LAPORAN...progres pembangunan infrastruktur di Sulsel, salah satunya kondisi irigasi dan waduk yang...
Transcript of LAPORAN...progres pembangunan infrastruktur di Sulsel, salah satunya kondisi irigasi dan waduk yang...
LAPORAN
KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI
RESES MASA SIDANG I TAHUN 2019-2020
DI PROVINSI SULAWESI SELATAN
TANGGAL 18 – 22 DESEMBER 2019
KOMISI V DPR-RI
JAKARTA, 2019
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulsel, 2019 Hal 2
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………………………… 3
I.1. Dasar Hukum ……………………………………………………………………………. 3
I.2. Maksud dan Tujuan ……………………….…………………………………………..… 3
I.3. Lokasi dan Waktu ……………………………………………………………………….. 4
I.4. Agenda ................................................................................................................. .. 4
II. HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN ………………………………………………………….….. 4
II.1. Temuan dan Permasalahan di Lapangan ………………..………………….….….… 5
II.2. Kesimpulan/ Rekomendasi …………………………………..…….……….….…….… 7
III. PENUTUP ……………………………………………………………………..……….…….…….. 8
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………….…… 9
L.1. Daftar Anggota Rombongan ………………………………………..….………....…. 10
L.2. Daftar Mitra Pendamping …………………………………………………….…….…. 11
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulsel, 2019 Hal 3
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI V DPR RI
DALAM RESES MASA SIDANG I TAHUN 2019 – 2020
DI PROVINSI SULAWESI SELATAN
TANGGAL 18-22 DESEMBER 2019
I. PENDAHULUAN
I.1. Dasar Hukum
1. Amandemen Undang-Undang Dasar 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20,
Perubahan Kedua Pasal 20 A, perubahan Ketiga Pasal 23;
2. Undang-Undang RI Nomor 17 Tahun 2014 Tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah;
3. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; dan
4. Hasil keputusan rapat Intern Komisi V DPR RI tanggal 5 November 2019.
I.2. Maksud dan Tujuan
Maksud Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulawesi Selatan ini adalah:
a. Untuk meninjau secara langsung progress pembangunan jalur rel kereta api trans
Sulawesi lintas Makassar-Parepare, di Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan;
b. Untuk mengetahui dan menginventarisir permasalahan-permasalahan yang masih terjadi
terkait dengan progress pembangunan infrastruktur rel kereta api trans Sulawesi lintas
Makassar-Parepare, di Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan.
Tujuan dilaksanakannya kunjungan kerja adalah dalam rangka melaksanakan fungsi dan
tugas dewan sesuai dengan Pasal 58, ayat (3), Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat
Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia, yaitu:
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulsel, 2019 Hal 4
butir a. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, termasuk APBN,
serta peraturan pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya;
butir d. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.
Selanjutnya Tata Tertib DPR RI Pasal 59 ayat (3) juga menyatakan bahwa:”Dalam
melaksanakan tugas komisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 ayat (3) dan tindak
lanjut pengaduan masyarakat, komisi dapat:”
butir f. mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses atau mengadakan kunjungan kerja
spesifik dalam masa sidang, yang hasilnya dilaporkan dalam rapat komisi untuk
ditindaklanjuti.
I.3. Lokasi dan Waktu
Dalam Reses Masa Sidang I Tahun Sidang 2019 - 2020, Komisi V DPR RI melakukan
Kunjungan Kerja ke Provinsi Sulawesi Selatan, tanggal 18 - 22 Desember 2019. Dalam masa
kunjungan yang dilakukan selama lima (5) hari, Komisi V DPR RI melakukan peninjauan,
pertemuan, dialog, dan melakukan komunikasi intensif dengan masyarakat serta mitra kerja
Komisi V DPR RI beserta seluruh jajarannya.
I.4. Agenda Kunjungan
Beberapa agenda kegiatan dalam kunjungan kerja reses Komisi V DPR RI masa sidang I
tahun sidang 2019 - 2020 ke Provinsi Sulawesi Selatan ini, sebagai berikut:
1. Pertemuan dengan Bupati Kabupaten Pangkep, ekspose progress pembangunan rel
kereta di Kabupaten Pangkep dan dihadiri seluruh Mitra Kerja Komisi V DPR RI
2. Peninjauan dan pemaparan pembangunan jalan layang Andi Pangerang Pettarani di Kota
Makassar, bersama seluruh Mitra Komisi V DPR RI;
3. Peninjauan Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) di Kampung Buyang, Kecamatan
Mariso, Kota Makassar dan;
4. Peninjauan Kolam Regulasi Nipa-nipa di hulu sungai Tallo, Desa Moncongloe Lappara,
Kec. Moncongloe Kab. Maros dan Desa Jenemadinging (Nipa-Nipa), Kec. Pattalassang
Kab. Gowa. Lokasi terletak 20 km sebelah Tenggara dari Kota Makassar.
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulsel, 2019 Hal 5
II. HASIL PENINJAUAN LAPANGAN
Kunjungan kerja reses masa sidang IV Komisi V DPR RI tahun 2018-2019 dalam rangka
peninjauan sarana prasarana infrastruktur dan transportasi di Provinsi Sulawesi Selatan
untuk memastikan bahwa pembangunan sarana prasarana infrastruktur dan transportasi di
Provinsi Sulawesi Selatan yang bersumber dari APBN dapat dilakukan dan dilaksanakan
sesuai dengan perencanaannya, pada kunjungan kerja ini Komisi V DPR RI Bersama mitra
kerja komisi V DPR RI.
II.1. Temuan, Permasalahan dan Usulan di lapangan
Beberapa temuan dan permasalahan yang diperoleh dari kunjungan kerja di Provinsi
Sulawesi Selatan antara lain;
− Kementerian Perhubungan, Ditjen Perkeretaapian
Progres pembangunan jalur Kereta Api Makassar-Pareparedi kabupaten belum
dilakukan pembangunan karena terkendala masalah pembebasan lahan milik
masayarakat. Mengenai pembebasan lahan ini telah dilakukan oleh Badan Pertanahan
Nasional dan telah selesai melakukan penilaian tanah masyarakat yang terkena jalur
kereta api. Pembebasan lahan ini terkendala oleh nilai tanah yang dikeluarkan oleh
penilai (Apraisal) tidak dapat terima oleh masyarakat karena harga yang ditetapkan tidak
sesuai harapan masyarakat.
Hal tersebut diketahui Tim Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI usai mendengarkan
pemaparan oleh Bupati Pangkep mengenai ketidaksetujuan masyarakat terhadap harga
yang ditetapkan oleh penilai. Pada pertemuan tersebut di kantor Bupati Pangkep, yang
dihadiri ketua dan anggota Komisi V DPR RI, perwakilan masyarakat dan pihak BPN
yang diberikan tugas untuk menentukan harga pembebasan lahan kereta api tersebut.
Pada prinsipnya masyarakat di Kabupaten Pangkep sangat mendukung pembangunan
rel kereta makassar-Parepare seperti yang disampaikan oleh Bupati Pangkep. Bupati
Pangkep meminta agar 1.500 lebih lahan masyarakat yang belum bersertifikat dalam
proyek masyarakat untuk diperhatikan. Pasalnya, sejak lahan yang masuk rel ditetapkan,
para pemilik tak lagi dibolehkan mengurus sertifikat tanah mereka. Padahal, dalam
penentuan nilai ganti rugi lahan, alas hak lahan sangat mempengaruhi nilai taksiran.
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulsel, 2019 Hal 6
Terkait beberapa bidang tanah yang akan dibebaskan yaitu berjumlah 2000 bidang
tanah, dimana per 18 Desember 2019 masyarakat yang baru menerima pembayaran
yaitu 70 bidang tanah.
Komisi V DPR RI akan mempertanyakan masalah besaran nilai ganti rugi yang
ditetapkan tim appraisal. Pasalnya banyak masyarakat yang merasa harga lahannya
tidak sesuai, sehingga merasa dirugikan dengan harga itu dan akan segera membahas
hal ini dengan pihak-pihak terkait agar pembangunan proyek KA sepanjang 145 kilometer
itu tidak menyengsarakan masyarakat yang terdampak.
Beberapa persoalan pembebasan lahan jalur kereta api Komisi V DPR akan didiskusikan
solusi yang tepat untuk penyelesaiannya. Seperti pernyataan ketua rombongan Komisi
V DPR RI pada kunjungan kerja reses, Bapak Syarief A. Kadrie yaitu
“Saya kira ada hal yang cukup baik (dari pertemuan) hari ini, ternyata dari BPN
progresnya cukup bagus. Masyarakat sudah mulai terbuka terhadap hal-hal
(pembangunan) ini. Tentunya kita harapkan, tahun 2022 kereta api dari Parepare sampai
Makassar ini sudah bisa dilewati. Paling tidak tahun 2020 ini yang sudah selesai ini bisa
beroperasi. Masyarakat yang keberatan dengan ganti rugi yang ditetapkan tim appraisal.
Maka untuk mempercepat (penyelesaian) ini, setelah reses, Komisi V DPR RI nanti akan
mengundang stakeholder terkait. Kita juga meminta izin kepada Komisi-Komisi yang
berkaitan, karena ini tidak hanya Kementerian Perhubungan, karena ada juga masalah
pertanahan, dalam hal ini BPN (Badan Pertanahan Nasional) dan Kementerian
Keuangan”.
− Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Jalan layang Andi Pangerang Pettarani
Sejak pertengahan 2018 tol layang di Jl. A.P. Pettarani tengah dibangun. Pembangunan
Jalan Tol Layang Andi Pangerang Pettarani masih dalam tahap pengerjaan dan
diharapkan dapat rampung pada Juni 2020 mendatang. Proyek pembangunan jalan tol
layang ini menggunakan biaya sebesar 2,2 triliun dengan skema pembiayaan Proyek
Infrastruktur Non Anggaran (PINA). Jalan Tol Layang Andi Pangerang (AP) Pettarani
merupakan jalan tol layang pertama di wilayah Indonesia Timur yang memiliki panjang
4,3 Km, lebar jalan main road 2 x 10,3 meter, dan lebar jalan ramp 7,0 meter. Jalan tol
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulsel, 2019 Hal 7
layang ini akan menghubungkan wilayah Maros dan Bandara Internasional Sultan
Hasanuddin, Jalan Andi Pangeran Petta Rani hingga ke Jalan Sultan Alauddin. Tol
Layang yang berada di wilayah Makassar ini memiliki jalur off/on ramp di tiga titik yakni
di Jalan Urip Sumiharjo, Jalan Boulevard, dan Jalan Sultan Aluddin.
Komisi V DPR RI berharap pembangunan jalan layang A.P. Pettarani ini salah satu untuk
mengurai macetnya jalan A.P. Pettarani, dan harapan selanjut ada kelanjutan
pembangunan jalan layang yang sampai ke jalan Alauddin. Agar kemacetan tidak terjadi
diujung jalan A.P. Pettarani. Beberapa kendala yaitu mundurnya waktu penyelesaian
karena mundurnya waktu dimulainya pengerjaan proyek ini karena adanya pipa PDAM
yang berpapasan dengan kontruksi beton jalan layang.
Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku)
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019 mengamanatkan pembangunan dan
pengembangan kawasan perkotaan melalui penanganan kualitas lingkungan
permukiman yaitu peningkatan kualitas permukiman kumuh, pencegahan tumbuh
kembangnya permukiman kumuh baru, dan penghidupan yang berkelanjutan. Pada
tahun 2016 masih terdapat 35.291 Ha permukiman kumuh perkotaan yang tersebar di
hampir seluruh wilayah Indonesia sesuai hasil perhitungan pengurangan luasan
permukiman kumuh perkotaan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya.
Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) adalah program yang dilaksanakan secara
nasional di 271 kabupaten/kota di 34 Provinsi. Tujuan program adalah meningkatkan
akses terhadap infrastruktur dan pelayanan dasar di permukiman kumuh perkotaan
untuk mendukung terwujudnya permukiman perkotaan yang layak huni, produktif dan
berkelanjutan. Program Kotaku di kelurahan Kampung Buyang, kecamatan Mariso, Kota
Makassar, sesuai SK Walikota no. 050.05/1341/kep/IX/2014 dengan luas 3,26 Ha.
Pada Kunjungan kerja reses komisi V DPR RI di kampung Buyang, kecamatan Mariso,
Kota Makassar mengharapkan ke Ditjen Cipta Karya agar program seperti ini
dipertahankan dan ditingkatkan ke daerah-daerah lain agar masyarakat dapat
merasakan pembangunan yang sedang dilakukan oleh pemerintah pusat. Alokasi APBN
2019 untuk program KOTAKU di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu 13,9 M.
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulsel, 2019 Hal 8
Pembangunan Kolam Regulasi Nipa-nipa
Tujuan pembangunan Kolam Regulasi Nipa-nipa untuk mengatasi banjir yang sering
terjadi di Kota Makassar akibat luapan Sungai Tallo bagian hilir, perlu membangun kolam
regulasi yang terletak di hulu sungai Tallo yaitu di Desa Moncongloe Lappara, Kec.
Moncongloe Kab. Maros dan Desa Jenemadinging (Nipa-Nipa), Kec. Pattalassang Kab.
Gowa. Dimana kondisinya saat ini sebagai daerah resapan air. Lokasi terletak 20 km
sebelah Tenggara dari Kota Makassar. Luas tampungan 84 ha dan kapasitas tampungan
3,58 juta m3 , bangunan ini akan menyimpan air untuk sementara waktu selama terjadi
puncak banjir melalui pelimpah (spillway) dan mengalirkannya kembali ke hilir Sungai
Tallo melalui pintu pengatur dan/atau pompa air. Keberadaan bangunan ini diharapkan
mampu menurunkan dampak tingkat resiko banjir sebesar 30% dari debit banjir rencana
25 tahun (Q25) = 481,83 m3/detik di daerah Makassar bagian Timur yang meliputi
beberapa pemukiman antara lain: BTN Asal Mula, BTN Antara/Hamsi, Perumahan Bung
Permai, Kompleks Bumi Tamalanrea Permai (BTP) dan Pemukiman lainnya.
Alokasi APBN 2019 program pembangunan Kolam Regulasi Nipa-Nipa yaitu 159,9 M.
− Pertemuan dengan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan
Pada pertemuan ini Bapak Nurdin Abdullah, Gubernur Sulsel memaparkan sejumlah
progres pembangunan infrastruktur di Sulsel, salah satunya kondisi irigasi dan waduk
yang ada di 24 kabupaten kota se-Sulsel. Kebutuhan waduk dan bendungan di Sulsel
baru terpenuhi sekitar 11 persen dari total kebutuhan pertanian Sulsel. Kondisi jalan
nasional khususnya di wilayah selatan Sulsel juga membutuhkan pelebaran jalur dimulai
dari Kota Makassar hingga Kabupaten Sinjai. Jalan nasional di bagian selatan Sulawesi
Selatan ini betul-betul menjadi prioritas pemerintah provinsi Sulawesi Selatan. Pasalnya,
di wilayah selatan Sulsel itu, kata Nurdin, terdapat destinasi pariwisata, salah satunya
Pantai Bira di Bulukumba, yang menawarkan pemandangan indah dan membutuhkan
dukungan pembangunan infrastruktur jalan.
Hal lainnya, Pemprov Sulsel juga fokus membangun daerah terisolir di 24
Kabupaten/Kota di Sulsel. Salah satunya Kecamatan Seko di Kabupaten Luwu Utara
yang sebelumnya memakan waktu tempuh hingga tiga hari dan hanya dapat diakses oleh
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulsel, 2019 Hal 9
kendaraan roda dua. Pada September 2019 dengan proses pengerasan jalan yang telah
rampung, jalur ini dapat ditempuh dalam waktu tiga jam dengan kendaraan roda empat.
II.2. Kesimpulan dan Rekomendasi
Beberapa kesimpulan/rekomendasi yang diperoleh dari kunjungan kerja reses Komisi V
DPR RI masa sidang IV tahun sidang 2018-2019 ke Provinsi Sulawesi Selatan antara lain:
A. BIDANG TERKAIT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
1. Komisi V DPR RI mendukung sepenuhnya pembangunan rel kereta api trans Sulawesi
lintas Makassar-Parepare di Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Komisi V DPR RI mendesak kepada Ditjen Perkeretapian Kementerian Perhubungan
agar persoalan pembebasan lahan masyarakat untuk pembangunan rel kereta api di
kabupaten Pangkep, dapat segera diselesaikan dengan secara musyawarah dan
mendengarkan aspirasi masyarakat yang lahannya terkena pembangunan rel kereta
api.
3. Komisi V DPR RI akan agendakan rapat kerja bersama Kementerian Perhubungan
dan stake holder yang terlibat pada pembebasan lahan rel kereta api trans Sulawesi
lintas di Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan.
4. Komisi V DPR RI memberikan apresiasi pemerintah Kabupaten Pangkep yang telah
bekerjasama dan membantu Kementerian Perhubungan, terkait penyelesaian dan
permasalahan pembebasan lahan milik negara maupun lahan masyarakat di
Kabupaten Pangkep.
B. BIDANG TERKAIT KEMENPUPR
1. Komisi V DPR RI mendukung dan memberikan apresiasi untuk program Kotaku Ditjen
Cipta Karya yang dilakukan dibeberapa kota di Indonesia.
2. Komisi V DPR RI mendukung pembangunan kolam regulasi Nipa-nipa di Kabupaten
Maros sebagai sarana untuk mengurangi dampak banjir di Kota Makassar, Kabupaten
Maros dan Gowa.
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulsel, 2019 Hal 10
3. Komisi V DPR RI mendukung pengusulan pembangunan infarstruktur di provinsi
Sulawesi Selatan khususnya sarana prasarana infrastruktur di beberapa daerah yang
terisolir.
III. PENUTUP
Demikian Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR-RI masa sidang I tahun 2019-2020 ke
Provinsi Sulawesi Selatan yang dilaksanakan pada tanggal 18 - 22 Desember 2019. Laporan ini
menjadi masukan bagi Komisi V DPR-RI dan dapat ditindaklanjuti Pemerintah untuk melakukan
perbaikan dan pembangunan infrastruktur dan transportasi yang saat ini sangat dibutuhkan bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Ketua Tim,
H. SYARIF ABDDULAH ALKADRIE
A - 388
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulsel, 2019 Hal 11
LAMPIRAN
L.1. Daftar Anggota Rombongan
Daftar tim kunjungan kerja Komisi V DPR RI yang ikut serta dalam ke Provinsi Sulawesi
Selatan sebagai berikut:
NO. NO.
ANGG. N A M A FRAKSI/DAPIL JABATAN
1. A-388 H. SYARIF ABDULLAH ALKADRIE F-NASDEM
KALBAR II
KETUA
TIM/PIMPINAN
2. A-192 SUDJADI F-PDIP
JATENG VI ANGGOTA
3. A-221 SADARESTUWATI F-PDIP
JATIM VIII ANGGOTA
4. A-246 RIFQINIZAMI KARSAYUDA F-PDIP
KALSEL I ANGGOTA
5. A-258 SARCE BANDASO TANDIASIK F-PDIP
SULSEL III ANGGOTA
6. A-296 DANIEL MUTAQIEN SYAFIUDDIN. F.PG
JABAR VIII ANGGOTA
7. A-319 GATOT SUDJITO F.PG
JATIM VII ANGGOTA
8. A-341 HAMKA B. KADY F.PG
SULSEL I ANGGOTA
9. A-325 TUBAGUS HAERUL JAMAN F.PG
BANTEN II ANGGOTA
10. A-67 ADE REZKI PRATAMA F.GERINDRA
SUMBAR II ANGGOTA
11. A-72 EDDY SANTANA PUTRA F.GERINDRA
SUMSEL I ANGGOTA
12. A-130 ANDI IWAN DARMAWAN ARAS F.GERINDRA
SULSEL II ANGGOTA
13. A-360 TAMANURI F.NASDEM
LAMPUNG II ANGGOTA
14. A-381 SRI WAHYUNI F.NASDEM
JATIM VII ANGGOTA
15. A-382 SOEHARTONO F.NASDEM
JATIM VIII ANGGOTA
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulsel, 2019 Hal 12
16. A-10 NENG EEM MARHAMAH ZULFA F.PKB
JABAR III ANGGOTA
17. A-13 DEDI WAHIDI F.PKB
JABAR VIII ANGGOTA
18. A-049 SYAFIUDDIN F.PKB
JATIM XI ANGGOTA
19. A-532 IRWAN F.PD
KALTIM ANGGOTA
20. A-435 AHMAD SYAIKHU F.PKS
JABAR VII ANGGOTA
21. A-452 SURYADI JAYA PURNAMA F.PKS
NTB II ANGGOTA
22. A-486 BAKRI F.PAN
JAMBI ANGGOTA
23. A-488 HANNA GAYATRI F.PAN
SUMSEL II ANGGOTA
24. A-477 MUHAMMAD ARAS F-PPP
SULSEL II ANGGOTA
SEKRETARIAT
25. Nanik Sulistyawati Sekretariat
26. Aris Munandar Sekretariat
27. Destya Andini Sekretariat
28. Suparno Sekretariat
29. Adi Setiawan Tenaga Ahli
30. Fadel Mozefani Protokol
31. Mario Hasiholan TV Parlemen
32. Sofyan Effendi Pemberitaan
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulsel, 2019 Hal 13
L.2. Daftar Mitra Pendamping
Mitra kerja Komisi V DPR-RI yang ikut serta sebagai mitra kerja dalam kegiatan Kunjungan
Kerja Reses ke Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut:
NO N A M A JABATAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DITJEN PERHUBUNGAN DARAT
1. Pandu Yunianto Direktur Lalu Lintas
DITJEN PERHUBUNGAN UDARA
1. Asri Santosa Dir. Navigasi Penerbangan
2. Agus Priyanto Ka. Ktr Otban Wil.V Makassar
3. Nazaruddin Ahmad Kasubdit Peralatan dan Pelayanan Darurat Bandara
4. Agung Pracayanto Kasubdit Pembinaan, Pengusahaan dan Tarif
DITJEN PERKERETAAPIAN
1. Zulmafendi Sesditjen Perkeretaapian
2. Jumardi Ka. BTP Wil. Jawa bagian Timur
DITJEN PERHUBUNGAN LAUT
1. Ahmad Wahid Ka. Syahbandar Utama Makassar
2. Rahmatullah Ka. Otoritas Pelabuhan utama Makassar
3. Supardi Ka. Distrik Navigasi Kelas I Makassar
4. Aris Wibowo Kasubdit Tatanan dan Perencanaan
Pengembangan Pelabuhan
KEMENTERIAN PUPR
DITJEN SUMBER DAYA AIR
1. Iriandi Azwartika Ka. Pusat Air Tanah dan Air Baku
2. Ir. Suparji Ka. BBWS Pompengan Jenebarang
DITJEN PENYEDIAAN PERUMAHAN
1. Ir. M. Hidayat, MM Direktur Rumah Susun
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH (BPIW)
1. Manggas Rudy Siahaan Ka. Pusat pengembangan Kawasan Perkotaan
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulsel, 2019 Hal 14
2. Eko Budi Kurniawan Ka. Bidang Pengembangan Infrastruktur Kawasan
Metropolitan, Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan
DITJEN BINA MARGA
1. Ir. Miftachul Munir Kepala BBPJN XIII Makassar
DITJEN CIPTA KARYA
1.
2.
KEMENTERIAN DESA DAN PDT
1. Jajang Abdulah Sekretaris Badan Balilatfo
2. Heriyanto Dir. Promosi dan Kemitraan
BMKG
1. Darmawan Ka. Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika Wilayah IV BMKG
2. Hari Triwibowo Ka. Stasiun Meteorologi Sultan Hasanuddin Maros
3. Hartanto Ka. Stasiun Klimatologi Maros
4. Gandamana Matondang Ka. Stasiun Geofisika Gowa
5. Adriani Tangdilino Kabag. TU Balai Besar Meteorologi, Klimatologi,
dan Geofisika Wilayah IV BMKG
BASARNAS
1. S. Riyadi Ka. Biro Umum
2. Mustari Ka. Kantor Pencarian dan Pertolongan Makassar
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulsel, 2019 Hal 15
L.3. Data-data Pendukung
L.3.1. Rel Kereta Api Makassar-Parepare
L.3.2. Jalan Layang A.P. Pettarani
Laporan Kunjungan Kerja Reses Komisi V DPR RI ke Provinsi Sulsel, 2019 Hal 16
L.3.3. Program Kotaku di Kampung Buyang, Kecamatan Mariso, Provinsi Sulawesi Selatan
L.3.4. Pembangunan Kolam regulasi Nipa-Nipa di Kabupaten Maros