Laporan SE Progress

download Laporan SE Progress

of 23

description

mmt study execursion

Transcript of Laporan SE Progress

Laporan Studi Ekskursi

Laporan Studi EkskursiKunjungan Industri ke PT. Asahimas Flat Glass Tbk. dan PT. Surya Indogreen PerkasaManajemen Industri Manajemen Bisnis Maritim Magister Manajemen Teknologi-ITS 2015

P

BAB IPENDAHULUAN

2.1 Profil Perusahaan2.1.1 PT. Asahimas Flat Glass TbkAsahi Glass Co. Ltd, produsen kaca terkemuka di dunia didirikan oleh Mr. Iwasaki Toshiya yang pada akhirnya memutuskan untuk mengambil tantangan produksi kaca datar domestik di awal 1900. Pencarian dimulai dengan sebuah situs pabrik baru bias menawarkan transportasi air yang nyaman dan ruang untuk berkembang. Pada akhirnya, Amagasaki Hyogo, dipilih sebagai lokasi untuk pabrik baru. Tanah yang diperoleh pada Agustus 1907 menjadi tempat Lokasi Amagasaki, di mana Asahi Glass Lahir. Pada 1970-an.Setelah Asahi Glass Co. Ltd berhasilmendirikanpabrik di Thailand, Asahi Glass Co. Ltd mendirikanAsahimas Flat Glass perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) bersama-sama dengan PT. Rodamas yang didirikan oleh pedagang Mr. Tang SiongKie. PT Rodamas merupakan komunitas domestic terkemuka kelompok usaha swasta yang memiliki minat pada produk industry dan konsumen. Ide untuk menggabungkan keahlian teknis dengan teknologi antara Rodamas dan Asahi Glass akhirnya menghasilkan pemahaman kokoh terhadap pasar local baik dari segi strategis maupun kemitraan yang membuat Asahimas pelopor kaca di negeri ini. Asahimas memulai produksi manufaktur kaca pada bulan April 1973, dari kaca bening sederhana yang diproduksi menggunakan Proses Foucault tradisional. Selanjutnya, lini produksi dengan cepat didiversifikasi untuk memasukkan produk-produk inovatif seperti kaca khusus, kaca pengaman, kaca reflektif dan cermin. Pada tahun 1975, perusahaan pertama kali membangun Pabrik Kaca yang memproduksi barang komersial dan terjamin keamanannya serta menggunakan Proses Tempering pada tahun 1976. Pada tahun yang sama, Asahimas juga membangun tungku kedua untuk kaca lembaran di Jakarta dan memulai produksi komersial pada tahun 1977. Pada tahun 1981, Asahimas memperkenalkan teknologi baru di Float Glass, tungku ketiganya di Jakarta, merupakan teknologi Float pertama Perusahaan. Sementara itu, Asahimas menutup tunggu keduanya yang menggunakan Proses Foucault pada tahun 1983. Padatahun 1985 Asahimas juga mulai pembangunan Tungku keempat (Float line kedua) di pabrik Surabaya, yang kemudian memulai produksi komersial pada tahun 1987. Perusahaan kemudian membangun tungku kelima (Float Line ketiga) dan tungku keenam (Float line keempat) padatahun 1990 dan 1996, yang mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1993 dan 1997. Tungku-tungku resmi berlokasi di Jakarta, sedangkan yang terakhir berada di Surabaya (Sidoarjo).

Tahun 1985 merupakan tahun yang penting dalam pembangunan produksi kaca pengaman melalui teknologi laminating kaca pengaman baru. Sebagai tindak lanjut dari teknologi baru ini, Asahimas memulai konstruksi saluran produksi laminating kaca baru pada tahun 1994, bersamaan dengan proses penutupan tungku pertama yang masih menggunakan Proses Foucault. Selama tahun 1997, Asahimas mulai fase pertama dalam perkembangan pabrik kaca pengaman di Bukit Indah Industrial Park, Cikampek, Jawa Barat, yang kemudian memulai produksi komersial pada tahun 1999.

Asahimas meningkatkan kapasitas produksi terpasang 570.000 ton secara signifikan untuk kaca lembaran, 4.500.000 meter persegi untuk kaca pengaman dan 2.400.000 meter persegi untuk cermin. Kapasitas tersebut menunjukkan eksistensi Asahimas sebagai produsen kaca terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara.PT. Asahimas Flat Glass merupakan perusahaan perintis dalam produksikaca lembaran di Indonesia, pabrik ini didirikan pada tahun 1971 di Jakartadengan nama PT. Asahimas Flat Glass Co, LTD berstatus PMA (PenanamanModal Asing). Sebagai perusahaan perintis industri kaca di Indonesia, perusahaanini memusatkan pada produksi kaca lembaran. Perusahaan ini merupakan hasil joint venture antara :1. Asahi Glass Company Limited Perusahaan ini merupakan pemimpin industri kaca dunia dan suplier berstandar internasional untuk kaca lembaran dan produk lain yang berkaitandengan kaca, kimia, dan keramik.2. PT. Rodamas Company Limited Aktifitas grup ini terdiri dari material bangunan, kimia dasar, kaca logam, peralatan diamond-coated, dan barang rumah tangga dari kebutuhan toiletsampai foodsdtuff, printing, dan packaging.Pada awalnya perusahaan hanya memproduksi kaca lembaran dengankapasitas 150.000 ton pertahun. Karena kebutuhan pemakaian kaca lembaransemakin meningkat maka dilakukan ekspansi ke Surabaya dengan didirikannya PT. Purnomo Sejati Industrial, Co, LTD pada tahun 1987, perusahaan ini berstatus PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri). Dalam perkembangan selanjutnya banyak bermunculan industri-industrikaca baru, sehingga persaingan semakin ketat. Untuk mengantisipasi hal ini maka pada tanggal 1 Mei 1991 diambil kebijaksanaan untuk melakukan merger yaitumenggabungkan 3 perusahaan ke PT. Asahimas Flat Glass Co, LTD.Perusahaan perusahaan itu adalah:1. PT. Purnomo Sejati Industrial Co, LTD (produksi kaca lembaran)2. PT. Danta Jaya Flat Glass Co, LTD (produksi cermin)3. PT. Asahimas Jaya Safety Co, LTD (memproduksi kaca mobil)Pada tanggal 8 Nopember 1995 PT. Asahimas Flat Glass Co, LTD resmi melakukan Go Public dengan menjual sahamnya ke masyarakat umum, maka berganti nama PT. Asahimas Flat Glass, Tbk. Adapun kepemilikan sahamnya berubah menjadi 43,86% Asahi Glass Co, Ltd (Tokyo, Jepang); 40,87 % PT. Rodamas Co, Ltd; 0,32% koperasi dan 14, 96% masyarakat atau publik.

2.1.2 PT. Surya Indogreen PerkasaPT. Surya Indogreen Perkasa dengan merk beton ringannya yaitu GRAND ELEPHANT (GE) memiliki visi untuk menjadi pabrik beton ringan AAC terbaik di Indonesia. Beton ringan GE diproduksi dengan standar mutu Internasional, menggunakan teknologi terbaik dan SDM yang professional dengan track record yang sangat baik. Pabrik GE yang berlokasi di Krian, JawaTimur, merupakan pabrik beton ringan yang paling canggih di Indonesia, dengan kapasitas produksi hingga 350.000 m3/tahun (1100 m3/hari), GE menjadi produsen beton ringan AAC terbesar di Indonesia. Hal ini menjamin kepastian supply material beton ringan bagi kontraktor, pelanggan dan pemilik proyek.GE mempunyai ragam produk terlengkap untuk dinding pengisi, struktur lantai maupun struktur dinding pemikul. Komponen-komponen ini menjawab kebutuhan khusus masak ini, yaitu peningkatan efisiensi energi, ketahanan terhadap kebakaran, dan kekuatan kontruksi. GE menawarkan sebuah penghematan biaya dalam membangun karena pemakaian material tunggal untuk pekerjaan finishing baik berbasis akrilik maupun semen. Adapun produk yang dihasilkan sebagai berikut:a. Blok GEBetonringan GE mempunyai ragam produk terlengkap, diproduksi dengan standar mutu internasional, menggunakan teknologi terbaik dan SDM yang professional dengan track record yang sangat baik.

b. Panel Lantai GEPanel Lantai beton ringan AAC GRAND ELEPHANT (GE Floor) dirancang untuk memenuhi kebutuhan konstruksi modern, dimana kecepatan, biaya, dan kekuatan yang memenuhi standar normatif,menjadi tuntutan yang tidak terhindarkan.

c. Panel Dinding GEPanel dinding GRAND ELEPHANT ( GE Wall ) adalah material beton ringan untuk dinding yang memakai bahan baku berkualitas tinggi, diproduksi menggunakan mesin paling mutakhir dengan standar teknologi Jerman.

1.2 PermasalahanPermasalahan yang digunakan sebagai bahan diskusi untuk kedua perusahaan tesebut adalah sebagai berikut : Bidang Produksia. Raw material yang digunakan disupplai darimana? Masalah apa yang dihadapi selama ini berkaitan dengan raw material ?b. Berapakah kapasitas produksi perusahaan? Apakah sudah mampu memenuhi kebutuhan pasar? Dan bagaimana untuk rencana kedepannya terhadap pengembangan plant produksi?

Bidang MSDMa. Berapa jumlah tenaga kerjanya? Berapa perbandingan antara tenaga kerja outsourcing dengan tenaga kerja insourcing? Apa alasannya menggunakan tenaga kerja outsourcing sejumlah tersebut?b. Lingkungan organisasi yang harus diperhatikan perusahaan adalah masyarakat, pemerintah, supplier, konsumen, dll. Bagaimana perusahaan tersebut dalam memperhatikan lingkungannya khususnya masyarakat?

Bidang Pemasarana. Dalam persaingan yang ketat, produk perusahaan ini pada posisi nomer berapa terhadap pesaing? Dapat menyerap berapa persen dari total pasar global dan berapa persen untuk total pasar domestik? Mengapa demikian?b. Untuk meningkatkan target penjualan tahun berikutnya, apa yang dilakukan perusahaan? Apa alasannya?

Bidang Keuangana. Perusahaan ini milik PMA berapa persen dan PMDN nya siapa? Apa ada rencana go public?b. Profit perusahaan kondisinya bagaimana untuk mendukung pertumbuhan? Apakanh didukung dari pemegang saham modal segar?

BAB IIPEMBAHASAN2.1 Bidang Produksia. Raw material yang digunakan disupplai darimana? Masalah apa yang dihadapi selama ini berkaitan dengan raw material ? PT. Asahimas Flat Glass TbkRaw material pembuatan kaca di PT Asahimas di supplai oleh pasar domestik dan import. Detail dari raw material dan source supplai nya adalah sebagai berikut:Supplai oleh Pasar Domestik:Pasir silica (Belitung dan Tuban)Feldspar (Blitar)Dolomite (Tuban)Supplai oleh Pasar Import:Soda Ash/ Na2CO3 (USA, dan China)Natrium Sulfat/Na2SO4 (Jepang)Aluminium Hydroxide/ Al(OH)3 (Jepang)Cobalt Oide /Co2O , Nickel Oxide / Ni2O, Ferrous Oxide /Fe2O, Chromium Oxide/Cr2O3, Natrium Selenium Oxide/Na2SeO3, Titanium Oxide/ TiO2 (Inggris, Hongkong, Jepang)Calumite (Inggris dan Jepang)Case /Challenge di sektor raw material hampir tidak ditemukan ketika kunjungan di PT Asahimas Flat Glass, yang mana semua gudang penyimpanan bahan baku sudah tertata dan teridentifikasi dengan baik , penerapan 5R dan TPM (total Productive Maintenance) yang excellent , dan hal ini pula ditunjang oleh sistem informasi persediaan perusahaan yang sudah cukup baik dan terintegrated, sehingga tracebelity dari pemakaian raw material untuk produksi dapat dipertanggungjawabkan baik dalam segi Costing (COGM/COGS) dan segi efisiensi pemakaian bahan baku artinya dalam proses tersebut ada sebuah proses controlling terhadap inventory melalui sistem informasi sebagai Business Intelegent System yang dimiliki oleh perusahaan. Selain itu kebijakan pengelolaan persediaan sudah sangat baik dengan model pengelolaan barang yang bersifat curah/bulky dengan sistem LIFO (Last in First Out) dan FIFO (First in First Out) untuk bahan baku packaging (baik karung @50 Kg/Bag maupun Jumbo Wood Bags @1.000 Kg/Bag). Namun pada raw material yang umumnya berasal dari luar negeri, sedikit mengalami masalah, dimana terkait masalah delivery, dan tentunya harga raw material yang mengikuti dollar. Ini dikarenakan, raw material yang berkualitas hanya bisa didapat dari luar negeri. PT. Surya Indogreen Perkasa Raw material pembuatan AAC/Bata ringan di PT Surya Indogreen di supplai oleh pasar domestik. Detail dari raw material dan source supply nya adalah sebagai berikut:Pasir silica (Belitung danTuban)Semen (Gresik / Tuban)Fly ash (Palangkaraya)Calcium Carbonat/CaCO3 (Tuban)Case/ Challenge di sektor raw material hampir juga tidak ditemukan namun terdapat observasi sedikit terkait dengan pengelolaan dan manajemen inventory untuk raw material, adapun observasi tersebut ialah sebagai berikut: Kurang lengkapnya identifikasi terhadap nama raw material yakni tanggal kedatangan, nomor batch serta informasi umum/SDS terkait Chemical properties dari material-material Chemical yang ada, hal ini bertujuan agar personel yang ada di ruang lingkup perusahaan memahami potensi bahaya dari beberapa bahan Kimia yang pada umumnya di perushaan ini memiliki particle size yang sangat halus (< 10m). Penerapan 5R perlu dielaborasi dan ditingkatkan bersamaan dengan implementasi manajemen K3, sehingga pengelolaan raw material yang baik dan berorientasi pada K3 dan 5R tidak sampai menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan / mereduksi adanya dampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu, alat-alat produksi yang perlu ditinjau lagi untuk keamanannya, terkait area mixing yang cukup berbahaya tanpa tutup, tentunya berpotensi terjadinya kecelakaan saat bekerja. Peralatan material handling / excavator, dan forklift perlu ditinjau lagi apakah performancenya masih dalam range kehandalan yang distandardkan oleh perusahaan sehingga proses material handling yang excellent akan mampu meminimalisir dan mengefisiensikan material handling cost (MHC). Pemilihan supplier perlu direview kembali apakah supplier yang ditunjuk sudah reliable dalam hal supplai raw material kepada perusahaan, dan perlu dilakukan pendalaman dan mencari sumber alternatif untuk supplier import karena persaingan global yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk survive dan memiliki competitive advantage sehingga ketika import lebih murah mungkin opsional import bisa diambil sebagai alternatif dalam variable keputusan terkait alokasi order dan pemilihan supplier berdasarkan MCDM (Multi Criteria Decision Making). Penyediaan terhadap sistem informasi perusahaan terkait system informasi inventory dalam hal ini raw material perlu dipertimbangkan kembali untuk bisa digunakan sistem informasi yang terintegrated, karena sistem produksi yang cukup banyak step by stepnya membutuhkan adanya dokumentasi yang terstruktur dan rapi sehingga status material / goods movement akan lebih mudah ditrace ketika ada sistem informasi yang lebih handal dan terintegrated. Hal ini pula akan berdampak kepada analisa analisa yang dapat dibuat, dengan adanya sistem informasi yang baik maka perusahaan akan mampu mengetahui secara detail dan pasti seberapakah efisien proses produksi dan proses material handling dalam inventory serta lantai produksi mereka, dan perusahaan mampu menetapkan kebijakan persediaan terkait minimum stock reorder point dan quantity order yang ekonomis bagi perusahaan.Kesemuanya itu tidak akan berjalan tanpa struktur sistem informasi yang baik, detail dan jelas karena keputusan-keputusan diatas hanya dapat dibuat bersasarkan data yang terkumpul, oleh karena itu dalam hal ini sistem informasi yang baik akan mendukung dalam aspek pengumpuan data.

b. Berapakah kapasitas produksi perusahaan tersebut? Apakah sudah mampu memenuhi kebutuhan pasar? Dan bagaimana untuk rencana kedepannya terhadap pengembangan plant produksi? PT. Asahimas Flat Glass TbkPT Asahimas Flat Glass saat ini memiliki 3 bagian produksi dalam 2 plant. Adapun 3 bagian produksi tersebut antara lain:Produksi Kaca Lembaran dengan kapasitas : 570.000 ton/tahunProduksi Kaca pengaman dengan kapasitas : 4.500.000 sqm/tahunProduksi Kaca Cermin dengan kapasitas : 1.200.00 sqm/tahunSedangkan existing kapasitas untuk semi finished goods yang diproses dalam 2 tungku yang ada di Sidoarjo Factory ini memiliki kapasitas 300.000 MT/tahun, dengan asumsi 1 tahun 300 hari kerja maka kapasitas perhari dari operasional 2 tungku tersebut adalah 1.000 MT/tahun.Terkait dengan pemenuhan kebutuhan pasar tentu kapasitas yang ada saat ini masih ingin dilakukan improvement dan ada rencana pembuatan tungku ketiga di Sidoarjo factory mengingat pangsa pasar yang ada masih cukup banyak dan cukup besar, sehingga dari pihak manajemen ada rencana untuk expansi plant ketiga untuk memenuhi kebutuhan pasar, itu artinya kebutuhan pasar akan flat glass tersebut cukup besar dan memiliki market yang potensial lebih detail dengan potensi market akan dijabarkan lebih detail ke dalam part bidang pemasaran. Sedangkan untuk kedepannya sebagaimana penjelasan sebelumnya manajemen sudah ada rencana untuk ekspansi plant ketiga dengan kapasitas tungku penghasil semi finished goods sebanyak 2.500 MT/ hari. PT. Surya Indogreen Perkasa PT Surya Indogreen Perkasa memiliki 2 plant untuk berporduksi bata ringan AAC dengan kapasitas per hari sebanyak 350.000 m3/Tahun dengan asumsi 1 tahun 318 hari kerja maka 1 hari kapasitas produksi dari Bata ringan AAC sebesar 1.100 m3/hari. Hal ini menjadikan PT Surya Indogreen merupakan perusahaan dengan kapasitas produksi bata ringan terbesar di Indonesia dan menjadikan perusahaan dengan teknologi produksi bata ringan yang paling canggih di indonesia, tentunya menjadikan sebuah Guarantee tersendiri bagi customer untuk menjamin kepastian supply material untuk beton ringan AAC.Adapun kapasitas tersebut terbagi menjadi beberapa produk antara lain: GE Wall, GE F150A. GE F175A,GE F200A, ,GE F225A, GE F250A, GE F275A, GE F300A, GE F325A, GE F350B, ,GE F375B,GE F400C,GE F425C,GE F450C,GE F475D,GE F500D, GE F525D, GE F550E,GE F575E, dan GE F600E. Belum ada rencana ekspansi dan pengembangan plant karena plant yang ada saat ini beroperasi dengan kapasitas yang ada melebihi demand, oleh karena itu tim marketing dari PT Surya Indogreen menginginkan adanya pentrasi pasar dan ingin memberikan pandangan dan pola pikir bahwa pemakaian beton ringan sebagai bahan konstruksi lebih menguntungkan jika dibandingkan menggunakan bata merah, selain fungsinya yang lebih mumpuni dalam mereduksi suara dan mereduksi radiasi panas matahari bata ringan AAC mampu memberikan saving bagi biaya konstruksi.Pada kondisi saat ini pun plant yang ada juga sudah cukup mutakhir dalam teknologi proses, namun yang perlu dikembangkan disini adalah aspek K3L dan 5R dimana implementasinya seharusnya dijalankan dalam suatu sistem manajemen yang baik sehingga ada kolaborasi yang baik antara manajemen produksi, logistik dan manajemen K3L serta 5R.

2.2 Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)a. Berapa jumlah tenaga kerjanya? Berapa perbandingan antara tenaga kerja outsourcing dengan tenaga kerja insourcing? Apa alasannya menggunakan tenaga kerja outsourcing sejumlah tersebut?

PT. Asahimas Flat Glass TbkPT. Asahimas Flat Glass Sidoarjo factory saat ini memiliki jumlah tenaga kerja sebanyak 1100 karyawan. Dengan perbandingan 300 karyawan outsourcing, 183 staff (insourcing) dan 617 karyawan produksi (insourcing). Tenaga outsourcing sejumlah 300 orang di perbantukan dalam proses produksi. Kapasitas produksi rata-rata di PT. Asahimas untuk kaca lembaran 570.000 ton/tahun, kaca pengaman 4.500.000 sqm/tahun, kaca cermin 1.200.000 sqm/tahun. Besarnya nilai kapasitas produksi di PT Asahimas dan permintaan sales yang tidak selalu stabil menuntut PT. Asahimas untuk perlu membuat strategi efisiensi labor cost. Load pekerjaan yang terkadang tinggi atau menurun di suatu waktu juga menjadi acuan dalam memperkerjakan karyawan outsourcing. Misal jika ada kontrak pesanan produksi yang tetap pada kurun waktu tertentu dapat menjadi acuan perusahaan untuk memutuskan mengambil tambahan karyawan outsourcing dengan sistem PKWT (perjanjian kerja waktu tertentu) yang lama perjanjian kerjanya dan jumlah tambahan karyawan outsource disesuaikan dengan load kerja yang bertambah pada waktu tersebut. PT. Surya Indogreen PerkasaPerusahaan produsen bata ringan merk Grand-elephantb. Lingkungan organisasi yang harus diperhatikan perusahaan adalah masyarakat, pemerintah, supplier, konsumen, dll. Bagaimana perusahaan tersebut dalam memperhatikan lingkungannya khususnya masyarakat? PT. Asahimas Flat Glass TbkKomitmen PT Asahimas dalam mengelola lingkungan alam sangat baik, ditunjukkan dengan penerapan nilai budaya K3 di industri nya juga pengolahan limbah yang sangat baik. K3 tidak hanya sekedar administrasi tapi juga implementasi secara program dan penanaman nilai terhadap karyawannya, sehingga nampak setiap individu karyawan hingga security memiliki kesadaran K3 yang cukuptinggi. Secara fisik hasil K3 yang terlihat adalah kebersihan lingkungan kerjanya, kerapian tempat, pemilahan sampah, dan budaya safety yang kuat. Dalam pengolahan limbah pabrik Asahimas membuat sistem sanitasi air sisa hasil pencucian kaca di lingkungannya, sanitasi tersebut mengantarkan air limbah ke treatment plant. Air yang telah di treatment pemurnian baru akan di alirkan kembali ke lingkungan dengan memberikan sistem kontrol indikator sebelumnya melalui media ikan hidup yang di pelihara dalam kolam sanitasi.Hubungan PT Asahimas dengan masyarakat juga cukup baik. Perusahaan berhasil menggandeng masyarakat dan menggerakkan mereka sebagai komponen aktif yang secara tidak langsung mensupport kelangsungan industri di PT Asahimas. Hal pertama yang dilakukan asahimas sejak mereka berdiri adalah membuat pagar perusahaan yang tidak terlalu tinggi dan membuat jalan akses dari kampung ke lingkungan perusahaan secara langsung. Hal ini membawa kesan bahwa asahimas cukup terbuka dengan lingkungan masyarakat disekitarnya. Program CSR yang berjalan baik dengan masyarakat juga menjadi kunci utama keberhasilan hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar. Asahimas memiliki berbagai program CSR untuk masyarakat, antara lain berupa program pendidikan anak di lingkungan setempat, family development, bina UKM masyarakat setempat yang telah menghasilkan beberapa usaha seperti bengkel bubut, usaha jahit, ternak lele, warung makan, dan toko roti. Tidak hanya itu PT. Asahimas juga menampung sebagian hasil produk dari masyarakat sekitar seperti mengambil catering dari masyarakat setempat dan memesan masker produksi dari UKM binaanya. PT. Surya Indogreen Perkasa

2.3 Bidang Pemasarana. Dalam persaingan yang ketat, produk perusahaan ini pada posisi nomer berapa terhadap pesaing? Dapat menyerap berapa persen dari total pasar global dan berapa persen untuk total pasar domestik? Mengapa demikian? PT. Asahimas Flat Glass TbkUntuk pasar lokal, PT Asahimas Tbk ini berada diurutan no 1 diatas kompetitornya seperti PT Mulia, dan PT Tossa Shakti. PT Asahimas Tbk merupakan bagian dari AGC group (Asahi Glass Co. Ltd) yang bermarkas dijepang. Berdasarkan perangkingan yang dilakukan oleh Ceramic Industri (CI) Dunia, AGC Group berada diurutan kedua dibawah Saint-Gobain (perusahaan kaca asal perancis).PT Asahimas Tbk dapat menguasai pasar domestik sekitar 90%, sedangkan untuk pasar global dengan dibawah bendera AGC Group sekitar 30%. Hal ini dikarenakan untuk persaingan pasar lokal masih relatif rendah. Masih sedikit manufacturer yang terjun di dunia perkacaan di Indonesia, disamping itu PT Asahimas Tbk merupakan manufacturer pioneer yang menghasilkan kaca dengan teknologi canggih yang diusung langsung dari jepang dan brand image PT Asahimas sudah melekat di masyarakat Indonesia. Namun jika melihat secara global, perusahaan yang bergerak didunia perkacaan relatih banyak. Adapun 10 terbesar manufacturer penghasil ceramic, glass dan refractory berdasarkan survey yang dilakukan lembaga Ceramic Industri Dunia adalah:1. Sain-Gobain perusahaan asal Perancis2. AGC Group atau Asahi Glass Co Ltd perusahaan asal Jepang3. Corning Perusahaan asal New York4. Murata Manufacturing Co Ltd perusahaan asal Jepang5. NSG Group perusahaan asal Jepang6. Kyocera Crop perusahaan asal Jepang7. RHI AG perusahaan asal Austria8. SCHOTT AG perusahaan asal Jerman9. Morgn Advanced Material perusahaan asal Inggris10. CoorsTek, Inc perusahaan asal Colorado PT Surya Indogreen PerkasaPerusahaan yang bergerak dalam memproduksi beton ringan ini merupakan perusahaan lokal dengan pusat produksi di wilayah Sidoarjo. Berdasarkan info dari manajemen PT Surya Indogreen Perkasa pada saat kunjungan lapangan, perusahaan ini no 1 untuk penyuplai batu bata ringan di Jawa Timur. Walaupun pada urutan no 1, daya serap pasar terhadap produk batu bata ringan terbilang kecil sekitar 8 10%. Hal ini dikarenakan masyarakat yang belum familiar dengan beton ringan dan mindset-nya jika beton ringan kurang kuat dibandingkan dengan batu bata merah dalam pembuatan bangunanb. Untuk meningkatkan target penjualan tahun berikutnya, apa yang dilakukan perusahaan? Apa alasannya? PT. Asahimas Flat Glass TbkLangkah - langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan target penjualan ditahun berikutnya diluar faktor kondisi ekonomi lokal maupun global yaitu lebih mengoptimalkan lagi strategi promosi seperti yang dilakukan di tahun 2014, antara lain: Untuk produk kaca lembaran pada tahun 2014 Perseroan telah menyelenggarakan beberapa kegiatan pemasaran seperti pengenalan produk-produk baru melalui seminar seminar, pameran glass architecture di beberapa kota besar di Indonesia. Perseroan bekerjasama dengan AGC Asia Pacific Pte Ltd (AAP) berkolaborasi dengan Green Building Council Indonesia (GBCI) mengadakan seminar tentang Innovative Solutions for Sustainable Building & Construction pada tanggal 18 September 2014 di Hotel Pullman Central Park, Jakarta. Pada pameran ini Perseroan bekerja sama dengan AAP memperkenalkan produk-produk kaca eksterior dan interior. Untuk mendukung penjualan produk Perseroan khususnya untuk segmen proyek, Perseroan juga secara berkala mengadakan seminar dan gathering dengan target peserta para arsitek, konsultan dan building developer di kota-kota besar di Indonesia. Diharapkan dengan kegiatan ini dapat menumbuhkan kesadaran akan pemakaian kaca-kaca hemat energi untuk mendukung program bangunan hijau. Sedangkan untuk pemasaran kaca otomotif di dalam negeri untuk pasar OEM ditujukan kepada Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) sebagai produsen mobil di Indonesia, seperti Astra Daihatsu Motor, Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Kramayudha Tiga Berlian, Honda Prospect Motor, Hino Motors Manufacturing Indonesia, Nissan Motor Indonesia, Suzuki Indomobil Motor, Isuzu Astra Motor Indonesia, General Motor Indonesia dan lain-lain. Sedangkan untuk pasar Auto Replacement Glass (ARG) dilakukan melalui jaringan divisi suku cadang dari masing- masing ATPM maupun melalui jaringan dealer dan sub-dealer yang tersebar di seluruh Indonesia.Dengan adanya andil strategi promosi tsb seperti yang dilaporkan dalam laporan tahunan PT Asahimas Tbk 2014, PT Asahimas Tbk berhasil membukukan penjualan bersih sebesar Rp 3,67 triliun atau meningkat sebesar 14% dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar Rp 3,22 triliun. Hasil ini melewati target yang dicanangkan oleh Direksi Perseroan dengan pertumbuhan penjualan sekitar 7% pada tahun 2014. Laba bersih juga mengalami peningkatan menjadi Rp 459 miliar atau naik 36% dibandingkan dengan tahun 2013. Kedua peningkatan tersebut merupakan rekor pencapaian baru bagi Perseroan. PT. Surya Indogreen Perkasa Langkah - langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan target penjualan ditahun berikutnya diluar faktor kondisi ekonomi lokal maupun global yaitu terutama lebih gencar dalam promosi produk ke masyarakat karena masyarakat sangat minim akan informasi tentang keunggulan dari batu bata ringan, disamping itu mindset mereka masih lebih percaya jika menggunakan batu bata merah lebih dingin kondisi ruangannya. Pada hal stigma ini terbalik, justru beton ringan yang lebih bisa menjaga kondisi dingin ruangan. Mengapa untuk promosi lebih digencarkan dibandingkan dengan faktor yang lain seperti tempat (place), produk (product) dan harga (price)? Untuk lokasi, PT Surya Indogreen Perkasa sudah tepat dalam menentukan tempat produksinya yaitu di wilayah Sidoarjo, karena dekat dengan kota kota besar seperti Surabaya dan Malang, yang notabenya banyak sekali pembangunan bangunan baru Untuk kualitas produk, beton ringan lebih kuat dan lebih tahan terhadap gempa dan juga kebakaran jika dibandingkan dengan batu bata merah. Untuk harga, beton ringan lebih murah dari batu bata merah Melalui promosi yang lebih gencar diharapkan masyarakat lebih mengenal beton ringan baik secara jenis, spesifikasi maupun kualitas yang dihasilkan oleh PT Surya Indogreen Perkasa. Dengan begitu tidak mustahil jika pangsa pasar untuk batu bata ringan ini bisa meningkat.

2.4 Bidang Keuangana. Perusahaan ini milik PMA berapa persen dan PMDN nya siapa? Apa ada rencana go public?b. Profit perusahaan kondisinya bagaimana untuk mendukung pertumbuhan? Apakah didukung dari pemegang saham modal segar? PT. Asahimas Flat Glass TbkStruktur Kepemilikan (Pemegang Saham) PT. AsahimasFlat Glass adalah sebagai berikut: Asahi Glass Co, Ltd ("AGC")Sebagai pemegang saham 43,86% saham Perseroan, alamat AGC adalah 1-5-1 Marunouchi, Chiyoda-ku, Tokyo 100-8405 Jepang. AGC adalah perusahaan publik, yang terdaftar di Tokyo dan Bursa Efek Osaka. Didirikan pada tahun 1907, Perusahaan telah berkembang menjadi produsen kaca multinasional paling terkemuka di pasar dunia untuk membangun kaca, kaca otomotif, kaca display dan produk terkait lainnya. Saat ini selain dari industri kaca, AGC Group juga terlibat dalam industri kimia fluorine, elektronik dan pengembangan energi. Dengan jaringan global yang luas, AGC Group memimpin 216 anak perusahaan dan 44 perusahaan afiliasi yang tersebar di 27 negara, dengan total karyawan hingga 47.600 orang. PT. RodamasSebagai pemegang saham 40,87% saham. Alamat PT Rodamas 'adalah Jalan Let. Jend. S. Parman Kav 32-34, Slipi, Jakarta 11480, Indonesia. Didirikan pada tahun 1955, PT. Rodamas, telah terlibat dalam berbagai bidang usaha di Indonesia dengan fokus di bidang manufaktur industri dan distribusi produk industri dan konsumen. Grup Rodamas mengontrol jaringan pemasaran yang luas dan penting, tersebar di seluruh negeri, yang meliputi berbagai bidang, seperti: produk konsumen, bahan bangunan, produk kimia, kemasan dan alat berlian dilapisi. Karyawan Perusahaan lebih dari 12.000 orang. UmumPada 31 Desember 2012 masyarakat memegang 14,96% saham Perseroan, termasuk 600 pemegang saham terdiri dari badan hukum dan individu, serta lokal dan asing. Sementara pada tanggal 31 Desember 2010 masyarakat yang memiliki saham Perseroan sebesar 1.384 pemegang saham. KoperasiPada tanggal 2 Desember 1996, pemegang saham utama Perseroan, yaitu Asahi Glass Co, Ltd dan PT Rodamas, masing-masing telah mengalokasikan 1.740.000 saham mereka kepada 40 Koperasi yang direkomendasikan oleh Departemen Koperasi, yang tersebar di beberapa provinsi di Indonesia. Pada akhir 2014, kepemilikan saham oleh koperasi sebesar 0,32% dari total saham Perseroan.Keputusan Perusahaan Menjadi Perusahaan Go Public, berdasarkan Surat Pernyataan dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal ("Bapepam") No. S-1323 / PM / 1995 tanggal 18 Oktober 1995, Perusahaan memulai penawaran umum 86.000.000 saham dan sejak 18 Desember 2000, semua dari Perusahaan saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).Pendanaan Pertumbuhan Perusahaan, secara total, laba bersih Perseroan pada tahun 2014 naik sebesar 36%. Perusahaan mencatat laba bersih sebesar Rp 459.000.000.000 atau tumbuh sebesar Rp 120 miliar dibandingkan dengan 2013 yang tercatat sebesar Rp 338 miliar. Sebagai tanggal 31 Desember 2014, total aset tercatat Rp 3,92 triliun atau naik Rp 379 miliar atau 11% dibandingkan dengan 2013.Sebagai sumber dana untuk investasi, perusahaan memiliki rencana untuk menggunakan kas internal, pinjaman bank dan / atau pinjaman dari lembaga keuangan lainnya dalam mata uang USD. Untuk memitigasi risiko dari posisi mata uang asing yang terkait, perusahaan memiliki deposito berjangka dalam mata uang USD. Perusahaan juga menerima pendapatan dalam mata uang asing dari penjualan ekspor yang dianggap cukup untuk membiayai pengeluaran impor dan kebutuhannya dari mata uang asing. PT. Surya Indogreen PerkasaPerusahaan yang bergerak dalam bidang Manufaktur produksi beton ringan. Perusahaan lokal ini belum ada rencana go public. Sebagai sumber dana untuk investasi, Perusahaan memiliki rencana untuk menggunakan kas internal, pinjaman bank dan / atau pinjaman dari lembaga keuangan lainnya.

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KesimpulanBerdasarkan penjelasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:1. PT. Asahimas di supplai oleh pasar domestik dan import, namun raw material yang umumnya berasal dari luar negeri, sedikit mengalami masalah, dimana terkait masalah delivery, dan tentunya harga raw material yang mengikuti dollar. Kapasitas produksinya belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar. Oleh karena itu, rencananya dilakukan improvement dan pembuatan tungku ketiga di Sidoarjo factory. PT. Surya Indogreen Perkasa di supplai oleh pasar domestik saja,pengelolaan dan manajemen inventory untuk raw material masih kurang maksimal. Kapasitas produksinya melebihi demand sehingga belum ada rencana untuk membangun plant lagi.2. PT. Asahimas memiliki tenaga kerja sebanyak 1100 karyawan. Dengan perbandingan 300 karyawan outsourcing, 183 staff (insourcing) dan 617 karyawan produksi (insourcing). Penggunaan tenaga outsourcing dikarenakan besarnya nilai kapasitas produksi di PT Asahimas dan permintaan sales yang tidak selalu stabil (strategi efisiensi labor cost). Komitmen PT Asahimas dalam mengelola lingkungan alam sangat baik, ditunjukkan dengan penerapan nilai budaya K3 di industri nya juga pengolahan limbah yang sangat baik. Perusahaan berhasil menggandeng masyarakat dan menggerakkan mereka sebagai komponen aktif yang secara tidak langsung mensupport kelangsungan industri di PT Asahimas, misalnya mengambil catering dari masyarakat setempat, kue untuk konsumsi rapat, dan memesan masker produksi dari UKM binaanya.3. Untuk pasar lokal, PT Asahimas Tbk ini berada diurutan no 1 diatas kompetitornya, sedangkan untuk pasar global AGC Group berada diurutan kedua. PT Asahimas Tbk dapat menguasai pasar domestik sekitar 90%, sedangkan untuk pasar global dengan dibawah bendera AGC Group sekitar 30%. Hal ini dikarenakan untuk persaingan pasar lokal masih relatif rendah. Untuk meningkatkan target penjualan pada tahun berikutnya lebih mengoptimalkan lagi strategi promosi seperti yang dilakukan di tahun sebelumnya (2014). PT. Surya Indogreen Perkasa berada pada urutan pertama untuk penyuplai beton ringan di Jawa Timur. Tetapi daya serap pasar terhadap produk batu bata ringan terbilang kecil sekitar 8 10%. Hal ini dikarenakan masyarakat yang belum familiar dengan beton ringan sehingga untuk meningkatkan target penjualan ditahun berikutnya harus lebih gencar dalam promosi produk ke masyarakat karena masyarakat sangat minim akan informasi tentang keunggulan dari beton ringan, disamping itu mindset mereka masih lebih percaya jika menggunakan batu bata merah.4. PT. Asahimas Flat Glass Co, LTD resmi melakukan Go Public pada tanggal 8 Nopember 1995 dengan menjual sahamnya ke masyarakat umum, maka berganti nama PT. Asahimas Flat Glass, Tbk. Adapun kepemilikan sahamnya berubah menjadi 43,86% Asahi Glass Co, Ltd (Tokyo, Jepang); 40,87 % PT. Rodamas Co, Ltd; 0,32% koperasi dan 14, 96% masyarakat atau publik. Sebagai sumber dana untuk investasi, perusahaan memiliki rencana untuk menggunakan kas internal, pinjaman bank dan / atau pinjaman dari lembaga keuangan lainnya dalam mata uang USD, memiliki deposito berjangka dalam mata uang USD dan pendapatan dalam mata uang asing dari penjualan ekspor. PT. Surya Indogreen Perkasa belum ada rencana go public. Sebagai sumber dana untuk investasi, Perusahaan memiliki rencana untuk menggunakan kas internal, pinjaman bank dan / atau pinjaman dari lembaga keuangan lainnya

3.2 Saran

1. PT. Asahimas Flat Glass Co, LTD Selama Kunjungan Lapangan proses industri yang berjalan di PT Asahimas sudah cukup baik. Sedikit hal kita soroti dan perlu di perhatikan adalah tekanan lingkungan kerja terhadap karyawan. Kondisi Lapangan produksi yang cukup panas dan beban kerja yang berat dapat mengakibatkan tekanan kerja dan tingkat kelelahan yang di alami karyawan PT asahimas cukup tinggi. Tekanan panas dengan timbulnya kelelahan kerja disebabkan karena tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi panas antara tubuh dan lingkungannya, sehingga pengeluaran energi lebih besar, mengakibatkan cepat lelah, menurunnya prestasi kerja, dan memperpanjang waktu reaksi dan pengambilan keputusan. Parson (2001) mengemukakan bahwa pada prinsipnya ergonomi lingkungan mencakup kondisi sosial, kondisi psikologis, budaya dan organisasi dari lingkungan. Kesemuanya ini berpengaruh besar pada reaksi manusia terhadap kondisi lingkungan kerja yang akan memberikan respon psikologis dan respon fisiologis sehingga dalam perancangan produk yang sering digunakan di lingkungan kerja yang ekstrim, dapat memperhitungkan faktor lingkungannya, dan dalam kehidupan bahwa antara lingkungan fisik dan manusia saling mempengaruhi. Furnace area atau tungku peleburan merupakan area kerja yang memiliki risiko besar terjadinya heat stress karena lingkungan kerja yang penuh risiko dengan temperatur yang tinggi. Kondisi ini akan mempengaruhi durasi kerja dan beban kerja itu sendiri. Penggunaan pakaian pelindung diri dengan standar yang lebih tinggi menjadi suatu keharusan untuk area kerja ini. Setelan pakaian pelindung diri harus cocok dengan kondisi lingkungan, khususnya terhadap temperatur yang yang akan mempengaruhi heat stress. Heat stress yang terus-menerus akan berpotensi menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Menurut Pulat (1992) bahwa reaksi fisiologis tubuh (heat strain) karena peningkatan temperatur udara di luar comfort zoneadalah vasodilatasi, denyut jantung meningkat, temperatur kulit meningkat, suhu inti tubuh pada awalnya turun kemudian meningkat. Suhu lingkungan kerja yang tinggi menyebabkan temperatur tubuh pekerja meningkat selanjutnya akan mengakibatkan tekanan panas (heat stress) pada pekerja sehingga akan mempengaruhi produktivitas pekerja. Di lingkungan kerja yang ekstrim, pakaian pelindung diri atau personal protective clothing (PPC) dijadikan sebagai salah satu faktor penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.Beberapa opsi saran yang kita referensikan adalah berikut. Perlu adanya Sistem tambahan break shift atau batasan jam kerja di ruangan atau area tertentu yang memiliki suhu cukup tinggi. Selain itu aktivitas gathering bersama di luar kerja juga perlu di adakan. Hal lain yang paling penting adalah mendengar aspirasi aktual yang di rasakan karyawan di lapangan dan memancing ide karyawan lapangan untuk memberikan solusi yang paling tepat untuk sistem kerja mereka sendiri dengan begitu mereka mendapat apresiasi dan produktifitas terjaga. Dari sisi lingkungan kerja kita dapat merekaya kondisi fisik bangunan di area produksi, memberi sekat, batasan area, penambahan exhaust atau fan dan lain-lain yang bertujuan memberikan kondisi lingkunga kerja yang lebih nyaman bagi karyawan.

2. PT. Surya Indogreen PerkasaArea produksi bata ringan atau autoclaved bricks PT Surya Indogreen Perkasa yang kami kunjungi memang masih merupakan plant produksi yang dikategorikan masih baru berdiri. Hal yang perlu ditingkatkan dari area tersebut adalah keselamatan kerja, implementasi job safety analysis, work instruction, marking point safety dan Hazard identification area and risk assessment control (HIRADC).Dua hal utama penyebab kecelakaan kerja adalah Unsafe act (tindakan tidak aman) dan unsafe condition (Lingkungan tidak aman).

TINDAKAN TIDAK AMAN / UNSAFE ACTION Sebagian besar kecelakaan terjadi karena kelalaian/ketidaktahuan manusia/pekerja dan sebagian kecil dikarenakan factor lain.Sebab sebab pekerja melakukan tindakan tidak aman/ Unsafe Action:a. Karena tidak tahu.Pekerja kurang/ketidaktahuan bagaimana melakukan pekerjaan dengan aman atau potensi bahaya yang akan terjadi sehingga menyebabkan terjadi kecelakaan.b. Karena tidak mampuanYang bersangkutan telah mengetahui cara yang aman terhadap potensi bahayanya, tapi karena ketidakmampuannya/kurang terampil sehingga pekerja tersebut melakukan kesalahan dan kegagalan sehingga terjadilah kecelakaan.c. Kurang Perduli/kesadaran.Pekerja tersebut telah mengetahui dengan jelas cara kerja yang aman dan peraturan peraturan keselamatan kerja yang memang dapat dilaksanakan oleh sipekerja, akan tetapi pekerja tidak melaksanakannya.

KONDISI TIDAK AMAN / UNSAFE CONDITION.Berikut beberapa kondisi tidak aman yang berpotensi menimbulkan insiden kecelakaan.a. Material/barang yang tidak tertata dengan rapib. Akses jalan yang terhalangc. Banyaknya kabel power tergenang aird. Banyak pekerjaan didalam satu tempat yang berbeda jenis pekerjaan, seperti: diatas kegiatan gouging dan dibawah ada kegiatan lainnya sehingga pancaran material panas dapat mencedarai pekerja dibawahnya, atau disatu tempat proses painting dan welding yang dapat memicu api/ledakan.e. Berjalan dibukan tempat berjalan biasa, contoh: diatas pipa yang tidak terpasang pengaman jatuhf. Menggerinda dilokasi ada gas yang mudah meledak/terbakar.g. Merokok dilokasi berdebu atau gas mudah terbakarh. Banyak sampah dilokasi kerja yang tidak pada tempatnya

Banyak study mengemukakan bahwa kondisi dan tindakan tidak aman yang terus menerus terjadi hingga mencapai jumlah tertentu akan mengarah pada fatality.

Gbr.1 Herbert William Heinrich riset, tentang prediksi angka kecelakaan industrial

Opsi tindakan konkrit untuk meningkatkan safety di area produksi PT Surya Indogreen Perkasa adalah implementasi K3 berikut.Pembinaan K3, dapat dilakukan antara lain dengan :A. Penyuluhan, dapat berupa :- ceramah-ceramah K3- pemasangan poster-poster K3- pemutaran film/slide K3B. Safety Talk (Toolbox Meeting)Dilakukan setiap awal gilir kerja/shifC. Safety Training- Pelatihan penggunaan peralatan kesl. Kerja- Pelatihan pemadam kebakaran- Pelatihan pengendalian keadaan darurat- Pelatihan P3KD. Safety Inspection- Inspeksi rutin- Inspeksi berkala- Inspeksi K3 bersama, dllE. Safety InvestigasiInvestigasi terhadap kejadian berbahaya/hampir kecelakaanF. Safety MeetingSuatu pertemuan yang membahas hal-hal yg berkaitan dgn permasalahan K3 G. Safety auditH. Pemantauan Lingkungan Kondisi Kerja

Sedangkan komponen program K3, terdiri :1. Program pelatihan observasi K32. Program JSA3. Inspeksi terencana4. Inspeksi bersama5. Pertemuan K36. Pelatihan K37. Audit K3

DAFTAR PUSTAKA http://www.amfg.co.id/id/profile-perusahaan/sejarah.html, diakses pada hari Jumat tanggal diakses pada hari Jumat tanggal 20 Maret 2015 pukul 17.24 WIB http://www.grand-elephant.co.id, diakses pada hari Minggu tanggal diakses pada hari Jumat tanggal 1 Juni 2015 pukul 20.35 WIB http://en.wikipedia.org/wiki/Herbert_William_Heinrich, diakses pada hari Sabtu tanggal diakses pada hari Jumat tanggal 30 Mei 2015 pukul 19.40 WIB Parsons & Hinson. (2001). Educational Psychology : A Practitioner - Reseacher Model of Teaching Canada : Wadsworth Thomson Learning, Inc. Pulat, B. M. 1992. Fundamentals of Industrial Ergonomics. New Jersey: Prentice Hall. UU No 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Permenaker No 5 Tahun 1996 Tentang Sistem Manajemen K3 Permenaker No 4 Tahun 1987 Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

Laporan Studi Ekskursi1