Laporan Ptpsp Seyegan

8
 LAPORAN KUNJUNGAN PEMBUATAN BIOGAS LIMBAH KOTORAN SAPI DI DAERAH PETERNAKAN SAPI SURODADI, SLEMAN, YOGYAKARTA Laporan ini disusun untuk mememuhi tugas mata kuliah PTPSP – B Disusun Oleh : Yoga Pradipta PO 7133109096 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN 2011

Transcript of Laporan Ptpsp Seyegan

5/9/2018 Laporan Ptpsp Seyegan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ptpsp-seyegan 1/8

LAPORAN KUNJUNGAN

PEMBUATAN BIOGAS LIMBAH KOTORAN SAPI

DI DAERAH PETERNAKAN SAPI SURODADI, SLEMAN,

YOGYAKARTA

Laporan ini disusun untuk mememuhi tugas mata kuliah PTPSP – B

Disusun Oleh :

Yoga Pradipta PO 7133109096

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2011

5/9/2018 Laporan Ptpsp Seyegan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ptpsp-seyegan 2/8

LAPORAN KUNJUNGAN OPTIMASI PEMANFAATAN BIOGAS

DI DAERAH PETERNAKAN SAPI SURODADI, SLEMAN YOGYAKARTA

Hari, Tanggal : Kamis, 22 Juni 2011

Acara : Kunjungan Pembuatan Biogas Limbah Kotoran Sapi

A. TUJUAN :

1. Untuk mengetahui proses pembuatan biogas dari limbah Kotoran sapi

2. Untuk mengetahui system yang digunakan untuk pembuatan biogas

3. Untuk mengetahui cara kerja biogas untuk alternative sumber energi.

B. LATAR BELAKANG :

Salah satu permasalahan nasional yang kita hadapi dan harus dipecahkan

serta dicarikan jalan keluarnya pada saat ini adalah masalah energi, baik untuk 

keperluan rumah tangga, maupun untuk industri dan transportasi. Dewasa ini,

 banyak sekali masyarakat pedesan yang memiliki kandang ternak guna menggarap

sawah. Salah satu ternak yang mereka punya adalah sapi atau kambing, dari hewan

ternak tersebut tentunya akan menimbulkan dampak atau masalah jika tidak ada

 penangan yang baik. Oleh karena itu salah satu upaya yang sedang dikembangkan

adalah pembuatan biogas yang berasal dari kotoran ternak. Dengan upaya tersebut

 juga dapat menjadi alternative yang baik untuk kelangkaan sumber energi.

5/9/2018 Laporan Ptpsp Seyegan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ptpsp-seyegan 3/8

Biogas yang dihasilkan dari kotoran ternak, akan berupa gas metan.

Sehingga gas tersebut dapat digunakan sebagai sumber energi untuk memenuhi

kebutuhan rumah tangga. Prinsip dari biogas ini sangatlah mudah, cukup

menggunakan tempat yang ada tutupnya lalu ditutup dengan rapat lalu selang waktu

3-4 hari diamati bila sudah terbentuk gas metan.

Sifat dari gas metan adalah tidak berbau, tidak berwarna, dapat bereaksi

dengan oksigen, dapat mengahsilkan panas yang cukup tinggi. Gas metan yang

terbentuk sanagt ramah lingkungan tidak menyebabkan polusi udara.

C. LANDASAN TEORI

Biogas  adalah gas yang dihasilkan dari perombakan/penguraian bahan

organic oleh bakteri. Penguraian ini terjadi diruang yang kedap udara atau tanpa

udara, jadi prosesnya terjadi secara anaerobic. Bahan organic yang bisa dijadikan

 biogas misalnya daun-daunan, kotoran hewan ternak (sapi, kambing, ayam) atau

 bahan organic mudah hancur. Gas yang banyak dihasilkan dari penguraian bahan

organic adalah gas metan dan gas karbondioksida. Tetapi gas yang hanya bisa

dipakai sebagai sumber energi adalah gas metan  (rumus kimianya CH4). Gas

metan ini bisa dimanfaatkan untuk memasak, menghasilkan listrik, menghidupkan

lampu atau menghangatkan ruangan..

Terdapat sepuluh faktor yang dapat mempengaruhi optimasi pemanfaatan

kotoran ternak menjadi biogas yaitu::

1. Ketersediaan ternak 

5/9/2018 Laporan Ptpsp Seyegan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ptpsp-seyegan 4/8

Jenis, jumlah dan sebaran ternak di suatu daerah dapat menjadi potensi

  bagi pengembangan biogas. Hal ini karena biogas dijalankan dengan

memanfaatkan kotoran ternak.Kotoran ternak yang dapat diproses menjadi

 biogas berasal dari ternak ruminansia dan non ruminansia seperti sapi potong,

sapi perah dan babi; serta unggas.

2. Kepemilikan Ternak 

Jumlah ternak yang dimiliki oleh peternak menjadi dasar pemilihan jenis

dan kapasitas biogas yang dapat digunakan. Saat ini biogas kapasitas rumah

tangga terkecil dapat dijalankan dengan kotoran ternak yang berasal dari 3 ekor 

sapi atau 7 ekor babi atau 400 ekor ayam. Bila ternak yang dimiliki lebih dari

 jumlah tersebut, maka dapat dipilihkan biogas dengan kapasitas yang lebih besar 

(berbahan fiber atau semen) atau beberapa biogas skala rumah tangga.

3. Pola Pemeliharaan Ternak 

Ketersediaan kotoran ternak perlu dijaga agar biogas dapat berfungsi

optimal. Kotoran ternak lebih mudah didapatkan bila ternak dipelihara dengan

cara dikandangkan dibandingkan dengan cara digembalakan.

4. Ketersediaan Lahan

Untuk membangun biogas diperlukan lahan disekitar kandang yang

luasannya bergantung pada jenis dan kapasitas biogas

5. Tenaga Kerja

Untuk mengoperasikan biogas diperlukan tenaga kerja yang berasal dari

 peternak/pengelola itu sendiri. Hal ini penting mengingat biogas dapat berfungsi

5/9/2018 Laporan Ptpsp Seyegan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ptpsp-seyegan 5/8

optimal bila pengisian kotoran ke dalam reaktor dilakukan dengan baik serta

dilakukan perawatan peralatannya.

Banyak kasus mengenai tidak beroperasinya atau tidak optimalnya biogas

disebabkan karena:  pertama, tidak adanya tenaga kerja yang menangani unit

tersebut; kedua, peternak/pengelola tidak memiliki waktu untuk melakukan

 pengisian kotoran karena memiliki pekerjaan lain selain memelihara ternak.

6. Manajemen Limbah/Kotoran

Manajemen limbah/kotoran terkait dengan penentuan komposisi padat

cair kotoran ternak yang sesuai untuk menghasilkan biogas, frekuensi pemasukan

kotoran, dan pengangkutan atau pengaliran kotoran ternak ke dalam raktor.

7. Kebutuhan Energi

Pengelolaan kotoran ternak melalui proses reaktor anaerobik akan

menghasilkan gas yang dapat digunakan sebagai energi. Dengan demikian,

kebutuhan peternak akan energi dari sumber biogas harus menjadi salah satu

faktor yang utama.

8. Jarak (kandang-reaktor biogas-rumah)

Pemanfaatan energi ini dapat optimal bila jarak antara kandang ternak,

reaktor biogas dan rumah peternak tidak telampau jauh dan masih

memungkinkan dijangkau instalasi penyaluran biogas. Karena secara umum

 pemanfaatan energi biogas dilakukan di rumah peternak baik untuk memasak 

dan keperluan lainnya.

9. Pengelolaan Hasil Samping Biogas

5/9/2018 Laporan Ptpsp Seyegan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ptpsp-seyegan 6/8

Pengelolaan hasil samping biogas ditujukan untuk memanfaatkannya

menjadi pupuk cair atau pupuk padat (kompos). Pupuk yang dihasilkan tersebut

dapat digunakan sendiri atau dijual kepada kelompok tani setempat dan menjadi

sumber tambahan pandapatan bagi peternak.

10. Sarana Pendukung

Sarana pendukung dalam pemanfaatan biogas terdiri dari saluran

air/drainase, air dan peralatan kerja. Sarana ini dapat mempermudah operasional

dan perawatan instalasi biogas.

Komposisi biogas adalah :

KOMPONEN KONSENTRASI

Metana ( CH4)

Karbon dioksida ( CO2 )

Air ( H2O)

Hidrogen Sulfida ( H2S )

 Nitrogen ( N2)

Oksigen ( O2 )

Hidrogen ( H2 )

50 – 70 % Vol

25 – 45 % Vol

2 - % Vol ( 20 – 40o C )

20 – 20.000 ppm

< 2 % Vol

< 2 % Vol

< 1 % Vol

D. HASIL KUNJUNGAN

1. Kapasitas Peternakan sapi adalah sebesar 500 ekor sapi.

2. Potensi energi yang dihasilkan yaitu 54 kWH/hari

3. Model digester yang digunakan adalah model digester  

dalam tanah

5/9/2018 Laporan Ptpsp Seyegan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ptpsp-seyegan 7/8

4. Terdapat model tanki pencerna yaitu model sumur tanki

 pencerna sistem bacth dengan kapasitas 5 m3 dan Model kubah tanki pencerna

kontinyu dengan kapasitas 0,4 m3.

5. Cara kerja pembuatan Biogas di Desa Surodadi

Kotoran ternak segar (KTS) dan sisa makanan yang sudah dihaluskan atau

dicincang dikumpulkan dari kandang koloni atau kandang kawasan kemudian

dimasukkan ke dalam biodigester dengan proses sebagi berikut :

a. Pengumpulan kotroran ternak segar dan sisa makanan dari kandang

kawasan atau kandang koloni.

 b. Kotorang ternak segar dan sisa makanan dicampur dengan air , dan

 perbandingannya adalah 1 : 1.

c. Kemudian dimasukkan atau dialirkan ke biodigester disesuaikan

dengan kapasitas tampung, 200 m3, 100 m3, 50 m3, atau 25 m3.

d. Pengisian dilakukan melalui saluran pemasukaan setiap hari, apabila

sudah menghasilkan gas kotoran akan naik ke atas sehingga bila di isi kotoran

akan mengalir ke bak penampungan kotoran ternak.

e. Biogas akan muncul dalam waktu ± 21 hari, dihitung dari awal

 pemasukan KTS.

f. Biogas dialirkan ke rumah teangga untuk memasak dengan

menggunkana kompor gas maupun untuk lampu penerangan.

5/9/2018 Laporan Ptpsp Seyegan - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-ptpsp-seyegan 8/8

E. PEMBAHASAN

Dalam pengisian limbah kotoran ternak sapi untuk digunakan menjadi

 biogas menggunakan dua cara pengisian bahan baku biogas yaitu secara langsung

( curah/penuh ) dan pengisian kontinyu. Pembuatan biogas dalam kunjungan di

seyegan menggunakan cara Pengisian kontinyu yaitu bahan baku diisikan secara

kontinyu dan tiap hari harus di isi dengan bahan baku dalam jumlah yang di

tentukan (dialirkan ) ke dalam tabung digester biogas. Sehingga pembentukan gas

metan dapat setiap hari dihasilkan. Apabila gas metan tersebut tidak digunkan

selama satu hari tentunya gas metan yang terbentuk akan memenuhi tangki digester 

oleh karena itu salah satu cara untuk menguranginya dengan membuka stop karan

walaupun tidak digunakan untuk proses produksi atau untuk kebutuhan sehari-hari.

F. KESIMPULAN

Dari hasil kunjungan biogas limbah kotoran ternak dapat kami simpulkan bahwa :

1. System pengisian yang dipakai dalam pembuatan biogas adalah system

kontiyu.

2. System yang digunakan untuk pengisian tangki digester adalah dengan system

komunal ( beberapa pemilik sapi )

3. Gas metan yang terbentuk, dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.

4. Bentuk tangki digester yang digunakan adalah bentuk parabola, serta ditanam

di tanah.