nilai konversi (4.154.639) (20.637.944) Conversion value
Saldo akhir 4.301.309 6.684.157 Ending balance
Bersih 66.616.556 38.579.032 Net Uang muka perkebunan Plasma Advances for Plasma plantations
Mutiara Bunda Jaya dan Telaga Hikmah mengembangkan masing-masing 2.018 hektar dan 3.128 hektar perkebunan kelapa sawit Plasma di sekitar lahan perkebunan Inti.
Mutiara Bunda Jaya and Telaga Hikmah developed 2,018 hectares and 3,128 hectares, respectively of Plasma oil palm plantations in the vicinity of the Inti plantation area.
Pembiayaan Bank Bank Financing PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
(“BRI”) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
(“BRI”) Telaga Hikmah Telaga Hikmah
Pada tahun 2009 dan 2008, BRI memberikan pinjaman Plasma sebesar dan Rp1.771.791 dan Rp27.322.101.
In 2009 and 2008, BRI agreed to grant the Plasma loan amounting to Rp1,771,791 and Rp27,322,101, respectively.
Sesuai dengan perjanjian pinjaman, Telaga Hikmah bertindak sebagai penjamin (“avalist”) sampai seluruh kewajiban petani Plasma kepada BRI dilunasi (Catatan 25a).
In accordance with the loan agreement, Telaga Hikmah acts as a guarantor (“avalist”) until all Plasma’s liabilities to BRI are fully repaid (Note 25a).
7. TANAMAN PERKEBUNAN 7. PLANTATION ASSETS Tanaman perkebunan dibedakan menjadi
tanaman menghasilkan dan tanaman belum menghasilkan.
Plantation assets are classified as mature and immature plantations.
a. Tanaman menghasilkan a. Mature plantations
2009 2009
Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending Balance Additions Deduction Balance
Nilai perolehan Cost Tanaman sawit 654.340.622 14.361.712 - 668.702.334 Oil palm plantations Tanaman karet 1.022.560 - - 1.022.560 Rubber plantations
Jumlah 655.363.182 14.361.712 - 669.724.894 Total
ANNUAL REPORT 2009124

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
29
7. TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan) 7. PLANTATION ASSETS (continued)
a. Tanaman menghasilkan (lanjutan) a. Mature plantations (continued)
2009 (lanjutan) 2009 (continued) Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending Balance Additions Deduction Balance
Akumulasi amortisasi Accumulated amortization Tanaman sawit 177.249.622 41.403.578 - 218.653.200 Oil palm plantations Tanaman karet 409.024 51.128 - 460.152 Rubber plantations
Jumlah 177.658.646 41.454.706 - 219.113.352 Total
Nilai buku bersih 477.704.536 450.611.542 Net book value
2008 2008
Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending Balance Additions Deduction Balance
Nilai perolehan Cost Tanaman sawit 593.024.849 61.315.773 - 654.340.622 Oil palm plantations Tanaman karet 1.022.560 - - 1.022.560 Rubber plantations
Jumlah 594.047.409 61.315.773 - 655.363.182 Total
Akumulasi amortisasi Accumulated amortization Tanaman sawit 131.958.958 45.290.664 - 177.249.622 Oil palm plantations Tanaman karet 357.896 51.128 - 409.024 Rubber plantations
Jumlah 132.316.854 45.341.792 - 177.658.646 Total
Nilai buku bersih 461.730.555 477.704.536 Net book value
Sungai Rangit memiliki tanaman kemitraan dengan nilai tercatat sebesar Rp36.002.359 dan Rp43.144.028 (1.809 hektar) pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 (Catatan 25b).
Sungai Rangit has partnership plantation with carrying value of Rp36,002,359 and Rp43,144,028 (1,809 hectares) as of December 31, 2009 and 2008, respectively (Note 25b).
Rincian tanaman menghasilkan menurut lokasi operasi perusahaan adalah sebagai berikut:
Details mature plantations based on the Company’s operation location as follows:
2009 2008 (dalam hektar)/(in hectares)
Sumatera 18.635 17.559 Sumatera Kalimantan 12.604 12.279 Kalimantan Jumlah 31.239 29.838 Total
LAPORAN TAHUNAN 2009 125

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
30
7. TANAMAN PERKEBUNAN (lanjutan) 7. PLANTATION ASSETS (continued)
b. Tanaman belum menghasilkan b. Immature plantations
Tanaman belum menghasilkan merupakan akumulasi biaya yang terjadi di Grup sehubungan dengan pengembangan perkebunan kelapa sawit dan karet (perkebunan Inti), seperti pembersihan lahan, penanaman, pemupukan dan kegiatan-kegiatan pemeliharaan lainnya sampai lahan perkebunan kelapa sawit dan karet tersebut sudah menghasilkan (Catatan 2f).
The immature plantations represent the accumulated costs incurred relating to the development of the Group’s oil palm and rubber plantations (Inti plantations) such as land clearing, planting, fertilizing, and other maintenance activities until the oil palm and rubber areas are considered mature (Note 2f).
Mutasi tanaman belum menghasilkan adalah
sebagai berikut: The movement of immature plantations is as
follows:
2009 2008
Saldo awal 256.664.173 141.565.902 Beginning balance Biaya pengembangan dan bibitan 113.548.266 176.414.044 Development costs and nursery Dialihkan ke tanaman menghasilkan Transferred to mature plantations (Catatan 7a) (14.361.712) (61.315.773) (Note 7a)
Saldo akhir 355.850.727 256.664.173 Ending balance
Rincian tanaman belum menghasilkan menurut lokasi operasi perusahaan adalah sebagai berikut:
Details of immature plantations based on the Company’s location of operations are as follows:
2009 2008 (dalam hektar)/(in hectares)
Sumatera 15.299 11.568 Sumatera Kalimantan 7.320 7.162 Kalimantan Jumlah 22.619 18.730 Total
Tanaman perkebunan tertentu Grup digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank (Catatan 13).
Certain Group’s plantation assets are pledged as collateral for bank loan facilities (Note 13).
ANNUAL REPORT 2009126

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
31
8. ASET TETAP 8. FIXED ASSETS
2009 Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Ending balance Additions Deductions Reclassifications balance
Nilai tercatat: Cost: Tanah 71.715.382 10.159.294 236.440 - 81.638.236 Land Bangunan 150.334.699 3.415.430 395.538 7.464.586 160.819.177 Buildings Prasarana 40.673.062 3.016.696 - 1.494.321 45.184.079 Infrastructures Mesin dan peralatan 356.278.506 2.147.485 2.631.693 33.227.572 389.021.870 Machinery and equipments Tangki penyimpanan 10.793.810 282.537 237.000 - 10.839.347 Storage tanks Kendaraan dan alat-alat berat 103.274.737 1.584.934 12.248.365 1.665.975 94.277.281 Vehicles and heavy equipments Peralatan kantor 17.925.793 1.894.483 34.241 4.842.715 24.628.750 Office equipments Aset dalam penyelesaian 48.832.572 135.732.445 - (48.695.169) 135.869.848 Construction in progress
Jumlah 799.828.561 158.233.304 15.783.277 - 942.278.588 Total
Akumulasi penyusutan: Accumulated depreciation: Bangunan 43.123.965 7.839.708 65.205 - 50.898.468 Buildings Prasarana 11.472.227 2.160.589 - - 13.632.816 Infrastructures Mesin dan peralatan 177.486.249 27.643.241 2.391.791 - 202.737.699 Machinery and equipments Tangki penyimpanan 7.875.325 379.366 95.781 - 8.158.910 Storage tanks Kendaraan dan alat-alat berat 57.870.215 9.835.198 11.643.229 - 56.062.184 Vehicles and heavy equipments Peralatan kantor 8.662.043 3.811.227 30.054 - 12.443.216 Office equipments
Jumlah 306.490.024 51.669.329 14.226.060 - 343.933.293 Total
Nilai buku 493.338.537 598.345.295 Book value
Penyisihan penurunan nilai Allowance for impairment aset tetap 7.442.177 - - - 7.442.177 of fixed assets
Nilai buku bersih 485.896.360 590.903.118 Net book value
2008
Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Ending balance Additions Deductions Reclassifications balance
Nilai tercatat: Cost: Tanah 61.034.606 10.680.776 - - 71.715.382 Land Bangunan 137.518.834 2.284.467 76.997 10.608.395 150.334.699 Buildings Prasarana 36.481.873 233.443 - 3.957.746 40.673.062 Infrastructures Mesin dan peralatan 311.617.805 1.755.221 273.521 43.179.001 356.278.506 Machinery and equipments Tangki penyimpanan 10.775.824 - 525 18.511 10.793.810 Storage tanks Kendaraan dan alat-alat berat 83.145.003 17.178.162 2.607.159 5.558.731 103.274.737 Vehicles and heavy equipments Peralatan kantor 15.110.567 1.628.223 1.769.755 2.956.758 17.925.793 Office equipments Aset dalam penyelesaian 40.847.068 74.264.646 - (66.279.142) 48.832.572 Construction in progress
Jumlah 696.531.580 108.024.938 4.727.957 - 799.828.561 Total
Akumulasi penyusutan: Accumulated depreciation: Bangunan 35.875.061 7.281.520 32.616 - 43.123.965 Buildings Prasarana 9.537.638 1.934.589 - - 11.472.227 Infrastructures Mesin dan peralatan 159.029.782 18.708.448 251.981 - 177.486.249 Machinery and equipments Tangki penyimpanan 7.456.984 418.798 457 - 7.875.325 Storage tanks Kendaraan dan alat-alat berat 50.204.980 9.474.229 1.808.994 - 57.870.215 Vehicles and heavy equipments Peralatan kantor 8.378.382 2.047.451 1.763.790 - 8.662.043 Office equipments
Jumlah 270.482.827 39.865.035 3.857.838 - 306.490.024 Total
Nilai buku 426.048.753 493.338.537 Book value
Penyisihan penurunan nilai Allowance for impairment aset tetap 7.442.177 - - - 7.442.177 of fixed assets
Nilai buku bersih 418.606.576 485.896.360 Net book value
LAPORAN TAHUNAN 2009 127

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
32
8. ASET TETAP (lanjutan) 8. FIXED ASSETS (continued) Pada tanggal 31 Desember 2009, rincian
persentase penyelesaian dan estimasi waktu penyelesaian untuk aset dalam penyelesaian adalah sebagai berikut:
As of December 31, 2009, the details of percentage of completion and estimated time of completion were as follows:
Persentase penyelesaian/ Biaya/ Estimasi Percentage of Carrying waktu penyelesaian/ completion value Estimated time of completion Sumatera Selatan South Sumatera Bangunan 90% 30.709.956 Maret/March 2010 Buildings Prasarana 80% 8.660.658 Februari/February 2010 Infrastructures Mesin dan peralatan 95% 85.124.421 Maret/March 2010 Machineries and equipments Tangki penyimpanan 80% 1.880.547 Maret/March 2010 Storage tanks Kendaraan dan alat-alat berat 80% 557.409 Februari/February 2010 Vehicles and heavy equipments Peralatan kantor 90% 2.900.602 Januari/January 2010 Office equipments Kalimantan Kalimantan Bangunan 85% 1.935.595 Maret/March 2010 Buildings Mesin dan peralatan 85% 4.100.660 Maret/March 2010 Machineries and equipments
135.869.848
Pengurangan aset tetap merupakan penjualan dan penghapusan aset dengan rincian sebagai berikut:
Deductions in fixed assets represent the sales and disposal of fixed assets with details as follows:
2009 2008
Nilai buku bersih 1.557.217 870.119 Net book value Hasil penjualan 527.627 2.541.260 Proceeds
Laba (rugi) penjualan aset tetap (1.029.590) 1.671.141 Gain (loss) on sale of fixed assets Penyusutan aset tetap dan amortisasi tanaman
menghasilkan pada tahun 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
Depreciation of fixed assets and amortization of mature plantations in 2009 and 2008 were as follows:
2009 2008
Penyusutan aset tetap 51.669.329 39.865.035 Depreciation of fixed assets Amortisasi tanaman menghasilkan Amortization of mature plantations (Catatan 7a) 41.454.706 45.341.792 (Note 7a)
Jumlah 93.124.035 85.206.827 Total
Beban penyusutan aset tetap dan amortisasi tanaman menghasilkan dibebankan ke akun-akun berikut ini:
Depreciation of fixed assets and amortization of mature plantations were charged to the following accounts:
2009 2008
Beban pokok penjualan 85.892.249 83.570.105 Cost of sales Tanaman belum menghasilkan - Immature plantation - biaya pengembangan 5.505.194 - development cost Beban usaha 1.726.592 1.636.722 Operating expenses
Jumlah 93.124.035 85.206.827 Total
ANNUAL REPORT 2009128

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
33
8. ASET TETAP (lanjutan) 8. FIXED ASSETS (continued) Pada tahun 2009, sebagian biaya penyusutan atas
aset yang digunakan untuk pengembangan tanaman belum menghasilkan dikapitalisasi mengikuti praktik industri sejenis.
In 2009, part of the depreciation expense of the certain assets which used in relation to development of immature plantations are capitalized followed the related industry.
Aset tetap tertentu Grup digunakan sebagai
jaminan atas pinjaman bank (Catatan 13). Certain Group’s fixed assets are pledged as
collateral for bank loans facilities (Note 13).
Pada tanggal 31 Desember 2009, Grup mengasuransikan bangunan, mesin, alat-alat berat, kendaraan dan peralatan kantor atas risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp833.981.121 dan US$1.947.000 (2008: Rp794.532.584 dan US$1.567.850) dimana menurut pendapat manajemen cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko aset tetap tersebut.
As of December 31, 2009, Group coverred buildings, machineries, heavy equipments, vehicles and office equipment by insurance against losses from fire and other risks under blanket policies with insurance coverage totaling of Rp833,981,121 and US$1,947,000 (2008: Rp794,532,584 and US$1,567,850), which in the management’s opinion, is adequate to cover possible losses from such risk.
Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 2g atas
laporan keuangan konsolidasi, Grup telah memilih model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya sesuai dengan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “Aset Tetap” dan mereklasifikasi seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap sebesar Rp75.746 yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca konsolidasi tahun 2007 ke saldo laba pada tahun 2008.
As discussed in Note 2g to the consolidated financial statements, the Group have chosen the cost model as the accounting policy for the measurement of its fixed assets in accordance with PSAK No. 16 (Revised 2007), “Fixed Assets”, and reclassified all of the balance of revaluation increment in fixed assets amounting to Rp75,746 as presented in equity section of the 2007 consolidated balance sheet to retained earnings in 2008.
9. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA 9. TRADE PAYABLES - THIRD PARTIES
2009 2008
Petani - dalam Rupiah 53.523.753 68.025.492 Farmers - in Rupiah Pemasok Suppliers Dalam Rupiah 50.448.171 25.857.364 In Rupiah Dalam Dolar AS 2.469.160 99.338.294 In US Dollar Dalam Ringgit Malaysia 305.346 - In Malaysia Ringgit Dalam Franc Swiss - 13.349 In Swiss Franc Dalam Euro - 46.717 In Euro Dalam Yen - 4.888 In Yen Kontraktor Contractors Dalam Rupiah 3.177.045 6.763.427 In Rupiah Dalam Ringgit Malaysia - 2.088.279 In Malaysia Ringgit
Jumlah 109.923.475 202.137.810 Total
LAPORAN TAHUNAN 2009 129

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
34
9. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA (lanjutan) 9. TRADE PAYABLES - THIRD PARTIES (continued)
Hutang usaha pada petani merupakan hutang atas pembelian tandan buah segar (TBS) dari para petani Plasma, sedangkan hutang usaha pada pemasok sebagian besar merupakan hutang atas pembelian bahan perawatan, termasuk pupuk dan suku cadang.
Trade payables to farmers represent payables for purchases of fresh fruit bunches (FFB) from Plasma farmers, while trade payables to suppliers mostly represent payables from purchases of maintenance materials, including the fertilizers and spare parts.
Rincian hutang usaha - pihak ketiga berdasarkan
pemasok adalah sebagai berikut: Details of trade payables - third parties based on
supplier are as follows:
2009 2008
Petani 53.523.753 68.025.492 Farmers PT Taiko Persada Indoprima 22.008.044 - PT Taiko Persada Indoprima PT Sasco Indonesia 6.497.226 - PT Sasco Indonesia PT Pupuk Hi Kay 3.920.674 99.259.822 PT Pupuk Hi Kay PT Multigreen Indonesia 1.870.054 2.638.977 PT Multigreen Indonesia PT Putra Rajawali Banjaran - 13.074.953 PT Putra Rajawali Banjaran Lain-lain 22.103.724 19.138.566 Others
Jumlah 109.923.475 202.137.810 Total
Analisa umur hutang dagang adalah sebagai berikut:
An aging analysis of trade payables is as follows:
2009 2008
Jatuh tempo 1 - 30 hari 104.023.569 170.208.372 Due within 1 - 30 days Jatuh tempo 31 - 90 hari 5.899.906 26.830.640 Due between 31 - 90 days Jatuh tempo > 90 hari - 5.098.798 Due after 90 days
Jumlah 109.923.475 202.137.810 Total 10. UANG MUKA PENJUALAN 10. SALES ADVANCES Uang muka penjualan merupakan uang muka yang
diterima dari pelanggan sehubungan dengan penjualan minyak kelapa sawit, inti sawit dan kecambah.
Sales advances represent advances received from customers in relation to sales of crude palm oil, palm kernel and germinated seeds.
11. PERPAJAKAN 11. TAXATION
a. Hutang pajak a. Taxes payable 2009 2008 Pajak penghasilan - pasal 21 1.296.134 992.326 Income tax - article 21 Pajak penghasilan - pasal 23/26 2.113.420 5.301.524 Income tax - article 23/26 Pajak penghasilan - pasal 4(2) 850 8.643 Income tax - article 4(2) Pajak penghasilan - pasal 25 12.193.753 8.780.084 Income tax - article 25 Pajak penghasilan - pasal 26 646.763 - Income tax - article 26 Pajak penghasilan - pasal 29 16.661.054 81.360.693 Income tax - article 29 Pajak Pertambahan Nilai - Keluaran 5.908.299 10.817.250 Value Added Tax - Out
Jumlah 38.820.273 107.260.520 Total
ANNUAL REPORT 2009130

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
35
11. PERPAJAKAN (lanjutan) 11. TAXATION (continued)
b. Komponen beban (manfaat) pajak penghasilan badan
b. Components of corporate income tax expense (benefit)
2009 2008
Tahun berjalan Current Perusahaan 11.376.901 6.107.202 The Company Anak perusahaan 109.676.372 176.754.837 Subsidiaries
Sub-jumlah 121.053.273 182.862.039 Sub-total
Tangguhan Deferred Perusahaan 496.080 6.355.969 The Company
Anak perusahaan 1.585.202 (3.424.629) Subsidiaries
Sub-jumlah 2.081.282 2.931.340 Sub-total
Jumlah 123.134.555 185.793.379 Total c. Pajak penghasilan badan c. Corporate income tax
Rekonsiliasi antara laba konsolidasi sebelum beban pajak penghasilan badan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi konsolidasi dan taksiran laba kena pajak Perusahaan tahun berjalan adalah sebagai berikut:
The reconciliation between the consolidated income before corporate income tax expense as shown in the consolidated statements of income and the current estimated taxable income of the Company is as follows:
2009 2008
Laba konsolidasi sebelum beban Consolidated income before pajak penghasilan badan 409.358.374 631.761.805 corporate income tax expense Laba Anak perusahaan sebelum Income of Subsidiaries before beban pajak penghasilan badan (360.702.455) (576.352.244) corporate income tax expense
Laba Perusahaan sebelum beban Income before corporate income tax pajak penghasilan badan 48.655.919 55.409.561 expense for the Company
Beda tetap Permanent differences Pendapatan bunga yang Interest income dikenakan pajak final (10.075.745) (27.812.841) already subjected to final tax Biaya yang tidak dapat dikurangkan 4.217.746 14.921.657 Non-deductible expenses
Jumlah beda tetap (5.857.999) (12.891.184) Total permanent differences
Beda temporer Temporary differences Penyusutan (1.398.870) (6.480.584) Depreciation Biaya masih harus dibayar (748.307) 475.167 Accrued expense Tanaman belum menghasilkan (536.634) - Immature plantations Provision for employees’ service Penyisihan imbalan kerja karyawan 517.680 724.738 entitlements
Jumlah beda waktu (2.166.131) (5.280.679) Total temporary differences
Jumlah 40.631.789 37.237.698 Total Kompensasi dengan rugi pajak - (16.822.023) Compensation with tax loss
Taksiran laba kena pajak 40.631.789 20.415.675 Estimated taxable income
LAPORAN TAHUNAN 2009 131

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
36
11. PERPAJAKAN (lanjutan) 11. TAXATION (continued) c. Pajak penghasilan badan (lanjutan) c. Corporate income tax (continued)
Rekonsiliasi antara laba konsolidasi sebelum beban pajak penghasilan badan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi konsolidasi dan taksiran laba kena pajak Perusahaan tahun berjalan adalah sebagai berikut: (lanjutan)
The reconciliation between the consolidated income before corporate income tax expense as shown in the consolidated statements of income and the current estimated taxable income of the Company is as follows: (continued)
2009 2008
Perusahaan The Company Taksiran laba kena pajak 40.631.789 20.415.675 Estimated taxable income Beban pajak penghasilan - tahun berjalan 11.376.901 6.107.202 Income tax expense - current Dikurangi: pajak penghasilan dibayar dimuka 7.173.594 6.106.907 Less: prepayment of income taxes
Taksiran hutang pajak penghasilan 4.203.307 295 Estimated income tax payable
Taksiran hutang pajak penghasilan Estimated income tax payable Perusahaan 4.203.307 295 The Company Anak perusahaan 12.457.747 81.360.398 Subsidiaries
Jumlah 16.661.054 81.360.693 Total
Taksiran tagihan pajak penghasilan Estimated claims for tax refund Perusahaan 29.193.456 5.363.553 The Company Anak perusahaan 34.391.185 8.393.317 Subsidiaries
Jumlah 63.584.641 13.756.870 Total
Taksiran tagihan pajak penghasilan merupakan kelebihan pembayaran pajak, yang menurut pendapat manajemen Grup dapat diperoleh kembali.
Estimated claims for tax refund represent claims for overpayments of income taxes which the Group’s management believes can be recovered.
Pada tahun 2009, Perusahaan telah menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar dan Surat Tagihan Pajak (STP) atas berbagai jenis pajak untuk tahun pajak 2007 sejumlah Rp79.932.682. Manajemen Perusahaan tidak setuju dengan ketetapan-ketetapan pajak tersebut dan telah mengajukan surat permohonan keberatan atas ketetapan-ketetapan pajak tersebut. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasi, permohonan keberatan tersebut masih dalam proses Direktorat Jenderal Pajak.
In 2009, the Company received tax assessment letters and tax collection letters for underpayment of various taxes for fiscal year 2007 totalling Rp79,932,682. Management disagreed with these assessments and filed objection letters to the Directorate General of Taxation. Up to the date of consolidated financial statements, the Company has not yet received any response from the Directorate General of Taxation.
ANNUAL REPORT 2009132

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
37
11. PERPAJAKAN (lanjutan) 11. TAXATION (continued)
d. Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan badan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dari laba konsolidasi sebelum beban pajak penghasilan badan dengan beban pajak penghasilan badan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi konsolidasi adalah sebagai berikut:
d. The reconciliation between corporate income tax expense as computed with the marginal tax rates from consolidated income before corporate income tax expense and corporate income tax expense as shown in the consolidated statements of income is as follows:
2009 2008
Laba konsolidasi sebelum beban Consolidated income before pajak penghasilan badan 409.358.374 631.761.805 corporate income tax expense Laba Anak perusahaan sebelum Income of Subsidiaries before beban pajak penghasilan badan (360.702.455) (576.352.244) corporate income tax expense
Laba Perusahaan sebelum beban Income before corporate income tax pajak penghasilan badan 48.655.919 55.409.561 expense for the Company
Taksiran beban pajak dengan tarif Estimated tax expense based on yang berlaku 13.623.657 16.622.868 prevailing tax rate Perbedaan tetap bersih dengan Net permanent differences menggunakan tarif pajak maksimum (1.640.240) (3.867.355) at the maximum marginal tax rate Perbedaan tarif perhitungan beban pajak penghasilan - (17.500) Effect on income taxed at statutory rates Dampak perubahan tarif pajak (110.436) (274.841) Effect of changes in tax rate
Beban pajak penghasilan badan Corporate income tax expense Perusahaan 11.872.981 12.463.172 The Company Anak perusahaan 111.261.574 173.330.207 Subsidiaries
Beban pajak penghasilan badan 123.134.555 185.793.379 Corporate income tax expense
Pada September 2008, Undang-undang No. 7
Tahun 1983 mengenai “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 28% untuk tahun fiskal 2009 dan 25% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Perusahaan mencatat dampak perubahan tarif pajak tersebut sebesar Rp110.436 dan Rp274.841 sebagai bagian dari beban pajak penghasilan badan – tangguhan dalam laporan laba rugi konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009 dan 2008.
In September 2008, Law No. 7 Year 1983 regarding “Income Tax” has been revised for the fourth time with Law No. 36 Year 2008. The revised Law stipulates changes in corporate tax rate from a progressive tax rate to a single rate of 28% for fiscal year 2009 and 25% for fiscal year 2010 onwards. The Company recorded the effect of the changes in tax rates which amounted to Rp110,436 and Rp274,841, respectively, as part of corporate income tax expense - deferred in the consolidated statement of income for the years ended December 31, 2009 and 2008.
LAPORAN TAHUNAN 2009 133

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
38
11. PERPAJAKAN (lanjutan) 11. TAXATION (continued) e. Aset (kewajiban) pajak tangguhan e. Deferred tax assets (liabilities)
2009 2008
Aset pajak tangguhan Deffered tax assets Bibitan 5.195.902 5.030.102 Nursery Penyisihan imbalan Provision for employees’ kerja karyawan 2.634.252 1.645.693 service entitlements Aset tetap 2.002.469 (668.029) Fixed assets Biaya masih harus dibayar 40.662 251.002 Accrued expense Tanaman belum menghasilkan (581.065) 165.800 Immature plantations Provision for inventories Penyisihan persediaan usang - 9.475 obsolesence
Aset pajak tangguhan - bersih 9.292.220 6.434.043 Deferred tax assets - net Kewajiban pajak tangguhan Deffered tax liabilities
Penyisihan imbalan Provision for employees’ kerja karyawan 949.702 360.172 service entitlements
Biaya masih harus dibayar 513.995 - Accrued expense Tanaman belum menghasilkan (3.328.037) - Immature plantations
Aset tetap (4.118.448) (1.403.501) Fixed assets
Kewajiban pajak tangguhan - bersih (5.982.788) (1.043.329) Deferred tax liabilities - net
Manajemen berpendapat bahwa aset pajak
tangguhan dapat dipulihkan seluruhnya. Management believes that the deferred tax
assets can be fully realized.
12. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR 12. ACCRUED EXPENSES 2009 2008
Beban karyawan 9.987.390 8.096.068 Employee expenses Jasa tenaga ahli 2.116.013 2.070.000 Professional fees Bunga 622.771 1.941.333 Interest Lain-lain 5.723.344 4.420.032 Others
Jumlah 18.449.518 16.527.433 Total
ANNUAL REPORT 2009134

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
39
13. HUTANG BANK JANGKA PANJANG 13. LONG-TERM BANK LOAN 2009 2008
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 244.000.000 - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk - 217.000.000 PT Bank Central Asia Tbk
Dikurangi: bagian jatuh tempo dalam satu tahun (25.000.000) (2.108.333) Less: current portion
Bagian jangka panjang 219.000.000 214.891.667 Long-term portion
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (“Mandiri”) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (“Mandiri”)
Pada tanggal 21 Agustus 2009, Sungai Rangit mendapat fasilitas kredit investasi dari Mandiri dengan rincian sebagai berikut:
On August 21, 2009, Sungai Rangit obtained investment loan facilities from Mandiri, with the following details:
a. Fasilitas maksimal Rp215.000.000, digunakan
untuk membayar hutang dari fasilitas kredit di BCA, yang akan dilunasi dalam lima (5) tahun lima (5) bulan terhitung sejak tanggal perjanjian kredit.
a. Facility at the maximum credit amount of Rp215,000,000, to be used to repay the investment credit from BCA. The facility is repayable in five (5) years and five (5) months, starting from the loan agreement date.
b. Fasilitas maksimal Rp85.000.000, digunakan
untuk membiayai kebun dan pengeluaran modal serta kebutuhan lainnya, yang akan dilunasi dalam delapan (8) tahun enam (6) bulan terhitung sejak tanggal perjanjian kredit.
b. Facility at the maximum credit amount of Rp85,000,000, to be used to expand the plantation activities and capital expenditure, which is repayable in eight (8) years and six (6) months, starting from the loan agreement date.
Tingkat bunga untuk pinjaman sebesar 12% per tahun yang dapat ditinjau kembali secara periodik. Pinjaman di atas dijamin dengan Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan berikut tanaman, bangunan perumahan, bangunan pabrik dan mesin milik Sungai Rangit (Catatan 7b dan 8).
The above facilities bear interest at 12% per annum which will be reviewed periodically. The facilities are collateralized by landrights and buildings, including plantation, buildings and machineries of Sungai Rangit (Notes 7b and 8).
Pinjaman tersebut di atas mencakup persyaratan yang membatasi hak Sungai Rangit antara lain untuk memperoleh pinjaman atau memberikan pinjaman, melakukan penyertaan baru, bertindak sebagai penjamin, memindahtangankan agunan atau harta, mengubah anggaran dasar Perusahaan dan melakukan likuidasi, merger atau pengambilalihan, dan mengubah susunan pemegang saham perusahaan Sungai Rangit, mengajukan permohonan pailit dan melakukan pembayaran bunga atas pinjaman kepada pemegang saham atau perusahaan afiliasi. Pinjaman mengharuskan Sungai Rangit untuk memenuhi persyaratan rasio keuangan sebagaimana disebutkan dalam perjanjian. Pada tanggal 31 Desember 2009, Sungai Rangit telah memenuhi persyaratan rasio keuangan sebagaimana disebutkan dalam perjanjian.
The loan contains certain restrictions on Sungai Rangit such as, among others, obtaining new loan or give borrowing, enter into new investment, provide guarantee, transfer of collateral or the Company’s assets, change the Articles of Association, enter into a liquidation, merger or acquisition, change in the composition of Sungai Rangit’s shareholders, file bankruptcy, and pay interest to shareholder or affiliate companies. The loan required Sungai Rangit to fulfill certain financial ratio as mentioned in the agreements. As of December 31, 2009, Sungai Rangit has fulfilled these financial ratio as mentioned in the agreement.
LAPORAN TAHUNAN 2009 135

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
40
13. HUTANG BANK JANGKA PANJANG (lanjutan) 13. LONG-TERM BANK LOAN (continued) PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”) PT Bank Central Asia Tbk (“BCA”) Pada tanggal 15 November 2006, Sungai Rangit
mendapat fasilitas kredit investasi dari BCA dengan rincian sebagai berikut:
On November 15, 2006, Sungai Rangit obtained investment loan facilities from BCA, with the following details:
a. Fasilitas maksimal Rp180.000.000, digunakan
untuk membayar hutang konversi, yang akan dilunasi dalam enam (6) tahun setelah dua (2) tahun masa tenggang terhitung sejak tanggal penarikan pertama.
a. Facility at the maximum of Rp180,000,000, to be used to repay the convertible loan, which is repayable in six (6) years after two (2) years grace period, starting from the initial withdrawal.
b. Fasilitas maksimal Rp95.000.000 atau setara dalam Dolar AS, digunakan untuk pengembangan aktivitas penanaman dan program rehabilitasi pabrik dan kebun kelapa sawit, yang akan dilunasi dalam enam (6) tahun setelah dua (2) tahun masa tenggang terhitung sejak tanggal penarikan pertama.
b. Facility at the maximum of Rp95,000,000 or its equivalent amount in US Dollar, to be used to expand the plantation activities and for rehabilitation program for palm oil mill and plantation, which is repayable in six (6) years after two (2) years grace period, starting from the initial withdrawal.
c. Fasilitas maksimal Rp25.000.000 atau setara dalam Dolar AS, digunakan untuk pengembangan aktivitas penanaman dan program rehabilitasi pabrik dan kebun kelapa sawit yang dapat ditarik mulai tanggal 1 Januari 2008 sampai dengan 30 Juni 2008. Fasilitas ini akan dilunasi dalam enam (6) tahun setelah satu (1) tahun masa tenggang sejak tanggal penarikan pertama.
c. Facility at the maximum of Rp25,000,000 or its equivalent amount in US Dollar, to be used to expand the plantation activities and for rehabilitation program for palm oil mill and plantation, which can be withdrawn within January 1, 2008 to June 30, 2008. This facility is repayable in six (6) years after one (1) year grace period, starting from the initial withdrawal.
Tingkat bunga untuk pinjaman dalam mata uang Rupiah sebesar tingkat bunga peminjaman utama (“prime lending rate”) bank dikurangi 2% per tahun, sedangkan untuk pinjaman dalam mata uang Dolar AS adalah tingkat bunga SIBOR satu (1) bulan ditambah 1,5% per tahun. Pinjaman di atas dijamin dengan Hak Guna Usaha dan Hak Guna Bangunan, lahan untuk penanaman baru, pabrik kelapa sawit milik Sungai Rangit (Catatan 8) dan Letter of Undertaking dari PT Sampoerna Bio Energi.
The above facilities bear interest at the bank’s prime lending rate minus 2% per annum for Rupiah withdrawal and at one (1) month SIBOR plus 1.5% per annum for US Dollar withdrawal. The facilities were collateralized by landrights and buildings, new plantation area, and palm oil mill of Sungai Rangit (Note 8) and secured by the Letter of Undertaking from PT Sampoerna Bio Energi.
Pinjaman tersebut di atas mencakup persyaratan yang membatasi hak Sungai Rangit antara lain untuk memperoleh pinjaman atau memberikan pinjaman, bertindak sebagai penjamin, mengubah bidang usaha dan melakukan likuidasi, merger atau pengambilalihan, melakukan investasi baru dan mengubah susunan pemegang saham Sungai Rangit (kecuali jika mayoritas kepemilikan saham masih dimiliki oleh Grup Sampoerna). Pada tanggal 31 Desember 2008, Sungai Rangit telah memenuhi persyaratan rasio keuangan sebagaimana disebutkan dalam perjanjian.
The loan contains certain restrictions on Sungai Rangit, among others, obtain of new lending or give borrowing, provide guarantee, change in business, to enter into a liquidation, merger or acquisition, enter into new investment, and change in the composition of Sungai Rangit’s shareholders (except if the majority shareholders is still owned by Sampoerna Group). As of December 31, 2008, Sungai Rangit has fulfilled the certain financial ratio as mentioned in the agreement.
Pada tanggal 11 September 2009, Sungai Rangit telah melunasi pinjaman tersebut.
On September 11, 2009, Sungai Rangit has fully repaid the loan.
ANNUAL REPORT 2009136

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
41
14. PENYISIHAN IMBALAN KERJA KARYAWAN
14. PROVISION FOR EMPLOYEES’ SERVICE ENTITLEMENTS
Grup mencatat kewajiban diestimasi atas imbalan kerja karyawan berdasarkan hasil perhitungan aktuaria yang dilakukan oleh aktuaris independen, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Asumsi utama yang digunakan untuk perhitungan aktuaris tersebut adalah sebagai berikut:
The Group recorded the provision for employees’ service entitlements based on the calculation performed by an independent actuary, using the “Projected Unit Credit” method, with the following primary assumptions were as follows:
2009 2008
Tingkat diskonto 10% 13% Discount rate Tingkat kenaikan gaji 9% 10% Progressive salary rate Tingkat kematian TMI-99 TMI-99 Mortality rate Usia pensiun 55 tahun 55 tahun Retirement age
Beban imbalan kerja karyawan yang diakui dalam
laporan laba rugi konsolidasi adalah sebagai berikut:
Employees’ benefit expense recognized in consolidated statements of income was as follows:
2009 2008
Perusahaan The Company Biaya jasa kini 402.232 681.330 Current service cost Biaya bunga 135.580 29.143 Interest expense Kerugian (keuntungan) aktuarial bersih (3.652) 14.265 Net actuarial loss (gain)
Jumlah 534.160 724.738 Total Anak perusahaan 5.792.410 3.856.175 Subsidiaries
Beban imbalan kerja karyawan 6.326.570 4.580.913 Employee benefit expense Kewajiban imbalan kerja karyawan di neraca
konsolidasi adalah sebagai berikut: The amounts of liabilities for employees’ benefit in
the consolidated balance sheets were as follows: 2009 2008
Perusahaan The Company Nilai kini kewajiban yang tidak didanai 1.129.726 1.042.922 Present value of unfunded obligation Laba aktuarial yang belum diakui 302.041 - Unrecognized actuarial gain Biaya jasa lalu yang belum diakui - (128.835) Unrecognized past service cost
Jumlah 1.431.767 914.087 Total Anak perusahaan 12.904.051 7.095.161 Subsidiaries
Kewajiban bersih 14.335.818 8.009.248 Net liabilities
Mutasi penyisihan imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
The movement in the provision for employees’ service entitlements was as follows:
2009 2008
Saldo awal 8.009.248 3.428.335 Beginning balance Beban tahun berjalan yang diakui 6.326.570 4.580.913 Expense recognized in the current year
Saldo akhir 14.335.818 8.009.248 Ending balance
LAPORAN TAHUNAN 2009 137

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
42
15. MODAL SAHAM 15. SHARE CAPITAL Komposisi kepemilikan saham Perusahaan pada
tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 adalah sebagai berikut:
The share capital ownership of the Company as of December 31, 2009 and 2008 was as follows:
Persentase Modal ditempatkan dan Jumlah saham/ Kepemilikan/ disetor penuh (Rupiah)/ Number of Percentage of Issued and paid up capital shares ownership (Rupiah)
Pemegang saham 2009 2008 2009 2008 2009 2008 Shareholders
Sampoerna Agri Sampoerna Agri Resources Pte. Ltd. 1.267.217.500 1.267.217.500 67,05% 69,84% 253.443.500 253.443.500 Resources Pte. Ltd. Masyarakat (masing-masing dengan kepemilikan Public (each below dibawah 5%) 622.782.500 547.215.000 32,95% 30,16% 124.556.500 109.443.000 5% ownership)
Jumlah 1.890.000.000 1.814.432.500 100,00% 100,00% 378.000.000 362.886.500 Total Modal saham yang dibeli kembali - 75.567.500 - - - 15.113.500 Treasury stock
Jumlah 1.890.000.000 1.890.000.000 100,00% 100,00% 378.000.000 378.000.000 Total
Pada tanggal 4 Juli 2008, Sampoerna Agri
Resources Pte. Ltd. telah menjual saham miliknya sebesar 90.000.000 lembar saham kepada masyarakat.
On July 4, 2008, Sampoerna Agri Resources Pte. Ltd. has sold its shares amounting to 90,000,000 shares to public.
Pada tanggal 11 Oktober 2008, Perusahaan
memutuskan untuk membeli kembali saham berdasarkan ketentuan Peraturan BAPEPAM-LK No. XI.B.3, sebagaimana yang disampaikan oleh Perusahaan kepada otoritas pasar modal. Pembelian kembali saham ini akan dilaksanakan dalam waktu tiga (3) bulan, mulai tanggal 13 Oktober 2008 sampai dengan 12 Januari 2009.
On October 11, 2008 the Company decided to buyback its shares based on BAPEPAM-LK Regulation No. XI.B.3, as notified by the Company to the capital market authority. The share buyback program would be exercised within three (3) months, starting from October 13, 2008 until January 12, 2009.
Selama tahun 2008, Perusahaan telah membeli
kembali sebanyak 75.567.500 saham, setara dengan 4%, dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh, dengan jumlah pembelian sebesar Rp78.574.275. Seluruh saham yang dibeli kembali tersebut dicatat dan disajikan sebagai “Modal Saham yang Dibeli Kembali” pada bagian ekuitas dalam neraca konsolidasi.
During 2008, the Company has repurchased 75,567,500 shares, equivalent to 4%, of total issued and paid-up capital, with total purchase price of Rp78,574,275. The said repurchased shares are accounted for and presented as “Treasury Stock” under Shareholders’ Equity section of the consolidated balance sheet.
Pada tanggal 6 April 2009, Perusahaan telah
menjual kembali seluruh modal saham yang dibeli kembali sebanyak 75.567.500 saham, setara dengan 4% dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh, dengan jumlah penjualan sebesar Rp99.749.100. Selisih lebih penerimaan dari penjualan modal saham yang dibeli kembali atas nilai perolehan sebesar Rp21.174.825, dicatat sebagai bagian dari akun “Tambahan Modal Disetor”.
As of April 6, 2009, the Company re-sold 75,567,500 shares, or equivalent to 4% of total issued and paid-up capital, for a total selling price of Rp99,749,100. The excess of proceeds from the re-sale of the treasury stock over the related acquisition cost amounting to Rp21,174,825 is accounted for as an addition to “Additional Paid-in Capital”.
ANNUAL REPORT 2009138

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
43
16. TAMBAHAN MODAL DISETOR 16. ADDITIONAL PAID-IN CAPITAL Akun ini pada tanggal 31 Desember 2008
merupakan agio saham yang dikurangi biaya emisi saham sehubungan dengan penawaran umum saham perdana. Pada tahun 2009, akun ini juga mencakup selisih antara nilai perolehan dari saham yang diperoleh kembali dengan penerimaan dari penjualannya. Perincian akun ini adalah sebagai berikut:
This account as of December 31, 2008 consists of additional paid-in capital deducted with expenses related to initial public offering. In 2009, this account also included the difference between total acquisition cost of treasury stock and proceeds from re-sale. The details of this account are as follows:
2009 2008
Agio saham 987.289.000 987.289.000 Paid-in capital Biaya emisi saham (55.706.362) (55.706.362) Initial public offering charges
Selisih antara nilai perolehan dari 75.567.500 saham yang diperoleh Difference between total acquisition cost kembali dengan penerimaan dari of 75,567,500 treasury stocks and penjualannya (Catatan 15) 21.174.825 - proceeds from re-sale (Note 15) Jumlah 952.757.463 931.582.638 Total
17. PENJUALAN 17. SALES Penjualan bersih konsolidasi berdasarkan jenis
produk adalah sebagai berikut: Consolidated net sales by products were as
follows: 2009 2008
Produk kelapa sawit 1.762.128.232 2.186.390.532 Oil palm products Kecambah 39.519.352 95.513.698 Germinated seeds Produk inti sawit 10.520.185 - Palm kernel products Karet 3.389.398 6.238.891 Rubber
Jumlah 1.815.557.167 2.288.143.121 Total
Pada tahun 2009 dan 2008, penjualan Grup kepada pelanggan yang melebihi 10% dari jumlah penjualan konsolidasi adalah sebagai berikut:
In 2009 and 2008, the Group’s sales to customer that exceeds 10% of total consolidated sales were as follows:
Jumlah/ Persentase dari jumlah penjualan/ Total Percentage of total sales 2009 2008 2009 2008
PT Sinar Alam Permai 547.283.606 560.330.040 30,14% 24,49% PT Sinar Alam Permai PT Asianagro Agung Jaya - 388.731.990 - 16,99% PT Asianagro Agung Jaya
Jumlah 547.283.606 949.062.030 30,14% 41,48% Total
LAPORAN TAHUNAN 2009 139

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
44
18. BEBAN POKOK PENJUALAN
18. COST OF SALES
Beban pokok penjualan konsolidasi adalah sebagai berikut:
Consolidated cost of sales were as follows:
2009 2008
Beban pemeliharaan 143.186.274 160.906.178 Upkeep costs Beban panen 59.099.863 51.492.733 Harvesting costs Alokasi beban tidak langsung 25.691.474 25.143.831 Allocation of indirect costs Beban penyusutan dan amortisasi 56.657.444 62.304.753 Depreciation and amortization
Beban produksi TBS 284.635.055 299.847.495 FFB production cost Biaya kontribusi kemitraan 4.244.454 3.672.276 Partnership contribution expense Saldo awal TBS 540.388 1.060.812 Beginning balance of FFB Pembelian TBS - pihak ketiga 864.448.872 999.727.179 FFB purchase - third parties
TBS tersedia 1.153.868.769 1.304.307.762 FFB available Saldo akhir TBS (279.092) (540.388) Ending balance of FFB
Pemakaian TBS untuk produksi 1.153.589.677 1.303.767.374 FFB consumed for production Pemakaian TBS untuk produksi FFB consumed for production minyak kelapa sawit dan inti sawit (1.150.650.737) (1.300.380.763) CPO and PK Pemakaian TBS untuk produksi FFB consumed for production kecambah (2.938.940) (3.386.611) germinated seeds
Beban pokok penjualan - TBS - - Cost of sales - FFB
Pemakaian TBS untuk produksi FFB consumed for production minyak kelapa sawit dan inti sawit 1.150.650.737 1.300.380.763 CPO and PK
Beban pengolahan Manufacturing cost of Minyak kelapa sawit dan inti sawit 32.940.524 39.257.313 CPO and PK Alokasi beban tak langsung 34.663.750 27.392.394 Allocation of indirect costs
Beban pokok produksi 1.218.255.011 1.367.030.470 Costs of goods manufactured Pemakaian inti sawit untuk produksi PK consumed for production
produk inti sawit (9.659.539) - PK products Barang jadi Finished goods
Saldo awal minyak kelapa sawit Beginning balance of dan inti sawit 35.662.698 176.099.382 CPO and PK Saldo akhir minyak kelapa sawit Ending balance of dan inti sawit (45.799.920) (35.662.698) CPO and PK
Beban pokok penjualan - minyak Cost of sales - kelapa sawit dan inti sawit 1.198.458.250 1.507.467.154 CPO and PK
FFB consumed for production - Pemakaian TBS untuk produksi - kecambah 2.938.940 3.386.611 germinated seeds Beban pokok produksi kecambah 5.358.281 4.200.618 Manufacturing cost of germinated seeds
Barang dalam proses Work in process Beginning balance of germinated Saldo awal kecambah 8.930.112 4.692.404 seeds Ending balance of germinated Saldo akhir kecambah (9.736.391) (8.930.112) seeds
Beban pokok penjualan - kecambah 7.490.942 3.349.521 Cost of sales - germinated seeds
Beban pokok penjualan - karet 1.446.994 1.660.554 Cost of sales - rubber
Beban pokok penjualan - produk Cost of sales - inti sawit 8.734.440 - palm kernel products
Beban pokok penjualan 1.216.130.626 1.512.477.229 Cost of sales
ANNUAL REPORT 2009140

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
45
18. BEBAN POKOK PENJUALAN (lanjutan) 18. COST OF SALES (continued) Tidak ada pembelian kepada satu pemasok yang
melebihi 10% dari jumlah pembelian konsolidasi selama tahun 2009 dan 2008.
There is no purchase from one supplier which exceeds 10% of total consolidated purchases during 2009 and 2008.
19. BEBAN USAHA 19. OPERATING EXPENSES
Beban usaha konsolidasi adalah sebagai berikut: Consolidated operating expenses were as follows:
2009 2008
Salaries, wages and employees’ Gaji, upah dan kompensasi karyawan 86.243.173 80.528.931 compensation Pemasaran 13.458.506 27.755.845 Marketing Jasa tenaga ahli 8.965.990 6.470.687 Professional fees Perjalanan dinas 8.214.958 6.658.197 Traveling and transportation Lisensi, pajak dan perizinan 5.720.597 9.937.223 Licenses, tax and permits Sewa (Catatan 21c) 3.267.064 1.571.169 Rental (Note 21c) Penelitian dan pengembangan 3.176.872 1.876.391 Research and development Komunikasi 2.494.064 1.471.967 Communication Penyusutan dan amortisasi 2.171.408 2.030.587 Depreciation and amortization Pajak ekspor - 20.194.732 Export tax Lain-lain 5.676.775 5.714.252 Others
Jumlah 139.389.407 164.209.981 Total 20. PENDAPATAN BUNGA 20. INTEREST INCOME Pendapatan bunga konsolidasi adalah sebagai
berikut: Consolidated interest income were as follows:
2009 2008
Deposito berjangka 21.253.881 37.546.074 Time deposit Giro 2.222.580 3.269.892 Current accounts Lain-lain - 1.186.283 Others
Jumlah 23.476.461 42.002.249 Total
LAPORAN TAHUNAN 2009 141

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
46
21. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA
21. RELATED PARTIES BALANCES AND TRANSACTIONS
a. Saldo piutang lain-lain dengan pihak
hubungan istimewa adalah sebagai berikut: a. The balance of other receivables from a
related party are as follows:
2009 2008
PT Sampoerna Bio Energi 13.943.546 20.780.912 PT Sampoerna Bio Energi
Persentase terhadap jumlah aset konsolidasi 0,62% 0,96% Percentage to consolidated total asset
Perusahaan mempunyai Exchangeable Loan kepada Sampoerna Bio Energi yang memberikan hak kepada Perusahaan untuk mengambil alih semua saham Sampoerna Bio Energi yang mencerminkan kepemilikan sebesar 5% (2008: 6,4%) pada Sungai Rangit (2008: Palma Agro) (Catatan 1c). Exchangeable Loan ini dicatat sebagai bagian dari “Piutang lain-lain” pada neraca konsolidasi tanggal 31 Desember 2009 dan 2008.
The Company has outstanding Exchangeable loan to Sampoerna Bio Energi, which entitles the Company to obtain all Sampoerna Bio Energi’s shares, which represented 5% (2008: 6.4%) share ownership in Sungai Rangit (2008: Palma Agro) (Note 1c). This Exchangeable loan was presented as part of “Other receivables” in the consolidated balance sheets as of December 31, 2009 and 2008.
b. Saldo hutang lain-lain dengan pihak hubungan
istimewa adalah sebagai berikut: b. The balance of other payables to related
parties are as follows:
2009 2008
PT Selapan Permai Lestari 6.100.000 6.100.000 PT Selapan Permai Lestari Yayasan Putera Sampoerna 4.284.695 - Putera Sampoerna Foundation Lain-lain 251.148 87.600 Others
Jumlah 10.635.843 6.187.600 Total Persentase terhadap jumlah hutang konsolidasi 2,24% 1,07% Percentage to consolidated total liabilities
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 27 Juni 2008, para pemegang saham menyetujui pemberian sumbangan bagi perbaikan pendidikan nasional yang akan disalurkan melalui program di Yayasan Putera Sampoerna (PSF) sebesar Rp4.300.000 atau 2% dari laba bersih tahun 2007. PSF didirikan pada tanggal 1 Maret 2001, dan bergerak dalam bidang pendidikan dan riset melalui pemberian beasiswa dan program-program sejenisnya.
Based on the Annual Shareholders’ General Meeting dated June 27, 2008, the shareholders approved a donation amounting to Rp4,300,000 or 2% of the 2007 net income to improve national education which will be channelled through educational programs of Putera Sampoerna Foundation (PSF). PSF was established on March 1, 2001, and engaged in, among others, education and research support through scholarships and other related programs.
ANNUAL REPORT 2009142

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
47
21. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
21. RELATED PARTIES BALANCES AND TRANSACTIONS (continued)
b. Saldo hutang lain-lain dengan pihak hubungan
istimewa adalah sebagai berikut: (lanjutan) b. The balance of other payables to related
parties are as follows: (continued)
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 18 Juni 2009, para pemegang saham menyetujui pemberian sumbangan bagi perbaikan pendidikan nasional yang akan disalurkan melalui program di PSF sebesar Rp8.700.000 atau 2% dari laba bersih tahun 2008.
Based on the Annual Shareholders’ General Meeting dated June 18, 2009, the shareholders approved a donation amounting to Rp8,700,000 or 2% from the 2008 net income to improve national education which will be channelled through educational programs of PSF.
Pembayaran ke PSF akan dilakukan secara periodik sesuai dengan progres penyaluran sumbangan serta program tersebut oleh PSF kepada penerima program.
Payment to PSF will be made periodically in accordance with the progress of donation and program from PSF to the recepients of the program.
c. Transaksi usaha dengan pihak hubungan
istimewa adalah sebagai berikut: c. Significant operating transactions with related
parties are as follow: 2009 2008
Sewa gedung Building rental PT Buana Sakti 1.395.099 964.942 PT Buana Sakti
Persentase terhadap jumlah Percentage to consolidated beban usaha konsolidasi 1,00% 0,59% operating expenses
Perusahaan mengadakan perjanjian sewa dengan PT Buana Sakti, pihak hubungan istimewa, untuk menyewa ruang kantor dengan periode sewa dimulai pada tanggal 1 Agustus 2007 dan telah berakhir pada tanggal 31 Desember 2009. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasi, perpanjangan periode sewa masih dalam proses.
The Company entered into a rental agreement with PT Buana Sakti, a related party, to rent office for period started from August 1, 2007 and has been expired on December 31, 2009. Up to date of the consolidated financial statements, the extention for the rental period is still in process.
Pihak-pihak di atas merupakan pihak hubungan istimewa bagi Perusahaan dan/atau Anak perusahaan berdasarkan kesamaan dalam kepemilikan dan/atau manajemen.
The above mentioned entities were considered related parties to the Company and/or its Subsidiaries in view of common ownership and/or management.
LAPORAN TAHUNAN 2009 143

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
48
22. HAK MINORITAS 22. MINORITY INTERESTS
a. Hak minoritas atas aset bersih Anak perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Minority interests in net assets of Subsidiaries were as follows:
2009 2008
Sungai Rangit 16.213.471 20.538.922 Sungai Rangit Telaga Hikmah 1.604.068 1.274.248 Telaga Hikmah Mutiara Bunda Jaya 1.338.124 1.448.668 Mutiara Bunda Jaya Aek Tarum 1.270.403 1.104.487 Aek Tarum Binasawit Makmur 574.333 658.104 Binasawit Makmur Gunung Tua Abadi 238.376 187.481 Gunung Tua Abadi Sampoerna Bio Fuels 11.788 - Sampoerna Bio Fuels
Jumlah 21.250.563 25.211.910 Total
b. Hak minoritas atas laba bersih Anak perusahaan adalah sebagai berikut:
b. Minority interests in net income of Subsidiaries are as follows:
2009 2008
Sungai Rangit 2.701.542 3.589.534 Sungai Rangit Aek Tarum 915.916 1.092.956 Aek Tarum Telaga Hikmah 329.819 597.434 Telaga Hikmah Mutiara Bunda Jaya 293.209 332.314 Mutiara Bunda Jaya Binasawit Makmur 166.229 793.729 Binasawit Makmur Gunung Tua Abadi 50.896 46.203 Gunung Tua Abadi
Jumlah 4.457.611 6.452.170 Total 23. CADANGAN WAJIB 23. STATUTORY RESERVE
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada tanggal 14 Maret 2008, Perusahaan telah membentuk penyisihan untuk cadangan wajib sebesar Rp10.994.710. Cadangan ini dibuat sesuai dengan Undang-undang No. 40/2007 mengenai Perseroan Terbatas yang diberlakukan sejak bulan Agustus 2007, yang mengharuskan perusahaan Indonesia untuk membuat penyisihan cadangan paling sedikit sebesar 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor. Undang-undang tersebut tidak mengatur jangka waktu untuk mencapai cadangan wajib minimum tersebut.
Based on the Extraordinary Shareholders’ Meeting dated March 14, 2008, the Company has set up a statutory reserve amounting Rp10,994,710. The statutory reserve is in accordance with Indonesian Corporate Law No. 40/2007 introduced in August 2007 which requires the companies in Indonesia to set up a reserve reaching to a minimum 20% of the Company’s issued share capital. There is no set period of time over which this amount should be accumulated.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 27 Juni 2008, para pemegang saham kembali menyetujui untuk meningkatkan cadangan wajib sebesar Rp3.000.000 yang diambil dari laba ditahan.
Based on the Annual Shareholders’ General Meeting dated June 27, 2008, the shareholders approved to appropriate Rp3,000,000 of its retained earnings as statutory reserve.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 18 Juni 2009, para pemegang saham kembali menyetujui untuk meningkatkan cadangan wajib sebesar Rp6.000.000 yang diambil dari laba ditahan.
Based on the Annual Shareholders’ General Meeting dated June 18, 2009, the shareholders approved to appropriate Rp6,000,000 of its retained earnings as statutory reserve.
ANNUAL REPORT 2009144

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
49
24. DIVIDEN 24. DIVIDENDS
2009 2009
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 18 Juni 2009, dividen yang dibagikan dari saldo laba per 31 Desember 2008 adalah Rp90 (jumlah penuh) per saham sehingga jumlah dividen adalah Rp170.100.000, yang telah dibayar pada tanggal 29 Juli 2009.
Based on the Annual Shareholders’ General Meeting dated June 18, 2009, dividend distribution in respect of retained earnings per December 31, 2008 was Rp90 (full amount) per share amounting to a total dividend of Rp170,100,000, which was paid on July 29, 2009.
2008 2008
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 14 Maret 2008, dividen yang dibagikan dari saldo laba per 31 Desember 2006 adalah Rp126 (jumlah penuh) per saham sehingga jumlah dividen adalah Rp238.140.000.
Based on the Extraordinary Shareholders’ Meeting dated March 14, 2008, dividends to be distributed in respect of retained earnings per December 31, 2006 was approved to be Rp126 (full amount) per share amounting to a total dividend of Rp238,140,000.
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 27 Juni 2008, dividen yang dibagikan dari saldo laba per 31 Desember 2007 adalah Rp21 (jumlah penuh) per saham sehingga jumlah dividen adalah Rp39.690.000.
Based on the Annual Shareholders’ General Meeting dated June 27, 2008, dividend distribution in respect of retained earnings per December 31, 2007 was Rp21 (full amount) per share amounting to a total dividend of Rp39,690,000.
25. PERJANJIAN, IKATAN DAN KEWAJIBAN
KONTINJENSI PENTING 25. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS
AND CONTINGENCIES
a. Sesuai perjanjian dengan BRI, Mutiara Bunda Jaya dan Telaga Hikmah diminta untuk bertindak sebagai penjamin hutang plasma sampai seluruh hutang plasma dilunasi. Setelah pengalihan kebun Plasma kepada petani Plasma dilakukan, maka jaminan hutang petani Plasma sehubungan dengan perjanjian hutang Mutiara Bunda Jaya dan Telaga Hikmah dengan BRI adalah berupa sertifikat tanah yang bersangkutan. Pembayaran pinjaman Plasma tersebut dilakukan dengan cara memotong hasil yang diterima petani atas penjualan TBS yang diproduksi dari lahan petani Plasma. Mutiara Bunda Jaya dan Telaga Hikmah akan membeli semua TBS hasil produksi Plasma sampai seluruh hutang Plasma terbayar.
a. Under the loan agreement with BRI, Mutiara Bunda Jaya and Telaga Hikmah is required to act as guarantor for the Plasma loans until the Plasma loans is repaid in full. After all the Plasma areas are converted and turned over to smallholders, the collateral for the Plasma loan under the Mutiara Bunda Jaya’s and Telaga Hikmah’s loan agreements with BRI shall be the related landright certificates of the Plasma participants. Repayments are to be made out of a portion of the proceeds from the sale of FFB produced from the farmers’ Plasma areas. Mutiara Bunda Jaya and Telaga Hikmah are required to purchase all Plasma FFB production until all of the Plasma loans have been settled.
Pada tahun 2009, Telaga Hikmah memberikan jaminan deposito kepada BRI senilai Rp5.285.000 untuk menjamin hutang petani Plasma kepada BRI (Catatan 3).
In 2009, Telaga Hikmah placed deposit to BRI amounting to Rp5,285,000, to guarantee the outstanding loans of their Plasma participants to BRI (Note 3).
LAPORAN TAHUNAN 2009 145

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
50
25. PERJANJIAN, IKATAN DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan)
25. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)
Pada tanggal 31 Desember 2009, sisa hutang 133 petani Plasma adalah sebesar Rp1.512.282 untuk Mutiara Bunda Jaya dan 393 petani Plasma adalah sebesar Rp8.107.620 untuk Telaga Hikmah.
As of December 31, 2009, total the amount of Plasma loan that must be settled by 133 Plasma farmers for Mutiara Bunda Jaya amounted to Rp1,512,282 and 393 Plasma farmers for Telaga Hikmah amounted to Rp8,107,620.
b. Sungai Rangit memiliki perjanjian dengan petani setempat untuk mengembangkan Tanaman Kemitraan yang didanai oleh Sungai Rangit (Catatan 7a). Semua biaya yang timbul sampai dengan tanaman telah menghasilkan dikapitalisasi. Selama sebelas tahun sejak tanaman telah menghasilkan, Sungai Rangit berkewajiban untuk mengelola tanaman tersebut, membeli hasil panen dengan harga yang telah disepakati dan 15% dari hasil penjualan dikontribusikan kepada petani sedangkan sisanya dikembalikan kepada Sungai Rangit untuk biaya pengelolaan. Tanaman kemitraan akan diserahkan kepada petani setempat setelah tahun kesebelas sejak tanaman dinyatakan sudah menghasilkan.
b. Sungai Rangit has an agreement to develop Partnership Plantation (“Tanaman Kemitraan”) with local farmers whereas financed by Sungai Rangit (Note 7a). All the development cost which incurred until the plantation is matured will be capitalized. For eleven years since the plantation is mature, Sungai Rangit has an obligation to manage the plantation, to buy the harvest with agreed purchase price and 15% of sales proceeds are contributed to farmers while the rest is returned to Sungai Rangit for maintenance cost. Partnership plantation will be transferred to farmers after the eleventh year since the plantation is considered mature.
c. Untuk menghindari dampak dari fluktuasi nilai
tukar mata uang yang mungkin terjadi dalam operasional Perusahaan, pada tahun 2009, Perusahaan menandatangani beberapa kontrak forward jangka pendek mata uang Dolar AS ke Rupiah dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Laba yang belum terealisasi terkait dengan transaksi kontrak forward tersebut per 31 Desember 2009 sebesar Rp348.862 dan disajikan sebagai bagian dari “Piutang Lain-lain - Pihak Ketiga” dalam neraca konsolidasi tahun 2009.
c. To manage the adverse effects of the exchange rate fluctuations on the Company’s operation, in 2009, the Company entered into several short term US Dollar to Rupiah currency forward contracts with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. The unrealized gain from the aforementioned forward contract transactions as of December 31, 2009 amounted to Rp348,862 and is presented as part of “Other Receivables - Third Parties” in 2009 consolidated balance sheet.
ANNUAL REPORT 2009146

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
51
25. PERJANJIAN, IKATAN DAN KEWAJIBAN KONTINJENSI PENTING (lanjutan)
25. SIGNIFICANT AGREEMENTS, COMMITMENTS AND CONTINGENCIES (continued)
d. Pada tanggal 29 Mei 2009, Perusahaan
mengadakan perjanjian dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk untuk fasilitas pinjaman modal kerja sejumlah Rp100.000.000. Jangka waktu pinjaman tersebut adalah dua belas (12) bulan dan akan berakhir pada 28 Mei 2010. Pinjaman tersebut dikenakan suku bunga 12% per tahun, yang akan ditinjau secara periodik.
d. On May 29, 2009, the Company entered into an agreement with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk for a working capital loan facility amounting to Rp100,000,000. The term of the loan is for twelve (12) months period and will due on May 28, 2010. The loan bears interest rate at 12% per annum, which will be reviewed periodically.
Pinjaman tersebut di atas mencakup persyaratan yang membatasi hak Perusahaan antara lain untuk memperoleh pinjaman atau memberikan pinjaman, melakukan penyertaan baru, bertindak sebagai penjamin, memindahtangankan agunan atau harta Perusahaan, mengubah anggaran dasar Perusahaan dan melakukan likuidasi, merger atau mengambil alih, dan mengubah susunan pemegang saham Perusahaan, mengajukan permohonan pailit dan melakukan pembayaran bunga atas pinjaman kepada pemegang saham atau perusahaan afiliasi. Pinjaman mengharuskan Perusahaan untuk memenuhi persyaratan rasio keuangan sebagaimana disebutkan dalam perjanjian.
The loan contains certain restrictions on the Company, such as, among others, obtaining of new loan or give borrowing, enter into new investment, provide guarantee, transfer of collateral or the Company’s assets, change the Article of Association, enter into a merger or acquisition, change in the composition of Company’s shareholders, file bankruptcy, and pay interest to shareholder or affiliate companies. The loan required the Company to fulfill the financial ratio as mentioned in the agreements.
Pada tanggal 31 Desember 2009, tidak ada fasilitas yang digunakan.
As of December 31, 2009, there was no facility drawdown.
26. INFORMASI SEGMEN 26. SEGMENT INFORMATION
Informasi segmen primer Rincian segmen bisnis Grup adalah sebagai berikut:
Primary segment information Details of business segment of the Group are as follows:
Produk kelapa sawit/ Oil palm Lain-lain/ Jumlah/ Eliminasi/ Konsolidasi/ 2009 product Others Total Elimination Consolidated 2009
Penjualan 2.170.918.475 42.908.750 2.213.827.225 (398.270.058) 1.815.557.167 Sales
Beban pokok penjualan (1.591.935.056) (8.937.936) (1.600.872.992) 384.742.366 (1.216.130.626) Cost of sales
Hasil segmen 578.983.419 33.970.814 612.954.233 (13.527.692) 599.426.541 Segment result
Beban usaha yang belum dialokasikan (139.389.407) Unallocated operating expense
Laba usaha 460.037.134 Operating income Pendapatan bunga 23.476.461 Interest income Interest expense and other Beban bunga dan keuangan lainnya (27.899.226) financing charges Rugi selisih kurs - bersih (20.277.486) Loss on foreign exchange - net Amortisasi goodwill (1.853.571) Goodwill amortization Rugi penjualan aset tetap (1.029.590) Loss on sale of fixed assets Lain-lain - bersih (23.095.348) Others - net Jumlah beban pajak Total corporate income tax penghasilan badan (123.134.555) expenses Hak minoritas atas laba bersih Minority interest in net Anak perusahaan (4.457.611) income of Subsidiaries
Laba bersih 281.766.208 Net income
LAPORAN TAHUNAN 2009 147

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
52
26. INFORMASI SEGMEN (lanjutan) 26. SEGMENT INFORMATION (continued)
Informasi segmen primer (lanjutan) Rincian segmen bisnis Grup adalah sebagai berikut:
Primary segment information (continued) Details of business segment of the Group are as follows:
Produk kelapa sawit/ Oil palm Lain-lain/ Jumlah/ Eliminasi/ Konsolidasi/ 2009 product Others Total Elimination Consolidated 2009
Aset segmen 3.230.778.997 171.395.310 3.402.174.307 (1.140.376.068) 2.261.798.239 Segment assets Hutang segmen 463.117.289 11.550.763 474.668.052 299.033 474.967.085 Segment liabilities Informasi lainnya: Other information:
Pengeluaran modal 291.813.923 2.533.263 294.347.186 (664.739) 293.682.447 Capital expenditure
Produk kelapa sawit/ Oil palm Lain-lain/ Jumlah/ Eliminasi/ Konsolidasi/ 2008 product Others Total Elimination Consolidated 2008
Penjualan 2.660.544.161 125.547.589 2.786.091.750 (497.948.629) 2.288.143.121 Sales
Beban pokok penjualan (1.970.440.895) (16.509.227) (1.986.950.122) 474.472.893 (1.512.477.229) Cost of sales
Hasil segmen 690.103.266 109.038.362 799.141.628 (23.475.736) 775.665.892 Segment result
Beban usaha yang belum dialokasikan (164.209.981) Unallocated operating expense
Laba usaha 611.455.911 Operating income Pendapatan bunga 42.002.249 Interest income Laba penjualan aset tetap 1.671.141 Gain on sale of fixed assets Interest expense and other Beban bunga dan keuangan lainnya (24.465.833) financing charges Rugi selisih kurs - bersih (7.630.477) Loss on foreign exchange - net Amortisasi goodwill (1.853.571) Goodwill amortization Lain-lain - bersih 10.582.385 Others - net Jumlah beban pajak Total corporate income tax penghasilan badan (185.793.379) expenses Hak minoritas atas laba bersih Minority interest in net Anak perusahaan (6.452.170) income of Subsidiaries
Laba bersih 439.516.256 Net income
Aset segmen 3.204.360.587 99.895.481 3.304.256.068 (1.148.092.055) 2.156.164.013 Segment assets Hutang segmen 546.060.435 33.403.334 579.463.769 (1.475.318) 577.988.451 Segment liabilities Informasi lainnya: Other information:
Pengeluaran modal 266.571.479 43.300.823 309.872.302 - 309.872.302 Capital expenditure
Informasi segmen sekunder Rincian segmen Grup berdasarkan geografi adalah sebagai berikut:
Secondary segment information Details of geographical segment of the Group are as follows:
Jumlah/ Eliminasi/ Konsolidasi/ 2009 Sumatera Kalimantan Total Elimination Consolidated 2009
Penjualan 1.939.353.886 274.473.339 2.213.827.225 (398.270.058) 1.815.557.167 Sales Aset segmen 2.613.351.642 788.822.665 3.402.174.307 (1.140.376.068) 2.261.798.239 Segment assets Pengeluaran modal 234.520.580 59.826.606 294.347.186 (664.739) 293.682.447 Capital expenditure
Jumlah/ Eliminasi/ Konsolidasi/ 2008 Sumatera Kalimantan Total Elimination Consolidated 2008
Penjualan 2.520.315.992 265.775.758 2.786.091.750 (497.948.629) 2.288.143.121 Sales Aset segmen 2.332.026.706 972.229.362 3.304.256.068 (1.148.092.055) 2.156.164.013 Segment assets Pengeluaran modal 138.527.647 171.344.655 309.872.302 - 309.872.302 Capital expenditure
ANNUAL REPORT 2009148

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
53
27. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
27. DIFFERENCE ARISING FROM RESTRUCTURING TRANSACTIONS AMONG ENTITIES UNDER COMMON CONTROL
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali pada tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 berasal dari akuisisi Perusahaan atas 100% kepemilikan pada Palma Agro yang sebelumnya dimiliki oleh entitas-entitas sepengendali.
Difference arising from Restructuring Transactions among Entities Under Common Control as of December 31, 2009 and 2008 is arising from the Company’s acquisition on 100% ownership interest in Palma Agro from entities under common control.
Pada tanggal 27 Maret 2009, Palma Agro telah mengalihkan saham yang dimilikinya di Sungai Rangit, yang mewakili 93,6% saham yang telah dikeluarkan oleh Sungai Rangit, ke Perusahaan, sebagai akibat dari likuidasi Palma Agro (Catatan 1c). Selisih antara nilai yang dialihkan dengan kepemilikan Perusahaan atas aset bersih dari Sungai Rangit mengurangi nilai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” sebesar Rp4.676.457 yang disajikan sebagai komponen ekuitas pada neraca konsolidasi.
On March 27, 2009, Palma Agro has transferred its ownership in Sungai Rangit, representing 93.6% shares of Sungai Rangit, to the Company, as a result of liquidation of Palma Agro (Note 1c).The difference between the transferred amount and the Company’s interest in the net assets of Sungai Rangit deducted the amount of “Difference arising from Restructuring Transactions among Entities Under Common Control” by Rp4,676,457, under shareholders’ equity in consolidated balance sheets.
Pada tanggal 27 Maret 2009, Perusahaan
menukarkan sebagian Exchangeable Loan sebesar US$413.961 untuk 1,4% saham yang dimiliki oleh Sampoerna Bio Energi di Sungai Rangit (Catatan 1c). Selisih sebesar Rp231.490 antara nilai Exchangeable Loan yang ditukarkan oleh Perusahaan sebesar Rp4.758.482 dengan kepemilikan Perusahaan atas aset bersih dari Sungai Rangit sebesar Rp4.526.992 dibukukan sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang disajikan sebagai komponen ekuitas pada neraca konsolidasi.
On March 27, 2009, the Company converted part of the Exchangeable Loan amounting US$413,961 into 1.4% shares in Sungai Rangit owned by Sampoerna Bio Energi (Note 1c). The difference amounting to Rp231,490 between the value of Exchangeable Loan converted by the Company of Rp4,758,482 and the Company’s interest in the net assets of Sungai Rangit of Rp4,526,992 was recognised as “Difference arising from Restructuring Transactions among Entities Under Common Control”, under shareholders’ equity in consolidated balance sheets.
28. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM
MATA UANG ASING 28. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES
DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
2009 2008
Mata Mata Uang Asing/ Ekuivalen/ Uang Asing/ Ekuivalen/ Foreign Equivalent Foreign Equivalent Currency in Rp Currency in Rp
Aset Assets Kas dan setara kas Cash and cash equivalents Dalam Dolar AS US$ 7.608.164 71.516.746 US$ 759 8.316.209 In US Dollar Piutang usaha - Trade receivables - pihak ketiga third parties Dalam Dolar AS US$ 1.695.165 15.934.555 - - In US Dollar Piutang lain-lain Trade receivables - pihak ketiga third parties Dalam Dolar AS US$ 4.015.789 37.748.417 - - In US Dollar
Jumlah 125.199.718 8.316.209 Total
LAPORAN TAHUNAN 2009 149

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
54
28. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING (lanjutan)
28. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES (continued)
2009 2008
Mata Mata Uang Asing/ Ekuivalen/ Uang Asing/ Ekuivalen/ Foreign Equivalent Foreign Equivalent Currency in Rp Currency in Rp
Kewajiban Liabilities Hutang usaha- Trade payables- pihak ketiga third parties Dalam Dolar AS US$ 262.677 2.469.160 US$ 9.071.990 99.338.294 In US Dollar Dalam Ringgit Malaysia RM 111.156 305.346 RM 662.315 2.088.279 In Malaysia Ringgit Dalam Euro - - EUR 3.027 46.717 In Euro Dalam Franc Swiss - - CHF 1.290 13.349 In Swiss Franc Dalam Jepang Yen - - JP¥ 40.397 4.888 In Yen Uang muka penjualan Sales advances Dalam Dolar AS US$ 1.445.400 13.586.760 - - In US Dollar
Jumlah 16.361.266 101.491.527 Total
Aset/(Kewajiban) Net monetary Moneter Bersih 108.838.452 (93.175.318) Asset/(Liabilities)
Jika nilai tukar mata uang asing pada tanggal laporan akuntan independen digunakan untuk menyajikan kembali aset dan kewajiban dalam mata uang asing Grup, aset bersih dalam mata uang asing akan turun sebesar Rp1.651.045.
If the foreign exchange rates prevailing at the date of the independent auditors’ report been used to restate the Group’s foreign currency denominated assets and liabilities, the net foreign currency denominated asset would have decreased by about Rp1,651,045.
29. REKLASIFIKASI AKUN 29. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS Beberapa akun dalam laporan keuangan
konsolidasi tahun 2008 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2009 dengan rincian sebagai berikut:
Certain accounts in 2008 of consolidated financial statements have been reclassified to conform with the 2009 consolidated financial statements with the detail as follows:
Disajikan Sebelumnya/ Disajikan As Previously Reklasifikasi/ Kembali/ Reported Reclassification As Reclassified
Beban pokok penjualan Cost of sales Manufacturing cost of germinated Beban pokok produksi kecambah 6.077.009 (1.876.391) 4.200.618 seeds Beban usaha Operating expense Penelitian dan pengembangan - 1.876.391 1.876.391 Research and development
ANNUAL REPORT 2009150

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
55
30. PERNYATAAN YANG TELAH DIKELUARKAN TAPI BELUM BERLAKU EFEKTIF
30. STANDARDS ISSUED BUT NOT YET EFFECTIVE
Standar Akuntansi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sampai dengan penyelesaian laporan keuangan konsolidasi Perusahaan tetapi belum efektif adalah sebagai berikut:
Accounting Standards issued by Indonesian Accounting Standards Board (DSAK) up to the date of completion of the Company’s consolidated financial statements but not yet effective are summarized below:
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010:
Effective on or after January 1, 2010:
PSAK 26 (Revisi 2008) “Biaya Pinjaman” Menentukan biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut.
PSAK 26 (Revised 2008) “Borrowing Costs” Prescribes for the borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction or production of a qualifying asset form part of the cost of that asset.
PSAK 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” Berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan.
PSAK 50 (Revised 2006) “Financial Instruments: Presentation and Disclosures” Contains the requirements for the presentation of financial instruments and identifies the information that should be disclosed.
PSAK 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” Mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan.
PSAK 55 (Revised 2006) “Financial Instruments: Recognition and Measurement” Establishes the principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities, and some contracts to buy or sell non-financial items.
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:
Effective on or after January 1, 2011:
PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan
Keuangan” Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.
PSAK 1 (Revised 2009) “Presentation of Financial Statements” Prescribes the basis for presentation of general purpose financial statements to ensure comparability both with the entity's financial statements of previous periods and with the financial statements of other entities.
LAPORAN TAHUNAN 2009 151

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
56
30. PERNYATAAN YANG TELAH DIKELUARKAN TAPI BELUM BERLAKU EFEKTIF (lanjutan)
30. STANDARDS ISSUED BUT NOT YET EFFECTIVE (continued)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal
1 Januari 2011: (lanjutan) Effective on or after January 1, 2011:
(continued)
PSAK 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”
Akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
PSAK 4 (Revised 2009) “Consolidated and Separate Financial Statements”
Shall be applied in the preparation and presentation of consolidated financial statements for a group of entities under the control of a parent and in accounting for investments in subsidiaries, jointly controlled entities and associates when separate financial statements are presented as additional information.
PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”
Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
PSAK 5 (Revised 2009) “Operating Segments”
Segment information is disclosed to enable users of financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities in which the entity engages and the economic environments in which it operates.
PSAK 15 (Revisi 2009) “Investasi Pada Entitas Asosiasi”
Akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK 15 (1994) “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”.
PSAK 15 (Revised 2009) “Investments in Associates”
Shall be applied in accounting for investments in associates. Supersedes PSAK 15 (1994) “Accounting for Investments in Associates” and PSAK 40 (1997) “Accounting for Changes in Equity of Subsidiaries/Associates”.
PSAK 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” Menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.
PSAK 25 (Revised 2009) “Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors”
Prescribes the criteria for selecting and changing accounting policies, together with the accounting treatment and disclosure of changes in accounting policies, changes in accounting estimates and corrections of errors.
ANNUAL REPORT 2009152

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
57
30. PERNYATAAN YANG TELAH DIKELUARKAN TAPI BELUM BERLAKU EFEKTIF (lanjutan)
30. STANDARDS ISSUED BUT NOT YET EFFECTIVE (continued)
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011: (lanjutan)
Effective on or after January 1, 2011: (continued)
PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset”
Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.
PSAK 48 (Revised 2009) “Impairment of Assets” Prescribes the procedures applied to ensure that assets are carried at no more than their recoverable amount and if the assets are impaired, an impairment loss should be recognized.
PSAK 57 (Revisi 2009) “Provisi, Kewajiban Kontinjensi dan Aset Kontinjensi” Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi yang digunakan untuk provisi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.
PSAK 57 (Revised 2009) “Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets” Aims to provide that appropriate recognition criteria and measurement bases are applied to provisions, contingent liabilities and contingent assets and to ensure that sufficient information is disclosed in the notes to enable users to understand the nature, timing and amount related to the information.
PSAK 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar
yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”
Bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan.
PSAK 58 (Revised 2009) “Non-Current Assets, Held for Sale and Discontinued Operations” Aims to specify the accounting for assets held for sale, and the presentation and disclosure of discontinued operations.
Perusahaan sedang mengevaluasi dan belum
menentukan dampak dari perubahan dan penerapan standar baru yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasinya.
The Company is presently evaluating and has not yet determined the effects of these revised and new standards on its consolidated financial statements.
31. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA 31. SUBSEQUENT EVENT
Pada tanggal 9 Februari 2010, Sampoerna Bio Fuels, Anak perusahaan menandatangani Perjanjian Akuisisi dengan para pemegang saham dan pengendali PT National Sago Prima (National Sago Prima) untuk melakukan transaksi sebagai berikut:
On February 9, 2010, Sampoerna Bio Fuels, a Subsidiary, signed the Acquisition Agreement with the controlling shareholders of PT National Sago Prima (National Sago Prima) in connection with the following planned transactions:
Mengambil alih 75,5% saham National Sago Prima sebesar US$6.484.211;
Melakukan tambahan penyetoran modal atas National Sago Prima sebesar Rp55.124.500 (setara dengan US$5.802.578), yang akan meningkatkan kepemilikan Sampoerna Bio Fuels dalam National Sago Prima menjadi 91,85%.
Acquisition of 75.5% ownership interest in National Sago Prima amounting to US$6,484,211;
Injecting additional capital to National Sago Prima amounting to Rp55,124,500 (equivalent to US$5,802,578) to increase the ownership interest of Sampoerna Bio Fuels in National Sago Prima to become 91.85%.
LAPORAN TAHUNAN 2009 153

The original consolidated financial statements included herein are in Indonesian language.
PT SAMPOERNA AGRO TBK
DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASI Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal
31 Desember 2009 dan 2008 (Disajikan dalam ribuan Rupiah,
kecuali dinyatakan lain)
PT SAMPOERNA AGRO TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Years Ended
December 31, 2009 and 2008 (Expressed in thousands of Rupiah,
unless otherwise stated)
58
31. PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA (lanjutan)
31. SUBSEQUENT EVENT (continued)
Sehubungan dengan rencana akuisisi tersebut
diatas, pada bulan Februari 2009, Sampoerna Bio Fuels telah memberikan pinjaman sebesar US$9.200.000 kepada PT Siak Raya Timber (Siak Raya Timber) sebagai pemegang saham National Sago Prima saat ini.
In relation to the aforementioned plan acquisition, in February 2009, Sampoerna Bio Fuels gave a loan of US$9,200,000 to PT Siak Raya Timber (Siak Raya Timber), the shareholder of National Sago Prima.
Sesuai dengan Perjanjian Akuisisi, sebagai bagian
dari pengambilalihan 75,5% saham National Sago Prima di atas, Sampoerna Bio Fuels akan mengkonversi sebagian dari saldo piutang dari Siak Raya Timber tersebut di atas, yaitu sebesar US$5.184.211 (setara dengan Rp48.731.583) menjadi penyertaan modal pada National Sago Prima. Dengan demikian sejumlah tersebut telah dicatat sebagai “Uang Muka Investasi” pada laporan neraca konsolidasi tahun 2009. Sedangkan sisa piutang sebesar US$4.015.789 (setara dengan Rp37.748.417) pada tanggal 31 Desember 2009 dicatat sebagai bagian dari akun “Piutang Lain-lain - Pihak Ketiga” yang akan dibayar setelah seluruh kondisi dan persyaratan dalam Perjanjian Akuisisi antara Sampoerna Bio Fuels dan National Sago Prima tersebut dipenuhi.
Based on the Acquisition Agreement, as a part of the take over 75.5% ownership interest in National Sago Prima, Sampoerna Bio Fuels will convert a part of the outstanding receivables from Siak Raya Timber amounting to US$5,184,211 (equivalent to Rp48,731,583) to become Sampoerna Bio Fuels’s investment in National Sago Prima. In this regard, the portion of the receivable from National Sago Prima is presented as “Advance for Investment” in the 2009 consolidated balance sheet while the remaining portion of US$4,015,789 (equivalent to Rp37,748,417) on December 31, 2009 is presented as a part of “Other Receivables - Third Parties” which will be paid after all conditions and requirements in the Acquisition Agreement between Sampoerna Bio Fuels and National Sago Prima have been fulfilled.
32. PENYUSUNAN DAN PENYELESAIAN LAPORAN
KEUANGAN KONSOLIDASI 32. PREPARATION AND COMPLETION OF THE
CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Manajemen Perusahaan bertanggung jawab
terhadap penyajian laporan keuangan konsolidasi yang telah diselesaikan pada tanggal 12 Maret 2010.
The management of the Company is responsible for the preparation of the consolidated financial statements that were completed on March 12, 2010.
ANNUAL REPORT 2009154

Halaman ini sengaja dikosongkan
This page is intentionally left blank
LAPORAN TAHUNAN 2009 155

DATA PERUSAHAANCORPORATE DATA

Perkembangan industri sawit di masa depan memiliki peluang pertumbuhan yang luar biasa antara lain melalui pengembangan industri oleo kimia, termasuk pemanfaatan minyak sawit sebagai sumber daya energi alternatif yang terbarui
The future growth of the palm industry holds great promises among other things from the development of the oleochemicals industry, including the use of palm oil as an alternative energy resource that is renewable

PROFIL DEWAN KOMISARISBOC PROFILE
1. Michael SampoernaKomisaris Utama
Lahir pada tahun 1978. Michael Sampoerna menjabat
sebagai Komisaris Utama sejak tahun 2007. Saat ini beliau
juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Sampoerna
Telekomunikasi Indonesia, Direktur Samko Timber Ltd.,
Direktur Sampoerna Strategic, dan Direktur PT Sampoerna
Bio Energi. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Direktur
Utama PT HM Sampoerna Tbk. di tahun 2001 sampai
dengan tahun 2005.
Beliau mengecap pendidikan di the London School of
Economics, Inggris.
2. Sugiarta GandasaputraKomisaris
Lahir pada tahun 1943. Sugiarta Gandasaputra menjabat
sebagai Komisaris sejak 2007. Sebelumnya beliau berkarir
di PT HM Sampoerna Tbk. sejak 1999 dan pernah menjabat
sebagai Direktur.
Beliau meraih gelar Sarjana Teknik Kimia dari Institut
Teknologi Bandung di tahun 1969.
3. Mak Ping OnKomisaris
Lahir pada tahun 1953. Mak Ping On menjabat sebagai
Komisaris sejak tahun 2008. Saat ini, beliau juga menjabat
sebagai Global Head of Organizations Engineering & SDM PT
Sampoerna Strategic. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai
Direktur dan Senior Vice President di beberapa perusahaan
di bawah kelompok usaha General Electric di tahun 1990
sampai dengan tahun 2008, serta Direktur dan Manager
Coca Cola wilayah Pasifik Tengah di tahun 1990 sampai
dengan tahun 1994.
Beliau memperoleh gelar Sarjana di bidang Pemasaran dari
Chartered Institute of Marketing, Inggris di tahun 1988.
PresidentCommissioner
Born in 1978. Michael Sampoerna was appointed as the
President Commissioner since 2007. Currently, he also serve
as President Director of PT Sampoerna Telekomunikasi
Indonesia, Director of Samko Timber Ltd., Director of
Sampoerna Strategic and Director of PT Sampoerna Bio
Energi. Previously, he served as the President Director of PT
HM Sampoerna Tbk. from 2001 to 2005.
He studied in the London School of Economics, United
Kingdom.
Commissioner
Born in 1943. Sugiarta Gandasaputra was appointed as
Commissioner since 2007. Previously, he worked in PT HM
Sampoerna Tbk. since 1999 which included being a Director.
He received Bachelor degree in Chemical Engineering from
Institut Teknologi Bandung in 1969.
Commissioner
Born in 1953. Mak Ping On was appointed as Commissioner
since 2008. Currently, he also serve as a Global Head of
Organizations Engineering & HR of PT Sampoerna Strategic.
Previously, he served as Director and Senior Vice President
in a number of companies under General Electric Group from
1994 to 2008, and as a Director and Manager of Coca Cola
Central Pacific from 1990 to 1994.
He received a degree in Marketing from Chartered Institute of
Marketing of UK in 1988.
ANNUAL REPORT 2009158

52 1 43
4. Phang Cheow Hock Komisaris Independen
Lahir pada tahun 1932. Phang Cheow Hock menjabat sebagai
Komisaris Independen sejak tahun 2007. Saat ini, beliau juga
menjabat sebagai Komisaris Independen PT HM Sampoerna
Tbk sejak tahun 2001.
Beliau meraih gelar Sarjana dari University of Cambridge
(Overseas School Certificate) di tahun 1950.
5. Arief Tarunakarya SurowidjojoKomisaris Independen
Lahir pada tahun 1953. Arief T. Surowidjojo menjabat sebagai
Komisaris Independen sejak tahun 2007. Saat ini, beliau
adalah pendiri serta senior partner di Kantor Konsultan Hukum
Lubis Ganie Surowidjojo, dan sejak tahun 1990, beliau adalah
Dosen Kehormatan di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Beliau meraih gelar Master di bidang Hukum (LL.M) dari
School of Law, University of Washington, Seattle, USA.
IndependentCommissioner
Born in 1932. Phang Cheow Hock was appointed as
Independent Commissioner since 2007. Currently, he also
served as Independent Commissioner of PT HM Sampoerna
Tbk since 2001.
He received Bacherlor degree (Overseas School Certificate)
from University of Cambridge in 1950.
IndependentCommissioner
Born in 1953. Arief T. Surowidjojo was appointed as an
Independent Commissioner since 2007. Currently, he is the
founder and senior partner of Lubis Ganie Surowidjojo Law
Firm and since 1990, he is a Distinguished Lecturer of Faculty
of Law of Universitas Indonesia.
He received Master degree in Law (LL.M) from School of Law,
University of Washington, Seattle, USA.
LAPORAN TAHUNAN 2009 159

1. Ekadharmajanto KasihDirektur Utama
Lahir pada tahun 1951. Ekadharmajanto Kasih menjabat
sebagai Direktur Utama sejak tahun 2008. Saat ini, beliau juga
menjabat sebagai Direktur Samko Timber Ltd dan Komisaris
Independen PT HM Sampoerna Tbk. Sebelumnya, beliau
menjabat sebagai Komisaris Perseroan di tahun 2007 sampai
dengan tahun 2008 dan sejak tahun 1990, beliau berkarir di
PT HM Sampoerna Tbk dan pernah menjabat berbagai posisi
termasuk Komisaris, Chief Financial Officer, Direktur, dan
Financial Controller.
Beliau memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas
Indonesia di tahun 1975.
2. Jaffesjah Chandra Direktur
Lahir pada tahun 1964. Jaffesjah Chandra menjabat sebagai
Chief Operating Officer sejak tahun 2008. Saat ini, beliau
juga menjabat sebagai Direktur Utama di sejumlah anak
perusahaan Perseroan. Sebelumnya, beliau menjabat sebagai
Managing Director wilayah Sumatera di tahun 2007 sampai
dengan tahun 2008 dan berkarir di Sampoerna International
Pte. Ltd., salah satu anak perusahaan PT HM Sampoerna
Tbk., dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2006 dan
menjabat berbagai posisi termasuk Kepala Operasi untuk
Wilayah Asia Tenggara, Country Manager untuk Malaysia dan
Myanmar, serta menjadi Brand Manager.
Beliau mengecap pendidikan dalam gelar Master Eksekutif di
bidang Bisnis Internasional di IPMI/Monash di tahun 1998.
3. Sie Eddy KurniawanDirektur
Lahir pada tahun 1971. Sie Eddy Kurniawan menjabat sebagai
Direktur Keuangan sejak tahun 2007. Saat ini, beliau juga
menjabat sebagai Direktur di beberapa anak perusahaan
Perseroan. Sebelum bergabung dengan Kelompok Usaha
Sampoerna Strategic di tahun 2005, beliau berkarir sebagai
penasehat keuangan di PricewaterhouseCoopers, Jakarta di
tahun 1996 sampai dengan tahun 2005 dan auditor keuangan
di Kantor Akuntan Publik Prasetio Utomo & Co. di tahun 1994
sampai dengan tahun 1996.
Beliau memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Universitas
Katolik Parahyangan, Bandung.
President Director
Born in 1951. Ekadharmajanto Kasih was appointed as
the President Director since 2008. Currently, he also serve
as the Director of Samko Timber Ltd. and an Independent
Commissioner of PT HM Sampoerna Tbk. Previously, he
served as the Commissioner of Sampoerna Agro from 2007 to
2008. Since 1990, he worked in PT HM Sampoerna Tbk. and
held various positions included Commissioner, Chief Financial
Officer, Director and Financial Controller.
He received Bachelor degree in Economics from Universitas
Indonesia in 1975.
Director
Born in 1964. Jaffesjah Chandra was appointed as the
Chief Operating Officer since 2008. Currently, he also serve
as the President Directors in a number of the Company’s
subsidiaries. Previously, he served as the Managing Director of
Sumatra region from 2007 to 2008 and worked at Sampoerna
International Pte. Ltd., a subsidiary of PT HM Sampoerna
Tbk., from 1995 to 2006 holding positions included Head of
South East Asia Operations, Country Manager of Malaysia and
Myanmar, and Brand Manager.
He studied for an Executive Master degree in International
Business from IPMI/Monash in 1998.
Director
Born in 1971. Sie Eddy Kurniawan was appointed as Finance
Director since 2007. Currently, he also serve as Director
of a number of the Company subsidiaries. Prior to joining
Sampoerna Strategic Group in 2005, he served as a financial
advisor at PricewaterhouseCoopers, Jakarta from 1996 to
2005 and as an auditor at Public Accounting Firm Prasetio
Utomo & Co. from 1994 to 1996.
He received Bachelor degree in Accounting from Universitas
Katolik Parahyangan, Bandung.
PROFIL DIREKSIBOD PROFILE
ANNUAL REPORT 2009160

4. Chang Poh SangDirektur
Lahir pada tahun 1951. Chang Poh Sang menjabat sebagai
Direktur Pengelola Kalimantan sejak tahun 2007. Beliau
memiliki pengalaman yang luas di industri perkebunan
kelapa sawit selama lebih dari 30 tahun. Sebelumnya, beliau
menjabat sebagai Direktur Perkebunan Kelompok Usaha
Kencana, dan General Manager Perkebunan Kelompok Usaha
Dutapalma Nusantara. Beliau juga membantu pengembangan
perkebunan kelapa sawit untuk Oriental Holding Bhd di Pulau
Bangka. Sebelum bekerja di Indonesia, beliau berkarir di
Plantation Agencies Sdn Bhd selama 5 tahun dan di Kuala
Lumpur Kepong Bhd. selama 18 tahun.
Beliau memperoleh gelar Master of Business Administration di
bidang Manajemen dari University of Honolulu, Hawaii.
5. Yasin ChandraDirektur
Lahir pada tahun 1963. Yasin Chandra menjabat sebagai
Direktur Pengelola Sumatera sejak tahun 2008. Saat ini, beliau
juga menjabat sebagai Direktur Utama di beberapa anak
perusahaan Perseroan. Sebelumnya, beliau telah menjadi
anggota Direksi Perseroan sejak tahun 2001, Direktur PT
Tania Selatan di tahun 1994 sampai dengan tahun 2001, dan
Direktur PT Umada di tahun 1992 sampai dengan tahun 1994.
Beliau memperoleh gelar Master in Computer Science dari
Universitaet Fridericiana zu Karlsruhe, Jerman.
Director
Born in 1951. Chang Poh Sang was appointed as the
Managing Director of Kalimantan since 2007. He has
extensive experience in palm oil industry for more than
30 years. Previously, he served as a Plantation Director
for Kencana Group and Plantation General Manager for
Dutapalma Nusantara Group. He also helped to develop oil
palm plantations for Oriental Holding Bhd in Bangka Island.
Prior to working in Indonesia, he worked for Plantation
Agencies Sdn Bhd for 5 years and Kuala Lumpur Kepong
Bhd. for 18 years.
He received Master degree in Management from University of
Honolulu, Hawaii.
Director
Born in 1963. Yasin Chandra was appointed as the Managing
Director of Sumatra since 2007. Currently, he also serve as the
President Director in a number of the Company’s subsidiaries.
Previously, he was a member of the Board of Directors of the
Company since 2001, Director of PT Tania Selatan from 1994
to 2001, and Director of PT Umada from 1992 to 1994.
He received Master degree in Computer Science from
Universitaet Fridericiana zu Karlsruhe, Germany.
135 24
LAPORAN TAHUNAN 2009 161

Head ofGoverment Relations
Head of Public
& Community
Relations
Head of Investor
Relations
Corporate
Secretary
Head of Legal/
Compliance
Assistant to
Corporate
Affairs Director
Head of Information Technology
Head of
Treasury
Head of Tax
Head of
Accounting
Budget & Tax
Head ofManagement
& Organization Development
Head of
Compensation
& Benefit
Corporate Affairs
Director
Head of Business
Development
Finance & Accounting
Director
Head of Internal Audit
Head of Human
Resources
Commercial Director
R & D Director
Managing
Director
(Cash Corp)
Managing
Director
(Sago)
Managing
Director
(Sumatra)
Managing
Director
(Kalimantan)
Head of
Engineering
Chief Operating
Officer
STRUKTUR ORGANISASI SAMPOERNA AGROSAMPOERNA AGRO ORGANIzATIONAL STRUCTURE
President Director
ANNUAL REPORT 2009162

DAFTAR ALAMAT PERUSAHAANLIST OF OFFICE ADDRESSES
PT Sampoerna Agro, Tbk
Sumatera SelatanJl. Basuki Rahmat 788,
Palembang 30127
Tel: +62 711 813388
Fax: +62 711 811585,
813188
Kalimantan TengahJl. Malijo No.21 RT 09/ RW03
Madurejo, Arut Selatan
Kotawaringin Barat
Tel: +62 532 24264
PT Sawit Selatan
PT Tania Binatama
PT Selatanjaya Permai
PT Sungai Menang
PT Telaga Hikmah
PT Aek Tarum
PT Mutiara Bunda Jaya
PT Gunung Tua Abadi
PT Binasawit MakmurJl. Basuki Rahmat 788
RT 15 RW 04, Talang Aman,
Kemuning, Palembang
PT Sungai RangitJl. Malijo No.21 RT 09/ RW03
Madurejo, Arut Selatan
Kotawaringin Barat
Tel: +62 532 24264
PT Pertiwi Lenggara Agromas
PT Sampoerna Bio Fuels
PT Usaha Agro Indonesia
PT Lanang Agro BersatuSampoerna Strategic Square
North Tower, 28/30th Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 45
Jakarta 12930
Palma Agro LimitedSecond Floor, Capital City,
Independence Avenue,
PO Box 1312
Victoria Mahe - Seychelles
JakartaSampoerna Strategic Square
North Tower, 28th Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 45
Jakarta 12930, Indonesia
Tel: +62 21 5771711
Fax: +62 21 5771712
LAPORAN TAHUNAN 2009 163

LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANGSUPPORTING PROFESSIONALS AND INSTITUTIONS
Biro Administrasi Efek
Share RegistrarPT Datindo Entrycom
Wisma Diners Club Anex, Lt. 12
Jl. Jend. Sudirman Kav 34-35 (BAE)
Tel.: +62-21-5709009
Fax.: +62-21-5708914
Auditor Independen
Independent AuditorPurwantono, Sarwoko & Sandjaja
Jakarta Stock Exchange Building
Tower II, Lt. 7
Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53
Jakarta 12190
Tel.: +62-21-52895000
Fax.: +62-21-52894100
Notaris
NotaryKantor Notaris Sutjipto, SH
Menara Sudirman Lt. 18
Jl. Jend. Sudirman Kav. 60 Jakarta 12190
Tel.: +62-21-5204778
Fax.: +62-21-5204779
ANNUAL REPORT 2009164

Sekilas tentang Sampoerna Agro 2 Sampoerna Agro in Brief
Sejarah Perusahaan 6 Company Milestones
Visi dan Misi 9 Vision and Mission
Ikhtisar Keuangan 10 Financial Highlights
Informasi untuk Pemegang Saham 12 Information for Our Shareholders
Ikhtisar Kegiatan Penting 2009 14 2009 Event Highlights
Penghargaan dan Sertifikasi 2009 16 2009 Awards and Certifications
Struktur Kelompok Usaha Sampoerna Agro 17 Sampoerna Agro Group Structure
Laporan Dewan Komisaris 20 Board of Commissioners’ Report
Laporan Direksi 26 Board of Directors’ Report
Tata Kelola Perusahaan 38 Corporate Governance
Laporan Komite Audit PT Sampoerna Agro Tbk 52 Audit Committee Report of PT Sampoerna Agro Tbk
Sumber Daya Manusia 56 Human Resources
Pengelolaan Risiko 60 Risk Management
Laporan Kesinambungan 66 Sustainability Report
Kebijakan Lingkungan 70 Environmental Policy
Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja 72 Work Safety and Health Policy
Kebijakan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) 74 Corporate Social Responsibility (CSR) Policy
Pembahasan dan Analisis Manajemen 80 Management Discussion and Analysis
Surat Pernyataan Dewan Komisaris dan Direksi 89 BOC and BOD Letter of Statement
Laporan Keuangan Konsolidasi 91 Consolidated Financial Statements
Laporan Auditor Independen 94 Independent Auditors Report
Data Perusahaan 156 Corporate Data
Profil Dewan Komisaris 158 BOC Profile
Profil Direksi 160 BOD Profile
Struktur Organisasi Sampoerna Agro 162 Sampoerna Agro Organizational Structure
Daftar Alamat Perusahaan 163 List of Office Addresses
Lembaga dan Profesi Penunjang 164 Supporting Professionals and Institutions

LAPORAN TAHUNAN 2009 ANNUAL REPORT
Max
imar
k
Sumatera SelatanJl. Basuki Rahmat 788,
Palembang 30127
Tel: +62 711 813388
Fax: +62 711 811585,
813188
Kalimantan TengahJl. Malijo No.21 RT 09/ RW03
Madurejo, Arut Selatan
Kotawaringin Barat
Tel: +62 532 24264
JakartaSampoerna Strategic Square
North Tower, 28th Floor
Jl. Jend. Sudirman Kav. 45
Jakarta 12930, Indonesia
Tel: +62 21 5771711
Fax: +62 21 5771712
www.sampoernaagro.com