Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

download Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

of 46

Transcript of Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    1/46

    LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

    PENGINDERAAN JAUH

    MODUL I

    INTERFACEPERANGKAT LUNAK ER MAPPER 7.0

    MUHAMMAD SULAIMAN

    26020212140030

    Shift II

    PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

    JURUSAN ILMU KELAUTAN

    FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2013

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    2/46

    LEMBAR PENILAIAN

    MODUL I :INTERFACEPERANGKAT LUNAK ER MAPPER 7.0

    Nama : Muhammad Sulaiman NIM : 26020212140030 Ttd : ..

    NO KETERANGAN NILAI

    1. Pendahuluan

    2. Tinjauan Pustaka

    3. Materi dan Metode

    4. Hasil dan Pembahasan

    5. Kesimpulan

    6. Daftar Pustaka

    JUMLAH

    Semarang, 23 Oktober 2013

    Mengetahui,

    Koordinator Praktikum Asisten

    Jasmine Khairani Zainal Oscar Agustino

    K2D 009 036 K2E 009 058

    Shift : 2 (Dua)

    Tanggal Praktikum : 17 September 2013

    Tanggal Pengumpulan : 23 September 2013

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    3/46

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam penginderaan jauh kita mempelajari tentang penggambaran

    bentuk muka bumi tetapi kita tidak menyentuh objeknya. Sehingga kita

    membutuhkan suatu software yang dapat membantu kita dalam mengolah

    data. Pada praktikum ini kita menggunakan ER Mapper yaitu sebuah

    software yang digunakan dalam pengolahan data pengindraan jauh, dengan

    memasukan hasil pemotretan bumi dari satelit.

    Kegunaan hasil pemotretan bumi dari satelit merupakan

    perkembangan dari pengukuran permukaan bumi dengan alat ukur tanah

    yang dikembangkan dengan foto udara dan kemudian dengan satelit.

    Klasifikasi citra penginderaan jauh (inderaja) bertujuan untuk menghasilkan

    peta tematik, dimana tiap warna mewakili sebuah objek, misalkan hutan,

    laut, sungai, sawah, dan lain-lain. Metode berbasis unsupervised yang

    diusulkan ini adalah integrasi dari metode feature extraction, hierarchical

    (hirarki) clustering, dan partitional (partisi) clustering. Feature extraction

    dimaksudkan untuk mendapatkan komponen utama citra multispektral

    tersebut, sekaligus mengeliminir komponen yang redundan, sehingga akan

    mengurangi kompleksitas komputasi. Histogram komponen utama ini

    dianalisa untuk melihat lokasi terkonsentasinyapixeldalamfeature space.

    1.2 Tujuan

    Mahasiswa diharapkan mengetahui arti dan fungsi dari penginderaan jauh.

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    4/46

    Mahasiswa diharapkan mengetahui dan mampu mengoperasikansoftware

    ER Mapper 7.0 yang dapatmembantu dalam proses pengolahan data hasil

    dari citra penginderaan jauh.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Penginderaan Jauh

    Pengideraan jauh adalah teknik dan seni untuk memperoleh

    informasi tentang suatu sasaran/objek, wilayah atau fenomena dengan

    menganalisa data yang diperoleh dari alat, tanpa menyentuh/kontak

    langsung dengan objek, wilayah atau fenomena yang dikaji. Objek yang

    diambil berupa gejala di permukaan bumi atau ruang angkasa terbatas pada

    objek yang tampat, yaitu objek permukaan bumi (atmosfer, biosfer,

    hodrosfer dan litosfer) yang tidak terlindungi oleh objek lain (Marthina, B.

    2011).

    Menurut Lillesand dan Kiefer (1990), Penginderaan Jauh adalah

    ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah, atau

    gejala dengan jalan menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan

    alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah, atau gejala yang dikaji.

    Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengindraan jauh

    adalah ilmu atau seni cara merekam suatu objek tanpa kontak fisik dengan

    menggunakan alat pada pesawat terbang, balon udara, satelit, dan lain-lain.

    Dalam hal ini yang direkam adalah permukaan bumi untuk berbagai

    kepentingan manusia (Purnomo, D, 2012).

    2.2 Citra

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    5/46

    Dalam penginderaan jauh di dapat masukkan data atau hasil

    observasi yang disebut citra. Citra dapat diartikan sebagai gambatan yang

    tampak dari suatu obyek yang sedang diamati, sebagai hasil liputan atau

    rekaman suatu alat pemantau. Sebagai contoh, memotret bunga di taman.

    Foto bunga yang berhasil kita buat itu merupakan citra bunga tersebut

    (Efendi, M. 2009).

    Citra adalah gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa

    gambaran pada foto) yang dibuahkan dengan cara optik, elektro - optik,

    optik mekanik, atau elektronik. Pada umumnya ia digunakan bila radiasi

    elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan dari suatu obyek tidak

    langsung direkam pada film. Citra dihasilkan dari sensor yang dipasang

    pada wahana (Zu'ama, 2011).

    2.2.1 Jenis Jenis Citra

    1. Citra Foto

    Citra foto adalah gambaran yang dihasilkan dengan menggunakan

    sensor kamera. Citra foto dapat dibedakan berdasarkan:

    a. Spektrum Elektromagnetik yang digunakan :

    Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan, citra foto

    dapat dibedakan atas:

    Foto ultra violet yaitu foto yang dibuat dengan menggunakan

    spektrum ultra violet dekat dengan panjang gelombang 0,29

    mikrometer.

    Foto ortokromatik yaitu foto yang dibuat dengan menggunakanspektrum tampak dari saluran biru hingga sebagian hijau (0,4 - 0,56

    mikrometer).

    Foto pankromatik yaitu foto yang dengan menggunakan spektrum

    tampak mata.

    Foto infra merah yang terdiri dari foto warna asli (true infrared photo)

    yang dibuat dengan menggunakan spektrum infra merah dekat sampai

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    6/46

    panjang gelombang 0,9 mikrometer hingga 1,2 mikrometer dan infra

    merah modifikasi (infra merah dekat) dengan sebagian spektrum

    tampak pada saluran merah dan saluran hijau.

    (Puremind, 2012)

    b. Sumbu Kamera

    Foto udara dapat dibedakan berdasarkan arah sumbu kamera ke

    permukaan bumi, yaitu:

    Foto vertikal atau foto tegak (orto photograph), yaitu foto yang dibuat

    dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap permukaan bumi.

    Foto condong atau foto miring (oblique photograph), yaitu foto yang

    dibuat dengan sumbu kamera menyudut terhadap garis tegak lurus ke

    permukaan bumi. Sudut ini pada umumnya sebesar 10 derajat atau lebih

    besar. Tapi apabila sudut condongnya masih berkisar antara 1 - 4 derajat,

    foto yang dihasilkan masih digolongkan sebagai foto vertikal.

    Foto condong masih dibedakan lagi menjadi:

    Foto agak condong (low oblique photograph), yaitu apabila cakrawala

    tidak tergambar pada foto.

    Foto sangat condong (high oblique photograph), yaitu apabila pada foto

    tampak cakrawalanya.

    (Puremind, 2012)

    c. Warna yang digunakan :

    Berdasarkan warna yang digunakan, citra foto dapat dibedakan atas:

    Foto berwarna semua (false colour).

    Warna citra pada foto tidak sama dengan warna aslinya. Misalnya pohon

    -pohon yang berwarna hijau dan banyak memantulkan spektrum infra

    merah, pada foto tampak berwarna merah.

    Foto berwarna asli (true colour).

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    7/46

    Contoh: foto pankromatik berwarna.

    (Puremind, 2012)

    d. Wahana yang digunakan

    Berdasarkan wahana yang digunakan, ada 2 (dua) jenis citra, yakni:

    Foto udara, dibuat dari pesawat udara atau balon.

    Foto satelit/orbital, dibuat dari satelit.

    (Puremind, 2012)

    2. Citra Non FotoCitra non foto adalah gambaran yang dihasilkan oleh sensor bukan

    kamera. Citra non foto dibedakan atas:

    a. Spektrum elektromagnetik yang digunakan

    Berdasarkan spektrum elektromagnetik yang digunakan dalam

    penginderaan, citra non foto dibedakan atas:

    Citra infra merah thermal, yaitu citra yang dibuat dengan spektrum infra

    merah thermal. Penginderaan pada spektrum ini mendasarkan atas bedasuhu objek dan daya pancarnya pada citra tercermin dengan beda rona atau

    beda warnanya.

    Citra radar dan citra gelombang mikro, yaitu citra yang dibuat dengan

    spektrum gelombang mikro. Citra radar merupakan hasil penginderaan

    dengan sistem aktif yaitu dengan sumber tenaga buatan, sedang citra

    gelombang mikro dihasilkan dengan sistim pasif yaitu dengan

    menggunakan sumber tenaga alamiah.

    (Puremind, 2012)

    b. Sensor yang digunakan

    Berdasarkan sensor yang digunakan, citra non foto terdiri dari:

    Citra tunggal, yakni citra yang dibuat dengan sensor tunggal, yang

    salurannya lebar.

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    8/46

    Citra multispektral, yakni citra yang dibuat dengan sensor jamak, tetapi

    salurannya sempit, yang terdiri dari:

    Citra RBV (Return Beam Vidicon), sensornya berupa kamera yang

    hasilnya tidak dalam bentuk foto karena detektornya bukan film dan

    prosesnya non fotografik.

    Citra MSS (Multi Spektral Scanner), sensornya dapat menggunakan

    spektrum tampak maupun spektrum infra merah thermal. Citra ini dapat

    dibuat dari pesawat udara.

    (Puremind, 2012)

    c. Wahana yang digunakan

    Berdasarkan wahana yang digunakan, citra non foto dibagi atas:

    Citra Dirgantara (Airborne Image), yaitu citra yang dibuat dengan wahana

    yang beroperasi di udara (dirgantara). Contoh: Citra infra merah thermal,

    citra radar dan citra MSS. Citra dirgantara ini jarang digunakan.

    Citra Satelit (Satellite/Spaceborne Image), yaitu citra yang dibuat dariantariksa atau angkasa luar. Citra ini dibedakan lagi atas penggunaannya,

    yakni:

    Citra satelit untuk penginderaan planet. Contoh: Citra satelit Viking (AS),

    Citra satelit Venera (Rusia).

    Citra satelit untuk penginderaan cuaca. Contoh: NOAA (AS), Citra Meteor

    (Rusia).

    Citra satelit untuk penginderaan sumber daya bumi. Contoh: Citra Landsat

    (AS), Citra Soyuz (Rusia) dan Citra SPOT (Perancis).

    Citra satelit untuk penginderaan laut. Contoh: Citra Seasat (AS), Citra

    MOS (Jepang).

    (Puremind, 2012)

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    9/46

    2.3 ER Mapper

    ER Mapper merupakan salah satu software (perangkat lunak) yang

    digunakan untuk mengolah data citra. Beberapa perangkat lunak serupa

    yang juga memiliki fungsi yang sama antara lain ERDAS Imagine, PCL,

    dan lain-lain. Masing-masing software memiliki keunggulan dan

    kekurangannya masing-masing. ER Mapper sendiri dikeluarkan oleh Earth

    Resource Mapping, yang merupakan salah satu vendor piranti pemrosesan

    citra yang berpusat di Australia dengan berbagai cabang utama dan cabang

    pembantudi beberapa negara. Meyngingat software ini mudah dipelajari dan

    proses penyimpanan data yang lebih cepat dan sederhana dibandingkan

    softwae lain, ER Mapper lebih banyak dipilih dan diminati pengolah citra

    satelit. Secara umum ada dua tipe tombol operasi pada ER Mapper, yaitu

    tombol menu pulldown dan toolbar. Sebagian besar perintah operasional

    telah terfasilitasi dalam menupulldown, namun dalam kasus-kasus tertentu,

    menu toolbarsangat efisien dan reflatif lebih mudah digunakan (Tansya, D,

    2013).

    2.4 Satelit Landsat

    Satelit Landsat (Land Satellite) milik Amerika Serikat, pertama kali

    diluncurkan pada tahun 1972 dengan nama ERTS-1. Proyek tersebut sukses

    dan dilanjutkan dengan peluncuran selanjutnya, seri kedua, tetapi dengan

    nama baru yaituLandsat. Seri tersebut hingga tahun 1991 telah sampai pada

    Landsat 5, dikelompokkan menjadi dua generasi, yaitu generasi pertama (1-

    3) dan generasi kedua (4-5).

    (Sutanto, 1986)

    Landsat 1-2 dan dua sensor, yaitu RBV (memiliki 3 saluran dengan

    resolusi spasial 79 m) dan MSS (memiliki 4 saluraan). Landsat 3 masih

    memiliki 2 sensor itu, tapi sensor RBV hanya memiliki 1 saluran dengan

    resolusi spasial 40 m. Landsat 4-5 memiliki dua sensor; TM (dengan 7

    saluran, dimana saluraan TM5 dan TM7-nya beresolusi spasial 30 m) dan

    MSS.

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    10/46

    (Spasiatama, 2004).

    Program Landsat adalah program paling lama untuk mendapatkan citra

    Bumi dari luar angkasa. Satelit Landsat pertama diluncurkan pada tahun

    1972; yang paling akhir Landsat 7, diluncurkan tanggal 15 April 1999.

    Instrumen satelit-satelitLandsattelah menghasilkan jutaan citra. Citra-citra

    tersebut diarsipkan di Amerika Serikat dan stasiun-stasiun penerima Landsat

    di seluruh dunia, dimana merupakan sumber daya yang unik untuk riset

    perubahan global dan aplikasinya pada pertanian, geologi, kehutanan,

    perencanaan daerah, pendidikan, dan keamanan nasional. Landsat 7

    memiliki resolusi 15-30 meter.

    (Sutanto, 1986)

    Program ini dulunya disebut Earth Resources Observation Satellites

    Program ketika dimulai tahun 1966, namun diubah menjadi Landsat pada

    tahun 1975. Tahun 1979, Presidential Directive 54 di bawah Presiden AS

    Jimmy Carter mengalihkan operasi Landsat dari NASA ke NOAA,

    merekomendasikan pengembangan sistem operasional jangka panjang

    dengan 4 satelit tambahan, serta merekomendasikan transisi swastanisasi

    Landsat. Ini terjadi tahun 1985 ketika EOSAT, rekan Hughes Aircraft dan

    RCA, dipilih oleh NOAA untuk mengoperasikan sistem Landsat dalam

    kontrak 10 tahun. EOSAT mengoperasikan Landsat 4 and 5, memiliki hak

    ekslusif untuk memasarkan data Landsat, serta mengembangkan Landsat 6

    dan 7. Citra satelit dengan warna-simulasi Kolkata diambil dari satelit

    Landsat 7.

    Landsat 1- (mulanya dinamakanEarth Resources Technology Satellite 1) -

    diluncurkan 23 Juli1972, operasi berakhir tahun 1978

    Landsat 2 - diluncurkan 22 Januari1975, terminatedin 1981

    Landsat 3 - diluncurkan 5 Maret1978, berakhir1983

    Landsat 4 - diluncurkan 16 Juli1982, berakhir1993

    Landsat 5 - diluncurkan 1 Maret1984, masih berfungsi

    http://var/www/apps/wiki/Bumihttp://var/www/apps/wiki/Landsat_7http://var/www/apps/wiki/15_Aprilhttp://var/www/apps/wiki/1999http://var/www/apps/wiki/1999http://var/www/apps/wiki/Pertanianhttp://var/www/apps/wiki/Geologihttp://var/www/apps/wiki/Kehutananhttp://var/www/apps/wiki/Kehutananhttp://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/wiki/Pendidikanhttp://var/www/apps/wiki/Pendidikanhttp://var/www/apps/wiki/Keamanan_nasionalhttp://var/www/apps/wiki/Resolusihttp://var/www/apps/wiki/1966http://var/www/apps/wiki/1979http://var/www/apps/wiki/Jimmy_Carterhttp://var/www/apps/wiki/NASAhttp://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/wiki/23_Julihttp://var/www/apps/wiki/1972http://var/www/apps/wiki/1972http://var/www/apps/wiki/1978http://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/wiki/22_Januarihttp://var/www/apps/wiki/1975http://var/www/apps/wiki/1975http://var/www/apps/wiki/1981http://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/wiki/5_Marethttp://var/www/apps/wiki/1978http://var/www/apps/wiki/1978http://var/www/apps/wiki/1983http://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/wiki/16_Julihttp://var/www/apps/wiki/1982http://var/www/apps/wiki/1993http://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/wiki/1_Marethttp://var/www/apps/wiki/1984http://var/www/apps/wiki/1984http://var/www/apps/wiki/Bumihttp://var/www/apps/wiki/Landsat_7http://var/www/apps/wiki/15_Aprilhttp://var/www/apps/wiki/1999http://var/www/apps/wiki/Pertanianhttp://var/www/apps/wiki/Geologihttp://var/www/apps/wiki/Kehutananhttp://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/wiki/Pendidikanhttp://var/www/apps/wiki/Keamanan_nasionalhttp://var/www/apps/wiki/Resolusihttp://var/www/apps/wiki/1966http://var/www/apps/wiki/1979http://var/www/apps/wiki/Jimmy_Carterhttp://var/www/apps/wiki/NASAhttp://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/wiki/23_Julihttp://var/www/apps/wiki/1972http://var/www/apps/wiki/1978http://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/wiki/22_Januarihttp://var/www/apps/wiki/1975http://var/www/apps/wiki/1981http://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/wiki/5_Marethttp://var/www/apps/wiki/1978http://var/www/apps/wiki/1983http://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/wiki/16_Julihttp://var/www/apps/wiki/1982http://var/www/apps/wiki/1993http://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/wiki/1_Marethttp://var/www/apps/wiki/1984
  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    11/46

    Landsat 6 - diluncurkan 5 Oktober1993, gagal mencapai orbit

    Landsat 7 - diluncurkan 15 April1999, masih berfungsi

    (Sutanto, 1986)

    2.5 RGB

    Model warna RGB adalah model warna berdasarkan konsep

    penambahan kuat cahaya primer yaitu Red, Green dan Blue. Dalam suatu

    ruang yang sama sekali tidak ada cahaya, maka ruangan tersebut adalah

    gelap total. Tidak ada signal gelombang cahaya yang diserap oleh mata kita

    atau RGB (0,0,0). Apabila kita menambahkan cahaya merah pada ruangan

    tersebut, maka ruangan akan berubah warna menjadi merah misalnya RGB

    (255,0,0), semua benda dalam ruangan tersebut hanya dapat terlihat

    berwarna merah. Demikian apabila cahaya kita ganti dengan hijau atau biru

    (Ningrum, A.D, 2012).

    Apabila kita melanjutkan percobaan memberikan 2 macam cahaya

    primer dalam ruangan tersebut seperti (merah dan hijau), atau (merah dan

    biru) atau (hijau dan biru), maka ruangan akan berubah warna masing-

    masing menjadi kuning, atau magenta atau cyan. Warna-warna yang

    dibentuk oleh kombinasi dua macam cahaya tersebut disebut warna

    sekunder(Ningrum, A.D, 2012).

    Pada perhitungan dalam program-program komputer model warna

    direpresentasi dengan nilai komponennya, seperti dalam RGB (r, g, b)

    masing-masing nilai antara 0 hingga 255 sesuai dengan urusan masing-

    masing yaitu pertama Red, kedua Green dan ketigha adalah nilai Blue

    dengan demikian masing-masing komponen ada 256 tingkat. Apabila

    dikombinasikan maka ada 256 x 256 x 256 atau 16.777.216 kombinasi

    warna RGB yang dapat dibentuk (Ningrum, A.D, 2012).

    Dalam mendesign web warna RGB kerapkali direpresentasikan

    dengan Hex Triplet atau kombinasi 2 pasang bilangan hexadecimal, seperti

    #FF5D25 artinya Red = FF atau 15*16 + 15 = 255, Green = 5D atau 5*16 +

    http://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/wiki/5_Oktoberhttp://var/www/apps/wiki/1993http://var/www/apps/wiki/Landsat_7http://var/www/apps/wiki/15_Aprilhttp://var/www/apps/wiki/1999http://var/www/apps/w/index.phphttp://var/www/apps/wiki/5_Oktoberhttp://var/www/apps/wiki/1993http://var/www/apps/wiki/Landsat_7http://var/www/apps/wiki/15_Aprilhttp://var/www/apps/wiki/1999
  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    12/46

    13 = 93 dan Blue = 25 atau 2*16 + 5 = 37. Jadi RGB (255,93,37) (Ningrum,

    A.D, 2012).

    2.6 Teknik Interpretasi Visual

    Teknik interpretasi visual (manual) citra satelit yang merupakan

    adaptasi dari teknik interpretasi foto udara. Citra satelit yang dimaksudkan

    disini adalah citra satelit pada saluran tampak dan perluasannya. Adaptasi

    teknik ini bisa dilakukan karena baik citra satelit tesebut dan foto udara,

    sama-sama merupakan rekaman nilai pantulan dari obyek. Namun karena

    perbedaan karakteristik spasial dan spektralnya, maka tidak keseluruhan

    kunci interpretasi dalam teknik interpretasi visual ini bisa digunakan.

    Kelebihan dari teknik interpretasi visual ini dibandingkan dengan

    interpretasi otomatis adalah dasar interpretasi tidak semata-mata kepada

    nilai kecerahan, tetapi konteks keruangan pada daerah yang dikaji juga ikut

    dipertimbangkan. Interpretasi manual ini peranan interpreter dalam

    mengontrol hasil klasifikasi menjadi sangat dominan, sehingga hasil

    klasifikasi yang diperoleh relatif lebih masuk akal (Ningrum, A.D, 2012).

    Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka interpretasi citra

    Landsat 7 ETM digital menggunakan gabungan metode penafsiran secara

    klasifikasi teracu (supervised classification) dan metode secara

    manual/visual atau delineasi secara on screen digitation. Penggabungan

    kedua metode ini (manual dan otomatis) menghasilkan klasifikasi yang

    lebih rinci dan cepat sebab klasifikasi teracu akan membantu mempermudah

    klasifikasi secara keseluruhan, terutama untuk memperoleh batas delineasi

    pada kelas-kelas dengan poligon yang besar seperti kelas hutan, laut, danau

    dan yang lainnya. Sedangkan metode secara manual/visual dapat lebih

    memperinci hasil kliasifikasi teracu, terutama untuk memisahkan,

    menggabungkan atau menambahkan kelas-kelas yang tidak bisa dilakukan

    secara klasifikasi teracu (Ningrum, A.D, 2012).

    2.7 Satelit IKONOS

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    13/46

    Satelit IKONOS adalah satelit resolusi tinggi yang dioperasikan oleh

    Geo Eye. Kemampuannya yang terliput adalah mencitrakan dengan resolusi

    multispektral 3,2 meter dan inframerah dekat (0,82mm) pankromatik.

    Aplikasinya untuk pemetaan sumberdaya alam daerah pedalaman dan

    perkotaan, analisis bencana alam, kehutanan, pertanian, pertambangan,

    teknik konstruksi, pemetaan perpajakan, dan deteksi perubahan. Mampu

    menyediakan data yang relevan untuk studi lingkungan. Ikonos

    menyediakan pandangan udara dan foto satelit untuk banyak tempat di

    seluruh dunia (Anomin, 2013).

    IKONOS adalah satelit milik Space Imaging (USA) yang

    diluncurkan bulan September 1999 dan menyediakan data untuk tujuan

    komersial pada awal 2000. Sebelum berganti nama menjadi ikonos, dulu

    ikonos disebut sebagai Space Imaging. IKONOS berasal daribahasa Yunani

    kata untuk "gambar". IKONOSadalah satelit dengan resolusi spasial tinggi

    yang merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4 m (citra berwarna)

    dan sebuah kanal pankromatik dengan resolusi 1 m (hitam-putih). Ini berarti

    IKONOSmerupakan satelit komersial pertama yang dapat membuat image

    beresolusi tinggi (Lillesand and Kiefer, 1990).

    2.8 Geolink

    Geolink adalah salah satu cara yang di gunakan untuk mempermudah

    dalam penggolahan register atau rektifikasi citra untuk penepatan GCP

    antara 2 buah citra satelit. Geolink hanya bisa digunakan pada beberapa citra

    yang mempunyai koordinat sama (citra yang telah tergeoreference). Jika

    beberapa citra tesebut belum mempunyai koordinnat yang sama maka

    dengan melakukan rektifikasi terlebih dulu pada citra yang sudah

    mempunyai koordinatnya (Ningrum, A.D, 2012).

    III. MATERI DAN METODE

    3.1 Waktu dan Tempat

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Greek_language&prev=/search%3Fq%3Dikonos%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D440%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhPHa2GXAJacmtOJRc9QkXGmNis3Qhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&sl=en&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Greek_language&prev=/search%3Fq%3Dikonos%26hl%3Did%26biw%3D1024%26bih%3D440%26prmd%3Divns&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhhPHa2GXAJacmtOJRc9QkXGmNis3Q
  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    14/46

    Hari : Selasa, 10 September 2013.

    Waktu : 14.40 WIB Selesai.

    Tempat : Laboratorium Komputasi, Gedung E, Lantai 2, Fakultas

    Perikanan dan Ilmu kelautan, UNDIP, Semarang.

    3.2 Materi

    Materi praktikum inderaja yang disampaikan adalah :

    1. Penggabungan Citra

    2. CroppingCitra

    3. Penajaman Citra, Komposit Warna, dan Teknik Interpretasi Visual

    4. Reading Data Value

    5. Geolink

    3.3 Metode

    3.3.1 Penggabungkan Citra

    1. Jalankan ProgramER Mapper 7.0

    2. Klik icon edit algorithm pada active window ER Mapper, makan

    akan muncul kotak seperti gambar dibawah ini

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    15/46

    3. Klik icon duplicate untuk menduplikat pseudo layer, dan duplikat

    menjadi 6 layer.

    4. Ganti pseudo layermenjadiBand 1, Band 2, Band 3, Band 4, Band 5, dan

    Band 7. Tulis nama dan nim pada dialog box description.

    5. Pada Band 1, cari file 2000_0204_B1.tif. Klik load dataset padawindow file cilacap, pilih volume dan tentukan letak file disimpan.

    Kemudian klikok this layer only.

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    16/46

    6. Pada Band 2, cari file 2000_0204_B2.tif. Kemudian klik ok this layer

    only.

    7. Pada Band 3, cari file 2000_0204_B3.tif. Kemudian klik ok this layer

    only.

    8. Pada Band 4, cari file 2000_0204_B4.tif. Kemudian klik ok this layer

    only.

    9. Pada Band 5, cari file 2000_0204_B5.tif. Kemudian klik ok this layer

    only.

    10. Pada Band 7, cari file 2000_0204_B7.tif. Kemudian klik ok this layer

    only. Maka akan muncul gambar dibawah ini

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    17/46

    11. Save file dengan type raster dataset. Nama file

    Gabung_MuhammadSulaiman_26020212140030.ers. KlikOK.

    12. Pada kotaksave as ER Mapper dataset, pilih default dilanjutkan klikOK.

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    18/46

    3.3.2 CroppingCitra

    1. Pilih edit algorithm , load datasetcari file

    Gabung_MuhammadSulaiman_26020212140030.ers

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    19/46

    2. Klik iconzoom box tool , dragarea yang akan di crop.

    3. Duplikatpseudo layermenjadi 6, beri namaBand 1, Band 2, dst.

    4. Ganti bandsesuai namanya :Band 1=Band 1, Band 2=Band 2, dst.

    5. Save as dalam type raster dataset dengan nama file

    Crop_MuhammadSulaiman_26020212140030.ers

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    20/46

    6. Lalu Klik OK

    7. Pada kotaksave as ER Mapper dataset, pilih default dilanjutkan klikOK.

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    21/46

    3.3.3 Penajaman Citra, Komposit Warna, dan Teknik Interpretasi

    Visual

    1. Pilih edit algorithm , load dataset cari fileCrop_MuhammadSulaiman_26020212140030.ers. Pada bagian surface,

    ubah color table menjadigreyscale

    2. Pil

    ih

    icon 99% Contrast Enchancement untuk menajamkan contrast.

    Klik create RGB algorithm untuk menampilkan warna. Kemudian

    klikrefresh .

    3. Untuk mengetahui panjang atau luas dalam citra, pilih edit, annote vector

    layer.

    4. Untuk mengukur panjang, pada tools pilih poly line lalu lakukan

    digitasipada area yang akan diukur panjangnya.

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    22/46

    5. Klik icon edit object extent , maka akan muncul tampilan window

    map composition extent yang menunjukan informasi mengenai panjang

    area yang telah dilakukan digitasi

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    23/46

    6. Klik icon delete object untuk menghapus digitasi sebelumnya.

    7. Atau untuk mengukur luas, pada tools pilih polygon lalu lakukan

    digitasipada area yang akan diukur luasnya.

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    24/46

    8. Klik icon edit object extent , maka akan muncul tampilan window

    map composition extent yang menunjukan informasi mengenai luas area

    yang telah dilakukan digitasi.

    9. Setelah dilakukan digitasi , area akan diberi tanda dengan memberi warna

    pada garis hasil digitasi area. Dengan cara mengganti hand tool menjadi

    pointer. Klik 2 kali pada hasil digitasi area , maka akan muncul set colour.

    Pilih warna sesuai ketentuan.

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    25/46

    3.3.4 Reading Data Value

    1. Pilih edit algorithm , load dataset cari file

    Crop_MuhammadSulaiman_26020212140030.ers

    2. Klik create RGB algorihtm untuk memunculkan warna

    3. Hilangkan efeksmoothing, dengan cara menghilangkan tanda centang

    pada kolomsmoothing .

    4. Setelah warna muncul , hapus pseudo layer yang memiliki tanda silang.

    5. Perbesar gambar dengan zoom box tool, hingga gambar tampak

    kotak-kotak.

    6. Pilih view, cell values profileuntuk melihat nilai pixel pada citra.

    7. Klik pada pointer , kemudian klik pada salah satu pixeldalam citra.

    Akan terlihat nilai pada window cell values profile.

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    26/46

    8. Pilih view, cell coordinates untuk mengetahui koordinat dari pixel

    tersebut.

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    27/46

    9. Klik pada pointer, kemudian klik pada salah satu pixel dalam citra. Akan

    terlihat koordinat pada window cell coordinates

    10. Lakukan mulai dari langkah 6 sekali lagi.

    3.3.5 Geolink

    1. Klik icon new kemudian klik icon copy window , untuk membuat

    layer menjadi dua. Untuk layer pertama, klikedit algorithm, load dataset,

    pilih file IKONOS2005.ers. Sedangkan untuk layer kedua isikan dengan

    citra IKONOS2009.ers.

    2. KlikRGB algorihtm untuk memberi warna pada citra.

    a. Geolink To Window

    1). Klik kanan pada window, quick zoom, set geolink to window.

    2). Lakukan hal yang sama pada window kedua

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    28/46

    b. Geolink To Screen

    1) Klik copy windowpada toolbars untuk menggandakan salah

    satu window. Gandakan window kedua sebanyak dua kali,

    sehingga terdapat empat window. Atur besar dan posisikan agar

    membentuk satu layer.2) Klik kanan, quick zoom, set geolink to nonepada semua

    window.

    3) Klik kanan, quick zoom, set geolink to screenpada semua

    window.

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    29/46

    c. Geolink To Roam

    1) Klik kanan, quick zoom, set geolink to nonepada semua

    window.

    2) Pada setiap window ambil titik yang berbeda ketinggiannya

    3) Pada window 1, klik kanan, quick zoom, set geolink to

    overview roam

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    30/46

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    31/46

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    32/46

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil

    4.1.1 Penggabungan Citra

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    33/46

    4.1.2 Cropping

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    34/46

    4.1.3 Penajaman Citra, Komposit Warna , dan Teknik Interpretasi Visual

    a. Penajaman Citra

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    35/46

    b. Pengukuran Panjang

    c. Pengukuran Luas

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    36/46

    4.1.4 Reading Data Value

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    37/46

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    38/46

    4.1.5 Geolink

    a. Geolink to Window

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    39/46

    b. Geolink to Screen

    c. Geolink to Overview Roam

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    40/46

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    41/46

    4.2 Pembahasan

    4.2.1 Penggabungan Citra

    Metode penggabungan citra pada praktikum kali ini menggunakan

    data citra foto wilayah Cilacap. Ada enam jenis data yang digunakan,

    masing-masing data tersebut adalah 2000_0204_B1.tif yang akan

    dimasukan ke dalam band 1, 2000_0204_B2.tif yang akan dimasukan ke

    dalam band 2, 2000_0204_B3.tif yang akan dimasukan ke dalam band 3,

    2000_0204_B4.tif yang akan dimasukan ke dalam band 4,

    2000_0204_B5.tif yang akan dimasukan ke dalam band 5, dan

    2000_0204_B7.tif yang akan dimasukan ke dalam band 6. Namun pada

    penggabungan data citra tidak semua data citra dimasukan, salah satunya

    adalah 2000_0204_B6 tidak dimasukan kedalam band 6karena data citra

    tersebut merupakan peta batimetri dan indicator thermal. Dengan

    menggabung kan beberapa citra dari data yang diperoleh maka kondisi

    wilayah Cilacap dapat dipandang dari enam sudut pandang sekaligus

    dalam satu layersehingga pengintrepratsi jauh lebih lengkap.

    4.2.2 Cropping Citra

    Teknik cropping dilakukan dengan menggunakan data citra Cilacap

    Gabung_MuhammadSulaiman_26020212140030.ers yang tersimpan dan

    telah digabungkan. Kemudian dengan menggunakan icon zoom box tool

    pada area yang diinginkan sehingga akan nampak foto citra yang lebih

    besar dari sebelumnya.

    4.2.3 Penajaman Citra, Komposit Warna, dan Teknik Intepretasi Visual

    Untuk penajaman citra, data citra yang digunakan adalah data citra

    Cilacap Gabung_MuhammadSulaiman_26020212140030.ersyang telah di

    crop yang telah tersimpan, penajaman warna citra dan memberi warna

    pada sebuah citra, dengan menggunakan menggunakan icon99% Contrast

    Enhacement yang terdapat pada toolbar ER Mapper. Hal ini sangat

    berguna untuk membantu mencari panjang suatu area maupun luas daerah

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    42/46

    dengan cara mendigitasi obyek yang diiinginkan. Ukuran dari luas dan

    panjang akan langsung muncul pada kotakMap Composition Extents.

    4.2.4 Reading Data Value

    Pada metode ini juga digunakan data penggabungan citra Cilacap

    yang telah di crop. Dengan melakukan zoom pada suatu area dan

    menghapus efeksmoothing, maka akan tampakpixel-pixel dari tersebut.

    Tujuan dari metode ini adalah untuk mengetahui nilai gradasi dan

    koordinat dari sebuah pixel dalam citra tersebut. Hasil dari pembacaan

    pixel pixeldari citra tersebut dapat kita baca dalam Cell Values Profile

    dan Cell Coordinates.

    4.2.5 Mengetahui Jarak dan Luas suatu Daerah

    Untuk mengetahui jarak dan luas suatu daerah kita dapat

    menggunakan toolbarZoom Box Tool terlebih dahulu sebelum memulai

    mengukur panjang maupun luas suatu daerah. Setelah itu kita melakukan

    Edit lalu Annotate Vector Layer, sehingga akan muncul toolbarpolygon

    dan polyline.Polygon untuk mengukur luas sutu area sedangkan polyline

    untuk mengukur jarak. Setelah itu kita dapat mengetahui panjang dan luas

    sutu daerah dengan meng-klik icon Edit ,lalu Object Extent.ER Mapper

    akan menampilkan window Map Composition Extent yang menunjukkan

    informasi mengenai keliling, luas dan lain-lain area yang telah dilakukan

    digitasi, tetapi sebelumnya RGB (Red, Green, Blue) digunakan untuk

    menampilkan warna antara batas daratan dan perairan tampak lebih jelas

    sehingga dapat dihitung luasan vegetasi tersebut. Refresh kita gunakan

    untuk me-refresh gambar.

    4.2.6 Geolink

    Pada metodegeolinkini digunakan Data IKONOS 2005 dan 2009.

    Dalam praktikum ini metode geolink terbagi menjadi geolink to window,

    geolink to screen, dangeolink to overview roam. Geolinkbertujuan untuk

    menghubungkan dua atau atau lebih windows windows image dalam ruang

    koordinat geografik, dengan syarat image tersebut telah diregistrasi

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    43/46

    terlebih dahulu. Dengan geolink dapat mempermudah dalam

    membandingkan atau melakukan tindakan dalam dua objek sekaligus.

    4.2.6.1 Geolink to window

    Penggunaangeolink to window akan memperlihatkan gambar

    dari koordinat yang sama dari dua citra dalam waktu yang berbeda.

    4.2.6.2 Geolink to screen

    Pada geolink to screen, akan menampilkan dua citra yang

    saling terhubung dari window yang terpisah. Dimana , 2 citra yang

    terhubung akan ditampilkan dalam 4 layer sekaligus.

    4.2.6.3 Geolink to overview roam

    Sedangkan, jika geolink to overview roam di aktifkan pada salah

    satu layer, maka window lain juga akan menunjukan gambar yang sama

    pada koordinat yang ditunjuk.

    4.2.7 Perbandingan Data IKONOS Tahun 2005 dan 2009

    Pada pengamatan kali ini diamati citra sekitar bandara Ahmad

    Yani pada tahun 2005 dan 2009. Terlihat bahwa terdapat perbedaann

    bentuk sungai dan panjangnya landasan udara di bandara Ahmad Yani.

    Pada bentuk sungai di tahun 2005 terdapat lekukan berbentuk V di ujung

    area bandara, tetapi dari citra 2009 diketahui bahwa telah dilakukan

    pembelokan aliran sungai untuk menghilangkan lekukan berbentuk V

    tersebut. Sedangkan untuk landasan udara, dari perbandingan data citra

    satelit tahun 2005 dan 2009 terlihat bahwa pada tahun 2009 terlihat adanya

    landasan udara yang lebih panjang dari sebelumnya.

    IV.2.8 Mengapa Band 6 Tidak Dipakai ?

    Namun pada penggabungan data citra tidak semua data citra

    dimasukan, salah satunya adalah 2000_0204_B6 tidak dimasukan ke

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    44/46

    dalam band 6pada Landsat TM merupakan panjang gelombang thermal

    yang biasanya tidak digunakan untuk klasifikasi karena data citra tersebut

    merupakan peta batimetri dan indicator thermal.

    V. KESIMPULAN

    1. Penggabungan beberapa citra dari data kondisi wilayah Cilacap dapat

    dipandang dari enam sudut pandang sekaligus dalam satu layer sehingga

    pengintrepratsi jauh lebih lengkap.

    2. Teknik croppingdilakukan dengan menggunakan data citra Cilacap .

    3. Penajaman citra, data citra yang digunakan adalah data citra Cilacap yang

    telah di crop yang telah tersimpan, penajaman warna citra dan memberi

    warna pada sebuah citra, dengan menggunakan icon 99% Contrast. Hal ini

    bertujuan untuk membantu mencari panjang suatu area maupun luas daerah.

    4. Polygon untuk mengukur luas sutu area sedangkan polyline untuk mengukur

    jarak

    5. Tujuan dari metode reading data values adalah untuk mengetahui nilai

    gradasi dan koordinat dari sebuahpixeldalam citra tersebut.

    6. Penggunaan geolink to window akan memperlihatkan gambar dari koordinat

    yang sama dari dua citra dalam waktu yang berbeda.

    7. Pada geolink to screen, akan menampilkan dua citra yang saling terhubung

    dari window yang terpisah. Dimana , 2 citra yang terhubung akan ditampilkan

    dalam 4 layer sekaligus.

    8. Pada geolink to overview roam di aktifkan pada salah satu layer, maka

    window lain juga akan menunjukan gambar yang sama pada koordinat yang

    ditunjuk.

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    45/46

    9. Dari perbandingan data citra satelit tahun 2005 dan 2009 terlihat bahwa pada

    tahun 2009 terlihat adanya landasan udara yang lebih panjang dari

    sebelumnya.

    10. Band 6 pada Landsat TM merupakan panjang gelombang thermal yang

    biasanya tidak digunakan untuk klasifikasi karena data citra tersebut

    merupakan peta batimetri dan indicator thermal.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anomin. 2013. http://citragamasakti.com/main_sub.php?id=29&m_id=7 ;

    diunduh Jumat, 20 September 2013 : 21.50 WIB.

    Efendi, M. 2009. http://geografi84.blogspot.com/2009/11/materi-geografi-kelas-

    xiipenginderaan.html ; diunduh Jumat, 20 September 2013 : 20.46 WIB.

    Lillesand, T.M dan R.W. Kiefer. 1990.Penginderaan Jauh dan interpretasiCitra.

    Penerj. Dulbahri, et al. Gadjah Mada University Press. Yogayakarta.

    Marthina, B. 2011. http://geo-smancis.blogspot.com/p/penginderaan-jauh-

    pengertian-dan-macam.html ; diunduh Jumat, 20 September 2013 : 22.00

    WIB.

    Ningrum, A.D. 2012. http://ocean076.blogspot.com/2012/05/teknik-visual-teknik-

    interpretasivisual.html ; diunduh Jumat, 20 September 2013 : 23.00 WIB.

    Puremind. 2012. http://kamusmeteorology.blogspot.com/2012/09/jenis-jenis-citra-

    pengindraan-jauh.html ; diunduh Jumat, 20 September 2013 : 22.10 WIB.

    Purnomo, D. 2012. http://pinterdw.blogspot.com/2012/08/pengertian-

    penginderaan-jauh.html ; diunduh Jumat, 20 September 2013 : 23.15 WIB.

    Spasiatama, Geomedia. 2004. Modul Pelatihan Er Mapper. GoeMedia Sp.

    Yogyakarta.

    Sutanto, 1986. Penginderaan Jauh Jilid I. Gadjah Mada University

    Press.Yogyakarta.

  • 7/27/2019 Laporan Praktikum Inderaja Modul 1 FIX

    46/46

    Tansya, D. 2013. http://bahankuliah-tha.blogspot.com/2013/01/er-mapper.html ;

    diunduh Jumat, 20 September 2013 : 21.44 WIB.

    Zu'ama. 2011.http://zuamahilma.blogspot.com/2011/06/makalah-penginderaan-jauh.html ; diunduh Jumat, 20 September 2013 : 22.56 WIB.