Laporan Praktikutm

download Laporan Praktikutm

of 11

description

toh

Transcript of Laporan Praktikutm

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI OBAT HERBAL I

PENETAPAN KADAR SARI, PENETAPAN SUSUT PENGERINGAN, PENETAPAN KADAR TANIN, DAN PENETAPAN KADAR MINYAK ATSIRI

Kelompok 3 / KP H

Rufaidah (1130491) , Reza Dwi A. (1130336), Wiwit Asnah H. (1130522), Nungki Nilasari (1130578), Ellisah (1130593)BAB I

PENDAHULUAN

Simplisia adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman.

Penetapan Kadar SariPenetapan kadar sari merupakan metode yang digunakan untuk menentukan jumlah total senyawa dalam suatu tanaman obat yang dapat diekstraksi dengan pelarut tertentu. Metode ini digunakan pada tanaman yang belum terdapat penetapan secara biologi atau kimia yang tepat. Pelarut yang digunakan antara lain alkohol, air, heksana, diklorometana, kloroform dan metanol. Dalam penetapan kadar sari juga dipanaskan hingga mencapai bobot tetap. Bobot tetap adalah bobot yang diperoleh setelah melakukan dua kali penimbangan berturut-turut dimana berat simplisia berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang ditimbang. Penimbangan dilakukan setelah zat dikeringkan lagi selama 1 jam. Yang menjadi parameter dalam penetapan kadar sari adalah senyawa yang terlarut dalam pelarut tertentu.

Penetapan Susut PengeringanSusut pengeringan ialah kadar bagian yang menguap suatu zat. Kecuali dinyatakan lain, suhu penetapan adalah 105(C. Pengukuran sisa zat setelah pengeringan pada temperatur 105(C selama 30 menit atau sampai bentuk konstan, yang dinyatakan sebagai nilai persen. Dalam hal ini khusus di mana bahan tidak mengandung minyak menguap atau atsiri dan sisa pelarut organik menguap, bahan ini identik dengan kadar air, yaitu kandungan air karena berada di atmosfer atau lingkungan terbuka. Tujuan daripada ini adalah untuk memberikan batasan maksimal tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan.

Metode susut pengeringan adalah metode yang digunakan untuk menetapkan kadar bagian dari simplisia yang menguap, misalnya yang umum digunakan adalah air. Metode susut pengeringan ini tidak dapat digunakan apabila simplisia tersebut mengandung minyak atsiri memiliki titik didih lebih dari 100(C di mana minyak atsiri tidak dapat menguap pada 100(C. Suhu tersebut merupakan suhu penetapan pada metode susut pengeringan. Metode susut pengeringan terus dilakukan sampai memperoleh bobot tetap simplisia.

Penetapan Kadar TaninTanin merupakan hasil metabolis sekunder tumbuhan yang mengandung gugus fenol dan memiliki rasa sepat. Secara kimia, tanin dibagi menjadi dua golongan yaitu tanin kondensasi dan tanin terhidrolisis.Penetapan kadar tannin dilakukan dengan mengekstraksi tannin dari simplisia menggunakan air panas sampai tannin dalam simplisia benar-benar habis. Ada tidaknya kandungan tanin dalam simplisia dapat diuji dengan menambahkan FeCl3. Apabila terkandung tanin akan memberikan warna biru kehitaman sedangkan bila hasilnya negatif warna tidak berubah. Hal ini disebabkan karena tanin merupakan campuran polihidroksi benzen dan derivat karbohidrat atau gula yang mengandung gugus OH fenolik. Kemudian hasil ekstraksi tersebut disaring dan filtratnya dititrasi dengan pereaksi yang tepat sehingga dapat ditetapkan kadarnya melalui perhitungan kuantitatif.Penetapan Kadar Minyak AtsiriMinyak atsiri merupakan salah satu bentuk metabolit sekunder dari tanaman. Minyak atsiri adalah zat yang berbentuk cairan atau zat padat yang mudah menguap, berasal dari tumbuhan dan berbau seperti tumbuhan asalnya. Komponen Minyak Atsiri :

Senyawa terpen : hemiterpen, monoterpen, seskuiterpen

Senyawa fenilpropan

Senyawa dengan N (Nitrogen)

Senyawa dengan S (Sulphur)

Bahan yang diperiksa jika perlu, digiling menjadi serbuk kasar atau dimemarkan. Untuk pembuatan serbuk, bahan setelah dikeringkan diatas kapur tohor sebaiknya digiling menggunakan penggiling sederhana yang digerakkan dengan tangan, supaya penggiling tidak menjadi panas. Pememaran dikerjakan dalam sebuah mortir, kemudian mortir dibilas dengan cairan penyuling. Cara penetapan :

Cara I

Campur bahan yang diperiksa dalam labu dengan cairan penyuling, pasang alat, isi buret dengan air hingga penuh, panaskan dengan penangas udara sehingga penylingan berlangsung dengan lambat tapi teratur.Setelah penyulingan selesai, biarkan selama tidak kurang dari 15 menit, catat volume minyak atsiri pada buret. Hitung kadar minyak atsiri dalam % v/b.

Cara II

Dilakukan menurut cara yang tertera pada Cara I. Sebelum buret diisi penuh dengan air, lebih dahulu diisi dengan 0,2 ml xilena P yang diukur saksama. Volume minyak atsiri dihitung dengan mengurangkan volume yang dibaca dengan volume xilena. (dikutip dari : MMI)

Gambar alat : Destilasi Stahl

BAB IIMETODE PRAKTIKUM

Skema KerjaPenetapan Kadar sariKeringkan serbuk simplisia di udara

Timbang 5 g serbuk simplisia

Maserasi selama 24 jam menggunakan labu tersumbat

(kocok berkali-kali selama 6 jam pertama dan biarkan selama 18 jam)

Saring ke dalam labu ukur 100 ml, tambahkan pelarut yang sama ad 100 ml

Uapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam cawan porselin yang telah ditara

Panaskan sisa pada suhu 1050C hingga mencapai bobot tetap

Hitung kadar dalam persen

(dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara)

Lakukan minimal tiga kali

Penetapan Susut Pengeringan

Timbang 1-2 g simplisia dalam krus porselin yang telah dipanaskan pada suhu penetapan selama 30 menit dan telah ditara

Ratakan zat dalam krus porselen

Masukkan ke dalam ruang pengering, buka tutupnya, keringkan pada suhu penetapan hingga mencapai bobot tetap

Lakukan minimal tiga kali

Penetapan Kadar Tanin

Timbang 2 g serbuk simplisia

Panaskan dengan 50 ml air mendidih di atas tangas air selama 30 menit sambil diaduk

Diamkan beberapa menit

Tuang ke dalam labu ukur 250 ml melalui kertas saring

Sari sisa dengan air mendidih

Saring larutan ke dalam labu ukur yang sama

Ulangi penyaringan beberapa kali hingga tidak ada tanin yang tersisa

Dinginkan cairan

Tambahkan air hingga 250 ml

Pipet 25 ml larutan ke dalam erlenmeyer 1000 ml

Tambahkan 750 ml air + 25 ml asam indigo sulfonat LP

Titrasi dengan KmnO4 0,1N hingga berwarna kuning emas

Hitung kadar taninPenetapan Kadar Minyak Atsiri

BAB IIIHASIL PRAKTIKUM

A.Penetapan Kadar Sari

Cawan porselinIIIIII

CP kosong71,5295 g72,9671 g77,4593 g

Oven I0,1295 g0,1312 g0,1247 g

Oven II0,1292 g0,1309 g0,1232 g

(1-2)0,0003 g0,0003 g0,0005 g

Batasan BT0,06475 mg0,0656 mg0,06235 mg

Perhitungan Hasil:

((bobot II bobot cawan kosong) x 4)/ jumlah serbuk) x 100%

1. % Kadar sari yang larut dalam etanol = (71,6587 g -71,5295 g) x 5)/ 5,0147 x 100% = 12,88 %

2. % Kadar sari yang larut dalam etanol = (73,0980 g - 72,9671 g) x 5)/ 5,0147 x 100% = 13,05 %3. % Kadar sari yang larut dalam etanol = (77,5825 g - 77,4593 g) x 5)/5,0147 x 100% = 12,28 %Rata-rata

= 12,74%

SD

= 0,40%

KV

= 3,14% 2%

TugasDiskusi

Definisi air kloroform P (FI IV hal. 1125)

Pereaksi triklormetana, mengandung etanol 1,0% v/v sampai 2,0% v/v sebagai zat penstabil (CHCl3 atau merupakan campuran 2,5 ml kloroform P dengan air secukupnya hingga 1000 ml kocok hingga larut.

Definisi bobot tetap (FI III hal. XXXIII)

Dua kali penimbangan berturut-turut berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang ditimbang. Penimbangan dilakukan setelah zat dikeringkan lagi selama 1 jam.B.Penetapan Susut PengeringanBerat (g)Krus IKrus IIKrus III

Krus + zat21,6441 g25,5756 g34,4073 g

Tara krus19,7891 g23,6469 g32,4538 g

Zat1,8550 g1,9287 g1,9535 g

Oven 3021,5726 g25,5103 g33,4452 g

Oven 1521,4951 g25,4418 g34,2836 g

Berat (g)Krus IKrus IIKrus III

Oven 11,7835 g1,8634 g1,8925 g

Oven 21,7060 g1,7949 g1,8298 g

(1-2)0,0775 g0,0685 g0,0647 g

Batasan bobot tetap0,89175 g0,9317g0,94625 g

Batasan bobot tetap Krus I = 0,0775 gram x 1000 = 77,5 mg

Batasan bobot tetap Krus II = 0,0685 gram x 1000 = 68,5 mg

Batasan bobot tetap Krus III = 0,0627 gram x 1000 = 62,7 mg

Perhitungan Hasil Percobaan :

% susut pengeringan= (berat simplisia-bobot tetap) / bobot zat yang ditimbang x 100 %

1. % susutpengeringan

= (1,8550 g 1,7060 g) / 1,8550 g x 100%

= 8,03%

2. % susutpengeringan

= (1,9287 g 1,7949 g) / 1,9287 g x 100 %

= 6,94%

3. % susut pengeringan = (1,9535 g 1,8298 g) / 1,9535 g x 100%

= 6,33%

Rata-rata = 7,10%

SD = 0,86%KV = 12,11%Tugas Diskusi

Definisi bobot tetap

Dua kali penimbangan berturut-turut berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang ditimbang. Penimbangan dilakukan setelah zat dikeringkan lagi selama 1 jam pada suhu 105oC.C.Penetapan Kadar TaninSerbuk simplisia = 2,0950 gNoVolume Asam OksalatN Asam OksalatVolume KMnO4N KmnO4

I10,0 ml0,10752994 N0,00 10,08 ml0,106676527 N

II10,0 ml0,10752994 N0,00 10,09 ml0,106570802 N

III10,0 ml0,10752994 N0,00 10,09 ml0,106570802 N

Rata-rata = 10,08666667 ml

SD = 0,00006104035775

KV = 0,057%

i. Perhitungan Pembakuan Asam Oksalat dengan KmnO4: Asam oksalat = 0,6414 g

N asam oksalat = (0,6414/126,07) x (1000/100) x 2= 0,10752994 N

N KmnO4 :

I. Asam oksalat ~ KMnO4

II. V1N1 = V2N2 V1. N1 = V2 . N2

10 x 0,10752994 = 10,09 x N KMnO4

10 x 0,10752994 = 10,08 x N KMnO4 N KMnO4 = 0,106570802 N N KMnO4 = 0,106676527 N

III. V1N1 = V2N2

10 x 0,10752994 = 10,09 x N KMnO4 N KMnO4 = 0,106570802 N

ii. Kesetaraan KmnO4 dengan tanin0,1 N ~ 0,004157 gram tanin ( (0,10660643 x 0,004157) / 0,1 = 0,004431629295

iii. Penetapan Kadar Tanin

NoV BlankoV KmnO4V KmnO4 - V BlankoN KmnO4V Sampel% Kadar Tanin

I1,5 ml3,78 ml2,28 ml0,106606043 N25 ml4,81 %

II1,5 ml3,75 ml2,25 ml0,106606043 N25 ml4,76 %

III1,5 ml3,70 ml2,20 ml0,106606043 N25 ml4,65%

Kadar tanin I

=(2,28 x 10 x 0,004431629295)

X 100%

2,095

=4,81 %

Kadar tanin II

=(2,25 x 10 x 0,004431629295)

X 100%

2,095

=4,76 %

Kadar tanin III

=(2,20 x 10 x 0,004431629295)

X 100%

2,095

=4,65 %

Rata-rata=4,74%

SD

=0,086216781%

KV

=0,018189194% ~ 0,2%

Penetapan Kadar Minyak Atsiri

Kelompok kami tidak mendapatkan hasil kadar minyak atsiri. Minyak atsiri = 0.

Tugas diskusi

Simplisia piperis nigri fructusBobot simplisia : 10gram

Metode destilasi : Metode Stahl IJenis cairan penyuling : aquadem

Volume cairan penyuling : 250 ml

Lama destilasi : 23 menit (14.52-15.15)SimplisiaCairan penyulinganCaraWaktu penyulingan

NamaJumlah (gram)KeadaanJenisJumlah (ml)

Buah kemukus2Digiling (serbuk)A300II6 jam

Rimpang kunyit6Digiling (serbuk)A300II6 jam

Buah cabe jawa10Digiling (serbuk)A300II6 jam

Rimpang temulawak2,5Digiling (serbuk)A300II6 jam

Buah lada hitam10 dimemarkanA250I5 jam

BAB IVPEMBAHASAN

A. Penetapan Kadar Sari

Penetapan kadar sari digunakan untuk menentukan jumlah senyawa aktif yang terdapat pada suatu simplisia yang dapat terekstraksi oleh pelarut tertentu pada tanaman obat yang belum ditetapkan secara kimia atau biologi yang tepat. Penetapan kadar sari juga dapat ditempuh dengan cara lain yaitu dengan cara destilasi maupun refluks.

Pada percobaan simplisia yang digunakan adalah rimpang kunyit (Curcuma domestica rhizoma) yang sudah dimaserasi selama 24 jam. Maserasi adalah suatu metode ekstraksi dimana diharapkan terjadi difusi kandungan dari serbuk simplisia masuk ke dalam pelarut (didiamkan dengan sedikit pengocokan). Tujuan pengocokan disini adalah untuk meningkatkan kelarutan dari senyawa yang terdapat dalam simplisia.

Pemanasan di oven bertujuan untuk mencapai bobot tetap dari simplisia. Sebelum dilakukan pemanasan berikutnya, simplisia terlebih dahulu didinginkan di dalam eksikator. Hal ini bertujuan untuk mengurangi penguapan yang terjadi karena bila simplisia menyerap air dari uap yang ditimbulkannya maka hal ini akan membuat berat simplisia lebih besar. Pemanasan dilakukan terus menerus sampai bobot tetap tercapai.

Bobot tetap adalah bobot yang diperoleh setelah melakukan dua kali penimbangan berturut-turut dimana berat simplisia berbeda tidak lebih dari 0,5 mg tiap g sisa yang ditimbang. Hasil yang kami peroleh lebih besar dari syarat bobot tetap pada masing-masing cawan. Hal ini disebabkan karena :

1. Waktu pada saat pemanasan di water bath kurang lama sehingga masih ada air yang tersisa2. Pemanasan pada suhu penetapan (1050C) di oven seharusnya diperlukan waktu kurang lebih 1 jam tetapi karena keterbatasan waktu praktikum maka proses pemanasan hanya dilakukan selama 30 menitdan pemanasan keduayang seharusnya dilakukan selama kurang lebih 1 jam hanya dilakukan selama 15 menit3. Banyaknya pengovenan yang dilakukan saat praktikum hanya dilakukan sebanyak dua kali, sedangkan untuk mendapatkan kadar sari yang memenuhi syarat bobot tetap dibutuhkan lebih banyak pengovenan4. Simplisia masih belum mencapai bobot tetapBerdasarkan hasil teoritis persentase minimal kadar sari dalam Curcuma domestica rhizoma adalah 10%. Pada hasil percobaan didapatkan persentase kadar sari sebesar 3,14% sehingga kadar sari yang didapatkan belum memenuhi persentase yang sesuai dengan standar kadar sari untuk Curcuma domestica rhizoma.

B. Penetapan Susut Pengeringan

Penetapan susut pengeringan adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan kandungan air dalam suatu simplisia. Yang diharapkan dari percobaan ini adalah pengurangan air yang maksimal hingga dicapai suatu bobot tetap. Adanya air dalam simplisia sangat berpengaruh dalam pembuatan obat karena kadar air yang tinggi akan mempercepat pembusukan dan tumbuhnya jamur (tempat lembab).Perhitungan besar susut pengeringan dapat diperoleh melalui perhitungan selisih berat simplisia awal dikurangi dengan berat simplisia setelah mencapai bobot tetap. Dalam percobaan, simplisia yang digunakan adalah rimpang kunyit (Curcuma domestica rhizoma). Persen susut pengeringan yang didapatkan sebesar 11,45%. Berdasarkan literatur (WHO) dinyatakan bahwa susut pengeringan Curcuma domesica rhizoma adalah tidak lebih dari 10%. Persen yang didapat tidak memenuhi standar susut pengeringan, hal ini disebabkan oleh :

1. Simplisia yang dikeringkan masih belum mencapai bobot tetap2. Suhu pemanasan yang kurang optimal, karena oven sering dibuka tutup3. Waktu yang dibutuhkan untuk praktikum terbatasC. Penetapan Kadar Tanin

Pada percobaan ini dilakukan penetapan kadar tanin secara permanganometri. Permanganometri adalah salah satu metode penetapan kadar secara volumetri berdasarkan pertukaran ion yakni reaksi reduksi-oksidasi (redoks). Simplisia yang digunakan adalah serbuk daun teh (Camellia sinensis).

Sebelum dilakukan penetapan kadar tanin, serbuk daun teh harus diekstraksi terlebih dahulu menggunakan air panas. Untuk mengetahui apakah masih ada tanin yang tersisa dalam serbuk daun teh perlu diuji dengan menambahkan larutan FeCl3. Bila diuji memberikan warna biru tua maka masih ada tanin di dalam serbuk daun teh tersebut sehingga harus diekstraksi menggunakan air panas lagi. Namun apabila memberikan warna hijau kekuningan, maka sudah tidak ada tanin yang tersisa di dalam serbuk daun teh tersebut. Warna biru yang muncul disebabkan oleh kompleks antara Fe dengan gugus fenol yang ada pada tanin.Pada penetapan kadar tanin ditambah asam indigo sulfonat dimaksudkan untuk memberi suasana asam (mengandung H2SO4), dan berfungsi sebagai indikator. Sebenarnya titrasi dengan metode permanganometri tidak memerlukan indikator sebab KMnO4 bersifat sebagai otoindikator tetapi TAT permanganometri berwarna merah muda sekali sedangkan sampel berwarna kecokelatan jadi TAT sulit untuk diamati. Dengan penambahan asam indigo sulfonat, sampel akan berwarna biru tua dan pada saat TAT, kelebihan KMnO4 akan bereaksi dengan asam indigo sulfonat ini yang menghasilkan warna kuning keemasan. Penambahan 750 mL aquadem dimaksudkan untuk memperjelas warna asam indigo sulfonat supaya tidak terlalu pekat. Asam indigo sulfonat dibuat dengan melarutkan satu gram indigo karmin P ke dalam 25 mL asam sulfat P, ditambah 25 mL asam sulfat P lagi dan diencerkan dengan air secukupnya hingga 1000 ml. Pengenceran dilakukan dengan menuangkan larutan ke dalam sebagian besar air, kemudian diencerkan dengan air secukupnya hingga 1000 ml.Pada percobaan kadar tanin dilakukan, didapatkan kadar tanin yang ada dalam daun teh kering sebesar 7,27%. Kadar tanin dalam daun teh dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya jenis teh, waktu panen dan kondisi alam setempat. Kondisi alam yang dimaksud adalah iklim yang meliputi jumlah curah hujan, kelembapan udara. Faktor iklim tersebut berpengaruh terhadap pembentukan dan banyaknya jumlah tanin yang terdapat pada sel-sel daun teh. Berdasarkan literatur, seharusnya kadar tanin dalam daun teh kering adalah sebesar 8,16-26,13%. Kadar yang kami peroleh (4,74%) tidak memenuhi rentang standar persentase kadar tanin dalam teh. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya proses ekstraksi yang dilakukan sehingga masih ada tanin yang tersisa di serbuk daun teh.

D. Penetapan Kadar Minyak Atsiri

Penetapan kadar minyak atsiri pada percobaan ini digunakan simplisia rimpang lada hitam (Piperis nigri Fructus). Minyak atsiri merupakan salah satu bentuk metabolit sekunder dari tanaman.

Sebelum proses destilasi dimulai, pertama-tama dilakukan pencucian buret. Pencucian pertama digunakan etanol yang polar sehingga mampu melarutkan senyawa organik. Kemudian dicuci dengan eter yang semi polar yang juga mampu melarutkan senyawa organik namun lebih mudah menguap. Selanjutnya dicuci menggunakan HCl yang berfungsi untuk melarutkan lemak. Terakhir buret dibilas dengan aquadem untuk menghilangkan sisa-sisa pencucian sebelumnya.

Untuk memperoleh minyak atsiri diperlukan tangas udara karena suhu penguapan minyak atsiri melebihi 100C. Tangas udara dapat menghasilkan panas hingga 2000C. Umumnya pemanasan dilakukan selama 6 jam, namun apabila minyak atsiri masih menetes destilasi sebaiknya dilakukan. Karena keterbatasan waktu praktikum, proses destilasi hanya dilakukan selama 2 jam.

Minyak atsiri adalah minyak yang mudah menguap, sehingga harus berhati-hati dalam membuka kran untuk menghindari penguapan. Minyak atsiri juga dapat berkondensasi dalam pendingin sehingga dapat terpisah dengan air, dimana berat jenis minyak atsiri lebih kecil dari berat jenis air.Dalam percobaan kadar minyak atsiri yang kami lakukan, tidak didapatkan adanya minyak atsiri karena beberapa faktor antara lain :

1. Pemanasannya tidak dilakukan dengan maksimal, saat melakukan pemanasan, api yang kami gunakan kecil, seharusnya dengan waktu yang sebentar dibutuhkan pemanasan dengan api yang besar2. Waktu yang digunakan saat praktikum terbatas3. Mutu simplisia juga dapat berpengaruh dalam kadar minyak atsiriBAB VKESIMPULAN

1. Penetapan kadar sari Bobot kadar sari yang didapat belum tepat Rata-rata kadar sari = 12,74% SD = 0,40% KV = 3,14% Kadar sari yang didapatkan tidak memenuhi standar kadar sari Curcuma domestica rhizoma.

2. Penetapan susut pengeringan Bobot susut pengeringan yang didapat belum tetap Rata-rata susut pengeringan = 7,10% SD = 0,86% KV = 12,11% Besar susut pengeringan yang didapatkan tidak memenuhi standar susut pengeringan Curcuma domestica rhizoma.

3. Penetapan kadar tanin Rata-rata kadar tanin yang didapat = 4,74% SD = 0,09% KV = 0,02% Kadar tanin yang didapatkan tidak memenuhi standar kadar tanin dalam serbuk daun teh kering.

4. Penetapan kadar minyak atsiri Tidak didapatkan minyak atsiri dari percobaan yang kami lakukan, sehingga %kadar minyak atsiri, SD, maupun KV sebesar 0% Kadar minyak atsiri yang didapatkan tidak memenuhi standar kadar minyak atsiri dalam Curucuma xanthorrhizaDAFTAR PUSTAKA DepKes RI. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid I

DepKes RI. 1977. Materia Medika Indonesia Jilid IV Hariana H Arief. 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, seri II dan seri III. Jakarta : Penebar swadaya Harnani, Rahardjo Mono. 2005. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta : Penebar swadayaMenyiapkan alat destilasi

1. Cuci dengan etanol dan eter (1x)

2. Cuci dengan HCl (1x)

3. Cuci dan Bilas dengan air (3x)

Menyiapkan Simplisia

1. Ditimbang simplisia yang digunakan

2. Dimasukkan ke dalam labu

3. Ditambahkan air sesuai kebutuhan

Dicampur simplisia dengan air

Cara Penetapan

Cara I

Cara II

Timbang simplisia yang sudah dimemarkan menjadi serbuk sebanyak 10 g

Timbang simplisia yang sudah dimemarkan menjadi serbuk sebanyak 6 g

Dimasukkan ke dalam labu alas bulat & ditambahkan air ad 250 ml + batu didih

Dimasukkan ke dalam labu alas bulat & ditambahkan air ad 300 ml + batu didih

Dipasang alat

Dipasang alat

Isi Buret dengan air ad penuh

Dipanaskan dengan penangas udara 5 jam dengan lambat & api teratur

Setelah Penyulingan selesai, biarkan 15 menit

Catat volume minyak atsiri pada buret (ml)

Hitung kadar minyak atsiri dalam buret

(% v/b)

Sebelum buret diisi penuh, masukkan 0,2 ml xilena p

Tambahkan ke dalam buret air ad penuh

Dipanaskan dengan penangas air 6 jam

Setelah penyulingan selesai, didiamkan 15 menit

Catat volume minyak atsiri dengan mengurangkan yang dibaca dengan volume xilena p

4