LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN PAKAN DAN .1 laporan praktikum manajemen pakan dan kesehatan satwa liar...
date post
01-Feb-2018Category
Documents
view
229download
1
Embed Size (px)
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN PAKAN DAN .1 laporan praktikum manajemen pakan dan kesehatan satwa liar...
1
LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN PAKAN DAN
KESEHATAN SATWA LIAR
MANAJEMEN PAKAN DAN KESEHATAN RUSA TIMOR (Cervus
timorensis, de blainville 1822) DI HABITAT EKSITU
(Studi Kasus Litbang Kehutanan, Penangkaran Ranca Upas, Dan
Taman Satwa Cikembulan)
Oleh Kelompok 4
Riki Sutiawan E34120004
Rizki K. Tohir E34120028
Febby W. Pramudita E34120073
Ismi Rahmawati E34120088
Utami D. Ahyani E34120093
Gabriela K. Adyasmita E34120101
Malika Oktaviani E34120106
Asisten Praktikum:
Yohanna S.Hut
Afroh Mansur S.Hut
Bangkit Maulana S.Hut
Dita Haristyaningrum S.Hut
Dosen:
Ir. Lin Nuriah Ginoga M.Si
Dr. Ir. Burhanuddin Masyud, MS.
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 2
PENDAHULUAN 3
Latar Belakang 3
Tujuan Penelitian 4
Manfaat Penelitian 4
Ruang Lingkup Penelitian 4
TINJAUAN PUSTAKA 5
METODE 9
Metode Pengumpulan Data 9
Alat dan Bahan 9
Prosedur Analisis Data 9
HASIL DAN PEMBAHASAN 10
Manajemen Pakan dan Kesehatan Menurut Badan Litbang Kehutanann 10
Manajemen Pakan dan Kesehatan Rusa Ranca Upas 13
Manajemen Pakan dan Kesehatan Rus Taman Satwa Cikembulan 16
Analisis Perbandingan Manajemen Pakan Dan Kesehatan 19
SIMPULAN DAN SARAN 23
Simpulan 23
Saran 24
DAFTAR PUSTAKA 25
LAMPIRAN 27
3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rusa Timor (Cervus timorensis, de blainville 1822) termasuk satwa liar
dilindungi oleh Undang-undang sesuai Peraturan Pemerintah (PP) No. 7 Tahun
1999 tanggal 27 Januari 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
Liar, yang tersebar pada beberapa wilayah di Indonesia kecuali Pulau Kalimantan
dan Sumatera (Schroder, 1976). International Union for Conservation of Nature
and Natural Resources (IUCN) pada tahun 2007 mengelompokkan Rusa Timor
sebagai jenis dengan kategori kurang beresiko dan sedikit perhatian (low risk/low
concern), kemudian pada tahun 2008 meningkat menjadi rentan (vulnerable)
(Hedges et al., 2008). Namun berdasarkan Konvensi CITES (Convention on
International Trade in Endangered Species of Wildlife Fauna and Flora), status
Rusa Timor tidak masuk dalam daftar yang diatur kuotanya (Departemen
Kehutanan, 2006).
Rusa Timor (Rusa Timorensis) merupakan salah satu potensi sumberdaya
alam yang dimiliki Indonesia yang perlu dipertahankan. Potensi ini dapat
dimanfaatkan hasilnya dengan tetap memperhatikan unsur kelestariannya. Namun,
Populasi rusa pada habitat alaminya (in situ) terus menurun akibat degradasi
habitat dan perburuan liar untuk pemanfaatan ekonomis (Hedges et al., 2008),
apabila rusa terus diburu tanpa suatu upaya menjaga kelestariannya, suatu saat
akan mengalami kepunahan. Selain diburu, pengrusakan habitat sehubungan
dengan pertambahan penduduk yang cenderung meningkat, serta pola perladangan
yang berpindah-pindah turut pula menyebabkan menurunnya populasi rusa di
alam. Penangkaran rusa adalah upaya perbanyakan melalui pengembangbiakan
dan pembesaran di luar habitat alami (ex-situ) dengan tetap mempertahankan
kemurnian jenisnya.
Salah satu komponen penting dalam pengelolaan satwa liar di eksitu
adalah pengelolaan kesehatan dan pakan . Pakan merupakan faktor pembatas, di
mana rendahnya kualitas dan kuantitas pakan seringkali menjadi faktor kendala
utama keberlangsungan kehidupan satwa. Pada ruminansia, bahan makanan
tersebut tidak saja berkaitan dengan nilai gizi tapi juga ketersediaan biomassa
sumber hijauan pakan (Ramirez, 1999). Oleh sebab itu, sangat penting untuk
4
mengetahui tingkat pengelolaan pakan di habitat exsitu guna mendukung
keberlangsungan pengelolaan rusa. Pengelolaan kesehatan Rusa Timor di
penangkaran juga merupaka faktor yang sangat penting untuk keberlangsungan
kehidupan rusa, karena manajemen kesehatan ini akan menentukan tingkat
kualitas dan kuantitas rusa yang berada di habitat eksitu.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengelolaan/ manajemen
kesehatan dan pakan pada Rusa Timor pada habitat eksitu yang mendukung
kesejahteraan Rusa Timor itu sendiri.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan pengetahuan tentang
bagaimana manajemen kesehatan dan pengelolaan pakan pada Rusa Timor yang
baik, sehingga dapat diimplementasikan.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini fokus pada cara manajemen/ pengelolaan kesehatan dan pakan
pada jenis Rusa Timor. Pengelolaan pakan termasuk kebutuhan pakan pada setiap
individu rusa setiap harinya, jenis jenis pakan yang diberikan, pengelolaan hijauan
untuk pakan, tempat pemberian pakan dan cara pemberian pakan. Manajemen
kesehatan termasuk pengadaan sarana prasarana kesehatan (obat, dokte hewan,
alat penanganan kesehatan), pengecekan kesehatan rusa dan sebagainya.
Penelitian ini menggunakan beberapa studi kasus tempat tempat yang melakukan
pengelolaan Rusa Timor secara eksitu.
5
TINJAUAN PUSTAKA
Bioekologi Rusa Timor
Rusa Timor termasuk dalam kategori langka dan dilindungi undang-
undang. Rusa Timor merupakan salah satu jenis satwa yang masuk kedalam status
yang digolongkan IUCN kedalam Vulnerable yaitu dalam kondisi rentan dari
kepunahan dan termasuk jenis satwa yang dilindungi UU No. 7 Tahun 1999.
Taksonomi Rusa Timor diuraikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Vertebrata
Sub filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Artiodactyla
Famili : Cervidae
Genus : Rusa
Species : Cervus Timorensis de Blainvilee 1822 (IUCN 2008)
Rusa Timor merupakan salah satu satwa asli Indonesia. Morfologi Rusa
Timor menurut Semiadi (2006) memiliki ciri-ciri rambut berwarna coklat
kemerahan dengan bagian bawah perut dan ekor berwarna coklat, mempunyai
ukuran tubuh yang kecil, tungkai pendek, ekor panjang, dahi cekung, dan gigi seri
relatif besar. Rusa jantan memiliki ranggah yang relatif besar, ramping, panjang,
dan bercabang. Cabang pertama mengarah ke depan, cabang belakang kedua
terletak pada satu garis dengan cabang belakang pertama, cabang belakang kedua
lebih panjang dari cabang depan kedua, cabang belakang kedua kiri dan kanan
terlihat sejajar.
Rusa Timor memiliki habitat asli berupa hutan, dataran terbuka serta
padang rumput dan savana (Wiyanto 2011). Selain itu menurut Semiadi (2006)
Rusa Timor mempunyai habitat utama berupa savana dan hutan terbuka, savana
merupakan tempat mencari makan sedangkan hutan dan semak belukar
merupakan tempat berlindung. Lingkungan yang ternaungi merupakan hal yang
penting dan dibutuhkan bagi rusa sebagai tempat bernaung, bersembunyi, dan
melindungi dari serangga (pada jantan yang sedang mengelupas velvetnya).
6
Rusa Timor merupakan satwa yang termasuk kedalam grasser (pemakan
rerumputan). Dalam hal pemilihan pakan, rusa lebih menyukai hijauan berdaun
lunak, basah dan berdaun muda seperti jenis leguminosa atau kacang-kacangan
dan rerumputan (Wiyanto 2011). Dalam mencari pakan di habitat aslinya,
menurut Semiadi (2006) rusa tropis termasuk kedalam satwa nokturnal (aktif di
malam hari), sedangkan rusa yang ditangkarkan cenderung meluangkan waktunya
lebih banyak untuk istirahat, ruminansia dan berjalan dibandingkan makan dan
minum.
Potensi dan Penyebaran Rusa
Penyebaran Rusa Timor (C. timorensis) tersebar di Pulau Jawa, Sulawesi,
Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua..Populasi rusa khususnya Rusa Timor di alam
pada tahun 1990-an relatif masih banyak, seperti di Taman Nasional (TN)
Komodo khususnya Pulau Rinca populasinya mencapai 11.282 individu
(Garsetiasih, 1997. Di Pulau Menipo dengan luas 581 ha populasinya 632
individu (Sutrisno, 1993). Di Pulau Rumberpon yang di dalamnya terdapat taman
buru dengan luas 420,66 ha terdapat populasi rusa sekitar 662 individu (Faten,
2002). Selanjutnya di Suaka Margasatwa Wasur Merauke Papua populasi rusa
diperkirakan mencapai 70.000 individu (Garsetiasih, 2000).
Pakan Rusa
Pakan merupakan komponen habitat yang paling penting, ketersediaan
pakan berhubungan erat dengan perubahan musim, biasanya di musim hujan
pakan berlimpah sedangkan di musim kemarau pakan berkurang. Makanan pokok
rusa ada-lah hijauan berupa daun-daunan dan rumput-rumputan yang
ketersediaannya kadang-kadang terbatas terutama di penangkaran sehingga
dibutuhkan pakan tambahan. Rusa dalam melakukan aktivitas harian sebagian
besar waktunya digunakan untuk mencari makan dan istirahat. Pada habitat alami,
tempat yang menyediakan sumber pakan adalah savana. Jenis hijauan pakan yang
biasa dimakan rusa di habitat alaminya dapat dilihat pada. Jenis hijauan pakan
yang diberikan di penangkaran biasanya rumput unggul, dan beberapa jenis
7
rumput lainnya. Jumlah pakan yang dibutuhkan oleh satwa ruminansia adalah
10% dari berat tubuhnya.
Penggunaan energi seekor rusa betina untuk keperluan metabolisme,
berdiri, berlari, berjalan (1,63 km per hari), mencari makan, bermain dan
memamah biak rata-rata 1.908 kc