laporan suspensi2

19
BAB I PENAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa bentuk sediaan obat yang umumnya dipakai dalam pembuatan obat, setiap bentuk sediaaan memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan untuk apa obat tersebut dipakai. Salah satu bentuk sediaan dari obat yang sering dijumpai dan sering digunakan adalah suspensi. Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut tetapi terdispersi dalam fase cair. Partikel yang tidak larut tersebut dimaksudkan secara fisiologi dapat diabsorpsi yang digunakan sebagai obat dalam atau untuk pemakaian luar denagn tujuan penyalutan. Sediaan dalam bentuk suspensi juga ditujukan untuk pemakaian oral dengan kata lain pemberian yang dilakukan melalui mulut. Sediaan dalam bentuk suspensi diterima baik oleh para konsumen dikarenakan penampilan baik itu dari segi warna atupun bentuk wadahnya. Pada prinsipnya zat yang terdispersi pada suspensi haruslah halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila digojog perlahan-lahan, endapan harus segera terdispersi kembali. Selain larutan, suspensi juga mengandung zat tambahan (bila perlu) yang digunakan untuk 3

description

suspensi chloramphenicol

Transcript of laporan suspensi2

BAB IPENAHULUAN

1.1. Latar BelakangBeberapa bentuk sediaan obat yang umumnya dipakai dalam pembuatan obat, setiap bentuk sediaaan memiliki fungsi dan kegunaannya masing-masing sesuai dengan kebutuhan dan untuk apa obat tersebut dipakai. Salah satu bentuk sediaan dari obat yang sering dijumpai dan sering digunakan adalah suspensi.Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat yang tidak larut tetapi terdispersi dalam fase cair. Partikel yang tidak larut tersebut dimaksudkan secara fisiologi dapat diabsorpsi yang digunakan sebagai obat dalam atau untuk pemakaian luar denagn tujuan penyalutan. Sediaan dalam bentuk suspensi juga ditujukan untuk pemakaian oral dengan kata lain pemberian yang dilakukan melalui mulut. Sediaan dalam bentuk suspensi diterima baik oleh para konsumen dikarenakan penampilan baik itu dari segi warna atupun bentuk wadahnya. Pada prinsipnya zat yang terdispersi pada suspensi haruslah halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila digojog perlahan-lahan, endapan harus segera terdispersi kembali. Selain larutan, suspensi juga mengandung zat tambahan (bila perlu) yang digunakan untuk menjamin stabilitas suspensi tetapi kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah digojog dan dituang.Pembuatan suspensi ini didasarkan pada pasien yang sukar menerima tablet atau kapsul, terutama bagi anak-anak dan lansia, dapat menutupi rasa obat yang tidak enak atau pahit yang sering kita jumpai pada bentuk sediaan tablet, dan obat dalam bentuk sediaan suspensi lebih mudah diabsorpsi daripada tablet/kapsul dikarenakan luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat. Oleh karena itu dibuatlah sediaan suspensi. Pembuatan suspensi ini pula didasarkan pada pengembangan sediaaan cair yang lebih banyak diminati oleh masyarakat luas. Tetapi dalam pembuatan suspensi juga memerlukan ketelitian dalam proses pembuatan sehingga kestabilannya dapat terjaga.Sasaran utama didalam merancang sediaan berbentuk suspensi adalah untuk memperlambat kecepatan sedimentasi dan mengupayakan agar partikel yang telah tersedimentasi dapat disuspensi dengan baik.Jadi, alasan pembuatan suspensi yaitu untuk membuat sediaan obat dalam bentuk cair dengan menggunakan zat aktif yang tidak dapat larut dalam air tetapi hanya terdispersi secara merata. Dengan kata lain, bahan-bahan obat yang tidak dapat larut dapat dibuat dalam bentuk suspensi.Dengan demikian sangatlah penting bagi kita sebagai tenaga farmasis untuk mengetahui dan mempelajari pembuatan sediaan dalam bentuk suspensi yang sesuai dengan persyaratan suspensi yang ideal ataupun stabil agar selanjutnya dapat diterapakan pada pelayanan kefarmasian dalam kehidupan masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah1.2.1. Apa yang dimaksud sediaan suspensi1.2.2. Apa sajakah keuntungan dan kerugian dari sediaan suspensi1.2.3. Apa saja komponen komponen yang terdapat dalam sediaan suspensi1.2.4. Bagaimana cara pembuatan sediaan suspensi1.2.5. Bagaimana uji evaluasi untuk sediaan suspense

1.3. Tujuan1.3.1. Mengetahui pengertian sediaan suspensi1.3.2. Mengetahui keuntungan dan kerugian dari sediaan suspensi1.3.3. Mengetahui komponen komponen yang terdapat dalam sediaan suspensi1.3.4. Memahami cara pembuatan sediaan suspensi1.3.5. Memahami cara uji evaluasi untuk sediaan suspense

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi SuspensiSuspensi adalah sediaaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila dikocok perlahan endapan harus segera terdispersi kembali. Dapat ditambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas tetapi kekentalan suspensi harus menjamin sediaan mudah dikocok dan dituang.Menurut FIEdisi III, suspensi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut , terdispersi dalam cairan pembawa.Menurut FI Edisi IV, suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.Menurut Formularium nasional Edisi II, suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk halus, dengan atau tanpa zat tambahan yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang ditetapkan.Adapun macam-macam suspensi, antara lain: Suspensi oralSuspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padatyang terdispersi dalam cairan pembawa dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditunjukan untuk penggunaan oral. Suspensi topicalSuspensi topical adalah sediaan cair yang mengandung partikael-partikel padat yang terdispersi dalam cairan pembawa yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit. Suspensi tetes telingaSuspensi tetes telinga yaitu sediaan cair yang mengandung partikel-partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada bagian telinga luar. Suspensi optalmikSuspensi optalmik yaitu sediaan cair yang steril yang mengandung partikel-partikel yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.

2.2. Syarat Syarat Suspensi Menurut FI edisi III adalah : Zat terdispersi harus halus dan tidak boleh mengendap Jika dikocok harus segera terdispersi kembali Dapat mengandung zat dan bahan menjamin stabilitas suspense Kekentalan suspensi tidak bolah terlalu tinggi agar mudah dikocok atau sedia dituang Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran partikel dari suspensi tetap agak konstan untuk jangka penyimpanan yang lamaMenurut FI edisi IV adalah : Suspensi tidak boleh di injeksikan secara intravena dan intratekal Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan untuk cara tertentu harus mengandung anti mikroba Suspensi harus dikocok sebalum digunakan.

2.3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Suspensi2.3.1. Ukuran partikel Semakin besar ukuran partikel semakin kecil luas penampangnya (dalam volume yang sama ). Sedangkan semakin besar luas penampang partikel daya tekan keatas cairan akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap, sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel. 2.3.2. Kekentalan (viscositas) Dengan menambah viscositas cairan maka gerakan turun dari partikel yang dikandungnya akan diperlambat. Tatapi perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.

2.3.3. Jumlah partikel (konsentrasi) Makin besar konsentrasi pertikel, makin besar kemungkinan terjadi endapan partikel dalam waktu yang singkat. 2.3.4. Sifat / muatan partikel Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari babarapa macam campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan yang sukar larut dalam cairan tersebut. Karena sifat bahan tersebut sudah merupakan sifat alam, maka kita tidak dapat mempengaruhinya. ( Anonim, 2004 )

2.4. Cara Pembuatan Suspensi2.4.1. Metode pembuatan suspensi Metode dispersi Dengan cara menambahkan serbuk bahan obat kedalam mucilago yang telah terbentuk kmudian baru diencerkan. Metode praesipitasi Zat yang hendak didispersi dilarutkan dahulu dalam pelarut organik yang hrndak dicampur dengan air. Setelah larut diencerkan dengan larutan pensuspensi dalam air.

2.4.2. Sistem pembentukan suspensi Sistem flokulasi 1. Partikel merupakan agregat yang bebas 2. Sedimentasi terjadi capat 3. Sediment terbentuk cepat 4. Sediment tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti semula 5. Wujud suspensi kurang menyenangkan sebab sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.

Sistem deflokulasi 1. Partikel suspensi dalam keadaan terpisah satu dengan yang lain 2. Sedimentasi yang terjadi lambat masing-masing partikel mengendap terpisah dan ukuran partikel adalah minimal 3. Sediment terbentuk lambat 4. Akhirnya sediment akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi lagi. ( Anonim, 2004 )

2.5. Komposisi Sediaan Suspensi2.5.1. Zat aktif2.5.2. Bahan tambahan : Bahan pensuspensi / suspending agent, fungsinya adalah untuk memperlambat pengendapan, mencegah penurunan partikel, dan mencegah penggumpalan resin, dan bahan berlemak. Contoh untuk golongan polisakarida yaitu seperti gom akasia, tragakan, alginat starc. Sedangkan pada golongan selulosa larut air yaitu seperti metil selulosa, hidroksi etilselulosa, avicel, dan na-cmc.untuk golongan tanah liat misalnya seperti bentonit, aluminium magnesium silikat, hectocrite, veegum. Sementara itu untuk golongan sintetik seperti carbomer, carboxypolymethylene, colloidal silicon dioxide. Bahan pembasah (wetting agent) / humektan, fungsinya adalah untuk menurunkan tegangan permukaan bahan dengan air (sudut kontak) dan meningkatkan dispersi bahan yang tidak larut. Misalnya gliserin, propilenglikol, polietilenglikol, dan lain-lain. Pemanis, fungsinya untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Misalnya sorbitol dan sukrosa. Pewarna dan pewangi, dimana zat tambahan ini harus serasi. Misalnya vanili, buah-buahan berry, citrus, walnut, dan lain-lain. Pengawet, sangat dianjurkan jika didalam sediaan tersebut mengandung bahan alam, atau bila mengandung larutan gula encer (karena merupakan tempat tumbuh mikroba). Selain itu, pengawet diperlukan juga bila sediaan dipergunakan untuk pemakaian berulang. Pengawet yang sering digunakan adalah metil atau propil paraben, asam benzoat, chlorbutanol, dan senyawa ammonium. Antioksidan, jarang digunakan pada sediaan suspensi kecualiuntuk zat aktif yang mudah terurai karena teroksidasi.misalnyahidrokuinon, asam galat, kasein, sisteina hidroklorida, dan juga timol. Pendapar, fungsinya untuk mengatur pH, memperbesar potensial pengawet, meningkatkan kelarutan. Misalnya dapar sitrat, dapar fosfat, dapar asetat, dan juga dapar karbonat. Acidifier, fungsinya untuk mengatur pH, meningkatkan kestabilan suspensi, memperbesar potensial pengawet, dan meningkatkan kelarutan. Misalnya asam sitrat. Flocculating agent, merupakan bahan yang dapat menyebabkan suatu partikel berhubungan secara bersama membentuk suatu agregat atau floc. Misalnya polisorbat 80 (untuk surfaktan), tragakan (polimer hidrofilik), bentonit (untuk clay), dan juga NaCl (untuk elektrolit).

2.6. Keuntungan Dan Kerugian Sediaan Suspensi2.6.1. Keuntungan Baik digunakan untuk pasian yang sukar menerima tablet/ kapsul, terutama anak-anak. Homogenitas tinggi Lebih mudah diabsorpsi daripada tablet/kapsul karena luas permukaan kontak antara zat aktif dan saluran cerna meningkat Dapat menutupi rasa tidak enak/pahit obat (dari larut/tidaknya) Mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air

2.6.2. Kerugian Kestabilan rendah (pertumbuhan Kristal (jika jenuh), dan degradasi) Jika membentuk cacking akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya turun Alirannya menyebabkan sukar dituang Ketetapan dosis lebih rendah daripada bentuk sediaan larutan Pada saat penyimpanan, kemungkinan terjadi perubahan systemdispersi terutama jika terjadi perubahan temperature Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosisyang diinginkan.

BAB IIIPEMBAHASAN

Suspensi merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Dalam pembuatan suspensi, kita selaku praktikan mengharapkan hasil dari suspensi yang kita buat itu adalah merupakan suspensi yang masuk dalam kategori suspensi ideal atau stabil setidaknya.Suspensi yang ideal merupakan suspensi yang memiliki kriteria yakni, partikel yang terdispersi harus mempunyai ukuran yang sama dan tidak mengendap cepat dalam wadah, endapan yang terbentuk tidak boleh keras, dan harus terdispersi dengan cepat dengan sedikit pengocokan, harus mudah dituang, memiliki rasa enak dan tahan terhadap serangan mikroba, untuk obat luar harus mudah disebar dipermukaan kulit dan tidak cepat hilang ketika digunakan serta cepat mengering.Namun dalam praktikum,tidak semua suspensi yang dihasilkan itu merupakan suspensi yang ideal ataupun stabil. Hal ini bisa saja disebabkan karena kurangnya ketelitian kita selaku praktikan pada saat dilakukannya pembuatan suspensi sehingga menyebabkan sediaan suspensi tidak maksimal hasilnya. Suspensi yang tidak sempurna pada biasanya disebabkan oleh mucillagonya yang kadang-kadang tidak mengembang sehingga menyebabkan suspensi tidak maksimal. Pada pembuatan mucilago,sering dialami kegagalan sebab pada saat penuangan air panas misalnya, bahan yang ada di dalam mortir tidak dengan cepat diaduk pada saat dituangkan air panasnya sehingga menyebabkan mucilago tidak mengembang.Praktikum kali ini dibuat suspensi chloramphenicol. Pada pembuatan suspensi ini diugunakan chloramphenicol palmitat dan suspending agent nya yaitu CMC Na. Pembuatannya dilakukan dengan cara CMC Na terlebih dahulu dilarutkan dalam air panas sebab kita ketahui sendiri bahwa kelarutan dari natrium CMC adalah dia akan mudah mendispersi dalam air dan mengembang membentuk mucilago. kemudian setelah itu barulah chloramphenicol palmitat ditambahkan gerus sampai homogen. Kemudian ditambahkan propilenglikol sebagai bahan pembasah, syrup simpex sebagai pemanis, nipagin sebagai pengawet serta pewarna agar sediaan lebih menarik.Suspensi yang telah jadi kemudian dilakukan evaluasi untuk menguji mutu suspensi, evaluasi tersebut antara lain:1. Evaluasi organoleptis2. Evaluasi sifat alir3. Evaluasi ukuran partikel4. Evaluasi uji viskositas5. Evaluasi volume terpindahkan6. Evaluasi sedimentasi7. Evaluasi homogenitas8. Evaluasi mikrobiologiDalam praktikum ini, kami hanya melakukan 4 macam evaluasi yaitu evaluasi organoleptis, Evaluasi uji viskositas, evaluasi sedimentasi dan evaluasi homogenitas. Dari pengamatan organoleptis diperoleh suspensi dengan warna kuning, rasa agak pahit dan tidak berbau. Sedangkan dari evaluasi homogenitas dengan menaruh sedikit cairan suspensi ke atas object glass dapat ilihat bahwa suspensi homogen. Untuk uji evaluasi viskositas menggunakan viscometer Brookfield dengan spindle nomor 5 dengan RPM 50 diperoleh viskositas 160. Serta untuk uji sedimentasi setelah seminggu diperoleh endapan setinggi 1,5 cm.Kesalahan yang sering terjadi pada saat pembuatan suspensi harulslah menjadi acuan untuk kita sebagai praktikan agar pada pembuatan suspensi selanjutnya dapat dperoleh hasil yang maksimal. Karena dengan belajar dari kesalahan seperti inilah kita dapat menciptakan ataupun menghasilkan sediaan suspensi yang ideal dan stabil.

BAB IVPENUTUP

4.1. Kesimpulan1. Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Obat dibuat suspensi karena obat obat tertentu tidak stabil secara kimia, bila ada dalam larutan tapi stabil bila dibuat dalam bentuk suspensi, dan jika ada bahan obat yang tidak dapat larut. 2. Salah satu keuntungan suspensi adalah tertutupnya rasa tidak enak atau rasa pahit obat yang kebanyakan kurang disukai oleh anak-anak sehingga memungkinkan untuk diberikan pada anak-anak.sedangkan kerugiannya adalah pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi.3. Suspensi yang ideal setidaknya haruslah dibuat dengan tepat, mengendap secara lambat dan harus rata lagi bila dikocok.4. Formulasi yang digunakan dalam suspensi ini yaitu chloramphenicol palmitat, propilenglikol, CMC Na, Syrup Simplex dan Nipagin.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anief, Moh . 1997 .Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada UniversitasPress http://september.ucoz.com/resep/LAPORAN_SUSPENSI.pdf http://www.ff.unair.ac.id/emodule/farmasetika/LIKUIDA%20SUSPENSI.pdF

LAMPIRAN13