LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

52
LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 1 LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1 PRAKTIKUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi, ........................................................................................... Namun masih banyak perusahaan industri yang menggunakan alat perkakas secara konvensional. Mesin perkakas adalah mesin pengerjaan logam yang dijalankan oleh mekanik atau motor listrik (bukan dengan tenaga manusia semata), orang hanya menjalankan mesin tersebut sebagai operatornya saja (Daryanto, 1988:229). Beberapa contoh mesin-mesin perkakas adalah mesin bubut, mesin milling, mesin las, dan masih banyak lagi. Proses produksi atau proses operasi adalah ................................................. ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ........................... Dalam memproduksi suatu barang terdapat tahapan tahapan yang harus dilalui, seperti : a. ................... b. Desain c. Permesinan d. ...................... e. ...................... Pelaksanaan tahapan – tahapan produksi tersebut secara tidak menyeluruh disebut proses produksi. Sedangkan jika dilakukan secara sistematis, disebut proses manufaktur. Proses manufaktur merupakan...................................................................... ........................................................................................................................................... ........................................................................................................................................... ................. Manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang (Heizer, 2005). Selain mendapatkan pengetahuan di kelas, dengan adanya praktikum proses manufaktur 1, praktikan dapat mengoperasikan mesin-mesin perkakas secara langsung.

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 1

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi, ...........................................................................................

Namun masih banyak perusahaan industri yang menggunakan alat perkakas secara

konvensional. Mesin perkakas adalah mesin pengerjaan logam yang dijalankan oleh

mekanik atau motor listrik (bukan dengan tenaga manusia semata), orang hanya

menjalankan mesin tersebut sebagai operatornya saja (Daryanto, 1988:229). Beberapa

contoh mesin-mesin perkakas adalah mesin bubut, mesin milling, mesin las, dan masih

banyak lagi. Proses produksi atau proses operasi adalah .................................................

...........................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

...........................

Dalam memproduksi suatu barang terdapat tahapan tahapan yang harus dilalui,

seperti :

a. ...................

b. Desain

c. Permesinan

d. ......................

e. ......................

Pelaksanaan tahapan – tahapan produksi tersebut secara tidak menyeluruh disebut

proses produksi. Sedangkan jika dilakukan secara sistematis, disebut proses

manufaktur. Proses manufaktur merupakan......................................................................

...........................................................................................................................................

...........................................................................................................................................

................. Manufaktur berasal dari kata manufacture yang berarti membuat dengan

tangan (manual) atau dengan mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang (Heizer,

2005).

Selain mendapatkan pengetahuan di kelas, dengan adanya praktikum proses

manufaktur 1, praktikan dapat mengoperasikan mesin-mesin perkakas secara

langsung.

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 2

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

1.2 Tujuan Praktikum

a. Pengenalan secara langsung mesin – mesin perkakas serta cara pengoperasiannya.

b. Peningkatan pengetahuan serta keterampilan tentang mesin – mesin perkakas.

c. Dapat menganalisa kekurangan suatu produk yang di hasilkan dan mensolusikannya.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 3

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

BAB II

PRAKTIKUM

2.1 Poros Berulir

2.1.1 Tujuan

a. Dapat mengetahui, menguasai, dan menjalankan mesin bubut.

b. Dapat mengetahui proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin bubut.

c. Dapat mengetahui dan memahami cara pembubutan lurus, pembuatan ulir dan

chamfer.

2.1.2 Alat dan Bahan

A. Alat

1. Mesin Bubut

Mesin bubut adalah suatu jenis mesin perkakaks yang dalam proses kerjanya

bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata pahat potong sebagai alat

untuk menyayat benda kerja tersebut (Drs. Suwardi, 2018:270). Posisi benda kerja

berputar sesuai dengan sumbu mesin dan pahat diam bergerak ke kanan atau ke

kiri searah dengan sumbu mesin bubut menyayat benda kerja.

Gambar 2.1 Line of Power Pada Mesin Bubut

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Pada dasarnya prinsip kerja mesin bubut ada dua macam, yaitu:

1. Main Drive

Gerakan utama pada mesin berasal dari ......................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.....................................................................................................

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 4

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

23 24

22

5

21

25

2. Feed Drive

Gerakan pada mesin bubut berasal dari ......................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

.........................................................................................................

Gambar 2.2 Mesin Bubut KW15-486

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Gambar 2.3 Mesin Bubut KW15-486

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

26

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 5

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

Bagian – bagian utama pada mesin bubut :

1. Bed Way

Bed Way adalah penopang sebagai tempat relay bertumpu.

2. Head Stock

Merupakan tempat dimana gear box dan quick change gear box dipasang.

3. Quick Change Gear box / feed box

Quick Change Gear Box atau juga sering disebut dengan Feed Box berfungsi

untuk mentransmisikan daya dan putaran dari Gear Box serta mengatur

kecepatannya sebelum diteruskan ke mekanisme pemakanan/apron. Gear Box dan

Quick Change Gear Box terletak pada Head Stock.

4. Cariage Box

Merupakan meja penggerak pahat dan terletak di atas apron.

5. Electrical Box

Merupakan tempat rangkaian sistem elektronik mesin bubut.

6. Chuck Protecting Cover

Merupakan penutup chuck yang berfungsi melindungi pengguna dari serpihan

geram.

7. Splash Guard

Merupakan pelindung dan pembatas agar geram tidak terlempar kemana-

mana.

8. Lower Carriage

Merupakan penopang dari top carriage.

9. Top carriage

Penopang dari tool holder.

10. Cooling

Berfungsi sebagai saluran cairan pendingin.

11. Working Light

Lampu yang berfungsi sebagai penerang saat pengguna bekerja.

12. Tail Stock

Bagian ini dapat meluncurkan dan dapat terikat kuat di atas meja, berfungsi

untuk menempatkan center untuk menyagga ujung benda kerja yang panjang agar

tertumpu kuat saat proses penyayatan.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 6

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

13. Lead Screw

Poros berulir yang berfungsi untuk menggerakan carriage box saat

melakukan penguliran.

14. Feed Rod

Poros yang berfungsi untuk menggerakan carriage saat melakukan

pembubutan.

15. Switch Rod

Adalah bagian mesin yang berfungsi untuk merubah putaran dari spindle.

16. Tool Holder

Merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk memegang pahat.

17. Pulley and belt

Susunan Pulley and belt yang mentransmisikan putaran antara gear box

dan quick change gear box.

18. Oil Tray

Merupakan tempat geram dan pengalir coolant menuju reservoir.

19. Foot Brake

Adalah pedal injak yang berfungsi untuk menghentikan mesin dengan

memutus arus listrik.

20. Foot Stand

Merupakan penopang dari seluruh rangkaian mesin bubut.

21. Chuck

Alat pemegang benda kerja.

22. Motor listrik

Mengkonversi energi listrik menjadi energi mekanik.

23. Spindle

Mentransmisikan energi mekanik dari gear box untuk menggerakkan chuck.

24. Gear box

Mentransmisikan energi mekanik dari pulley dan belt ke spindle.

25. Quadrant

Susunan pulley yang mentransmisikan putaran antara gear box dan

quick change gear box.

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 7

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

26. Thread indicator

Merupakan bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai penanda

pada proses penguliran.

Gambar 2.4 Mesin Bubut KW15-486

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (2021)

Bagian – bagian kontrol pada mesin bubut :

1. Pitch and feed selector handle

Menentukan gerak pemakanan pada carriage.

2. Split nut lever

Digunakan untuk merubah putaran dari feed rod ke lead screw.

3. Spindle change lever

Mengubah kecepatan putaran pada gearbox.

4. Tailstock quill clamping lever

Pada prinsipnya digunakan untuk mengunci kedudukan tailstock.

5. Cross slide handwheel

Digunakan untuk menggerakkan carriage dalam arah melintang secara

manual.

6. Left and right hand thread change lever

Digunakan untuk menggerakkan carriage ke arah horizontal, dan pada

proses pembuatan ulir, yaitu untuk mengatur pembuatan ulir kanan atau ulir

kiri.

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 8

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

7. Spindle forward-stop-reverse lever

Berfungsi untuk merubah putaran dari spindle.

8. Longitudinal and cross power feed lever

Digunakan untuk menjalankan pembubutan otomatis dan dapat

menggerakkan carriage dalam arah longitudinal maupun melintang.

9. Carriage longitudinal feed handwheel

Engkol yang berfungsi untuk menggerakkan carriage secara manual dalam

arah longitudinal.

10. Wrench

Mengunci kedudukan tool holder.

11. Emergency stop

Tombol penghentian darurat.

12. Switch coolant pump

Untuk menyalakan pompa coolant.

13. Test button

Menguji putaran chuck.

14. Toolholder slide handwheel

Untuk menggerakkan top carriage(compound rest) tanpa menggerakkan

carriage.

15. Tailstock locking nut

Digunakan untuk mengunci pergerakan maju/mundur tailstock.

16. Tailstock quill transverse handwheel

Digunakan untuk menggerakkan ujung dari tailstock dengan cara

memutarnya.

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 9

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

2. Jangka Sorong

Digunakan untuk mengukur dimensi benda kerja

Gambar 2.5 Jangka Sorong

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

3. Stopwatch

Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pemakanan.

Gambar 2.6 Stopwatch

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

4. Kunci Chuck

Digunakan untuk mengencangkan chuck / pencekam, bentuk matanya

biasanya bujur sangkar.

Gambar 2.7 Kunci Chuck

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 10

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

5. Kunci Pahat

Digunakan untuk mengencangkan pahat agar selama proses pembubutan

kedudukan pahat tidak berubah.

Gambar 2.8 Kunci Pahat

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

6. Tachometer

Digunakan untuk mengukur putaran dari spindle.

Gambar 2.9 Tachometer

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 11

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

7. Pahat bubut insert karbida rata kanan

Sebagai alat untuk pemakanan benda kerja.

Gambar 2.10 Pahat HSS ( High Speed Steel )

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

8. Pahat ulir HSS ( High Speed Steel )

Digunakan untuk pemakan ulir benda kerja.

Gambar 2.11 Pahat HSS ( High Speed Steel )

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

9. Tang Ampere

Untuk mengukur arus pada saat pembubutan.

Gambar 2.12 Tang Ampere

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 12

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

B. Bahan

1. Alumunium

Gambar 2.14 Alumunium

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

2.1.3 Desain Benda Kerja

2.1.4 Penentuan Parameter Permesinan

a. Putaran Spindel (n)

Pembubutan : ..... rpm

Penguliran : ......rpm

b. Feed Motion : ........ mm/rev

c. Pitch : ........ mm/gang

2.1.5 Proses Pembuatan Benda Kerja

2.1.6 Flowchart

2.1.7 Data Hasil Praktikum

JENIS MESIN : Bubut

TYPE : KW15-486

DAYA ( P ) : 1,5kW

BAHAN YANG DIGUNAKAN

Nama Bahan : Alumunium

Koefisien bahan (k) : 32 kg/mm2

Konstanta Eksponen (m ) : 0.45 PEMBUBUTAN

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 13

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

Tabel 2.1 Data Hasil Pembubutan

NO L

(mm)

D

(mm)

d

(mm)

s

(mm/rev)

nt

(rpm)

na

(rpm)

t’

(mm)

t

(detik)

I

(Am

pere)

V

(Volt)

1

2

3

4

5

RATA-RATA

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 14

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

2.1.8 Pengolahan Data

1. Kecepatan Pemotongan Pembubutan (v)

v . D . n

1000

(m/menit).............................................................................(2-1)

Dengan :

D = Diameter awal benda kerja (mm)

n = Putaran Spindle (rpm)

Sumber: Rochim (1993, p.14)

2. Depth of Cut (t’)

t’ D d

2

(mm)....................................................................................(2-2)

Dengan :

D = Diameter awal benda kerja (mm)

d = Diameter Akhir Benda Kerja (mm)

Sumber: Rochim (1993, p.14)

3. Gaya Pemotongan Vertikal

Fz K.t'.sm

(kg)........................................................................(2-3)

Dengan :

K = Koefisien bahan (Kg/mm2)

s = Feed motion (mm/rev)

t’ = Depth of cut (mm)

m = Konstanta eksponen

Sumber: Muin (1989, p.65)

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 15

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

4. Daya Pemotongan (Nc)

Nc = Fz . v

60 . 102

(kw)..............................................................................(2-4)

Dengan :

Nc = Daya pemotongan (kW)

Fz = Gaya pemotongan vertikal (kgf)

v = Kecepatan Pemotongan (m/menit)

Sumber: Muin (1989, p.65)

5. Machining Time (Tm)

Tm = L . i

s . n

(menit)..........................................................................(2-5)

Dengan :

L = Panjang pembubutan (mm)

I = Jumlah pemotongan

Sumber: Muin (1989, p.214)

6. Momen Torsi (Mt)

Mt Fz . D

2

(Kg.mm).......................................................................(2-6)

Dengan :

Mt = Torsi (Kg.mm)

Fz = Gaya pemotongan vertikal (kgf)

D = Diameter awal benda kerja (mm)

Sumber: Muin (1986, p.64)

7. Daya Motor (Nm)

Nm V. cos

(W)......................................................................(2-7)

Dengan :

V = Tegangan Listrik (Volt)

= Jumlah Fase

Cos = Faktor daya {0,8}

I = Arus (Ampere)

Sumber: William (2012, p.472)

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 16

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

A. Perhitungan Aktual

B. Perhitungan Teoritis

2.1.9 Grafik dan Pembahasan

2.1.10 Studi Kasus

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 17

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

2.2 Roda Gigi

2.2.1 Tujuan

a) Dapat mengetahui, menguasai, dan mengoprasikan mesin frais horisontal.

b) Dapat mengetahui proses dan cara pembuatan benda kerja dengan mesin frais

horizontal..

c) Dapat mengetahui dan memahami cara pembuatan roda gigi menggunakan index

dividing head.

2.2.2 Alat dan Bahan

A. Alat

1. Mesin frais.

Mesin frais adalah ..............................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

........................................................... Benda kerja dipasangkan pada meja benda

kerja, dengan sebuah alat pemegang khusus yang dijepit atau dipasang pada meja

mesin. Selanjutnya benda kerja didekatkan dengan pemotong yang bergerak

berputar. Mesin frais merupakan mesin potong yang dapat digunakan untuk

berbagai macam operasi seperti pengoperasian benda datar dan permukaan yang

memiliki bentuk yang tidak beraturan dan roda gigi. (Anang Ansyori,2015)

Prinsip Kerja Mesin Milling :

1. Main Drive

Fungsi utama dari main drive adalah ............................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

................................................................................ Main Drive bergerak dari

motor listrik ditransmisikan sistem Pulley and Belt yang kemudian

menggerakkan speed gearbox yang akan memutar spindle kemudian

menggerakkan arbor dan memutar milling cutter.

2. Feed Drive

Gerakan ini adalah ........................................................................................

.............................................................................................................................

.............................................................................................................................

............................................

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 18

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

Gambar 2.17 Mesin Milling

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Bagian – Bagian Mesin Milling :

1. Spindle

Spindle menyediakan tenaga bagi putaran pisau frais dengan

menyalurkannya ke arbor. Spindle merupakan poros utama mesin milling.

2. Arbor

Arbor adalah tempat kedudukan pahat/pisau frais.

3. Knee

Knee atau lutut adalah tempat dudukan saddle, dan table dapat

digerakkan ke arah vertikal (naik/turun) dengan diatur oleh poros berulir yang

menopangnya.

4. Table

Table terletak di atas saddle, dan mempunyai fungsi sebagai tempat

benda kerja. Table dapat digerakkan ke arah longitudinal.

5. Saddle

Saddle terletak antara knee dan table. Saddle berfungsi untuk

menggerakkan benda kerja pada table secara transversal.

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 19

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

6. Cross Feed handwheel

Berfungsi sebagai penggerak saddle ke arah melintang.

7. Table Transverse Handwheel

Berfungsi sebagai penggerak table ke arah memanjang.

8. Base

Base adalah bagian yang menahan seluruh mesin.

9. ver Arm

Merupakan penopang ujung poros frais yang secara umum ditemukan

ada mesin milling horizontal. Bagian ini menentukan penyetelan posisi arbor

pada maksimum panjang arbor tersebut dan meng-klemnya pada posisi yang

diinginkan. Overarm terletak diatas base secara horizontal.

10. Speed Gear Box

Mentransmisikan daya dan mengatur kecepatan spindel.

11. Vertical feed handwheel

Digunakan untuk menggerakkan knee dalam arah vertikal.

12. Arbor support

Merupakan penopang arbor dan mengurangi getaran pada arbor atau

bending.

Gambar 2.18 Index Dividing Head

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Keterangan Index Dividing Head :

A. Index Plate

Digunakan untuk membagi sudut pemakanan benda kerja dengan sama rata

A

C

D

B

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 20

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

B. Sector Arm

Digunakan untuk membantu putaran index crank movement.

C. Index Pin

Digunakan sebagai penitik pada index plate.

D. Index Crank

Batang penghubung antara index pin dengan worm shaft.

2. Jangka Sorong

Digunakan untuk mengukur dimensi benda kerja.

Gambar 2.19 Jangka Sorong

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

3. Milling Cutter (Modul = 2,75 )

Digunakan untuk pemakanan benda kerja.

Gambar 2.20 Milling Cutter

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 21

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

4. Stopwatch

Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pemakanan.

Gambar 2.21 Stopwatch

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

5. Kunci Chuck

Digunakan untuk mengencangkan chuck / pencekam, bentuk matanya

biasanya Buju sangkar.

Gambar 2.22 Kunci Chuck

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 22

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

6. Kunci Inggris

Digunakan untuk mengencangkan benda kerja pada poros berulir dan

mengatur kedudukan index crank.

Gambar 2.24 Kunci Inggris

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

7. Obeng (-)

Digunakan untuk mengatur dan mengencangkan sector arm

Gambar 2.25 Obeng (-)

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 23

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

8. Poros Berulir

Digunakan sebagai tempat kedudukan benda kerja sebelum dipasang pada

chuck.

Gambar 2.26 Poros Berulir

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

9. Tachometer

Digunakan untuk mengukur putaran dari spindel

Gambar 2.27 Tachometer

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 24

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

B. Bahan

1. Aluminium

Gambar 2.27 Aluminium

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

2.2.3 Desain Benda Kerja

2.2.4 Penentuan Parameter Dan Perhitungan Pembuatan Roda Gigi Lurus

Gambar 2.28 Bagian-bagian Roda Gigi

Sumber : R.S Khurmi (2005,p.1025)

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 25

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

A. Roda Gigi 1

M = .......

Z = .......

K = .......

n = .......

X = .......

Dimana:

M = Modul

Z = Jumlah Gigi

K = Jumlah gigi pada worm wheel

n = putaran spindle

1. Rumus Perhitungan

a. Diameter Pitch (dp)

dp = Z.M ............................................................................................. (2-8)

Dengan :

Z = .....

M = .....

dp = .....

dp = .....

Sumber : Khurmi (2005, p. 1026)

b. Diameter Kepala (dk)

dp = dk-2M ......................................................................................... (2-9)

Dengan:

dp = .....

M = .....

Sumber : H.A Youssef (1991, p. 187)

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 26

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

c. Index Crank Movement (X)

X =

.................................................................................................(2 - 10)

Dengan:

X = Jumlah putaran untuk index crank

K = 60

Z = .....

X = .....

X = .....

Sumber : H.A Youssef (1991, p. 187)

d. Tinggi gigi (ht)

......................................................................................(2-11)

Dengan :

ht = Tinggi gigi (mm)

M = .....

ht = .....

ht = .....

Sumber : H.A Youssef (1991, p. 187)

e. Tinggi kepala gigi (hk)

hk = k.M ........................................................................................... (2-12)

Dengan :

M = Modul

hk = 1 x .....

hk = .....

Sumber: Sularso (1991, p.219)

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 27

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

f. Tinggi kaki gigi (hf)

hf = k.M + ck .................................................................................... (2-13)

Dengan :

ck = Faktor kelonggaran puncak 0,25 x M (mm)

hf = 1 x ..... + (..... x 2)

hf = .....

Sumber: Sularso (1997, p.219)

g. Tebal gigi (t)

t = ..............................................................................................(2 - 14)

Dengan :

M = .....

t = .....

Sumber: Sularso (1997, p.219)

2.2.5 Flowchart

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 28

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

2.2.6 Data Hasil Praktikum

Putaran yang digunakan (n) : ...... rpm

Feed motion (s) : ...... mm/rev

Diameter cutter(D) : ...... mm

Modul (M) : ...... mm

Teoritis

1. Diameter kepala (Dk)

2. Diameter pitch (Dp)

: .... mm

: .....mm

3. Jumlah gigi (Z) : ......

4. Tinggi gigi (H) : ...... mm

5. Tebal gigi (t) : .......mm

Aktual

1. Diameter kepala (Dk)

: ...... mm

2. Diameter pitch (Dp) : ...... mm

3. Jumlah gigi (Z) : ......

4. Tinggi gigi (H) : ...... mm

5. Tebal gigi (t) : ...... mm

6. Bahan benda kerja : aluminium

7. Konstanta bahan : ...... kg/mm2

8. Konstanta eksponen : 0,45

9. Lebar benda kerja : ......

10. Jumlah gigi worm wheel : 60

11. Jumlah putaran untuk index plate(x) : ......

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 29

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

Tabel 2.4

Data Waktu Pemakan Proses Milling

Pemakanan ke- L

(mm)

VhTabel nt

(rpm)

na

(rpm)

t

(detik)

1. 2. 3. 4. 5. βˆ‘

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

......

……

……

……

……

……

…….

……

……

……

……

……

……

2.2.7 Pengolahan Data a. Feed Motion (s)

(mm/rev) ............................................................. (2-15)

dimana :

L = Panjang pemotongan (mm)

t’ = Kedalaman pemotongan (mm)

D = Diameter milling cutter (mm)

s = Feed motion (mm/rev)

n = Putaran spindle (rpm)

Tm = Machining time (menit)

Sumber : Kalpakjian (2009, p.663)

b. Gaya Pemotongan (Fz)

Fz = K . t’. sm (kg) ......................................................................... (2-16)

Dengan:

K = Koefisien bahan (kg/mm2)

t’ = Depth of cut (mm)

m = Konstanta eksponen

Sumber : Muin (1989, p.65)

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 30

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

c. Torsi (π‘Ÿ)

π‘Ÿ = z . 𝐷 (kg.mm) ........................................................................... (2-17)

2

Dengan:

D = Diameter milling cutter (mm)

Fz = Gaya pemotongan (kg)

Sumber : Kalpakjian (1989, p.65)

d. Daya Pemotongan (Nc)

(kW) ............................................................................ (2-18)

Dengan:

= Torsi (kg.mm)

n = Putaran spindle (rpm)

Sumber : Rochim (2007, p.44)

e. Kecepatan Pemotongan (v)

𝑣 = πœ‹. 𝐷

. 𝑛 (m/menit). ........................................................................ (2-19)

1000

Dengan:

n = Putaran spindle (rpm)

D = Diameter milling cutter (mm)

Sumber : Rochim (2007, p.19)

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 31

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

A. Pengolahan Data Aktual

B. Pengolahan Data Teoritis

2.2.8 Studi Kasus

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 32

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

2.3 Penggurdian

2.3.1 Tujuan

a. Dapat mengetahui, menguasai dan mengoperasikan alat mesin gurdi.

b. Dapat mengetahui proses dan cara pengeboran benda kerja dengan menggunakan

alat mesin gurdi.

2.3.2 Alat dan Bahan

A. Alat

1. Mesin Gurdi

Drilling/proses gurdi merupakan salah satu bentuk proses pemesinan

konvensional yang secara sederhana dapat dikatakan sebagai proses pembuatan

lubang bulat dengan menggunakan mata bor (twist drill). Pada proses gurdi

pembuatan lubang dengan bor spiral di dalam benda kerja yang pejal merupakan

suatu proses pengikisan dengan daya penyerpihan yang besar. Serpih hasil proses

gurdi yang biasa disebut dengan geram (chips) harus keluar melalui alur helix

pahat gurdi ke luar lubang. Ujung pahat menempel pada benda kerja yang

terpotong, sehingga proses pendinginan menjadi relatif sulit. Hal ini sangat

berpengaruh terhadap kepresisian benda kerja dan keakuratan dimensi dari proses

gurdi itu sendiri (Widarto, 2008).

Gambar 2.31 Mesin Bor Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

1

2

3 4

7

10 5

6 8

9 11

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 33

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

Prinsip Kerja Mesin Bor :

1. Main Drive

Motor listrik .......................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

............................................

2. Feed Drive

Feed drive ...........................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

....................................................................................................................................

............................................

Macam – macam pengerjaan pada mesin bor :

Gambar 2.32 Macam – macam Pengerjaan Menggunakan Mesin Bor

Sumber : Dr.Dwi Rahdiyanta,2010

Bagian-bagian :

1. Hood

Penutup bagian atas mesin bor.

2. Drilling Lever

Digunakan dalam proses pemakanan. Drilling lever mengatur kedudukan

mata bor secara vertical.

3. Drilling Depth Control

Berfungsi untuk mengatur kedalaman pengeboran

4. Driving Motor

Driving motor berfungsi sebagai penyuplai tenaga yang dibutuhkan mesin.

Drilling Boring Counter Counter Boring

Reaming Tapping Sink Borin

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 34

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

5. Table

Tempat peletakan spesimen (bahan).

6. Base

Base adalah bagian yang menopang keseluruhan mesin.

7. Table Clamp

Table clamp digunakan untuk mengunci kedudukan table.

8. Drill Chuck

Tempat kedudukan mata bor.

9. Drilling Chart

Tabel instruksi pada mesin drill.

10. Rack

Tempat bertumpunya table clamp.

11. Front Plate

Tempat control panel.

12. Spindel

Meneruskan putaran dari pully bertingkat ke drill chuck.

13. Hand crank

Menaikan dan menurunkan table secara vertikal

2. Mata Bor

Digunakan sebagai alat untuk melubangi benda kerja.

Gambar 2.33 Mata Bor

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 35

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

3. Kunci Drill chuck

Digunakan untuk mengencangkan mata bor pada drill chuck.

Gambar 2.34 Kunci drill chuck

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

4. Stopwatch

Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pengeboran.

Gambar 2.35 Stopwatch

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 36

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

5. Waterpass

Digunakan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan tegak lurus dengan

mata bor.

Gambar 2.36 Waterpass

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

6. Penitik

Digunakan sebagai pemandu untuk mengarahkan bagi mata pahat dalam

proses pemotongan.

Gambar 2.37 Penitik

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 37

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

7. Palu

Digunakan untuk memberikan gaya pada penitik.

Gambar 2.38 Palu

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

8. Ragum

Digunakan untuk mencekam benda kerja.

Gambar 2.39 Ragum

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Page 38: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 38

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

B. Bahan

1. Aluminium

Gambar 2.40 Aluminium

Sumber : Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

2.3.3 Desain Benda Kerja

2.3.4 Penentuan Parameter Permesinan

2.3.5 Flowchart

Page 39: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 39

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

2.3.6 Data Hasil Praktikum

Tegangan : 380 volt

Diameter mata bor (D) : 6 mm

Kecepatan putar (n) : 380 rpm

Panjang pengeboran (L) : 20 mm

Banyaknya pemakanan : 5 kali

Waktu pengeboran : 20 detik

Konstanta bahan aluminium (C) : 32 kg/mm2

Tabel 2.5

Data Waktu Pemakanan Proses Bor

Pengeboran ke- Waktu Pengeboran (detik)

1

2

3

4

5

Rata-rata

Page 40: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 40

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

2.3.7 Pengolahan Data

1. Kecepatan Pengeboran

𝑣 = πœ‹. 𝐷. 𝑛

(m/menit) ........................................................................... (2-20)

1000

Dengan:

n = Kecepatan putaran (rpm)

D = Diameter mata bor (mm)

Sumber : Kalpakjian (2009, p.662)

2. Feed Motion (s)

(mm/rev)......................................................................... (2-21)

Dengan:

L = Kecepatan putaran (rpm)

i = Banyak pemakanan (mm)

Tm = Machining time (menit)

n = Putaran spindle (rpm)

Sumber : Kalpakjian (2009, p.663)

3. Torsi (π‘Ÿ)

π‘Ÿ = K. D1,9. s0,8

(kg.mm)......................................................................... (2-22)

Dengan:

K = Konstanta bahan alumunium

D = Diameter mata bor (mm)

s = Feed motion (mm/rev)

Sumber : Rochim (2007, p.205)

Page 41: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 41

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

4. Daya Pengeboran (Nc)

π‘Ÿ. 𝑛 𝑁𝑐 =

974000 (kW) ........................................................................ (2-23)

Dengan:

π‘Ÿ = Torsi (kg.mm)

n = Diameter mata bor (mm)

Sumber : Rochim (2007, p.14)

2.3.8 Studi Kasus

Page 42: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 42

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

2.4 Kerja Bangku

Kerja bangku adalah ..................................................................................................

...........................................................................................................................................

.......................................................... Pada proses kerja bangku kali ini akan digunakan

mesin las untuk proses penyambungan material.

2.4.1 Tujuan

a. Dapat mengetahui dan memahami proses pengelasan.

b. Dapat mengerti dan memahami pengoperasian mesin las dan alat perkakas

lainnya.

2.4.2 Alat dan Bahan

A. Alat

1. Mesin Las SMAW

Mesin Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding) merupakan...........................

....................................................................................................................................

.........................................................................................

Arus DC :

Arus listrik AC diteruskan ke transformator untuk dirubah besar atau kecilnya

arus yang masuk, kemudian diteruskan ke penyearah arus (Rectifier) untuk

menyearahkan arus AC menjadi arus searah ( DC ) setelah itu diteruskan ke tang

massa dan tang elektroda.

Arus AC :

Listrik Transformator Rectifier Tang Mass dan Tang

Elektroda

Transformator Transformator Listrik

Page 43: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 43

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

Arus listrik AC diteruskan ke transformator untuk mengatur besar kecilnya

arus yang masuk, kemudian langsung diteruskan ke tang elektroda dan tang

massa. Pada saat proses pengelasan berlangsung peleburan logam dari elektroda

tergantung besar kecilnya arus listrik yang digunakan.

Gambar 2.43 Mesin Las SMAW

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2020)

Keterangan :

1. Current Adjusting Handle

Berfungsi untuk merubah arus, sehingga dapat menaikkan atau

menurunkan tegangan yang berfungsi untuk membuat nyala las stabil.

1

2

3

11

12

7

8

5

4

9

6

10

Page 44: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 44

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

2. Tang Elektroda

Berfungsi untuk mengalirkan listrik dari kabel elektroda ke elektroda.

3. Tang Massa

Berfungsi untuk menghubungkan kabel massa ke benda kerja dan untuk

menstabilkan pengelasan.

4. Switch on/off

Berfungsi untuk menyalakan mesin, dengan memutar ke kiri maka

pengelasan SMAW, apabila ke kanan pengelasan TIG.

5. Lampu Indikator

Berfungsi sebagai tanda apakah mesin sudah hidup atau mati.

6. Current Indicator

Berfungsi untuk mengetahui besar arus yang digunakan dalam

pengelasan.

7. Gas Hole Plug

Berfungsi untuk sebagai tempat untuk pengeluaran gas mulia pada TIG.

8. Negative Pole Plug

Sebagai sumber arus negatif.

9. Positive Pole Plug

Sebagai sumber arus positif.

10. Gas Post Flow Adjusting Switch

Berfungsi untuk mengatur waktu pengeluaran gas mulia setelah

pengelasan berlangsung

11. Welding Current Switch

Berfungsi untuk menentukan polaritas pengelasan dan level arusnya

12. Welding Current Lamp

Sebagai indicator pada saat pengelasan

Page 45: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 45

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

2. Tang

Digunakan untuk menjepit benda kerja pada saat pengelasan apabila

diperlukan.

Gambar 2.44 Tang

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

3. Topeng Las

Digunakan untuk melindungi mata pada saat proses pengelasan berjalan.

Gambar 2.45 Topeng Las

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

4. Stopwatch

Digunakan untuk mengetahui waktu dalam proses pengelasan.

Gambar 2.46 Stopwatch

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Page 46: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 46

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

5. Penggaris Siku

Digunakan untuk menentukan kedudukan benda tegak lurus sebelum dilas.

Gambar 2.47 Penggaris Siku

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

6. Kikir

Digunakan untuk menghaluskan permukaan setelah proses pemotongan.

Gambar 2.48 Kikir

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

7. Roll Meter

Digunakan untuk mengukur benda kerja sebelum dipotong.

Gambar 2.49 Roll Meter

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Page 47: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 47

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

8. Gergaji besi

Digunakan untuk memotong material.

Gambar 2.50 Gergaji besi

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

9. Sikat Kawat

Digunakan untuk membersihkan terak pada benda kerja.

Gambar 2.51 Sikat Kawat

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

10. Pemukul Terak

Digunakan untuk menghilangkan terak yang menempel pada hasil lasan.

Gambar 2.52 Pemukul Terak

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Page 48: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 48

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

11. Cat Besi

Digunakan untuk memberikan warna dan mencegah korosi benda kerja.

Gambar 2.53 Cat Besi

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

12. Kuas

Digunakan untuk meratakan cat di permukaan benda kerja.

Gambar 2.54 Kuas

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

13. Elektroda

Digunakan untuk melakukan pengelasan listrik yang berfungsi sebagai

pembakaran.

Gambar 2.55 Elektroda

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Page 49: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 49

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

14. Amplas

Digunakan untuk membuat permukaan benda yang kasar menjadi lebih halus

Gambar 2.56 Amplas

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

B. Bahan

1. Besi siku

Gambar 2.56 Besi siku

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

2. Plat Besi

Gambar 2.57 Plat Besi

Sumber: Laboratorium Proses Manufaktur I Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya (2021)

Page 50: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 50

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

2.4.3 Desain Benda Kerja

2.4.4 Flowchart

2.4.5 Data Hasil Praktikum

Jenis bahan : Baja Esser

Tegangan : 380 Volt

Arus : ...... Ampere

Tebal Las : 6 mm

Panjang Pengelasan : 100 mm

Tahanan : 4,34 Ohm

Waktu pengelasan : ...... detik

Faktor daya : 0,8

Tegangan patah : 37,5 kg /

Page 51: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 51

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

2.4.6 Pengolahan Data

1. Heat Input (H)

H = ........................................................................................... (2-24)

Dengan:

H = Heat Input (Joule)

V = tegangan (Volt)

I = kuat arus (Ampere)

e = Efisiensi

t = waktu (sekon)

Sumber : Kalpakjian (2009, p.870)

2. Kekuatan Las (P)

P = ......................................................................................... (2-25)

Dengan:

P = beban tarikan patah (Kg)

L = panjang kaki (mm)

h = tebal las (mm)

Οƒ = tegangan patah (Kg/mm2)

Sumber: Harsono (1994, p.190)

3. Panas yang timbul (Q)

Q = (Kalori) ................................................................... (2-26)

Dengan :

Q = Kalor (Joule)

R = resistance (Ohm)

t = waktu pengelasan (detik)

I = kuat arus (Ampere)

Sumber: Kalpakjian (2009, p.905)

Page 52: LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR 1 52

LABORATORIUM PROSES MANUFAKTUR 1

PRAKTIKUM

A. Perhitungan Pengelasan Material Baja

1. Heat Input (H)

H = e V I t

H = ...............

H = ...............

2. Kekuatan Las (P)

P =

P = ...............

P = ...............

3. Panas yang timbul (Q)

Q =

Q = ...............

Q = ...............

2.4.7 Studi kasus