Laporan Praktikum Proyek Anatomi Fisiologi Hewan

23
LAPORAN PRAKTIKUM PROYEK ANATOMI FISIOLOGI HEWAN (BI- 2105) PENDEDAHAN ZAT PADA HEWAN DAN ANATOMI VERTEBRATA Tanggal Praktikum : 5 September 2012 Tanggal Pengumpulan : 12 September 2012 Disusun Oleh: Agung Wiguna 10611048 Kelompok 6 Asisten: Farah/10610044 PROGRAM STUDI BIOLOGI SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Transcript of Laporan Praktikum Proyek Anatomi Fisiologi Hewan

LAPORAN PRAKTIKUM PROYEK ANATOMI FISIOLOGI HEWAN

(BI-2105)

PENDEDAHAN ZAT PADA HEWAN DAN ANATOMI VERTEBRATA

Tanggal Praktikum : 5 September 2012

Tanggal Pengumpulan : 12 September 2012

Disusun Oleh:

Agung Wiguna

10611048

Kelompok 6

Asisten:

Farah/10610044

PROGRAM STUDI BIOLOGI

SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLGI HAYATI

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cara pendedahan zat pada hewan percobaan itu tidak sembarangan. Hal ini dikarenakan

pendedahan hewan dilakukan dengan tujuan untuk meneliti anatomi dan fisiologi hewan

percobaan tersebut. Jika cara pendedahan yang dilakukan itu tidak sesuai prosedur, bisa jadi

hewan percobaan akan cacat atau bahkan mati saat kita masih memerlukan data-datanya

untuk proses penelitian. Anatomi hewan perlu kita ketahui sebagai pembelajaran sehingga

bila suatu saat hewan tersebut akan punah, atau menjadi hama bagi masyarakat, kita bisa

menggunakan hasil penelitian tentang anatomi dan fisiologi tersebut untuk mengatasinya.

1.2 Tujuan

Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah:

1. Menentukan jalur dari beberapa jenis pendedahan;

2. Menentukan volume pendedahan untuk masing-masing jalur;

3. Menentukan cara memegang mencit yang benar;

4. Menentukan struktur, lokasi, dan fungsi organ-organ penyusun sistem kardiovaskular,

respirasi, pencernaan, reproduksi pada ikan, katak, kadal, burung, dan mencit.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Posisi Anatomi dan Bidang Pembelahan

Menurut Palupi (1995), bidang (seksio) tubuh adalah bidang datar imajiner yang

menembus tubuh untuk menunjukkan poin-poin rujukan. Bidang-bidang tersebut adalah:

1. Bidang sagital, membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri.

a. Bidang midsagital, membagi bagian tubuh kanan dan kiri sama besar.

b. Bidang parasagital, membagi tubuh menjadi dua bagian (bagian kiri dan

kanan) tidak sama besar.

2. Bidang frontal atau koronal adalah salah satu bidang di bagian kanan bidang

sagital. Bagian ini membagi bagian tubuh atau organ menjadi bagian depan dan

belakang.

3. Bidang transversal (horizontal) membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah.

Posisi anatomis tubuh digunakan sebagai rujukan agar hubungan dengan seluruh

bagian tubuh dapat dijelaskan.

1. Bagian anterior dari tubuh (ventral pada binatang) merupakan bagian depan tubuh

atau bagian perut.

2. Posterior adalah bagian belakang (pada binatang disebut dorsal).

3. Superior adalah mengarah ke kepala atau bagian tertinggi.

4. Inferior adalah arah menjauhi kepala dan mengarah ke bagian bawah tubuh.

5. Lateral mengarah ke samping, menjauhi garis tengah imajiner tubuh.

6. Proksimal mengacu pada bagian suatu struktur yang mendekati garis tengah

tubuh.

7. Distal berarti paling jauh dari garis tengah imajiner tubuh atau menjauhi titik asal.

8. Superfisial berarti setiap bagian manapun yang dekat dengan permukaan tubuh.

9. Dalam berarti terletak di dalam bagian internal tubuh.

2.2 Jalur-jalur Pendedahan dan Penjelasannya

Menurut modul praktikum yang dilakukan 5 September 2012 (sumber pada

modul tidak tercantum), jalur pendedahan yang utama ada empat jalur. Yang pertama

melalui kulit, organ respirasi, organ pencernaan, dan injeksi.

Jalur pendedahan melalui kulit adalah yang paling mudah. Cukup hanya

dengan mengoleskan zat pada bagian kulit yang diinginkan. Pendedahan melalui

saluran pernapasan juga cukup mudah untuk dilakukan, yaitu dengan cara memaksa

hewan menghisap zat yang ingin kita masukkan.

Oral gavage merupakan metode yang banyak dilakukan di kalangan ilmuan.

Untuk mengurangi resiko yang tidak baik dalam penggunaanya, penting untuk

dianjurkan bahwa ketrampilan merupakan hal yang harus dimiliki orang yang

melakukan pendedahan secara oral gavage (anonim, 2012). Menurut Zhang (2012)

sebagai alternatif gavage, beberapa bahan bisa dimakan secara sukarela pada

campuran yang enak. Pemberian secara oral gavage dilakukan melalui saluran

pencernaan, oleh karena itu penting untuk membuat mencit agar tidak stress. Volume

maksimal pendedahan secara oral gavage adalah 0,1 mL.

Injeksi secara subkutan biasanya paling tidak menyakitkan diantara metode

injeksi yang lain. Injeksi ini dilakukan dengan cara memasukkan zat ke dalam lapisan

kulit menggunakan jarum suntik. Meskipun demikian, metode ini hanya digunakan

untuk beberapa maksud penelitian saja. Jika ingin meneliti sistem pencernaan, maka

metode ini tidak tepat digunakan (anonim, 2012). Volume maksimal zat yang dapat

dimasukkan melalui metode subkutan adalah 0,05 sampai 0,2 mL bergantung pada

berat hewan.

Injeksi intravena merupakan metode injeksi yang cukup sulit dilakukan oleh

orang yang kurang berpengalaman. Untuk melakukan injeksi intravena dapat

menyebabkan masalah pada mencit bila terjadi kesalahan saat dilakukan injeksi

(Institute of Animal Technology, 2012). Injeksi intravena langsung memasukkan zat

ke aliran darah melalui ekor (pada mencit). Injeksi ini digunakan untuk meneliti

penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang membutuhkan penedahan zat

langsung ke aliran darah. Volume maksimal zat yang dapat dimasukkan melalui

metode subkutan adalah 0,1 sampai 0,25 mL bergantung pada berat hewan.

Injeksi intraperitonial dilakukan dengan cara memasukkan zat ke rongga

abdomen. Menurut tim dari Procedures with care (2010), injeksi intraperitonial

meskipun sering dilakukan sebagai salah satu metode untuk injeksi zat seperti

anestesi, tingkat kegagalannya cukup tinggi, oleh karena itu disarankan untuk beralih

ke injeksi subkutan atau oral gavage jika hanya untuk memasukkan zat anestesi.

Volume maksimal zat yang dapat dimasukkan melalui metode subkutan adalah 0,25

sampai 1,5 mL bergantung pada berat hewan.

2.3 Penjelasan Singkat anatomi Hewan yang Diamati

Menurut Turrini (2006) anatomi katak ketika dilakukan pembelahan pada perutnya

yakni terdapat paru-paru, jantung, usus besar, usus halus, lambung, hati, jantung, pangkreas,

kantung empedu, dan organ dalam lainnya.

Kadal Meskipun anatominya tidak jauh berbeda denga katak, kadal merupakan

binatang pada kelas reptil. Hal ini terbukti karena kadal memiliki sisik, bernapas dengan

paru-paru, menelurkan telur amniotik bercangkang, atau melahirkan anak. Sistem respirasi

pada kadal terdiri dari trachea, larink, bronchus, dan pulmo.

Organ dalam burung sedikit berbeda dengan mamalia. Organ khusus yang dimiliki

burung tapi tidak dimiliki hewan lainnya adalah gizzard dan tembolok. Hampir setiap bagian

dari anatomi burung yang khas termodifikasi dalam beberapa hal untuk meningkatkan

kemampuan terbangnya (Campbell, etc, 1997).

Anatomi mencit mirip juga seperti burung, tapi tidak memiliki tembolok dan gizard.

Sistem pencernaan, pernapasan, kardiovaskular dan reproduksi mirip seperti manusia. Mencit

mempunyai atrium yang besar sehingga dapat beranak banyak.

Anatomi ikan sangat jauh berbeda dengan mencit. Ikan memiliki insang dan swim

bladder sebagai organ yang membantunya hidup di air. Insang adalah organ pernapasan ikan

yang digunakan untuk menangkap oksigen dalam air, tanpa organ ini ikan tidak bisa hidup.

Swim bladder berfungsi seperti pelampung yang ada di tubuh ikan, swim bladder digunakan

untuk naik dan turun di bawah permukaan air.

BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

Alat Bahan

Syringe dan jarum suntik Alkohol 70%

Baki preparasi NaCl 0,9% steril

Botol vial Ikan

Jarum gavage Katak

Scalpel Mencit

Tabung falcon Burung

Gelas kimia Kadal

Gunting bedah

Jarum pentul

Pinset

Jarum jala

Baki dan papan styrofoam

Sarung tangan

3.2 Cara Kerja

3.2.1 Injeksi Intravena

Sebelum melakukan praktikum, kelengkapan alat dan bahan disiapkan serta dicek

kelayakannya agar memadai saat dilakukan praktikum. Saat praktikum baru dimulai,

disiapkan syringe bervolume 1mL dengan jarum suntik maksimal berdiameter 27 gauge.

Selanjutnya syringe diisi dengan NaCl 0,9% sebanyak yang dibutuhkan. Setelah syringe siap,

mencit diposisikan ekornya keluar dri jeruji kandang ataupun tabung falcon. Suntikan

dilakukan pada salah satu diantara dua vena pada lateral ekor mencit, lalu ekor ditahan

menggunakan jempol dan telunjuk tangan. Alkohol 70% dioleskan pada bagian yang akan

disuntik. Saat dilakukan penyuntikan, jarum suntik disejajarkan dengan vena, lalu diinjeksi za

dengan perlahan. Bagian yang baru saja disuntik diolesi dengan alkohol 70%.

3.2.2 Injeksi Intraperitonial

Alat yang digunakan dipersiapkan persis dengan saat percobaan injeksi intravena.

Pada saat melakukan injeksi intraperitonial, mencit dipegang dengan prosedur yang benar(jari

telunjuk dan jempol tangan memegang kulit bagian punggung hingga leher secara erat).

Alkohol lalu dioleskan pada bagian yang akan disuntik. Selanjutnya jarum suntik dimasukkan

pada bagian kanan abdomen mencit. Sebelum diinjeksikan zatnya, terlebih dahulu dilakukan

aspirasi. Injeksi dilakukan ketika tidak terjadi perubahan warna paa syringe saat dilakukan

aspirasi. Untuk sentuhan akhirnya, alkohol 70% dioleskan pada bagian yang telah disuntik.

3.2.3 Injeksi Subkutan

Alat yang digunakan pada percobaan injeksi subkutan sama dengan saat percobaan

injeksi intravena. Pada injeksi subkutan, mencit dipegang dengan cara menarik kulit. Alkohol

70% dioleskan pada kulit yang akan disuntik. Injeksi dilakukan pada bagian dasar kulit yang

telah ditarik sebelumnya. Selanjutnya alkohol 70% dioleskan pada bagian yang baru saja

disuntik.

3.2.4 Oral Gavage

Setelah disiapkan alat dan bahan untuk percobaan oral gavage, mencit dipegang

terlentang dengan memegang leher bagian dorsal. Lalu jalur gavage diukur secara eksternal

dari ujung hidung. Jarum gavage diposisikan ke kanan atau ke kiri dari gigi seri. Dengan

bantuan tabung, kepala mencit diluruskan hingga esophagus. Zat diinjeksi ketika jarum

mencapai kedalaman yang diinginkan.

3.2.5 Prosedur Pembedahan Ikan

Ikan diposisikan bagian anterior di kiri dan posterior di kanan pada styrofoam. Bagian

ekor ditusuk dengan jarum pentul untuk memudahkan saat pembedahan. Ikan digunting dari

bagian anus hingga anterior dekat insang. Selanjutnya guntingan dilanjutkan menuju bagian

dorsal hingga sejajar vertebrata. Lalu digunting juga ke arah posterior mengikuti batas rongga

abdomen hingga kembali ke anus.

3.2.6 Prosedur Pembedahan Kadal

Kadal diposisikan bagian ventralnya menghadap ke atas pada styrofoam. Bagian kaki

depan dan belakang ditusuk dengan jarum pentul untuk memudahkan pembedahan. Kulit

bagian dekat kloaka ditarik, lalu kulit dipotong dari anterior ke thorax. Pada kedua ujung

potongan, dipotong lagi ke arah lateral lalu dibuka. Kulit yang dibuka ditahan dengan jarum

pentul agar mudah diamati anatominya.

3.2.7 Prosedur Pembedahan Katak

Katak diposisikan pada styrofoam dengan bagian ventral menghadap ke atas dan kaki-

kakinya ditusuk dengan jarum pentul. Kulit katak ditarik menggunakan pinset lalu dari arah

posterior menuju anterior hingga thorax, selanjutnya digunting. Disetiap ujung guntingan,

digunting lagi ke arah tangan atau kaki.

3.2.8 Prosedur Pembedahan Burung

Burung dibunuh dengan cara dibius. Burung yang telah mati dibentangkan sayapnya,

agar mudah dilakukan pembedahan. Pada bagian perut, bulu-bulunya dibasahi agar tidak

berhamburan saat dibedah. Daging di sisi kanan dan kiri otot dada dipotong hingga tulang

rusuknya putus. Potongan selanjutnya diangkat sehingga organ-organ dalam terlihat.

3.2.9 Prosedur Pembedahan Mencit

Mencit dibunuh dengan cara dislokasi. Mencit yang telah mati diposisikan dengan

bagian ventral menghadap ke atas pada styrofoam. Kaki-kaki mencit kemudian ditusuk

dengan jarum pentul di styrofoam. Kulit pada bagian perut ditarik perlahan lalu digunting

dari bagian posterior hingga anterior. Pada bagian ujung guntingan ditarik horizontal

membentuk daun jendela. Kulit yang dibuka, ditarik dan ditahan dengan jarum pentul.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Foto hewan Foto literatur

Situs viscerum

1. Katak

Sari, 2012

2. Ikan

Sari, 2012

3. Mencit

Sari, 2012

4. Kadal

Sari, 2012

Mencit

Milton, 1995

5. Burung

Sari, 2012

Sistem pencernaan

1. Katak

Sari, 2012

2. Ikan

Sari, 2012

3. Mencit

Sari, 2012

4. Kadal

Ikan

Potter, 1947

Sari, 2012

5. Burung

Sari, 2012

Sistem pernafasan

1. Katak

Sari, 2012

2. Ikan

Sari, 2012

3. Mencit

Kadal

Potter, 1947

Sari, 2012

4. Kadal

Sari, 2012

5. Burung

Sari, 2012

Sistem reproduksi

1. Katak

2. Ikan

Sari, 2012

3. Mencit

Katak (amphibi)

Potter, 1947

Burung

Sari, 2012

4. Kadal

Sari, 2012

5. Burung

Sari, 2012

Sistem kardiovaskular

1. Katak

Sari, 2012

2. Ikan

Potter, 1947

Sari, 2012

3. Mencit

Sari, 2012

4. Kadal

Sari, 2012

5. Burung

Sari, 2012

4.2 Pembahasan

Percobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini salah satunya mengarahkan

kita untuk menentukan perbandingan posisi anatomi hewan bipedal dan quadripedal.

Berdasarkan jenis-jenis beserta pengertian posisi anatomi dari dan praktek langsung

pembelahan hewan bipedal ataupun quadripedal, ditemukan perbedaan pengertian

posisi anatomi diantara keduanya.

Pada posisi anatomi superior, pengertiannya menurut pandangan untuk hewan

bipedal adalah mendekati kepala, sedangkan pada hewan quadripedal mendekati

punggung. Hal yang demikian terjadi disebabkan karena bagian tubuh yang paling

dekat dengan langit pada hewan bipedal adalah kepala, sedangkan pada hewan

quadripedal adalah punggung. Begitu juga dengan posisi anatomi inferior, pada

hewan bipedal inferior itu menjauhi kepala, sedangkan pada hewan quadripedal

mendekati perutnya.

Selain pada posisi anatomi superior dan inferior, hewan bipedal dan

quadripedal juga memiliki beda persepsi dengan posisi anatomi dorsal dan ventral.

Hewan bupedal menggunakan istilah dorsal untuk menunjuk bagian punggung,

sedangkan pada quadripedal, bagian punggung merupakan yang superior. Isilah

ventral yang digunakan untuk menunjukkan bagian perut, pada hewan bipedal disebut

anterior dan pada hewan quadripedal disebut inferior.

Sistem pencernaan pada katak dan kadal itu pada dasarnya mirip, begitu juga

dengan burung, mencit, dan ikan. Sistem pernapasan ikan adalah yang paling berbeda

diantara hewan percobaan yang lain. Ikan menggunakan insang untuk menyaring

udara dalam air, jadi ikan tidak memiliki paru-paru. Sistem kardiovaskular semua

hewan percobaan sama, yakni mengandalkan jantung sebagai pemompa utama, meski

diantara hewan ini jumlah ruang dalam jantungnya berbeda. Hewan percobaan yang

kami foto jika dibandingkan dengan literatur, hampir semuanya sama, kecuali kadal

pada kelompok saya tidak memiliki hemipenis. Kelainan inimungkin disebabkan

karena mutasi, atau bisa juga karena kami tidak sengaja memotong hemipenisnya.

Meskipun demikian, kami cukup yakin bahwa kami tidak memotong hemipenis kadal

tersebut.

Penggunaan jalur pendedahan itu khusus. Misalnya jika ingin meneliti organ

pencernaan, kita lakukan dengan oral gavage, bukan subkutan. Tiap jalur pendedahan

memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Seperti contohnya pada injeksi

intravena, injeksi ini bertujuan untuk meneliti hal yang berkaitan dengan sistem

peredaran darah, karena zat yang diinjeksi melalui pembuluh darah. injeksi

intraperitonial yang memasukkan zat ke dalam rongga abdomen juga tidak

sembarangan, harus ada tujuan yang jelas dan terampil melakukannya agar tidak

menyakiti mencit dan membuat mencit stress. Injeksi subkutan digunakan untuk

meneliti kulit, atau yang berhubungan dengan kulit, karena injeksi dilakukan pada

kulit.

BAB V

KESIMPULAN

Jalur pendedahan utama ada empat, yaitu pada kulit, melalui organ respirasi, melalui

organ pencernaan, dan injeksi. Pendedahan melalui jalur pencernaan menggunakan

jarum gavage yang dimasukkan melalui mulut hingga ke lambung. Pendedahan secara

injeksi biasanya dilakukan melalui vena, rongga abdomen, atau ke dalam kulit.

Intravena: maksimal 0,1 sampai 0,25 mL

Intraperitonial: maksimal 0,25 sampai 1,5 mL

Subkutan: maksimal 0,05 sampai 0,2 mL

Oral gavage: 0,1 mL

Cara memegang mencit yang benar adalah dengan cara menjepit dengan jari kulit

bagian superior mencit tersebut beserta telinganya juga sehingga mencit tidak bisa

berkutik.

Organ-organ penyusun sistem kardiovaskular, respirasi, pencernaan, dan reproduksi

pada katak, burung, mencit, kadal, dan ikan hampir sama. Perbedaannya terletak pada

kebiasaan, cara hidup, habitat, atau faktor-faktor lain khusus yang berpengaruh besar

terhadap sistem dalam tubuh tersebut. Perbedaan ini membentuk organ-organ unik

pada beberapa hewan. Contohnya adalah adanya swim bladder pada ikan agar dia

dapat mengapung, adanya insang pada ikan agar dia dapat menangkap oksigen dalaam

air, adanya gizzard pada burung sebagai keseimbangan, dan lain sebagainya.

Daftar Pustaka

Benson, harold J, Gunstream, Stanley E, Talaro, Arthur, Talaro, Kathleen P. 1995. Anatomy & Physiology laboratory textbook 7th edition. USA: The McGraw-Hill.

Hildebrand, Milton. 1995. Analysis of Vertebrate Structure.Canada: John Wiley & Sons.

Institute of Animal Technology and NC3Rs (National Centre for the Replacement, Refinement and Reduction of Animals in Research), 2012. “subcutaneous injection”. http://www.procedureswithcare.org.uk/2010/subcutaneous-injection-in-the-rat/. Diakses tanggal 12 september 2012 pukul 6.30

Kimball, J. W. 1991. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga.Potter, George Edwin. 1947. Textbook of Zoology. St.Louis: The C. V. Mosby

Company.Widyastuti, Palupi. 1995. Anatomi dan Fisiologi untik Pemula. Jakarta: Penerbit buku

kedokteran EGCZhang, Lei, Voluntary oral administration of drugs in mice, Protocol Exchange, 2011.

doi:10.1038/protex.2011.236. Published online 11 May 2011