Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

32
Laporan Praktikum Geologi Struktur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya. Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik, lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun geokronologi, untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut. Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan dengan proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk, susunan, atau struktur internal batuan kedalam bentuk, susunan, atau susunan intenal yang lain. Untuk memahami struktur geologi yang ada dan bagaimana proses terjadinya maka sangatlah perlu diadakan pengamatan secara langsung. Hal ini akan memudahkan dalam pemahaman serta dapat

Transcript of Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

Page 1: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

Laporan Praktikum Geologi Struktur

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan

permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya.

Geologi struktur mencakup bentuk permukaan yang juga dibahas pada studi

geomorfologi, metamorfisme dan geologi rekayasa. Dengan mempelajari struktur tiga

dimensi batuan dan daerah, dapat dibuat kesimpulan mengenai sejarah tektonik,

lingkungan geologi pada masa lampau dan kejadian deformasinya. Hal ini dapat

dipadukan pada waktu dengan menggunakan kontrol stratigrafi maupun geokronologi,

untuk menentukan waktu pembentukan struktur tersebut.

Secara lebih formal dinyatakan sebagai cabang geologi yang berhubungan dengan

proses geologi dimana suatu gaya telah menyebabkan transformasi bentuk, susunan,

atau struktur internal batuan kedalam bentuk, susunan, atau susunan intenal yang lain.

Untuk memahami struktur geologi yang ada dan bagaimana proses terjadinya maka

sangatlah perlu diadakan pengamatan secara langsung. Hal ini akan memudahkan

dalam pemahaman serta dapat mengetahui secara langsung struktur geologi yang ada.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dari pelaksanaan kegiatan Praktikum Geologi Struktur Program Studi Geologi

Pertambangan (Diploma III) Fakultas Teknik, Universitas Kutai Kartanegara, ini, meliputi

:

• Melatih mahasiawa dalam mengenali struktu-struktur yang ada.

• Untuk melatih dalam menganalisa persoalan - persoalan geologi struktur dengan

melihat bentuk rill dilapangan.

• Untuk mahasiswa, / mahasiwi terampil dan mahir dalam, menggunakan peralatan

Page 2: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

geologi dilapangan.

Adapun tujuan diadakan praktikum ini, yaitu

• Agar melihat secara, langsung bentuk kekar dan lipatan yang rill dilapangan.

• Untuk mengetahui arah penyebaran, stretigrafi, formasi, geometri unsur struktur,

struktur garis, struktur bidang, kedalaman dan ketebalan batuan.

• Untuk menganalisa, kekar dan lipatan yang menggunakan mitode Roset (kipas),

histrogram dan lainnya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Geometri Unsur Struktur

Unsur-unsur struktur secara geometris pada dasarnya hanya terdiri dari dua unsur

geometris yaitu :

1) Geometris Bidang/ Struktur Bidang

- Bidang perlapisan

- Kekar

- Sesar

- Foliasi

- Sumbu lipatan, dll.

2) Geometris Garis/ Struktur Garis

- Gores-garis

- Perpotongan dua bidang

- Liniasi, d1l.

Pemecahan masalah-masalah yang berhubungan dengan geometri struktur bidang dan

struktur garis seperti :

• Masalah besaran arah dan sudut, jarak dan panjang dari struktur bidang dan struktur

garis, misalnya ; menentukan panjang dari segmen garis, sudut antara dua garis, sudut

antara dua bidang, sudut antara gars dan bidang, jarak titik terhadap bidang, jarak titik

Page 3: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

terhadap garis.

Kelemahan dari metode ini adalah ketelitiannya sangat tergantung pada faktor-faktor :

• Skala penggambaran, ketelitian alas gambar dan tingkat keterampilan

sipengambar.Namun dibandingkan dengan metode-metode proyeksi yang lain

(proyeksi perspektif dan proyeksi seterografi), metode ini lebih cepat untuk memecakan

masalah struktur bidang dan struktur garis, karena secara langsung berhubungan

dengan kenampakan tiga dimensi, sehingga mullah dipahami.

Didalam metode grafis ini, struktur bidang dan struktur garis digambarkan pada bidang

proyeksi (bidang horisontal dan vertikal) dengan cara menarik garis¬-garis proyeksi

yang tegak lurus terhadap bidang proyeksi dan saling sejajar satu sama lain.

Definisi istilah-istilah dalam proyeksi orothogmfi

- Image Plane (IP) adalah bidang yang tegak lurus garis pandang, terletak antara mata

si pengamat dengan objek yang akan digambar.

- Line Of Sight (LS) adalah suatu garis yang berasal dari mata si pengamat sampai

kesuatu titik tertentu dalam obyek, dan sifatnya saling sejajar.

- Horizontal Plane (HP) adalah bidang khayal yang kedudukannya horisontal dan

merupakan tempat kedudukan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama Garis

proyeksi dari suatu titik sifatnya akan vertikal dan tegak lurus terhadap bidang ini.

- Front Plane (FP) adalah bidang khayal yang kedudukannya vertikal dan tegak lurus

terhadap bidang horisontal. Garis proyeksi yang ditarik dari suatu titik sifatnya horisontal

dan tegak lurus terhadap bidang ini.

- Profile Plane (PP) adalah bidang khayal yang kedudukannya vertikal dan tegak lurus

terhadap "Horizontal Plane" (HP) dan "Front Plane" (FP). Garis vertikal yang ditarik dari

suatu titik, sifatnya horisontal dan tegak lurus terhadap bidang ini.

- Folding Line (FL) adalah garis khayal yang merupakan perpotongan dua bidang

proyeksi. Garis ini berfungsi sebagai sumber putar bidang proyeksi vertikal sehingga

kedudukannya menjadi horisontal. Prinsip ini merupakan salah satu dasar dari proyeksi

orthografi yang merubah gambaran tiga dimensi menjadi dua dimensi.

Page 4: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

2.2 Struktur Bidang

Struktur bidang dalam geologi, struktur dapat dibedakan menjadi "Struktur Bidang Rill "

dan "Struktur Bidang Semu ".

1. Struktur bidang riil artinya bentuk dan kedudukan dapat diamati secara langsung

dilapangan, antara lain adalah

• Bidang perlapisan.

• Bidang ketidakselarasan.

• Bidang sesar.

• Foliasi.

• Bidang sayap lipatan. Bidang yang disebut terakhir ini sebenarnya merupakan

kedudukan bidang yang terlipat.

2. Struktur bidang semu artinya bentuk dan kedudukannya hanya bisa diketahui atau

didapatkan dari hasil analisa struktur bidang riil yang lain, contohnya adalah :

• Bidang poros lipatan.

Dikaitkan dengan penggolongan struktur menurut waktu pembentukannya, maka

dibedakan menjadi struktur bidang primer dan struktur bidang sekunder. Bidang-bidang

yang termasuk dalam struktur bidang primer adalah bidang perlapisan, bidang foliasi

bidang rekah kerut ( Mud Crack ), bidang kekar kolom ( Colomnar Joint ) pada batuan

beku, dan lain sebagainya. Sedangkan yang termasuk dalam struktur bidang sekunder

adalah bidang kekar, bidang sesar, bidang sayap lipatan.

Pada umumnya struktur bidang dinyatakan istilah-istilah, yaitu

1) Jurus ( Strike)

2) Kemiringan (Dip).

2.2.1 Definisi Istilah-istilah Struktur Bidang.

a. Jurus (Strike) adalah Arah dan gars horizontal yang merupakan perpotongan antara

bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal.

b. Kemiringan (Dip) adalah Sudut kemiringan terbesar yang dibentuk oleh bidang miring

dengan bidang horizontal dan diukur tegak lurus terhadap jurus.

c. Kemiringan Semu (Apparent Dip) adalah Arah tegak lurus jurus sesuai dengan arah

miringnya bidang yang bersangkutan dan diukur dan arah utara.

Page 5: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

Keterangan :

A – L : Struktur garis pada bidang ABCD

A – K : Arah Penunjaman (Trend)

A-K / K-A : Arah Kelurusan (Bearing) = Azimuth NAK

β : Penunjaman (Plunge)

т : Rake (Pitch)

Gambar 2.1. Proyeksi Bearing dan Plunge

2.2.2 Cara Penulisan ( Notasi ) dan Simbol Struktur Bidang

Untuk menyatakan kedudukan suatu struktur bidang secara tertulis agar dengan mudah

dan cepat dipahami, dibutuhkan suatu cara penulisan dan simbol pada pets geologi.

Penulisan ( Notasi ) struktur bidang dinyatakan dengan :

Page 6: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

- Jurus / Kemiringan

- Besar Kemiringan, arah kemiringan

a. Jurus / Kemiringan

• Sistem Azimuth, hanya mengenal satu tulisan yaitu N X°E/Y°, Besarnya X° antara 0° –

360° dan besarnya Y° antara 0° – 90°.

• Sistem Kwadran , penulisan tergantung kepada posisi kwadran yang diinginkan

sehingga mempunyai beberapa cara penulisan, misalnya:

- Sistem Azimuth, N 145° E/30°, maka menurut sistem kwadrannya adalah : N 35°

W/30° SW atau S 35° E/30° SW.

- Sistem Azimuth , N 90° E/45°, maka menurut sistem kwadrannya adalah : N 90° E/45°

S atau N 90° W/45° S atau N 90° E/45° S atau S 90° W/45° S.

b. Besar Kemiringan, Arah Kemiringan (Dip,Dip Direction)

Misalnya : Sistem azimuth N 145°E/30°, maka penulisan berdasarkan sistem "Dip, Dip

deriction ", adalah : 30°, N 235°E.

Penggambaran Simbol Struktur Bidang :

1. Garis jurus hasil pengukuran diplot dengan tepat sesuai arah pembacaan kompas di

titik lokasi dimana struktur bidang tersebut diukur.

2. Tanda arah kemiringan digambarkan pada tengah-tengah den tegak lurus garis jurus

searah jarum jam atau harga jurus ditambah 90° searah jarum jam. Panjang tanda

kemiringan ini kurang lebih sepertiga panjang garis jurus.

3. Tulis besar kemiringan pada ujung tanda kemiringan.

2.2.3 Cara Mengukur Struktur Bidang dengan Kompas Geologi.

1) Pengukuran Jurus

Bagian sisi kompas (sisi "E") ditempelkan pada bidang yang diukur. Kedudukankompas

dihorisontalkan, ditunjukkan oleh posisi level dari nivo "Mata Sapi" ( Bull's Eye Level ),

maka hargayang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga jurus bidang yang

diukur. Benlah tanda garis pada bidang tersebut sesuai dengan arah jurusnya.

2) Pengukuran Kemiringan.

Page 7: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

Kompas pada posisi tegaktempelkan sisi 'W' kompas pada bidang yang diukur dengan

posisi yang tegak lurus jurus pada garis jurus yang telah dibuat pada butir (1).

Kemudian Dinometer dieter sehingga gelembung udaranya tepat berada ditengah

(Posisi Level). Harga yang ditunjukkan oleh penunjuk pada skala klinometer adalah

besarnya sudut kemiringan dari bidang yang diukur.

3) Pengukuran Arah Kemiringan.

Tempelkan sisi "S" kompas pada bidang yang diukur. Posisikan kompas, sehingga.

horizontal (nivo "mata lembu" level), baca angka yang ditunjuk oleh jarum utara

kompas. Harga ini merupakan arah kemiringan (dip direction) dari bidang yang diukur.

2.2.4 Aplikasi Metode Grafis I untuk Struktur Bidang

Aplikasi yang diuraikan disini meliputi pemecahan masalah-masalah struktur bidang,

antara lain :

1. Menentukan kemiringan semu.

2. Menentukan kedudukan bidang dari dua kemiringan semu pada ketinggian yang

sama.

3. Menentukan kedudukan bidang dari dua kemiringan semu pada ketinggian yang

berbeda.

4. Menentukan Kedudukan Bidang berdasarkan problems tiga titik (Three Point

Problems).

Maksudnya menentukan kedudukan bidang dari tiga titik yang diketahui posisi dan

ketinggiannya, dimana titik tersebut terletak pada bidang rata yang sama.Dan bidang

tersebut tidak terlipat / terpatahkan serta ketiga titik tersebut ketinggiannya berbeda.

2.3 Struktur Garis

Seperti halnya struktur bidang, struktur garis dalam geologi struktur dapat dibedakan

menjadi dua yaitu:

• Struktur garis rill adalah struktur garis yang arah dan kedudukannya dapat diamati

langsung dilapangan misalnya gores garis yang erdapat pada bidang sesar.

• Struktur garis semu adalah semua struktur garis yang arah atau kedudukannya

ditafsirkan dari onentasi unsur- unsur struktur yang membentuk kelurusan atau laniasi.

Page 8: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

Berdasarkan seat pembentukanya struktur garis dapat dibedakan menjadi struktur garis

primer dan stn&w garis sekunder dari contoh-contoh struktur garis yang disebutkan

diatas yang termasuk struktur garis primer adalah liniasi atau penjajaran mineral -

mineral pada batuan beku tertentu ,arah liniasi struktur sedimen dan yang termasuk

struktur garis sekunder adalah gores-garis , liniasi memanjang fragmen breksi

sesar.garis poros lipatan dan kelurusan -kelurusan topografi, sungai, dsb.

Kedudukan struktur garis dinyatakan dengan istilah – istilah:

- Arah penujaman (Trend) penunjaman (Plunge).

- Arah kelurusan (Bearing) dan Rake atau Pitch.

2.3.1 Definisi Istilah – istilah dalam struktur garis.

Arah penujaman (Trend) adalah jurus dari bidang vertical yang melalui garis dan

menunjukan arah penunjaman garis tersebut ( hanya menunjukkan suatu arah tertentu).

Arah kelurusan (Bearing) adalah jurus dari bidang vertical yang melahn gar's tetapi

tidak menunjukan arah penunjaman garis tersebut (menunjukkan arah – arah dimana,

salah satu arahnaya merupakan sudut pelurusnya).

Rake (Pith) adalah besar sudut antara garis dengan garis horisontal, yang diukur pada

bidang dimana garis tersebut terdapat besamya rake sama dengan atau lebih kecil 90 .

Keterangan :

Page 9: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

A-B : Jurus (Strike) bidang ABCD, diukur terhadap arah utara

: Kemiringan (Dip) bidang ABCD, diukur terhadap arah utara

β : Kemiringan Semu (Apparent Dip)

O-A : Arah Kemiringan (Dip Direction)

Gambar 2.2. Proyeksi Kemiringan dan kemiringan semu

2.3.2. Cara Penulisan (Notes) dan Simbol Strukur Garis

Untuk menyatakan kedudukan suatu sruktur garis secara, tertulis dan suatu cara

penulisan simbol pada peta geologi.

Penulisan notes' sruktur garis dinyatakan dengan

• "Plunge, Trend ( arah penujaman)".

• Sistem Azimuth , hanya mengenal satu penulisan yaitu Y°,N X° E.

- Xo adalah "Trend',besarnya = 0° - 360°

- Y° adalah "Plunge", besarnya = 0° - 90° (sudut vertikal).

• Sistem Kwadran, Penulisan tergantung pada posisi kwadran yang diinginkan

sehingga, mempunyai beberapa cara penulisan, misalnya:

- Sistem azimuth, 30°,N 45° E, make menurut sistem kwadrannya adalah 45°,N 45° E.

- Sistem azimuth, 45°,N 90° E, make menurut sistem kwadrannya adalah 45°, N 90° E,

atau 45° S 90°E.

2.3.3 Cara Pengukuran Struktur Garis dengan Kompas Geologi

a. Pengukuran struktur garis yang mempunyai "Trend”

Adapun yang termasuk struktur garis ini adalah gores garis pada bidang sesar, arah

arus pembentukan struktur sedimen dan garis sumbu lipatan.

• Pengukuran Arah "Trend".

1. Tempelkan alat Bantu (buku lapanganl"Dipboard') pada posisi tegak dan sejajar

dengan struktur garis yang akan diukur.

2. Tempelkan sisi "W' atau "E" kompas pada posisi kanan atau kiri alat Bantu dengan

visir kompas ("Sighting Arm") mengarah kepenujaman struktur garis tersebut.

Page 10: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

3. Levelkan/horisontalkan kompas (Nivo Mata Sapi, dalam keadaan horisontal), make

harga yang ditunjuk oleh jarum utara, kompas adalah harga arah penunjamannya

("Trend").

• Pengukuran "Plunge" ( Sudut Penunjaman ).

1. Tempelkan sisi "W" kompas pada sisi etas alat bantu yang masih dalam keadaan

vertikal.

2. Levelkan "Dinometer" dan baca besaran sudut vertikal yang ditunjukkan oleh

penunjuk pada skala "Dinometer".

• Pengukuran "Pitch"( Rake ).

1. Buat garis horizontal pada bidang dimana sturktur garis tersebut terdapat (sama

dengan jurus bidang tersebut) yang memotong struktur garis yang akan diukur "Rake " -

nya.

2. Ukur besar sudut lancip yang dibentuk oleh garis horisontal, butir (1) dengan struktur

garis tersebut mengguna-k-an busur derajat.

b. Pengukuran Struktur Garis yang tidak Mempunyai "Trend"(Horisontal).

Adapun yang termasuk dalam struktur garis ini pada umumnya berupa arah¬arah

kelurusan (arah limasi fragmen breksi sesar, arah kelurusan sungai, arah kelurusan

gawir sesar, d1l). Jadi yang perlu diukur hanya arah kelurusan (bearing) saja.

• Pengukuran "Bearing".

1. Arah visir kompas sejajar dengan unsur-unsur kelurusan struktur garis yang akan

diukurmisalnya sumbu memanjang fragmen breksi sesar.

2. Pada posisi butir (1) levelkan kompas (nivo mata sapi dalam keadaan horisontal),

make harga yang ditunjuk oleh jarum utara kompas adalah harga arah"Bearing"-nya.

2.3.4 Aplikasi metoda grafis I untuk struktur garis

Aplikasi yang akan dibahas disini meliputi pemecahan masalah-masalah struktur garis

antara lain :

1. Menentukan "Plunge" dan "Rake" sebuah garis pada suatu bidang.

2. Menentukan kedudukan struktur garis dari perpotongan dua bidang.

2.4 Tebal dan Kedalaman

Page 11: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

Penentuan tebal dan kedalaman dalam geologi struktur pada dasarnya merupakan

aplikasi dari metode grafis dan goneometris.

2.4.1 Tebal

Tebal merupakan jarak tegak lures antara dua bidang yang sejajar, yang merupakan

batas lapisan batuan.

Gambar 2.3. Proyeksi Ketebalan

Secara garis besar, masalah–masalah penetuan ketebalan dapat dibedakan

berdasarkan cara perhitungan nya menjadi :

1) Perhitungan berdasarkan pengukuran langsung

Perhitungan secara langsung hu dapat dilakukan dilapangan dengan syarat kemiringan

lereng tegak lures dengan kemiringan lapisan,seperti :

- Medan datar/tak berelief dengan lapisan relatif tegak (Gambar 2.4.1.a).

- Medan vertical dengan lapisan relative horizontal, (Gambar 2.4.1.b).

Page 12: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

Gambar 2.4. Pengukuran medan vertical dan horizontal

2) Perhitungan berdasarkan pengukuran tidak langsung.

Perhitungan secara tidak langsung im dapat dilakukan dengan macam-macam cara

tergantung pada

1. Keadaan topografi.

2. Kedudukan lapisan batuan.

Unsur-unsur yang dijumpai dilapangan yang dipakai sebagai data perhitungan geometri

adalah:

1. Lebar singkapan (s).

2. Kedudnkan /kemiringan lapisan batuan (o).

3. Besar sudut lintasan arahjums lapisan ().

4. Besar sudut kemiringan lereng /slope (β).

3) Menentukan Tebal Batuan

Diilustrasikan sebagai berikut:

Dimana :

w : Tebal Semu

o : Dip/Kemiringan Semu

β : Slope/ Kemiringan Lereng

Dip > Slope

Rumus : t = w sin (180o - o – β})

t = w sin β

t = w cos β

Dimana : w = Tebal Semu

o = Dip/Kemiringan Lapisan

β = Slope/Kemiringan Lereng

t = Tebal Sebenarnya

Page 13: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

2.4 Kedalaman

Kedalaman merupakan jarak vertical dari ketinggian tertentu (permukaan air laut) ke

arah bawah terhadap suatu titik, garis atau bidang.

Gambar 2.6. Proyeksi Kedalaman

Secara, garis besar, masalah – masalah penentuan kedalaman dapat dibedakan /dibagi

berdasarkan cara perhitungan nya menjadi :

1. Perhitungan berdasaarkan pengukuran tegak lurus jurus lapisan.

2. Perhitungan berdasarkan pengukuran tidak tegak lurus jurus lapisan.

2.4.1 Pengukuran kedalaman pada, arah lintasan tegak lurus jurus lapisan

1. Medan datar/topografi tidak berelief

d = 1 tg o

keterangan :

d : Kedalaman

I : Panjang lintasan pengukuran

2. Medan /topografi dengan slope

a. Dip searah dengan slope.

d = I (cos βo. tg o - sin βo) (Gambar 2.4.3)

b. Dip berlawanan dengan slope.

d = I (cos βo . tg o + sin βo) (Gambar2.4.4)

2.4.2 Pengukuran kedalaman pada arah tidak tegak lurus jurus lapisan

a. Dip searah dengan slope

d = I (tg o. cos βo. - sin o – sin βo)

Page 14: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

b. Dip berlawanan dengan slope

d = I (tg o. cos βo. - sin o + sin βo)

2.5 Pola Singkapan dan Peta Geologi

Pola singkapan adalah suatu bentuk penyebaran batuan dan struktur yang

tergambarkan dalam peta geologi .

Peta geologi adalah suatu peta yang menggambarkan keadaan geologi daerah

tersebut, meliputi penyebaran batuan (litologi), penyebaran struktur dan bentuk

morfologinya.

Besar dan bentuk dari pola singkapan tergantung dari beberapa hal, yakni:

1. Tebal lapisan.

2. Topografi/morfologi.

3. Besar kemiringan (Dip) lapisan.

4. Bentuk struktur lipatan.

Hukum " V" (V Rule)

Hubungan antara lapisan yang mempunyai kemiringan dengan bentuk topografi berelief

akan menghasillcan .suatu pola singkapan yang beraturan, diamana aturan tersebut

dikenal dengan hukum "V". Aturan-aturan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Lapisan horizontal akan membentuk pola singkapan yang mengikuti pola garis

kontur.

b) Lapisan dengan kemiringan yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng maka

kenampakan lapisan akan memotong lembah dengan pola singkapan membentuk huruf

"V" yang berlawanan dengan arah kemiringan lembah.

c) Pada lapisan tegak akan membentuk pola singkapan berupa garis lurus dimana pola

singkapan ini tidak dipengaruhi oleh keadaan topografi.

d) Lapisan yang miring searah dengan arah kemiringan lereng dimana kemumgan

lapisan lebih besar danpada kemiringan lereng akan membentuk pola smgkapan

dengan huruf "V" mengarah sama (searah) dengan arah kemiringan lereng.

e) Lapisan dengan kemiringan yang searah dengan kemiringan lereng dimana besar

Page 15: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

kemiringan lapisan lebih kecil dari kemiringan lereng , maka pola singkapannya akan

membentuk huruf "V" yang berlawanan dengan arah kemiringan lereng /lembah.

f) Lapisan yang kemiringan nya searah dengan kemiringan lembah dan besarnya

kemiringan lapisan sama dengan kemiringan lereng/lembah maka pola singkapan

tampak .

2.5.1 Metoda Pembuatan Pola Singkapan dan Peta Geologi

Dalam pembuatan peta geologi, dilakukan dengan cara mengamati singkapan-

singkapan batuan yang dijumpai. Pengamatan singkapan batuan biasanya dilakukan

dengan mengambil jalur disekitar aliran sungai disepanjang aliran sungai inilah dapat

dijumpai smgkapan batuan dengan baik.

Pengamatan yang dilakukan meliputi jenis batuan, penyebaran, kedudukanya,

hubungan antar satuan (litologi), strukturnya (baik struktur primer maupun skunder).

a) Data singkapan dari flap lokasi pengamatan diplotkan pada peta dasar (peta

topogmfi) berupa simbol, tanda, warns.

b) Batas litologi, garis sesar, sumbu lipatan dapat berupa garis penuh (tegas) bila

diketahui dengan pasti atau berupa garis putus-putus jiak diperkirakan.

c) Legenda peta diurutkan sesuai dengan urutan stratigmfi (hukum superposisi).

d) Penyebaran satuan batuan (pola singakapannya dapat ditarik batasnya diantara

satuan batuan yang berlamw dengan memperhatikan hukum "V".

2.5.2 Pembuatan Penampang Geologi

Suatu gambaran yang memperlihatkan keadaan geologi secara vertical, sehingga

diketahui hubungan satu dengan lamnya. Dalam pembuatan penampang geologi dipilih

suatu jalur tertentu sedemikian rupa, sehingga dapat memperlihatkan dengan jelas

semua keadaan geologinya secara vertikal. Dalam hal ini dipilih atau dibuat suatu jalur

yang arahnya tegak lurus terhadap jurus umum lapisan batuan, sehingga dalam

penampang akan tergambarkan keadaan kemiringan lapisan yang asli (true dip).Namun

pembuatan penamapang terkadang jugs melalui jalur yang tidak tegak lurus terhadap

Page 16: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

jurus lapisan batuan maka disini penggambaran besar kemiringan lapisan nya adalah

merupakan kemiringan lapisan semu (apparent dip) yang besarnya sesuai dengan arah

sayatan terhadap jurus lapisan batuan.

Rekonstruksi :

a) Perhatikan arah sayatan penampang terhadap jurus umum lapisan (tegak lurus atau

tidak).

b) Buat "base line" yang panjangnya sama dengan panjang garis penampang peta

geologi.

c) Buat "end line" dan berikan angka – angka yang menunjukan ketinggian sesuai

dengan skalanya.

d) Buat "profile line" dengan cara mengeplot ketinggian garis kontur yang terpotong

garis penampang, dan kemudian hubungkan.

e) Gambarkan keadaan geologinya, meliputi batas lapisan, batas struktur dan lainnya,

yang terpotong oleh garis penampang.

2.6 Metoda Statistik

Metoda, statistik, yakni suatu metoda, yang diterapkan untuk mendapatkan kisaran

harga rata – rata atau harga maksimum dari sejumlah data acak satu jenis struktur .

dari sim kemudian dapat diketahui kecenderungan – kecenderungan, bentuk pola,

ataupun kedudukan umum dari jenis struktur yang sedang dianalisa .

Metoda, statistik yang sering atau umum dipakai dalam kegiatan analisa struktur, terdiri

dari 2 (dua) metoda, yang pengelompokannya, didasarkan etas banyaknya parameter

yang akan diketahui hasil statistiknya.

Metoda statistik dengan satu, parameter yakni pembuatan diagram yang didasarkan

atas, sejumlah data struktur yang hanya, memiliki satu, parameter saja.

Metoda statistik dengan dua parameter yakm pembuatan diagram --diagram,

bedasarkan sejumlah data struktur yang memiliki parameter.

2.6.1 Diagram Kipas

Tujuan diagram ini dimaksudkau untuk mengetahui arah kelurusan umum dari unsur –

unsur struktur yang data-datanya, hanya, terdiri dari satu unsure pengukuran.

Page 17: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

Tabulasi data - data pengukuran yang terkumpul dimasukan kedalam suatu. table

(tabulasi data),dengan tujuan untuk mempermudah proses dalam pembuatan

diagramnya. Dalam hal ini jumlah data tidak terdapat batasan mengenai banyak nya

data yang harus dikumpulkan. Semakin banyak data lapangan dalam analisa, make

hasilnya akan mendekati keadaan sebenarnya.

Pembuatan Diagram Kipas

Dari pemasukan data-data pengukuran kedalam data suatu tabel diperoleh harp

prosentase maksimum 24%. Harga ini dipakai sebgai patokan untuk menetukan

panjang jari –jari diagram setengah lingkaran .

Panjang jari–jari Dari harga maksimum 24% = 6 cm. kemudian panjang jari–jari tersebut

dibagi enam , sehingga, setiap satu, interval berharga, 4%. Selanjutnya dari setiap

interval dibuat busurnya, dengan pusat titik nol dan panjang jari–jari sama, dengan

interval yang bersangkutan. kemudian bagilah sisi paling luar dari busur sesuai dengan

pembagian arahnya. Melalui pembagian interval tersebut tariklah garis- garis kearah

pusat busur.

2.6.2. Diagram roset.

Tujuan diagram ini dimaksudkan untuk mengetahui arah kelurusan umum dari unsur –

unsur struktur yang data – datanya hanya memiliki satu pengarahan.

Tabulasi data –data pengukuran lapangan yang terkumpul dimasukan kedalam suatu

table dengan tujuan untuk mempermudah pembuatan diagramnya.

Pembuatan diagram roset

Pada prinsipnya cara pembuatan diagram roset ini sama dengann cara pembuatan

diagram kipas . perbedaanya hanya terletak pada bentuknya, diagram kipas berbentuk

setengah lingkaran sedangkan diagram roset merupakan lingkaran penuh.

2.7 Kekar

Suatu rekahan yang relative tanpa mengalami pergesaran pada bidang rekahannya .

Page 18: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

penyebab tedadinya kekar dapat disebabkan oleh gejala tektonik maupun non tektonik.

Klasifikasi kekar ada beberapa macam, tergantung dasr klasifikasi yang digunakan,

diantaranya :

a) Berdasarkan bentuknya.

b) Berdasarkan ukurannya.

c) Berdasarkan kerapatannya.

d) Berdasarkan cara terjadinya (genesanya).

2.7.1 Klasifikasi kekar berdasarkan genesanya

a. Shear joint (kekar gerus), tedadinya akibat adanya tegasan tekanan (compressive

stress).

Gambar 2.8. Kekar Gerus

• Tanda-tanda untuk mengetahui kekar genus ini

- Bidang kekar rata (lurus)

- Adakala terdapat struktur "Pumice" akibat pergeseran yang sangat kecil.

- Bidang kekar rata dan rapat, tak ada pengisian walau memotong batuan yang

bermacam-macam maka dibidangnya tetap rata.

b. Kekar tegangan (Tension joint) atau kekar tarik adalah kekar yang terjadi karena

gaya tarik (tension) diman kekamya tegak lurus dengan gaya pembentuknya.

Gambar 2.9. Kekar Tarik

• Tanda-tanda kekar tarik di lapangan

- Sifatnya membuka

- Biasanya rekahanya terisi dengan batuan lain

- Bidang kekar tidak rata, sehingga jika memotong permukaan akan berupa garis yang

tidak lurus.

Tension joint (tension stress), dibedakan atas ;

a. Extension joint, terjadi akibat pemekaran atau tarikan.

Page 19: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

b. Release joint, terjadi akibat berhentinya gaya yang berkerja.

2.7.2. Analisa Kekar

Secara skematis prosedur analisanya dalah sebagai berikut : Pengumpulan atau

pencataan data – pengelompokan data- penyajian data- analisa data- interpretasi-

diskusi.

Untuk analisa data , digunakan metoda statistic yang dilakukan dengan:

a. Diagram kipas.

- Pita radial.

- Garis radial.

b. Histogram.

Diagram kontur, dengan mengunakan proyeksi streografi dan proyeksi kutup.

Tujuan analisa :

- Menentukan kedudukan atau arah umum dari kekar.

- Menentukan arah umum dari gaya utama.

2.8 Sesar

Suatu, bidang rekahan atau zona rekahan yang telah mengalami pergeseran.

Beardasarkan tipe gerakannya secara umum dibedakan atas :

a. Sesar translasi, yaitu jenis sesar yang pergeseranya sepanjang garis lurus.

b. Sesar rotasi , yaitu jenis sesar yang pergeseranya, mengalami perputaran/ terputar.

Sifat pergeseran sesar dapat separation ( pergeseran semu) dan slip pergeseran

relative) :

a. Separation jarak adalah tegak lurus antara dua bidang yang tergeser dan diukur

pada bidang sesar.

b. Slip adalah pergeseran relative pada sesar , diukur dari blok 1 ke blok lamnya,

merupakan pergesaran titik - titik yang sebelumnya berimpit. Total pergeseran relatifnya

disebut dengan net — slip.

Unsur-unsur / istilah dalam sesar :

a. Bidang sesar , yaitu, suatu, bidang sepanjang rekahan dalam batuan yang

tergeserkan.

Page 20: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

b. Dip sesar, yaitu sudut antara, bidang sesar dengan bidang horisontal dan diukur

tegak lurus jurus sesar. Strike dan dip sesar menunjukkan kedudukan dari bidang

sesar.

c. Hade yaltu sudut antara, garis vertikal dengan bidang sesar, dan merupakan penyiku

dari dip sesar.

d. Thrue , yaitu komponen vertikal dari slip / speration diukur pada bidang vertikal yang

tegak lurus jurus sesar.

e. Heave, yaitu komponen horisontal dari slip / separation , diukur pada bidang vertical

yang tegak lurus, jurus sesar.

f. Hanging wall dan foot wall yaitu blok yang terletak diatas bidang sesar dan dibawah

bidang sesar.

Gambar 2.10. Struktur Sesar.

2.8.1 Klasifikasi bidang sesar

Penamaan dari suatu sesar adalah tergantung dari dasar klasifikasi yang digunakan,

diantara sebagai berikut :

Berdasarkan orientasi pola tegasan utama yang menyebabkannya

a. Thrust fouls, jika tegasan utama maksimum dan intermediate adalah horisontal.

b. Normal fault, jika pola tegasan utama maksimum adalah vertikal.

c. Wrench fault (strek slip fault), jika pola tegasan utama maksimum dan minimum

adalah horisontal.

2.9 Lipatan

Merupakan basil perubahan bentuk dan suatu bahan yang ditunjukkan sebagai

lengkungan atau kumpulan dan lengkungan pada unsure garis atau bidang di dalam

bahan tersebut.

Mekanisme gaya yang menyebabkannya ada dua macam :

a. Buckling (melipat) disebabkan oleh gaya tekan yang arahnya sejajar dengan

permukaan lempeng.

Page 21: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

b. Bending (pelengkungan), disebabkan oleh gaya tekan yang aralmya tegak lurus

permukaan lempeng.

Berdasarkan proses lipatan dan jenis batuan yang terlipat dapat di bedakan menjadi 4

macaw lipatan, yaitu :

a. Flexur /Competent Folding termasuk di dalamnya Parallel Fold.

b. Flow /Incompetent Folding termasuk di dalamnya Similar Fold.

c. Shear folding.

d. Aexure and flow folding.

2.9.1. Unsur-unsur lipatan

a. Antiklin adalah unsur shuktur lipatan dengan bentuk convex keatas dengan urutan

lipatan batuan yang tua di bawah dan yang muda diatas.

b. Sinklin adalah unsur struktur lipatan dengan bentuk concave keatas dengan uratan

lapisan batuan yang tua dibawah dan yang muda di etas.

c. Antiform adalah unsur shuktu lipatan seperd antil-din dengan lipatan batuan yang tua

diatas dan yang muda di bawah.

d. Sinform adalah unsur struktur lipatan seperd sinklin dengan lapisan batuan tua diatas

dan yang muda di bawah.

e. Hinge adalah pelenkungan maksimum dari lipatan

f. Crest adalah puncak titik tertinggi dari lipatandil.

Gambar 2.11. Struktur Lipatan

2.9.2 Klasifikasi lipatan

Untuk menamakan suatu lipatan harus sesuai dengan klasifikasi yang sudah ada, yang

mane klasifikasi tersebut ada bermacam-macam tergantung dari dasar yang di

gunakan.

Page 22: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

2 9.3 Analisa Lipatan

Analisis lipatan dilakukan untuk mengetahui arah lipatan, kedudukan bidang sumbu dan

garis sumbu, bentuk lipatan,penunjaman dan pole tegasan yang berpengaruh terhadap

pembentukan lipatan.

Untuk struktur lipatan yang ben&uran kecil (mikro) dan bentuk tiga dimensi dapat

ditaksirkan, analisanya dilakukan dilapangan dengan cara mengukur langsung unsur-

unsurnya (kedudukan garis-garis sumbu bentuk lipatan, dan arah penunjaman).

Untuk lipatan berskala besar (mayor fould) dimana sexing bentuk utuhnya tidak teramati

secara langsung atau struktur lipatan itu sudah terkikis make terhadapnya dilakukan

analisis yang berdasarkan pada :

a. Mengukur kedudukan struktur bidang yang terlipat, yakni bidang perlapisan (bedding

or lentation) pada batuan sediment dan bidang-bidang foliasi pada batuan metamorf.

b. Mengukur kedudukan "deavage" (deavage orientation) yakni rekahan yang bervariasi

sejajar dan umumnya sejajar pula dengan kedudukan bidang sumbu lipatan ( axial

plane deavages ).

c. Mengukur bidang-bidang dan garis-garis sumbu lipatan-lipatan kecil Hinge lines of

small fold).

b. Mengukur perpotongan bidang-bidang perlapisan dengan "deavage" (deavage

bedding intersection).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pelaksanaan praktikum geologi struktur dapat disimplkan bahwa :

1. Geologi struktur adalah studi mengenai distribusi tiga dimensi tubuh batuan dan

permukaannya yang datar ataupun terlipat, beserta susunan internalnya.

2. Unsur-unsur struktur secara geometris pada dasarnya hanya terdiri dari dua unsur

geometris yaitustruktur bidang dan struktur garis dimana struktur bidang terdiri dari

Bidang perlapisan kekar, sesar, foliasi dan sumbu perlipatan sedangkan struktur garis

terdiri dari gores-garis, perpotongan dua bidang, liniasi dan lain-lain.

Page 23: Laporan Praktikum Geologi Struktur d masukin

3. Struktur geologi perlu di pelajari karena pada daerah ini merupakan tempat

terperangkapnya mineral-mieral berharga.

4. Pola singkapan adalah suatu bentuk penyebaran batuan dan struktur yang

tergambarkan dalam peta geologi.

5. Besar dan bentuk dari pola singkapan tergantung dari beberapa hal, yakni:

• Tebal lapisan.

• Topografi/morfologi.

• Besar kemiringan (Dip) lapisan.

• Bentuk struktur lipatan.

6.

3.2 Saran

Berdasarkan dari keseluruhan pertemuan dan pelaksanaan praktikum, baik indoor

maupun out door, penulis menyarankan agar pelaksanaan praktikum selanjutnya dapat

lebih baik lagi, yaitu persediaan peralatan-peralatan lapangan agar dapat diperbanyak

dan diperbaharui sehingga membuat mahasiswa lebih terampil dan mahir dalam

pengaplikasian di lapangan, serta untuk pelaksanaan praktikum di lapangan (out door)

lebih ditingkatkan lagi, mengingat kegiatan praktikum di lapangan lebih aplikatif.