Laporan Puskesmas Imbi

41
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan terbesar masyarakat indonesia. Hal ini tercermin dari tingginya angka kejadian dan kunjungan penderita beberapa penyakit ke sarana pelayanan kesehatan seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), TB Paru, penyakit diare, malaria, demam berdarah dengue (DBD), keracunan makanan, cacingan, serta ganggu kesehatan/ keracunan karena bahan kimia dan pestisida. Tingginya kejadiaan penyakit-penyakit berbasis lingkungan disebabkan oleh masih buruknya kondisi sanitasi dasar terutama air bersih dan jamban, meningkatnya pencemaran, kurang higenisnya pengelolaan makanan, rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masyarakat, serta buruknya penatalaksanaan bahan kimia dan pestisida dirumah tangga yang kurang memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Blum (1974) menyampaikan bahwa faktor lingkungan dan perilaku mempunyai pengaruh terbesar terhadap status kesehatan, disamping faktor pelayanan kesehatan dan genetik. Untuk itu cara pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit tersebut harus melalui upaya perbaikan lingkungan/ sanitasi

Transcript of Laporan Puskesmas Imbi

Page 1: Laporan Puskesmas Imbi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit berbasis lingkungan masih merupakan masalah kesehatan terbesar masyarakat

indonesia. Hal ini tercermin dari tingginya angka kejadian dan kunjungan penderita beberapa

penyakit ke sarana pelayanan kesehatan seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), TB

Paru, penyakit diare, malaria, demam berdarah dengue (DBD), keracunan makanan,

cacingan, serta ganggu kesehatan/ keracunan karena bahan kimia dan pestisida.

Tingginya kejadiaan penyakit-penyakit berbasis lingkungan disebabkan oleh masih

buruknya kondisi sanitasi dasar terutama air bersih dan jamban, meningkatnya pencemaran,

kurang higenisnya pengelolaan makanan, rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

masyarakat, serta buruknya penatalaksanaan bahan kimia dan pestisida dirumah tangga yang

kurang memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja.

Blum (1974) menyampaikan bahwa faktor lingkungan dan perilaku mempunyai

pengaruh terbesar terhadap status kesehatan, disamping faktor pelayanan kesehatan dan

genetik. Untuk itu cara pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit tersebut harus

melalui upaya perbaikan lingkungan/ sanitasi dasar dan perubahan perilaku kearah yang lebih

baik. Hal ini sesuai dengan paradikma sehat yang lebih menonjolkan aspek pencegahan dan

promosi. Salah satu pendekatan yang menekankan pada upaya preventif dan promotif berupa

perbaikan lingkungan dan perilaku adalah ”klinik sanitasi”.

Klinik sanitasi merupakan suatu wahana masyarakat dalam mengatasi masalah

kesehatan lingkungan untuk pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan

bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang

berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan puskesmas.

Dengan demikian petugas sanitasi sebagai pengolah klinik sanitasi dituntut mempunyai

pengetahuan dan ketrampilan dalam membantu menemukan masalah lingkungan dan

Page 2: Laporan Puskesmas Imbi

perilaku yang berkaitan dengan penyakit yang banyak diderita masyarakat sehingga

diharapkan mereka dapat berperan dalam upaya memutuskan rantai penularan penyakit, dan

dalam jangka panjang dapat mencegah serta memberantas penyakit-penyakit berbasis

lingkungan.

B. Tujuan

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan mampu melaksanakan kegiatan klinik sanitasi di

puskesmas.

2. Agar mahasiswa dapat mengetahui masalah-masalah lingkungan dan perilaku yang

berkaitan dengan penyakit berbasis lingkungan.

3. Agar mahasiswa mampu memberikan saran atau pemecahan masalah kepada masyarakat

mengenai penyakit yang berbasis lingkungan.

C. Manfaat Praktek

1. Dari kegiatan klinik sanitasi ini mahasiswa dapat mengaplikasikan program-program dari

puskesmas dan juga diharapkan dapat lebih terarah dalam pelayanan klinik sanitasi.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah penata laksanaan faktor lingkungan dan perilaku

penyakit berbasis lingkungan.

3. Untuk mengetahui kegiatan klinik sanitasi dan mampu melaksanakan.

Page 3: Laporan Puskesmas Imbi

BAB II

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

A. Lokasi Puskesmas

Lokasi Puskesmas Imbi sangat strategis sehingga dengan mudah untuk dijangkau,

baik dengan kendaraan roda dua maupun dengan jalan kaki karena letak dari Puskesmas

Imbi tepat pada sebelah kiri/kanan jalan raya Dok VIII bawah. Luas pembangunan yang

digunakan oleh Puskesmas Imbi adalah 80m2 yang terdiri dari dua lantai / tingkat.

Pada lantai pertama ada beberapa ruangan yaitu Ruang Gizi, Ruang Kia/KB,

Ruang Loket Askes dan Swasta, Ruang Imunisasi, Ruang Klinik Sanitasi, Ruang

Promkes, Ruang UGD Sedangkan dilantai dua terdiri dari Ruang Laboratorium, Ruang

Tata Usaha, Ruang Apotik, Polik Gigi, Ruang Dokter/Anamnesa, Ruang P2M.

B. Cakupan Penduduk Yang Dilayani

Kondisi Wilayah Pelayanan :

Gambaran Umum Puskesmas IMBI

Kelurahan Imbi termasuk dalam wilayah kerja Distrik Jayapura Utara Kota Jayapura

dengan luas wilayah 9,4 Km2 yang dikelilingi oleh pantai,bukit,daratan dan lembah

Adapun batas wilayah Kelurahan Imbi sebagai berikut:

1) Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Angkasa

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Mandala

3) Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Trikora

4) Sebelah Barat berbatasan dengan kelurahan Tanjung Ria

Page 4: Laporan Puskesmas Imbi

• Puskesmas Imbi terletak di kelurahan Imbi,Distrik Jayapura Utara Kota Jayapura. Wilayah kerja Puskesmas Imbi terdiri dari 9 Rukun warga (RW) dan 37 Rukun Tetangga (RT).

• Jumlah penduduk Kelurahan IMBI : 14 835 jiwa

• Jumlah Kelurahan : 1 Kelurahan

• Jumlah RW / RT : 9 RW / 35 RT

• Jumlah KK : 3231

• Jumlah Posyandu : 11 Posyandu

• Jumlah PAUD : 4

• Jumlah SD : 4

• Jumlah SMP : 1

• Jumlah SMA : 1

• Jumlah Kader Posyandu : 48

• Jumlah Gereja : 4

1. Unit-unit kerja yang ada di Puskesmas

Puskesmas Imbi mempunyai 6 unit kerja yang terdiri atas :

a. Unit P2M yang menangani :

TB

b. Unit peningkatan kesehatan/keluarga yang menangani :

KB

KIA

Gizi

UKK

c. Unit pemulihan kesehatan/rujukan yang menangani :

BP. Umum

BP. Gigi

d. Unit PKL/PKM yang menangani :

PKM

Kesling

Page 5: Laporan Puskesmas Imbi

e. Unit penunjang yang menangani :

Farmasi

Laboratorium

f. Unit pelaksana yang menangani :

Kesehatan Mata

Kesehatan Jiwa

Keshatan Usila

2. Ketenagaan

Adapun data pegawai di Puskesmas Imbi pada tahun 2010 berdasarkan Tingkat

Pendidikan dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel. 1

Data Pegawai Puskesmas Imbi Tahun 2010

No Tingkat Pendidikan Jumlah Ket

1. Dokter Umum 2 orang

2. Perawat Gigi 1 orang

3. SKM 3 orang

4. D3 Keperawatan 7

5. APK / D3 KESLING 1

6. D3 Gizi 1

7. Bidan 5

8. S.Farm.Apt 1

9. SMA 1

10. S. Kep 1

11. S2 1

12. SPK 1

13. Laboratorium 4

Page 6: Laporan Puskesmas Imbi

14. S1 kesling 1

Jumlah 30

C. Manajemen Kerja Puskesmas

Puskesmas adalah satu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat

pengembangan kesehatan masyarakat di samping memberikan pelayanan kesehatan yang

menyeluruh dan terpadu dalam bentuk kegiatan pokok kepada masyarakat diwilayah

kerjanya.

Adapun Pelayanan kesehatan menyeluruh yaitu pelayanan kesehatan yang

meliputi :

a. Pengobatan ( Kuratif )

b. Pencegahan ( Preventif )

c. Peningkatan ( Promotif )

d. Pemulihan ( Rehabilitatif )

Pelayanan Terpadu / Terintegrasi meliputi :

a. Kegiatan Pokok dilaksanakan bersama dibawah satu koordinasi dan satu pimpinan

tim kerja.

b. Rencana kegiatan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta evaluasi

kegiatan dilakukan bersama di bawah satu administrasi dan satu pimpinan. Secara

keorganissian Puskesmas Imbi dipimpin oleh seorang kepala Puskesmas dan bagian

Tata Usaha serta unit kerja yang terdiri dari 6 unit.

D. Tugas dan Fungsi Masing-masing Unit di Puskesmas

1. Kepala Puskesmas Imbi ( pimpinan).

Pimpinan puskesmas adalah kepala puskesmas yang memiliki tugas dan tanggung

jawab sebagai berikut:

Page 7: Laporan Puskesmas Imbi

a. Memimpin, mengawasi dan mengkoordinasi kegiatan puskesmas yang dapat

dilakukan dalam jabatan stukturar dan fungsional.

b. Menetapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik di dalam

lingkungan puskesmas maupun diluar puskesmas sesuai dengan tugas masing-

masing.

2. Pembantu pimpinan.

Pembantu pempinan terdiri dari tata usaha dan bendahara ( bendahara operasional,

bendahara rutin, bendahara JPKMM dan bendahara BOK )

a. Tata usaha.

Tugas pokok tata usaha, yaitu:

1) Membuat agenda surat masuk dan keluar

2) Mebantu/mengetik surat-surat dinas ( SKK, absensi bulanan, aktif kerja,

dll )

3) Mengetik surat keluar

4) Membuat ekspedisi surat keluar

5) Mengarsipkan hasil kegiatan program puskesmas

b. Bendahara

Tugas dari bendahara adalah mengurus masalah keuangan. Di puskesmas Imbi

terdapat empat bendahara yaitu: bendahara operasional, bendahara rutin,

bendahara JPKMM, dan bendahara BOK.

3. Unit P2M

Unit P2M mepunyai tugas antara lain:

1. Meberikan pelayanan pemeriksaan penderita kusta

2. Memberikan pelayanan untuk penderita TB paru melalui anamnese, timbang BB

dan pemeriksaan BTA.

3. Meberikan pengobatan untuk penderita TB paru katagori I, II, dan III.

4. Memberikan pengobatan penyakit kusta.

5. Meberikan penyuluhan terhadap penderita kusta dan TB paru.

6. Konseling pada pasien yang di curigai mempunyai perilaku beresiko terkena HIV.

4. Unit peningkatan kesehatan/keluarga yang menangani :

Page 8: Laporan Puskesmas Imbi

1. KB.

Uraian tugas pada bagian KB:

a. Memberikan palayanan KB suntik, PIL, kondom dan IUD.

b. Memberikan penyuluhan (konseling)

c. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

2. KIA.

Uraian tugas pada bagian KIA (kesehatan ibu dan anak) antara lain:

a. Memberikan pelayanan pemeriksaan kehamilan.

b. Memberikan pelayanan imunisasi pada bayi dan ibu hamil.

c. Melakukan penyuluhan terhadap ibu dan anak yang datang berkunjung.

3. Gizi.

Uraian tugas polik gizi antara lain:

a. Melyani penimbangan bayi dan balita serta orang dewasa.

b. Melayani pemberian fitamin A, PMT, dan pengisian KMS.

c. Melakukan penilaian status Gizi bayi, balita dan orang dewasa.

d. Melakukan pemantauan konsumsi Gizi.

e. Memberikan penyuluhan perorangan/kelompok untuk orang tua bayi dan

balita dengan gizi kurang dan gizi buruk.

f. Melayani konsultasi Gizi untuk pasien Umum.

g. Melakukan pencatatan dan pelaporan.

5. Unit pemulihan kesehatan/rujukan yang menangani :

1. BP. Umum

Uraian tugas pada bagian anamnesa antara lain:

a. Memeriksa dan memberikan resep pada pasien.

b. Memberikan sensus harian penyakit.

c. Membuat laporan mingguan (LB 1).

d. Membuat laporan bulanan.

e. Surveilans penyakit berbasis puskesmas.

2. BP. Gigi

Uraian tugas pada bagian polik gigi antara lain:

Page 9: Laporan Puskesmas Imbi

a. Memberikan pelayanan seperti pencabutan, penambalan, pembersihan karang

gigi, dan perawatan Gigi.

b. Menerima konsultasi dari pasien.

c. Membuat laporan.

3. Unit Penyehatan Lingkungan

1. Kesling.

Uraian tugas bagian kesehatan lingkungan/klinik sanitasi antara lain:

a. Pendataan dan pengawasan TTU dan TPM.

b. Pendataan dan pengawasan rumah.

c. Inspeksi sanitasi air bersih.

d. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan.

e. Konseling terhadap pasien dan klien.

f. Melakuakan kunjungan rumah terhadap pasien dan klien.

g. Membuat pencatatan dan pelaporan.

2. Unit penunjang yang menangani :

1. Farmasi (apotik)

Uraian tugas apoti antara lain:

a. Menerima resep dan pemberian obat untuk pasien.

b. Membuat permintaan obat ke gudang farmasi.

c. Pencatatan obat-obat narkotik dan non psikotropik.

d. Membuat rekap resep per hari atau per bulan.

e. Membuat pencatatan dan pelaporan.

2. Laboratorium.

Uraian tugas pada bagian Laboratorium yaitu meberikan pelayanan

pemeriksaan DDR, HB, pemeriksaan BTA, dan pemeriksaan VCT.

Page 10: Laporan Puskesmas Imbi

BAB III

PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN PRAKTEK

A. Unit Kesehatan Lingkungan / Kegiatan Klinik Sanitasi

1. Pemetaan TTU dan TP Pestisida

Di Puskesmas Imbi belum ada pemetaan TTU dan TP Pestisida.

2. Pelaksanaan Kegiatan

a.Perencanaan

Untuk perencanaan pelaksanaan kegiatan unit kesehatan lingkungan di Puskesmas

Imbi sudah di susun dalam rencana kegiatan (POA) dalam setahun pada saat Rapat

Kerja tahunan di Dinas Kesehatan Kota pada awal tahun.

Pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan yaitu meliputi :

Pendataan dan pengawasan TTU dan TPM

Pendataan dan pengawasan rumah

Inspeksi sanitasi air bersih

Memberikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan.

Membuat laporan triwulan dan laporan tahunan tentang kesehatan

lingkungan/klinik sanitasi.

b.Pendanaan

Pendanaan pelaksanaan kegiatan kesehatan lingkungan berasal dari dana

operasional puskesmas, berdasarkan rencana kegiatan (POA) yang telah disusun

dalam setahun.

c.Organisasi kerja / Prosedur kerja.

Kegiatan kesehatan lingkungan/klinik sanitasi dilaksanakan bersama dibawah satu

koordinasi dan satu pimpinan tim kerja.

Page 11: Laporan Puskesmas Imbi

Prosedur kerja klinik sanitasi secara umum meliputi standar prosedur operasional

didalam gedung (puskesmas) dan diluar gedung (lapangan).

1. Dalam gedung puskesmas

Semua pasien yang mendaftar di loket pendaftaran, setelah

mendapat kartu status kemudian diperiksa oleh petugas medis/para medis

puskesmas, apabila ditemukan penderita penyakit yang berhubungan erat

dengan faktor lingkungan maka pasien tersebut dirujuk ke klinik sanitasi.

Diruang klinik sanitasi petugas mewawancarai pasien yang menderita

penyakit yang berbasis lingkungan, petugas mencatat keterangan pasien serta

memberikan konseling dan data yang diperlukan ditulis dalam kartu status

kesehatan lingkungan, petugas juga membuat janji dengan pasien untuk

melakukan kunjungan rumah guna melihat langsung faktor resiko penyakit

yang dialami pasien tersebut.

Kegiatan lain di dalam gedung adalah petugas membahas segala

permasalahan kesehatan lingkungan, cara pemecahan masalah, hasil

monitoring dan evaluasi pelaksanaan klinik sanitasi di dalam lokakarya mini

puskesmas yang melibatkan seluruh penaggung jawab kegiatan dan

dilaksanakan satu bulan sekali, dengan demikian diharapkan dapat dilakukan

penanganann klinik sanitasi secara integratif dan komprehensif.

2. Kegiatan klinik sanitasi di luar gedung puskesmas

Kegiatan luar gedung ini adalah kunjungan rumah atau lokasi

sebagai rencana tindak lanjut kunjungan pasien atau kline ke klinik sanitasi di

puskesmas. Kunjungan rumah ini untuk mempertajam sasaran karena pada

saat kunjungan petugas telah memiliki data pasti adanya sarana lingkungan

bermasalah yang perlu diperiksa dan faktor-faktor perilaku yang berperan

besar dalam proses terjadinya masalah kesehatan lingkungan dan penyakit

berbasis lingkungan.

Dalam kunjungan rumah, petugas klinik sanitasi bekerja sama

dengan lintas program dan lintas sektor, apabila dibutuhkan suatu perbaikan

atau pembangunan sarana sanitasi dasar dengan biaya besar, seperti

Page 12: Laporan Puskesmas Imbi

pembangunan sistem perpipaan untuk air bersih yang kurang terjangkau oleh

masyarakat setempat maka petugas dapat bekerja sama dengan lintas sektor,

perlu diingat bantuan yang diberikan berupa stimulan masyarakat harus

dimotivasi untuk suadaya sehingga menjadi sarana sanitasi dasar yang

lengkap.

d.Pelaporan dan Evaluasi.

Untuk kegiatan klinik sanitasi di puskesmas imbi, pelaporan dilakukan setiap

triwulan dan tahunan. Sedangkan evaluasi mengenai kegiatan program

kesehatan lingkungan di puskesmas imbi dilakukan setiap bulan pada saat

pertemuan mini lokakarya, dan ada juga evaluasi tahunan dari dinas kesehatan

Kota.

3. Program Klinik Sanitasi Terhadap Pasien dan Clien

Pelaksanaan kegiatan program klinik sanitasi di puskesmas imbi yaitu

melayani semua pasien yang dirujuk oleh dokter ke klinik sanitasi karena menderita

penyakit yang berbasis lingkungan, namun tidak semua pasien yang menderita

penyakit yang berhubungan dengan lingkungan akan dirujuk oleh dokter ke klinik

sanitasi namun ada beberapa kriteria yang harus di lihat, antara lain : pasien yang

berkunjung ke puskesmas/ kembali lagi dengan diagnosa yang sama (karena belum

sembuh), di dalam satu rumah ada beberapa orang yang menderita penyakit yang

sama dan juga apabila ada peningkatan kasus yang diduga berpotensi memicu

terjadinya KLB.

Klien adalah masyarakat yang berkunjung ke Puskesmas atau yang

menemui petugas klinik sanitasi bukan sebagai penderita penyakit berbasis

lingkungan melainkan hanya untuk berkonsultasi tentang masalah yang berkaitan

dengan kesehatan lingkungan. Untuk klien yang datang ke puskesmas harus melalui

loket pendaftaran dan langsung menuju ke klinik sanitasi untuk melakukan

konsultasi dengan petugas klinik sanitasi.

Page 13: Laporan Puskesmas Imbi

4. Pelaksanaan Kegiatan Dalam Gedung dan Luar Gedung

a. Kegiatan klinik sanitasi di dalam gedung

Kegiatan klinik sanitasi yang dilakukan di puskesmas imbi yaitu dengan

mewawancarai pasien maupun klien. Untuk pasien diwawancarai oleh petugas

klinik sanitasi maupun mahasiswa tentang penyakit yang diderita dan kemudian

dikaitkan dengan lingkungan, lalu dicatat dalam kartu status kesehatan lingkungan

(L1). Selanjutnya petugas dan mahsiswa melakukan konseling tentang penyakit

yang diderita oleh pasien. Apabila perlu petugas dan mahasiswa melakukan

kesepakatan / pejanjian untuk kunjungan rumah dan mencatat waktu pelaksanaan

kunjungan rumah.

a. Kegiatan klinik sanitasi di luar gedung

Selain melakukan kegiatan di dalam gedung Puskesmas, petugas klinik

sanitasi maupun mahasiswa praktek di Puskesmas imbi juga melakukan kegiatan

di luar gedung, yaitu kunjungan ke rumah pasien. Kegiatan ini dilakukan sebagai

observasi lapangan guna melihat kondisi lingkungan rumah/tempat tinggal pasien

yang sebelumnya dirujuk ke klinik sanitasi. Hasil observasi ini dapat memperkuat

dugaan penyakit yang diderita oleh pasien akibat lingkungan yang tidak sehat.

5. Hambatan dan Permasalahan

Pada pelaksanaan kegiatan klinik sanitasi di puskesmas imbi yang

merupakan hambatan yaitu masalah dana, tenaga yang merangkap dan kurangnya

pemahaman masyarakat tentang pentingnya pelayanan klinik sanitasi. Selain itu juga

masalah manajemen puskesmas yang kurang diperhatikan oleh petugas, seperti pada

bagian anamnesa tidak merujuk pasien yang memang perlu penanganan dari klinik

sanitasi.

B. Unit Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit

1. Program kerja Prioritas

Program kerja yang di prioritaskan pada unit pencegahan dan

pemberantasan penyakit di puskesmas imbi yaitu dengan meberikan pelayanan

pemeriksaan penderita kusta, Memberikan pelayanan untuk penderita TB paru

melalui anamnese, pemeriksaan BTA dan Konseling pada pasien yang di curigai

mempunyai perilaku beresiko terkena HIV.

Page 14: Laporan Puskesmas Imbi

2. Pelasksanaan Kegiatan

Pelaksanan kegiatan Unit pencegahan dan pemberantasan penyakit di

puskesmas Imbi di laksanakan di dalam gedung dan luar gedung. Diantaranya di

dalam gedung yaitu pencarian penderita dengan melakukan pemeriksaan BTA,

pemeriksaan Kusta dan konseling pada pasien yang dicurigai mempunyai perilaku

terkena HIV.

Kegiatan pemberantasan penyakit di luar gedung yaitu dengan kunjungan

rumah pada pasien yang BTA positif. kunjungan rumah atau lokasi sebagai rencana

tindak lanjut kunjungan pasien atau kline ke klinik sanitasi di puskesmas.

3. Hambatan Dan Permasalahan

Hambatan dan permasalahan yang di temui dari puskesmas Imbi adalah

masalah biaya pada pelaksanaan kunjung rumah.

C. Unit Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

1. Program Kerja praktek

Paraktek mahasiswa di puskesmas Imbi tidak melakukan penyuluhan Kesehatan

Masyarakat dikarenakan tidak adanya arahan dari petugas puskesmas kepada

mahasiswa praktek.

D. Sistem Informasi Kesehatan

1. Jenis / Format Laporan

Jenis dan format laporan di Puskesmas Imbi terlampir.

2. Pelaksanaan Pencatatan

Pelaksanaan pencatatan Sistem Informasi Kesehatan di puskesmas Imbi

adalah pasien datang mendaftar di loket kemudian di arahkan sesuai dengan

kebutuhan pasien, misalnya ke KIA, Polik Umum(pemeriksaan), Polik Gigi, dan

lain-lain. Setelah itu dilakukan pencatatan dalam buku register, hasil pencatan

tersebut akan direkap, baik harian, mingguan maupun bulanan untuk dijadikan

laporan.

Page 15: Laporan Puskesmas Imbi

3. Pelaporan

Pelaporan di Puskesmas Imbi di laporkan secara manual, yaitu dari setiap

Unit atau bidang yang ada di peskesmas merekap hasil kegiatan dalam sebulan dan

dilaporkan ke bagian SP2TP, dan kemudian SP2TP mengumpulkan semua laporan

dari masing-masing Unit setelah itu laporan tersebut dikirim ke Dinas Kesehatan

Kota paling lambat tanggal 10.

4. Hambatan dan Permasalahan

Hambatan dan permasalahan yang ditemui di puskesmas Imbi adalah

pelaporannya secara manual, tidak menggunakan sistem Online sehingga

pelaporannya sering tidak tepat waktu.

Page 16: Laporan Puskesmas Imbi

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Penyakit-Penyakit Berbasis Lingkungan

Selama pelaksanaann praktek klinik sanitasi di Puskesmas Imbi, diperoleh pasien

sebanyak 31 (tiga puluh delapan) orang yang menderita penyakit berbasis lingkungan

yang dirujuk ke ruang klinik sanitasi.

Tabel Distribusi Jenis Penyakit Yang Diderita Oleh Pasien

Jenis Penyakit JumlahPersentase

(%)

Ispa 15 48

Diare 5 16

Malaria 11 36

Jumlah 31 100

(Sumber : Data Primer, 2011)

Dari tabel diatas dapat digambarkan bahwa penyakit berbasis lingkungan yang

ditemukan paling banyak selama praktek Klinik Sanitasi di Puskesmas Imbi adalah

Malaria sebanyak 11 pasien dengan presentase sebesar 36%, ISPA 15 pasien dengan

persentrase 48%, Diare 5 pasien dengan persentase 16%.

Tabel Distribusi Jenis Penyakit Yang Diderita Oleh Pasien

Golongan Umur JumlahPersentase

(%)

Page 17: Laporan Puskesmas Imbi

(Sumber : Data Primer, 2011)

Dari tabel diatas dapat terlihat dengan jelas bahwa sebagian besar penyakit berbasis

lingkungan yang ditemui selama pelaksanaan praktek klinik sanitasi di Puskesmas Imbi,

pasien dengan golongan umur < 10 tahun sebanyak 14 orang dengan persentase 37% dan

yang terendah adalah pasien dengan golongan umur 11-20 tahun sebanyak 4 orang

dengan persentase 11%

1. Kasus Malaria

a. Data kasus malaria

NoTanggal Kasus

Nama JK Umur Alamat

b. Penatalaksanaan Malaria

1) Etiologi

Malaria adalah sejenis penyakit menular yang dapat menginfeksi manusia

sekitar 350-500 juta orang terinfeksi dan lebih dari 1 juta kematian setiap tahun,

Page 18: Laporan Puskesmas Imbi

terutama pada daerah tropis. Malaria disebabkan oleh parasit dari kelompok

Protozoa yaitu Plasmodium sp. Dan vektor yang menularkan malaria yaitu

nyamuk Anopheles sp.

2) Gejala penyakit

Gejala dari malaria yaitu demam, menggigil, arthragia (sakit persendian),

muntah-muntah, anemia, dan kejang. Komplikasi malaria termasuk koma dan

kematian bila tidak terawat.

3) Cara penularan

a) Nyamuk malaria menggigit dan menghisap daah orang yang saki malaria,

b) Parasit dalam tubuh manusia masuk ke dalam tubuh nyamuk,

c) Parasit tersebut berkembang biak di dalam tubuh nyamuk dan menjadi matang

dalam waktu 10-14 hari,

d) Setelah parasit matang, jika nyamuk menggigit manusia sehat maka parasit

malaria masuk kedalam tubuh manusia sehat,

e) Setelah parasit masuk ke dalam tubuh manusia maka 9-30 hari akan

berinkubasi di dalam hati manusia,

f) Orang yang sehat tersebut akan menjadi sakit malaria.

4) Pencegahan penyakit

a) Membasmi tempat peindukan nyamuk dengan cara:

Menyebarkan ikan pemakan jentik, seperti ikan kepala timah, mujair,

saluang dan nila di rawa-rawa pantai ataupun di kolam,

Membersihkan semak belukar di sekita rumah,

Menimbun atau mengalirkan air yang tergenang,

Membersihkan tambak, empang dan saluran irigasi dari tumbuhan air

(lumut, ganggang dan rerumputan),

Menngunakan kelambu,

Memasang kawat kasa/trap kedap nyamuk,

Memakai baju tertutup yang tidak memungkinkan digigit nymuk.

b) Menghindari gigitan nyamuk pada malam hari dengan cara:

Memasang kasa nyamuk pada jendela,

Memakai kelambu berinsektisida waktu tidur malam hari,

Page 19: Laporan Puskesmas Imbi

Menggunakan obat nyamuk bakar atau obat nyamuk oles sebelum tidur,

Menyemprot ruangan dengan obat anti nyamuk,

Jangan begadang pada malam hari

Menutup seluruh badan bila diluar rumah pada malam hari,

Pengasapan/unggun

c) Membasmi tempat pelindungan/peristirahatan nyamuk dengan cara:

Membuka jendela rumah pada pagi hari sampai sore agar sinar matahari

masuk kedalam rumah,

Tidak menggantung pakaian di tempat gelap.

d) Pengobatan

Pengobatan malaria tergantung kepada jenis parasit dan resistensi parasit

terhadap klorokuin. Untuk suatu serangan malaria falcifarum akut dengan

parasit yang resisten terhadap klorokuin, bisa diberikan kuinin atau kuinidin

secara intravena. Pada malaria lainnya jarang terjadi resisten terhadap

klorokuin, karena itu biasanya diberikan klorokuin dan primakuin. Prinsip

penanganan malaria secara umum adalah bila tanpa komplikasi diberikan

peroral artesunat kombinasi dengan amodiakuin (artesdiakuin) atau coartem

atau duo-cotexsin, sedangkan malaria dengan komplikasi diberikan artesunat

2,4 mg/kgbb pada jam ke 0 - 12 - 24 – 72 dan seterusnya sampai pasien bisa

diterapi secara oral atau digunakan artemeter 3,2 mg/kgbb dilanjutkan dengan

1,6 mg/kgbb.

e) Saran bagi pasien

1. Lingkungan rumah/ventilasi kurang baik

a. Memasang kawat kasa pada ventilasi atau lubang penghawaan,

b. Jauhkan kandang ternak dari rumah,

c. Buka jendela dan pasang genting kaca agar terang dan tidak lembab.

2. Lingkungan sekitar rumah tidak terawat

a. Sering membersihakn rumput/semak-semak disekitar rumah dan tepi

selokan,

b. Genangan air dialirkan atau ditimbun,

c. Memelihara tambak ikan dan membersihkan lumut,

Page 20: Laporan Puskesmas Imbi

d. Menebar ikan pemakan jentik.

3. Perilaku tidak sehat

a. Melipat dan menurunkan kain/baju yang bergantungan,

b. Tidur dengan kelambu,

c. Pada malam hari berada di dalam rumah.

2. Kasus ISPA

a. Data kasus ISPA

NoTanggal Kasus

NamaJenis

KelaminUmur Alamat

b. Penatalaksanaan ISPA

1) Etiologi

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yang

terbanyak diderita oleh anak-anak, baik di Negara Berkembang maupun di

Negara maju dan sudah mampu dan banyak dari mereka perlu masuk ke rumah

sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan

pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada masa

dewasa. ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena

Page 21: Laporan Puskesmas Imbi

menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4

kematian yang terjadi.

Penyebab terjadinya penyakit ISPA adalah virus, bakteri dan jamur.

2) Gejala Penyakit

Gejala penyakit ISPA adalah badan pegal-pegal (Myalgia), beringus

( rhinorhea), batuk, sakit kepala dan sakit pada tenggorokan.

3) Cara Penularan

ISPA Dapat ditularkan melalui udara ( aerogen ) yaitu kontak langsung

dengan mulut penderita dan tidak langsung melalui udara yang terkontaminasi

dengan bakteri karena penderita batuk.

4) Pencegahan Penyakit

a. Menjaga sirkulasi udara bersih dalam rumah dengan membuka jendela

( ventilasi cukup)

b. Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitarnya

c. Hindari polusi udara dalam rumah, seperti ; asap dapur dan asap rokok

d. Hindari jumlah hunian dalam 1 kamar tidur tidak boleh lebih dari 3 orang

e. Menyemen lantai rumah (plester)

5) Pengobatan

Pengobatan pada penyakit ISPA biasanya dengan pemberian Antibiotik,

walaupun kebanyakan ISPA disebabkan oleh Virus yang dapat sembuh dengan

sendirinya tanpa pemberian obat – obatan terapeiutik, pemberian Antibiotik

dapat mempercepat penyembuhan penyakit ini dibandingkan hanya pemberian

obat – obatan symptomatic, selain itu dengan pemberian antibiotik dapat

mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari bakterial. Pemberian, pemilihan

antibiotik ini harus diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi resistensi kuman

atau bakterial dikemudian hari. Namun pada penyakit ISPA yang sudah berlanjut

dengan gejala dahak dan ingus yang telah menjadi hijau, pemberian antibiotik

Page 22: Laporan Puskesmas Imbi

merupakan keharusan karena dengan gejala tersebut membuktikan sudah ada

bakteri yang terlibat.

6) Saran bagi pasien

a) Tingkat hunian rumah padat

Satu kamar tidak lebih dari 2 orang atau sebaiknya luas kamar lebih dari 8

km2/jiwa

Lantai rumah disemen

b) Ventilasi rumah/dapur tidak memenuhi syarat

Memperbaiki lubang penghawaan/ventilasi

Selalu membuka pintu / jendela terutama pada pagi hari

Menambah ventilasi buatan

c) Perilaku

Tidak membawa anak atau bayi saat memasak di dapur

Menutup mulut bila batuk

Membuang ludah atau riak pada tempatnya

Tidak gunakan obat anti nyamuk bakar

Tidur sementara terpisah dari anggota keluarga lainnya.

3. Diare

a. Data kasus penyakit diare

NoTanggal Kasus

Nama JK Umur Alamat

b. Penatalaksanaan Penyakit Diare

1) Etiologi

Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam golongan 6 besar, tetapi yang

sering ditemukan di lapangam ataupun klinis adalah diare yang disebabkan infeksi, alergi

Page 23: Laporan Puskesmas Imbi

dan keracunan. Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada

yang menjadi pemicu terjadinya diare. Berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu:

a. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.

b. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.

c. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi

telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.

d. Keracunan makanan

2) Gejala penyakit Diare

Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam

sehari, yang kadang disertai:

Muntah

Badan lesu atau lemah

Panas

Tidak nafsu makan

Darah dan lendir dalam kotoran

Rasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh

infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah,

demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan. Selain itu, dapat pula mengalami sakit

perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot

atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan

tinja mengandung darah atau demam tinggi. Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan

dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi

gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.

Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan

hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan

ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa

berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.

Tanda-tanda dehidrasi atau masalah lainnya

Buang air besar cair sering terjadi

Muntah berulang-ulang

Page 24: Laporan Puskesmas Imbi

Sangat haus

Makan atau minum sedikit

Demam

Tinja Berdarah

Anak tidak membaik dalam tiga hari.

3) Cara penularan

Cara penularan penyakit diare antara lain :

Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang

terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare.

Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk

menyuap makanan.

Air sungai yang tercemar bakteri E.coli dan digunakan untuk mencuci makanan,

peralatan dapur, sikat gigi, dan lain-lain.

4) Pencegahan penyakit

Diare umumnya ditularkan melaui 4 F, yaitu Food, Feces, Fly dan Finger. Oleh karena

itu upaya pencegahan diare yang praktis adalah dengan memutus rantai penularan

tersebut. Beberapa upaya yang mudah diterapkan adalah:

Penyiapan makanan yang higienis

Penyediaan air minum yang bersih

Kebersihan perorangan

Cuci tangan sebelum makan

Pemberian ASI eksklusif

Buang air besar pada tempatnya (WC, toilet)

Tempat buang sampah yang memadai

Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan

Lingkungan hidup yang sehat

5) Saran bagi pasien

a. Masalah penyediaan air tidak memenuhi syarat

Gunakan air dari sumber terlindung

Pelihara dan tutup sarana air agar terhindar dari pencemaran

Page 25: Laporan Puskesmas Imbi

b. Masalah pembuangan kotoran yang tidak saniter

Buang air besar di jamban

Buang tinja bayi di jamban

Bila belum punya jamban, anjurkan untuk membangun sendiri atau

berkelompok dengan tetangga.

c. Masalah periaku tidak higienes

Cuci tangan sebelum makan atau siapkan makanan

Cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar

Minum air yang sudah dimasak

Tutup makanan dengan tudung saji

Cuci alat makan dengan air bersih

Jangan makan jajanan yang kurang bersih

Bila yang diare bayi, cuci botol dan alat makan bayi dengan air panas/mendidih

B. Keberadaan Klinik Sanitasi

Klinik sanitasi merupakan suatu wahana masyarakat dalam mengatasi masalah

kesehatan lingkungan untuk pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan

bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang

berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan puskesmas.

Dengan demikian petugas sanitasi sebagai pengelola klinik sanitasi dituntut

mempunyai pengetahuan dan keterampilan dalam membantu menemukan masalah

lingkungan dan perilaku yang berkaitan dengan penyakit yang banyak diderita

masyarakat sehingga diharapkan mereka dapat berperan dalam upaya memutuskan rantai

penularan penyakit, dan dalam jangka panjang dapat mencegah serta memberantas

penyakit-penyakit, berbasis lingkungan.

Hambatan-hambatan pelaksanaan klinik sanitasi di Puskesmas Imbi adalah

kurangnya koordinasi antara petugas di Polik Umum. Terkadang banyaknya pasien

mengakibatkan petugas di Polik Umum lupa untuk merujuk pasien berbasis lingkungan

Page 26: Laporan Puskesmas Imbi

ke kliknik sanitasi. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang keberadaan kinik sanitasi

mengakibatkan belum ada klien yang mendatangi klinik sanitasi.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 27: Laporan Puskesmas Imbi

A. KESIMPULAN

Prosedur kerja klinik sanitasi pada puskesmas Imbi secara umum meliputi standar

prosedur operasional di dalam gedung (puskesmas) dan di luar gedung

(lapangan).

Penanganann klinik sanitasi di dalam gedung puskesmas dilakukan secara

integratif dan komprehensif.

Penanganan klinik sanitasi di luar gedung puskesmas adalah kunjungan rumah

atau lokasi.

Pada pelaksanaan kegiatan klinik sanitasi di puskesmas Imbi yang merupakan

hambatan yaitu masalah dana, tenaga yang merangkap dan kurangnya

pemahaman masyarakat tentang pentingnya pelayanan klinik sanitasi

B. SARAN

Melihat permasalahan yang terjadi di atas, maka saran yang di berikan adalah

sebagai berikut :

a. Bagi orang tua dan anggota keluarga pasien :

Menjaga kebersihan rumah sangatlah penting seperti membersihkan halaman

yang ada disekitar, menguras tempat-tempat penampungan air.

Memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air.

Pot-pot bunga yang ada di halaman rumah lebih sering untuk di bersihkan, agar

tidak menjadi tempat berkembang biaknya jentik.

Ventilasi diberi kasa nyamuk agar nyamuk tidak dapat masuk.

Menggunakan pelindung diri (anti nyamuk) atau kelambu

b. Bagi Puskesmas Imbi

Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya dalam kegiatan Klinik

Sanitasi baik pelayanan dalam gedung maupun luar gedung.

Mengadakan penyuluhan kesehatan langsung kepada masyarakat tentang penyakit

berbasis lingkungan, agar masyarakat mampu mandiri menjaga kesehatannya baik

untuk diri sendiri, keluarga maupun lingkungan sekitarnya.

Page 28: Laporan Puskesmas Imbi

DAFTAR PUSTAKA

DEPERTEMEN KESEHATAN RI direktorat jenddral peberantasan penyakit menulr dan

penyehatan lingkungan 2003.

Page 29: Laporan Puskesmas Imbi

Standar prosedur operasonal klinik sanitasi terbitan kllinik sanitasi Seri IV

Depertemen kesehatan RI jakarta 2004 Panduan Konseling Bagi petugas Klinik Sanitasi

Di Puskesmas