LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

31
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FORMULASI SEDIAAN SETENGAH PADAT DAN CAIR SUSPENSI DISUSUN OLEH : 1. Dimas Ardi Fitriansyah (2009210050) 2. Christine Natalia (2009210031) 3. Cut Intan Nadya F (2009210034) 4. Deliana Adriani (2009210038) 5. Dian Prawita Sari (2009210047) KELAS : B KELOMPOK : III FAKULTAS FARMASI

Transcript of LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

Page 1: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FORMULASI SEDIAAN SETENGAH PADAT DAN CAIR

SUSPENSI

DISUSUN OLEH : 1. Dimas Ardi Fitriansyah (2009210050) 2. Christine Natalia (2009210031)

3. Cut Intan Nadya F (2009210034) 4. Deliana Adriani (2009210038) 5. Dian Prawita Sari (2009210047)

KELAS : BKELOMPOK : III

FAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS PANCASILA

JAKARTA2011

I. TUJUAN

Page 2: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

1. Mengenal dan memahami cara pembuatan dan komposisi bahan

dalam sedian suspensi.

2. Mengamati pengaruh bahan pembasah dan pensuspensi terhadap

karakteristik fisik suspensi.

II. PENDAHULUAN / TEORI DASAR

Suspensi merupakan sistem penghantar obat dimana partikel

padat yang tidak larut (Fase Terdispersi) sebagai unit diskrit/ jaringan

partikel dalam medium cair kontinyu (Fase Kontinyu). Menurut FI IV

hal 17, suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat

tidak larut yang terdispersi dalam fase cair.

Suspensi merupakan sistem heterogen yang terdiri dari 2 fase,

yaitu fase kontinyu atau fase luar dan fase terdispersi atau fase dalam.

Fase kontinyu atau fase luar umumnya merupakan cairan atau semi

padat, dan fase terdispersi atau fase dalam terbuat dari partikel-partikel

kecil yang pada dasarnya tidak larut, tetapi terdispersi seluruhnya dalam

fase kontinyu.

Adapun sifat ideal yang harus dipunyai oleh sediaan suspensi,

antara lain :

1. Suatu suspensi yang dibuat dengan tepat mengendap secara lambat

dan harus rata lagi bila dikocok.

2. Karakteristik suspensi harus sedemikian rupa sehingga ukuran

partikel dari suspensoid tetap agak konstan untuk yang lama pada

penyimpanan.

3. Suspensi harus dapat dituang dari wadah dengna cepat dan

homogen.

Komponen-komponen dalam formula suspensi, yaitu :

Page 3: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

1. Zat Aktif :

a. Tidak Larut dalam media pembawa cair

b. Stabil dan tidak terjadi pertumbuhan kristal yang dapat

menyebabkan chaking ( endapan yang mengeras )

c. Terurai mnjadi metabolit yang akan menjadi toksik

2. Komponen sistem suspensi :

a. Zat pembasah,

b. Dispersants/ defloeculating agent,

c. Flocculating agents,

d. Thickeners.

3. Komponen pembawa suspensi/ fase eksternal :

a. Bahan pengontrol pH dan dapar,

b. Osmotic agents dan Stabilisator (Sorbitol),

c. Coringensia,

d. Pengawet,

e. Pembawa cair, seperti senyawa poliol.\

Bahan-bahan suspensi dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

1. Alam :

Misalnya : Acacia (Gom Arab), Chondorus, Tragakan, dan Tanah liat.

2. Sintesis:

Misalnya : a. Derivat Selulosa : Metil slulosa, CMC, HPMC.

b. Golongan organik polimer : Carbophol 934.

Suspensi yang ideal akan memberikan viskositas tinggi pada

kecepatan aliran yang rendah dan pada penyimpanan partikel-partikel

yang tersuspensi akan mengendap sangat perlahan, dan pada kecepatan

aliran tinggi, misalnya dengan adanya pengocokan pada sediaan

suspensi maka viskositas akan menurun dan produk dapat dihitung dari

bobotnya.

Page 4: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

Suspensi dapat mengendap pada dasar wadah bila didiamkan.

Pengendapan seperti ini, dapat mempermudah pengerasan dan pemadatan

sehinggga sulit terdispersi kembali, walaupun dengan pengocokkan. Untuk

mengatasi masalah tersebut, dapat ditambahkan zat yang sesuai untuk

meningkatkan kekentalan dan bentuk gel seperti tanah liat, surfaktan, poli

ol, polimer atau gula. Yang sangat penting adalah bahwa suspensi harus

dikocok baik sebelum digunakan untuk menjamin distribusi bahan padat

yang merata dalam pembawa, hingga menamin keseragaman dan dosis

yang tepat. Suspensi harus disimpan dalam wadah terutup rapat.

Suspensi dapat dibedakan menjadi: 1). Suspensi oral ,2). Suspensi

topikal ,3). Suspensi tetes telinga , 4). Suspensi optalmika. Terdapat banyak

pertimbangan dalam pengembangan dan pembuatan suatu suspensi farmasi

yang baik. Disamping khasiat terapetik, stabilitas kimia dari komponen-

komponen formulasi kelanggengan sediaan dan bentuk estetik dari sediaan

Pembasahan

Kesulitan yang banyak ditemui yang merupakan faktor yang amat

penting dalam formulasi suspensi adalah pembasahan fase padat oleh

medium pendispersi. Ada zat padat yang mudah dibasahi dengan cairan dan

ada pula yang tidak.dalam batasan suspensi air, zat padat dikatakan

hidrofilik(liofilik atau suka pelarut, kadang-kadang disebut liotropik).atau

hidrofobik (liofobik). Zat-zat hidrofilik dibasahi dengan mudah oleh air

atau cairan-cairan polar lainnya; zat hidrofilik ini bisa meningkatkan

viskositas suspensi-suspensi air dengan besar.

Zat-zat hidrofobik menolak air, tetapi biasanya dapat dibasahi

dengna cairan-cairan non polar; zat hidrofobik ini biasanya tidak mengubah

viskositas dispersi. Zat padat hidrofilik biasanya dapat digabung menjadi

suspensi tanpa menggunakan zat pembasah, tetapi bahan-bahan hidrofobik

sangat sukar untuk mendispersi dan seringkali mengambang pada

Page 5: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

permukaan cairan karena pembasahan yang buruk dari partikel-partikel,

atau adanya kantung-kantung udara yang sangat kecil.

Laju sedimentasi dan agregasi merupakan sifat dari sistem-sistem

suspensi yang di atur oleh atur oleh ukuran partikel , interaksi partikel ,

kerapatan partikel dan medium , dan viskositas dari fase kontinue. Masalah

lain dalam suspensi yaitu caking, didefinisikan sebagai pembentukkan

sedimen yang tidak dapat didispersikan kembali dalam suatu sistem

suspensi. Sebab utama caking adalah pembentukkan jembatan kristal dan

agregat tertutup (koagula).caking melalui pembentukan jembatan kristal

dapat di perkecil dengan menggunakan tipe suspensi agregat jaringan

terbuka ( flokula ), pada saat partikel-partikel tidak mengendap sampai

jarak tertentu karena kakunya agregat.

Pertimbangan Rheologis

Rheologi adalah ilmu tentang sifat aliran dari bahan atau sistem

bahan. Sedangkan Viskositas adalah suatu besaran yang tergantung dari

perbandingan tegangan geser kecepatan, difarmasi dinyatakan sebagai

kekentalan struktur atau tubuh.

Ada 2 jenis sifat aliran, yaitu :

1. Sifat aliran Newton (kekentalan ideal) :

Viskositas ini mempunyai suatu koefisien konstan, yang tidak

tergantung dalam jumlah absolut tegangan geser yang terdapat atau

dari turunnya geseran yang berkuasa.

2. Sifat aliran Non Newton (kekentalan struktur) :

Viskositas ini mempunyai suatu ketergantungan yang lebih

atau kurang tampak.

Sedangkan menurut jenis alirannya, dapat dibedakan menjadi 4,

yaitu :

1. Pseudoplastis :

Page 6: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

Jenis aliran ini bekerja pada gaya geser yang lebih tinggi,

dimana aliran mula-mula terhambat lalu beralih menjadi sikapaliran

ideal atau hampir ideal viskositas turun dengan menaikkan

kebutuhan geser, sistem tersebut menjadi lebih cair.

2. Plastis :

Dinyatakan sebagai eksistensi suatu batas aliran yang

mmpunyai sistem yang elastis.

3. Tiksotropik :

Diartikan sebagai isoterm, sehingga menyebabkan penurunan

viskositas bolak-balik.

4. Dilatan :

Mekanisme alirannya selama dalam keadaan diam, partikel-

partikel bahan padat dikelilingi oleh suatu selubung solvat melalui

kerja gesekan terjadi suatu pengurangan atau kehilangan selubung

cairan yang meluncur, sehingga partikel lebih padat dan diikuti

kenaikkan viskositas.

Karakteristik rheologis dari suatu suspensi farmasi dapat merupakan

faktor penentu yang penting dalam mengoptimisasi stabilitas fisika sistem

suspensi tersebut. Khusus yang paling diinginkan adalah suspensi yang

mempunyai thiksotropi yang mudah dikembangkan. Suspensi seperti itu

bila diformulasikan dengan tepat dapat mencegah sedimentasi, agregasi dan

caking yang berdasarkan suatu yield value viskositas tinggi pada keadaan

istirahat, sedangkan pengocokkan kuat mengurangi viskositas agar dapat

dituang, sehingga produk tersebut dapat diberikan.

Selain teknik yang meliputi faktor sedimentasi dan kemampuan

mendispersi kembali,metode rheologis dapat juga digunakan untuk

menentukan sifat pengendapan dan susunan pembawa serta gambaran

struktural partikel untuk tujuan perbandingan.metode rheologis praktis

Page 7: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

meliputi penggunaan viskometer Brookfield yang di pasang pada landasan

berdiri.

Pembantu Formulasi

Pembantu (adjuvan) suspensi harus dipertimbangkan. Zat-zat ini

termasuk pengawet, pemberi warna, parfum dan pemberi rasa; zat-zat

tersebut dalam bentuk bahan bisa mempengaruhi karakteristik suspensi.

Umumnya zat warna digunakan dalam jumlah kecil dan biasanya dapat

tercampurkan; demikian pula halnya dengan pewarna dan pengharum

Evaluasi Kestabilan Suspensi

Volume Sedimentasi

Pertimbangan teoritis salah satunya yaitu laju sedimentasi ,

kecepatan mengendap partikel-partikel suspensi tercakup dalam persamaan

Hukum Stokes :

V =d 2 (ρ 1- ρ2)g

18Ƞ

Persamaan Stokes diturunkan untuk suatu keadaan ideal dimana

partikel-partikel yang benar-benar bulat dan seragam dalam suspensi yang

encer mengendap tanpa mengakibatkan turbulensi padda waktu turun

kebawah, tanpa tumbukan antara partikel-partikel suspensoid dan tanpa

gaya tarik-menarik kimia atau fisika atau afinitas untuk medium dispersi.

Konsep volume endapan (volume sedimentasi) adalah sederhana.

Pendeknya, konsep tersebut mempertimbangkan rasio tinggi akhir dari

endapan (Hu) terhadap tinggi awal dari suspensi keseluruhan (Ho) pada

waktu suspensi mengendap dalam suatu silinder di bawah kondisi standar.

Makin besar fraksi ini, maka makin baik kemampuan suspensinya.

( Lachman hal.1011)

Perubahan ukuran partikel

Page 8: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

Teknik freeze-thaw-cycling khususnya dapat diterapkan untuk

menekan suspensi dengan tujuan pengujian kestabilan. Perlakuan ini

mendorong pertumbuhan partikel , dan bisa menunjukan keadaan

kemungkinan di masa yang akan datang setelah penyimpanan yang lama

pada temperatur kamar.Dengan demikian , penting sekali untuk bersiap-

siap terhadap perubahan dalam ukuran partikel absolut, distribusi ukuran

partikel, dan kebiasaan Kristal. ( Lachman hal.1015)

III. DATA PREFORMULASI

A. Zat Aktif :

Sulfur Praecipitatum ( FI IV hal.771, DI 2003 hal.3426 )

Nama lain : Belerang endap, Sulfur

Bobot Atom : 32,06

Rumus bangun :

Pemerian : Serbuk amorf atau serbuk hablurrenik,

sangat halus. Warna kuning pucat, tidak berbau, dan

tidak berasa.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, sangat

mudah larut dalam karbon disulfide, sukar larut

dalam minyak zaitun, praktis tidak larut dalam

etanol.

Khasiat : Untuk pengobatan jerawat, bakterisid,

dan fungisid lemah, dan bersifat keratolisis yang

melarutkan kulit tanduk.

Stabilitas : Sulfur bereaksi dengan logam seperti

tembaga dan besi, menghasilkan warnadengan

logam.

Page 9: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

Dosis :

a. Pengobatan jerawat : 1-8% dalam bentuk cream, gel,

lotion, atau sabun yang digunakan secara topical untuk

pengobatan jerawat.

b. Pengobatan kudis/jamur : 5-10% untuk salep sulfur yang

digunakan secara merata.

c. Pengobatan ketombe : Untuk kulit kepala yang

berketombe 2-5% sulfur dan sering dikombinasi dengan

asam salisilat digunakan untuk shampoo.

OTT : -

Wadah & Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

B. Zat Tambahan

1. Bahan Pembasah

Propilen glikol ( FI IV hal.712, Excipient hal.624 )

Nama lain : Propylenglykolum, 1-2 propanadiol

Rumus Kimia : CH3CH(OH)CH2OH

Rumus Molekul : C3H8O2

Bobot Molekul : 76,09

Rumus bangun :

Pemerian : Cairan kental jernih, tidak

berwarna, rasa khas, praktis tidak berbau,

menyerap air pada udara lembab.

Kelarutan ; Dapat bercampur dengan air,

aseton, kloroform, larut dalam eter, dalam

beberapa minyak essensial, tetapi tidak dapat

bercampur dengan minyak lemak.

Page 10: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

Khasiat : Bersifat antimikrioba,

desinfektan, pelembab, plasticizer, pelarut,

stabilitas untuk vitamin.

Konsentrasi : Pelembab = sekitar 15 %

Pelarut atau pelarut pembantu = 5-80%

Stabilitas ; Higroskopis dan harus

disimpandalam wadah tertutup rapat, lindungi

dari cahaya, ditempat dngin dan kering. Pada

suhu yang tingi akan troksidasi menjadi

propionaldehid asam laktat, asam piruvat, dan

asam asetat. Stabil jika dicampur dengan etanol,

gliserin, atau air.

OTT : Dengan zat pengoksidasi seperti

potassium permanganate.

Wadah & Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

rapat.

2. Bahan Pensuspensi

Pulvis Gummi Acaciae ( FI IV hal.718, Exipient hal.1)

Nama lain : Serbuk Gom Arab, Serbuk Gom Akasia

Pemerian : Serbuk putih atau putih kekuningan, tidak berbau.

Kelarutan : Larut hamper sempurna dalam air tetapi

sangat lambat, meninggalkan sisa bagian tanaman

dalam jumlah sangat sedikit & memberikan cairan

seperti mucilage, tidak berwarna/ kekuningan, kental,

lengket, transparan, bersifat asam lemah trhadap kertas

lakmus biru, praktis tidak larut dalam etanol & eter.

Konsentrasi : Emulifying agent & Suspending agent :

5-10%

Page 11: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

Stabilitas : Larutan dalam air akan ditumbuhi

bakteri atau terdegarasi oleh enzim, oleh sebab itu

ditambahkan antimikroba, seperti asam benzot, Na

benzoate, atau campuran metilparaben dan

propilparaben, dan untuk mencegah oksidasi enzim

dengan pemanasan suhu 100oC dalam waktu singkat.

Khasiat : Sebagai bahan pensuspensi

OTT : Amidopyrine, cresol, etanol (95%), garam

besi, morpine, phenol, tanin, thymol, vanillin.

Wadah & Penyimpanan : Dalam wadah

tertutup baik, ditempat sejuk dan kering.

3. Bahan Pengawet

Natrium Benzoat ( FI IV hal.584, Excipient hal.433)

Rumus Kimia: C7H5NaO2

Rumus bangun :

Pemerian : Granul atau serbuk hablur, putih, tidak

berbau atau praktis tidak berbau, stabil di udara.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut

dalam etanol, lebih mudah larut dalam etanol 90 %.

Khasiat : Sebagai pengawet/ antimikroba.

OTT : Tidak bercampur dengan komponen kuarterner,

gelatin, garam Ferri, garam kalsium, dan garam logam

berat termasuk perak, timah dan merkuri, aktivitas

pengawer dapat berkurang dengan adanya interaksi

dengan kaolin atau surfaktan non-ionik.

Konsentrasi : 0,02 – 0,5 %.

Wadah : Dalam wadah tertutup baik.

Page 12: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

4. Bahan Pengharum

Oleum Rosae ( FI III hal.459)

Pemerian : Tidak berwarna tau kuning, bau menyerupia

bunga mawar, rasa khas, pada suhu 25o kental, bila

didinginkan perlahan-lahan berubah menjadi masa hablur

beningmyang jika dipanaskan mudah melebur.

Kelarutan : Larut dalam 1 bagian kloroform P, larutan

jernih

Khasiat : Pengharum

Wadah & Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Konsentrasi : 0,0625%

IV. ALAT DAN BAHAN

Alat :

1. Viskometer Brookfield tipe LV

2. Beaker glass,

3. Tabung sedimentasi,

4. Gelas ukur,

5. Batang pengaduk,

6. Mortir dan Stamper,

7. Spatula,

8. Sudip,

9. Botol 60ml

Bahan :

1. Sulfur precipitatum

2. Propilenglikol

3. Natrium benzoat,

4. PGA

5. Oleum Rosae

Page 13: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

6. Aquadest

Page 14: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

V. FORMULA

Komposisi Formula

1 2 3

Sulfur

Precipitatum

6,6 % 6,6 % 6,6 %

Propilen Glikol 0 % 1,5 % 3 %

PGA 20 % 20 % 20 %

Na. benzoate 0,1 % 0,1 % 0,1 %

Ol. Rosae 0,0625 % 0,0625 % 0,0625 %

Aquadest ad. 400 ml ad. 400 ml ad. 400 ml

VI. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN :

A. Formula I:

Perhitungan :

Sulfur Precipitatum : 6,6% x 400ml = 26,4 g

Propilen glikol : 0% x 400ml = 0

PGA : 20% x 400ml = 80 g

Air Untuk PGA : 1,5 x 80 g = 120 ml

Na.Benzoat : 0,1% x 400ml = 400 mg

Ol.Rosae : 0,0625% x 400ml = 0,25g ~ 0,25ml

1ml ~ 20 tetes

0,25 ml ~ ?

0,25 ml x 20 tetes = 5 tetes

1ml

Aquadest : 400ml – ( 26,4+80+0,4)g – 120ml = 173,2

ml

Penimbangan :

Page 15: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

Sulfur Precipitatum : 26,4 g

PGA : 80 g

Na. Benzoat : 400 mg

Propilen glikol : 0 g

Ol.Rosae : 5 tetes

Aquadest : 173,2 ml

B. Formula II :

Perhitungan :

Sulfur Precipitatum : 6,6% x 400ml = 26,4 g

Propilen glikol : 1,5% x 400ml = 6 g

PGA : 20% x 400ml = 80 g

Air Untuk PGA : 1,5 x 80 g = 120 ml

Na.Benzoat : 0,1% x 400ml = 400 mg

Ol.Rosae : 0,0625% x 400ml = 0,25g ~ 0,25ml

1ml ~ 20 tetes

0,25 ml ~ ?

0,25 ml x 20 tetes = 5 tetes1ml

Aquadest : 400ml – ( 26,4+6+80+0,4)g – 120ml = 167.2 ml

Penimbangan :

Sulfur Precipitatum : 26,4 g

PGA : 80 g

Air Untuk PGA : 120 ml

Na. Benzoat : 400 mg

Ol.Rosae : 5 tetes

Propilen glikol : 6 g

Aquadest : 167,2 ml

C. Formula III :

Page 16: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

Sulfur Precipitatum : 6,6% x 400ml = 26,4 g

Propilen glikol : 3% x 400ml = 12 g

PGA : 20% x 400ml = 80 g

Air untuk PGA : 1,5 x 80 g = 120 ml

Na.Benzoat : 0,1% x 400ml = 400 mg

Ol.Rosae : 0,0625% x 400ml = 0,25g ~ 0,25ml

1ml ~ 20 tetes

0,25 ml ~ ?

0,25 ml x 20 tetes = 5 tetes1ml

Aquadest : 400ml–( 26,4+12+80+0,4)g – 120ml = 161,2 ml

Penimbangan :

Sulfur Precipitatum : 26,4 g

PGA : 80 g

Air untuk PGA : 120 ml

Na. Benzoat : 400 mg

Ol.Rosae : 5 tetes

Propilen glikol : 12 g

Aquadest : 161,2 ml

VII. CARA KERJA / PEMBUATAN

1. Siapkan alat-alat dan bahan-bahan, kalibrasi botol 60 ml

2. Timbang bahan-bahan.

3. Kembangkan PGA dalm mortir

4. Gerus Sulfur Precipitatum dalam mortir ad. Halus

5. Tambahkan Propilenglikol gerus ad. Homogen

6. Campurkan PGA yang telah mengembang dalam Campuran Sulfur.P

dan Propilenglikol perlahan-lahan ad.homogen.

Page 17: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

7. Tambahkan Na. Benzoat, gerus ad. homogen.

8. Tambahkan air sedikit demi sedikit ad.400ml sampai terbentuk

corpus gerus ad. homogen.

9. Masukkan ke dalam botol 60 ml yang sebelumnya telah dikalibrasi.

10. Beri etiket, kemas, dan serahkan.

11. Lakukan uji evaluasi sediaan

( Uji Viskositas dan Volume Sedimentasi).

VIII. EVALUASI :

1. Uji Viskositas :

Kv = 673,7 dyne-cm

Formula I :

F

Formula Formula II :

No.No. Spindel Spindel

RPMRPM SkalaSkala FaktorFaktor η(CPS)=skala x faktor

F = skala x Kv

11 33 4242 2020 840840 28.293,428.293,4

11 66 4747 1010 470470 31.663,931.663,9

No.No. Spindel Spindel

RPMRPM SkalaSkala FaktorFaktor η(CPS)=skala x faktor

F = skala x Kv

11 66 2929 1010 290290 19.537,319.537,3

11 1212 4949 55 245245 33.011,333.011,3

11 3030 7979 22 158158 53.222,353.222,3

11 6060 9090 11 9090 60.63360.633

11 3030 8080 22 160160 53.89653.896

11 1212 5050 55 250250 33.68533.685

Page 18: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

11 1212 6060 55 300300 40.42240.422

11 3030 8080 22 160160 53.89653.896

11 1212 5656 55 280280 37.727,237.727,2

11 66 4949 1010 490490 33.011,333.011,3

Formula III :

No.No. Spindel Spindel

RPMRPM SkalaSkala FaktorFaktor η(CPS)=skala x faktor

F = skala x Kv

11 33 4747 2020 940940 31.663,931.663,9

11 66 5555 1010 550550 37.053,537.053,5

11 1212 6060 55 300300 40.42240.422

11 3030 8484 22 168168 56.590,856.590,8

11 1212 6464 55 320320 43.116,843.116,8

11 66 6060 1010 600600 40.42240.422

2. Uji Sedimentasi :

Masukkan 25 ml sediaan suspensi ke dalam tabung sedimentasi

Amati selama 3 hari

Hitung derajat sedimentasi (F)

F = Vu

Vo

Keterangan : 1. vo : Volume sedimentasi mula-mula.

Page 19: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

2. vu : Voume sedimentasi akhir

Pengamatan Pengamatan Formula 1Formula 1 Formula 2Formula 2 Formula 3Formula 3

VoVo 2525 2525 2525

15 menit 15 menit VuVu 23,523,5 24,524,5 2424

FF 0,940,94 0,980,98 0,960,96

VoVo 2525 2525 2525

30 menit30 menit VuVu 23,523,5 24,524,5 2424

FF 0,940,94 0,980,98 0,960,96

VoVo 2525 2525 2525

45 menit45 menit VuVu 23,523,5 24,524,5 2424

FF 0,940,94 0,980,98 0,960,96

VoVo 2525 2525 2525

60 Menit60 Menit VuVu 23,523,5 24,524,5 2424

FF 0,940,94 0,980,98 0,960,96

VoVo 2525 2525 2525

1 Hari 1 Hari VuVu 23,523,5 24,524,5 2424

FF 0,940,94 0,980,98 0,960,96

VoVo 2525 2525 2525

2 Hari2 Hari VuVu 23,523,5 24,524,5 2424

FF 0,940,94 0,980,98 0,960,96

VoVo 2525 2525 2525

3 Hari3 Hari VuVu 23,523,5 24,524,5 2424

FF 0,940,94 0,980,98 0,960,96

Page 20: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

IX. PEMBAHASAN :

1. Pada uji viskositas, Formula II lebih tinggi viskositasnya

dibandingkan dengan formula III kemungkinan karena zat aktif tidak

terbasahi dengan sempurna. Seharusnya viskositas yang paling tinggi

adalah formula III karena konsentrasi Propilen Glikolnya lebih tinggi

dibandingkan dengan formula II.

2. Selain sebagai zat pembasah, propilen glikol juga berfungsi sebagai

pengental, jadi seharusnya semakin tinggi konsentrasi propilen

glikol, semakin tinggi pula viskositasnya.

3. Dalam praktek ini kami mendapatkan sifat alir tiksotropik untuk

semua formula. Sifat alir ini yang paling bagus untuk suspensi

karena cairan yang bersifat tiksotropik bila dikocok akan

menurunkan viskositas, sehingga suspensi akan mudah dituang

4. Dari hasil uji sedimentasi, semua formula stabil tetapi yang gaya

sedimentasinya mendekati 1 yaitu formula II . Hal ini terjadi karena

formula I tidak menggunakan zat pembasah dan formual III zat

aktifnya kurang terbasahi dengan sempurna.

X. KEMASAN

Terlampir

XI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan :

1. Suspensi yg kami buat, stabil terbukti dengan gaya sedimentasi :

Formula I : 0,94

Formula II : 0,98

Formula III : 0,96

2. Berdasarkan pengamatan pada uji viskositas brook field/Rheologi.

Formula I : Thiksotropik

Page 21: LAPORAN RESMI SUSPENSI SULFUR

Formula II : Thiksotropik.

Formula III : Thiksotropik

Berdasarkan hasil evaluasi sedimentasi dan viskositas, formula yang

paling baik adalah formula II.

B. Saran :

Jika menggunakan zat aktif hidrofob, pastikan zat aktif terbasahi

dengan sempurna untuk mendapatkan hasil maksimal.

XII. DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia,

Edisi III, Jakarta, 1979.

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia,

Edisi IV, Jakarta, 1995.

3. Handbook of Pharmaceutical Excipient, Wade, A and Weller, P.g,

2nd. Ed,1994.

4. Mc. Evory, Gerald K. America Hospital Formulary Service, Drugs

Information. America Society of Hospital Pharmacist

5. H. Ansel, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi ketiga, Lea

FebigerPhiladelphia.

6. Anief, Mohammad.Ilmu Meracik Obat Teori dan

Praktik.1997.Yogyakarta.UGM Press.