laporan resmi kesuburan UGM 2012

182
ACARA I KOLEKSI PUPUK ABSTRAKSI Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 26 September 2012 di Laboratorium Kimia Dan Kesuburan Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan yang digunakan pada praktikum acara ini adalah Pupuk Permata Hijau, sedangkan alat yang digunakan ialah peralatan tulis dan alat dokumentasi. Pupuk dibeli di Toko Tani Maju, Jalan Magelang km 5.6, Yogyakarta. Jumlah pupuk yang dikumpulkan 1.000 ml lalu dicatat keterangan yang tertera pada pupuk tersebut. Pupuk ini mempunyai komposisi N ± 17 %, P ± 17 %, K ± 4 %, Mg, Ca, S, Fe, Mn, Zn, Co, Cu, B, Mb. Manfaat pupuk antara lain untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman, meningkatkan sekaligus merangsang pertumbuhan tanaman karena mengandung unsur hara makro dan mikro, serta zat pembasah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. . I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan bahan yang ditambahkan untuk menambah unsur- unsur hara dalam tanah. Pupuk biasanya diberikan pada tanah, tetapi dapat pula diberikan lewat daun atau batang sebagai larutan. Dengan menambahkan pupuk, diharapkan kebutuhan tanaman akan unsur hara makro maupun mikro dapat terpenuhi sehingga pertumbuhan tanaman lebih optimum. Pupuk dapat dibagi menjadi pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk yang dijual di pasaran pada umumnya merupakan pupuk anorganik yang diproduksi oleh perusahaan tertentu. Di dalam pupuk anorganik umumnya terkandung bahan-bahan aktif yang mengandung unsur-unsur yang dibutuhkan 1

description

laporan resmi Kesuburan Tanah UGM angkatan 2010

Transcript of laporan resmi kesuburan UGM 2012

Page 1: laporan resmi kesuburan UGM 2012

ACARA I

KOLEKSI PUPUK

ABSTRAKSI

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 26 September 2012 di Laboratorium Kimia Dan Kesuburan Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan yang digunakan pada praktikum acara ini adalah Pupuk Permata Hijau, sedangkan alat yang digunakan ialah peralatan tulis dan alat dokumentasi. Pupuk dibeli di Toko Tani Maju, Jalan Magelang km 5.6, Yogyakarta. Jumlah pupuk yang dikumpulkan 1.000 ml lalu dicatat keterangan yang tertera pada pupuk tersebut. Pupuk ini mempunyai komposisi N ± 17 %, P ± 17 %, K ± 4 %, Mg, Ca, S, Fe, Mn, Zn, Co, Cu, B, Mb. Manfaat pupuk antara lain untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman, meningkatkan sekaligus merangsang pertumbuhan tanaman karena mengandung unsur hara makro dan mikro, serta zat pembasah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pupuk merupakan bahan yang ditambahkan untuk menambah unsur-unsur hara dalam

tanah. Pupuk biasanya diberikan pada tanah, tetapi dapat pula diberikan lewat daun atau batang

sebagai larutan. Dengan menambahkan pupuk, diharapkan kebutuhan tanaman akan unsur hara

makro maupun mikro dapat terpenuhi sehingga pertumbuhan tanaman lebih optimum. Pupuk

dapat dibagi menjadi pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk yang dijual di pasaran pada

umumnya merupakan pupuk anorganik yang diproduksi oleh perusahaan tertentu. Di dalam

pupuk anorganik umumnya terkandung bahan-bahan aktif yang mengandung unsur-unsur yang

dibutuhkan tanaman. Pada umumnya, pupuk yang dijual memiliki kandungan N, P, dan K karena

unsur-unsur tersebutlah yang dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah banyak. Sebelum

menggunakan pupuk, sebaiknya kita mengetahui sifat dari pupuk tersebut serta membaca

petunjuk yang tercantum pada kemasan. Dengan begitu, diharapkan pemakaian pupuk dapat lebih

efektif, efisien, serta aman bagi tanaman maupun penggunanya.

Kualitas dan kuantitas hasil panen sangat ditentukan oleh kesuburan pada tanah. Kesuburan

dapat ditingkatkan dengan melakukan pemupukan. Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan

untuk mengubah sifat fisik, kimia, atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi

pertumbuhan tanaman. Adanya pupuk yang bermacam jenisnya membantu petani dalam usaha

peningkatan hasil pertaniannya. Dalam pupuk buatan pabrik telah tersedia komposisi yang sesuai

1

Page 2: laporan resmi kesuburan UGM 2012

untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Namun, komposisi ini kurang begitu berarti apabila

tidak diimbangi dengan penggunaan pupuk yang benar baik dalam hal dosis, konsentrasi, cara

pemupukan yang benar, serta waktu yang tepat untuk pemupukan. Banyaknya pupuk yang

beredar di pasaran membawa dampak positif maupun negatif bagi dunia pertanian.Penggunaan

pupuk yang terlalu berlebihan ataupun terlalu sedikit berdampak negatif bagi pertanaman yang

nantinya dapat menyebabkan penurunan hasil produksi.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memanfaatkan suatu bahan untuk dipergunakan

sebagai bahan pupuk, antara lain : ketersediaan bahan dalam jangka panjang, kandungan hara,

tingkat perombakan, bebas dari senyawa meracun, dan kemudahan pengolahan.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum acara 1 yang berjudul ”Koleksi Pupuk” adalah untuk membuat dan

mengenal koleksi pupuk.

2

Page 3: laporan resmi kesuburan UGM 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kesuburan tanah adalah salah satu faktor produksi pertanian, penurunan kesuburan tanah

terjadi akibat penanaman yang tidak diimbangi dengan pemupukan yang tepat, penurunan bahan

organik, kekeringan, kebanjiran, dan erosi. Di lain pihak, kecepatan dekomposisi bahan organik

yang ditambahkan ke dalam tanah masih meragukan opara ahli dan praktisi pertanian. Kecepatan

dekomposisi bahan organik tidak seiring dengan kecepatan peertumbuhan tanaman sehingga

produksi yang diperoleh dari pertanian organik jauh lebih rendah daripada pertanian anorganik

atau kimia (Wididana, 2004).

Dalam arti luas, pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat kimia,

fisika, dan biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam

pengertian yang khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara

tanaman. Dengan pengertian ini, kegiatan tersebut di atas hanya urea yang dianggap sebagai

pupuk karena bahan tersebut mengandung hara tanaman, yakni unsur nitrogen (Rusmarkam dan

Wiyono, 2002).

Secara umum unsur pupuk hanya 3 macam yaitu N (nitrogen), P (fosfor), K (kalium).

Namun sekarang oleh karena variasi pupuk sangat banyak serta adanya pengertian untuk

menggunakan banyak unsur yang terkandung dalam tanah maka jaminan tentang hara dalam

pupuk tidak dibatasi pada ketiga unsur tersebut, namun ada kecenderungan ditambah dan

ditambah. Ada banyak unsur dalam pupuk terutama pupuk komplit (Gressel, 2000).

Tiap bahan pupuk apakah pupuk tunggal atau pupuk majemuk lengkap yang siap untuk

digunakan harus mempunyai jaminan tentang kadar haranya. Bentuk yang tepat umumnya

ditentukan ole negara di mana pupuk itu dibuat. Jumlah nitrogen total biasanya dinyatakan dalam

bentuk unsurnya (N), fosfor disebutkan dengan istilah fosfor yang tersedia (P2O5) atau fosfor

tersedia, sedangkan kalium disebutkan sebagai kalium larut dalam air (K) atau kalium oksida

(K2O5) tersedia. Jaminan untuk pupuk sederhana seperti sulfat dari amonia (Maas, 1996).

Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk memasok hara pada tanaman dalam

jumlah yang seimbang. Beberapa faktor yang mempengaruhi kesuburan tanah adalah : cadangan

hara, ketersediaan, besarnya pasokan, tidak adanya bahan racun maupun bahan yang

menghambat penyerapan hara oleh tanaman (Sutanto, 1999).

3

Page 4: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Pemantapan tanah (soil conditioner) yang bertujuan untuk memperbaiki sifat–sifat fisika

tanah dengan menggunakan bahan kimia baik secara buatan maupun secara alami. Sifat – sifat

fisika ynag diperbaiki ini terutama mngenai pembentukan struktur tanah yang baik dalam hal tata

udara dan airnya, porositas baik, sehingga memperlancar laju infiltrasi air, dan keadaannya

mantap sehingga tahan terhadap erosi (Sarief, 1985).

Jenis pupuk yaitu : pupuk kandang : kompos dan pupuk buatan. Pupuk buatan biasanya

mengandung unsure makro yang dibutuhkan tanaman yaitu Nitrogen. Posfat, Kalium, Ca dan mg

(Samino, 2011). Pupuk Anorganik : Pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan atau

biologis dan merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk. Pupuk Organik : Pupuk yang

sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman dan atau

hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat dibentuk padat atau cair yang digunakan untuk

mensuplai bahan organik, memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Kandungan hara tidak

sebanyak pupuk buatan, tetapi hampir semua nutrisi terkandung didalamnya (Listianingsih,

2008).

4

Page 5: laporan resmi kesuburan UGM 2012

III. METODOLOGI

Praktikum Koleksi Pupuk Anorganik dilaksanakan pada hari Rabu, 26 September 2012 di

Laboratorium Kesuburan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Bahan yang digunakan pada praktikum acara ini adalah Pupuk Permata Hijau, sedangkan alat

yang digunakan ialah peralatan tulis, dan alat dokumentasi.

Langkah kerja pada praktikum kali ini ialah yang pertama dicari pupuk organik yang belum

ada di Laboratorium Tanah. Selanjutnya pupuk organik dibeli di Toko Tani Maju, Jalan

Magelang km 5.6, Yogyakarta. Pupuk yang dibeli adalah Pupuk Permata Hijau dengan volume

per kemasan adalah 1000 ml. Kemudian ditulis datanya atau leafletnya yang memuat sifat dan

cara aplikasinya.

5

Page 6: laporan resmi kesuburan UGM 2012

IV. HASIL PENGAMATAN

Nama dagang : Pupuk Permata Hijau

Komposisi : N ± 17 %, P ± 17 %, K ± 4 %, Mg, Ca, S, Fe, Mn,

Zn, Co, Cu, B, Mb

Kegunaan :

Pupuk Pupuk Permata Hijau ini adalah pupuk perangsang pertumbuhan vegetatif tanaman,

membuat daun tanaman hijau, memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem perakaran.

6

Page 7: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Aturan Pakai :

N

noJenis Tanaman Dosis per 1 Liter Air Interval Aplikasi

1 Cabai 2 ml/lt air3 minggu setelah tanam,

diulang 2 minggu sekali

2 Tomat 2 ml/lt air4 minggu setelah tanam,

diulang 2 minggu sekali

3 Bawang 1 ml/lt air3 minggu setelah tanam,

diulang 2 minggu sekali

4 Tembakau1 ml/ lt air 5 minggu setelah tanam,

diulang 2 minggu sekali

5 Padi 1 lt/haSaat pembentukan anakan dan

diulang 2 minggu sekali

Tabel 1.1. Aturan Pemakaian Pupuk Permata Hijau

7

Page 8: laporan resmi kesuburan UGM 2012

V. PEMBAHASAN

1. Nama Pupuk : Permata Hijau

2. Produsen : PT. Surya Cipata Perkasa Indonesia

3. Fungsi : Pupuk Pupuk Permata Hijau ini untuk perangsang pertumbuhan vegetatif

tanaman, membuat daun tanaman hijau, memacu pertumbuhan akar dan pembentukan sistem

perakaran.

4. Sifat fisik : Bentuk cair

5. Sifat kimia : Senyawa kimia = N : 17 %

P : 17 %

K: 4 %

Mg, Ca, S, Fe, Mn, Zn, Co, Cu, B, Mb

6. Kemasan : Botol

7. Tanggal Pembuatan dan Tanggal kadaluarsa : -

Pupuk ini mengandung unsur hara makro utama yaitu N, P, dan K. unsur N diperlukan oleh

tanaman sebagai penyusun asam amino, protein, dan klorofil. Apabila tanaman kekurangan unsur

N akan menunjukkan gejala antara lain klorosis pada daun. Gejala kekurangan N pertama kali

akan muncul pada daun tertua. Fosfat (P) berfungsi untuk pengedar dan penyimpan energi yang

diperlukan untuk proses pertumbuhan dan proses reproduktif. Kalium (K) memiliki peranan yaitu

mengatur berbagai mekanisme metabolik seperti fotosintesis, translokasi karbohidrat, sintesis

protein, dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit. Kalium terdapat pada tanaman

sebagai larutan garam anorganik dan garam dari asam organik didalam sel. Pergerakan kalium

cepat di bagain tanaman yang masih muda. Pada bagian yang tua biasa kehilangan K karena

unsur ini di transport ke titik-titik tumbuh. Kekurangan Kalium terlihat ada perubahan warna

pinggiran daun yang menguning, urat-urat daun klorosis, banyak daun gugur, tanaman kerdil, dan

nekrosis pada daun dimulai dari pinggir terus ke dalam bagian daun.

Pupuk adalah zat yang ditambahkan pada tumbuhan agar berkembang dengan baik. Pupuk

dapat dibuat dari bahan organik ataupun non-organik. Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan

kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan.

Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Dalam arti luas

yang dimaksud pupuk  ialah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau

8

Page 9: laporan resmi kesuburan UGM 2012

biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Termasuk dalam

pengertian ini adalah pemberian bahan kapur dengan maksud untuk meningkatkan pH tanah yang

masam, pemberian legin bersama benih tanaman kacang-kacangan serta pemberian pembenah

tanah (soil conditioner) untuk memperbaiki sifat fisik tanah. Demikian pula pemberian urea

dalam tanah yang miskin akan meningkatkan kadar N dalam tanah tersebut. Semua usaha

tersebut dinamakan pemupukan. Dengan demikian bahan kapur, legin, pembenah tanah dan urea

disebut pupuk.

           Kegunaan pupuk adalah sebagai berikut:

fisika : memperbaiki struktur tanah, memperbaiki aerasi tanah, meningkatkan daya

penyangga air tanah, menekan laju erosi.

Kimia : menyangga dan menyediakan hara tanaman, meningkatkan efisiensi pemupukan,

menetralkan sifat racun Al dan Fe.

Biologi : sumber energi bagi jasad renik / microba tanah yang mampu melepaskan hara

bagi tanaman.

Berikut ini macam-macam pupuk yang dipasarkan:

Pupuk dibedakan berdasarkan Fasanya:

a) Pupuk padat

Pupuk padat umumnya mempunyai kelarutan yang beragam mulai yang mudah larut air

sampai yang sukar larut. Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan,

butiran, atau kristal. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke tanah/media tanam, contoh: urea

dan TSP.

b) Pupuk cair

Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan dulu dengan air, Umumnya

pupuk ini disemprotkan ke daun. Karena mengandung banyak hara, baik makro maupun

mikro, harganya relatif mahal.. Pupuk amoniak cair merupakan pupuk cair yang kadar N nya

sangat tinggi sekitar 83%, penggunaannya dapat lewat tanah (injeksikan).

c) Pupuk gas

Pupuk ini berupa gas, misalnya ammonia. Penggunaan gas amonia bermacam-macam

ada yang langsung digunakan sebagai pupuk, pembuatan pulp untuk kertas, pembuatan garam

nitrat dan asam nitrat, berbagai jenis bahan peledak, pembuatan senyawa nitro dan berbagai

9

Page 10: laporan resmi kesuburan UGM 2012

jenis refrigeran. Dari gas ini juga dapat dibuat urea, hidrazina dan hidroksilamina. Gas

amonia banyak juga yang langsung digunakan sebagai pupuk, namun jumlahnya masih terlalu

kecil untuk menghasilkan jumlah panen yang maksimum. Maka dari itu diciptakan pupuk

campuran, yaitu pupuk yang mengandung tiga unsur penting untuk tumbuhan (N + P2O5 +

K2O). Pemakaian yang intensif diharapkan akan menguntungkan semua pihak.

Berdasarkan asalnya dibedakan:

a) Pupuk alam ialah pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam

tanpa proses yang berarti. Misalnya: pupuk kompos, pupuk kandang, guano, pupuk hijau dan

pupuk batuan P.

b) Pupuk buatan ialah pupuk yang dibuat oleh pabrik. dengan

kandungan unsur hara tertentu. Pada umumnya kandungan haranya lebih tinggi, mudah larut

dan cepat diserap oleh akar tanaman. Alasan inilah yang membuat pupuk ini banyak

digunakan. Akan tetapi pupuk ini mempunyai kelemahan jika penggunaannya berlebihan

akan mengakibatkan kerusakan lingkungan dan tanaman. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan

mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan/atau kimia. Misalnya: TSP, urea,

rustika dan  nitrophoska.

Berdasarkan senyawanya dibedakan:

a). Pupuk organik ialah pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam

tergolong pupuk organik: pupuk kandang, kompos, guano. Pupuk alam yang tidak termasuk

pupuk organik misalnya rock phosphat, umumnya berasal dari batuan sejenis apatit

[Ca3(PO4)2].

b). Pupuk anorganik atau mineral merupakan pupuk dari senyawa anorganik. Hampir

semua pupuk buatan tergolong pupuk anorganik.

Berdasarkan jumlah hara yang dikandungnya dibedakan:

a). Pupuk yang hanya mengandung satu hara tanaman saja, dinamakan pupuk tunggal

Misalnya: urea hanya mengandung hara N, TSP hanya dipentingkan P saja (sebetulnya juga

mengandung Ca).

b). Pupuk majemuk ialah pupuk yang mengandung dua atau lebih dua hara tanaman.

Contoh:  NPK, amophoska, nitrophoska dan rustika.

Berdasarkan reaksi fisiologisnya dibedakan:

10

Page 11: laporan resmi kesuburan UGM 2012

a). Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis masam artinya bila pupuk tersebut diberikan

ke dalam tanah ada kecenderungan tanah menjadi lebih masam (pH menjadi lebih rendah).

Misalnya:  Za dan Urea.

b). Pupuk yang mempunyai reaksi fisiologis basis ialah pupuk yang bila diberikan ke

dalam tanah menyebabkan pH tanah cenderung naik misalnya: pupuk chili salpeter, calnitro,

kalsium sianida.

Berdasarkan macam hara tanaman dibedakan:

a). Pupuk makro ialah pupuk yang mengandung hanya hara makro saja: NPK,

nitrophoska, gandasil.

b). Pupuk mikro ialah pupuk yang hanya mengandung  hara mikro saja misalnya:

mikrovet, mikroplek, metalik.

c). Campuran makro dan mikro misalnya pupuk gandasil, bayfolan, rustika. Sering juga

ke dalam pupuk campur makro dan mikro ditambahkan juga zat pengatur tumbuh (hormon

tumbuh).

Berdasarkan cara penggunaannya dibedakan:

a). Pupuk daun ialah pupuk yang cara pemupukan dilarutkan dalam air dan disemprotkan

pada permukaan daun.

b). Pupuk akar atau pupuk tanah ialah pupuk yang diberikan ke dalam tanah disekitar

akar agar diserap oleh akar tanaman.

11

Page 12: laporan resmi kesuburan UGM 2012

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Jenis pupuk yang dikoleksi adalah Pupuk Permata Hijau.

2. Suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah

sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman, meningkatkan sekaligus merangsang

pertumbuhan tanaman karena mengandung unsur hara makro dan mikro, serta zat pembasah yang

sangat dibutuhkan oleh tanaman.

3. Komposisi pupuk ini antara lain : N ± 17 %, P ± 17 %, K ± 4 %, Mg, Ca, S, Fe,

Mn, Zn, Co, Cu, B, Mb

B. Saran

Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang pupuk, perlu diperbanyak koleksi pupuk

yang sudah tersedia di laboratorium.

12

Page 13: laporan resmi kesuburan UGM 2012

DAFTAR PUSTAKA

Gressel, N. 2000. Soil testing and plant analysis part II. vol 29 : 149-160.

Listianingsih, D. 2008. Pupuk. <http://luki2blog.wordpress.com/2008/05/10/apa-itu-pupuk-anorganik-apa-itu-pupuk-organik-apa-itu-pupuk-berimbang/>. Di akses tanggal 11 November 2012.

Maas, Azwar. 1996. Ilmu Tanah dan Pupuk. Akademi Penyuluhan Pertanian, Yogyakarta.

Roesmarkam, A. dan Yuwono, N.W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta.

Samino. 2011. Manfaat Pupuk Bagi Tanaman. <http://cybex.deptan.go.id/lokalita/manfaat-pupuk-bagi-tanaman>. Diakses tanggal 11 November 2012.

Sarief, E.S. 1985. Konservasi Tanah dan Air. Pustaka Buana, Bandung.

Sutanto, Rachman. 1999. Pertanian Organik. Sekretariat Pelayanan Tani–Nelayan Hari Pangan Sedunia, Yogyakarta.

Wididana, G. N. 2004. Application of effective microorganisms technology (EM) in

Indonesia agriculture. vol 5: 179 – 187.

13

Page 14: laporan resmi kesuburan UGM 2012

ACARA II

SIFAT PUPUK

AbstraksiPraktikum Kesuburan Tanah Acara II, Sifat Pupuk dilaksanakan pada tanggal 3 Oktober

2012 di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah pupuk tunggal, pupuk majemuk dan pupuk alternatif dan pembenah tanah. Cara kerja praktikum ini adalah dengan mengamati pupuk dan brosur yang tersedia, kemudian dicatat/digambar/difoto. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengenal berbagai jenis pupuk dan mencirikan sifat-sifat pupuk berdasarkan koleksi yang sudah ada dengan mengetahui sifat suatu jenis pupuk maka kita dapat menentukan aplikasi yang tepat, waktu pemupukan, dan dosis pemupukan.

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pupuk merupakan setiap bahan yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada

tanaman dengan maksud untuk menambah unsur hara yang diperlukan oleh tanaman.

Berdasarkan pada proses terjadinya, pupuk dapatdi golongkan menjadi 2 golongan yaitu pupuk

buatan adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan meramu bahan kimia (anorganik) dengan

kadar hara yang tinggi; dan pupuk alam adalah pupuk yang terjadi dari akibat mekanisme alam

terhadap bahan-bahan alami melalui proses degradasi dan dekomposisi. Berdasarkan pada

kandungan kimia dari bahan pupuknya pupuk dapat digolongkan menjadi 2 yaitu pupuk organik

yaitu pupuk yang terdiri dari senyawa-senyawa organik seperti C, H, dan O; dan pupuk anorganik

yaitu pupuk yang tersusun atas senyawa-senyawa anorganik.

Berdasarkan bahan/unsur utama yang terkandung di dalamnya, pupuk dapat dibedakan

menjadi pupuk tunggal, pupuk majemuk, serta pupuk alternatif dan pembenah tanah. Sebelum

melakukan pemupukan, mengenal jenis dan sifat pupuk sangatlah penting karena akan

menjadikan pengaplikasian pupuk tersebut sesuai dengan sifatnya dan dapat terserap oleh

tanaman. Sifat yang diamati tersebut dapat berupa sifat fisik (bentuk, ukuran butir, warna,

higroskopisitas, kadar lengas, dan BV), sifat kimia (senyawa kimia, kadar hara, sifat

fisiologis/kemasaman), kemasan, produsen, tanggal pembuatan, tanggal kadaluarsa, aplikasi (cara

dan takaran penggunaan), serta keterangan lain yang dianggap perlu. Oleh karenanya, pengenalan

14

Page 15: laporan resmi kesuburan UGM 2012

sifat pupuk penting dilakukan untuk proses pemupukan dalam usaha perbaikan kesuburan tanah

yang akan dijadikan lahan budidaya.

B. Tujuan

Mengenal berbagai jenis pupuk dan mencirikan sifat-sifat pupuk berdasarkan koleksi yang

sudah ada.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian

itu sendiri. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah mulai pada permulaan dari manusia mengenal

bercocok tanam >5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif dari pemupukan untuk memperbaiki

kesuburan tanah terdapat pada kebudayaan tua manusia di negeri-negeri yang terletak di daerah

aliran sungai-sungai Nil, Euphrat, Indus, di Cina, Amerika Latin, dan sebagainya (Honcamp,

1931). Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur

karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun.

Sifat pupuk sangat penting berkaitan dengan penanganan, pengangkutan, penyimpanan di

gudang dan penggunaannya di lapangan. Sifat kimia diperlukan dalam pemilihan jenis dan

jumlah pupuk yang akan digunakan (Rosmarkam dan Yuwono, 2001).

Sifat-sifat yang penting untuk penilaian suatu pupuk adalah (Sastrohoetomo, 1968) :

Kadar unsur

Kadar atau kandungan unsur ini adalah ukuran pertama yang digunakan untuk

menilai pupuk. Kadar ini menentukan kemampuan suatu pupuk untuk merubah kesuburan

kimiawi secara mutlak (absolut). Pada dasarnya makin tinggi kadar unsurnya semakin

baik. Kadar dinyatakan dalam % (persen).

Higroskopisitas

Bila kelembaban nisbi udara melebihi batas tertentu, maka pupuk mulai menarik /

menjerap air. Dan sifat ini disebut higroskopisitas. Sesudah menarik air ini ada pupuk

yang hanya menjadi lembab, ada yang menjadi basah dan melunak dan adapula yang

mencair. Bila kelembaban nisbi turun, maka pupuk mengering kembali dan dapat menjadi

bongkah-bongkah keras. Pupuk pada suhu udara rata-rata berbagai jenis pupuk buatan

mulai menarik air pada kelembaban nisbi berkisar 51-90%.

15

Page 16: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Kelarutan

Kelarutan pupuk sangat menentukan mudah tidaknya unsur-unsur yang terkandung

diambil oleh tanaman. Dengan pasti dapat dikatakan bahwa pupuk yang sukar larut sukar

pula dihisap unsur-unsurnya oleh tanaman.

Pupuk N dan K mudah sekali larut dalam air. Sedang pupuk P dapat dibedakan atas

pupuk yang larut dalam air (Superphosphate, ammophos), yang larut dalam asam sitrat

atau ammonium sitrat netral (Fused magnesium phosphate) dan yang larut dalam asam

keras (fosfat alam).

Keasaman

Karena sifat kimiawinya pupuk dapat merubah keasman tanah. Ada pupuk yang

meningkatkan, ada yang mempertahankan dan ada pula yang mengurangi keasaman.

Keasaman dapat mempengaruhi tanaman baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pertanaman menghendaki tanah dengan kemasaman sedang (netral).

Bekerjanya

Yang dimaksud adalah waktu yang diperlukan hingga pupuk tersebut dapat dihisap

tanaman dan memperlihatkan pengaruhnya.

Pupuk buatan yang dibuat oleh pabrik, jumlah dan macamnya sangat banyak. Bahan pupuk

selain mengandung hara tanaman umumnya mengandung bahan lain yakni (Rosmarkam dan

Yuwono, 2001) :

a. Zat oembawa (carrier). Double superfosfat (DS) zat pembawanya adalah CaSO4 dan

hara tanamannya fosfor (P).

b. Senyawa-senyawa lain berupa kotoran (impurites) atau campuran bahan lain dalam

jumlah relatif sedikit. Misalnya ZA sering mengandung kotoran sekitar 3% berupa klor, asam

bebas (H2SO4) dan sebagainya.

c. Bahan mantel (coated), yakni bahan yang melapisi pupuk dengan maksud agar pupuk

tersebut mempunyai nilai lebih baik. Misalnya kelarutannya berkurang, nilai higroskopisnya

menjadi lebih rendah, dan mungkin agar penampilannya lebih menarik. Bahan yang digunakan

untuk selaput berupa aspal, lilin, malam, wax, dan sebagainya. Pupuk yang bermantel harganya

lebih mahal dibandingkan dengan pupuk tanpa mantel.

16

Page 17: laporan resmi kesuburan UGM 2012

d. Pengisi (filler). Pupuk majemuk atau pupuk campur yang kadarnya tinggi sering diberi

filler agar ratio fertilizer tepat sesuai keinginan juga dengan maksud agar mudah disebar lebih

merata.

Suatu pupuk majemuk memiliki grade 15-10-15 artinya pupuk tersebut mengandung 15%

N, 10% P2O5, dan 15% K2O. untuk mendapatkan angka aktual, angka masing-masing hara harus

dikonversikan. N = N aktual, P2O5 x 0,44 = P aktual, K2O x 0,83 = K aktual. Jika kita memiliki

100 kg pupuk dengan grade 6-12-6 artinya sama dengan 200 kg pupuk yang memiliki grade 3-6-

3. karena keduanya mengandung 6 kg N, 12 kg P2O5, dan 6 kg K2O. Selisih berat 100 kg

merupakan filter yang ditambahkan (Jones, 1979 cit Yuwono, 1999).

Menurut asalnya pupuk dibedakan menjadi 2, yaitu:

Pupuk buatan (anorganik) : pupuk N (urea), P (TSP), dan K (KCL)

Pupuk alam (organik) : pupuk kandang, kompos.

Menurut cara pemberiannya (Lingga, 1997) :

Pupuk akar : diberi lewat akar misalnya : TSP, ZA, KCL, dan kompos.

Pupuk daun : diberi lewat daun penyemprotan.

Menurut unsur yang dikandungnya :

Pupuk tunggal : pupuk (buatan atau alam) yang mengandung 1 unsur hara

(misalnya urea)

Pupuk majemuk : pupuk yang mengandung lebih dari 1 unsur hara, misalnya

: NPK dan beberapa pupuk daun, dan kompos.

Pupuk lengkap : mengandung unsur lengkap secara keseluruhan (unsur hara

makro maupun mikro).

Hasil-hasil penelitian yang ada menunjukkan bahwa efisiensi pemupukan N masih sangat

rendah. Hara N yang diserap oleh tanaman pada kebanyakan tanaman hanya berkisar antara 30 -

50 % dari hara N yang diberikan melalui pupuk (Miller, 1982). Efisiensi pemupukan N rendah

tersebut disebabkan karena sebagian hara N hilang melalui proses denitrifikasi (5 – 30 %),

pencucian dalam bentuk NO3- (5 – 20 %), dan erosi serta hilang melalui penguapan dalam

bentuk NH3 khususnnya pada tanah-tanah alkaline. Oleh karena itu di dalam budidaya tebu

biasanya diperlukan pupuk N dalam jumlah besar.

Besarnya derajad cekaman kekurangan N bervariasi terhadap kategori tanaman (PC atau

17

Page 18: laporan resmi kesuburan UGM 2012

ratoon). Pada awal pertumbuhan, besarnya derajad cekaman kekurangan N dapat mengurangi

jumlah anakan, dan jumlah batang pada ratoon, daun menjadi kuning, pendek dan sempit.

Kekurangan N pada saat mendekati panen, dapat menyebabkan menurunnya diameter batang dan

jumlah batang yang dapat diperah (millable cane) (Yang et al., 2006). LNS (low nitrogen stress)

mengurangi laju fotosintesis dan sangat berpengaruh pada awal pertumbuhan dibanding dengan

late growth serta berpengaruh besar terhadap PC dari pada ratoon (Yang et al., 2006) .

Pupuk N konvensional yang banyak beredar dan telah digunakan oleh pekebun tebu secara

luas saat ini adalah Urea dan ZA. Pupuk Urea dan ZA selain digunakan untuk tanaman tebu juga

digunakan secara intensif pada tanaman pangan (padi dan palawija) dan tanaman lainnya.

Sementara itu ketersediaan kedua jenis pupuk tersebut di pasaran akhir-akhir ini mulai terbatas

sehingga sering menimbulkan persoalan serius dan menganggu sistem produksi tanaman. Pada

kondisi demikian dan mengingat kebutuhan pupuk selalu meningkat dari tahun ke tahun maka

kehadiran produk pupuk-pupuk alternatif akan sangat membantu para petani dan pekebun(Ismail,

2005).

18

Page 19: laporan resmi kesuburan UGM 2012

III. METODOLOGI

Praktikum Kesuburan Tanah Acara II yang berjudul “Sifat Pupuk” dilaksanakan pada hari

Rabu, tanggal 3 Oktober 2012, di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Tanah,

Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Adapun bahan yang diperlukan dalam

praktikum ini meliputi pupuk tunggal berupa pupuk N (Urea, ZA), pupuk P (SP-36), pupuk K

(KCl); pupuk majemuk berupa pupuk NP, NPK, NK, PK, NPK+ hara mikro. Selanjutnya pupuk

alternatif dan pembenah tanah berupa batuan fosfat, kompos, pupuk kandang, pupuk hayati,

zeolit.

Cara kerjanya yaitu pertama diamati pupuk dan brosur yang tersedia kemudian

dicatat/digambar/difoto mengenai sifat fisik berupa bentuk, ukuran butir, warna, higroskopisitas,

kadar lengas dan BV. Sifat kimia berupa senyawa kimia, kadar hara, sifat fisiologis/ kemasaman.

Selanjutnya mengenai kemasan, produsen, tanggal pembuatan, dan tanggal kadaluwarsa.

Aplikasinya berupa cara dan takaran penggunaan. Selain itu keterangan-keterangan lain yang

dianggap perlu.

19

Page 20: laporan resmi kesuburan UGM 2012

IV. HASIL PENGAMATAN

1. Bio Calcium

Sifat Fisik

Bentuk : Tepung

Ukuran : Butiran Kecil Sekali

Warna : Putih

Higroskopisitas: Kurang Baik

Sifat Kimia

Senyawa kimia : Kalsium CaCO3 95%, Magnesium MgO 3 %, Boron B3O3 0,5%

Kemasan

Produsen : CV. TUNAS JAYA MANDIRI

Tgl kadaluarsa : -

Aplikasi

Diencerkan dengan air. Masa jovenik 1-2 gr/l, maturing 2-3 gr/l, mencegah rontok

3gr/l.

2. SAPUTRA NUTRIENT

Sifat Fisik

Bentuk : Powder

Ukuran : Kecil Sekali

Warna : Coklat

Higroskopis : Kurang Baik

Sifat kimia

Senyawa kimia : Nitrogen, Fosfor, Kalsium, Kalium, Magnesium

Kemasan

Produsen: PT. Saputra Nutrient

Tgl Kadaluarsa : -

Aplikasi

1 sendok makan ditambahkan 5 liter air, lalu disemprotkan ke tanah, akar, daun

dan batang.

Bulan ke-1 semprot 1x seminggu20

Page 21: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Bulan ke-2 semprot 2x seminggu

Bulan ke-3 semprot 1x sebulan

3. 88 Spalding Super

Sifat fisik

Bentuk : Cair

Warna : Merah

Higroskopisitas : -

Sifat kimia

Senyawa kimia : N 7,83%; P2O5 8,08 %; K2O 8,92%; S 2,25%; Fe

1,724%; Mg 1,989%; Zn 18 ppm; Mn 24 ppm; Ca 1,002%; Cu 3,01%; NI 2,71%;

A,B,E NIACIN

Kemasan

Produsen: PT. DELTA SATRIA MANDALA

Tgl Kadaluarsa : -

Aplikasi

Dilarutkan dengan air dan gunakan alat penyemprot, semprot di daun dan batang.

Dapat juga dicampur pestisida yang tidak bersifat alkali dan bebas ionic. Tomat 1-2 ml/L

4. Green Grano

Sifat Fisik

Bentuk : Cair

Ukuran : Molekul

Warna : Coklat

Higroskopis : -

Sifat kimia

Senyawa kimia : N 8,6%; P 5,4%; K 7,2%; Ca 4,12%; S 0,7%; Mg

2,7%; Mn 18,9 ppm; Cl 0,1 %; Fe 0,06%; Zn 3,4 ppm; Cu 0,02 ppm; Na

0,02 ppm; Si 1,31%; B 10 ppm; C/N 3

Kemasan

Produsen: PT. Cipta Arum Lestari

21

Page 22: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Tgl Kadaluarsa : -

Aplikasi

Dilarutkan dalam air dan disemprot.

Padi / Palawija 5cc/2L

Umbi-umbian 5cc / 2L

Sayur dan tanaman hias 3cc / 2L

Tanaman Perkebunan 5cc/2L

5. BIO NUTRIMAX

Sifat Fisik

Bentuk : Cair

Ukuran : Molekul

Warna : Kuning tua

Higroskopis : -

Sifat kimia

Senyawa kimia : N 4,8%; P2O5 0,23%; K2O 0,58%; Ca 1048,01

ppm; S 10,67 ppm; Mg 128,63 ppm; Mn 178,35 ppm; Cl 0,87 ppm; Fe

301,8 ppm; Zn 11,54 ppm; Cu 9,65 ppm; Na 43,51 ppm;; B 20,27 ppm;

Mo 45,01 ppm; CO 0,36 ppm

Kemasan

Produsen: PT. ZELFAGRO INDOPRIMA

Tgl Kadaluarsa : -

Aplikasi

Padi

2-3 hari sebelum tanam 50cc/10L disiram

Pembentukan anakan 50cc/10L disemprot

Sebelum berbunga 50cc/10L disemprot

Jagung

10-15 hari sekali 30cc/10L disemprot

Pembentukan tongkol 40cc/10L disemprot

22

Page 23: laporan resmi kesuburan UGM 2012

6. GRO-MATE Ls

Sifat Fisik

Bentuk : Cair

Ukuran : molekul

Warna : Hitam

Higroskopisitas : -

Sifat kimia

Senyawa kimia : Nitrogen, Fosfor, Kalium, Magnesium, Zink, Besi,

Boron, Carbon Organik.

Kemasan

Produsen: -

Tgl Kadaluarsa : -

Aplikasi

Pada Tanah diencerkan 1,25-2,5cc/L air

Pada Daun diencerkan 1-1,2cc/L air

7.

TOP SP

Sifat Fisik

Bentuk : Cair

Ukuran : -

Warna : Biru

Higroskopis : -

Sifat kimia

Senyawa kimia : Nitrogen, Fosfor, Kalsium, Kalium, Magnesium,

Sulfur, Mangan, Alumunium.

Kemasan

Produsen: Proton Chemical Division

Tgl Kadaluarsa : -

Aplikasi

Kakao, kopi, cengkeh, tebu, apel, jeruk,the = 2-4cc/L air (1-2 mst)

23

Page 24: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Padi = 2-4cc/L air (tiap 7-14 hari)

Kacang-kacangan = 2-3cc/L air

Umbi-umbian= 1-2cc/L air

8. Biosan

Sifat Fisik

Bentuk : Cair

Ukuran : -

Warna : bening

Higroskopis : Cukup Baik

Sifat kimia

Senyawa kimia : Nitrogen, Fosfor, Kalsium, Kalium, Magnesium,

Boron, Zink, Mangan, Besi

Kemasan

Produsen: PT. Noeralisa corporation

Tgl Kadaluarsa : -

Aplikasi

Cabai, Tomat, Melon 1,5-2 cc/L

Kedelai 2cc/L

Buah-buahan 2-3cc/L

Tanaman Hias 1-1,5cc/L

9. Super Tonik

Sifat Fisik

Bentuk : Cair

Ukuran : -

Warna : -

Higroskopis : -

Sifat kimia

Senyawa kimia : Nitrogen, Fosfor, Kalsium, Kalium, Magnesium,

Mangan, Alumunium, Sulfur, GA

Kemasan

24

Page 25: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Produsen: CV. Agro Jaya Oktaviant

Tgl Kadaluarsa : -

Aplikasi

Kakao 2-4 cc/L ( 1-2 mst )

Padi 2-4cc/L ( tiap 7-14 mst )

Umbi-umbian 1-2 cc/L ( 4-5 mst )

10. Agri Simba

Sifat Fisik

Bentuk : Cair

Ukuran : -

Warna : Coklat

Higroskopis : -

Sifat kimia

Senyawa kimia : Nitrogen, Fosfor, Kalsium, Kalium, Magnesium,

Boron, Zink, Mangan, Besi, Natrium, Chloride

Kemasan

Produsen: PT. Rekayasa Sumber Daya Hayati, Bandung

Tgl Kadaluarsa : -

Aplikasi

Larutkan dalam air, siram ke tanah, pupuk kimia dikurangi 50%, dilakukan 2 kali

setahun

25

Page 26: laporan resmi kesuburan UGM 2012

V. PEMBAHASAN

Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara

meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki persentase kandungan hara yang tinggi.

Menurut jenis unsur hara yang dikandungnya dapat dibagi menjadi dua , yakni pupuk tunggal

dan pupuk majemuk.

Pupuk tunggal adalah pupuk yang jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu macam,

biasanya berupa jenis unsur hara makro primer, misalnya urea yang hanya mengandung Nitrogen

saja. Sedangkan pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu jenis unsur hara.

Dalam praktikum sifat pupuk kali ini, kita bisa mempelajari secara tidak langsung mengenai

sifat fisika, sifat kimia, higroskopis, aplikasi, serta fungsi dari berbagai macam pupuk. Pupuk

dikelompokkan ke dalam pupuk majemuk dan pupuk tunggal. Dari data yang di dapat, yang

merupakan kategori pupuk majemuk adalah : Bio Calcium, Saputra Nutrient, 88 Spalding Super,

Green Grano, Bio Nutrimax, GRO-MATE Ls, TOP SP, Biosan, Super Tonik dan Agri Simba.

Sedangkan yang termasuk pupuk tunggal tidak ada, namun dapat dicontohkan yaitu pupuk ZA,

Urea, dan SP-36.

Pupuk majemuk saat ini sudah sangat luas. Berbagai merk, kualitas, dan analisis telah

tersedia di pasaran. Kendati harganya relatif lebih mahal, pupuk majemuk tetap dipilih karena

kandungan haranya lebih lengkap. Efisiensi pemakaian tenaga kerja pada aplikasi pupuk

majemuk juga lebih tinggi daripada aplikasi pada pupuk tunggal yang harus diberikan dengan

cara dicampur. Pupuk majemuk berkualitas prima memiliki besar butiran yang seragam dan tidak

terlalu higroskopis , sehingga tahan disimpan dan tidak cepat menggumpal. Hampir semua pupuk

majemuk bereaksi asam, kecuali yang telah mendapatkan perlakuan khusus seperti penambahan

Ca dan Mg.

Dalam praktikum kita juga mempelajari sifat higroskopisitas. Higroskopisitas adalah sifat

pupuk yang berkaitan dengan potensinya dalam mengikat uap air dari udara. Pupuk dianggap

bersifat sangat higroskopis jika ditempat terbuka mudah sekali mencair Sifat ini sangat

menentukan sekali daya simpan pupuk. Pupuk yang bersifat higroskopis sebaiknya tidak

disimpan terlalu lama dan harus disimpan di dalam wadah yang kedap udara. Jika tidak, pupuk

akan mencair atau menggumpal dengan cepat.

Selain higroskopisitas, daya larut suatu pupuk juga penting dalam pengaplikasian pupuk.

Yang dimaksud dengan daya larut adalah kemampuan suatu jenis pupuk untuk terlarut di dalam 26

Page 27: laporan resmi kesuburan UGM 2012

air. Daya larut juga menentukkan cepat atau lambatnya unsur hara yang ada di dalam pupuk

untuk diserap tanaman atau hilang karena tercuci. Pupuk dengan daya larut tinggi lebih cepat

diserap oleh tanaman, tetapi mudah tercuci oleh hujan.

Setelah pupuk ditebarkan ke tanah, pH tanah dapat berubah menjadi lebih tinggi atau lebih

rendah. Jenis pupuk yang menyebabkan pH tanah menurun disebut pupuk bereaksi asam dan

pupuk yang menyebabkan pH tanah meningkat disebut pupuk bereaksi basa. Pengaruh aplikasi

suatu jenis pupuk yang menyebabkan kenaikkan pH sering disajikan dalam daftar equivalen

kebasaan atau disebut equivalen CaCO3. Yang dimaksud equivalen kebasaan adalah jumlah

CaCO3 yang diperlukan untuk meningkatkan pH yang nilainya sama , seperti yang dilakukan oleh

100 kg pupuk bereaksi basa.

27

Page 28: laporan resmi kesuburan UGM 2012

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pupuk yaitu bahan-bahan kimia dari unsur-unsur makro dan mikro yang

ditambahkan oleh manusia ke tanah atau medium pertumbuhan lainnya untuk meningkatkan

suplaiunsur-unsur hara tanaman bagi tanaman.

2. Berbagai jenis pupuk dengan sifat fisika dan kimia dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan penggunaan terhadap kesuburan tanah dan unsur-unsur hara yang

diperlukan bagi tanaman.

3. Setiap unsur hara mempunyai peranan masing-masing dan dapat menunjukkan

gejala tertentu pada tanaman apabila ketersediaanya kurang.

4. Pemupukan yang efisien dan tepat sasaran meliputi penentuan jenis pupuk, dosis

pupuk, metode pemupukan, waktu, frekuensi pemupukan serta pengawasan mutu pupuk.

5. Kemasan pupuk beranekaragam, yaitu kemasan botol, sachet, kantung plastik.

6. Warna pupuk bermacam-macam ada yang berwarna merah, hijau, putih dan abu-

abu.

7. Aplikasi pupuk menggunakan beberapa metode di semprot melalui daun, disebar,

dikocor dan ditabur.

8. Termasuk pupuk tunggal : ZA, Urea, dan SP-36.

9. Termasuk pupuk majemuk : Bio Calcium, Saputra Nutrient, 88 Spalding Super,

Green Grano, Bio Nutrimax, GRO-MATE Ls, TOP SP, Biosan, Super Tonik dan Agri Simba.

B. Saran

1. Dalam pengemasan pupuk sebaiknya dilengkapi pula dengan tanggal kadaluarsa,

karena dapat dimungkinkan bahwa kandungan zat di dalam pupuk akan berkurang seiring

berjalannya waktu.

28

Page 29: laporan resmi kesuburan UGM 2012

DAFTAR PUSTAKA

Honcamp, F. 1931. Historisches über die Entwicklung der Pflanzenernährungslehre, Düngung

und Düngemittel. In F. Honcamp (Ed.). Handbuch der Pflanzenernährung und

Düngelehre, Bd. I und II. Springer, Berlin.

Ismail, I. 2005. Pengujian Pupuk N-Aternatif pada Tebu Tanaman Pertama (PC) di PG Pesantern Baru dan PG Jombang Baru. Jombang.

Jones, U.S. 1979. Fertilizer and Soil Fertility. Reston Pub. Co. Virginia.

Miller, F. P. 1982. Fertilizers and our environment. Dalam. W.C. White & D.N. Collins (eds).

The fertilizer hand book p. 21-68. The Fertilizer Institute, Wangsington.

Rosmarkam, A dan N.M Yuwono. 2001. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Sastrohoetomo, A. 1968. Pupuk Buatan dan Penggunaannya. Djambatan. Jakarta.

Yang, Rong-Zhong, Yu-MoTan, Li-Ming Liu, Lun-Wang Wang, Fang Tan and Yang-Rui Li.

2006b. Effect of low nitrogen stress on early growth, phisio-morphological and quality

attributes of sugarcane. Proc.Internl. Symp.on Technologies to Improve Productivity in

Developing Countries. Guilin. P.R. China. P. 483 -486.

29

Page 30: laporan resmi kesuburan UGM 2012

LAMPIRAN

30

Page 31: laporan resmi kesuburan UGM 2012

ACARA III

CARA PEMUPUKAN

ABSTRAKSIPraktikum Acara 3 cara pemupukan dilaksanakan oleh masing-masing kelompok.

Praktikum ini bertujuan untuk mengenal berbagai cara pemupukan tanaman dan membuat dokumentasi dalam bentuk digital. Ada beberapa macam pemupukan yang lazim dilakukan yaitu broadcasting, ring placement, spot placement, foliar application, dan fertigation. Untuk menentukan cara pemupukan yang tepat harus diketahui jenis tanaman yang dibudidayakan, kondisi tanah, dan luas lahan. Praktikum dilaksanakan tanggal 21 Oktober 2012 di Desa Bantengan Kecamatan Banguntapan, Bantul. Cara pemupukan yang dilakukan pada praktikum ini adalah foliar application. Praktikum ini direkam dengan kamera video. Metode foliar application sering digunakan karena dianggap lebih sederhana, hemat tenaga dan praktis tetapi disisi lain, metode foliar application kurang efisien karena akan banyak N yang hilang melalui proses nitrifikasi dan denitrifikasi, penguapan amonia dan pencucian. Selain itu, dapat memacu pertumbuhan gulma dimana pertumbuhan gulma dapat menekan populasi tanaman budidaya.

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

Unsur hara merupakan komponen penting dalam pertumbuhan tanaman, unsur hara

banyak tersedia dialam, sehingga tumbuhan bisa memanfaatkannya untuk kebutuhan

metabolismenya. Tetapi ketersediaan unsur hara di beberapa tempat tidak sama, ada yang

berkecukupan sehingga pertumbuhan tanaman menjadi baik namun ada juga yang kekurangan,

sehingga pertumbuhannya menjadi terhambat. Khusus untuk tanaman budidaya kebutuhan unsur

haranya sangat tinggi, hal ini dikarenakan pada lahan atau tempat yang sama ditanami tanaman

tertentu yang membutuhkan jumlah unsur yang sama setiap waktunya. Sedangkan persediaan

dialam terus berkurang akibat diserap oleh tanaman budidaya yang ditanam dilahan tersebut

musimnya (intensif), sehingga untuk dapat memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara harus

dilakukan penambahan unsur hara dalam bentuk pupuk dalam jumlah yang cukup.

Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda – beda bergantung pada umur, jenis

tanaman, dan kebutuhan tanaman itu sendiri. Yang perlu diingat tanaman tidak dapat menyerap

unsur hara dalam bentuk tunggal tetapi tanaman menyerap unsur hara tersebut dalam bentu ion

seperti unsur hara N dapat diserap tanaman dalam bentuk NH4 dan NO3- begitu juga unsur lain

juga diserap tanaman dalan bentuk ion, yang sering disebut sebagai bentuk tersedia bagi tanaman. 31

Page 32: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Tetapi permasalahannya jika unsur N diberikan dalam jumlah yang berlebih justru dapat

mengakibatkan produksi tanaman menurun, hal ini dikarenakan pemberian unsur N dalam jumlah

yang banyak atau melebihi kebutuhan tanaman dapat mengekibatkan fase vegetative tanaman

lebih panjang sehingga pembentukan organ generative tidak maksimal. Akibatnya selain

produktivitasnya menurun, kualitas yang dihasilkan juga menurun. Selain itu pemeberian asupan

yang terlalu banyak berpengaruh terhadap kesuburan tanah.

B. Tujuan

Mengetahui pengaruh pupuk terhadap kesuburan tanah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Pemupukan adalah usaha pemberian pupuk yang bertujuan untuk menambah persediaan

unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk peningkatan produksi maupun mutu hasil

tanaman (Nelson, 1956).

Pemupukan menurut pengertian khusus ialah pemberian bahan yang dimaksudkan untuk

menambah hara tanaman (pupuk) pada tanah. Pemberian bahan yang dimaksudkan untuk

memperbaiki suasana tanah, baik fisik, kimia ataupun biologi, disebut pembenahan

(amandement) yang berarti perbaikan (reparation) dan penggantian (restitution). Bahan-bahan

ini mencakup mulsa (pengawetan lengas tanah), pembenah tanah (soil conditioner, untuk

memperbaiki struktur tanah), kapur pertanian (menaikkan pH yang terlalu rendah atau melawan

racun Al dan Mn), tepung belerang (menurunkan pH yang terlalu tinggi), dan gips (menurunkan

kegaraman tanah yang terlalu tinggi). Kotoran ternak dan hijauan legume diberikan ke tanah

dengan maksud sebagai pupuk ataupun amandeman (Notohadiprawiro et al., 2002).

Pemberian pupuk dengan cara yang berbeda-beda dilakukan dengan mempertimbangkan

faktor letak geografis lahan pertanaman, tujuan yang ingin dicapai dari pemupukan tersebut,

kondisi atau keadaan lahan atau tanah pertanaman, jenis tanaman, bentuk dari pupuk itu sendiri,

keefisienan dan keefektifannya dalam pemberian pupuk (Foth, 1988).

Pemberian pupuk padat dilakukan dengan cara ditugal, disebar di atas tanah atau di sebelah

tanaman, sedangkan pemberian pupuk daun dengan cara menyemprotkan pada daun, bersama air

disemprotkan sebagai perlakuan tambahan. Pemupukan secara disebar mempunyai kelemahan

bahwa pupuk mudah menguap ataupun terikat dalam tanah. Sebenarnya tanah merupakan sumber

32

Page 33: laporan resmi kesuburan UGM 2012

unsur-unsur hara. Suatu hasil yang tinggi dari tanaman akan mengangkut keluar unsur lebih

banyak daripada tanaman yang berdaya hasil rendah (Anonim, 2008).

Pemupukan secara foliar application yaitu cara pemupukan dengan cara penyemprotan

pupuk cair pada permukaan daun. Cara ini dilakukan untuk melengkapi pemberian pupuk melalui

tanah. Unsur hara yang diberikan, terutama hara mikro masuk ke dalam tanaman melalui stomata

secara difusi atau secara otomatis. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

1. Kepekatan pupuk harus cukup rendah (0,1-0.5%).

2. Tegangan muka larutan pupuk harus rendah, sehingga kontak dengan permukaan

daun lebih besar.

3. Kadar biuret pada urea harus kurang dari 2%.

4. Kondisi lingkungan harus menguntungkan.

Cara pemupukan ini biasanya relatif lebih cepat pengaruhnya terhadap tanaman

dibandingkan dengan pemupukan lewat akar. Tetapi untuk unsur makro penyerapan lewat daun

hanya sebagian kecil saja dibandingkan lewat akar untuk memenuhi seluruh kebutuhan tanaman.

Problem aplikasi pemupukan lewat daun adalah (Anonim, 2008):

a. Penetrasi akar sangat lambat pada tanaman yang mempunyai kutikula tebal.

b. Lapisan luar yang hidrofobik sering menyebabkan larutan tidak mau menempel.

c. Terbatasnya kcepatan pemindahan unsur dari daun ke organ yang lain terutama

pada tempat penyerapan daun tua untuk unsur tertentu seperti Ca2+.

d. Adanya gejala kerusakan daun kalau kadar larutan melampaui ambang batas.

Menurut (Mulyanto et.al, 2006), ada dua kemungkinan mengapa produksi yang diperoleh

tidak seperti yang diharapkan, yaitu:

1. Hara yang berasal dari pupuk tidak dapat diambil oleh tanaman karena waktu

pemupukan dan atau penempatan pupuk yang salah, atau karena adanya perubahan bentuk

hara sehingga pupuk yang diberikan tidak tersedia bagi tanaman.

2. Meskipun hara dapat diambil oleh tanaman, tetapi hara tidak digunakan untuk

memproduksi, akibatnya adanya faktor pembatas pertumbuhan.

Untuk mendapatkan efisiensi pemupukan yang optimal pupuk harus diberikan dalam

jumlah yang mencukupi kebutuhan tanaman, tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Bila pupuk

33

Page 34: laporan resmi kesuburan UGM 2012

diberikan berlebihan maka besar kemungkunan tanaman tersebut akan mengalami keracunan,

sebaliknya bila pupuk diberikan kurang dari yang seharusnya maka pengaruh pemupukan pada

tanaman mungkun tidak nampak. Dengan waktu konsentrasi pemupukan yang tepat akan

diperoleh produksi maksimum (Maas, 1996).

34

Page 35: laporan resmi kesuburan UGM 2012

III. METODOLOGI

Praktikum Acara 3 dengan judul Cara Pemupukan dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober

2012 di Desa Bantengan Kecamatan Banguntapan, Bantul. Alat yang dibutuhkan adalah alat

penyemprot, ember, dan kamera video. Bahan yang digunakan adalah pupuk daun, air dan

sampel tanaman.

Cara pemupukan yang dilakukan adalah foliar application. Cara kerja yang dilakukan

mula-mula adalah ditentukan pupuk yang akan digunakan serta tanaman yang akan dipupuk.

Selanjutnya diukur kebutuhan pupuk untuk satu satuan lahan sesuai dengan populasi tanaman.

Pupuk dimasukkan dalam tabung penyemprot, lalu disemprotkan secara merata pada bagian

permukaan daun.

35

Page 36: laporan resmi kesuburan UGM 2012

IV. HASIL PENGAMATAN

Hasil pengamatan dari Acara 3 ini dengan judul Cara Pemupukan telah dikumpulkan dalam

bentuk video yang dimasukan ke media CD. Kelompok kami membuat video cara pemupukan

dengan teknik Foliar Application.

V. PEMBAHASAN

Pemupukan merupakan salah satu usaha pengelolaan kesuburan tanah. Dengan

mengandalkan sediaan hara dari tanah asli saja, tanpa penambahan hara, produk pertanian akan

semakin merosot. Hal ini disebabkan ketimpangan antara pasokan hara dan kebutuhan tanaman.

Hara dalam tanah secara berangsur-angsur akan berkurang karena terangkut bersama hasil panen,

pelindian, air limpasan permukaan, erosi atau penguapan. Pengelolaan hara terpadu antara

pemberian pupuk dan pembenah akan meningkatkan efektivitas penyediaan hara, serta menjaga

mutu tanah agar tetap berfungsi secara lestari.

Pemupukan berfungsi untuk memperbaiki strutur tanah sesuai dengan yang dikehendaki

oleh tanaman, menggantikan unsur hara yang hilang atau habis sehingga dapat mempertahankan

keseimbangan unsur hara dalam tanah dan kesuburan tanah meningkat, meningkatkan daya ikat

terhadap air sehingga kebutuhan tanaman terhadap air dapat tercukupi, mengikat fraksi tanah,

mengurangi bahaya erosi karena tanaman tumbuh subur, meningkatkan produksi baik kuantitas

maupun kualitas.

Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara secara optimum untuk

mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen. Penggunaan

pupuk yang efisien pada dasarnya adalah memberikan pupuk bentuk dan jumlah yang sesuai

dengan kebutuhan tanaman, dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat sesuai dengan

kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman dapat menggunakan pupuk

hanya pada perakaran aktif, tetapi sukar menyerap hara dari lapisan tanah yang kering atau

mampat. Efisiensi pemupukan dapat ditaksir berdasarkan kenaikan bobot kering atau serapan

hara terhadap satuan hara yang ditambahkan dalam pupuk tersebut.

Metode pemupukan yang dikenal antara lain :

1. Foliar application

36

Page 37: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Foliar application ialah metode yang dilakukan dengan bantuan alat penyemprot, yang

kemudian diaplikasikan langsung pada tanaman dengan cara disemprot. Keuntungan dari

metode ini adalah pupuk langsung mengenai sasaran dan lebih mudah pengaplikasiannya.

Sedangkan kerugian dari penggunaan metode ini adalah pupuk akan lebih mudah hilang

yang dapat diakibatkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi. Cara kerjanya adalah sebagai

berikut:

a. Siapkan larutan pupuk sesuai takaran (misalnya Urea 0.5%).

b. Masukkan kedalam tabung penyemprot.

c. Lakukan pemupukan pada permukaan daun.

2. Broadcasting

Pemupukan cara broadcasting dilakukan dengan menyebarkan pupuk yang akan

diaplikasikan. Metode broadcasting dapat dibedakan menjadi dua cara yaitu top dressing

(pemakaian di atas permukaan tanah) dan side dressing (pemakaian disamping tanaman).

Dalam top dressing, pupuk disebarkan merata pada permukaan tanah sesudah tanaman

tumbuh. Dalam side dressing, pupuk ditempatkan di sepanjang atau diantara baris sesudah

tanaman tumbuh. Pupuk Nitrogen biasanya diberikan pada tanah dengan cara ini untuk

mengurangi kehilangan N. Metode broadcasting sering digunakan karena dianggap lebih

sederhana, hemat tenaga dan praktis akan tetapi disisi lain,tetapi metode broadcasting kurang

efisien karena akan banyak N yang hilang melalui proses nitrifikasi dan denitrifikasi,

penguapan amonia dan pencucian. Selain itu dapat memacu pertumbuhan gulma yang dapat

menekan populasi tanaman budidaya. Cara kerjanya sebagai berikut:

a. Tentukan kebutuhan pupuk (200 kg urea/hektar).

b. Lakukan pemupukan secara merata keseluruh lahan dengan cara disebar.

3. Fertigation

Pemupukan cara ini memanfaatkan sistem irigasi yang mengairi lahan. Masalah yang

dihadapi yaitu tidak ada keseragaman distribusi pupuk, dan tersematnya P serta beberapa

hara mikro pada permukaan tanah dimana mereka pada dasarnya tidak tersedia bagi akar dan

pemberiaan pupuk tidak akan sampai semua kerena hilang ditengah jalan.. Walaupun begitu

metode fertigasi ini merupukan metode aplikasi pupuk yang paling praktis, nyaman, dan

37

Page 38: laporan resmi kesuburan UGM 2012

murah yaitu biaya energi, tenaga dan perlengkapanya yang lebih rendah. Cara kerjanya

adalah sebagai berikut:

a. Siapkan larutan pupuk sesuai takaran (misalnya 1 sendok dalam 10 L air).

b. Siramkan kedalam media pertanaman.

4. Spot placement

Pada pemupukan cara spot placement, pupuk ditempatkan dalam dasar lubang atau

dasar alur khusus yang sudah disediakan sedalam 10 cm, pupuk dibenamkan dan ditutup

kembali dengan tanah sebelum ditanam. Pemupukan dengan cara placement memiliki

keuntungan yaitu tanaman lebih mudah menyerap unsur hara yang diberikan karena unsur

hara yang diberikan tidak ada yang hilang sehingga kehilangan unsur hara dapat dikurangi,

karena langsung ditempatkan dan diuraikan dalam tanah. Kerugiannya dengan metode ini

kurang hemat waktu dan memerlukan tenaga dan biaya yang besar, terutama apabila tanaman

yang butuh pupuk tersebut berada dalam lahan yang luas.

5. Ring placement

Pemupukan cara ini dilakukan dengan membuat parit sedalam 10-15 cm mengelilingi

tanaman selebar tajuk terluar. Pupuk ditaburkan secara merata, kemudian parit ditimbun

dengan tanah.

38

Page 39: laporan resmi kesuburan UGM 2012

VI. PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pemupukan adalah usaha pemberian pupuk yang bertujuan untuk

menambah persediaan unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman untuk peningkatan

produksi maupun mutu hasil tanaman.

2. Ada beberapa cara pemupukan yang lazim dilakukan, yaitu

broadcasting, ring placement, spot placement, foliar application, dan fertigation.

3. Pemupukan secara foliar application adalah suatu cara pemupukan

dengan penyemprotan bahan pupuk cair pada permukaan daun.

B. SARAN

Sebelum melakukan praktek pemupukan, sebaiknya praktikan mencari petani yang memang

memiliki jadwal untuk memupuk sehingga praktikan dapat mengetahui persis bagaimana cara

petani melakukan pemupukan khususnya pada metode ini.

39

Page 40: laporan resmi kesuburan UGM 2012

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2008. Tata Cara Pemupukan. <http://pusri.wordpress.com>. Diakses

Tanggal 10 November 2012.

Anonim. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. <http://fp.uns.ac.id/~hamasains /BAB

%20VIIIdasgro.htm>. Diakses tanggal 10 November 2012.

Foth, H. 1988. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Maas, A. 1996. Ilmu Tanah dan Pupuk. APP, Yogyakarta.

Mulyanto, B.,Eka L., Dyah T. 2006. Perbandingan efisiensi pemupukan sawah

baru dan lama di Kecamatan Cugening, Cianjur. Agrista 2: 162-168.

Nelson, W and Tisdale, S. 1956. Soil Fertility and Fertilizers. Macmillan

Publishing, New York.

Notohadiprawiro, T., Soeprapto S., & E. Sukana. 2002. Pengelolaan kesuburan

tanah dan peningkatan efisiensi pemupukan. Buletin Fakultas Pertanian UGM 21: 1-

24.

40

Page 41: laporan resmi kesuburan UGM 2012

ACARA IV

PEMBUATAN KOMPOS

ABSTRAKSI

Praktikum Kesuburan, Kesehatan, dan Pemupukan Tanah Acara IV yang berjudul

“Pembuatan Kompos” dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 17 Oktober 2012, di Laboratorium

Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta. Praktikum ini bertujuan untuk mengenal pembuatan kompos dan mengamati

perombakan kompos dari berbagai sampai organik. Bahan yang dibutuhkan pada pratikum ini

antara lain bahan utama kompos berupa seresah (daun-daunan, jerami, dan pupuk kandang), air,

dan aktivator EM4. Alat yang digunakan antara lain plastik bening dan kertas label.Cara kerja

pada praktikum ini antara lain diawali dengan disiapkannya bahan utama kompos berupa (daun-

daunan, jerami, dan pupuk kandang), yang dipotong menjadi ukuran kecil-kecil sekitar ±2 cm.

Perlakuan yang dilakukan yaitu kontrol, ditambah aktivator, dan ditambah tanah. Lalu diaduk

sampai merata dan diatur kadar airnya sehingga tercapai sekitar 30%. Kemudian dimasukkan ke

dalam plastik bening, ditutup rapat dan diberi label. Setiap minggu, diamati kenampakan yang

terjadi. Pada minggu ke-2, diambil contoh untuk pengujian pH dan DHL. Bahan utama kompos

yang mengalami proses pematangan paling cepat adalah kompos dari dedaunan, diikuti pukan

kambing, jerami, kemudian pukan sapi. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengomposan

antara lain rasio C/N, ukuran partikel, aerasi, porositas, kelembaban (moisture content), suhu, ph,

kandungan hara, kandungan bahan berbahaya, dan lama pengomposan. Bau menyerupai humus

(agak harum), strukturnya lunak, warna coklat kehitaman, kadar air sekitar 30%, suhunya

mendekati suhu awal pengomposan, pH 6-7 (agak netral), kadar bahan organik 30-60%, dan nisbah

C/N sekitar 15.

41

Page 42: laporan resmi kesuburan UGM 2012

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam tanah memang sudah tersedia berbagai macam unsur hara baik yang makro

maupun yang mikro secara alamiah. Namun, tidak semua tanah dapat menyediakan hara yang

cukup bagi tanaman. Oleh karena itu, tanah yang tidak/kurang menyediakan unsur hara yang

dibutuhkan oleh tanaman perlu diberi tambahan unsur hara dari luar (organik maupun anorganik)

yang diberikan langsung ke dalam tanah. Tambahan unsur hara ini biasanya disebut pupuk,

sedangkan pengaplikasian pupuk disebut pemupukan.

Pupuk yang ada di pasaran terdiri dari berbagai macam jenis dan bentuk. Berdasarkan

bahan bakunya, jenis pupuk tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan

pupuk anorganik. Pupuk organik (pupuk alami) dapat dibedakan menjadi pupuk kompos, hijau,

guano, dan pupuk kandang sedangkan pupuk anorganik identik dengan pupuk buatan dari pabrik

(pupuk kimiawi). Bahan organik yang terdapat pada pupuk organik berfungsi untuk menyediakan

unsur hara bagi tanaman, dapat menyumbangkan mikrobia aktif yang dapat memperbaiki struktur

tanah dan merombah bahan organik tanah, dan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan

sifat fisika, buatan, dan biologi tanah. Penggunaan pupuk buatan secara berlebihan dapat merusak

tanah berupa sifat fisika, buatan, maupun biologi tanah, misalnya saja strukturnya menjadi

gumpal padat, dan teksturnya lempungan. Selain itu juga dapat menurunkan populasi mikrobia

tanah dan mencemari perairan disekitar lahan pengaplikasian pupuk buatan tersebut. Mengingat

pentingnya fungsi bahan organik dan makin intensifnya penggunaan pupuk buatan di zaman

modern ini, maka perlu diperhatikan kebutuhan tanah akan bahan-bahan organik tersebut. Salah

satu kebutuhan ini bisa dipenuhi oleh kompos, sebagai salah satu pupuk organik (pupuk alami).

B. Tujuan

Mengenal pembuatan kompos dan mengamati perombakan kompos dari berbagai sampah

organik.

42

Page 43: laporan resmi kesuburan UGM 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah benda alam yang tersusun atas padatan (mineral dan bahan organik), cairan,

dan gas yang menempati permukaan daratan, dan dicirikan oleh horizonhorizon atau lapisan-

lapisan yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari proses penambahan,

penghilangan, pemindahan, dan transformasi energi dan materi, yang memiliki kemampuan

mendukung tanaman berakar didalam lingkungan alami (Soil Survey Staff 1998). Menurut

Soepardi (1983), tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman mengandung 45% bahan mineral,

5% bahan organik, 20-30% gas/udara, dan 20-30% cairan/air.

Bahan organik merupakan salah satu penyusun tanah yang berperan penting dalam

merekatkan butiran tanah primer menjadi butiran sekunder untuk membentuk agregat tanah yang

mantap. Kondisi seperti ini besar pengaruhnya pada porositas, penyimpanan dan penyediaan air,

aerasi, dan suhu tanah. Bahan organik dengan C/N tinggi, seperti jerami dan sekam berpengaruh

besar terhadap perbaikan sifat fisika tanah. Bahan organik memiliki peran penting seperti: (1)

penyedia hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan hara mikro (Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn, dan Fe),

meskipun jumlahnya relative sedikit; (2) meningkatkan kapasitas tukar kation; dan (3) dapat

membentuk senyawa kompleks dengan ion logam

yang meracuni tanaman seperti Al, Fe, dan Mn (Suriadikarta dan Simanungkalit 2006).

Bahan organik juga merupakan sumber energi bagi kehidupan organisme tanah yang

menjalankan berbagai proses penting di dalam tanah.

Keberadaan bahan organik di dalam tanah ditunjukkan oleh lapisan berwarna gelap atau

hitam, biasanya pada lapisan atas setebal 10-15 cm. Jumlah dan ketebalan lapisan atas ini

bergantung pada proses yang terjadi seperti pelapukan, penambahan, mineralisasi, erosi,

pembongkaran dan pencucian (leaching), serta pengaruh lingkungan seperti drainase,

kelembapan, suhu, ketinggian tempat, dan keadaan geologi (Suhardjo et al. 1993).

Pada usaha pertanian intensif seperti padi sawah diperlukan sarana produksi untuk

menunjang produktivitas yang tinggi, seperti benih varietas unggul, pupuk, pestisida, dan

pengolahan tanah yang tepat. Namun, usaha tani intensif menyebabkan petani lebih menyukai

menggunakan pupuk buatan seperti urea, SP36, dan KCl dibanding pupuk organik karena dapat

langsung diserap oleh tanaman. Sisa panen seperti jerami sebagian besar dibakar atau untuk

pakan ternak, bahan pembuatan kertas, atau untuk budi daya jamur agar tanah segera dapat diolah

untuk penanaman berikutnya. Keadaan demikian sudah berlangsung cukup lama dan

43

Page 44: laporan resmi kesuburan UGM 2012

menyebabkan tanah menjadi ”rusak” atau terdegradasi. Sifat tanah memburuk, sulit diolah karena

pejal (padat), terjadi akumulasi fosfat, dan keadaan mikrobiologi tanah kurang serasi sehingga

kegiatan jasad mikro dalam tanah merosot (Suhardjo et al. 1993).

Komponen utama limbah padat pertanian adalah selulosa. Selulosa merupakan senyawa

yang secara alami sulit untuk didekomposisi. Hal ini menyebabkan petani lebih suka membakar

jeraminya di lahan pertanian daripada mengembalikannya lagi ke tanah dalam bentuk kompos,

sebab pengomposan secara alami membutuhkan waktu yang lama (4-5 bulan), terlebih pada

bahan organik berlignin pada tanaman perkebunan seperti pelepah daun dan tandan kosong

kelapa sawit yang mengandung lignin tinggi. Lignin merupakan polimer structural fenilpropan

pada tanaman dan mengikat serat dinding sel, berfungsi menurunkan permeasi air melintasi

dinding jaringan xylem dan membuat kayu resisten terhadap serangan mikroba. Di dalam tanah

lignin dari tanaman mati didegradasi oleh mikroba menjadi humus, air dan karbon dioksida.

Humus pada permukaan tanah penting untuk struktur tanah, meningkatkan aerasi dan moisture-

holding capacity. Humus berfungsi sebagai penukar ion dasar dan mampu menyimpan serta

melepaskan hara di sekitar tanaman ( Eriksson et. al., 1989).

Bahan dasar pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman umumnya sedikit mengandung

bahan berbahaya. Namun penggunaan pupuk kandang, limbah industri dan limbah kota sebagai

bahan dasar kompos/pupuk organik cukup mengkhawatirkan karena banyak mengandung bahan

berbahaya seperti misalnya logam berat dan asam-asam organik yang dapat mencemari

lingkungan. Selama proses pengomposan, beberapa bahan berbahaya ini justru terkonsentrasi

dalam produk akhir pupuk. Untuk itu diperlukan seleksi bahan dasar kompos yang mengandung

bahan-bahan berbahaya dan beracun (B3). Bahan/pupuk organik dapat berperan sebagai

“pengikat” butiran primer menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan agregat yang

mantap(Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, 2006).

Keadaan ini besar pengaruhnya pada porositas, penyimpanan dan penyediaan air, aerasi

tanah, dan suhu tanah. Bahan organik dengan C/N tinggi seperti jerami atau sekam lebih besar

pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding dengan bahan organik yang

terdekomposisi seperti kompos. Pupuk organik/bahan organik memiliki fungsi kimia yang

penting seperti: (1) penyediaan hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan mikro seperti Zn, Cu,

Mo, Co, B, Mn, dan Fe, meskipun jumlahnya relative sedikit. Penggunaan bahan organik dapat

mencegah kahat unsur mikro pada tanah marginal atau tanah yang telah diusahakan secara

44

Page 45: laporan resmi kesuburan UGM 2012

intensif dengan pemupukan yang kurang seimbang; (2) meningkatkan kapasitas tukar kation

(KTK) tanah; dan (3) dapat membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni

tanaman seperti Al, Fe, dan Mn (Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan

Pertanian, 2006).

Penggunaan pupuk hayati pernah terdata dengan baik beberapa waktu, yaitu ketika pupuk

hayati (inokulan rhizobia) merupakan salah satu komponen paket produksi untuk proyek

intensifikasi kedelai pemerintah. Pemerintah mengadakan kontrak pesanan inokulan untuk

seluruh areal intensifikasi kedelai. Karena adanya sistem kontrak ini beberapa pabrik inokulan

berdiri karena dengan sistem ini produksi inokulan mereka terjamin pembelinya(Balai Besar

Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, 2006).

Pada periode 1983-1986, inokulan (Legin) sebanyak 68.034,67 kg telah digunakan untuk

menginokulasi tanaman kedelai seluas 453.564 ha pada 25 provinsi di Indonesia (Sebayang and

Sihombing, 1987). Pada musim tanam tahun 1997/1998, jenis inokulan lain (pupuk hayati

majemuk Rhizoplus) sebanyak 41.348,75 kg digunakan untuk menginokulasi 330.790 ha kedelai

di 26 provinsi (Saraswati et al., 1998).

45

Page 46: laporan resmi kesuburan UGM 2012

III. METODOLOGI

Praktikum Kesuburan, Kesehatan, dan Pemupukan Tanah Acara IV yang berjudul

“Pembuatan Kompos” dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 17 Oktober 2012, di Laboratorium

Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta. Bahan yang dibutuhkan pada pratikum ini antara lain bahan utama kompos berupa

seresah (daun-daunan, jerami, dan pupuk kandang), air, dan aktivator EM4. Alat yang digunakan

antara lain plastik bening dan kertas label.

Cara kerja pada praktikum ini antara lain diawali dengan disiapkannya bahan utama

kompos berupa (daun-daunan, jerami, dan pupuk kandang), yang dipotong menjadi ukuran kecil-

kecil sekitar ±2 cm. Perlakuan yang dilakukan yaitu kontrol, ditambah aktivator, dan ditambah

tanah. Lalu diaduk sampai merata dan diatur kadar airnya sehingga tercapai sekitar 30%.

Kemudian dimasukkan ke dalam plastik bening, ditutup rapat dan diberi label. Setiap minggu,

diamati kenampakan yang terjadi. Pada minggu ke-2, diambil contoh untuk pengujian pH dan

DHL.

46

Page 47: laporan resmi kesuburan UGM 2012

IV. HASIL PENGAMATAN

N Indikator

Kenampakan yang terjadi

Dedaunan JeramiKotoran

kambingKotoran sapi

K

ontrol

T

anah

E

M4

K

ontrol

T

anah

E

M4

K

ontrol

T

anah

E

M4

K

ontrol

T

anah

E

M4

1 Bau

+

+

+

+

++

+

+

++

+++

+

++

++

2 Warna

+

++

++

++

++

++

++

+++

++

+

++

+

3 Kadar Air

+

+

++

+++

++

+++

++

++

++

++

++

++

4Tingkat

Perombakan

+

++

++

++

++

+++

+

++

++

+

++

++

Ket : tanda (+) lebih banyak menunjukkan kualitas yang lebih baik.

Tabel 4.1. Hasil pengamatan pupuk

V. PEMBAHASAN

Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos. Bahan organik yang berasal dari sisa-sisa

tanaman, kotoran hewan, dan sebagainya mengalami proses perubahan dahulu agar dapat

digunakan oleh tanaman. Tanpa perubahan, unsure hara dalam bahan-bahan tersebut tetap dalam

keadaan terikat sehingga tidak bias diserap oleh tanaman. Selama proses perubahan dan

penguraian bahan organik, unsure hara mengalami perubahan dan menjadi bentuk larut yang bias

diserap tanaman. Proses perubahan ini disebut pengomposan.

Pada pembuatan kompos ini dilakukan dengan perlakuan yaitu kotoran sapi ditambahkan

dengan biang kompos. Penambahan biang kompos dimaksudkan untuk mempercepat

terbentuknya kompos matang.

47

Page 48: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Metode dalam pembuatan kompos ini yaitu metode indore (penimbunan) yang dilakukan

didalam ruangan. Bahan kompos ditimbun dan jangan sampai padat tetapi dibuat longgar,hal ini

bertujuan agar proses penghawaan (aerasi) berjalan dengan lancar. Bahan kompos juga lebih baik

dicincang dulu agar mudah terdekomposisi.

Selama proses pengomposan terjadi reaksi eksotermik sehingga akan timbul panas akibat

pelepasan energi. Kenaikan temperature dalam timbunan bahan organik akan menghasilkan

temperature yang menguntungkan bagi mikroorganisme termofilik dalam merombak bahan

organik dalam hal ini bahan kompos. Suhu pada pengamatan tidak sampai tinggi sehingga tidak

dikhawatirkan akan membunuh mikroorganisme yang berperan dalam proses dekomposisi.

Proses pengomposan yang baik untuk menghasilkan kompos yang cepat matang yaitu yang

yang memerlukan penghawaan yang lancar. Pembalikan kompos yang dilakukan tiap minggu

bertujuan untuk memperlancar sirkulasi udara dan mempercepat proses perombakan bahan

organik. Hal ini dikarenakan aktivitas mikrobia memrlukan aliran udara yang lancar.

Pada saat pengomposan dilakukan penyiraman, hal ini berhubungan dengan kandungan air

yang dibutuhkan untuk proses pengomposan. Kandungan air yang cukup selama proses

pengomposan merupakan kunci keberhasilan dalam pengomposan. Kompos jangan sampai

terlalu basah karena akan kompak dan berlendir, tetapi jangan pula terlalu kering karena akan

menghambat proses dekomposisi.

Selama proses pengomposan berlangsung didapatkan data pengamatan yang menunjukkan

terjadinya perubahan secara kuantitatif maupun kualitatif. Dari segi sifat kualitatif dapat

ditunjukkan dengan adanya perubahan warna, bau dan strukturnya. Warna akan menjadi hitam

kecoklatan, bau seperti humus (tidak berbau bangkai/ busuk) dan strukturnya akan remah dan

lunak, tidak menggumpal dan melumpur.. Proses pengomposan kebanyakan menghasilkan asam-

asam organik, sehingga pH menyebabkan pH turun. Pembalikan timbunan mempunyai dampak

netralisasi keasaman. Makin tinggi kadar pH dalam timbunan kompos maka makin cepat terjadi

peruraian bahan. Untuk memperoleh kadar pH tinggi, timbunan kompos dapat ditambah dengan

kapur atau abu. Hasil pengamatan menunjukkan pada pH sekitar 6-7, yang merupakan pH ideal

dalam proses pengomposan.

Timbunan bahan kompos akan lebih cepat mengalami peruraian bila suhunya tepat. Suhu

ideal untuk proses pengomposan adalah 30 – 45 C, salah satu cara menjaga kestabilan suhu

dalam pembuatan kompos adalah dengan menimbun bahan dalam ketinggian tertentu. Timbunan

48

Page 49: laporan resmi kesuburan UGM 2012

yang terlalu rendah dapat menyebabkan panas mudah menguap, seblaiknya timbunan terlalu

tinggi membuat bahan-bahan menjadi memadat. Suhu terlalu tinggi bias membunuh bakteri

pengurai. Sedangkan kondisi yang kurang uadara dapat memacu pertumbuhan baktreri anaerobic

sehingga menimbulkan bau tidak sedap.

Dari hasil pengamatan menunjukkan pengomposan dengan penambahan biang kompos

menyebabkan DHL-nya cukup tinggi yaitu berkisar antara 0.7 – 1.0. Hal ini menunjukkan bahan

kompos tersebut memiliki KTK yang tinggi. Agar pemupukan pada suatu tanah efektif maka

tanah harus memiliki kapasitas tukar kation tinggi. Dengan demikian kompos dapat membantu

meningkatkan KTK suatu tanah.

kompos matang mempunyai karakteristik fisik yaitu:

►Struktur, bahan kopos matang bersifat remah; merupakan media yang lepas-

lepas tidak kompak maupun tidak dikenali kembali bahan dasarnya.

►Warna, terbaik adalah warna coklat kehitaman. Warna hitam murni menunjukkan

proses fermentasi yang kurang baik karena terlalu banyak lengas dan kekurangan udara.

►Status kelengasan, apabila segumpal kompos kita ambil kemudian diperas tidak

ada air yang keluar.

►Bau, kompos yang baik harus berbau seperti humus atau tanah. Apabila kompos

berbau busuk menandakan bahwa proses dekomposisi belum selesai dan proses peruraian

masih berlangsung.

►Kemasaman, mempunyai PH netral sampai agak masam. Kisaran PH kompos

yang baik adalah 6,0-7,5.

49

Page 50: laporan resmi kesuburan UGM 2012

V. PENUTUP

B. Kesimpulan

1. Bahan utama kompos yang mengalami proses pematangan paling cepat adalah

kompos dari jerami, diikuti pukan kambing, pukan sapi, kemudian dedaunan.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengomposan antara lain rasio C/N,

ukuran partikel, aerasi, porositas, kelembaban (moisture content), suhu, ph, kandungan hara,

kandungan bahan berbahaya, dan lama pengomposan.

3. Bau menyerupai humus (agak harum), strukturnya lunak, warna coklat kehitaman,

kadar air sekitar 30%, suhunya mendekati suhu awal pengomposan, pH 6-7 (agak netral), kadar

bahan organik 30-60%, dan nisbah C/N sekitar 15.

C. Saran

1. Berat bahan utama yang digunakan untuk pembuatan komposa disamakan agar

data yang didapat lebih akurat.

2. Terlebih dahulu dilakukan uji jenis tanah, karena jika tanah yang digunakan tidak

sesuai dengan jenis tanah yang dibutuhkan akan menimbulkan kerancuan dalam pemahaman.

50

Page 51: laporan resmi kesuburan UGM 2012

DAFTAR PUSTAKA

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. 2006. Pupuk Organik

dan Pupuk Hayati. Bogor.

Eriksson, K.E.L., R.A. Blanchette, and P. Ander. 1989. Microbial and Enzymatic Degradation of

Wood and Wood Components. Springer Verlag Heildeberg. New York.

Saraswati, R., D.H. Goenadi, D.S. Damardjati, N. Sunarlim, R.D.M. Simanungkalit, dan Djumali

Suparyani. 1998. Pengembangan Rhizo-plus untuk Meningkatkan Produksi, Efisiensi

Pemupukan Menunjang Keberlanjutan Sistem Produksi Kedelai, Laporan Akhir Penelitian

Riset Unggulan Kemitraan I Tahun (1995/1996-1997-1998). Balai Penelitian Bioteknologi

Tanaman Pangan.

Sebayang, K. dan D.A. Sihombing 1987. The technology impact on soybean yield in Indonesia.

pp. 37-48. In J.W.T. Bottema, F. Dauphin, and G. Gijsbers (Eds.). Soybean Research and

Development in Indonesia. CGPRT Centre, Bogor.

Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Soil Survey Staff. 1998. Kunci Taksonomi Tanah. Edisi kedua.

Suhardjo, H., M. Supartini, dan U. Kurnia. 1993. Bahan organik tanah. Dalam Informasi

Penelitian Tanah, Air, Pupuk, dan Lahan. Serial Populer No.3/PP/SP/1993. Pusat

Penelitian Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Suriadikarta, D.A. dan R.D.M. Simanungkalit. 2006. Pendahuluan. hlm. 1-10. Dalam Pupuk

Organik dan Pupuk Hayati. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan

Pertanian, Bogor.

51

Page 52: laporan resmi kesuburan UGM 2012

LAMPIRAN

1. EM4

2. Tanah

3. Kontrol

52

Page 53: laporan resmi kesuburan UGM 2012

ACARA V

UJI MUTU KOMPOS

ABSTRAKSI

Praktikum Kesuburan Tanah acara V yaitu Uji Mutu Kompos dilaksanakan pada hari Rabu 24 Oktober 2012 di Rumah kaca, Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui mutu kematangan kompos dengan metode perkecambahan dan pertumbuhan vegetatif. Bahan yang digunakan adalah pupuk kompos (pukan sapi, pukan kambing), sekam dan benih sawi. Sedangkan alat yang digunakan antara lain label, alat tulis, pot dan semprotan. Untuk cara kerjanya, pertama - pertama disiapkan 5 pot kosong, lalu 5 pot tersebut masing – masing diisi dengan sekam (sebagai kontrol), (pukan sapi), (pukan kambing), sekam + (pukan sapi), sekam + (pukan kambing), (pukan sapi) + (pukan kambing) dan (pukan kambing) + (pukan sapi) + sekam, yang dibuat oleh tiap-tiap kelompok. Kemudian benih bayam cabut sebanyak 10 biji disebarkan merata pada permukaan media pot tersebut (1 pot = 10 biji), lalu disemprot dengan air untuk menjaga kelengasan (kelembaban) selama percobaan. Setelah itu pot diberi label agar memudahkan dalam pengamatan (tidak tertukar dengan kelompok lain), serta tidak lupa diamati pertumbuhan biji bayam cabut tersebut selama 7 hari. Setelah 7 hari, dihitung biji yang berkecambah, Gaya berkecambah, dan Indeks vigor. Uji mutu kompos penting untuk mengetahui kesiapan kompos sebelum digunakan sebagai pupuk. Kompos yang tidak matang akan menghambat atau mematikan tanaman. Hasil yang diperoleh menunjukkan perkecambahan kompos bahan pupuk kandang sapi sebanyak 80%, pupuk kandang kambing 20%, sekam 0%, pupuk kandang sapi dengan sekam 10%, pupuk kandang sapi dengan pupuk kandang kambing 5-%, pupuk kandang kambing dengan sekam 80%, dan campuran pupuk kandang sapi dengan kambing dan sekam sebanyak 40%. Pupuk yang telah siap digunakan ialah yang memiliki GB baik yaitu diatas 75% untuk benih ortodoks sayur.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk meningkatkan kesuburan tanah, pemberian pupuk anorganik (buatan) saja tidak

cukup, perlu diberikan pupuk organik dan salah satu diantaranya adalah kompos. Kompos selain

mudah didapat dan murah harganya serta merupakan media yang baik untuk pertumbuhan

mikroorganisme bermanfaat di dalam tanah. Ditambahkan oleh bahwa bahan organik atau pupuk

kandang akan diuraikan oleh mikroorganisme tanah menghasilkan bahan humus yang mampu

meningkatkan agregasi tanah. Agregasi tanah yang baik akan menjamin tata udara dan air yang

baik sehingga aktifitas mikroorganisme berlangsung baik sehingga dapat meningkatkan

ketersediaan beberapa unsur hara. Hasil pembuatan kompos tidak langsung dapat digunakan,

melainkan harus dilakukan pengujian terhadap mutu kompos terlebih dahulu. Perlu diketahui

bahwa kompos yang belummatang jika diaplikasikan di lahan pertanian dapat menghambat atau

53

Page 54: laporan resmi kesuburan UGM 2012

mematikan tanaman. Untuk itu petani harus menentukan kematangan kompos sebelum digunakan

sebagai media tumbuh atau dicampurkan dengan tanah.

B. Tujuan

Untuk mengetahui mutu kematangan kompos dengan metode perkecambahan dan

pertumbuhan vegetatif.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kompos adalah pupuk alami (organik) yang terbuat dari bahan - bahan hijauan dan bahan

organik lain yang sengaja ditambahkan untuk mempercepat proses pembusukan, misalnya

kotoran ternak atau bila dipandang perlu, bisa ditambahkan pupuk buatan pabrik, seperti urea.

Sampah kota bisa juga digunakan sebagai kompos dengan catatan bahwa sebelum diproses

menjadi kompos sampah kota harus terlebih dahulu dipilah-pilah, kompos yang rubbish harus

dipisahkan terlebih dahulu. Jadi yang nantinya dimanfaatkan sebagi kompos hanyala sampah-

sampah jenis garbage saja (Wied 2004 cit. Sulistyorini 2005).

Kompos dapat memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan

organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air

tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan

penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur hara dari

tanah. Aktivitas mikroba tanah juga d iketahui dapat membantu tanaman menghadapi serangan

penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada

tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat,

lebih segar, dan lebih enak. Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek,

diantaranya adalah (Anonim, 2011) :

A. Aspek Ekonomi :

1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah

2. Mengurangi volume/ukuran limbah

3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

54

Page 55: laporan resmi kesuburan UGM 2012

B. Aspek Lingkungan :

1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana

dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat pembuangan sampah

2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

C. Aspek bagi tanah/tanaman:

1. Meningkatkan kesuburan tanah

2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah

3. Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah

4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)

6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman

7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman

8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

Kriteria Kualitas Kompos menurut World Bank adalah persyaratan minimal dalam

pembuatan kompos, maka sebaiknya dalam pembuatan kompos diperhatikan kualitas kompos

setara dengan pupuk organik seperti yang dibakukan oleh Standar Internasional dan preferensi

beberapa pengguna / pembeli kompos yang disajikan dalam Tabel 2 (Anonim, 2006).

PARAMETER KUALITAS

SATUAN STANDAR KUALITAS

1KUALITAS

UMUM

a

.

Kadar Air % < 45

b C/N Ratio Dimensionless < 20

55

Page 56: laporan resmi kesuburan UGM 2012

.

2 KADAR LOGAM BERAT

a

.

Cr (Khrom) mg/kg berat

kering

< 45

b

.

Cu

(Tembaga)

mg/kg berat

kering

< 150

c

.

Pb (Timbal) mg/kg berat

kering

< 150

d

.

Zn (Seng) mg/kg berat

kering

< 400

Selama pasca pematangan terbentuk komplek lempung-humus. Hal ini berarti bahwa

makin matang kompos maka kandungan hara kompos yang tersedia untuk tanaman turun dan

dikarakterisasikan dengan perbaikan sifat fisik tanah. Pasca pematangan dicirikan suhu yang

lebih rendah daripada tahap dekomposisi utama. Setelah kenaikan suhu yang terjadi dalam waktu

yang singkat pada proses konversi, suhu turun dan akhirnya mencapai suhu udara ambien.

Selama proses pendinginan, populasi organisme dan cacing tanah membantu mencampur

komponen mineral dan organik (Irwanti, 2003)

Bahan organik berperan besar dalam memperbaiki struktur tanah,mampu meningkatkan

kemampuan menahan air, menyeimbangkan nisbahpori mikro dan makro guna memperbaiki

aerasi tanah, meningkatkan kesuburan kimia tanah dan meningkatkan aktivitas biologi jasad

mikroorganisme tanah dalam mendokomposisi bahan organik.Bahan organk dapat berasal dari

kotoran cair dan padat dari hewan (pupuk kandang),sisa-sisa tanaman (pupuk hijau), sampah dan

limbah organik (kompos), jasad penambat nn udara. Semakin mudah diurai, bahan organik yang

lebih sukar diurai memerlukan waktu lama untuk menunjukkan pengaruhnya, namun

efektivitasnya dapat berlangsung lebih lama (Brady, 1974).

56

Page 57: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Petani menjaga ketersediaan bahan dengan memperhatikan kuantitas pupuk yang

diproduksi dengan berbagai macam kotoran ternak dan dengan menyediakan nutrisi penting

bagi tanaman yang termuat dalam pupuk. Hal ini penting untuk mengenal pengaruh pengelolaan

yang dilakukan untuk mengembalikan kualitas pupuk pada pertanian yang berbeda. Secara

umum, terlebih – lebih tergantung pada pemupukan sebagai sumber nutrisi di dalam tanah. Pada

beberapa tempat, bagaimanapun juga pupuk harus mempertimbangkan penambahan materi ke

tanah. Termasuk beberapa pertimbangan nutrisi yang disediakan oleh pupuk kandang dan pupuk

penyubur (Millar, 1955).

III. METODOLOGI

57

Page 58: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 20012 di Laboratorium Kimia dan

Kesuburan Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada,

Yogyakarta. Adapun alat yang digunakan yaitu pot dan bahan yang digunakan yaitu benih bayam

cabut, lalu media yaitu pupuk kandang sapi, pupuk kandang kambing, sekam, campuran pupuk

kandang sapi-kambing, campuran pupuk kandang sapi-sekam, campuran pupuk kandang sapi-

kambing-sekam.

Mula-mula pot yang sudah diisi label dimasukan media sesuai dengan perlakuan masing-

masing. Setelah itu media sedikit disiram air agar basah dan disebar benih bayam cabut. Diamati

gaya berkecambah dari benih tersebut selama 7 hari. Setelah data GB didapat selama 7 hari

pengamatan dilihat hasilnya, buat pembahasan mengenai besarnya GB dengan kelayakan pupuk

yang digunakan sebagai perlakuan. Diamati pula pH dan Daya Hantar Listrik (DHL) media yang

digunakan sebagai perlakuan.

Presentase ( % ) =Jumlahbiji yang tumbuh hari ke−7

Biji yang dikecambahkan x100%

Rumus Gaya Berkecambah (GB ¿= Jumlah biji berkecambahsampai hari ke−nJumlah biji yangdikecambahkan

x 100 %

Rumus Indeks Vigor ( IV ¿= Jumlahbijiberkecambah pada hari ke−nhari ke−n

58

Page 59: laporan resmi kesuburan UGM 2012

no

PerlakuanJumlah benih tumbuh hari ke- G

B1 2 3 4 5 6 7

1 Pukan sapi 0 2 4 6 7 7 88

0%

2 Pukan kambing 0 0 0 0 1 1 22

0%

3 Sekam 0 0 0 0 0 0 00

%

4 Sapi+Sekam 0 0 0 0 1 1 11

0%

5 Sapi+Kambing 0 2 3 4 5 5 55

0%

6 Kambing+Sekam 0 3 6 8 8 8 88

0%

7Kambing+Sapi+Se

kam 0 0 1 2 4 4 44

0%IV. HASIL PENGAMATAN

Tabel 5.1. GB benih tiap perlakuan

no

Perlakuanp

HD

HL

1 Pukan sapi6.52

0.4

2 Pukan kambing7.57

0.3

3 Sekam7.57

0.1

4 Sapi+Sekam7.83

0.2

5 Sapi+Kambing6.85

0.2

6 Kambing+Sekam7.83

0.1

7Kambing+Sapi+Se

kam7.2

0.3

Tabel 5.2. pH dan DHL tiap perlakuan

59

Page 60: laporan resmi kesuburan UGM 2012

no

PerlakuanIV

1 2 3 4 5 6 7

1 Pukan sapi 0 1 1.333331

.51

.4 1.16667 1.14286

2 Pukan kambing 0 0 0 00

.2 0.16667 0.28571

3 Sekam 0 0 0 0 0 0 0

4 Sapi+Sekam 0 0 0 00

.2 0.16667 0.14286

5 Sapi+Kambing 0 1 1 1 1 0.83333 0.71429

6 Kambing+Sekam 01

.5 2 21

.6 1.33333 1.14286

7Kambing+Sapi+Se

kam 0 0 0.333330

.50

.8 0.66667 0.57143

Tabel 5.3. IV benih tiap perlakuan

60

Page 61: laporan resmi kesuburan UGM 2012

V. PEMBAHASAN

Kompos adalah hasil penguraian parsial atau tidak lengkap dari campuran bahan-bahan

organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam

kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Kompos disebut juga

sebagai pupuk organik. Seperti yang telah kita ketahui pupuk organik memiliki sifat – sifat

penting yang mempengaruhi kesuburan tanah, diantaranya adalah :

1. Mempengaruhi sifat fisik tanah.

Bahan organik membuat tanah menjadi gembur dan lepas-lepas, sehingga aerasi dan

pengatusan dakhil menjadi lebih baik serta lebih mudah ditembus perakaran tanaman. Pada tanah

yang bertekstur pasiran, bahan organik akan meningkatkan pengikatan antar partikel dan

meningkatkan kapasitas mengikat air. Sifat fisik bahan organik yang baik sangat ideal apabila

dicampur terlebih dahulu dengan pupuk kimia sebelum dimanfaatkan sebagai pupuk. Dari

penambahan bahan organik ini, warna tanah yang dulunya cerah akan berubah menjadi kelam.

2. Mempengaruhi sifat kimia tanah

Kapasitas tukar kation (KPK) dan ketersediaan hara meningkat dengan penggunaan bahan

organik. Asam yang dikandung humus akan membantu meningkatkan proses pelapukan bahan

mineral.

3. Mempengaruhi sifat biologi tanah

Bahan organik akan menambah energi yang diperlukan kehidupan mikroorganisme tanah.

Tanah yang kaya bahan organik akan mempercepat perbanyakan fungi , bakteri, mikro flora dan

mikro fauna tanah lainnya.

Pada umumnya kandungan hara pupuk organik rendah dan kadarnya bervariasi. Rendahnya

kandungan hara ini tergantung pada jenis bahan dasarnya. Kandungan hara yang rendah ini

memiliki arti pada biaya untuk setiap unit unsur hara yang digunakan nisbi yang lebih mahal.

Hara yang berasal dari bahan organik ini diperlukan untuk kegiatan mikrobia yang bermanfaat di

dalam tanah. Mikroba – mikroba tanah tersebut akan merubah bentuk ikatan kompleks organik

yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman menjadi bentuk senyawa organik dan anorganik

sederhana yang dapat diserap oleh tanaman. Kebanyakan unsur di dalam tanah biasanya terlindi

dalam bentuk unsur tersedia dari hasil perombakan bahan organik. Pupuk organik juga

menyediakan hara untuk tanaman dalam jumlah yang terbatas dan tidak cukup.

61

Page 62: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Kompos dapat dibuat dari semua material organik yang mengandung karbon dan nitrogen,

misalnya seperti kotoran hewan, sampah hijauan, sampah kota, lumpur cair dan limbah industri

pertanian. Namun untuk material organik seperti tulang, tanduk, dan rambut, sulit untuk

dikomposkan (dibuat kompos). Proses pengomposan (pembuatan kompos) akan segera

berlangsung setelah material – material organik dicampur. Proses pengomposan secara sederhana

dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal

proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh

mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan

diikuti dengan peningkatan pH kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu

akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba

Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi

dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos

dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas.

Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami

penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek

liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa

bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan. Proses

pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada

oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba

menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga

terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak

diinginkan, karena selama proses pengomposan akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses

anaerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap, seperti: asam-asam

organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat, puttrecine), amonia, dan H2S (Anonim, 2011).

Dalam pembuatan kompos perlu diperhatikan tingkat kematangannya. Kompos yang belum

matang dapat menghambat atau mematikan tanaman. Kompos matang biasanya dilihat dari hasil

uji rasio C/N. Namun uji ini harus dilakukan di laboratorium kimia. Sebenarnya ada cara yang

sederhana dan mudah untuk menguji kualitas kompos, yaitu dengan uji kecambah dan uji dengan

tanaman.

62

Page 63: laporan resmi kesuburan UGM 2012

0 2 4 6 8 10 120

2

4

6

8

10

12

GB benih bayam cabut

Pukan sapiPukan kambingsekamsapi+sekamkambing+sekamkambing+sapi+sekamsapi+kambing

hari ke-n

jum

lah

beni

h

Grafik 5.1. GB benih bayam cabut

Pada Grafik ini dapat terlihat bahwa pada perlakuan menggunakan pupuk kandang kambing

serta pupuk kandang kambing dan pupuk kandang sapi dengan campuran sekam memiliki gaya

berkecambah yang paling tinggi yaitu mencapai 80%. Ini sangat berbeda dengan keadaan GB

benih pada perlakuan hanya menggunakan sekam yaitu 0%. Ini menunjukan bahwa pupuk

kambing sudah memiliki sifat yang cocok untuk perkecambahan suatu benih. Ini dapat terlihat

dengan benih yang tumbuh sudah melebihi batas standar perkecambahan benih ortodoks sayur

yang biasanya adalah sebesar 75%. Pada saat perkecambahan suatu benih dibutuhkan

kelembaban, kadar air sekitar benih, aerasi (kandungan oksigen), serta keadaan pH pada sekitar

benih. Untuk percobaan ini aspek terpenting yang kita soroti dalam hal agronomis

perkecambahan ialah pH. Dari yang kita ketahui bahwa pupuk yang belum matang atau belum

siap diaplikasikan memiliki efek panas terhadap organ tanaman. Ini adalah disebabkan oleh pH

dari benih tersebut yang terlalu rendah. Selain itu pupuk yang belum matang kita ketahui bahwa

teksturnya belum membentuk remah sehingga jika benih yang kita tanam dibenamkan terlalu

dalam akan kekurangan oksigen pada perkecambahannya. Adapula faktor tekstur dapan

mempengaruhi dari penyimpanan air padahal air adalah hal yang paling penting dari

perkecambahan. Air nantinya akan menginisiasi enzim pertumbuhan serta menginisiasi enzim

lainnya seperti contohnya yang bekerja untuk merombak kandungan lemak pada biji untuk

dikonversi menjadi ATP dan digunakan untuk membentuk protein dalam pembelahan sel.

63

Page 64: laporan resmi kesuburan UGM 2012

0 2 4 6 8 10 120

2

4

6

8

10

12

IV benih bayam cabut

Pukan sapiPukan kambingsekamsapi+sekamkambing+sekamkambing+sapi+sekamsapi+kambing

hari ke-n

IV

Grafik 5.2. IV benih bayam tiap perlakuan

Indeks vigor dalam segi agronomis tidak kalah penting dibandingkan dengan Gaya

Berkecambah benih. Indeks vigor ialah sebagai nilai keserempakan suatu benih berkecambah

pada suatu waktu (dalam hitungan hari). Dari data yang telah diolah menjadi grafik menunjukan

bahwa IV pada perlakuan pupuk kambing+sekam dan pupuk sapi memiliki titik puncak yang

paling tinggi. Ini juga dapat menjadi suatu variabel yang memperkuat bahwa pupuk kandang sapi

dan pupuk kandang kambing+sekam sudah cukup baik dan matang untuk diaplikasikan pada

tanaman budidaya.

Pupuk kandang dan pupuk kompos adalah salah satu pupuk yang cukup mudah untuk

dibuat oleh masyarakat. Hanya dengan menggunakan limbah dari pekarangan ataupun dari hewan

ternak. Namun untuk penggunaan dari pupuk yang dibuat ini haruslah dilakukan pengujian mutu

pupuk terlebih dahulu. Pupuk yang belum matang tidak akan membantu pertumbuhan tanaman

bahkan dapat meracuni tanaman budidaya. Pada umumnya pupuk yang belum siap untuk

diaplikasikan atau biasa disebut belum ‘matang’ akan memberikan efek panas terhadap organ

yang terkena oleh pupuk tersebut. Selain dengan dilihat dari dampak yang terjadi pada tanaman,

kematangan pupuk juga dapat dilihat dari teksturnya yang sudah remah, tidak berair, memiliki

warna yang gelap menyerupai tanah, pH yang netral 6-7, aroma yang tidak busuk atau bau seperti

bahan awal, dan memiliki kadar bahan organik hingga 60% serta nisbah C/N 15. Adapun benih

64

Page 65: laporan resmi kesuburan UGM 2012

bayam dipilih karena memiliki kecepatan yang tumbuh cukup cepat, yaitu sudah mencapai

perkecambahan yang baik dalam waktu sekitar 7 hari.

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pupuk kandang kotoran sapi dan pupuk kandang kotoram kambing dengan

campuran sekam sudah memiliki kematangan yang baik untuk diaplikasikan pada tanaman

budidaya.

B. Saran

Menurut info dari salah satu asisten, seharusnya pada praktikum acara ini tidak

menggunakan pupuk murni pada saat percobaan. Sebaiknya pupuk perlakuan dicampurkan pada

tanah sehingga dapat terlihat secara jelas dampak dari pupuk yang dijadikan perlakuan.

65

Page 66: laporan resmi kesuburan UGM 2012

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Standar Kualitas Kompos Menurut Bank Dunia. <

www.mnlh.go.id/kompos >. diakses pada tanggal 11 November 2011.

Anonim. 2011. Kompos. < http://id.wikipedia.org/wiki/Kompos#Jenis-jenis_kompos >.

Diakses pada tanggal 11 November 2012.

Brady, N.C. 1974. The Nature and Properties of The Soils. 8th ed. Macmillan Pub Co, New

York.

Irwanti, I. 2003. Pengaruh metode pengomposan terhadap waktu pematangan kompos.

Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan IV (6) : 35-48.

Millar, G. E. 1955. Soil Fertility. John Willey and Sons Inc, New York.

Sulistyorini, L. 2005. Pengelolaan sampah dengan cara menjadikan kompos. Jurnal

Kesehatan Lingkungan 2(1) : 77 – 84.

66

Page 67: laporan resmi kesuburan UGM 2012

ACARA VI

KESUBURAN TANAH AKTUAL

ABSTRAKSI

Praktikum Kesuburan Tanah acara VI dengan judul Kesuburan Tanah Aktual dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 3 Oktober 2012 di Rumah Kaca, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Bahan yang digunakan yaitu benih jagung (Zea mays), tanah Ultisol, Vertisol, dan Inceptisol yang berasal dari tempat yang berbeda. Alat yang digunakan yaitu cetok, alat tulis dan dokumentasi. Metode pelaksanaan praktikum yaitu 3 benih jagung (Zea mays) per pot (jika sudah tumbuh akan dijarangkan menjadi 2 tanaman jagung). Pot tersebut ditanami dengan tanaman jagung dan diberi air secukupnya setiap hari. Kemudian diamati kenampakan visual tanaman jagung pada setiap pot, diukur, dan dicatat tinggi tanaman, jumlah daun dan tingkat kehijauan daun seminggu sekali. Dari beberapa jenis tanah yang digunakan tersebut, maka tanah inseptisol adalah tanah yang paling subur karena memiliki rata-rata tinggi tanaman yang paling baik. Hal ini dapat diduga bahwa tingkat kesuburan tanah aktual dari beberapa jenis tanah yang digunakan adalah berbeda-beda. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa jenis tanah inseptisol merupakan jenis tanah yang memiliki kesuburan tanah aktual yang paling baik, dengan tinggi tanaman 45,03 cm dan jumlah daun 5 helai. Sedangkan jenis tanah yang paling jelek kesuburan tanah aktualnya adalah jenis tanah ultisol dengan tinggi tanaman 37,23 cm dan jumlah daun 4 helai. Tingkat urutan kesuburan aktual tanah dari tertinggi hingga terendah yaitu tanah inceptisol > vertisol > ultisol.

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beragam masalah kesuburan tanah yang muncul di lapangan dapat diidentifikasi dengan

berbagai cara. Hasil identifikasi ini sangat menentukan dalam memutuskan tindakan yang harus

diambil unutk memecahkan masalah. Cara identifikasi yang tepat akan menghasilkan keputusan

kesuburan tanah yang tepat dan efisien. Cara-cara identifikasi dapat dilakukan dengan cara:

mengamati penampakan visual tanaman, analisis tanah, analisis bagian tanaman, dan percobaan

pemupukan.

Kesuburan tanah didefinisikan sebagai kualitas yang memungkinkan suatu tanah untuk

menyediakan unsur-unsur hara yang memadai, baik dalam jumlah maupun imbangannya untuk

pertumbuhan spesies tanaman bila temperatur dan faktor lain mendukungnya. Produktivitas tanah

untuk memproduksi satu spesies tanaman tertentu atau sekelompok tanaman di bawah suatu

sistem managemen yang khusus. Agar tanah itu produktif maka tanah itu harus subur. Tetapi

tidak harus berarti bahwa tanah yang subur selalu produktif. Banyak tanah subur yang berada di

67

Page 68: laporan resmi kesuburan UGM 2012

daerah kering akan tetapi dengan sistem managemen yang tidak menggunakan irigasi, tanah itu

tidak akan produktif untuk tanaman jagung maupun padi.

Pada prinsipnya tanah yang subur adalah tanah yang secara konsisten dapat memberikan

hasil yang baik tanpa penambahan pupuk dan bahan-bahan lain yang menunjang pertumbuhan

tanaman secara optimal. Tanah kemungkinan mempunyai kesuburan asli yang tinggi, tetapi hasil

produksinya rendah karena faktor produksi lainnya yang dapat menghambat pertumbuhan

tanaman. Tanah yang memiliki kesuburan asli tanpa dilakukan usaha perbaikan atau peningkatan

kesuburannya disebut dengan kesuburan tanah aktual. Jenis tanah tertentu mempunyai potensi

kesuburan yang tinggi, tetapi karena tidak dilakukan perbaikan tingkat kesuburannya maka hanya

diperoleh hasil dengan aras yang sedang. Namun demikian jenis tanah memiliki tingkat

kesuburan tanah aktual yang berbeda-beda tergantung sifat fisik dan kimia dari setiap jenis tanah

tersebut.

B. Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui kesuburan aktual tanah

dari berbagai jenis tanah.

68

Page 69: laporan resmi kesuburan UGM 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah ialah lapisan atas bumi yang dikerjakan setiap waktu untuk selanjutnya ditanami dan

dipungut hasilnya. Dapat dikatakan bahwa tanah ialah tempat tanaman dapat tumbuh dan berdiri

tegak, tempat tanaman dapat menghisap air yang mengandung zat-zat makanan yang diperlukan

untuk hidupnya tumbuh-tumbuhan (Rismunandar, 1990).

Kemampuan tanah sebagai habitat tanaman menghasilkan bahan yang dapat dipanen sangat

ditentukan oleh tingkat kesuburan atau sebagai alternatif kapasitas berproduksi atau

produktivitas. Kesuburan tanah dibedakan menjadi dua, yaitu kesuburan tanah potensial, yakni

maksimum hasil yang diperoleh dengan cara mengoptimalisasi semua faktor produksi.

Sedangkan kesuburan tanah aktual, yakni kesuburan asli tanah tanpa dilakukan usaha perbaikan

atau peningkatan kesuburannya. Jenis tanah tertentu mempunyai potensi kesuburan yang tinggi,

tetapi karena tidak dilakukan perbaikan tingkat kesuburannya maka hanya diperoleh hasil dengan

aras yang sedang (Sutanto, 2005).

Kesuburan tanah diberi batasan sebagai mutu kemampuan suatu tanah untuk menyediakan

unsur hara pada takaran yang diperlukan dan keseimbangan tertentu secara sinambung, untuk

menunjang pertumbuhan suatu jenis tanaman pada lingkungan dengan faktor pertumbuhan

lainnya dalam keadaan yang menguntungkan. Tanah dikatakan subur bila mampu memacu

pertumbuhan dan perkembangan sampai aras yang memungkinkan fungsi-fungsi pertumbuhan

dan perkembangan optimum tanaman (Poerwowidodo, 1993).

Pada umumnya penggunaan lahan tergantung dari 2 segi yaitu kemampuan lahan dan

lokasi. Oleh karena itu tanah punya nilai ekonomis dan nilai pasar yang berbeda. Untuk lahan

pertanian nilai ekonomis lahan didasarkan pada tingkat kesuburan, lereng permukaan,

kemampuan menahan air, dan lokasi (Fachrur, 2007).

Uji kesuburan tanah diperlukan sebelum mengusahakan lahan pertanian sehingga dapat

diketahui potensi lahan dan kendala yang harus diatasi. Dalam hal ini tanaman dapat digunakan

sebagai indikator kesuburan yaitu dengan melihat kenampakan fisik tanaman (Davidescu dan

Davidescu, 1982).

Karakteristik kimiawi dan fisika tanah dapat berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Jika

terdapat perbedaan/variasi faktor pembentuk tanah antar tempat tersebut. Di dataran tinggi, suhu

relatif rendah, mengakibatkan pelapukan lebih lambat sedangkan di dataran rendah suhu lebih

69

Page 70: laporan resmi kesuburan UGM 2012

tinggi mendukung pelapukan lebih cepat. Perbedaan karekteristik kimia dan fisika kimia tanah

tersebut mengakibatkan berbedanya pengelolaan yang diperlukan (Basyaruddin, 2001).

Tujuan utama pemberian pupuk dan kapur adalah memberikan takaran pupuk dan kapur

yang akan menghasilkan keuntungan paling besar bagi tanaman yang diproduksi. Ada juga tujuan

lain seperti suatu mutu tanaman, hasil maksimum, konversi tanah dan mutu lingkungan. Takaran

pupuk dan kapur yang diperlukan untuk memenuhi tujuan – tujuan yang disebut terakhir mungkin

berbeda dari yang untuk keuntungan maksimum. Untuk mencapai salah satu dari tujuan ini,

digunakan pendekatan perumusan hara yang serupa (Whitney et al., 1997).

Tanaman mengabsorbsi N pada waktu tanaman tumbuh aktif tetapi tidak selalu pada tingkat

kebutuhan yang sama. Banyaknya N yang dapat diabsorbsi setiap hari per satuan berat tanaman

adalah maksimum pada saat masih muda dan berangsur-angsur menurun dengan bertambahnya

usia tanaman. Terjadi kekurangan N yang hebat akan menghentikan proses pertumbuhan dan

reproduksi. Kekurangan N adalah salah satu penyebab tanaman menjadi kerdil sehingga faktor-

faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dibagi menjadi dua yaitu faktor genetik dan

faktor lingkungan (Anonim, 2009).

Begitu juga menurut Anonim (2006), bahwa dengan pemupukan N disamping akan

berpengaruh terhadap proses-proses fisiologi juga akan meningkatkan indeks luas daun

maksimal, berat kering organ vegetatif, dan konsentrasi N daun.

Inseptisol merupakan tanah yang baru berkembang. Walaupun demikian tanah ini tidak

hanya berupa bahan asal atau induk tetapi harus sudah terjadi proses pembentukan tanah yang

menghasilkan epipedon okhrik. Pada inseptisol mungkin juga ditemukan epipedon anthropik,

horison albik dan agrik. Akumulasi garam, besi oksida dan lain-lain mungkin ditemukan juga tapi

pada kedalaman lebih dari 1 meter (Hardjowigeno, 1993).

Banyak tanah inseptisol yang digunakan untuk usaha pertanian misalnya daerah endapan

sungai atau daerah rawa-rawa pantai. Tanah ini berasal dari bahan aluvium umumnya merupakan

tanah subur. Perbaikan drainase di daerah rawa-rawa menyebabkan munculnya cat clay yang

sangat masam akibat oksidasi sulfida menjadi sulfat (Hardjowigeno, 1993).

70

Page 71: laporan resmi kesuburan UGM 2012

III. METODOLOGI

Praktikum acara VI dengan judul Kesuburan Tanah Aktual dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 3 Okober 2012 di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Bahan

yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tong fiber, tanah lapis olah yaitu vertisol, inceptisol,

ultisol dan tanaman jagung (Zea mays) sebagai indikator kesuburan aktual tanah. Alat yang

dikgunakan yaitu alat tulis, penggaris dan alat dokumentasi.

Cara kerja yang digunakan yaitu Tong fiber dengan volume 120 L yang telah dilubangi

bagian bawahnya disiapkan dan diberi label nama kelompok, lokasi dan tanggal pengambilan

tanah. Selanjutnya tanah lapis olah yang diambil dari berbagai lokasi pada lahan pertanian

dengan jenis tanah yang berbeda-beda disiapkan untuk kemudian dimasukkan pada masing-

masing tong fiber. Tanah lapis olah tersebut dimasukkan secara bertahap agar tanah lebih mudah

digemburkan dan untuk mencegah bagian tanah yang padat. Setelah tanah menjadi gembur maka

benih jagung (Zea mays) siap ditanam ke dalam masing-masing tong. Pada 1 MST dilakukan

penjarangan dengan mencabut satu tanaman dan sisakan dua tanaman yang paling baik

kenampakan visualnya. Kenampakan visual tanaman (morfologi dan warna daun) diamati setiap

minggunya (pada hari Rabu) dan juga diukur tinggi tanamannya dan jumlah daunnya. Setiap hari

tanaman juga perlu disiram untuk menghindari terjadinya kekeringan pada tanaman.

71

Page 72: laporan resmi kesuburan UGM 2012

IV. HASIL PENGAMATAN

Jenis Tanah Pengamatan minggu ke- (cm)

I II III

Ultisol 11,29 29,29 37,23

Vertisol 11,87 30,61 40,46

Inceptisol 12,88 31,04 45,03

Tabel 6.1. Tinggi Tanaman Jagung (Zea mays) pada Kesuburan Tanah Aktual

Jenis Tanah Pengamatan minggu ke- (helai)

I II III

Ultisol 3 4 4

Vertisol 2 4 5

Inceptisol 3 4 5

Tabel 6.2. Jumlah Daun Tanaman Jagung (Zea mays) pada Kesuburan Tanah Aktual

Jenis Tanah Pengamatan minggu ke-

I II III

Ultisol + ++ ++

Vertisol + ++ ++

Inceptisol + ++ ++

Tabel 6.3. Tingkat Kehijauan Daun Tanaman Jagung (Zea mays) Kesuburan Tanah Aktual

72

Page 73: laporan resmi kesuburan UGM 2012

V. PEMBAHASAN

Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam, yang ditentukan oleh

salingtindak (interaction) sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi bagian tubuh tanah yang

menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Kesuburan tanah pada hakekatnya ditentukan oleh sifat-

sifat fisik, kimia dan biologi tanahnya. Sehingga seringkali orang lebih senang menggunakan

istilah kesuburan fisik, kimia, dan biologi tanah. Kesuburan kimiawi tanah ditentukan terutama

oleh kemampuan tanah memasok unsur-unsur hara bagi tanaman, sedangkan kesuburan fisik

tanah mencakup pengertian kemampuan tanah memberikan dukungan mekanik yang sesuai bagi

pertumbuhan tanaman. Secara rampat dukungan tersebut mengunjuk pada galah ukur (parameter)

struktur tanah. Struktur tanah yang baik bukan saja akan memberikan dukungan mekanik yang

layak bagi perakaran tanaman, tetapi juga secara tak langsung akan mempengaruhi aerasi tanah.

Dan pada gilirannya akan menciptakan peluang terbaik bagi perakaran tanaman untuk

menjangkau unsur hara dan lengas yang tersedia di dalam tanah. Kondisi fisik dan kimiawi tanah

yang baik akan berarti tersedianya lingkungan hidup yang sesuai bagi organisme tanah.

Organisme tersebut sangat berperan dalam proses pendauran materi di dalam tanah.

Pengertian kesuburan tanah secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kesuburan

aktual dan kesuburan potensial. Kesuburan aktual adalah kesuburan tanah alamiah sedang

kesuburan potensial adalah kesuburan tanah maksimum yang dapat dicapai dengan

mengoptimumkan semua faktor yang dibantu oleh adanya masukan teknologi. Kelayakan

masukan teknologi yang diterapkan sangat ditentukan oleh: 1) imbangan antara tambahan hasil

panen atau nilai tambah mata dagangan (komoditi) yang diharapkan dapat dihasilkan dan

tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan, 2) kemampuan masyarakat dalam membiayai

masukan teknologi, 3) ketrampilan teknik masyarakat dalam menerapkan masukan teknologi

secara sinambung, 4) sifat dan kelakuan tanah.

Kesuburan aktual adalah kesuburan yang dapat diciptakan oleh tanah itu sendiri tanpa

adanya suplai hara atau spesial treatment untuk tanaman yang ada diatasnya jadi dengan kata lain

kemampuan maksimal dari tanah tersebut untuk dapat terus menompang hidup tanaman tanpa

adanya perbaikan atau perubahan baik dari segi fisik, kimia atau biologi tanah itu sendiri.

Kesuburan potential adalah kesuburan yang paling optimal yang dapat diberikan tanah setelah

segala faktor penghalang yang merugikan tanaman disingkirkan atau diminimumkan. Pada

73

Page 74: laporan resmi kesuburan UGM 2012

kesuburan potensial terdapat campur tangan dari manusia seperti perbaikan struktur tanah dan

pemupukan jadi pada kesuburan potensial, tanah diusahakan sebagaiman mungkin baik untuk

pertumbuhan tanaman. Kesuburan tanah itu sendiri adalah kualitas dan mutu dari tanah itu sendiri

yang digunakan untuk berbagai kegiatan bercocok tanam diatasnya dimana tanaman yang ada

diatasnya berinteraksi dengan sifat fisik, kimiawi dan biologis dari tanah itu sendiri. Kesuburan

tanah tidak dapat dipatok nilai standarnya sehingga tingkat kesuburan untuk tiap tanah selalu

berbeda

Masukan-masukan teknologi tersebut antara lain adalah usaha-usaha pemupukan atau

pengapuran. Nutrisi atau unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman terdiri dari unsur hara

makro (N, P, K, Ca, Mg, S) dan unsur hara mikro (Fe, Mn, Bo, Mo, Cu, Zn, Cl, dan Co) dalam

bentuk anion dan kation. Dalam setiap panenan banyak sekali unsur hara yang terangkut dari

dalam tanah. Oleh karena itu maka kalau panenan terus-menerus dilakukan pada lahan pertanian

tersebut berarti sekian banyak nutrisi yang telah terangkut tanpa dikembalikan lagi ke dalam

tanah. Sehingga pengetahuan tentang cara menjaga kesuburan tanah dengan menjaga kandungan

unsur hara bagi tanaman sangat penting bagi petani.

Tanah merupakan campuran antara padatan anorganik dan organik , udara, air, dan

mikroorganisme. Semuanya berinteraksi satu dengan lainnya. Reaksi dari padatan mempengaruhi

kualitas air dan udara, air dan udara melapukkan padatan, dan mikroorganisme mengkatalis

beberapa reaksi. Proses-proses yang terjadi di dalam tanah sesungguhnya sangat kompleks. Ia

begitu kompleks sehingga jauh sekali dari bayangan kita yang sederhana. Hal ini seringkali

menyulitkan identifikasi masalah kesuburan yang akan timbul. Tanah ialah lapisan atas bumi

yang dikerjakan setiap waktu untuk selanjutnya ditanami dan dipungut hasilnya. Dapat dikatakan

bahwa tanah ialah tempat tanaman dapat tumbuh dan berdiri tegak, tempat tanaman dapat

menghisap air yang mengandung zat-zat makanan yang diperlukan untuk hidupnya tumbuh-

tumbuhan. Berbagai jenis tanah di Indonesia ada yang subur dan ada juga yang tidak subur.

Tanah yang subur banyak dimanfaatkan penduduk untuk kegiatan pertanian yang berguna untuk

memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Vertisol merupakan tanah yang belum matang dengan perkembangan profil yang lebih

lemah dibanding dengan tanah matang. Profilnya mempunyai horison yang dianggap

pembentukannya agak lamban sebagai hasil alterasi bahan induk. Inceptisol banyak dijumpai

74

Page 75: laporan resmi kesuburan UGM 2012

pada tanah sawah memerlukan masukan yang tinggi baik untuk masukan anorganik (pemupukan

berimbang N, P, dan K) maupun masukan organik (pencampuran sisa panen ke dalam tanah saat

pengolahan tanah. Inceptisol adalah tanah-tanah yang kecuali dapat memiliki epipedon okrik dan

horizon albik seperti yang dimiliki tanah inseptisol juga memiliki sifat penciri horison kambik.

Tanah Vertisol memiliki kesuburan yang lebih tinggi dibandingkan tanah lain. Hal tersebut

dikarenakan tanah ini memiliki nilai KPK yang paling tinggi dan kandungan bahan organiknya

juga tinggi. Nilai KPK ditandai dengan banyaknya mineral lempung pada tanah ini. Nilai KPK

yang tinggi menunjukan kemampuan tanah untuk menyediakan hara dan pertukarannya dalam

tanah untuk tanaman. Sedangkan nilai KPK tanah Inceptisol lebih tinggi dibandingkan tanah

Ultisol. Tanah Inceptisol merupakan tanah muda, tanah yang belum berkembang sehingga nilai

KPK tanah tersebut lebih rendah daripada tanah Vertisol.

Inceptisol dapat dianggap sebagai tanah tua karena telah mencapai tingkat akhir dalam

proses pembentukan tanah dan pada horizon B mengandung liat yang sangat tinggi (argilik).

Adanya kandungan liat mudah mengembang dan mengkerut yang tinggi merupakan masalah

utama tanah ini. Faktor penting dalam pembentukan tanah ini adalah adanya musim kering dalam

setiap tahun dengan musim basah 1-2 bulan. Vertisol merupakan tanah yang memiliki potensial

cukup baik, akan tetapi yang menjadi kendala adalah dalam hal pengolahan tanahnya yang relatif

cukup sulit, bersifat sangat lekat bila basah dan sangat keras bila dalam keadaan kering, jadi

harus diketahui kelengasan tanah pada lapisan permukaan yang memungkinkan untuk dilakukan

pengelolaan tanah untuk persiapan lahan baik untuk pembibitan maupun penanaman. Tanah yang

termasuk ordo Inceptisol merupakan tanah muda. Kata inceptisol berasal dari kata Inceptum yang

berarti permulaan. Umumnya mempunyai horison kambik. Padanan dengan sistem klasifikasi

lama adalah termasuk tanah aluvial, andosol, regosol, gleihumus, dll. Tanah ini mempunyai

produktivitas alami yang beragam karena tidak memiliki sifat fisik dan kimia yang khas. Dengan

demikian tingkat kesuburan tanah ini tergantung sifat fisik dan kimia tanah inceptisol. Namun

karena tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan dari tanah ini cukup subur.

Inceptisol adalah tanah yang belum matang (immature) dengan perkembangan profil yang

lebih lemah dibanding dengan tanah yang matang dan masih banyak menyerupai sifat bahan

induknya. Tanah Inceptisol yang terdapat di dataran rendah solum yang terbentuk pada umumnya

tebal, sedangkan pada daerah-daerah berlereng curam solum yang terbentuk tipis. Warna tanah

Inceptisol beranekaragam tergantung dari jenis bahan induknya. Warna kelabu bahan induknya 75

Page 76: laporan resmi kesuburan UGM 2012

dari endapan sungai, warna coklat kemerah-merahan karena mengalami proses reduksi, warna

hitam mengandung bahan organik yang tinggi.

Tanah Ultisol memiliki kemasaman kurang dari 5,5 sesuai dengan sifat kimia, komponen

kimia tanah yang berperan terbesar dalam menentukan sifat dan ciri tanah umumnya pada

kesuburan tanah. Nilai pH yang mendekati minimun dapat ditemui sampai pada kedalaman

beberapa cm dari dari batuan yang utuh (belum melapuk). Tanah-tanah ini kurang lapuk atau

pada daerah-daerah yang kaya akan basa-basa dari air tanah pH meningkat pada dan di bagian

lebih bawah solum.

Tanah Ultisol sering diidentikkan dengan tanah yang tidak subur, tetapi sesungguhnya bisa

dimanfaatkan untuk lahan pertanian potensial, asalkan dilakukan pengelolaan yang

memperhatikan kendala (constrain) yang ada pada Ultisol ternyata dapat merupakan lahan

potensial apabila iklimnya mendukung. Tanah Ultisol memiliki tingkat kemasaman sekitar 5,5 .

Untuk meningkatkan produktivitas Ultisol, dapat dilakukan melalui pemberian kapur,

pemupukan, penambahan bahan organik, penanaman tanah adaptif, penerapan tekhnik budidaya

tanaman lorong (atau tumpang sari), terasering, drainase dan pengolahan tanah yang seminim

mungkin. Pengapuran yang dimaksudkan untuk mempengaruhi sifat fisik tanah, sifat kimia dan

kegiatan jasad renik tanah. Pengapuran pada Ultisol di daerah beriklim humid basah seperti di

Indonesia tidak perlu mencapai pH tanah 6,5 (netral), tetapi sampai pada pH 5,5 sudah dianggap

baik sebab yang terpenting adalah bagaimana meniadakan pengaruh meracun dari aluminium dan

penyediaan hara kalsium bagi pertumbuhan tanaman

Perbedaan kesuburan tanah aktual disetiap daerah disebabkan adanya perbedaan pada

faktor-faktor pembentuk tanah. Batuan induk, iklim, relief, organism, dan waktu yang berbeda-

beda menghasilkan jenis tanah dan kesuburan yang berbeda pula. Pada lahan pertanian

manajemen kesuburan oleh petani sangat mempengaruhi kesuburan tanah aktual di suatu daerah.

Ketersediaan hara dalam tanah harus dijaga antara yang hilang dari tanah dan jumlah yang

dimasukan ke dalam tanah.

76

Page 77: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh grafik hasil untuk tinggi tanaman jagung pada

beberapa jenis tanah adalah

1 2 305

101520253035404550

Grafik Tinggi Tanaman Vs Minggu Pengamatan

UltisolVertisolInceptisol

Minggu ke-

Ting

gi T

anam

an (c

m)

Grafik 6.1. Tinggi Tanaman Jagung pada Kesuburan Tanah Aktual

Dari grafik dapat ketahui tinggi tanaman Jagung paling baik pada tanah Inseptisol,

kemudian Vertisol, terakhir Ultisol. Hal ini dapat diketahui dari rata-rata tinggi tanaman tiap

minggunya. Dari minggu 1 hingga minggu 3 tinggi tanaman terus bertambah hal ini dikarenakan

kebutuhan tanaman akan hara dan air masih terpenuhi. Pertumbuhan tinggi tanaman yang

berbeda dikarenakan kesuburan aktual masing-masing jenis tanah juga berbeda. Tanah Vertisol

memiliki nilai KPK dan bahan organik yang paling tinggi dibandingkan Inceptisol dan Ultisol.

Hal tersebut dapat dimungkinkan sehingga hara tidak menjadi faktor penghambat bagi tanaman.

Selain itu penyiraman tanaman yang teratur juga menentukan pertumbuhan tanaman. Namun

pada hasil pengamatan diketahui bahwa tanah inseptisol memiliki kesuburan lebih tinggi daripada

vertisol, hal ini dikarenakan tanah vertisol pengelolaan tanahnya relatif cukup sulit, bersifat

sangat lekat apabila basah dan bersifar keras apabila dalam keadaan kering. Pada tanah inseptisol

sering digunakan untuk areal persawahan dan sudah mengalami pengolahan tanah sehingga

tanahnya lebih subur.

77

Page 78: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Berdasarkan hasil percobaan diperoleh histogram hasil jumlah daun tanaman jagung pada

beberapa jenis tanah adalah

Histogram 6.1. Jumlah daun Tanaman Jagung pada Kesuburan Tanah Aktual

Dari grafik dapat ketahui pertumbuhan jumlah daun tanaman Jagung paling baik pada tanah

Inceptisol, kemudian Vertisol, dan Ultisol. Bertambahnya jumlah daun dikarenakan kebutuhan

tanaman akan hara dan air masih terpenuhi. Pertambahan jumlah daun tanaman yang berbeda

dikarenakan kesuburan aktual masing-masing jenis tanah juga berbeda. Tanah Vertisol memiliki

nilai KPK dan bahan organik yang paling tinggi dibandingkan Inceptisol dan Ultisol. Hal tersebut

dapat dimungkinkan sehingga hara tidak menjadi faktor penghambat bagi tanaman. Selain itu

penyiraman tanaman yang teratur juga menentukan pertumbuhan tanaman. Namun pada hasil

pengamatan diketahui bahwa tanah inseptisol memiliki kesuburan lebih tinggi daripada vertisol,

hal ini dikarenakan tanah vertisol pengelolaan tanahnya relatif cukup sulit, bersifat sangat lekat

apabila basah dan bersifar keras apabila dalam keadaan kering. Pada tanah inseptisol sering

digunakan untuk areal persawahan dan sudah mengalami pengolahan tanah sehingga tanahnya

lebih subur.

Tingkat kehijauan daun berkaitan erat dengan kandungan klorofil dalam daun. Klorofil

berkorelasi positif dengan kandungan nitrogen dalam tanah. Apabila kandungan nitrogen dalam

tanah optimum maka kandungan klorofil optimum sehingga warna daun semakin hijau, dengan

begitu proses fotosintesis tanaman akan berjalan dengan baik dan menghasilkn produksi tanaman 78

1 2 30

1

2

3

4

5

6

Histogram Jumlah Daun

UltisolVertisolInceptisol

Minggu ke-

Jum

lah

Daun

Page 79: laporan resmi kesuburan UGM 2012

yang maksimal. Warna daun kuning mengindikasi kekurangan unsure nitrogen dalam tanah. Pada

hasil pengamatan diperoleh tingkat kehijauan daun dari 1 MST samapai 3 MST memiliki

intensitas kehijauan yang sama, hal ini mengindikasikan bahwa unsure nitrogen dalam tanah

inseptisol, vertisol dan ultisol memiliki jumlah yang sama.

79

Page 80: laporan resmi kesuburan UGM 2012

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tanah memiliki kesuburan yang berbeda-beda tergantung faktor pembentuk tanah,

yaitu bahan induk, iklim, relief, organisme, dan waktu.

2. Kesuburan tanah aktual adalah kesuburan asli tanah tanpa dilakukan usaha

perbaikan atau peningkatan kesuburannya misalnya dengan pemupukan atau penambahan bahan-

bahan yang dapat meningkatkan kesuburan tanah tersebut.

3. Berdasarkan hasil percobaan tanah Inseptisol memiliki kesuburan aktual yang

tinggi bila dibandingkan dengan Vertisol dan Ultisol.

4. Tanah Inceptisol memiliki kesuburan tanah aktual yang tinggi dilihat dari

pengukuran pertumbuhan yang paling tinggi selama 3 minggu, dengan tinggi tanaman 45,03 cm

dan jumlah daun 5 helai.

5. Pengetahuan untuk menjaga kesuburan tanah sangat penting dalam menjamin

keberhasilan suatu kegiatan pertanian dengan menjaga ketersediaan hara dalam tanah bagi

pertumbuhan tanaman.

6. Penilaian tingkat kesuburan tanah dari berbagai jenis tanah dapat dilihat dari

kenampakan visual (morfologi dan warna) serta tinggi tanaman dan jumlah daun.

7. Tingkat kehijauan tanaman jagung dari ketiga jenis tanah adalah sama.

B. Saran

Pengetahuan tentang kesuburan tanah yang akan digunakan sebagai media tanam yang

akan dijalankan sangat lah penting guna mendapatkan hasil pertumbuhan tanaman atas kebutuhan

tanaman akan unsur hara yang terkandung pada tanah tersebut.

Karena tingkat pertumbuhan pada tiap jenis tanah berbeda, pemupukan diperlukan untuk

menambah keharaan tanah yang keadaannya semakin lama semakin menipis karena

dipergunakan secara terus menerus oleh tanaman selama pertumbuhannya untuk mencapai

produksi yang optimum dan kualitas yang baik.

80

Page 81: laporan resmi kesuburan UGM 2012

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Kesuburan Tanah. <http://blogbintang.com/kesuburan-tanah>. Diakses tanggal 3 November 2012.

Anonim, 2006. Peranan Pupuk N Pada Tanaman. <www.ferdinap.org/ipns>. Diakses tanggal 3 November 2012.

Basyarudin. 2001. Karakteristik kimiawi dan fisiko-kimiawi andisol yang berkembang pada berbagai ketinggian di Sumatra Utara. Jurnal Penelitian Pertanian 2 : 67-78.

Davidescu, D., and V. Davidescu. 1982. Evaluation of Fertility by Plant and Soil Analysis. Abacus Press, England.

Fachrur, R. 2007. Nilai ekonomi dalam mempertahankan kelestarian sumberdaya lahan. Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian. Edisi Khusus Balitkabi 10: 112-119.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo, Jakarta.

Poerwowidodo. 1993. Telaah Kesuburan Tanah. Angkasa, Bandung.

Rismunandar. 1990. Pengetahuan Dasar Tentang Perabukan. Sinar Baru, Bandung.

Sutanto. 1993. Peranan Pertanian dalam Menciptakan Keterpaduan Pertanian, Kelembagaan Pemerintah, dan Kepencintaalaman dalam Mengelola Ekosistem. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Whitney, D.A., J.T. Cooped an L.F.Welch. 1997. Fertilizer Technology. GMUP, Yogyakarta.

81

Page 82: laporan resmi kesuburan UGM 2012

LAMPIRAN

FOTO TANAMAN JAGUNG SETIAP MINGGUNYA

Minggu ke-0 (0MST)

Minggu ke-1 (1 MST)

82

Page 83: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Minggu ke-2 (2MST)

Minggu ke-3 (3MST)

83

Page 84: laporan resmi kesuburan UGM 2012

LAMPIRAN

ACARA VI

KESUBURAN AKTUAL TANAH

TABEL HASIL PENGAMATAN ACARA 6

KESUBURAN TANAH AKTUAL

N

o

J

enis

tanah

U

langan

Tinggi tanaman

minggu ke- (cm)

Jumlah Daun

minggu ke- (helai)

Tingkat kehijauan

daun minggu ke-

1 2 3 1 2 3 1 2 3

1U

ltisol

A

1 siang

1

1,5

2

2,2

3

03 4 4 +

+

+

+

+

A

1 sore

1

0

3

0,6

4

7,13 5 6 +

+

++

+

+

A

3 siang

1

2,65

2

2,55

2

8,153 5 5 +

+

+

+

+

A

3 sore

1

2,4

4

3,3

4

8,653 5 5

+

+++

+

+++

+

++

A

5 siang

1

4,99

4

0,85

4

2,343 5 5 +

+

+

+

+

A

5 sore

6

,22

1

6,25

2

7,172 3 3 +

+

+

+

+

R

ata-rata

1

1,29

2

9,29

3

7,233 4 4 +

+

+

+

+

2 V

ertisol

A

1 siang

1

2,45

2

9,15

4

3,05

3 4 4 + +

+

+

+

84

Page 85: laporan resmi kesuburan UGM 2012

A

1 sore

1

1,55

2

7,1

4

0,652 4 5 +

+

++

+

+

A

3 siang

1

1,45

3

5,4

4

5,453 4 5 +

+

+

+

+

A

3 sore

1

2,13

3

4,64

4

1,303 5 6

+

+++

+

+++

+

++

A

5 siang

1

2,35

3

5,04

4

2,883 4 5 +

+

+

+

+

A

5 sore

1

1,30

2

2,37

2

9,433 3 4 +

+

+

+

+

R

ata-rata

1

1,87

3

0,61

4

0,462 4 5 +

+

+

+

+

3

I

nseptis

ol

A

1 siang

1

0,5

2

5,3

5

5,23 4 6 +

+

+

+

+

A

1 sore

1

4.8

4

0.5

5

03 4 4 +

+

++

+

+

A

3 siang

7

,2

2

5,1

3

2,32 4 4 +

+

+

+

+

A

3 sore

1

8,8

3

8,5

5

0,23 4 5

+

++

+

++

+

+

A

5 siang

1

2,75

3

4,15

4

1,53 5 6 +

+

+

+

+

A

5 sore

1

5,17

3

2,17

4

1,003 3 3 +

+

+

+

+

R

ata-rata

1

2,88

3

1,04

4

5,033 4 5 +

+

+

+

+

Tabel 6.4. Data pengamatan jagung

85

Page 86: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Keterangan:

TT : Tinggi Tanaman (cm)

JD : Jumlah Daun (helai)

Minggu 0 : 3 Oktober 2012

Minggu I : 10 Oktober 2009

Minggu II : 17 Oktober 2009

Minggu III : 24 Oktober 2009

(***) : tanaman mati

(-) : tidak ada tanaman / tanaman belum dapat diukur tingginya.

+ : tingkat kehijauan daun

ACARA VII

PENGARUH PEMUPUKAN

ABSTRAKSIPraktikum Kesuburan Tanah Acara VII dengan judul Pengaruh Pemupukan dilaksanakan

di rumah kaca Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 10 Oktober 2012. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk terhadap kesuburan tanah. Alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputi pot plastik, alat tulis, penggaris, oven, dan gunting. Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain tanah lapis olah, pupuk NPK, pupuk organik, dan benih jagung. Langkah kerja yang dilakukan pertama kali adalah tanah lapis olah diambil di lahan pertanian, kemudian digemburkan dan dimasukan ke dalam pot plastik 6 L yang berlubang di bagian bawahnya. Setiap pot ditanami 3 benih jagung. Setelah tumbuh dipilih 1 tanaman yang terbaik untuk dipelihara. Ditambahkan air secukupnya (dijaga sekitar kapasitas lapangan) dilakukan setiap hari agar tanaman tumbuh dengan baik. Kemudian pada masing-masing pot dibuat

86

Page 87: laporan resmi kesuburan UGM 2012

perlakuan yaitu (a) tanpa pupuk (kontrol), (b) +NPK 0,5 sendok teh, (c) pupuk organik 100 gram, dan (d) +NPK 0,5 sendok teh + pupuk organik 100 gram. Pupuk NPK diberikan saat usia tanaman 1 minggu, sedangkan pupuk organik dicampur merata dengan tanah pada saat persiapan. Pengamatan dilakukan setiap minggu, dicatat tinggi tanaman, jumlah daun dan kenampakan visual dari tanaman tersebut untuk setiap perlakuan. Pada akhir percobaan tanaman dipotong tepat pada pangkal batangnya. Ditimbang bobot segar dan bobot kering berangkasan. Bobot kering diperoleh setelah jaringan tanaman tersebut dioven pada temperatur 60 °C selama >48 jam. Penambahan pupuk menunjukkan pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung. Tanaman yang diberi pupuk NPK tumbuh lebih baik daripada tanaman yang diberi tambahan pupuk lainnya karena memiliki tinggi tanaman yang paling tinggi. Sedangkan untuk jumlah daun, tanaman yang diberi pupuk NPK dan pupuk NPK+organik memiliki jumlah daun yang lebih banyak dibandingkan perlakuan lainnya.

I. TINJAUAN PUSTAKA

Pemupukan bertujuan untuk memenuhi jumlah kebutuhan hara yang tidak sesuai di dalam

tanah sehingga produksi meningkat. Hal ini berarti penggunaan pupuk dan input lainnya

diusahakan agar mempunyai efisiensi tinggi. Keefisienan pupuk adalah jumlah kenaikan hasil

yang dapat dipanen atau parameter pertumbuhan lainnya yang diukur sebagai akibat pemberian

satu satuan pokok atau hara (Foth, 1988).

Pemupukan bertujuan untuk menggantikan hara yang hilang terbawa panen, volatilisasi,

pencucian, fiksasi, dan sebagainya. Untuk lahan sawah, pemupukan N dapat dilakukan pada

kisaran 100-150 kg N/ha atau 200-300 kg urea/ha, bergantung pada N tanah, potensi hasil dan

penggunaan bahan organik serta pupuk hayati (biofertilizer). Untuk lahan kering masam, P-alam

reaktif dengan takaran 1 t/ha diberikan sekali dalam 6 musim tanaman pangan semusim. Pupuk

hayati adalah bahan dari mikroba yang diformulasikan sebagai pupuk dan dapat digunakan untuk

memperbaiki kesuburan tanah. Contoh pupuk hayati adalah rhizobium, mikroba pelarut fosfat,

azospirillum, dan cendawan mikoriza. Beberapa produk pupuk hayati antara lain adalah BioPhos

dan BioDek. BioPhos adalah pupuk hayati yang bermanfaat untuk meningkatkan kelarutan fosfat

dan efisiensi pemupukan P sampai 50-60% dari takaran anjuran. BioDek merupakan kumpulan

mikroba perombak bahan organik yang mampu mengubah lingkungan mikro tanah dan

komunitas mikroba serta meningkatkan kualitas tanah dan produksi tanaman (Anonim, 2006).

Pada umumnya suplai unsur hara memegang peran penting untuk membangun tubuh

tanaman. Nitrogen, Fosfor, dan Kalium adalah unsur makro yang sangat penting bagi kehidupan

87

Page 88: laporan resmi kesuburan UGM 2012

tanaman. Unsur N dapat mempercepat pertumbuhan dan memberikan hasil yang lebih besar,

mendorong pertumbuhan vegetatif seperti daun, batang dan akar yang mempunyai peranan

penting dalam beberapa tanaman. Unsur P sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan

pertumbuhan tanaman, yaitu berfungsi dalam metabolisme sel, menstimulir pertumbuhan,

perkembangan perakaran tanaman, memperbaiki kualitas hasil, dan mempercepat masa

pematangan. Unsur K bagi tanaman berperan dalam metabolisme air tanaman, mempertahankan

turgor, dan membentuk batang yang kuat (Abidin et al., 2002).

Pupuk berdasarkan kandungan unsur haranya dibagi menjadi 2 golongan, yaitu (Maas,

1996) :

1. Pupuk tunggal, yaitu pupuk yang hanya mengandung satu macam unsur

hara (misalnya: Urea, ZK, dan TSP).

2. Pupuk majemuk, yaitu pupuk yang mengandung lebih dari satu macam

unsur hara (misalnya : DAP).

Pupuk majemuk mengandung dua atau lebih hara tanaman (makro maupun mikro). Banyak

sekali pupuk majemuk yang beredar di pasaran baik untuk pertanian, perkebunan, pertanaman,

hidrofonik, maupun khusus untuk tanaman anggrek. Pupuk yang ditujukan untuk komoditas yang

bernilai tinggi umumnya mengandung banyak hara tanaman terutama N,P,dan K (Rosmarkam et

al., 2002).

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-

150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua

untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman

jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi

6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.

Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung

tidak memiliki kemampuan ini (Anonim, 2010).

Pupuk anorganik mempunyai beberapa kebaikan di samping keburukan. Kebaikan-kebaikan

pupuk anorganik adalah dapat memberikan pada tanaman sejumlah unsur hara yang sesuai

dengan kebutuhan tanaman, mudah larut dalam air sehingga unsur hara yang dikandungnya

mudah tersedia tersedia bagi tanaman, unsur hara yang diperlukan dapat diberikan dalam

komposisi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dapat diberikan pada saat yang tepat sesuai

88

Page 89: laporan resmi kesuburan UGM 2012

dengan tingkat pertumbuhan tanaman, dan pemakaiannya lebih praktis, demikian pula

pengangkutannya lebih mudah karena konsentrasinya tinggi (Rauf et al., 2000).

89

Page 90: laporan resmi kesuburan UGM 2012

II. METODOLOGI

Praktikum Kesuburan Tanah Acara VII yang berjudul Pengaruh Pemupukan dilaksanakan

pada hari Rabu, 10 Oktober 2012 di rumah kaca Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk terhadap

kesuburan tanah. Alat yang digunakan dalam praktikum ini meliputipot plastik, alat tulis,

penggaris, oven, dan gunting. Bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain tanah lapis

olah, pupuk NPK, pupuk organik, dan benih jagung.

Langkah kerja yang dilakukan pertama kali adalah tanah lapis olah diambil di lahan

pertanian, kemudian digemburkan dan dimasukan ke dalam pot plastik 6 L yang berlubang di

bagian bawahnya. Setiap pot ditanami 3 benih jagung. Setelah tumbuh dipilih 1 tanaman yang

terbaik untuk dipelihara. Ditambahkan air secukupnya (dijaga sekitar kapasitas lapangan)

dilakukan setiap hari agar tanaman tumbuh dengan baik. Kemudian pada masing-masing pot

dibuat perlakuan yaitu (a) tanpa pupuk (kontrol), (b) +NPK 0,5 sendok teh, (c) pupuk organik

100 gram, dan (d) +NPK 0,5 sendok teh + pupuk organik 100 gram. Pupuk NPK diberikan saat

usia tanaman 1 minggu, sedangkan pupuk organik dicampur merata dengan tanah pada saat

persiapan. Pengamatan dilakukan setiap minggu, dicatat tinggi tanaman, jumlah daun dan

kenampakan visual dari tanaman tersebut untuk setiap perlakuan. Pada akhir percobaan tanaman

dipotong tepat pada pangkal batangnya. Ditimbang bobot segar dan bobot kering berangkasan.

Bobot kering diperoleh setelah jaringan tanaman tersebut dioven pada temperatur 60 °C selama

>48 jam.

90

Page 91: laporan resmi kesuburan UGM 2012

III. HASIL PENGAMATAN

Perlakuan

Tinggi tanaman minggu ke-

(cm)

1 2 3

Tanpa pupuk 5,11

30,

5

35,

6

+ Pupuk organik

13,2

5

40,

2

44,

8

+ Pupuk organik dan pupuk

NPK

11,2

5

26,

8

36,

4

+ Pupuk NPK

15,1

7

46,

1 50

Tabel 7.1. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Jagung.

Perlakuan

Jumlah daun minggu ke-

(helai)

1 2 3

Tanpa pupuk 2 4 4

+ Pupuk organik 3 5 4

+ Pupuk organik dan pupuk

NPK 4 4 5

+ Pupuk NPK 4 5 5

Tabel 7.2. Hasil Pengamatan Jumlah Daun Tanaman Jagung.

91

Page 92: laporan resmi kesuburan UGM 2012

PerlakuanWarna daun minggu ke-

1 2 3

Tanpa pupuk + ++ ++

+ Pupuk organik + ++ ++

+ Pupuk organik dan pupuk

NPK + ++ ++

+ Pupuk NPK ++ ++ ++

Tabel 7.3. Hasil Pengamatan Warna Daun Tanaman Jagung (Tanda + menunjukkan tingkat kehijauan daun.

92

Page 93: laporan resmi kesuburan UGM 2012

IV. PEMBAHASAN

Pupuk adalah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun yang

anorganik dengan maksud untuk menganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan

untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor keliling atau lingkungan yang baik.

Pupuk juga merupakan salah satu sarana produksi pertanian yang sangat menentukan kualitas dan

kuantitas hasil panen.

Pemupukan terhadap satu pertanaman berarti menambahkan/menyediakan unsur hara untuk

tanaman. Dengan demikian program pemupukan berimbang dapat saja menggunakan pupuk

tunggal (Urea/ZA, TSP/SP-36 dan KCl) dan atau pupuk majemuk (Chemical process atau

Physical Blending).

Pemupukan dilakukan dengan tujuan untuk memenuhi jumlah kebutuhan hara yang tidak

sesuai di dalam tanah sehingga produksi meningkat. Hal ini berarti penggunaan pupuk dan input

lainnya diusahakan agar mempunyai efisiensi tinggi. Keefisienan pupuk adalah jumlah kenaikan

hasil yang dapat dipanen atau parameter pertumbuhan lainnya yang diukur sebagai akibat

pemberian satu satuan pokok atau hara. Pemupukan meningkatkan produktivitas tanaman,

sehingga apabila tanaman yang diberi tambahan pupuk mengalami penurunan kesuburan berarti

pemupukan yang dilakukan tergolong gagal. Hal ini tentu saja menyebabkan kerugian ganda bagi

petani. Karena disamping petani mengeluarkan dana lebih untuk pembelian pupuk, juga kerugian

akibat penurunan kualitas hasil pertanian mereka.

Aplikasi pupuk organik pada tanah selain dapat meningkatkan kesuburan tanah, juga

menambah unsur hara mikro dalam tanah, menggemburkan tanah, memperbaiki kemasaman

tanah (meningkatkan PH tanah), memperbaiki porositas tanah dan meningkatkan kemampuan

tanah dalam menyediakan oksigen bagi perakaran tanaman. Yang lebih penting dari itu semua,

penggunaan pupuk organik akan menjaga tanah sebagai tempat tumbuh tanaman tetap “sehat”.

Aplikasi pupuk organik pada media tanam dapat sebagai sumber hara, memperbaiki sruktur,

permeabilitas, daya ikat lengas, mengandung mikrobia dalam jumlah cukup yang berperan dalam

proses dekomposisi bahan organik, dan dapat meningkatkan KPK tanah. Sedangkan pupuk

organik memasok berbagai macam hara terutama berupa senyawa organik berkonsentrasi rendah

yang tidak mudah larut. Karena memasok hara dalam konsentrasi rendah dan tidak mudah larut

dan diperlukan waktu yang lebih lama bagi tanaman untuk menyerap pupuk organik dibanding

93

Page 94: laporan resmi kesuburan UGM 2012

dengan pupuk anorganik. Namun dapat memberikan hasil yang baik dalam jangka panjang.

Dalam praktikum ini terlihat bahwa perlakuan dengan pupuk organik mempunyai kenampakan

visual yang baik daripada perlakuan yang lain yaitu hijau tua.

Pupuk yang akan digunakan adalah pupuk NPK sebab memiliki unsur-unsur lengkap yang

dibutuhkan oleh tanaman. Nitrogen merupakan salah satu unsur hara yang sangat penting dan

dapat disediakan melalui pemupukan. Tanaman menyerap unsur ini terutama dalam bentuk NO3-,

namun bentuk lain yang dapat juga diserap adalah NH4+ dan urea (CO(NH2)2) dalam bentuk NO3

-.

Nitrogen yang tersedia bagi tanaman dapat mempengaruhi pembentukan protein, dan disamping

itu unsur ini juga merupakan bagian yang integral dari klorofil.Bersama-sama N dan K tergolong

ke dalam unsur hara utama. Phosphor terdapat di dalam setiap tanaman, walaupun jumlahnya

tidak sebanyak N dan K. Unsur ini terutama diserap tanaman dalam bentuk orthophosphate

primer, H2PO4-. Kalium diserap tanaman dalam bentuk ion K+, dan dijumpai di dalam tanah

dalam jumlah yang bervariasi, namun jumlahnya dalam keadaan tersedia bagi tanaman biasanya

kecil.

Ketiga unsur N, P, dan K mempunyai peran yang sangat penting terhadap pertumbuhan dan

produksi tanaman, dimana ketiga unsur ini saling berinteraksi satu sama lain dalam menunjang

pertumbuhan tanaman, unsur nitrogen dapat diperoleh dari pupuk Urea dan ZA. unsur P dari

pupuk TSP/SP-36, sedangkan K dalam KCI dan Z Unsur N adalah merupakan unsur yang cepat

kelihatan pengaruhnya terhadap tanaman. Peran utama unsur ini adalah merangsang pertumbuhan

vegetatif (batang dan daun), meningkatkan jumlah anakan, dan meningkatkan jumlah bulir atau

rumpun. Kurang unsur N menyebabkan pertumbuhannya kerdil, daun tampak kekuning-

kuningan, dan sistem perakaran terbatas. Kelebihan unsur N menyebabkan tanaman adalah

pertumbuhan vegetatif memanjang (lambat panen), mudah rebah, menurunkan kualitas bulir, dan

respon terhadap serangan hama-penyakit.

Secara detail fungsi posfor dalam pertumbuhan tanaman sukar di utarakan, namun demikian

fungsi-fungsi utama posfor dalam pertumbuhan tanaman adalah memacu terbentuknya bunga,

menurunkan aborsitas, perkembangan akar halus dan akar rambut, memperkuat jerami sehingga

tidak mudah rebah, dan memperbaiki kualitas gabah. Kekurangan posfor menyebabkan

pertumbuhan kerdil, jumlah anakan sedikit, dan daun meruncing berwarna hijau gelap.

94

Page 95: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Kalium merupakan satu-satunya kation monovalen yang esensial bagi tanaman. Peranan

utama kalium dalam tanaman ialah sebagai aktivator berbagai enzim. Dengan adanya kalium

yang tersedia dalam tanah menyebabkan ketegaran tanaman terjamin, merangsang pertumbuhan

akar, tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit, memperbaiki kualitas bulir, dan dapat

mengurangi pengaruh kematangan yang dipercepat oleh posfor. Kekurangan Kalium

menyebabkan pertumbuhan kerdil, daun kelihatan kering dan terbakar pada sisi-sisinya,

menghambat pembentukan hidrat arang pada biji, permukaan daun memperlihatkan gejala

klorotik yang tidak merata, dan munculnya bercak coklat mirip gejala penyakit pada bagian yang

berwarna hijau gelap. Kelebihan kalium dapat menyebabkan daun cepat menua sebagai akibat

kadar magnesium daun dapat menurun, kadang-kadang menjadi tingkat terendah sehingga

aktifitas fotosintesis terganggu.

1 2 30

10

20

30

40

50

60

Tanpa pupuk

+ Pupuk organik

+ Pupuk organik dan pupuk NPK

+ Pupuk NPK

Minggu ke-

Ting

gi ta

nam

an (c

m)

Grafik 7.1. Tinggi Tanaman

Berdasarkan grafik 1 terlihat bahwa tanaman jagung yang diberi perlakuan pupuk NPK

lebih tinggi pada minggu ke 3 dari pada perlakuan lainnya. Kemudian perlakuan yang baik pada

pertumbuhan tinggi lainnya bagi tanaman jagung adalah pupuk organik, diikuti oleh pupuk NPK

+ pupuk organik kemudian tanpa pupuk (kontrol). Pada perlakuan dengan pupuk NPK paling

baik bagi pertumbuhan tanaman jagung karena peran utama unsur ini adalah merangsang

95

Page 96: laporan resmi kesuburan UGM 2012

pertumbuhan vegetatif (batang dan daun), meningkatkan jumlah anakan, dan meningkatkan

jumlah bulir atau rumpun. Sehingga perlakuan dengan pupuk NPK lebih baik.

Tanpa pupuk

+ Pupuk organik

+ Pupuk organik

dan pupuk NPK

+ Pupuk NPK

0

1

2

3

4

5

6

Minggu ke-1Minggu ke-2

Perlakuan

Jum

lah

Daun

Histogram 7.1. Jumlah Daun

Berdasarkan diagram 1 terlihat bahwa tanaman jagung yang diberi perlakuan pupuk NPK

dan perlakuan pupuk NPK + pupuk organik jumlah daunnya lebih banyak pada minggu ke 3 dari

pada perlakuan pupuk organik dan kontrol. Pada perlakuan dengan pupuk NPK paling baik bagi

pertambahan jumlah daun pada tanaman jagung karena peran utama unsur ini adalah merangsang

pertumbuhan vegetatif (batang dan daun), meningkatkan jumlah anakan, jumlah daun dan

meningkatkan jumlah bulir atau rumpun. Sehingga perlakuan dengan pupuk NPK lebih baik pada

pertambahan jumlah daun.

Warna daun tanaman jagung pada semua perlakuan sama tingkat kehijauannya pada

minggu ke-3, hanya saja perlakuan pupuk NPK menunjukkan warna hijau yang lebih pekat mulai

minggu ke-1. Hal ini berbeda dengan perlakuan lain yang menunjukkan warna daun hijau pekat

mulai minggu ke-2.

96

Page 97: laporan resmi kesuburan UGM 2012

V. KESIMPULAN

1. Pupuk adalah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun

yang anorganik dengan maksud untuk menganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan

bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam keadaan faktor keliling atau

lingkungan yang baik.

2. Penambahan pupuk menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan

dan pertambahan jumlah daun tanaman jagung.

3. Tanaman jagung yang diberi perlakuan pupuk NPK tumbuh lebih baik daripada

perlakuan lainnya.

4. Penggunaan pupuk harus memperhatikan jenis tanaman, umur tanaman, tipe

perakaran tanaman, iklim, ketersediaan air, jenis tanah dan jenis pupuk yang digunakan.

97

Page 98: laporan resmi kesuburan UGM 2012

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z, N. Nurtika dan Suwandi. 2002. Pengaruh pengapuran dan pemupukan NPK terhadap

pertumbuhan dan hasil bayam cabut. Buletin Penelitian Hortikultura 18: 48-55.

Anonim. 2006. Teknologi Pemupukan. <http://primatani.litbang.deptan.go.id/>. Diakses tanggal

10 November 2012.

Anonim. 2010. Jagung. <http:// id.wikipedia.org/wiki/Jagung >. Diakses tanggal 10 November

2012.

Foth. 1988. Soil Elementary. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Maas, Azwar. 1996. Ilmu Tanah Dan Pupuk. Akademi Penyuluhan Pertanian Yogyakarta,

Yogyakarta.

Rauf, A.W., T. Syamsudin, dan S.R. Sihombing. 2000. Peranan pupuk NPK pada tanaman padi.

Penelitian dan Pengembangan Pertanian Irian Jaya 10 : 1-9.

Rosmarkam, A dan N. W. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisus, Yogyakarta.

98

Page 99: laporan resmi kesuburan UGM 2012

LAMPIRAN

99

Page 100: laporan resmi kesuburan UGM 2012

ACARA VIII

MANAJEMEN KESUBURAN TANAH

ABSTRAKSIPraktikum Kesuburan Tanah yang berjudul Manajemen Kesuburan Tanah ini

dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2012 di Desa Bantengan, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Praktikum mengenai Manajemen Kesuburan Tanah ini bertujuan untuk mengetahui cara memelihara cara memelihara kesuburan tanahyang dilakukan oleh petani. Metode yang digunakan adalah dengan cara observasi (pengamatan langsung), wawancara pada narasumber, pengisian lembar pengamatan, dokumentasi serta dilanjutkan dengan pembuatan makalah dan slide unuk presentasi. Alat-alat yang digunakan adalah lembar pengamatan, kamera digital dan laptop. Hasil dari pengamatan ini adalah cara manajemen kesuburan tanah oleh petani untuk memelihara kesuburan tanahnya. Dari hasil pengamatan diperoleh lembar pengamatan, lembar hasil wawancara, dan foto bersama dengan narasumber.

I.PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam bidang pertanian mengusahakan tanaman dengan hasil yang tinggi secara kuantitas

dan kualitas erat kaitannya dengan media tanam yaitu tanah. Tanah merupakan media penyedia

unsur hara bagi tanaman, namun dari tanah ini juga mampu membuat tanaman sakit. Tanah yang

kekurangan unsur hara atau terdapat patogen akan mengakibatkan tanaman sakit. Tanaman yang

sakit dapat menurunkan hasil tanaman secara kuantitas dan kualitas. Maka dari itu manejemen

kesuburan tanah perlu dilakukan. Manajemen kesuburan tanah sendiri dapat dilakukan dengan

pemupukan. Pemupukan adalah usaha memberikan bahan organik maupun anorganik ke dalam

tanah dengan tujuan mempertahankan produktivitas lahan.

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah mengetahui cara memelihara kesuburan tanah yang

dilakukan oleh petani.

100

Page 101: laporan resmi kesuburan UGM 2012

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak di permukaan

sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yaitu

bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan

selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk

asalnya baik secara fisik, kimia, biologi dan morfologi (Sugeng W, 2005).

Tanah juga sebagai sumber unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Berdasarkan fungsi

spesifik di dalam tanaman, ada 16 unsur hara yang mutlak dibutuhkan tanaman disebut unsure

hara esensiil. Dari 16 unsur hara esensiil tersebut ada 13 unsur yang diambil tanaman dari tanah,

sedangkan lainnya yaitu C, H dan O diambil dari udara dan air. Konsentrasi ketigabelas unsur

tersebut bervariasi dan berubah-ubah berdasarkan tempat dan waktu (Bohn et al, 1979).

Tanah juga merupakan media yang sangat baik untuk mendaur ulang dan mengurangi sifat-

sifat meracun dari bahan organik. Juga dapat mendaur ulang banyak unsur dan gas-gas global.

Karena kemampuan tanah tersebut maka hingga sekarang, tanah menjadi alternatif pertama untuk

pembuangan limbah yang sangat murah. Tanah yang dapat menjalankan fungsi-fungsinya dengan

baik tanah dikatakan tanah tidak subur atau istilah populer sekarang adalah tanaman sakit.

Sehingga usaha-usaha untuk menyehatkan tanah sangat penting untuk kelangsungan hidup di

muka bumi ini (Hardjowigeno, 1993).

Tanah yang sehat adalah tanah yang mempunyai produktifitas tanah yang tinggi.

Produktifitas tanah sendiri merupakan kemampuan suatu tanah untuk menghasilkan produk

tertentu suatu tanaman di bawah suatu sistem pengelolaan tanah tertentu. Suatu tanah atau lahan

dapat menghasilkan produk tanaman yang baik dan menguntungkan dapat dikatakan tanah

produktif. Dan tanah yang produktifitas didukung adanya kesuburan tanah (Sirrapa et al, 2001).

Kesuburan tanah adalah kemampuan atau kualitas suatu tanah yang menyediakan unsur-

unsur hara tanaman dalam jumlah yang mencukupi kebutuhan tanaman, dalam bentuk senyawa

yang dapat dimanfaatkan tanaman, dan dalam perimbangan yang sesuai untuk pertumbuhan

tanaman tertentu apabila suhu dan faktor-faktor pertumbuhan lainnya mendukung pertumbuhan

normal tanaman. Maka dari itu, manajemen kesuburan tanah sangat penting dilakukan oleh petani

untuk menjaga kemampuan dan kualitas tanah (Sugeng W, 2005).

101

Page 102: laporan resmi kesuburan UGM 2012

III. METODOLOGI

Praktikum Kesuburan Tanah Acara 10 mengenai Manajemen Kesuburan Tanah

dilaksanakan pada hari Minggu, 21 Oktober 2012, di Desa Bantengan, Kecamatan Banguntapan,

Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Alat-alat yang digunakan adalah lembar pengamatan, kamera digital dan laptop. Cara kerja

dari praktikum ini adalah dilakukan secara kelompok datang pada lahan pertanian. Pengamatan

langsung (observasi) dilakukan kelompok di lahan petani. Perlakuan wawancara narasumber, dan

mengisi lembar pengamatan dan penelusuran data terkait. Kemudian pengamatan langsung

diabadikan lewat dokumentasi yang dicantumkan pada lembar lampiran. Hasl pengamatan dan

wawancara dituangkan lewat makalah dan slide yang digunakan unuk presentasi. Di dalam

makalah akan dilengkapi pembahasan mengenai apa saja yang dikerjakan petani untuk menjaga

kesuburan tanah.

102

Page 103: laporan resmi kesuburan UGM 2012

IV. HASIL PENGAMATAN

A. Profil petani

Nama : Sukimin Susilo

Umur : 63 tahun

Pekerjaan : Pamong desa

Status : Bapak dari 3 anak

Mengelola tanah begkok sebagai gajinya

B. Lembar pengamatan

1. Umum

Hari : Minggu Tanggal : 21 Oktober 2012 Waktu : 09.00-11.00 WIB

Dusun : Desa : Bantengan

Kecamatan : Banguntapan Kabupaten : Bantul

Sketsa lokasi :

Altitude (Ketinggian tempat) : 120 m dpl

Kelerengan : 0 - 2%

Fisiografi : dataran

Topografi : datar

Erosi : ringan

Landuse : sawah dan tegalan

Irigasi : sederhana

103

Page 104: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Cuaca : cerah, panas

Jeluk mempan : 0-20 cm

Jenis tanah : tanah regosol

2. Petak yang diamati

Panjang : 80 m, lebar : 10 m

Jarak lahan dari jalan aspal : 2 m

Akses ke jalan besar : bagus

3. Pematang

Lebar : 25 cm, Tinggi : 25 cm, Panjang : 10 m x 8 m

Tanaman di pematang:

Cabai lokal , tinggi : 50 cm, jarak tanam : 40 cm, fungsi: memenuhi kebutuhan

pribadi, jika sisa baru dijual

Cabai kombinasi , tinggi : 70 cm, jarak tanam : 60 cm, fungsi: memenuhi kebutuhan

pribadi, jika sisa baru dijual

Terong , tinggi : 60 cm, jarak tanam : 100cm, fungsi: memenuhi kebutuhan

pribadi, jika sisa baru dijual

4. Keadaan tanah permukaan (top soil)

Tekstur (rabaan) : kasar (pasir)

Warna tanah : kelabu

Struktur : gumpal

Kelengasan : lembab

5. Lahan ada tanaman

Varietas : Padi IR 64 Jarak tanam : 25 cm x 25 cm

Umur sekarang : 5 minggu Umur panen : 3 bulan

Pengolahan tanah : traktor 2 roda

Pupuk hijau : 0,5 ton/ha, jenis: jerami, daun-daunan

Pupuk kandang : 1 ton/ha, jenis: kotoran ayam Kondisi: segar

104

Page 105: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Urea : 6 kg/ha, diberikan : 14 hst,

6. Tidak ada tanaman

Ditanam tgl: Sebulan lagi

Terdapat:

mulsa jerami dan jerami dibenamkan

Bekas jerami yang dibakar menyebar,

Pupuk kandang disebar

Ditumbuhi gulma jenis rumputan

Jerami dimanfaatkan untuk: dikembalikan lagi dalam tanah sebagai pupuk alami dan ada

yang dijadikan mulsa

7. Pola tanam (Kombinasi antara tumpang sari dan rotasi)

Tumpang sari : suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dalam waktu

yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-barisan tanaman. Penanaman dengan cara

ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur

Rotasi tanaman : menanam tanaman secara bergulir di suatu lahan pertanian. tanaman

ditanam secara berselang seling untuk memberikan waktu pada tanah mengembalikan

kesuburannya.

8. Produktivitas

MT I, bulan : September , hasil : 420 ton/ha gabah kering

105

Page 106: laporan resmi kesuburan UGM 2012

V. PEMBAHASAN

Jenis tanah yang berada di banguntapan, tempat dimana kami melakukan wawancara yaitu

tanah regosol. Tanah regosol merupakan jenis tanah terbanyak di daerah kecamatan banguntapan.

Untuk orang-orang yang ingin melakukan budidaya tanaman di daerah ini, perlu mengetahui jenis

tanah. Karena tanah berfungsi sebagai sumber unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Berdasarkan

fungsi spesifik di dalam tanaman, ada 16 unsur hara yang mutlak dibutuhkan tanaman disebut

unsure hara esensiil. Dari 16 unsur hara esensiil tersebut ada 13 unsur yang diambil tanaman dari

tanah, sedangkan lainnya yaitu C, H dan O diambil dari udara dan air. Konsentrasi ketigabelas

unsur tersebut bervariasi dan berubah-ubah berdasarkan tempat dan waktu.

Tanah adalah produk transformasi mineral dan bahan organik yang terletak di permukaan

sampai kedalaman tertentu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor genetis dan lingkungan, yaitu

bahan induk, iklim, organisme hidup (mikro dan makro), topografi, dan waktu yang berjalan

selama kurun waktu yang sangat panjang, yang dapat dibedakan dari cirri-ciri bahan induk

asalnya baik secara fisik, kimia, biologi dan morfologi. Tanah regosol pun dapat dibedakan

secara sifat fisik, kimia dan biologi (Hardjowigeno, 1993).

Berdasarkan sifat fisik dari tanah regosol yaitu mempunyai tekstur tanah yang kasar,

struktur tanah menggumpal menggupal menyudut, warna tanah keabuan karena mengandung

pasir, kelengasan kering karena struktur tanah yang menggumpal membuat air mudah menguap

atau mengalami perlindian. Sifat kimia tanah regosol secara teori yaitu mempunyai pH 6-7,

konsistensi tanah teguh pada saat kering dan lekat pada saat basah, mempunyai bahan organik

yang banyak, mempunyai kandungan Mn yang rendah, kandungan kapur yang tinggi, umumnya

cukup mengandung unsur P dan K, tetapi kekurangan unsur N. Pada tanah regosol mempunyai

biologi tanah dengan total mikroorganisme tanah yang cukup banyak, karena terdapat suplai

energi yang tersedia pada tanah, dengan teori di tanah terdapat bahan organik yang banyak

(Hardjowigeno, 1993)..

Faktor-faktor yang mempengaruhi kesuburan tanah adalah sifat fisika, kimia dan biologi

tanah. Kesuburan tanah ditentukan dengan adanya ketersediaan unsur hara yang cukup dan

berimbang, kondisi tata tanah air yang optimal, kondisi tata udara tanah yang optimal, dan

kondisi mikrobia tanah yang baik. Sifat fisik yaitu tekstur dan struktur tanah mempengaruhi

jumlah air dan udara. Sifat kimia yang memunyai pH terlalu asam atau basa dapat menghambat 106

Page 107: laporan resmi kesuburan UGM 2012

ketersediaan unsur hara yang penting bagi tanaman. Dan keberadaan mikroorganisme sangat

mendukung tersedianya kondisi tata uara tanah yang optimal bagi tanaman (Sugeng, 2005).

Tanaman yang dibudidayakan pada daerah ini adalah Padi IR 64, dengan alasan varietas ini

adalah varietas yang tahan pada serangan hama. Padi dipilih oleh sang narasumber karena dapat

memenuhi kebutuhan mereka pribadi sebagai bahan makanan buat keluarga beliau. Beliau

menerapkan pola tanam yang rotasi dan tumpang sari. Pola tanama rotasi dipilh beliau untuk

menjaga dan mengembalikan kesuburan tanah. Sedangkan tumpang sari dipilih supaya menekan

serangan hama, dan memanfaatkan lahan yang kosong disela-sela tanaman yang akhirnya dapat

digunakan untuk tambahan memenuhi kebutuhan pribadi.

Usaha yang dilakukan petani menjaga kesuburan tanah yaitu menggunakan pupuk urea

untuk mengembalikan unsur N, pupuk kompos untuk bahan pangan tanaman, pupuk kandang,

pola tanam rotasi, pengairan yang cukup dan membalik tanah untuk memperbaiki aerasi. Semua

yang diusahakan petani sudah sesuai dengan teori, namun masih ada tambahan saran dari

kelompok kami yaitu ada perlunya usaha untuk mengurangi penggunaan pestisida kimia untuk

melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit. Dengan penggunaan pestisida yang

berlebihan selain mengakibatkan hama dan penyakit menjadi resisten, juga dapat merusak sifat

biologi tanah. Akan bannyak mikroorganisme sebagai dekomposr dan memperbaiki tanah akan

ikut mati juga, sehingga dapat mengancam kesuburan tanah itu sendiri.

107

Page 108: laporan resmi kesuburan UGM 2012

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

Cara manajemen kesuburan tanah yang dilakukan oleh petani hampir sama dengan teori.

Dengan pemupukan sesuai kebutuhan, pola tanam rotasi, pengairan yang cukup, pengolahan

tanah secara teknis. Saran yang dianjurkan adalah mengurangi penggunaan pestisida.

B. Saran

Pada saat pengambilan sampel seharusnya dilakukan pada ketinggian tanah yang sama,

sehingga pada pemilihan lahan untuk pengambilan sampel sebaiknya dipilih tanah lapang yang

luas dan memiliki kedataran yang sama dan tidak berbukit.

108

Page 109: laporan resmi kesuburan UGM 2012

DAFTAR PUSTAKA

Bohn, H. L. Brain L. McNeal and George A. O’Connor. 1979. Soil Chemistry. A Willey – Interscience Publication. John Willey & Sons. Toronto.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo. Jakarta.

Pang, X. P., Letey. 2000. Organik Farming : Challenge of Timing Nitrogen Availability to Crop Nitrogen Requirements. Soil Sci. Soc. Amer. J. 64:247-253.

Sirrapa, M. P.,S. Sabiham, D. Sopandie dan Suwarno. 2001. Studi Kalibrasi Tanah Hara N dalam Penentuan Batas Kritis Kelas N Total Tanah, dan Rekomendasi Pemupukan N pada Tanaman Jagung. J. Tanah Tropika. 13: 23-35.

Sugeng, Winarso. 2005. Kesuburan Tanah : Dasar Kesehatan Tanah dan Kualitas Tanah. Penerbit Gava Media. Yogyakarta.

109

Page 110: laporan resmi kesuburan UGM 2012

ACARA IX

PENCUPLIKAN TANAH

ABSTRAKSI

Praktikum kesuburan tanah dengan acara pencuplikan tanah ini dilakukan di daerah

Pathuk, Gunung kidul. Jenis tanah yang diambil sampel adalah tanah ultisol. Tanah yang berwarna

merah ini mengandung banyak lempung dan sangat kering saat pengambilan contoh sehingga kami

sedikit kesulitan saat pengambilan. Metode pengambilan yang dilakukan ialah dengan cara random

pada beberapa titik, kemudian hasil dari berbagai tempat pengambilan dijadikan satu untuk

menjadi contoh komposit tanah.

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam pengembangan lahan pertanian perlu adanya penelitian untuk mengetahui sifat-

sifat dan keadaan tanah. Analisis tanah memberikan data sifat fisika dan kimia serta status unsur

hara di dalam tanah. Selain untuk uji tanah, analisis tanah juga diperlukan untuk klasifikasi tanah

dan evaluasi lahan. Uji tanah digunakan dalam penelitian kesuburan agar dapat memberikan

rekomendasi.

Tanah adalah benda alami di permukaan bumi yang terbentuk dari bahan induk tanah

(bahan organik dan atau bahan mineral) oleh proses pembentukan tanah dari interaksi faktor-

faktor iklim, relief/ bentuk wilayah, organisma (mikro-makro) dan waktu, tersusun dari bahan

padatan (organik dan anorganik), cairan dan gas, berlapis-lapis dan mampu mendukung

pertumbuhan tanaman. Batas atas adalah udara, batas samping adalah air dalam > 2 meter atau

singkapan batuan dan batas bawah adalah sampai kedalaman aktivitas biologi atau padas yang

tidak tembus akar tanaman, dibatasi sampai kedalaman 2 meter.

Pencuplikan tanah dilakukan untuk mendapatkan sampel tanah dari suatu lahan untuk

diteliti lebih lanjut tingkat kesuburannya. Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan

terpenting di dalam program uji tanah. Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan

untuk mengukur kadar hara, menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk

penggunaan pupuk dan kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah

110

Page 111: laporan resmi kesuburan UGM 2012

tidak berarti apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan

rekomendasinya dan tidak dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan contoh tanah

merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.

B. TUJUANMengetahui cara mengambil cuplikan tanah untuk uji kesuburan tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah merupakan suatu sistem yang kompleks, berperan sebagai sumber kehidupan

manusia yaitu air, udara dan unsur hara. Tembaga (Cu), seng (Zn), besi (Fe) dan mangan (Mg)

merupakan beberapa unsur hara mikro yang esensial bagi tanaman karena walaupun diperlukan

dalam jumlah relatif sedikit tapi sangat besar peranannya dalam metabolisme di dalam tanah

(Syukur, 2002).

Kesuburan tanah diberi batasan sebagai kemampuan tanah menyediakan unsur hara pada

takaran dan keseimbangan tertentu secara sinambung, untuk menunjang pertumbuhan suatu jenis

tanaman pada lingkungan dengan faktor pertumbuhan lainnya dalam keadan menguntungkan.

Tanah dikatakan subur bila mampu memacu pertumbuhan dan perkembangan sampai aras yang

memungkinkan fungsi-fungsi pertumbuhan dan perkembangan optimum tanaman

(Poerwowidodo, 1993).

Contoh tanah dapat diambil setiap saat, namun tidak boleh dilakukan beberapa hari

setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilan contoh tanah pada lahan kering sebaiknya

pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup

untuk pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan sawah sebaiknya diambil pada kondisi

basah (BPPT, 2006).

Setelah dilakukan deskripsi tentang tanah maka diambil sampel untuk dianalisis di

laboratorium. Dalam pengambilan sampel tanah sebaiknya dari lapisan yang terbawah kemudian

disusul lapisan di atasnya. Sampel yang diambil sebaiknya di plastik tertutup dan diberi notasi

sesuai kode profil dan lapisannya. Mengenai macam unsur dianalisis tergantung untuk tujuan

studi (Purwanto, 2005).

Dalam analisis tanah, pengambilan contoh tanah harus mewakili suatu areal tertentu.

Contoh tanah yang dianalisis untuk suatu jenis hara hanya memerlukan beberapa gram saja. Oleh 111

Page 112: laporan resmi kesuburan UGM 2012

karena itu kesalahan dalam pengambilan contoh tanah menyebabkan kesalahan dalam evaluasi

dan interpretasi. Pengambilan contoh tanah untuk mengetahui status hara (kesuburan tanah)

menggunakan sistem composite sample, yaitu pencampuran contoh yang diambil dari areal yang

dikehendaki. Contoh tanah tersebut mewakili areal yang relatif agak seragam dalam hal jenis

tanah, topografi, kemiringan, dan bahan induk (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).

Pengambilan contoh tanah umumnya dengan berjalan sambil mengambil contoh tanah

dengan mengiris tipis sedalam sekitar 25 cm (daerah perakaran). Suatu areal diambil sebanyak 10

- sampai 20 contoh (umumnya diambil dengan jumlah ganjil) misalnya sebanyak 15 lokasi.

Tanah dari 15 lokasi tersebut dikumpulkan dan dicampur sehomogen mungkin. Dari campuran

tanah yang dianggap homogen tersebut diambil contoh untuk dianalisis. Sebagian tanah yang

berasal dari campuran inilah yang digunakan untuk analisis (Hidayat, 2003).

Pengolahan tanah penting bagi pertumbuhan tanaman untuk mencapai hasil yang tinggi.

Pengolahan tanah diperlukan bila kepadatan, kekuatan dan aerasi tanah tidak mendukung

penyediaan air dan penggembangan akar. Perlu tidaknya tanah diolah harus dilihat dari

kepadatan, kekuatan dan aerasi tanah (Soame dan Pedgin, 1975).

112

Page 113: laporan resmi kesuburan UGM 2012

III. METODOLOGI

Praktikum Kesuburan Tanah acara Pencuplikan Tanah ini dilaksanakan pada hari Sabtu 6

Oktober 2012, yang bertempat di daerah Pathuk, Kabupaten Gunung Kidul. Adapun alat yang

digunakan sekop kecil dan karung atau plastik. Sedangkan bahan yang digunakan adalah contoh

tanah pada suatu hamparan.

Cara kerja yang dilakukan yaitu ditentukan lahan yang akan diamati kesuburannya.

Contoh tanah komposit diambil setelah panen atau menjelang pengolahan tanah yang pertama

kali. Cuplikan tanah komposit dengan sub cuplikan 16-20 yang diambil secara acak. Setelah itu,

rumput-rumput, batu-batuan atau kerikil, sisa-sisa tanaman atau bahan organik segar/seresah

yang terdapat di permukaan tanah disisihkan/dibersihkan. Pada saat pengambilan contoh,

sebaiknya tanah dalam kondisi lembab tidak terlalu basah atau terlalu kering. Contoh tanah

tunggal diambil menggunakan sekop dari lapisan olah (0-20 cm). Contoh tanah tunggal yang

diambil dengan sekop diusahakan sama banyak (kedalaman dan ketebalannya) dari satu titik

dengan titik lainnya, misalnya sekitar setengah kg dari masing-masing titik. Contoh-contoh tanah

tunggal dari masing-masing titik dicampur dan diaduk sampai merata, jika ada sisa tanaman,

akar, atau kerikil dibuang. Untuk selanjutnya, tanah siap untuk dianalisis.

113

Page 114: laporan resmi kesuburan UGM 2012

IV. HASIL PENGAMATAN

Jenis Tanah : Ultisol

Lokasi : Pathuk, Gunungkidul

Tanggal Pengambilan :

Tekstur (rabaan) : halus

Warna tanah : merah

Ultisol menggambarkan penyebaran tanah-tanah dengan tekstur lempung dan mempunyai

warna gelap, pH yang relatif rendah serta kejenuhan basa <35%. Ultisol merupakan tanah yang

memiliki horizon argilik dimana terdapat akumulasi lempung pada horizon tersebut, berwarna

merah karena banyak mengandung oksida-oksida besi. 

114

Page 115: laporan resmi kesuburan UGM 2012

V. PEMBAHASAN

Pengambilan contoh tanah dalam praktikum ini dilakukan secara random. Cara

pengambilan ini digunakan karena dianggap cara inilah yang tepat untuk mewakili suatu

hamparan lahan tertentu. Selain cara pengambilan sampel tanah dengan cara random juga

terdapat cara yang lain seperti: diagonal, zig-zag, dan linear. Tanah yang diambil merupakan

tanah pada lapisan tanah olah, yaitu tanah yang berada pada kedalaman antara 0-20 cm dari

permukaan tanah. Digunakan tanah pada lapisan tersebut, karena pada lapisan tanah olah ini

sangat erat pengaruhnya terhadap ketersediaan hara bagi tanaman.

Pada dasarnya metode pencuplikan tanah dibagi menjadi empat menurut pola sebaran titik

yang diambil, yaitu:

1. Linear. Pola pengambilan sampel tanahnya berupa garis lurus.

2. Diagonal. Dilakukan dengan cara menetapkan 1 titik sebagai titik pusat pada lahan yang akan

diambil contoh tanahnya. Kemudian menentukan titik-tititk di sekelilingnya sebanyak 4 titik.

Jarak antara setiap titik kurang lebih 50 m diukur dari titik pusat.

3. Acak. Pengambilan contoh tanah secara acak dilaksanakan dengan menentukan titik-titik

pengambilan contoh tanah secara acak, tetepi menyebar rata di seluruh bidang tanah yang

diwakili. Setiap titik yang diambil mewakili daerah sekitarnya. Persyaratan dan cara pengambilan

contoh tanahnya sama seperti metode lainnya.

4. Zig-zag. Cara pengambilan contoh tanah ini dilaksanakan dengan menetukan titik-titik yang akan

digunakan sebagai tempat pengambilan contoh tanah. Metode ini memiliki kelebihan dapat

mencakup atau mewakili keseluruhan lahan yang dijadikan sampel uji.

Pengambilan contoh tanah yang dilakukan di daerah Pathuk tanahnya termasuk jenis

tanah Ultisol. Ultisol merupakan tanah yang sudah mengalami perkembangan lanjut. Warna

tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain bahan organik yang menyebabkan warna

gelap atau hitam, kandungan mineral primer fraksi ringan seperti kuarsa dan plagioklas yang

memberikan warna putih keabuan, serta oksida besi seperti goethit dan hematit yang memberikan

warna kecoklatan hingga merah. Makin coklat warna tanah umumnya makin tinggi kandungan

goethit, dan makin merah warna tanah makin tinggi kandungan hematit

Ultisol dapat berkembang dari berbagai bahan induk, dari yang bersifat masam hingga

basa. Namun sebagian besar bahan induk tanah ini adalah batuan sedimen masam. Ciri

115

Page 116: laporan resmi kesuburan UGM 2012

morfologi yang penting pada Ultisol adalah adanya peningkatan fraksi lempung dalam jumlah

tertentu pada horizon seperti yang disyaratkan dalam Soil Taxonomy (Soil Survey Staff 2003).

Horizon tanah dengan peningkatan lempung tersebut dikenal sebagai horizon argilik. Horizon

tersebut dapat dikenali dari fraksi lempung hasil analisis di laboratorium maupun dari penampang

profil tanah. Horizon argilik umumnya kaya akan Al sehingga peka terhadap perkembangan akar

tanaman, yang menyebabkan akar tanaman tidak dapat menembus horizon ini dan hanya

berkembang di atas horizon argilik.

Metode acak digunakan agar komposit tanah mewakili seluruh hamparan yang homogen

dari areal tersebut. Sebelum pengambilan contoh tanah, perlu diperhatikan keseragaman areal

atau hamparan. Keseragaman tersebut meliputi topografi, tekstur, warna tanah, pertumbuhan

tanaman, dan input (pupuk, kapur, bahan organik, dan sebagainya). Hamparan tanah yang

homogen tidak mencirikan perbedaan- perbedaan yang nyata, antara lain warna tanah dan

pertumbuhan tanaman kelihatan sama.

VI. PENUTUP

A. KESIMPULAN1. Pengambilan contoh tanah ini harus mewakili kondisi tanah dalam areal tertentu.

2. Tanah yang diambil sebagai contoh adalah tanah yang berada pada lapisan olah (0-20

cm).

3. Pengambilan contoh tanah ini mewakili areal yang relatif agak seragam dalam hal jenis

tanah, topografi, kemiringan, dan bahan induk.

4. Metode yang digunakan adalah acak yang dilakukan pada hamparan lahan yang

homogen.

B. SARANAgar pengambilan sampel dapat mewakili kondisi hamparan, maka harus digunakan

metode yang paling tepat, yang disesuaikan dengan kondisi tempatnya.

116

Page 117: laporan resmi kesuburan UGM 2012

DAFTAR PUSTAKA

Bppt. 2006. Cara Pengambilan Contoh Tanah Untuk Analisis (Uji Tanah).

<Http://Www.Sulsel.Litbang.Deptan.Go.Id/Index.Php?

Option=Com_Content&View=Article&Id=138:Cara-Pengambilan-Contoh-Tanah-Untuk-

Analisis-Uji-Tanah-&Catid=48:Panduanpetunjuk-Teknis-Leaflet&Itemid=53>. Diakses

Tanggal 6 November 2012.

Hidayat, A.2003. Komposisi unsur dalam cuplikan partikulat udara daerah Bandung dan

Lembang tahun 1999. Jurnal Sains Dan Teknologi Nuklir Indonesia, Vol. IV (2).

Purwanto, B. H. 2005. Hand Out Mata Kuliah Kesuburan Tanah. Jurusan Tanah

FakultasPertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Poerwowidodo. 1993. Telaah Kesuburan Tanah. Penerbit Angkasa, Bandung

 Soame, B. D, And J.D Pedgin. 1975. Tillage requirement relation to soil physical properties. Soil

Science 5: 376-385.

Syukur, A.2002. Pengaruh pengenangan terhadap fraksi-fraksi Fe, Mn, Zn, dan Cu pada entisol.

Jurnal Ilmu Tanah 3: 10-17.

Yuwono, N., dan A. Roesmarkam. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.

117

Page 118: laporan resmi kesuburan UGM 2012

ACARA 10

UJI CEPAT TANAH

ABSTRAKSI

Praktikum Kesuburan Tanah yang berjudul Uji Cepat Tanah ini dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2012 di Laboratorium Kesuburan Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Praktikum mengenai Uji Cepat Tanah ini bertujuan untuk mengenal penggunaan perangkat uji tanah sawah secara cepat untuk menentukan kebutuhan pupuk N, P dan K. Metode yang digunakan adalah menggunakan dua perangkat, yaitu PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) dan PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering). Ketiga jenis tanah tersebut diuji menggunakan PUTS dan PUTK. Pada pengujian PUTS, tanah yang diuji adalah Tanah Inseptisol dan tanah Vertisol. Dari kedua jenis tanah tersebut dilakukan pengujian N, P, K dan pH. Pada pengujian PUTK, tanah yang diuji adalah Tanah Inseptisol dan tanah Vertisol. Dari kedua jenis tanah tersebut dilakukan pengujian pH, C-Organik, K dan Kapur. Setelah melakukan pengujian, hasil yang didapat dicocokkan pada tabel rekomendasi yang disediakan dalan satu paket pada PUTK dan PUTS. Data yang didapat adalah dalam pengujian PUTS pada tanah Inseptisol, rekomendasi N yaitu urea 300 kg/ha, rekomendasi P yaitu SP-36 50 kg/ha dan rekomendasi K adalah KCl 50 kg/ha. Dalam pengujian PUTS pada tanah Vertisol, rekomendasi N yaitu urea 200 kg/ha, rekomendasi P yaitu SP -36 100 kg/ha dan rekomendasi K adalah KCl 50 kg/ha. Dalam pengujian PUTK pada tanah Inseptisol, rekomendasi K adalah 50 kg/ha (jagung, kedelai dan padi gogo) dan C-organik 2t/ha. Dalam pengujian PUTK pada tanah Vertisol, rekomendasi K untuk jagung 75 kg/ha, kedelai 100 kg/ha dan padi 75 kg/ha, rekomendasi C-organik 2t/ha, rekomendasi P adalah jagung 250 kg/ha, kedelai 200 kg/ha dan padi 200 kg/ha dan rekomendasi K adalah jagung 6500 kg/ha dan kedelai 1000 kg/ha. Setelah didapatkan data rekomendasi, dapat dibahas dengan teori yang bersangkutan.

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kemajuan teknologi yang pesat dalam sektor pertanian diikuti dengan pertumbuhan

jumlah penduduk, berdampak pada kebutuhan akan pangan dan produk-produk pertanian lain

terus meningkat. Untuk menghasilkan produk-produk pertanian perlu adanya usaha menjaga

kesuburan tanah. Kesuburan tanah sangat erat kaitannya dengan hasil produksi nantinya. Secara

teori kesuburan tanah dapat ditingkatkan dengan program intensifikasi. Intensifikasi dapat

dilakukan dengan pemupukan, penggunaan bibit unggul, pengairan, dan pengolahan tanah.

Sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian sangat penting untuk mempunyai wawasan dalam

memanajemen kesuburan tanah, maka dari itu perlu adanya pembelajaran tentang kesuburan

tanah secara teori maupun pengamatan langsung di lapangan.

118

Page 119: laporan resmi kesuburan UGM 2012

B. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah mengenal penggunaan perangkat uji tanah sawah secara

cepat untuk menentukan kebutuhan pupuk N, P dan K.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu faktor pertumbuhan tanaman adalah unsur hara, pengaruh unsur hara terhadap

pertumbuhan tanaman dapat melalui keberadaannya (bentuk ketersediaan), konsentrasi maupun

kesetimbangannya dengan unsur hara lain. Kondisi unsur hara di dalam tanah, baik bentuk,

konsentrasi dan kesetimbangannya dengan unsur hara lainnya dalam tanah dapat/mudah

dikendalikan, sehingga sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhan tanaman dan menjaga

kualitas tanah atau lingkungan. Unsur hara di dalam tanaman yang mempunyai fungsi spesifik

dan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan kualitas tanaman tersebut disebut unsur hara esensiil

(Hardjowigeno, 1993).

Unsur hara tanaman dikatakan esensil jika : 1) unsur hara tersebut dibutuhkan dan

berfungsi sangat spesifik dalam pertumbuhan tanaman, 2) jika kondisinya rendah atau tidak

sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman akan menghambat atau bahkan menyebabkan

kematian, 3) karena fungsi di dalam tanaman sangat spesifik sehingga tidak bisa digantikan

dengan unsur hara lainnya. Unsur-unsur tersebut ada 16 macam dengan berbagai konsentrasi,

yaitu C, H, O (diambil dari udara dan air, ketiga unsur ini mendominasi unsure dalam jaringan

tanaman yaitu sekitar 90% dari total); N, P, K (diambil dari tanah, yang selanjutnya disebut

unsure hara makro karena dibutuhkan dalam jumlah banyak); Ca, Mg, S (diambil dari tanah yang

selanjutnya disebut unsur hara sekunder, karena dibuthkan cukup banyak); Fe, Cu, Mn, Zn, B,

Mo, Cl (diambil dari tanah yang selanjutnya disebut unsur hara mikro, karena dibutuhkan dalam

jumlah sedikit) (Sirrapa et al, 2001).

N merupakan salah satu unsur hara esensiil yang keberadaannya mutlak untuk

kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebagian tanah untuk mencukupi

kebutuhan tanaman tersebut perlu diberikan tambahan dalam bentuk pupuk. Kebutuhan akan N di

Indonesia selalu meningkat, tanpa pemberian dosis yang tepat dapat mengurangi hasil produksi.

Nitrogen mampu menaikkan produksi jika dikombinasikan dengan P dan K. Maka dari itu

pengujian kandungan tanah penting, untuk mendapatkan dosis pupuk yang tepat tanah (Sugeng,

2005).

119

Page 120: laporan resmi kesuburan UGM 2012

III. METODOLOGI

Praktikum Kesuburan Tanah Acara 10 mengenai Uji Cepat Tanah dilaksanakan pada hari

Rabu, 24 Oktober 2012, di Laboratorium Kesuburan Tanah, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,

Universitas Gadjah Mada , Yogyakarta.

Alat-alat yang digunakan adalah Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS). Bahan yang

digunakan adalah tanah inceptisol dan tanah vertisol. Cara kerja dari praktikum ini adalah

menggunakan dua perangkat, yaitu PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) dan PUTK (Perangkat

Uji Tanah Kering). Ketiga jenis tanah tersebut diuji menggunakan PUTS dan PUTK. Pada

pengujian PUTS, tanah yang diuji adalah Tanah Inseptisol dan tanah Vertisol. Dari kedua jenis

tanah tersebut dilakukan pengujian N, P, K dan pH. Pada pengujian PUTK, tanah yang diuji

adalah Tanah Inseptisol dan tanah Vertisol. Dari kedua jenis tanah tersebut dilakukan pengujian

pH, C-Organik, K dan Kapur. Setelah melakukan pengujian, hasil yang didapat dicocokkan pada

tabel rekomendasi yang disediakan dalan satu paket pada PUTK dan PUTS. Setelah didapatkan

data rekomendasi, dapat dibahas dengan teori yang bersangkutan.

120

Page 121: laporan resmi kesuburan UGM 2012

IV. HASIL PENGAMATAN

1. PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah)

No Jenis Tanah Uji Hasil Rekomendasi

1 N Rendah Urea 300 kg/ha

 Tanah Sawah P Tinggi SP-36 50 kg/ha

  I K Sedang Pupuk KCl 50 kg/ha

  Inseptisol KCl+Jerami 5t jerami/ha

  pH Agak Masam Sistem drainase konvensional

    (pH 5-6) Pupuk N dalam bentuk ZA

2 N Sangat Tinggi Urea 200 kg/ha

 Tanah Sawah P Rendah SP-36 100 kg/ha

  II K Tinggi KCl 50 kg/ha

  Vertisol KCl+Jerami 5t jerami/ha

  pH Netral Sistem drainase konvensional

  (pH 6-7) Pupuk N dalam bentuk Urea

Tabel 10.1. Data pengamatan PUTS

2. PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering)

No Jenis Tanah Uji Hasil Rekomendasi

1   pH Netral (pH 6-7)  

 Tanah Kering

   Jagung -> 50 kg/ha

  I K Tinggi Kedelai -> 50 kg/ha

  Inseptisol     Padi gogo -> 50 kg/ha

    C-Organik Rendah 2 t/ha

    Kapur Netral (pH 6-7) -

         

2       Jagung -> 75 kg/ha121

Page 122: laporan resmi kesuburan UGM 2012

  K Sedang Kedelai -> 100 kg/ha

      Padi gogo -> 75 kg/ha

  pH Agak Masam -

 Tanah Kering   (pH 5-6)  

  II C-Organik Rendah 2 t/ha

Vertisol     Jagung -> 250 kg/ha

P Rendah Kedelai -> 200 kg/ha

    Padi gogo -> 200 kg/ha

Kapur < 4 tetes Kedelai -> 1000 kg/ha

Jagung -> 6500 kg/ha

Tabel 10.2. Data pengamatan PUTK

V. PEMBAHASAN

PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah) adalah alat bantu analisis kadar hara tanah N, P, K

dan pH tanah sawah yang dapat digunakan di lapangan dengan cepat, mudah, murah dan akurat.

Sedangkan PUTK (Perangkat Uji Tanah Kering) dipakai dan digunakan pada tanah kering.

Manfaat PUTS dapat digunakan untuk mengukur status hara N, P, K dan pH tanah sawah secara

cepat dan mudah, sebagai dasar penetuan dosis rekomendasi pupuk N, P, K dan ameliorant tanah

sawah, berfungsi menghemat penggunaan pupuk, meningkatkan pendapatan petani dan menekan

pencemaran lingkungan (Bohn et al, 1979).

Prinsip kerja PUTS adalah mengukur kadar hara N, P da K tanah dalam bentuk tersedia,

yaitu hara yang larut dan terikat lemahdalam kompleks jerapan koloid tanah. Kadar atau status

hara N, P dan K dalam tanah ditentukan dengan cara mengekstrak dan mengukur hara tersedia di

dalam tanah. Oleh karena itu, pereaksi atau bahan kimia yang digunakan dalam alat uji tanah ini

terdiri atas larutan pengekstrak dan pembangkit warna. Bentuk hara yang diekstrak dengan PUTS

untuk nitrogen adalah NO3 dan NH4, untuk fosfat adalah orthophosphate (HPO4, PO43-) dan kalium

adalah K+. Pengkuran kadar hara dilakukan secara kuantitatif dengan metode kolorimetri

(pewarnaan). Hasil analisis N, P dan K tanah ini selanjutnya digunakan sebagai kriteria

penentuan rekomendasi pemupukan N, P dan K spesifik lokasi untuk tanaman padi sawah dengan

produktifitas setara IR-64.

122

Page 123: laporan resmi kesuburan UGM 2012

Satu unit Perangkat Uji Tanah Sawah terdiri dari; 1) satu paket bahan kimia dan alat

untuk ekstraksi kadar N, P, K dan pH, 2) bagan warna untuk penetapan kadar pH N, P dan K, 3)

Buku petunjuk Penggunaan serta Rekomendasi Pupuk untuk padi sawah, 4) Bagan Warna Daun

(BWD). Rekomendasi pemupukan pada berbagai kelas status hara tanah yang diberikan mengacu

pada hasil kalibrasi uji tanah. Sedangkan pada satu perangkat Uji tanah Kering; 1) larutan

ekstraksi P, K, bahan organik, pH dan kebutuhan kapur, 2) peralatan pendukung, 3) bagan warna

P dan pH tanah, bagan K, kebutuhan kapur dan bahan organic tanah, dan 4) buku petunjuk

penggunaan.

Pada pengujian PUTS pada tanah Inseptisol diketahui tanah berkandungan unsur N yang

rendah, P yang tinggi dan K yang sedang. Mempunyai pH yang agak masam. Secara teori tanah

ini memang tidak cocok sebagai persawahan, cocok sebagai perkebunan. Seharusnya kandungan

hara yang terkandung tinggi, namun pada sampel kandungan N rendah. Ini dapat disebabkan

karena adanya pertanian tanpa olah tanah yang menggunakan tanah terus-menerus sepanjang

tahun. Tanah tidak dibiarkan untuk beristirahat memulihkan kandungan unsur hara yang ada, jika

memang ingin mempunyai angka produksi yang sama seperti sebelumnya rekomendasi

penggunaan pupuk N yang banyak dapat meningkatkan produksi tanaman (Pang et al, 2000).

Sedangkan pada tanah vertisol diktahui tanah berkandungan N sangat tinggi, P yang

rendah, K yang tinggi dan pH yang netral. Pada umumnya tanah vertisol mempunyai karakteristik

unsur hara yang tak berimbang, sering mengalami defisiensi unsur P karena pelapukan batuan

yang tak sempurna. pH pada tanah secara teori sangat tinggi, dan perbedaan pada tanah ini bisa

saja diakibatkan sering digunakannya untuk pertanaman sawah yang pengairannya

mengakibatkan turunnya pH. Maka dari itu penggunaan PUTS dan PUTK dapat membuat kita

mendapatkan dosis yang tepat untuk memberikan unsure hara yang berimbang pada tanah, demi

pertumbuhan yang ptimal untuk tanaman.

Pupuk anorganik yang pupuk tunggal yaitu pupuk N, P dan K. Pupuk tunggal N yaitu

pupuk urea (CO(NH2)2), pupuk ZA atau Ammonium Sulfat, pupuk Amonium Klorida atau

NH4Cl, pupuk ASN dan pupuk natrium nitrat. Sedangkan pupuk tunggal P yaitu pupuk

superfosfat, pupuk FMP, pupuk Alumunium Fosfat, dan pupuk besi III fosfat. Sedangkan pupuk

K tunggal yaitu pupuk kalium klorida dan pupuk ZK.

.

123

Page 124: laporan resmi kesuburan UGM 2012

VI. PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Dalam pengujian PUTS pada tanah Inseptisol, rekomendasi N yaitu urea 300 kg/ha,

rekomendasi P yaitu SP-36 50 kg/ha dan rekomendasi K adalah KCl 50 kg/ha.

2. Dalam pengujian PUTS pada tanah Vertisol, rekomendasi N yaitu urea 200 kg/ha,

rekomendasi P yaitu SP -36 100 kg/ha dan rekomendasi K adalah KCl 50 kg/ha.

3. Dalam pengujian PUTK pada tanah Inseptisol, rekomendasi K adalah 50 kg/ha (jagung,

kedelai dan padi gogo) dan C-organik 2t/ha

4. Dalam pengujian PUTK pada tanah Vertisol, rekomendasi K untuk jagung 75 kg/ha,

kedelai 100 kg/ha dan padi 75 kg/ha, rekomendasi C-organik 2t/ha, rekomendasi P adalah

jagung 250 kg/ha, kedelai 200 kg/ha dan padi 200 kg/ha dan rekomendasi K adalah

jagung 6500 kg/ha dan kedelai 1000 kg/ha

B. Saran

Penggunaan PUTK dan PUTS adalah salah satu solusi untuk petani yang ingin meningkatkan

produksi tanamannya tanpa meracuni tanah.

124

Page 125: laporan resmi kesuburan UGM 2012

DAFTAR PUSTAKA

Bohn, H. L. Brain L. McNeal and George A. O’Connor. 1979. Soil Chemistry. A Willey – Interscience Publication. John Willey & Sons. Toronto.

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi tanah dan Pedogenesis. Akademika Pressindo. Jakarta.

Pang, X. P., Letey. 2000. Organic Farming : Challenge of Timing Nitrogen Availability to Crop Nitrogen Requirements. Soil Sci. Soc. Amer. J. 64:247-253.

Sirrapa, M. P.,S. Sabiham, D. Sopandie dan Suwarno. 2001. Studi Kalibrasi Tanah Hara N dalam Penentuan Batas Kritis Kelas N Total Tanah, dan Rekomendasi Pemupukan N pada Tanaman Jagung. J. Tanah Tropika. 13: 23-35.

Sugeng, Winarso. 2005. Kesuburan Tanah : Dasar Kesehatan Tanah dan Kualitas Tanah. Penerbit Gava Media. Yogyakarta.

125