Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

37
MAKALAH KEHIDUPAN DAN PROBLEMA GELANDANGAN DI KOTA DOSEN:DR.MANSYURDIN,SH D I S U S U N OLEH: RIZKI RIDOAN 120302002 AYU SYAHFITRI DAULAE 120302008 SYAFRIDAHANUM 120302010 RAHMA WATI 120302018 SITI RAMLAN 120302019

Transcript of Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

Page 1: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

MAKALAHKEHIDUPAN DAN PROBLEMA

GELANDANGAN DI KOTADOSEN:DR.MANSYURDIN,SH

DISUSUN

OLEH: RIZKI RIDOAN 120302002 AYU SYAHFITRI DAULAE 120302008 SYAFRIDAHANUM 120302010 RAHMA WATI 120302018 SITI RAMLAN 120302019

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASARMANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN2012

Page 2: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

LEMBAR PENGESAHAN

Studi Keanekaragaman Akuatik di Kawasan Perairan Danau

Buatan Citra Wisata Kecamatan Medan-Johor Kota Medan

Provinsi Sumatera Utara

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

1. Ema Theresia Sihombing 1103020102. Wira kusuma 1103020143. Dede Yuanda 1103020154. Geovanni Eventhia 1103020175. Adenia Constansia Sitepu 1103020246. Satriyadi 1103020267. Nurul Fadillah 1103020298. Febrina Rahmadanti Putri 1103020429. Roni Martin Sinaga 11030204310. Charolina Kaban 110302057

Medan, Januari 2012

Disetujui oleh,

Asisten

(Dewi RomaWidaya)

Page 3: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas

terselesaikannya laporan resmi praktikum dasar limnologi tentang studi

keanekaragaman akuatik di Danau Buatan Citra Wisata. Laporan ini membahas

keanekaragaman akuatik yang meliputi plankton, bentos dan ikan serta faktor-

faktor fisik dan kimia. Laporan ini merupakan bahan kuliah untuk mata kuliah

Dasar Ilmu Perairan. Selain itu, Laporan ini juga memberikan penjelasan terhadap

cara-cara dalam melakukan praktikum ini di mulai dari metode dan cara kerja.

Sehigga laporan ini dapat digunakan sebagai panduan bagi mahasiswa untuk

melakukan praktikum yang sama.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada Zulham Apandi

Harahap, S.kel, Msi sebagai Dosen Dasar Ilmu Perairan dan kepada Kakak Dewi

Roma Widya sebagai Asisten laboratorium kelompok 6 yang telah membantu

kami dalam melaksanakan praktikum di Danau Buatan Citra Wisata dan sampai

menyusun laporan. Demikianlah dengan laporan ini yang masih jauh dari

sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa ataupun semua orang.

Medan, Januari 2012

Penyusun

i

Page 4: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang1.2 Permasalahan1.3 Tujuan 1.4 Hipotesis1.5 Manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA2.1. Ekosistem Danau2.2. Faktor Biotik

2.2.1 Plankton2.2.2 Benthos2.2.3 Ikan

2.3. Faktor Abiotik2.3.1 Temperatur2.3.2 Penetrasi Cahaya2.3.3 pH Air2.3.4 DO2.3.5 Intensitas Cahaya

BAB III BAHAN DAN METODE3.1 Waktu dan Tempat3.2 Deskripsi Area3.3 Alat dan Bahan3.4 Pengamatan Lapangan

3.4.1. Pengambilan Sampel A. Plankton B. Benthos C. Ikan3.4.2. Faktor Fisik Perairan A. Temperatur B. Penetrasi Cahaya

C. pH Air D. DO

E. Intensitas Cahaya3.5 Analisis Data

3.5.1 Kelimpahan/kepadatan3.5.2 Kelimpahan/kepadatan Relatif3.5.3 Frekuensi Kehadian

ii

Page 5: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Parameter Biotik

4.1.1 Plankton4.1.2 Benthos4.1.3 Ikan

4.2 Parameter Abiotik4.2.1 pH Air4.2.2 Temperatur4.2.3 Penetrasi Cahaya4.2.4 Intensitas Cahaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

iii

Page 6: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Limnologi mempelajari tentang sistem parairan, didalamnya termasuk

danau dan air kolam,kolam air asin, rawa, sungai (rivers) dan aliran atau cucuran

air (streams). Limnologi mencakup beberapa bidang ilmu kimia, fisika, geologi

dan biologi (Musa, 2006).Limnologi berasal dari bahasa Inggris yaitu limnology,

dari bahasa Yunani Lymne, “danau” dan logos “pengetahuan”. Merupakan

padanan bagi biologi perairan darat, terutama perairan tawar. Lingkup kajiannya

kadang-kadang mencakup perairan payau (estuari). Limnologi merupakan kajian

menyeluruh mengenai kehidupan diperairan darat, sehingga digolongkan sebagai

bagian dari ekologi. Dalam bidang perikanan, limnologi dipelajari sebagai dasar

bagi budidaya perairan (akulturadarat) (Anonymous, 2009).

Perairan pedalaman (inland water) diistilahkan bagi semua badan air yang

berada di daratan. Ilmu yang mempelajari masalah perairan pedalaman atau

perairan umum disebut Limnologi. Bentuk-bentuk perairan umum tawar alami

yang telah dikenal luas ialah sungai (river atau stream), rawa (swamp) dan danau

(lake). Selain alami perairan umum juga dapat dibentuk oleh manusia misalnya

waduk (resevoir) dari sungai (waduk sunga) maupun dari rawa (waduk rawa)

(Suwignyo, 1982).

Limnologi merupakan sintesis yang menggambarkan banyak disiplin ilmu

yang memberikan sumbangan bagi peneliti. Sehubungan dengan ini Limnologi

mirip dengan Oseanografi bukan Biologi dan Informasinya dapat ditentukan

beberapa rujukan yang bernilai dikatalogkan pada perpustakaan (Sihotang, 2010).

Untuk menentukan kondisi suatu perairan dapat ditentukan dengan

parameter iologi yakni salah satu menjadi parameternya adalah plankton. Istilah

plankton pertama kali digunakan oleh Hensen yakni plankton berasal dari bahasa

Yunani yaitu Planktos yang artinya mengembara atau berkeliaran(Odum, 1971).

1

Page 7: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

Menurut Boney, plankton tersusun atas jasad – jasad tumbuhan

mikroskopis (phytoplankton) dan jasad – jasad hewani (zooplankton) yang

terdapat di laut maupun air tawar, hidup bebes terapung dan pergerakannya

bersifat pasif tergantung adanya arus dan angin (Krebs, 1985).

Fitoplankton merupakan kelompok yang memegang peranan sangat

penting dalam ekosistem air, karena kelompok ini dengan adanya kandungan

klorofil mampu melakukan fotosintesis. Proses fotosintesis pada ekosistem air

yang dilakukan oleh fitoplankton (produsen), merupakan sumber nutrisi utama

bagi kelompok organisma air lainnya yang membentuk rantai makanan.

(Barus, 2004).

1.2. Permasalahan

Berdasarkan uraian di atas dapat di rumuskan permasalahan sebagai

berikut :

1. Bagaimana kondisi fisik,kimia dan biologi perairan yang ada di danau

buatan Citra Wisata Kecamatan Medan Johor,Merdan?

2. Bagaimana pengaruh kondisi fisik dan kimia terhadap dominasi dan

kelimpahan plankton,bentos dan ikan di perairan tersebut ?

3. Bagaimana kualitas air yang ada di perairan tersebut ?

1.3. Tujuan

Praktikum limnologi ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui kualitas air dan menganalisis perairan yang ada di danau

buatan Citra Wisata Kecamatan Medan Johor,Merdan.

2. Mengetahui kondisi fisik ,kimia dan biologi perairan tersebut.

3. Mengetahui pengaruh kondisi fisik dan kimia terhadap dominasidan

kelimpahan plankton,bentos dan ikan di perairan tersebut.

2

Page 8: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

1.4. Hipotesis

Penelitian faktor biotik yang meliputi kelimpahan plankton, benthos dan

ikan serta faktor abiotik yang meliputi temperature, penetrasi cahaya, Ph air, DO

dan intensitas cahaya di danau buatan Citra Wisata Kecamatan Medan Johor,

Medan. Penelitian faktor biotic dan factor abiotik ini dilakukan agar dapat

mengetahui kualitas di perairan tersebut apakah tercemar atau tidak.

1.5. Manfaat

Manfaat dari praktikum ini adalah agar para praktikan dapat

mengetahui bagaimana cara untuk mengukur kualitas suatu perairan

dengan parameter biologi, kimia dan fisika di perairan yang ada di danau buatan

Citra Wisata Kecamatan Medan Johor.

3

Page 9: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ekosistem Danau

Secara hidrologis sumber atau suplai air danau-danau oxbow dan limpasan

banjir lainnya adalah umumnya berasal dari sungai utama. Memang ada sebagian

danau yang sumber airnya berasal dari dalam tanah. Sehingga danau-danau

tersebut ekologinya sangat dipengaruhi oleh tingkat konektivitas atau

keterbukaannya dengan sungai. Ukuran penyabaran danau-danau tersebut juga

sangat mempengaruhi ekosistemnya. Kedalaman danau-danau tersebut bervariasi

antara 3 – 14 m. Fluktuasi muka air danau di DAS Kahayan antara musim

kemarau dan musim penghujan bisa mencapai 6 m (Wulandari et al., 2003).

Perairan disebut danau apabila perairan tersebut dalam dengan tepi yang

umumnya curam. Air danau biasanya bersifat jernih dan keberadaan tumbuhan air

terbatas hanya pada daerah pinggir saja. berdasarkan pada proses terjadinya danau

dikenal dengan danau tekhtonik (terjadi akibat gempa) dan danau vulkanik (akibat

aktivitas gunung berapi). Ekosistem danau dibedakan menjadi benthal yaitu, zona

substrat dasar yang dibagi menjadi zona litoral (masih dapat ditembus oleh cahaya

matahari) dan zona profoundal (tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari).

Zona perairan bebas sampai kewilayah tepi yang merupakan habitat nekton dan

plankton yang disebut zona pelagial. Selanjutrnya dikenal zona pleustal, yaitu

zona pada permukaan perairan yang merupakan habitat bagi kelompok neuston

dan pleuston. Berdasarkan pada daya tembus cahaya matahari kedalam lapisan air,

dapat dibedakan antara zona fotik dibagian atas yang masih ditembus cahaya

matahari dan zona afotik di bagian bawah yang tidak dapat ditembus cahaya

matahari. (Barus, 2004).

2.2. Faktor Biotik

Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di

bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan

sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme

berperan sebagai dekomposer.

4

Page 10: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

Dalam limnologi faktor-faktor biotik meliputi :

2.2.1. Plankton

Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup diperairan baik di

sungai, waduk, danau maupun diperairan payau dan laut. Organisme ini baik dari

segi jumlah dan jenisnya sangat banyak. Plankton merupakan salah satu

komponen utama dalam sistem mata rantai makanan (food chain) dan jaring

makanan (food web). Mereka menjadi pakan bagi sejumlah konsumen dalam

sistem mata rantai makanan dan jaring makanan. Mikroorganisme (plankton) ini

ada yang dapat bergerak aktif sendiri seperti bahwa hewan dan kita sebagai

hewani (zooplankton) dan ada juga plankton yang dapat melakukan asimulasi

(photosyntesis) seperti halnya tumbuhan. Kelompok ini disebut plankton nabati

(phytoplankton). Plankton juga mempunyai kemampuan berkembang biak dengan

cepat dan dapat dengan mudah dibudidayakan secara massal, sehingga tidak perlu

dikhawatirkan mereka akan punah. (Rizky,2009).

Plankton adalah organisme yang dapat bergerak dengan cilia dan flagella

tetapi tidak mempunyai daya menentang arus , sifat plankton yang khas dapat

melayang karena aktif mengatur berat badannya agar sama dengan medium

hidupnya . Organisme plankton pada umumnya diambil dengan cara pemekatan

air contoh . Pemekatan dimaksudkan agar organisme-organisme plankton yang

tertangkap benar-benar mewakili komunitas plankton di dalam air . Teknik

pemekatan dengan plankton net , pengendapan air contoh dann centrifuge .

Plankton adalah organism akuatik yang hidupnya mengapung dan

pergerakannya tergantung pada arus, yang mana plankton ini terdiri dari jasad

nabati renik (fitoplankton) dan jasad hewani renik (zooplankton) (Odum, 1971).

a.Fitoplankton

Fitoplankton merupakan kelompok yang memegang peranan sangat

penting dalam ekosistem air, karena kelompok ini dengan adanya kandungan

klorofil mampu melakukan fotosintesis. Proses fotosintesis pada ekosistem air

yang dilakukan oleh fitoplankton (produsen), merupakan sumber nutrisi utama

5

Page 11: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

bagi kelompok organism air lainnya yang berperan sebagai konsumen, di mulai

dengan zooplankton dan diikuti oleh kelompok organisme air lainnya yang

membentuk rantai makanan. Dalam ekosistem air, hasil dari fotosintesis yang

dilakukan oleh fitoplankton bersama dengan tumbuhan air lainnya disebut sebagai

produktivitas primer. Fitoplankton hidup terutama pada lapisan perairan yang

mendapat cahaya matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis

(Barus, 2004).

Salah satu faktor yang mempengaruhi kepadatan fitoplankton suatu

perairan lotik adalah kecepatan arus air. Kepadatan fitoplankton tertinggi di

sungai donau (Eropa) pada kecepatan arus yag lenih kecil dari 0,4 m/ datik

(Ertl, 1985).

Kelimpahan dan pengelompokkan fitoplankton merupakan fungsi dari

ketersediaan unsur hara dan proses pengadukan, sebagaimana clipostulatkan

dalam matriks kemungkinan Reynold (Reynolds ‘ possibility matrix) ( Harris,

1986).Berdasarkan matriks tersebut, ternyata Pediasrrum berada pada kolom

ketersediaan nutrien tinggi dan stabilitas kolom air rendah. Sedangkan untuk

jenis-jenis Cyanophyceae ternyata akan sangat melimpah pada kondisi

ketersediaan nutrien tinggi, namun kondisi perairan relatif tenang, seperti yang

dilaporkan oleh di perairan situ-situ wilayah Jabotabek, seperti yang dilaporkan

oleh (Prihantini,dkk 2006).

a. Zooplankton

Zooplankton seperti halnya organisme lain hanya dapat hidup dan

berkembang dengan baik pada kondisi perairan yang sesuai seperti perairan laut,

sungai dan waduk.Zooplankton merupakan plankton berupa hewan, pada mulanya

organisme tersebut diklasifikasikan kedalam kelompok zooplankton tetapi dengan

seiring perkembangan penelitian maka terungkap sifat mikrotrofi maka ada

tingkatan yang mampu memproduksi makanansen diri (fotosintesis). Peranan

zooplankton menempatiposisi penting dalam mantai makanan dan jaring – jaring

kehidupan di perairan (Fachrul, 2007).

Zooplankton mempunyai peranan yang nyata dalam rantai makanan di

lingkungan akuatik.

6

Page 12: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

Zooplankton bertindak sebagai tingkat perantara antara produsen primer yaitu

zooplankton tergantung dari habitat yang ada. Perbedaan ini banyak dipengaruhi

oleh factor-faktor lingkungan seperti kekeruhan, arus, sifat fisik dan kimia

perairan. Populasi zooplankton ini akan mengalami fluktuasi konsenttrasi yang

berhubungan dengan waktu, tempat dan kedalaman peraiaran (Arinardi, 1976).

Pengaruh kecepatan arus terhadap zooplankton jauh lebih kuat

dibandingkan pada fitoplankton. Oleh karena itu umumnya zooplankton banyak

ditemukan pada perairan yang mempunyai kecepatan arus yang rendah serta

kekeruha air yang sedikit. Sebagian besar zooplankton menggantungkan sumber

nutrisinya pada materi organik , baik berupa fitoplankton maupun detritus

(Barus, 2004).

b. Plankton sebagai bioindikator

Kualitas suatu perairan terutama perairan menggenang dapat di tentukan

berdasarkan fluktuasi populasi plankton yang akan mempengaruhi tingkatan

tropik perairan tersebut. Fluktuasi dari populasi plankton sendiri dipengaruhi oleh

berbagai faktor lingkungan, salah satunya adalah ketersediaan nutrisi di suatu

perairan.Unsur nutrisi berupa nitrogen dan fosfor yang terakumulasi dalam

suatuperairan akan menyebabkan terjadinya ledakan populasi fitoplankton dan

proses ini akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi yang dapat menurunkan

kualitas perairan (Barus, 2004).

2.2.2. Benhtos

Benthos adalah organisme terikat atau berada di dasar perairan atau hidup

di dasara sedimen atau batu-batuan. Sebagaian bentos tiak data berpindah tepat,

mereka hidup menempel atau meliang, namun ada pula yang dapat bepindah

tempat dengan sangat lamabat dan terbatas. Kehidupan komunitas bentos di

daerah pantai daerah pasang surut yang selalu berubah-ubah. Keadaan

lingkungan yang seperti ini mengakibatkan organisme yang

membutuhkan adaptasi sifatnya relatif dan cenderung untuk dapat

tumbuhdengan optimum juga bervariasi. (Odum,1971) .

7

Page 13: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

Benthos berdasarkan ukurannya dapat dikelompokkan kedalam tiga

ukuran: mikrofauna bentic kurang darai 0,1 mm,meisofauna benthic 0,1-1,0 mm,

sedangkan makrofauna benthic besar dari 1,0mm. Secara ekologis terdapat dua

kelompok organisme bentos yang hidup di dasar perairan, yaitu efipauna dan

infauna. Efipauna merupakan hewan dasar yang hidup pada lapisan atas sediment

dan infauna merupakan hewan dasar yang hidup melayang pada substrat.

Organisme benthos dimanfaatkan sebagai bioindikator adalah pergerakannya

relatif lambat serta habitatnya dipengaruhi oleh zat-zat yang masuk dan

mengendap di dasar perairan. (Odum, 1971).

a. Benthos sebagai bioindikator

Cook menyatakan ada beberapa alasan mengapa kelompok benthos ini

cocok dipergunakan sebagai indikator biologi yaitu :

1) Benthos mempunyai kepekaan yang berbeda-beda terhadap berbagai

bahan pencemar serta memberikan reaksi yang cepat,

2) Benthos tidak mempunyai kemampuan berimigrasi jika kondisi perairan

tidak sesuai lagi,

3) Benthos dapat dengan mudah di tangkap dan dipisahkan.

4) Beberapa alasan dalam pemilihan benthos sebagai indikator kualitas di

suatu ekosistem air , yaitu :

a) Pergerakannya yang sangat terbatas sehingga memudahkan dalam

pengambilan sempel.

b) Ukuran tubuh relatif besar sehingga mudah diidentifikasi .

c) Hidup di dasar perairan serta relatif diam sehingga secara terus

menerus terdedah oleh kondisi air di sekitarnya.

d) Pendedahan yang terus menerus mengakibatkan benthos sangat

terpengaruh oleh berbagai perubahan lingkungan yang mempengaruhi

kondisi air tersebut.

e) Perubahan faktor-faktor lingkungan ini akan mempengaruhi

keanekaragaman komunitas benthos (Barus, 2004).

8

Page 14: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

2.2.3. Ikan

Nekton yang merupakan kelompok organisme air yang mampu bergerak

bebas, terutama diwakili oleh berbagai jenis ikan yang hidup pada perairan lotik

dan lentik. Ikan adalah organism air yang bernafas dengan insang dan dapat

bergrak atau berenang menggunakan sirip (fin). Untuk mengatur keseimbangan,

tubuh ikan memiliki alat yang disebut sebagai gurat sisi atau garis lateral (lateral

line). Selain itu memiliki gelembung udara yang berfungsi sewbagai alat

mengapung, melayang atau membenamkan diri pada dasar perairan. Ikan tersebar

diberbagai jenis perairan di seluruh permukaan bumi dari dasar perairan samudra

yang sangat dingin dan gelap dengan tekanan hidrostatis yang sangat tinggi

sampai pada daerah-daerah periran yang memiliki intensitas cahaya matahari yang

tinggi. Ikan mempunyai adaptasi yang baik terhadap kondisi lingkungan sehingga

ikan mempuyai penyebaran yang luas. Hal ini terutama didukung oleh

kemampuan mobilitas dari ikan yang tinggi (Barus, 2004).

2.3. Faktor Abiotik

Abiotik (bahasa Inggris: Abiotic) adalah salah satu komponen atau faktor

dalam lingkungan. Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang tidak bernyawa

seperti tanah, udara, air, iklim, kelembaban, cahaya, bunyi. Pengertian komponen

abiotik yang tepat adalah komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup,

komponen lingkungan yang terdiri atas makhluk tak hidup, komponen lingkungan

yang terdiri atas manusia dan tumbuhan, serta komponen lingkungan yang terdiri

atas makhluk hidup dan mkhluk tak hidup. Abiotik merupakan lawan kata dari

biotik. Komponen abiotik adalah komponen-komponen yang tidak hidup atau

benda mati. Yang termasuk komponen abiotik adalah tanah, batu dan iklim, hujan,

suhu, kelembaban, angin, serta matahari.Komponen abiotik dapat kita temui

dimana saja. Komponen abiotik sama seperti komponen biotik, dimana juga

berfungsi bagi kehidupan manusia.

9

Page 15: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

Faktor-faktor Abiotik dalam limnologi meliputi :

2.3.1. Temperatur

Pengukuran suhu perairan pada perairan dangkal dapat dilakukan dengan

menggunakan termometer biasa (batang), karena pada perairan tersebut suhu air di

permukaan hampir sama dengan suhu air di lapisan dasar permukaan. Suhu air

mempengaruhi kandungan oksigen terlarut dalam air. Semakin tinggi suhu,

semakin kurang oksigen terlarut. Setiap kenaikan suhu 10C, membutuhkan

kenaikan oksigen terlarut 10%.ga (Anonim, 2007).

Pola temperatur ekesistem air di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti

intensitas cahaya matahari,pertukaran panas antara air dengan udara

sekelilingnya,ketinggian geografis dan juga oleh faktor kanopi(penutup oleh

vegetasi) dari pepohonan yang tumbuh di tepi (Brehm dan Meijering , 1990).Pada

pengamatan fluktuasi temperatur air tahunan di sungai Belawan terlihat bahwa

sepanjang tahun temperatur air rata-rata relatif konstan (Barus, 2000).

Organisme air mempunyai nilai temperatur lethal, baik yang bersifat

maximum maupun minimum, yaitu temperatur yang menyebabkan ogranisme

tersebut mengalami kematian. Temperatur lethal minimum umumnya terdapat

pada temperatur sekitar titik beku (0oC), bahkan untuk organisme air di perairan

tropis nilai minimum tersebut sangat mungkin terdapat pada kisaran temperatur

yang lebih besar dari 00C, karena organisme di perairan tropis cenderung telah

beradaptasi pada kondisi suhu yang relatif tinggi (Barus, 2004).

Konsumsi oksigen juga akan meningkat bila terjadi kenaikan suhu seperti di

buktikan pada percobaan dengan sejenis ikan sungai. Peningkatan temperatur

sebanyak 50C akan menyebabkan konsumsi oksigen meningkat sebanyak 100%

(Meijering, 1972).

2.3.2. Penetrasi Cahaya

Dengan keping sechi (sechi disk) bentuk bulat dengan diameter 20 cm.

dalam mengetahui kedalaman penetrasi cahaya keping tersebut dimasukkan

kedalam air sampai keping tersebut tidak dapat terlihat lagi dari permukaan dan

dalam pengukuran sebaiknya dilakukan berulang-ulang minimal 3x.

(Yeanny, 2010).

10

Page 16: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

2.3.3. pH Air

Nilai pH menyatakan nilai konsentrasi ion hidrogen dalam suatu larutan,

didefinisikan sebagai logaritma dari reprokal aktivitas ion hidrogen dan secara

matematis dinyatakan sebagai pH= log 1/H+ , dimana H+ adalah banyaknya ion

hidrogen dalam mol per liter. Kemampuan air untuk mengikat atau melepaskan

sejumlah ion hidrogen akan menunjukkan apakah larutan tersebut bersifat asam

atau basa. Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan

membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan

terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi (Barus, 2004).

Organisme air dapat hidup dalam suatu perairan yang mempunyai nilai

pH netral dengan kisaran toleransi antara asam lemah sampai basa lemah (Baur,

1987, Brehm & Meijering 1990, Brakke et al. 1992). Nilai pH yang ideal bagi

kehidupan organisme air pada umumnya terdapat antara 7 sampai 8,5. Kondisi

perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan

kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan

metabolisme dan respirasi.

2.3.4. DO

Oksigen yang terlarut dalam air berasal dari udara dan hasil fotosintesis

tubuh-tumbuhan yang ada dalam air. Oksigen dari udara terlarut masuk dalam air

karena adanya difusi langsung, dan agitasi permukaan air oleh aksi angin dan arus

turbulen. Banyaknya oksigen terlarut melalui udara ke air tergantung pada luas

permukaan air, suhu, dan salinitas air. Naik turunnya kadar oksigen terlarut dalam

air itu disebut fluktuasi oksigen (oxygen pulse). Besarnya fluktuasi oksigen dalam

suhu badan air sangat menentukan kehidupan hewan air. Biasanya hewan yang

kurang tahan pada keadaan air yang rendah oksigennya badan air yang fluktuasi

oksigennya besar tidak cocok baginya. Karena itu fluktuasi kadar oksigen terlarut

sangat penting diukur. Dalam pengukuran oksigen terlarut dalam badan air sering

dilakukan dengan metode wrinkle, dan beberapa modifikasinya, dan dengan DO

meter. (Suin, 2002)

11

Page 17: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

2.3.5. Intensitas Cahaya

Faktor cahaya matahari yang masuk kedalam air akan mempengaruhi

sifat-sifat optis dari air . Sebagian cahaya matahari tersebut akan diabsorpsi dan

sebagian lagi akan dipantulkan keluar dari permukaan air . Dengan bertambahnya

kelapisan air intensitas tersebut mengalami perubahan yang signifikan baik secara

kuantitatif dan kualitatif . Bagi organisma air , intensitas berfungsi sebagai

orientasi yang akan mendukung kehidupan organisme tersebut dalam habitatnya

(Barus , 2004)

12

Page 18: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

BAB IIIBAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Lapangan ini dilaksanakan pada tanggal 17 November tahun

2011, bertempat di Danau Buatan Citra Wisata Jalan Karya Wisata Kelurahan

Gedung Johor Kecamatan Medan-Johor Kota Medan Provinsi Sumatera Utara.

3.2. Deskripsi Area

Lokasi danau buatan citra wisata terdapat di dekat perumahan citra wisata.

Danau buatan citra wisata merupakan perairan air tawar dimana airnya berasal

dari air hujan dan tidak ada pembuangan limbah ke dalam danau tersebut sehingga

pada danau tersebut tidak ada pencemaran. Dasar atau subsrat dari danau buatan

tersebut adalah lumpur sehingga airnya keruh (tidak jernih).

3.3. Alat dan Bahan

3.3.1. Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya adalah; ember

ukuran 5 liter, tanggok, botol film, objek gelas, buffer gelas, jala, plankton net,

cyber net, pipet tetes, topless untuk sampel, termometer, ph meter, lux meter,

secchi disk, Gps, coolbox, lakban, pisau cutter, spidol, kamera digital, tissu

gulung, plastik bening.

3.3.2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya adalah;

lugol 100 ml dan alkohol 70 %.

3.4. Pengamatan Lapangan

3.4.1. Pengamatan Sampel

A. Plankton

Pengambilan sampel plankton menggunakan alat berupa plankton net

dengan cara mengambil sampel air menggunakan ember 5 liter kemudian disaring

dengan plankton net sebanyak 5 kali. Pengambilan sampel air di gunakan

sebanyak 2 ulangan untuk setiap stasiun.

13

Page 19: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

Kemudian air sampel yang telah tersaring di dalam bucket, di tuangkan ke dalam

botol film yang berlabel, dan ditambah bahan pengawet lugol 100 ml agar tidak

terjadi lisis atau pecah pada plaknton, lugol 100 ml ditetesi sebanyak 3-4 tetes

menggunakan pipet tetes.

B. Benthos

Pengambilan sampel bentos menggunakan alat berupa surber net yang

dilakukan dengan cara meletakkan suber net menghadap ke arah datangnya arus

air. Subsrat dasar perairan di depan mulut suber net dikeruk dengan menggunakan

kaki atau tangan maupun dengan menggunakan alat yang lain berupa sekop yang

kecil. Pengambilan sampel bentos dilakukan sebanyak 9 kali ulangan untuk setiap

stasiun. Sampel yang telah didapat kemudian disortir dengan menggunakan

tangan dan dibersihkan dengan air, kemudian dimasukkan ke dalam botol film

yang berlabel dan diberi alkohol 70% agar tidak berbau.

C. Ikan

Pengambilan sampel ikan menggunakan tanggok/jala. Pengambilan

sampel ikan dilakukan sebanyak 30 kali di setiap stasiun. Sampel ikan yang telah

di dapat di letakkan di topples kaca yang berlabel. Kemudian diawetkan denga

alkohol 70% agar tidak berbau.

3.4.2. Faktor Fisik Perairan

A. Temperatur

Pengukuran air dapat dilakukan dengan menggunakan termometer

dengan cara memasukkan termometer ke dalam air sampel yang dilakukan

disetiap stasiun. Untuk menghindarkan perubahan, maka temperatur harus

langsung dibaca.

B. Penetrasi Cahaya

Pengkuran penetrasi cahaya dapat dilakukan dengan menggunakan alat

keping Secchi (secchi disk) dengan cara mencelupkan secchi disk ke dalam air

sampai tidak terlihat lagi dari permukaan. Kemudian di ukur panjang dari

permukaan sampai posisi keping tersebut ini dilakukan di setiap stasiun.

14

Page 20: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

Dalam melakukan penentuan kedalaman penetrasi, sebaiknya dilakukan

pengukuran yang berulang-ulang minimal sebanyak 3 kali untuk mendapatkan

nilai kedalaman penetrasi yang akurat.

C. pH Air

Pengukuran Ph air menggunakan Ph meter dengan cara memasukkan

Ph meter kedalam air sampel, selanjutnya setelah angka tertera pada display stabil,

langsung dibaca dan angka tersebut menunjukkan Ph air yang diukur. Pengukuran

ph dilakukan disetiap stasiun.

D. DO (Dissolved Oxygen)

Pengukuran DO ( Dissolved Oxygen) dapat dilakukan dengan 2 cara

secara manual dengan menggunakan Metode Winkler atau dengan menggunakan

DO meter. Pengukuran DO dengan menggunakan Metode Winkler dapat

dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Diambil sampel air.

2. Selanjutnya sampel air dimasukkan 1 ml MnSO4, 1 ml KOH-KI

kemudian dibolak-balik dan didiamkan sampai air sampel berwarna

endapan putih/coklat.

3. Karena air sampel berwarna endapan putih, dimusukkan 1 ml H2SO4 di

bolak-balik dan didiamkan sampai berwarna coklat.

4. Setelah air sampel berwarna coklat, larutan coklat tersebut diambil

sebanyak 100 ml kemudian dimasukkan di botol Erlenmayer dan

dititrasi dengan Na2S2O3 0,0125 N sampai berwarna kuning pucat.

5. Setelah air sampel berwarna kuning pucat, maka di tambahkan 5 tetes

amilum sampai berwarna biru

6. Setelah air sampel berwarna biru, maka dititrasi dengan Na2S2O3

0,0125 N sampai berwarna bening.

7. Setelah sampel air berwarna bening maka Na2S2O3 yang terpakai

merupakan nilai DO.

Dengan menggunakan DO meter dapat dilakukan dengan memasukkan DO meter

ke dalam sampel air. Selanjutnya nilai konsentrasi oksigen terlarut dapat dibaca

pada display.

15

Page 21: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

E. Intensitas Cahaya

Pengukuran intensitas cahaya dapat dilakukan dengan menggunakan

alat berupa Lux meter. Lux meter di hadapkan ke sinar matahari samapai keluar

angka display. Ketika angka tidak muncul, maka dinaikan intensitas cahaya

sampai stabil.

3.5 Analisis Data 3.5.1. Kelimpahan/Kepadatan

Kelimpahan/ kepadatan plankton dapat diukur dengan menggunakan

rumus :

K= P xV

0,019 xw

DimanaP = ¿N ,

spesies plankton yangdi dapatjumlahulangan

V= volume bucket 60 ml = 0,06 L

W=Volume air (25 L)

Kelimpahan / kepadatan pada bentos di perairan dapat ditentukan

dengan menghitung jumlah spesies per ulangan yang dikali dengan luas

surber net.

K = jumlah spesies

ulangan x luas surber net

Kelimpahan /kepadatan ikan dapat diukur dengan rumus :

K =jumlah spesies

ulangan x luas jala

3.5.2. Kelimpahan/Kepadatan Relatif

Kelimpahan relatif pada plankton, bentos dan ikan diukur dari

banyaknya hasil Kelimpahan dibagi dengan jumlah ulangan dikali

100% .

KR = ¿

∑ N X 100%

Page 22: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

16

Dimana: Ni = jumlah individusuatu jenis

∑ N = total seluruh individu

3.5.3 Frekuensi Kehadiran

Frekuensi kehadiran benthos, plankton dan ikan diukur dari jumlah

spesies per plot dibagi dengan total ulangan dikali 100 %

FK= jumlah plot ditempati suatujenis

jumlah total plot x 100%

Dengan : FK= 0-25% (sangat jarang)

25-50% (jarang)

50-75% (banyak)

>75% (sangat banyak)

Page 23: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

17

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Parameter Biotik

4.1.1. Plankton

Dari praktikum yang telah kami lakukan di Danau Buatan Citra Wisata di

Johor, kami menemukan banyak plankton yang lebih didominasi oleh fitoplankton

daripada zooplankton. Praktikum ini kami lakukan di dua lokasi yang berbeda

menggunakan alat yang disebut dengan plankton net. Berikut ini adalah nama-

nama spesies dari fitoplankton yang kami temukan :

1. Isthmia sp

2. Oedogonium sp

3. Sirogonium sticticum

4. Spirogyra sp

5. Synedra sp

4.1.2. Benthos

Dari praktikum yang telah kami lakukan di Danau Buatan Citra Wisata di

Johor, kami menemukan banyak benthos yang lebih didominasi oleh filum

mollusca. Praktikum ini kami lakukan di dua lokasi yang berbeda menggunakan

alat yang disebut suber net. Berikut ini adalah nama-nama spesies dari bentos

yang telah kami temukan:

1. Amnicola limosa

2. Bulimus tenlacuta

3. Campeloma subsolidum

4. Goniobasis virginica

5. Littorina littorea

6. Paludestrina minuta

7. Pila scutata

8. Pleurocera acula

9. Pomatiopsis lapidaria

Page 24: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

18

4.1.3. Ikan

Dari praktikum yang telah kami lakukan di Danau Buatan Citra Wisata di

Johor, kami mendapatkan beberapa ikan dengan menggunakan alat tangkap yaitu

tanggok dan jala. Berikut ini adalah nama-nama spesies dari ikan yang telah kami

temukan:

1. Chitala notopterus

2. Trichogaster trichopterus

3. Oxyeleotris marmorata

4.2. Parameter Abiotik

4.2.1. pH Air

Dari praktikum yang telah kami lakukan di Danau Buatan Citra Wisata,

dalam pengukuran Ph (Potensial of hydrogen) yang diukur dengan Ph meter,

maka hasil dari Ph meter dengan Ph di stasiun 1 adalah 6,9 dan di stasiun 2 adalah

7,9.

4.2.2. Temperatur

Dari praktikum yang telah kami lakukan di Danau Buatan Citra Wisata,

dalam pengukuran temperatur yang diukur dengan termometer, maka hasil dari

termometer dengan temperatur di stasiun 1 adalah 32 oC dan di stasiun 2 adalah

32oC.

4.2.3 Penetrasi Cahaya

Dari praktikum yang telah kami lakukan di Danau Buatan Citra Wisata,

dalam pengukuran penetrasi cahaya yang diukur dengan menggunakan keping

seci yang dibuat sendiri, maka hasil dari keping seci dengan penetrasi cahaya di

stasiun 1 adalah 30 cm dan di stasiun 2 adalah 13 cm.

4.2.4. Intensitas Cahaya

Dari praktikum yang telah kami lakukan di Danau Buatan Citra Wisata,

dalam pengukuran intensitas cahaya yang diukur dengan menggunakan lux meter,

maka hasil dari lux meter dengan intensitas cahaya di stasiun 1 adalah 23.480.000

lux dan di stasiun 2 adalah 3.068.000 lux.

Page 25: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

19

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa

keanekaragaman akuatik meliputi plankton, benthos, maupun nekton. Adapun

palankton yang kami dapat dalam praktikum ini adalah Isthmia sp, Oedogonium

sp, Sirogonium sticticum, Spirogyra sp dan Synedra sp. Adapun bentos yang kami

dapat dalam praktikum ini adalah Amnicola limosa, Bulimus tenlacuta,

Campeloma subsolidum, Goniobasis virginica, Littorina littorea, Paludestrina

minuta, Pila scutata, Pleurocera acula, dan Pomatiopsis lapidaria. Adapun ikan

yang kami dapat dalam praktikum ini adalah Chitala notopterus, Trichogaster

trichopterus, dan Oxyeleotris marmorata.

5.2. Saran

Setelah kami melakukan praktikum di danau buatan citra wisata, kami

mengangap bahwa kualitas air yang terdapat di danau buatan ciwi masih sangat

baik, karena keanekaragaman akuatik di perairan tersebut masih sering di jumpai

terutama bentos.Oleh karena itu, maka saran dari kami adalah agar kita semua

dapat melestarikan keanekaragaman akuatik di danau buatan citra wisata dengan

tidak membuang limbah ke perairan tersebut sehingga keanekaragaman di danau

tersebut tetap terjaga dengan baik untuk sekarang dan masa yang akan datang.

Page 26: Laporan Resmi Praktikum Dasar Limnologi Kel 6,,,,,,,,,,,,

20