Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

38
LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN BAB III MODUL PERCOBAAN MODUL (1) PENETRASI BAHAN –BAHAN BITUMEN 1.1. Maksud Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan apenertrasi bitumen keras atau lembek ( solid atau semi solid ) dengan memasukan jarum ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu kedalam bitumen pada suhu tertentu. 1.2. Peralatan a. Alat penetrasi yang dapat mengerakan pemegang jarum naik turun tanpa gesekan dan dapat mengukur penetrasi dengan 0,1 mm. b. Pemegang jarum seberat ( 47,5 + 0,005 ) gram yang dapat dilepas dengan mudah dari alat penetrasi untuk peneraan. c. Pemberat dari ( 50 + 0,05 ) gram yang dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban 100 gram. d. Jarum penetrasi dibuat dari stainless stell mutu 44 0 C atau Hrc 54 – 60, ujung jarum harus berbentuk kerucut terpancung. e. Cawan terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang rata-rata berukuran sebagai berikut : Penestrasi Diameter Kedalaman Dibawah 200 55 mm 35 mm 200 sampai 300 75 mm 45 mm f. Bak perendam ( water bath ) terdiri dari isi bejana dengan isi tidak kurang dari 10 liter air dan dapat menehan suhu tertentu dengan ketelitian kurang lebih 0,1 0 C. Bejana dilengkapi dengan KELOMPOK 1

Transcript of Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

Page 1: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

BAB III

MODUL PERCOBAAN

MODUL (1)PENETRASI BAHAN –BAHAN BITUMEN

1.1.Maksud

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan apenertrasi bitumen keras atau lembek (

solid atau semi solid ) dengan memasukan jarum ukuran tertentu, beban dan waktu tertentu

kedalam bitumen pada suhu tertentu.

1.2.Peralatan

a. Alat penetrasi yang dapat mengerakan pemegang jarum naik turun tanpa gesekan dan dapat

mengukur penetrasi dengan 0,1 mm.

b. Pemegang jarum seberat ( 47,5 + 0,005 ) gram yang dapat dilepas dengan mudah dari alat

penetrasi untuk peneraan.

c. Pemberat dari ( 50 + 0,05 ) gram yang dipergunakan untuk pengukuran penetrasi dengan beban

100 gram.

d. Jarum penetrasi dibuat dari stainless stell mutu 440 C atau Hrc 54 – 60, ujung jarum harus

berbentuk kerucut terpancung.

e. Cawan terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang rata-rata berukuran

sebagai berikut :

Penestrasi Diameter Kedalaman

Dibawah 200 55 mm 35 mm

200 sampai 300 75 mm 45 mm

f. Bak perendam ( water bath ) terdiri dari isi bejana dengan isi tidak kurang dari 10 liter air dan

dapat menehan suhu tertentu dengan ketelitian kurang lebih 0,10 C. Bejana dilengkapi dengan

pelat dasar berlubang-lubang, terletak 50 mm diatas dasar bejana dan tidak kurang dari 100 mm

dibawah permukaan air dalam bejana.

g. Tempat air untuk benda uji ditempatkan dibawah alat penetrasi. Tempat tersebut mempunyai isi

tidak kurang dari 300 ml dan tinggi yang cukup untuk meredam benda uji tanpa bergerak.

h. Pengukur waktu untuk mengukur penetrasi dengan tangan diperlukan stopwatch skala

pembagian terkecil 0,1 detik atau kurang dari kesalahan tertinggi 0,1 per detik.

i. Termometer.

KELOMPOK 1

Page 2: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

1.3.Benda uji

Panaskan contoh perlahan-lahan dan aduklah dan dituangkan. Pemanasan contoh untuk ter

tidak boleh melebihi 30 menit. Aduklah perlahan - lahan agar udara tidak masuk dalam contoh.

Setelah contoh cair merata tuangkan kedalam contoh dan diamkan hingga dingin. Tinggi contoh

dalam tempat tersebut tidak kurang dari angka penetrasi ditambah 10 mm. Buatlah 2 buah benda uji

( duplo ). Tutuplah benda uji agar bebas dari debu dan diamkan pada suhu ruang selama 1 sampai

1,5 jam untuk benda uji kecil dan 1,5 sampai 2 jam untuk benda uji yang besar.

1.4.Cara melakukan

a. Letakan benda uji dalam tempat air kecil dan masukan tempat air tersebut kedalam bak

peredam yang lebih berada pada suhu yang ditentukan . diamkan dalam bak tersebut selama 1

sampai 1,5 jam untuk benda uji kecil dan 1,5 sampai 2 jam untuk benda uji yang besar.

b. Periksalah pemegang jarum agar dapat dipasang dengan baik, bersihkan jarum dengan toluene

atau minyak tanah kemudian keringkan jarum tersebut dengan kain bersih dan pasangkanlah

jarum pada pemegang jarum.

c. Letakan pemberat 40 gram diatas jarum untuk memperoleh beban sebesar ( 100 + 0,1 gram )

detik.

d. Pindahkan tempat air dari bak peredam kebawah penetrasi.

e. Turunkan jarum penetrasi perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh benda uji.

Kemudian aturlah angka 0 di arloji penetrometer sehingga jarum menunjuk berimpit dengan

angka tersebut.

f. Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwacth selama jangka waktu ( 5 + 0,1 )

detik.

g. Putarlah arloji penetrometer dan bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan jarum

penunjuk. Hasil pengamatan dibulatkan hingga 0,01 mm terdekat.

h. Lepaskan jarum dari pemegang jarum siapkan alat penetrasi untuk pengerjaan berikutnya.

i. Lakukan pekerjaan ( a ) sampai dengan ( g ) diatas tidak kurang dari 3 kali untuk benda uji

yangsama dengan ketentuan setiap titik pemeriksaan dengan jarak satu sama lain dari tepi

dinding lebih dari 1 cm.

1.5.Catatan .

a. Termometer untuk bak peredam harus ditera.

b. Bitumen dengan penetrasi kurang dari 150 dapat diuji dengan alat-alat dan cara pemeriksaan ini,

sedangkan bitumen dengan penetrasi antar 350 sampai 500 perlu dilakukan dengan alat-alat

lain.

c. Apabila pembacaan stopwacth lebih dari (5 + 0,1) detik , hasil tersebut tidak berlaku ( diabaikan).

KELOMPOK 1

Page 3: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

1.6.Pelaporan

Laporkan angka penetrasi rata-rata dalam bilangan bulat sekurang-kurangnya dari tiga

pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil - hasil pembacaan tidak melampaui ketentuan dibawah

ini :

Hasil penetrasi 0 - 49 50 - 149 150 - 200 200

Toleransi 2 4 6 8

1.7.Data pelaporan

Pembukaan

contoh

Contoh dipanaskan Pembacaan

waktu

Pembacaan suhu

open

Mulai jam

Selesai jam

13.21

13.35

Temperatur 100 0C

Mendinginkan

contoh

Didiamkan pada suhu

ruang

Mulai jam

Selesai jam

13.35

15.30

Standar Suhu Ruang

25 0C

Mencapai suhu

pemeriksaan

Direndam pada suhu

25 0C

Mulai jam

Selesai jam

15.30

15.45

Suhu waterbart

Temperatur 25 0C

Pemeriksaan Penetrasi pada suhu 25 0C

Mulai jam

Selesai jam

15.40

16.20

Pembacaan suhu

penetrometer

Temperatur 25 0C

Hasil Penestrasi pada suhu 250C, 100 gram, 5 detik

Pengamatan Cawan Besar Cawan Kecil

Pengamatan ke - 1 47 50

Pengamatan ke - 2 43 48

Pengamatan ke - 3 44 50

Pengamatan ke - 4 46 47

Pengamatan ke - 5 44 50

Rata-Rata 44.8 49

KELOMPOK 1

Page 4: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

8. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan di peroleh rata-rata penetrasi 44.8 berarti

benda uji ( aspal ) tersebut termasuk jenis aspal penetrasi ( 0 – 49 ) dengan toleransi 2,0. Berarti

angka ini menentukan suatu bitumen akan semakin lembek dan sebaliknya apabila angka penetrasi

semakin besar maka bitumen semakin keras.

KELOMPOK 1

Page 5: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

MODUL (2)

PEMERIKSAAN BERAT JENIS BITUMEN KERAS DAN TER

2.1.Maksud

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan berat jenis bitumen dan ter dengan

Piknometer . berat jenis bitumen atau ter adalah perbandingan antara berat bitumen dan berat air

suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu.

2.2.Peralatan

Termometer

Bak peredam yang dilengkapi pengatur suhu dagan ketelitian ( 25 + 0,1 ) 0C

Piknometer

Air suling sebanyak 100 cm3

Bejana gelas

2.3.Benda uji

Panaskan contoh bitumen keras sejumlah 50 gram, sampai menjadi cair dan aduklah untuk

mencegah pemanasan setempat . Pemanasan tidak boleh lebih dari 30 menit pada suhu 56 0C

diatas titik lembek.

Tuangkan contoh tersebut kedalam piknometer yang telah kering hingga terisi ¾ bagian.

2.4.Cara melakukan

Isilah bejana dengan air suling sehingga terendam diperkirakan bagian atas piknometer yang

bak perendam sehingga terendam sekurang-kurangnya 100 mm. Aturlah perendam pada

suhu 25 0C.

Bersihkan, keringkan dan timbanglah Piknometer dengan ketelitian 1 mg ( A ).

Angkatlah bejana dari bak perendam dan isilah Piknometer dengan air suling kemudian

tutuplah Piknometer dengan air suling kemudian tutuplah Piknometer tanpa di tekan.

Letakan Piknometer kedalam bejana dan tekanlah penutup hingga rapat , kembalikan bejana

tersebut didalam bak peredam selama kurang lebih 30 menit, kemudian angkatlah

Piknometer dan keringkan dengan lap . timbanglah dengan ketelitian 1 mg ( B ).

Tuangkan benda uji tersebut kedalam Piknometer yang telah kering hingga terisi ¾ bagian.

Biarkan Piknometer yang berisi benda uji dengan air suling dan tutuplah tanpa ditekan,

diamkan agar gelembung - gelembung udara keluar.

KELOMPOK 1

Page 6: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

Angkatlah bejana dari bak perendam dan letakan Piknometer didalamnya dan kemudian

tekanlah penutup hingga rapat. Masukkan dan diamkan bejana kedalam bak peredam

selama kurang lebih 30 menit . angkat, keringkan dan timbanglah Piknometer ( D ).

2.5.Catatan

Menghitung berat jenis dengan rumus :

A = Berat piknometer ( dengan penutup ) (gram)

B = Berat piknometer + air (gram)

C = Berat piknometer + aspal (gram)

D = Berat piknometer + air + aspal (gram)

Tinggi kenaikan muka air pada Piknometer adalah 3,60 cm.

2.6.Pelaporan

Uraian Hasil Pemeriksaan

Berat piknometer + air (B) 960 gram

Piknometer (A) 164 gram

Berat air/ isi piknometer (B – A) 796 gram

Berat piknometer + contoh (C) 664 gram

Berat piknometer (A) 164 gram

Berat contoh (C - A) 500 gram

Berat piknometer + air + contoh (D) 965 gram

Berat piknometer + contoh 664 gram

Berat Air 301 gram

Isi bitumen 500 gram

Perhitungan :

BJ = Berat Jenis Bitumen/Isi Betumen = (664 – 164) / (796 - 301) = 1,008 gr/cc

2.7.Kesimpulan

Jadi, dari percobaan diatas dapat diketahui bahwa berat jenis bitumen keras dan ter, pada

percobaan tersebut menghasilkan berat jenis bitumen sebesar 1,008 gr/cc.

KELOMPOK 1

BJ=( C - A )

( B - A ) - ( D - C )

Page 7: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

MODUL 3

ANALISA SARINGAN AGEGAT HALUS DAN KASAR

3.1. Maksud

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir ( gradasi ) agregat halus

dan kasar dengan menggunakan saringan.

3.2. Peralatan

a. Timbangan neraca dengan ketelitian 0, 2 % dari berat benda uji.

b. Satu set saringan :

- 75,0 mm ( 3” ) - 12,5 mm ( ½” ) - No.16

- 63,0 mm ( 2 ½ “ ) - 10 mm ( 3/8” ) - No.30

- 50,0 mm ( 2“ ) - 20 mm ( ¾” ) - No.50

- 37,5 mm ( 1,5” ) - No. 4 - No.100

- 25 mm ( 1,60” ) - No.6 - No.200

c. Oven yang dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai ( 110 + 5) 0C

d. Alat pemisah contoh.

e. Mesin pengguncang saringan.

f. Talam-talam.

g. Kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat-alat lainya.

3.3. Benda uji

a. Agregat Halus

ukuran maksimum No.4 : berat minimum 500 gram

ukuran maksimum No.6 : berat minimum 100 gram

b. Agregat Kasar

ukuran maksimum No.3,5” : berat minimum 35 gram

ukuran maksimum No.3” : berat minimum 30 gram

ukuran maksimum No.25” : berat minimum 25 gram

ukuran maksimum No.2” : berat minimum 20 gram

ukuran maksimum No.1,5” : berat minimum 15 gram

ukuran maksimum No.1” : berat minimum 10 gram

KELOMPOK 1

Page 8: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

ukuran maksimum No.3/4” : berat minimum 5 gram

ukuran maksimum No.3/8” : berat minimum 1 gram

Jika agregat berupa campuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat tersebut dipisahkan

menjadi 2 bagian dengan saringan No.4 selanjutnya agregat halus dan agregat kasar disediakan

sebanyak jumlah yang tercantum diatas. Benda uji disiapkan sesuai dengan PB – 0208 - 76 kecuali

apabila butiran yang melalui saringan No.200 tidak perlu jumlahnya dan syarat - syarat ketelitian

tidak menghendaki pencucian.

3.4. Cara melakukan

Benda uji dikeringkan didalam oven dengan suhu ( 110 + 5 ) 0C sampai berat tetap.

Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan

paling atas. Saringan diguncang dengan menggunakan mesin pengguncang selama 15 menit.

3.5. Pelaporan

Jumlah persentase melalui masing - masing saringan atau jumlah persentase diatas masing -

masing saringan dalam bilangan bulat.

Grafik komulatif

3.6. Analisa saringan agregat kasar, sedang dan halus

Tabel Berat Agregat Kasar untuk yang lolos saringan (1 Kg)

No Lolos Ukuran

Saringan

Berat Cawan

(gram)

Berat Agregat

(gram)

Berat Total

(gram)

1 2” - - -

2 1,5” - - -

3 No.4 24,2 967,2 991,4

4 No.16 26 28,6 54,6

5 No.30 27,2 1,2 28,4

6 No.100 26,7 1,5 28,2

7 No.200 25,2 1,5 26,7

Jumlah 1000 1129,3

Tabel Berat Agregat Halus untuk yang lolos saringan (1 Kg)

No Lolos Ukuran

Saringan

Berat Cawan

(gram)

Berat Agregat

(gram)

Berat Total

(gram)

1 No.4 27,5 - -

2 No.16 27,5 - -

3 No.30 27,5 372,2 399,7

KELOMPOK 1

Page 9: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

4 No.100 27,5 399,2 426,7

5 No.200 27.5 227,3 254,8

Jumlah 998,7 1081,2

Tabel Berat Agregat Halus dan Agregat Kasar (1 kg)

No

Sarin

gan

Berat Tertahan

( gram )

Jumlah Persen

Spes

ifika

si

Nila

i Ten

gah

Tertahan ( % ) Lewat ( % )

Kasar Halus Kasar Halus Kasar Halus

2” - - 0 0 100 100 100 100

3/2” - - 0 0 100 100 100 100

No.4 967,2 - 96,72 0 3,28 100 80-100 90

No.16 28,6 - 2,86 0 0,42 100 70-80 75

No.30 1,2 372,2 0,12 37,26 0,3 62,74 60 - 70 65

No.100 1,5 399,2 0,15 39,9 0,15 22.84 20 - 30 25

No.200 1,5 227,3 0,15 22,76 0 0,14 0 - 4 2

Jumlah 1000 998,7

a. Agregat halus (5 Kg)

Agregat halus 1 Kg diatas dicampurkan dengan agregat halus 4 Kg dan di saring dengan saringan

No. 4 dan saringan No.16. Diperoleh data :

Berat agregat halus yang tertahan di saringan No. 4 adalah 320,05 gram

Berat agregat halus yang tertahan di saringan No. 16 adalah 2568 gram

b. Agregat Kasar (5 KG)

Agregat kasar 1 Kg diatas dicampurkan dengan agregat kasar 4 Kg dan di saring dengan saringan

No. 4 dan saringan No.16. Diperoleh data :

Berat agregat kasar yang tertahan di saringan No. 4 adalah 259,10 gram

Berat agregat kasar yang tertahan di saringan No. 16 adalah 193,8 gram

KELOMPOK 1

Page 10: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

Hasil saringan yang tertahan pada saringan No. 4 sebelum dioven beratnya 2381,90 gram dan. Lalu

dicuci dan direndam beratnya menjadi 2780,00 gram selama 24 jam lalu setelah di oven pada suhu

1100 C menjadi 2660,80 gram.

Presentase Agregat kasar :

Presentase berat agregat kasar = 88,55 %

Presentase Agregat halus :

Presentase berat agregat halus = 92,37 %

3.7. Kesimpulan

Dari hasil persentase agregat lolos saringan didapat gradasi kombinasi agregat yang sesuai

dengan benda uji.

Agregat kasar : 88,55 %

Agregat halus : 92,37 %

MODUL 4

KELOMPOK 1

Presentase berat=1000 1129,3

x100 %

Presentase berat=Berat agregat kasar Berat total

x 100%

Presentase berat=998,71081,2

x100%

Presentase berat=Berat agregat halus Berat total

x 100%

Page 11: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

PEMERIKSAAN BERAT JENIS PENYERAPAN

4.1. Maksud

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis ( bulk ), berat jenis kering

permukaan jenuh ( saturated surface dry = SSD ) , berat jenis semu ( apparent ) dari agregat kasar.

a. Berat jenis ( bulk specific gravity ) ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air

suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

b. Berat jenis kering permukaan jenuh ( SSD ) yaitu perbandingan antara berat kering permukaaan

jenuh dengan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada

suhu tertentu.

c. Berat jenis semu ( apparent specific gravity ) ialah perbandingan antara berat jenis agregat

kering dengan berat air suling yang isinya sama dengan isinya agregat dalam keadaan kering

pada suhu tertentu.

d. Penyerapan adalah presentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering.

4.2. Peralatan

a. Tempat air ukuran 3,35 mm atau 2,36 mm ( No.6 atau No.8 dengan kapasitas kurang lebih 5 kg.

b. Tempat air dengan kapasitas dan bentuk sesuai untuk pemeriksaan . tempat ini harus dilengkapi

dengan pipa sehingga permukaan air selalu tetap.

c. Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1 % pori berat contoh yang ditimbang dengan

alat penggatung keranjang.

d. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai ( 110 + 5 ) 0C.

e. Alat pemisah contoh

f. Saringan No.4

4.3. Cara Melakukan

a. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-nahan lain yang melekat pada

permukaan.

b. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu 110 0C sampai berat tetap.

c. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama satu sampai tiga jam, kemudian timbangan dengan

ketelitian 0,3 gram ( BK ).

d. Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24 jam.

e. Keluarkan benda uji dari air, keringkan dengan kain penyerap sampai selaput air pada

permukaan hilang ( SSD ), untuk butiran yang lebih besar pengeringan harus satu – persatu.

KELOMPOK 1

Page 12: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

f. Timbangan benda uji kering permukaan jenuh ( Bj )

g. Timbang benda uji dalam keranjang, goyangkan batunya untuk mengeluarkan udara yang

tersekap dan tentukan beratnya didalam air ( Ba ). Ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan

kepada suhu standar ( 25 0C ).

4.4. Catatan

Jika penyerapan dan harga berat jenis digunakan dalam pekerjaan beton dimana agregatnya

digunakan pada keadaan kadar air aslinya maka tidak perlu dilakukan pengeringan dengan oven.

Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai butir-butir berat dan ringan. Bahan

semacam ini memberikan harga-harga berat jenis yangtidak tetap walaupun pemeriksaan dilakukan

dengan sangat hati –hati. Dalam hal ini beberapa pemeriksaan ulang diperlukan untuk mendapatkan

rata - rata yang baik.

6. Pelaporan

Hasil dilaporkan dalam bilangan desimal sampai dua angka dibelakang koma.

7. Data percobaan dan perhitungan

Uraian A (gram) Rata- rata (gram)

Berat benda uji oven ( Bk ) 4570 4980

Berat benda uji permukaan jenuh ( Bj ) 4765 4986

Berat benda uji didalam air( Ba ) 3225 3080

4.8. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan pada agregat kasar maka diperoleh nilai :

1. Berat jenis ( bulk ) = 2,967

KELOMPOK 1

Page 13: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

2. Berat jenis permukaan kering = 3,09

3. Berat jenis semu ( apparent ) = 3,39

4. Penyerapan ( absortption ) = 4,27%

5. Berat jenis efektif = 3,17 %

KELOMPOK 1

Page 14: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

MODUL 5

PEMERIKSAAN BERAT JENIS DAN PENYEPAN AGREGAT HALUS

5.1. Maksud

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis ( bulk ), berat jenis kering

permukaan jenuh ( saturated surface dry = SSD ), berat jenis semu ( apparent ) dan penyerapan dari

agregat halus.

a. Berat jenis ( bulk specific gravity ) ialah perbandingan antara berat agregat kering dan berat air

suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan jenuh pada suhu tertentu.

b. Berat jenis jering permukaan jenuh ( SSD ) yaitu perbandingan antara berat kering permukaan

jenuh dengan berat air suling yang isinya sama dengan isi agregat dalam keadaan kering pada

suhu tertentu.

c. Berat jenis semu ( apparent specific gravity ) ialah perbandingan antara berat agregat kering

dengan berat air suling yang isinya sama dengan isinya agregat dalam keadaan kering pada suhu

tertentu.

d. Penyerapan adalah presentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat agregat kering.

5.2. Peralatan

a. Timbangan ,kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gram.

b. Piknometer dengan kapasitas 500 ml.

c. Kerucut terpancung ( cone ), diameter bagian atas ( 40 + 3 )mm, diameter bagian bawah ( 90 +

3 ) mm dan tinggi ( 75 + 3 ) mm, dibuat dari logam tebal minimum 0,8 mm.

d. Batang penumbuk yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat ( 340 + 1 ) gram, diameter

permukaan penumbuk ( 25 + 3 ) mm.

e. Saringan No.4.

f. Oven dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai ( 110 + 5 ) 0C.

g. Termometer dengan ketelitian 1 0C.

h. Talam.

i. Bejana tempat air.

j. Pompa hampa udara ( vacum pump ) atau tungku.

k. Air suling.

l. Desikator.

5.3. Benda uji

KELOMPOK 1

Page 15: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

Benda uji adalah agregat yang tertahan saringan No.4, diperoleh dari alat pemisah contoh

atau cara perempat, sebanyak kira-kira 100 gram.

5.4. Cara Melakukan

a. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu ( 110 + 5 )0C, sampai berat tetap. Berat tetap adalah

keadaan berat benda uji selama tiga kali proses penimbangan dan pemanasan dalam oven

dengan selang waktu 2 jam berturut-turut, tidak akan mengalami perubahan kadar air lebih

besar dari 0,1 % . di dinginkan pada suhu ruang, kemudian rendam dalam air selama ( 24 + 4 )

jam.

b. Buang air perendam hati-hati,jangan ada butiran yang hilang, tebarkan agregat diatas talang

keringkan diudara panas dengan cara membalik - balikan benda uji. Lakukan pengerigan sampai

terjadi kering permukaan jenuh.

c. Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan benda uji dalam kerucut

terpancung , padatkan dengan batang penumbuk selama 25 kali, angkat kerucut terpancung.

Keadaan kering permukaan jenuh tercapai apabila benda uji runtuh akan tetapi masih dalam

keadaan tercetak.

d. Segera selesai tercapai keadaan kering permukaan jenuh masukan 500 ggram benda uji kedalam

piknometer. Masukan air suling sampai mencapai 90 % isi piknometer, putar sambil di guncang

sampai tidak terlihat gelembung udara didalamnya. Untuk mempercepat proses ini dapat

digunakan pompa hampa udara, tetapi harus diperhatikan jangan sampai ada air yang ikut

terisap, dapat dilakukan dengan memanaskan piknometer.

e. Rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk perhitungan kepada suhu standar 25 0C.

f. Tambahkan air sampai tanda batas.

g. Timbang piknometer berisi air dan benda uji sampai ketelitian 0,1 gram ( Bt ).

h. Keluarkan benda uji keringkan dalam oven dengan suhu ( 110 + 5 ) 0C sampai berat tetap

kemudian dinginkan benda uji dalam deksikator.

i. Setelah benda uji dingin kemidian timbanglah ( Bk )

j. Tentukan berat piknometer berisi air penuh air penuh dan ukur suhu sir guna penyesuaian

dengan suhu standar 25 0C ( B ).

KELOMPOK 1

Page 16: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

5.5. Pelaporan

Hasil dilaporkan dalam bilangan desimal sampai dua angka dibelakang koma.

5.6. Data percobaan dan perhitungan

Tabel hasil pemeriksaan berat jenis agregat halus

A (gram) Rata-rata

Berat benda uji kering permukaan ( SSD ) 500 500 500

Berat benda uji kering oven(Bk) 488,6 488,6

Berat piknometer diisi air ( 250C ) (B) 655 655

Berat piknometer + benda uji ( SSD ) + air ( 250C ) (Bt) 920 920

5.7. Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan pada agregat harus maka diperoleh nilai

1. Berat jenis = 1,99

2. Berat jenis kering permukaan jenuh = 2,04

3. Berat jenis semu ( apparent ) = 3,71

4. Penyerapan = 2,33 %

5. Berat jenis efektif = 2,83

KELOMPOK 1

Page 17: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

MODUL 6

PEMERIKSAAN BERAT ISI AGREGAT

6.1 Maksud

Pemeriksaan ini dimaskudkan untuk menentukan berat isi agregat halus, kasar atau

campuran. berat isi adalah perbandingan berat dan isi agregat.

6.2 Peralatan

a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 % berat contoh.

b. Talam berkapasitas cukup besar mengeringkan contoh agregat.

c. Tongkat pemadat diameter 15mm, panjang 60 cm dengan ujung bulat sebaiknya terbuat dari

bahan stainless steel.

d. Mistar perata ( staight sdge ).

e. Wadah baja yang cukup kaku berbentuk silinder dengan alat pengering berkapasitas sebagai

berikut :

Kapasitas Diameter Tinggi Tebal wadah Ukuran butir

maksimumDasar isi

2,838 152,4+2,5 154,9+2,5 5,08 2,54 12,7

9,434 203,2+2,5 292,1+2,5 5,08 2,54 25,4

14,158 254,0+2,5 279,4+2,5 5,08 3,00 38,1

28,316 284,4+2,5 284,4+2,5 5,08 3,00 101,6

6.3 Benda Uji

Masukan contoh agregat kedalam talam sekurang- kuragnya sebanyak kapasitas

wadah sesuai dengan daftar No.1 , keringkan dalam oven dengan suhu ( 110 + 5 ) 0C sampai

tercapai berat tetap dan gunakan benda uji.

6.4. Cara Melakukan

1. Berat Isi Lepas

a. Timbangan dan catat beratnya ( W1 ).

b. Masukkan benda uji dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan butir-butir, dari

ketinggian maksimum 5 cm diatas wadah dengan menggunakan sekop atau sendok

sampai penuh.

KELOMPOK 1

Page 18: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

c. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.

d. Timbangan dan catatlah berat wadah beserta benda uji (W2 ).

e. Timbanglah berat benda uji ( W3 = W2 –W1 ).

2. Berat isi padat agregat ukuran butiran maksimum 38,1 mm ( 1 ½” dengan cara penusukan.

a. Timbangan dan catatlah berat wadah ( W1 ).

b. Isilah wadah dengan benda uji dalam 3 lapis sama tebal, setiap lapis dipadatkan dengan

tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan uang merata. Pada pemadatan tongkat harus

tepat masuk sampai lapisan paling bawah tiap - tiap lapisan. Ratakan permukaan benda

uji dengan menggunakan mistar perata.

c. Timbang dan catatlah berat wadah beserta benda uji ( W2 ).

d. Hitung benda uji ( W3 = W2 - W1 ).

3. Berat isi padat agregat ukuran butiran antara 38,1 mm ( 1 ½ ” ) sampai 101,6 mm ( 4” )

dengan cara penggoyangan.

a. Timbang dan catatlah berat wadah ( W1 )

b. Isilah wadah dengan benda uji dalam 3 lapis yang sama tebal

c. Padatkan setiap lapisan dengan cara menggoyang-goyangkan wadah :

Letakan wadah diatas tempat yang kokoh dan datar angkatlah salah satu sisinya kira-

kira setinggi 5 cm kemudian lepaskan.

Ulangi hal ini pada sisi yang berlawanan . padatkan setiap lapisan sebanyak 25 kali

untuk setiap sisi.

d. Ratakan permukaan benda uji dengan menggunakan mistar perata.

e. Timbanglah dan catatlah berat wadah beserta benda uji ( W2 ).

f. Hitunglah berat benda uji ( W3 = W2 – W1 ).

6.5 Catatan

Wadah sebelum dipakai harus dikalibrasikan dengan cara :

a. Isilah wadah dengan air sampai penuh dengan suhu kamar, sehingga pada waktu ditutup

denganpelat kaca tidak terlihat gelombang udara.

b. Timbang dan catatlah berat air.

c. Hitunglah berat air. Berat air sama dengan isi wadah.

6.6 Pelaporan

Laporan berat isi agregat dengan satuan dalam kg/dm3

KELOMPOK 1

Page 19: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

6.7 Data percobaan dan perhitungan

Agregat Halus

Berat isi dengan cara Biasa

( lepas )

Tusuk

( padat )

Goyang

Berat wadah ( W1 )kg 5,28 5,28 5,28

Berat wadah + benda uji ( W2 ) kg 10,28 10,29 10,29

Berat benda uji ( W3 ) kg 5,00 5,01 5,01

Volume wadah ( V) = ( ¼ x x d2 ) (t) dm3 7,85 7,85 7,85

Berat isi ( W3 / V ) ( kg / dm3) 0,637 0,638 0,638

Agregat kasar

Berat isi dengan cara Biasa

( lepas )

Tusuk

( padat )

Goyang

Berat wadah ( W1 )kg 5,28 5,28 5,28

Berat wadah + benda uji ( W2 ) kg 10,28 10,30 10,30

Berat benda uji ( W3 ) kg 5,00 5,02 5,02

Volume wadah ( V) = ( ¼ x x d2 ) (t) dm3 7,85 7,85 7,85

Berat isi ( W3 / V ) ( kg / dm3) 0,637 0,640 0,640

6.8. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penimbangan dengan satu kali observasi maka didapat berat isi:

1. Agregat kasar

dengan cara lepas = 0,637 Kg

dengan cara tusuk = 0,640 Kg

dengan cara goyang = 0,640 Kg

2. Agregat halus

dengan cara lepas = 0,637 Kg

dengan cara tusuk = 0,638 Kg

dengan cara goyang = 0,638 Kg

KELOMPOK 1

Page 20: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

MODUL 7

PEMERIKSAAN KEAUSAN AGREGAT

DENGAN MESIN LOS ANGELES

7.1 . Maksud

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan agregat kasar terhadap keausan

dengan menggunakan mesin los angeles. Keausan tersebut dinyatakan dengan perbandingan antara

berat bahan aus lewat saringan No.12 terhadap berat semula dalam persen.

7.2. Peralatan

a. Mesin Los Angeles

Mesin terisi silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter 71 cm ( 26” ) panjang

dalam 50 cm ( 20” ). Silinder bertumpu pada dua polos pendek yang tak menerus berputar pada

poros mendatar. Silinder berlubang untuk memasukan benda uji. Penutup lubang terpasang rapat

sehingga permukaan dalam silinder tidak tergantung. Dibagian dalam silinder terdapat bila baja

melintang penuh setinggi 8,9 cm ( 3,56”) .

b. Saringan No.12 saringan –saringan lainya seperti tercantum daftar dalam daftar No.1.

c. Timbangan dengan ketelitian 5 gram

d. Bola-bola bola dengan diameter rata-rata 4,68 cm ( 17/18” ) dan berat masing-masing antara

390 gram sampai 445 gram.

e. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu antara memanasi sampai ( 100+5) 0C .

7.3. Benda Uji

Berat dan gradasi benda uji sesuai dengan daftar No.1.

Bersihkan benda uji dan keringkan dalam oven pada suhu ( 110 + 5 ) 0C.

Daftar No. 1

KELOMPOK 1

Page 21: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

Ukuran saringan Berat dan gradasi benda uji ( gram )

Lewat

( mm )

Tertahan

( mm )

A B C D E F G

75 63,0 2500

63,0 50 2500

50 37,5 5000 5000

37,5 28 1250 5000 5000

28 20 1250 5000

20 10 1250 2500

10 6,3 1250 2500

6,3 No.4 2500

No.4 No.6 2500

No.6 No.16 5000

Jumlah bola 12 11 8 6 12 12 12

Berat bola ( gram ) 5000 +

25

4584 +

25

3330 +

20

2500 +

15

5000 +

25

5000 +

25

5000

+ 25

7.4 Cara Melakukan

a. Benda uji dan bola baja dimasukan kedalam mesin los angeles

b. Putar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm, 500 putaran untuk gradasi A,B,C, dan D.

Untuk 1000 putaran untuk gradasi E,F,G.

c. Setelah selesai putaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring dengan saringan No.12.

Butiran yang tertahan diatasnya dicuci bersih, selanjutnya dikerigkan dalam oven pada suhu

( 110 + 5 ) 0C sampai berat tetap.

7.5 Perhitungan

dimana :

a = Berat benda uji semula ( 5000 gram )

b = Berat benda uji tertahan saringan No.12 ( 3230 gram)

Pemeriksaan keausan agregat lengan Mesin Los Angeles :

KELOMPOK 1

Keausan ¿ a−bax100 %

(Standars: AASHTO .T−96−74ASTM .C−131−55

)

Page 22: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

Jumlah berat (a) 5,000 kg

Berat tertahan saringan No.12 sesudah

percobaan ( b )

3,230kg

( a ) – ( b ) 1,77 kg

Keausan = a – b x 100%

a

35,4 %

Keausan rata-rata 35,4 %

7.6 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan, pemeriksaan keausan agregat dengan menggunakan alat

mesin Los Ageles didapat keausan rata-rata = 35,4 %

KELOMPOK 1

Page 23: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

MODUL 8

PEMERIKSAAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MASHSAL

8.1.Maksud

Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan ( stabilitas ) terhadap kelelehan

plastis ( flow ) dari campuran aspal . Ketahanan ( stabilitas ) ialah kemampuan suatu campuran aspal

untuk menerima beban sampai terjadi kelelehan plastis yang dinyatakan dalam kg atau pond.

Kelebihan plastis ialah keadaan perubahan bentuk suatu campuran aspal yang terjadi akibat

suatu beban sampai btas runtuk sampa batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau 0,01”.

8.2.Peralatan

a. 3 buah cetakan benda uji dengan berdiamer 10 cm ( 4” ) dan tinggi 7,5 cm ( 3”) lengkap dengan

pelat alas dan leher sambung.

b. Alat pengeluaran benda uji. Untuk benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan benda

uji dipakai sebuah ejektor.

c. Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata berbentuk penumbuk silinder dengan

berat 4,536 kg ( 10 pond ), tinggi jatuh bebas 45,7 cm ( 18” ).

d. Landasan pemadat terdiri dari balok kayu ( jati atau sejenisnya ) berukuran kira-kira 20 x 20 x 45

cm ( 8” x 8” x 8” ) yang dilapis dengan pelat beja berukuran 30 x 30 x 3,5 cm ( 12” x 12” x 1 ) dan

dikaitkan pada lantai beton dengan 4 bagian siku.

e. Silinder cetakan benda uji.

f. Mesin tekan lengkap dengan :

Kepala penekan berbentuk lengkung ( breaking head )

Cincin penguji dengan kapasitas 2500 kg ( 500 pound ) dengan ketelitian 12,5 kg ( 25 pound )

dilengkapi arloji tekan dengan ketelitian 0,0023 cm ( 0,001” )

Arloji kelehan dengan ketelitian 0,25 mm ( 0,01” ) dengan perlengkapannya.

g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu suhu untuk memanasi sampai ( 2000 + 3 ) 0C.

h. Bak peredam ( water bath ) dilengkapi dengan pengatur suhu minimum 20 0C.

i. Perlengkapan lain :

1. Panci –panci untuk memanaskan agregat , aspal dan campuran aspal

2. Pengukur suhu dari logam ( metal thermometer ) berkapasitas 2500C dengan ketelitian0,5

atau 1 dari kapasitas

3. Timbangan yang dilengkapi penggantung benda uji berkapasitas 2 kg dengan ketelitian 0,1

gram dan timbangan berkapasitas 3 kg dengan keteltian 0,1 gram dan timbangan

berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 1 gram.

KELOMPOK 1

Page 24: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

4. Kompor.

5. Sarung asbes dan karet.

6. Sendok pengaduk dan perlengkapan lain.

8.3.Benda Uji

a. Persiapan Benda Uji

Keringakan agregat, sampai beratnya tetap pada suhu ( 105 + 5 ) 0C. Pisah –pisahkan agregat

dengan cara penyaringan kering kedalam faksi-fraksi yang dikehendaki atau seperti berikut ini :

1 samapi ¾” , ¾” samapi 3/8”

¾” sampai No.4 ( 5,00 mm )

No. 4 ( 5,00 mm ) sampai No. 6 ( 3,33 mm )

Lewat No. 5 ( 3,35 mm )

b. Penentuan suhu campuran dan pemadatan

Suhu campuran dan pemadatan harus ditentukan sehingga bahan pengikat yang dipakai

menghasilkan viscositas seperti daftar No.1

Viscositas penentu suhu

Bahan

pengikat

Campuran Pemadatan

Kinematik Saybolt

Furol

Engler Kinematik Saybolt

furol

Engker

C.5t Daft.5.F C.5t Det.5.f

Aspal

panas

170 + 20 85 + 10 - 280 + 30 140 + 15 -

Aspal

dingin

170 + 20 85 + 10 - 280 + 30 140 + 15 -

Ter - - 25 + 3 - - 40 + 5

c. Persiapan campuran. Untuk setiap benda uji diperlukan agregat sebanyak + 1200 gram, sehingga

mengahsailkan tinggi benda uji yang kira-kira 6,25 cm + 0,125 cm ( 2,5” + 0,5” ) . pansakan panci

pencampur beserta agregat kira-kira 280C diatas suhu pencampur untuk aspal panas dan ter dan

aduk sampai merata, untuk aspal dingin pemanasan sampai 140C suhu pencampuran. Sementara

itu panaskan aspal sampai suhu pencampuran tuangkan aspal sebanyak yang dinutuhkan

kedalam agregat yang telah dipanaskan tersebut. Kemudian aduklah dengan cepat pada suhu,

suhu, sesuai 3.b. sampai agergat terlapis merata.

d. Pemadatan benda uji

KELOMPOK 1

Page 25: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

Bersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk dengan seksama dan

panaskan sampai suhu antara 93,3 dan 148,90C. letakan selembar kertas saring atau kertas pengisap

yang sudah digunting . Untuk uji aspal dingin masukan benda uji kedalam oven selama minimum 2

jam dengan suhu tetap menurut ukuran cetakan kedalam dasar cetakan, kemudian masukanlah

seluruh campuran kedalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran keras-keras dengan spatula yang

dipanaskan atau aduklah dengan sendok semen 15 kali keliling pinggirnya dan10 kali dibagian

dalamnya. Lepaskan lebarnya, dan ratakanlah permukaan campuran dengan mempergunakan

sendok semen menjadi bentuk yang cembung. Waktu akan dipadatkan suhu campuran dalam batas-

batas suhu pemadatan seperti yang disebut 3.b.

Letakan cetakan diatas landasan pemadat , dalam pemegang cetakan. Lakukan pemadatan

dengan alat penumbuk sebanyak 75,50 atau 35 sesuai dengan pemadatanm, tahanlah agar sumbu

palu pemadat selalu tegak lurus pada alas cetakan. Lepaskan keping alas lehernya balikan alat

cetakan berisi benda uji dan pasanglah kembali perlengkapanya.

Terhadap permukaan benda uji yang sudah dibalik ini tumbuklah dengan jumlah tumbukan yang

sama. Sesudah pemadatan, lepaskan keping alas dan pasanglah alat pengeluar benda uji pada

permukaan ujung ini . dengan hati-hati keluarkan dan letakan benda uji diatas permukaan yang rata

dan halus, bilarkan selama kira - kira 24 jam suhu ruang.

8.4.Cara Melakukan

a. Bersihkan benda uji dari kotoran-kotoran yang menempel.

b. Berilah tanda pengenal pada masing-masing benda uji.

c. Ukur tinggi benda uji dengan ketelitian 0,1 mm.

d. Timbang benda uji.

e. Rendam dalam air kira-kira 24 jam pada suhu ruang.

f. Timbang dalam air untuk mendapatkan isi.

g. Timbang benda uji dalam kondisi kering permukaan jenuh.

h. Rendamlah benda uji aspal panas atau benda uji ter bak peredam selama 30 sampai 40 menit

atau dipanaskan dedalam oven selama 2 jam dalam suhu tetap ( 60 + 1 )0C, untuk enda uji aspal

panas dan ( 38 + 1 )0C, untuk benda uji ter. Untuk benda uji ter. Untuk benda uji aspla dingin

dimasukan benda uji sedalam oven selama minimum 2 jam dengan suhu tetap ( 25 + 1 )0C .

sebelum melakukan pengujian bersihkan batang penuntun ( guide rod ) dan permukaan

sehingga kepala penekan ( test head ). Lumasi batang penuntun sehingga kepala penekan yang

diatas dapat meluncur bebas apabila dikehendaki.kepala penekan direndam bersama –sama

benda uji pada suhu antara 21- 380C. keluarkan benda uji dari bak perendam atau dari oven atau

KELOMPOK 1

Page 26: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

pemanas udara diletakan kedalam segmen bawah kepala penekan. Pasang segmen atas diatas

benda uji dan letakan keseluruhannya dalam mesin penguji . pasang arloji kelelehan ( flow

meter) pada kedudukannya diatas satu batang penuntun dan atur kedudukan jarum penunjuk

angka nol, sementara selubung tangaki arloji ( sleeve ) dipegang teguh terhadap segmen atas

kepala penekan ( breaking head ). Tekan selubung tangaki arloji kelelehan tersebut pada segmen

atas dari kepala penekan selama pembenahan berlangsung.

i. Sebelum pembenahan diberikan ,kepala penekan beserta benda uji dinaikan hingga menyentuh

ais cincin penguji.atur kedudukan jarum arloji pada angka nol. Berikan pembebanan kepada

benda uji dengan kecepatan tetap sebesar 50 mm per menit sampai pembebanan maksimum

tercapai atau pembebanan menurun seperti yang dicapai.lepaskan selubung tangkai arloji

kelelehan (sleeve) pada saat pembebanan mencapai maksimum dan catat nilai kelelehan yang

ditunjuk oleh jarum arloji kelelehan.waktu yang diperlukan dan saat diangkatnya benda uji dari

rendaman air sampai tercapainya beban maksimum tidak boleh melebihi 30 detik.

8.5.Data dan perhitungan

Tabel data Tinggi dan Diameter benda uji

Kadar aspal

( % )

Berat

Aspal

(gram)

Tinggi

( cm )

Tinggi

rata-rata (

cm )

Diameter

( cm )

Diameter

rata-rata

( cm )

Volume

( cm 3 )

4 42 7,11 7,11 10,09 10,09 568,51

7,11 10,09

5 53 7,46 7,46 10,09 10,09 596,5

7,46 10,09

6 64 6,98 6,98 10,09 10,09 558,12

6,98 10,09

7 75 7,15 7,15 10,09 10,09 571,71

7,15 10,09

8 87 7,04 7,04 10,09 10,09 562,92

7,04 10,09

KELOMPOK 1

Page 27: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

Hasil Perhitungan Kuat Tekan Aspal

Kadar aspal

( % )

Nilai Kelelehan Aspal (Kg/m3) Kuat Tekan Aspal

(Kg/m3)

4 4,86 280

5 5,62 268

6 3,42 310

7 5,2 261

8 4,6 290

Berat benda uji

Kadar aspal

( % )

Berat kering

( gram )

Berat kondisi jenuh

(SSD ) ( gr )

Berat dalam

air ( gr )

Berat isi

4 958 1024 683 341

5 1100 1129,4 825 304,4

6 1171 1209 896 313

7 1222 1249,4 947 302,4

8 1236,5 1254,3 961,5 292,58

Nilai Kelelehan

Kadar aspal ( % ) Nilai stabilitas ( X 10-2 ) Nilai kelelehan

4 0,70 4,86

5 0,82 5,62

6 0,45 3,42

7 0,98 5,2

8 1,30 4,6

Perhitungan menentukan berat aspal :

KELOMPOK 1

Page 28: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

1. Benda uji dengan kadar aspal 4 %

Berat aspal = 997,92 – 958 = 39,92 gram

2. Berat benda uji dengan kadar aspal 5 %

Berat aspal = 1157,89 – 1100 = 57,89 gram

3. Berat benda uji dengan kadar aspal 6 %

Berat aspal = 1245,74 – 1171 = 74,74 gram

4. Berat benda uji dengan kadar aspal 7 %

Berat aspal = 1313,97 – 1222 = 91,97 gram

5. Berat benda uji dengan kadar aspal 8 %

Berat aspal = 1344,02 – 1236,5 = 107,52 gram

Perhitungan percobaan marsall

Contoh perhitungan benda uji 1 dengan kadar aspal 4 %

A = Persentase aspal terhadap batuan

B = Persentase aspal terhadap campuran

C = Berat isi

= 958 gr

D = Berat kondisi jenuh ( SSD )

= 1024 gr

E = Berat dalam air

KELOMPOK 1

=( 496 )x 100 %=4 ,17 %

=( 4100 )x 100 %=4%

Page 29: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

= 683 gr

F = Isi ( D – E )

= 1024– 683gr = 341 gr

G = Berat isi benda uji

H = Berat jenis maksimum ( teoritis )

Berat jenis aspal = 1 gr/cc

I =

J =

KELOMPOK 1

Berat jenis maksimum=100% agregatBj agregat

+% aspalBj aspal

=100962,5

+ 41

=2 ,36

Page 30: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

KELOMPOK 1

3 4 5 6 7 8 90

1

2

3

GRAFIK STABILITAS

Kadar Aspal ( % )

Stab

ilita

s ( LB

S )

3 4 5 6 7 8 9012345

GRAFIK FLOW

Kadar Aspal ( % )

Flow

( 0.

01"

)

Page 31: Laporan Praktikum Perkerasan Jalan Puna Kel 1

KELOMPOK 1

3 4 5 6 7 8 91.2

1.25

1.3

1.35

1.4GRAFIK DENSITY

Kadar Aspal ( % )

Dens

ity (

gr/c

c)