Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

52
http://tanjabbarkab.bps.go.id

description

tugas

Transcript of Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Page 1: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 2: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

LAPORAN STUDI

PENYUSUNAN PDRB MENURUT PENGELUARAN

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

TAHUN 2010-2013

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 3: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

ii

LAPORAN STUDI PENYUSUNAN PDRB MENURUT PENGELUARAN

BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Gambar Kulit :

Seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Diterbitkan Oleh :

BPS Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 2010-2013

No. Publikasi : 15070.1431

Ukuran Buku : 18,2 cm x 25,7 cm

Jumlah Halaman : vi + 44 halaman

Naskah :

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 4: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

iii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT., Tuhan Yang Maha Kuasa atas

diterbitkannya publikasi : “Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut

Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010-2013”. Publikasi

ini merupakan hasil studi penghitungan PDRB Menurut Pengeluaran

Kabupaten Tanjung Jabung Barat pada periode tahun 2010-2013.

“Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran

Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010-2013” ini memuat angka

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Pengeluaran. Untuk melengkapi

tabel-tabelnya, dalam publikasi ini diuraikan juga beberapa penjelasan

penting, antara lain konsep dan definisi dan metode penghitungan.

Kepada semua pihak yang telah turut mewujudkan kerja sama dan

bantuannya disampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang

setulusnya. Kritik dan saran demi untuk perbaikan publikasi ini sangat kami

harapkan. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi para pengguna data.

Kuala Tungkal, Desember 2014

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Kepala,

Ir. Edy Akson

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 5: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

BAB II METODOLOGI PENYUSUNAN ...................................................................................... 5

II.1 Konsumsi Rumah Tangga ..................................................................................... 5

II.2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT ............................................................................ 11

II.3 Konsumsi Pemerintah ........................................................................................... 21

II.4 PMTB ...................................................................................................................... 26

II.5 Perubahan Inventori ............................................................................................. 31

II.6 Ekspor dan Impor ................................................................................................... 34

BAB III PDRB KAB.TANJUNG JABUNG BARAT MENURUT PENGELUARAN ........................... 37

II.1 Konsumsi Rumah Tangga ..................................................................................... 37

II.2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT ............................................................................ 37

II.3 Konsumsi Pemerintah ........................................................................................... 37

II.4 PMTB ...................................................................................................................... 38

II.5 Perubahan Inventori ............................................................................................. 38

II.6 Ekspor dan Impor ................................................................................................... 38

Lampiran ....................................................................................................................................... 40

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 6: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Grafik 3.1 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tanjung

Jabung Barat Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 ...................... 39

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 7: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Tabel 1. PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran Atas

Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013 (Juta Rupiah) ....................................................... 41

Tabel 2. Distribusi PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut

Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013 (Persen) ................................ 42

Tabel 3. Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat

Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013 (Persen) ................ 43

Tabel 4. Indeks Berantai PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut

Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013 (Persen) ................................. 44

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 8: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 1

BAB I

PENDAHULUAN

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) memiliki arti sebagai nilai keseluruhan

semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam suatu wilayah dalam jangka waktu

tertentu (biasanya per tahun). PDRB atau jika dihitung dalam skala nasional disebut

Produk Domestik Bruto (PDB) berbeda dari Produk Nasional Bruto(PNB) karena

memasukkan pendapatan faktor produksi dari luar negeri yang bekerja di negara tersebut.

Sehingga PDB hanya menghitung total produksi dari suatu negara tanpa memperhitungkan

apakah produksi itu dilakukan dengan memakai faktor produksi dalam negeri atau tidak.

Sebaliknya, PNB memperhatikan asal usul faktor produksi yang digunakan.

Terdapat tiga pendekatan dalam penghitungan Produk Domestik Regional Bruto,

ketiga pendekatan tersebut adalah:

1. Pendekatan Produksi

Pendekatan produksi dihitung dengan cara menjumlahkan nilai tambah dari

barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara

mengurangi output dari masing-masing sektor atau sub sektor dengan biaya

antaranya. Pendekatan ini bisa juga disebut pendekatan nilai tambah.

Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang

dihasilkan oleh unit produksi dalam proses produksi dari input antara yang

dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Nilai yang

ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi atas ikut sertanya

dalam proses produksi.

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 9: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 2

2. Pendekatan Pendapatan

Nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi dihitung dengan caramenjumlahkan

semua balas jasa faktor produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha,

penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Yang termasuk dalam surplus

usaha adalah bunga, sewa tanah dan keuntungan.

3. Pendekatan Penggunaan/ Pengeluaran

Pada pendekatan ini, PDRB dihitung dengan cara menghitung berbagai

komponen pengeluaran akhir. Secara umum, pendekatan pengunaan dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pendekatan penawaran dan

pendekatan permintaan.

Pada prinsipnya, pendekatan penggunaan ini dimaksudkan untuk

memperkirakan komponen-komponen permintaan akhir seperti: konsumsi

rumah tangga, konsumsi lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah,

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB), perubahan stok dan

perdagangan antar wilayah (ekspor dan impor).

Publikasi ini akan menguraikan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten

Tanjung Jabung Barat menurut pendekatan penggunaan.

Menurut System of National Account (SNA), secara makro penggunaan barang

dan jasa dikelompokkan menurut: Permintaan Antara dan Permintaan Akhir. Yang

dimaksud dengan permintaan antara adalah produksi barang/jasa yang dihasilkan oleh

sektor, dimanfaatkan oleh sektor lain sebagai input (input antara). Permintaan akhir adalah

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 10: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 3

produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen sektoral digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi (rumah tangga, pemerintah dan komponen permintaan

akhir lainnya). Permintaan akhir digunakan untuk menghitung PDRB, yaitu berupa

konsumsi rumah tangga, konsumsi lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah,

pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok dan ekspor netto (ekspor

dikurangi impor).

Pada kenyataannya, barang dan jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

akhir penyediaannya tidak hanya berasal dari daerah yang bersangkutan tetapi juga berasal

dari daerah/wilayah/Negara lain seperti impor dan ekspor antar kota/kabupaten/propinsi

atau negara. Secara ringkas PDRB dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai

berikut:

Y = C+If+Is+E-M

Dimana: Y = Produk Domestik Regional Bruto

C = Konsumsi (meliputi konsumsi Rumah Tangga, Lembaga Nirlaba,

Permerintah)

If = Pembentukan Modal Tetap Bruto

Is = Perubahan Stok

E = Ekspor

M = Impor

Dari persamaan di atas, dapat diuraikan bahwa PDRB menurut penggunaan

digolongkan dalam tiga komponen utama yaitu:

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 11: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 4

1. Konsumsi, yang mencakup:

a. Komsumsi Rumah Tangga

b. Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba

c. Konsumsi Pemerintah

2. Pembentukan Modal, mencakup:

a. Pembentukan Modal Tetap Bruto

b. Perubahan stok barang jadi, setengah jadi dan bahan mentah

3. Penggunaan di Luar Wilayah Netto

a. Ekspor ke luar negeri dan ke luar wilayah

b. Impor dari luar negeri dan luar wilayah

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 12: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 5

BAB II

METODOLOGI PENYUSUNAN

II.1. KONSUMSI RUMAH TANGGA

Sektor institusi dalam total ekonomi dikelompokkan ke dalam lima sektor

yaitu, korporasi finansial, korporasi non finansial, pemerintah umum, rumah tangga

dan LNPRT. Rumah tangga mempunyai peranan yang cukup besar dalam

perekonomian. Hal ini membuktikan dengan besarnya sumbangan nilai konsumsi

rumah tangga dalam pembentukan PDRB Pengeluaran. Rumah tangga bisa berperan

sebagai konsumen, produsen dan penyedia faktor produksi. Rumah tangga sebagai

konsumen sangat berperan dalam peghitungan konsumsi rumah tangga.

Konsep dan Definisi

Pengeluaran Konsumsi Rumah tangga (PKRT) merupakan pengeluaran atas barang dan

jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Dalam hal ini rumah tangga sebagai

pengguna akhir (final demand) dari berbagai jenis barang dan jasa yang tersedia dalam

perekonomian. Rumah tangga didefinisikan sebagai individu atau kelompok individu

yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat tinggal. Mereka mengumpulkan

pendapatan, memilki harta dan kewajiban, serta mengkonsumsi barang dan jasa secara

bersama-sama utamanya kelompok makanan dan perumahan (UN, 1993)

Cakupan

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT) mencakup seluruh pengeluaran barang

dan jasa oleh penduduk suatu wilayah, baik dilakukan didalam maupun diluar wilayah

domestik penduduk yang bersangkutan. Barang dan jasa yang dikonsumsi antara lain

dalam bentuk :

Makanan dan minuman, baik bahan makanan maupun makanan jadi termasuk

minuman beralkohol, rokok dan tembakau.

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 13: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 6

Perumahan dan fasilitasnya, seperti biaya sewa atau kontrak rumah, bahan

bakar, rekening telepon, listrik, air, biaya pemeliharaan dan perbaikan rumah,

termsuk imputasi sewa rumah milik sendiri (owner occupied dwellings).

Bahan pakaian, pakaian jadi, alas kaki dan penutup kepala.

Barang tahan lama, seperti mobil, meubeler, perabot dapur, tv, perhiasan, alat

olahraga, binatang peliharaan, dan tanaman hias.

Jasa-jasa, seperti jasa kesehatan (biaya rumah sakit, dokter, imunisasi, dsj.),

jasa pendidikan (biaya sekolah, kursus, dsj.), ongkos transport, perbaikan

kendaraan, biaya hotel, tempat rekreasi, ongkos pembantu rumah tangga.

Barang yang diproduski dan digunakan sendiri

Pemberian / hadiah dalam bentuk yang diterima dari pihak lain.

Barang dan jasa yang dibeli secara langsung (direct purchase) oleh penduduk

diluar wilayah atau diluar negeri termasuk sebagai konsumsi rumah tangga dan

diperlakukan sebagai transaksi impor; sedangkan pembelian langsung oleh

bukan penduduk disuatu wilayah diperlakukan sebagai ekspor dari wilayah

yang bersangkutan (UN, 1993)

Pembelian barang yang tidak ada duplikatnya (tidak diproduksi kembali), seperti

barang antik, lukisan, dan hasil karya seni lain diperlakukan sebagai investasi barang

berharga, bukan konsumsi rumah tangga.

Diperhitungkannya nilai perkiraan sewa rumah milik sendiri karena rumah tangga

pemilik dianggap menghasilkan jasa sewa rumah bagi dirinya sendiri. Imputasi sewa

rumah diperkirakan atas dasar harga pasar meskipun status rumah tersebut milik

sendiri. Apabila rumah tangga benar-benar menyewa, maka yang diperhitungkan

adalah ongkos sewa yang dibayar, baik dibayar penuh, baik dibayar penuh maupun

tidak karena mendapat keringanan biaya (subsidi atau transfer).

Pengeluaran rumah tangga atas barang dan jasa untuk keperluan biaya antara dan

pembentukan modal didalam aktivitas usaha rumah tangga tidak termasuk pengeluaran

konsumsi rumah tangga. Contoh pengeluaran yang dimaksud antara lain adalah

pembelian barang dan jasa untuk keperluan usaha, perbaikan besar rumah, dan

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 14: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 7

pembelian rumah. Demikian halnya pengeluarann rumah tangga untuk keperluan

transfer dalam bentuk uaang atau barang, tidak termasuk sebagai pengeluaran

konsumsi rumah tangga.

Berbagai jenis barang dan jasa yang dikonsumsi oleh institusi rumah tangga dapat

diklasifikasikan kedalan 12 (dua belas) kelompok COICOP ( Classifications of

Individual Consumption by Purpose), yaitu :

1. Makanan dan Minuman tidak beralkohol

2. Minuman Beralkohol, Tembakau dan Narkotik

3. Pakaian dan Alas Kaki

4. Perumahan, Air, Listrik, gas dan bahan bakar lainnya

5. Furniture, Perlengkapan rumah tangga dan pemeliharaan rutin

6. Kesehatan

7. Angkutan

8. Komunikasi

9. Rekreasi/ hiburan dan kebudayaan

10. Pendidikan

11. Penyediaan makan minum dan penginapan/hotel

12. Barang dan jasa lainna

Sumber data yang digunakan untuk mengestimasi besarnya PKRT adalah:

Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas, BPS) dalam bentuk pengeluaran

konsumsi perkapita seminggu untuk pengeluaran kelompok makanan, dan

pengeluaran perkapita sebulan untuk kelompok bukan makanan.

Banyaknya penduduk tahunan.

Banyaknya penduduk tahunan

Data Sekunder (baik dari BPS maupun luar BPS), dalam bentuk data atau indikator

suplai komoditas dan jenis pengeluaran tertentu

IHK

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 15: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 8

Metode Penghitungan

Penghitungan PKRT selama ini didasarkan pada hasil SUSENAS. Akan tetapi,

karena ada pengeluaran rumah tangga dari Susenas cenderung underestimatekhususnya

untuk kelompok bukan makanan dan makanan jadi, maka perlu dilakukan penyesuain

(adjusment). Dalam melakukan adjusment, digunakan data sekunder dalam bentuk data

atau indikator suplai yang diperoleh dari berbagai sumber diluar Susenas. Cara yang

dilakukan adalah menggantikan (me-replace) hasil Susenas dengan penghitungan data

sekunder atas komoditas, kelompok komoditas, atau jenis pengeluaran tertentu.

Asumsinya, bahwa penghitungan data sekunder lebih mencerminkan PKRT yang

sebenarnya.

Langkah penghitungan diatas akan menghasilkan besarnya PKRT atas dasar harga

(adh) berlaku. Untuk memperoleh konsumsi rumah tangga harga konstan 2010, PKRT

harga berlaku terlebih dahulu dikelompokkan menjadi 12 kelompok COICOP.

Konsumsi rumah tangga 2010 diperoleh dengan metode deflasi, dengan deflator IHK

12 kelompok COICOP yang sesuai.

Gambaran lebih jelas dapat dilihat pada contoh penghitungan PKRT Propinsi Jambi,

sbb:

Data Susenas 2010 (Susenas panel/bulan Maret), menurut makanan dan bukan

makanan;

Data poin 1 dikalikan dengan jumlah penduduk, kemudian kali 12, sehingga

diperoleh PKRT hasil Susenas;

Data poin 2 dikelompokan menjadi 12 kelompok, dengan beberapa komoditas

yang mungkin dikontrol secara tersendiri;

Terhadap data poin 3 dilakukan koreksi dengan menggunakan data sekunder atau

data control supply;

Diperoleh nilai PKRT tahun 2010 yang telah dikoreksi;

Susun Indeks Implisit berdasarkan IHK kota (provinsi/kota terdekat);

PKRT harga konstan 2010 diperoleh dengan membagi hasil poin 5 dengan hasil

poin 6.

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 16: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 9

1. Contoh penghitungan

A. Data dasar dari Susenas Panel Maret 2010

No. Komoditi Rata-rata

perkapita

PKRT Ssn

2010

A. Padi-padian 10.267,63 120.471.644,0

1. Beras 9.837,23

2. Beras ketan 29,23

.

.

F. Keperluan Pesta dan Uupacara

4 Ongkos naik haji 1.687,39 4.741.853,6

3 Upacara keagamaan 453,40 1.274.128,4

B. PKRT Susenas 2010 dikelompokkan menjadi 12 kelompok (COICOP)

No. Komoditi 2010

I. Makanan dan Minuman Tidak Beralkohol 470.811.051,0

1. Beras 120.471.644,0

2. Bahan makanan lainnya

XII. Barang dan jasa lainnya 60.190.735,5

1. Barang pribadi 7.357.344,6

2. Jasa keuangan 931.146,8

...

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 17: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 10

C. PKRT Susenas 2010 dikoreksi dengan indikator suplai menghasilkan PKRT

2010 adhb

No. Komoditi PKRT ssn 2010 Indikator suplai Gap Ssn-

SBH PKRT adhb 2010

I. Makanan dan Minuman

Tidak Beralkohol

651.114.761,4

1.578.586.129,1

1.1 Bahan Makanan dan

Minuman

470.811.051,0

897.302.347,3

Beras

120.471.644,0

215.996.440,0

215.996.440,0

Bahan makanan lainnya 292.696.181,0

584.485.003,8

584.485.003,81

.

.

.

XII. Barang dan jasa lainnya

60.190.735,5

99.314.713,6

1. Barang pribadi

7.357.344,6

1,65

12.139.618,52

2. Jasa keuangan

931.146,8

1,65

1.536.392,24

....

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 18: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 11

D. PKRT Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010

No. Kelompok

Pengeluaran PKRT adhb 2010

Indeks

Implisit PKRT adhk 2010

1. Makanan dan

Minuman Non Alkohol 1.578.586.129,1

100

1.578.586.129,1

1.1. Bahan Makanan

dan Minuman 897.302.347,3

100

897.302.347,3

12. Barang pribadi, Jasa

Keuangan dan Jasa

perorangan 99.314.713,6

100

99.314.713,6

1. Barang pribadi dan

sandang lainnya 97.778.321,3

100

97.778.321,3

2. Jasa keuangan

(catatan: dalam

Susenas premi) 1.536.392,2

100

1.536.392,2

Total 3.676.341.117,4 3.676.341.117,4

II.2. PENGELUARAN KONSUMSI LNPRT (PKLNPRT)

Pendahuluan

Lembaga Non Profit yang melayani Rumahtangga (LNPRT) adalah bagian dari

sektor institusi yang memberikan gambaran dari seluruh proses ekonomi dan peran

yang dilakukan oleh beberapa sektor dalam ekonomi. Sektor institusi dalam total

ekonomi dikelompokkan kedalam lima sektor yaitu, korporasi, finasial, korporasi non

finansial, pemerintah umum, rumah tangga dan LNPRT menyediakan barang dan jasa

kepada anggotanya dan rumah tangga secara gratis atau atas harga ekonomi yang tidak

berarti secara ekonomi.

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 19: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 12

Konsep dan Definisi LNPRT (Lembaga Non Profit yang Melayani rumah

Tangga)

LNPRT merupakan bagian dari lembaga Non Profit (LNP) secara keseluruhan.

Sesuai dengan fungsinya LNP terdiri dari LNP yang melayani rumah tangga dan LNP

yang melayani bukan rumah tangga. Sedangkan yang dimaksud LNPRT adalah

lembaga yang menyediakan barang dan jasa secara gratis atau pada harga yang tidak

berarti secara ekonomi kepada anggotanya atau rumah tangga dan tidak dikontrol oleh

pemerintah (SNA 2008). Harga yang tidak berartisecara ekonomi adalah harga yang

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap jumlah produsen yang ingin disediakan

dan pada jumlah yang pembeli ingin beli.

Aturan praktis untuk mengidentifikasikasi apakah harganya berarti secara ekonomi

adalah ketika harganya menutup setengah dari biaya produksi. Jika tidak maka

harganya merupakan harga yang tidak berarti secara ekonomi sehingga barang dan jasa

yang disediakan berbasis non pasar.

Ciri-ciri unit lembaga nonprofit adalah sbb:

Lembaga nonprovit umumnya adalah lembaga formal, tetapi terkadang

merupakan lembaga informal yang keberadaannya diakui olh masyarakat.

Pengawasan terhadap jalannya organisasi dilakukan oleh anggota terpilih yang

mempunyai hak sama, termasuk hak bicara atas keputusan penting yang

diambil lembaga

Setiap anggota lembaga mempunyai tanggung jawab tertentu dalam organisasi,

dan tidak berhak menguasai profit atau surplus, karena profit yang diperoleh

dari kegiatan usaha produktif dikuasai oleh lembaga

Kebijaksanaan lembaga diputuskan secara kolektif oleh anggota terpilih, dan

kelompok ini berfungsi sebagai pelaksana dari dewan pengurus dan

Istilah nonprofit tidak berarti bahwa lembaga ini tidak dapat menciptakan

surplus melalui kegiatan produktifnya, namun surplus yang diperoleh biasanya

diinvestasikan kembali pada kegiatan sejenis

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 20: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 13

Klasifikasi Jenis LNP menurut sektor institusi

No. Jenis Lembaga Non Profit

Sektor Kelembagaan

1.

LNP yang menyediakan jasa ke

korporasi (biasanya beranggotakan

perusahaan)

Korporasi

2.

LNP yang dikontrol oleh Pemerintah

dan menyediakan jasa individu atau

kolektif berbasis non- pasar

Pemerintahan

3.

LNP yang menyediakan barang dan

jasa ke rumah tangga dalam harga

yang berarti secara ekonomi

Korporasi

4.

LNP yang menyediaakan jasa ke

rumah tangga secara gratis atau

dalam harga yang tidak secara

ekonomi

Lembaga Non-Profit

Rumah tangga (LNPRT)

5.

LNP yang menyediakan jasa

kolektif secara gratis atau dalam

harga yang tidak secara ekonomi

Lembaga Non-Profit

Rumah tangga (LNPRT)

a. LNP yang menyediakan jasa bagi korporasi

Kelompok ini mencakup LNP yang menyediakan jasa bagi korporasi dengan

pungutan biaya (iuran) dalam menutup biaya penyediaan jasa yang dimaksud.

Tingkat biaya atau harga keanggotaan termasuk dalam kriteria harga yang

berarti secara ekonomi (economically significant price). Jasa yang dihasilkan

biasanya dijual pada anggota, dan diperlukan sebagai konsumsi antara. LNP

semacam ini umumnya dalam bentuk asosiasi yang menyediakan jasa

khususnya bagi anggota. Sebagian besar LNP didirikan oleh korporasi yang

dirancang untuk kepentingan promosi. Contoh : kamar dagang, asosiasi

produsen pertanian, manufaktur atau perdagangan, organisasi pengusaha

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 21: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 14

penelitian dan pengujian laboratorium atau organisasi lain, atau lembaga yang

terlibat dalam aktivitas untuk kepentingan umum atau bermanfaat bagi

kelompok yang mengontrol keuangannya.

b. LNP yang dikontrol oleh Pemerintah

Kelompok LNP ini mencakup LNP yang dikontrol oleh Pemerintah dan

menjual jasanya pada tingkat harga yang berbasis non-market, yaitu pada

tingkat harga yang tidak didasarkan atas biaya produksi. Bahkan terkadang jasa

layanan diberikan secara Cuma-Cuma atau gratis. Kontrol atas LNP

didefinisikan sebagai kemampuan untuk menentukan kebijakan dan program

lembaga. Dalam menentukan apakah suatu LNP dikontrol pemerintah, ada

lima indikator yang harus dipertimbangkan sbb:

Penunjukkan petugas, pemerintah berhak menunjuk petugas pengelola

LNP berdasarkan konstitusi, anggaran dasar atau instrumen lain

Instrumen lain, instrumen yang berisi ketentuan selain penunjukkan

petugas yang memungkinkan pemerintah menentukan aspek penting

dari kebijakan umum atau program LNP

Perjanjian kontrak, keberadaan perjanjian kontrak antara pemerintah

dan LNP ini memungkinkan pemerintah menetukan aspek kunci dari

kebijakan umum atau program LNP

Tingkat pembiyaan, LNP yang utamanya dibiayai oleh pemerintah

dapat dikontrol oleh pemerintah. Secara umum, jika LNP dapat

menentukan kebijakan atau program yang berarti sepanjang garis yang

tersebut pada indikator sebelumnya, maka tidak dianggap kontrol

pemerintah

Ekposur resiko, jika pemerintah secara terbuka dimungkinkan untuk

terkena semua atau sebagian risiko finansial terkait dengan aktivitas

LNP, maka pengaturan tersebut merupakan kontrol.

c. LNP yang menyediakan barang dan jasa ke rumah tangga

Kelompok LNP ini dapat dibedakan atas :

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 22: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 15

LNP yang menyediakan barang dan jasa kerumah tangga dengan

tingkat harga yang berarti secara ekonomi. Output LNP merupakan

pengeluaran konsumsi akhir rumah tangga

LNP yang menyediakan jasa ke rumah tangga secara gratis atau

dengan tingkat harga yang tidak secara gratis atau tingkat harga yang

tidak berarti secara ekonomi (non-komersial). Output LNP ini

merupakan pengeluaran akhir konsumsi LNPRT dan pengeluaran akhir

aktual rumah tangga.

LNP yang menyediakan jasa kolektif secara gratis atau dengan tingkat

harga yang tidak berarti secara ekonomi. Output LNP ini merupakan

pengeluaran konsumsi akhir aktual LNPRT. Jasa kolektif biasanya

dikonsumsi oleh seluruh masyarakat, contoh hasil penelitian LNPRT

yang dapat diakses setiap orang, administrasi publik baik tingkat

nasional maupun daerah, dll. Didalam teori ekonomi, jasa kolektif

disebut barang public (Public goods)

PKLNPRT (Pengeluaran Konsumsi Akhir lembaga Non Profit yang melayani

Rumah tangga)

Nilai PKLNPRT adalah sama dengan nilai output non-pasar yang dihasilkan LNPRT.

Nilai output non pasar tersebut dihitung dari penjumlahan pengeluaran LNPRT dalam

melakukan kegiatan. Pengeluaran tersebut terdiri dari :

a. Konsumsi antara

Contoh:

Pembelian alat tulis, biaya foto copy, barang cetakan, pembayaran listrik, air,

telepon, telex, faksimili, biaya rapat, seminar, penjamuan, biaya administrasi

bank, biaya transportasi, bahan bakar, biaya perjalanan dinas, belanja barang

dan jasa lainnya, biaya sewa gedung, biaya sewa perlengkapan kantor dll.

b. Kompensasi pegawai

Contoh: upah, gaji, lembur, honor, bonus dan tunjangan lainnya.

c. Penyusutan

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 23: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 16

d. Pajak Produksi lain (dikurangi subsidi)

Contoh : PBB, STNK, BBN dll

Cakupan

Lingkup LNP yang menjadi fokus pembahasan disini adalah lembaga nonprofit yang

melayani rumah tangga (LNPRT), yang dibagi 7 (tujuh) bentk organisasi yaitu :

organisasi kemasyarakatan (Ormas), organisasi sosial (Orsos), organisasi profesi

(Orprof), Perkumpulan sosial/kebudayaan/olahraga/hobi, lembaga swadaya masyarakat

(LSM), lembaga keagamaan, organisasi bantuan kemanusiaan/beasiswa.

a. Organisasi kelmasyarakatan

Organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat secara sukarela atas dasar

kesamaan fungsi, dan terdiri dari :

Ormas keagamaan, sepeti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama , ICMI

Ormas kepemudaan, seperti KNPI, HMI, Pemuda Pancasila

Ormas wanita , seperti Fatayat, kalyana, HMI, pemuda Pancasila

Ormas lainnya seperti Kosgoro, Partai politik, dan Pepabri

b. Organisasi Sosial (Orsos)

Organisasi atau perkumpulan sosial yang dibentuk oleh anggota masyarakat

baik berbadan hukum maupun tidak, sebagai sarana partisipasi masyarakat

dalam usaha kesejahteraan sosial, dan terdiri dari panti asuhan, panti wreda,

panti lainnya, seperti yayasan pendidikan anak cacat (YPAC), panti tuna netra,

dan sejenisnya.

c. Organisasi Profesi (Orprof)

Organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat dari disiplin ilmu yang

sama atau sejenis, sebagai sarana meningkatkan pengetahuan, ketrampilan,

serta sebagai wahana pengabdian masyarakat, dan terdiri dari :

Organisasi profesi dalam bidang ilmu sosial seperti : ISEI, Ikatan

akuntan Indonesia, dan sejenisnya

Organisasi dalam bidang ilmu pasti, seperti PII, IDI dan sejenisnya.

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 24: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 17

d. Perkumpulan sosial/kebudayaan/olahraga/hobi

Organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat yang berminat

mengembangkan kemampuan/apresiasi budaya, olahraga, hobi, kegiatan yang

bersifat sosial, dan terdiri dari :

Perkumpulan sosial seperti perkumpulan Rotari Indonesia, WIC

Organisasi kebudayaan seperti padepokan seni dan budaya, himpunan

penghayatan kepercayaan

Organisasi olahraga seperti PSSI, PBSI, Ikatan Motor Indonesia,

ORARI, dan Wanadri

e. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat sebagai wujud kesadaran dan

partisipasinya dalam meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraaan masyarakat

atas dasar kemandirian atau swadaya, dan terdiri dari :

LSM penyebar Informasi seperti PKBI, YLKI, Walhi

LSM Pendidikan dan pelatihan sepertiLP3ES, yayasan Bina Swadaya

LSM Konsultasi dan Advokasi seperti YLBHI

LSM Penelitian dan studi kebijakan seperti Lembaga Studi

Pembangaunan (LSP), Lembaga Pengkajian Strategis Indonesia (LPSI)

f. Lembaga Keagamaan

Lembaga yang dibentuk oleh anggota masyarakat dengan tujuan membina,

mengembangkan, mensyiarkan agama, dan terdiri dari :

Organisasi Islam, seperti Lembaga Dakwah, remaja Masjid, Majelis

Taklim

Organisasi kristen/Protestan, seperti PGI, KWI, HKBP

Organisasi Hindu/Budha seperti Walubi, Parisadha Hindu Dharma

Perkumpulan Jamaah Masjid

Perkumpulan Jemaat Gereja/ tembat ibadah lain

Pondok pesantren tradisional, seminari dan sejenisnya.

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 25: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 18

g. Organisasi Bantuan Kemanusiaan/ Beasiswa

Organisasi yang dibentuk oleh masyarakat dengan tujuan memberikan bantuan

kepada korban bencana atau penerima beasiswa atas dasar kemanusiaan, cinta

sesama, solidaritas, dan terdiri dari :

Lembaga Bantuan kemanusiaan, seperti yayasan kesajahteraan Gotong

Royong, Yayasan Kanker Indonesia, yayasan Jantung Sehat

Lembaga bantuan Pendidikan seperti GNOTA, Yayasan Supersemar

Lembaga bantuan lainnya

Sumber Data

a. PKLNPRT atas dasar harga berlaku (adhb)

Sumber data untuk menghitung PKLNPRT (adhb) terdiri dari :

Rata-rata pengeluaran menurut jenis lembaga dan jenis input

pengeluaran. Data ini berasal dari Survei Khusus Lembaga Non Profit

dengan sampling unit LNPRT dan lag survey satu tahun (SKLNP

2011 merupakan data LNPRT 2010). Survei ini dilaksanakan setiap

tahun dibeberapa provinsi, untuk provinsi yang terkena sampel dapat

menggunakan data tersebut dalam perhitungan. Sedangkan untuk

propinsi yang tidak terkena sampel, maka dapat digunakan hasil

SKNP propinsi lain yang karakteristik LNPRT-nya mirip.

Populasi LNPRT menurut jenis lembaga dapat diperoleh dari

kesbanglinmas, Dinas pemuda dan Olahraga, Departemen Agama dan

kantor lain yang mempunyai informasi mengenai jumlah organisasi di

wilayahnya. Untuk propinsi yang terkena sampel SKLNP dapatat

menggunakan data hasil up-dating direktori LNPRT

b. PKLNPRT atas dasar harga konstan (adhk)

Sumber data yang diperlukan untuk menghitung PKLNPRT adalah PKLNPRT

triwulanan adhk.

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 26: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 19

Metode Penghitungan

a. PKLNPRT tahunan atas dasar harga berlaku (adhb)

Dengan asumsi tidak ada kegiatan ekonomis produktif yang dilakukan

lembaga, maka nilai PKLNPRT sama dengan output atau biaya produksi yang

dikeluarkan lembaga dalam rangka melakukan kegiatan layanan pada

masyarakat, anggota organisasi, atau kelompok masyarakat tertentu. Biaya

produksi LNPRT sama dengan nilai konsumsi (antara) ditambah biaya primer

(upah & gaji pegawai, penyusutan barang modal, dan pajak tak langsung).

Biaya Produksi adalah biaya yang dikeluarkan lembaga atas penggunaan

barang/jasa (antara) dan faktor produksi, ditambah nilai barang dan jasa yang

berasal dari produksi sendiri atau pemberian pihak lain (transfer). Jika lembaga

menggunakan input yang diperoleh secara Cuma-Cuma dari pihak lain, maka

nilainya diperkirakan sesuai harga pasar yang berlaku.

Estimasi nilai PKLNPRT dapat dilakukan dengan menggunakan metode

langsung. Metode ini didasarkan pada data hasil survei khusus lembaga non

profit rumah tangga (SKLNP). Tahapan estimasi sebagai berikut :

Menghitung rata-rata PKLNPRT menurut kode lembaga dan input

Nilai rata-rat ini diperoleh dari SKLNP yang dilaksanakan setiap

tahun, namun sampel survey tidak meliputi seluruh provinsi di

Indonesia. Sehingga untuk propinsi yang tidak terpilih sebagai sampel

pada tahun tertentu maka dapat digunakan pendekatan dengan cara

menggunakan data SKLNP propinsi yang berkarakteristik LNPRT-nya

mirip dengan propinsi tersebut. Rumus rata-rata perlembaga menurut

jenis pengeluaran dari hasil survey:

: Rata- rata PKLNPRT menurut kode lembaga dan input

: PKLNPRT hasil survey menurut kode lembaga dan input

: Jumlah sampel LNPRT menurut kode lembaga

i : kode lembaga LNPRT, i = 1,2,3,....,7

j : Input LNPRT, j = 1,2,3,...,19

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 27: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 20

Estimasi PKLNPRT

Setelah mendapatkan nilai rata-rata PKLNPRT menurut kode lembaga

dan input dari hasil survey dan populasi LNPRT menurut kode

lembaga dipropinsi masing-masing, maka estimasi PKLNPRT dapat

dilakukakan dengan menggunakan rumus :

∑∑

X : PKLNPRT adhb

: Populasi LNPRT menurut kode lembaga

b. PKLNPRT tahunan atas dasar harga konstan (adhk)

PKLNPRT tahunan adhk dihitung dengan cara menjumlahkan PKLNPRT

triwulanan adhk, rumusnya adalah :

Y : PKLNPRT tahunan adhk

: PKLNPRT adhk triwulan I

: PKLNPRT adhk triwulan II

: PKLNPRT adhk triwulan III

: PKLNPRT adhk triwulan IV

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 28: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 21

II.3. KONSUMSI PEMERINTAH

Pendahuluan

Pemerintah Umum adalah salah satu unit institusi/sektor domestik dalam SNA

2008. Salah satu fungsi Pemerintah umum adalah berperan sebagai produsen non-

pasar yang menyediakan barang dan jasa bagi individu rumah tangga atau

komunitas, secara gratis atau dengan harga yang tidak signifikan secara ekonomi.

Biaya yang dikeluarkan pemerintah berkaitan dengan point diatas merupakan

sebagian besar dari pengeluaran konsumsi akhir pemerintah umum (SNA 2008, ch

9:9.86)

Pengeluaran konsumsi akhir pemerintah umum dapat dikelompokkan dalam

beberapa cara menurut (SNA 2008, ch 9:9.85):

Apakah barang/jasa telah diproduksi oleh produsen pasar/non-pasar

Apakah pengeluaran tsb atas jasa kolektif atau barang/jasa individu

Fungsi/maksud menurut klasifikasi fungsi pemerintah (COFOG)

Jenis barang menurut CPC

Konsep dan definisi

Pengeluaran konsumsi pemerintah adalah nilai seluruh jenis output pemerintah

dikurangi dengan nilai output untuk pembentukan modal sendiri dan nilai penjualan

barang/jasa dan dijumlahkan dengan nilai barang/jasa yang dibeli dari produsen pasar

untuk diberikan kepada Rumahtangga secara gratis atau dengan harga yang tidak

signifikan secara ekonomi (SNA 2008, Ch.9:9.90)

Output Pemerintah = Biaya Antara + NTB

Nilai output untuk pembentukan modal sendiri diasumsikan tidak ada .

Nilai penerimaan yang mungkin diperoleh dari penjualan beberapa barang/jasa

dengan harga yang tidak signifikan secara ekonomi (jumlahnya sedikit).

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 29: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 22

Contoh : penerimaan atas penjualan : pendapatan penjualan hasil produksi,

pendidikan, kesehatan, tempat hiburan, perizinan ,dll.

Pengeluaran atas konsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen pasar

Unit pemerintah juga membeli barang & jasa konsumsi yang dihasilkan

oleh produsen pasar yang disupply secara langsung ke rumah tangga

Peran unit pemerintah adalah terbatas dalam hal membayar barang &jasa

tersebut dan meyakinkan bahwa barang & jasa tersebut didistribusikan

kepada rumah tangga sebagai Social transfer in kind.

Unit pemerintah tidak terlibat lebih jauh dalam pengolahan barang/jasa

tersebut dan pengeluaran ini diperlakukan sebagai pengeluaran konsumsi

akhir dan bukan sebagai intermediate consumption unit pemerintah

Nilai barang/jasa yang didistribusikan dalam cara ini membentuk sebagian

social transfer in kind.

Dalam cara ini, pengeluaran pemerintah untuk barang/jasa pasar atas nama

rumah tangga dicatat sebagai pengeluaran konsumsi akhir pemerintah dan

konsumsi akhir rumah tangga aktual.

Pengeluaran barang dan jasa individu & kolektif

“Pengeluaran konsumsi pemerintah harus dibagi menurut pengeluaran yang

dilakukan untuk manfaat individu rumah tangga dan pengeluaran yang

dilakukan untuk manfaat komunitas secara keseluruhan atau sebagian besar

komunitas” fungsi pemerintah (COFOG) adalah klasifikasi yang didesain

untuk diaplikasikan pada pemerintahan umum dan sub sektornya.

Ada 10 klasifikasi :

01. General Public Services

02. Defence

03. Public order and safety

04. Economic affairs

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 30: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 23

05. Environmental protection

06. Housing and Community amenities

07. Health

08. Recreation, culture and religion

09. Education

10. Social Protection

Klasifikasi Fungsi Pemerintah dalam APBN 11 Klasifikasi ;

1. Pelayanan Umum

2. Pertahanan

3. Ketertiban dan keamanan

4. Ekonomi

5. Lingkungan Hidup

6. Perumahan dan fasilitas umum lainnya

7. Kesehatan

8. Pariwisata dan budaya

9. Agama

10. Pendidikan

11. Perlindungan Sosial

Cakupan

1. Pengeluaran konsumsi akhir pemerintah daerah kabupaten

2. Pengeluaran konsumsi akhit pemerintah pusat yang menjadi bagian dari

pemerintah kabupaten

3. Pengeluaran konsumsi akhir seluruh pemerintah desa dalam satu kabupaten

Sumber Data

1. Pemerintah Pusat : APBN

Direktorat Pengelolaan kas negara (DPKN), Direktorat jenderal

perbendaharaan (DPBN) (kemenkeu)

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 31: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 24

2. Pemerintah Daerah : APBD/statisti keuangan darah (provinsi, kabupaten/kota)

3. Direktorat statistik keuangan, TI dan Pariwisata (BPS RI) Seksi Distribusi

(K1/K2/K3)

4. Direktorat jenderal perimbangan keuangan (DJPK-kemenkeu)

Metode penghitungan

Secara umum pengeluaran konsumsi akhir pemerintah dibagi atas :

1. Atas Dasar Harga berlaku (ADHB)

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah atas dasar harga berlaku (ADHB) = output –

penjualan barang dan jasa + social transfer in kind purchased market production.

Output non pasar dihitung melalui pendekatan biaya-biaya yang dikeluarkan,

seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja bantuan sosial dan belanja lain-lain.

2. Atas Dasar HargaKonstan (ADHK)

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah atas dasar harga konstan diperoleh dengan

menggunakan Metode Deflasi dan Ekstrapolasi .

Metode penghitungan indeks pegawai

4

1j

j0,j0,

4

1j

j0,jn,

4

1j

j0,j0,

4

1j

j0,j0,

j0,

jn,

j

PQ

PQ

PQ

PQxQ

Q

Ihttp://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 32: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 25

Perbedaan Penghitungan Konsumsi Pemerintah antara

Metode Lama dan Metode Baru

Metode Lama Tahun dasar 2000 Metode Baru (Tahun dasar baru)

Deflator:

- Penghitungan nilai penjualan

barang/jasa adhk menggunakan

indeks implisit.

- NTB adhk tidak dipecah menjadi

belanja pegawai dan

penyusutan.

- Penghitungan NTB adhk

dilakukan dengan ekstrapolasi

menggunakan indeks jumlah

PNS

Deflator:

- Penghitungan nilai penjualan barang/jasa

adhk menggunakan IHK Umum

- Penghitungan NTB adhk dipecah

menjadi belanja pegawai dan

penyusutan.

Belanja pegawai adhk dihitung dengan

ekstrapolasi menggunakan indeks pegawai,

sedangkan penyusutan adhk dihitung dengan

deflasi menggunakan indeks implisit PMTB.

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 33: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 26

II.4. PEMBENTUKAN MODAL TETAP DOMESTIK BRUTO

Pembentukan Modat Tetap Domestik Bruto

Pendahuluan

PMTB Merupakan total nilai dari pengadaan, pembuatan, pembelian barang modal

(fixed asset) dari dalam negeri maupun luar negeri dikurangi penjualan barang modal

bekas, plus perbaikan besar barang modal dan biaya pemindahan kepemilikan atas

tanah dan non produced assets lainnya.

Barang modal (fixed asset) merupakan aset yang digunakan berulangkali dan terus

menerus dalam proses produksi lebih dari satu tahun.

Definisi Aset menurut SNA 2008 : Penyimpanan nilai yang merupakan serangkaian

keuntungan yang diterima oleh pemilik ekonomi dengan memegang/menggunakan

entitas jangka waktu tertentu.

Cakupan

Penambahan barang baru produksi domestik, ditambah dengan barang baru dan bekas

dari luar negeri dikurangi pengurangan barang modal bekas

Biaya pemindahan kepemilikan atas aset-aset non finansial yang tidak diproduksi

seperti tanah dan aset yang dipatenkan

Biayaperbaikan besar baik untuk aset yang diproduksi maupun yang non produced

yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi dan memperpanjang usiapakai

(termasuk pengeluaran untuk meningkatkan nilai guna tanah).

Fixed Asset pada SNA 2008

Rumah tinggal

Gedung dan bangunan lainnya (Gedung bukan tempat tinggal, bangunan

lainnya, perbaikan tanah)

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 34: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 27

Mesin dan perlengkapannya (perlengkapan transportasi, ICT equipment, mesin

& perlengkapan lainnya)

Sistem persenjataan

Cultivated biological resources (hewan ternak, sumber menghasilkan)

Biaya pengalihan kepemilikan non produced asset

Produk kekayaan intelektual (research and development, eksplorasi &evaluasi

mineral, software komputer & database, entertainment, literary/artistic original,

produk kekayaan intelektual lainnya.

Konsep dan definisi

Pembentukan Modal Tetap Bruto mencakup pengadaan, pembuatan dan

pembelian barang modal dari dalam negeri/wilayah dan barang modal baru atau bekas

dari luar negeri/wilayah, yang digunakan untuk berproduksi didalam negeri/wilayah

tersebut.Kategori barang modal yaitu barang yang mempunyai umur pemakaian satu

tahun atau lebih.Sedangkan yang dimaksud dengan pemakaian adalah penggunaan

barang modal sebagai alat yang tetap dalam berproduksi.

Menurut wujudnya pembentukan modal tetap domestik bruto mencakup 5

(lima) hal :

1. Pembentukan modal tetap berupa bangunan/konstruksi, seperti:

a. bangunan tempat tinggal

b. bangunan bukan tempat tinggal

c. bangunan atau konstruksi lainnya seperti jalan, jembatan, irigasi, pembangkit

tenaga listrik dan jaringannya, instalasi telekomunikasi, pemancar TV,

pelabuhan terminal, jaringan pipa untuk minyak, gas & air serta monumen.

d. perbaikan besar-besaran dari bangunan yang disebutkan diatas.

e. Pembentukan modal berupa bangunan/konstruksi dinilai sesuai dengan output

bangunan, yaitu nilai seluruh pekerjaan bangunan pada satu tahun tertentu

tanpa memperhatikan bangunan tersebut sudah selesai atau belum.

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 35: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 28

2. Pembentukan modal tetap berupa mesin dan alat perlengkapan, terdiri dari:

a. alat-alat transportasi seperti : kapal laut, kapal terbang, kereta api, bus, truk dan

motor.

b. mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan untuk pertanian, listrik, pertambangan,

pembuatan jalan, jembatan, perlengkapan kantor, toko, hotel, restoran, dll.

Mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan yang masih dalam proses pembuatan

tidak termasuk dalam pembentukan modal, melainkan merupakan Stok dari

produsennya.

3. Perluasan perkebunan dan penanaman baru untuk tanaman keras. Tanaman keras

yang dimaksud disini adalah tanaman yang hasilnya baru akan diperoleh setelah

berumur satu tahun atau lebih.

4. Penambahan ternak yang khusus dipelihara untuk diambil susunya atau bulunya

atau untuk dipakai tenaganya dan sebagainya, kecuali ternak yang dipelihara untuk

dipotong.

5. Margin pedagang atau makelar, jasa pelayanan dan ongkos pemindahan hak milik

dalam transaksi jual beli tanah, sumber mineral, hak pengusaha hutan, hak paten,

hak cipta dan barang modal bekas tercakup dalam pembentukan modal tetap.

Secara umum barang modal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Mempunyai umur kegunaan lebih dari satu tahun, sehingga mempunyai nilai

penyusutan.

b. Pengeluaran untuk barang modal mempunyai manfaat/hasil pada masa yang

akan datang dalam jangka waktu yang relatif panjang.

c. Nilai per unit dari barang modal relatif besar dibandingkan dengan output

sektor yang memakainya.

Pembentukan modal tetap harus dinilai berdasarkan jumlah uang yang

dibayarkan atau dikeluarkan oleh pembeli dalam usaha untuk memperoleh barang

tersebut. Dalam penilaian barang sesuatu modal selain harga yang berlaku juga harus

ditambahkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh para pembeli seperti biaya

transport, biaya instalasi, pembayaran untuk arsitek dan konsultasi teknik lainnya,

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 36: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 29

segala pengeluaran dan persiapan-persiapan sehubungan dengan pengadaan barang

modal tersebut termasuk bea masuk dan pajak tidak langsung lainnya.

Barang modal hasil produksi sendiri dinilai dengan harga pasar. Apabila tidak

tersedia maka pembentukan modal tetap dalam hal ini dapat dinilai berdasarkan seluruh

biaya yang dikeluarkan termasuk nilai tenaga kerja sendiri yang dikeluarkan.

Metode Penghitungan

Bangunan yang belum selesaai dibangun oleh pengembang, dicatat sebagai

inventori WIP

Akan tetapi jika bangunan tersebut sudah terjual kepada pemakai, akan dicatat

sebagai fixed asset pemiliknya

Bangunan yang dibangun oleh pemiliknya yang akan digunakan sendiri, dicatat

sebagai fixed asset pada pemiliknya

Mesin & perlengkapannya, alat transportasi dan perlengkapannya, furniture,

Barang-barang dan perlengkapannya. Dsb :dicatat sebagai inventori

produsennya baik sebagai WIP maupun finished goods bila belum terjadi

perpindahan kepemilikan

Dicatat sebagai inventori WIP produsennya walaupun dibuat dan akan

digunakan sendiri.

Tidak ada fixed assets dalam bentuk setengah jadi pada aset-aset ini.

Bangunan konstruksi yang dibuat untuk digunakan sendiri oleh kelompok

rumah tangga misal: bangunan, jalan, jembatan, dll. Setelah selesai dibangun,

kepemilikan bangunan dapat ditransfer ke pemerintah. Ketika terjadi transfer

tsb, pada rumah tangga dianggap terjadi PMTB negatif. PMTB pemerintah

bertambah assetnya sebagai “transfer modal in kind”

PMTB mesin dan peralatan yang diproduksi terdiri: mesin dan

perlengkapannya, alat-alat transportasi dan mesin lainnya, perlengkapan

kantor, furnitur dsb

Adalah penambahan dari barang-barang baru maupun bekas dikurang dengan

disposals barang-barang bekas

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 37: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 30

o Mesin dan peralatan “financial lease” diperlakukan sebagai akuisisi

oleh pengguna (lessee) (bukan sebagai akuisisi oleh lessor).

PMTB tidak dicatat hingga terjadinya transfer kepemilikan atas barang-barang

tsb ke unit yg akan menggunakannya pada proses produksi.

Sehingga mesin & perlengkapannya yang belum terjual menjadi bagian dari

penambahan inventori barang jadi pada produsennya.

Demikian juga untuk mesin & perlengkapannya yang berasal dari impor tidak

akan dicatat sebagai PMTB, hingga dimiliki oleh penggunanya dalam proses

produksi

Cultivated assets terdiri dari livestock atau pohon yang digunakan berulang

kali atau terus menerus selama lebih dari satu tahun untuk menghasilkan

barang/jasa lainnya.

Livestock yang digunakan untuk berproduksi selama tahunanfixed assets.

Misal: peternakan sapi perah, domba yang dipelihara untuk wol dan hewan

lainnya.

o Hewan yang dibesarkan untuk disembelih (termasuk unggas) bukan

fixed assets

Pohon (termasuk semak) yg dibudidayakan perkebunan tahunan seperti pohon

buah-buahan, anggur, pohon-pohon karet, sawit pohon, dll fixed assets.

Pohon utk kayu yg menghasilkan produk jadi hanya sekali dan ditebang

bukan fixed assets. Misal: sereal/sayuran yg hanya memproduksi tanaman

tunggal ketika dipanen bukan fixed assets.

PMTB pada ternak yg dibudidayakan secara tahunan (peternakan sapi perah,

dll) dihitung sbb: nilai penambahan- pengurangan ternak (nilai total ternak

dewasa dan belum dewasa dikurangi nilai pengurangan hewan ternak).

Pengurangan meliputi hewan yg dijual, termasuk disembelih.

Hewan yg berkurang karena wabah penyakit, terkontaminasi, kekeringan,

kelaparan, atau bencana alam lainnya dicatat dalam neraca perubahan

volume lainnya (the other changes in the volume of assets account) dan

bukan sebagai pengurangan.

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 38: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 31

Pengurangan karena kematian atau penyebab alami merupakan bagian dari

konsumsi modal tetap. Konsumsi modal tetap pada hewan diukur dengan

penurunan nilai karena hewan telah tua.

Tumbuhan dan hewan yang masih dalam proses pembesaran akan menjadi

inventori WIP pada petani yang membesarkannya dan akan menjualnya.

Penambahan tumbuhan dan hewan tersebut akan menjadi PMTB pada petani

yang akan menggunakannya sebagai fixed assets.

Tumbuhan dan hewan yang masih dalam proses pembesaran akan menjadi

inventori pada penjualnya, jika terjadi kontrak penjulan kepada petani yang

akan menggunakannya sebagai fixed assets akan dikeluarkan dari WIP dan

dicatat sebagai PMTB pembeli.

Pertumbuhan tanaman & hewan yang akan menjadi fixed assets menjadi

PMTB jika dipelihara dan dikembangkan oleh petani yang akan

menggunakannya pada proses produksi.

II.5. PERUBAHAN INVENTORI

Pendahuluan

Stok/inventori merupakan persediaan barang, baik berasal dari pembelian, yang akan

dipakai sebagai input pada suatu kegiatan ekonomi atau dijual lagi, maupun barang

yang dihasilkan oleh unit-unit produksi yang belum dijual, baik dalam bentuk barang

jadi maupun barang setengah jadi. Inventori/persediaan merupakan salah satu aset

yang paling mahal di banyak perusahaan, mencerminkan sebanyak 40 % dari total

modal yang diinvestasikan .

6 fungsi inventori/ persediaan

1. Mengantisipasi permintaan yang timbul dari konsumen

2. Memasangkan produksi dengan distribusi

3. Mengambil keuntungan dari potongan jumlah

4. Melakukan hedging terhadap inflasi dan perubahan harga

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 39: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 32

5. Menghindari dari kekurangan stok yang terjadi karena cuaca, kekurangan

pasokan, masalah mutu, atau pengiriman yang tidak tepat

6. Menjaga agar operasi dapat berlangsung dengan baik

Konsep dan Definisi

Perubahan Inventori menurut SNA

Persediaan yang masih dikuasai oleh unit-unit yang menghasilkan pada waktu

sebelumnya untuk digunakan dalam proses lebih lanjut, dijual atau diberikan pada

pihak lain atau digunakan dengan cara lain

Persediaan produk yang berasal dari pihak lain yang tujuannya untuk digunakan

sebagai input antara atau dijual kembali tanpa mengalami proses lebih lanjut

Pemegang stok tersebut adalah produsen, pedagang dan pemerintah. Stok pemerintah

merupakan barang-barang yang dibeli untuk keperluan strategi, seperti bahan pangan

dan bahan bakar yang disediakan guna keperluan waktu kritis. Alat berat seperti kapal

dan pesawat merupakan stok bagi pihak produsen. Sementara bangunan yang sedang

dikerjakan tidak termasuk stok, melainkan merupakan pembentukan modal tetap bruto.

Apabila semua stok akhir tahun yang ada pada produsen, pedagang dan pemerintah

tersebut dikurangi dengan stok awal tahunnya, maka akan diperoleh perubahan stok

untuk tahun yang bersangkutan.

Cakupan

Jenis inventori/persediaan:

1. Barang jadi : Persediaan barang yang telah selesai diproses dan menunggu

dikirimkan/dijual.

2. Barang setengah jadi (WIP) : Telah mengalami beberapa perubahan tetapi

belum selesai.

3. Bahan baku & penolong (Bahan mentah) : Bahan yang telah dibeli namun

belum diproses/digunakan.

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 40: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 33

4. Perlengkapan pemeliharaan/perbaika/operasi (MRO) : Merupakan persediaan

yang dikhususkan untuk perlengkapan, pemeliharaan, perbaikan dan operasi.

Penyebab perubahan persediaan / inventori antara lain pembelian, kelahiran,

penambahan berat, penjualan, pemotongan, kematian, hilang dan transfer.

Sumber data

Estimasi yang digunakan untuk menilai besarnya perubahan stok, sampai saat ini

belum ada metode yang paling tepat, sebab data jumlah stok belum tersedia secara

lengkap. Nilai perubahan stok dalam komponen penggunaan PDRB ini masih

merupakan perkiraan kasar, karena dihitung dari PDRB hasil penjumlahan nilai tambah

bruto sektoral dikurangi dengan penggunaan untuk komponen permintaan akhir lainnya

(merupakan sisa/residual).

Dengan demikian, nilai perubahan stok atas dasar harga berlaku dalam penghitungan

ini diperoleh dari hasil pengurangan antara PDRB menurut lapangan usaha atas dasar

harga berlaku dengan komponen penggunaan PDRB lainnya (konsumsi rumah tangga,

konsumsi lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap

domestik bruto dan ekspor netto). Perubahan stok atas dasar harga konstan 2010

didapat dengan cara yang sama, yaitu merupakan selisih PDRB atas dasar harga

konstan 2010 dengan total komponen penggunaan PDRB lainnya.

Metode Penghitungan

Penghitungan perubahan Inventori :

Metode Revaluasi: Quantum X Harga

Metode Deflasi : Perubahan Inventori ADHB : Indeks Harga

Metode Ekstrapolasi : Inventori tahun dasar ADHK : Indeks Quantum

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 41: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 34

II.6. EKSPOR DAN IMPOR

Pendahuluan

Ekspor dan impor merupakan kegiatan transaksi barang dan jasa antara penduduk suatu

region dengan penduduk region lain termasuk dengan negara lain, baik melalui udara,

laut dan darat. Ekspor dan impor tersebut meliputi barang, jasa pengangkutan, jasa

asuransi, jasa komunikasi dan berbagai jasa lainnya. Ekspor barang dinilai dengan

harga f.o.b (free on board) sedangkan impor jasa dinilai dengan harga c.i.f (cost of

insurance, and freight). Ekspor dinilai pada saat barang tersebut diberikan ke bukan

penduduk domestik, sedangkan impor dinilai pada saat barang tersebut diterima oleh

penduduk.

Transaksi barang dan jasa tersebut adalah semua barang dan jasa yang melintasi batas

geografis suatu daerah.Penduduk suatu daerah terdiri dari badan pemerintah,

perorangan, perusahaan dan lembaga swasta yang tidak mencari untung di daerah

tersebut.

Konsep dan Definisi

Saat ini, konsep masih mengacu pada SNA 1993 & MSITS 2002.

EKSPOR KE LUAR NEGERI:

Transaksi perpindahan kepemilikan legal (baik berupa penjualan, barter, gifts

atau grants) atas barang & jasa dari residen suatu negara ke luar negeri.

IMPOR DARI LUAR NEGERI:

Transaksi perpindahan kepemilikan legal (baik berupa pembelian, barter, atau

penerimaan dari gifts atau grants) atas barang & jasa dari luar negeri ke residen suatu

negara.

Residen Indonesia: Setiap orang, unit usaha atau organisasi yang menetap di

Indonesia untuk jangka waktu 1 tahun atau lebih. Termasuk juga:

• mereka yang baru menetap di Indonesia kurang dari 1 tahun tapi berencana

untuk menetap selama lebih dari 1 tahun

• kantor cabang dan anak perusahaan dari luar negeri yang berada di Indonesia.

Tergolong Residen Indonesia:

WNA yang bekerja di Indonesia

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 42: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 35

Perusahaan milik asing yang berdomisili di Indonesia

Kedutaan/konsulat RI yang berada di luar negeri

Turis Indonesia yang berada di luar negeri

Siswa Indonesia yang berada di luar negeri

Pasien Indonesia yang berobat ke luar negeri

Non Residen Indonesia : Setiap orang, unit usaha atau organisasi yang menetap di

luar negeri untuk jangka waktu 1 tahun atau lebih. Termasuk dalam pengertian ini

adalah :

- Baru menetap di Indonesia kurang dari 1 tahun dan tidak berencana untuk menetap

selama lebih dari 1 tahun.

- Kantor cabang dan anak perusahaan Indonesia yang berada di luar negeri.

Cakupan

Termasuk dalam kegiatan ekspor adalah pembelian langsung barang dan jasa di

wilayah domestik suatu daerah oleh bukan penduduk daerah tersebut.Transaksi

tersebut meliputi ekspor dan impor barang, pengangkutan, komunikasi, jasa-jasa,

asuransi dan berbagai jasa lainnya seperti jasa perdagangan yang diterima oleh

pedagang daerah tersebut yang kegiatannya mengadakan transaksi barang di luar

tersebut.Juga termasuk disini transaksi dari beberapa barang teertentu seperti barang

dan jasa yang langsung dibeli di pasar domestic oleh bukan penduduk daerah tersebut,

dan juga pembelian langsung di luar daerah oleh penduduk daerah tersebut.

Sumber data

Data yang tersedia mengenai ekspor dan impor masih sangat terbatas. Adanya

kebijaksanaan pemerintah untuk menutup jembatan timbang mengakibatkan sulitnya

memperkirakan nilai ekspor dan impor barang lewat darat.Untuk menanggulangi hal

tersebut perlu dilakukan survey khusus lalu lintas barang melalui darat antar daerah

(survey arus barang dan jasa).

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 43: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 36

Metode Penghitungan

Metode dan Cakupan SNA 2008 belum sepenuhnya bisa diimplementasikan

dalam penghitungan X-M PDB/PDRB Tahun Dasar 2010.

Penghitungan X-M Barang Luar Negeri untuk PDRB saat ini baru bisa

dilakukan sampai tingkat propinsi. X-M Barang (LN dan Antar Wilayah)

untuk Kab/Kota menggunakan metode Cross Hauling.

Data Ekspor Impor Barang Propinsi Tahun 2010 seperti yang sudah dilakukan

pada Road Map 1 yang lalu (data sudah di-aktual-kan/tanpa carry over,

impor menurut KPPBC )

Penghitungan X-M Jasa Luar Negeri untuk PDRB saat ini dialokasikan oleh

Pusat.

Dalam penghitungan X-M Barang Luar Negeri PDB/PDRB menggunakan LK

yang sudah pernah diberikan, dengan beberapa perubahan/penyempurnaan,

seperti:

1. Kurs X-M akan menggunakan “Kurs Tertimbang Transaksi”

2. Impor Barang Kawasan Berikat Nusantara (KBN) dimasukan dalam

penghitungan PDB/PDRB.

3. Rasio Freight (F) digunakan dalam penghitungan konversi nilai impor

barang c.i.f menjadi nilai f.o.b

Under Coverage (UC) Ekspor Impor belum semuanya data bisa diperoleh,

saat ini masih menggunakan Rasio Direct Purchase (DP) dan Rasio

Undocumented Transaction (UT). DP dan UT merupakan bagian dari Under

Coverage.

Over Coverage (OC) Ekspor Impor data belum tersedia. Subject Matter

sedang meneliti “Perdagangan Transit” yang merupakan bagian dari OC.

Kegiatan Merchanting (MC) dalam ekspor barang data belum tersedia.

Perkiraan BI, nilai dari kegiatan merchanting kecil.

Nom Monetary Gold (NM) Ekspor Impor sedang dilakukan inventarisasi

oleh Subject Matter. Dokumen PEBK/PIBK salah satunya mencakup Ekspor-

Impor Non Monetary Gold.

Nilai Insurance (I) dan Nilai Freight (F) saat ini masih menggunakan rasio

yang lama (untuk rasio Insurance), sedang rasio Freight akan menggunakan

rasio hasil studi BI. Subdit Statistik Impor sudah melakukan inventarisasi data

insurance dan freight dalam dokumen PIB sejak thn. 2012.

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 44: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 37

BAB III

PDRB KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

MENURUT PENGELUARAN

3.1. PENGELUARAN KONSUMSI RUMAH TANGGA

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga merupakan komponen yang cukup

dominan/besar dalam penggunaan PDRB di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Pada

tahun 2010, pengeluaran konsumsi rumahtangga mencapai 40,10 persen dengan angka

absolut 2,699 Triliun Rupiah. Adapun pada tahun 2013, pengeluaran konsumsi

rumahtangga telah mencapai 3,570 Triliun Rupiah (34,36 persen dari total PDRB)

Bila dilihat lebih jauh rincian konsumsi rumah tangga tahun 2013, porsi untuk

konsumsi kelompok makanan sebesar 20,64 persen dari seluruh PDRB. Porsi

pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi kelompok makanan ini masih merupakan

pengeluaran utama bagi masyarakat Tanjung Jabung Barat. Adapun pengeluaran untuk

konsumsi bukan makanan mencapai 13,72 persen.

3.2. PENGELUARAN KONSUMSI LEMBAGA SWASTA NIRLABA

Pengeluaran swasta nirlaba merupakan pengeluaran oleh lembaga-lembaga

yang tidak berorietasi memperoleh keuntungan tapi lebih bersifat pelayanan kepada

masyarakat. Kontribusi pengeluaran lembaga swasta nirlaba tahun 2010 relatif kecil

yaitu sekitar 0,43 persen. Adapun pada tahun 2013 mencapai 0,31 persen.

3.3. PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah mempunyai peranan penting dalam

ekonomi khususnya dalam pelayanan publik, intervensi kebijakan dan regulasi bagi

kelancaran kegiatan ekonomi. Pada tahun 2010 pengeluaran konsumsi pemerintah telah

mencapai 5,89 persen. Adapun pada tahun 2013 sudah mencapai 7,14 persen.

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 45: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 38

3.4. PEMBENTUKAN MODAL TETAP DOMESTIK BRUTO

Berbagai potensi dan peluang ekonomi yang terdapat di Tanjung Jabung Barat

mendorong investasi oleh institusi ekonomi. Hal ini ditunjukkan oleh kontribusi

komponen Pembentukam Modal Tetap Bruto (PMTB) tahun 2010 sebesar 4,93 persen.

Adapun pada tahun 2013 sudah mencapai 5,78 persen.

3.5. PERUBAHAN STOK

Perubahan Stok tahun 2010 atas dasar harga berlaku sebesar 44,741 Miliar

Rupiah atau sekitar 0,66 persen. Adapun kontribusi perubahan stok pada PDRB ADHB

tahun 2013 mencapai 0,04 persen.

3.6. EKSPOR DAN IMPOR

Salah satu komponen penggunaan PDRB adalah ekspor dan impor, yang

meliputi kegiatan ekspor dan impor antar negara, antar provinsi dan antar kabupaten.

Oleh karena penggunaan PDRB pada masing-masing komponen termasuk juga barang-

barang impor, maka nilai impor merupakan faktor pengurang dari nilai ekspor untuk

mendapatkan ekspor netto. Ukuran keterbukaan perekonomian suatu daerah dapat

ditunjukkan oleh peranan perdagangan kabupaten tersebut dengan luar negeri dan luar

daerah (luar provinsi dan luar kabupaten).

Komponen ekspor Kabupaten Tanjung Jabung Barat atas dasar harga berlaku

pada tahun 2010 sebesar 7,482 Triliun Rupiah. Sedangkan nilai impor Kabupaten

Tanjung Jabung Barat pada tahun 2010 adalah sebesar 4,251 Trilun Rupiah. Dengan

demikian terdapat selisih (nett export) yang positif sebesar 3,230 Triliun Rupiah atau

sekitar 47,99 persen dari total PDRB. Adapun pada tahun 2013 nett export mencapai

sudah mencapai 52,37 persen.

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 46: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 39

Ekspor Kabupaten Tanjung Jabung Barat berupa barang mentah dan setengah

jadi baik dari hasil pertanian, pertambangan, maupun industri yang diekspor keluar

negeri maupun luar daerah. Adapun impor berupa barang jadi yang dikonsumsi oleh

rumah tangga, swasta nirlaba, pemerintah, maupun untuk Pembentukan Modal Tetap

Bruto (PMTB). Besarnya nilai impor Kabupaten Tanjung Jabung Barat berupa barang

jadi menunjukkan ketergantungan masyarakat terhadap daerah lain.

Grafik 3.1 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tanjung

Jabung Barat Menurut Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 47: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 40

LAMPIRAN

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 48: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 41

Tabel 1 : PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran Atas

Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013 (Juta Rupiah)

No. Jenis Pengeluaran 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi

Rumah Tangga (PKRT) 2.699.449,15 2.830.473,12 3.462.857,16 3.570.073,28

1.a. Makanan 1.718.600,46 1.821.570,99 2.090.460,02 2.144.711,89

1.b. Bukan Makanan 980.848,69 1.008.902,13 1.372.397,14 1.425.361,39

2.

Pengeluaran Konsumsi

Lembaga Non Profit

(PKLNPRT)

28.924,80 29.565,20 30.507,79 31.999,78

3. Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah (PKP) 396.637,90 500.464,00 613.062,73 741.613,05

4. Pembentukan Modal Tetap

Bruto (PMTB) 331.913,86 389.819,90 474.256,85 600.827,75

5. Perubahan Inventori 44.741,05 37.950,00 31.151,36 3.787,46

6. Ekspor 7.482.475,61 8.607.694,46 9.859.912,11 11.553.612,54

7. Impor 4.251.921,68 4.542.150,91 5.470.162,96 6.112.920,71

JUMLAH 6.732.220,69 7.853.815,76 9.001.585,05 10.388.993,15

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 49: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 42

Tabel 2 : Distribusi PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013 (Persen)

No. Jenis Pengeluaran 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi

Rumah Tangga (PKRT) 40,10 36,04 38,47 34,36

1.a. Makanan 25,53 23,19 23,22 20,64

1.b. Bukan Makanan 14,57 12,85 15,25 13,72

2.

Pengeluaran Konsumsi

Lembaga Non Profit

(PKLNPRT)

0,43 0,38 0,34 0,31

3. Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah (PKP) 5,89 6,37 6,81 7,14

4. Pembentukan Modal Tetap

Bruto (PMTB) 4,93 4,96 5,27 5,78

5. Perubahan Inventori 0,66 0,48 0,35 0,04

6. Ekspor 111,14 109,60 109,54 111,21

7. Impor 63,16 57,83 60,77 58,84

JUMLAH 100,00 100,00 100,00 100,00

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 50: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 43

Tabel 3 : Indeks Perkembangan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut

Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013 (Persen)

No. Jenis Pengeluaran 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi

Rumah Tangga (PKRT) 100,00 104,85 128,28 132,25

1.a. Makanan 100,00 105,99 121,64 124,79

1.b. Bukan Makanan 100,00 102,86 139,92 145,32

2.

Pengeluaran Konsumsi

Lembaga Non Profit

(PKLNPRT)

100,00 102,21 105,47 110,63

3. Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah (PKP) 100,00 126,18 154,56 186,97

4. Pembentukan Modal Tetap

Bruto (PMTB) 100,00 117,45 142,89 181,02

5. Perubahan Inventori 100,00 84,82 69,63 8,47

6. Ekspor 100,00 115,04 131,77 154,41

7. Impor 100,00 106,83 128,65 143,77

JUMLAH 100,00 116,66 133,71 154,32

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 51: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

http://tanjabbarkab.bps.go.id

Page 52: Laporan Studi Penyusunan PDRB Menurut Pengeluaran Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2010 2013

Laporan Studi Penyusunan PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut Pengeluaran

Tahun 2010-2013 44

Tabel 4 : Indeks Berantai PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Barat Menurut

Pengeluaran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2013 (Persen)

No. Jenis Pengeluaran 2010 2011 2012 2013

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pengeluaran Konsumsi

Rumah Tangga (PKRT) - 104,85 122,34 103,10

1.a. Makanan - 105,99 114,76 102,60

1.b. Bukan Makanan - 102,86 136,03 103,86

2.

Pengeluaran Konsumsi

Lembaga Non Profit

(PKLNPRT)

- 102,21 103,19 104,89

3. Pengeluaran Konsumsi

Pemerintah (PKP) - 126,18 122,50 120,97

4. Pembentukan Modal Tetap

Bruto (PMTB) - 117,45 121,66 126,69

5. Perubahan Inventori - 84,82 82,09 12,16

6. Ekspor - 115,04 114,55 117,18

7. Impor - 106,83 120,43 111,75

JUMLAH - 116,66 114,61 115,41

http://tanjabbarkab.bps.go.id