Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

34
LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS DI KPSBU DAN BALITSA BIDANG KAJIAN MENEJEMEN KABUPATEN BANDUNG UTARA JAWA BARAT Disusun Oleh : Dewandono Bimo Sakti H0809024 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SRAKARTA 2011 HALAMAN PENGESAHAN

description

UNS

Transcript of Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

Page 1: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS

DI KPSBU DAN BALITSA

BIDANG KAJIAN MENEJEMEN

KABUPATEN BANDUNG UTARA

JAWA BARAT

Disusun Oleh :

Dewandono Bimo Sakti

H0809024

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SRAKARTA

2011

HALAMAN PENGESAHAN

Page 2: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

LAPORAN PRAKTIKUM KOPERASI DAN KEMITRAAN AGRIBISNIS

DI KPSBU DAN BALITSA

BIDANG KAJIAN MENEJEMEN

KABUPATEN BANDUNG UTARA

JAWA BARAT

Disusun dan Diajukan Oleh :

Dewandono Bimo Sakti

H0809024

Surakarta, Desember 2011

Dosen Pengampu

Setyowati, SP. MP

NIP. 197103221996012001

Co.Assisten

Yusuf Enril

H0808XXX

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Agribisnis

Dr.Ir. Mohd. Harisudin M.Si

NIP. 19671012 199302 1 001

INTISARI

Dewandono Bimo Sakti. H0809024. 2011. Laporan Praktikum

Koperasi dan Kemitraan Agribisnis. Di Koperasi Peternakan Sapi Bandung

Utara (KPSBU), Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), dan

Kelompok Tani Mekar Tani Jaya. Bidang Kajian Organisasi.

Page 3: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 1-3 Desember 2011 bertempat di

Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU), Balai Penelitian Tanaman

Sayuran, dan Kelompok Tani Mekar Tani Jaya, Propinsi Jawa Barat.

Praktikum Koperasi ini bertujuan agar mahasiswa dapat mensinergikan

antara teori di bangku kuliah dengan aplikasinya di lapangan, dan memahami

hambatan yang terjadi dalam perkembangan koperasi khususnya di bidang

organisasi, mengetahui dan memahami perkembangan koperasi di Indonesia serta

mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem keorganisasian koperasi, baik

struktur organisasi, koordinasi, pembagian kerja, tugas dan wewenang, tanggung

jawab, sistem pengembilan keputusan, pola komunikasi organisasi, kemitraan

dalam hubungan organisasi yang ada di Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara

(KPSBU), Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), dan Kelompok Tani

Mekar Tani Jaya, Propinsi Jawa Barat.

Metodologi yang digunakan dalam penyusunan laporan ini meliputi

metode dasar, metode pengumpulan data dan metode analisis data. Metode dasar

yang digunakan dalam praktikum Koperasi ini adalah deskriptif analitis. Metode

pengumpulan data dengan menghimpun keterangan dari pengurus kedua Koperasi

dan kemitraannya. Data juga diperoleh dari brosur serta laporan

pertanggungjawaban pengurus dan pengawas kepada RAT. Metode analisis data

dengan tabulasi persentatif baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

. KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) merupakan koperasi

yang bergerak dibidang usaha penampungan susu perahan dari peternakan sapi di

wilayah Bandung Utara. Koperasi ini berperan juga sebagai distributor susu hasil

perahan yang ditampung di koperasi tersebut kemudian disebarkan ke perusahaan-

perusahaan susu di wilayah tersebut. BALITSA adalah balai pertanian yang

bergerak dalam bidang pengawasan, penelitian dan pengembangan jenis tanaman

sayuran yang berada di Bandung. BALITSA dibawah kendali dari Departemen

Pertanian ini memiliki peran penting dalam menjaga kualitas mutu dan

diversifikasi tanaman sayuran di wilayah tersebut. BALITSA itu sendiri bermitra

dengan kelompok tani Mekar Tani Jaya yang juga terbilang sebagai kelompok tani

yang sukses dalam memberdayakan tanaman sayuran.

Secara umum keorganisasian Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara

(KPSBU), Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), dan Kelompok Tani

Mekar Tani Jaya relatif baik dan mengalami perkembangan yang membanggakan

ditunjukkan dengan jumlah anggotanya dan jumlah SHU.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga

laporan Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Sholawat

dan salam semoga senantiasa tercurah dan terlimpah kepada junjungan Nabi besar Muhammad

SAW beserta keluarga, sahabat, dan para pengikut beliau.

Page 4: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

Laporan Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini disusun sebagai pemenuhan nilai dalam

rangkaian kegiatan mata kuliah Koperasi dan Kemitraan Agribisnis program studi Agribisnis di

Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi

penulis maupun pembaca.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, untuk itu

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Para dosen yang tergabung dalam tim dosen Koperasi dan Kemitraan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Co-assisten Koperasi dan Kemitraan Agribisnis yang telah memberikan dukungan dan

kemudahan dalam penyusunan laporan Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini hingga selesai.

3. Keluarga tercinta atas do’a restu yang senantiasa menyertai dan senantiasa memberi

semangat.

4. Teman-teman sekelompok yang telah membantu dalam penyusunan dan penulisan laporan

Koperasi dan Kemitraan Agribisnis.

Selanjutnya penulis menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kesalahan dan

kekurangan, untuk itu penulis mohon saran dan kritik yang membangun dari pembaca sekalian

guna kesempurnaan laporan ini.

Surakarta, 15 Desember 2011

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ ii

INTI SARI .......................................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ iv

Page 5: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN ......................................................................................................

A. Latar Belakang ..................................................................................................... 1

B. Permasalahan ....................................................................................................... 3

C. Tujuan dan Kegunaan .......................................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ............................................

A. Tinjauan Pustaka .................................................................................................. 5

1. Koperasi ........................................................................................................ 5

2. Kemitraan...................................................................................................... 7

B. Kerangka Teori..................................................................................................... 8

III. METODOLOGI ........................................................................................................

A. Metode Dasar ....................................................................................................... 11

B. Metode Pengumpulan Data .................................................................................. 11

C. Metoe Analisis Data ............................................................................................. 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................

A. Koperasi Kemitraan Agribisnis ............................................................................ 13

1. Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara(KPSBU) ..................................... 13

2. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) ........................................... 14

3. Kelompok Tani Mekar Tani Jaya .................................................................. 16

B. Kondisi Bidang Kajian ......................................................................................... 17

1. Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara(KPSBU) ..................................... 17

2. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALISTA) dan Kelompok Tani Mekar Jaya 22

V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................................

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 25

B. Saran .................................................................................................................... 25

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 6: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur organisasi di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA)

Lembang – Bandung ...................................................................... 14

Page 7: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan tuntutan arus perubahan yang demikian cepat, Gerakan

Koperasi diharapkan dapat memberikan kontribusi dan peranan nyata dalam

mendukung perwujudan tatanan dan paradigma baru pembangunan ekonomi

dalam era otonomi daerah saat ini, karena sebagaimana diamanatkan dalam

rangka upaya meningkatkan taraf hidup kesejahteraan rakyat (penjelasan UU

No. 22/1999 Pasal 43 huruf e), “Koperasi merupakan perwujudan konsep

demokrasi ekonomi yang ideal, yang harus dilakukan secara bersama-sama

Page 8: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

melalui fasilitasi dan pengembangan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

yang mencakup permodalan, pemasaran, pengembangan teknologi, produksi,

dan pengolahan serta pembinaan dan pengembangan sumber daya

manusianya.”

Untuk memberdayakan koperasi agar dapat menjawab tantangan dan

memanfaatkan peluang yang ada sebagai akibat dari krisis yang terjadi,

pendekatan yang dapat dilakukan seyogianya konsisten dengan amanat dan

batasan yang ada dalam peraturan dan perundang-undangan yang berlaku,

yaitu koperasi dibangun dan membangun dirinya.

Pendekatan koperasi dibangun, berarti ada komitmen dan

keberpihakan dari pemerintah dan masyarakat yang memungkinkan koperasi

itu tumbuh dan berkembang sedangkan koperasi membangun dirinya, berarti

harus ada komitmen, partisipasi dan upaya proaktif dari anggota, pengelola

dan pengurus koperasi itu sendiri untuk mengembangkan potensi dan

sumberdaya yang dimilikinya untuk ikut serta mengatasi krisis yang terjadi,

yang antara lain upaya-upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan

nasional.

Untuk dapat menjawab tantangan dan memanfaatkan peluang tersebut,

Proses pendirian, seluk beluk kelembagaan dan pengelolaan koperasi periu

terus diinformasikan kepada masyarakat luas. Koperasi sebagai salah satu

lembaga ekonomi akan semakin dapat dipahami dan dirasakan manfaatnya

oleh masyarakat.

Pengembangan agribisnis yang bagian terbesar pelakunya petani kecil

adalah perpaduan antara koperasi dan korporasi agribisnis. Upaya

kelembagaan tersebut pada dasarnya dapat dipandang sebagai langkah menuju

rekonstruksi ulang dalam penguasaan dan akses sumberdaya produktif di

bidang pertanian, terutama berkaitan dengan pengembangan agribisnis.

Agribisnis dan kelembagaan koperasi dipandang salah satu sosok yang tepat,

mengingat program tersebut berciri sebagai asosiasi (perkumpulan

orang/petani), badan usaha dan juga sebagai suatu gerakan (untuk melawan

penindasan ekonomi dan ketidakadilan sistem pasar).

1

Page 9: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

Kelembagaan kelompok tani ke depan hendaknya mampu mempadukan

diri dari kelembagaan usaha tani dalam ikatan horizontal menuju kelembagaan

yang berorientasi pasar dan terintegrasi secara vertikal, atau berbentuk

koperasi agribisnis yang berbadan hukum. Sistem Agribisnis Korporasi

Terpadu meruoakan suatu kelembagaan. Salah satunya yaitu Kelompok Usaha

Agribisnis Terpadu (KUAT). Kelompok usaha tersebut berbentuk korporasi,

asosiasi atau koperasi yang berbadan hukum serta menerapkan manajemen

korporasi dalam menjalankan usahanya. Kelompok juga mengembangkan pola

kemitraan terpadu secara tidak langsung dengan mitra. Itu adalah salah satu

contoh dimana pemberdayaan UKM perlu dipupuk sejak awal, karena UKM

akan menjadi pemrakarsa terbentuknya komunikasi yang baik antar petani dan

masyarakat.

Lokasi praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis bertempat di

KPSBU (Koperasi Peternak Susu Bandung Utara) dan BALITSA (Balai

Penelitian Tanaman Sayuran) di Bandung Utara. Praktikum Koperasi dan

Kemitraan Agribisnis ini diadakan pada hari Kamis tanggal 2 Desember 2011.

Lokasi tersebut dipilih karena perusahaan ini mempunyai kreadibilitas dan

akuntabilitas yang baik dengan mempertimbangkan aspek efektivitas, urgensi

dan spesialisasi yang dimiliki oleh lokasi. Praktikum ini dilaksanakan guna

untuk mensinergikan antara teori pada pertemuan tatap muka dengan

aplikasinya di lapangan, mengidentifikasi permasalahan koperasi dan

kemitraan di bidang agribisnis dan menerapkan ilmu tentang koperasi dan

kemitraan untuk mengatasi permasalahan dan melakukan pengembangannya.

B. Permasalahan

Permasalahan yang dihadapi terutama menyangkut sistem manajemen

koperasi yaitu :

a. Bagaimana manajemen yang meliputi pola manajemen usaha, strategi

manajemen, fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan), kepemimpinan, kemitraan dalam pelaksanaan dan

pembinaan manajemen,dan sistem informasi di KPSBU (Koperasi

Peternak Susu Bandung Utara), BALITSA (Balai Penelitian Tanaman

Sayuran) dan Mekar Tani Jaya?

Page 10: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

b. Bagaimana hubungan kemitraan di BALITSA (Balai Penelitian Tanaman

Sayuran) dengan kelompok tani MEKAR TANI JAYA?

C. Tujuan dan Kegunaan

1. Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis

antara lain :

a. Mahasiswa mengetahui manajemen yang meliputi pola manajemen

usaha, strategi manajemen, fungsi manajemen (perencanaan,

pelaksanaan dan pengawasan), kepemimpinan, kemitraan dalam

pelaksanaan dan pembinaan manajemen,dan sistem informasi di

KPSBU(Koperasi Peternak Susu Bandung Utara), BALITSA

BALITSA (Balai Penelitian Tanaman Sayuran) dan Kelompok Tani

Mekar Tani Jaya.

b. Untuk mengetahui hubungan kemitraan di BALITSA (Balai Penelitian

Tanaman Sayuran) dengan kelompok tani MEKAR TANI JAYA.

2. Kegunaan

Praktikum koperasi ini diharapkan dapat memberi kegunaan sebagai

berikut :

a. Bagi Koperasi, praktikum ini memberikan informasi tentang

pentingnya manajemen dalam pengembangan koperasi.

b. Bagi Fakultas, praktikum ini dapat menambah arsip dan pengetahuan

tentang koperasi.

c. Bagi Mahasiswa, praktikum ini merupakan salah satu pelengkap dari

mata kuliah koperasi yang dilaksanakan oleh Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian UNS.

Page 11: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Koperasi

Menurut Undang-undang No. 25/1992, koperasi adalah badan usaha

yang beranggotakan orang-perorangan atau badan hukum Koperasi dengan

melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai

gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan

(Sitio dan Tamba, 2001).

Makna koperasi dipandang dari sudut organisasi ekonomi adalah suatu

organisasi bisnis yang para pemilik/anggotanya adalah juga pelanggan

utama perusahaan tersebut. Kriteria identitas koperasi akan merupakan

dalil/prinsip identitas yang membedakan unit usaha koperasi dari unit usaha

lainnya (Hendar dan Kusnadi, 2007).

Elemen yang terkandung dalam koperasi menurut International Labour

Organization adalah:

a. perkumpulan orang-orang,

b. penggabungan orang-orang tersebut berdasarkan kesukarelaan,

c. terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai,

d. koperasi yang dibentuk adalah suatu organisasi bisnis (badan usaha) yang

diawasi dan dikendalikan secara demokratis,

e. terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan,

f. anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang

(Sitio dan Tamba, 2001)

Koperasi merupakan lembaga yang harus dikelola sebagaimana layaknya

lembaga bisnis. Di dalam sebuah lembaga bisnis diperlukan sebuah

pengelolaan yang efektif dan efisien yang dikenal dengan manajemen.

Demikian juga dalam badan usaha koperasi, manajemen merupakan satu

hak yang harus ada demi terwujudnya tujuan yang diharapkan. Prof. Ewell

Paul Roy mengatakan bahwa manajemen koperasi melibatkan 4 (empat)

5

Page 12: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

unsur yaitu: anggota, pengurus, manajer, dan karyawan. Seorang manajer

harus bisa menciptakan kondisi yang mendorong para karyawan agar

mempertahankan produktivitas yang tinggi. Karyawan merupakan

penghubung antaramanajemen dan anggota pelanggan (Hendrojogi, 2003).

Koperasi tetap merupakan sebuah organisasi yang ingin mencapai

tujuan-tujuan tertentu. Untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada

khususnya dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Manajemen

merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi. Hakikat manajemen

adalah mencapai tujuan melalui tangan orang lain. Pencapaian tujuan

melalui tangan orang lain itu dilakukan oleh manajemen dengan

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yaitu fungsi perencanaan, fungsi

pengorganisasian, fungsi pengkoordinasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi

pengawasan. Dengan demikian keberhasilan sebuah manajemen sebuah

organisasi akan sangat tergantung pada pelaksanaan masing-masing fungsi

tersebut. Apabila menggunakan konsultan mungkin terbatas dengan dana

dan waktu, sehingga pendekatan manageriil harus dilakukan sendiri oleh

koperasi, yang harus dilakukan adalah berusaha meneliti pola-pola dan

perubahan dalam manajemen. Apa yang menyimpang dari pola tersebut

perlu diperhartikan sehingga tindak lanjut dari hal itu dengan membatasi

gerakan dan mengarahkan kebijakan umum maupun strategi yang

dilakukan peran-peran manajemen merujuk pada tingkah laku manajerial,

secara umum peran manajemen terdiri dari peran yang berkaitan dengan

hubungan antar pribadi, berkaitan dengan informasi, berkaitan dengan

pengambilan keputusan. Peran yang berkaitan dengan hubungan antar

pribadi adalah pemimpin dan penghubung. Pemantau dan penyebar adalah

peran yang berkaitan dengan informasi. Sedangkan wirausaha, pengendali

gangguan, pengalokasi sumber daya, dan perunding merupakan peran yang

berkaitan dengan pengambilan keputusan (Baswir, 2000).

Koperasi pada negara-negara yang sedang berkembang, pada umumnya

tidak memiliki kesempatan untuk tumbuh secara bertahap serta

meningkatkan efisiensi ekonominya sejajar dengan para pesaing swasta

Page 13: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

utama dan lembaga ekonomi pemerintah. Para anggota koperasi harus

mampu mengendalikan manajemen koperasi sedemikian rupa sehingga

manajemen dapat dan berkeinginan untuk memajukan kepentingan

anggotanya. Koperasi harus memiliki keunggulan-keunggulan kompetitif

yang potensial dibanding dengan lembaga-lembaga lainnya serta koperasi

harus mengimplementasikan atau mewujudkan keunggulan ini bagi

kepentingan anggotanya (Ropke, 2000).

2. Kemitraan

Kemitraan usaha agribisnis ini merupakan hubungan bisnis antara inti

dan plasma dimana masing-masing pihak memperoleh penghasilan dari

usaha bisnis yang saling terkait dengan tujuan untuk mencapai keuntungan

bersama dengan dilandasi rasa saling membutuhkan dan saling

menguntungkan (Yuari, 2008).

Praktik kemitraan agribisnis ternyata tidak semudah seperti dengan

pengertian kemitraan itu sendiri.Hal itu terkait dengan manusia sebagai

subyek dan sekaligus sasaran dari kemitraan.Manusia yang terdiri dari

pihak pengusaha, pemerintah, dan petani merupakan unsur terpenting di

dalam mewujudkan kelanjutan dari program tersebut.Kelembagaan

pengawasan juga diperlukan untuk mengawasi jalannya kemitraan dari

pemerintah dan pengusaha sehingga tidak merugikan kaum petani. Pihak

pemerintah juga bisa berfungsi sebagai pengawasan dan perantara jalannya

proses kemitraan antara pengusaha dan petani, walaupun dalam

kenyataannya lembaga pengawasan ini sulit didapatkan (Sulaksana, 2009).

Tidak selamanya konsep kemitraan mengandung unsur yang saling

menguntungkan kedua belah pihak.Lebih lanjut, dalam tataran konsep

bentuk kemitraan dapat digolongkan kepada dua, yaitu kemitraan dispersal

dan kemitraan sinergis (Sumardjo, 2004).

Konsep yang pertama, mengandung makna sebagai bentuk kerjasama

antar pelaku yang satu sama lain tidak memiliki ikatan formal yang kuat.

Pada pola ini, pihak pengusaha lebih kuat dibandingkan dengan

produsen.Kondisi seperti ini menimbulkan kesenjangan dalam hal

Page 14: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

informasi tentang mutu, harga, teknologi serta akses permodalan.Sementara

konsep sinergis berbasis pada kesadaran saling membutuhkan dan saling

mendukung pada masing-masing pihak yang bermitra (Gani, 2008).

Kemitraan biasanya didefinisikan sebagai hubungan sukarela dan

bersifat kerja sama antara beberapa pihak, baik pemerintah maupun swasta,

yang semua orang didalamnya setuju untuk bekerja sama dlam meraih

tujuan bersama dan menunaikan kewajiban tertentu serta menanggung

resiko, tanggung jawab, sumber daya, kemampuan dan keuntungan secara

bersama sama. Kunci utama terlaksananya kemitraan adalah dengan

menerapkan koordinasi, integrasi dan singkronisasi seluruh program-

program dikmas dengan lembaga-lembaga terkait yang berpartisipasi dalam

kemitraan tersebut (Anonima, 2011)

Kemitraan adalah suatu pola kerjasama yang saling menguntungkan

kedua belah pihak antara mitra (peternak) dan inti berdasar ikatan

kerjasama. Jika anda sebagai peternak mempunyai modal kerja namun

masih mengalami kesulitan pengadaan sapronak (DOC, Pakan, Obat,

Vaksin dan Desinfektan) dan pemasaran hasil produksi maka kami (inti)

sanggup membantu anda dalam usaha budidaya ternak ayam

(Anonimb, 2010).

B. Kerangka Teori

Sistem manajemen di lembaga koperasi harus mengarah kepada

manajemen partisipatif yang di dalamnya terdapat kebersamaan, keterbukaan,

sehingga setiap anggota koperasi baik yang turut dalam

pengelolaan(kepengurusan usaha) ataupun yang di luar kepengurusan (angota

biasa), memiliki rasa tanggung jawab bersama dalam organisasi koperasi

(Anoraga dan Widiyanti, 2002).

Manajemen merupakan ilmu yang mempelajari kegiatan-kegiatan

manusia untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen

strategik merupakan ilmu yang mempelajari perumusan pelaksanaan dan

evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi

mencapai tujuannya. Keputusan-keputusan manajemen strtegik antara lain

Page 15: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

digunakan untuk mendapatkan keunggulan kompetitif jangka panjang dan

baik buruknya keputusan-keputusan itu memiliki konsekuensi yang berat dan

bersifat multidimensional bahkan dampak negatifnya dapat berlangsung lama

(Sutamto, 2004).

Dari sudut pandang organisasi, manajemen koperasi pada prinsipnya

terbentuk dan tiga unsur: anggota, pengurus, dan karyawan. Dapat dibedakan

struktur atau alat perlengkapan onganisasi yang sepintas adalah sama yaitu:

Rapat Anggota, Pengurus, dan Pengawas. Unsur Pengawas seperti yang

terdapat pada alat perlengkapan organisasi koperasi, pada hakekatnya adalah

merupakan perpanjangan tangan dan anggota, untuk mendampingi Pengurus

dalam melakukan fungsi kontrol sehari-hari terhadap jalannya roda organisasi

dan usaha koperasi. Keberhasilan koperasi tergantung pada kerjasama ketiga

unsur organisasi tersebut dalam mengembangkan organisasi dan usaha

koperasi, yang dapat memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada anggota.

Dan sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih mengutamakan

demokrasi dalam pengambilan keputusan. Istilah satu orang satu suara (one

man one vote) sudah mendarah daging dalam organisasi koperasi. Terakhir,

ditinjau dan sudut pandang gaya manajemen (management style), manajemen

koperasi menganut gaya partisipatif (participation management), di mana

posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dan manajemen yang aktif dalam

mengendalikan manajemen perusahaannya (Arief, 2007)

Badan usaha koperasi di Indonesia memiliki manajemen koperasi yang

dirunut berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu: Rapat anggota,

pengurus, pengawas, dan pengelola. Telah diuraikan sebelumnya bahwa,

watak manajemen koperasi ialah gaya manajemen partisipatif. Pola umum

manalemen koperasi yang partisipatif tersebut menggambarkan adanya

interaksi antar unsur manajemen koperasi. Terdapat pembagian tugas (job

description) pada masing-masing unsur. Demikian pula setiap unsur

manajemen mempunyai lingkup keputusan (decision area) yang berbeda,

kendatipun masih ada lingkup keputusan yang dilakukan secara bersama

Page 16: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

(shared decision areas) Adapun lingkup keputusan masing-masing unsur

manajemen koperasi adalah sebagai berikut :

1. Rapat Anggota merupakan pemegang kuasa tertinggi dalam menetapkan

kebijakan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi.

Kebijakan yang sifatnya sangat strategis dirumuskan dan ditetapkan pada

forum Rapat Anggota. Umumnya, Rapat Anggota diselenggarakan sekali

setahun.

2. Pengurus dipilih dan diberhentikan oleh rapat anggota. Dengan demikian,

Pengurus dapat dikatakart sebagai pemegang kuasa Rapat Anggota dalam

mengoperasionalkan kebijakan-kebijakan strategis yang ditetapkan Rapat

Anggota. Penguruslah yang mewujudkan arah kebijakan strategis yang

menyangkut organisasi maupun usaha.

3. Pengawas mewakili anggota untuk melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan kebijakan yang dilaksanakan oleh Pengurus. Pengawas dipilth

dan diberhentikan oleh Rapat Anggota. OIeh sebab itu, dalam struktur

organisasi koperasi, posisi Pengawas dan Pengurus adalah sama.

4. Pengelola adalah tim manajemen yang diangkat dan diberhentikan oleh

Pengurus, untuk melaksanakan teknis operasional di bidang usaha.

Hubungan Pengelola usaha (managing director) dengan pengurus koperasi

adalah hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian atau

kontrak kerja (Hendar dan Kusnadi, 2001)

Organisasi membutuhkan manajemen sekaligus kepemimpinan agar

efektif. Kepemimpinan diperlukan untuk menciptakan perubahan, dan

manajemen diperlukan untuk menciptakan keteraturan. Manajemen bersama

kepemimpinan dapat menciptakan perubahan yang tertib dan kepemimpinan

bersama manajemen menjaga organisasi agar tetap selaras denagn

lingkungannya (Griffin, 2004).

Terdapat pembagian tugas (job description) pada masing-masing unsur.

Demikian juga setiap unsur manajemen mempunyai lingkungan keputusan

(decision area) yang berbeda, meskipun masih ada lingkup keputusan yang

Page 17: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

dilakukan secara bersama (shared decision areas). Adapun lingkup keputusan

masing-masing unsur manajemen koperasi adalah sebagai berikut :

1. Rapat Anggota

2. Pengurus

3. Pengawas

4. Pengelola (Sitio dan Halomoan, 2001).

III. METODOLOGI

A. Metode Dasar

Metode dasar praktikum yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang

memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa

ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.

B. Metode Pengumpulan Data

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive),

yaitu penentuan daerah/lokasi yang diambil secara sengaja berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan praktikum.

Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis dilaksanakan di KPSBU dan

BALITSA, Lembang, Jawa Barat. Metode pengumpulan yang dilakukan

dalam penyusunan laporan Praktikum Koperasi dan Kemitraan Agribisnis ini

adalah:

1. Observasi

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi adalah

melakukan pengamatan langsung ke lapangan dengan melihat objek

penelitian. Dalam hal ini penulis menggunakan teknik observasi terstruktur

yaitu observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa yang

akan diamati dan dimana tempatnya. Praktikan telah mengetahui dengan

pasti variabel apa yang akan diamati.

2. Wawancara

Teknik pengumpulan data yang kedua dalam penyusunan laporan ini

adalah teknik wawancara/interview dengan daftar pertanyaan yang sudah

Page 18: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

dipersiapkan. Wawancara dilakukan melalui tatap muka dengan

narasumber yang berkaitan. Dalam hal ini peneliti menggunakan daftar

pertanyaan yang berkaitan dengan tema praktikum yang telah dipersiapkan

terlebih dahulu, lalu mengadakan tanya jawab dengan narasumber dimana

praktikum dilaksanakan.

3. Pencatatan

Teknik pencatatan adalah teknik pengumpulan data dengan

menggunakan media catatan oleh peneliti mengenai data atau informasi

penting yang diperoleh dari narasumber atau objek penelitian. Pencatatan

data dapat dilakukan dengan mencatat data dari brosur, papan informasi

ataupun buku-buku yang tersedia di perusahaan tersebut.

C. Metode Analisis Data

Data yang telah terkumpul dari praktikum Koperasi dianalisis

dengan menggunakan tabulasi persentatif secara kualitatif. Tabulasi

presentatif yaitu data-data yang diperoleh dijabarkan untuk memperoleh

pemahaman makna, mengembangkan teori dan menggambarkan realitas yang

kompleks serta menggunakan teori yang berhubungan dengan permasalahan

di koperasi yang bersangkutan. Metode kualitatif yaitu menggunakan teori-

teori yang berhubungan dengan permasalahan yang terjadi di koperasi yang

bersangkutan.

11

Page 19: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Koperasi Kemitraan Agribisnis

1. Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU)

KPSBU berdiri sejak tahun 1971 di daerah Lembang,

Bandung Utara. KPSBU saat ini memiliki 7000 anggota dengan

jumlah sapi perahnya mencapai 21.036 ekor yang di quarter mulai

September 2011 yang lalu dan terus berupaya mencapai tujuan menjadi

koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota.

Keunggulan koperasi ini adalahanggota yang setia dan aktif dalam

menjalankan semua kewajibannya.Koperasi ini memiliki visi dan misi,

dan juga nilai-nilai. Visi KPSBU adalah menjadi koperasi susu

terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota. Misi KPSBU

adalah mennyejahterakan anggota melalui layanan prima dalam

industri persusuan dengan manajemen yang berkomitmen,

meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan,

pemberdayaan SDM dan kemitraan strategis.Nilai-nilai

KPSBUinovatif, dinamis, berorientasi pada kualitas, keterbukaan,

keadilan, demokratis, mandiri.

Tujuan utama KPSBU adalah menghasilkan produk bermutu

tinggi, yakni susu segar yang dihasilkan peternak sebagai produk

Page 20: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

bermutu tinggi di pasaran. Wilayah kerja KPSBU adalah seluruh

Provinsi Jawa Barat. Data KPSBU:

a. No registrasi : 000318

b. Nama koperasi : KPSBU Lembang

c. Alamat koperasi : Lembang Kecamatan Lembang Kabuupaten

Bandung

d. Badan hukum nomor : 4891/bh/dk-10/12 tanggal : 08-08-

1971data baru nomor : 4891/bh/pad/kwk.10/ix/95 tanggal: 25-10-

1995

Keunggulan KPSBU adalah produksi susu murni :149.492 Kg

(150 ton) per hari. Populasi Sapi perah :16.469 ekor. Anggota peternak

sebanyak 7.000 aktif.

2. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA)

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang

terletak pada ketinggian 1250 meter di atas permukaan laut dan terletak

pada 107,300

BT dan 6,300

LS. BALITSA mempunyai areal seluas 36

hektar yang terletak di Kp. Margahayu, Desa Cikole, Kecamatan

Lembang, Kabupaten Bandung , Provinsi Jawa Barat. Tipe tanah yang

terdapat di BALITSA adalah tanah andosol yang berasal dari abu

vulkanik Gunung Tangkuban Perahu. Struktur tanah adalah remah dan

gembur dengan tekstur tanah terdiri dari debu, lempung berdebu dan

lempung. Warna tanah hitam, abu- abu dan coklat dengan pH tanah

5,5 – 6. Suhu di BALITSA berkisar antara 19° C sampai 24° C dan

memiliki curah hujan 2207 mm/tahun, dengan kelembaban udara antara

70 sampai 90%. Kecepatan air tanah baik/ porous dengan tipe iklim B

Schmidt Ferguson.

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) Lembang

didirikan pada tahun 1940 dan berada dibawah naungan Balai

Penelitian Teknologi Pertanian Bogor. Kegiatan penelitian mulai

dilaksanakan di Kp. Margahayu Lembang sejak tahun 1940 sampai

tahun 1942. Tahun 1968 Kebun Percobaan berubah nama menjadi

13

Page 21: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

Lembaga Penelitian Hortikulura Cabang Lembang. Tahun 1980,

Lembaga Penelitian Hortikulura Cabang Lembang berganti nama

menjadi Balai Penelitian Tanaman Pangan. Sejak dikeluarkannya

Keputusan Menteri Pertanian No. 861/kpts/org/12/1982 pada tahun

1982, status lembaga diubah menjadi Balai Penelitian Hortikultura

(BPH) Lembang. Tanggal 1 April 1995, menyusul terjadinya re-

organisasi di Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, terutama

menyangkut mandat Balai, serta Keputusan Mentri Pertanian RI No.

796/kpts/ot.210/12/1994, Balai Penelitian Hortikultura Lembang

berubah nama menjadi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA)

Lembang.

Visi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) adalah

menjadi/menuju lembaga penelitian tanaman sayuran kelas dunia dalam

menciptakan, menghasilkan dan mengembangkan IPTEK tanaman

sayuran yang berorientasi kepada kebutuhan pengguna. Misi Balai

Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) adalah :

a. Menciptakan, menghasilkan dan mengembangkan IPTEK Strategis

Sayuran sesuai kebutuhan pengguna.

b. Mengembangkan kerjasama Nasional dan Internasional melalui pola

kemitraan menuju kemandirian Penelitian Tanaman Sayuran.

c. Mengembangkan kapasitas dan publisitas serta pelayanan prima

dalam penelitian sayuran.

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA) memiliki

beberapa komoditas unggulan yang dibagi menjadi empat prioritas,

yaitu:

a. Komoditas utama : Kentang, cabai merah, bawang merah,

kubis, tomat, buncis, kacang panjang dan

jamur

b. Komoditas unggulan : Kentang, cabai merah dan kacang merah

c. Komoditas prospektif : Terung dan Mentimun

d. Komoditas trendsetter : Sayuran tropis asli Indonesia

Page 22: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

Kedudukan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA)

Lembang pada saat ini bernaung di bawah Departemen Pertanian

Republik Indonesia, yang berkedudukan di Jalan Margasatwa, Ragunan,

Jakarta Selatan. Oleh karena itu lembaga ini merupakan salah satu Balai

Penelitian Tanaman Sayuran yang berstatus sebagai instansi pemerintah

Struktur organisasi di Balai Penelitian Tanaman Sayuran

(BALITSA) adalah sebagai berikut:

Gambar 1. Struktur organisasi di Balai Penelitian Tanaman Sayuran

(BALITSA) Lembang – Bandung

Ekofiolog

i

Pranata Komputer

Fisiologi Pemuliaan Pustakawan Hama dan

Penyakit

Teknik Litkayasa

Kepala BALITSA

Kelompok Jabatan Fungsional

Seksi Pelayanan Teknik

Sub Bagian Tata Usaha

Seksi Jasa Penelitian

Page 23: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

3. Kelompok Tani Mekar Tani Jaya

Kelompok Mekar Tani Jaya berdiri pada tanggal 10 Oktober

1987 dan berdomisili di Jl. Cibeunying No. 85 Rt 02/10 Cibodas-

Lembang-Bandung Barat-Jawa Barat. Mekar Tani Jaya merupakan

penerus dari kelompok tani ‘CIUNG WANARA’ yang berbasis

kelompok tani. Mekar Tani Jaya bergerak dalam bidang agribisnis dan

dalam pelaksanaannya di usahakan secara kolektif (kelompok).

Dengan semangat dan tekad yang kuat dari pada pendiri, Mekar Tani

Jaya terus meningkatkan kemampuan baik sisi manajemen maupun

pengembangan usah tani di mulai dari teknik budidaya konvensional

menjadi modern yang di padukan dengan penerapan teknologi,

penanganan hasil panen, pasca panen, dan packing.

Dengan modal pengalaman dan pengetahuan serta niat yang

kuat guna menghasilkan yang terbaik, Mekar Tani Jaya kian

memantapkan langkah demi langkah untuk mencapai usaha yang

menguntungkan berkelanjutan dan berkesinambungan demi

meningkatkan kesejahteraan agar masyarakat tani bias sejajar dengan

profesi lainnya.

Bekerjasamanya antara BALITSA (Balai Penelitian Tanaman

Sayuran) dengan Kelompok Tani Mekar Tani Jaya disini adalah dalam

hal budidya tanaman sayuran. Dimana pihak BALITSA (Balai

Penelitian Tanaman Sayuran) membuat bibit-bibit unggul dan

Kelompok Tani Mekar Tani Jaya sebagai pengguna produknya.

Dengan adanya ini pihak BALITSA (Balai Penelitian Tanaman

Sayuran) dapat lebih mudah memasarkan atau mengenalkan varietas

baru kepada para petani yang ada di sekitar Lembang Bandung.

B. Kondisi Bidang Kajian

1. Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara (KPSBU)

Suatu strategi manajemen suatu perusahaan di awali dengan visi

dan misi yang di buat oleh perusahaan. Pada KPSBU terdapat visi, nilai-

Page 24: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

nilai dan tujuan perusahaan. Visi pada KPSBU adalah menjadi koperasi

susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan anggota. Gambaran

yang di dapat dari membaca visi ini adalah pola manajemen yang service

oriented terhadap anggotanya. Service oriented yang ada pada KPSBU

70% untuk anggota dan 30% untuk usaha. 70% kembali kepada anggota

yakni memberikan pelayanan yang istimewa kepada setiap anggota di

karenakan tanpa anggota berkualitas kemitraan tak akan berkembang.

Pelayanan yang dilakukan adalah :

a. Pelayanan kredit melalui proses yang mudah, cepat dan tanpa bunga

b. Layan antar sembako dan sapronak

c. Kredit sapi bergulir (tanpa bunga)

d. Pendidikan dan pelatihan

e. Pelayanan kesehatan hewan, inseminasi buatan dan potong kuku

f. Pelayanan kesehatan bagi anggota

g. Penyediaan lahan rumput bekerja sama dengan Perum Perhutani

(600 Ha)

h. Penyediaan pakan konsentrat ( 100 ton / hari)

i. Gudang pakan konsentrat di Subang Jawa Barat ( 4.000 m2 )

j. Penyuluhan teknis peternakan

k. Penjemputan susu ke daerah

Pelayanan yang di berikan pada setiap anggotanya membuat para

anggota setia menjadi mitra koperasi selain itu jumlah anggota terus

bertambah dari tahun ke tahun hingga saat ini mencapai 7000 anggota.

Pola manajemen inilah yang dapat membantu memperkuat kemitraan ke

anggota dan dapat terus menjadi daya tarik bagi peternak lain untuk setia

menjadi mitra KPSBU. Service oriented sebesar 30% diberikan untuk

usaha. Usaha yang di lakukan adalah menampung susu dan mengirimnya

ke IPS (Industri Pengolah Susu) dan akan d kirimkan ke perusahan Susu

Bendera, Danone, Danone Dairy Indonesia, Indolacto dan pabrik permen.

Selain itu koperasi juga bermitra dengan PT. ISAM (Industri Susu Asli

Murni). PT. ISAM adalah perusahaan di bawah asuhan GKSI (Gabungan

Page 25: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

Koperasi Susu Indonesia). GKSI merupakan koperasi sekunder yang

terdiri dari 25 koperasi susu di Jawa Barat.

Nilai-nilai di KPSBU adalah inovatif, dinamis, berorientasi pada

kualitas, keterbukaan, keadilan, demokratis, dan mandiri. Nilai-nilai

KPSBU tersebut menjadi acuan dalam menjalankan fungsi manajemen.

Fungsi manajemen terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan Tujuan dari KPSBU adalah menghasilkan produk bermutu

tinggi, yakni susu segar yang dihasilkan peternak sebagai produk

bermutu tinggi di pasaran. Dengan tujuan ini dapat menjadi acuan agar

dalam melakukan produksi harus berpedoman terhadap kualitas. Kualitas

dapat terus ditingkatkan dengan menggunakan mesin-mesin yang

canggih dan higienis sehingga kualitas susu terus terjaga. Pengawasan

juga harus tidak lepas dari produksi agar meminimalisasi adanya

kesalahan dalam produksi.

Sistem informasi manajemen yang terdapat pada KPSBU dapat

dilakukan antara anggota dan KPSBU secara dua arah dan leluasa. Secara

dua arah dikarenakan antara anggota dan KPSBU dapat terjadi timbal

balik dalam berkomunikasi. KPSBU memiliki kantor yang dapat

didatangi oleh para anggota selama jam kerja jika anggota membutuhkan

informasi tentang hubungan kemitraan. Jika ada informasi baru tentang

suatu inovasi ataupun ilmu maka KPSBU memberikan penyuluhan

kepada para anggotanya. Koperasi Peternak Susu Bandung Utara

(KPSBU) menggunakan empat tipe strategi manajemen yaitu :

a. Instruktif, merupakan instruksi atau perintah untuk melakukan

kegiatan usaha yang telah direncanakan dimana segala kesepakatan

yang telah ditetapkan pada RAT harus dijalankan sebaik mungkin.

b. Konsultatif, maksudnya yaitu segala kendala dan hambatan dalam

mengembangkan koperasi harus dibicarakan bersama agar tercapai

suatu solusi.

Page 26: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

c. Partisipatif, artinya setiap anggota koperasi baik itu pengurus atau

bukan harus ikut berpartisipasi dalam kegiatan koperasi demi

meningkatkan kesejahteraan anggota koperasi.

d. Delegatif, artinya setiap kegiatan dipercayakan kepada pengurus yang

benar-benar mampu menjalankan manajemen dengan baik dan

diperiksa oleh badan pemeriksa.

Keempat tipe strategi manajemen tersebut digunakan oleh KPSBU

untuk dapat mengimplementasikan rencana yang telah disepakati dalam

rapat anggota tahunan (RAT). Selain itu diharapkan dapat mengantarkan

menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam menyejahterakan

anggota, sesuai misi KPSBU sendiri.

Optimalisasi fungsi-fungsi manajemen KPSBU yaitu berkaitan

dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian dan pengawasan yang dibahas dalam RAT. Fungsi-

fungsi manajemen tersebut adalah :

a. Perencanaan

Rapat Anggota Tahunan memilih beberapa pengurus seperti

ketua, bendahara dan sekretaris. Pengurus yang terpilih bertugas untuk

mengelola kegiatan koperasi, periode atau masa jabatannya adalah

selama lima tahun. Rapat Anggota Tahunan KPSBU dilaksanakan

untuk merencanakan berbagai kegiatan yang akan diusahakan pada

tahun berikutnya. Semua anggota menyampaikan inisiatifnya dan

ditetapkan dalam RAT, apabila usulan tersebut disetujui maka akan

direalisasikan.

b. Pengorganisasian

Kegiatan pengorganisasian yaitu mengumpulkan berbagai

sumber daya manusia, uang dan barang yang dibutuhkan, serta

bagaimana cara atau usaha pelaksanaan dan siapa yang melaksanakan

untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Jalannya organisasi

Page 27: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

dilakukan oleh pengurus dibantu administratur beserta karyawan yang

bekerja secara fungsional sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

c. Pengarahan

Menuntun bagian yang terdapat dalam tanggung jawab pengurus

agar dapat diarahkan pada tujuan akhir setiap tugas yang diberikan pada

bawahan dalam bentuk tertentu, disertai dengan pengawasan. Pengurus

menjelaskan bahwa usaha perseorangan harus sesuai dengan

kemampuan untuk mencapai tujuan dan bagaimana hubungannya

dengan kebijakan program organisasi koperasi.

d. Pengkoordinasian

Berperan dalam menyelaraskan gerak koperasi dalam mencapai

sasaran sehingga semua pihak yang terlibat dapat saling mengisi dan

tidak terjadi pertentangan, baik itu antara kerja pengurus, administratur

dan karyawan. Pada KPSBU koordinasi antara pengurus, karyawan dan

anggota telah dilaksanakan setiap saat sesuai dengan kapasitas tugas

dan tanggung jawab masing-masing.

e. Pengawasan

Tujuan dari pengawasan ini adalah utuk mengendalikan

organisasi usaha koperasi agar berjalan dengan lancar serta

mengarahkan kegiatan koperasi agar sesuai dengan rencana kerja yang

telah diputuskan dalam Rapat Anggota Tahunan serta Evaluasi. Pada

KPSBU, pengawas dipilih dari salah satu anggota koperasi. Biasanya

dipilih anggota yang lebih senior.

Struktur manajemen yang terdapat di KPSBU memiliki kekuasaan

tertinggi pada Rapat Anggota. Sebelum diadakan RAT maka akan

diadakan Pra RAT. Pada RAT nantinya akan dipilih dan diangkat

pengurus dan badan pengawas. Setelah itu pengurus akan memilih dan

mengangkat tim direksi yang berperan sebagai manajer.

Page 28: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

Upaya yang dilakukan oleh KPSBU agar koperasi ini dapat

berkembang dengan baik adalah dengan menyusun strategi manajemen,

yaitu :

a. Strategy Planning

Strategi planning yang digunakan oleh KPSBU adalah bertujuan

untuk menyusun segala perencanaan yang berisi strategi-strategi dalam

menjalankan kegiatan usahanya. Strategi planning digunakan untuk

jangka waktu 5 tahun.

b. Business Planning

Bisnis planning berfungsi sebagai alat untuk meyakinkan

investor dan sebagai panduan bagi pelaksana usaha dalam menjalankan

konsep usahanya. Untuk dapat memenuhi kedua fungsi di atas, maka

bisnis plan yang dijalankan oleh KPSBU mengikuti aturan-aturan yang

ada yaitu menjelaskan konsep usaha dengan baik, menggunakan data-

data yang akurat, relevan, up to date, dan detail, membedakan mana

yang merupakan asumsi dan mana yang merupakan fakta (semua

asumsi dan fakta harus diungkapkan dengan jujur, detil dan akurat),

memuat perhitungan yang detil dan akurat dan konsisten antara satu

bagian dengan bagian yang lain (misalnya, konsistensi antara

marketing plan dengan uraian tugas dan tanggung jawab marketing

manager dan stafnya yang dideskripsikan di organisational plan).

Business planinng ini digunakan untuk jangka waktu 3 tahun.

c. Program Kerja dan RAPBK

Program kerja dan RAPBK yang disusun dengan baik merupakan

salah satu strategi manajemen yang baik untuk menjalankan kegiatan

usaha dari KPSBU. Program kerja dan RAPBK digunakan untuk

jangka waktu 1 tahun.

2. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALISTA) dan Kelompok Tani

Mekar Jaya.

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALISTA) merupakan

lembaga yang bergerak di bidang penelitian tanaman sayuran kelas dunia

Page 29: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

dalam menciptakan, menghasilkan dan mengembangkan IPTEK tanaman

sayuran yang berorientasi kepada kebutuhan pengguna. Dalam

menjalankan serangkaian usahanya, BALITSA memiliki sebuah sistem

manajemen untuk mengatur kelancaran usahanya. Manajemen dalam

BALITSA mengatur setiap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan.

Tingkat Sumber daya manusia di bidang pertanian, terutama di

tingkat masyarakat tani dapat dikategorikan masih tertinggal.Apalagi bila

dikondisikan dengan tingkat pengembangan pertanian yang dituntut oleh

konsumen (pasar), baik kualitas, kuantitas, kontinuitas dan komitmen.

Begitu pula untuk berdaya saing dan melaksanakan usaha yang

berkesinambungan dan berkelanjutan.Dalam memenuhi tantangan

tersebut kelompok usaha tani Mekar Tani Jaya yang dirintis sejak tahun

1987, untuk mengatasi kekurangan baik dalam budidaya dan pasca panen

bahkan sampai pemasaran, khususnya sayuran. Maka pada tahun 2000

mulai dirintis adanya pelatihan bagi anggota dan petani sekitar, sejak

tahun 2001 sampai saat ini kegiatan pelatihan tersebut berkembang bukan

saja bagi kalangan petani sekitar tapi juga kalangan petani di tingkat

kabupaten, propinsi dan nasional, bahkan bagi petani, instansi dan

lembaga dari luar negeri.

Mekar Tani Jaya bergerak dalam bidang agribisnis dan dalam

pelaksanaannya diusahakan secara kolektif (berkelompok). Mekar Tani

Jaya berdiri pada tanggal 10 Oktober 1987 dan berdomisili di jalan

Cibeunying No. 85 Rt 02/10 Desa Cibodas Kecamatan Bandung Barat

Jawa Barat. Mekar Tani Jaya merupakan penerus dari kelompok Tani

”Ciung Wanara” yang berkiprah di era 70 an s/d 90 an, setelah

mengalami pasang surutnya suatu organisasi kemasyarakatan yang

berbasis Kelompok Tani maka ” Mekar Tani Jaya” kian memantapkan

langkah demi langkah, mulai dari tahap budidaya maupun panen dan

pasca panen. Jenis usaha yang Diusahakan yaitu; sayuran Eklusif,

Tanaman Hias, Peternakan.Sedangkan untuk merk dagang Supermarket;

Page 30: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

Grace, Yan’s fruit and vegetable, Yan’ agrotama mandiri, Saung

Organik, dan eksport; ASB Farm.

Teknologi budidaya mengacu pada kaidah Good Agriculture

Practices (GAP), sertipikasi dan SK Deptan.Komoditi di produksi sesuai

dengan kebutuhan pasar dan menerapkan pola tanam yang terjadwal

untuk menjaga kuota dan kontiunitas. Penanganan panen dan pasca

panen menerapkan kaidah standarisasi Hazard Analysis critical Control

Point (HACCP) bekerja sama engan AFFA Australia dan USAID.

Tujuan yang ingin di capai yaitu; meningkatkan kualitas peserta

pelatihan.Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan peserta pelatihan

dengan memperkenalkan lebih jauh tentang ilmu pengetahuan dan

teknologi.Meningkatkan jaringan dan kemitraan dalam pengembangan

usaha.

Kelompok Tani Mekar Tani Jaya mempunyai citra yang modern

dan memproduksi produk pertanian yang organik sehingga pemasaran

produknya adalah ke supermarket- supermarket dan eksport. Produk-

produk pertanian yang dihasilkan adalah Paprika, Tomat Jepang, Polong,

Bunga Kol, Kol Merah, Labu Jepang, Jagung Jepang, Kedelai Jepang,

Brokoli, Tomat Cerry, Asparagus, Timun Jepang, Kapri Manis, Head

Letuce, Buncis Jepang, Bayam Jepang, Ubi Jepang, Dan Kabocha.

Pemasaran produk pertanian ke supermarket dan eksport

membutuhkan suatu standart yang khusus. Produk yang akan masuk ke

supermarket dan eksport harus mempunyai sertifakat tentang kualitas

produk tersebut dan cara budidaya yang dilakukan. Oleh karena itu

Kelompok Tani Mekar Tani Jaya melakukan mitra dengan Balai

Penelitian Tanaman Sayuran agar diberikan pelatihan budidaya tanaman

yang baik dan benardan pendampingan. Pendampingan yang dilakukan

adalah untuk mendapatkan sertifikat yang diperlukan untuk memasarkan

produk dari Mekar Tani Jaya sehingga dapat masuk ke supermarket dan

ekspor. Selain itu, Balitsa juga sebagai tempat konsultasi dalam

penanganan hama dan penyakit yang menyerang tanaman yang di

Page 31: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

budidayakan oleh Kelompok Tani Mekar Tani Jaya sehingga hama dan

penyakit yang menyerang tidak meluas yang mengakibatkan penurunan

produksi.

Page 32: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) adalah koperasi yang

memiliki banyak keunggulan, antara lain: anggotanya yang setia pada

koperasi, anggota yang aktif dalam menjalankan kewajibannya.

2. Tujuan dari Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) adalah

menghasilkan produk yang bermutu tinggi.

3. Fungsi Balitsa adalah penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan

pemanfaatan plasma nutfah tanaman sayuran, penelitian morfologi,

fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopalogi tanaman sayuran, penelitian

komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman sayuran,

pelayanan teknik kegiatan penelitian tanaman sayuran.

4. Mekar Tani Jaya merupakan perusahaan Agribisnis yang mampu berperan

sebagai model terbaik dalam usaha tani unggul, berkelanjutan, senantiasa

tumbuh dan berkembang, berwawasan masa depan dengan mengacu pada

realitas dan kultur anggotanya serta menerapkan teknologi yang ramah

lingkungan.

5. Kelompok Tani Mekar Tani Jaya melakukan mitra dengan Balai Penelitian

Tanaman Sayuran (BALISTA) untuk memberikan pelatihan dan

pendampingan dalam usahanya agar produk yang dihasilkan memenuhi

standar agar dapat di pasarkan di supermarket dan ekspor.

B. Saran

1. Koperasi Peternak Susu Bandung Utara (KPSBU) sebaiknya menambah

kembali anggota agar wilayah kerjanya semakin luas dan semakin

berkembang, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup peternak sapi

secara keseluruhan

2. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALISTA) sebaiknya memberika

pelatihan, pendidikan, dan pengembangan kepada para petani di Lembang

dan sekitar agar lebih termotivasi untuk berinovasi.

Page 33: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

DAFTAR PUSTAKA

Anonima. 2007. Permodalan Nasional Madani. www.pnm.co.id.Diakses pada

tanggal. 4 Desember 2011. Pukul 13.00 WIB.

Anonimb. 2007. Dasar-Dasar Koperasi. http://home.unpar.ac.id/~lpkm/dasar-

dasar%20koperasi.htm2007. Diakses tanggal . 4 Desember 2011. Pukul

13.00 WIB.

Anoraga, Panji dan Widiyanti, Ninik. 2002. Dinamika Koperasi. Rineka Cipta,

Jakarta.

Arief. 2007. Koperasi Sebagai Organisasi Ekonomi Rakyat, dalam Arus

Pembangunanisme dan Ekonomi Indonesia. Pemberdayaan Rakyat

dalam Globalisasi. CSPM dan Zaman. Jakarta.

Baswir, Reurisand. 2000. Koperasi Indonesia. BP FE UGM. Yogyakarta.

Elu, Baithasar. 2006. Managemen perubahan dan inovasi pada organisasi jasa.

Dalam Jurnal Paramadina, Vol 4 (2) : 191-207. Jakarta.

Gani, Azhar. 2008. Potret Kemitraan Agribisnis: (Model Pengembangan

Perkebunan Berbasis Inti Plasma).

http://ulonazhar.blogspot.com/2008/12/potret-kemitraan-agribisnis-

model.html. Diakses pada tanggal 4 Desember 2011. Pukul 12.50 WIB

Griffin, Ricky W. 2004. Manajemen. Erlangga. Jakarta.

Hendar dan Kusnadi, 2007. Ekonomi Koperasi untuk Perguruan Tinggi, Lembaga

Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Hendrojogi. 2003. Koperasi: Azas-azas, Teori dan Praktek.. Raja Grafindo.

Jakarta.

Ropke, Jochen. 2000. Ekonomi Koperasi : Teori & Manajemen. Salemba Empat.

Jakarta.

Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Erlangga.

Jakarta.

25

Page 34: Laporan Praktikum Koperasi Dan Kemitraan Agribisnis

Sitio, Arifin dan Tamba, Halomoan. 2001. Koperasi: Teori dan Praktek. Penerbit

Erlangga. Jakarta.

Sulaksana, Jaka. 2009. Teori dan Praktek Kemitraan Agribisnis. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Sumardjo, Djoko. 2002. Membangun Kemitraan Mewujudkan Kebersamaan Dan

Kesejahteraan: Menjawab Tantangan Global Dan Regionalisme Baru.

http://www.ekonomirakyat.org. Diakses pada tanggal 4 Desember 2011.

Pukul 12.50 WIB.

Sutamto. 2004. Managemen strategik. Jurnal Asuransi, Vol VII (19) : 1-13.

Jakarta.

Widiyanti, Ninik, 1994. Manajemen Koperasi. Rineka Cipta. Jakarta

Yuari. 2008. Model Pengembangan Kemitraan Agribisnis Sapi Potong.

http://yuari.wordpress.com/2008/05/29/model-pengembangan-

kemitraan-agribisnis-sapi-potong/. Diakses pada tanggal 4 Desember

2011. Pukul 12.40 WIB