Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

download Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

of 30

Transcript of Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    1/30

    LAPORAN TUTORIAL

    BLOK PEDIATRI SKENARIO 2

    ANAKKU BATUK DAN SULIT BERNAPAS

    KELOMPOK A2

    ABDURRAHMAN AFA HARIDI G0013001

    AHMAD LUTHFI G0013011

    ARLINDAWATI G0013039

    ASMA AZIZAH G0013043

    AYATI JAUHAROTUN NAFISAH G0013051

    CICILIA IANY EAJELISTA G00130!5

    FHANY GRACE LUBIS G0013095HANA INDRIYAH DEWI G0013105

    KHANIA PUTU YAHYA G0013129

    RADEN ISMAIL H A G0013193

    SANTI DWI CAHYANI G0013213

    SHENDY WIDHA MAHENDRA G001321"

    TUTOR# YUL MARIYAH$ D%&'APTH'$M'S(

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

    TAHUN 201!

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    2/30

    BAB I

    PENDAHULUAN

    S)*+&%(, II

    A+&))- B&.-) /&+ S-(. B*%+&&

    K&- I

    Andi berumur 2,8 tahun. Ibunya membawa berobat ke puskesmas karena batuk pilek selama

    4 hari. Setelah memeriksa, petugas kesehatan menemukan nadi : 110 kali per menit,

     pernaasan !2 kali permenit, suhu !8," dera#at $el$ius. %okter kemudian memberikan obat.

    K&- 2

    Seorang anak perempuan berusia ! tahun dibawa ibunya ke puskesmas karena batuk se#ak 2

    hari yang lalu, berdahak putih. &eluhan disertai demam '(). %emam naik turun.

    *ada pemeriksaan isik, nadi : 122 + per menit, pernaasan 2 + per menit, suhu !8,2 dera#at

    $el$ius. Saat ini anak tampak sulit bernaas dan lemah, terdapat retraksi dinding dada.

    %okter kemudian melakukan tindakan dan meru#uk pasien ke rumah sakit untuk mendapat

     penanganan dari dokter spesialis anak.

    BAB II

    2

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    3/30

    PROSES EKSPIRASI Kontraksi Diafragma ke cranial/atas

    Volume rongga dada turun

     Tekanan rongga dada naik

    Udara keluar dari resirator! tract ke udara luar

    ontraksi "usculus Intercostalis Internus

    "enurunkan tulang iga/costae

    PROSES I#SPIRASIKontraksi Diafragma ke caudal /

    Volume rongga dada naik

     Tekanan rongga dada tur

    Udara dari luar masuk ke resirat

    Kontraksi "usculus Intercostalis Eksternus

    "engangkat tulang iga/costae

    DISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA

    J- 1# M*&& )*+&%(, /&+ *&6&( *+7*%.(&+ **%&& (.(&6 /&&

    )*+&%(,

    1. %ahak: $airan serous - mu$ous berupa kumpulan makroag yang telah mati. %ahak 

    merupakan substansi kental yang disekresi oleh membrane mu$us se$ara berlebihan

    2. etraksi dinding dada: penarikan dinding dada diikuti oleh peningkatan rekuensi

    napas sebagai kompensasi tubuh untuk mendapatkan oksigen lebih.

    J- 2# M*+*+.-)&+8 *+/*(+(()&+ *%&&&6&+

    1. /agaimana isiologi pernapasan pada anak

    2. /agaimana ital sign anak dan interpretasi pada skenario !. /agaimana mekanisme batuk

    4. engapa pada kasus 2 anak demam naik turun dan batuk berdahak

    . /agaimana tatalaksana awal kasus 1 dan 2

    ". Apa sa#a #enis3#enis demam

    . Apa hubungan usia dan #enis kelamin pada kasus 1 dan 2

    8. Apa perbedaan onset pada kasus 1 dan 2 dan apa sa#a indikasi kegawatdaruratannya

    5. /agaimana mekanisme sulit bernapas, lemah dan retraksi dada

    10. Apa sa#a #enis3#enis dahak

    11. Apa sa#a diagnosis banding, pemeriksaan penun#ang dan tatalaksana pada kasus 1 dan

    2

    J- 3# M*+7&+&(( *%&&&6&+ /&+ *-&. *%.&+:&&+ **+.&%& *+7*+&(

    *%&&&6&+ ;.*%*-. /&& &+7)&6 II<

    1' B&7&(&+& ((,,7( *%+&&&+ &/& &+&)=

    *ada prinsipnya, pernaasan adalah proses pertukaran 62 dan 762 yang ter#adi antara

    eritrosit dengan aleoli paru. %alam prosesnya,pernaasan inspirasi dan ekspirasi dibantu

    oleh ker#a dari otot3otot pernaasan, sehingga rongga dada dapat mengembang dan

    mengempis yang sangat berpengaruh terhadap olume dan tekanan rongga dada. %enganadanya perbedaan tekanan antara udara luar dan rongga dada, maka udara dapat keluar 

    masuk sistem respiratori tubuh kita 'haley 9 ong, 155).

    '

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    4/30

    *ada pasien pediatri$, diperlukan perhatian khussu oleh karena adanya perbedaan

    se$ara isiologis dan anatomis dengan pasien dewasa. Seluruh sistem tubuh anak 

     berkembang didalam kandungan. Sistem pernaasan, walaupun belum berungsi hingga

     pada saat kelahiran,dan akan berkembang lebih lan#ut selama masa pertumbuhan.

    %iameter dan pan#ang saluran udara meningkat, begitu #uga #umlah dan ukuran aleolus.

    Selain itu, dada bayi bulat, sedangkan paru balita lebih oal, biasanya sudah men$apai

    ukuran dewasa 'yaitu diameter 1:2) saat berusia " tahun. %engan adanya diameter 

    saluran pernaasan anak yang lebih sempit, maka resistensinya #auh lebih besar dari

    orang dewasa, karena resistensi lebih besar, dengan demikian usaha untuk melakukan

     pernaasan #uga akan lebih besar. *ada pernyataan di atas, berlaku sebuah rumus antara

    resistensi, #ari3#ari, dan pan#ang dari sebuah bangun ruang.

    R > ?L 8 %4

    resistensi,

    ; pan#ang bangun ruang,

    r #ari3#ari bangun ruang

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    5/30

    $adangan pernaasan. 6leh karena itu, apa bila ter#adi stress pernaasan, anak akan lebih

    mudah kehilangan $adangan pernaasan dan mudah #atuh ke kondisi gagal naas.

    *ada anak, didapatkan #uga olume tidal yang lebih ke$il dari orang dewasa, hal

    ini berkebalikan dengan kebutuhan 62 pada anak yang lebih besar dan metabolism yang

    lebih $epat dari orang dewasa. Sehingga pada anak diperlukan kompensasi untuk 

    mengatasi kebutuhan 62 yang tinggi dengan $ara meningkatkan rekuensi pernaasan

     permenit. *ada otot pernaasan, diaragma anak lebih datar dan pendek, sehingga

    kekuatan kontraksi terbatas. >al ini memerlukan perhatian khusus, sebab diaragma

    merupakan otot pernaasan utama pada anak, dikarenakan otot3otot interkostalis pada

    anak masih belum matur dengan sempurna. %engan kekuatan kontraksi yang belum

    maksimal, dan belum maturnya otot3otot interkostalis, anak sangat mudah #atuh ke dalam

    kelelahan naas apabila ter#adi stress pernaasan, dan apabila tidak kompensatil akan

    ter#adi gagal naas 'haley 9 ong, 155).

    2' B&7&(&+& @(.& (7+ &+&) /&+ (+.*%%*.&( &/& )*+&%(, =

    ?anda ital untuk pasien pediatri adalah sebagai berikut :

    a. =rekuensi *ernapasan 'espiratory ate)

    &riteria normal rekuensi pernapasan pada neonatus dan anak menurut usia adalah

    sebagai berikut '>6, 2005):

    @ 1 tahun : !0 40 kali-menit

    2 tahun : 20 !0 kali-menit

    12 tahun : 1 3 20 kali-menit

    B 12 tahun : 12 1" kali-menit

     Camun, apabila anak datang dengan rekuensi pernapasan di atas nilai normal,

    anak tidak dapat se$ara langsung didiagnosis takipneu. &riteria naas $epat 'takipneu)

    menurut usia adalah sebagai berikut '>6, 2005):

    @ 2 bulan : B "0 kali-menit

    2 12 bulan : B 0 kali-menit

    1 tahun : B 40 kali-menit

    B tahun : B !0 kali-menit

     b. %enyut Cadi '>eart ate)

    )

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    6/30

    *ada bayi dan anak, ada atau tidaknya denyut nadi utama yang kuat sering

    merupakan tanda yang berguna untuk melihat ada tidaknya syok dibandingkan

    mengukur tekanan darah. Cilai normal denyut nadi pada anak menurut usia, yaitu:

    0 ! bulan : 8 200 kali-menit

    ! bulan 2 tahun : 100 150 kali-menit

    2 10 tahun : "0 140 kali-menit

    *ada anak yang sedang tidur denyut nadi normal 10D lebih lambat '>6, 2005).

    $. ?ekanan %arah

    ?ekanan darah normal pada anak menurut usia antara lain '>6, 2005):

    0 1 tahun : B "0 mm>g

    1 ! tahun : B 0 mm>g

    ! " tahun : B mm>g

    d. Suhu ?ubuh

    enurut /uku *anduan ana#emen /alita Sakit ?erpadu '2008), anak dikatakan

    demam #ika suhu tubuhnya E !,0  7. enurut 7aliornia *a$ii$ edi$al 7enter 

    '2014), seorang anak dikatakan demam #ika :

    1. ?emperatur rektal lebih dari !8,00 7 atau lebih dari 100,40 =

    2. ?emperatur oral lebih dari !,0 7 atau lebih dari 55,0 =

    !. ?emperatur aksilla lebih dari !, 20 7 atau lebih dari 55,00 =

    *eningkatan suhu yang ringan '!80  !8,0  7) dapat ter#adi akibat latihan

    'exercise), pemakaian ba#u yang tebal, mandi air panas, atau $ua$a panas. &onsumsi

    makanan atau minuman yang hangat #uga dapat mempengaruhi peningkatan suhu pada

    tubuh anak. Fika dokter berpikir tentang adanya pengaruh lain terhadap peningkatan

    suhuh tubuh anak, pemeriksaan suhu dapat diulangi kembali sekitar !0 menit

    selan#utnya '7aliornia *a$ii$ edi$al 7enter, 2014).

    %ari data3data di atas, interpretasi pemeriksaan isik dari kasus 1 dan kasus 2:

    &asus 1

    a.  Cadi normal

     b.  Caas diatas normal tapi belum tergolong takipneu$. Suhu demam

    *

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    7/30

    &asus 2

    a.  Cadi normal

     b.  Caas takipneu

    $. Suhu demamd. etraksi dinding dada menun#ukkan kondisi hipoksia dan kekakuan paru sehingga

    sulit mengembang

    e. Sulit bernapas dan lemah merupakan tanda bahaya karena anak sudah kelelahan untuk 

     bernaas maka harus segera diru#uk 

    3' B&7&(&+& *)&+(* &.-)=

    /atuk adalah ekspirasi kuat yang dapat memberaihkan #alan napas dari debris dan

    sekret. eseptor batuk tersebar diseluruh saluran respiratorik dan sebagian ke$il terdapat di

     bagian lain seperti gaster dan telinga tengah. eseptor ini dapat terangsang se$ara mekanis

    'sekret, tekanan), kimiawi 'gas), atau udara dingin. %an #uga dapat dirangsang oleh

    histamin, leukotrien, dan bronkokonstriksi. Apabila reseptor terangsang impuls akan di

    teruskan melalui sara aeren ke pusat batuk di medulla oblongata kemudian melalui sara 

    eeren di teruskan ke eektor batuk yaitu berbagai otot pernapasan.

    Ada beberapa ase batuk, yaitu:

    a. =ase iritasi, reseptor batuk disensitasi

     b. =ase inspirasi, katup glotis terbuka lebar, inspirasi ter#adi se$ara $epat dan dalam maka

    olume yang tertampung dalam rongga dada lebih dari normal

    $. =ase kompresi, glotis menutup 0,2 detik 

    d. =ase ekspirasi, glotis terbuka tiba3tiba membuat udara dan sekret di dalam keluar 

    dengan $epat

    4' B&7&(&+& .&.&&)&+& && )&- 1 /&+ 2 =

    &asus 1

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    8/30

    &asus 2

    1. 6ksigen 132 liter per menit

    2. Fika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap melaui selang

    nasogastrik dengan eeding drip

    !. Fika sekresi lender berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta

    agonis untuk transport muskusilier 

    4. &oreksi gangguan keseimbangan asam basa elektrolit 'Arie ans#oer, 2000)

    5' A& && *+(*+( /*& =

    enurut Singh '2008), ada beberapa ma$am demam yang dapat ter#adi pada manusia.

    Fenis3#enis demam ini dapat membantu dokter untuk menemukan diagnosis suatu penyakit.

    Fenis#enis demam, yaitu :

    a. 7ontinuous eer 

    *ada demam #enis ini, suhu tubuh berada di atas normal sepan#ang hari dan

     berluktuasi tidak lebih dari 1 o 7 dalam 24 #am. %emam ini dialami oleh pasien lobar 

     pneumonia, tioid, ineksi saluran kemih, tius, dan lain3lain.

     b. emittent eer 

    Suhu tubuh berada di atas normal sepan#ang hari dan berluktuasi lebih dari 2 6 7

    dalam 24 #am. Fenis demam ini sering ditemukan dalam praktek dokter sehari3hari.

    emittent eer ditemukan pada pasien ineksi thyoid dan endo$arditis.

    $. Intermittent eer 

      *ada demam ini, peningkatan suhu tubuh ter#adi hanya beberapa #am dalam sehari dan

    suhu kembali ke normal untuk beberapa #am berikutnya. %emam ini dapat ditemukan

     pada pasien malaria, kala3aGar, pyemia, septi$emia, dan sebagainya.

    d. ?ertian =eer 

    %emam yang ter#adi dalam ! hari atau 48 #am. %emam ini biasanya ter#adi pada

     pasien malaria.

    e. Huartan =eer 

    %emam yang ter#adi dalam 4 hari atau 2 #am. %emam ini biasanya ter#adi akibat

    ineksi *lasmodium malariae.

    . ;ow rade =eer 

    *eningkatan suhu tubuh ter#adi setiap hari, terutama pada sore hari, dalam beberapa

    hari. *eningkatan suhu tersebut tidak melebihi !,80

    7. /iasanya, demam #enis ini tidak 

    mengindikasikan suatu penyakit, namun penyakit ini sering ditemukan pada pasien ?/.

    ,

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    9/30

    !' B&7&(&+& *)&+(* -(. *%+&&$ *&6 /&+ %*.%&)( /&/&=

    *ada otot pernaasan, diaragma anak lebih datar dan pendek, sehingga kekuatan

    kontraksi terbatas. >al ini memerlukan perhatian khusus, sebab diaragma merupakan otot

     pernaasan utama pada anak, dikarenakan otot3otot interkostalis pada anak masih belum

    matur dengan sempurna. %engan kekuatan kontraksi yang belum maksimal, dan belum

    maturnya otot3otot interkostalis, anak sangat mudah #atuh ke dalam kelelahan naas

    apabila ter#adi stress pernaasan, dan apabila tidak kompensatil akan ter#adi gagal naas

    etraksi dinding dada merupakan tanda di mana seseorang mengalami kesulitan untuk 

     bernapas. etraksi dinding dada #uga dikenal dengan istilah tarikan dinding dada bagian

     bawah ke dalam . &esulitan untuk bernapas pada anak bisa disebabkan oleh tiga $ausa

    yang berbeda, antara lain obstruksi saluran pernapasan atas seperti $roup, obstruksi saluran

     pernapasn bawah seperti asma dan bron$hiolitis, dan penyakit #antung parenkimal seperti

     pneumonia, edema pulmonal, serta sindrom distress pernapasan akut.

    *ada anak dengan pneumonia, ter#adi penurunan kemampuan paru untuk berkembang

    sebagaimana mestinya. >al ini membuat tubuh untuk merespon kekurangan oksigen yang

    ada di paru3paru untuk bernapas lebih $epat. Akan tetapi dengan kondisi paru3paru yang

    kaku oleh ibrin dan disertai dengan konsolidasi aleoli menyebabkan paru akan tetap

    kesulitan untuk berkembang. Akibatnya timbul tarikan dinding dada bagian bawah ke

    dalam. Anak dengan kasus pneumonia yang berat biasanya akan mengalami retraksi

    dinding dada. Akan tetapi retraksi ini tidak selalu disertai dengan pernapasan $epat

    dikarenakan anak sudah kehabisan energi untuk bernapas. >al ini merupakan tanda bahaya

    dikarenakan insidensi kematian yang tinggi. >al tersebut mengarahkan dugaan menu#u

     pneumonia berat atau penyakit sangat berat.

    "' A& && *+(*+( /&6&)=

    enurut ilson '200"), dahak atau sputum terdiri dari beberapa ma$am dan dapat

    disebabkan oleh etiologi yang berbeda, seperti :

    a. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan kemungkinan berasal dari

    sinus atau saluran hidung bukan berasal dari saluran napas bagian bawah.

     b. Sputum banyak sekali dan purulen kemungkinan proses supurati.

    -

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    10/30

    $. Sputum yang terbentuk perlahan dan terus meningkat kemungkinan tanda

     bron$hitis-bronkhiektasis.

    d. Sputum kekuning kuningan kemungkinan proses ineksi.

    e. Sputum hi#au kemungkinan proses penimbunan nanah, warna hi#au ini dikarenakan

    adanya erdoperoksidase,sputum hi#au ini sering ditemukan pada penderita

     bronkhiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkus yang melebar dan terineksi.

    . Sputum merah muda dan berbusa kemungkinan tanda edema paru akut.

    g. Sputum berlendir, lekat, abu3abu-putih kemungkinan tanda bronkitis kronik.

    h. Sputum berbau busuk kemungkinan tanda abses paru-bronkhiektasis.

    i . /erdarah atau hemoptisi sering ditemukan pada ?uber$ulosis.

     #. /erwarna biasanya disebabkan oleh pneumokokus bakteri 'dalam pneumonia).

    k. /ernanah mengandung nanah, warna dapat memberikan petun#uk untuk pengobatan

    yang eekti pada pasien bronkitis kronis.

    l. arna 'mukopurulen) berwarna kuning kehi#auan menun#ukkan bahwa pengobatan

    dengan antibiotik dapat mengurangi ge#ala.

    m. arna hi#au disebabkan oleh Ceutroil myelopero+idase.

    o. /erlendir putih susu atau buram sering berarti bahwa antibiotik tidak akan eekti dalam

    mengobati ge#ala. Inormasi ini dapat berhubungan dengan adanya ineksi bakteri atau

    irus meskipun penelitian saat ini tidak mendukung generalisasi itu.

     p. /erbusa putih mungkin berasal dari obstruksi atau bahkan edema.

    J- 4# M*+7(+@*+.&%(&( *&%& (.*&.( *%&7&( *+*&&+ :&+7 /(/&&. &/&

    &+7)&6 3

    .

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    11/30

    J- 5# M*%--)&+ .--&+ **&&%&+

    1. Apakah obat yang diberikan untuk tatalaksana awal kasus 2

    2. /agaimanakah perbedaan onset kasus 1 dan 2 yang menun#ukkan indikasikegawatdaruratan

    !. /agaimanakah diagnosis banding, pemeriksaan penun#ang, dan tatalaksana kasus

     pada skenario 1 dan 2

    4. /agaimanakah komplikasi dari pneumoni dan bronkopneumoni

    J- !# M*+7--)&+ (+,%&( &%-

    ..

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    12/30

    asing3masing anggota kelompok kami telah men$ari sumber sumber ilmiah dari beberapa

     buku reerensi maupun akses internet yang sesuai dengan topik diskusi tutorial ini se$ara

    mandiri untuk disampaikan dalam pertemuan berikutnya.

    J- "# M*&,%)&+$ *&6&$ /&+ *+&.& )*&( (+,%&( &%- :&+7 /(*%,*6

    1. Apakah obat yang diberikan untuk tatalaksana awal kasus 2

    %iagnosis

    3 %i samping batuk atau kesulitan bernapas, hanya terdapat napas $epat sa#a.

     Capas $epat:

    o  pada anak umur 2 bulan 11 bulan: E 0 kali-menit

    o  pada anak umur 1 tahun tahun : E 40 kali-menit

    3 *astikan bahwa anak tidak mempunyai tanda3tanda pneumonia berat

    ?atalaksana

    3 Anak di rawat #alan

    3 /eri antibiotik: &otrimoksasol '4 mg ?*-kg //-kali) 2 kali sehari selama !

    hari atau Amoksisilin '2 mg-kg //-kali) 2 kali sehari selama ! hari. IJ diberikan selama hari.

    ?indak lan#ut

    An#urkan ibu untuk memberi makan anak. Casihati ibu untuk membawa kembali

    anaknya setelah 2 hari, atau lebih $epat kalau keadaan anak memburuk atau tidak 

     bisa minum atau menyusu.

    &etika anak kembali:

    3 Fika pernapasannya membaik 'melambat), demam berkurang, nasu makan

    membaik, lan#utkan pengobatan sampai seluruhnya ! hari.

    3 Fika rekuensi pernapasan, demam dan nasu makan tidak ada perubahan, ganti

    ke antibiotik lini kedua dan nasihati ibu untuk kembali 2 hari lagi.

    3 Fika ada tanda pneumonia berat, rawat anak di rumah sakit dan tangani sesuai

     pedoman di bawah ini.

    P+*-,+(& B*%&.

    %iagnosis

    /atuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal berikut ini:

    3 &epala terangguk3angguk 

    .2

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    13/30

    3 *ernapasan $uping hidung

    3 ?arikan dinding dada bagian bawah ke dalam

    3 =oto dada menun#ukkan gambaran pneumonia 'iniltrat luas, konsolidasi, dll)

    Selain itu bisa didapatkan pula tanda berikut ini:

    3 Capas $epat. /erikut batas napas $epat sesuai golongan umur dikatakan bernapas

    $epat #ika :

    o Anak umur @ 2 bulan : E "0 kali-menit

    o Anak umur 2 11 bulan : E 0 kali-menit

    o Anak umur 1 tahun : E 40 kali-menit

    o Anak umur E tahun : E !0 kali-menit

    3 Suara merintih ' grunting ) pada bayi muda

    3 *ada auskultasi terdengar:o 7ra$kles 'ronki)

    o Suara pernapasan menurun

    o Suara pernapasan bronkial

    %alam keadaan yang sangat berat dapat di#umpai:

    3 ?idak dapat menyusu atau minum-makan, atau memuntahkan semuanya

    3 &e#ang, letargis atau tidak sadar 

    3 Sianosis3 %istres pernapasan berat.

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    14/30

    letargis atau tidak sadar, sianosis, distres pernapasan berat) maka ditambahkan

    kloramenikol '2 mg-kg//-kali I atau IJ setiap 8 #am).

    3 /ila pasien datang dalam keadaan klinis berat, segera berikan oksigen dan

     pengobatan kombinasi ampilisin3kloramenikol atau ampisilin3gentamisin.

    3 Sebagai alternati, beri setriakson '803100 mg-kg// I atau IJ sekali sehari).3 /ila anak tidak membaik dalam 48 #am, maka bila memungkinkan buat oto dada.

    3 Apabila diduga pneumonia stailokokal 'di#elaskan di bawah untuk pneumonia

    stailokokal), ganti antibiotik dengan gentamisin '. mg-kg// I sekali sehari)

    dan kloksasilin '0 mg-kg// I atau IJ setiap " #am) atau klindamisin '1

    mg-kg//-hari ! kali pemberian). /ila keadaan anak membaik, lan#utkan

    kloksasilin 'atau dikloksasilin) se$ara oral 4 kali sehari sampai se$ara keseluruhan

    men$apai ! minggu, atau klindamisin se$ara oral selama 2 minggu.

    32. /agaimanakah perbedaan onset kasus 1 dan 2 yang menun#ukkan indikasi

    kegawatdaruratan

    %engan adanya bukti berupa keluhan dan ge#ala klinis dari kedua pasien pada

    kasus 1 dan 2, berdasarkan penggolongan IS*A menurut umur 2 bulan tahun oleh

    *2 IS*A %K*&KS I 2012, dapat ditarik adanya perbedaan :

    1. &asus 1 dengan keluhan batuk, pilek, demam se#ak 4 hari, tanpa adanya usaha

    napas

      merupakan ineksi saluran pernaasan akut bukan pneumonia, dan bukanmerupakan kasus gawat darurat sehingga tidak perlu dirawat inap

    2. &asus 2 dengan keluhan batuk berdahak, demam naik turun, dengan retraksi

    dinding dada  merupakan ineksi saluran pernaasan akut pneumonia berat,

    oleh karena ditemukannya retraksi dinding dada dan pernaasan $epat, dengan

    rekuensi B40+ - menit 'menurut umur 1 3 @tahun). 6leh karena ada kegawat

    daruratan naas, diperlukan tindak lan#ut khusus dan ru#ukan ke rumah sakit.

    Selain itu pasien pada kasus 2 diru#uk karena pemeriksaan mikrobiologi tidak 

    mudah dilakukan dan bila dapat dilakukan pun kuman penyebab tidak selalu

    dapat ditemukan, >6 menga#ukan pedoman diagnosis dan tatalaksana yang

    lebih sederhana.

    !. /agaimanakah diagnosis banding, pemeriksaan penun#ang, dan tatalaksana kasus

     pada skenario 1 dan 2

    B%,+)(.( A)-.

    .(

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    15/30

    alaupun diagnosis bronkitis akut seringkali dibuat, namun pada anak3anak keadaan

    ini mungkin tidak di#umpai sebagai wu#ud klinis tersendiri. /ronkitis merupakan

    akibat beberapa keadaan lain saluran pernapasan atas dan bawah, dan trakea

     biasanya terlibat. /ronkiolitis 'yaitu bronkitis kapiler) seluruhnya merupakan

     penyakit yang berbeda. /ronkitis asmatis adalah bentuk asma yang sering

    teran$ukan dengan bronkitis akut. *ada berbagai ineksi saluran pernapasan atas,

     beberapa anak menderita spasme bronkus dan eksudasi yang serupa dengan anda3

    tanda pada anak lebih besar yang menderita asma. ?rakeobronkitis akut seringkali

    terkait dengan ineksi saluran pernapasan atas seperti nasoaringitis tetapi #uga

    terkait dengan inluenGa, pertussis, $ampak, demam tioid 'dan salmonellosis lain),

    diteria, dan demam karlet. Fuga ter#adi suatu trakeobronkitis yang tak 

    terdierensiasi, primer, dan akut, paling laGim pada anak yang lebih tua dan rema#a.

    Adalah mungkin bahwa, ke$uali untuk penyakit bakteri yang telah disebutkan,

    trakeo3bronkitis akut disebabkan oleh irus. *neumokokus, stailokokus, > ae

    Gophilus inFluenGae, dan berbagai streptokokus hemolitikus dapat diisolasi dari

    sputum, tetapi

    keberadaannya tidak menyatakan penyebab bakteria, dan terapi antibiotik tidak 

     begitu berpengaruh untuk mengubah per#alanan penyakit. /eberapa anak tampak 

     #auh lebih rentan terhadap trakeobronkitis akut daripada yang lain. Alasannya tidak 

    diketahui, tetapi alergi, iklim, polusi udala dan ineksi kronis saluran pernapasan

    atas, terutama sinusitis, dapat rnerupakan aktor3aktor yang turut menyebabkan.

    Sindrom bronkitis obliterans dapat bermula dengan episode bronkitis akut,

     bronkiolitis, atau bronkopneumonia dan kemudian men#elek selama beberapa

    minggu men#adi penyakit paru kronis berat yang ditandai dengan obliterasi

     bronkiolus dan bronkiektasi .

    ACI=KS?ASI &;lClS. /ronkitis akut biasanya didahului oleh ineksi pernapasan

    atas. Ineksi bakteri sekunder denganStrepto$o$$us pneunr$niae, ora+ella

    $atarrha;is, atau >. irt;uenGae apat ter#adi. &hasnya, anak datang dengan batuk 

    yang sering, kering, pendek, tidak produkti dan timbulnya relati bertahap, mulai !3

    4 hari sesudah mun$ulnya rhinitis. &etidakenakan substernal bawah atau nyeri

    terbakar dada depan sering ada dan dapat diper#elek oleh batuk. &etika penyakit

    men#elek, penderita dapat terganggu oleh suara siulan selama respilasi 'mungkin

    ronki), nyeri dada, dan kadang3kadang oleh napas pendek. /atuk paroksismal atau

    .)

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    16/30

    rasa men$ekik padasaat sekresi kadang3kadang disertai dengan muntah. %alam

     beberapa hari, batuk men#adi produkti, dan sputum berubah dari #ernih ke purulen.

    /iasanya dalam 310 hari, mu$us en$er, dan batuk menghilang se$ara bertahap.

    /adan yang sangat malaise sering disertai dengan sakit yang dapat berlan#ut selama I

    minggu atau lebih sesudah ge#ala3ge#ala akut mereda.

    ?anda3tanda isik berariasi menurut umur penderita dan stadium penyakit. *ada

    mulanya, anak biasanya tidak demam atau demam ringan, dan ada tanda3tanda

    nasoaringitis, ineksi

    kon#ungtia, dan rhinitis. &emudian, auskuitasi menun#ukkan adanya suara

     pernapasan yang asar, ronki basah kasar dan halus, dan ronki yang dapat bernada

    tinggi, menyerupai rnengi pada asma *ada anak lainnya yang sehat, komplikasinya

    sedikit, tetapi pada anak malnutrisi atau mereka yang kesehatannya #elek. otitis,

    sinusitis, dan pneumonia adalah laGim.

    *KC6/A?AC.

    ?idak ada terapi spesiik, sebagian besar penderita sembuh tanpa banyak masalah,

    tanpa pengobatan apapun. *ada bayi3bayi yang ke$il, drainase paru dipermudah

    dengan $ara sering melakukan pergeseran posisi. Anak yang lebih tua lebih enak 

    dengan kelembaban tinggi, tetapi tidak ada bukti bahwa ini memperpendek lama

     penyakit. /atuk iritati dan paroksismal dapat menyebabkan distres berat dan

    mengganggu tidur. alaupun penekanan batuk dapat menambah kemungkinan

    supurasi, penggunaan penekan batuk yang bi#aksana 'termasuk kodein) mungkin

    memadai untuk pengurangan ge#ala. Antihistamin, yang mengeringkan sekresi tidak 

     boleh digunakan, dan ekspektoran tidak menolong. Antibiotik tidak memperpendek 

    lamanya penyakit irus atau menurunkan insidens komplikasi bakteriL walaupun

     pada kenyataannya penderita dengan episode berulang kadang3kadang dapat

    membaik dengan pengobatan demikian, hal ini memberi kesan bahwa ada beberapa

    ineksi bakteri sekunder. Anak dengan serangan bronkitis akut berulang harus

    diealuasi dengan $ermat untuk emungkinan anomali saluran pernapasan, benda

    asing, bronkiektasia, deisiensi imun, tuberkulosis, alergi, sinusitis, tonsilitis.

    adenoiditis, dan kistik ibrosis.

    B%,+)(.( K%,+(

    .*

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    17/30

    alaupun bronkitis kronis dewasa dideinisikan sebagai batuk produkti selama !

     bulan atau lebih dalam satu tahun selama 2 tahun berturut3turut atau lebih, namun

    tidak ada standar demikian yang dapat diterima pada anak3anak. &eberadaannya

    sebagai wu#ud penyakit yang tersendiri telah dipertanyakan, yang menekankan

     pentingnya men$ari kelainan imunologis atau mukosa yang mendasarinya. /atuk 

     produkti konis atau sering kumat biasanya menun#ukkan penyakit paru atau

    sistemik yang mendasariL penderita yang terkena harus diealuasi untuk deisiensi

    imun, kelainan anatomi. asma, penyakit lingkungan, ineksi saluran pernapasan atas

    dengan $airan postnasal, kistik ibrosis, diskinesis silia, dan bronkiektasia. /atuk dan

    mengi laGim ditemukan, dan pada sebuah penelitian, 22 penderita yang dilaporkan

    mendelita bronkitis kronis semuanya mempunyai bukti adanya penyakit alergi.

    &adang3kadang, ilitasi bronkus dapat ter#adi akibat inhalasi kronis debu atau asap

     bera$un. erokok tembakau atau mari#uana

    dengan #elas berhubungan dengan inormasi anamnesis. Anak belasan tahun harus

    ditanyai #uga tentang pema#anan terhadap asap industri atau gas mobil di sekolah

    atau di tempat ker#a.

    *6;

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    18/30

    lelaki muda. 6rang tua yang merokok, terutama mereka yang anaknya menderita

     penyakit paru kronis, harus dinasihati bahwa mereka sedang men#adikan paru3paru

    anaknya sebagai sasaran untuk se#umlah asap rokok dari tangan kedua di rumahL

    mereka harus didesak untuk menghentikan kebiasaan merokok. &omite /ahaya

    enetik dan ;ingkungan Akademi *ediatri Amerika telah melaporkan bahwa

    merokok tembakau merupakan salah satu dari Msumber kontaminasi lingkungan dan

    an$arnan yang signiikan terhadap kesehatan anakM yang paling penting. &omite

    mendesak dokter untuk mendukung undangundang yang akan melarang merokok di

    tempat3tempat umuir yang sering didatangi anak Mterutama di rumah sakit dan

    asilitas kesehatan lainnyaM. .*enggunaan tungku berbahan bakar kayu #uga telah

    dikaitkan dengan berbagai masalah paru pada anak. *embakaran

    kayu di dalam ruangan mengakibatkan pema#anan terhadapbenda3benda partikel dan

    hidrokarbon polisiklik. engi dan pneumonia episodik telah ditemukan pada anak 

    yang terpa#an. *ada satu penelitian, 84Jo anak yang terpa#an tungku bahan bakar 

    kayu 'dibanding dengan !Jo anak kontrol) dilaporkan menderita, sekurang3

    kurangnya, satu ge#ala pernapasan berat. asalah sistemik #uga dapat ter#adi #ika

    kayu telah diobati dengan bahan toksik 'misalnya, kera$unan arsen telah dilaporkan

     pada satu keluarga).

    aniestasi &linis

    e#ala utamanya adalah batuk dengan atau tanpa riak. Anak biasanya mengeluh

    nyeri dada, dan se$ara khas tanda3tanda dan ge#ala3ge#ala ini men#elek pada malam

    hari. engi #uga dapat menon#ol, dan tanda3tanda isik serupa dengan tanda3tanda

    isik bronkitis akut. /eberapa penderita batuk mengeluarkan Msilinder3silinderM

    mukoid besar, padat, dan hipereosinoilik dari #alan napasnya, menimbulkan

    istilah .bronkitis p lastik. Silinder3silinder i ni mungkin disertai dengan epitel

     bronkus metaplastik, elemen3elemen yang bersama dengan sel radang dan bahan

    nonseluler, dapat ditemukan pada pemeriksaan histologis,

    *er#alanan dan *rognosis. *er#alanan dan prognosis penyakit ini tergantung pada

    mana#emen yang tepat atau pelenyapan setiap penyakit yang mendasari. &omplikasi

    yang ada berasal

    dari penyakit yang mendasarinya.

    *engobatan

    .,

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    19/30

    /ila penyebab3dasar bronkitis kronis ditemukan, penyebab ini harus mendapat

    mana#emen yang tepat. *enanganan alergi dapat membantu walaupun penyebab

    yang mendasarinya tidak dapat ditemukan. Jaksin autogen atau inhalasi antibiotik 

    tidak eekti.

    PNEUMONIA

    *neumonia adalah inlamasi atau ineksi pada satu atau kedua paru dan sering

    disebut #uga $hest ine$tion. *neumonia pada anak dapat diakibatkan karena irus

    atau bakteri. *neumonia dapat menyerang satu bagian paru atau seluruh bagian paru.

    *neumonia biasanya ter#adi setelah adanya ineksi saluran napas, seperti batuk dan

     pilek. &etika ter#adi ineksi, #alan udara yang ke$il pada paru akan membengkak dan

    membuat lebih banyak mukus. >al ini akan memblok aliran napas dan mengurangi

     #umlah oksigen ynag masuk ke dalam tubuh '?he oyal 7hildrens >ospital

    elbourne, 2010).

    enurut ?he oyal 7hildrens >ospital elbourne '2010), tanda dan ge#ala

     pneumonia berariasi tergantung usia anak dan penyebab dari pneumonia tersebut.

    ?anda dan ge#ala tersebut adalah :

    %emam tinggi, *ernapasan $epat dan-atau sulit, /atuk, untah , Irritabel atau lebih

    lelah dari biasanya, Cyeri dada, terutama saat batuk, Cyeri abdomen.

    Anak dengan immuno$ompromised atau sistem imun yang lemah mempunyai

    resiko lebih tinggi terkena pneumonia. alnutrisi pada anak, terutama anak tanpa

    ASI eksklusi, menyebabkan sistem imun anak melemah. *re3e+isting illnesses,

    seperti ineksi >IJ simptomatik dan $a$ar air, #uga meningkatkan resiko pneumonia

     pada anak. Selain itu, beberapa aktor lingkungan #uga berpengaruh terhadap

     penyakit ini. *olusi udara dalam ruangan yang disebabkan oleh memasak dan

     pemanasan dengan bahan bakar biomassa, tinggal di tempat padat penduduk, dan

    orang tua yang merokok merupakan aktor lingkungan yang dapat memi$u ke#adian

     pneumonia 'orld >ealth 6rganiGation, 201).

    *en$egahan pneumonia pada anak dapat dilakukan salah satunya dengan

    imunisasi. Selain itu, a#ari anak untuk tidak saling bertukar makanan atau minuman

    dengan anak3anak lain. >al ini sulit dilakukan oleh anak yang berusia lebih muda,sehingga imunisasi pada anak sangat berperan dalam konteks ini. A#ari #uga anak 

    .-

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    20/30

    untuk selalu men$u$i tanga setelah setelah batuk atau bersin untuk men$egah

     penularan kuman ke lingkungan sekitarnya '?he oyal 7hildrens >ospital

    elbourne, 2010).

    Ktiologi

      enurut publikasi >6, penelitian di berbagai negara menun#ukan bahwa di

    negara berkembang Streptokokus pneumonia dan >emoilus inluenGa merupakan

     bakteri yang selalu ditemukan pada dua pertiga dari hasil isolasi, yaitu !,5 D

    aspirat paru dan "5,1D hasil isolasi dari spesimen darah. Sedangkan di negara ma#u,

     pneumonia pada anak umumnya disebabkan oleh irus.

      Ktiologi pneumonia antara lain:

    /akteri

    %iplo$o$$us pneumonia, *neumo$o$$us, Strepto$o$$us hemolyti$us, Strepto$o$$us

    aureus, >emophilus inluenGa, /a$illus =riedlander.

    Jirus

    espiratory syn$ytial irus, irus inluenGa, adenoirus, $ytomegaloirus.

    Famur 

    y$oplasma pneumo$es dermatitides, 7o$$idioides immitis, Aspergillus, 7andida

    albi$ans.

    Aspirasi

    akanan, kerosene 'bensin, minyak tanah), $airan amnion, benda asing.

    &lasiikasi

      *embagian pneumonia tidak ada yang memuaskan. /erdasarkan anatomis,

     pneumonia dibagi atas:

    *neumonia lobaris,*neumonia lobularis 'bronkopneumonia), *neumonia

    interstitialis 'bronkiolitis)

    *atogenesis

    2

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    21/30

      %alam keadaan sehat, pada paru tidak akan ter#adi pertumbuhan

    mikroorganisme. &eadaan ini disebabkan adanya mekanisme pertahanan paru.

    ?erdapatnya bakteri di dalam paru menun#ukkan adanya gangguan daya tahan tubuh,

    sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan mengakibatkan timbulnya

    ineksi penyakit. asuknya mikroorganisme ke dalam saluran naas dan paru dapat

    melalui berbagai $ara, antara lain inhalasi langsung dari udara, aspirasi dari bahan3

     bahan yang ada di nasoaring dan oroaring serta perluasan langsung dari tempat3

    tempat lain, penyebaran se$ara hematogen.

    Stadium '412 #am pertama- kongesti)

      %isebut hiperemia, menga$u pada respon peradangan permulaan yang

     berlangsung pada daerah baru yang terineksi. >al ini ditandai dengan peningkatan

    aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat ineksi. >iperemia ini ter#adi akibat

     pelepasan mediator3mediator peradangan dari sel3sel mast setelah pengaktian sel

    imun dan $edera #aringan. ediator3mediator tersebut men$akup histamin dan

     prostaglandin. &omplemen beker#a sama dengan histamin dan prostaglandin untuk 

    melemaskan otot polos askuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru.

    >al ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium

    sehingga ter#adi pembengkakan dan edema antar kapiler dan aleolus. *enimbunan

    $airan di antara kapiler dan aleolus meningkatkan #arak yang harus ditempuh oleh

    oksigen dan karbondioksida, sehingga mempengaruhi perpindahan gas dalam darah

    dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.

    Stadium II '48 #am berikutnya)

      %isebut hepatisasi merah, ter#adi sewaktu aleolus terisi oleh sel darah merah,

    eksudat dan ibrin yang dihasilkan oleh pen#amu ' host ) sebagai bagian dari reaksi

     peradangan. ;obus yang terkena men#adi padat oleh karena adanya penumpukan

    leukosit, eritrosit dan $airan, sehingga warna paru men#adi merah dan pada perabaan

    seperti hepar, pada stadium ini udara aleoli tidak ada atau sangat minimal sehingga

    anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48

     #am.

    Stadium III '!8hari)

    2.

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    22/30

      %isebut hepatisasi kelabu yang ter#adi sewaktu sel3sel darah putih

    mengkolonisasi daerah paru yang terineksi. *ada saat ini endapan ibrin

    terakumulasi di seluruh daerah yang $edera dan ter#adi agositosis sisa3sisa sel. *ada

    stadium ini eritrosit di aleoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi

    ibrin dan leukosit, warna merah men#adi pu$at kelabu dan kapiler darah tidak lagi

    mengalami kongesti.

    Stadium IJ '11hari)

      %isebut #uga stadium resolusi yang ter#adi sewaktu respon imun dan peradangan

    mereda, sisa3sisa sel ibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makroag sehingga

     #aringan kembali ke strukturnya semula.

    %IAC6SIS

    Anamnesis

      *asien biasanya mengalami demam tinggi, batuk, gelisah, rewel dan sesak 

    naas. *ada bayi, ge#alanya tidak khas, sering kali tanpa demam dan batuk. Anak 

     besar biasanya mengeluh nyeri kepala dan muntah.

    *emeriksaan =isik 

      aniestasi klinis yang ter#adi berbeda3beda sesuai kelompok umur tertentu.

    *ada neonates sering ter#adi takipneu, retraksi dinding dada, grunting dan sianosis.

    *ada bayi yang lebih tua #arang ditemukan grunting. e#ala yang sering terlihat

    adalah takipneu, retraksi, sianosis, batuk, panas, dan iritabel. *ada anak pra sekolah,

    ge#ala yang sering ter#adi adalah demam, batuk 'non produkti-produkti), takipneu,

    dan dispneu yang ditandai dengan retraksi dinding dada. *ada kelompok anak 

    sekolah dan rema#a, dapat di#umpai panas, batuk 'non produkti-produkti), nyeri

    dada, nyeri kepala, dehidrasi dan letargi. *ada semua kelompok umur, akan di#umpai

     pernaasan $upping hidung. *ada auskultasi, dapat terdengar suara pernaasan

    menurun. =ine $ra$kles 'ronki basah halus) yang khas pada anak besar bisa sa# tidak 

    ditemukan pada anak bayi. e#ala lain pada anak besar adalah dull 'redup) pada

     perkusi, remitus menurun, dan terdengar =ine $ra$kles di daerah yang terkena.

    Iritasi pleura akan menyebabkan nyeri dada. /ila berat, gerakan dada menurun saaat

    22

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    23/30

    inspirasi, anak berbaring ke arah yang sakit dengan kaki leksi. asa nyeri dapat

    men#alar ke leher, bahu, dan perut.

    *emeriksaan *enun#ang

     o torak *A merupakan dasar diagnosis utama pneumonia, ;eukositB1.000-ul,

    dengan didominasi sel neutroil, ?rombositopenia bisa didapatkan pada pneumonia

    dengan empiema,*emeriksaan sputum kurang berguna,/iakan darah #arang positi '!

      11D) ke$uali untuk *neumokokus dan >.InluenGae '2 5D),apid test untuk 

    deteksi antigen bakteri mempunyai sensitiitas dan spesiisitas rendah. *emeriksaan

    serologis kurang bermanaat

    Kpidemiologi *neumonia merupakan penyakit yang men#adi masalah di berbagai

    negara terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Insiden pneumonia pada

    anak kurang dari tahun di Cegara ma#u adalah 234 kasus dari 100 anak per tahun,

    sedangkan di negara berkembang 10320 kasus dari 100 anak per tahun. *neumonia

    menyebabkan lebih dari #uta kematian per tahun pada anak balita di negara

     berkembang. *neumonia dapat disebabkan oleh berbagai ma$am mikroorganisme,

    antara lain irus, bakteri, dan #amur. Strepto$o$$us pneumoniae merupakan

     penyebab tersering pneumonia bakterial pada semua kelompok umur, terutama dinegara berkembang. *neumonia yang disebabkan oleh bakteri lebih banyak ter#adi di

    negara berkembang sedangkan pneumonia yang disebabkan oleh irus sering ter#adi

    di negara ma#u, terutama pada anak kurang dari tahun. espiratory Syn$ytial Jirus

    'SJ) merupakan irus penyebab tersering pada anak kurang dari ! tahun.

    *enelitian di /andung menun#ukkan bahwa Strepto$o$$us pneumoniae dan

    Staphylo$i$$us epidermidis merupakan bakteri yang paling sering ditemukan pada

    apusan tenggorok pasien pneumonia umur 235 bulan. =aktor risiko /erikut

     beberapa aktor yang meningkatkan risiko ke#adian dan dera#at pneumonia 'Ikatan

    %okter Anak Indonesia, 2005), antara lain: %eek anatomi bawaan %eisit Imunologi

    *olusi K 'gastroesophangeal relu+) Aspirasi iGi buruk /erat bayi lahir rendah

    '//;) ?idak mendapatkan air susu ibu 'ASI) Imunisasi tidak lengkap Adanya

    saudara serumah yang menderita batuk &amar tidur terlalu padat penghuninya

    P+*-,+(& A(%&( #

    ASPIRASI MAKANAN DAN OMITUS

    2'

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    24/30

    /ayi dengan lesi obstrukti, seperti atresia esoagus atau obstruksi duodenumL bayi

    dan anak yang hipotonik, lemah, dan men#adi lemah tanpa lesi obstruktiL penderita

    dengan disautonomia amilialL dan penderita dengan gangguan kesadaran dapat

    mengaspirasi

    atau, meregurgitasi dan kemudian mengaspirasi makanan dan muntahan, sehingga

    menyebabkan pneumonia kimia. Aspirasi #arang dapat men#adi penyebab kematian

    segera karena asiksia. Asam hidloklorida merupakan penentu penting luka paru.

    Sesudah aspirasi isi lambung, sering ada periode laten yang relati singkat sebelum

    mulainya tanda3tanda dan ge#ala3ge#ala pneumonia. ;ebih dari 50Jo penderita

     berge#ala dalam 1 #am, dan hampir semua penderita berge#ala dalam 2 #am. %emam,

    takipnea, dan batuk laGim ada. Apnea dan syok dapat#uga ter#adi. *emeriksaan isik 

    menun#ukkan tanda3tanda krepitasi yang diusL mengi, dan sianosis. ontgenogram

    dada menun#ukkan adanya iniltrat aleoler, dan kadang3kadang, iniltrat retikuler 

    yang dapat bersiat setempat namun seringkali lebih luas dan bilateral. Selan#utnya,

    membrana mukosa yang teriritasi #uga dapat men#adi tempat untuk inasi bakteri

    dan pneumonia. Aspirasi karena reluks gastroesoagus kadang3kadang dapat

    diperagakan dengan roentgenograi penelanan barium, tetapi skening susu

    radionuklid lebih sensiti. 7airan dari pen$u$ian bronkoaleolus dapat diperiksa

    untuk mendeteksi adanya makroag mengandung3lipid, laktose, atau pewarnaan

    yang telah diberikan per oral untuk mendukung diagnosis aspirasi akibat3reluks,

    tetapi hasil positi3palsu dan negati3palsu membatasi manaat metode ini. ?indakan

     proilaksis sangat penting. >arus hati3hati menghindari #umlah makanan yang

    membuat lambung men#adi kembung, terutama pada bayi yang diberi makan dengan

    sonde. Sesudah diberi makan, bayi harus ditidurkan pada sisi kanan, *enderita yang

    sakit kritis dapat mendapat manaat dari pengurangan asiditas lambung dengan

    simetidin atau ranitidine.

    *enanganan dengan pengisapan segera #alan napas dan pemberian oksigen

    terindikasi untuk aspirasiN Intubasi endotrakea dengan pengisapan dan entilasi

    mekanik sering diperlukan untuk kasus yang berat. alaupun penggunaan

     proilaksis antibiotik dan kortikosteroid pada penderita yang telah mengaspirasi isi

    lambung didukung oleh beberapa klinisi, namun bukti adanya manaat tidak ada.

    /eberapa data member kesan bahwa pengobatan kortikosteroid mengakibatkan

     penderita $enderung mengalami pneumonia yang disebabkan oleh organisme gram3

    2(

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    25/30

    negati. *enderita sehat yang tidak dirawatinap sebelumnya dapat men#adi terineksi

    dengan lora mulut 'terutama anerob)L klindamisin atau penisilin merupakan terapi

    yang eekti. *enderita penyakit kronis yang dirawat3inap di rumah sakit dapat

    dikolonisasi oleh lora gram3negati 'misalnya, *seudotnon$ts, Ks$heri$hia $oli,

    &lebsiel;a)L $akupan tambahan dengan aminoglikosid dapat terindikasi.

    *rognosisnya. sebagian tergantung pada keparahan aspirasi dan sebagian lagi pada

     penyakit yang mendasarinyaN &ebanyakan penderita mernperagakan pembersihan

    iniltrate dalam 2

    mingguL angka mortalitas untuk penderita dengan aspirasi masi besarnya sekitar 

    2Ja.

    ASPIRASI BEDAK BAYI'

    *neumonia aspirasi akibat inhalasi bedak bayi seng stearat #arang di#umpai, karena

     penggunaan bedak bayi telah berkurang dan tempat bedaknya yang sampai sekarang

    masih digunakan dapat mengendalikan $urahan bedak. /en$ana aspirasi masih sa#a

    ter#adi. &egawatan pernapasan yang berat selalu segera teiadi menyertai inhalasi.

    6erinlasi obstrukti menyeluruh dengan dispnea tipe ekspiratoir ter#adi sebagaiakibat reaksi radang yang disebabkan oleh bedak seng stearat. Sesudah inhalasi,

     bedak dengan segera masuk ke

    dalam bronkiolus yang lebih halus karena bobotnya yang sangat ringanL oleh

    karenanya pengisapan dengan bronkoskop berguna untuk mengambil sekresi yang

    selan#utnya dapat berakumulasi di dalam saluran udara yang lebih besar. *engobatan

    yang bersiat segera adalah terapi oksigen pada atmoser dengan kelembaban tinggi.

    Sapuan bedak 'bayi) tipis yang sekarang biasa digunakan mengandung magnesium

    silikat dan silikat3silikat lain, beberapanya mengandung kalsium undesilinat.

    alaupun tidak sebahaya seng stearat, bedak ini #uga dapat menyebabkan

     pneumonitis aspirasi yang serius. ?alk se$ara kimia telkait dengan

    asbestos, dan Mbedak talkM dapat mengandung partikel asbestos mikroskopis, yang

    mempunyai potensi menyebabkan keganasan. *engobatan kortikosteroid sistemik 

    tampaknya berguna pada seorang penderita yang menderita dispnea berat sesudah

    mengaspirasi talk.

    2)

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    26/30

    PNEUMONITIS KARENA BAHAN KIMIA LAIN

    /anyak bahan kimia, terutama #ikaLdiinhalasi pada kadar yang tinggi, dapat

    menyebabkan reaksi,.radang yang terdiri dari edema, iniltrasi seluler. dan

    kegawalhn pernapasan akut. *ema#anan yang lama terhadap agen yangi sama, atau

     bahan kimia lainnya, yang kadarnya rendah dapat menyebabkan pneumonitis

    interstisial kronis, ditandai dengan pembentukan granuloma. isalnya, lak,

     poliinilpirolidin 'terdapat pada semprotan rambut), gumma arabikum, bgrillium,

    uap air raksa, dan klorin dapat menyebabkan reaksi ini. &ortikosteroid dapat

    mengurangi reaksi peradangan daO men$egah ibrosis.

    PNEUMOTORAKS

    *neumotoraks adalah pengumpulan udara atau gas dalam rongga pleura, yang

     berada antara paru3paru dan toraks. *neumotoraks dapat ter#adi se$ara spontan pada

    orang tanpa kondisi paru3paru kronis 'biasa disebut *neumotoraks *rimer) dan orang

    dengan penyakit paru3paru '*neumotoraks Sekunder). Selain itu, banyak #uga

    ditemui kasus pneumotoraks yang disebabkan trauma isik pada dada, $edera akibat

    ledakan atau komplikasi dari berbagai pengobatan. e#ala3ge#ala dari pneumotorakstermasuk nyeri dada yang biasanya mempunyai suatu pen$etusan yang tiba3tiba.

    asa nyeri yang menusuk dan rasa sesak yang luar biasa di dada. Capas yang

     pendek, denyut #antung yang $epat, napas yang $epat, batuk, dan kelelahan adalah

    ge#ala3ge#ala lain dari pneumotoraks. *ada kasus tertentu kulit mungkin tampak 

    warna kebiruan 'diistilahkan: $yanosis) yang disebabkan oleh kurangnya pasokan

    oksigen di dalam darah.

    4. &omplikasi pneumonia dan bronkneumonia

    &omplikasi dari bron$hopneumonia adalah : Atelektasis adalah pengembangan paru

    yang tidak sempurna atau kolaps paru yang merupakan akibat kurangnya mobilisasi

    atau relek batuk hilang Kmpyema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya

    nanah dalam rongga pleura yang terdapatdisatu tempat atau seluruh rongga pleura.

    Abses paru adalah pengumpulan pus dalam #aringan paru yang meradang

    Kndokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial eningitis yaitu

    ineksi yang menyerang selapu totak. 'haley ong, 200")

    2*

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    27/30

    BAB III

    KESIMPULAN

    2+

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    28/30

    *ada kasus I, didapatkan pasien dengan identitas Ando, usia 2,8 tahun, keluhan

     batuk pilek se#ak 4 hari. Jital Sign didapatkan denyut nadi dan rekuensi pernaasan

    dalambatas normal, pasien sedikit demam. %iagnosis banding adalah commoncold .

    ?atalaksana yang diberikan berupa pemberian obat antihistamin generasi I dan antipiretik.

    *ada kasus II, didapatkan pasien anak perempuan dengan usia ! tahun, keluhan

     batuk dahak putih se#ak 2 hari dan disertai demam naik turun. Jital sign didapatkan

    denyut nadi batas normal, takipneu, dan pasien sedikit demam. *emeriksaan isik: lemahL

    sulit bernapasL retraksi dinding dada. %iagnosis banding adalah pneumonia, bronkiolitis, dan

    $roup. ?indakan yang dilakukan meru#uk pasien ke rumah sakit '%okter Spesialis Anak),

    dimana dapat diberikan antibiotik empiris seperti kotrimoksaGol, dll.

    BAB I

    SARAN

    2,

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    29/30

    Saran untuk kelompok kami agar kami dapat datang tepat waktu. >al ini supaya

    diskusi tutorial dapat ber#alan dengan tepat waktu sehingga banyak materi yang dapat dibahas

    dalam diskusi. Selain itu, kami harus dapat memberikan pendapat dengan lebih akti dan

    tidak takut salah sehingga kami dapat saling sharing ilmu dan bela#ar bersama. &ami #uga

    harus lebih berkoordinasi tugas satu sama lain, menghargai pendapat, dan mengerti tanggung

     #awab masing3masing. Saran untuk pemba$a diharap bisa mengambil inormasi sebanyak3

     banyaknya dan menyebarkan pada yang masyarakat lain sehingga pengetahuan mengenai

    masalah gangguan mental dapat diketahui oleh masyarakat.

    &ami menyadari bahwa tugas ini tersusun dalam bentuk yang masih sederhana

    sehingga masih banyak kekurangan dan kelemahannya. &ami berharap semoga tugas ini

    dapat bermanaat bagi kami semua sendiri dan bahkan bagi pemba$a yang lain. &ami #uga

    menerima kritik, saran, dan tambahan ilmu lainnya sehingga kami dapat bersama3sama

     bela#ar dan ilmu tersebut dapat bermanaat bagi kami di saat ini atau masa depan.

    DAFTAR PUSTAKA

    2-

  • 8/19/2019 Laporan Skenario 2 Blok Pediatri

    30/30

    7aliornia *a$ii$ edi$al 7enter 2014, 7aring or Pour 7hildQs =eer, dilihat pada 2

    =ebruari 201", @http:--www.$pm$.org-adan$ed-pediatri$s-patients-topi$s-eer.htmlB.

    Ikatan %okter Anak Indonesia '2005). *edoman pelayanan medis. Ronline. %iakses 22

    =ebruari 201"

    Singh, A* 2008, %ierent ?ypes o =eer, dilihat pada 1 aret 201",

    @http:--med$aretips.$om-dierent3types3o3eer-B.

    Sta *enga#ar Ilmu &esehatan Anak =&ospital elbourne 2010, *neumonia, dilihat pada 24 =ebruari 201",

    @http:--www.r$h.org.au-kidsino-a$tTsheets-*neumonia-B.

    haley 9 ong, 155. Kssentials o *ediatri$ Cursing. osby

    >6 IndonesiaL %epkes I '2005). /uku saku pelayanan kesehatan anak di rumah sakit.

    Ronline. Fakarta, >6 Indonesia.

    ilson, *ri$e 7 200", *atoisiologi : &onsep &linis *roses3*roses *enyakit, Kdisi ", K7,

    Fakarta.

    orld >ealth 6rganiGation 201, *neumonia, dilihat pada 24 =ebruari 201",

    @http:--www.who.int-media$entre-a$tsheets-s!!1-en-B.