Laporan Resmi Praktikum Teknik Digital Kelompok 18

download Laporan Resmi Praktikum Teknik Digital Kelompok 18

of 75

description

LAPORAN RESMI_PRAKTIKUM_TEKNIK DIGITAL

Transcript of Laporan Resmi Praktikum Teknik Digital Kelompok 18

  • LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

    TEKNIK DIGITAL

    Oleh :

    Kelompok 18

    NAMA MAHASISWA NIM

    Riko Cippratama 131910201034

    Dwiky Wirawan 131910201035

    Ratna Kusuma Wardhani 131910201052

    Tazkiyatun Nufus 131910201054

    Mohammad Alfian Irsyadul Ibad 131910201085

    Moh. Lutfi Yazid 131910201093

    LABORATORIUM DASAR DAN OPTIK

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO STRATA 1

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • KATA PENGANTAR

    Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala

    rahmat, nikmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan peyusunan laporan

    ini dengan baik. Adapun laporan ini disusun sebagai prasyarat telah menempuh

    matapraktikum Teknik Digital.

    Dalam usaha menyelesaikan laporan ini, penulis menyadari sepenuhnya akan

    keterbatasan waktu dan pengetahuan, sehinga tanpa bantuan dan bimbingan dari semua pihak

    tidaklah mungkin berhasil dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

    mengucapkan banyak terima kasih kepada :

    1. Bapak Andrita Ceriana Eska, S.T., M.T. selaku Dosen pembimbing yang telah berbaik

    hati memberikan waktu, arahan, dan bimbingan kepada penulis.

    2. Bapak Agus Irwan Karyawan, A.Md., S.T. selaku PLP Laboratorium Dasar dan Optik

    yang telah memberikan saran prasarana serta arahan kepada penulis sehingga penulis

    dapat menyelesaikan praktikum Teknik Digital dengan baik.

    3. Citra Yanuarti, Gunawan, Harun Ismail, Widya Ika Pravita, M. Abdul Khamid, Nurul

    Latif dan Choirul Umam selaku Asisten Laboratorium Dasar dan Optik yang telah

    banyak memberikan arahan-arahan serta bimbingan kepada penulis.

    4. Riko Cippratama, Dwiky Wirawan, Ratna Kusuma Wardhani, Tazkiyatun Nufus,

    Mohammad Alfian Irsyadul Ibad dan Moh Lutfi Yazid selaku rekan satu kelompok

    penulis yang telah banyak memberi dorongan, semangat dan motivasi kepada penulis.

    5. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dan telah

    banyak membantu dalam penyusunan laporan ini.

    Mengingat keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, maka penulis menyadari

    bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, walaupun demikian penulis

    berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca umumnya dan bagi

    penulis khususnya.

    Jember, 4 November 2014

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    1. Halaman Sampul

    2. Halaman Judul

    3. Lembar Pengesahan

    4. Lembar Asistensi

    5. Kata Pengantar

    6. Daftar Isi

    7. Laporan

    a. Percobaan1 Gerbang Dasar Logika

    b. Percobaan 2 Seven Segment

    c. Percobaan 3 Decoder

    d. Percobaan 4 Full Adder Non Carry

    e. Percobaan 5 Full Adder With Carry

    f. Percobaan 6 Counter

    8. DaftarPustaka

  • LAPORAN AKHIR PERCOBAAN 1

    GERBANG DASAR LOGIKA

    Oleh :

    Kelompok 18

    NAMA MAHASISWA NIM

    Riko Cippratama 131910201034

    Dwiky Wirawan 131910201035

    Ratna Kusuma Wardhani 131910201052

    Tazkiyatun Nufus 131910201054

    Mohammad Alfian Irsyadul Ibad 131910201085

    Moh. Lutfi Yazid 131910201093

    LABORATORIUM DASAR DAN OPTIK

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO STRATA 1

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Tujuan

    1. Mempelajari fungsi dari gerbang dasar logika

    2. Mengetahui karakteristik gerbang dasar logika

    1.2 Latar Belakang

    Pada saat ini perkembangan elektronika telah sampai pada saat yang

    memungkinkan seseorang dapat membangun suatu peralatan hanya dengan

    menghubungkan blok-blok IC. Demikian juga pada peralatan modern yang berupa

    digital. Dalam sistem digital ada suatu rangkaian logika yang didalamnya terdiri dari

    gerbang logika.

    Gerbang logika atau gerbang logika adalah suatu entitas dalam elektronika dan

    matematika Boolean yang mengubah satu atau beberapa masukan logika menjadi sebuah

    sinyal keluaran logika. Gerbang logika terutama diimplementasikan secara elektronis

    menggunakan dioda atau transistor, akan tetapi dapat pula dibangun menggunakan

    susunan komponen-komponen yang memanfaatkan sifat-sifat elektromagnetik (relay),

    cairan, optik dan bahkan mekanik.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Landasan Teori

    Gerbang dasar logika terdiri dari :

    a. Gerbang NOT

    Gerbang NOT sering disebut juga dengan istilah inverter atau pembalik. Logika

    dari gerbang ini adalah membalik apa yang di-input ke dalamnya. Biasanya input-nya

    hanya terdiri dari satu kaki saja. Ketika input yang masuk adalah 1, maka hasil output-

    nya adalah 0. Jika input yang masuk adalah 0, maka hasil output-nya adalah 1.

    Gerbang NOT adalahgerbang yang mempunyaisebuah input dansebuah output.

    b. Gerbang AND

    Yaitu memiliki karakteristik logika di mana jika input yang masuk adalah bernilai

    0, maka hasil outputnya pasti akan bernilai 0. Jika kedua input diberi nilai 1, maka

    hasil output akan bernilai 1 pula. Logika gerbang AND bisa diumpamakan sebagai

    sebuah rangkaian dengan dua buah saklar yang disusun secara seri. Jika salah satunya

    memutuskan hubungan rangkaian, maka hasil yang dikeluarkan dari rangkaian

    tersebut adalah 0. Tidak peduli saklar manapun yang diputuskan maka hasil akhirnya

    adalah 0. Ketika kedua buah saklar terhubung dengan rangkaian bersamaan, maka

    hasil akhirnya barulah bernilai 1.

    c. Gerbang OR

    Dimana Gerbang OR akan memberikan keluaran 1 jika salah satu dari

    masukannya pada keadaan 1. Jika diinginkan keluaran bernilai 0, maka semua

    masukan harus dalam keadaan 0.

    d. Gerbang NAND

    Gerbang logika NAND merupakan modifikasi yang dilakukan pada gerbang AND

    dengan menambahkan gerbang NOT didalam prosesnya. Maka itu, mengapa gerbang

    ini dinamai NAND atau NOT AND. Logika NAND benar-benar merupakan kebalikan

    dari apa yang dihasilkan oleh gerbang AND. Di dalam gerbang logika NAND, jika

    salah satu input atau keduanya bernilai 0 maka hasil output-nya adalah 1. Jika kedua

    input bernilai 1 maka hasil output-nya adalah 0.

    e. Gerbang NOR

    Gerbang NOR akan memberikan keluaran 0 jika salah satu dari masukannya pada

    keadaan 1. Jika diinginkan keluaran berlogika 1, maka semua masukannya harus

    dalam keadaan 0.

  • f. Gerbang XNOR

    Gerbang XNOR atau Exclusive NOR ini mungkin tidak terlalu sering terdengar,

    namun aplikasinya cukup lumayan penting juga. Gerbang EXNOR ini akan

    menghasilkan outputan 1 jika semua inputnya sama.

    g. Gerbang XOR

    Gerbang XOR atau Exclusive OR ini memiliki kerja kebalikan dari XNOR. Jika

    pada gerbang logika XNOR terdapat dua input yang sama outputnya akan 1, berbeda

    dengan XOR dia hanya akan menghasilkan output 1 jika input logikanya berbeda.

  • BAB III

    METODOLOGI PRAKTIKUM

    3.1 Gambar Rangkaian

    Gerbang AND Gerbang OR Gerbang NOT

    Gerbang NANDGerbang NOR Gerbang XOR

    Gerbang XNOR

  • 3.2 Alat dan Bahan

    1. Trainer Kit (Gerbang logika, LED, toggle switch).

    2. Power Supply

    3. IC HD74LS32R, HD74LS02P, HD74LS08P, HD74LS00P, SN74LS86AN,

    HD74LS66P, dan HD74LS04P.

    3.3 Prosedur Percobaan

    1. Memberi masukan nilai biner pada tiap gerbang AND, OR, NAND, NOR, NOT,

    XNOR, dan XOR.

    2. Mencatat output LEDnyala sebagai logika 1 dan padam logika 0.

    3. Membahas dan membuat kesimpulan pada gerbang dasar logika.

  • BAB IV

    ANALISA DATA

    4.1 Data Hasil Percobaan

    Dari praktikum yang telah dilakukan, didapatkan data sebagai berikut.

    1. Data Gerbang NOT

    Masukan Keluaran

    A X

    0 0

    1 1

    2. Data Gerbang OR

    Masukan Keluaran

    A B X

    0 0 0

    0 1 1

    1 0 1

    1 1 1

    3. Data Gerbang AND

    Masukan Keluaran

    A B X

    0 0 0

    0 1 0

    1 0 0

    1 1 1

    4. Data Gerbang NAND

    Masukan Keluaran

    A B X

    0 0 1

    0 1 1

    1 0 1

    1 1 0

  • 5. Data Gerbang NOR

    Masukan Keluaran

    A B X

    0 0 1

    0 1 0

    1 0 0

    1 1 0

    6. Data Gerbang X-NOR

    Masukan Keluaran

    A B X

    0 0 1

    0 1 0

    1 0 0

    1 1 1

    7. Data Gerbang X-OR

    Masukan Keluaran

    A B X

    0 0 0

    0 1 1

    1 0 1

    1 1 0

  • 4.2 Analisa Pembahasan

    Gerbang logika merupakan suatu entitas dalam elektronika dan matematika boolean

    yang mengubah satu atau beberapa masukan logika menjadi sebuah keluaran logika.

    Terdapat beberapa macam gerbang logika yaitu gerbang AND, OR, NOT, NAND, NOR,

    XOR, dan XNOR.

    Gerbang AND pada dasarnya seperti perkalian, jika input yang dimasukkan ada

    angka 0, maka output bernilai 0. Gerbang OR pada dasarnya seperti penjumalahan, jika

    ada input yang bernilai 1 maka output akan bernilai 1, jika keduanya 1 maka input tetap

    bernilai 1. Gerbang NOT merupakan gerbang yang mengeluarkan beda nilai dengan

    input. Gerbang NAND dan NOR masing-masing adalah invers atau kebalikan dari AND

    dan OR. Jika gerbang XOR atau Exclusive OR dimasukkan input yang berbeda maka

    nilai output adalah 1, jika gerbang XNOR atau Exclusive NOT OR adalah invers dari

    gerbang XOR.

    Praktikum gerbang logika dasar ini bertujuan untuk mempelajari fungsi dari

    gerbang dasar logika dan mengetahui karakteristik gerbang dasar logika. Alat dan bahan

    yang kami gunakan pada praktikum ini adalah kit/modul praktikum, atau trainer gerbang

    logika. Rangkaian trainer gerbang logika dasar berfungsi untuk membuktikan tabel

    tabel kebenaran logika yang sudah ada. Pada trainer gerbang logika terdapat berbagai

    komponen salah satunya adalah IC. Kemudian alat dan bahan yang lain adalah catu daya

    dan kabel jumper. Adapun langkah kerja yang dilakukan untuk langkah pertama adalah

    memberi masukan nilai biner pada tiap gerbang AND, OR, NAND, NOR, NOT, XNOR,

    dan XOR melalui switch. Langkah berikutnya adalah mencatat output led yaitu hidup

    sebagai logika 1 dan mati sebagai logika 0.

    Pada praktikum kali ini dilakukan pembuktian teori tersebut menggunakan suatu

    rangkaian gerbang logika. Pertama dilakukan percobaan pada rangkaian NOT. Rangkaian

    gerbang NOT ini menggunakan sebuah IC yaitu IC HD74LS04P, dan memang benar

    input yang dimasukkan berbeda nilai dengan output. Lalu percobaan kedua dilakukan

    kepada gerbang OR. Rangkaian gerbang or ini menggunakan jenis IC HD74LS32P.

    setelah dilakukan 4 kali tes denga input yang seperti pada tabel, memang benar teori

    tersebut. Lalu percobaan kedua dilakukan terhadap gerbang AND. Rangkaian gerbang

    AND ini menggunakan jenis IC HD74LSO8P. Setelah dimasukkan input yang seperti di

    tabel, telah terbukti bahwa gerbang AND pada rangkaian sama dengan teori yang

    mengatakan input dan output seperti hubungan perkalian. Percobaan keempat dilakukan

    pada gerbang NAND yang menggunakan IC jenis HD74LS00P dan memang benar

    bahwa output yang dihasilkan berkebalikan dengan gerbang logika AND. Percobaan

  • selanjutnya dilakukan pada gerbang NOR. Rangkaian gerbang NOR ini menggunakan IC

    dengan jenis IC HD74LS0P. setelah dilakukan eksekusi dengan 4 input yang berbeda

    seperti di tabel percobaan, dan memang benar gerbang NOR adalah invers dari gerbang

    OR. Selanjutnya percobaan keenam dilakukan kepada gerbang XOR. Gerbang XOR ini

    menggunakan IC yang berjenis IC 74LS86AN. Setelah dieksekusi dengan input yang

    berbeda seperti pada tabel percobaan, dapat diketahui bahwa hasil percobaan sama

    dengan teori. Dan yang terakhir adalah percobaan pada gerbang XNOR. Rangkaian

    gerbang XNOR ini menggunakan IC yang berjenis IC DM74LS266N. setelah dilakukan

    eksekusi dengan input yang berbeda seperti pada tabel percobaan, ternyata memang

    terbukti bahwa gerbang XNOR adalah invers dari gerbang XOR.

    Setelah menggunakan rangkaian yang telah jadi, dilakukan perangkaian manual

    dengan menggunakan jumper. Pada dasarnya sama seperti rangkaian jadi, tetapi kita

    harus menggunakan jumper dan tidak boleh berbeda pada setiap nomor port yang kita

    gunakan contohnya adalah seperti input A1 lalu B2 dan output Y2, maka tidak akan keluar

    fungsi dari rangkaian tersebut. Jadi jika kita merangkai harus memilih nomor port yang

    sama, misalnya A1 harus dengan B1 dan output harus Y1, jika salah satu berbeda maka

    tidak akan terjadi aliran listrik, karena mereka berbeda port dan akhirnya IC yang

    digunakan tidak akan berfungsi.

    Setelah dilakukan banyak eksekusi dapat ditarik kesimpulan bahwa teori yang

    sudah ada terbuti tidak salah dan juga IC yang digunakan tidak boleh sembarang IC. IC

    yang digunakan khusus dan sudah ada di data sheet masing-masing IC yang digunakan.

    Pada rangkaian manual dapat ditarik kesimpulan bahwa jika salah

    menyambungkan port, maka IC tidak akan berfungsi seperti perbedaan angka pada port

    input dan port output. Dan dari 2 percobaan menggunakan 2 box yang berbeda (rangkaian

    jadi dan rangkaian manual) sama- sama terbukti bahwa gerbang AND adalah seperti

    perkalian, gerbang OR adalah seperti penjumlahan, gerbang NOT adalah gerbang untuk

    menggunakan invers, gerbang NOR adalah invers dari OR dan gerbang NAND adalah

    invers dari gerbang AND.

    Gerbang XOR (Exclusive OR ) adalah gerbang yang berbeda dari gerbang yang

    lain, yaitu jika input yang telah dimasukkan berbeda maka output bernilai 1 dan gerbang

    XNOR adalah invers dari gerbang XNOR.

  • BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

    berikut:

    1. Secara teori, gerbang logika sama dengan praktikum yaitu gerbang AND seperti

    perkalian, gerbang OR seperti penjumlahan, maupun semua gerbang lain sama

    dengan teori.

    2. Pada saat melakukan perangkaian manual tidak boleh melakukan kesalahan

    penempatan jumper.

    3. Jika port yang digunakan salah, maka IC tidak bias membaca input tersebut.

    4. Port yang salah adalah port yang digunakan berbeda nomor seperti A1, B1 pada port

    input dan Y2 pada output misalnya. Jadi harus sama nomor dari port yang

    digunakan yaitu A2, B2, dan Y2.

    5. IC yang digunakan berbeda pada semua rangkaian gerbang logika.

    6. IC yang digunakan adalah IC series 7400 pada semua rangkaian gerbang logika.

  • LAMPIRAN

  • LAPORAN AKHIR PERCOBAAN 2

    SEVEN SEGMENT

    Oleh :

    Kelompok 18

    NAMA MAHASISWA NIM

    Riko Cippratama 131910201034

    Dwiky Wirawan 131910201035

    Ratna Kusuma Wardhani 131910201052

    Tazkiyatun Nufus 131910201054

    Mohammad Alfian Irsyadul Ibad 131910201085

    Moh. Lutfi Yazid 131910201093

    LABORATORIUM DASAR DAN OPTIK

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO STRATA 1

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Tujuan

    1. Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Seven Segment

    2. Mahasiswa mampu menganalisis komponen-komponen Seven Segment

    1.2 Latar Belakang

    Di dalam suatu sistem digital dekoder seven segment digunakan untuk keperluan

    menampilkan bilangan, pada display seven segment misalnya pada output mikrokontroler

    ingin ditampilkan pada seven segment maka output pada port mikrokontoler yang berupa

    bilangan biner dihubungkan dengan dekoder kemudian outputnya dihubungkan dengan

    display seven segment. Atau pada aplikasi lainnya misalnya untuk menampilkan

    rangkaian counter.

    Praktikum kali ini dilakukan agar mahasiswa memahami cara kerja dekoder

    sevensegment sebagai penerjemah bilangan biner ke dalam bilangan desimal yang akan

    ditampilkan pada layar display seven segment.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Landasan Teori

    Seven segment, lebih sedikit biasanya dikenal sebagai suatu indicator seven-

    segment, adalah suatu format dari alat tampilan yang suatu alternatif ke tampilan dot-

    matrix yang semakin kompleks. Seven segment biasanya digunakan di dalam elektronika

    sebagai metoda dari mempertunjukkan umpan balik klasifikasi sistem desimal dengan

    operasi yang internal tentang alat. Tujuh segmen diatur sebagai segi empat panjang dari

    dua segmen yang vertikal pada [atas] masing-masing sisi dengan satu segmen yang

    horizontal di bagian atas dan alas. Apalagi, segmen yang ketujuh membagi dua bagian

    segiempat panjang secara horizontal.

    Secara sederhana, masing-masing LED adalah secara khas dihubungkan dengan

    satu terminal ke pin yang sendiri dengan diam-diam bagian luar dari paket dan LED

    terminal yang lain dihubungkan secara umum dengan semua lain LED di alat dan

    diterbitkan persis sama benar bersama pin. Pin yang bersama ini akan kemudian

    menyusun semua katode (terminal yang negatif) atau semua kutub positip (terminal yang

    positif) dari LED di alat dan demikian akan jadi yang manapun "Katode yang umum"

    atau "Kutub positip yang umum" tergantung alat bagaimana dibangun. Karenanya suatu 7

    paket segmen yang lebih akan hanya perlu sembilan pin untuk menyajikan dan

    dihubungkan.

  • BAB III

    METODOLOGI PRAKTIKUM

    3.1 Gambar Rangkaian

    3.2 Alat dan Bahan

    1. Kit Trainer Seven Segment (LED, toggle switch).

    2. IC HD74LS48P.

    3. Catu daya.

    3.3 Prosedur Percobaan

    1. Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

    2. Memberi masukan D0D3, 1 atau 0.

    3. Memperhatikan dan mencatat output desimal.

    4. Membuat kesimpulan dari hasil percobaan yang telah dilakukan.

  • BAB IV

    ANALISA DATA

    4.1 Data Hasil Percobaan

    Input Output

    D3 D2 D1 D0

    0 0 0 0 0

    0 0 0 1 1

    0 0 1 0 2

    0 0 1 1 3

    0 1 0 0 4

    0 1 0 1 5

    0 1 1 0 6

    0 1 1 1 7

    1 0 0 0 8

    1 0 0 1 9

  • 4.2 Analisa Pembahasan

    Seven segment adalah suatu segmen-segmen yang digunakan untuk menampilkan

    angka dan huruf. Seven segment merupakan display visual umum yang digunakan dalam

    dunia digital. Seven segment dapat ditemui pada jam digital, penunjuk antrian, dan

    thermometer digital. Penggunaan secara umum adalah untuk menampilkan informasi

    secara visual mengenai data-data yang sedang diolah oleh suatu rangkaian digital.

    Seven segment tersusun atas 7 buah batang LED atau Light Emitting Diode yang

    disusun membentuka angka 8 yang penyusunnya menggunakan label a sampai g dan

    dalam program seven segment tersebut menggunakan 8 buah dioda yaitu diberi nama a, b,

    c, d, e, f, g, dan dot atau titik. Setiap program ini terdiri dari 1 atau 2 batang LED. Salah

    satu terminal LED dihubungkan sehingga menjadi 1 sebagai kaki common. Ada 2 macam

    seven segment yaitu common cathode menggunakan aktif high dan common anode yang

    menggunakan aktif low.

    Praktikum 2 ini bertujuan agar mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian seven

    segment dan agar mahasiswa mampu menganalisis komponenkomponen seven segment.

    Alat yang kami gunakan pada praktikum 2 ini adalah kit trainer seven segment yang

    terdiri dari LED dan toggle switch. Kemudian terdapat IC 74LS48 dan catu daya.

    Adapun langkah langkah percobaan 2 ini adalah mula mula menghubungkan trainer

    kit dengan catu daya. Kemudian memberi masukan pada D0, D1, D2 dan D3 dengan

    masukan 1 atau 0. Setelah itu kami memperhatikan dan mencatat output desimal dan

    yang terakhir adalah membuat kesimpulan

    Dari praktikum kali jni dilakukanuji coba pada seven segment, tetapi hanya

    menggunakan seven segment jenis common cathode dengan aktif high. Ada 4 macam

    input yang digunakan dan yang digunakan adalah bentuk heksadesimal. Jadi, jika

    dimasukkan input 1000 akan keluar angka 8 pada display seven segment. Jika

    dimasukkan input 1100 akan keluar output C pada display. Jadi seven segment yang

    menggunakan ini bisa membaca heksadesimal.

    Seven segment sendiri mempunyai program untuk LED. Jadi 7 batang LED yang

    membentuk angka 8 ini mempunyai output a, b, c, d, e, f dan g. Jika input

    yang dimaksud adalah 0001 maka segmen yang hidup adalah LED b dan c. Namun

    yang patut dimengerti adalah bentuk angka 6 akan sama dengan huruf b.

    Pertama dilakukan percobaan dengan rangkaian jadi. Untuk membuat angka atau

    huruf yang diinginkan maka input yang harus dimasukkan adalah input high atau logika

    1. Setelah dilakukan 10 percobaan menggunakan input yang beda seperti pada tabel

    percobaan, dilakukan lagi percobaan-percobaan tambahan untuk membuktikan bahwa

  • seven segment yang digunakan bisa membaca heksadesimal. Dilakukan pemasukan input

    untuk membuat heksadesimal 12 atau huruf C dan heksadecimal 14 atau huruf E, tetapi

    karena kerusakan pada display seven segment yang digunakan, maka huruf E tidak bisa

    menyerupai huruf E tetapi menyerupai huruf C dengan garis vertikal di kiri atas.

    Pada percobaan dengan box yang berisi rangkaian tak jadi, jumper pada port input

    dan output harus mempunyai nomor yang sama, yaitu seperti input A1 dan B1 harus

    dengan output Y1 juga, jika nomor antara input maupun output berbeda maka tidak akan

    berjalan IC yang digunakan tersebut.

    Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah teori dengan praktikum

    sama tentang seven segment jenis common cathode menggunakan aktif high, seven

    segment juga benar menggunakan 7 batang LED yang membentuk angka 8. IC yang

    digunakan juga khusus, yaitu IC HD74LS48P.

  • BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

    berikut:

    1. Seven segment mempunyai program sendiri tiap batang LED yang dimilikinya.

    2. Seven segment bisa membaca input heksa desimal.

    3. IC yang digunakan khusus yaitu IC jenis 74LS48P.

    4. Tidak boleh menempatkan portyang salah saat melakukan proses pemasangan

    jumper saat merangkai rangkaian seven segment.

    5. Jika port yang digunakan salah, maka IC tidak akan bisa membaca input.

    6. Port yang digunakan saat merangkai harus sama nomornya, seperti port input A1

    dan B1 harus dengan output Y1.

  • LAMPIRAN

  • LAPORAN AKHIR PERCOBAAN 3

    DECODER

    Oleh :

    Kelompok 18

    NAMA MAHASISWA NIM

    Riko Cippratama 131910201034

    Dwiky Wirawan 131910201035

    Ratna Kusuma Wardhani 131910201052

    Tazkiyatun Nufus 131910201054

    Mohammad Alfian Irsyadul Ibad 131910201085

    Moh. Lutfi Yazid 131910201093

    LABORATORIUM DASAR DAN OPTIK

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO STRATA 1

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Tujuan

    1. Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Decoder

    2. Mahasiswa mampu menganalisis komponen-komponen Decoder

    1.2 Latar Belakang

    Perkembangan digitalisasi alat teknogi semakin lama semakin canggih. Segala

    alat untuk kehidupan sehari-hari sudah banyak yang berubah menjadi teknologi alat

    digital. Di pabrik-pabrik, jarang sekali ditemukan alat analog dan kebanyakan alat mereka

    sudah digital. Sebagai mahasiswa teknik elektro sangatlah wajib untuk memahami sebuah

    teknologi digital yang di dalamya terdapat materi tentang rangkaian encoder dan decoder.

    Encoder merupakan rangkaian yang berfungsi untuk mengubah kode-kode tertentu

    menjadi kode biner sedangkan decoder merupakan rangkaian yang berfungsi untuk

    mengubah kode biner menjadi kode-kode tertentu. Karena pentingnya materi teknik

    digital bagi mahasiswa elektro,maka kali ini kami melakukan praktikum tentang

    rangkaian encoder dan decoder yang merupakan dasar dari teknik digital.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Landasan Teori

    Decoder adalah sebuah rangkaian kombinasional logika dengan n-input/2n-output

    yang berfungsi untuk mengaktifkan 2n-bit output untuk setiap bentuk input (Word) yang

    unik sebanyak n-bit. Hanya satu output decoder yang aktif pada saat diberi suatu input n-

    bit. Tiap output diidentifikasi oleh Minterm Code dari bentuk Word input yang di-

    tampilkan. Karena itulah decoder bisa juga disebut sebagai Minterm Code Generator

    atau Minterm Recognizer. Sebuah decoder biasanya dilengkapi dengan sebuah input

    enable low sehingga devais ini bisa di-on/off-kan untuk tujuan tertentu.

  • BAB III

    METODOLOGI PRAKTIKUM

    3.1 Gambar Rangkaian

    3.2 Alat dan Bahan

    1. Trainer Kit (LED, toggle switch, carry switch)

    2. IC 74LS139

    3. Catu daya

    3.3 Prosedur Percobaan

    1. Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

    2. Memberi masukan A1A2 .

    3. Memperhatikan dan mencatat output.

    4. Membuat kesimpulan

  • BAB IV

    ANALISA DATA

    4.1 Data Hasil Percobaan

    Input Output

    A1 A2 D0 D1 D2 D3

    0 0 1 0 0 0

    0 1 0 1 0 0

    1 0 0 0 1 0

    1 1 0 0 0 1

  • 4.2 Analisa Pembahasan

    Decoder merupakan suatu alat yang berkebalikan dari fungsi encoder. Decoder

    adalah alat yang digunakan untuk dapat mengembalikan proses encoding sehingga kita

    dapat melihat atau menerima informasi aslinya. Decoder juga dapat diartikan sebagai

    rangkaian logika yang ditugaskan untuk menerima masukan biner dan mengaktifkan

    salah satu keluarannya sesuai dengan urutan biner tersebut. Metode yang sama digunakan

    untuk mengkodekan biasanya hanya terbalik dalam rangka untuk memecahkan kode.

    Decoder adalah rangkaian digital yang dapat mengubah bilangan biner menjadi

    bilangan desimal, dimana rangkaian ini akan menghasilkan output high (1) pada jalur

    yang sesuai dengan yang ditunjuk oleh selector. Artinya input decoder merupakan

    bilangan biner dan outputnya berbentuk biner. Namun akan menunjukan bilangan

    desimal, yaitu menentukan output manakah yang aktif (D0, D1, D2, atau D3).

    Decoder berfungsi untuk memudahkan kita dalam menyalakan seven segment.

    Itulah sebabnya kita menggunakan decoder pada rangkaian seven segment tersebut.

    Dalam elektronika digital, decoder bisa untuk mengambil bentuk input-ganda, multiple-

    output sirkuit logika yang mengubah kode masukan (input) menjadi kode keluaran

    (output), dimana kode input dan kode output berbeda. Misalnya, n-to-2n, kode biner-

    desimal decoder. Aktifkan input harus selama decoder berfungsi, jika outputnya

    menganggap satu cacat kata output decoder. Keluaran maksimum decoder adalah 2n .

    jadi kita dapat bentuk n-to-2ndecoder. Contohnya kita dapat membuat 4-to-16 decoder

    dengan menggunakan dua buah 3-to-8.

    Ada dua macam decoder, yaitu BCD ke seven segment decoder dan biner menjadi

    kode-kode tertentu. Pada BCD ke seven segment decoder, kombinasi masukan biner dari

    jalan input akan diterjemahakan oleh decoder. Sehingga akan membentuk kombinasi

    nyala LED(Light Emitting Dioda) peraga (seven segment LED), yang sesuai kombinasi

    masukan biner tersebut. Sedangakan pada decoder biner ke desimal, keluarannya

    dihubungkan dengan tabung indikator angka. Sebagai contoh, D = C = B = 0 dan A =1

    maka akan menghidupkan lampu indikator angka 1. Lampu yang menyala akan sesuai

    dengan biner dalam jalan masuk.

    Rangkaian decoder menggunakan rangkaian AND atau NAND. Jika menggunakan

    rangkaian AND, karena output dari gerbang AND adalah high (1) hanya ketika semua

    input adalah high. Output seperti itu disebut output aktif high. Jika menggunakan

    rangakaian NAND tersambung output akan menjadi low (0) saat semua input high.

    Output seperti itu disebut sebagai ouput aktif low.

  • Praktikum 3 ini bertujuan agar mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian decoder

    dan agar mahasiswa mampu menganalisis komponen komponen decoder. Adapun alat

    dan bahan yang kami gunakan adalah trainer kit decoder (LED, Togel switch), IC

    74LS139 serta catu daya. mula mula kami menghubungkan trainer ke catu daya,

    kemudian kami memberi masukan pada A1 dan A2 dengan masukan berlogika 1 atau 0.

    Kemudian kami memperhatikan dan mencatat output desimal serta membuat kesimpulan.

    Pada percobaan kali ini menggunakan decoder dengan rangkaian AND. Pada

    rangakaian juga terdapat IC 74LS139. IC 74LS139 ini didalamnya terdapat 2-to-4

    decoder. Jadi, dengan 2 input akan menghasilakan 4 output. Nmun pada praktikum ini

    lampu LED yang mati akan berlogika 1.

    Pada input berlogika 0 dan 0 diketahui output D0, D1, D2, dan D3 adalah 1000. Saat

    input berlogika 0 dan 1 maka outputnya 0100. Saat input berlogika 1 dan 0 maka output

    D0, D1, D2, dan D3adalah 0010. Saat input berlogika 1 dan 1 maka output berlogika 0001.

    Dari penjabaran diatas diketahui bahwa decoder adalah alat untuk mengubah bilangan

    biner menjadi bilangan desimal. Saat input berlogika 0 dan 0 diketahui output D0, D1, D2,

    dan D3 adalah 1000. Saat input berlogika 0 dan 1 maka outputnya 0100. Saat input

    berlogika 1 dan 0 maka output D0, D1, D2, dan D3 adalah 0010. Saat input berlogika 1 dan

    1 maka output berlogika 0001.

  • BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

    berikut:

    1. Decoder adalah alat untuk mengubah bilangan biner menjadi bilangan desimal atau

    kode tertentu lainnya.

    2. Bilangan desimal yang merupakan keluaran decoder digunakan untuk menentukan

    output manakah yang aktif (D0, D1, D2, atau D3).

    3. Saat input berlogika 0 dan 0 diketahui output D0, D1, D2, dan D3 adalah 1000.

    4. Saat input berlogika 0 dan 1 maka outputnya 0100.

    5. Saat input berlogika 1 dan 0 maka output D0, D1, D2, dan D3 adalah 0010.

    6. Saat input berlogika 1 dan 1 maka output berlogika 0001.

  • LAMPIRAN

  • LAPORAN AKHIR PERCOBAAN 4

    FULL ADDER NON CARRY

    Oleh :

    Kelompok 18

    NAMA MAHASISWA NIM

    Riko Cippratama 131910201034

    Dwiky Wirawan 131910201035

    Ratna Kusuma Wardhani 131910201052

    Tazkiyatun Nufus 131910201054

    Mohammad Alfian Irsyadul Ibad 131910201085

    Moh. Lutfi Yazid 131910201093

    LABORATORIUM DASAR DAN OPTIK

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO STRATA 1

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Tujuan

    1. Memahami konsep rangkaian Full Adder

    2. Menjelaskan konsep rangkaian Full Adder

    3. Mampu merangkai Full Adder

    1.2 Latar Belakang

    Perkembangan teknologi digital saat ini yang semakin maju. Masyarakat saat ini

    telah terpesona oleh komputer dan kalkulator modern. Ini mungkin karena mesin tersebut

    menghasilkan fungsi aritmatika dengan ketelitian dan kecepatan yang sangat

    menakjubkan. Bab ini membicarakan mengenai rangkaian Full Adder yang ditujukan

    untuk mengetahui konsep rangkaian Full Adder. Beberapa rangkaian logika yang dapat

    menjumlahkan dan mengurangkan. Operasi penjumlahan dan pengurangan dikerjakan

    dalam biner. Gerbang logika biasa akan kita rangkai satu sama yang lain untuk

    menghasilkan penambahan dan pengurangan.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Landasan Teori

    Penjumlah penuh (Full Adder) adalah rangkaian sirkuit digital atau kadang-

    kadang berbentuk chip yang bisa dipakai untuk menghitung atau menjumlahkan pulsa

    atau sinyal digital yang umumnya dihasilkan dari osilator. Penghitung ini hanya bisa

    menghitung pulsa secara biner murni (binary counter). Dalam penghitung biner murni,

    perhitungan digunakan dengan cara menjumlahkan tiap bit pada bilangan biner.

    Rangkaian full adder dapat digunakan untuk menjumlahkan bilangan-bilangan biner

    yang lebih dari 1bit. Penjumlahan bilangan-bilangan biner sama halnya dengan

    penjumlahan bilangan desimal dimana hasil penjumlahan tersebut terbagi menjadi 2

    bagian, yaitu Summary (SUM) dan Carry, apabila hasil penjumlahan pada suatu tingkat

    atau kolom melebihi nilai maksimumnya maka output Carry akan berada pada keadaan

    logika 1.

    Pada aplikasinya, full adder menggunakan gerbang logika AND, OR, dan XOR.

    Berikut tabel kebenaran full adder :

    INPUT OUTPUT

    A B SUM CARRY

    0 0 0 0

    1 0 1 0

    0 1 1 0

    1 1 0 1

  • BAB III

    METODOLOGI PRAKTIKUM

    3.1 Gambar Rangkaian

    3.2 Alat dan Bahan

    1. Kit praktikum

    2. Catu daya

    3. Kabel jumper

    4. IC HD74LS83AP

    3.3 Prosedur Percobaan

    1. Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

    2. Memberi masukan A0A3 dan B0B3 1 atau 0.

    3. Memperhatikan dan mencatat output dan carry out.

    4. Membuat kesimpulan.

  • BAB IV

    ANALISA DATA

    4.1 Data Hasil Percobaan

    A B Cin S Cout

    0011 0001 0 0100 0

    0010 0010 0 0100 0

    0010 0011 0 0101 0

    0110 1000 0 1110 0

    1100 1000 0 0100 1

  • 4.2 Analisa Pembahasan

    Pada praktikum ke 4 ini kami membahas tentang full adder without carry.

    Sebelumnya, kami akan menjelaskan tentang full adder. Rangkaian full adder adalah

    rangkaian yang digunakan untuk menjumlahkan bilangan biner yang lebih dari 1 bit.

    Rangkaian full adder dapat digunakan untuk menjumlahkan 3 bit input untuk

    menghasilkan output berupa SUM dan Carry. Untuk pengertian dari full adder without

    carry merupakan rangkaian full adder yang tidak memiliki sinyal pembawa input (carry-

    in). Rangkaian full adder without carry memiliki dua buah masukan yang ditambahkan,

    dimana hasil dari masukan dinyatakan dalam indikator lampu LED.

    Praktikum full adder without carry ini bertujuan agar mahasiswa memahami

    konsep rangkaian full adder, menjelaskan konsep rangkaian full adder, dan mampu

    merangkai full adder.

    Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum full adder without carry

    ini adalah kit praktikum berupa trainer gerbang logika yang di dalamnya terdapat IC

    HD74LS83AP. Kemudian kita memakai kabel jumper, serta catu daya.

    Adapun prosedur percobaan yang kami pakai adalah yang pertama

    menghubungkan trainer kit dengan catu daya, kemudian memberikan masukan pada A0,

    A1, A2 dan A3 serta B0, B1, B2 dan B3 dengan input 1 atau 0. Kemudian memperhatikan

    dan mencatat output dan carry out, serta membuat kesimpulan.

    Pada praktikum 4 ini, kami melakukan 5 percobaan dengan berbagai macam

    input. Percobaan pertama kami memberi masukan pada A0 dengan logika 1, A1 dengan

    logika 1, A2 dengan logika 0, dan A3 dengan logika 0 yang membentuk input biner 00112.

    Kemudian kami memberi masukan pada B0 dengan logika 1, B1 dengan logika 0, B2

    dengan logika 0, B3 dengan logika 0 yang membentuk input biner 00012. Output yang

    dihasilkan dengan Cin berlogika 0 adalah SUM sebesar 01002 dan menghasilkan Cout 0.

    Pada percobaan kedua kami memberikan masukan pada A0 dengan logika 0, A1

    dengan logika 1, A2 dengan logika 0, A3 dengan logika 0 yang membentuk input biner

    00102. Kemudian kami memberi masukan pada B0 dengan logika 0, B1 dengan logika 1,

    B2 dengan logika 0, dan B3 dengan logika 0 yang membentuk input biner 00102. Dengan

    Cin 0, output yang dihasilkan adalah SUM sebesar 11002 dengan Cout sebesar 0.

    Percobaan ketiga adalah dengan memberi masukan pada A0 dengan logika 0, A1

    dengan logika 1, A2 dengan logika 0, A3 dengan logika 0 yang membentuk input biner

    00102. Kemudian kami memberi masukan pada B0 dengan logika 1, B1 dengan logika 1,

    B2 dengan logika 0, B3 dengan logika 0 yang membentuk input biner 00112. Dengan Cin

    0, output yang dihasilkan adalah SUM sebesar 01012 dan carry out 0.

  • Percobaan keempat adalah dengan memberi masukan pada A0 dengan logika 0, A1

    dengan logika 1, A2 dengan logika 1, A3 dengan logika 0 yang membentuk input biner

    01102. Kemudian kami memberi masukan pada B0 dengan logika 0, B1 dengan logika 0,

    B2 dengan logika 0, B3 dengan logika 1 yang membentuk input biner 10002. Dengan Cin

    0, output yang dihasilkan adalah SUM sebesar 11102 dan carry out 0.

    Percobaan kelima adalah dengan memberi masukan pada A0 dengan logika 0, A1

    dengan logika 0, A2 dengan logika 1, A3 dengan logika 1 yang membentuk input biner

    11002. Kemudian kita masukkan input pada B0 dengan logika 0, B1 dengan logika 0, B2

    dengan logika 0, B3 dengan logika 1 yang membentuk input biner 10002. Dengan Cin 0,

    output yang dihasilkan adalah SUM sebesar 01002 dan menghasilkan carry out 1.

    Berdasarkan hasil - hasil percobaan di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan

    memberi input pada masing - masing saklar (Saklar A dan B), output yang dihasilkan

    sesuai dengan saat kita melakukan penjumlahan bilangan biner dengan cara biasa. Seperti

    pada percobaan 1, input A (0011)2 adalah sama dengan 3 dalam bentuk desimal.

    Kemudian input B (0001)2 adalah sama dengan 1 dalam bentuk desimal. Jadi, apabila

    dijumlahkan dengan penjumlahan biasa akan menghasilkan output 4 dalam bentuk

    desimal. Dan pada percobaan 1, terbukti output yang dihasilkan adalah 01002. Kemudian,

    dengan input A (0011)2 dan B (0001)2, A (0010)2 dan B (0010)2, A (0010)2 dan B(0011)2,

    A (0110)2 dan B (1000)2 tidak menghasilkan carry out (Cout = 0). Sedangkan input A

    (1100)2 dan B (1000)2 akan menghasilkan carry out berlogika 1.

  • BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

    berikut:

    1. Ketika A diberi input 00112 dan B diberi input 00012, SUM yang dihasilkan 01002

    dan Cout 0.

    2. Ketika A diberi input 00102 dan B diberi input 00102, SUM yang dihasilkan 11002

    dan Cout 0.

    3. Ketika A diberi input 00102 dan B diberi input 00112, SUM yang dihasilkan 01012

    dan Cout 0.

    4. Ketika A diberi input 01102 dan B diberi input 10002, SUM yang dihasilkan 11102

    dan Cout 0.

    5. Ketika A diberi input 11002 dan B diberi input 10002, SUM yang dihasilkan 01002

    dan Cout 1.

    6. Pada semua percobaan, Cin yang menjadi input berlogika 0 karena kami melakukan

    percobaan full adder non carry.

  • LAMPIRAN

  • LAPORAN AKHIR PERCOBAAN 5

    FULL ADDER WITH CARRY

    Oleh :

    Kelompok 18

    NAMA MAHASISWA NIM

    Riko Cippratama 131910201034

    Dwiky Wirawan 131910201035

    Ratna Kusuma Wardhani 131910201052

    Tazkiyatun Nufus 131910201054

    Mohammad Alfian Irsyadul Ibad 131910201085

    Moh. Lutfi Yazid 131910201093

    LABORATORIUM DASAR DAN OPTIK

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO STRATA 1

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Tujuan

    1. Memahami konsep rangkaian Full Adder with Carry

    2. Menjelaskan konsep rangkaian Full Adder with Carry

    3. Mampu merangkai Full Adder with Carry

    1.2 Latar Belakang

    Perkembangan teknologi digital saat ini yang semakin maju. Masyarakat saat ini

    telah terpesona oleh komputer dan kalkulator modern. Ini mungkin karena mesin tersebut

    menghasilkan fungsi aritmatika dengan ketelitian dan kecepatan yang sangat

    menakjubkan. Bab ini membicarakan mengenai rangkaian Full Adder yang ditujukan

    untuk mengetahui konsep rangkaian Full Adder. Beberapa rangkaian logika yang dapat

    menjumlahkan dan mengurangkan. Operasi penjumlahan dan pengurangan dikerjakan

    dalam biner. Gerbang logika biasa akan kita rangkai satu sama yang lain untuk

    menghasilkan penambahan dan pengurangan.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Landasan Teori

    Sebuah Full Adder adalah sebuah rangkaian digital yang melaksanakan operasi

    penjumlahan aritmatika dari 3 bit input. Full Adder terdiri dari 3 buah input dan 2 buah

    output. Variabel input dari Full Adder dinyatakan oleh variabel X, Y, dan Z. Dua dari

    variabel input (X dan Y) mewakili 2 bil signifikan yang akan ditambahkan, input ketiga,

    yaitu Z mewakili Carry dari posisi yang lebih rendah. Kedua output dinyatakan dengan

    symbol S (sum) dan C (carry).

    Gambar Rangkaian Full Adder

  • BAB III

    METODOLOGI PRAKTIKUM

    3.1 Gambar Rangkaian

    3.2 Alat dan Bahan

    1. Kit praktikum

    2. Catu daya

    3. Kabel jumper

    4. IC HD74LS83AP

    3.3 Prosedur Percobaan

    1. Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

    2. Memberi masukan A0A3 dan B0B3 1 atau 0.

    3. Memperhatikan dan mencatat output dan carry out.

    4. Membuat kesimpulan

  • BAB IV

    ANALISA DATA

    4.1 Data Hasil Percobaan

    A B Cin S Cout

    0011 0001 1 0101 0

    0010 0010 1 0101 0

    0010 0011 1 0110 0

    0110 1000 1 1111 0

    1100 1000 1 0101 1

  • 4.2 Analisa Pembahasan

    Pada praktikum kali ini kita akan membahas tentang rangkaian full adder with

    carry. Namun ada baiknya apabila kita mengerti tentang pengertian full adder with carry

    tersebut. Full adder with carry merupakan rangkaian elektronik yang bekerja dalam

    melakukan perhitungan penjumlahan sepenuhnya. Rangkaian ini memiliki tiga buah input

    yaitu input A, input B, dan input pembawa (carry-in) dan dua buah output yaitu sum dan

    carry-out. Dalam perhitungannya full adder with carry menyertakan sebuah input

    pembawa (carry-in) yang biasa disingkat dengan Cin yang berlogika 1.

    Pada praktikum ini percobaan dilakukan pada rangkaian full adder dengan carry-in

    atau simpanan berlogika 1. Tujuan dilakukannya praktikum ini yaitu agar dapat

    memahami dan menjelaskan konsep serta merangkai rangkaian full adder with carry.

    Untuk melakukan praktikum ini dibutuhkan beberapa alat dan bahan, di antaranya

    kit trainer full adder yang terdiri dari jumper sebagai pengatur carry-in, switch sebagai

    pengatur logika input, LED sebagai lampu indikator input dan output, resistor, IC 7483

    sebagai induk rangkaian, dan catu daya kemudian komponen-komponen ini dirangkai

    sesuai prosedur yang telah ditentukan. Langkah pertama kami menghubungkan modul kit

    trainer dengan catu daya lalu memberi masukan dengan menggeser-geser posisi switch.

    Terdapat dua buah switch utama yaitu switch A dan B kemudian kedua switch ini dibagi

    lagi menjadi empat bagian sehingga switch input A terbagi menjadi A0, A1, A2 dan A3 dan

    untuk switch B terbagi menjadi B0, B1, B2 dan B3. Setelah menggeser-geser switch, kami

    mengamati dan mencatat outputnya.

    Setelah prosedur kerja dilakukan, maka diperoleh beberapa data mengenai

    hubungan antara input dan output yang dihasilkan. Pada percobaan ini diasumsikan saat

    lampu indikator menyala, maka dianggap berlogika 1 dan sebaliknya, saat lampu

    indikator padam maka dianggap berlogika 0.

    Pada percobaan pertama saat switch A0 dan A1 dalam keadaan off atau berlogika 0

    sedangkan switch A2 dan A3 dalam keadaan on atau berlogika 1. Untuk saklar bagian B,

    kondisi saklar B0, B1, dan B2 dalam keadaan off sedangkan B3 dalam keadaan on

    sehingga input A bernilai 0011 dan input B bernilai 0001. Karena di sini menggunakan

    full adder with carry maka logika Cin sama dengan 1 yang kemudian dijadikan sebagai

    input ketiga setelah input A dan B. Dari ketiga input ini didapatkan output S bernilai

    0101 dan indikator carry-out atau disingkat Cout memiliki logika 0 yang ditandai dengan

    lampu indikator padam.

    Pada percobaan kedua, dengan cara yang sama seperti halnya percobaan pertama,

    kami hanya menggeser switch A dan B sehingga diperoleh input untuk A bernilai 0010

  • dan B 0010 serta Cin tetap bernilai 1. Dari masukan ini diperoleh output S bernilai 0101

    dan Cout berlogika 0.

    Pada percobaan ketiga, input dari switch A diposisikan sehingga bernilai 0010 dan

    B bernilai 0011 serta Cin tetap berlogika 1. Dari masukan-masukan ini didapatkan output

    S bernilai 0110 dan Cout berlogika 0. Untuk percobaan keempat input A bernilai 0110 dan

    B bernilai 1000 sehingga diperoleh output bernilai 1111 dan Cout masih berlogika 0.

    Pada percobaan kelima, input switch A dan B digeser lagi sehingga A bernilai 1100

    dan B bernilai 1000 serta Cin berlogika 1. Dari input-input tersebut diperoleh output S

    bernilai 0101 dan lampu indikator Cout menyala yang berarti memiliki logika 1. Dari hasil

    S ini, apabila kita menjumlahkan input A dan B secara manual maka hasilnya adalah

    10101. Akan tetapi pada output tersebut lampu indikator menunjukkan S bernilai 0101

    dan lampu indikator Cout menyala atau berlogika 1. Dari sini kita mengetahui bahwa

    apabila penjumlahan dari tiap-tiap input ini melebihi bit-bit yang ditentukan maka lampu

    indikator pada Cout akan menyala dan dari sini pula kita mengetahui bahwa pada kit

    trainer full adder ini hanya dapat menjumlahkan bilangan biner sebanyak empat bit.

  • BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

    berikut:

    1. Full adder merupakan rangkaian penjumlah bilangan biner.

    2. Full adder with carry merupakan rangkaian penjumlahan yang memiliki carry-in

    berlogika 1.

    3. Apabila terdapat nilai carry, maka carry bernilai 1 dan sebalikya, jika tidak terdapat

    nilai carry, maka carry atau bawaan berlogika 0.

    4. Nilai carry akan dijumlahkan pada bit berikutnya. Jika tidak ada lagi bit yang akan

    dijumlahkan, maka nilai carry akan disimpan dalam bentuk carry-out.

    5. Full adder memiliki nilai carry-out apabila hasil penjumlahan pada suatu tingkat

    atau bit melebihi batas maksimumnya.

    6. Pada percobaan full adder ini, rangkaian tersebut hanya dapat menjumlahkan

    bilangan biner sebanyak empat bit.

  • LAMPIRAN

  • LAPORAN AKHIR PERCOBAAN 6

    COUNTER

    Oleh :

    Kelompok 18

    NAMA MAHASISWA NIM

    Riko Cippratama 131910201034

    Dwiky Wirawan 131910201035

    Ratna Kusuma Wardhani 131910201052

    Tazkiyatun Nufus 131910201054

    Mohammad Alfian Irsyadul Ibad 131910201085

    Moh. Lutfi Yazid 131910201093

    LABORATORIUM DASAR DAN OPTIK

    JURUSAN TEKNIK ELEKTRO STRATA 1

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS JEMBER

    2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Tujuan

    1. Mahasiswa mengerti cara kerja rangkaian Counter

    2. Mahasiswa mampu menganalisis komponen-komponen Counter

    1.2 Latar Belakang

    Perkembangan digitalisasi alat teknologi semakin lama semakin canggih. Segala

    alat untuk kehidupan sehari-hari sudah banyak yang berubah menjadi teknologi alat

    digital. Di pabrik-pabrik, jarang sekali ditemukan alat analog kebanyakan alat mereka

    sudah digital. Sebagai mahasiswa teknik elektro sangatlah wajib untuk memahami sebuah

    teknologi digital yag didalamya terdapat materi tentang register dan counter. Dalam

    sistem digital register merupakan tempat penampungan sementara sebuah grup bit data.

    Sedangkan counter merupakan pencacaha atau penghitung. Karena pentingnya materi

    teknik digital bagi mahasiswa elektro,maka kali ini kami melakukan praktikum tentang

    register dan counter yang merupakan dasar dari teknik digital.

  • BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Landasan Teori

    Penghitung atau pencacah (bahasa Inggris: counter) adalah rangkaian sirkuit

    digital atau kadang-kadang berbentuk chip yang bisa dipakai untuk menghitung pulsa

    atau sinyal digital yang umumnya dihasilkan dari osilator. Penghitung ini bisa

    menghitung pulsa secara biner murni (binary counter) ataupun secara desimal-

    terkodekan-secara-biner (decimal counter).

    Dalam penghitung biner murni, angka 9 dinyatakan dalam bentuk bilangan biner

    1001, dan berikutnya angka 10 dinyatakan dalam bentuk biner 1010. Sedangkan dalam

    penghitung desimal-terkodekan-secara-biner, angka 9 adalah biner 1001, tetapi angka 10

    dinyatakan dalam bentuk: 0001 0000. Angka desimal 100 dalam biner murni adalah

    1100100, sedangkan dalam BCD adalah 0001 0000 0000 (3 buah digit desimal masing-

    masing dari kelompok 4 bit).

  • BAB III

    METODOLOGI PRAKTIKUM

    3.1 Gambar Rangkaian

    Counter

    Pencacah dengan menggunakan flip-flop JK

    3.2 Alat dan Bahan

    1. Trainer Kit (LED, toggle switch, carry switch)

    2. IC 74LS393

    3. Catu daya

    3.3 Prosedur Percobaan

    1. Menghubungkan trainer kit dengan catu daya.

    2. Menekan tombol Clock n-kali.

    3. Mencatat output led hidup sebagai logika 1 dan mati logika 0.

    4. Membahas dan membuat kesimpulan

  • BAB IV

    ANALISA DATA

    4.1 Data Hasil Percobaan

    Clock D0 D1 D2 D3 D4 D5

    1 1 0 0 0 0 0

    3 1 1 0 0 0 0

    6 0 1 1 0 0 0

    8 0 0 0 1 0 0

    10 0 1 0 1 0 0

    12 0 0 1 1 0 0

    15 1 1 1 1 0 0

    18 0 1 0 0 1 0

  • 4.2 Analisa Pembahasan

    Rangkaian counter adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk melakukan

    penghitungan angka secara berurutan baik itu perhitungan maju ataupun mundur. Counter

    juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian logika sekuensial yang digunakan

    untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada bagian masukan.

    Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengerti cara kerja rangkaian counter dan

    mampu menganalisis komponen-komponen counter. Dalam melakukan percobaan ini

    diperlukan alat dan bahan, diantaranya trainer kit counter, IC 74LS76, dan catu daya.

    Langkah kerja pada praktikum ini, yaitu yang pertama kita menghubungkan trainer kit

    dengan catu daya, selanjutnya kita menekan tombol clock sebanyak yang kita inginkan.

    Selanjutnya kita amati pada keluaran yang berupa 5 buah led dan mencatat hasilnya.

    Pada percobaan pertama menekan tombol clock sebanyak 1x sehingga

    menghasilkan keluaran D0 yang berlogika 1,sedangkan pada output D1,D2,D3,D4 dan D5

    keluaran (output) berlogika 0. Maka membuktikan bahwa hanya lampu D0 yang menyala

    dan pada output D1,D2,D3,D4 dan D5 tidak menyala karena output berlogika 0.

    Pada percobaan kedua, menekan tombol clock 2x, karena pada percobaan pertama

    telah menekan tombol clock 1x, jadi jumlah input yaitu 3x pada trigger, sehingga akan

    menghasilkan keluaran (output) D0 dan D1 berlogika 1. Sedangkan pada output D2,D3,D4

    dan D5 keluaran (output) berlogika 0. Jadi pada output D0 dan D1 lampu LED menyala

    karena output berlogika 1 dan pada output D2,D3,D4 dan D5 lampu LED tidak menyala

    karena output berlogika 0.

    Pada percobaan ketiga, menekan tombol clock sebanyak 3x, karena pada percobaan

    kedua jumlah input yang sudah dimasukkan adalah 3x, jadi jumlah input pada percobaan

    ini adalah 6x pada trigger , sehingga menghasilkan output D1 dan D2 berlogika 1 maka

    lampu akan menyala karena output berlogika 1, dan pada output D0,D3,D4 dan D5

    berlogika 0 maka lampu LED tidak menyala.

    Pada percobaan keempat, menekan tombol clock sebanyak 2x, karena percobaan

    sebelumnya jumlah input yang sudah dimasukkan adalah 6x, jadi jumlah input pada

    percobaan ini adalah 8x pada trigger, sehingga menghasilkan output D3 berlogika 1 maka

    lampu LED akan menyala dan pada output D0,D1,D2,D4 dan D5 berlogika 0 maka lampu

    LED tidak menyala.

    Pada percobaan kelima, menekan tombol clock sebanyak 2x, karena percobaan

    sebelumnya jumlah input yang sudah dimasukkan adalah 8x, jadi jumlah input pada

    percobaan ini adalah 10x pada trigger, sehingga menghasilkan output D1 dan D3

  • berlogika 1 maka lampu LED akan menyala dan pada output D0,D2,D4 dan D5 berlogika 0

    maka lampu LED tidak menyala.

    Pada percobaan keenam, menekan tombol clock sebanyak 2x, karena pada

    percobaan kedua jumlah input yang sudah dimasukkan adalah 10x, jadi jumlah input pada

    percobaan ini adalah 12x pada trigger , sehingga menghasilkan output D2 dan D3

    berlogika 1 maka lampu akan menyala karena output berlogika 1, dan pada output

    D0,D1,D4 dan D5 berlogika 0 maka lampu LED tidak menyala.

    Pada percobaan tujuh, menekan tombol clock sebanyak 3x, karena percobaan

    sebelumnya jumlah input yang sudah dimasukkan adalah 12x, jadi jumlah input pada

    percobaan ini adalah 15x pada trigger, sehingga menghasilkan output D0,D1,D2 dan D3

    berlogika 1 maka lampu LED akan menyala dan pada output D4 dan D5 berlogika 0 maka

    lampu LED tidak menyala.

    Pada percobaan kedelapan, menekan tombol clock sebanyak 3x, karena pada

    percobaan kedua jumlah input yang sudah dimasukkan adalah 15x, jadi jumlah input pada

    percobaan ini adalah 18x pada trigger , sehingga menghasilkan output D1 dan D4

    berlogika 1 maka lampu akan menyala karena output berlogika 1, dan pada output

    D0,D2,D3 dan D5 berlogika 0 maka lampu LED tidak menyala.

    Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa counter berfungsi

    untuk mengubah bilangan desimal menjadi bilangan biner. Jika kita bandingkan dengan

    tabel yang diperoleh dari percobaan decoder terlihat bahwa counter adalah kebalikan dari

    decoder dalam hal merubah biner ke desimal, selain itu logika keluaran yang dihasilkan

    seperti pembalikan posisi bit bit biner yang umumnya dibaca dari kiri ke kanan, akan

    tetapi pada counter dibaca dari kanan ke kiri.

  • BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai

    berikut:

    1. Output merupakan indikator biner untuk nilai clock yang diberikan.

    2. Counter mengubah nilai desimal ke biner secara berurutan.

    3. Nilai maksimal desimal yang diberikan pada praktikum ini adalah 18.

    4. Nilai minimal desimal yang diberikan pada praktikum ini adalah 1.

    5. Indikator yang ditunjukkan dengan led menandakan D0 sampai D5 dimana akan

    menyala sesuai clock yang diberikan.

    6. Logika keluaran yang dihasilkan seperti pembalikan posisi bit-bit biner yang

    umumnya dibaca dari kiri ke kanan, akan tetapi pada counter dibaca dari kanan ke

    kiri.

  • LAMPIRAN

  • DAFTAR PUSTAKA

    Maini, Anil K. 2007. Digital Electronics: Principles, Devices and Applications. Chichester:

    John Wiley & Sons Ltd.

    Tokheim, Roger L.1980. Schaums Outline of Theory And Problems of Digital Principles. Minnesota:The McGraw-Hill.`