Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

20
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Kelompok 3 Hari dan tanggal : Rabu, 24 Maret 2010 Pembimbing : Dra. Lies K. Wibisono Nama Anggota: 1. Agnia Permatasari 0906507753 2. Ayesya Nasta Lestari 0906507841 3. Dina Elita 0906552580 4. Melissa Lenardi 0906508296 KARBOHIDRAT Landasan Teori: Karbohidrat adalah suatu senyawa polihidroksi keton / polihidroksi aldehid / molekul yang lebih besar yang bisa dihidrolisis menjadi polihidroksi aldehid atau keton. Karbohidrat memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai sumber energi untuk hewan dan tumbuhan, sumber karbon dalam proses metabolisme, penyimpan energi, dan elemen struktural dari sel dan jaringan. Untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat dalam suatu zat, dapat dilakukan tes Molisch. Karbohidrat dengan asam sulfat pekat menghasilkan senyawa furfural, dan senyawa furfural dengan pereaksi alfa naftol menghasilkan senyawa berwarna ungu yang menandakan adanya karbohidrat. Karbohidrat dapat dibagi menjadi empat berdasarkan jumlah sugar unit dalam rantainya. Monosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari satu sugar unit, contohnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua sugar unit, contohnya maltosa, laktosa, dan sukrosa. Oligosakarida terdiri dari tiga sampai sepuluh sugar unit. Sebagian besar oligosakarida tidak bisa dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia. Dan polisakarida terdiri dari lebih dari sepuluh sugar unit, contohnya amilum dan pati. Untuk membedakan monosakarida dan disakarida, dapat dilakukan tes Barfoed. 1

Transcript of Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

Page 1: Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIAKelompok 3

Hari dan tanggal : Rabu, 24 Maret 2010Pembimbing : Dra. Lies K. WibisonoNama Anggota:

1. Agnia Permatasari 09065077532. Ayesya Nasta Lestari 09065078413. Dina Elita 09065525804. Melissa Lenardi 0906508296

KARBOHIDRATLandasan Teori:Karbohidrat adalah suatu senyawa polihidroksi keton / polihidroksi aldehid / molekul yang lebih besar yang bisa dihidrolisis menjadi polihidroksi aldehid atau keton. Karbohidrat memiliki banyak fungsi, antara lain sebagai sumber energi untuk hewan dan tumbuhan, sumber karbon dalam proses metabolisme, penyimpan energi, dan elemen struktural dari sel dan jaringan. Untuk mengetahui adanya kandungan karbohidrat dalam suatu zat, dapat dilakukan tes Molisch. Karbohidrat dengan asam sulfat pekat menghasilkan senyawa furfural, dan senyawa furfural dengan pereaksi alfa naftol menghasilkan senyawa berwarna ungu yang menandakan adanya karbohidrat.

Karbohidrat dapat dibagi menjadi empat berdasarkan jumlah sugar unit dalam rantainya. Monosakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari satu sugar unit, contohnya glukosa, galaktosa, dan fruktosa. Disakarida adalah karbohidrat yang terdiri dari dua sugar unit, contohnya maltosa, laktosa, dan sukrosa. Oligosakarida terdiri dari tiga sampai sepuluh sugar unit. Sebagian besar oligosakarida tidak bisa dicerna oleh enzim dalam tubuh manusia. Dan polisakarida terdiri dari lebih dari sepuluh sugar unit, contohnya amilum dan pati. Untuk membedakan monosakarida dan disakarida, dapat dilakukan tes Barfoed. Reagen Barfoed mengandung larutan kupri asetat dan asam laktat. Dengan penambahan larutan fosfomolibdat, monosakarida akan memberikan warna biru tua, sedangkan disakarida menghasilkan warna biru muda.

Selain berdasarkan jumlah sugar unit, karbohidrat juga dapat dibedakan berdasarkan gugus yang dimilikinya. Suatu karbohidrat dikatakan aldosa jika memiliki gugus aldehid dan ketosa jika memiliki gugus keton. Untuk membedakannya dapat dilakukan tes Selliwanoff. Karbohidrat akan menghasilkan senyawa merah jika direaksikan dengan resorsinol.

Karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas akan memiliki sifat reduksi. Untuk mengetahui sifat reduksi tersebut, dapat diketahui melalui tes Benedict. Karbohidrat yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas akan mereduksi larutan tembaga dalam suasana basa sehingga menghasilkan endapan kupro-oksida yang berwarna merah.

1

Page 2: Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

Tes Molisch

Tujuan:Merupakan test umum karbohidrat.

Prinsip:Karbohidrat dengan asam sulfat pekat menghasilkan senyawa furfural. Senyawa furfural dengan pereaksi alfa naftanil menghasilkan senyawa yang berwarna ungu. Hasil negatif merupakan suatu bukti bahwa tidak ada karbohidrat.

Cara Kerja:- 2 ml larutan monosakarida dimasukkan dalam tabung reaksi

- Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch, kocok

- Miringkan tabung kira-kira 45 derajat, tambahkan 1 ml asam sulfat pekat lewat dinding tabung, jangan dikocok

- Lihat apakah ada cincin ungu pada batas antara dua lapis cairan

- Lakukan hal yang sama pada larutan disakarida dan polisakarida

Hasil Pengamatan:

No. Tabung Larutan UnguI Monosakarida +II Disakarida +III Polisakarisa +

Keterangan:+ : berwarna ungu_ : tidak berwarna ungu

Kesimpulan:Berdasarkan data yang didapat dan ditunjukkan oleh tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa semua jenis karbohidrat yang diuji dengan tes molisch akan menunjukkan hasil positif.

Tes Benedict

Tujuan:Mengetahui sifat reduksi karbohidrat

Prinsip:Larutan tembaga dalam suasana basa akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas, sehingga akan terbentuk endapan kupro-oksida yang berwarna merah. Larutan Benedict mengandung kupri sulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat.

2

Page 3: Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

Cara Kerja:- Masukkan 1 ml larutan Benedict ke dalam tabung reaksi

- Tambahkan 2 ml glukosa atau fruktosa

- Masukkan tabung ke dalam pemanas air mendidih selama 3 menit

- Dinginkan perlahan-lahan

- Perhatikan apakah ada endapan yang terbentuk

- Ulangi terhadap laktosa dan sukrosa

Hasil Pengamatan:

No. Tabung Larutan Endapan Merah Bata

I Glukosa +II Laktosa +III Sukroda -

Keterangan:+ : menghasilkan endapan merah bata_ : tidak menghasilkan endapan merah bata, berwarna biru

Kesimpulan:Berdasarkan data yang didapat dan ditunjukkan oleh tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa:

1. Glukosa dan lakosa merupakan gula pereduksi2. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi

Test Berfoed

Tujuan :Membedakan monosakarida dan disakarida

Prinsip:Tes ini untuk mendeteksi adanya monosakarida. Reaksi Barfoed berlangsung dalam suasana asam, Reagen Berfoed mengandung larutan kupri asetat dan asam laktat. Dengan penambahan larutan fosfomolibdat, larutan monosakarida akan memberikan warna biru tua, sedangkan larutan disakarida aka memberikan warna biru muda.

Cara Kerja:

3

Page 4: Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

- Sediakan tiga tabung reaksi

- Masukkan masing-masing 2 tetes larutan fruktosa, sukrosa dan laktosa

- tambahkan 18 tetes H2O

- tambahkan 1 ml larutan Barfoed

- panaskan dalam penangas air mendidih selama 3 menit

- dinginkan dalam gelas kimia berisi air selama 3 menit

- tambahkan 1 ml pereaksi fosfomolibdat

- perhatikan warna biru tua yang terjadi

Hasil Pengamatan:

No. Tabung Larutan Biru TuaI Fruktosa +II Sukrosa -III Laktosa -

Keterangan :+ : Berwarna Biru Tua- : Berwarna Biru Muda

Kesimpulan:Berdasarkan data yang didapat dan ditunjukkan dalam tabel diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Fruktosa merupakan senyawa monosakarida 2. Sukrosa dan laktosa bukan merupakan senyawa monosakarida.

Tes Selliwanoff

Tujuan:Membedakan karbohidrat yang memiliki gugus keton dan aldehid

Prinsip:Karbohidrat atau turunanya (4-hidroksi metil furfural) dengan resorsinol menghasilkan senyawa berwarna merah.

Cara Kerja:- Sediakan tiga tabung reaksi

- Masukkan masing-masing 2 ml larutan glukosa, fruktosa dan sukrosa

4

Page 5: Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

- Tambahkan 2 ml pereaksi selliwanoff

- Campur dan panaskan dalam penangas air mendidih selama 60 detik

- Perhatikan perubahan yang terjadi

Hasil pengamatan:

No. Tabung Larutan Warna I Glukosa Tak berwarnaII Fruktosa MerahIII Sukrosa Merah pudar

Kesimpulan:Berdasarkan data yang didapat dan ditunjukkan oleh tabel diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Glukosa merupakan karbohidrat yang tidak memiliki gugus keton 2. Fruktosa merupakan karbohidrat yang memiliki gugus keton3. Sukrosa yang telah di hidrolisis menghasilkan fruktosa yang memiliki gugus keton

LIPID

Landasan teori:Lemak merupakan salah satu golongan lipid yang disusun oleh dua jenis molekul yang lebih kecil, yaitu asam lemak dan gliserol. Gliserol merupakan sejenis alkohol yang memiliki tiga karbon, masing-masing mengandung sebuah gugus hidroksil. Asam lemak memiliki kerangka karbon panjang, umumnya 16 sampai 18 atom karbon. Asam lemak memiliki panjang, jumlah atom, dan lokasi ikatan ganda yang beragam. Jika tidak terdapat ikatan rangkap diantara atom-atom karbon yang menyusun struktur ekor hidrokarbon pada asam lemak, akan terbentuk asam lemak jenuh. Asam lemak jenuh dapat ditemukan pada lemak hewan, misalnya mentega. Asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan rangkap yang terbentuk melalui pengeluaran atom hidrogen dari kerangka karbon. Asam lemak tidak jenuh dapat ditemukan pada lemak tumbuhan, misalnya minyak jagung.

Tes Hubl

Tujuan :Mengetahui ikatan tak jenuh dalam suatu lipid

5

Page 6: Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

Prinsip :Lipid dapat mengalami reaksi adisi. Untuk menentukan adanya ikatan rangkap, sampel direaksikan dengan larutan Hubl. Berkurangnya warna merah larutan Hubl, menunjukkan adanya ikatan rangkap.

Cara Kerja :- Sediakan tiga tabung reaksi- Ke dalam tabung I, masukkan 2 ml kloroform- Ke dalam tabung II, masukkan 1,5 ml kloroform + 10 tetes minyak- Ke dalam tabung III, masukkan 2 ml larutan mentega dalam kloroform- Masukkan ke dalam ke-3 tabung tersebut 2 tetes larutan Hubl, kocok dan bandingkan

warna yang terbentuk pada tiap tabung

Hasil Pengamatan:Ketika ke dalam tabung tersebut dimasukkan 2 tetes Hubl maka akan tampak warna merah. Tetapi setelah ketiga tabung tersebut dikocok, maka warna merah yang terbentuk akan berbeda. Ada yang masih tetap merah, namun ada juga yang warna merahnya memudar. Apabila warna merahnya semakin berkurang, ini menunjukkan bahwa ada ikatan rangkap.

Berikut ini tabel yang menunjukkan perubahan warna pada ketiga tabung setelah diberi 2 tetes Hubl.

No. Tabung

Larutan sampel Merah

I 2 ml kloroform +++II 1,5 ml kloroform + 10 tetes minyak +III 2 ml larutan mentega dalam

kloroform++

Keterangan :+ : merah sangat pudar++ : merah agak pudar+++ : merah terang

Kesimpulan:Berdasarkan data yang didapat dan ditunjukkan oleh tabel di atas dapat disimpulkan bahwa :1. Minyak dan mentega memiliki ikatan rangkap2. Jumlah ikatan rangkap pada minyak lebih banyak daripada mentega

PROTEIN

6

Page 7: Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

Dasar Teori:Protein merupakan polimer biologis 3 dimensi yang dibangun dari kumpulan 20 jenis monomer asam amino. Protein meliputi lebih dari 50% bobot kering sebagian besar sel yang mempunyai fungsi yang sangat penting bagi sel meliputi fungsi struktural, penyimpanan, transpor substansi lain, pengiriman sinyal dari satu bagian ke bagian lain, pergerakan dan pertahanan melawan substansi asing serta mengatur metabolisme.

Asam amino sendiri merupakan molekul organik yang memiliki gugus karboksil dan gugus amino. Asam amino ini akan berpolimerisasi sedemikian rupa sehingga akan terbentuk ikatan kovalen antara gugus karboksil pada asam amino yang satu dnegan gugus amino pada asam amino yang lain yang disebut ikatan peptida. Ikatan peptida ini dapat berikatan dengan tembaga hidroksida dan akan membentuk kompleks berwarna ungu dalam uji Biuret

7

Page 8: Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

Reaksi Biuret

Tujuan : Mengetahui adanya ikatan peptida pada protein. Percobaan ini merupakan test umum untuk mengetahui adanya protein.

Prinsip :Protein dengan tembaga hidroksida membentuk kompleks berwarna ungu karena memiliki ikatan peptida.

Cara Kerja :- 2 ml larutan albumin dicampur dengan 2 ml NaOH- Tambahkan dengan 5 tetes larutan CuSO4

- Lalu dikocok- Ulangi percobaan ini dengan larutan kasein dan gelatin

Hasil :Berikut ini tabel yang menunjukkan perubahan warna pada albumin, kasein, dan gelatin saat diberi pereaksi biuret (2 ml NaOH + 5 tetes CuSO4).

No. Tabung Larutan UnguI Albumin +II Kasein +III Gelatin +

Keterangan :+ : Berwarna ungu- : Tidak berwarna ungu

Kesimpulan:Berdasarkan data yang didapat dan ditunjukkan oleh tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa albumin, kasein, dan gelatin mengandung ikatan peptida.

Reaksi Millon

8

Page 9: Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

Tujuan:Untuk mengetahui gugus mono hidroksi benzene dalam sampel protein.

Prinsip:Reaksi ini bergantung adanya derivate mono hidroksi benzene seperti tirosin dan fenol.

Cara kerja:- Dalam 3 tabung reaksi, masukkan masing-masing:

1. 2 mL albumin ke dalam tabung I2. 2 mL gelatin ke dalam tabung II3. 2 mL kasein ke dalam tabung III.

- Masukkan ke dalam 3 tabung tersebut, 3 tetes reagen Millon. Kemudian, panaskan selama 5 menit.

- Amati perubahan yang terjadi, adanya endapan merah menunjukkan hasil positif reaksi Millon.

Hasil Pengamatan:

No. Tabung

Protein Penambahan reagen Millon dan pemanasan selama 5

menitI Albumin Terdapat banyak endapan

merahII Gelatin Tidak ada endapan merahIII Kasein Terdapat sedikit endapan

merah

Prinsip dari uji Millon adalah pembentukan garam merkuri dari tirosin yang ternitrasi. Tirosin merupakan asam amino yang mempunyai molekul fenol pada gugus R-nya. Molekul ini akan membentuk garam merkuri dengan pereaksi Millon. Dari hasil percobaan, pada tabung I dan III (albumin dan kasein) terbentuk endapan merah, yang berarti positif reaksi Millon. Namun, jumlah endapan merah pada kasein lebih sedikit daripada albumin. Hal ini menunjukkan albumin memiliki lebih banyak gugus mono hidroksi benzene daripada kasein. Sementara

9

Page 10: Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

pada gelatin tidak terdapat endapan merah atau negatif reaksi Millon, yang berarti pada gelatin tidak terdapat gugus mono hidroksi benzene.

KesimpulanAlbumin dan kasein mengandung gugus mono hidroksi benzene. Sementara gelatin tidak mengandung gugus mono hidroksi benzene.

Pengaruh alkohol terhadap protein

Tujuan:Mengetahui pengaruh alkohol terhadap protein

Prinsip:Protein dapat membentuk presipitat dengan alkohol. Penambahan air, dapat menyebabkan protein akan jernih kembali. Percobaan ini menunjukkan sifat reversibilitas protein.

Cara kerja:- Dalam 3 tabung reaksi, masukkan masing-masing 2 mL albumin ke dalam tabung I, 2

mL gelatin ke dalam tabung II, dan 2 mL kasein ke dalam tabung III.- Masukkan 3 mL alkohol ke dalam masing-masing tabung tersebut. Amati perubahan

yang terjadi.- Kemudian, tambahkan 5 mL air ke dalam masing-masing tabung. Amati dan catat

perubahan yang terjadi.

Hasil Pengamatan:

No. Tabung

Protein Penambahan 3 mL alkohol

Penambahan 5 mL air

I Albumin Ada sedikit gumpalan Warna keruhII Gelatin Tidak ada gumpalan Warna beningIII Kasein Ada gumpalan Warna sangat

keruh

Penambahan alkohol dapat mendenaturasi protein, karena sifat alkohol yang dapat menarik mantel air pada protein. Pada albumin dan kasein terbentuk gumpalan saat ditambahkan 3 mL alkohol. Sementara pada gelatin tidak terdapat gumpalan. Kemudian, setelah ditambahkan air sebanyak 5 mL, albumin dan kasein berwarna keruh, terutama pada kasein. Pada gelatin, warna menjadi lebih bening dari sebelumnya. Gumpalan dan warna yang keruh menunjukkan protein yang terdenaturasi. Apabila penambahan air dapat membuat protein kembali ke bentuk semula (renaturasi) maka dapat dikatakan bahwa protein tersebut reversibel.

10

Page 11: Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

Sementara, apabila larutan protein tersebut tetap keruh, maka protein tersebut merupakan protein irreversible. Hal ini menunjukkan bahwa gelatin merupakan protein yang reversibel. Sementara albumin dan kasein bersifat irreversible.

Kesimpulan:Alkohol dapat mendenaturasi protein dengan cara menarik mantel air yang terdapat pada protein.

11

Page 12: Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

IO IE

IO = Intensity of incident lightIE = Intensity of exiting light

b

b = path length of sample

PENENTUAN KADAR PROTEIN DENGAN METODE BIURET

Dasar Teori Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu jalur larutan berwarna pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.

Teknik spektrofotometri telah lama digunakan sebagai suatu teknik yang handal untuk mendeteksi, mengidentifikasi, dan mengukur kadar senyawa kimia dalam suatu larutan. Yang menjadi dasar dalam pelaksanaan teknik ini adalah :1. Bahan kimia dapat menyerap dan menghantarkan cahaya2. Suatu larutan menyerupai warna tertentu karena larutan ini dapat menyerap semua warna

kecuali warna yang dapat ditangkap oleh mata

Contohnya : suatu larutan berwarna merah karena larutan ini menyerap cahaya pada daerah kuning – biru, sedangkan cahaya pada panjang gelombang warna merah akan diteruskan sehingga mata akan melihatnya sebagai warna merah.

Spektrum cahaya yang dapat terlihat oleh mata terletak antara 400 nm sampai 800 nm. Pada teknik spektrofotometri, cahaya dari

sumber cahaya diuraikan dengan menggunakan prisma sehingga diperoleh cahaya monokromatis yang diserap oleh zat yang akan diperiksa. Cahaya monokromatis merupakan cahaya satu warna dengan satu panjang gelombang, sehingga cahaya yang diserap oleh larutan berwarna dapat diukur.

Hubungan antara konsentrasi dengan cahaya yang diserap dinyatakan dalam hukum Beer-Lambert.

Hukum Beer-Lambert :Pengurangan intensitas cahaya monokromatis yang melalui suatu larutanberwarna berlangsung secara eksponensial dan bergantung pada panjang larutan yang dilalui cahaya dan kadar zat dalam larutan.

Hukum Beer-Lambert menghasilkan persamaan sebagai berikut.

A=−logI O

I E

=ab c

12

Page 13: Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

Keterangan :Io = intensitas sinar datangIE = intensitas sinar yang diteruskana = absorbtivitasb = panjang sel / kuvetc = konsentrasi (g/l)A = Absorban

Perlu diketahui bahwa, Io/IE disebut sebagai transmisi sinar (T) dan dinyatakan dalam persen. Serapan (Absorban) = A atau disebut juga kerapatan optik (optical density) = OD. Artinya persamaan untuk Absorban juga dapat ditulis seperti ini.

PendahuluanDi alam, protein terdapat dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu :a. Protein bebasb. Protein yang tidak terlarut, terdapat dalam tulang, otot, rambut, dan gumpalan darahc. Protein terlarut, banyak terdapat dalam bahan pangan, seperti : susu, telur, dan daging

Kadar protein terlarut dapat ditentukan berdasarkan berbagai metode, misalnya : titrasi formol, spektrofotometri, dan sebagainya. Teknik spektrofotometri yang biasa digunakan untuk analisa protein adalah dengan metode biuret.

Prinsip ReaksiDalam suasana basa, zat yang mengandung dua atau lebih ikatan peptida dapat membentuk kompleks berwarna ungu, jika direaksikan dengan garam tembaga (pereaksi biuret)

TujuanUntuk menentukan kadar protein terlarut dengan metode biuret.

Bahan dan Alat- Larutan standar protein- Larutan protein yang diselidiki (larutan sampel)- Pereaksi biuret- Tabung reaksi 20 ml- Spektrofotometer - Kuvet

13

Page 14: Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

Cara Kerjaa. Persiapan larutan standar dan larutan blanko

No. Tabung

Vol stok standar protein 50 mg/ml

(ml)

Vol akuades(ml)

Vol pereaksi biuret(ml)

Konsentrasi standar protein(mg/ml)

1. - 1,00 9,00 ...2. 1,00 - 9,00 ...3. 0,75 0,25 9,00 ...4. 0,50 0,50 9,00 ...

b. Persiapan alat spektrofotometer1. Panaskan spektrofotometer 30 menit sebelum digunakan2. Atur nilai absorban menjadi nol3. Atur panjang gelombang pada 550 nm4. Masukkan larutan tabung no.1 ke dalam kuvet (sebagai larutan blanko) dan

letakkan kuvet pada alat spektrofotometer5. Atur nilai absorban blanko menjadi 0 (nol), 100% transmitan

c. Pembuatan kurva standar1. Masukkan larutan no.2 – 4 ke dalam kuvet2. Baca nilai absorban tabung no.2 – 4, masukkan datanya pada tabel di bawah ini.

No. TabungKonsentrasi standar protein

(mg/ml)Nilai Absorban

(A)1. ... ...2. ... ...3. ... ...

3. Buat kurva kalibrasi antara A dengan konsentrasi standar protein (C) pada kertas garfik atau buat persamaan garis A = mC + bKeterangan :- A = Nilai absorban yang diukur (A)- C = Konsentrasi standar protein (mg/ml)- m = Gradien garis atau dy/dx- b = Nilai perpotongan garis pada sumbu y

d. Pengukuran larutan sampel1. Masukkan 1,00 ml sampel, dan 9,00 ml pereaksi biuret dalam tabung reaksi 20 ml2. Masukkan larutan sampel ke dalam kuvet3. Ukur nilai absorban larutan sampel4. Tentukan konsentrasi larutan sampel dengan memplot nilai A sampel pada kurva

hubungan antara A dengan konsentrasi standar, atau dengan memasukkan nilai A sampel pada persamaan garis A = mC + b

14

Page 15: Laporan Praktikum Kimia 2010 moduk biomol

e. Hasil 1. Konsentrasi larutan yang digunakan dalam percobaan.

No. Tabung

Vol stok standar protein 50 mg/ml

(ml)

Vol akuades(ml)

Vol pereaksi biuret(ml)

Konsentrasi standar protein(mg/ml)

1. - 1,00 9,00 02. 1,00 - 9,00 53. 0,75 0,25 9,00 3,754. 0,50 0,50 9,00 2,5

2. Nilai absorban tabung no.2 – 4

No. TabungKonsentrasi standar protein

(mg/ml)Nilai Absorban

(A)1. 5 -log 0,41 = 0,3872. 3,75 -log 0,45 = 0,3473. 2,5 -log 0,53 = 0,276

3. Kurva hubungan antara Absorban dengan konsentrasi standar

2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.50

0.050.1

0.150.2

0.250.3

0.350.4

0.45

Hubungan Absorban dengan Konsentrasi Substrat

Konsentrasi Substrat

Abs

orba

n

15