Laporan praktikum kimia fisika

30
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I DETERMINE THE IONIZATION CONSTAN BY SPECTROPHOTOMETRY Disusun Oleh : K-113-12-019-F 1203113533 K-113-12-044-F 1203121193 LABORATORIUM KIMIA FISIKA JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU 2013

Transcript of Laporan praktikum kimia fisika

Page 1: Laporan praktikum kimia fisika

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I

DETERMINE THE IONIZATION CONSTAN BY SPECTROPHOTOMETRY

Disusun Oleh :

K-113-12-019-F

1203113533

K-113-12-044-F

1203121193

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2013

Page 2: Laporan praktikum kimia fisika

LEMBAR PENGESAHAN

No. Lab : k-113-12-019-f, k-113-12-044-f

NIM : 1203113533,1203121193

Kelas/Kelompok : A/VI

Tanggal Percobaan : 4 Desember 2013

Judul percobaan : Penentuan Tetapan Pengionan Secara Spektrofotometri

Pekanbaru, 10 Desember 2013

Praktikan Praktikan

k-113-12-019-f k-113-12-044-f

NIM. 1203113533 NIM. 1203121193

Menyetujui, Mengetahui,

Koordinator Asisten Praktikum Kimia Fisika I Asisten

Ade Priyanto, S.Si Rama Anggun Sari

NIM. 1110247272 NIM. 1003135681

Page 3: Laporan praktikum kimia fisika

DETERMINE THE IONIZATION CONSTAN

BY SPECTROPHOTOMETRY

Abstract

Penentuan tetapan pengionan secara spektrofotometri bertujuan untuk

menentukan tetapan pengionan indikator metal merah secara spektrofotometri.

Spektrofotometri adalah suatu metoda analisa yang didasarkan pada serapan

sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan bewarna pada panjang gelombang

tertentu. Metode yang digunakan pada percobaan ini adalah spektrofotometri.

Prinsipnya yang berlaku adalah hukum Lambert Beer. Pada percobaan ini

sampel asam dan basa dimasukkan dalam sel sampel kemudian alat ini akan

menginformasikan nilai absorbansi, konsentrasi dan transmitasi pada variasi

panjang gelombang. Data yang didapatkan sesuai pada lembar data dan hasil

pengamatan yang terlampir. Nilai Pka yang didapatkan untuk konsentrasi 0,01

N sebesar 4,73 dan untuk konsentrasi 0,05 N sebesar 3,96.

Page 4: Laporan praktikum kimia fisika

I. Purpose

1. Menentukan tetapan pengionan indikator metil merah secara

spektrofotometri

2. Mengetahui prinsip kerja spektrofotometer

3. Mengetahui hubungan panjang gelombang dengan absorbansi

II. Theory

Dalam larutan air, metil merah ditemukan sebagai suatu “ zwilter ion “.

Dalam suasana asam senyawa ini berupa HMR yang bewarna merah dan

mempunyai bentuk resonansi. Jika ditambah basa, suatu proton hilang dan anion

MR yang bewarna kuning. Keadaan kesetimbangan antara kedua bentuk metil

merah yang berlainan warna itu ditunjukkan sebagai berikut :

C00- C00

-

( H3C )2N N = N ↔ (H3c)2N N – N

I I

H H

bentuk asam – HMR ( merah )

H+

OH-

C00

-

( H3C )2N N = N

bentuk basa – MR ( kuning )

Tetapan pengionan metil merah dapat dinyatakan oleh persamaan :

……………… (1)

Yang dapat diubah menjadi

…………. (2)

Page 5: Laporan praktikum kimia fisika

Harga tetapan kesetimbangan ini dapat dihitung dengan persamaan ini dari

pengukuran perbandingan ( MR-

) / ( HMR) pada pH tertentu yang diketahui

karena kedua bentuk metil merah mengabsorbsi kuat didaerah cahaya tampak (

400 – 500 nm ), maka perbandingan ( MR- ) / ( HMR ) dapat ditentukan secara

spektrofotometri ( tim labor Kimia Fisika, 2013 ).

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada

pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan bewarna pada

panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi

difraksi dengan detektor fototube (Saputra, 2009 ).

Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang

digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan

kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Cahaya

yang dimaksud berupa cahaya visibel, uv dan inframerah, sedangkan materi dapat

berupa atom atau dan molekul lain yang lebih berperan adalah elektron valensi (

Anton, 2013 ).

Spektrofotometer merupakan alat untuk mengukur transmitan atau

absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran

menggunakan spektrofotometer ini, metode yang digunakan sering disebut dengan

spektrofotometri ( Taher, 2013 ).

Spektrofotometer uv – vis adalah alat yang digunakan untuk mengukur

transmitasi, reflektansi dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang

gelombang. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang

gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang

ditansmisikan atau yang diabsorbsi. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber

spektrum sinar tampak yang sinambung dan monokromatis ( Taher, 2013 ).

Prinsipnya adalah penentuan tetapan metil merah secara spektrofotometri

berdasarkan perbandingan intensitas warna pada asam bewarna merah dan

bewarna kuning pada suasana basa dengan variasi konsentrasi dan rentang pH

tertentu ( Taher, 2013 ).

Secara sederhana instrumen spektrofotometri yang disebut

spektrofotometer terdiri dari :

Page 6: Laporan praktikum kimia fisika

Sumber cahaya – monokromator – sel sampel – detektor – red out ( pembaca )

Fungsinya :

1. Sumber cahaya berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis

2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu

mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya

monokromatis.

3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakkan sampel

4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan

mengubahnya menjadi arus listrik ( Seran, 2011 ).

Spektrofotometri elektronik dapat secara umum membedakan deret

terkonjugasi dan tidak terkonjugasi. Deret terkonjugasi dapat mempengaruhi

tegangan didalam suatu molekul ( Yovita, 2012 ).

Adsorbsi adalah penyerapan suatu zat sehingga masuk kedalam pori-pori

suatu zat lain. Adsorbsi dapat terjadi antara zat padat dan zat cair, zat padat dan

gas, zat cair dan zat cair serta zat cair dan zat gas. Adsorbsi ini disebabkan oleh

gaya tarik menarik molekul-molekul dipermukaan adsorben ( Taher, 2013 ).

Adsorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum Lambert – Beer, yaitu :

……………………………………….. (3)

Keterangan :

Lo = intensitas sinar dating

Lt = intensitas sinar yang diteruskan

A = Absorban ( Taher. 2013 )

Banyaknya molekul yang tertransisi dapat menambah adsorbansi suatu

senyawa pada suatu panjang gelombang tertentu. Adsorben tergantung pada

struktur elektrolit senyawa yang bersangkutan ( Yovita, 2012 ).

Page 7: Laporan praktikum kimia fisika

Hukum Lambert Beer menjelaskan bahwa bila cahaya monokromatis

melewati medium tembus cahaya, berkurangnya intensitas oleh bertambahnya

ketebalan. Intensitas cahaya monokromatik berkurang secara eksponensial dengan

bertambahnya konsentrasi zat penyerap secara linier ( Yovita, 2012 ).

Jika hanya zat terlarut saja yang dapat mengabsorbsi cahaya, maka :

A = a.b.c ………………………………………………….. (4)

Dengan, a = Indeks absorbsi zat terlarut

b = Panjang / tebal larutan yang dilewati cahaya

c = Konsentrasi zat terlarut

Harga a bergantung pada panjang gelombang cahaya pada temperatur dan jenis

pelarut. Jika dalam larutan lebih dari satu zat terlarut dan masing-masing zat

mengabsorbsi secara bebas, maka, absorbansi campuran ini bersifat aditif :

A = = …………………………………………… (5)

( Tim Labor Kimia Fisika, 2013 ).

Pada daerah berlakunya hukum Lambert Beer aluran a terhadap

konsentrasi berupa garis lurus. Pada percobaan ini ditentukan spektrum absorbsi

metil merah dalam larutan asam dan basa kemudian dipilih dua panjang

gelombang dan untuk larutan sedemikian hingga bentuk asam mengabsorbsi

jauh lebih kuat daripada dibandingkan dengan basanya. Sebaliknya pada

bentuk basa mengabsorbsi kuat dibandingkan dengan asam ini ( Tim Labor Kimia

Fisika, 2013 ).

Lihat gambar berikut !

Page 8: Laporan praktikum kimia fisika

Indeks absorbansi molar HMR pada ( a, HMR ) dan pada (a2 MR- )

ditentukan pada berbagai konsentrasi untuk mengetahui apakah hukum Beer

dipenuhi. Untuk maksud ini dibuat grafik absorbansi A terhadap konsentrasi.

Kemudian komposisi campuran HMR dan MR- pada pH tertentu dihitung pada

absorbansi A1 dan A2, masing-masing pada dan dan dengan tebal set 1 cm (

b = 1 cm ) dengan menggunakan persamaan :

A1 = a1. HMR ( HMR ) + a2. MR- ( MR

- ) …………………………………… (6)

A2 = a2. HMR ( HMR ) + a1. MR- (

MR- )

…………………………………….(7)

( Tim Labor Kimia Fisika, 2013 ).

III. Equipment and Material

Equipment

1. A spectrometer 1 unit

2. Dropping pipette 1 plece

3. Volume pipette 1 plece

4. Spray bottle 1 plece

Page 9: Laporan praktikum kimia fisika

5. Measuring flask 1 plece

6. Ball pipettor 1 plece

Materials

1. Methyl red 30 drops

2. Aquadest enough

3. NaOH 0,1 N 3 mL

4. NaOH 0,01 N 3 mL

5. NaOH 0,05 N 3 mL

6. Hcl 0,1 N 3 mL

7. Hcl 0.01 N 3 mL

8. Hcl 0.05 N 3 mL

IV. Scheme of Work

Aquadest was inserted into a cuvette until lining sign and was used as blank

solution

Hcl 0,1 N as much 3 mL was inserted into measuring flask, was added 5

drops methyl red and was added aquades until lining sign

Solution was taken and inserted into a cuvette until lining sign. It was use

sample HMR

Sample HMR was inserted into sample cell on spectrophotometer and was

determined absorbance, concentration and transmitance

This experiment was repeated for Hcl 0,05 N and 0,01 N. Also NaOH 0,1 N,

0,01 N. For NaOH was use as sample MR-

Page 10: Laporan praktikum kimia fisika

V. Data and Result Observation

Hcl + metil merah = larutan merah

Hcl + metil merah + akuades = larutan merah

NaOH + metil merah = larutan kuning

NaOH + metil merah + akuades = larutan kuning

1. Untuk sampel HMR

no Hcl 0,1 N Hcl 0,01 N Hcl 0,05 N

A C T A C T A C T

1 400 0,023 0,05 94,8 0,033 0,07 92,6 0,039 0,08 91,5

2 415 0,043 0,09 90,7 0,053 0,11 88,5 0,064 0,14 86,2

3 430 0,086 0,18 82,1 0,095 0,20 80,4 0,124 0,26 75,1

4 445 0,162 0,34 68,8 0,165 0,35 68,4 0,233 0,49 58,5

5 460 0,274 0,58 53,2 0,28 0,59 52,5 0,388 0,82 40,9

6 475 0,301 0,60 50,3 0,311 0,62 49,7 0,415 0,86 42,1

7 490 0,321 0,63 49,4 0,335 0,67 48,1 0,443 0,81 39,7

8 505 0,335 0,65 48,2 0,341 0,69 47,6 0,456 0,76 38,2

520 0,346 0,69 47,8 0,355 0,71 46,8 0,461 0,72 37,9

2. Untuk sampel MR-

no NaOH 0,1 N NaOH 0,01 N NaOH 0,05 N

A C T A C T A C T

1 400 0,376 0,79 42,1 0,500 1,05 31,6 0,407 0,86 39,1

2 415 0,396 0,83 40,2 0,526 1,10 29,8 0,428 0,90 37,4

3 430 0,399 0,84 39,9 0,529 1,11 29,6 0,430 0,90 37,1

4 445 0,382 0,80 41,5 0,508 1,07 31,1 0,414 0,87 38,6

5 460 0,332 0,70 46,5 0,497 1,02 33,5 0,36 0,76 43,6

6 475 0,313 0,68 48,3 0,461 0,96 35,2 0,33 0,71 45,6

7 490 0,301 0,62 50,1 0,431 0,91 36,8 0,31 0,69 46,7

8 505 0,292 0,61 52,1 0,410 0,89 37,5 0,29 0,58 47,8

9 520 0,271 0,55 54,3 0,390 0,79 38,8 0,25 0,47 48,6

Sample MR- was determined absorbance, concentration and transmitance.

Page 11: Laporan praktikum kimia fisika

Keterangan, A = absorbansi

B = konsentrsi

C = transmitasi

VI. Calculation

1. Pembuatan larutan

1) BJ Hcl = 1,19 kg / L

N

= 12,06 N

Hcl 0,1 N dalam 100 mL

V1 N1 = V2 N2

pekat

V.12,06 N = 100 mL . 0,1 N

V =

= 0,83 mL

2) Hcl 0,01 N dan 0,05 N dalam 100 mL dari Hcl 0,1 N untuk Hcl

0,01 N

V1N1 = V2N2

V1 . 0,1 N = 100 mL . 0,01 N

V =

= 10 mL

Page 12: Laporan praktikum kimia fisika

Untuk Hcl 0,05 N

V1N1 = V2N2

V1 . 0,1 N = 0,05 N . 100 mL

V =

= 50 mL

3) NaOH 0,1 N dalam 100 mL

W = N . V . Be

= 0,04 N . 0,1 L . 82 gr/mol

= 0,4 gr

4) Ch3cooH 100% dengan BJ = 1,05 kg/L

N =

= 17,5 N

M = e . M

M = N

=

= 17,5 M

2. Perhitungan hasil Spektrofotometer

1) Perhitungan Absortivitas

A = a . b . c

A = A

b . c

Page 13: Laporan praktikum kimia fisika

a. HMR dari Hcl 0,1 N

b = 0,01 cm

c = 0,1 N

= 400 nm , A = 0,023 = 475 nm , A = 0,31

a = a =

= 23 = 310

= 415 nm , A = 0,034 = 490 nm , A = 0,321

a = a =

= 43 = 321

430 nm , A = 0,086 = 505 nm , A = 0,335

a = a =

= 86 = 335

= 445 nm , A = 0,162 = 520 , A = 0,346

a = a =

= 162 = 346

= 460 nm , A = 0,274

a =

Page 14: Laporan praktikum kimia fisika

b. HMR dari Hcl 0,01 N

b = 0,01 cm

c = 0,01 N

= 400 nm , A = 0,033 = 475 nm , A = 0,311

a = a =

= 330 = 3110

= 415 nm , A = 0,053 = 490 nm , A = 0,335

a = a =

= 530 = 3350

= 430 nm, A = 0,095 = 505 nm , A = 0,341

a = a =

= 950 = 3410

= 445 nm, A = 0,165 = 520 nm , A = 0,355

a = a =

= 1650 = 3550

= 460 nm, A = 0,28

a =

= 2800

Page 15: Laporan praktikum kimia fisika

c. HMR dari Hcl 0,05 N

b = 0,01 cm

c = 0,05 N

= 400 nm , A = 0,039 = 475 nm , A = 0,415

a = a =

= 78 = 830

= 415 nm , A = 0,064 = 490 nm , A = 0,443

a = a =

= 128 = 886

= 430 nm , A = 0,124 = 505 nm , A = 0,456

a = a =

= 248 = 912

= 445 nm , A = 0,233 = 520 nm , A = 0,461

a = a =

= 466 = 922

= 460 nm , A = 0,388

a =

= 776

Page 16: Laporan praktikum kimia fisika

d. MR- dari NaOH 0,1 N

b = 0,01 cm

c = 0,1 N

= 400 nm , A = 0,376

a =

= 376

= 415 nm, A = 0,396 = 475 nm , A = 0,313

a = a =

= 396 = 313

430 nm , A = 0,399 = 490 nm , A = 0,301

a = a =

= 399 = 301

= 445 nm , A = 0,382 = 505 nm , A = 0,292

a = a =

= 382 = 292

= 460 nm , A = 0,332 = 520 nm , A = 0,271

a = a =

= 332 = 271

Page 17: Laporan praktikum kimia fisika

e. MR – dari NaOH 0,01 N

b = 0,01 cm

c = 0,01 N

= 400 nm, A = 0,500 430 nm , A = 0,529

a = a =

= 5000 = 5290

= 415 nm , A = 0,526 = 445 nm , A = 0,508

a = a =

= 5260 = 5080

460 nm, A = 0,497 = 505 nm , A = 0,410

a = a =

= 4970 = 4100

= 475 nm , A = 0,461 = 590 nm , A = 0,390

a = a =

= 4610 = 3900

= 490 nm , A = 0,431

a =

= 4310

Page 18: Laporan praktikum kimia fisika

f. MR- dari NaOH 0,05 N

b = 0,01 cm

c = 0,05 N

= 400 nm , A = 0,407 = 445 nm , A = 0,414

a = a =

= 814 = 828

= 415 nm , A = 0,428 = 460 nm , A = 0,36

a = a =

= 856 = 720

= 430 nm , A = 0,430 = 475 nm , A = 0,33

a = a =

= 860 = 660

= 490 nm , A = 0,31

a =

= 620

= 505 nm , A = 0,29

a =

= 580

Page 19: Laporan praktikum kimia fisika

= 520 nm , A = 0,25

a =

= 500

2) Perhitungan komposisi campuran HMR & MR-

a. HMR a. MR

-

0,01 N 0,05 N 0,01 N 0,05 N

terendah 330 78 3900 500

Puncak HMR 3550 922

Puncak MR-

5290 860

3) Menentukan HMR dan MR-

A1 = a1 . HMR + a1 MR- ( Hcl )

A2 = a1 . HMR + a2 MR- ( NaOH )

HMR = x

MR- = y

a. Konsentrasi 0,01 N

A1 = 0,355

A2 = 0,390

a1 ( HMR ) = 3550 a2 ( HMR ) = 330

a1 ( MR- ) = 5290 a2 ( MR ) = 3900

Page 20: Laporan praktikum kimia fisika

0,355 = 3550 HMR + 5290 MR-

0,390 = 330 HMR + 3900 MR-

0,355 = 3550 x + 5290 y 330 117,15 = 1171500 x + 1745700 y

0,390 = 330 x + 3900 y 3550 1384,5 = 1171500 x + 13845000 y

-1267,35 = -12099300 y

Y = 1,047 x 10-4

0,355 = 3550 x + 5290 . 1,047 x 10-4

3550 x = 0,355 – 0,553

X =

= -5,58 x 10-5

b. Konsentrasi 0,05 N

A1 = 0,461

A2 = 0,25

a1 ( HMR ) = 922 a2 ( HMR ) = 78

a1 ( MR- ) = 860 a2 ( MR

- ) = 500

0,461 = 922 HMR + 860 MR-

0,25 = 78 HMR + 500 MR-

0,461 = 922 x + 860 y 78 35,958 = 71916 x + 67080 y

0,25 = 78 x + 500 y 922 230,5 = 71916 x + 461000 y

-194,542 = -393920 y

Y =

= 4,93 x 10-4

Page 21: Laporan praktikum kimia fisika

0,25 = 78 x + 500 . 4,93 x 10-4

78 x = 0,25 – 0,2465

X =

= 4,49 x 10-5

4) Mencari log

a. Konsentrasi 0,01 N

= log = log

= log

= log . ( -1,876 )

= 0,27

b. Konsentrasi 0,05 N

Log = log

= log .

= log . 10,979

= 1,04

5) Perhitungan nilai pka

konsentrasi Log

pH

0,01 N 0,27 5

0,05 N 1,04 5

Page 22: Laporan praktikum kimia fisika

Pka = pH – log

a. Konsentrasi 0,01 N

pka = 5 – 0,27

= 4,73

b. Konsentrasi 0,05 N

pka = 5 – 1,04

= 3,96

6) Grafik

a) Konsentrasi 0,1 N

Hcl 0,1 NaOH 0,1 N

0,023 400 0,376

0,043 415 0,396

0,086 430 0,399

0,162 445 0,382

0,274 460 0,332

0,301 475 0,313

0,321 490 0,301

0,335 505 0,292

0,346 520 0,27

y = 0.003x - 1.209R² = 0.922

y = -0.001x + 0.849R² = 0.869

00.05

0.10.15

0.20.25

0.30.35

0.40.45

0 200 400 600

Ab

sorb

an

si

λ (nm)

Perbandingan Panjang Gelombang

Terhadap Absorbansi

panjang gelombang

Absorbansi

Linear (panjang gelombang)

Linear (Absorbansi)

Page 23: Laporan praktikum kimia fisika

b) Konsentrasi 0,01 N

HCl 0,01 N λ NaOH 0,01 N

0.033 400 0.5

0.053 415 0.526

0.095 430 0.529

0.165 445 0.508

0.28 460 0.497

0.311 475 0.461

0.335 490 0.431

0.341 505 0.41

0.355 520 0.39

c) Konsentrasi 0,05

HCl 0,05 N λ NaOH 0,05 N

0.039 400 0.407

0.064 415 0.428

0.124 430 0.43

0.233 445 0.414

0.388 460 0.36

0.415 475 0.33

0.443 490 0.31

0.456 505 0.29

0.461 520 0.25

y = 0.003x - 1.201R² = 0.922

y = -0.001x + 0.999R² = 0.834

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0 200 400 600

Ab

sorb

an

si

λ (nm)

Perbandingan Panjang Gelombang

Terhadap Absorbansi

panjang gelombang

Absorbansi

Linear (panjang gelombang)

Linear (Absorbansi)

Page 24: Laporan praktikum kimia fisika

VII. Chemical Reaction

1. MR + Hcl HMR + cl-

2. HMR + NaOH ⇌ MR- + N

VIII. Discussion

Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada

pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan bewarna pada

panjang gelombang spesifik tertentu. Alat yang digunakan disebut

spektrofotometer. Alat ini bekerja pada panjang gelombang dari 400 – 500 nm,

sehingga pada pengukuran lebih dari 500 nm akan error. Skema alat ini adalah

sumber cahaya – monokromator – sel sampel – detektor – red out ( pembaca ).

Pada percobaan ini larutan yang digunakan adalah Hcl dan NaOH yang ditambah

metil merah. Metil merah digunakan karena metil merah merupakan zwitter ion

yaitu bewarna merah pada suasana asam dengan bentuk HMR dan bewarna

kuning pada suasana basa dengan bentuk MR- Hcl sebagai sampel asam

dimasukkan dalam sel sampel pada alat spektrofotometer, kemudian alat ini akan

menginformasikan besar absorbansi, konsentrasi dan transmitasi. Begitu juga

untuk sampel basa. Namun, sebelum sampel dimasukkan kedalam sel sampel

y = 0.004x - 1.591R² = 0.903

y = -0.001x + 1.055R² = 0.888

0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0 200 400 600

Ab

sorb

an

si

λ (nm)

Perbandingan Panjangb Gelombang

Terhadap Absorbansi

panjang Gelombang

Absorbansi

Linear (panjang Gelombang)

Linear (Absorbansi)

Page 25: Laporan praktikum kimia fisika

harus dimasukkan terlebih dahulu larutan blanko, dalam hal ini adalah akuades.

Larutan blanko berfungsi sebagai patokan atau standar perhitungan. Pada

pengukuran percobaan ini, berlaku hukum Lambert Beer karena metil merah

mengabsorbsi cahaya. Hukum Lambert Beer digunakan untuk mencari indeks

absorbsi zat terlarut atau absortivitas. Puncak tertinggi untuk sampel terletak pada

panjang gelombang 520 nm, maka didapat nilai absortivitas untuk Hcl 0,1 N

sebesar 346, Hcl 0,01 N sebesar 3550 dan Hcl 0,05 N sebesar 922. Dan untuk

sampel basa nilai absortivitas untuk NaOH 0,1 sebesar 399, NaOH 0,01 N sebesar

5290 dan NaOH 0,05 N sebesar 860. Dari perhitungan disimpulkan bahwa

semakin besar panjang gelombangnya maka semakin besar pula absorbansinya.

Tetapi, hal ini tidak berlaku untuk NaOH. Untuk NaOH berlaku sebaliknya.

Didapatkan puncak tertinggi tersebut, nilai pka dapat ditentukan pada pH

5. Pka untuk konsentrasi 0,01 N sebesar 4,73 dan untuk konsentrasi 0,05 N

sebesar 3,96. Selain itu, dicari juga persamaan regresinya yaitu perbandingan

konsentrasi terhadap absorbansi. Slope yang didapatkan dari grafik untuk

konsentrasi 0,1 N adalah 0,922 untuk dan 0,869 untuk absorbansi, konsentrasi

0,01 N adalah 0,922 untuk dan 0,834 untuk absorbansi dan konsentrasi 0,05 N

adalah 0,903 untuk dan 0,888 untuk absorbansi.

IX. Question and answer

1. Apa arti spektrum, spektrum absorbansi, spektrum emisi dan berikan

contohnya !

Jawab :

1. Spektrum adalah suatu pancaran gelombang yang terurai dan tersusun

menurut perubahan karakter tertentu.

Contoh : cahaya matahari diurai oleh udara basa sebagai pelangi yang

terdiri dari berbagai warna menurut tingkat energinya.

Page 26: Laporan praktikum kimia fisika

2. Spektrum absorbansi adalah penyerapan dimana banyaknya sumber cahaya

yang diserap berbanding lurus dengan unsur – unsur yang akan dicari

sehingga atom dalam keadaan dasar menjadi tereksitasi.

3. Spektrum emisi adalah pemancaran cahaya dimana cahaya yang

dipancarkan berbanding lurus dengan konsentrasi analit sehingga atom

yang tereksitasi kembali ke keadaan dasar.

Contoh : pancaran cahaya kuning logam Na dalam nyala api

2. Gambarkan dalam suatu skema peralatan suatu spektrofotometer dan

fungsinya setiap bagian sketsa tersebut !

Jawab :

Sumber cahaya monokromator sel sampel

Detektor red out ( pembaca )

a. Sumber cahaya : sebagai penyedia radiasi sinar / polikromatis

b. Monokromator : mengubah gelombang cahaya polikromatis menjadi

monokromatis

c. Sel sampel : sebagai tempat meletakkan sampel

d. Detektor : mengubah radiasi menjadi arus listrik

e. Red out ( pembaca ) : mengubah sinyal – sinyal listrik dari detektor

menjadi numerik yang dapat dibaca.

3. Selain dengan spektrofotometri , maka dengan cara lain apakah dapat

ditentukan tetapan kesetimbangan reaksi – reaksi kimia?

Jawab :

Dapat yaitu dengan potensiometri, coulmetri dan juga kondutrometri.

4. Turunkan hubungan antara tetapan kesetimbangan dengan temperature?

Jawab :

AG∘ = RT In Ka

= RT

Page 27: Laporan praktikum kimia fisika

= RT In K

Substitusi ke persamaan Van Hoff

= untuk gas Ka = Kp

= . dt

Jika tetap terhadap T, maka :

X. Conclusion

1. Pada percobaan ini nilai pka untuk konsentrasi 0,01 N adalah 4,73 dan

konsentrasi 0,05 N adalah 3,96.

2. Prinsip skema kerja spektrofotometri adalah sumber cahaya →

monokromator → sel sampel → detektor red out ( pembaca ).

3. Dari percobaan yang didapat panjang gelombang berbanding lurus dengan

absorbansi untuk HMR sedangkan untuk MR- panjang gelombang berbanding

terbalik dengan absorbansi.

XI. Reference

Anton, 2013. Spektrofotometri. http:// antonchemical. Blogspot.com/

2012/01/spektrofotometri. Html. Diakses pada tanggal

2 Desember 2013.

Saputra , Y.E. 2009. Spektrofotometri. http:// www.chem-is-try.

Org/artikel-analisis/spektrofotometri/. Diakses pada tanggal

2 Desember 2013.

Seran, E. 2011. Spektrofotometri UV-Vis. http:// wanibesak. Wordpress.

Com/tag/prinsip-kerja-spektrofotometer/. Diakses pada

Tanggal 2 Desember 2013.

Taher, T. 2013. Penentuan Tetapan Pengionan Secara Spektrofotometri.

http://chemist-try.blogspot.com/2013/02/penentuan - tetapan

Page 28: Laporan praktikum kimia fisika

- pengionan – secara. html. Diakses pada tanggal 2 Desember

2013.

Tim Labor Kimia Fisika. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Fisika I.

FMIPA – UR, Pekanbaru.

Yovita, N. 2012. Pengionan Secara Spektrofotometri. http://lamnovhie –

Yovita. blogspot.com/2012/12/pengionan – secara –

spektrofotometri. html. Diakses pada tanggal 2 Desember

2013.

Page 29: Laporan praktikum kimia fisika
Page 30: Laporan praktikum kimia fisika