Laporan Praktikum Pengelasan

21
i JOBSHEET 7 PENGELASAN POSISI HORIZONTAL 2F MENGGUNAKAN LAS OKSI ASETILEN LAPORAN PRAKTIKUM UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Praktikum Pengelasan yang dibina oleh Bapak Prihanto Tri Hutomo, S.T, M.T Oleh Rizqiana Yogi Cahyaningtyas (120511427455) Tegar Satrio Putro (120511427462) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN September 2014

description

nothing :-)

Transcript of Laporan Praktikum Pengelasan

Page 1: Laporan Praktikum Pengelasan

i

JOBSHEET 7 PENGELASAN POSISI HORIZONTAL 2F

MENGGUNAKAN LAS OKSI – ASETILEN

LAPORAN PRAKTIKUM

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Praktikum Pengelasan

yang dibina oleh Bapak Prihanto Tri Hutomo, S.T, M.T

Oleh

Rizqiana Yogi Cahyaningtyas (120511427455)

Tegar Satrio Putro (120511427462)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN

September 2014

Page 2: Laporan Praktikum Pengelasan

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat, taufiq, inayah, dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunia-Nya itulah

penyusunan laporan praktikum ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.

Tugas laporan praktikum ini dikerjakan dalam rangka memenuhi tugas

Matakuliah Praktikum Pengelasan di program studi S-1 Pendidikan Teknik Mesin

Jurusan Teknik Mesin FT UM yang dibina oleh Bapak Prihanto Tri Hutomo, S.T,

M.T.

Terwujudnya tugas laporan praktikum ini telah melibatkan berbagai pihak.

Untuk sumbang saran yang konstruktif yang telah diberikan penulis patut

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prihanto Tri Hutomo, S.T, M.T selaku dosen matakuliah

Praktikum Pengelasan yang telah membimbing selama proses praktik,

2. Bapak Mesiran selaku laboran di bengkel permesinan Universitas Negeri

Malang yang telah memandu dalam pengambilan alat dan bahan praktik,

3. Teman – teman offering A3 yang yang telah berpartisipasi dalam proses

praktik,

4. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung

terselesaikannya laporan praktikum ini.

Semoga atas bantuan moril dan materiil tersebut, Allah SWT senantiasa

melimpahkan kekuatan dan petunjuk – Nya sebagai amal sholeh dan senantiasa

mendapat balasan karunia yang berlimpah dari – Nya.

Malang, September 2014

Penyusun

Page 3: Laporan Praktikum Pengelasan

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................ 2

1.3. Tujuan ........................................................................................... 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Alat yang Digunakan .................................................................... 3

2.2. Alat Pelindung Diri ....................................................................... 9

2.3. Keselamatan Kerja Las Oksi Asitilen .......................................... 10

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu ....................................................................... 12

3.2. Alat dan Bahan ............................................................................. 12

3.3. Jobsheet Praktikum Pemesinan .................................................... 12

3.4. Cara Kerja .................................................................................... 14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 15

BAB V PENUTUP

5.1.Kesimpulan ................................................................................... 16

5.2.Saran ............................................................................................. 17

DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................... 18

Page 4: Laporan Praktikum Pengelasan

4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sebagai mahasiswa teknik mesin, penguasaan dalam penyambungan benda

kerja harus dipahami dan dikuasai, salah satunya adalah dengan cara mengelas.

Praktikum pengelasan melatih mahasiswa agar mampu menggunakan mesin dan

perangkat las yang baik dan benar, serta mampu menyambung benda kerja yang

memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini

dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan

peraturan dan tata cara pengelasan. Kunci kesuksesan dari praktik pengelasan ini

adalah kesabaran dan ketelitian dalam bekerja. Ketrampilan serta kemahiran

dalam menggunakan alat las ini tidak mungkin dapat dicapai dengan latihan sekali

atau dua kali, namun perlu pembiasaan serta berlatih terus-menerus.

Mengelas adalah salah satu bidang keterampilan teknik penyambungan

logam yang sangat banyak dibutuhkan di industri. Kebutuhan di industri ini dapat

dilihat pada berbagai macam keperluan seperti pada pembuatan : konstruksi

rangka baja, konstruksi bangunan kapal, konstruksi kereta api dan sebagainya.

Kebutuhan akan juru las di masa mendatang juga akan mengalami peningkatan

yang signifikan.

Keterampilan teknik mengelas dapat diperoleh dengan latihan terstruktur

mulai dari grade dasar sampai mencapai grade yang lebih tinggi. Beberapa

pendekatan penelitian juga merekomendasikan bahwa seorang juru las akan dapat

terampil melakukan proses pengelasan dengan melakukan latihan yang

terprogram, di samping itu faktor bakat dari dalam diri juru las juga sangat

berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Keberhasilan seorang juru las dapat

dicapai apabila juru las sudah dapat mensinergikan apa yang ada dalam pikiran

dengan apa yang harus digerakan oleh tangan sewaktu proses pengelasan

berlangsung.

Selain kemahiran menggunakan mesin dan perkakas las, seorang pratikan

juga harus memiliki sikap yang baik dalam bekerja. Sikap baik tersebut meliputi

Page 5: Laporan Praktikum Pengelasan

5

pembiasaan menggunakan alat pelindung diri selama bekerja, penggunaan alat

pelindung diri tersebut selain untuk menjaga keselamatan diri sendiri juga untuk

menjaga keselamatan orang lain dan lingkungannya. Selain itu seorang pratikan

juga harus memiliki tanggung jawab terhadap mesin dan alat yang digunakan.

Menggunakan mesin dan perkakas las sesuai prosedur, menyalakan dan

mematikan sesuai kebutuhan, mengembalikan dan merapikan alat/perkakas pada

tempatnya adalah beberapa contoh tindakan bertanggung jawab dalam praktik

pemesinan.

Untuk itu pada laporan praktikum ini akan dibahas mengenai alat, perkakas,

dan mesin serta cara pengerjaan benda kerja pada jobsheet matakuliah praktikum

pengelasan.

1.2. Rumusan Masalah

A. Apa saja peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum

pengelasan las oksi-asetilen?

B. Apa saja alat pelindung diri yang harus dipakai dalam praktikum

pengelasan las oksi-asetilen?

C. Bagaimana keselamatan kerja yang harus diperhatikan pratikan dalam

praktikum pengelasan las oksi-asetilen?

D. Bagaimana proses pengerjaan jobsheet 7 dalam praktikum pengelasan

las oksi-asetilen?

1.3. Tujuan Penulisan

A. Untuk mengetahui peralatan dan bahan yang digunakan dalam

praktikum pengelasan las oksi-asetilen.

B. Untuk mengetahui alat pelindung diri yang harus dipakai dalam

praktikum pengelasan las oksi-asetilen.

C. Untuk mengetahui keselamatan kerja yang harus diperhatikan pratikan

dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen.

D. Untuk mengetahui proses pengerjaan jobsheet 7 dalam praktikum

pengelasan las oksi-asetilen.

Teknis penulisan laporan praktikum ini berpedoman pada Buku Pedoman

Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010).

Page 6: Laporan Praktikum Pengelasan

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pengelasan dengan gas oksi-asetilen dilakukan dengan membakar bahan

bakar gas C2H2 dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang

dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat

digunakan gas-gas asetilen, propan atau 6ydrogen.

Diantara ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah

asetilen, sehingga las pada umumnya diartikan sebagai las oksi-asetilen. Karena

tidak memerlukan tenaga listrik, maka las oksi-asetilen banyak dipakai di

lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektroda terbungkus.

2.1. Alat yang Digunakan

A. Generator

Generator asetilen merupakan alat yang digunakan untuk memproduksi

asetilen melalui proses reaksi kalsium karbida dengan air. Proses kerja generator

relatif sederhana, yaitu dengan jalan mempertemukan kalsium karbida dengan air

secara proporsional yang selanjutnya akan diikuti dengan terjadinya reaksi

sehingga menghasilkan gas asetilen. Pemakaian generator dalam memproduksi

asetilen masih terbilang banyak, terutama di daerah yang jauh dari industri

asetilen atau daerah terpencil. Keuntungan penggunaan generator dapat menekan

biaya operasional bila dibandingkan dengan pemakaian asetilen dalam botol.

Namun kelemahan yang dimiliki ialah tekanan asetilen lebih labil dibandingkan

dengan asetilen dalam botol.

Page 7: Laporan Praktikum Pengelasan

7

Gambar 2.1 : Generator

B. Pembakar (Brander) Las

Merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pencampur asetilen dengan

oksigen, pengatur pengeluaran gas, dan pembangkit nyala api. Bagian utama

brander las terdiri dari tiga komponen yaitu badan pemegang, katup pengatur

nyala, serta batang nozzle. Pemegang brander sesuai dengan namanya digunakan

sebagai tempat pegangan juga merupakan dudukan katup pengatur dan penyalur

gas ke batang nozel. Katup pengatur pada alat ini terdapat dua buah, yaitu katup

penyaluran oksigen dan katup penyaluran asetilen. Melalui kedua katup ini jumlah

pengeluaran gas dapat diatur sesuai dengan proporsi yang dibutuhkan. Semakin

lebar dibuka saluran gas, semakin banyak gas yang lewat dan pada akhirnya

semakin besar/keras pula api yang dihasilkan. Batang nozzle memiliki dua fungsi

yaitu sebagai ruang pencampur gas dan sebagai nyala melalui orifisnya. Batang

nozzle ini biasanya memiliki ukuran lubang yang berbeda-beda, yang

pemakaiannya dapat disesuaikan dengan ketebalan bahan yang akan dilas.

Page 8: Laporan Praktikum Pengelasan

8

Gambar 2.2 : Brander Las

C. Bahan Tambah (Filler).

Bahan tambah yang lazim disebut dengan kawat las atau filler adalah suatu

batang logam yang digunakan sebagai bahan pengisi. Kawat ini diperdagangkan

di pasaran dalam bentuk batangan yang biasanya dibuat dengan panjang kira-kira

900 mm. Ukuran penampang kawat bervariasi, diantaranya tersedia dengan

diameter 1,6, 2,5, 3,2, 4,0, 5,0, 6,0, 8,0, dan 10,0 mm. Penggunaan kawat las pada

dasarnya harus disesuaikan dengan logam yang akan di las, kecuali untuk

membrazing. Untuk itu kawat las tersedia dari berbagai jenis bahan, seperti baja

lunak, besi tuang, stainless steel, tembaga, paduan tembaga, aluminium, dan

paduan aluminium. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih

kawat las apabila pengelasan akan dilaksanakan, diantaranya jenis bahan yang

akan dilas, tebal bahan yang akan dilas, jenis kampuh yang akan dibuat, ukuran

lasan, dan kekuatan las yang diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar didapati hasil

pengelasan yang baik.

D. Flux.

Flux merupakan bahan yang harus digunakan selain bahan tambah untuk

pengelasan logam yang bukan baja lunak (mild steel). Ada beberapa jenis logam

yang mempunyai sifat mengikat oksigen dengan kuat, seperti aluminium,

tembaga, besi tuang, dan stainless steel. Logam ini apabila mengalami proses

pemanasan dan pencairan akan mudah menyerap oksigen yang berada pada udara

sekitarnya. Penyerapan oksigen sangat tidak dikehendaki, karena akan

menimbulkan oksida logam yang memiliki efek jelek terhadap hasil lasan. Untuk

itulah dibutuhkan suatu bahan yang dapat melindungi cairan logam dari pengaruh

oksidasi, yang disebut dengan flux.

Flux selama proses pembakaran akan bereaksi dengan oksida, melepaskan

gas-gas yang timbul dan menghilangkan bahan-bahan yang bukan logam. Di

samping itu flux akan membentuk lapisan slag, sehingga dapat melindungi cairan

logam dari pengaruh luar. Flux tersedia dalam berbagai bentuk seperti serbuk

(tepung), pasta, dan cairan. Untuk pemakaian dapat disesuaikan, misalnya yang

berupa tepung dengan jalan mencelupkan kawat las (yang terlebih dahulu sudah

Page 9: Laporan Praktikum Pengelasan

9

dipanasi) ke dalamnya. Flux akan melekat dan menyelimuti kawat las. Untuk

yang berupa pasta dan cairan, pemakaian dengan jalan dioleskan.

Ada beberapa jenis bahan flux yang digunakan dalam pengelasan, seperti:

borax (Na2B4O7), sodium karbonat (Na2CO3), sodium bikorbonat (NaHCO3),

sodium silikat, polassium borat, karbonat, khlorida, sulphat, dan borik acid

(H2BO3). Untuk pemakaian flux ini harus diikuti penjelasan pabrik yang

membuat. Misalnya, flux jenis borax, keterangan yang diberikan untuk kuningan,

maka bahan flux ini hanya baik digunakan untuk pengelasan dengan bahan

tambah kuningan.

E. Regulator.

Semua gas umumnya disimpan di dalam botol pada tekanan lebih tinggi di

atas tekanan kerja atau nyala. Karena itu diperlukan perlengkapan untuk

mengurangi tekanan atau dengan kata lain untuk mengatur tekanan menurut

keperluan. Alat ini disebut dengan regulator. Regulator dapat juga disebut katup

pengurang (pereduksi) tekanan, yang dipasang pada katup botol oksigen, asetilen

dan botol-botol lain atau pada pipa saluran. Regulator yang dipasang pada botol,

pada dasarnya memiliki dwi fungsi yaitu: Menurunkan tekanan isi botol menjadi

tekanan kerja. Mengatur agar tekanan kerja pada pembakar selalu tetap, meskipun

tekanan isi botol berubah. Pada regulator juga dilengkapi dengan dua buah alat

pengukur yang disebut dengan monometer tekanan tinggi (isi) dan monometer

tekanan rendah (kerja).

Fungsi monometer pada regulator tersebut adalah monometer tekanan tinggi

(the high pressure gauge) berfungsi untuk menunjukkan tekanan gas dalam botol.

Monometer tekanan rendah (the low pressure gauge) berfungsi untuk

menunjukkan besarnya tekanan kerja yang sedang digunakan. Oleh karena dalam

satu unit pesawat las asetilen digunakan dua buah botol gas, yaitu botol gas

oksigen dan botol gas asetilen, maka regulator yang dipasang juga dua buah yaitu

regulator oksigen dan regulator asetilen.

Page 10: Laporan Praktikum Pengelasan

10

Gambar 2.3 : Regulator Oksigen dan Regulator Asetilen

Regulator yang digunakan pada botol gas baik untuk mengelas maupun

untuk memotong dapat dibedakan atas beberapa kelompok, yaitu:

1. Jenis yang dipakai pada botol dan jenis yang dipakai pada sistem

manifold.

2. Jenis kerja lurus (direct acting) dan kerja balik (reverse acting)

3. Jenis bertuas dan tanpa tuas (lever types and non level atau nozzle and

stem)

4. Regulator bertingkat tunggal dan regulator bertingkat ganda

5. Regulator bertekanan tinggi (sampai 150 atm) dan tekanan menengah

(15-30 atm).

6. Regulator oksigen, asetilen, udara, hidrogen, propane dan lain-lain.

Perbedaan utama regulator asetilen dan oksigen

1. Garis pada regulator asitilen diberi warna merah

2. Ulir sambungan ke katup botol pada regulator asitilen adalah ulir kiri,

mur memakai tirus.

3. Skala tekanan pada monometer tekanan rendah sampai 30 atau 50 psi

(2,5 atau 4 kg/cm2)

4. Skala tekanan pada monometer tekanan tinggi sampai 400 atau 500 psi

(25 atau 35 kg/cm2)

5. Ada tulisan Asetilen

Pemeliharaan dan keselamatan regulator

1. Sebelum memasang regulator pada botol, hendaklah :

Page 11: Laporan Praktikum Pengelasan

11

Katup botol dibuka terlebih dahulu agak sebentar, hal ini bertujuan

untuk menghembuskan kotoran-kotoran yang mungkin terdapat pada

sambungan katup botol.

Periksa keadaan ulir pada regulator dan sambungkan ke katup botol,

mur regulator seharusnya dengan mudah dapat dipasangkan pada

katup botol.

2. Gunakan kunci yang cocok untuk menggerakkan sambungan regulator

ke botol, dengan arti kata kunci harus sepantasnya mengikat mur

regulator. Pastikan bahwa baut pengatur regulator dalam keadaan

bebas (longgar) sebelum membuka katup botol.

3. Bukalah katup botol secara perlahan agar tidak jadi aliran jet yang dapat

merusakkan regulator.

4. Jangan sekali-kali membiarkan minyak, oli dan gemuk bersentuhan

dengan salah satu bagian dari regulator.

5. Jangan sekali-kali mempertukar pemakaian regulator oksigen dengan

asetilen.

6. Hindari regulator dari pukulan, goncangan dan hentakan. Dari itu

bukalah (lepaskan) regulator dari botol yang hendak dipindahkan.

7. Bila berhenti bekerja dalam waktu yang lama, tutup katup-katup botol,

buang gas dari selang dan longgarkan dari baut pengatur.

8. Bila tekanan naik, sedangkan katup kerja tertutup, tutup segera katup

botol.

9. Memeriksa kebocoran hanya dengan larutan sabun dan air.

10. Jangan sekali-kali menggunakan regulator untuk setiap gas atau setiap

tekanan, selain dari gas dan tekanan yang ditentukan.

F. Selang Gas.

Selang gas digunakan untuk penyaluran gas dari silinder/botol atau

generator melalui regulator ke pembakar (brander las). Selang ini dibuat dari

bahan karet yang berlapis-lapis. Setiap lapisan ditenun dan dipasang berlainan

misalnya dari bahan serat, nilon, kapas, lenen dan sebagainya. Pada bagian dalam

di buat karet yang bermutu tinggi, tahan panas dan tekanan.

Page 12: Laporan Praktikum Pengelasan

12

Sedangkan pada bagian luar dibuat dari karet bercampur belerang

(vulcanized rubber) dan diberi warna. Kadang-kadang pada karet lapisan luar,

juga dilapisi dengan lenen atau asbes guna menghindari kerusakan. Selang gas

harus bersifat lemas (elastis), tahan panas dan tahan terhadap tekanan. Untuk

selang asetilen harus dapat menahan tekanan sampai 10 kg/cm2 dan untuk selang

oksigen harus dapat menahan tekanan dengan 20 kg/cm2. Ukuran selang

bermacam-macam yang ditentukan oleh diameter dalamnya. Ada yang dibuat

berukuran 5,5; 9,5 dan 13 mm.(Alip,1989)

Gambar 2.4 : Selang Gas

Selang harus ditangani secara hati-hati untuk mencegah kecelakaan,

kerusakan, dan kebocoran. Beberapa hal yang harus diperhatikan terhadap selang:

1. Jaga selang agar jangan kusut, sebab akan dapat menghambat

pengaliran gas.

2. Jangan diseret pada lantai yang kasar.

3. Lindungi selang dari panas, percikan api, terak panas, dan logam panas.

4. Jangan biarkan selang tergencet, tertekuk atau berbelit-belit.

5. Gunakan klem pengikat yang cocok untuk mengikat selang. Jangan

digunakan kawat atau pita isolasi

6. Gulung kembali selang dengan baik setelah selesai menggunakannya.

7. Selang tidak boleh terlindas, terhimpit atau terjepit benda keras seperti

besi dan lain sebagainya.

Alat-alat bantu untuk proses pengelasan ini terdiri dari:

1. Alat-alat ukur seperti : penggores, penitik, mistar baja, siku-siku dan

sebagainya.

2. Palu Terak

3. Smit Tang, untuk memegang benda kerja yang panas dipergunakan

Page 13: Laporan Praktikum Pengelasan

13

alat (tang) penjepit dengan macam-macam bentuk, seperti bentuk

moncong rata, moncong ulat, moncong serigala dan moncong

kombinasi.

4. Tang pemotong kawat.

5. Ragum kerja

6. Landasan.

7. Sikat baja, untuk membersihkan hasil las, yaitu pengaruh oksidasi udara

luar sehingga rigi-rigi las benar-benar bebas dari terak, selain itu

digunakan untuk membersihkan bidang benda kerja sebelum dilas.

2.2. Alat Pelindung Diri

Perlengkapan keselamatan kerja pada pengelasan las OAW ini meliputi:

1. Pakaian Kerja

2. Sepatu Kerja

3. Apron Kulit/Jaket las

4. Sarung Tangan Kulit

5. Helm/Kedok las

6. Topi kerja

7. Masker Las

8. Respirator

Gambar 2.5 : Alat Pelindung Diri

2.3. Keselamatan Kerja Las Oksi Asitilen

Keselamatan kerja untuk pengelasan las oksi-asetilen adalah :

a) Berdoalah sebelum bekerja.

Page 14: Laporan Praktikum Pengelasan

14

b) Jangan bergurau selama menggunakan mesin Jangan gunakan gas

asetilen pada tekanan di atas 15 psi.

c) Jangan gunakan peralatan yang rusak (damage).

d) Jangan gunakan minyak (oil) atau gemuk (grease) pada atau disekitar

peralatan oksigen.

e) Jangan gunakan oksigen atau gas untuk menghembus kotoran atau debu

pada pakaian kerja (clothing) atau peralatan (equipment).

f) Jangan gunakan korek api untuk menghidupkan brander, selalu

memakai korek api las.

g) Ketika membuka katup silinder atau oksigen, selalu celah (crack) buka

pertama.

h) Selalu pastikan regulator mempunyai mur pengatur dengan memutarnya

berlawanan arah jarum jam sampai bebas sebelum katup silinder

terbuka.

i) Berdiri pada sisi sebuah regulator, jangan di depannya ketika membuka

katup silinder.

j) Selalu pakai kaca mata (goggle) dengan baik, sarung tangan (gloves),

pakaian kerja ketika bekerja dengan peralatan oksi-asetilen.

k) Selalu memakai sebuah tabung pemadam api tangan (fire extinguisher

handy) ketika bekerja dengan peralatan oksi-asetilen.

l) Selalu menaruh kembali tutup (cap) silinder ketika telah selesai

memakai silinder.

Page 15: Laporan Praktikum Pengelasan

15

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di Bengkel Las Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Teknik Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang nomor 5 Malang pada tanggal

8 September 2014 sampai 26 September 2014 pukul 12.30 – 16.00 WIB.

3.2. Alat dan Bahan

a. Generator asetilen

b. Pembakar (Brander) Las

c. Filler berupa kawat

d. Flux berupa borax (Na2B4O7)

e. Regulator.

f. Selang Gas.

g. Alat-alat ukur seperti : penggores, Penitik, mistar baja, siku-siku dan

sebagainya.

Page 16: Laporan Praktikum Pengelasan

16

h. Palu Terak

i. Smit Tang

j. Ragum kerja

k. Landasan.

l. Sikat baja

m. Pakaian Kerja

n. Sepatu Kerja

o. Apron Kulit/Jaket las

p. Sarung Tangan Kulit

q. Helm/Kedok las

r. Masker Las

3.3. Jobsheet Praktikum Las

Benda kerja adalah plat besi dengan panjang 127 mm, lebar 45 mm, dan

tebal 2.5 mm berjumlah 2 buah.

3.4. Cara Kerja

1. Pastikan anda menggunakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan

kerja seperti: pakaian kerja, apron kulit penutup dada, sepatu kerja,

sarung tangan kulit, helm las.

2. Siapkan alat dan bahan, Letakkan di atas meja las.

3. Tandai pada benda kerja bagian yang akan di las.

4. Bebaskan permukaan logam yang akan di las dari kotoran yang akan

menghambat pencairan di daerah yang akan disambung dengan mesin

sikat baja, amplas, kikir, zat kimia sikat baja manual, sikat wool dan

lain-lain.

5. Pasanglah penghubung (conector) gas.

Bersihkan lubang katup silinder sampai bersih dan bebaskan dari

debu sebelum regulator dipasang

Masukan ulir regulator ke ulir katup pengeluaran gas dari silinder

(ulir kanan)

Page 17: Laporan Praktikum Pengelasan

17

Ikuti petunjuk menurut buku pedoman untuk memasang selang gas

dengan regulator.

6. Gunakan jenis arus listrik Direct Current (DC) atau arus bolak-balik

untuk pengelasan Baja, baja paduan, stainless steels, tembaga, tembaga

paduan, nikel, nikel paduan, titanium dan logam reaktif lainnya.

7. Letakkan benda kerja di atas meja las.

8. Bukalah katup asetilen sedikit pada brander, dan langsung nyalakan

dengan menggunakan percikan bunga api dari korek api las, maka akan

didapati nyala asetilen yang berwarna kemerahan dengan asap yang

tebal.

9. Putar katup asetilen sampai nyala yang terjadi bebas dari asap.

10. Bukalah katup oksigen secara perlahan, sehingga didapati perbandingan

pengeluaran gas dengan kadar yang sama.

11. Sewaktu proses pengelasan berlangsung sering didapati adanya

kecenderungan nyala netral akan sedikit berubah menjadi nyala oksi

dari akibat pengaruh tekanan gas. Untuk itu perlu sewaktu-waktu

melihat dan menyetel kembali nyala tersebut, sehingga kemungkinan

terjadinya kerusakan hasil las karena penggunaan nyala yang salah bisa

dihindari.

12. Posisikan dua benda kerja sehingga membentuk posisi horizontal 2F.

13. Kunci benda kerja sebelah kiri dan kanan dengan cara melelehkan

benda kerja dan kawat, lalu kawat ditempelkan pada bagian ujung

benda kerja yang akan dilas sehingga ketika pengelasan tidak goyang.

14. Cairkan bagian benda kerja yang akan dilas menggunakan nyala

oksigen dan asitilen hingga bagian tersebut mencair.

15. Lelehkan kawat dan letakkan kelehannya pada bagian benda kerja yang

telah dicairkan.

16. Lakukan secara terus menerus dengan gerakan brander dari kanan ke

kiri, atau arah pengelasan maju,dan arah kawat mundur dengan

mengayunkan brander secara lurus, setengah lingkaran, zig-zag, atau

lingkaran penuh. Sudut yang terbentuk pada arah gerakkan brander

membentuk sudut dengan kisaran 70º - 80º. Sewaktu terjadinya proses

Page 18: Laporan Praktikum Pengelasan

18

pengelasan sudut, pengelasan ini harus dijaga tetap konstan. Pada

proses pengelasan ini diharapkan jarak brander ke benda kerja ini relatif

konstan. Kecepatan pengelasannya pun harus konstan mulai dari saat

pengelasan sampai pada penyelesaian pengelasan, karena jika terlalu

lama berhenti di bagian tertentu akan dapat menimbulkan lubang. Nyala

api juga tidak boleh mendahului lelehan kawat dan benda kerja.

17. Matikan nyala api.

18. Ambil benda kerja menggunakan tang lalu rendam ke dalam air.

19. Bersihkan menggunakan sikat baja jika benda kerja sudah dingin.

20. Matikan las, dan kembalikan alat dan APD pada tempatnya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Benda kerja berupa plat besi dengan panjang 147 mm, lebar 45 mm, dan

tebal 2,5 mm sebanyak 2 buah dilas menggunakan las oksi-asetilen dengan posisi

horizontal 2F sehingga membentuk huruf “T”.

Page 19: Laporan Praktikum Pengelasan

19

Namun hasil pengelasan belum sempurna, ada beberapa kekurangan di

antaranya penumpukan logam las (overoll), yaitu bentuk logam las yang

menumpuk pada sisi jalur las. Pada sisi jalur las tidak terjadi pencairan yang

sempurna sehingga, logam las hanya menempel pada logam dasarnya. Kerusakan

las ini disebabkan oleh kecepatan pengelasan terlalu lambat, penyetelan amper

terlalu rendah, dan posisi elektroda tidak benar. Sehingga dapat diperbaiki dengan

cara melelehkan lagi bagian yang telah dilas menggunakan brander yang menyala

dan diratakan bagian pada bagian yang terjadi penumpukan logam las.

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Semua teknisi atau pratikan yang bekerja pada bengkel las harus dapat

menggunakan semua peralatan yang ada di bengkel baik berupa peralatan las

maupun perkakas tangan. Hal ini penting karena masing-masing alat mempunyai

kelebihan dan kekurangan. Pada dasarnya manusia dapat bekerja dengan mudah,

aman dan dapat menghasilkan benda kerja yang baik.

Keterampilan teknik mengelas dapat diperoleh dengan latihan terstruktur

mulai dari grade dasar sampai mencapai grade yang lebih tinggi. Beberapa

pendekatan penelitian juga merekomendasikan bahwa seorang juru las akan dapat

terampil melakukan proses pengelasan dengan melakukan latihan yang

terprogram, di samping itu faktor bakat dari dalam diri juru las juga sangat

berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Keberhasilan seorang juru las dapat

Page 20: Laporan Praktikum Pengelasan

20

dicapai apabila juru las sudah dapat mensinergikan apa yang ada dalam pikiran

dengan apa yang harus digerakan oleh tangan sewaktu proses pengelasan

berlangsung. Di samping itu para pekerja di dalam bengkel las harus mengetahui

dan mampu mengaplikasikan penggunaan alat pelindung diri serta prosedur

bekerja dan sikap di dalam bengkel yang sesuai dengan Standar Operasional

(SOP) sehingga praktik tidak membahayakan keselamatan diri sendiri maupun

pratikan/orang lain.

Karena praktikum pengelasan merupakan pekerjaan yang harus dikuasai

dalam mengerjakan benda kerja bagi seseorang yang berkecimpung dalam bidang

teknik mesin, maka praktik pengelasan sangat dibutuhkan untuk melatih

mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja serta mesin yang baik dan benar,

serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai

dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa

melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara

pengerjaan praktik pengelasan.

5.2. Saran

Saran yang ditujukan kepada pengelola sebagai berikut :

Sebagai bengkel yang berada di lingkungan akademik, Bengkel Pengelasan

Universitas Negeri Malang tentu harus memiliki sarana dan prasarana yang sesuai

standar kelayakan bengkel. Di Bengkel Pengelasan Universitas Negeri Malang ini

terdapat 10 unit perangkat las listrik, namun ada beberapa yang tidak berfungsi.

Sedangkan untuk las gas oksi-asetilen hanya ada 2 unit untuk 20 mahasiswa.

Maka peralatan yang seperti itu harus mendapat perlakuan khusus, seperti

perbaikan atau jika perlu dilakukan penambahan atau penggantian dengan yang

baru. Karena kurangnya jumlah peralatan dapat mengurangi keefektifan

pembelajan serta keefektifan waktu dalam menyelesaikan benda kerja sesuai

jobsheet.

Selain itu penambahan pengadaan alat pelindung diri juga perlu, sehingga

proses belajar mengajar dan praktik di Bengkel Pengelasan Universitas Negeri

Page 21: Laporan Praktikum Pengelasan

21

Malang dapat terlaksana dengan efektif dan efisien serta mampu menghasilkan

peserta didik yang berkompeten di bidangnya.

Selain saran yang ditujukan pada pengelola, saran yang ditujukan kepada

mahasiwa antara lain :

1. Dalam praktik pengelasan para mahasiwa harus lebih bertanggung jawab

dalam penggunaan alat-alat kerja.

2. Perlunya ketelitian dan kehati-hatian dalam melaksanakan praktik

pengelasan sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi diri sendiri, orang

lain, dan lingkungan.

3. Perlunya kedisiplinan dalam melaksanakan piket.

4. Mahasiswa harus menjaga kebersihan lingkungan kerja.

5. Demi keamanan praktik mahasiswa diharapkan menerapkan prinsip K3.

DAFTAR PUSTAKA

Ambiyar, dkk. 2008. Teknik Pembentukan Plat Jilid 3 untuk SMK. Jakarta :

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat

Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,

Departemen Pendidikan Nasional.

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah : Skripsi,

Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan

Penelitian. Edisi Kelima. Malang : Universitas Negeri Malang.