Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

44
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan kita sehari – hari banyak aktivitas gerak yang kita lakukan. Aktivitas gerak tersebut ada yang sengaja kita lakukan dan ada yang tanpa kita sadari. Misalnya saat tangan kita tidak sengaja menyentuh ujung panci yang panas, seketika juga kita bergerak dengan cepat melepas ujung panci tersebut. Gerak yang kita lakukan tersebut adalah salah satu contoh gerak refleks. Gerak refleks merupakan gerak cepat, otomatis, dan tidak direncanakan yang terjadi sebagai respon dari stimulus tertentu. Proses gerak refleks lebih cepat daripada gerak sadar. Gerak tersebut merupakan mekanisme dalam rangka mengelak dari suatu rangsang yang berbahaya. gerak refleks lainnya dapat dipelajari atau dilatih. Misalnya, gerak refleks seorang pengemudi karena kebiasaan mengemudi. Ketika informasi diproses di bagian abu-abu dari sumsum tulang belakang, maka gerak tersebut disebut gerak refleks tulang belakang. Ttulang belakang mengatur homeostasis dengan cara mengatur kinerja gerak refleks. Contoh yang sering dilakukan untuk menguji gerak refleks di bidang kedokteran adalah gerak 1

description

laporan tentang gerak reflek pada manusia

Transcript of Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

Page 1: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan kita sehari – hari banyak aktivitas gerak yang kita

lakukan. Aktivitas gerak tersebut ada yang sengaja kita lakukan dan ada yang

tanpa kita sadari. Misalnya saat tangan kita tidak sengaja menyentuh ujung

panci yang panas, seketika juga kita bergerak dengan cepat melepas ujung

panci tersebut. Gerak yang kita lakukan tersebut adalah salah satu contoh

gerak refleks. Gerak refleks merupakan gerak cepat, otomatis, dan tidak

direncanakan yang terjadi sebagai respon dari stimulus tertentu. Proses gerak

refleks lebih cepat daripada gerak sadar. Gerak tersebut merupakan

mekanisme dalam rangka mengelak dari suatu rangsang yang berbahaya.

gerak refleks lainnya dapat dipelajari atau dilatih. Misalnya, gerak refleks

seorang pengemudi karena kebiasaan mengemudi. Ketika informasi diproses

di bagian abu-abu dari sumsum tulang belakang, maka gerak tersebut disebut

gerak refleks tulang belakang. Ttulang belakang mengatur homeostasis

dengan cara mengatur kinerja gerak refleks.

Contoh yang sering dilakukan untuk menguji gerak refleks di bidang

kedokteran adalah gerak refleks patellar (refleks lutut). Jika pemrosesan

informasi terjadi di batang otak, maka gerak tersebut disebut gerak refleks

kranial. Contohnya gerak mata yang dilakukan ketika membaca sebuah buku.

Sementara refleks tubuh merupakan gerak refleks yang melibatkan kontraksi

otot-otot rangka. Cerak refleks lainnya adalah refleks autonomik (visceral)

yang biasanya terjadi di luar kesadaran manusia. Gerak refleks ini melibatkan

otot polos, otot jantung, dan kelenjar. Contoh gerakan yang diatur oleh sistem

saraf otonom melalui gerak refleks otonom misalnya kecepatan denyut

jantung, pencernaan, dan pengeluaran urin. Komponen-komponen gerak

refleks ada 5 yaitu : reseptor sensorik, saraf sensorik, pusat integrasi, neuron

motorik, dan efektor. Dari latar belakang tersebut, maka kami melakukan

percobaan untuk mengidentifikasi jenis gerak refleks pada manusia.

1

Page 2: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apa saja jenis gerak reflek pada manusia?

C. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan percobaan adalah sebagai berikut:

1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi berbagai jenis gerak refleks pada

manusia melalui percobaan gerak releks pada manusia.

2

Page 3: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Gerak Refleks

Tulang belakang memiliki peran penting dalam mengatur homeostasis

melalui penghantaran impuls saraf dan pengintegrasian informasi. Bagian

berwarna putih dari sumsum tulang belakang berfungsi dalam penghantaran

impuls saraf. Saraf sensorik mengirimkan impuls saraf dari reseptor ke otak.

Bagian berwarna abu-abu dari sumsum tulang belakang menerima dan

mengolah informasi yang diperoleh dari reseptor maupun informasi yang

disampaikan efektor. Selain itu, tulang belakang mengatur homeostasis

dengan cara mengatur kinerja gerak refleks. Gerak refleks ialah gerakan

pintas ke sumsum tulang belakang. Ciri gerak refles adalah respon yang

terjadi berlangsung dengan cepat dan tidak disadari. Sedangkan lengkung

refleks adalah lintasan terpendek gerak refleks.

Neuron konektor merupakan penghubung antara neuron sensorik dan

neuron motorik. Jika neuron konektor berada di otak, maka refleksnya disebut

refleks otak (refleks karnial). Jika terletak di tulang belakang, refleksnya

disebut refleks autonomik (visceral). Contohnya gerakan pupil mata yang

menyempit dan melebar karea terkena rangsangan cahaya merupakan gerakan

refleks otak, sedangkan gerak lutut yang tidak sengaja merupakan gerak

sumsum tulang belakang yang melibatkan otot polos, otot jantung dan

kelenjar. Pengendali gerakan otomatik dapat digolongkan sebagai saraf eferen

dan bersifat motorik. Sistem saraf otonom tidak sepenuhnya bekerja secara

otonom, namun melainkam dapat dipengaruhi oleh hipotalamus (yang

berkaitan dengan saraf parasimpatik dan simpatik).

Adapun alur yang tejadi pada gerak refleks ialah rangsang yang

diterima oleh reseptor atau alat indera (dari contoh tadi berupa sengatan api)

dibawa oleh sel saraf sensorik ke sumsum tulang belakang untuk diproses dan

respon tadi diteruskan oleh sel saraf motori ke otot untuk melakukan reaksi

(berupa gerakan menarik tangan dengan cepat). Bila digambarkan secara

sederhana sebagai berikut:

3

Page 4: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

Rangsangan ---> Sel saraf sensorik ---> Sumsum tulang belakang ---> Sel

saraf motorik ---> Otot.

B.

B.

B.

B.

B.

B. Lengkung Refleks

Sudah disinggung pada bab sebelumnya bahwa lengkung refleks

adalah lintasan terpendek gerak refleks yag melibatkan sejumlah struktur

reseptor yaitu organ indera yang khusus bagian akhir kulit atau fusus

neuromuskularis yang perangsangannya memprakarsai suatu impuls neuron

aferen yang mentransmisi impuls melalui suatu saraf perifer ke susunan saraf

pusat, tempat dimana safar bersinaps dengan suatu neuron interkalasi, satu

atau lebih neuron interkalasi menyampaikan impuls ke saraf eferen. Saraf

eferen berjalar keluar menyampaikan impuls ke suatu efektor. Dan efektor

yaitu otot atau kelenjar yang memberikan respon.

Sementara kesatuan anatomik susunan saraf adalah neoron, maka

kesatuan fungsionalnya adalah lingkungan refleks ini merupakan dasar

anatomik untuk kegiatan – kegiatan refleks diluar pengendalian kemauan kita,

ini berarti reaksi-reaksi yang lebih kurang bersifat otomotik dan tidak

berubah-ubah yang tidak melibatkan pusat-pusat fungsional susunan saraf

pusat yang lebih tinggi.

Komponen-komponen utama suatu lengkunagn refleks yang paling

sederhana terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut :

1. Suatu reseptor, yang peka trerhadap suatu macam rangsangan. Bagian

ujung distal dari neuron sensorik (dendrit) berperan sebagi reseptor.

Dendrit merespon stimulus khusus, yaitu perubahan di lingkungan

eksternal maupun internal, dengan cara membuat gradien potensial yang

4

Gambar 2.1 : Gerak Refleks pada lututSumber : http://www.infokedokteran.com

Gambar 2.2 : Gerak Refleks pada ujung jariSumber : mualimrezki.blogspot.com

Page 5: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

disebut potensial generator (reseptor). Jika potensial aksi mencapai

ambang batas depolarisasi, maka akan menggerakkan impuls saraf pada

saraf sensorik.

2. Suatu neuron aferen (sensorik) yang dapat menghantarkan impuls dari

reseptor sensorik menuju ke susunan saraf pusat (daerah abu-abu

sumsum tuang belakang atau batang otak).

3. Suatu neuron eferen ( motorik) yang dapat menghantarkan impuls-impuls

ke perifer. Impuls digerakkan dengan cara penghantaran pusat integrasi

sistem saraf pusat di sepanjang neuron motorik sampai bagian tubuh

yang merespon.

4. Suatu alat efektor, yang merupakan tempat terjadinya reaksi yang dapat

diwakili oleh suatu serat otot atau sel kelenjar.

Di dalam suatu lengkungan refleks sederhana seperti tersebut diatas, suatu

rangsangan yang mengenai reseptor akan dapat diantarkan ke alat efektor,

yaitu serat otot atau kelenjar, yang menimbulkan reaksi dalam bentuk

kontraksi atau sekresi.

C. Macam-Macam Gerak Refleks

Gerak refleks terdiri dari 2 macam, yaitu refleks fisiologis dan refleks

patologis.

1. Refleks fisiologis

a. Refleks somatik

Berdasarkan jumlah neuron yang terlibat dibagi menjadi:

1) Refleks monosinaptik (refleks renggang)

Lengkung reflex yang paling sederhana, mempunyai sinaps

tunggal diantara neuron aferen dan eferen. Hanya ada satu sinaps

yang terjadi antaraneuron sensorik dan neuron motorik. Bila otot

rangka dengan persyarafan yang utuh direnggangkan, otot ini akan

berkontraksi. Respons seperti ini disebut refleks renggang.   

Rangsangan yang menimbulkan efek regang adalah regangan pada

otot, dan responnya adalah kontraksi otot yang diregangkan

tersebut. Alat indranya adalah kumparan otot. Impuls yang

tercetus di kumparan otot dihantarkan ke SSP (Sistem Saraf Pusat)

5

Page 6: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

melalui serabut saraf sensorik penghantar cepat. Impuls kemudian

secara langsung akan diteruskan ke neuron motorik yang

mempersarafi otot yang teregang. Neurotransmitter di sinaps

adalah glutamate.

2) Refleks polisinaptik (refleks menarik diri)

Lengkung refleks yang mempunyai lebih dari satu

interneuron diantara neuron aferen dan eferen dan jumlah sarafnya

beragam antara dua sampai beberapa ratus. Refleks menarik diri

merupakan jawaban terhadap rangsangan noxius dan biasanya

rangsangan nyeri di kulit atau jaringan subkutan serta otot. Respon

yang timbul adalah kontraksi otot flexor dan penghambatan otot

ekstensor sehingga bagian yang terangsang mengalami fleksi dan

menarik diri dari rangsangan tersebut. Bila diberikan rangsangan

yang kuat pada ekstremitas, respon yang timbul bukan hanya

berupa fleksi dan menarik diri pada ekstremitas tersebut,

melainkan juga ekstensi pada ekstremitas kontralateral. Respon

ekstensor silang ini merupakan refleks menarik diri. Pada dasarnya

adalah refleks potensi untuk menjauhi rangsangan yang

membahayakan artinya refleks untuk menghindari sesuatu yang

tidak menyenangkan atau membahayakan.

b. Refleks otonomik

1) Refleks batuk

Refleks batuk penting sekali bagi kehidupan, karena batuk

merupakan cara dengan mana saluran udara paru-paru

dipertahankan bebas dari benda asing. Bronkus dan trakea

sedemikian peka sehingga benda asing apapun atau sebab iritasi

lain menimbulkan refleks batuk. Laring dan karina sangat peka,

dan bronkiolus terminalis serta alveolus terutama peka terhadap

rangsnag kimia korosif seperti gas sulfur dioksida dan klor. Impuls

aferen dari saluran pernapasan terutama berjalan melalui nervus

vagus ke medulla oblongata. Di sana, suatu rangkaian peristiwa

otomatis digerakkan oleh sirkuit neuron medulla oblongata,

6

Page 7: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

sehingga menyebabkan efek-efek sebagai berikut: pertama, kira-

kira 2,5 L udara dihirup. Kedua, epiglotis menutup, dan pita suara

menutup erat untuk menjerat udara di dalam paru-paru. Ketiga,

otot peut berkontraksi dengan kuat. Sebagai akibatnya tekanan di

dalam paru-paru meningkat menjadi 100 mmHg atau lebih.

Keempat, pita suara dan epiglotis tiba-tiba terbuka lebar sehingga

udara bertekanan tinggi di dalam paru-paru meletus keluar.

2) Refleks bersin

Rangsang yang memulai refleks bersin adalah iritasi pada

saluran hidung, impuls aferennya berjalan di dalam saraf kelima

ke medulla oblongata dimana refleks ini digerakkan. Terjadi

serangkaian reaksi yang mirip dengan yang terjadi pada refleks

batuk, tetapi uvula tertekan sehingga sejumlah besar udara

mengalir dengan cepat melalui hidung, dan juga melalui mulut

sehingga membantu membersihkan saluran hidung dari benda

asing.

2. Refleks patologis

Refleks patologis adalah refleks – refleks yang tidak dapat di

bangkitkan pada orang sehat, kecuali pada bayi dan anak kecil. Refleks –

refleks patologis sebagian besar bersifat refleks dalam dan sebagian

lainnya bersifat refleks superfisial. Reaksi yang di perlihatkan oleh refleks

patologis sebagian besar adalah sama tetapi mempunyai nama bermacam

– macam karena dibangkitkan dengan cara yang berbeda – beda. Contoh:

refleks Babinski. Refleks Babinski dilakukan dengan melakukan goresan

di ujung palu refleks pada telapak kaki pasien. Goresan di mulai pada

tumit menuju ke atas dengan menyusuri bagian lateral telapak kaki,

setelah sampai pada pangkal kelingking, goresan di belokan ke medial

sampai akhir pada pangkal jempol kaki. Refleks babinski positif jika ada

respon dorsofleksi ibu jari yang di sertai pemekaran jari – jari yang lain.

Kerusakan traktus kortikospinalis lateral pada manusia menimbulkan

tanda babinski; fleksi dorsal jempol kaki dan mekarnya jari-jari kaki

lainnya sewaktu bagian lateral telapak kaki digores. Kecuali pada bayi,

7

Page 8: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

respon normal terhadap rangsangan ini adalak fleksor plantar semua jari

kaki. Tanda babinski dianggap merupakan refleks menarik  pada fleksor

yang secara normal ditahan oleh sistem kortikospinalis lateral. Tanda ini

berguna dalam mencari tempat proses penyakit, tetapi makna

fisiologisnya tidak diketahui.

D. Beberapa Metode Pemeriksaan Refleks

Gerak refleks dapat digunakan sebagai informasi untuk mengetahui

kesehatan sistem saraf dan membantu mendiagnosis penyakit kerena gerak

refleks dapat diprediksi dengan mudah. Adapun jenis-jenis pemeriksaan

refleks adalah sebagai berikut :

1. Refleks Biseps : Refleks biseps didapat melalui peregangan tendon biseps

pada saat siku dalam keadaan fleksi. Orang yang menguji menyokong

lengan bawah dengan satu tangan sambil menempatkan jari telunjuk

dengan menggunakan palu refleks. Respons normal dalam fleksi pada

siku dan kontraksi biseps.

2. Refleks Triseps : Untuk menimbulkan refleks triseps, lengan pasien

difleksikan pada siku dan diposisikan di depan dada. Pemeriksaan

menyokong lengan pasien dan mengidentifikasi tendon triseps dengan

mempalpasi 2,5 sampai 5 cm di atas siku. Pemukulan langsung pada

tendon normalnya menyebabkan kontraksi otot triseps dan ekstensi siku.

3. Refleks Brakhioradialis : Pada saat pengkajian refleks brakhioradialis,

penguji meletakkan tangan pasien di atas meja laboratorium atau

disilangkan di atas perut. Ketukan palu dengan lembut 2,5 sampai 5 cm di

atas siku. Pengkajian ini dilakukan dengan lengan dalam keadaan fleksi

dan supinasi.

4. Refleks Patella : Refleks patella ditimbulkan dengan cara mengetok

tendon patella tepat di bawah patella. Pasien dalam keadaan duduk atau

tidur terlentang. Jika pasien terlentang, pengkajian menyokong kaki untuk

memudahkan relaksasi otot. Kontraksi quadriseps dan ekstensi lutut

adalah respons normal.

8

Page 9: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

5. Refleks Ankle : Buat pergelangan kaki dalam keadaan rileks, kaki dalam

keadaan dorsi fleksi pada pergelangan kaki dan palu diketok pada bagian

tendon Achilles. Respon yang terjadi adalah fleksi plantar.

6. Refleks Kontraksi Abdominal : Refleks superfisial yang ada ditimbulkan

oleh goresan pada kulit dinding abdomen atau pada sisi paha untuk pria.

Hasil yang didapat adalah kontraksi yang tidak disadari otot abdomen,

dan selanjutnya menyebabkan skrotum tertarik.

7. Respons Babinski : Refleks yang diketahui jelas, sebagai indikasi adanya

penyakit SSP yang mempengaruhi traktus kortikospinal, disebut respons

Babinski. Bila bagian lateral telapak kaki seseorang dengan SSP utuh

digores maka terjadi kontraksi jari kaki dan menarik bersamaan.

9

Gambar 3 : Gerak Refleks pada pergelangan kaki Sumber : panji1102.blogspot.com

Page 10: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

BAB III

RANCANGAN PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

1. Pemukul refleks 1 buah

2. Pensil 1 buah

3. Anggota kelompok yang menjadi subyek percobaan 2 orang

B. Rancangan Percobaan

1. Refleks Bisep

2. Refleks Branchioradialis

10

Page 11: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

3. Refleks Trisep

4. Refleks Pattelar

5. Refleks Achilles

11

a. Subyek percobaan

duduk di atas meja

b. Subyek percobaan tidur

telentang

Page 12: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

C. Identifikasi Variabel

Adapun variabel yang digunakan sebagai berikut:

1. Variabel manipulasi : Anggota tubuh yang menjadi obyek

percobaan, yaitu siku, lengan, tempurung

lutut kaki, dan tumit kaki.

2. Variabel kontrol : Anggota kelompok yang menjadi subyek

percobaan dan pemukul yang digunakan.

3. Variabel respon : Gerak refleks yang ditimbulkan pada masing-

masing anggota tubuh yang diberi perlakuan.

D. Langkah Percobaan

1. Refleks Bisep

Langkah yang pertama dilakukan yakni memilih dua orang dari

anggota kelompok. Satu orang sebagai subyek percobaan dan satu orang

sebagai penguji. Subyek percobaan duduk di atas meja dan rileks.

Kemudian penguji mengidentifikasi lokasi tendon bisep dengan

membengkokkan siku subyek percobaan dengan syarat subyek percobaan

harus rileks sehingga tendon akan terlihat dan terasa seperti tali keras. Lalu

menyandarkan lengan bawah subyek percobaan di pangkuan subyek

percobaan dengan membentuk sudut lebih dari 90o pada bagian sikunya

dan menekan perlahan tendon bisep di bagian antekubital fossa

menggunakan ibu jari atau jari telunjuk penguji serta memukul jari

telunjuk dengan pemukul gerak refleks (Catatan: Saat jempol menekan

tendon bisep, penguji harus dapat merasakan tendon tebal tersebut).

Setelah itu, mengamati dan mencatat reaksi yang terjadi, serta menanyakan

12

b. Subyek percobaan

duduk di atas meja

a. Subyek percobaan tidur

telentang

Page 13: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

kepada subyek percobaan tentang sensasi yang dirasakan saat percobaan

(Catatan: Kontraksi otot biasanya tidak cukup kuat untuk menimbulkan

gerakan). Kemudian penguji mengulangi semua langkah tersebut dari awal

sampai akhir untuk subyek percobaan kedua.

2. Refleks Branchioradialis

Langkah awal yakni memilih dua orang dari anggota kelompok.

Satu orang sebagai subyek percobaan dan satu orang sebagai penguji.

Subyek percobaan memposisikan tubuh dalam keadaan duduk. Kemudian

membengkokkan siku subyek percobaan dengan syarat subyek percobaan

harus rileks. Setelah itu, mengidentifikasi letak tendon di otot

Branchioradialis yang biasanya berada di lengan bawah yang sejajar

dengan ibu jari dan memukul bagian tersebut dengan pemukul refleks.

Selama percobaan, penguji mengamati dan mencatat reaksi yang terjadi.

Kemudian mengulangi langkah percobaan dari awal sampai akhir untuk

subyek percobaan kedua.

3. Refleks Trisep

Langkah percobaan awal yakni memilih dua orang dari anggota

kelompok. Satu orang sebagai subyek percobaan dan satu orang sebagai

penguji. Lalu meminta subyek percobaan untuk duduk dengan rileks dan

membengkokkan siku subyek percobaan serta menyandarkan lengan

bawah subyek percobaan di pangkuan subyek percobaan dengan

membentuk sudut lebih dari 90o pada bagian sikunya. Kemudian

mengidentifikasi lokasi tendon trisep (Tendon akan terlihat dan terasa

seperti tali keras). Setelah itu, memukul tendon trisep (± 5 cm di atas siku).

Jika tidak ada respon, ulangi langkah ini dan lakukan hal yang sama untuk

lengan lain mulai dari langkah awal. Selama percobaan, penguji

mengamati dan mencatat kejadian yang terjadi, serta menanyakan kepada

subyek percobaan mengenai sensasi yang dirasakan saat percobaan.

13

Page 14: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

Kemudian mengulangi langkah awal sampai akhir untuk subyek percobaan

kedua.

4. Refleks Pattelar (Refleks Lutut)

Langkah percobaan awal yakni memilih dua orang dari anggota

kelompok. Satu orang sebagai subyek percobaan dan satu orang sebagai

penguji. Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu subyek

percobaan duduk dengan kaki menjuntai ke bawah dan tidak menyentuh

lantai serta subyek melakukan percobaan dengan tidur telentang.

Kemudian mengidentifikasi letak tendon pattelar, yaitu pada bagian yang

terasa tebal tepat di bawah tempurung lutut kaki dan memilih bagian yang

lebar dari pemukul refleks. Setelah itu, penguji meminta subyek percobaan

duduk di atas meja dan memukul tendon pattelar, tepat di bawah pattelar

(tempurung lutut). Kemudian meminta subyek percobaan tidur telentang

dan penguji menahan bagian belakang lutut dengan satu tangan dan

memukulkan pemukul refleks pada bagian tendon pattelar dengan tangan

yang lain. Selama percobaan, penguji mengamati dan mencatat reaksi yang

terjadi. Kemudian penguji mengulangi langkah awal sampai akhir untuk

subyek percobaan kedua.

5. Refleks Achilles (Refleks Pergelangan Kaki)

Langkah percobaan awal yakni memilih dua orang dari anggota

kelompok. Satu orang sebagai subyek percobaan dan satu orang sebagai

penguji. Pengujian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu subyek

percobaan tidur telentang dengan salah satu lutut menumpangi lutut kaki

yang lain dan subyek percobaan duduk dengan posisi seperti tes refleks

Pattelar dengan kaki menjuntai ke bawah dan tidak menyentuh lantai.

Kemudian penguji mengidentifikasi tendon Achilles yaitu bagian yang

tegang dan memiliki struktur seperti tali dari bagian tumit sampai otot

betis. Jika tidak yakin, meminta subyek percobaan untuk menegangkan

kakinya sehingga bagian betis berkontraksi dan Achilles terlihat tegang.

Setelah itu, penguji mengatur posisi agar mendapatkan sudut yang tepat

dan dapat melihat bagian bawah kaki subyek percobaan dengan menopang

bagian bawah kaki subyek percobaan dengan tangan penguji. Lalu penguji

14

Page 15: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

memukul tepat di tendon dengan pemukul refleks dan memastikan bagian

betis terlihat sehingga kontraksi otot dapat terlihat. Selama percobaan

penguji mengamati dan mencatat reaksi yang terjadi. Kemudian penguji

mengulangi langkah percobaan awal sampai akhir untuk subyek percobaan

kedua.

15

Page 16: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

BAB IV

DATA DAN ANALISIS

A. Data

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil percobaan sebagai berikut:

No. Nama

Subje

k

Gerak Refleks Posisi Reaksi Keterangan

Mendekati Rangsang Menjauhi Rangsang

1. Sa’if Bisep Duduk di atas kursi Jari bergerak

Indah Bisep Duduk di atas kursi Terasa jari bergerak

2. Sa’if Branchioradialis Duduk di atas kursi Jempol bergerak

Indah Branchioradialis Duduk di atas kursi Jempol bergerak

3. Sa’if Trisep Duduk di atas kursi Lengan ngilu, seperti

kesetrum

Indah Trisep Duduk di atas kursi Lengan ngilu, seperti

kesetrum

4. Sa’if Pattelar Duduk di atas meja Kaki seperti akan

menendang

16

Page 17: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

Terlentang Kaki seperti akan

menendang

Indah Pattelar Duduk di atas meja Kaki seperti akan

menendang

Terlentang Kaki seperti akan

menendang

5. Sa’if Achilles Duduk di atas meja Telapak kaki

bergerak

Terlentang dan

menyilangkan kaki

Telapak kaki

bergerak

Indah Achilles Duduk di atas meja Telapak kaki

bergerak

Terlentang dan

menyilangkan kaki

Telapak kaki

bergerak

17

Page 18: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

B. Analisis

Berdasarkan pengamatan gerak refleks pada manusia, terlihat adanya

gerakan refleks yang melibatkan tulang dan kontraksi otot-otot rangka ketika

bagian tertentu dipukul menggunakan alat pemukul gerak refleks. Bagian-

bagian tersebut yaitu tendon bisep, tendon di otot branchioradialis (lengan

bawah yang sejajar dengan ibu jari), tendon trisep (bahu), tendon pattelar (di

bawah tempurung lutut kaki), dan tendon Achilles (betis).

Berdasarkan tabel pengamatan percobaan gerak refleks bisep dengan

posisi kedua subjek percobaan duduk di atas kursi menghasilkan reaksi yang

sama mendekati rangsang yaitu jari bergerak ketika bagian tendon bisep di

pukul dengan pemukul gerak refleks. Pada percobaan gerak refleks

branchioradialis dengan posisi kedua subjek percobaan duduk di atas kursi

menghasilkan reaksi yang sama mendekati rangsang yaitu jempol bergerak

ketika bagian tendon branchioradialis di pukul dengan pemukul gerak refleks.

Pada percobaan gerak refleks trisep dengan posisi kedua subjek percobaan

duduk di atas kursi menghasilkan reaksi yang sama menjauhi rangsang yaitu

lengan ngilu seperti kesetrum ketika bagian tendon trisep di pukul dengan

pemukul gerak refleks. Pada percobaan gerak refleks Pattelar dengan posisi

kedua subjek percobaan duduk di atas kursi menghasilkan reaksi yang sama

mendekati rangsang yaitu kaki seperti akan menendang ketika bagian tendon

pattelar di pukul dengan pemukul gerak refleks, hal yang sama terjadi ketika

percobaan gerak refleks Pattelar dengan posisi kedua subjek percobaan

terlentang menghasilkan reaksi yang sama mendekati rangsang yaitu kaki

seperti akan menendang ketika bagian tendon pattelar di pukul dengan

pemukul gerak refleks. Pada percobaan gerak refleks achilles dengan posisi

kedua subjek percobaan duduk di atas kursi menghasilkan reaksi yang sama

mendekati rangsang yaitu telapak kaki bergerak ketika bagian tendon achilles

di pukul dengan pemukul gerak refleks. hal yang sama terjadi ketika

percobaan gerak refleks achilles dengan posisi kedua subjek percobaan

terlentang dengan menyilangkan kaki menghasilkan reaksi yang sama

mendekati rangsang yaitu telapak kaki bergerak ketika bagian tendon achilles

di pukul dengan pemukul gerak refleks.

18

Page 19: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

C. Pembahasan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, gerakan yang

ditimbulkan akibat dipukul menggunakan alat pemukul refleks adalah jenis

gerak refleks. Pada percobaan pertama yakni pada bagian bisep untuk kedua

subjek percobaan terlihat bahwa gerakan yang ditimbulkan mendekati

rangsang atau stimulus yang diberikan. Hal itu dapat diketahui dengan

gerakan jari yang terlihat seperti akan menutup tangan (bergerak ke dalam

tangan) yang ditimbulkan akibat perlakuan. Mekanisme rangsangan yang

terjadi yakni pada saat ketukan tendon otot biseps (rangsangan), ujung –

ujung saraf (reseptor) meneruskan pesan melalui neuron sensoris ke medulla

spinalis. Disini impuls diteruskan melalui interneuron/neuron asosiasi ke

neuron motorik. Neuron motorik pada selanjutnya meneruskan impuls ke

sepanjang akson lalu ke otot biseps (efektor) sehingga terjadi respon. Karena

tidak diolah dalam otak maka berlangsung dengan cepat. Gerakan refleks

yang terjadi merupakan refleks monosinaptik (refleks renggang).

Dikarenakan hanya ada satu jenis gerakan yang ditimbulkan.

Pada percobaan kedua yakni pada bagian Branchioradialis untuk

kedua subjek percobaan sama-sama terlihat kalau jempol atau ibu jari mereka

bergerak mendekati rangsang atau stimulus. Mekanisme rangsangan yang

terjadi yakni pada saat ketukan tendon otot Branchioradialis (rangsangan),

ujung – ujung saraf (reseptor) meneruskan pesan melalui neuron sensoris ke

medulla spinalis. Disini impuls diteruskan melalui interneuron/neuron

asosiasi ke neuron motorik. Neuron motorik pada selanjutnya meneruskan

impuls ke sepanjang akson lalu ke efektor sehingga terjadi respon. Karena

tidak diolah dalam otak maka berlangsung dengan cepat. Gerakan refleks

yang terjadi merupakan refleks monosinaptik (refleks renggang).

Dikarenakan hanya ada satu jenis gerakan yang ditimbulkan.

Pada percobaan ketiga yakni pada bagian trisep untuk kedua subjek

percobaan sama-sama merasakan kalau lengan mereka terasa ngilu seperti

tersetrum. Dan pergerakan yang terlihat yakni tangan lengan mereka

menjauhi rangsang atau stimulus dengan menekuk siku lengan ke dalam.

Mekanisme rangsangan yang terjadi yakni pada saat ketukan tendon otot

19

Page 20: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

trisep (rangsangan), ujung – ujung saraf (reseptor) meneruskan pesan melalui

neuron sensoris ke medulla spinalis. Disini impuls diteruskan melalui

interneuron/neuron asosiasi ke neuron motorik. Neuron motorik pada

selanjutnya meneruskan impuls ke sepanjang akson lalu ke efektor sehingga

terjadi respon. Karena tidak diolah dalam otak maka berlangsung dengan

cepat. Gerakan refleks yang terjadi merupakan refleks monosinaptik (refleks

renggang). Dikarenakan hanya ada satu jenis gerakan yang ditimbulkan.

Pada percobaan keempat yakni pada bagian pattelar kedua subjek

percobaan baik untuk posisi duduk diatas meja ataupun terlentang terlihat

gerakan refleks seperti kaki akan menendang. Gerakan seperti kaki akan

menendang merupakan gerakan yang mendekati rangsang atau stimulus yang

diberikan. Pemukulan tendon patellar dengan hammer refleks tepat di bawah

patellar menyebabkan otot-otot paha depan meregang. Hal ini merangsang

reseptor sensorik stretch yaitu muscle spindle untuk memicu impuls afferen

dalam saraf sensorik dari saraf femoralis yang sinapsis (tanpa interneurones)

di sumsum tulang belakang. Dari sana, sebuah neuron alfa-motor melakukan

impuls eferen kembali ke otot quadriceps femoris, memicu kontraksi.

Kontraksi ini, dikoordinasikan dengan relaksasi dari otot hamstring fleksor

antagonis menyebabkan kaki menendang. Karena tidak diolah dalam otak

maka berlangsung dengan cepat. Gerakan refleks yang terjadi merupakan

refleks monosinaptik (refleks renggang). Dikarenakan hanya ada satu jenis

gerakan yang ditimbulkan.

Pada percobaan kelima yakni pada bagian achilles kedua subjek

percobaan baik untuk posisi duduk di atas meja dan telentang sambil

menyilangkan kaki terlihat gerakan kaki atau telapak kaki. Gerakan yang

diberikan akibat rangsang yakni gerakan yang mendekati rangsang atau

stimulus. Mekanisme rangsangan yang terjadi yakni pada saat ketukan tendon

otot trisep (rangsangan), ujung – ujung saraf (reseptor) meneruskan pesan

melalui neuron sensoris ke medulla spinalis. Disini impuls diteruskan melalui

interneuron/neuron asosiasi ke neuron motorik. Neuron motorik pada

selanjutnya meneruskan impuls ke sepanjang akson lalu ke efektor sehingga

terjadi respon. Karena tidak diolah dalam otak maka berlangsung dengan

20

Page 21: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

cepat. Gerakan refleks yang terjadi merupakan refleks monosinaptik (refleks

renggang). Dikarenakan hanya ada satu jenis gerakan yang ditimbulkan.

21

Page 22: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil

suatu simpulan yakni gerak refleks terbagi menjadi refleks fisiologis dan

refleks patologis. Pada semua bagian (bisep, branchioradialis, trisep, pattelar,

dan achilles) yang dipukul menggunakan pemukul refleks merupakan refleks

monosinaps yang merupakan bagian dari refleks fisiologis. Hal tersebut

dikarenakan gerakan yang ditimbulkan hanya satu jenis gerakan.

B. Saran

Dalam melakukan percobaan, sebaiknya letak dari setiap bagian yang

akan dipukul baik bisep, branchioradialis, trisep, pattelar, dan achilles

ditentukan dengan benar dan tepat. hal tersebut dimaksudkan agar gerak

yang ditimbulkan merupakan gerak sesungguhnya atau gerak refleks

sesungguhnya.

22

Page 23: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

Daftar Pustaka

http://www.infokedokteran.com/referat-kedokteran/neurologi/mengenali-

berbagai-gerak-refleks-pada-manusia.html ( 31 Desember 2014, - 21.40)

http://lintaskampusup45.blogspot.com/2013/12/mekanisme-gerak-refleks-pada-

manusia.html ( 31 Desember 2014, - 20.00)

http://nhamaylan.blog.com/2013/02/20/contoh-laporan/ ( 31 Desember 2014, -

20.30)

Idel, Antoni dan Abdul Jamal. Buku Pintar BIOLOGI. Surabaya : Gitamedia

Press.

Tim. 2014. Panduan Praktikum SF dan PH Gerak Refleks pada Manusia.

Surabaya : Pendididkan IPA.

23

Page 24: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

Lampiran 1

Jawaban Pertanyaan

Refleks Bisep

1. Deskripsikan sensasi yang disrasakan oleh subjek percobaan yang

relevan dengan pengamatan yang dilakukan ?

Gerakan yang ditimbulkan mendekati rangsang atau stimulus yang

diberikan. Hal itu dapat diketahui dengan gerakan jari yang terlihat seperti

akan menutup tangan (bergerak ke dalam tangan).

2. Termasuk ke dalam refleks apakah percobaan ini?

Gerakan refleks yang terjadi merupakan refleks monosinaptik (refleks

renggang). Dikarenakan hanya ada satu jenis gerakan yang ditimbulkan.

3. Reseptor apa yang menstimulasi refleks bisep?

Reseptor yang menstimulasikan adalah ketukan pada tendon otot biseps.

4. Berdasar hasil pengamatan anda, efektor apa yang terlibat dalam

percobaan ini?

Efektor yang terlibat otot bisep dan otot yang menggerakkan jari subjek.

Refleks Branchiallis

5. Deskripsikan sensasi yang dirasakan oleh subjek percobaan yang

relevan dengan pengamatan yang dilakukan

Pada bagian Branchioradialis untuk kedua subjek percobaan sama-sama

terlihat kalau jempol atau ibu jari mereka bergerak mendekati rangsang

atau stimulus.

Refleks Trisep

6. Deskripsikan sensasi yang disrasakan oleh subjek percobaan yang

relevan dengan pengamatan yang dilakukan

Pada bagian trisep untuk kedua subjek percobaan sama-sama merasakan

kalau lengan mereka terasa ngilu seperti tersetrum. Dan pergerakan yang

terlihat yakni tangan lengan mereka menjauhi rangsang atau stimulus

dengan menekuk siku lengan ke dalam.

24

Page 25: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

Refleks Patellar

7. Deskripsikan reaksi yang teramati pada kedua subjek percobaan

yang setelah bagian tendon patellar dipukul.

Pada bagian pattelar kedua subjek percobaan baik untuk posisi duduk

diatas meja ataupun terlentang terlihat gerakan refleks seperti kaki akan

menendang. Gerakan seperti kaki akan menendang merupakan gerakan

yang mendekati rangsang atau stimulus yang diberikan. Pemukulan tendon

patellar dengan hammer refleks tepat di bawah patellar menyebabkan otot-

otot paha depan meregang.

Refleks archilles

8. Deskripsikan reaksi yang teramati oleh kedua subjek percobaan

yangsetelah bagian tendonarchillesdipukul.

Bagian achilles kedua subjek percobaan baik untuk posisi duduk di atas

meja dan telentang sambil menyilangkan kaki terlihat gerakan kaki atau

telapak kaki. Gerakan yang diberikan akibat rangsang yakni gerakan yang

mendekati rangsang atau stimulus.

25

Page 26: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

Lampiran 2

1. Refleks Bisep

2. Refleks Branchioradialis

3. Refleks Trisep

26

MODEL 1 MODEL 2

MODEL 1 MODEL 2

MODEL 1 MODEL 2

Page 27: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

4. Refleks Pattelar (Refleks Lulut)

a. Posisi duduk

b. Posisi terlentang

27

MODEL 1 MODEL 2

MODEL 1 MODEL 2

Page 28: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

5. Refleks Achilles (Refleks Pergelangan Kaki)

a. Posisi terlentang kaki disilang

b. Posisi duduk

28

MODEL 1 MODEL 2

MODEL 1 MODEL 2

Page 29: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

PRAKTIKUM STRUKTUR FUNGSI DAN PERKEMBANGAN

HEWAN

Gerak Refleks pada Manusia

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Amanda Gita Prameswari (12030654002)

2. Jannatin Aliyah (12030654005)

3. Luluk Imasnuna (12030654024)

4. Saif Rachmat Arif (12030654033)

5. Indah Kurniati (12030654043)

6. Frida Dwi Kurniaty (12030654045)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PRODI PENDIDIKAN SAINS

2014

29

Page 30: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

GERAK REFLEKS PADA MANUSIA

Abstrak

Telah dilakukan percobaan dengan judul gerak refleks pada manusia yang bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai jenis gerak refleks pada manusia. Percobaan tersebut dilakukan dengan memukulkan pemukul refleks pada beberapa bagian tubuh yang telah ditentukan yakni bisep, branchioradialis, trisep, pattelar, dan achilles dengan beberapa posisi. Hasil dari percobaan tersebut yaitu pada semua bagian (bisep, branchioradialis, trisep, pattelar, dan achilles) yang dipukul menggunakan pemukul refleks merupakan refleks monosinaps yang merupakan bagian dari refleks fisiologis. Hal tersebut dikarenakan gerakan yang ditimbulkan hanya mengandung satu jenis gerakan.

30i

Page 31: Laporan Praktikum Struktur Fungsi Dan Perkembangan Hewan Gerak Refleks

Daftar Isi

Abstrak……………………………………………………………………… i

Daftar Isi…………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………....... 1

A. Latar Belakang………………………………………………………... 1

B. Rumusan Masalah…………………………………………………….. 2

C. Tujuan Percobaan……………………………………………………... 2

BAB II KAJIAN TEORI 3

A. Gerak Refleks………………………………………………………… 3

B. Lengkung Refleks…………………………………………………….. 4

C. Macam-Macam Gerak Refleks……………………………………….. 5

D. Beberapa Metode Pemeriksaan Refleks……………………………… 8

BAB III RANCANGAN PERCOBAAN…………………………………… 10

A. Alat dan Bahan………………………………………………………... 10

B. Rancangan Percobaan………………………………………………… 10

C. Identifikasi variabel…………………………………………………… 12

D. Langkah Percobaan…………………………………………………… 12

BAB IV DATA DAN ANALISIS………………………………………….. 15

A. Data…………………………………………………………………… 15

B. Analisis……………………………………………………………….. 17

C. Pembahasan………………………………………………………….... 18

BAB V PENUTUP………………………………………………………….. 21

A. Simpulan………………………………………………………………. 21

B. Saran………………………………………………………………….. 21

Daftar Pustaka………………………………………………………………. 22

Lampiran 1………………………………………………………………….. 23

Lampiran 2………………………………………………………………….. 25

31ii