Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

download Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

of 127

Transcript of Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    1/127

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Lumpur pemboran adalahfluida yang digunakan untuk membantu proses

    pemboran. Analisa yang terhadap lumpur pemboran sangat penting dilakukan

    untuk mengenali sifat-sifat fisik suatu lumpur pemboran tersebut. Komposisi dan

    sifat-sifat fisik lumpur pemboran menjadi salah satu faktor yang sangat

    berpengaruh untuk menentukan keberhasilan suatu operasi pemboran. Karena

    berbagai faktor-faktor seperti kecepatan, efisiensi, keselamatan, dan biaya operasi

    pemboran sangat tergantung dari lumpur pemboran yang dipakai. oleh karena itu

    lumpur pemboran mutlak digunakan selama operasi pemboran berjalan.

    Awal mulanya mud engineerhanya menggunakan air untuk mengangkat

    serpihan pemboran (cutting) pada lubang sumur. eiring dengan berkembangnya

    peradaban serta teknologi perminyakan, maka lumpur telah menggantikan tugas

    air untuk mengangkat cutting. !etapi faktor-faktor pada formasi dapat mengubah

    sifat-sifat fisik pada lumpur pemboran. "leh karena itu, untuk memperbaiki dan

    mempertahankan sifat-sifat fisik lumpur, #at-#at kimia (additive) ditambahkan ke

    dalam lumpur dan akhirnya digunakan pula udara dan gas untuk pemboran

    walaupun lumpur tetap digunakan.

    Gambar 1.1. Lumpur Pemboran

    $

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    2/127

    %

    &ada awal sistem rotary drilling, lumpur dimaksudkan untuk mengangkat

    serbuk bor (cutting) dari dasar sumur ke permukaan saja. !etapi dengan majunya

    teknologi, lumpur mempunyai banyak fungsi dalam dunia pemboran untuk

    mengatasi masalah pada pemboran. Lumpur pemboran merupakan cairan yang

    berbentuk lumpur, dibuat dari percampuran #at cair, #at padat dan #at kimia. 'at

    cair disini sebagai bahan dasar agar lumpur dapat dipompakan. 'at padat ada dua

    macam yaitu untuk memberikan kenaikkan berat jenis (density) dan untuk

    membuat lumpur mempunyai kekentalan (viscosity) tertentu. edangkan #at kimia

    dapat berupa #at padat maupun #at cair yang bertugas untuk mengontrol sifat-sifat

    lumpur agar sesuai dengan yang dinginkan. Adapun penjelasan tentang (tiga)

    komponen-komponen utama lumpur pemboran, sebagai berikut

    $. *raksi +airan.

    a. Air.

    Lebih dari lumpur pemboran menggunakan air, disini air

    dapat dibagi menjadi dua, yaitu air tawar dan air asin, sedangkan

    air asin dapat dibagi menjadi dua, yaitu air asin jenuh dan air air

    asin tak jenuh. /ntuk pemilihan air hal ini perlu disesuaikan

    dengan lokasi setempat, manakah yang mudah didapat dan juga

    disesuaikan dengan formasi yang akan ditembus.

    b. 0inyak.

    Lumpur dengan komponen minyak dikembangkan untuk

    menanggulangi sifat-sifat lumpur dasar air (water base mud) yang

    tidak diinginkan. /ntuk itu digunakan lumpur dasar minyak (oil

    base mud) yang mempunyai keuntungan antara lain mempunyai

    sifat lubrikasi 1 meleburkan 1 menghancurkan yang baik, stabilitas

    temperatur yang tahan sampai 22o*, corrosion resistance,

    meminimalisasi kerusakan formasi, dan mencegah terjadinyashale

    problem.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    3/127

    c. 3mulsi 0inyak dan Air.

    Invert emulsion adalah pencampuran minyak dengan air dan

    mempunyai komposisi minyak 2 4 2 5olume (sebagai

    komponen yang kontinyu) dan air sebanyak 2 4 2 5olume

    (sebagai komponen diskontinyu). 3mulsi terdiri dari dua macam,

    yaitu

    Oil In Water Emulsion.

    6isini air merupakan komponen yang kontinyu dan minyak

    sebagai komponen teremulsi. Air bisa mencapai sekitar 2

    5olume, sedangkan minyak sekitar 2 5olume.

    Water In Oil Emulsion.

    6isini yang merupakan komponen kontinyu adalah minyak,

    sedangkan komponen yang teremulsi adalah air. 0inyak bisa

    mencapai sekitar 2 4 2 , sedangkan air 2 4 2 .

    %. *raksi &adatan.

    a. ReactiveSolid(Clay,Bentonite,Attapulgite).

    Reactive solidadalah padatan yang apabila bereaksi dengan fasa

    cair akan membentuk sifat koloidal pada lumpur. alah satu dari

    material ini adalah bentonite, dimana bila bentonite dicampur

    dengan air akan menyebar (terdispersi) karena muatan negatif pada

    permukaan plat-plat materialnya akan saling tolak - menolak dan

    pada saat itu akan menyerap air sehingga membentuk koloid

    (suspensi) yang lunak dan 5olumenya membesar (swelling).

    b. InnertSolid.

    Innert solid merupakan komponen padatan dari lumpur yang tidak

    bereaksi dengan #at-#at cair lumpur bor. 6alam kehidupan sehari-

    hari pasir yang diaduk dengan air dan kita diamkan beberapa saat,

    akan turun ke dasar bejana dimana kita mengaduknya. 6isini pasir

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    4/127

    7

    disebut inert solid. 6idalam lumpur bor inert solidberguna untuk

    menambah berat atau berat jenis lumpur, yang tujuannya untuk

    menahan tekanan dari formasi.

    . *raksiAdditive.

    a. 0aterial pemberat.

    b. Filtration loss reduce agent.

    c. iscosi!ier.

    d. "hinner.

    e. p# ad$uster(pengontrol).

    f. Shale stabilitator agent.

    Adanya bermacam-macam fraksi tersebut, maka 'aba dan 6oherty ($82),

    mengelompokan lumpur bor berdasarkan fasa fluidanya, menjadi

    $. Lumpur Air !awar (Fresh Water %ud).

    Lumpur air tawar (!resh water mud) adalah lumpur yang fasa cairnya

    adalah air tawar dengan (jika ada) kadar garam yang kecil (kurang dari

    $2222 ppm 9 $ berat garam). :enis-jenis lumpur !resh water mud

    adalah

    a. Spud %ud, adalah lumpur yang digunakan pada pemboran awal

    atau bagian atas bagi conductor casing. *ungsi utamanya adalah

    untuk mengangkat cuttingdan membuka lubang di permukaan.

    b. &atural %ud, yaitu dibentuk dari pecahan-pecahan cutting dalam

    fasa cair, sifat-sifatnya ber5ariasi tergantung formasi yang di bor.

    Lumpur ini digunakan untuk pemboran yang cepat seperti

    pemboran padasur!ace casing.

    c. Bentonite ' treated %ud, yaitu mencakup sebagian besar dari tipe-

    tipe air tawar. Bentonite adalah material paling umum yang

    digunakan untuk koloid inorganik yang berfungsi mengurangi

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    5/127

    !iltration lossdan mengurangi tebal mud ca(e.Bentonitejuga dapat

    menaikkan 5iskositas.

    d. )hospate treated %ud, yaitu mengandung polyphospate untuk

    mengontrol 5iskositas, gel strength dan juga dapat mengurangi

    !iltration lossserta mud ca(edapat tipis.

    e. Organic Colloid * treated %ud, terdiri dari penambahan

    pregelatini+ed starch atau carbo,ymethyl cellulose pada lumpur

    yang digunakan untuk mengurangi!iltration losspada!resh water

    mud.

    f. Red %ud, yaitu mendapatkan warnanya dari warna yang dihasilkan

    oleh treatment dengan caustic soda dan -ueobracho(merah tua).

    :enis lumpur ini adalah al(aline tannate treatment dengan

    penambahanpolyphospateuntuk lumpur dengan p; dibawah $2.

    g. Calcium %ud, yaitu lumpur yang mengandung larutan kalsium (di

    sengaja). Kalsium bisa ditambah dengan bentuksla(e lime(kapur

    mati), semen, plaster (+a"7) atau +a+l%.

    %. Lumpur Air Asin (Salt Water %ud).

    Lumpur ini digunakan terutama untuk membor garam massive (salt

    dome) atau salt stringer(lapisan formasi garam) dan kadang-kadang

    bila ada aliran air garam yang terbor. Filtration loss-nya besar dan

    mud ca(e-nya tebal bila tidak ditambah organic colloid, p; lumpur

    dibawah

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    6/127

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    7/127

    produktif (jadi ia juga untuk completion mud). Kegunaan terbesar

    adalah pada completiondan wor(oversumur.

    . 0aseuos 1rilling Fluids.

    Lumpur pemboran jenis ini jarang dipergunakan, hanya dipakai untuk

    daerah-daerah yang sangat sensitif terhadap tekanan hidrostatik, yaitu

    daerah yang membutuhkan berat jenis lumpur yang sangat rendah.

    0aseous drilling !luids, fluidanya hanya terdiri dari gas atau udara

    maupun aerated gas. Lumpur jenis ini biasanya digunakan untuk

    pemboran yang formasinya keras dan kering dan juga pada pemboran

    dimana kemungkinan terjadinya blow out (ecilsekali atau dimana lost

    circulationmerupakan bahaya utama.

    Ada hal-hal yang harus diperhatikan juga dalam pengeboran selain hal-hal

    diatas yaitu mekanika batuan yang merupakan gaya yang bekerja pada batuan

    dalam proses pemboran. Ada beberapa macam mekanika batuan antara lain

    $. +ompressi5e strength

    +ompressi5e strenght merupakan kekuatan batuan untuk menerima

    beban kompresif sebelum batuan itu pecah. +ompressi5e ini hanya

    berlaku untuk menembus batuan. +ompressi5e stregth berpengaruh pada

    ?"& 2rate o! per!oration3 yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menembus

    formasi yang memiliki satuan!t4hour5 6alam hubungannya dengan ?"&

    jika compressi5e stregth besar maka ?"& akan turun karena waktu yang

    di butuhkan dalam menembus batuan akan semakin lama sesuai dengan

    satuannya yaitu ft1hour.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    8/127

    amun, di lapangan

    umumnya dipakai satuanpound per gallon (ppg). 6engan asumsi-asumsi

    sebagai berikut

    $. Eolume setiap material adalah additiveVs+Vml=Vmb

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    12/127

    $%

    %. :umlah berat adalah additive, maka

    FsEs G Fml H Eml 9 Fmb H Emb

    Keterangan

    Es 9 Eolumesolid, gallon

    Eml 9 Eolume lumpur lama, gallon

    Emb 9 Eolume lumpur baru, gallon

    Fs 9 6ensitassolid, ppg

    Fml 9 6ensitas lumpur lama, ppg

    Fmb 9 6ensitas lumpur baru, ppg

    6ari persamaan $ dan % di dapat

    Es 9(mb- ml ) Vmls-mb

    Karena #at pemberat (solid) beratnya adalah

    @s 9 Es H Fs

    ila dimasukkan ke persamaan

    Ws =(mb- ml ) Vmls-mb

    x s

    5olumesolid

    VsVmb

    x 100% = (mb- ml )s- ml

    x 100%

    beratsolid

    s x Vs

    mb x Vmbx 100% =

    (mb- ml)s

    (s- ml)mlx 100%

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    13/127

    $

    0aka bila yang digunakan sebagaisolidadalah baritedengan I

    7. untuk menaikkan densitas lumpur lama seberat Fml ke lumpur baru

    sebesar Fmb setiap bbl, lumpur lama memerlukan berat solid, @s

    sebanyak

    @s 9684 x

    (mb- ml)

    (35.8- mb)

    Keterangan

    @s 9 eratsolid#at pemberat , kg barite1bbl lumpur.

    edangkan apabila yang digunakan sebagai pemberat adalah

    bentonitedengan I %. maka untuk tiap barrellumpur diperlukan

    @s 9398

    (mb- ml)

    (20.825- mb)

    Keterangan

    @s 9 Kg bentonite1bbl lumpur lama

    2.2.2. Sand Content

    !ercampurnya serpihan-serpihan formasi (cutting) ke dalam

    lumpur pemboran akan membawa pengaruh pada operasi pemboran.

    erpihan-serpihan pemboran yang biasanya berupa pasir akan dapat

    mempengaruhi karakteristik lumpur yang disirkulasikan, dalam hal ini

    akan menambah beban pada mud pump. "leh karena itu, setelah lumpur

    disirkulasikan maka harus mengalami proses pembersihan dengan

    berbagai jenis-jenis peralatan, terutama menghilangkan partikel-partikel

    yang masuk ke dalam lumpur selama sirkulasi. &eralatan-&eralatan

    tersebut disebut dengan Conditioning E-uipment, antara lain

    a5 Shale Sha(er.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    14/127

    $7

    erfungsi membersihkan lumpur dari serpihan-serpihan atau

    cutting yang berukuran besar. &enggunaan screen (saringan)

    untuk problematika padatan yang terbawa dalam lumpur

    menjadi salah satu pilihan dalamsolidcontrol e-uipment. Solid

    1 padatan yang mempunyai jari-jari yang lebih besar dari jari-

    jari screen akan tertinggal 1 tersaring dan dibuang, sehingga

    jumlah solid dalam lumpur bisa terminimalisasi. :ari-jari

    screendiatur agar polimer dalam lumpur tidak ikut terbuang.

    Kerusakanscreendapat diperbaiki dan diganti.

    Gambar 2.1. Shale Shaker

    b5 1egassser.

    erfungsi membersihkan lumpur dari gas yang mungkin masuk ke

    dalam lumpur pemboran. &eralatan ini sangat berfungsi pada saat

    pemboran menembus #ona permeable, yang ditandai dengan

    pemboran menjadi lebih cepat, densitas lumpur berkurang dan

    5olume lumpur pada mud pitbertambah.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    15/127

    $

    Gambar 2.2. Degasser

    c5 1esander.

    erfungsi membersihkan lumpur dari partikel-partikel padatan

    yang berukuran kecil yang biasanya lolos darishale sha(er.

    Gambar 2.3. Desander

    d5 1esilter.

    erfungsi seperti desander, namun desiltermembersihkan lumpur

    dari partikel-partikel yang berukuran lebih kecil. elain dapat

    menggunakan penyaringan dengan screen terkecil, penyaringan

    dengan menggunakan mud cleaner, karena dapat lebih murah dan

    lebih praktis. &enggunaan desilter dan mud cleaner harus

    dioptimalisasi oleh beberapa faktor, seperti berat lumpur, nilai fasa

    cair, komposisi solid dalam lumpur, biaya logistik yang

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    16/127

    $=

    berhubungan dengan bahan kimia dan lain-lain. >ormalnya berat

    lumpur yang dikehendaki sekitar $2.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    17/127

    $

    sebesar J $ 4 %2 . Kadar minyak dalam lumpur emulsi mempunyai

    pengaruh yang cukup besar terhadap laju pemboran. ;al ini terutama

    karena minyak akan memberikan pelumasan sehingga pahat lebih awet,

    mengurangi pembesaran lubang bor dan mengurangi penggesekan pipa bor

    dengan formasi serta mengurangi kemungkinan terjadinya jepitan terhadap

    pahat. Akan tetapi setelah melewati kandungan minyak optimum tersebut,

    kenaikan kadar minyak akan menyebabkan penurunan laju pemboran, hal

    ini tejadi pada permukaan bit yang lebih licin saat kontak dengan batuan

    formasi karena adanya pelumasan yang berlebihan.

    2.%. Pera*a$an (an Ba+an

    2.%.1. Pera*a$an

    :5 %ud Balance

    65 Retort ;it

    75 %ulti %i,er

    7. Wetting Agent

    95 Sand Content Set

    =. Ielas /kur 22 cc

    e.

    f.g. Gambar 2.5. Mud alan!e

    h.

    i.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    18/127

    $5 Cup %ud Funnel

    7u.

    7(.

    jw.

    7&. Gambar 3.2. Marsh unnel

    7-.

    78.

    ka.

    kb.

    k!.

    kd.

    ke. Gambar 3.3. imbangan

    k.

    kg.

    kh.

    ki.

    k7.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    41/127

    7$

    kk.

    kl. Gambar 3.4. Gelas 0kur 5// !!

    km.

    kn. Gambar 3.5. ann G

    ko.

    kp.k'.

    kr.

    ks. Gambar 3.". Mud Mi&er

    '$.

    'u.

    '8.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    42/127

    7%

    '.

    k&. Gambar 3.%. Cup Mud unnel

    k-.

    '9. %.%.2. Ba+an

    :5 Bentonite

    %. Air tawar (a-uades)

    . ahan-bahan pengencer ("hinner)

    la.

    lb. Gambar 3.). entonite

    lc5

    ld5

    le5

    l!5

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    43/127

    7

    *&. Gambar 3.. +ir a,ar -+'uades

    lh.

    li.

    l7.

    lk.ll. Gambar 3.1/. hinner

    lm.

    ln. %./. Pr#e(ur Perc!aan

    *. %./.1. Me0!ua$ *u0ur

    lp. &rosedur pembuatan lumpur sama dengan prosedur

    pembuatan lumpur pada acara $.

    *. %./.2. Cara Kerja (en&anMarsh unnel

    $. 0enutup bagian bawah dari marsh !unnel dengan jari tangan.!uangkan lumpur bor melalui saringan sampai lumpur menyinggung

    bagian bawah saringan ($22 cc).

    %. 0enyediakan bejana yang telah tertentu isinya ( $ -uart9 87= ml).

    &engukuran dimulai dengan membuka jari tadi sehingga lumpur

    mengalir dan ditampung dengan bejana tadi.

    . 0encatat waktu yang diperlukan (detik) lumpur untuk mengisi bejana

    tertentu isinya tadi.

    lr.

    *#. %./.%. Men&u'urShear Stress(en&an ann G

    $. 0engisi bejana dengan lumpur sampai batas yang telah ditentukan.

    %. 0eletakkan bejana pada tempatnya, serta atur kedudukannya

    sedemikian rupa sehingga rotor dan bob tercelup kedalam lumpur

    menurut batas yang telah ditentukan.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    44/127

    77

    . 0enggerakkan rotor pada posisi ;igh dan tempatkan kecepatan putar

    rotor. pada kedudukan =22 ?&0. &emutaran terus dilakukan sehingga

    kedudukan skala (dial) mencapai keseimbangan. +atat harga yang

    ditunjukkan skala.

    7. 0encatat harga yang dilakukan oleh skala penunjuk setelah mencapai

    keseimbangan dilanjutkan untuk kecepatan 22, %22, $22, = dan

    ?&0 dengan cara yang sama seperti diatas.

    lt.

    *u. %././. Pen&u'uran Gel Strength(en&an ann G

    $. etelah selesai mengukur shear stress, aduk lumpur denganFann

    0pada kecepatan =22 ?&0 selama $2 detik.

    %. 0atikanFann 0kemudian diamkan lumpur selama $2 detik.

    . etelah $2 detik gerakkan rotor pada kecepatan ?&0. aca

    simpangan maksimum pada skala penunjuk.

    7. Aduk kembali lumpur dengan Fann 0pada kecepatan rotor =22

    ?&0 selama $2 detik. /langi kerja diatas untuk gel strength$2 menit

    (untutk gel strenght $2 menit, lama pendiaman lumpur $2 menit)

    %.3. Da$a (an Ha#"* Perc!aan

    *8. 6ari percobaan diperoleh hasil sebagi berikut

    l,.

    l&. abel 3.1. asil Per!obaan iskositas dan Gel Strength

    l#. K

    o

    m

    p

    o

    si

    s

    i

    l

    u

    m

    p

    u

    mb. md. me.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    45/127

    7

    r

    mg.Lu

    m

    p

    u

    r

    6

    a

    s

    a

    r

    (

    L

    6

    )

    0+.0j. 0'. 0*.

    mm.

    mn.

    L6

    G

    %

    g

    r

    d

    e

    H

    t

    r

    i

    d

    0.0.

    0.0#.

    mu.

    L6

    G

    %

    .

    =

    g

    08. 0. 0

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    46/127

    7=

    r

    de

    H

    r

    t

    i

    d

    nb. L

    6

    G

    g

    r

    b

    e

    n

    t

    o

    n

    i

    t

    e

    nc. n&.

    ni. L

    6

    G

    8

    g

    r

    b

    e

    n

    t

    o

    n

    n0. nn.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    47/127

    7

    i

    t

    eno.

    %.5. Pe0!a+a#an

    n. %.5.1.

    ............................................................................................................

    Pe0!a+a#an Pra'$'u0

    n.

    &ada praktikum ini membahas tentang pengukuran 5iskositas dan

    gel strength. Eiskositas dan gel strengthmerupakan bagian yang pokokdalam sifat-sifat rheologi fluida pemboran. Eiskositas didefinisikan

    sebagai kemampuan lumpur untuk mengalir dalam suatu media. ertagel

    strength adalah lumpur akan mengagar atau menjadi gel apabila tidak

    terjadi sirkulasi, hal ini disebabkan oleh gaya tarik-menarik antara

    partikel-partikel padatan lumpur.

    nr. &engukuran sifat-sifat rheologi fluida pemboran penting

    mengingat efekti5itas pengangkatan cuttingmerupakan fungsi langsung

    dari 5iskositas. ifat gel pada lumpur juga penting pada saat round trip

    sehingga dapat mencegah cuttingmengendap didasar sumur yang dapat

    menyebabkan masalah pemboran selanjutnya. Eiskositas dangel strength

    merupakan sebagian dari indikator baik tidaknya suatu lumpur.

    ns. &ada praktikum perhitungan 5iskositas dan gel strength,

    yang ditentukan dalam perhitungan adalah 5iskositas,yield point, dangel

    strengthselama $2 detik dan $2 menit. &ada hasil percobaan di peroleh

    lumpur dasar dengan 5iskositas relatif sebesar 32 c, plastic viscocity

    sebesar %.3 c, yield point sebesar 21.3, dangel strength pada $2 detik

    sebesar %dan pada $2 menit sebesar 16.

    nt. &ada pengukuran ini juga dilakukan penambahan additive

    de,trid dan bentonite. &ada saat ditambahkan deHtrid terjadi perubahan

    pada nilaiplastic viscocity,yield pointsertagel strengthyang dimana nilai

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    48/127

    7a;+"G 2.7

    gram a-uades>a"; G 2.% +a+".

    $. Ambil ml filtrat tesebut, masukkan kedalam labu titrasi %2 ml,

    kemudian tambahkan %2 ml a-uades.

    yd. %. !ambahkan % tetes indikator phenolphalein dan titrasi dengan

    ;%"7standar sampai warna merah tetap merah. ?eaksi yang terjadi

    ye.";- G ;G ;%"

    yf. . +atat 5olume pemakaian ;%"7(& ml).

    yg. 7. Kemudian pada larutan hasil titrasi, tambahkan % tetes indikator

    methyljingga, lanjutkan reaksi dengan ;%"7standar sampai terbentuk

    warna jingga tua, ?eaksi yang terjadi

    yh. ;+"G ;G ;%" G +"%

    yi. . +atat 5olume pemakaian ;%"7total ( 0 ml ).

    yj. +atatan

    %& D0 menunjukkan adanya gugus ion ";

    dan

    %

    (

    CO

    %& 9 0 menunjukkan adanya +"

    saja

    %& C 0 menunjukkan adanya

    (CO

    dan

    (#CO

    & 9 2 menunjukkan adanya

    (#CO

    saja

    & 9 0 menunjukkan adanya ";

    saja

    yk.

    yl. &erhitungan

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    76/127

    =

    $. !otalAl(alinity

    ym.

    yn5mlFiltrat

    ,SOas#%,&ormalit $2227%

    9 epm total al(alinity

    yo.

    yp.

    y.

    yr. %.

    %

    CO

    Al(alinity

    :ika ada ";

    ys.

    yt. &pm +"

    %

    (

    9

    %

    7% $222)( ,B%COmlFiltrat

    ,SO,)%

    yu.

    :ika tidak ada ";

    y5.

    yw. &pm +"

    %

    (

    9

    %

    7% $222)( ,B%CO

    mlFiltrat

    ,SO,)

    yH.

    yy. . ";

    Alkalinity

    y#.

    #a. &pm ";

    9

    ,B%O#mlFiltrat

    ,SO,%) $222)%( 7%

    #b.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    77/127

    #c. 7.

    #CO

    Alkalinity

    #d.

    #e. &pm

    #CO

    9

    7% $222)%(

    ,B%#CO

    mlFiltrat

    ,SO,)%

    #f.

    #g. 3./.2. Ana*"#a Ke#a(a+an T$a*

    #h. uatlah lumpur dengan komposisi sebagai berikut

    #i. 2 ml a-uadesG %%. gram bentoniteG = ml larutan

    %+CaG = ml

    larutan

    %+%g

    $. Ambil ml filtrat lumpur tersebut masukkan kedalam labu filtrasi %2

    ml.

    %. !ambahkan dengan % ml a-uades, ml larutan bu!!erp; $2.

    . !itrasi dengan 36!Astandartsampai terjadi warna biru tua.

    #j.

    7. +atat 5olume pemakaian 36!A reaksi yang terjadi

    #k.

    + + %

    %

    %

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    78/127

    K%+r%"9 6.61 N

    aci.Eol K%+r%"

    9 16 0*a!7.

    a!k.abel 5.2. asil Perhitungan +nalisa $imia Lumpur Pemboran

    acl.

    acm. &ercoba

    an

    acn. ;asil

    &erhitungan

    aco. Alkalinit

    asac. 22.57 0

    ac. Kesadah

    an !otalacr. 6.%% 0

    acs. Kesadah

    an +a%G

    dan 0g%G

    ac$. 1655.54 0

    (an 5/6.64 0

    acu. Kandun

    gan

    Klorida

    ac8. 2%5.57 0

    acw. Kandun

    gan Non

    esi (N)

    ac

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    83/127

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    84/127

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    85/127

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    86/127

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    87/127

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    88/127

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    89/127

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    90/127

    82

    secara tiba-tiba yang dapat mengganggu jalannya operasi pemboran.

    eberapa penyebab secara mekanis, antara lain

    afw.

    $. 3rosi.

    afH. Karena kecepatan lumpur annulus yang terlalu

    tinggi dapat menyebabkan gesekan terlalu kuat dengan dinding

    formasi (sumur) sehingga dapat menyebabkan runtuhnya

    dinding lumpur lubang pemboran.

    %. Iesekan &ipa &emboran !erhadap 6inding Lubang &emboran.

    afy.;al ini juga dapat menyebabkan dinding lubang pemboran

    yang getas dan rentan akan runtuh karena seringnya rangkaian

    pipa bor menggesek lubang pemboran.

    . Adanya &enekanan ()ressure Surge) atau &enyedotan

    (Swabbing).

    af#.&eristiwa ini terjadi pada saat keluar masuknya rangkaian

    pipa bor dapat menyebabkan terjadinya sloughing karena

    adanya perbedaan tekanan secara tiba-tiba saat dilakukan

    penekanan dan penarikan rangkaian pipa pemboran.

    7. !ekanan atuan *ormasi.

    aga. ;al ini berhubungan dengan tekanan abnormal

    dimana tekanan hidrostatis lumpur pemboran lebih kecil dari

    tekanan formasi.

    . Air *iltrat atau Lumpur 0emasuki &ori-&ori *ormasi atuan.

    agb. &eristiwa tersebut menyebabkan batuan

    mengembang dan terjadi swelling yang akan melemahkan

    ikatan antar batuan dimana akhirnya dapat menyebabkan

    terjadinyasloughing.

    agc.

    agd. ecara umum dapat dikatakan bahwa pembesaran lubang

    pemboran dan shale problemberkaitan erat dengan dua masalah pokok,

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    91/127

    8$

    yaitu adanya tekanan formasi dan kepekaan terhadap lumpur atau air

    filtrat. Iejala-gejala umum yang terlihat jika sedang terjadishale problem

    antara lain

    $. erbuk bor bertambah banyak.

    %. Lumpur menjadi lebih kental.

    . Air filtrat bertambah besar.

    7. Ada banyak endapan serbuk bor di dalam lubang pemboran.

    . !orsi bertambah besar.

    >5 Bit balling.

    age.

    agf. Adapun usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk

    menanggulangishale problemantara lain

    $. &emakaian lumpur secara tepat, yaitu densitas lumpur cukup

    untuk menahan tekanan formasi. p; sesuai dengan jenis

    lumpur, semisal untuk lumpur &;&A p; ideal sekitar eraca

    7. p;Indicator

    . Komprsesor

    =. Ielas /kur

    5 %ud %i,er

    5 Stop Watch

    D5 "itration 1is(

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    92/127

    8%

    $2. :angka orong

    ::5 Filter "rap

    a)

    b)!: Gambar ".1. ann G

    d)e)f)g)h)

    i)

    7: Gambar ".2. aroid *all uilding ester

    k:

    l:

    m:

    n:

    o:

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    93/127

    8

    p:

    ': Gambar ".3. ester ;era!a

    r:

    s:t:

    u:

    (: Gambar ".4. P

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    94/127

    87

    ag:

    ah:

    ai:

    a7: Gambar ".". Gelas 0kur

    ak:al:

    am:

    an:

    ao:

    ap: Gambar ".%. Mud Mi&er

    a':

    ar:

    as:

    at:

    au:

    a(:

    a,: Gambar ".). Stop *at!h

    a&:

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    95/127

    8

    a-:

    a8:

    ba:

    bb:

    b!:bd: Gambar "..itration Disk

    be:

    b:

    bg:

    bh:

    bi:

    b7: Gambar ".1/. 9angka Sorong

    bk:

    bl:

    bm:

    bn: Gambar ".11. ilter rap

    bo:

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    96/127

    8=

    5.%.2. Ba+an

    :5 A-uades

    65 Bentonite

    . >acl

    =5 0ypsum

    . emen

    >5 Soda Ash

    5 %onosodium )hosphate

    5 Caustic Soda

    8. 36!A Standart

    $2. 0ureHid

    $$. Asam ulfat

    $%. Nndikator)henolphtalin$. Nndikator%ethyl:ingga

    a)

    b: Gambar ".12. +'uades

    !:

    d:

    e:

    :

    g)

    + Gambar ".13. entonitei)j)k)

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    97/127

    8

    l)

    m:

    n: Gambar ".14. G-psum

    o)

    Gambar ".15. Soda +sh)r)s)

    t)

    u Gambar ".1". Monosodium Phospate

    (:

    5./. Pr#e(ur Perc!aan

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    98/127

    8a+l sebanyak $ gr kedalam lumpur standar. /kur p;,

    5iskositas,gel strength,!luid lossdan ketebalan mud ca(e.

    . Lakukan langkah b dengan penambahan >a+l masing-masing .

    gr, . gr dan $. gr. /kur p;, 5iskositas,gel strength,!luid lossdan

    ketebalan mud ca(e.

    7. uatlah lumpur baru dengan komposisi Lumpur standar G . gr

    >a+l G 2. gr >a";. /kur p;, 5iskositas, gel strength,!luid lossdan

    ketebalan mud ca(e.

    . Lakukan langkah d dengan penambahan $ gr >a";. /kur p;,

    5iskositas,gel strength,!luid lossdan ketebalan mud ca(e.

    #)

    aa 5./.2. Kn$a0"na#" G-psum

    $. uat lumpur standar /kur p;, Eiskositas,gel strength,!luid loss

    dan ketebalan mud ca(e.

    %. uatlah lumpur baru dengan komposisi Lumpur standar G 2.%%

    gr 0ypsum. /kur p;, 5iskositas,gel strength,!luid lossdan ketebalan

    mud ca(e.

    . Lakukan langkah b dengan penambahan gypsum masing-masing

    2. gr, $ gr dan $. gr. /kur p;, Eiskositas,gel strength,!luid lossdan

    ketebalan mud ca(e.

    7. uatlah lumpur baru dengan komposisi Lumpur standar G $. gr

    0ypsum G 2.% gr %onosodium )hosphate. /kur p;, 5iskositas,gel strength,!luid lossdan ketebalan mud ca(e.

    . Lakukan langkah d dengan penambahan $ grsoda ash.

    ab)

    ac 5./.%. Kn$a0"na#" Se0en

    $. uat lumpur standar /kur p;, Eiskositas,gel strength,!luid loss

    dan ketebalan mud ca(e.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    99/127

    88

    %. uatlah lumpur baru dengan komposisi Lumpur standar G 2.%%

    gr semen. /kur p;, 5iskositas, gel strength, !luid lossdan ketebalan

    mud ca(e.

    . Lakukan langkah b dengan penambahan semen masing-masing 2.

    gr, $ gr dan $. gr. /kur p;, Eiskositas, gel strength, !luid loss dan

    ketebalan mud ca(e.

    7. uatlah lumpur baru dengan komposisi Lumpur standar G $. gr

    semen G 2.% gr %onosodium )hosphate. /kur p;, 5iskositas,

    gel strength, fluid loss dan ketebalan mud ca(e.

    . Lakukan langkah d dengan penambahan $ gr %onosodium

    )hosphate.

    ad)

    ae 5.3. Da$a (an Ha#"* Perc!aan

    af) 6ari percobaan di peroleh hasil sebagai berikut

    ag:

    ah: abel ".1 asil Per!obaan $ontaminasi Lumpur Pemboran

    ai) Komposisilumpur

    a$31

    a(30

    al3 Filtration/oss

    an)ao) ap)

    a)as) at) a5)

    aw) Lumpur 6asar (L6)

    aa+l

    !+!" !j !'

    !0!n !

    b) L6 G $. gr

    >a+l

    !r !#!$ !u !8 ! !a+l G 2.

    >a";

    c!cc c( ce c: c& c+ cj

    ck) L6 G 2.8 gr0ypsum

    c* c0cn

    ccr c$

    cu) L6 G $. gr0ypsum

    c8 cc

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    100/127

    $22

    soda ash

    do) L6 G $ grsemen

    (

    ( (r (# (u (8 ( (;(;%&"7)

    eje' e*

    e0e er

    es:

    et: abel ".2. asil Per!obaan $ontaminasi Lumpur Pemboran

    eu) KomposisiLumpur

    e5) !ebalmud

    (mm)

    ew)Eol

    u

    m

    e

    eH) ;

    %

    "

    7

    ey) Eolu

    m

    e

    3

    6

    !

    A

    (

    m

    l)

    fb) fc) fd) fe) ff) fg)fh) Lumpur 6asar

    (L6):"

    :j :':* :0 :n :

    fp) L6 G . gr>a+l

    :r :#:$ :u :8 :

    fH) L6 G $. gr>a+l

    :9 &a&! &c &( &e

    gf) L6 G . gr

    >a+l G 2.

    >a";

    &&&+ &"

    &j &' &* &0

    gn) L6 G 2.8 gr0ypsum &

    & &&r &$

    &u

    g5) L6 G $. gr0ypsum

    &&

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    101/127

    $2$

    ht) L6 G $. grsemen

    +u+8 +

    +a+lW L6 G $. gr >a+LW L6 G . gr >a+l

    G 2. >a";W L6 G 2.8 gr gypsumW L6 G $. gr gypsumW L6 G $ gr

    gypsumG soda ashW L6 G $ gr semenW L6 G $. gr semenW L6 G $. gr

    semen G >;(;%&"7). 6ari data tersebut kita dapat mengetahui nilai dari

    dial reading=22 maupun 22,gel strength$2X dan $2P, !iltrationlossE2,

    E.,E%2, E%, E2, tabel mud ca(e(mm), 5olume ;%"7, dan 5olume

    36!A (ml). &ada setiap proses pemboran, hampir selalu terjadi

    kontaminasi-kontaminasi pada lumpur pemboran. ;al itu dapat

    mempengaruhi sifat fisik lumpur pemboran tersebut. &arameter-parameter

    yang berubah antara lain 5iskositas,gel strength, p;, dan ketebalan mud

    ca(e. Kontaminasi yang umumnya selalu terjadi adalah >a+l, gypsum, dan

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    102/127

    $2%

    semen. ;asil percobaan diperoleh setelah lumpur dasar diberi kontaminan.

    &ada percobaan pertama ditambahkan >a+l, percobaan kedua diberikan

    gypsum, dan percobaan terakhir diberikan semen. /ntuk lebih mudah

    menjelaskan hasil percobaan, maka dari data tabel diberi contoh grafik

    hanya pada perubahangel strength$2P,!iltration lossE2, dan mud ca(e

    di percobaan ketiga setelah diberikan masing-masing kontaminan.

    io)

    ip)

    i': Graik ".1. $ontaminasi ;aCl

    ir3

    !

    1!12!2"!

    "#!# "2 2 26

    1"

    "!#1

    1.$ #.2 #.6

    %e& stre'gt( 1!)) *i&tratio' &oss +"! mud ca,e perco-aa' ,e"

    is3

    it) 6ari grafik terlihat lumpur dasar dengan gel strength $2P

    sebesar %2, !iltration lossE2 sebesar 1%, dan mud ca(edi percobaan

    sebesar 1.7. etelah diberikan . gr >a+l sebagai kontaminan, terjadi

    kontaminasi pada lumpur. &ada lumpur pemboran terjadi penurunan gel

    strengthdari %2ke 23, akan tetapi terjadi peningkatan!iltration lossdari

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    103/127

    $2

    1% menjadi %6 dan peningkatan tebal mud ca(e dari 1.7 menjadi /.2.

    etelah itu, setelah ditambahkan 2. gr >a";, terjadi peningkatan gel

    strengthmenjadi25,!iltration loss menjadi /1, dan mud ca(e menjadi /.5.

    ;al ini mengindikasikan apabila terjadi kontaminasi >a+l, maka mud

    ca(eakan semakin tebal dan menjadi masalah bagi pipa pemboran, karena

    semakin tebal mud ca(emaka pipa pemboran akan terjepit dan sulit untuk

    berputar serta diangkat ke permukaan. Kontaminasi >a+l juga

    mempengaruhi nilai gel strength, apabilagel strengthterlalu besar maka

    akan mempersulit sirkulasi lumpur pemboran serta menambah beban mud

    pump.

    iu) 6alam operasi pemboran kontaminasi >a+l, dapat

    menyebabkan rheologi lumpur (plastic viscosity, gel strength8 !iltration

    loss,pembentukan mud ca(e) berubah sehingga perlu ditambahkan #at

    additiveseperti >a"; untuk menanggulanginya.

    i5)

    i,:

    iH) Graik ".2. $ontaminasi G-psum

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    104/127

    $27

    i-:

    !

    2!

    #!6!

    /!

    1!!

    12!

    "2

    12!

    92

    1" 1/"2

    1.$ 1. 2.

    %e& stre'gt( 1!))

    *i&tratio' &oss +"!

    mud ca,e perco-aa' ,e

    "

    i#)

    ja) &ada kontaminasi gypsum, awal mulanya lumpur dasar

    dengan gel strength $2P sebesar %2, !iltration loss E2 sebesar 1%, dan

    mud ca(e percobaan ke sebesar 1.7. Kemudian diberikan kontaminan

    gypsum sebesar 2.8 gram, akibatnya terjadi peningkatan gel strength

    menjadi 126 dan !iltration loss menjadi 14, sementara mud ca(e

    mengalami penurunan menjadi 1.3. Kemudian saat ditambahkansoda ash,

    terjadi penurunan gel strength dari sebesar 126 menjadi ?2, akan tetapi

    terjadi peningkatan !iltration loss dari sebesar 14 menjadi %2, dan mud

    ca(emengalami penebalan menjadi 2.3 dari 1.3.

    jb) 6alam operasi pemboran kontaminasi gypsum, dapat

    menyebabkan rheologi lumpur (plastic viscosity, gel strength8 !iltration

    loss,pembentukan mud ca(e) berubah sehingga perlu ditambahkan #at

    additivesepertisoda ashuntuk menanggulanginya.

    jc)

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    105/127

    $2

    jd)

    je)

    jf)

    jg)

    jh)

    ji)

    77: Graik ".3. $ontaminasi Semen

    7k:

    !2!#!6!/!

    1!!12!1#!16!1/!

    "2

    1$/

    $"

    1" 19 1/1.$ ". "

    %e& stre'gt( 1!))

    *i&tratio' &oss +"!

    mud ca,e perco-aa' ,e

    "

    7l:

    jm) Lumpur dasar dengangel strength$2P sebesar %2,!iltrationloss E2 sebesar 1%, dan mud ca(e pada percobaan ketiga sebesar 1.7.

    Kemudian diberikan kontaminan semen sebesar 1.3gram, hasilnya terjadi

    kontaminasi lumpur yang ditandai dengan peningkatangel strengthsecara

    signifikan menjadi 174,!iltration lossmenjadi 1?, dan mud ca(emenjadi

    %.3. &ada saat ditambahkan monosodium phosphate sebagai additive,

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    106/127

    $2=

    terjadi penurunangel strengthdari 174menjadi 7%,!iltration loss E2 dari

    1?menjadi 14, dan tebal mud ca(e dari %.3menjadi %.

    jn) 6alam operasi pemboran kontaminasi semen, dapat

    menyebabkan rheologi lumpur (plastic viscosity, gel strength8 !iltration

    loss,pembentukan mud ca(e) berubah sehingga perlu ditambahkan #at

    additiveseperti >;(;%&"7) untuk menanggulanginya.

    jo)

    5.5.2. Pe0!a+a#an Sa*

    $. Apa yang saudara dapatkan simpulkan tentang perubahan sifat fisik

    lumpur setelah terkontaminasi jp) :awab &erubahan sifat fisik lumpur setelah terkontaminasi

    dipengaruhi adanya material4material yang tidak diinginkan

    masuk ke dalam lumpur pada saat operasi pemboran sedang

    berjalan, biasanya terjadi pada saat pemboran menembus

    lapisan gypsum dan juga karena operasi penyemenan yang

    kurang sempurna.

    j)

    %. :ika tidak ditanggulangin apa yang akan terjadi dengan pemboran

    sumur OYP selanjutnya

    jr) :awab Akan terdapatnya gypsum dalam jumlah besar

    didalam lumpur pemboran. 0aka akan merubah sifat4sifat

    fisik lumpur sepertiplastic viscosity,yield point,gel strength

    serta!iltration loss.

    js)

    . :ika ingin menangulangi setiap jenis kontaminan, langkah apa yang

    saudara lakukan M (analisa untuk masing-masing kontaminan).jt) :awab - Kontaminasi >a+l penanggulangannya

    denganmenambahkan >a"h pada lumpur pemboran.

    ju) - Kontaminasigypsumpenanggulangannya dilakukan

    penambahansoda ashagar mud ca(emenjadi tipis dan

    menjadi bantalan bagi pipa pemboran.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    107/127

    $2

    j5) - Kontaminasi semen penanggulangannya dengan

    menambahkan monosodium phosphate.

    jw)

    7. :ika perlu dapat ditambahkan bahan-bahan additive. ebutkan dan

    jelaskan macam bahan additive tersebut Z berikan contohnya M

    jH) :awab -E,tender9 0enaikkan suspense semen

    dan mengurangi densitas lumpur semen.

    +ontoh bentonite dansodium sili(at.

    jy) - Rerasder 9 0emperpanjang

    waktu pemompaan misalnya untuk #at4#atyang temperaturnya besar, karena temperatur

    mempercepat reaksi kimia antar lumpur dan

    air.

    j#) -Accelerator 9 0empercepat

    pengerasan suspense semen. +ontoh

    Calcium chloridadansodium chlorida.

    ka) -/ow !iltration additive 9

    0engontrol pengendapan

    padatan bila ada perbedaan

    tekanan yang besar antara lumpur

    dengan #ona yang mempunyai

    permeabilitas.

    kb) -/ost circulation additive 9

    0engatasi masalah pada lost

    circulation. +ontoh Wood !iber.

    (c3

    . Apakah tujuan ditambahkannyasoda ashpada komposisi lumpur dasar

    dangypsum

    kd) :awab /ntuk menipiskan mud ca(e, menambahkan 5olume

    ;%"7, meningkatkan 5olume 36!A, menaikangel strength,

    dan menurungkan!iltration loss.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    108/127

    $2; (;%&"7) itu :elaskan maksud dari penambahan

    >;(;%&"7) tersebut pada komposisi lumpur Z semen M

    kf) :awab >; (;%&"7) atau monosodium phopate merupakan

    additive yang ditambahkan pada lumpur sebagai cara

    penanggulangan lumpur yang terkontaminasi semen.

    kg)

    . :elaskan terjadinya kontaminasi oksigen dan +"%M

    kh) :awab - Kontaminasi oksigen ("%) pada lumpur pemboran

    terjadi pada saat air yang digunakan sebagai bahan

    pembuatan lumpur pemboran yang terkandung "% sehingga"% tersebut masuk dalam sistem lumpur pemboran.

    ki) - Kontaminasi karbon dioksida (+"%) disebabkan

    pemboran menembus lapisan yang mengandung +"%

    sehingga +"% tersebut masuk dalam sistem lumpur

    pemboran.

    kj)

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    109/127

    $28

    '$ 5.7. Ke#"0u*an

    $.Kontaminan adalah material-material tidak diinginkan yang masuk

    dalam lumpur pemboran saat pemboran berlangsung.

    %.:enis-jenis kontaminasi antara lain kontaminasi sodium chloride,

    gypsum, semen, hardwater, +"%, "%, dan ;%.

    .+ara untuk penanggulangan kontaminasi lumpur pemboran yaitu

    menambahkan #at additive ke dalam lumpur pemboran seperti soda

    ash, >a";, monosodium phosphate (>;(;%&"7)), dan lain 4 lain.

    7.Kontaminasi lumpur pemboran dapat merubah rheologi lumpur, p;,

    plastic viscosity,gel strength,!iltration loss, dan tebal mud ca(e.

    .'at-#at kontaminan antara lain >a+l, gypsum, semen, +a%G dan 0g%G,

    carbon dio,ide, o,ygen, dan hydrogen sul!ide.

    'uBAB =II

    '8 PENGUKURAN MBT - METHYLENE BLUE

    TEST

    '

    '

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    110/127

    $$2

    merupakan campuran matriH dan semen, serta kadang-kadang

    mendominasi batuan sebagai batu lempung 2clay stone3.

    lb) ifat kimia mineral clay yang paling penting adalah

    kemampuan penyerapan anion dan kation tertentu yang kemudian

    merubahnya ke anion dan kation yang lain dengan pereaksi suatu ion di

    dalam air (Ionic E,change Capacity). ?eaksi pertukaran tejadi disekitar

    sisi luar dari unit struktur silika alumina. ebagai contoh, pada

    pengembangan mineral claysebagai akibat terjadinya in5asi fasa cair dari

    lumpur ke dalam formasi yang mengandung clayreaktif terhadap air.

    lc) eperti kebanyakan metode pengukuran kation, tes dengan

    menggunakan methylene bluedigunakan untuk mengukur total kapasitas

    pertukaran kation dalam suatu sistem clay, dimana pertukaran kation

    tersebut tergantung dari jenis dan kristal salinitas mineral, p; larutan, jenis

    kation yang diperlukan dan konsentrasi kandungan mineral yang terdapat

    didalam clay.

    ld)

    le) Kemampuan pertukaran kation didasarkan atas urutan dari

    kekuatan ikatan-ikatan ion-ion berikut ini

    lf)

    lg) LiGC>aGC;GCKGC>;7G0g%GC+a%GCAlG

    lh)

    li) ;arga pertukaran kation yang paling besar dimiliki oleh

    mineral allogenic (pecahan batuan induk). edangkan yang paling kecil

    dimiliki oleh mineral authogenic(proses kimiawi). Kapasitas tukar kation

    dari beberapa jenis mineral clay dapat dilihat pada tabel .$. (pada

    halaman selanjutnya) kapasitas tukar kation dari beberapa jenis mineral

    clay.

    lj) edangkan laju reaksi pergantian kation tergantung pada

    jenis kation yang dipertukarkan dan jenis serta kadar mineral clay

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    111/127

    $$$

    (konsentrasi ion). Adapun hal yang menyebabkan mineral clay memiliki

    kapasitas tukar kation adalah

    $. Adanya ikatan yang putus disekeliling sisi unit silika alumina, akan

    menimbulkan muatan yang tidak seimbang sehingga agar seimbang

    kembali (harus ber5alensi rendah) diperlukan penyerapan kation.

    %. Adanya subtitusi alumina ber5alensi tiga didalam kristal untuk

    silika e-uivalenserta ion-ion ber5alensi terutama magnesium didalam

    struktur tetrahedral.

    . &enggantian hydrogenyang muncul dari gugusan hidroksil yang

    muncul oleh kation-kation yang dapat ditukar-tukarkan

    (e,changeable). /ntuk fakta ini masih disangsikan kemungkinannya

    karena tidak mungkin terjadi pertukaran hydrogensecara normal.

    lk)

    ll)

    lm)

    ln)

    lo)

    lp)

    l)

    lr: abel %.1. $apasitas ukar $ation dari eberapa 9enis Mineral Cla-

    ls)a) :enis

    0ineral

    Clay

    b) Kapasitas

    !ukar Kation

    c) 0e1$22

    gram

    d) ;aolinite e) -$f) #alloysit

    e.%;%"g) -$2

    h) #alloysit

    e.7;%"i) $2-72

    j) %ontmor

    illonitek)

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    112/127

    $$%

    lt)

    lu)

    l5)

    lw)

    lH)

    ly)

    l#)

    ma)

    mb)

    mc)

    md)

    me)

    mf)

    mg) ?eaksi pertukaran kation kadang-kadang bersamaan dengan

    terjadinya sweeling. :ika permukaan clay kontak dengan air dan

    menganggap bahwa satu plate clay terpisah dari matriknya, maka ion-ion

    yang bermuatan positif (kation) akan meninggalkanplate claytersebut.

    mh) Karena molekul air adalah polar maka molekul air akan

    ditarik balik oleh kation yang terlepas maupun plate claydan molekul air

    yang bermuatan positif akan ditarik olehplate clay-nya sendiri, sehingga

    seluruh clayakan mengembang.

    mi) Kemampuan terjadinya pertukaran mineral clay dapat

    disebabkan oleh penarikan dan pertukaran kation. &ermukaan koloid

    mineral yang bermuatan negatif akan menarik kation-kation membentuk

    lapisan atau medan yang disebut di!!use ion layers. Nnteraksi di!!use ion

    layers pada partikel yang berdekatan memberikan petunjuk mengenai

    sifat-sifat swelling clay8 plasticitydan konsentrasi kandungan air dalam

    clay.

    mj) Ketidakstabilan lubang bor pada formasi umumnya

    disebabkan oleh dua hal yaitu imbibisi dengan konsekuensi swellingdan

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    113/127

    $$

    penutupan lubang bor. edangkan penyebab kedua adalah faktor

    mekanisme yang disebabkan oleh rotasi drill string dan aliran fluida

    pemboran di annulusyang akan menggerus dinding lubang bor sehingga

    akan mengganggu kestabilan lubang bor.

    mk) Nmbibisi air suatu hal yang paling umum dan hal ini terjadi

    karena dua hal yaitu Crystalin hydrational !orcedan osmotic hydrational

    !orce. Crystalin hydrational !orce adalah gaya-gaya yang berasal dari

    substitusi elemen di lapisan tengah clay. Iaya ini sangat sulit diatasi,

    karena air di ekstrasikan ke permukaan plateyang sama besarnya dengan

    arah ke sisiplate. Osmotic hydrational !orceterjadi bila adanya perbedaan

    konsentrasi ion antara formasi dengan fluida pemboran, dimana air akan

    tertarik dari lumpur ke dalam formasi.

    ml) "perasi pemboran yang menembus lapisan shale akan

    mempunyai permasalahan tersendiri. &ermasalahan tersebut meliputi

    penjagaan agar shale tetap stabil, tidak longsor atau runtuh. eberapa

    akibat yang dapat ditimbulkan dengan runtuhnya shale tersebut didalam

    lubang bor diantaranya adalah

    $. !erjadinya pembesaran pada lubang bor.

    %. !erjadinya permasalahan pada proses pembersihan lubang bor.

    . ?angkaian pipa bor akan terjepit.

    7. Kebutuhan terhadap lumpur akan menjadi bertambah, sehingga

    bernilai tidak ekonomis.

    . Kesulitan dalam pelaksanaan logging, bridgesdan!ill up.

    mm3

    mn) Shaleumumnya terdiri dari lumpur,siltdan clay(lempung)

    yang merupakan hasil endapan didalam marine basin. Shale dalam

    bentuknya yang lunak atau bercampur dengan air disebut clay. 6an apabila

    clayyang terbentuk terletak pada suatu kedalaman yang memiliki tekanan

    dan temperatur yang tinggi, maka endapan clay tersebut akan mengalami

    perubahan bentuk, peristiwa ini disebutshale. &erubahan bentuk yang lain,

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    114/127

    $$7

    misalnya karena metamorfosa yang disebutslate,phyliteatau mi(a schist.

    erdasarkan kandungannya, apabila shale tersebut mengandung banyak

    pasir disebut dengan carbonaceous shale. Shale juga mengandung

    berbagai jenis mineral clay dimana sebagian diantaranya berdehidrasi

    tinggi. edangkan pengaruh dehidrasi yang tinggi tersebut disebabkan

    karena shale mengandung banyak mineral montmorillonite. Shale yang

    berdehidrasi tinggi ini biasanya terdapat dalam formasi yang relatif

    dangkal atau tidak dalam. Iejala-gejala problem shale dapat dilihat

    sebagai berikut

    $. 6i atas shale*s(a(us terdapat banyak runtuhan-runtuhan shale

    yang berasal dari dinding lubang bor.

    %. Kenaikan pada tekanan pompa karena di annulus diisi oleh

    banyak runtuhan-runtuhanshale.

    . Kenaikan torsi (tor-ue) dan drag, biasanya diikuti dengan tig

    connection. ;al ini dapat menyebabkan terjepitnya pipa karena

    saat pompa dihentikan reruntuhan shaleakan jatuh ke bawah

    dan terkumpul di sekitar drill collars.

    mo)

    mp) eperti yang diketahui bahwa formasi shale mengandung

    mineral clay. Claybersifat e,pandingdan non e,pandingbila bertemu air.

    /ntuk mengetahui tingkat reaktif claydapat dilakukan pengujian dengan

    methylene blue test (0!), ,*ray di!!raction dan scanning electron

    microscope.

    m) &ada lumpur &;&A pengukuran methylene blue test (0!)

    harus dilakukan pada angka $ 4 % lb1bbl (7%,< 4 $, kg1m ). Apabila

    0! lebih kecil daripada %2 lb1bbl maka disebut ideal. >amun jika lebih

    tinggi dari %2 lb1bbl akan mengakibatkan angka-angka rheologi yang

    tinggi dan akan memerlukan pengenceran atau deflokulasi yang tinggi.

    mr) Kontrol fluida pemboran dengan seksama diperlukan pada

    beberapa pengukuran yang dilakukan untuk memberikan informasi tentang

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    115/127

    $$

    sifat dan jenis clay yang terdapat dalam lumpur, dan diperlukan pula

    informsi yang sama yaitu tentang lapisan claydanshaleyang sedang dibor

    yang menjadi bagian pada sistem lumpur yang digunakan. 0!

    merupakan pengukuran untuk kapasitas tukar kation (K!K) untuk clay.

    ms)

    0$ 7.%.

    ............................................................................................................

    Pera*a$an (an Ba+an

    0u 7.%.1.

    ............................................................................................................

    Pera*a$an

    $. !imbangan

    %. Ielas /kur 22 cc

    . Ielas 3rlenmeyer %22 cc

    7. 0agnet atang

    95 #ot plate

    >5 %ulti magneti+er

    . &ipet

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    116/127

    $$=

    09

    na: Gambar %.2. Gelas =rlenme-er 2// !!

    nb:

    n!: Gambar %.3. Magnet atang

    nd:

    ne:n:

    ng:

    nh:

    ni:

    n7: Gambar %.4. Pipet

    nk:

    nl:

    nm:

    nn:

    no:

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    117/127

    $$

    np:

    n': Gambar %.5. $ertas Saring

    nr:

    ns: Gambar %.". Stop *at!h

    nt:

    nu 7.%.2. Ba+an

    :5 Bentonite

    65 A-uades

    . ;%"7 >

    =5 %ethylene Blue

    nv3

    n,:

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    118/127

    $$ilai tukar

    kation dari bentonite indobentadalah 73 0e166 &rdan bentonite baroid

    adalah /4 0e166 &r.

    oo) &engaruh baik serta buruknya dari kedua nilai kapasitas

    tukar kation (K!K) bentonitedi atas tergantung dari kepentingan. Apabila

    dibutuhkan untuk menyerap air atau bereaksi dengan lingkungan ion

    sekelilingya, maka menggunakan bentonite indobent. !etapi normalnya

    dalam operasi pemboran dibutuhkan yang tidak terlalu reaktif, maka

    menggunakan bentonite barid.

    7.5.2. Pe0!a+a#an Sa*

    $. andingkan dari % jenis bentonite tersebut mana yang lebih bagus

    berikan alasan dan pembahasannya.

    op) :awab 6ari % (dua) jenis bentonie (indobent dan baroid),

    maka diketahui bahwa yang paling baik adalah bentonite

    baroid, dikarenakan memiliki harga kapasitas kation yang

    rendah. Karena apabila suatu jenis bentonite memiliki

    kapasitas tukar kation yang tinggi, maka saat pelepasan

    kation kemudian terjadi pertukaran kation saat terkontak

    dengan air, maka kation tersebut akan mengikat molekul-

    molekul air sehingga akan terjadi swelling yang

    mengakibatkan rusaknya formasi.

    o)

    7.7. Ke#"0u*an

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    121/127

    $%$

    $. %ethylene blue test (0!) digunakan untuk mencari nilai dari

    kapasitas tukar kation (K!K).

    %. Kapasitas tukar kation (K!K) pada clayadalah total kapasitas kation

    suatu sistem clay.

    . Swellingadalah peristiwa pengembangan 5olume claykarena terjadi

    kontak terhadap air.

    7. >ilai kapasitas tukar kation (K!K) berbanding lurus dengan peristiwa

    swelling pada clay. Apabila nilai kapasitas tukar kation (K!K) besar

    maka semakin besar kemungkinan tejadinya peristiwa swelling pada

    clay. egitu pula sebaliknya, Apabila nilai kapasitas tukar kation

    (K!K) rendah maka semakin rendah kemungkinan tejadinya peristiwa

    swellingpada clay.

    . %ethylene blue test (0!) dipakai untuk mengukur total kapasitas

    pertukaran kation dari suatu sistem claydan dari nilai tukar kation

    tersebut dapat diprediksikan terjadinyaswelling.

    rPEMBAHASAN UMUM

    os)

    ot) Lumpur pemboran adalahfluida yang digunakan untuk membantu

    proses pemboran. 6alam komposisi pembuatannya lumpur terdapat (tiga) fraksi,

    antara lain fraksi cairan, fraksi padatan, dan fraksi additive. Adapun macam-

    macam fungsi lumpur pemboran, antara lain mengangkat cuttingke permukaan,

    mengontrol tekanan formasi, mendinginkan dan melumasi bit dan drillstring,

    membersihkan dasar lubang bor, membantu stabilitas formasi, melindungi formasi

    produktif, membantu dalam e5aluasi formasi.

    ou) Lumpur memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan

    keberhasilan suatu operasi pemboran sehingga perlu diperhatikan sifat-sifat dari

    lumpur tersebut seperti densitas, 5iskositas8 gel strength ataupun !iltration loss.

    6ensitas lumpur berhubungan langsung dengan fungsi lumpur bor sebagai

    penahan tekanan formasi. 6engan densitas lumpur pemboran yang terlalu besar

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    122/127

    $%%

    akan menyebabkan lumpur hilang ke formasi (lost circulation), sedangkan apabila

    densitas lumpur pemboran terlalu kecil akan menyebabkan (ic((masuknya fluida

    formasi ke dalam lubang sumur). !ercampurnya serpihan-serpihan formasi

    (cutting) ke dalam lumpur pemboran akan membawa pengaruh pada operasi

    pemboran. erpihan-serpihan pemboran yang biasanya berupa pasir akan dapat

    mempengaruhi karakteristik lumpur yang disirkulasikan, dalam hal ini akan

    menambah beban pada mud pump. Kandungan minyak adalah banyaknya minyak

    yang terkandung dalam lumpur emulsi dimana air sebagai bahan dasarnya.

    Lumpur emulsi yang baik adalah lumpur pemboran dengan kadar minyak

    maksimal sebesar J $ 4 %2 . Kadar minyak dalam lumpur emulsi mempunyai

    pengaruh yang cukup besar terhadap laju pemboran karena minyak akan

    memberikan pelumasan sehingga pahat lebih awet, mengurangi pembesaran

    lubang bor dan mengurangi penggesekan pipa bor dengan formasi serta

    mengurangi kemungkinan terjadinya jepitan terhadap pahat. Akan tetapi setelah

    melewati kandungan minyak optimum tersebut, kenaikan kadar minyak akan

    menyebabkan penurunan laju pemboran, hal ini tejadi pada permukaan bit yang

    lebih licin saat kontak dengan batuan formasi karena adanya pelumasan yang

    berlebihan.

    o5)

    Eiskositas dangel strengthmerupakan bagian yang pokok dalam sifat-sifat

    rheologi fluida pemboran. Eiskositas lumpur adalah kemampuan lumpur untuk

    mengalir dalam suatu media. ifatgelpada lumpur juga penting pada saat round

    trip sehingga dapat mencegah cutting mengendap didasar sumur yang dapat

    menyebabkan masalah pemboran selanjutnya.. 0el strengthmerupakan salah satu

    indikator baik atau tidaknya lumpur pemboran. 0el strength merupakan ukuran

    gaya tarik menarik partikel lumpur yang statik. Eiskositas dan gel strength

    merupakan sebagian dari indikator baik tidaknya suatu lumpur.

    ow) Ketika terjadi kontak antara lumpur pemboran dengan batuan

    poros, batuan tersebut akan bertindak sebagai saringan yang memungkinkan

    fluida dan partikel-partikel kecil melewatinya. *luida yang hilang kedalam batuan

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    123/127

    $%

    disebut filtrat. Karena terjadi proses filtrasi maka dapat terbentuk mud ca(e5 %ud

    ca(e adalah padatan lumpur yang menempel pada dinding lubang bor.%ud ca(e

    yang tipis akan merupakan bantalan yang baik antara pipa pemboran dan

    permukaan lubang bor. %ud ca(e yang tebal akan menjepit pipa pemboran

    sehingga sulit diputar dan diangkat. *iltrat yang terlalu banyak menyusup ke pori-

    pori batuan dapat menimbulkan kerusakan pada formasi. &eralatan untuk

    mendiagnosis !iltration loss dan mud ca(e adalah ;&;! (#igh )ressure #igh

    "emperature).

    oH) 6alam operasi pemboran, pengontrol kualitas lumpur pemboran

    harus terus menerus dilakukan sehingga lumpur pemboran tetap berfungsi dengan

    kondisi yang ada. &erubahan kandungan ion4ion tertentu dalam lumpur pemboran

    akan berpengaruh terhadap sifat4sifat fisik lumpur pemboran, oleh karena itu kita

    perlu melakukan analisa kimia untuk mengontrol kandungan (analisis kimia

    alkalinitas, analisis kesadahan total, analisis kandungan ion chlor, ion kalsium, ion

    besi serta p; lumpur bor (dalam hal ini filtratnya). ion4ion tersebut untuk

    kemudian dilakukan tindakan4tindakan yang perlu dalam penanggulangannya.

    oy)

    o#)

    pa) alah satu penyebab berubahnya sifat fisik lumpur pemboran

    adalah adanya material-material yang tidak diinginkan (kontaminan) yang masuk

    kedalam lumpur pada saat operasi pemboran sedang berjalan. Kontaminasi yang

    sering terjadi antara lain kontaminasi sodium chloride, kontaminasi gypsum,

    kontaminasi semen, kontaminasi hard water, kontaminasi carbon dio,ide,

    kontaminasi hydrogen sul!ide, kontaminasi o,ygen. etelah mengetahui jenis-jenis

    kontaminasi pada lumpur pemboran, maka dapat ditentukan langkah-langkah

    untuk mengatasinya sesuai kontaminasi yang terjadi.

    pb) Shaleadalah batuan sedimen yang terbentuk dari endapan-endapan

    lempung (clay). Lempung (clay) merupakan batuan sedimen klastik yang berasal

    dari pelapukan batuan beku atau metamorf. %ethylene blue test (0!)

    digunakan untuk mengukur harga kapasitas tukar kation (K!K) dari suatu sistem

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    124/127

    $%7

    clay. ?eaksi pertukaran kation kadang-kadang bersamaan dengan terjadinya

    sweeling, dimana swellingadalah peristiwa pengembangan 5olume clay karena

    terjadi kontak terhadap air. Swellingitu mempunyai pengaruh terhadap pertukaran

    kation yaitu apabila semakin cepat pertukaran kation maka semakin cepat pula

    swellingakan terjadi, begitu juga sebaliknya. Apabila semakin lambat pertukaran

    kation maka semakin lambat pulaswellingakan terjadi.

    pc)

    ( KESIMPULAN UMUM

    pe)

    $. Kadar minyak ideal pada lumpur pemboran berkisar antara $ 4 %2.

    %. &ada data praktikum, #at additive barite lebih efektif dan ekonomis dalam

    meningkatkan densitas dibandingkan +a+".

    . /ost circulation disebabkan karena besarnya harga densitas, namun kick

    disebabkan karena kecilnya harga densitas.

    7. &engertian material additiveadalah material yang ditambahkan untuk merawat

    sifat lumpur sesuai dengan yang dibutuhkan.

    . Apabila dua #at additiveyang berbeda ditambahkan dengan jumlah yang sama

    pada lumpur berbeda maka densitas lumpur lebih besar dinaikkan oleh barite

    dibandingkan kalsium karbonat.

    =. ?heologi lumpur pemboran yaituyield pointdanplastic viscocity.

    . Eiskositas terlalu tinggi menyebabkan lumpur terlalu berat dan mengganggu

    siklus pemboran, dan 5iskositas terlalu rendah maka serpihan bor (cuttings)

    kembali mengendap di dasar sumur.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    125/127

    $%

    $. Ketebalan mud ca(e dijaga untuk tetap tipis yang diperlukan sebagai bantalan

    antara pipa pemboran dan permukaan lubang bor. !etapi ketebalan mud ca(e

    tidak boleh terlalu tebal, karena dapat menjepit pipa serta menimbulkan

    masalah pemboran lainnya.

    1/./ost circulationadalah masalah yang terjadi selama proses pemboran dimana

    prosesnya fluida (lumpur pemboran) yang hilang ke dalam batuan berporos.

    ehingga dapat mengurangi 5olumelumpur pemboran saat sirkulasi dari dasar

    pemboran ke permukaan.

    $. 'at additive yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah !iltration loss

    adalah !ilration loss agent@s. erta untuk mengatasi masalah ketebalan padamud ca(edapat menggunakan deHtrid.

    $=. Kontaminasi garam yang terjadi pada lumpur pemboran dapat diketahui

    dengan metode analisa kandungan ion chlor.

    $. emakin cepat proses terjadinya korosif pada drill string diakibatkan oleh

    kandungan ion besi yang tinggi.

    $a";, monosodium phosphate (>;(;%&"7)), dan lain 4 lain.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    126/127

    $%=

    %7. Kontaminasi lumpur pemboran dapat merubah rheologi lumpur, p;, plastic

    viscosity,gel strength,!iltration loss, dan tebal mud ca(e.

    %. 'at-#at kontaminan antara lain >a+l,gypsum, semen, +a%Gdan 0g%G, carbon

    dio,ide, o,ygen, dan hydrogen sul!ide.

    %=.%ethylene blue test (0!)digunakan untuk mencari nilai dari kapasitas tukar

    kation (K!K).

    %. Kapasitas tukar kation (K!K) pada clayadalah total kapasitas kation suatu

    sistem clay.

    %ilai kapasitas tukar kation (K!K) berbanding lurus dengan peristiwa

    swelling pada clay. Apabila nilai kapasitas tukar kation (K!K) besar maka

    semakin besar kemungkinan tejadinya peristiwa swelling pada clay. egitu

    pula sebaliknya, Apabila nilai kapasitas tukar kation (K!K) rendah maka

    semakin rendah kemungkinan tejadinya peristiwaswellingpada clay.

    2.%ethylene blue test (0!) dipakai untuk mengukur total kapasitas pertukaran

    kation dari suatu sistem clay dan dari nilai tukar kation tersebut dapat

    diprediksikan terjadinyaswelling.

    :

    & DA>TAR PUSTAKA

    Bu(u )etun$u( )ra(ti(um Analisa /umpur )emboran %2$. ekolah !inggi

    !eknologi 0inyak dan Ias umi alikpapan alikpapan.

    Kosasih, ?i#ky Arya. %2$%. /aporan Resmi )ra(ti(um Analisa /umpur

    )emboran. ekolah !inggi !eknologi 0inyak dan Ias umi alikpapan

    alikpapan.

  • 7/21/2019 Laporan Resmi Analisa Lumpur Pemboran

    127/127

    $%

    *atharoni, Arief ?achmat. %2$%. /aporan Resmi )ra(ti(um Analisa Fluida

    Reservoir. ekolah !inggi !eknologi 0inyak dan Ias umi alikpapan

    alikpapan.