Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

40
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bumi adalah tempat tumbuh dan berkembang berbagai makhluk hidup termaksud didalamnya manusia. Alam dan makhluk hidup secara natural membentuk keseimbangan, sinergi,rantai makanan, tumbuh dari yang kecil hingga yang besar, dari muda hingga tua, dari kanak-kanak menjadi dewasa. Segala sesuatunya saling berhubungan di alam dan saling melengkapi satu sama lain. Semuanya telah diatur sedemikian rupa oleh tuhan dan kita tinggal menikmati dan melestarikannya. Sistem drainase merupakan salah satu infrastrukur dalam pengembangan wilayah perkotaan, agar Kota dapat lebih indah, bersih, tertata dan bebas dari genangan banjir. Sistem jaringan drainase perkotaan yang tidak baik akan merugikan kota dan masyarakat, karena menggangu 4

description

Observasi

Transcript of Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

Page 1: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bumi adalah tempat tumbuh dan berkembang berbagai makhluk hidup

termaksud didalamnya manusia. Alam dan makhluk hidup secara natural membentuk

keseimbangan, sinergi,rantai makanan, tumbuh dari yang kecil hingga yang besar,

dari muda hingga tua, dari kanak-kanak menjadi dewasa. Segala sesuatunya saling

berhubungan di alam dan saling melengkapi satu sama lain. Semuanya telah diatur

sedemikian rupa oleh tuhan dan kita tinggal menikmati dan melestarikannya.

Sistem drainase merupakan salah satu infrastrukur dalam pengembangan wilayah

perkotaan, agar Kota dapat lebih indah, bersih, tertata dan bebas dari genangan banjir.

Sistem jaringan drainase perkotaan yang tidak baik akan merugikan kota dan

masyarakat, karena menggangu lingkungan, menghambat transportasi, mengganggu

kesehatan, dan memberikandampak buruk terhadap social dan ekonomi.

Secaraumumalurjaringandrainase di kota Makassar mengikuti ketinggian

(kontur) dan mengikuti pola jaringan jalan kota yang ada, dimana system

pembuangan air hujan masih menjadi satu dengan system pembuangan air kotor.

Dalam kaitannya dengan pembuangan perumahan maka system

drainaseharusdikoordinasikandenganrencanapengembangan areal

4

Page 2: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

pemukimanterutamakaitannyadenganperencanaan system

jaringandengankapasitasdrainasepadapemukimantersebut.

Seiringdenganlajupembangunan yang kiancepatterkadanghal-hal di

atasseringterabaikanolehpengembangdanmasyarakat.sehinggasalurandrainasemenjadi

salahsatupenyebabmasalahgenangan yang masihseringterjadipadadaearahpemukiman

di kota Makassar.

Areal pemukiman , dibeberapa areal kawasan tersebut terdapat genangan –

genangan air yang terlebih lagi pada saat hujan turun berubah menjadi banjir yang

mengakibatkan terganggunya aktifitas masyarakat.

Seiring dengan pertumbuhan kota Makassar yang merupakan daerah terpenting

didaerah Indonesia timur. Masalah system drainase, yang telah menjadi permasalahan

sejak lama telah dilakukan beberapa menjadi perbaikan oleh insansi – instansi terkait

melalui program pemerintah kota Makassar namun, upaya yang telah dilakuan selama

ini belum menuntaskan genangan banjir.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang akan diteliti dalam

yaitu: ”Sejauh mana persepsi dan partisipasi masyarakat Kelurahan Ujung Lare kota

Parepare terhadap sistem Drainase di daerahnya ?”

5

Page 3: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian bertujuan untuk

mengetahui Persepsi dan partisipasi masyarakat mengenai perawatan dan kondisi

sistem drainase kelurahan ujung lare kota parepare. Serta menganalisis kesalahan

yang terjadi pada sistem Drainase.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini yaitu :

1. Sebagai bahan masukan Pemerintah Kota Parepare.

2. Dari hasil penelitian ini diharapkan adanya peningkatan penanggulangan

sistem Drainase Oleh Masyarakat dan pemerintah Kelurahan Ujung Lare Kota

Parepare.

3. Dari hasil Penelitian ini diharapkan meningkatkan pengetahuan masyarakat

serta kepedulian masyarakat dalam memelihara sistem Drainase kelurahan ujung

lare kota Parepare.

6

Page 4: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan teori

1. Persepsi

Persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan

kesan indera mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka.

Meski demikian apa yang dipersepsikan seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang

obyektif (Robbins, 2006). Menurut Daviddof, persepsi adalah suatu proses yang

dilalui oleh suatu stimulus yang diterima panca indera yang kemudian

diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga individu menyadari yang diinderanya

itu. Atkinson dan Hilgard mengemukakan bahwa persepsi adalah proses dimana kita

menafsirkan dan mengorganisasikan pola stimulus dalam lingkungan. Sebagai cara

pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap stimulus. Stimulus yang

diterima seseorang sangat komplek, stimulus masuk ke dalam otak, kernudian

diartikan, ditafsirkan serta diberi makna melalui proses yang rumit baru kemudian

dihasilkan persepsi (Anonim, 2009). Menurut Walgito, proses terjadinya persepsi

tergantung dari pengalaman masa lalu dan pendidikan yang diperoleh individu.

Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi sebagai pemaknaan hasil

pengamatan yang diawali dengan adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada

tahap selanjutnya terjadi seleksi yang berinteraksi dengan interpretation, begitu juga

berinteraksi dengan closure. Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh

7

Page 5: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang mana pesan

yang dianggap penting dan tidak penting. Proses closure terjadi ketika hasil seleksi

tersebut akan disusun menjadi satu kesatuan yang berurutan dan bermakna,

sedangkan interpretasi berlangsung ketika yang bersangkutan memberi tafsiran atau

makna terhadap informasi tersebut secara menyeluruh (Anonim, 2009).

2. Partisipasi

Menurut Almond dalam Syamsi (1986:112), partisipasi didefinisikan “sebagai

orang-orang yang orientasinya justru pada penyusunan dan pemrosesan input serta

melibatkan diri dalam artikulasi dari tuntutan-tuntutan kebutuhan dan dalam

pembuatan keputusan”. Jnanabrota Bhattacharyya dalam Ndraha (1990:102)

mengartikan partisipasi sebagai pengambilan bagian dalam kegiatan bersama.

Sedangkan Mubyarto dalam Ndraha (1990:102) mendefinisikannya sebagai

kesediaan untuk membantu berhasilnya setiap program sesuai kemampuan setiap

orang tanpa berarti mengorbankan kepentingan diri sendiri.

Sementara Davis dalam Syamsi (1986:114) mendefinisikan partisipasi sebagai

berikut “participation is defined as mental and emotional involvement of persons in

group situations that encourage them to contribute to group goals and share

responsibility for them”. Dari pengertian tersebut, partisipasi masyarakat dalam

pembangunan desa adalah keterlibatan individu-individu anggota masyarakat untuk

bertanggung jawab baik mental maupun emosi terhadap tujuan pembangunan desa.

Dalam keterlibatannya, masyarakat harus memberikan dukungan semangat berupa

8

Page 6: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

bentuk dan jenis partisipasi yang kesemuanya disesuaikan dengan kebutuhan dan fase

pembangunan desa (perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan dan pengawasan serta

penilaian).

Partisipasi warga menurut Sj Sumarto (2004:17) adalah “proses ketika warga,

sebagai individu maupun kelompok sosial dan organisasi, mengambil peran serta ikut

mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kebijakan-

kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan mereka”. Keterlibatan aktif atau

partisipasi masyarakat menurut Tjokroamidjojo (1983:207) dapat berarti keterlibatan

dalam proses penentuan arah, strategi dan kebijaksanaan pembangunan yang

dilakukan pemerintah.

Berdasar beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi serta fisik peserta dalam

memberikan respon terhadap kegiatan yang melaksanakan dalam proses belajar

mengajar serta mendukung pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas

keterlibatannya.

Bentuk partisipasi yang nyata yaitu :

Partisipasi uang adalah bentuk partisipasi untuk memperlancar usaha-usaha bagi

pencapaian kebutuhan masyarakat yang memerlukan bantuan

Partisipasi harta benda adalah partisipasi dalam bentuk menyumbang harta benda,

biasanya berupa alat-alat kerja atau perkakas

9

Page 7: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

Partisipasi tenaga adalah partisipasi yang diberikan dalam bentuk tenaga

untuk pelaksanaan usaha-usaha yang dapat menunjang keberhasilan suatu program

Partisipasi keterampilan, yaitu memberikan dorongan melalui keterampilan yang

dimilikinya kepada anggota masyarakat lain yang membutuhkannya

Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi partisipasi masyarakat dalam

suatu program, sifat faktor-faktor tersebut dapat mendukung suatu keberhasilan

program namun ada juga yang sifatnya dapat menghambat keberhasilan program.

Misalnya saja faktor usia, terbatasnya harta benda, pendidikan, pekerjaan dan

penghasilan. Angell (dalam Ross, 1967: 130) mengatakan partisipasi yang tumbuh

dalam masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kecenderungan seseorang dalam berpartisipasi, yaitu:

a. Usia

Faktor usia merupakan faktor yang memengaruhi sikap seseorang terhadap

kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Mereka dari kelompok usia menengah

ke atas dengan keterikatan moral kepada nilai dan norma masyarakat yang lebih

mantap, cenderung lebih banyak yang berpartisipasi daripada mereka yang dari

kelompok usia lainnya.

b. Jenis kelamin

Nilai yang cukup lama dominan dalam kultur berbagai bangsa mengatakan

bahwa pada dasarnya tempat perempuan adalah “di dapur” yang berarti bahwa dalam

banyak masyarakat peranan perempuan yang terutama adalah mengurus rumah

10

Page 8: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

tangga, akan tetapi semakin lama nilai peran perempuan tersebut telah bergeser

dengan adanya gerakan emansipasi dan pendidikan perempuan yang semakin baik.

c. Pendidikan

Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi. Pendidikan

dianggap dapat memengaruhi sikap hidup seseorang terhadap lingkungannya, suatu

sikap yang diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat.

d. Pekerjaan dan penghasilan

Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan

menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. Pekerjaan dan penghasilan

yang baik dan mencukupi kebutuhan sehari-hari dapat mendorong seseorang untuk

berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Pengertiannya bahwa untuk

berpartisipasi dalam suatu kegiatan, harus didukung oleh suasana yang mapan

perekonomian.

e. Lamanya tinggal

Lamanya seseorang tinggal dalam lingkungan tertentu dan pengalamannya

berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan berpengaruh pada partisipasi seseorang.

Semakin lama ia tinggal dalam lingkungan tertentu, maka rasa memiliki terhadap

lingkungan cenderung lebih terlihat dalam partisipasinya yang besar dalam setiap

kegiatan lingkungan tersebut.

11

Page 9: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

3. Sistem Drainase

Sistem jaringan drainase merupakan bagian dari infrastruktur pada suatu

kawasan, drainase masuk pada kelompok infrastruktur air pada pengelompokan

infrastruktur wilayah, selain itu ada kelompok jalan, kelompok sarana transportasi,

kelompok pengelolaan limbah, kelompok bangunan kota, kelompok energi dan

kelompok telekomunikasi (Grigg 1988, dalam Suripin, 2004).

Air hujan yang jatuh di suatu kawasan perlu dialirkan atau dibuang, caranya

dengan pembuatan saluran yang dapat menampung air hujan yang mengalir di

permukaan tanah tersebut. Sistem saluran di atas selanjutnya dialirkan ke sistem yang

lebih besar. Sistem yang paling kecil juga dihubungkan dengan saluran rumah tangga

dan sistem saluran bangunan infrastruktur lainnya, sehingga apabila cukup banyak

limbah cair yang berada dalam saluran tersebut perlu diolah (treatment). Seluruh

proses tersebut di atas yang disebut dengan sistem drainase (Kodoatie, 2003).

Secara umum drainase dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari

tentang usaha mengalirkan air yang berlebihan pada suatu kawasan. Bagian

infrastruktur (sistem drainase) dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air

yang berfungsi untuk mengurangi dan membuang kelebihan air dari suatu kawasan

atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Di urut dari hulunya,

bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interseptor drain), saluran

pengumpul (colector drain), saluran pembawa (conveyor drain), saluran induk (main

drain) dan badan air penerima (receiving waters). Disepanjang sistem sering dijumpai

12

Page 10: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

bangunan lainnya, seperti gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah,

pintu-pintu air, bangunan terjun, kolam tando dan stasiun pompa. Pada sistem

drainase yang lengkap, sebelum masuk ke badan air penerima air diolah dahulu pada

instalasi pengolah air limbah (IPAL), khususnya untuk sistem tercampur. Hanya air

yang telah memliki baku mutu tertentu yang dimasukkan ke dalam badan air

penerima, biasanya sungai, sehingga tidak merusak lingkungan (Suripin, 2004)

Istilah drainase ditujukan untuk proses pemindahan kelebihan air untuk

mencegah hal yang tidak menyenangkan bagi publik, properti dan kehidupan. Di

dalam areal yang belum berkembang, drainase berkembang secara alami sebagai

bagian dari siklus hidrologi. Secara alamiah drainase tidak statis tetapi dapat berubah

sesuai dengan lingkungan dan kondisi fisik. Sistem drainase dapat di kategorikan

dalam beberapa kategori yaitu: 1. Sistem drainase irigasi, 2. Sistem drainase jalan, 3.

Sistem drainase lapangan udara, 4. Sistem drainase perkotaan.

Di wilayah perkotaan, kontribusi curah hujan dapat meliputi 1) akibat air

permukaan setelah hujan yaitu dari atap, lapangan/halaman, jalan dan laian-lain, 2)

air limbah dari bangunan rumah tangga, bangunan komersial dan industri.

Pembuangan seluruh air hujan perlu dialirkan atau dibuang agar tidak terjadi

genangan atau banjir. Caranya yaitu dengan pembuatan saluran yang menampung air

hujan yang mengalir di permukaan tanah tersebut. Sistem saluran diatas selanjutnya

dialirkan ke sistem yang lebih besar. Sistem yang paling kecil juga dihubungkan

dengan saluran rumah tangga, sistem infra struktur lainya.

13

Page 11: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

Sistem drainase perkotaan dapat dibagi menjadi 2 (dua) macam sistem, yaitu:

1. Sitem drainase utama (Mayor Urban Drainage System) adalah sistem saluran yang

menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment

area). Bisanya sistem aliran ini menampung saluran dengan skala besar dan luas

seperti saluran drainase primer, kanal atau sungai-sungai. Sistem drainase mayor ini

disebut juga sebagai sistem saluran pembuang (main drain) utama. Sistem mayor

biasanya meliputi saluran drainase primer (saluran yang menerima air dari saluran

sekunder dan mengalirkannya ke badan penerima air) dan saluran drainase sekunder

(saluran yang menerima air dari saluran tersier dan menyalurkannya ke saluran

primer). Pada umumnya drainase mayor direncanakan untuk hujan dengan masa

ulang 5 sampai 10 tahun sedang untuk pengendalian banjir untuk sungai-sungai besar

dipakai periode ulang 25 sampai 50 tahun.

2. Sistem drainase local (minor urban drainage sistem) adalah sistem saluran dan

bangun pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah

tangkapan hujan dimana sebahagian besar di dalam wilayah kota. Pada umumnya

drainase minor direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2 dan 5 tahun

tergantung pada tata guna tanah yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan

pemukiman cenderung sebagai sistem drainase minor. Sistem minor biasanya

meliputi saluran drainase tersier (saluran yang menerima air dari sistem drainase

kwarter dan megalirkannya ke saluran sekunder) dan saluran drainase kuarter (saluran

kolektor jaringan drainase local).

14

Page 12: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

Dari segi konstruksinya sistem saluran drainase minor dapat dibedakan atas 2

bagian yaitu: sistem saluran tertutup dan sistem saluran terbuka (gambar 2.1),

(kodoatie dan sjarif,2005).

Gambar 2.1

a) Struktur saluran drainase perkotaan

Secara hirarki drainase perkotaan mulai dari yang paling kecil adalah

saluran kwarter, saluran tersier, saluran sekunder dan saluran primer.

Gambar 2.3 struktur saluran drainase perkotaan

Keterangan gambar:

15

Page 13: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

a. Saluran primer adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran

sekunder dan mengalirkannya ke badan penerima air.

b. Saluran sekunder adalah saluran drainase yang menerima air dari saluran

tersier dan menyalurkannya ke saluran primer.

c. Saluran tersier adalah saluran drainase yang menerima air dari sistem drainase

kwarter dan megalirkannya ke saluran sekunder.

d. Saluran kwarter adalah saluran kolektor jaringan drainase local.

b) Kerangka sistem drainase perkotaan

kerangka jaringan sistem pembuangan yang meliputi pembagian zona,dalam

lingkaran sistem (Gupta, 1989) seperti ditunjukan dalam Gambar 2.4a, 2,4b, 2,4c.

Komponen saluran pembuangan mengalirkan debit dan cabang bagian saluran

penerima memperhitungkan debit dari satu atau banyak cabang-cabang salurang

penrima. Saluran pembuang utama akan menerima air limpasan dan kondisi air yang

luar biasa akan melimpah pada aliaran air yang mengalir ke muara.

16

Page 14: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

Gambar 2.4a kerangka saluran pembuang bentuk tegak (Gupta, 2989)

Gambar 2.4b kerangka saluran pembuang bentuk kipas

P=stasiun pompa:TP=tempat pengolahan (Gupta, 1989)

17

Page 15: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

Gambar 2.4c kerangka saluran pembuang menurut area atau zona (Gupta, 1989)

Pada kerangka mendatar (penampang memanjang) saluran pembuang

mengalir sepanjang sisi jalan atau bagunan utilitas. Pada denah dibuat saluran

pembuang utama meninggalkan wilayah ke arah daerah rendah dan cabang-cabang

saluran sisi (alam) mengitari wilayah. Pada cabang-cabang wilayah setiap saluran

pembuang digambarkan dari garis ketinggian daerah.

Pada kerangka vertical, mempengaruhi kondisi profil tanah permukaan. Pada

kedalam galian minimum, saluran pembuang dibuat sejajar dengan muka tanah.

Bagaimanapun ini tidak dapat dilaksanakan pada kondisi muka tanah yang tidak rata.

Untuk sanitasi saluran pembuang kemiringan dasar saluran kecepatan minimum

adalah 2 ft/s (0,6 m/det). Pada tanah dataran semua saluran dikumpulkan pada satu

titik pertemuan dan selanjutnya dilakukan pemompaan. Pada sistem saluran terpisah

dibangun di lokasi yang lebih tinggi dari elevasi areal.

Manholes (lubang impeksi) untuk pemeliharaan saluran pembuang, dibangun

dilokasi 1) pada tempat-tempat pertemuan saluran, 2) perubahan-perubahan

kemiringan saluran, 3) perubahan dimensi saluran, 4) perubahan arah saluran, 5)

bangunan-bangunan terjun, dan 6) sepanjang jalur saluran setiap jarak 90 s/d 150 m,

jarak 150 m s/d 300 m pada saluran berdiameter besar.

Ketinggian dasar manhole (lubang inpeksi) satu dengan lainnya tidak selalu

sama pada satu elevasi. Bangunan manhole terjunan (gambar 2.5) dalam

18

Page 16: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

perhitungannya disesuaikan dengan kemiringan tanpa harus meninggikan kedalam.

Pada saluran pembuang dengan radius pendek atau ada belokan yang merubah arah

saluran, perlu diperhatikan energi kehilangan tekanan. Pada kecepatan biasa, ada

penurunan hingga 30 mm di inver (elevasi dasar) manhole. Pada setiap panjang

saluran pembuang, pada potongan melintang digambarkan dan ditunjukan 1) muka

tanah asli, 2) lokasih boring, 3) lapisan batuan, 4) bangunan bawa tanah (utilitas), 5)

elevasih pondasi dan bangunan bawah tanah, 6) pelintasan jalan, 7) lokasih dan

jumlah manholes, 8) elevasi dasar saluran pembuangan pada setiap manhole dan, 9)

kemiringan dan dimensi salurang pembuang. Penampang seperti diilustrasikan pada

(gambar 2.5). penampang membantu dalam perencanaan, estimasi biaya, dan

konstruksi dari saluran pembuang.

19

Page 17: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

Gambar 2.5 Profil dari saluran pembuang (steel and McGhee, 1979, Grupta,1989)

c) drainase perkotaan serta hubungannya dengan banjir

Genangan air / banjir pada umumnya terjadi akibat adanya hujan lebat dengan

durasi lama sehingga meningkatkan volume air dan mempercepat akumulasi aliran

permukaan (run-off) pada permukaan tanah (haryono, 1999). Pengaliran air di dalam

drainase perkotaan disebabkan terutama oleh limbah rumah tangga dan hujan, tetapi

yang paling dominan yang mengakibatkan banjir adalah air hujan.

Kajian masalah banjir harus terlebih dahulu menganalisa penyebab utamanya

sebelum menyusun strategi mengantisipasinya. Secara teoritis terjadinya banjir

dengan intensitas yang cenderung meningkat merupakan akibat dari masukan sistem

yang berlebihan, dalam hal ini curah hujan yang melebihi normal dan pengaruh

kondisi saluran yang bermasalah.

4. Masyarakat

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah sekelompok orang yang

membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar

interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Kata

"masyarakat" sendiri berakar dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih

abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar

entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling

20

Page 18: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu

sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.

Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia dapat dikatakan

sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem/aturan

yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi

sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.

Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya dalam bermata

pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada: masyarakat pemburu,

masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan masyarakat

agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban. Sebagian pakar

menganggap masyarakat industri dan pasca-industri sebagai kelompok masyarakat

yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional. Masyarakat dapat pula

diorganisasikan berdasarkan struktur politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan

besar, terdapat masyarakat band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara.

B. Kerangka Pikir

Saluran Drainase yang baik sangat dibutuhkan untuk dapat penunjang

kegiatan keseharian masyarakat kota Parepare. Dalam konteks yang sederhana,

Drainase yakni suatu saluran pembuangan limbah, serta sekaligus saluran

pembuangan air hujan, agar tidak mengganggu stabilitas pengguna jalan dalam

konteks tata ruang kota. bentuk kegiatan yang dilakukan atau diambil dalam

melakukan suatu pembangunan semestinya mempertimbangkan aspek lingkungan

21

Page 19: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

sekitar sebelum melakukan suatu kegiatan, baik pada dampak positif maupun negatif

yang akan ditimbulkan terhadap lingkungan khususnya daerah Kelurahan Ujung Lare

Kota Pareoare. Guna mengetahui Persepsi serta tingkat kepedulian/partisipasi

masyarakat terhadap perawatan dan kondisi sistem drainase.

C. Hipotesis/Asumsi

Sebagai indikator dari latar belakang dan permasalahan yang telah dipaparkan

di atas, maka hipotesis/Asumsi yang dapat di ajukan sebagai jawaban sementara

dalam Kegiatan ini adalah : Persepsi dan partisipasi Masyarakat mengenai perawatan

dan kondisi Drainase Kelurahan Ujung Lare Kota Parepare kurang Antusias karena

alasan ketidak pahaman mengenai Drainase itu sendiri serta karena masyarakat

bergantung pada pemerintah kota untuk menanggulangi permasalahan terhadap

Sistim Drainase tersebut.

22

Page 20: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan untuk

mendapatkan gambaran tentang Persepsi dan Partisipasi masyarakat mengenai

perawatan dan kondisi sistem Drainase Kelurahan Ujung Lare Kota Parepare.

B. Variabel dan Defenisi Operasional.

1. Variabel Penelitian

Penelitian ini hanya memiliki satu variabel yaitu Persepsi maupun partisipasi

Masyarakat mengenai Perawatan dan kondisi saluran Drainase Kelurahan Ujung Lare

Kota Parepare.

2. Defenisi Operasional

Untuk menyamakan pendapat mengenai variable yang dikaji dalam laporan ini,

maka perlu defenisi operasional terhadap variable yang dikaji.

Kuesioner Persepsi dan partisipasi masyarakat mengenai perawatan dan kondisi

system Drainase merupakan upaya mengetahui tingkat pemahaman dan Antusias

masyarakat dalam merawat system Drainase yang ada di kelurahan Ujung Lare kota

Parepare.

C. Populasi dan Sampel

23

Page 21: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

1. Populasi

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan guna menjawab permasalahan yang

diajukan dalam penelitian ini, maka ditetapkan populasi sebagai sasaran penelitian.

Sugiyono (2004), mengemukakan bahwa Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan pengertian populasi di atas, maka populasi penelitian ini adalah

Pihak terkait yang menaungi permasalahan Lingkungan yang ada di kota Parepare

dalam hal ini adalah masyarakat setempat kelurahan ujung lare kota parepare.

2. Sampel

Adapun distribusi jumlah Sumber Informasi yaitu 24 Orang yang terdiri dari

masyarakat setempat di kelurahan ujung lare kota parepare.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan teknik Observasi dan

pengisian Kuesioner. guna memperoleh informasi serta Data-Data terkait mengenai

persepsi dan partisipasi masyarakat mengenai perawatan dan kondisi sistem Drainase

di kelurahan ujung lare kota parepare.

E. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpul dalam penelitian ini di analisis dengan menggunakan

deskriptif Komparasi dengan memperbandingkan antara Data yang dihasilkan kondisi

24

Page 22: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

nyata yang ada dilapangan Sehingga dengan demikian dapat diketahui letak

perbedaan ataupun kekeliruan yang terjadi pada Masalah Tersebut.

F. Indikator Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil jika :

1. Hasil observasi :

Data ini digunakan untuk menganalisis tingkat antusias masyarakat dalam

Berpartisipasi mengenai perawatan system Drainase dengan ketentuan sebagai berikut :

Skor Kategori

10,00 – 17,50 Tidak Antusias

17,50 – 25,00 Kurang Antusias

25,00 – 32,50 Antusias

32,50 – 40,00 Sangat Antusias

Sumber : Indana, 1998

Tabel 1. penilaian Hasil Observasi

2. Kuesioner :

Kuesioner digunakan untuk mengetahui respon masyarakat terhadap

permasalahan saluran drainase, penulis memberikan kuesioner kepada masyarakat.

Kuesioner berisi pernyataan yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Butir setiap

pernyataan diukur menurut skala Linkert. Dalam skala ini terdapat rentangan skala

25

Page 23: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

persetujuan dengan empat pilihan yaitu, setuju, kurang setuju, sertatidak setuju.

Setiap skala persetujuan diberi skor, yaitu 3, 2, dan 1.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Data lokasi

Kelurahan Ujung Lare adalah salah satu dari bagian administrative

Kecamatan Soreang, Kota Parepare. Kelurahan Ujung Lare memiliki luas 20.535

ha/m2, Kelurahan Ujung Lare terletak antara 4° 0'16.76" LS - 4° 0'29.27"LS dan

119°37'47.84"BT - 119°37'40.21"BT, dengan batas wilayah:

26

Page 24: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

Batas Desa/Kelurahan Kecamatan

Sebelah Utara Bukit Harapan Soreang

Sebelah Selatan Ujung Baru Soreang

Sebelah Timur Lapadde Ujung

Sebelah Barat Lakessi Soreang

Penetapan Batas Wilayah ini disahkan berdasarkan SK Gubernur Provinsi Sulawesi

Selatan Nomor 442/1996. Bedasarkan data sensus penduduk 2010, jumlah penduduk

Kecamatan Ujung Lare yaitu 4666 jiwa dan sebanyak 960 KK dengan tingkat

kepadatan 3.86/km. Berdasarkan Topografinya Kelurahan Ujung Lare dapat

dikategorikan sebagai daerah dataran rendah. Kondisi Iklim dan cuaca Kelurahan

Ujung Lare dengan temperature rata-rata 28,5°C suhu minimum 25,7ºC dan suhu

maksimum 31,6ºC temperatur minimum terjadi pada bulan Januari, Maret, Juni, dan

Agustus sedang curah hujan berkisar 0 – 398 mm dengan curah hujan tertinggi pada

bulan Desember dan curah hujan terendah pada bulan Agustus dengan jumlah hari

hujan berkisar antara 0 – 20 hari.

2. Kondisi stabilitas lokasi.

3. Data hasil Observasi/kuesioner.

27

Page 25: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

Tabel perhitungan kuesioner

28

Page 26: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

4. Sitem drainase yang selayaknya digunakan berdasarkan ukuran dan

kondisi lokasi tinggi tanah. Yang ditawarkan pada masyarakat.

29

Page 27: Laporan Study Kasus Jaringan Drainase Kel.ujung Lare Kota Parepare

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

30