Laporan Praktikum Manajemen Bisnis Kelompok 5

download Laporan Praktikum Manajemen Bisnis Kelompok 5

of 21

Transcript of Laporan Praktikum Manajemen Bisnis Kelompok 5

BAB I MATERI 1 PENGERTIAN (PROFIL) dan RUANG LINGKUP AGRIBISNIS

1.

Deskripsi dan Profil Usaha Jenis usaha yang kelompok kami survey ini termasuk ke dalam subsistem agribisnis hulu yakni dalam budidaya apel dan jeruk dan termasuk jenis kelompok usaha bersama. Usaha ini berada dalam suatu lingkup kelompok tani yang bernama Kelompok Tani Sri Mulya 3. Kelompok tani ini berada di Jalan Munawi Desa Bulukerto Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Kelompok tani ini berdiri sejak tahun 2009. Namun saat ini komoditas utama yang dibudidayakan adalah tanaman jeruk. Selain itu, kelompok tani ini juga membuat pupuk sendiri yang dijual kepada para petani untuk memperlancar kegiatan usahanya. Kelompok tani ini dibawahi oleh organisasi GAPOKTAN. Sistem pemasaran dari hasil para petani biasaya terdapat tengkulak yang nantinya akan membeli secara langsung dari setiap petani. Dalam hal ini pentingnya saluran pemasaran sangat dibutuhkan untuk membantu proses distribusi produk yang akan dipasarkan. Untuk memperlancar kegiatan usahanya, kelompok tani ini juga memperoleh dana atau bantuan langsung dari pemerintah agar mendapatkan hasil yang lebih baik. Bantuan tersebut tidak diberikan langsung kepada petani namun kepada kelompok tani masing-masing daerah sehingga dapat dikelola secara baik dan mandiri. Bantuan dari pusat tidak selalu berbentuk dana langsung namun dapat berupa bantuan penyuluhan, benih, pupuk, dan pemberantasan hama penyakit tanaman.

2. Bentuk Organisasi Kelompok tani ini berasal dari perkumpulan beberapa petani yang memiliki lahan pertanian yang didapatkan secara turun temurun dari keluarga sebelumnya. Komoditas yang dibudidayakan pada awalnya berupa tanaman apel namun karena saat ini penghasilannya menurun maka para petani berpindah kepada budidaya tanaman jeruk. Hal ini tidak lain lahan komoditas apel mulai rusak akibat residu pupuk dan pestisida yang sudah tertimbun lama sehingga tidak layak lagi untuk melakukan produksi atau budidaya apel. Selain itu hama dan penyakit yang menyerang komoditas apel sudah hampir merusak 75 % lahan pertanian apel di kawasan tersebut, maka perlahan mulai beralih budidaya yang lain dimana produksi tersebut lebih mengunutngkan.

3.

Sejarah Berdirinya Kelompok tani ini sebenarnya baru saja ada pada tahun 2009. Hal ini dikarenakan keluhan dan pendapatan para petani dari hasil apel semakin menurun setiap tahunnya. Kemudian para petani dikumpulkan dan bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah tersebut oleh GAPOKTAN. Akhirnya mereka meyetujui untuk dibentuk suatu kelompok tani yang bernama Sri Mulya 3. Usaha pertanian apel ini sebenarnya sudah ada antara tahun 1965 sampai tahun 1971, namun belum ada kelompok tani. Saat ini dengan adanya kelompok tani budidaya apel yang sudah mulai tidak berhasil atau gagal beralih kepada budidaya jeruk. Penyabab gagal panennya apel ini selain karena tanah yang sudah mulai tidak subur dikarenakan adanya serangan hama dan penyakit, terutama hama kutu batang. Tujuan didirikannya kelompok tani ini adalah untuk meningkatkan sumberdaya alam yang ada dikawasan Bumiaji tersebut agar lebih berkembang dan agar lebih meningkatkan sumberdaya manusia yang ada untuk lebih terampil dan mampu untuk mengatasi setiap masalah yang dihadapi setiap petani dalam pertanian. Selain itu diharapkan setiap petani mampu untuk mengelola usaha dan memasarkan produknya dengan baik dan memiliki nilai jual yang cukup tinggi.

4. Struktur Organisasi Struktur organisasi dalam kelompok tani Sri Mulya 3 ini tidak terlalu rumit yaitu terdapat ketu, wakil ketua, sekretaris, bendahara, dan terdapat beberapa seksi yang dibagi dalam beberapa jenis seperti sie Bokasi, sie perawatan, sie Pemasaran, sie kosari, dan sie Pembuat BC. Untuk pemilihan pra staff sendiri dipilih oleh warga dalam sebuah musyawarah dan pemilihan secara terbuka berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki warga tersebut. Untuk masa jabatan sendiri tidak ditentukan untuk jangka waktu tertentu. Hal ini dikarenakan masa jabatan tersebut ditentukan berdasarkan kinerja para ketua tersebut serta kejujuran para staffnya. Oleh karena itu, masyarakat hanya mengandalkan kepercayaan kepada seseorang untuk suatu jabatan penting dalam struktur organisasi pada kelompok tani tersebut. Untuk gambar struktur organisasi kelompok tani Sri Mulya 3 dapat dilihat seperti di bawah ini.

Ketua Kelompok Tani Ritwan

Wakil Ketua Kelompok Tani Mat Sulyan

Sekretaris Sutrisno

Bendahara Akya

Sie Bokasi / Pupuk Giono dan Ipin

Sie Pembuat BC Bowo

Sie Pemasaran Kosari

Sie Perawatan Slamet

Gambar struktur organisasi Kelompok Tani Sri Mulya 3

5.

Job Description pada Struktur Organisasi Setiap usaha pasti memiliki struktur organisasi dan tugas masing-masing, di bawah ini terdapat job description dari struktur organisasi dalam kelompok tani Sri Mulya 3, yaitu: Ketua : 1. Memimpin Rapat Dalam Kelompok Tani

2. Mengambil keputusan-keputusan mengenai persoalan dalam kelompok tani Wakil Ketua : 1. Bertindak mewakili Ketua jika Ketua kelompok tani berhalangan. 2. Melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan Bidang Organisasi, kelompok tani. Sekretaris :1. Mengelola kegiatan kesekretariatan dan kehumasan 2. Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk rapat pengurus, pertemuan

bulanan dan surat menyurat3. Menyiapkan agenda sesuai dengan permintaan ketua dan disebarkan kepada

semua anggota4. Bertanggung jawab pada Ketua kelompok tani

-

Bendahara :1. Sebagai pemegang dan penanggung jawab rekening organisasi 2. Merencanakan dan mengelola keuangan organisasi 3. Mengelola, mengadministrasikan dan membuat pertanggungjawaban atas setiap

pengeluaran dan pemasukan organisasi. Sie Bokasi/Pupuk : 1. Membuat pupuk organik 2. Merawat alat pembuatan pupuk Sie Pembuat BC : 1. Membuat pestisida organik dengan bahan baku belerang 2. Membagikan pestisida organik belerang ke anggota kelompok tani Sie Pemasaran : 1. Melihat pangsa pasar apel 2. Mencari pasar Sie Perawatan : 1. Mengontrol kegiatan produksi apel 2. Mencari solusi setiap masalah dalam proses produksi apel

BAB II MATERI 2 MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

1.

Fungsi Manajemen Sumberdaya Manusia a. Menentukan jenis tanaman yang akan ditanam b. Menentukan waktu tanam yang sesuai c. Mencari tenaga kerja yang dibutuhkan untuk proses penanaman apel d. Melakukan perawatan tanaman e. Melakukan kegitan panen f. Melakukan penjualan hasil produk

2.

Kendala dan Resiko dalam SDM dan Manajemennya Kendala utama yang dihadapi kelompok tani ini adalah kurang aktifnya petani yang ikut dalam anggota kelompok tani ini. Rapat yang dilakukan setiap satu bulan sekali ini kurang efektif dilakukan karena tidak semua petani akan ikut menghadiri kegiatan tersebut. Kegiatan kelompok tani ini tidak hanya setiap satu bulan sekali saja melainkan juga terdapat kegiatan sekolah lapang dan sekolah tulis untuk meningkatkan ketrampilan dan keahlian para petani dalam menanam jeruk. Resikonya antara lain kegiatan tersebut tidak dapat berjalan dengan baik dan program-program yang direncanakan oleh pengurus kelompok tani akan terganggu dan terancam gagal. Selain itu, petani akan berada pada keadaan seperti sebelumnya tanpa ada peningkatan pendapatan dan kualitas hidup. Sumber daya manusia di desa tersebut masih tergolong rendah karena rata-rata lulusan SLTP sehingga proses manajemen tidak terkelola atau terjadi proses yang lebih baik. Buruknya manajemen tersebut membuat distribusi produk kurang efektif dalam penjualan. Contoh lapang adalah petani menjual apel mereka 1 kg dengan harga Rp. 5000 sedangkan pasar menjual kembali apel tersebut dengan harga lebih dari Rp. 10.000 , jadi dapat dibayangkan jika mereka sudah mengalami kerugian materiil. Mereka terlalu meyakini paradoks lama atau belum ada arah menuju petani mandiri.karena hasil panen mereka langsung mereka jual dengan tujuan dapat menafkahi hidup mereka dan belum memiliki tujuan pada sebuah arah dimana perluasan lahan dan pangsa pasar mereka kelak.

Comment [u1]: Bagaimana kompensasi terhadap tenaga kerja? Reward atu punishment apa yang diberikan?

BAB III MATERI 3 MANAJEMEN PRODUKSI

1.

a. Jenis Produk

jenis produk yang kami survey adalah buah apel, Apel ialah jenis buah, atau pohon yang menumbuhkan pohon ini. Buah apel biasanya merah di luar saat masak (siap dimakan), namun bisa juga hijau atau kuning. Buah apel kaya akan kandungan vitamin. Beberapa vitamin yang terdapat dalam buah apel misalnya vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin B5, vitamin B6, vitamin B9, vitamin C. Buah apel juga mengandung fitokimia. Fitokimia merupakan antioksidan untuk melawan radikal bebas yang berasal dari polusi atau lingkungan sekitar. Zat ini juga berfungsi untuk menekan jumlah kolesterol jahat (LDL) yang dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.

b.

Bahan Baku Utama dan Tambahan Bahan baku serta tambahan dalam proses produksi tidak hanya dihasilkan

dari para petani sendiri melainkan juga melalui bantuan pemerintah. Bibit yang digunakan untuk produksi dibuat atau dihasilkan sendiri oleh petani. Sedangkan bantuan pemerintah tidak langsung didapatkan oleh kelompok tani ini, melainkan melalui pengajuan proposal yang sudah disetujui oleh pemerintah. Bantuan untuk kelompok tani ini sudah diberikan 4 kali dalam bentuk yang berbeda-beda, yaitu: 1. Uang sebesar Rp. 41.000.000,00 2. Sapi sebanyak 27 ekor 3. Uang sebesar Rp. 35.000.000,00 4. Satu buah mesin yang digunakan untuk pembuatan pupuk / bogasi Bantuan pemerintah tersebut diberukan dalam jangka waktu yang berbedabeda tergantung pada proses pengajuan dan persetujuan dari pemerintah yang terkait sendiri. Hal ini dilakukan untuk memajukan kualitas produksi oleh kelompok tani tersebut dan mampu untuk menambah pendapatan masing-masing petani.

c. Proses Produksi (dalam alur dan bagan)Pembibitan Benih Apel

Penanaman benih

Perawatan Komoditas Hingga mencapai usia produktif

Panen (pada usia 5-6 bulan waktu produktif)

d. Kapasitas Produksi Maksimal sebagian besar petani apel didaerah desa bulukerto memiliki luasan lahan sekitar 10 hektar dengan ditanami 1.000 pohon apel. e. Jumlah Produksi (dalam beberapa periode) Dalam sekali panen satu pohon dapat menghasilkan hingga 1 ton, sehingga jika sekali panen dapat dihasilkan 1000 ton apel dalam satu kali panen. g. Kualitas Produk (Keunggulan dan Kelemahan) Apel pada daerah desa sumber brantas memiliki warna yang cerah dan harga yang relatif murah sehingga banyak konsumen yang tertarik untuk membeli apel tersebut. Namun secara kelemahan papel desa sumber brantas memiliki bentuk yang kecil dan rasa yang lebih asam daripada desa poncokusumo, hal ini dikarenakan kualitas lahan yang semakin buruk. g. Kendala dan resiko dalam produksi serta bagaimana memanaj resiko tersebut faktor Internal : Kendala paling utama yang dihadapi para petani adalah karena munculnya hama yang menyerang tanaman, seperti adanya kutu batang yang sudah menyerangComment [u2]: Sudah baik, dibuat lebih sistematis saja antara kendala dan solusinya!

hampir seluruh wilayah perkebunan apel yakni seluas 75% dari seluruh wilayah perkebunan yang ada di Kota Batu. Selain itu, dikerenakan tanah yang sudah bersifat asam dan mulai tidak cocok untuk perkebunan apel maka saat ini para petani mulai beralih kepada tanaman jeruk. Kedua, adanya keterbatasan modal yang dimiliki oleh petani untuk menanggulangi setiap masalah seperti untuk modal tambahan dalam mengatasai hama yang menyerang. Ketiga, kurangnya keahlian sumberdaya manusia yang ada wilayah tersebut yang dapat menyelesaikan masalah perkebunan tersebut. Resiko yang paling utama adalah gagal panen yang biasa dialami oleh para petani, serta menurunnya pendapatan yang dihasilkan petani. Kualitas dan kuantitas produk tersebut juga akan berkurang. Faktor Eksternal : Sebagian besar penduduk di desa Bulukerto bekerja sebagai petani apel yang mana dalam hal ini dapat menimbulkan persaingan harga, karena banyaknya petani yang menanam apel maka produsen tidak dapat menciptakan pasar sendiri dalam hal ini yaitu penentuan pasar sehingga keadaan seperti ini dimanfaatkan oleh tengkulak dengan membeli produk apel ke petani dengan nilai yang kecil dan dijual dalam nilai yang besar.

2.

Solusi dari Kendala dan Resiko yang Ada A. Faktor Internal Dalam mengatasi permasalahan seperti hama penyakit tanaman khususnya yang sedang menyerang petani adalah hama kutu batang dimana hama ini dapat menurunkan produksi apel oleh karena itu diperlukan perhatian dari pihak yang terkait untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan cara menganalisis seberapa besar pengaruh kutu batang ini bagi petani dilihat dari aspek ekonomis dan teknis jika dilihat dari aspek ekonomi dan teknis merugikan maka tindakan selanjutnya yaitu diberikan penanganan yang tepat sasaran seperti penyemprotan dengan pestisida organik. B. Faktor Eksternal Karena banyaknya pesaing dalam hal produk tanaman apel maka petani dididik untuk mandiri maksudnya yaitu petani diajari cara menyortir tanaman apel sehingga untuk nilai jualnya juga bertambah selain itu petani juga diajari untuk dapat mengolah

produk hulu dalam hal ini yaitu buah apel untuk dijadikan olahan dari buah apel seperti sari apel,keripik apel,dodol apel dan lain-lain. Sehingga selain dapat meningkatkan nilai ekonomis juga dapat disimpan dalam waktu lebih lama dibandingkan buah apel.

BAB IV MATERI 4 MANAJEMEN KEUANGAN

1.

Biaya Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Petani Agribisnis Untuk biaya produksi selain biaya pribadi petani juga mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui kelompok tani sri Mulya 3 bantuan dari pemerintah turun 4 kali dalam setahun yaitu dengan mengajukan proposal terlebih dahulu, bentuk bantuan yang diberikan antara lain :a. Dana sebesar 41 juta b. Dana berupa sapi sebanyak 27 ekor c. Dana sebesar 35 juta d. Dana untuk pembuatan mesin bogasi atau mesin pembuat pupuk organik, yang

Comment [u3]: Beri penjelasan ini biaya dalam periode waktu apa?

dikelola oleh anggota kelompok tani sendiri. Biaya Produksi Bahan dan Rincian Biaya Yang Digunakan : (lebih lengkapnya ngenet dulu............) Nama Bahan Bibit Pupuk Phonska 5 kw @240.000 Obat (pestisida) Pupuk SP 36, 166 kg @ Rp. 2.055,Pupuk KCl 500 kg @ Rp. 2.550,Pupuk daun 10 liter @ Rp. 54.000 Total Variabel (VC) Harga 0 1.200.000 10.000.000 Rp. 341.130, Rp. 1.275.000,Rp. 540.000,Rp 13.356.130,-

Alat dan Rincian Biaya Yang Digunakan : Nama Alat Harga

Cangkul 20 buah @ Rp 15.000 Sprayer 8 buah @ Rp. 300.000,-

Rp 300.000 Rp. 2.400.000,-

Gunting Pangkas 15 buah @ Rp. 50.000,- Rp 750.000,Total Biaya tetap (FC) Rp 3.450.000

Biaya Tenaga Kerja Jenis Pekerja Tenaga tetap 1 orang Harga Rp. 960.000,-

Pengolahan lahan 15 HOK @ Rp. Rp. 75.000,5.000,Buat lubang tanam 70 HOK @ Rp. Rp. 350.000,5.000,Penanaman 30 HOK @ Rp. 5.000,Penyiangan 100.000,Pemupukan HOK @ Rp. 5.000,Rp. 375.000,20 HOK/thn @ Rp. 150.000,Rp. Rp. 600.000,-

Pengendalian HPT 48 HOK @ Rp. Rp. 240.000,5.000,Penyemprotan Hama 60 HOK @ Rp. Rp. 300.000,5.000,Penyemprotan penyakit 30 HOK @ Rp. Rp. 150.000,5.000,Penyabutan batang 50 HOK @ Rp. Rp. 250.000,5.000,Pengairan 40 HOK @ Rp. 200.000,Pemangkasan 60 HOK @ Rp. 5.000,Rp. 600.000,Rp. 300.000,-

TOTAL BIAYA TENAGA KERJA

Rp 4.350.000

TOTAL Variabel Cost Fixed Cost (FC) Biaya Tenaga Kerja Total Cost = Rp 13.356.130,= Rp 3.450.000,= Rp 4.350.000,+ Rp 21.156.130,-

Dalam luasan lahan 1 ha total biaya yang dikeluarkan sebesar RP 21.156.130,- jika luasan lahan sebesar 10 he maka total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 211.561.300,-

A. Penerimaan dan pendapatan perbulan Harga 1 kg apel sebesar Rp 5.000,1 pohon apel menghasilkan 1,5 kw = 150 kg x Rp 5.000,- = 750.000 Petani memproduksi 1.000 buah apel = Rp 750.000 x 1.000 buah = Rp 750.000.000 Jadi dalam sekali produksi yaitu sekitar (5-6 buan) dengan luasan lahan 10 ha petani mendapatkan penerimaan sebesar Rp 750.000.000

B. Keuntungan = Rp750.000.000,- - Rp 211.561.300,= Rp 538.438.700

2. Kendala dan Resiko dalam Hal Keuangan dan Manajemennya

Comment [u4]: Solusi yang diambil oleh pihak petani apa/ dan rekomendasi solusi dari kelompok anda apa?

Belum adanya sistem manajemen yang kompeten sehingga pengelolaan hasil budidaya tidak efektif dan maksimal. Sistem penentuan harga mereka masih memakai sistem harga pasar dan tidak menetukan harga tersebut melalui nilai total cost mereka, sehingga profit yang diperoleh kadang tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Dalam sisi keuangan kendala yang terjadi adalah saat ingin mencari modal terkadang mengalami kesusahan untuk memperolehnya karena lemahnya sumberdaya manusia mereka sehingga kurang mengetahui sistem untuk meminjam uang di bank, hal lain adalah rendahnya kualitas pendidikan dan tidak memiliki jaminan untuk menunjang peminjaman modal tersebut. Proses pengembalian dana juga mereka mengalami kesulitan karena hasil panen tidak langsung mereka dapatkan sedangkan jangka waktu pengembalian modal terus diikuti dengan tingkat bunga yang lumayan tinggi.

BAB V MATERI 5

MANAJEMEN PEMASARAN a. Kegiatan pemasaran yang dilakukan Kegiatan pemasaran pada petani ini adalah hanya sampai pada tengkulak atau pengepul apel atau konsumen yang langsung membeli apel kepada petani tersebut. Jadi tidak ada hubungan timbal balik yang signifikan menguntungkan bagi petani.Comment [u5]: Kenapa tidak ada hub timbal balik?

b. Biaya pemasaran Biaya pemasaran hanya memberi gaji kepada petani buruh yang membantu memasarkan atau memberi hasil panen kepada tengkulak yaitu sebesar Rp.20000 per orang dengan jangka waktu setengah hari. Dan tidak lupa perawatan pasaca panen menjadi biaya pemasaran dengan melihat ini sebaga biaya resiko kerusakan.

c. Margin pemasaran Margin pemasaran di tingkat konsumen dan produsen adalah harga di tingkat konsumen akhir harga di tingkat produsen : 13.000 5.000 = Rp. 8.000,00 per kg

d. Saluran pemasaran Saluran pemasaran pada petani apel di desa Sumber brantas adalah sebagai berikut :Petani Apel

Pengepul Apel

Pasar

Konsumen Akhir

e. Pasar sasaran

Pasar sasaran petani apel sesungguhnya adalah keseluruh wilayah konsumen seperti pasar traditional dan modern secara langsung, hal ini dikarenakan agar mereka mendapatkan profit secara maksimal.

f. Harga jual produk Harga jual produk di tingkat produsen adalah RP. 5.000 s/d Rp 6.000 per kg dan di tingkat konsumen akhir bekisar antara Rp. 12.000 s/d Rp. 13.000 per kg

g. Strategi pemasaran yang telah dilakukan Tidak ada strategi pemasaran yang dilakukan karena dalam kasus ini petani langsung menjual produk mereka kepada pengepul dan menjual beberapa kekonsumen.

h. Resiko dan kendala yang dihadapi dan solusi Resiko dan kendala yang dihadapi adalah lemahnya sistem manajemen saluran pemasaran dan distribusi produk kepada konsumen dan pangsa pasar target. Dampak yang terjadi dalam hal ini adalah petani tergantung hanya pada beberapa tengkulak atau pengepul saja yng membuat harga komoditas mereka malah turun dan profit mereka yang mereka inginkan tidak maksimal. Seharusnya langkah yang diambil adalah lebih berani menjual produk langsung kepada konsumen atau langsung menjual ke pasar yang dituju. Dengan tidak adanya saluran pemasaran yang panjang atau dengan kata lain hal ini petani sudah memotong saluran pemasaran menjadi lebih pendek dan lebih efisien yang nantinya akan mengurangi biaya pemasaran dan menambah profit secara maksimal.

BAB VI

MATERI 6 STRATEGI PENGEMBANGAN (ANALISIS SWOT)

1. Pengertian dan Kegunaan SWOT adalah singkatan dari bahasa Inggris STRENGTHS (Kekuatan), WEAKNESSES (Kelemahan), OPPORTUNITIES (Peluang) dan THREATS (Ancaman). Analisa SWOT berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam organisasi atau dalam strategi usaha agribisnis yang memberikan andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksterna

2. ANALISIS SWOT Kekuatan (Strength-S) 1. Kualitas buah yang baik 2. Respon masyarakat setempatInternal

Kelemahan (Weakness-W) 1. Produk tidak tahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman 2. Produk apel lokal masih kalah saing dibandingkan apel impor 3. Fluktuasi produk apel 4. SDM petani mayoritas

yang positif terhadap komoditas apel 3. Jaringan pemasaran yang cukup luas .

Eksternal

masih rendah 5. Keterbatasan luasan lahan tanam

Peluang (Opportunity) 1. Pasar masih terbuka 2. Perkembangan teknologi 3. Ketertarikan investor terhadap komoditas apel 4. Apel belum banyak

Strategi SO a. Meningkatkan penanaman modal untuk penerapan teknologi agar dapat meningkatkan kuantitas dan menjaga kualitas produk apel

Strategi WO a. Menambah pendidikan dan pelatihan melalui kelembagaan yang menyentuh seluruh petani untuk

dikembangkan di Indonesia karena kesesuaian lahan 5. Tingkat konsumsi masyarakat indonesia terhadap buah khususnya apel relatif tinggi 6. Adanya kerjasama dengan pihak-pihak yang berpengaruh pada proses produksi hingga pemasaran

agar mampu mencapai kualifikasi pasar (S1, S2, S4, O1, O2, O3, O4, O5) b. Meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak yang berpengaruh dengan proses produksi sampai pemasaran (S3, O6)

menurunkan fluktuasi, dan meningkatkan kuantitas serta kualitas apel untuk memenuhi permintaan (W1, W2, W3, W4, O1, O5, O6) b. Meningkatkan permodalan dan adopsi teknologi budidaya untuk meningkatkan kualitas produk (W1, W4, O2, O3) c. Menjalin kerjasama dengan para pemilik lahan yang keadaan lahannya cocok ditanami apel dengan menerapkan sistem bagi hasil (S5, O4, O6)

Ancaman (Threaths-T) 1. Masuknya produk apel dari daerah lain 2. Iklim tak tentu yang menyebabkan menurunnya produktivitas apel

Srategi ST a. Meningkatkan promosi, kualitas, dan kuantitas produk apel agar mampu memenuhi permintaan konsumen, dan juga untuk lebih bisa menarik pangsa pasar (S1, S2, S3, S4, T1) b. Menyimpan produk apel sebagai cadangan saat terjadi kelangkaan (S1, T2)

Strategi WT a. Menambah pendidikan dan pengajaran serta permodalan melalaui kelambagaan yang menyentuh seluruh petani untuk menurunkan fluktuasi dan meningkatkan kuantitas dan kualitas apel guna meningkatkan daya saing produk (W1, W2, W3, W4, T1, T2)

FAKTOR INTERNAL NO. FAKTOR BOBOT KELEBIHAN 1. RATING SKOR

Kualitas buah yang baik Ketersediaan sarana produksi yang mudah diakses oleh para petani

4

0,19

0,76

2.

Respon masyarakat setempat yang positif terhadap komoditas apel

3

0,13

0,39

3.

Jaringan pemasaran yang cukup luas

3

0,13

0,39

4.

Ketersediaan sarana produksi yang mudah diakses oleh para petani

3

0,14

0,42

0,59 KEKURANGAN 1.

1,96

Produk tidak tahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman

2

0,09

0,18

2.

Produk apel lokal masih kalah saing dibandingkan apel impor

3

0,05

0,15

3. 4.

Fluktuasi produk apel SDM petani mayoritas masih rendah

3 2

0,06 0,09

0,08 0,18

5.

Keterbatasan luasan lahan tanam

4

0,12

0,48

0,41 Kelebihan Kekurangan = 1,92 1,07 = 0,85

1,07

FAKTOR EKSTERNAL NO. FAKTOR BOBOT KELEBIHAN 1. RATING SKOR

Pasar masih terbuka

3

0,12

0,36

2. 3.

Perkembangan teknologi Ketertarikan investor terhadap komoditas apel

2 3

0,07 0,13

0,14 0,26

4.

Apel belum banyak dikembangkan di Indonesia karena kesesuaian lahan

3

0,09

0,27

5.

Tingkat konsumsi masyarakat indonesia terhadap buah khususnya apel relatif tinggi

2

0,07

0,14

6.

Adanya kerjasama dengan pihak-pihak yang berpengaruh pada proses produksi hingga pemasaran

3

0,09

0,27

0,57 KEKURANGAN 1.

1,44

Masuknya produk apel dari daerah lain

4

0,22

0,44

2.

Iklim tak tentu yang menyebabkan menurunnya produktivitas apel

4

0,21

0,84

0,43 Kelebihan Kekurangan = 1,44 1,28 = 0,16

1,28

Berdasarkan hasil perhitungan skor dan bobot terhadap faktor internal dan faktor eksternal diatas maka dapat diketahui posisi perusahaan dalam kuadran matriks yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan matriks SWOT dan perhitungan kuantitatif diatas, maka dapat dijelaskan bahwa usaha Kelompok Tani Sri Mulya 3 terletak pada kuadran I. Posisi ini menandakan bahwa

Kelompok Tani Sri Mulya 3 adalah usaha yang kuat dan berpeluang. Rekomendasi strategi yangdiberikan adalah progresif, artinya perusahaan dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat

dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal. Strategi progresif disini dilakukan dengan strategi kombinasi antara kekuatan (S) dan peluang (O), yaitu:

1. Meningkatkan penanaman modal untuk penerapan teknologi agar dapat meningkatkan kuantitas dan menjaga kualitas produk apel agar mampu mencapai kualifikasi pasar 2. Meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak yang berpengaruh dengan proses produksi sampai pemasaranDalam hasil matriks Kelompok Tani Sri Mulya 3, diperoleh titik dimana kekuatan dari perusahaan ini melalui penerapan strategi Strength-Opportunity (SO). Titik 0,16 adalah kekuatan eksternal dari Kelompok Tani Sri Mulya 3 sedangkan titik 0,85 adalah kekuatan dari segi internal. Hasil titik 0,16 diperoleh dari kelebihan dikurangi kekurangan perusahaan dari segi eksternal, sedangkan hasil titik 0,85 diperoleh kelebihan dikurang kekurangan perusahaan dari segi internal. Setelah kedua titik tersebut dihubungkan melalui kurva matriks diatas, maka diketahui titik perpotongan terletak pada kuadran 1. Maka, dapat disimpulkan bahwa usaha dari Kelompok Tani

Sri Mulya 3 bisa dikatakan memiliki kekuatan dan peluang untuk bisa bersaing dengan perusahaanyang lain.Comment [u6]: Tambahkan kesimpulan umum!

Comment [u7]: GOOD JOB! Buat format seperti laporan saja, pake BAB 1 dst,laporan kumpulkan dalam bentuk hardcopy dan soft kumpulkan ke asisten hari senin paling lambat jam set5!