Laporan Praktikum Mikrobiologi Farmasi Auto Saved)

10
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI STERILISASI OLEH : NAMA : NI KOMANG ENNY WAHYUNI NIM : 0808505025 KELOMPOK : VI (ENAM) ASISTEN : AINUR ROFIQ

Transcript of Laporan Praktikum Mikrobiologi Farmasi Auto Saved)

Page 1: Laporan Praktikum Mikrobiologi Farmasi Auto Saved)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

STERILISASI

OLEH :

NAMA : NI KOMANG ENNY WAHYUNI

NIM : 0808505025

KELOMPOK : VI (ENAM)

ASISTEN : AINUR ROFIQ

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2010

Page 2: Laporan Praktikum Mikrobiologi Farmasi Auto Saved)

I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sterilisasi merupakan suatu proses membebaskan peralatan atau bahan dari

mikroorganisme yang tidak diinginkan (Kawuri dkk, 2010). Pada prinsipnya sterilisasi dapat

dilakukan dengan tiga cara, yaitu secara mekanis, secara kimia, dan secara fisika.

Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan saringan yang berpori sangat kecil

(0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini

ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik

(Phradika, 2009). Sedangkan sterilisasi secara kimia biasanya menggunakan senyawa disinfektan

seperti alkohol. Bahan kimia yang baik memiliki kemampuan membunuh mikroba secara cepat

dengan dosis rendah tanpa merusak alat maupun bahan yang disterilkan.

Sterilisasi secara fisika dapat dilakukan dengan cara pemanasan maupun penyinaran.

Teknik sterilisasi dengan pemanasan dapat dilakukan dengan pemanasan langsung, yaitu

membakar alat dengan api secara langsung misalnya pada jarum inokulum dan pinset. Selain itu

dengan pemanasan kering dimana sterilisasi dilakukan dengan oven kira-kira 60-1800C.

Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung

reaksi dll (Phradika, 2009). Teknik sterilasi lainnya yang menggunakan pemanasan, yaitu

tindalisasi, pasteurisasi, dan dengan uap panas yang bertekanan menggunakan autoclave.

Teknik sterilisasi fisika dengan penyinaran biasanya menggunakan sinar UV ataupun

sinar-sinar yang memiliki panjang gelombang pendek (Kawuri dkk, 2010). Sinar ultraviolet

umumnya digunakan untuk membantu mengurangi kontaminasi di udara dan pemusnahan

selama proses di lingkungan. Sinar yang bersifat membunuh mikroorganisme (germisida)

diproduksi oleh lampu kabut merkuri yang dipancarkan secara eksklusif pada 253,7 nm.

Sinar UV menembus udara bersih dan air murni dengan baik, tetapi suatu penambahan garam

atau bahan tersuspensi dalam air atau udara menyebabkan penurunan derajat penetrasi dengan

cepat. Untuk kebanyakan pemakaian lama penetrasi dihindarkan dan setiap tindakan membunuh

mikroorganisme dibatasi pada permukaan yang dipaparkan (Shofyan, 2010).

1.2 TUJUAN

Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan dalam sterilisasi

Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keefektivan sterilisasi

Untuk mengetahui pertumbuhan mikroba pada medium.

Page 3: Laporan Praktikum Mikrobiologi Farmasi Auto Saved)

II. MATERI DAN METODE

Langkah pertama dari praktikum sterilisasi ini adalah dengan menyiapkan 11 cawan

petri yang sudah disterilkan sebelumnya. Medium NA tegak yang sudah dicairkan dengan

pemanasan kemudian dituangkan pada cawan petri yang steril dengan menuangkannya dekat api

dan dibiarkan membeku pada suhu kamar. Selanjutnya, diambil tiga cawan petri yang di

dalamnya terdapat mediun NA tegak yang sudah membeku untuk sterilisasi dengan penyinaran

Sinar UV. Tutup ketiga cawan tersebut dibuka, dibiarkan kontak dengan udara terbuka selama 1

menit, lalu ketiga cawan petri ditutup kembali. Satu buah cawan petri sebagai kontrol sedangkan

dua cawan lainnya diberikan perlakuan disinari sinar UV selama 1 menit dan 3 menit.

Percobaan kedua yaitu sterilisasi secara kimia. Zat kimia yang digunakan adalah

alkohol 40%, 70%, dan 96%. Alat yang akan disterikan, yaitu jarum pentul. Jarum mula-mula

dibiarkan pada udara terbuka agar kontak dengan bakteri selanjutnya jarum pentul pertama

direndam dalam larutan alkohol 40%, jarum pentul II direndam dalam larutan alkohol 70%, dan

jarum pentul III direndam dalam larutan alkohol 96%. Sedangkan satu jarum tidak direndam

dalam alkohol sebagai kontrol. Jarum-jarum tersebut direndam kurang lebih 1 menit dalam

larutan alkohol lalu diletakkan pada satu cawan dan jarum kontrol langsung diletakkan pada

cawan yang sama. Prosedur yang sama untuk sterilisasi secara kimia menggunakan karbol

(wipol), detol, dan obat kumur (betadine obat kumur).

Percobaan berikutnya yaitu sterilisasi dengan sabun. Diperlukan tiga cawan petri yang

di dalamnya terdapat mediun NA tegak yang sudah membeku. Pada percobaan ini digunakan

sabun Nuvo ( sabun A) dan sabun Lifeboy ( sabun B ). Dua orang dicuci tangannya dengan

sabun yang berbeda, lalu dibiarkan mengering dengan sendirinya (tanpa dilap). Satu orang

lainnya tidak dicuci tangannya dan langsung mengapuskan jari tangannya pada permukaan

medium membentuk pola zigzag. Setelah kedua jari tangan orang yang dicuci dengan sabun

mengering, lalu jari tersebut diapuskan membentuk pola zigzag pada permukaan medium dalam

cawan 2 dan cawan 3.

Percobaan terakhir yaitu pemeriksaan mikroba tubuh dengan swab. Diperlukan tiga

cawan petri yang di dalamnya terdapat medium NA tegak yang sudah membeku. Tiga buah

cutton bud dicelupkan ke dalam air steril di dekat api selama 1 menit. Kemudian, cutton bud

yang dicelupkan diusapkan pada tangan, pipi, dan belakang telinga dari tiga orang yang berbeda.

Lalu, diapuskan masing-masing membentuk pola zigzag pada cawan yang berbeda.

Setelah semua prosedur di atas dilakukan, semua cawan petri diinkubasi selama 24

jam pada inkubator. Setelah 24 jam diamati ada tidaknya pertumbuhan mikroba disekitar

medium. Kemudian hasilnya dicatat dalam tabel pengamatan.

Page 4: Laporan Praktikum Mikrobiologi Farmasi Auto Saved)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. 1 Tabel Hasil Pengamatan

NO STERILISASI PERLAKUANPERTUMBUHAN MIKROBA

I II III

1 UV

Kontrol - +++ +++

1 menit + ++ ++

3 menit + + +

2 Zat kimia

Kontrol +++ +++ +++

Alkohol 40% - ++ -

Alkohol 70% - ++ -

Alkohol 96% - - +

3 Bahan kimia

Kontrol + ++ +++

Karbol +++ + -

Detol +++ + -

Obat kumur + - +

4 Sabun

Kontrol +++ +++ +++

Sabun A (nuvo) ++ ++ ++

Sabun B (lifeboy) ++ ++ +

5 Mikroba tubuh

Tangan + + ++

Pipi +++ ++ +

Belakang telinga + +++ +++

Ket : +++ : banyak

++ : sedang

+ : sedikit

III. 2 PEMBAHASAN

Pada sterilisasi menggunakan sinar UV setelah diinkubasi selama 24 jam, terlihat pada

data hasil pengamatan pertumbuhan mikroba pada medium sedikit ini disebabkan karena ketika

sinar UV melewati bahan, energi radiasi menuju elektron orbital dalam atom-atom dan

mengubah kereaktivannya. Absorpsi energi ini menyebabkan meningginya keadaan tereksitasi

atom-atom dan mengubah kereaktivannya. Ketika eksitasi dan perubahan aktivitas atom-atom

utama terjadi dalam molekul-molekul mikroorganisme atau metabolit utamanya, organisme itu

mati atau tidak dapat bereproduksi. Pengaruh utamanya yaitu pada asam nukleat sel, yang

diperhatikan untuk menunjukkan lapisan absorpsi kuat dalam rentang gelombang UV yang

panjang (Shofyan,2010). Semakin lama penyinarannya dengan UV, pertumbuhan mikrobanya

pun semakin sedikit. Tapi pada kontrol kelompok satu data yang dihasilkan tidak terdapat

pertumbuhan mikroba. Ini mungkin disebabkan akibat kesalahan praktikan saat membiarkan

cawan petri terbuka selama 1 menit, praktikan mengerjakan prosedur yang lain yang

memerlukan dinyalakannya api sehingga mungkin saja mikroba di sekitarnya menjadi mati.

Sterilisasi dengan alkohol termasuk teknik sterilisasi secara kimia. Alkohol merupakan

Page 5: Laporan Praktikum Mikrobiologi Farmasi Auto Saved)

disinfektan dengan berbagai kadar. Alkohol 40% memiliki arti bahwa komposisinya terdiri 40

mL alkohol dan 60 mL air. Dari data pengamatan, diperoleh semakin tinggi kadar alkohol yang

digunakan semakin sedikit pertumbuhan mikrobanya. Hal ini dikarenakan dengan semakin tinggi

kadar alkohol berarti kadar air yang terkandung semakin sedikit. Seperti yang diketahui air

merupakan tempat yang baik bagi mikroba untuk tumbuh. Alkohol bekerja sebagai disinfektan

dengan cara merusak lipid pada membran sel mikroba dan juga mendenaturasi protein yang

dimiliki oleh mikroba tersebut ( Shofyan. 2010 )

Pada percobaan menggunakan karbol (wipol) setelah diinkubasi selama 24 jam, nampak

hasil yang berbeda-beda. Wipol mengandung zat aktif pine oil 2,5% yang merupakan minyak

atsiri turunan fenol yang bersifat germisida dan daya kerjanya yaitu dengan mendenaturasi

protein dan asam nukleat dari mikroba sehingga terjadi kerusakan interseluler pada sel mikroba.

Dari penjelasan tadi seharusnya dengan wipol, pertumbuhan mikroba akan terhambat dan mati,

namun pada data I, Pertumbuhannya banyak, mungkin hal ini disebabkan karena terlalu lama

jarum kontak dengan udara terbuka sesaat setelah diremdam dalam wipol. Dettol mengandung

senyawa aktif Parachlorometaxylenol (PCMX) 0.5% w/w yang efektif membunuh bakteri gram

positif maupun gram negatif dalam waktu 15 detik dengan mendisrupsi membran sel dan

menghambat pembentukan ATP pada bakteri sehingga bakteri tersebut mati tanpa energi.

Betadine obat kumur mengandung antiseptik povidone iodine 1% yang bekerja sebagai

bakterisida. Dari data percobaan menunjukkan pertumbuhan mikroba yang sedikit dengan

dicelupkan pada betadine obat kumur.

Sterilisasi dengan sabun Nuvo dan lifeboy menunjukkan pertumbuhan mikroba yang

lebih sedikit setelah diinkubasi 24 jam dibandingkan dengan kontrol (jari tanpa dicuci dengan

sabun). Sabun nuvo dan lifeboy mengandung triclocarban (TCC) dan triclosan. Triclosan sebagai

bakteriostatik menghambat sintesis asam lemak dari bakteri. Triclosan mengikat bakteri

pembawa asil enoyl-reduktase protein enzim (ENR), yang dikodekan oleh gen FabI. Ini

mengikat meningkatkan afinitas enzim untuk Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD +). Hal

ini menyebabkan pembentukan sebuah kompleks terner stabil ENR-NAD +-triclosan, yang tidak

dapat berpartisipasi dalam sintesis asam lemak yang diperlukan untuk mereproduksi dan

membangun membran sel. Manusia tidak memiliki enzim ENR, dan dengan demikian tidak

terpengaruh (Anonim, 2010). Triclocarban suatu bakteriostatik yang menghambat pertumbuhan

bakteri.

Pada pemeriksan mikroba tubuh dengan swab, dilakukan pada bagian pipi, tangan dan

bagian belakang telinga. Data pengamatan II dan III menunjukkan pertumbuhan mikroba yang

paling banyak pada bagian belakang telinga karena bagian belakang telinga jarang terkena sinar

matahari dan lembab, yang merupakan suatu kondisi baik bagi pertumbuhan bakteri. Data pada

percobaan I menunjukkan hasil yang berbeda. Mungkin ini juga tergantung pada individunya.

Page 6: Laporan Praktikum Mikrobiologi Farmasi Auto Saved)

IV. KESIMPULAN

1. Metode-yang digunakan dalam sterilisasi, yaitu sterilisasi secara fisika ( dengan

penyinaran UV), sterilisasi secara kimia ( alkohol, sabun, dan antibakterial ), dan

sterilisasi dengan swab.

2. Faktor yang mempengaruhi keefektivan sterilisasi adalah

Sterilisasi dengan UV : intensitas atau lamanya penyinaran UV pada alat yang akan

disterilkan. Semakin lama semakin efektif menghambat pertumbuhan mikroba

tergantung pula pada jenis alat yang disterilkan.

Sterilisasi dengan bahan kimia : konsentrasi atau kadar zat kimia dan senyawa

aktifnya.

Sterilisasi dengan swab tergantung dari kebersihan individu yang dites.

3. Pertumbuhan mikroba pada sterilisasi dengan UV paling sedikit pada saat penyinaran

selama 3 menit, sterilisasi dengan alkohol 96% menunjukkan pertumbuhan mikroba

paling sedikit, penggunaan sabun dan antibakterial dapat menghambat pertumbuhan

mikroba, dan pertumbuhan mikroba paling banyak terdapat pada bagian belakang telinga

dengan sterilisasi menggunakan swab.

V. DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Triclosan.

Avaible at : www.en.wikipedia.org

Opened : 25 Maret 2010

Fessenden, R.J. dan Joan S.F. 2003. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Erlangga.

Kawuri, R., Y. Ramona, dan Darmayasa.2010. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum

Jurusan Farmasi. Bukit : Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Unud.

Phradika, E. Indra. 2009. Mikrobiologi dan Sterilisasi

Avaible at : www.yanpusmeong.blogspot.com

Opened : 25 Maret 2010

Shofyan.2010. Sterilisasi Secara Fisika.

Avaible at : www.community.um.ac.id

Opened : 25 Maret 2010

Thompson, Mike. 2002. Dettol,What is Dettol? About its sciene, chemistry, and structure.

Avaible at : www.3dchem.com

Opened : 25 Maret 2010

Page 7: Laporan Praktikum Mikrobiologi Farmasi Auto Saved)