Laporan Praktikum Golongan Darah

29
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Genetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu serapan, misalnya pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubuh manusia. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam bidang genetika ini seperti : gen,genotif, fenotif, resesif, dominan, alel, homozigot, heterozigot, dan alel. Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan jenisnya. Pada organisme yang yang berbiak secara seksual, individu baru adalah hasil kombinasi informasi genetik yang disumbangkan oleh dua gamet yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya. Gen adalah zarah penentu sifat individu yang terletak pada lokus tertentu pada kromosom dan mempunyai pasangan yang disebut alel. Dalam reproduksi genetatif, sel-sel gamet yang terdiri atas sel telur dan sel sperma yang berfungsi sebagai mata rantai penghubung antara induk dan keturunannya, yaitu sebagai pembawa sifat keturunan. 1

description

Praktikum golongan darah

Transcript of Laporan Praktikum Golongan Darah

Page 1: Laporan Praktikum Golongan Darah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangGenetika merupakan ilmu pengetahuan dasar bagi ilmu serapan, misalnya

pemuliaan tanaman dan hewan, masalah penyakit dan kelainan pada tubuh

manusia. Beberapa istilah yang sering digunakan dalam bidang genetika ini

seperti : gen,genotif, fenotif, resesif, dominan, alel, homozigot, heterozigot,

dan alel.

Salah satu aspek yang penting pada organisme hidup adalah kemampuannya

untuk melakukan reproduksi dan dengan demikian dapat melestarikan

jenisnya. Pada organisme yang yang berbiak secara seksual, individu baru

adalah hasil kombinasi informasi genetik yang disumbangkan oleh dua gamet

yang berbeda yang berasal dari kedua parentalnya. Gen adalah zarah penentu

sifat individu yang terletak pada lokus tertentu pada kromosom dan

mempunyai pasangan yang disebut alel.

Dalam reproduksi genetatif, sel-sel gamet yang terdiri atas sel telur dan sel

sperma yang berfungsi sebagai mata rantai penghubung antara induk dan

keturunannya, yaitu sebagai pembawa sifat keturunan. Sel telur dan sel sperma

memberikan saham yang sama dalam mewariskan sifat keturunan sifat

tersebut kepada keturunannya.

Darah adalah cairan jaringan yang dialirkan melalui pembuluh darah. Darah

terdiri atas sel-sel merah (sel darah putih dan sel darah merah), trombosit

(keping darah),dan plasma darah. Ada beberapa sistem penggolongan darah

pada manusia, misalnya sistem ABO dan rhesus (Rh). Dasar penggolongan

darah adalah adanya aglutinogen (antigen) di dalam sel darah merah dan

aglutinin (antibodi) di dalam plasma (serum). Aglutinogen adalah zat yang

digumpalkan dan aglutinin adalah zat yang menggumpalkan.

1

Page 2: Laporan Praktikum Golongan Darah

Dr. Landsteiner merupakan penemu sistem ABO. Dalam sistem ABO, ada

tidaknya antigen tipe A dan B di dalam sel darah merah menentukan golongan

darahseseorang. Sistem tersebut mengelompokkan darah manusia menjadi

empat golongan,yaitu, A, B, AB, dan O .

Berdasarkan uraian diatas maka yang melatarbelakangi praktikum ini adalah

mengetahui tekhnik uji golongan darah dan rhesus serta mengetahui

bagaimana penurunan golongan darah dan rhesus terhadap individu.

1.2 Tujuan Mengetahui cara uji golongan darah dan rhesus

Menentukan golongan darah dan rhesus seseorang

1.3 Manfaat Menambah keterampilan dan wawasan mahasiswa dalam menguji

golongan darah pada seseorang

Menambah wawasan mahasiswa dalam membedakan golongan darah A,

B, AB, dan O serta menunetukan rhesus positif dan negatif

Dengan mengetahui golongan darah yang dimiliki, seseorang dapat

menyumbangkan darahnya kepada yang membutuhkan

Dengan mengetahui golongan darah, ketika seseorang melakukan tranfusi

darah tidak terjadi inkompatibilitas ABO yang dapat menyebabkan darah

menjadi lisis (menggumpal dan memisah menjadi cairan) dan berujung

pada kematian.

Dengan mengetahui rhesus, pasangan suami istri yang berbeda rhesus

dapat melakukan usaha pencegahan yang dapat membahayakan janin pada

masa kehamilan

2

Page 3: Laporan Praktikum Golongan Darah

BAB II

METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan tempatPraktikum uji golongan darah ini berlangsung pada tanggal 19 februari 2014

di Gedung C Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura

2.2 Alat dan BahanAlat

Kartu tes golongan darah

Lancet

Tusuk gigi

Tisu

Alkohol 70 %

Bahan

Reagen Anti-A

Reagen Anti-B

Reagen Anti-AB

Reagen Anti rhesus

2.3 Cara Kerja1. Siapkan kartu uji yang telah di beri keterangan dan isi biodata peserta uji

golongan darah terlebih dahulu (lihat gambar 1)

2. Sterilkan salah satu ujung jari dengan kapas yang telah dibasahi dengan

alkohol 70%

3. Bendung jari yang akan diambil sampel darahnya (Lihat Gambar 2)

4. Tusukkan lancet dengan hati-hati dan mantap ke ujung jari atau ke

samping jari yang telah steril, lalu tekanlah ujung jari hingga darah keluar

(Lihat Gambar 2)

5. Teteskan darah pada kartu uji sebanyak 4 kali pada tempat yang berbeda

sesuai keterangan dengan proporsi yang sama rata (Lihat Gambar 3)

3

Page 4: Laporan Praktikum Golongan Darah

6. Tutup luka jari peserta uji golongan darah dengan kain kasa atau dapat

digantikan oleh tisu untuk memberhentikan pendarahan

7. Teteskan reagen anti-A sebanyak 1 tetes pada sampel darah sesuai

keterangan, lalu aduklah dengan gerakan memutar menggunakan tusuk

gigi. Amatilah apa yang terjadi (Lihat Gambar 3)

8. Lakukan langkah nomor 7 untuk reagen anti-B, reagen anti-AB, dan

reagen anti rhesus

4

Page 5: Laporan Praktikum Golongan Darah

Gambar 1 (doc:google)

Gambar 2 (doc:google)

Gambar 3 (doc:google)

5

Page 6: Laporan Praktikum Golongan Darah

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Hasil Pengamatan

3.2 Pembahasan

3.2.1 DarahDarah terdiri dari dua komponen yaitu padat dan cair, komponen cair

dalam darah disebut plasma darah sedangkan komponen padat dalam

darah disebut sel darah. Sel darah sendiri mengandung eritrosit, leukosit

dan trombosit. Dalam plasma darah dijumpai senyawa kimia yang disebut

dengan aglutinin. Aglutinin disebut juga antibodi yaitu senyawa kimia

yang berperan dalam menjalankan fungsi sistem kekebalan tubuh.

Aglutinin berupa sekumpulan senyawa yang terbentuk di dalam darah

akibat infeksi bakteri yang dapat menyebabkan penggumpalan bersama

bakteri itu. Sedangkan dalam sel darah merah terdapat senyawa yang

disebut aglutinogen. Aglutinogen disebut juga antigen. Antigen sendiri

diartikan sebagai senyawa kimia yang dapat merangsang aktifnya sistem

kekebalan tubuh. Dalam kehidupan kita antigen bisa diartikan sebagai

6

Page 7: Laporan Praktikum Golongan Darah

senyawa kimia yang dapat menyebabkan penyakit. Antigen ada 2 macam

yaitu antigen A dan antigen B (Prawiroharto, 1995).

3.2.2 Golongan Darah ManusiaGolongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu

berdasarkan ada atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan

membran sel darah merah. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan

jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah

tersebut.

Golongan darah pada manusia bersifat herediter yang ditentukan oleh alela

ganda. Golongan darah seseorang dapat mempunyai arti penting dalam

kehidupan. Sistem penggolongan yang umum dikenal dalam istilah A, B,

O, tetapi pada tahun 1990 dan 1901, Dr Landsteiner menemukan antigen

(aglutinogen) yang terdapat di dalam sel darah merah dan juga

menemukan antibodi (aglutinin) yang terdapat di dalam plasma darah.

Atas dasar macam antigen yang ditemukan tersebut (Prawiroharto, 1995).

Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan

ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46

jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang

dijumpai.

Sebelum lahir, molekul protein yang ditentukan secara genetik disebut

antigen, antigen ini muncul dipermukaan membran sel darah merah.

Antigen ini, tipe A dan tipe B bereaksi dengan antibodi pasangannya, yang

mulai terlihat sekitar 2 sampai 8 bulan setelah lahir.

1. Karena reaksi antigen-antibodi menyebabkan aglutinasi

( penggumpalan) sel darah merah, maka antigen disebut

aglutinogen dan antibodi pasangannya disebut agglutinin.

2. Seseorang mungkin saja tidak mewarisi tipe A dan tipe B atau

hanya mewarisi salah satunya, atau bahkan keduanya sekaligus.

7

Page 8: Laporan Praktikum Golongan Darah

Klasifikasi golongan darah ABO ditentukan berdasarkan ada tidaknya

aglutinogen (antigen tipe A dan tipe B ) yang ditemukan pada permukaan

eritrosit dan aglutinin (antibodi) anti-A dan anti-B, yang ditemukan dalam

plasma. (Campbell, N.A.; Reece, J.B.; Urry, L.A.; Cain, M.L.;

Wasserman, S.A.; Minorsky, P.V.; Jackson, R.B. 2008)

1. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah

dengan antigen A di permukaan membran selnya dan menghasilkan

antibodi terhadap antigen B dalam serum darahnya. Sehingga,

orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat menerima

darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

2. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada

permukaan sel darah merahnya dan menghasilkan antibodi

terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan

golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang

dengan dolongan darah B-negatif atau O-negatif

3. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah

dengan antigen A dan B serta tidak menghasilkan antibodi terhadap

antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan golongan darah AB-

positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah

ABO apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan

golongan darah AB-positif tidak dapat mendonorkan darah kecuali

pada sesama AB-positif.

4. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa

antigen, tapi memproduksi antibodi terhadap antigen A dan B.

Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat

mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO

apapun dan disebut donor universal. Namun, orang dengan

golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari sesama

O-negatif.

8

Page 9: Laporan Praktikum Golongan Darah

Gambar 4 (doc:google)

Penggolongan darah penting dilakukan sebelum transfusi darah karena

pencampuran golongan darah yang tidak cocok menyebabkan aglutinasi

dan destruksi sel darah merah (Samsuri, 2004).

3.2.3 Pewarisan Golongan DarahSeperti yang sudah dibahas sebelumnya, golongan darah diturunkan oleh

gen ayah dan ibu. Kemungkinan golongan darah anak dapat dipredeksi

melalui cara persilangan.

Struktur genotip golongan darah (Istamar dkk, 2004)

A     =     IA IA  ( Dominan )                            B     =  IB IB  ( Dominan )

               IA IO  ( Pembawa )                                                        IB IO   ( Pembawa )

  AB  =     IA IB  ( Pembawa )                           O     =  IO IO  ( Pembawa )

Berikut hasil persilangan yang dapat terjadi :

9

Page 10: Laporan Praktikum Golongan Darah

10

Page 11: Laporan Praktikum Golongan Darah

11

Page 12: Laporan Praktikum Golongan Darah

12

Page 13: Laporan Praktikum Golongan Darah

Gambar 5 (doc:hamikron.com)

13

Page 14: Laporan Praktikum Golongan Darah

3.2.4 RhesusJenis penggolongan darah lain yang cukup dikenal adalah dengan

memanfaatkan faktor Rhesus atau faktor Rh. Nama ini diperoleh dari

monyet jenis Rhesus yang diketahui memiliki faktor ini pada tahun 1940

oleh Karl Landsteiner. Seseorang yang tidak memiliki faktor Rh di

permukaan sel darah merahnya memiliki golongan darah Rh-. Mereka

yang memiliki faktor Rh pada permukaan sel darah merahnya disebut

memiliki golongan darah Rh+. Jenis penggolongan ini seringkali

digabungkan dengan penggolongan ABO.

Gambar 6 (doc:google)

Kecocokan faktor Rhesus amat penting karena ketidakcocokan golongan.

Misalnya donor dengan Rh+ sedangkan resipiennya Rh- dapat

menyebabkan produksi antibodi terhadap antigen Rh(D) yang

mengakibatkan hemolisis. Hal ini terutama terjadi pada perempuan yang

pada atau di bawah usia melahirkan karena faktor Rh dapat memengaruhi

janin pada saat kehamilan. Jika terdapat perbedaan rhesus pada pasang

suami istri, pada kehamilan ke dua dapat menyebabkan kematian janin

dalam rahim, atau jika lahir menderita hati yang bengkak, anemia, kuning

14

Page 15: Laporan Praktikum Golongan Darah

(jaundice), dan gagal jantung. Hal ini terjadi karena anti rhesus

(penghancuran sel arah merah) atau hemolitik. (Tiblad et al. 2013)

  Ayah Rh + Ayah Rh -

Ibu Rh + Janin Rh +

Tidak bermasalah

Janian Rh +

Tidak

bermasalah.

Ibu Rh - Janin Rh +

Akan timbul

masalah karena beda

dengan ibu.

Janin Rh –

Tidak

bermasalah.

Tabel 1 (doc:ayahbunda.co.id) 

Kebanyakan manusia di dunia ini, sekitar 85% memiliki rhesus positif.

Dasar inilah yang mendukung pernyataan bahwa manusia berevolusi atau

berasal dari monyet. Rhesus positif identik dengan monyet, sedangkan asal

usul rhesus negatif masih dipertanyakan hingga sekarang, banyak teori

mengenai asal usul rhesus negatif, baik teori adam-hawa, geografis,

mutasi, keturunan yahudi, hasil perkawinan manusia dengan alien, hingga

sampai bahwa teori rhesus negatif adalah karunia ciptaan Tuhan, bukan

berasal dari evolusi hewan. (Carritt, Kemp, and Poulter 1997)

Umunya, dalam ras yang sama memiliki rhesus yang sama karena berasal

dari garis keturunan yang sama pula, rhesus menurun secara genetik

seperti golongan darah. Di Asia Rhesus (+) mendominasi. Rhesus negatif

lebih banyak pada orang Eropa (caucasoid). Untuk Asia ada satu suku

bangsa dengan Rhesus negatif yang cukup banyak yaitu orang Gurkha.

Untuk orang Indonesia memang sangat jarang rhesus negatif. (Carritt,

Kemp, and Poulter 1997)

15

Page 16: Laporan Praktikum Golongan Darah

3.2.5 Pewarisan RhesusSeperti golongan darah, rhesus juga diwariskan oleh orang tua melalui

gen, berikut tabel fenotip, genotip serta kemungkinan gamet yang akan

dimiliki oleh seorang anak.

Gambar 7 (mitaunair-fk12.web.unair.ac.id)

3.2.6 Perubahan Golongan Darah dan RhesusGolongan darah bisa berubah karena penambahan atau penekanan pada

antigen (substansi yang menentukan golongan darah). Hal ini bisa

disebabkan oleh infeksi, penyakit autoimmune (sistem kekebalan tubuh

menyerang tubuh sendiri), malignancy (kanker). (Won et al. 2013)

Golongan darah bisa juga berubah pada pasien transplantasi sumsum

tulang. Transplantasi sumsum tulang biasanya dilakukan pada penderita

leukimia dan beberapa penyakit lain. Misalnya orang dengan golongan

darah A mendapat transplantasi sumsum dari orang golongan darah O,

lama kelamaan golongan darahnya berubah menjadi O.

Dunia kedokteran pernah dihebohkan dengan beberapa kasus tindakan

medis yang berhasil mengubah golongan darah, seperti :

Transplantasi hati pada Demi-Lee Brennan (Australia) yang

ternyata mengubah darahnya dari O- menjadi O+

Wong Mei Moy (China) yg melakukan transplantasi sumsum

tulang belakang sehingga mengubah golongan darahnya dari AB

menjadi A

16

Page 17: Laporan Praktikum Golongan Darah

Tim penelitian medis asal Universitas Harvard dan Denmark yang

dapat mengubah semua golongan darah dengan bakteri unik jadi O.

medis masih mempelajari apakah proses perubahan tipe darah tersebut

dapat ditiru kembali pada pasien lainnya atau tidak. Benar tidaknya

golongan darah seseorang dapat berubah atau tidak, semua itu masih

membutuhkan penelitian yang panjang. Jika benar golongan darah ternyata

dapat berubah, itu merupakan penemuan yang luar biasa dalam dunia

medis.

3.2.7 Uji Golongan Darah dan RhesusUntuk mengetahui golongan darah seseorang dapat dilakukan dengan

pengujian yang menggunakan serum yang mengandung aglutinin.

Dimana bila darah seseorang diberi serum aglutinin A mengalami

aglutinasi atau penggumpalan berarti darah orang tersebut mengandung

aglutinogen A. Dimana kemungkinan orang tersebut bergolongan darah

A atau AB. Bila tidak mengalami aglutinasi, berarti tidak menngandung

antigen A, kemungkinan darahnya adalah bergolongan darah B atau O

(Kimball, 1999).

Bila darah seseorang diberi serum aglutinin b mengalami aglutinasi,

maka darah orang tersebut mengandung antigen B, berarti kemungkinan

orang tersebut bergolongan darah B atau AB. Bila tidak mengalami

aglutinasi, kemungkinan darahnya adalah A atau O. Bila diberi serum

aglutinin a maupun b tidak mengalami aglutinasi, kemungkinan darahnya

adalah O (Solomon, 1993).

17

Page 18: Laporan Praktikum Golongan Darah

Untuk menentukan golongan darah pedomannya sebagai berikut:

Golongan aglutinogen (antigen)

pada eritrosit

aglutinin (antibodi)

pada plasma darah

A

B

AB

O

A

B

A dan B

-

b

a

-

a dan b

Tabel 2

Jika aglutinin a (anti A) + aglutinogen A = terjadi aglutinasi

(penggumpalan)

Jika aglutinin b (anti B) + aglutinogen B = terjadi aglutinasi

(penggumpalan)

Jika anti Rhesus (antibodi Rhesus) + antigen Rhesus = terjadi aglutinasi

(penggumpalan)

Darah + anti Rhesus = aglutinasi → terdapat antigen Rhesus → gol Rh+

Darah + anti A= aglutinasi → terdapat aglutinogen A → gol A

Darah + anti B= aglutinasi → terdapat aglutinogen B → gol B

Penggunaan anti AB hanya untuk verifikasi (kepastian) saja. Tidak

digunakan juga tidak masalah (Priadi, 2009).

Pada darah setiap manusia tidak akan dijumpai aglutinogen/antigen dan zat

antinya (zat yang dapat menggumpalkan antigen). Jadi, jika seseorang

memiliki aglutinin A maka dalam darahnya tidak akan dijumpai aglutinin a

yang dapat menggumpalkannya. Sama halnya dengan orang yang memiliki

antigen B, maka di dalam darahnya tidak akan dijumpai zat

penggumpalnya. Demikian juga dengan orang yang memiliki aglutinin A

dan B, maka di dalam darahnya tidak akan ada aglutinin sama sekali.

berbeda dengan orang yang tidak memiliki aglutinogen, di dalam darahnya

akan dijumpai 2 macam aglutinin yaitu aglutinin a dan aglutinin b.

18

Page 19: Laporan Praktikum Golongan Darah

Pada percobaan kali ini yang dilakukan untuk mengetahui golongan darah

dan rhesus, mula-mula yang dilakukan adalah menyiapkan kartu uji

golongan darah yang sudah diisi biodata perserta golongan darah dan telah

teriisi keterangan. Kartu uji golongan darah berfungsi sebagai tempat

untuk meletakkan objek yang akan diamati. Kemudian mensterilkan salah

satu ujung jari yaitu jari manis dengan alkohol 70%. Alkohol 70%

berfungsi untuk mensterilkan jari manis dari kuman. Kemudian

menusukkan lancet ke jari manis yang telah disterilkan tadi, ditusukkan

pada pembuluh darah arteri. Setelah itu, menekan ujung jari yang telah

ditusuk tadi sehingga mengeluarkan darah dan meneteskan darah tersebut

pada kartu uji golongan darah, di sebelah kiri dan sebelah kanan,

kemudian meneteskan serum alfa di sebelah darah yang berada disebelah

kanan, dan meneteskan serum beta disebelah darah yang berada di sebelah

kiri, lalu mengaduknya dengan gerakan memutar dengan menggunakan

tusuk gigi. Serum alfa dan serum beta berfungsi untuk menentukan jenis

golongan darah yang ditandai dengan adanya aglutinasi dan tidak adanya

aglutinasi.

Pada Miftahul dan Rahayu (No 9 dan 14 pada tabel di atas ) di dapatkan

darah bergolongan B. Hal ini terjadi karena setelah darah ditetesi anti A

darah tersebut tidak menggumpal dan setelah ditetesi anti B darah tersebut

menggumpal.

Antingen adalah sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama

dalam produksi antibodi. Antingen biasanya berupa protein atau polisarida,

tetapi dapat juga berupa molekul lainnya, termasuk molekul kecil

dipasangkan dengan protein pembawa. Anti gen ini dibagi menjadi anti

gen A dan anti gen B. dimana anti gen A hanya terdapat dan dihasilkan

pada seseorang bergolongan darah A dan O, sedangkan anti gen B hanya

terdapat pada seseorang bergolongan darah B dan O.

19

Page 20: Laporan Praktikum Golongan Darah

Dikatakan bergolongan darah A, karena setelah darah tersebut dicampur

dengan serum alfa (anti A), darah tersebut mengalami aglutinasi.

Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung

aglutinogen A, dan serum darahnya dapat membuat aglutinin anti-B.

Dikatakan bergolongan darah B, karena setelah darah tersebut dicampur

dengan serum beta (anti B), darah tersebut mengalami aglutinasi.

Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam sel darah tersebut mengandung

aglutinogen B, dan serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A.

Dikatakan bergolongan darah O, karena tidak mengalami aglutinasi setelah

dicampurkan serum alfa (anti A) maupun serum beta (anti B). Hal ini

dikarenakan di dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen,

dan serum darahnya dapat membuat agglutinin anti-A dan agglutinin anti-

B.

Dikatakan memiliki Rhesus positif, karena mengalami aglutinasi setelah

dicampurkan serum anti rhesus. Aglutinasi terjadi dikarenakan di dalam

sel darah tersebut mengandung aglutinogen rhesus.

Dikatakan memiliki Rhesus negatif, karena tidak mengalami aglutinasi

setelah dicampurkan serum anti rhesus. Aglutinasi terjadi dikarenakan di

dalam sel darah tersebut tidak mengandung aglutinogen Rhesus.

20

Page 21: Laporan Praktikum Golongan Darah

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil tes golongan darah menjadi

berbeda, human error menjadi permasalahan yang paling

mendominasi. Cara penyimpanan reagen, suhu ruangan, cara menteteskan

reagen dan lainnya adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan

perbedaan hasil uji golongan darah. Demi keamanan dan keyakinan, coba

lakukan uji golongan darah lebih dari satu kali.

3.2.8 Transfusi DarahKarena ada perbedaan antigen dan antibodi pada individu, dari dasar inilah

muncul istilah donor universal dan resipien universal. Donor universal

(golongan O) adalah golongan darah yang bisa mendonorkan darahnya ke

semua golongan darah, karena tidak memiliki aglutinogen. Sedangkan

resipien universal (golongan AB) adalah golongan darah yang bisa

menerima darah dari semua golongan, karena tidak memiliki aglutinin.

Jadi O bisa menjadi donor ke semua golongan, dan AB bisa menjadi

resipien dari semua golongan.

Namun sebenarnya pernyataan diatas sudah lama ditinggalkan di ilmu

kedokteran, karena pada dasarnya kemungkinan terjadi penggumpalan itu

masih ada, sehingga sekarang sebaiknya mendonorkan darah dengan

golongan yang sama.

21

Page 22: Laporan Praktikum Golongan Darah

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A.; Reece, J.B.; Urry, L.A.; Cain, M.L.; Wasserman, S.A.; Minorsky, P.V.; Jackson, R.B. 2008 Biology. San Francisco: Pearson Benjamin Cummings.

Carritt, B., T. J. Kemp, and M. Poulter 1997 Evolution of the Human RH (Rhesus) Blood Group Genes: A 50 Year Old Prediction (Partially) Fulfilled. Human Molecular Genetics 6(6): 843–850.

Istamar, Samsuri, and dkk 2004 Biologi SMA Kelas XI. Malang: Erlangga.

Kimball, J. W 1999 Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.

Prawiroharto, Slamet 1995 Sains Biologi. Bogor: Bumi Aksara.

Priadi, Arif 2009 Biologi SMA XI. Bogor: Yudhistira.

Solomon, et al 1993 Biology. Savders-Collage Publishing.

Tiblad, Eleonor, Magnus Westgren, Dharmintra Pasupathy, Anita Karlsson, and Agneta T Wikman 2013 Consequences of Being Rhesus D Immunized during Pregnancy and How to Optimize New Prevention Strategies. Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica 92(9): 1079–1085.

Won, Dahae, Wonho Choe, Hee-Jung Kim, et al. 2013 Significance of Isoagglutinin Titer in ABO-Incompatible Kidney Transplantation. Journal of Clinical Apheresis.

22