Laporan Praktikum RLab - Minggu VIII - Calori Work

20
LAPORAN PRAKTIKUM Nama : Andi Falih M.A.P NPM : 1406608561 Fakultas : Teknik Departemen : Teknik Elektro Group : 6 Haeropan Daniko Dwiputra Michelle Febris Syaiff Bhagas Aufa Handoyo Cita Pelangi Putri S Fikri Averous Haniva Kholda Kode Praktikum : KR02 Pekan : Pekan ke -1 Nama Percobaan : Calori Work Tanggal Praktikum : 27 Februari 2015 Laboratorium Fisika Dasar (UPP-IPD) Universitas Indonesia CALORI WORK

description

Laporan Praktikum RLab - Minggu VIII - Calori Work

Transcript of Laporan Praktikum RLab - Minggu VIII - Calori Work

  • LAPORAN PRAKTIKUM

    Nama : Andi Falih M.A.P

    NPM : 1406608561

    Fakultas : Teknik

    Departemen : Teknik Elektro

    Group : 6

    Haeropan Daniko Dwiputra

    Michelle Febris Syaiff

    Bhagas Aufa Handoyo

    Cita Pelangi Putri S

    Fikri Averous

    Haniva Kholda

    Kode Praktikum : KR02

    Pekan : Pekan ke -1

    Nama Percobaan : Calori Work

    Tanggal Praktikum : 27 Februari 2015

    Laboratorium Fisika Dasar

    (UPP-IPD)

    Universitas Indonesia

    CALORI WORK

  • I. Tujuan Percobaan :

    Menghitung nilai kapasitas kalor suatu kawat konduktor.

    II. Peralatan :

    1 unit sumber tegangan yang dapat divariasikan

    1 buah kawat konduktor bermassa 2 gr

    1 buah termometer

    1 unit amperemeter dan voltmeter

    I unit adjustable power supply

    Camrecorder

    Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomoatis

    III. Landasan Teori.

    Kalor merupakan energi yang berpindah. Kalor dapat didefinisikan

    sebagai energi yang pindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang

    bersuhu lebih rendah ketika kedua benda bersentuhan. Josep Black merupakan

    orang pertama yang memberikan pengertian perbedaan antara suhu dan kalor. Suhu

    adalah derajat panas atau dinginnya suatu benda yang diukur oleh termometer ,

    perbedaan antara suhu antara dingin atau panasnya suatu benda diakibatkan oleh

    gerak-gerak partikel yang ada dalam benda. Gerak partikel menimbulkan suatu

    energi kinetik yang akibat gerak partikel gerak partikel yang saling bertabrakan dan

    menimbulkan suatu gesekan mengakibatkan terjadinya suhu. Sedangkan kalor

    merupakan sesuatu yang mengalir dari benda bersuhu lebih tinggi ke benda yang

    bersuhu lebih rendah untuk menyesuaikan suhunya. Energi menyatakan ukuran

    energi seluruh molekul dalam zat , dan kalor dapat diartikan sebagai perpindahan

    sebagian energi dalam dari suatu zat ke zat lain karena adanya perbedaan suhu.

    Kalor sebagai suatu ukuran tentunya memiliki satuannya sendiri dan

    ketika kalor diberikan kepada suatu benda, maka suhu benda tersebut akan naik.

    Satu kalori dapat didedfinisikan sebagai jumlah kalor yang ketika diberikan kepada

  • satu gram air , maka akan menaikan suhu air tersebut sebesar satu derajat celcius.

    Secara sistematis kalor dapat ditulis ;

    Q=m c (T akhir T awal )

    Q = kalor ( Joule )

    c = Kalor Jenis ( Joule / Kg oC)

    m = massa benda (Kg)

    T akhir - Tawal = Perubahan suhu (oC)

    Satuan internasional bagi kalor (Q) adalah Joule , Kalor juga dapat ditulis sebagai

    dengan satuan kalori (kal) dengan konversi sebagai berikut :

    1 kalori = 4 , 18 J 4,2 joule 1 joule 0 , 238 kalori

    Berdasarkan persamaan kalor di atas Q bergantung dengan pada jenis zat ,

    yaitu kalor jenis zat (c).Kalor jenis merupakan kalor yang diperlukan unruk

    menaikkan 1 kg suatu zat sebesar 1 K atau

    1oC. Satuan dari kalor jenis dapat ditulis

    dengan Joule / Kg oC, kalori/ gram oC , Kkal /

    Kg oC. Kalor jenis merupakan sifat khas suatu

    zat yang menunjukan kemampuannya untuk

    menyerap kalor. Zat yang memiliki kalor jenis

    tinggi mampu menyerap kalor lebih banyak

    untuk menaikan suhunya yang rendah.

    Tabel kalor jenis benda ( P = 1 atm dan suhu >= 0oC)

    Kapasitas Kalor

    Kapasitas kalor adalah banyak energi yang harus diberikan dalam bentuk kalor

    untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar satu derajat celcius.

    mc = Q / (Ta-To)

  • C = Q / (Ta-To) C = mc

    C adalah kapasitas kalor dengan satuan Joule/oC

    Perubahan suhu yang positif menunjukan bahwa sistem menerima kalor

    sehingga suhunya naik , sedangkan perubahan suhu yang negatif menunjukan suhu

    menjadi turun karena sistem melepas kalor ke lingkungan.

    Azas Black merupakan Azas yang menyatakan prinsip kekekalan energi .

    Kalor yang dilepas sama dengan kalor yang diterima. Benda bersuhu yang lebih

    tinggi melepas kalor dan dan suhu yang lebih rendah menerima kalor sehingga

    terjadi keseimbangan suhu dalam hal ini disebut kekekalan energi.

    Azas Black berisi bahwa untuk benda yang dicampur dan disolasi

    sempurna (tidak ada pertukaran kalor dengan lingkungan) , banyak kalor yang

    dilepas benda sama dengan banyak kalor yang diterima oleh lingkungannya. Dari

    pernyataan ini maka dapat dirumuskan , azas Black yang ditemukan oleh Josep

    Black (1728-1799).

    Q lepas = Q terima

    Kalor dengan energi listrik memiliki hubungan . Berdasarkan hukum

    kekekalan energi maka energi dapat diubah ke bentuk lain salah satunya adalah

    kalor dan juga energi listrik. Energi listrik yang diubah atau diserap sama besar

    dengan jumlah kalor yang dihasilkan seperti yang disebutkan oleh hukum azas

    Black.

    Berdasarkan hukum kekekalan energi bahwa energi tidak dapat

    dimusnahkan, maka suatu energi yang terjadi tidak dapat hilang melainkan diubah

    dalam bentuk lainnya. Sebagai contoh energi potensial yang terjadi pada suatu

    benda meluncur tidak hilang saat benda itu meluncur , namun diubah dalam bentuk

    energi lainnya yaitu energi kinetik yang membuat benda itu bergerak , kalor , dan

    bunyi. Sama halnya seperti energi yang ada dalam muatan listrik. Ketika suatu

    sumber tegangan membuat suatu muatan listrik mengalir dari potensial yang lebih

  • tinggi ke potensial yang lebih rendah akibat adanya perbedaan potensial. Secara

    sistematis ;

    W=q V

    W= Energi listrik (Joule)

    q= muatan listrik(coulumb)

    V = tegangan(Volt)

    Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan listrik dalam

    suatu rangkaian tertutup. Secara sistematis.

    W = V I t

    W = Usaha atau energi listrik (Joule)

    V = Tegangan(volt)

    t = Waktu (s)

    Pada percobaan yang terjadi kali ini sebuah sumber tegangan dihubungkan

    dengan kawat konduktor atau filamen. Beberapa lama kemudian suhu kawat akan

    naik karena kawat menerima kalor sebesar Q = m c (T akhir Tawal) dimana m adalah

    massa kawat , c kalor jenis kawat , dan (T akhir T awal) perubahan suhu . Energi

    yang memanaskan kawat tersebut / energi kalor berasal dari energi listrik yang

    didisipasikan ketika arus listrik sumber tegangan melalui kawat. Energi listrik yang

    didisipasikan dirumuskan oleh W = V i t. Kawat yang dialiri listrik pada waktu

    tertentu menyebabkan kawat panas dan terjadi fenomena Joule Heating . Arus

    listrik yang mengandung muatan yaitu berupa elektron-elektron mengalir dalam

    logam konduktor dari kutub bertegangan lebih tinggi ke lebih rendah , terkadang

    elektron menumbuk ion positif dalam kawat yang menyebabkan ion positif bergetar

    yang memunculkan energi kinetik yang menyebabkan adanya gesekan akibat

    tumbukan sehingga menimbulkan panas.

  • IV. Prosedur Percobaan :

    Eksperimen rLab ini dapat dialakukan dengan meng klik tombol rLab di bagian

    bawah halaman jadwal.

    1. Mengaktifkan Web-Cam (meng-klik icon video pada halaman web rLab).

    2. Memberikan tegangan sebesar V0 ke kawat konduktor.

    3. Menghidupkan Power Supply dengan meng-klik radio button desebelahnya.

    4. Mengambil data perubahan temperatur, tegangan dan arus listrik pada kawat

    konduktor setiap 1 detik selama 10 detik dengan cara meng-klik icon ukur.

    5. Memperhatikan temperatur kawat yang terlihat di Web-Cam, menunggu hingga

    mendekati temperatur awal saat diberika tegangan V0.

    6. Mengulangi langkah 2 hingga 5 untuk tegangan V1, V2 dan V3

    .

  • Data Pengamatan

    1. Hubungan waktu dengan Perubahan temperatur pada saat tegangan 0 V

    2. Hubungan waktu dengan Perubahan temperatur pada saat tegangan 0,65 V

    Waktu (s) I (mA) V (V) Temp (C)

    3 35.13 0.65 22.7

    6 35.13 0.65 22.8

    9 35.13 0.65 22.9

    12 35.13 0.65 23.1

    15 35.13 0.65 23.3

    18 35.13 0.65 23.5

    21 35.13 0.65 23.7

    24 35.13 0.65 23.8

    27 35.13 0.65 23.9

    30 35.13 0.65 24.0

    3. Hubungan waktu dengan Perubahan temperatur pada saat tegangan 1,57V

    Waktu (s) I (mA) V (V) Temp (C)

    3 23.84 0.00 22.9

    6 23.84 0.00 22.9

    9 23.84 0.00 22.9

    12 23.84 0.00 22.9

    15 23.84 0.00 22.9

    18 23.84 0.00 22.9

    21 23.84 0.00 22.8

    24 23.84 0.00 22.9

    27 23.84 0.00 22.9

    30 23.84 0.00 22.9

  • Waktu (s) I (mA) V (V) Temp (C)

    3 51.10 1.57 22.8

    6 51.10 1.57 23.2

    9 51.10 1.57 24.1

    12 51.10 1.57 25.2

    15 51.10 1.57 26.2

    18 51.10 1.57 27.1

    21 51.10 1.57 27.8

    24 51.10 1.57 28.6

    27 51.90 1.57 29.2

    30 51.90 1.57 29.8

    4. Hubungan waktu dengan Perubahan temperatur pada saat tegangan 1,05V

    Waktu (s) I (mA) V (V) Temp (C)

    3 41.98 1.05 22.9

    6 41.98 1.05 23.1

    9 41.98 1.05 23.6

    12 41.98 1.05 24.0

    15 41.98 1.05 24.4

    18 41.98 1.05 24.8

    21 41.98 1.05 25.2

    24 41.98 1.05 25.5

    27 41.98 1.05 25.8

    30 41.98 1.05 26.1

    Grafik

  • Grafik pada saat Vo = 0 V

    Grafik pada saat V1 = 0,65 V

    3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

    V0 22.9 22.9 22.9 22.9 22.9 22.9 22.8 22.9 22.9 22.9

    22.74

    22.76

    22.78

    22.8

    22.82

    22.84

    22.86

    22.88

    22.9

    22.92

    TEM

    PER

    ATU

    R

    WAKTU (S)

    HUBUNGAN ANTARA WAKTU DAN PERUBAHAN SUHU SAAT VO

    3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

    V1 22.7 22.8 22.9 23.1 23.3 23.5 23.7 23.8 23.9 24

    22

    22.5

    23

    23.5

    24

    24.5

    TE

    MP

    ER

    AT

    UR

    WAKTU (S)

    HUBUNGAN ANTARA WAKTU DAN

    PERUBAHAN SUHU SAAT V1

  • Grafik pada saat V2 = 1,57 V

    Grafik pada saat V3 = 1,05 V

    Pengolahan Data

    3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

    V2 22.80 23.20 24.10 25.20 26.20 27.10 27.80 28.60 29.20 29.80

    0.00

    5.00

    10.00

    15.00

    20.00

    25.00

    30.00

    35.00

    TE

    MP

    ER

    AT

    UR

    WAKTU (S)

    HUBUNGAN ANTARA WAKTU DAN

    PERUBAHAN SUHU SAAT V2

    3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

    V3 22.90 23.10 23.60 24.00 24.40 24.80 25.20 25.50 25.80 26.10

    21.00

    22.00

    23.00

    24.00

    25.00

    26.00

    27.00

    TE

    MP

    ER

    AT

    UR

    WAKTU (S)

    HUBUNGAN ANTARA WAKTU DAN

    PERUBAHAN SUHU SAAT V3

  • Dari persamaan di atas, energi listrik sama dengan energi kalor, sehingga :

    Jika direfleksikan ke persamaan garis y = mx, maka T y, t x, V . I

    . m

    Untuk V0 = 0

    i Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi

    1 3 22.9 9 524.41 68.7

    2 6 22.9 36 524.41 137.4

    3 9 22.9 81 524.41 206.1

    4 12 22.9 144 524.41 274.8

    5 15 22.9 225 524.41 343.5

    6 18 22.9 324 524.41 412.2

    7 21 22.8 441 519.84 478.8

    8 24 22.9 576 524.41 549.6

    9 27 22.9 729 524.41 618.3

    10 30 22.9 900 524.41 687

    165 228.9 3465 5239.53 3776.4

    m = ()()

    2()2

    m = 10(3776.4)(165)(228.9)

    10(3465)(27225)

    m = 0,001

    m =.

    m.

    =

    . . = m . .

    = .

    .

  • Untuk V1 = 0,65 V

    i Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi

    1 3 22.7 9 515.29 68.1

    2 6 22.8 36 519.84 136.8

    3 9 22.9 81 524.41 206.1

    4 12 23.1 144 533.61 277.2

    5 15 23.3 225 542.89 349.5

    6 18 23.5 324 552.25 423

    7 21 23.7 441 561.69 497.7

    8 24 23.8 576 566.44 571.2

    9 27 23.9 729 571.21 645.3

    10 30 24 900 576 720

    165 233.7 3465 5463.63 3894.9

    c = .

    m.

    c = (0).(23,84103)

    0,002.0,001

    jadi, C0 = 0 J/KgoC

    m = ()()

    2()2

    m = 10(3894.9)(165)(233.7)

    10(3465)(27225)

    m =0,05

    m =.

    m.

    c = .

    m.

    c = (0,65).(35,13103)

    0,002.0,05

    jadi, C1 = 228.35 J/KgoC

  • Untuk V2 = 1.57 V

    i Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi

    1 3 22.8 9 519.84 68.4

    2 6 23.2 36 538.24 139.2

    3 9 24.1 81 580.81 216.9

    4 12 25.2 144 635.04 302.4

    5 15 26.2 225 686.44 393

    6 18 27.1 324 734.41 487.8

    7 21 27.8 441 772.84 583.8

    8 24 28.6 576 817.96 686.4

    9 27 29.2 729 852.64 788.4

    10 30 29.8 900 888.04 894

    165 264 3465 7026.26 4560.3

    Untuk V3 = 1,05 V

    i Xi Yi Xi2 Yi2 XiYi

    1 3 22.9 9 524.41 68.7

    2 6 23.1 36 533.61 138.6

    3 9 23.6 81 556.96 212.4

    m = ()()

    2()2

    m = 10(4560.3)(165)(264)

    10(3465)(27225)

    m = 0.27

    m =.

    m.

    c = .

    m.

    c = (1.57).(51.1103)

    0,002.0.27

    jadi, C2 = 146 J/KgoC

  • 4 12 24 144 576 288

    5 15 24.4 225 595.36 366

    6 18 24.8 324 615.04 446.4

    7 21 25.2 441 635.04 529.2

    8 24 25.5 576 650.25 612

    9 27 25.8 729 665.64 696.6

    10 30 26.1 900 681.21 783

    165 245.4 3465 6033.52 4140.9

    Kalor Jenis Percobaan

    c = 1+2+3

    3

    c = 228.35+146+174.48

    3

    c = 182.94 J/KgoC

    m = ()()

    2()2

    m = 10(4140.9)(165)(245.4)

    10(3465)(27225)

    m = 0.12

    m =.

    m.

    c = .

    m.

    c = (1.05).(41.09103)

    0,002.0.12

    jadi, C3 = 174.48 J/KgoC

  • Untuk menentukan jenis kawat konduktor yang digunakan pada percobaan

    ini, nilai kalor jenis yang didapat mendekati nilai kalor jenis emas sebesar 130

    J/KgoC. Maka dapat dihitung kesalahan literaturnya sebesar :

    Kesalahan literatur = |

    | 100%

    = |182.94130

    130| 100% = 40,72 %

    V. Analisis :

    5.1 Analisis Percobaan

    Pada percobaan R-Lab KR-02 Calori Work terdapat 1 jenis percobaan

    untuk mencari data kuat arus yang mengalir (i), dan suhu yang dihasilkan oleh

    kawat penghantar terhadap perbedaan tegangan dan diukur tiap perubahan waktu

    sebesar 3 sekon. Dalam percobaan ini dilakukan 4 kali pengulangan terhadap

    pengukuran data, dimana pada masing-masing pengulangan menggunakan besar

    tegangan dari catu daya yang berbeda-beda (V0=0V, V1=0.64V, V2=1.57V, dan

    V3=1.05V). Pada percobaan ini memanfaatkan prinsip dari kesetimbangan energi,

    dan azas Black, dimana jumlah dari energi yang dipindahkan melalui suatu

    medium akan sama besarnya dengan jumlah energi yang diterima oleh medium

    lain meskipun wujud dari medium tersebut berbeda. Kawat penghantar yang

    dialiri arus listrik mengandung elektron-elektron yang akan merambat pada

    batang konduktor tersebut. Pada perambatan elektron di kawat konduktor

    tersebutlah terjadi peristiwa Joule Heating. Peristiwa Joule Heating dapat terjadi

    akibat elektron-elektron yang mengalir pada suatu kawat penghantar dari kutub

    bertegangan tinggi ke kutub yang bertegangan lebih rendah akan memungkinkan

    terjadinya tubrukan antara elektron tersebut dengan ion-ion positif pada kawat

    penghantar, sehingga dengan terjadinya tumbukan secara terus-menerus antara

    ion-ion positif dengan elektron yang mengalir selama kawat masih dialiri arus

    listrik mengakibatkan timbulnya energi kalor (panas) pada batang kawat

    penghantar tersebut. perubahan bentuk energi yang terjadi adalah antara energi

  • mekanik dengan energi kalor, meskipun belum tentu semua dari energi mekanik

    akibat dari pergerakan elektron-elektron tersebut berubah secara keseluruhan

    menjadi energi kalor. Dimungkinkan juga terjadinya perambatan energi pada

    medium yang berbeda-beda (radiasi pada udara), selain dalam hal ini yang jadi

    pengukuran kenaikan suhu adalah kenaikan suhu dari kawat penghantar. Dengan

    diberi tegangan yang berbeda-beda dari catu daya pada setiap pengulangan

    percobaan, maka nilai kuat arus (i) dan suhu yang dihasilkan setiap 3 sekon pun

    akan membentuk kecenderungan nilai yang berbeda-beda namun dengan pola

    perubahan yang hampir sama.

    Pada percobaan ini menggunakan alat-alat seperti sumber tegangan (catu

    daya), kawat penghantar, voltmeter dan amperemeter, termometer, dan praktikan

    terhubung dengan PC beserta Camcorder melalui sambungan jaringan internet

    agar dapat berinteraksi secara langsung dengan alat percobaan agar dapat

    mendapatkan data percobaan yang diminta. Setelah percobaan dengan

    menggunakan tegangan V0 selesai dilakukan, maka pada saat ingin melakukan

    pengulangan percobaan dengan sumber tegangan V1 terlebih dahulu praktikan

    harus menunggu suhu pada termometer mendekati suhu T0 dari percobaan

    menggunakan tegangan V0. Dengan tujuan agar tingkat ketelitian pada saat

    praktikan melakukan perhitungan data percobaan untuk mendapatkan nilai dari

    kalor jenis kawat penghantar (c) didapat seakurat mungkin. Terdapat sedikit

    anomali yang terjadi pada percobaan ini, yaitu pada saat dilakukan perhitungan

    kuat arus (i) dan suhu pada selang 3 detik. Data terakhir pada termometer sebelum

    tombol hitung ditekan menunjukkan nilai yang berbeda dengan T0 dari data

    percobaan yang didapat pada tabel. Suhu pada tabel data percobaan cenderung

    bernilai lebih kecil 30C dibandingkan dengan nilai pada layar termometer. Hal ini

    membuat praktikan harus mengulangi percobaan ini lebih dari 1 kali, agar data

    percobaan yang didapat sesuai dengan ketentuan dari prosedur percobaan.

    5.2 Analisis Hasil

    Dari data percobaan yang diolah untuk mendapatkan nilai kalor jenis dari

    kawat penghantar, ditemukan bahwa nilai kalor jenis yang didapat dari masing-

  • masing pengulangan percobaan menunjukkan nilai yang berbeda-beda. Hal ini

    dapat terjadi salah satunya mungkin diakibatkan dari anomali yang terjadi pada

    data percobaan.

    Pada percobaan 1 hingga percobaan 4, pertama-tama yang perlu dilakukan

    adalah membuat grafik hubungan antara waktu dan suhu pada kawat penghantar.

    Data percobaan dipindahkan pada tabel agar mudah dalam memindahkannya pada

    grafik percobaan.

    Setelah dilakukan percobaan maka didapat total sebanyak 40 data yang

    didapat dari empat variasi percobaan. Pada tegangan pertama yaitu 0V perubahan

    suhu tidak terjadi, hanya terjadi satu kali itu pun terjadi karena terpengaruh oleh

    suhu lingkungan. Selanjutnya pada tegangan 0.65V suhu mengalami kenaikan

    dari 22.7 oC hingga 24 oC selama 30 detik. Selanjutnya pada 1.57V suhu

    mengalami kenaikan dari 22.4 oC menjadi 29.8 oC selama 30 detik. Terakhir pada

    tegangan 1.05V suhu mengalami kenaikan dari 22.9 oC menjadi 26.1 oC. setelah

    dilakukan pencatatan tersebut maka dilakukan penghitungan least square untuk

    mencari kalor jenis setiap percobaan. Pada percobaan dengan Vo=0V didapatkan

    Co= 0 J/Kg oC, lalu V1=0.65V menghasilkan kalor jenis sebesar 228.35 J/Kg oC.

    Sedangkan pada V2 dan V3 dihasilkan C2 dan C3 sebesar 146 J/Kg oC dan

    174.48 J/Kg oC. Setelah didapatkan kalor jenis masing-masing maka perlu dicari

    rata-rata kalor jenisnya untuk menentukan jenis kawat apa yang digunakan pada

    percobaan maka didapat C = 182.95 J/KgoC yang mendekati kalor jenis emas

    sebesar 130 J/KgoC

    5.3 Analisis Kesalahan

    Pada percobaan 2 (V1 = 0.65 V) didapat nilai kesalahan relatifnya adalah

    0,5%. Pada percobaan 3 (V2 = 1.57 V) didapat nilai kesalahan relatifnya adalah

    2,7%. Sedangkan pada percobaan 4 dengan (V3 = 1.05 V) didapat nilai kesalahan

    relatifnya adalah 1,2%. Dan nilai kesalahan literatur dari ketiga percobaan diatas

    adalah 1,4%. kesalahan yang terjadi dapat timbul akibat :

  • Kesalahan praktikan dalam menentukan waktu yang tepat untuk menekan

    tombol hitung pada layar percobaan.

    Timbul anomali pada saat percobaan, dimana nilai T0 dari masing-

    masing percobaan nilainya berbeda-beda antara nilai pada layar

    termometer dengan nilai yang didapat di dalam tabel data percobaan.

    Tingkat keakuratan pengambilan data percobaan yang belum stabil,

    karena harus bergantung dari kecepatan jaringan internet yang digunakan

    sebagai media memberikan perintah kepada komputer server.

    5.4 Analisa Grafik

    Grafik hasil perhitungan telah dilakukan dan berdasarkan pengamatan

    yang diperoleh dapat dilihat bahwa grafik tidak sepenuhnya berbentuk garis lurus,

    seharusnya grafik yang dihasilkan adalah grafik garis lurus. Hal ini kemungkinan

    disebabkan hal yang sama seperti analisis hasil yaitu temperatur awal yang salah.

    Grafik menunjukkan variabel x yang diwakili oleh waktu (s) dan variabel y

    diwakili oleh suhu (oC).

    Dari grafik yang didapat pada percobaan ini, ditunjukkan bahwa

    perbandingan nilai data percobaan dengan nilai grafik regresi liniernya

    menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Hal ini dapat dilihat pada grafik

    regresi linier, dimana selisih antara grafik data percobaan dengan grafik regresi

    liniernya menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda.

    Karena skala pada grafik yang dipakai tidak sama, sehingga nilai gradien

    dari grafik yang didapat tidak digambarkan dengan baik pada grafik regresi

    liniernya. Jika digunakan skala grafik yang sama, maka grafik akan

    menggambarkan hasil yang lebih sejajar dengan sumbu x pada grafik tersebut.

    Gambar dari grafik ini menunujkan hubungan antar nilai dengan

    waktu (t) yang menunjukkan yang mengalami perubahan seiring dengan

  • lamanya waktu. Nilai yaitu merepresentasikan sumbu y dan nilai t

    mereprentasikan sumbu x.

    Gradien semakin besar bila nilai t semakin besar. Hal ini menunjukan

    bahwa nilai bergantung dengan dari nilai t yaitu sebanding dengan t,

    semakin besar nilai t maka semakin besar pula nilai nya.

    VI. Kesimpulan :

    Besar energi yang berpindah sebelum arus dialirkan pada kawat

    penghantar, dengan energi yang dihasilkan setelah arus dialirkan pada

    kawat penghantar nilainya pasti sama.

    Kapasitas kalor sebuah kawat konduktor dapat ditentukan dengan

    melakukan percobaan calori work yaitu dengan memanfaatkan energi

    listrik yang terdisipasi pada kawat sehingga terjadi perubahan energi pada

    kawat yaitu energi listrik menjadi kalor yang mengakibatkan adanya

    sehingga nilai kalor jenis zat dapat ditemukan.

    Setiap konduktor memiliki nilai kalor jenisnya sendiri dan spesifik pada

    setiap jenis konduktor.

    Ketika kawat dialiri listrik maka temperatur kawat tersebut akan naik.

    Semakin tinggi arus listrik yang mengalir maka temperatur kawat akan

    semakin besar.

    Benda yang memiliki kalor jenis kecil, hal tersebut menandakan bahwa

    benda tersebut mempunyai konduktivitas yang tinggi, karena dapat

    menaikkan suhunya dengan energi yang kecil.

    Benda yang memiliki kalor jenis besar menandakan bahwa

    konduktivitasnya rendah, karena berarti benda tersebut membutuhkan

    energi yang besar untuk menaikkan suhunya.

    VII. Referensi :

    - Halliday, David. dkk. 2001. Fundamental of Physics, 6th edition. New

    Jersey: John Wiley & Sons.

  • - Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta:

    Erlangga.

    - Giancoli,D.C; Physics for Scientist and Engineering, 3rd Edition, Prentice

    Hall, N.J 2000.

    - Giancoli, D. C. 2005. Physics for Scientist and Engineers, 6th edition.

    New Jersey: Pearson Prentice Hall.