LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

27
I. TUJUAN Menemukan karakteristik dasar pompa untuk putaran yang berubah-ubah Menemukan koefisien debit untuk celah U dan celah V II. DASAR TEORI II.1 Karakteristik Dasar Pompa Pengertian Banyaknya fluida yang melalui saluran terbuka sering diukur dengan menggunakan suatu bendung (weir). Dengan bendung, aliran akan mengalir lewat suatu celah. Bentuk celah biasanya berbentuk persegi empat, segitiga atau trapesium, dan dapat dipasang pada aliran yang dikehendaki. Untuk menganalisis suatu bendungan perlu dilakukan asumsi berikut ini Tekanan pada aliran leher atas dan bawah sama yaitu tekanan atmosfir Plat bendung pada posisi tegak lurus dengan aliran hulu yang rata dan aliran menuju plat normal Puncak bendung (celah) runcing dan aliran menuju puncak bendung dalam kondisi normal Tekanan yang hilang diabaikan pada waktu aliran melalui bendung (weir) Saluran seragam dengan sisi hulu dan hilir bendung Kecepatan aliran menuju bendung seragam dan tak ada gelombang permukaan Jelas bahwa model matematis dengan asumsi di atas tidak menampilkan kondisi aliran yang nyata di dalam bendungan. Meskipun demikian, hal ini diperbolehkan untuk perhitungan aliran yang melintas bendungan (sebagai pendekatan). Hasil yang diperoleh, kemudian dapat diubah agar sesuai dengan hasil aliran yang diperoleh dari percobaan.

description

HA

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

I. TUJUAN

Menemukan karakteristik dasar pompa untuk putaran yang berubah-ubah Menemukan koefisien debit untuk celah U dan celah V

II. DASAR TEORI

II.1 Karakteristik Dasar Pompa

Pengertian

Banyaknya fluida yang melalui saluran terbuka sering diukur dengan menggunakan suatu bendung (weir). Dengan bendung, aliran akan mengalir lewat suatu celah. Bentuk celah biasanya berbentuk persegi empat, segitiga atau trapesium, dan dapat dipasang pada aliran yang dikehendaki. Untuk menganalisis suatu bendungan perlu dilakukan asumsi berikut ini

Tekanan pada aliran leher atas dan bawah sama yaitu tekanan atmosfir Plat bendung pada posisi tegak lurus dengan aliran hulu yang rata dan aliran menuju

plat normal Puncak bendung (celah) runcing dan aliran menuju puncak bendung dalam kondisi

normal Tekanan yang hilang diabaikan pada waktu aliran melalui bendung (weir) Saluran seragam dengan sisi hulu dan hilir bendung Kecepatan aliran menuju bendung seragam dan tak ada gelombang permukaan

Jelas bahwa model matematis dengan asumsi di atas tidak menampilkan kondisi aliran yang nyata di dalam bendungan. Meskipun demikian, hal ini diperbolehkan untuk perhitungan aliran yang melintas bendungan (sebagai pendekatan). Hasil yang diperoleh, kemudian dapat diubah agar sesuai dengan hasil aliran yang diperoleh dari percobaan.

Rumus

Rumus lengkap analisis matematik celah bentuk persegi dituliskan :

Q = 23√2g B H

32

Dengan; Q = laju aliran (m3/s)B = Lebar celahg = gravitasi (9.8 m/s2)H = kedalam air (m)

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

Persamaan di atas tidaak memberikan hasil yang akurat bila diterapkan pada aliran aktual dibendung. Untuk menghitungnya (sesuai analisis) persamaan tesebut biasanya dikalikan dengan suatu koefisien yang ditentukan dari hasil percobaan (cd).Sehingga :

Q = cd 23√2g B H

32

Untuk jumlah aliran yang kecil, bendung bentuk V banyak digunakan. Berdasarkan

gambar skema pengujian dan jika α sudut, setengah sudut celah, rumus aliran

melalui celah V dapat dituliskan sebagai berikut :

Q = cd 8/15 √2g H5/2 tg α

Konversi energi mekanis ke energi zat alir (fluida) dengan suatu mesin merupakan perhatian utama para ahli. Alat atau mesin ini disebut pompa. Jenis mesin pompa yang mampu untuk tujuan konversi ini amat berbeda-beda di dalam perencanaan dan prinsip kerjanya.

Pemilihan pompa yang tepat untuk suatu penerapan yang khusus sangat diperlukan untuk efisiensi dan operasi yang nyaman. Pada percobaan ini akan dilihat karakteristik untuk:

Pompa sentrifugal Pompa aliran aksial Pompa roda gigi Pompa turbin Pompa torak

Konversi energi mekanis ke energi zat alir (fluida) dengan suatu mesin merupakan perhatian utama para ahli.Alat atau mesin ini disebut pompa.Jenis mesin pompa yang mampu untuk tujuan konversi ini amat berbeda-beda dalam perencanaan dan prinsip kerjanya.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

Pompa turbin dikenal juga sebagai pompa regeneratif atau pompa periperal dengan sudu-sudu impeler lurus terletak di dalam rumah pompa.Pompa ini tak mampu priming sendiri dan dioperasikan dengan bagian sisi isap yang tergenang air.

Jika rotor berputar, cairan terbawa mengelilingi ruang pada kecepatan yang bergerak dari nol pada permukaan rumah pompa sampai kecepatan maksimum pada permukaan rotor. Jika cairan tak begitu kental tak akan ada keluaran .Oleh karena itu, pompa turbin dikelompokan sebagai pompa cairan kental (pompa viskositas).

Parameter penting yang harus diamati di dalam pengujian pompa yaitu:

Kapasitas pompa, Q (m3/s) yaitu laju aliran (debit) air yang dihasilkan pompa. Tinggi tekanan pompa, H(m) adalah selisih netto kerja masukan dan keluaran pompa

H=P2−P1

γ+

V 22−V 1

2

2 g+Z2−Z1+hl

Daya Hidrolik, Nh (Watt)Nh= ρgHQ

Daya Pompa, Np (Watt)N p=Tω

ω=2 πn60

(rad / s)

Efisiensi Pompa (%)

η=Nh

N p

×100 %

Untuk berbagai kondisi kerja, harga parameter tersebut akan bervariasi dan menunjukan kemampuan kerja pompa untuk suatu daerah kerja tertentu.

Alat pengukuran yang digunakan adalah:

Meter TekananMeter Tekanan menggunakan prinsip tabung Bourdon. Sebelum digunakan meter tekanan ini harus di priming lebih dahulu (udara yang terjebak harus dikeluarkan). Perbedaan meter tekanan isap dan keluaran memberikan tinggi tekan, masing-masing pompa memiliki meter tekanan isap dan keluaran sendiri.

Meter TorsiPrinsip utama meter ini menggunakan hukum keseimbangan torsi, yaitu lengan torsi yang berskala dihubungkan ke motor dengan suatu penghubung kaku. Sebelum meter ini digunakan harus dikalibrasi yaitu dengan mengatur beban penyeimbang lengan torsi mendatar.

Kecepatan motor/pompa

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

Kecepatan motor dapat dilihat pada panel pengukur. Kecepatan motor dideteksi dengan pengindera yang terpasang pada poros motor.

Laju aliran/debitLaju aliran dapat diukur langsung dengan menggunakan tangki volumentrik.Besarnya laju aliran air dapat dibaca pada gelas ukur yang terpasang dalam satuan liter dibagi dengan waktu pengamatan.

II.2 Celah U dan Celah V

Banyaknya fluida yang melalui saluran terbuka sering diukur dengan menggunakan suatu bendung atau celah. Dengan celah, aliran akan mengalir lewat suatu celah. Bentuk celah biasanya berbentuk persegi empat (U) atau segitiga (V), dan dapat dipasang pada aliran air sesuai yang dikehendaki . Untuk menganalisis suatu celah perlu dilakukan asumsi berikut:

Tekanan pada aliran leher atas dan bawah sama yaitu tekanan atmosfer Plat celah pada posisi tegak lurus dengan aliran hulu yang rata dan aliran menuju plat

normal Puncak celah runcing dan aliran menuju puncak celah dalam kondisi normal Tekanan yang hilang diabaikan pada waktu aliran melalui celah Saluran seragam degan sisi hulu dan hilir bendung Kecepatan aliran menuju celah seragam dan tidak ada gelombang permukaan

Jelas bahwa model matematis dengan asumsi di atas tidak menampilkan kondisi aliran yang nyata di dalam celah.Meskipun demikian, hal ini diperbolehkan untuk perhitungan aliran yang melintasi celah sebagai pendekatan.Hasil yang diperoleh, kemudian dapat diubah agar sesuai dengan hasil aliran yang diperoleh dari percobaan.

Rumus lengkap analisis matematik celah bentuk persegi adalah

Qteori=23

√2 g B H 3 /2

Dengan Q = laju aliran (m3/s)

B = lebar celah (m)

g = percepatan gravitasi = 9,81 (m/s2)

H = kedalaman air (m)

Untuk jumlah aliran yang kecil, celah bentuk V lebih sering digunakan. Dengan α sudut adalah setengah dari sudut celah, rumus aliran melalui celah V dapat dituliskan sebagai berikut

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

Qteori=815

√2 g H 5 /2 tg∝

Persamaan diatas tidak memberikan hasil yang akurat bila di terapkan pada pola aliran actual pada celah. Untuk menghitungnya (sesuai analisis) persamaan tersebut biasanya dikalikan dengan suatu koefisisen yang ditentukan dari hasil percobaan sehingga

Qaktual=cd Qteori

Alat pengukuran yang digunakan:

Tangki VolumetrikTangki ini sudah diskala dalam liter sehingga mudah menghitung laju alirannya

Q= PerubahanVolumePerubahanWaktu

= ΔVΔt

(m3/ s)

Meter Hook and PointAtur Hook sehingga ujung menyentuh permukaan set angka nol vernier digaris dengan angka nol skala dan kencangkan ulir B. Pengaturan dilakukan dengan mengatur ulir A sampai mendekati permukaan bebas dan gunakan pengaturan yang halus sampai ujung hook menyentuh permukaan air

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

III. LANGKAH KERJA

III.1 Karakteristik dasar pompa

Peralatan Utama

Peralatan utama yang digunakan dalam pengujian adalah

Instalasi pengujian multi pump test rig Stop watch

Persiapan Percobaan

Isi tangki dengan air bersih, pasang sabuk penghantar daya ke pompa yang dikehendaki Hubungkan instalasi pompa dengan suplai listrik utama 220/240V 50/60Hz dengan kabel

yang tersedia, operasikan pompa dengan menekan saklar ON Priming terlebih dahulu meter tekanan yang akan digunakan Kalibrasi meter torsi Lakukan penutupan katup keluaran pompa dengan halus dan pembacaan alat ukur

menunggu kondisi stabil terlebih dahulu.

Proses Percobaan

Siapkan data pengamatan untuk pengujian pompa tertentu Ukur parameter debit (Q), tinggi tekanan (H), putaran (n) dan torsi (T) untuk putaran

tertentu Ulangi percobaan di atas untuk putaran yang berbeda seperti yang dibutuhkan Hitung tinggi tekanan total, torsi, daya pompa, daya hidrolik dan efisiensi Gambarkan kurva tinggi tekanan, daya hidrolik, efisiensi terhadap debit

III.2 Koefisien debit celah U dan V

Peralatan Utama

Instalasi pengujian pompa, pompa turbine Celah U dan celah V Meter Hook dan Point gage Stop watch

Persiapan Percobaan

Pasang pompa turbine

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

Hidupkan pompa dan biarkan air mengisi saluran dan jika air mulai mengalir melewati celah, matikan pompa dan biarkan kelebihan air melewati celah. Ini merupakan level dasar celah

Atur vernier Hook point gage pada posisi nol

Proses Percobaan

Operasikan pompa turbin Atur laju aliran (debit) air Ukur debit actual dari tangki volumenterik dengan mengukur jumlah volume air pada

tangki dan catat waktu yang diperlukan dengan stop watch Pada waktu yang bersamaan ukur ketinggian air H dan lebar B pada celah

V. Perhitungan

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

VI.1 Karakteristik Dasar Pompa

Tabel 1 ( 1000 rpm )

No. 1

Daya Hidrolik = ρ.g.H.Q

= (996 kg

m3) (9,81 m

s2 )(4 m) (6 x 10−4 m2

s)

= 22,74 Watt

Daya Motor = 2. π . n

60 . T

= 2. π .1000

60 ( rad

s ) . 0,9(Nm)

= 94,2 Watt

Efisiensi = Daya Motor KeluaranDaya Motor Masukan

= 22.7494.2

x 100%

=24,14 %

No. 2

Daya Hidrolik = ρ.g.H.Q

= (996 kg

m3) (9,81 m

s2 ) (4,75 m) (3,84 x 10−4 m2

s)

= 17,31 Watt

Daya Motor = 2.π . n

60 . T

= 2.π .1000

60 ( rad

s ) . 0,9(Nm)

= 94,2Watt

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

Efisiensi = Daya Motor KeluaranDaya Motor Masukan

= 17.3194,2

x 100%

= 18.37 %

No. 3

Daya Hidrolik = ρ.g.H.Q

= (996 kg

m3) (9,81 m

s2 ) (4 m) (3,7 x 10−4 m2

s)

= 14.039 Watt

Daya Motor = 2. π . n

60 . T

= 2. π .1000

60 ( rad

s ) . 0,95(Nm)

= 99,43 Watt

Efisiensi = Daya Motor KeluaranDaya Motor Masukan

= 14,03999,43

x 100%

= 12.02%

No. 4

Daya Hidrolik = ρ.g.H.Q

= (996 kg

m3) (9,81 m

s2 ) (4,25m) (3.12 x 10−4 m2

s)

= 12.585 Watt

Daya Motor = 2.π . n

60 . T

= 2.π .1000

60 ( rad

s ) . 1 (Nm)

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

= 104,67Watt

Efisiensi = Daya Motor KeluaranDaya Motor Masukan

= 12.585104,67

x 100%

=14,78 %

No. 5

Daya Hidrolik = ρ.g.H.Q

= (996 kg

m3) (9,81 m

s2 ) (6 m) (2,8 x 10−4 m2

s)

= 16,24Watt

Daya Motor = 2. π . n

60 . T

= 2. π .1000

60 ( rad

s ) . 1,05 (Nm)

= 109.9 Watt

Efisiensi = Daya Motor KeluaranDaya Motor Masukan

= 16,241 09,9

x 100%

=14.78%

No. 6

Daya Hidrolik = ρ.g.H.Q

= (996 kg

m3) (9,81 m

s2 ) (5.25m) (2,9 x 10−4 m2

s)

= 14.49 Watt

Daya Motor = 2.π . n

60 . T

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

= 2. π .1000

60 ( rad

s ) . 1,05 (Nm)

= 109,9 Watt

Efisiensi = Daya Motor KeluaranDaya Motor Masukan

= 14,49109.9

x 100%

= 13,18 %

Penampang Celah V (1000) data 1 dan 2

1. Diketahui :

Ht = 4.1 m

Torsi = 0,95 Nm

Q = 4.1 x 10-4 m3/s

Daya masukan (NP) =2 πn60

xT = 2 x 3,14 x100060

x0,95= 99,43 Watt

Daya Hidrolik (NH) = ρgHQ = 998 x 9,81 x 4.1 x 4.1 x 10-4 = 15,97 Watt

Efisiensi Pompa ( ŋp) = NhNp

= 15,9799,43

x 100 % = 16,05%

2. Diketahui :

Ht = 4 m

Torsi = 0,85 Nm

Q = 3.9x 10-4 m3/s

Daya masukan (NP) =2 πn60

xT = 2 x 3,14 x100060

x0,85= 88,97 Watt

Daya Hidrolik (NH) = ρgHQ = 998 x 9,81 x 4 x 3,9x 10-4 = 14,96 Watt

Efisiensi Pompa ( ŋp) = NhNp

= 14,9788,97

x 100 % = 16,81%

Penampang Celah V (1100rpm) data 1 dan 2

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

1. Diketahui :

Ht = 4,5 m

Torsi = 1,05 Nm

Q = 5,08 x 10-4 m3/s

Daya masukan (NP) =2 πn60

xT = 2 x 3,14 x110060

x1,05= 120,89Watt

Daya Hidrolik (NH) = ρgHQ = 998 x 9,81 x 4,5 x 5,08 x 10-4 = 21,68 Watt

Efisiensi Pompa ( ŋp) = NhNp

= 21,68120,89

x100 % = 17,93%

2. Diketahui :

Ht = 4,75 m

Torsi = 1,08 Nm

Q = 4.41x 10-4 m3/s

Daya masukan (NP) =2 πn60

xT = 2 x 3,14 x110060

x1.08= 124,34 Watt

Daya Hidrolik (NH) = ρgHQ = 998 x 9,81 x 4,75 x 4,41x 10-4 = 19,85Watt

Efisiensi Pompa ( ŋp) = NhNp

= 19,85124,34

x 100% = 14,38%

Penampang Celah V (1200rpm) data 1 dan 2

1. Diketahui :

Ht = 5,8m

Torsi = 1,28 Nm

Q = 4,62 x 10-4 m3/s

Daya masukan (NP) =2 πn60

xT = 2 x 3,14 x120060

x1,28= 160,768Watt

Daya Hidrolik (NH) = ρgHQ = 998 x 9,81 x 5,8 x 4,62 x 10-4 = 25,34 Watt

Efisiensi Pompa ( ŋp) = NhNp

= 25,34160,768

x100 % = 15,76%

3. Diketahui :

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

Ht = 5,89 m

Torsi = 1,28 Nm

Q = 4,48x 10-4 m3/s

Daya masukan (NP) =2 πn60

xT = 2 x 3,14 x120060

x1,28= 160,768 Watt

Daya Hidrolik (NH) = ρgHQ = 998 x 9,81 x 5,48x 4,48x 10-4 = 24,96 Watt

Efisiensi Pompa ( ŋp) = NhNp

= 24,96160,768

x100 % = 14,38%

Contoh Perhitungan Data 1 dan 2 Pada Putaran 1000 Rpm celah u

1. Q1 actual = 0,0006 m3/s

B = 5,1 x 10−2 m ; H 1= 2,4 x 10−3 m

Q1 teori = 23√2g B H

32

= 23√2 .9,815,1 x10−2 (2,4 x 10−3 )

32

= 5,49 x 10−4 m3

s

Cd = Q actualQteori

= 0,0006

5,49 x 10−4 = 1.093

2. Q1 actual = 0,00038 m3/s

B = 5,1 x 10−2 m ; H 1= 23,5 x 10−3 m

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

Q1 teori = 23√2 g B H

32

= 23√2 .9,81 5,1 x10−2 (23,5. 10−3 )

32

= 5,3 x 10−3 m3

s

Cd = Q actualQteori

= 0,00038

5,3 x 10−3 = 0,723

Contoh Perhitungan Data 1 dan 3 Pada Putaran 1000 Rpm untuk celah V

1. Q1 actual = 4,11x 10−4 m3 /s

α = 45° ;H 1=¿3,94 x 10−3 m

Q1 teori= 815

√2 g H52 tg∝

Q1 teori= 815

√2× 9,81 (3,94 × 10−3 )52 tg 45 °

= 7,3 x 10−4 m3 /s

Cd = Q actualQteori

=4,11 x10−4

7,3 x 10−4 = 0,56

3. Q2 actual = 3,61x 10−4 m3 /s

α = 45° ;H 2=¿3,25 x 10−3 m

Q2 teori= 815

√2 g H52 tg∝

Q2 teori= 815

√2× 9,81 (3,2×10−3 )52 tg 45 °

= 4,67 x 10−4 m3/s

Cd = Q actualQteori

=3,61 x10−4

4,67 x10−4 = 0,803

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

Contoh Perhitungan Data 1 dan 2 Pada Putaran 1100 Rpm untuk celah V

1. Q1 actual = 5,08 x 10−4 m3 /s

α = 45° ;H 1=¿4 x 10−3 m

Q1 teori= 815

√2 g H52 tg∝

Q1 teori= 815

√2× 9,81 ( 4×10−3 )52 tg 45 °

= 7,6 x 10−4 m3 /s

Cd = Q actualQteori

=5,08 x 10−4

7,6 x 10−4 = 0,67

2. Q2 actual = 4,41 x 10−3 m3/s

α = 45° ;H 2=¿3,95 x 10−2 m

Q2 teori= 815

√2 g H52 tg∝

Q2 teori= 815

√2× 9,81 (3,95×10−2 )52 tg 45 °

= 7,3 x 10−4 m3/s

Cd = Q actualQteori

=4,41 x10−4

7,3 x10−4 = 0,638

Contoh Perhitungan Data 1 dan 2 Pada Putaran 1200 Rpm untuk celah V

1. Q1 actual = 4,62 x 10−4 m3 /s

α = 45° ;H 1=¿4,2x 10−3 m

Q1 teori= 815

√2 g H52 tg∝

Q1 teori= 815

√2× 9,81 ( 4,2× 10−3 )52 tg 45°

= 8,5x 10−4 m3 /s

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

Cd = Q actualQteori

=4,6 x10−4

8,5 x10−4 = 0,54

2. Q2 actual = 4,48x 10−4 m3 /s

α = 45° ;H 2=¿4,14 x 10−3 m

Q2 teori= 815

√2 g H52 tg∝

Q2 teori= 815

√2× 9,81 ( 4,14×10−3 )52 tg 45 °

= 8,2 x 10−4 m3/s

Cd = Q actualQteori

=4,6 x10−4

8,2 x10−4 = 0,543

VI. KURVA KARAKTERISTIK POMPA

A. Grafik Head Terhadap Debit

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

celah V

Celah U

B. Grafik Daya Motor Terhadap Debit

Celah V

0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.00060

2

4

6

8

10

12

Grafik Head Terhadap Debit

1000 rpmLinear (1000 rpm)1100 rpmLinear (1100 rpm)1200 rpmLinear (1200 rpm)

Debit, air Q (m3/s)

Head

tota

l, Ht

(mH2

O)

0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0.00045 0.0005 0.00055 0.0006 0.000650

5

10

15

20

25

Grafik Daya Hidrolik Terhadap Debit

Debit, air Q (m3/s)

Daya

hid

rolik

, Nh

(Watt

)

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

Celah U

C. Grafik Daya Hidrolik Terhadap Debit Celah V

0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.00060

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Grafik Daya pompa Terhadap Debit

1000 rpmLinear (1000 rpm)1100 rpmLinear (1100 rpm)1200 rpmLinear (1200 rpm)

Debit air, Q (m3/s

Day

a po

mpa

, Np

(Watt

)

0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0.00045 0.0005 0.00055 0.0006 0.0006585

90

95

100

105

110

115

Grafik Daya PompaTerhadap Debit

Debit, air Q (m3/s)

Daya

pom

pa, N

p (W

att)

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

Celas U

D. Grafik Effisiensi Terhadap Debit Celah V

0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.00060

5

10

15

20

25

30

Grafik Daya Hidrolik Terhadap Debit

1000 rpmLinear (1000 rpm)1100 rpmLinear (1100 rpm)1200 rpmLinear (1200 rpm)

Debit air, Q (m3/s )

Daya

hid

rolik

, Nh

(Watt

)

0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0.00045 0.0005 0.00055 0.0006 0.000650

5

10

15

20

25

Grafik Daya Hidrolik Terhadap Debit

Debit, air Q (m3/s)

Daya

hid

rolik

, Nh

(Watt

)

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

Celah U

VII. Pembahasan

Pada praktikum UNIT POMPA ini kami melakukan beberapa kali pengambilan data mulai dari putaran 1000 rpm, 1100 rpm, dan 1200 rpm pada penampang celah V dan untuk celah

0 0.0001 0.0002 0.0003 0.0004 0.0005 0.00060

0.020.040.060.08

0.10.120.140.160.18

0.2

Grafik Effisiensi Terhadap Debit

1000 rpmLinear (1000 rpm)1100 rpmLinear (1100 rpm)1200 rpmLinear (1200 rpm)

Debit air, Q (m3/s )

Effisie

nsi,

η (%

)

0.00025 0.0003 0.00035 0.0004 0.00045 0.0005 0.00055 0.0006 0.000650

0.05

0.1

0.15

0.2

0.25

0.3

Grafik Effisiensi Terhadap Debit

Debit, air Q (m3/s)

Effisie

nsi,

η (%

)

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

U hanya putaran 1000rpm. Dari masing-masing putaran dan penampang dilakukan pengambilan data di masing-masing putaran dan penampang dilakukan dengan cara mengatur bukaan katup yang berbeda-beda mulai dari bukaan katup kran terbuka penuh sampai tertutup penuh. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan karakteristik pompa dan koefisien celah U dan Celah V sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu mengecek jumlah air di penampungan jika kurang maka air tidak akan mengalir oleh karena itu harus di tambah airnya, lalu mengatur atau mengkalibrasi torka meter dengan cara membuka v-belt nya terlebih dahulu.

Pompa yang digunakan pada praktikum yang kami lakukan hanya pompa turbin saja karena pompa yang lain mengalami kerusakan pada alat ukurnya (gauge).

Selain itu juga kondisi katup kran pompa yang semakin ditutup, pada praktikum ini menyebabkan head-nya semakin besar. Pada saat head semakin besar, daya motor yang dihasilkan semakin besar pula, sedangkan daya hidrolik dan laju alirannya semakin menurun. Hal ini disebabkan karena semakin kran ditutup maka air yang mengalir ke tangki semakin sedikit.

Berdasarkan grafik Head terhadap Debit. Menunjukan bahwa semakin tinggi head maka

debit air actual semakin rendah. Hal ini terjadi karena untuk mendapatkan head yang tinggi,.

Dimana ketika valve dibuka maka head pun semakin tinggi yang berarti delta tekanan di antara

masuk dan keluar valve semakin tinggi karena tekanan sebanding dengan head.

Berdasarkan grafik daya hidrolik terhadap debit. Menunjukan bahwa semakin tinggi debit air

maka daya hidrolik yang dihasilkan semakin besar. Sesuai dengan persamaan Nh=PQ ,Dimana

daya hidrolik ini dipengaruhi head dan debit air.

Berdasarkan grafik daya pompa terhadap debit. Menunjukan bahwa semakin tinggi debit

maka Daya pompa semakin rendah. Hal ini disebabkan karena nilai torka yang semakin

tinggi ketika debit semakin rendah.

Berdasarkan effisiensi terhadap Debit, menujukan bahwa semakin tinggi debit airnya maka semaking tinggi effisiensi pompanya. Hal ini disebabkan karena selain adanya rugi-rugi yang sebanding dengan debit air (seperti putaran turbin, bentuk sudu-sudunya) tetapi ada juga rugi-rugi head yang memiliki nilai konstan. Sehingga menyebabkan effisiensi tidak konstan untuk tiap-tiap debit yang berbeda. Hal ini menyebabkan effisiensi pompa lebih tinggi ketika debit air semakin tinggi Selain itu,Q actual jauh lebih kecil dari Q teori. Hal ini disebabkan oleh kebocoran air yang terjadi pada katup kran pompa. Kebocoran ini pula berdampak pada hasil effisiensi pompa. Sehingga effisiensi maksimal pompa pada praktikum ini kecil.

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

VIII. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa debit air berbanding terbalik Head dan Daya Pompa, dan sebanding dengan daya hidrolik dan effisiensi.

Berdasarkan hasil praktikum UNIT POMPA dan dari grafik dapat disimpulkan bahwa :

Effisiensi dari pompa kecil Semakin nilai torsi dinaikan maka laju alirannya akan semakin berkurang. Semakin katup kran pompa ditutup maka air yang mengalir ke tangki semakin sedikit. Semakin sedikitnya air yang mengalir ke tangki menyebabkan head akan semakin besar. Jika head semakin besar, maka daya motor yang dihasilkan akan semakin besar,

sedangkan daya hidrolik dan laju alirannya akan semakin menurun.

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM POMPA

XI. DAFTAR PUSTAKA

Maridjo ,Drs. Petunjuk Praktikum Mesin Konveri. Bandung: Pusat Pengembangan Politeknik, 1995