Laporan Praktikum Fisiologi Hewan
Transcript of Laporan Praktikum Fisiologi Hewan
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
Oleh:
Abdul Ghoni
09308141042
PRODI BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
KEGIATAN 1
SISTEM KARDIOVASKULER; MENGAMATI STRUKTUR ANATOMI JANTUNG
MAMALIA
Tujuan praktikum:
1. Mengamati stuktur mikroskopis anatomi jantung mamalia (kambing)
Dasar teori
Traspor tertutup pada mamalia khususnya manusia dan vertebrata lain dapat
dilakukan melalui sistem sirkulasi tertutup, atau disebut sistem kardiovaskuler. Komponen
kardiovaskuler adalah jantung, pembuluh darah, dan darah.
Pengamatan yang mendalam mengenai jantung mamalia yang berbilik empat
membrikan pemahaman yang lebih lengkap mengenai bagaimana sirkulasi ganda bekerja.
Jantung terutama tersusun dari jaringan otot jantung. Kedua ateri mempunyai dinding yang
relative tipis dan berfungsi sebaagai ruangan penampung darang yang kembali ke jantung dan
hanya memompa darah dalam jarak yang sangat dekat menuju ventrikel. Ventrikel
mempunyai dinding yang lebih tebal dibandingkan dengan atrium, terutama ventrikel bagian
kiri yang berfungsi memompa darah ke luar organ tubuh melalui sirkuit sistematik.
Empat katup dalam jantung, yang masing-masing terdiri atas kelepak-kelepak
jaringan ikat, berfungsi untuk mencegah aliran darah balik. Antara setiap atrium dan ventrikel
terdapat katup atrioventrikular (AV). AV ditambatkan oleh jaringan ikat kuat sehingga
menccegah terjadinya perputaran balik aliran darah dari dalam ke luar. Tekanan yang
dbangkitkan oelh kontraksi ventrikel yang sangat kuat akan menututp katup AV, sehingga
menjaga darah agar tidak kembali ke atrium. Katup semilunar, terletak di kedua pintu keluar
jantung, tempat aorta meninggalkan ventrikel kiri dan artiri pulmoner meninggalkan ventrikel
kanan. Darah dipompakan kelur dan masuk ke dalam arteri melalui katup semilunar, yang
diaksa membuka oleh kontraksi ventrikel. Ketika ventrikel berkontraksi, darah mulai
mengalir kembali menuju jantung, menuuutp katup semilunar , mencegah darah masuk
kembali ke dalam venrikel. Dinding arteri yang elastis akan mengembang ketika menerima
darah yang dikeluarkan dari ventrikel. Dengan menghitung denyut nadi anda, yang
merupakan peregangan arteri secar berirama yang disebabkan oleh tekanan darah yang
disebabkan oleh kontraksi ventrikel ang sangat kuat, anda dapat menghitung denyut nadi
anda.
Suara jantung yang dapoat kita dengan melalui bantuan stetoskop disebabkan oleh
penutupan katup.suara pertama disebabkan oleh rekiol darah yang melawan katup AV yang
tertutp. Sedangkan bunyi kedua terdengan disebabkan oleh rekiol darah melawan katu
semilunar yang tertutup (Cambell, jilid III, 2000).
Struktur Jantung
Jantung tersusun dari bagian-bagian yang tersruktur secara sistemik dan ritmis. Setiap
bagian memiliki peran penting dalam menopang kesempurnaan kinerja jantung. Berikiut
berbagai bagian jantung dan keterangannya.
Dinding jantung; dinding jantung tersusun atas tiga lapisan jaringan. Bagian terbesar
dinding ini terdiri terutama dari otot yang kita kenal sebagai otot jantung atau myocardium.
Pembungkus myocardium pada sisi luar dan yang melekat padanya adalah pericardium
visceral atau epicardium, yang membatasi sisi dalam dinding myocardium adalah lapisan
lembutendotial yang dikenal sebagai endocardium. Pada permukaan dalamnya myocardium
menonjol dalam bentukan sebagai bukit, yaitu musculus papilaris.
Ronggam dalam jantung; bagian dalam jantung terdiri atas empat bagian, dua di atas
dua lainnya di bawah. Ruang atas disebut atrium atau serambi dan ruangan baah disebut
ventrikelatau bilik. Ventrikulus lebih besar dan lebih tebal dibandingkan degan atria.
Lubang-lubang dan katup; katup-katup jantung meruakan alat mekanikal yang
memungkinkan aliran darah dalam satu arah. Ada empat perangkat katup yang penting untuk
kenormalan fungsi jantung. Dua darinya terdapat di dalam jantung, yaitu valvulacuspidalais,
menjaga lubang antara ventrikel dengan arteri. Dua yang lainnya berada di luar jantung yaitu
valvula semilunar, terletak di bagian arteri pulmonalis dan aorta besar
Vulvula semilunaris terdiri dari gelembir berbentuk separo bulatan mencuat dari sisi
arteri pulmonalis dan aorta. Biola vulvula ini ditutup, darah mengisi ruang antara gelambir
dan dinding [embulauh darah, menyebabkan setiap gelambir serupa sebuah bket bunga yang
diisi sedikait (Soedjono Basoeki, 1998)
Alat dan Bahan:
1. Skalpel
2. Pinset
3. Klem
4. Penusuk
5. Gunting
6. Bak parafin
Metode praktikum:
1. Menyiapkan jantung kambing ang akan diamati pada bak paraffin
2. Ebelum dilkukan pengirisan, terlebih dahilu mengamati bagian-bagian jantung secara
seksama dari bagian luar terlebih dahulu
3. Mlakukan pengirisan melalui bagian median jantung kemudian mengamati bagian-
bagian dalamya.
4. Mengamati pebedan struktur otot atrium dan ventrikel, dinding arteri dan vena,
vulvula bikuspidalis dan trikuspidalis.
5. Menggmbar struktur anaomi jantung.
Hasil pengamatan:
Gambar 1. Anatomi makroskopi jantung diambil dari berbagai sumber
Pembahasan
Jantung merupakan oergan berotot yang mempunyai empat ruangan di dalamnya,
bntuk dan ukurannya kurang lebih seperti kepalan tinju kita. Terletak pada rongga
mediastinum, kira-kira duapertiganya pada sebelah kiri garis tengah tubuh dan spertiganya di
sebelah kanan. Batas bawahanya yang membentuk ujung tumpul dikenal dengan sebutan
apex, terletak di atas diafragma, dengan ujung kea rah kiri. Kinerja jantung dikendalaikan
oleh otot jantung, artinya dalam tiap detak jantung memompa darah dilakukan dengan
keadaan otomatis atau taksadar. Beberbeda dengan saat kita mengerakan tangan kita untuk
meraih sesuatu.
Menarik sekali bagi kita, yang mengatas namakan sebagai ilmuan atau pelajar untuk
mempelajari jantung secara anatomis dengan dikorelasikan berdasarkan fungsi. Jantung
adalah organ vital yang berfungsi sebagai pusat terminal sirkulasi sumber-suber nutrisi yang
dibutuhkan oleh tiap sel dalam tubuh kita. Jadi jantung memiliki peran yang sangat penting
dalam kelangsungan hidup suatu organisme.
Mamlia pada khususnya memiliki trasportasi tertutup, artinya dalam peredaran
sumber nutrisi dilakukan secara tertutup oleh saluran yang panjang dan rumit. Yang
semuanya terhubung secara sistemis dan canggih ke jantung. Jadi dapat kita bayangkan
bahayanya bila terjadi kerusakan pada organ ini.
Jantung memiliki komponen structural. Tersusun atas berbagai macam bagian dan
akan kita bahas pada paragraph ini dan selanjutnya berdasarkan pengamatan dalam praktikum
ini.
Dinding jantung, dinding jantung tersusun atas tiga lapisan jaringan, bagian terbesar
dinding ini terutama dari otot yang dikenal sebagai otot jantung atau myocardium.
Pembungkus myocardium pada sisi luar dan melekat padanya adalah pericardium visceral
atau epicardium, sedangkan yang membatasi sis dalam dinding myocardium adalah lapisan
lembut endotial yang disebut endocardium. Pada permukaan dalamnya myocardium
menonjol ke dalam bentukan seperti bukit, yaitu, musculus papillaris.
Rongga dalam jantung. Bagian dalam jantung dibagi menjadi empat ruang, dua di atas
dan sua lainnya di bawah. Ruang atas disebut atrium atau serambi, ruang baah disebut
ventrikel atau bilik
Lubang-lubang dan katup. Katup jantung adalah alat meanik yang memungkinkan
jantung memompa darah dalam satu arah saja. Ada empat perangkat katup yang penting
untuk kenormalan fungsi jantung. Dua di antaranya ada dalam jantung disebut vulvula
cuspidalis, menjaga lubang antara serambi dengan bilik. Dua lainnya disebut vulvula
seminularis, terletak di bagian dalam arteri pulmonalis dan aota besar, yang berturut-turut
muncul dari ventriculus kanan dan kiri.
Kesimpulan
1. Penampakan mikroskopi jantung mamalia tersusun secara structural dan sistemik.
Setiap bagian memberikan peran berdasarkan bentuk dan fungsi. Yaitu sebagai
berikut.
Dinding jantung terdiri aas tiga bagian; myocardium, endocardium, dan
musculus papilaris.
Rongga pada jantung terdiri dari empat bagian, dua di antaranya terdapat di
bagian atas disebut sebagai atrium, dan dua sisanya berada di bawah disebut
ventrikulus. Susunan ventrikulus lebih tebal otot jantungnya karena pada bilik
memiliki fungsi berat untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh melalui
saluran panjang dan rumit.
Katup-katup jantung terdiri atas empat bagian, dua diantaranya sebagai
pemisah antara atrium dengan ventrikulus disebut sebagai vulvula cuscupidalis
atau vulvula atrioventrikularis. Ii berfungsi agar aliran darah dalam jantung
tetap satu arah. Dua lainnya berada diluar tepatnya pada arteri pulmonalis dan
dan aorta esar disebut sebagai vulvula seminularis.
KEGIATAN 2
SISTEM KARDIOVASKULER: MENGHITUNG DENYUT NADI DAN CARDIAC
OUTPUT
Tujuan praktikum:
1. Mengukur denyut nadi (pulsus) pada arteri radialis
2. Menghitung cardiac output
Dasar teori
Struktur anatomi jantung dengan bagian-bagian penting yang ada di dalamnya
memberikan gambaran dan pemahaman tentang system sirkulasi yang canggih dan
terorganisisr secara sempurna agar system fisiologis tetap terjaga. System kardiovaskuler
atau sirkulasi tertutup pada manusia dan vertebrata lain memiliki konsekuen terhadap
bentuk snatomi yang berorentasi pada fisiologis yang selaras dan serasi. Berbeda dengan
system sirkulasi terbuka pada kingdom Animalia pada tingkatan strata rendah.
Jantung tersusun dari bagian-bagian yang tersruktur secara sistemik dan ritmis. Setiap
bagian memiliki peran penting dalam menopang kesempurnaan kinerja jantung.
Empat katup dalam jantung, yang masing-masing terdiri atas kelepak-kelepak
jaringan ikat, berfungsi untuk mencegah aliran darah balik. Antara setiap atrium dan
ventrikel terdapat katup atrioventrikular (AV). AV ditambatkan oleh jaringan ikat kuat
sehingga menccegah terjadinya perputaran balik aliran darah dari dalam ke luar. Tekanan
yang dbangkitkan oelh kontraksi ventrikel yang sangat kuat akan menututp katup AV,
sehingga menjaga darah agar tidak kembali ke atrium. Katup semilunar, terletak di kedua
pinti keluar jantung, tempat aorta meninggalkan ventrikel kiri dan artiri pulmoner
meninggalkan ventrikel kanan. Darah dipompakan kelur dan masuk ke dalam arteri
melalui katup semilunar, yang diaksa membuka oleh kontraksi ventrikel. Ketika ventrikel
berkontraksi, darah mulai mengalir kembali menuju jantung, menuuutp katup semilunar ,
mencegah darah masuk kembali ke dalam venrikel. Dinding arteri yang elastis akan
mengembang ketika menerima darah yang dikeluarkan dari ventrikel
Denyut nadi (pulsus) dapat dirasakan melalui pembuluh darah superfisisal seperti;
arteri radialais. Pulsus merupakan manifestasi kontraksi jantung. Efek windkessel yaitu
aorta akan mengembang, ventrikel berkontraksi sehingga darah dari ventrikel dapat
tertampung dalam aorta dan diteruskan arteri. Aorta mempunyai daya komplias
(pereganga) yang sangat tinggi.
Frekuensi denyut jantung (heart rate), yaitu banyak denyut jantung permenit. Sroke
volume (SV) Yaitu volume satu kali pompa akhir diastole dikurangi volume akhir sistol.
Volume akhir diastole tergantung: regangan (komplians), tekanan mendorong (filling
preasure) vena cava. Cardiac output adala jumlah jantung yang dipompa dalam satu
menit. Cardiac outpur merupakan hasil kali SV dengan frekuensi denyu jantung permenit.
SV rata-rata untuk orang dewasa adalah 70 ml.
Alat dan Bahan:
1. Jam stopwatch
2. tallyconter
Metode Praktikum
1. menempelkan ketiga jari pada pergelangan tangan di atas arteri radialis dengan sedikit
menekan, kemudian sedikit mengurangi tekanan ersebut sampai terasakan denyutan
nadi
2. menghitung banyak denyutan dalam 15 detik
3. kemudian hasil denyutan dikalikan dengan 4 untuk mendapatkan hasil jumlah
denyutan jantung permnit (heart rate = HR)
4. langkah selanjutnya, melakukan aktifitas olahraga ringan kurang lebih 10 menit.
5. Melakukan penghitungan kembali denyutan nadi selama 15 detik
6. Kemudian menghitung denyutan permenit jantung setelah dikalikan 4.
Hasil kegiatan
Sebelum Kegiatan
No Nama Umur Denyut Nadi Cardiac Output
1 Anggrek (P) 19 thn 100 denyut / menit 7000 ml / menit
2 Gama (P) 20 thn 88 denyut / menit 6160 ml / menit
3 Nur Cahyaningsih 20 thn 104 denyut/menit 7280 ml/ menit
4 Soraida Afni Y 18 thn 104 denyut/menit 7280 ml/ menit
5 Rohmia Ayu P. 20 thn 68 denyut/menit 4760 ml/ menit
6 Diah Pangesti 19 thn 96 denyut/menit 6720 ml/ menit
7 Larasati D.P 20 thn 96 denyut/menit 6720 ml/ menit
8 Luthfi Anggraeni 20 thn 104 denyut/menit 7280 ml/ menit
9 Diska Alfionita D 19 thn 112 denyut/menit 7840 ml/menit
10 Chairunisha 19 thn 92 denyut/menit 6440 ml/menit
11 Jelita 20 thn 52 denyut/menit 3640 ml/menit
12 Dodi 20 thn 69 denyut/menit 4830 ml/menit
13 Widi Astuti 19 thn 86 denyut/menit
14 Diah Tirta Puri 20 thn 92 denyut/menit
15 Dian Laras Utami 19 thn 80 denyut/menit 56000 ml/menit
16 Afina Nahla 18 thn 88 denyut/menit 6160 ml/menit
17Nastia Cahyaning
Ahsani19 thn 94 denyut/menit 6580 ml/menit
18 Findhira retiyani 20 thn 82 denyut/menit 5740 ml/menit
19 Ajeng PH 20 thn 77 denyut/menit 5390 ml/menit
Sesudah Kegiatan
No Nama Umur Denyut Nadi Cardiac Output
1 Anggrek (P) 19 thn 136 denyut / menit 9520 ml / menit
2 Gama (P) 20 thn 140 denyut / menit 9800 ml / menit
3 Nur Cahyaningsih 20 thn 184 denyut/menit 12880 ml/ menit
4 Soraida Afni Y 18 thn 156 denyut/menit 10920 ml/ menit
5 Rohmia Ayu P. 20 thn 80 denyut/menit 5600 ml/ menit
6 Diah Pangesti 19 thn 117 denyut/menit 8190 ml/ menit
7 Larasati D.P 20 thn 120 denyut/menit 8400 ml / menit
8 Luthfi Anggraeni 20 thn 140 denyut/menit 9800 ml / menit
9 Diska Alfionita D 19 thn 150 denyut/menit 10546 ml/menit
10 Chairunisha 19 thn 124 denyut/menit 8680 ml/menit
11 Jelita 20 thn 73 denyut/menit 5110 ml/menit
12 Dodi 20 thn 73 denyut/menit 5110 ml/menit
13 Diah Tirta Puri 20 thn 126 denyut/menit
14 Widi Astuti 19 thn 120 denyut/menit
15 Dian Laras Utami 19 thn 116 denyut/ menit 8120 ml/menit
16 Afina Nahla 18 thn 152 denyut/menit 10680 ml/menit
17 Nasyia cahyaning
Ahsani
19 thn 134 denuy/ menit 9380 ml/menit
18 Findhira Retiyani 20 thn 122 denyut/menit 8540 ml/menit
19 Ajeng P.H 20 thn 131 denyut/menit 9170 ml/menit
Pembahasan
Denyut nadi (pulsus) dapat dirasakan melalui pembuluh darah superfisisal seperti;
arteri radialais. Pulsus merupakan manifestasi kontraksi jantung. Efek windkessel yaitu
aorta akan mengembang, ventrikel berkontraksi sehingga darah dari ventrikel dapat
tertampung dalam aorta dan diteruskan arteri. Aorta mempunyai daya komplias
(pereganga) yang sangat tinggi.
Frekuensi denyut jantung (heart rate), yaitu banyak denyut jantung permenit. Sroke
volume (SV) Yaitu volume satu kali pompa akhir diastole dikurangi volume akhir sistol.
Volume akhir diastole tergantung: regangan (komplians), tekanan mendorong (filling
preasure) vena cava. Cardiac output adala jumlah jantung yang dipompa dalam satu
menit. Cardiac outpur merupakan hasil kali SV dengan frekuensi denyu jantung permenit.
SV rata-rata untuk orang dewasa adalah 70 ml.
Fungsi jantung adalah memompa darah
dalam mencukupi berbagai keerluan sel tubuh atas subtansi yang diangkut.
Sirkulasi cardiac, berarti suatu denyut lengkap jantung, yang terdiri dari kontraksi (sistol)
dan relaksasi (diastol) kedua atrium dan relaksasi ventrikulus. Kedua arteri berkontraksi
secara serempak, kemudian mereka rilex, kedua ventriculus melakukan kontraksi dan rilex.
Jantung melakukan kontraksi sebagai sau kesatuan, ia melakukan pemerahan untuk
menggerakan isi jantung.
CO sebelum kegiatan CO setelah kegiatan155820 104556
9165.882353 8713
Setiap siklus memerlukan kira-kira 0,8 detik. Dengan satu siklus cadiac 0,8 detik ada 75
denyutan setiap menit. Jelasnya, siklus memerlukan waktu kurang dari 0,8 detik bila denyut
jantung lebih dari 75 denyutan setiap menitnya (Soedjono Basoeki, 1988).
Berdasarkan data di atas, memberikan gambaran bahwa rata-rata yang diproleh semua
mahasiswa naracoba adalah 88,6 menit sebelum melakukan kegiatan dan naik menjadi 126/
menit setalah melakukan kegiatan. Denyut nadi rata-rata tersebut masih dalam batas normal teori di
atas. Dengan persebaran umur tiap mahasiswa 18-22 tahun.
Kesimpulan
1. Cardiac output adala jumlah jantung yang dipompa dalam satu menit;
2. Setiap siklus memerlukan kira-kira 0,8 detik. Dengan satu siklus cadiac 0,8 detik ada
75 denyutan setiap menit. Jelasnya, siklus memerlukan waktu kurang dari 0,8 detik
bila denyut jantung lebih dari 75 denyutan setiap menitnya
KEGIATAN 3
MENGHITUNG SEL DARAH MERAH
Tujuan praktikum
1. Menghitung sel darah merah
Dasar teori
Darah merupakan suatu jaringan, yaitu suatu massa menyerupai kumpulan sel.
Berbeda dengan jaringan lain karena material intraselulernya berupa plasma atau cairan
(soedjono Basoeki, 1988).
Darah pada semua hewan vertebraa tersusun atas: plasma, SDM, sel darah putih,
keeping-keping darah. Plasma berfngsi sebagai medium cair yang di dalamnya terdapat
protein (albumin, fibrinogen, globulin) sehingga disebut protein plasma. Selain itu juga
telarut nurein lainnya (glukosa, asam lemak, dan kolestrol), vitamin, mineral, garam
anorganik, terutama sodium klorida (nacl), limbah metabolisme, dan gas.
Sel-sel darah merah dewasa tidak berinti, bikokaf. Sel-sel muda mempunyai inti,
namun secara nrmal hilang sebelum memasuki sirkulasi sel-sel darah merah sangat kecil
diameternya 7-8 mikrometer, tebalnya 1-2 mikrometer. Membrane plasmanya selektif
permiabel dan terdiri dari protein dan lipid.
Eritrosit mengangkut gas-gas pernapasan, oksigen, dan karbondioksida. Komponen
penting sel darahmerah adalah haemoglobin. Suatu ikatan protein dan pigmen yang
berisizat besi (hematin).
Eritrosit dibentuk di dalam sumsum merah tulang dari sel-sel berinti yang dikenal
sebagai hemocytoblast atau sel-sel batang. Dalam perkembangannya menjadi sel darah
merah, sel-seel ini kehilangan intinya dan memperoleh sebuah ikatan berpigmen,
haemoglobin. Tahap utama perkembangan sel darah merah adalah sebagai berikut:
hemositoblas, eritoblas, normoblas, retrikulosit (nucleus sudah tidak tampak pada tahap
ini), eritrosit (sel darah merah dewasa).
Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa berkisar antara 4.500.000- 6.000.000 sel
permm3 pada laki-laki dan 4.000.000 -5.500.000 sel perm pada perempuan. Polisitemia
adalah suau kondisi dimana eritrosi bertambah banyak dalam sirkulasi. Anemia adalah
kondisi kemampuan tubuh mengangkut oksigen berkurang karena berkurannya sel darah
merah dan Hb.
Jangka hidup sel darah merah yang bersikulasi dalam sel darah merah diperkirakan
120 hari pada lakilaki dan 100 hari pada perempuan., yang didasarkan ada studi dengan
mengunakan subtansi radioaktif pada sel drah merah “bertanda” sebagai pelacak.
Nampaknya karena sel semakin tua, membarannya menjadi semakin rapuh dan akhirnya
rusak, yangmenjadikan sl menjadi bagian atau fragmen. Setelah melampaui batas umur
tersebut eritrosit akan khilangan kemampuan metabolisme kemudian dihancurkan oleh
imfa, hati, sumsum tulang, dan sel retikuloendotelial. Sebagian komponennya akan
dimanfatkan kembali seperti besi dari heme dan asam amino dari globin. Cincin
protoporfirin yang tidak digunakan lagi akan dikatabolesme dalam sel retikuloendothelial
menjadi pigmen empedu, kemudian diekskresikan lewat urine dan fases. Alfa methane
dari heme dioksidasi menjadi biliverdin kemudian bilirubin, masuk ked lam hati
kemudian diubah menjadi uroblunogen, dan diekskresikan dlam bentuk strekobilin yaiut
warna kuning pada fases dan urobilinogen yaitu warna kuning pada urin.
Alat dan bahan:
1. Toma hemasitometer
2. Pipt khusus bertanda ‘101’
3. Blood lancet steril
4. Etil alcohol
5. Kapas
6. Larutan garam fisiologis
7. Larutan hayem
Metode praktikum:
1. Menyterilkan ujung jari dengan alcohol
2. Menusuk ujung jari dengan blood lancet steril sehingga darah keluar
3. Menyiapkan pipet khusus untuk penghitungan sel darahmerah dengan tanda 101.
4. Mengambl darah langsung dari darah naracoba dengan pipt khusus sampai melebihi
tanda 0,5, kemudian bersihkan ujungny dengan tissue sehingga bersih dan darah tepat
pada batas 0,5
5. Kemudian dengan segera menghisap darah beserta larutan haym sampai tanda 101.
6. Menyiapkan bilik hitung.
7. Meneteskan cairan darah yan telah bercampur dengan larutan hayem pada bilik
hitung.
8. Memeriksa dengan perbesaran lemah dan mencari kotak tengah dari bilik hitung.
9. Kemudian memperbesar kemampuan mikroskop sampai perbesaran 10x10 dan alat
penghitung hand tally counter
10. Untuk menghemat waktu biasanya dari 25 kotak kecil hanya dipilih lima kotak
sebagai sempel. Kotak tersebut dapat dipilih secara random atau dipilih pada bagian
ataskanan, atas kiri atas, bawah kanan, baah kiri dan tengah.
11. Setelah diketahui jumlah SDM kemudian mesukan ke dalam rumus berikut untuk
mengetahui jumlah SFM permm3
Jumlah SDM/mm-SDM yang dihitung x 10 x 5 x 200
Ketrangan:
Angka 10 berasal dari dalamnya pipet 0,1 mm dijadikan 1 mm (10 kali)
Angka 5 berasal dari 1/5 dari 1 mm3 (25 kotak)
Angka 200 berasal dari pengenceran 200 kali (0,5 menjadi 101)
Hasil kegiatan
Data
No Nama Umur Jumlah eritrosit Jumlah SDM
1 Gama Setyoningsih 20 thn
Kiri atas : 109
Kanan atas : 102
Kanan bawah : 105
Kiri bawah : 110
Tengah : 111
5.370.000 SDM / mm3
2 Nur Cahyaningsih 20 Tahun
Kiri atas : 88
Kanan atas : 80
Kanan bawah : 77
Kiri bawah : 74
Tengah : 97
4.160.000 SDM / mm3
3 Jelita Alviolina
Nurtian
19 tahun Kiri atas : 108
Kanan atas : 111
Kanan bawah : 97
Kiri bawah : 134
6.050.000 SDM / mm3
Tengah : 155
4 Luthfi Anggraeni 20 tahun
Kiri atas : 83
Kanan atas : 59
Kanan bawah : 64
Kiri bawah : 90
Tengah : 79
3.950.000 SDM / mm3
5 Diah Tirta Puri 20 th
Kiri atas : 60
Kanan atas : 57
Kanan bawah : 44
Kiri bawah : 33
Tengah : 45
2.390.000 SDM / mm3
6 Dian Laras Utami 19 thn
Kiri atas : 72
Kanan atas : 79
Kanan bawah : 81
Kiri bawah : 68
Tengah : 57
3.570.000 SDM/ mm3
7 Abdul Ghani 22 th
Kiri atas : 130
Kanan atas : 123
Kanan bawah : 130
Kiri bawah : 112
Tengah : 116
6.110.000 SDM/ mm3
8 Ajeng P.H 20 thn
Kiri atas : 100
Kanan atas : 74
Kanan bawah : 76
Kiri bawah : 75
Tengah :122
4.470.000 SDM/ mm3
9 Dodi Cahyadi 21 th
Kiri atas : 114
Kanan atas : 136
Kanan bawah : 149
Kiri bawah : 140
Tengah : 115
6.540.000 SDM/ mm3
Pembahasan
Eritrosit mengangkut gas-gas pernapasan, oksigen, dan karbondioksida. Komponen penting sel darahmerah adalah haemoglobin. Suatu ikatan protein dan pigmen yang berisizat besi (hematin).
Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa berkisar antara 4.500.000- 6.000.000 sel permm3 pada laki-laki dan 4.000.000 -5.500.000 sel permm pada perempuan.
Berdasarkan data hasil praktikum di atas, kita dapat mndapatkan hasil jum;lah dan rata-rata jumlah sel darah merah mahasiwa kelas pendidikan internasional sebagai berikut:
jumalah SDM wanita jumlah SDM laki-laki29960000 12650000 jumlah keseluruhan SDM4280000 6325000 average
Dari data di atas di dapat bahwa rata-rata SDM untuk wanita dan laki-laki naracoba paa praktikum kali ini masih dalam batas normal.
Kesimpulan
1. Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa berkisar antara 4.500.000- 6.000.000 sel
permm3 pada laki-laki dan 4.000.000 -5.500.000 sel perm pada perempuan
KEGIATAN 4
MENGHITUNG SEL DARAH PUTIH
Tuuan praktikum
1. Menghitung sel darah putih
Dasar teori
Sel darah putih (SDP) atau leukosit berasal dari myoblast (stem cell). Pembentukan
SDP di dalam susum tulang belakang, kecuali limfosit yang di dalam kelenjar thymus dan
bursa equivalen. Jumlah leukosit pada orang dewasa normal berkisar antara 5000-9000
permm3.
Jenis-jenis SDP berdasarkan bentuk intinya dapat dibedakan menjadi granulosit dan
agranulasit. Granulosit karena memiliki granula di dakam sitoplasmanya. Granulosit
dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Neutrophil: granula kevil-kecil berwarna merah muda dan meningkat jumlahnya pada
infeksi karena bakteri
2. Eosinophil: ranula berwarna kemerahan dan jumlahnya meningkat pada infeksi arasit
3. Basophil: granula berwarna unggu dan biru, jumlahnya meningkat pada reaksi alaergi
Agranula karena tidak memiliki granula dalam sitoplasmanya. Agranula dapat
dibedakan menjadi 2 bagia yaitu.
1. Monosit: nucleus tunggal, besar, ercat biru, berfungsi sebagai fagositik
2. Limfosit: nucleus tunggal, besar, nonmotil, bulat, tercat biru, berfungsi
memproduksi antibody.
Sel-sel darah putih merupakan suatu komponen dalam mekanisme pertahanan
tubuh yang penting. Sebagian besar darinya melakukan fagositosis, suatu proses
inegasi dan digesi (memasukan dan mencerna makanan) mikroorganisme dan partikel
asing lainnya. Netrofil dan monosit paling giat berfagositosis sedangkan eosinophil
hanya sedang saja . semua leukosit adalah sel motil, suatu sifat yang
memungkinkannya menerobos kapiler darah melalui ruang interseluler dindig kapeler
darah dan migrasi gerakan amuboid kea rah luka karena ertikel menyerbu jaringan.
Netrofil dan limfosit sengat motil, sementara eunosofil sangat lamban.
Lekosit melindungi tubuh terhadap penyakit. Netrofil dan monosit
menghancurkan bakteri dengan memakannya. Bakteri yang dimakan dicerna oleh
enzim yang dikeluarkan lekosit. Lekosit terus melakukakan ingesi partikel sampai
mereka terbunuh sehingga terkumpul hasil pemecahnnya. Netrofil mampu memakan 5
sampai 35 bakteri, monosit mampu memangsa sebanyak 100 bakteri sebelum
kematiannya.
Setelah bakteri dihancurkan, jaringan diganti. Beberapa jaringan mempunyai
kemampuan regenerasi dengan perbanyakan sel-sel yang bertetangga. Kemampuan
tersebut pada jaringan kcil atau tebatas sekali dan digantikan oleh jaringan ikat yang
mensekresikanserabut-serabut untuk membentuk jaringan parut.
Alat dan bahan:
1. Pipet khusus bertanda ‘11’
2. Bilik hitung
3. Blood lancet steril\kapas alcohol
4. Reagent truk
Metode praktikum:
1. Menstrerilkan ujng jari dengan kapas alcohol
2. Menusuk ujung jari dengan blood lancet steril samai darah keluar
3. Mengambil darah denganpipet khusus sampai tanda 0,5 kemudian membersihkan
ujung dengan kertas tissue. Setelah itu hisap reagent truk sampai tanda 11, kemudian
lakukan pengocokan perlahan sampai merata.
4. Menyiapkanbilik hitung seperti pada perhitungan sel darah merah
5. Menteskan cairan dalam pipet lewat tepi sampai merata.
6. Umlah SDP yang terhitung masukan dalam rumus berikut untuk mengetahui jumlah
SDP sesungguhnya:
7. Jumlah SDP/mm = (ax20x10)/4
Atau jumlah SDP/mm : bx 20x10
Keterangan:
Jumah SDP (a)
Jumlah rata-rata kotak (b)
Angka 20 berasal dari pengenceran 0,5 menjadi 11 (20 kali)
Angka 10 berasal dari kedalaman parit 0,1 mm (menjadi 1 mm)
Angka 4 berasal dari kotakan (mestinya hanya 1 kamar)
Hasil kegiatan
Data
No Nama Kotak Jumlah SDP
1 Anggrek Sinta A
C
E
I
33
46
28
29
Jumlah (a)
Rata-rata/kotak (b)
Jumlah SDP/mm3
136
34
6800 SDP/ mm3
2 Soraida Afni Y
Jumlah (a)
Rata-rata/kotak (b)
Jumlah SDP/mm3
Kiri atas
Kanan atas
Kanan bawah
Kiri bawah
17
29
18
29
93
23, 25
4650 SDP/mm3
3 Jelita Alviolina Nurtian
Jumlah (a)
Rata-rata/kotak (b)
Jumlah SDP/mm3
Kiri atas
Kanan atas
Kanan bawah
Kiri bawah
117
65
96
118
369
92, 25
18.450 SDP / mm3
4 Larasati Dyah Prabandari Kiri atas
Kanan atas
Kanan bawah
Kiri bawah
46
48
29
55
Jumlah (a)
Rata-rata/kotak (b)
Jumlah SDP/mm3
178
44, 5
8900 SDP/mm3
5 Diah Tirta Puri
Jumlah (a)
Rata-rata/kotak (b)
Jumlah SDP/mm3
Kiri atas
Kanan atas
Kanan bawah
Kiri bawah
11
20
18
14
63
15,75
3150 SDP / mm3
6. Dian Laras Utami
Jumlah (a)
Rata-rata/kotak (b)
Jumlah SDP/mm3
Kiri atas
Kanan atas
Kanan bawah
Kiri bawah
19
17
16
15
67
16,75
3350 SDP/ mm3
7 Widhi Astuti
Jumlah (a)
Rata-rata/kotak (b)
Jumlah SDP/mm3
Kiri atas
Kanan atas
Kanan bawah
Kiri bawah
22
12
30
16
80
20
4000 SDP/ mm3
8 Ajeng P.H
Jumlah (a)
Rata-rata/kotak (b)
Kiri atas
Kanan atas
Kanan bawah
Kiri bawah
22
26
27
33
108
27
Jumlah SDP/mm3 5400 SDP/ mm3
9
Dodi cahyadi
Jumlah (a)
Rata-rata/kotak (b)
Jumlah SDP/mm3
Kiri atas
Kanan atas
Kanan bawah
Kiri bawah
16
20
17
15
68
27
3400 SDP/ mm3
Pembahasan
Sel darah putih (SDP) atau leukosit berasal dari myoblast (stem cell). Pembentukan
SDP di dalam susum tulang belakang, kecuali limfosit yaksi di dalam kelenjar thymus
dan bursa equivalen. Jumlah leukosit pada orang dewasa normal berkisar antara 5000-
9000 permm3.
Dari hasil perolehan data yang didapat dari perhitungan SDP naracoba adalah sebaai berikut
jumlah dan reratanya:
jumah SDP average58100 SDP/mm3 6455.555556 SDP/mm3
Dari pengolahan data di atas rerata SDP/mm3 mahaiswi naracoba pada praktikum kali
ini adalah sesuai dengan teori yang dikemukakan di atas.
Kesimpulan
1. Sel darah putih (SDP) atau leukosit berasal dari myoblast (stem cell). Pembentukan
SDP di dalam susum tulang belakang, kecuali limfosit yang di dalam kelenjar thymus
dan bursa equivalen. Jumlah leukosit pada orang dewasa normal berkisar antara 5000-
9000 permm3.
2. jumah SDP mahasiswa naracoba raktikum kali ini adalah 58100 SDP/mm3
3. dan rerata 6455.555556 SDP/mm3
KEGIATAN 6
MENGUKUR KADAR HEMOGLOBIN (Hb)
Tujuan praktkum
1. Mengukur kadar haemoglobin darah
Dasar teori
Haemoglobin (Hb) tersusun atas protein globin dan ferroproto-profirin (heme) yang
berkatan kovalen. Setiap molekul Hb memiliki 4 atom Fe yang terdapat apada heme, dan
setiap Fe dapat mengikat oksigen secara reersibel, dengan demikian setiap molehul Hb
teroksigenasi atau disebut HbO2 (oksiHb) mengandung 4mol oksigen. Hb juga dapat
berikatan dengan CO2 pada gugus asam aminonya membentuk karbaminoHb (HbCO2),
juga dengan NO2 membentuk HbNO. Peroksid, ferrisianid, kinon, dapat mengoksidasi
FE+2 menjadi Fe+3 sehingga terbentuk metHb yang tidak mampu mengikat oksigen
maupun CO2. Met HB dapat direduksi menjadi Hb oleh dittionit (NaS2O4). Met Hb
dapat bereaksi dengna anion OH- dan H+ basa/alkalis dan CL- pada asam
Hb A (dewasa) terdiri atas rantai alfa dan eta dengan ikatan non kovalen. Tiap rantai
mempunyai 80 lebih adam amino dan setiap subunit terdiri atas 7 segmen helik yang
ditandai A-H. sifat unit Hb adalah kemamp
uannya berikatan secara revesible dengan oksigen membentuk kompleks oksigen Fe+2
menjadi Fe+3. Hal ini karena adanya sifat hidrolik kantung heme.
Alat dan bahan:
1. Hemeglobinometer sahli
2. Alquist chat
3. Photometer leica
4. Blood lancet steril
5. Pipet khusus dengan selat karet
6. Aquadest
7. Larutan HCL 0,1 N
Metode praktikum
1. Mensterilkan ujung jari tengah atau manis naracoba dengan olkohol
2. Menusuk ujung jari naracoba dengan blood lancet steril sehinga darah keluar dan
meneteteskan pada masing-masing bulatan satu tetes darah pada kaca obyek yang
telah disiapkan
3. Mengisi tabung berskala dari hemometer sahli dengan larutan HCL sampai tanda
angka 2
4. Menghisap dalrah langsung dari probundus dengan menggunakan pipet khusus
sampai tanda garis pada pipet
5. Kemudian membersihkan ujung pipet dengan kertas tisu dan meniup darah yang
erdapat dalam pipet tersebut ke dalam tabung yang berisi HCL 0,1 N
6. Kemudian menghisap lagi cairan tersebut dan meniup lagi sampai 3 kal agar darah
dari larutan bercampur rat
7. Membiarkannya selama lebih dari 2 menit
8. Kemudian menambahkan tetes demi tets aquades sambil diaduk dengan pengaduk
khusus sampai warnanya sesuai dengan tabung standar dari hemometer sahli
9. Kemudian mengamati dan mencatat angka pada tabung berskala yang menunjukan
kadar Hb dalam mg/100 ml darah.
Hasil kegiatan
Data
No Nama Umur Kadar Hb
1 Anggrek Sinta 19 thn 10 g %
2Gama
Setyoningsih20 thn 11,6 g %
3 Nur Cahyaningsih 20 tahun 11, 2 g%
4 Soraida Afni Y 18 tahun 9,0 g%
5 Rohmia Ayu 20 tahun 11,2 g %
6 Diah Pangesti 19 tahun 10,6 g %
7 Dian Laras Utami 19 tahun 12,5 g %
8 Larasati 20 tahun 11,4 g %
9 Luthfi A 20 tahun 10,2 g %
10 Diska Alfionita D 19 tahun 9,6 g %
11 Chairunisha 19 tahun 10,3 g %
12 Jelita Alviolina N 20 tahun 8,4 g %
13 Diah Tirta Puri 20 tahun 12,8 gr/dl
14 Widi Astuti 19 tahun 12,4 gr/dl
15 Afina Nahla 18 tahun 11,2 g/dl
16Nastia Cahyaning
Ahsani19 tahun 9,8 g/dl
17 Dodi 20 tahun 14,4 gr/dl
18 Abdul Ghoni 22 tahun 14 gr/dl
Pembahasan
Eritrosit merupakan salah satu sel tubuh manusia yang tidak memiliki inti, tetapi
sitoplasma memiliki protein yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen (O2) yang
disebut haemoglobin (Hb). Kadar haemoglobin dalam darah adalah indicator apakah
hewan atau manusia menderita anemia. Pada manusia, kadar Hb pada kondisi normal
bervariasi sekitar 14,9 ± 1,5 gr/dl (pada laki-laki dewasa) dan 13,7 ± 1,5 gr/dl (pada
perempuan dewasa). Pada anak baru lahir berkisar antara 21,5 ± 3 gr/dl, pada umur 4
tahun berkisar antara 13 ± 1,5 gr/dl.
Haemoglobin (Hb) tersusun atas protein globin dan ferroproto-profirin (heme) yang
berkatan kovalen. Setiap molekul Hb memiliki 4 atom Fe yang terdapat pada heme, dan
setiap Fe dapat mengikat oksigen secara refersibel.
Dari data praktikum kali ini dapat diperoleh pengolahan data berikut:
wanita naracoba laki-laki naracobajumlah Hb 172.2 28.4average Hb 10.7625 14.2
Dari hasil ini dapat dibaca bahwa kadar Hb naracoba wanita di bawah rata-rata
normal, yang berarti kebanyakan dari naracoba wanita mengalami anemia, berbeda
dengan naracoba laki-laki yang kadar hbnya ada pada kisaran angka normal sesuai
dengan teori.
Kesimpulan
1. Pada manusia, kadar Hb pada kondisi normal bervariasi sekitar 14,9 ± 1,5 gr/dl (pada
laki-laki dewasa) dan 13,7 ± 1,5 gr/dl (pada perempuan dewasa). Pada anak baru lahir
berkisar antara 21,5 ± 3 gr/dl, pada umur 4 tahun berkisar antara 13 ± 1,5 gr/dl.
2. Dari hasil ini dapat dibaca bahwa kadar Hb naracoba wanita di bawah rata-rata
normal, yang berarti kebanyakan dari naracoba wanita mengalami anemia, berbeda
dengan naracoba laki-laki yang kadar hbnya ada pada kisaran angka norm
KEGIATAN 7
UJI GOLONGAN DARAH
Tujuan praktikum
1. Menentukan golongan darah dengan sistem ABO
Dasar teori
Pada tahun 1667 dilakukan percobaan memindahkan darah hewan ke dalam vena
manusia yang hilang karena pendarahan. Transusi tersebut secara keseluruhan mengalami
kegagalan dan menimbulkan reaksi dalam tubuh serta seringkali mati. Trasfusi dari
seseorang kepada orang lain kadang-kadang berhasil tapi kadang terjadi sglutinasi
eritrosit pasien. Aglutinasi disebabkan oleh reaksi suatu antigen.
Misteri mengapa transfuse darah ini kadang-kadang tak berhasil, dipecahkan oleh
Landstiner pada tahun 1900, yang menemukan bahwa darah orang yang berbeda bias
berbeda secara kimia dan bahwa aglitunasi terjadi bila darah donor yang resipien tidak
sesuai. Empat kelompok darah utama ditandai O, A, B, AB, dikenal kaena adanya
aglutinogen (suatu jenis antigen) A atau B dalam eritrosit dan dengan adanya aglutinogen
(suatu jenis imonuglobulin) a atau b (alfa atau beta) dalam plasma. Biasanya tidak tetjadi
lutinasi diri sendiri sebsb aglutinogen dan agglutinin yang dapat menjadikan aglutinasi
(misalnya a dan a) tidak berbeda bersama-sama.
Erirtosit, selain aglutinogen A dan B, juga mengandung pasangan kedua yang dikenal
sebagai M dan N, yang diturunkan secara bebas dari pasangan A dan B. pasangan ini
bersama-sama jenis darah lain yang kurang penting, memberikan arti tambahan bagi
identifiksi darah.
Selain itu, masih terdapat system penggoongan darah lainnya yaitu Lewis. Antigen
lewis yaitu Le-e, le-b yang terdapat di dalam plasma. MN grup berdasarkan adanya
protein glikoporin A untuk gol. M dan glikoporin B untuk golongan B. demikian juga
golongan Rh= dan Rh-.
Golongan darah lebih ditentukan oleh factor genetis oleh karena itu, salah satu
manfaat tes golongan darah adalah untuk mengetahui hbungan kekeluargaan. Selain itu,
juga digunakan untuk kepentingan transfusi darah.
Alat dan bahan:
1. Blood lancet steril
2. Kapas alcohol
3. Obyek gelas 2 buah
4. Tusuk gigi beberapa batang
5. Serum anti-A dan serum anti-B
6. Larutan garam fisiologis
Metode praktikum
1. Menyiapkan obyek gelas dan membersihkannya, kemudian memberi tanda lingkaran
sebanyak 3 buah dengan spidol
2. Meyetrilkan ujung jari manis atau ujung jari tengah dengan kapas alcohol
3. Menusuk ujung jari menggunakan blood lancet steril sehingga darah keluar dan
menetesken darah pada masing-masing lingkaran pada kaca obyek.
4. Menguji tetes darah pertama dengan serum anti A, kedua dengan garam fisiologis,
dan yang ketiga dengan serum anti-B kemudan aduk degan tusuk gigi. Kemudian
mengamati pada masing-masing tetes darah pada tiap lingkaran, apakah terjadi
aglutinasi atau tidak, dan menentukan apakah jenis golongan darah naracoba tersebut.
Hasil kegiatan
Data
No Nama Gol Darah Waktu Koagulan
1 Anggrek B 1 menit
2 Dian Laras B 1 menit 10 detik
3 Tini Adiatma O 50 detik
4 Erwin Kumbara B 2 menit 9 detik
5 Nur Cahyaningsih AB 4 menit 01 detik
6 Soraida Afni Y B 2 menit 13 detik
7 Rohmia Ayu B 1 menit
8 Diah Pangesti B 2 menit
9 Larasati Dyah A 51 detik 18
10 Luthfi Anggraeni B 45 detik 24
11 Diska Alfionita D AB 1 menit
12 Chairunisha O 1 menit 30 detik
13 Jelita AB 1 menit 20 detik
14 Dodi A 1 menit 30 detik
15 Diah Tirta Puri O 4 menit
16 Widi Astuti O 2 menit
17 Afina Nahla O 2 menit 5 detik
18Nastia Cahyaning
Ahsani B 4 menit
19 Abdul Ghoni B 2 menit 18 detik
Pembahasan
Sisem penggolongan darah pertma kali di tmukan oleh Landstiner pada tahun 1900,
yang menemukan bahwa darah orang yang berbeda bias berbeda secara kimia dan bahwa
aglitunasi terjadi bila darah donor yang resipien tidak sesuai. Empat kelompok darah
utama ditandai O, A, B, AB, dikenal kaena adanya aglutinogen (suatu jenis antigen) A
atau B dalam eritrosit dan dengan adanya aglutinogen (suatu jenis imonuglobulin) a atau
b (alfa atau beta) dalam plasma. Biasanya tidak tetjadi lutinasi diri sendiri sebsb
aglutinogen dan agglutinin yang dapat menjadikan aglutinasi (misalnya a dan a) tidak
berbeda bersama-sama
Pada praktikum kali ini didapatkan bahwa sebaran jenis golongan darah naracoba
sangat variatif dan beragam. Dari keseluruhan data yang ada, modus golongan darah
naracoba adalah golongan darah B, dan di bawahnya dengan selisis yang tidak terlalu
tinggi golongan darah O. golongan darah A dan AB teridentifikasi ada pada jumlah yang
sangat sedikit.
Sebaran golongan darah ini dipenaruhi oleh masing-masing gen yang menurunkan
sifat golongan darah secara acak. Pada kajian genetika hal ini bisa diruntut berdasarkan
masing-masing naracoba berdasarkan latarbelakang perkawinan dalam keluarga dan
sebaran gen dalam persilangan keurunan. Dan ini bukanlah kejadian yang ganjal sehinga
perlu dikhawatirkan.
Kesimpulan
1. Sitem penggolongan darah pada tiap individu didasarkan atas system pewarisan sifat
dari oran tuannya.
KEGIATAN 8
STRUKTUR MORFOLOGI GINJAL
Tujuan
1. Mengamati struktur anatomi makroskopis ginjal mamalia
Dasar teori
Ginjal menyerupai biji kacang panjang, dengan ukuran panjangnya 6-7 cm, lebar 3-4
½ cm, dan tebal 1 ½ cm. biasanya ginjal bagian kiri lebih besar dari pada bagian kanan.
Ginjal terletak di belakang peritoneum parietal, berhdapan degan dinding abdomen
poaterior, pada thpracalis terakhir dan tiga lumbalis pertama. Hati mendesak ginjal kanan
ke bawah sehingga kedudkannya lebih bawah dari [ada ginjal bagian kiri. Biasanya ginjal
dilandasi bantalan kuat sehingga tetap pada posisinya. Tetapi orang yang sangat kurus
bias menderta protis satu atau kedua orang ini. Jaringan ikat mengikat ginjal pada struktur
sekitarnya yang membantu mempetahankan posisinormalnya.
Permukaan medial setiap ginja; merupakan suatu cekungan yang disebut hilum.
Setiap ginjal dibungkus oleh kapsula dari serabut-serabut [utih.
Bila dibuat irisan kolonal pada ginjal, Nampak ada dua macam subtansi yang
menyusun bagian interiornya, yaitu cortex renalis, dan satu bagian dalam medulla renalis.
Medulla renalis dipisahkan menjadi 12 atau lebih pyramid renalis. Dasar pramid
menghadap kortex, dan ujungnya atau paipi liae renalis menghadap ke pusat ginjal.
Pyramid-piramid mempunyai garis-garis yang Nampak kotras dengan tkstur halus
subtansi kortikalnya. Koreks meanjut kea rah dalam di antara setiap dua piramida, yang
membentuk coluna renalis.
Alat dan bahan:
1. Bak paraffin
2. Alat seksi yang terdiri atas
3. Scalpel
4. Poonset
5. Klem
6. Penusuk
7. Gunting
8. Ginjal kambing
Metode praktikum:
1. Mengamati struktur ginjal bagian luar dengan seksama, kemudian membelah ginjal
dan mengamati bagian-bagian ginjal sebagai berikut:
- Arteri renalis
- Vena renalis
- Ureter
- Pelvis renalis
- Kapsula ginjal
- Calyx mayor
- Caylix minor
- Papilia renalis
- Piramida renalis
- Koreks
- medulla
Hasil kegiatan
Data
No Nama Warna Urin Kejernihan pH urin
1 Anggrek Sinta Kunig muda Jernih 6
2 Gama Setyoningsih Kuning muda Jernih 6
3 Nur Cahyaningsih Kuning tua jernih 5
4 Soraida Afni Y Kuning tua jernih 6
5 Rohmia Ayu Kunig muda Keruh 7
6 Diah Pangesti Kunig muda jernih 7
7 Larasati Dyah Kuning tua Sedikit jernih 6
8 Luthfi Anggraeni Kuning muda Jernih 6
9 Diska Alfionita D Kuning kecoklatan Jernih 6
10 Chairunisha Kuning bening Jernih 6
11 Jelita Kuning muda Jernih 5
12 Dodi Kuning tua Jernih 6
13Diah Tirta Puri Kuning muda
Sedikit keruh
(++)6
14 Widi Astuti Kuning muda Jernih (+++) 6
15Dian Laras Utami Kuning Kecoklatan
Sedikit keruh
(+++)5
16 Afina Nahla Kuning muda jernih 7
17 Nastia Cahyaning
AhsaniKuning muda jernih 5
18 Findhira Retiyani Kuning tua jernih 6
19 Ajeng P.H Kuning muda jernih 6
Pembahasan
Ginjal menyerupai biji kacang panjang, dengan ukuran panjangnya 6-7 cm,
lebar 3-4 ½ cm, dan tebal 1 ½ cm. biasanya ginjal bagian kiri lebih besar dari pada bagian
kanan.
Bila dibuat irisan kolonal pada ginjal, Nampak ada dua macam subtansi yang menyusun
bagian interiornya, yaitu cortex renalis, dan satu bagian dalam medulla renalis. Medulla
renalis dipisahkan menjadi 12 atau lebih pyramid renalis. Dasar pramid menghadap
kortex, dan ujungnya atau paipi liae renalis menghadap ke pusat ginjal. Pyramid-piramid
mempunyai garis-garis yang Nampak kotras dengan tkstur halus subtansi kortikalnya.
Koreks meanjut kea rah dalam di antara setiap dua piramida, yang membentuk coluna
renalis.
Kesimpulan
1. warna kuing pada urine merupakan hasis eksresi buangan metabolisme empedu hasil
dari sel darah merah yang mati
2. Ph pada urin naracoba rata-rata pada angka 6 itu berarti menunjukan fungsi fisologs
ginjal bekerja dengan baik
KEGIATAN 9
PEMERIKSAAN PROTEIN URIN
Tjuan praktikum
1. Melakukan pemeriksaan adanya kandungan protein dalam urie
Dasar teori
Proses pembentukan urine meliputi : filtrasi glomerulus, rabsorbsi tubuler, sekresi
tubuler.
1. Filtrasi glomerulus
Darah yang mengandung sisa metabolisme menuju ginjal melewati arteri renalis,
arteriola aferen, glomerulus. Glomerulus berfungsi sebagai saringan darah. Filtrasi
merupakan perpindahan cairan dari glomerulus ke tubulus melewati membrane filtrasi
yang terdiri dari tiga lapisan yaitu sel endootel glomerulus, membrane basalis, dan epitel
kapsula bawmen. Filtrasi terjadi karena adanya bed tekanan antara kapiler glomerulus
dengn tubulus, tekanan glomerulus 70 mmHg, tekanan tubuler 25 mmHg, jadi tekanan
dorongan sektar 45 mmHg yang menyebabkan terjadi filtrasi glumeruler.
2. Reabsorbsi tubuler
Reabsorpsi tubuler adalah perpindahan cairan dalam tubulus renalis ke kapiler peri
tubuler. Proses reabsorbsi bersifat selektif tergantung kebutuhan tubuh pada senyawa
yang terdapat dalam ultrafiltratglukosa di absorbs secara sempurna pada kondisi normal,
kecuali pada kondisi diabetes militus kemampuan reabsorbsi glukosa melampui ambang
batas maksimal sehingga glukosa dijumpai pada urine.
3. Sekresi tubuler
Sekresi tubuler ke tubulus secara transport aktif. Kelebihan asam atau basa akan
dikurangi dengan sekresi tubuler. Obat-obatan seperti pinisilin disamping difiltrasi juga
disekresikan.
Zat-zat abnormal yang ditemukan dalam urine dan merupakan indicator adanya
kelainan fungsi ginjal:
1) Glukosa (diabetes militus)
2) Benda keton (ketosis)
3) Albumin (nephritis)
4) Sel darah merah (hematuria)
5) Urine dalam kondisi tertentu juga mengandung senyawa-senyawa lain,
misalnya obat, hormone (hCG)
Alat dan bahan:
Uji Robert
1. Urine naracoba
2. Tabung reaksi
3. Pipet posteur urine pembanding
4. Reagent Robert.
Metode praktikum:
1. Memasukan urine naracoba 2 ml ke dalam tabung reaksi kemudian menambahkan
ragent Robert 2 ml dengan menggunakan pipet ke dalam tabung melewati dinding
tabung secara perlahan-lahan
2. Gunakan latar belakang hitam kemudian mengamati apa yang terjadi dan
dibandingkan dengan urine probindus
3. Jika trdapa cincin putih pada batas urin dan reagent maka reaksi positif, artinya dalam
urine terdapat protein
Hasil kegiatan
Tujuan : Melakukan pemeriksaan adanya kandungan protein dalam urin
Data
NoProbandus
Bahan Uji RobertUji
Sulfosalisilat
Uji
Fehling
1
Anggrek Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
- - -
+
2 Gama Urin naracoba - - -
Urin pembanding +
glukosa
+
3
Nur
Cahyaningsih
Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
-
-
-
-
-
+
4
Soraida Afni Y Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
-
-
-
-
-
+
5
Diah PangestiUrin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
-
-
-
-
-
+
6
Larasati Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
-
-
-
-
-
+
7
Luthfi A Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
-
-
-
-
-
+
8 Diska Alfionita Urin naracoba - - -
9 Chairunisha Urin naracoba - - -
10
Jelita Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
-
-
-
-
-
+
12 Dodi Urin naracoba - - -
Urin pembanding +
glukosa
- - -
13 Widi Astuti Urin naracoba - - -
14 Diah Tirta Puri Urin naracoba - - -
15 Dian Laras Utami Urin naracoba - - -
16 Afina Nahla Urin naracoba - - -
17Nastia Cahyaning
AhsaniUrin naracoba
- - -
18
Findhira Retiyani Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
- - +
19
Ajeng P.H Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
- - +
Pembahasan
Zat-zat abnormal yang ditemukan dalam urine dan merupakan indicator adanya
kelainan fungsi ginjal:
1) Glukosa (diabetes militus)
2) Benda keton (ketosis)
3) Albumin (nephritis)
4) Sel darah merah (hematuria)
5) Urine dalam kondisi tertentu juga mengandung senyawa-senyawa lain,
misalnya obat, hormone (hCG)
pada praktikum ini hasil dari keseluruhan yrin dari naracoba negative terhadap
protein, hal ini menunjukan bahwa pada ginjal proses filtrasi di dalamnya berjalan
dengan baik dan tidak ada kerusakan sistem organ pada ginjal
Kesimpulan
1. Zat-zat abnormal yang ditemukan dalam urine dan merupakan indicator adanya
kelainan fungsi ginjal
2. Pada uji protein pada urine tiap naracoba hasilnya negative, tidak ditemukan cincin
putih bada batas urin dan reagent
PEMERIKSAAN GLUKOSA URIN
Tujuan praktikum
1. Melakukan pemeriksaan adanya kandungan glukosa dalam urine
Dasar teori
Unsur-Unsur Abnormalitas
Bila proses kimia tubuh tidak berlangsung secara efesiens, subtansi yang biasanya tak
ada bias muncul dalam urine. Atau unsur normal bias muncul dalam jumlah yang tidak
normal. Analisi fisika, kimia, dan mikroskopis urine seringkali memberikan informasi
yang mendukung diagnosis. Analisi sepeti itu disebut urinalisis atau disingkat UA.
Albmin adala hunsur normal plasma, tetapi ia biasanyaa ada dalam jumlah yang
sangat kecil karena partikel albunmin telalu besa untuk melewati pori dinding
kapiler.adanya albumin dalam jumlah yang besar dalam urine disebut degan albuminuria,
menunjukan suatu kenaikan oermiabelitas membrane glomerulus. Kondisi yang
menyebabkan albuminuria antara lain luka pada membrane glomerulus sebagai akibat
sakit. Tekanan darah turun, dan gangguan sel-sel ginjaloleh subtansi seperti toksin
bakteri, eter atau logam berat.
Adanya gula dalam darah disebut glycosuria. Urine normal berisi sejumlah kecil
glukosa yang secara klinis dapat dianggap tidak ada.
Penyebab umum tejadinya glucosuria adalah kadar gula darah yang tinggi. Inga bahwa
glukos disaring ke dalam glomerulus. Kemudian di dalam tubulus convolution proximal,
sel-sel ubulu mengangkut glukosa kembali dalam darah secara aktif. Namun jumlah
molekul pembawa glukosa erbatas. Bila terlalu banyak karbohirat dicerna dari pada yang
dapat digunakan atau disimpan dalam bentuk glikogen atau lemak, lebih banyak gula
yang disarign ke dalam kapsula bowman dari pada yang dapat diambil oleh pembawa.
Alat dan bahan:
1. Tabung reaksi 2 bua
2. Lampu spirtus
3. Penjepit tabung reaksi
4. Rak tabung reaksi
5. Reagent fehling
Metode praktikum:
1. Mempersiapkan reagent fehling
2. Memasukan ke dalam tabung reaksi urine 2,5 ml kemudian tambahkan dengan fehling
2,5 ml
3. Menggunakan penjepit tabung dan memanaskan tabung reaksi di atas api lampu
spiertus sampai mendidih
4. Jika terjadi endapan merah bata, atau warna larutan berubah menjadi kuning
kemerahan, maka reaksi positif berarti dalam urin erdapat glukosa.
Hasil kegiatan
Tujuan : Melakukan pemeriksaan adanya kandungan protein dalam urin
Data
NoProbandus
Bahan Uji RobertUji
Sulfosalisilat
Uji
Fehling
1
Anggrek Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
- - -
+
2
Gama Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
- - -
+
3
Nur
Cahyaningsih
Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
-
-
-
-
-
+
4
Soraida Afni Y Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
-
-
-
-
-
+
5 Diah Pangesti Urin naracoba
Urin pembanding +
-
-
-
-
-
+
glukosa
6
Larasati Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
-
-
-
-
-
+
7
Luthfi A Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
-
-
-
-
-
+
8 Diska Alfionita Urin naracoba - - -
9 Chairunisha Urin naracoba - - -
10
Jelita Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
-
-
-
-
-
+
12
Dodi Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
-
-
-
-
-
-
13 Widi Astuti Urin naracoba - - -
14 Diah Tirta Puri Urin naracoba - - -
15 Dian Laras Utami Urin naracoba - - -
16 Afina Nahla Urin naracoba - - -
17Nastia Cahyaning
AhsaniUrin naracoba
- - -
18
Findhira Retiyani Urin naracoba
Urin pembanding +
glukosa
- - +
19 Ajeng P.H Urin naracoba - - +
Urin pembanding +
glukosa
Pembahasan
Adanya gula dalam darah disebut glycosuria. Urine normal berisi sejumlah kecil
glukosa yang secara klinis dapat dianggap tidak ada.
Penyebab umum tejadinya glucosuria adalah kadar gula darah yang tinggi. Ingat bahwa
glukos disaring ke dalam glomerulus. Kemudian di dalam tubulus convolution proximal,
sel-sel ubulu mengangkut glukosa kembali dalam darah secara aktif. Namun jumlah
molekul pembawa glukosa erbatas. Bila terlalu banyak karbohirat dicerna dari pada yang
dapat digunakan atau disimpan dalam bentuk glikogen atau lemak, lebih banyak gula
yang disarign ke dalam kapsula bowman dari pada yang dapat diambil oleh pembawa.
Pada praktikum kali ini hasil dari uji glukosa menuunjukan setiap urine naracoba
adalah negative. Ini menunjukan tidak ada kerusakan pada proses filtrasi darah di dalam
ginjal. Dan tidak ada yang erlu dikhawatirkan.
Kesimpulan
1. Penyebab umum tejadinya glucosuria adalah kadar gula darah yang tinggi
2. Hasil dari uji glukosa urine adalah negative, dengan tidak ditemukannya endapan
merah bata pada urin setelah direaksikan dengan fehling.
KEGIATAN 11
MEREKAM GERAKAN MATA SAAT MEMBACA
tujuan praktikum
1. Merekam reflex gerakan mata saat mmbaca dengan menggunakan alat perekam
elektro-okulograph (EOG)
Dasar teori
Mata sebagai indra penglihatan dapat bergerak ke segala arah dalam orbitnya untuk
memperluas medan penglihatannya. Gerakan mata tersebbut sering dikenal dengan
gerakan mata berputar. Namun dalam praktek gerakan mata tersebut dibagi dalam
gerakan mata horizontal dan vertical. Dalam keadaan normal kedua bola mata selalu
bergerak searah atau disebut dengan gerakan konyugatif. Oleh karena itu, untuk merekam
gerakan bola mata cukup dilakukan perekaman satu bola mata saja. Penempatan elektroda
pada perekam untuk merekam gerakan bola mata horizontal, pada kedua canthus
temporal, sedangkan untuk gerakan vertical di atas dan di bawah mata.
Gerakan bola mata dapat direkam karena bola mata merupakan dipol listrik yang
dapat bergerak. Hal ini disebabkan antara kornea dan retina terdapat beda potensial yang
tetap; kornea bermuatan positif terhadap retina, dan beda potensial ini akan tetap berada
biarpun mata dikeluarkan dari kantung mata. Berbeda dengan EKG, karena beda
p[otensial ini bukan suatu fenomena elektrofisiologik yang berkala,. Beda poensial ini
akan hilang bilaman retina rusak.
Reflex merupakan stimulus respon yang dapat terjadi tanpa disadari. Lengkung reflex
merupakan unit tersederhana dari system nervosum. Lengkung reflex terdiri atas beberapa
komponen yaitu; reseptor, neuron sensoris, neuron motoris, dan efektor. Jenis dan macam
reseoptr syaraf banyak sekali, sebagai contoh; npada kulit, panas dingin, sentuh, nyeri.
Berdasarkan banyakanya sambungan neuron, maka dapat dibedakan menjadi neuron
monosinaptik, disinaptik, dan polisinaptik. Monosinaptik jika memipiki satu neuron
sambungan disinaptik bila memiliki dua sambungan neuron, polisinaptik jika memiliki
banyak sambunagan neuron.
Dengan menempatkan dua elektroda pada garis yang tegak lurus pada sumber kornea
retina, maka potensial kornea retina ini akan mengalami fluktuasi retiana, yang berbeda
polaritasnya akan mendekati atau menjauhi elektroda tersebut sesuai dengan gerakan
mata. Dluktuasi potensial yang timbul pada ikedua elektroda tersebut dapat direkam
secara elektrofisiologik. Hingga dikatakan bahwa elektro okulagik ialah: merubah
kualitas gerakan bola mata menjadi kuantitas beda potensial yang direkam pada kiirdinar
cartisian.
Alat dan bahan:
1. Elektro okulograph
2. Elektroda perekam
3. Gel elektroda
4. Kapas alcohol
5. Teks bacaandalam bahasa Indonesia dan bahasa ingris.
Metode praktikum :
1. Mengatur kepekaan rekam EOG 0,15 mV/cm
2. Merekam kecepatan rekam 25 mm/detik
3. Mengatur frekuensi rekam 0-30 Hz
4. Membersihkan kulit di canthus leteralis mata dengan kapas alcohol untuk
menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu sensitifitas rekam sebelum elektroda
perekamdipasang.
5. Kemudian oleskan pasta perekam untuk mempermudah hantaran listrik
6. Memasang elektroda pada canthus lateralis mata kanan, kiri dan dahi atas.
7. Probandus bersiap untuk mebaca
8. Menganalisis hasil rekaman gerakan mata saat membaca.
Hasil kegiatan
Data
No NamaBahasa Indonesia Bahasa Inggris
Baris Fiksasi Durasi Baris Fiksasi Durasi
1 Diska
Alfionita
I 6 12 detik I 7 8 detik
II 8 II 8
III 9 III 8
IV 8 IV 9
V 7 V 5
VI 9 ∑ 37
VII 6 ẍ 7, 4
∑ 53
ẍ 7,4
2 Chairunisha
I 7
12 detik
I 8
8 detik
II 8 II 9
III 10 III 8
IV 9 IV 8
V 7 V 5
VI 11 ∑ 38
VII 7 ẍ 7,6
∑ 59
ẍ 8,4
3 Jelita
I 8
18 detik
I 10
16 detik
II 10 II 18
III 10 III 7
IV 8 IV 9
V 9 V 11
VI 16 ∑ 55
VII 5 ẍ 11
∑ 66
ẍ 9,42
4 Diah Tirta
I 7 I 8
II 8 II 7
III 8 III 9
IV 7 IV 7
V 6 V 7
VI 7 ∑ 38
VII 6 ẍ 7,6
∑ 49
ẍ 7
5 Widi A
I 11 I 11
II 8 II 10
III 8 III 11
IV 9 IV 12
V 7 V 11
VI 8 ∑ 55
VII 8 X 11
∑ 59
x 8,43
6
Soraida Afni
Yushinta
I 10 I 7
II 9 II 12
III 9 III 11
IV 9 IV 12
V 8 V 8
VI 8 ∑ 50
VII 9 X 10
∑ 62
x 8,86
7
Nur
Cahyaningsih
I 9 I 17
II 8 II 12
III 8 III 9
IV 5 IV 11
V 9 V 15
VI 8 ∑ 64
VII 14 X 12,8
∑ 61
x 8,71
8 Dian Laras
Utami
I 8 I 10
II 9 II 9
III 5 III 11
IV 6 IV 12
V 7 V 13
VI 5 ∑ 55
VII 6 X 11
∑ 46
x 5,75
9 Afina Nahla I 5 I 7
II 6 II 11
III 6 III 11
IV 5 IV 11
V 5 V 10
VI 10 ∑ 50
VII 8 X 10
∑ 45
x 6,43
10 Nastia
Cahyaning
Ahsani
I 5 I 6
II 5 II 8
III 5 III 7
IV 5 IV 8
V 5 V 7
VI 5 ∑ 36
VII 5 X 7,2
∑ 35
x 5
11. Findhira R I 9 I 10
II 8 II 12
III 7 III 12
IV 11 IV 10
V 8 V 7
VI 7 ∑ 51
VII 9 x 10,2
∑ 59
x 8,42
12 Luthfi A I 6 13 detik I 9 10 detik
II 10 II 6
III 5 III 6
IV 5 IV 4
V 6 V 5
VI 6 ∑ 30
VII 17 x 6
∑ 45
x 6,4
13 Gama
Setyoningsih
I 9 I 10
II 9 II 11
III 8 III 11
IV 9 IV 14
V 8 V 7
VI 8 ∑ 53
VII 8 x 10,6
∑ 59
x 8,42
14 Anggrek
Sinta Sari
I 10 I 10
II 12 II 20
III 12 III 19
IV 14 IV 13
V 10 V 10
VI 13 ∑ 72
VII 10 x 14,4
∑ 81
x 11,5
Pembahasan
Pada praktikum ini bertujuan untuk menrekam gerak reflek mata disaat membaca.
Diharapkan data yang diperoleh dapat mengambarkan korelasi antara reflex mata terhadap
prestasi yang diraih oleh naracoba. Hipotesis lahir berdasarkan asumsi bahwa adanya
sinkronasi pemahaman dan konsentrasi yang dapat direkam melalui aktifitas reflek mata saat
membaca.
Berdasarkan data di atas, adanya perbedaan kecepatan membaca antar teks Indonesia
dengan teks Inggris. Rekam yang diperoleh dari hasil membaca menunjukan bahwa
kecepatan membaca pada teks inggris rerata lebih cepat dibandingkan dengan teks Indonesia.
Hal ini bias ditafsiri bahwa dalam pembacaan teks inggris, naracoba dalam membacanya
memiliki konsep pembacaan per kata dengan cepat dan pemahaman yang tanggap. Diperkuat
bahwa naracoba kali ini adalah mahasiswa pada kelas Internasional.
Kesimpulan
1. Gerakan bola mata dapat direkam karena bola mata merupakan dipol listrik yang
dapat bergerak. Hal ini disebabkan antara kornea dan retina terdapat beda potensial
yang tetap; kornea bermuatan positif terhadap retina, dan beda potensial ini akan tetap
berada biarpun mata dikeluarkan dari kantung mata
2. Variasi dalam kecepatan membaca antar teks Indonesia dan ingris lewat rekam gerak
mata menunjukan kemampuan konsentrasi dan memahami yang berbeda oleh setiap
mahasiswa naracoba.
KEGIATAN 12
PENGARUH TEKANAN OSMOTIC TERHADAP ERITROSIT
Tujuan praktikum
1. Mengetahui kecepatan hemolisis dan krenasi eritrosit pada berbagai tekanan larutan
2. Mengetahui presentasi hemolisis eritrosit pada berbagai konsentrasi larutan
Dasar teori
Oada hewan multiseluler, sel-sel yang menyususn organisme beraada dalam suatu
lingkungan yang disebut dengan lingkungan interna. Claude Bernand menamakan
lingkungan interna dengan meliu interuer. Lingkungan interna tersebut tidak lain adalah
ruang antar sel. Ruang antar sel bukan ,erupakan ruangan kosong, melainkan ruangan .
Ruang antar sel bukan ,erupakan ruangan kosong, melainkan ruangan yang dipenuhi
dengan cairan, demikian juga ruangan dalam sel (sitoplasma)
Cairan tubuh hakekatnya merupakan pelarut zat-zatyang yang terdapat di daam tubuh,
dengan demikian mengandung sebagai macam zat yang diperlukanoleh sel dalam
sisasiametabolisme yang dibuang oleh sel. Selain cairan tubuh juga memberi suasana sel,
sebagia contoh kehanfatan, kekentalan, dan keasaman yang dipengaruhi oleh factor-faktor
fisik maupun kimiawi dari dalam dan luar tubuh.
Zat-zat yang diperlukan oleh tubuh antara ain;
1. Oksigen untuk pembakaran dan energy yang dibutuhkan oleh tubuh
2. Makanan dalam bentuksari-sari makanan
3. Vitamin
4. Mineralsebagai katalisator enzimatis
5. Air sebagai pelarut dan media proses kimia dalam sel
Zat-zat yang dikeluarkanoleh sel antara lain:
1. Karbondioksida dari proses pembakaran
2. Protein dan hasil sinesidari ribosom
Factor-faktor yang memprngaaruhi kondisi cairan intraselule antara lain:
1. Suhu
2. Derjat keasaman
3. Kekntalan cairan, cairan yang memiliki tekanan atau konsentrasi yang sama dengan
cairan dlam sel dinamakan isotonis, lebih tinggi dsaripada dalam sel dinamakan
hipertonis, lebih rendah daripada dalam sel dinamakan hipotonis. Cairan yang
mengalami hipertonis akan menarik air secara osmosis dari dalam sitoplasma eritrosit
ke luar sehingga eritrosit kan mengalamienyusutan dan membrane selnya tampak
berkerut-kerut atau yang disebut dengan krenasi. Sebaliknya cairan hipotensi akan
menarik air dari luar sel masuk ke dalam sitoplasma sehingga menyebabkan sel
eritrosi akan mengembang yang kemudian pecah atau hemolisi.
Membrane sel merupakan selaput yang teramat istimewanya. Sesuai dengan teori mosaic;
membrane sel tersusun atas lipid bilayer dan terdapat protein integral, saluran-saluran,
bersifat semipermiabel. Ibaratnya berperan sebagai pintu gerbang seluler. Membrane sel
adalah selaput yang membatasi sel dengan lingkungannya dan berfungsi sebagai
pelindung, penyaring, dan pengatur masuk keluarnya zat-zat dari luar sel ke dalam
sel.mekanisme pengangkutan zat-zat yang dari luar sel ke dalam sel melalui mebran sel.
Alat dan bahan:
1. Tabung reaksi 5 buah dengan raknya
2. Mikroskop
3. Kaca benda degan cekungan dan gelas penutup
4. Pipet
5. Garam fisioogis 3%, 2%, 1%, 0,9%, 0,7%, 0,5%, 0,3%, 0,1%
6. Aquades
7. Vaselin alburn
8. Antikogulan
9. Darah naracoba.
Metode praktikum:
1. Mengambil darah naracoba
2. Meneteskan pada kaca benda, kemudian menambahkan garam fisiologis yang telah
disediakan secara bertahap dan bberurutan. Kemudian meneteskan awquadest
3. Mengamati melalui mikroskop untuk mengetahui waktu terjadinya hemilisi pada
eritrosit.
Hasil kegiatan
Data
No Larutan Waktu Krenasi
1
NaCl 0,5 %
NaCl 1 %
NaCL 3 %
NaCl 0,7 %
Aquades
Garam Fisiologi
16 detik
11 detik
10 detik
25 detik
1 menit 12 detik
16 detik
2
Nur Cahyaningsih dan
Soraida Afni Y.
NaCl 0,7 %
NaCl 0,5 %
NaCl 1 %
NaCL 3 %
Aquades
3 menit 14 detik
3 menit 02 detik
3 menit 27 detik
3 menit 43 detik
-
3
(Rohmia Ayu P.)
NaCl 0,5 %
NaCl 0,7 %
NaCL 1 %
NaCl 3 %
Aquades
47 detik
34 detik
21 detik
14 detik
-
4
(Disca A.)
NaCl 0,5 %
NaCl 0,7 %
NaCl 0,9 %
NaCL 1 %
NaCl 3 %
Aquades
-
-
49 detik,57
-
40 detik,23
-
5 (Chairunisa)
NaCl 0,5 %
NaCl 0,7 %
NaCl 0,9 %
1 menit 28 detik
-
1 menit 20 detik
NaCL 1 %
NaCl 3 %
Aquades
46 detik,98
-
-
6
(Luthfi A)
NaCl 0,5 %
NaCl 0,7 %
NaCl 0,9 %
NaCL 1 %
NaCl 3 %
Aquades
1 menit 14 detik
1 menit 10 detik
1 menit 5 detik
-
46 detik,36
-
7
(Jelita )
NaCl 0,5 %
NaCl 0,7 %
NaCl 0,9 %
NaCL 1 %
NaCl 3 %
Aquades
1 menit 11 detik
59 detik
45. 11 detik
43.27detik
42 detik
-
8
(Widi & Puri)
NaCl 0,5 %
NaCl 0,7 %
NaCL 1 %
NaCl 3 %
Aquades
19’05
17’31
10’08
3’30
---
9
Dian Laras Utami
NaCl 0,5 %
NaCl 0,7 %
NaCL 1 %
NaCl 3 %
Aquades
0,2 detik
8 detik
7 detik
6 detik
---
10 Nastiadan Afina
NaCl 0,5 %
12 detik
8 detik
NaCl 0,7 %
NaCL 1 %
NaCl 3 %
Aquades
7 detik
6 detik
--
11
Findhira dan Ajeng
NaCl 0,5 %
NaCl 0,7 %
NaCL 1 %
NaCl 3 %
Aquades
52 detik
48 detik
41 detik
35 detik
-
Pembahasan
Factor-faktor yang memprngaaruhi kondisi cairan intraselule antara lain:
4. Suhu
5. Derjat keasaman
6. Kekntalan cairan, cairan yang memiliki tekanan atau konsentrasi yang sama dengan
cairan dlam sel dinamakan isotonis, lebih tinggi dsaripada dalam sel dinamakan
hipertonis, lebih rendah daripada dalam sel dinamakan hipotonis. Cairan yang
mengalami hipertonis akan menarik air secara osmosis dari dalam sitoplasma eritrosit
ke luar sehingga eritrosit kan mengalamienyusutan dan membrane selnya tampak
berkerut-kerut atau yang disebut dengan krenasi. Sebaliknya cairan hipotensi akan
menarik air dari luar sel masuk ke dalam sitoplasma sehingga menyebabkan sel
eritrosi akan mengembang yang kemudian pecah atau hemolisi.
Pada praktikum ini didapat data yang bervariasi tentang pengaruh tekanan osmotic
terhadap eritrosit. Sel darah merah di dalamnya tidak terdapat inti, tetapi terdapat plasma
atau cairan yang berupa protein, lemak, dan heme. Ini menyebabkan konsentrasi di dalam
dengan di luar lingkungan eritrosit berbeda dan memicu pengaruh tekanan bagi
intraseluler eritrosit.
Kesimpulan
1. Krenasi dan hemolisis dipengaruhi oleh tekanan dalam maupun luar sel darah merah
2. Pada praktikum ini diketahui berdasarkan data baha masing-masing naracoba
memiliki waktu himolisis yang variatif berdasarkan tekanan yang ada dalam plama sel
darang mereka masing-masing.
KEGIATAN
MENGUKUR TEKANA DARAH SISTOL DAN DIASTOL
Tujuan praktikum
1. Megukur tekanan darah sistol dan diastole
Dasar teori
Cairan memberikan suatu gaya yang disebut tekanan hidrostatik terhadap permukaan
yang mengadakan kontak dengan cairan tersebut, dan tekanan inilah yang menggerakan
cairan melalui pipa itu. Gaya hidrostatik yang diberikan oleh darah terhadap dinding
pembuluh disebut tekanan darah. Tekanan ini jauh lebih besar di dalam arteri dari pada di
dalam vena, dan palin besar di dalam arteri ketika jantung berkontraksi dengan sistol
ventrikel. Tekanan darah adalah gaya utama yang mendorong darah dari jantun melalui
arteri dan arteriola ke hamparan kapiler. Cairan selalu mengalir dari daerah bertekanan
tinggi ke daerah bertekanan rendah.
Akibat jantung yang terus menerus berkontraksi secara ritmis dalam rangka
menyuplai kebutuhan zat-zat yang diperlukan oleh jaringan tubuh, maka timbul tekanan
darah terutama arteri.
Ketika menghitung denyut anda dengan cara menempatkan jari anda pada
pergelangan tangan, anda sesungguhnya dapat merasakan arteri mengembang pada setiap
denyutan. Sebagian penyebab lonjakan tekanan tersebut adalah sempitnya lubang
pembukaan arteriola yang menghalangi keluarnya darah dari arteri. Dengan demikian,
ketika jantung berkontraksi, darah memasuki arteri lebih cepat dibandingkan
kecepatannya meninggalkan arteri, dan pembulh tersebut akan meregang akibat tekanan
tersebut. Dinding pembluh arteri akan mengecil selama tekaan diastole, tetapi jantung
berkontraksi kembali ke dalam arteriola utuk memulihkan tekanan dalam arteri secara
sempurna. Hambatan yang diberikan oleh arteriola disebut sebagai resistensi peripheral.
Sebagai konsekuensi dari kerja arteri elastis melawan resistensi peripheral, maka masih
ad tekanan darah, bahkan selama disatol sekalipun, yang menalirkan darah ke dalm
arterial dan kapilr secara kontinu.
Tekanan darah dientukan sebagian oleh curah jantung dan sebagian oleh derajat
resistensi peripheral tehadap aliran darah dalam arteriola, yang merupakan penyempitan
pada system sirkulasi. Kontraksi otot polos dalam dinding arteriola akan menyempitkan
pembuluh yang sangat kecil itu, yang mengingkatkan resistensi, dan dengan demikain
meningkatkan tekanan darah di daerah hulu arteri. Ketika otot polos berileksasi, arteriola
bedilatasi, darah yang melalui arteriola meningkat, dan tekanan dalam arteri akan
menurun. Implus saraf, hormone, dan sinyal-sinyal lain mengontrol otot dinding arteriola
tersebut. Cekaman, baik secara fisik maupun emosional, dapat meningkatkan tekanan
darah dengan cara memicu respons saraf dan hormone yang akan menyempitkan
pembuluh darah.
Ketika darah mencapai vena, tekananya tidak dapat dipengaruhi oleh jantung. Hal itu
tejadi karena darah banyak mengalami resistensi ketika melewati jutaan arteriola dan
kapiler yang sangat kecil sehingga daya pompa jantung tidak mampu lagi mendorong
darah dalam vena. Kemudian, bagaimana darah dapat kembali ke dalam jantung,
khususnya ketika ia harus bergerak dari tungkai yang paling bawah melawan gravitasi?
Kontraksi otot polos dalam dinding venula dan vena memerikan sebagian kontribusi
terhadap pergerakan darah. Akan tetapi yang lebih penting lagi, aktivitas otot rangka
selama olahraga akan emeras darah melalui vena. Selain itu, ketika menghirup udara,
perubahan tekanan dalam rongga dada menyebabkan vena cava dan vena besar lainnya
yang terletak di dekat jantung membesar ddan terisi penuh dengan darah.
Alat-alat dan Bahan:
1. Tensimeer dengan sabuk tekannya
2. Stetoskop
Metode pelaksanaan kerja
1. Melilitakan sabuk pengaman yang telah dilenkapi pompa dan spygomomanometer
pada lengan atas tepatnya di sendi siku. Meletakkan stetoskop pada bawah sabuk
tekan tepat di atas arteri radialis selanjutnya menimak suara denyut jantung.
Memompa sabukpengman sampai tidak terdengar detk jantung. Kemudian kendorkan
sekrup pengatursehingga udara keluar dan memantau suara jantung dengan seksama.
2. Melakukan kegiatan itu berulang dengan posisi yang berbeda
Hasil kegiatan
Sebelum kegiatan
No NamaTekanan Sistole / Diastole
(mmHg)
1 Chairunisa 120 / 80
2 Anggrek Sinta 100 / 70
3 Rohmia Ayu 100 / 70
4 Soraida Afni 100 / 70
5 Nur Cahyaningsih 100/70
6 Dian L.U 110/80
7 Larasati 110/70
8 Luthfi A 90/70
9 Diska Alfionita D 110/80
10 Dodi 110/79
11 Jelita 100/60
12 Diah Tirta Puri 100/80
13 Widi Astuti 100/80
14 Dian Laras Utami 110/80
15 Afina Nahla 100/56
16 Natia cahyaning Ahsani 110/70
17 Abdul Ghani 110/80
Setelah kegiatan
No NamaTekanan Sistole / Diastole
(mmHg)
1 Chairunisa 120 / 80
2 Anggrek Sinta
3 Rohmia Ayu
4 Soraida Afni
5 Nur Cahyaningsih
6 Dian L.U 115/80
7 Larasati
8 Luthfi A
9 Diska Alfionita D 100/80
10 Dodi 112/82
12 Jelita 110/71
13 Diah Tirta Puri 100/70
14 Widi Astuti 100/70
Pembahasan
Akibat jantung yang terus menerus berkontraksi secara ritmis dalam rangka
menyuplai kebutuhan zat-zat yang diperlukan oleh jaringan tubuh, maka timbul tekanan
darah terutama arteri
Tekanan darah dientukan sebagian oleh curah jantung dan sebagian oleh derajat
resistensi peripheral tehadap aliran darah dalam arteriola, yang merupakan penyempitan
pada system sirkulasi. Kontraksi otot polos dalam dinding arteriola akan menyempitkan
pembuluh yang sangat kecil itu, yang mengingkatkan resistensi, dan dengan demikain
meningkatkan tekanan darah di daerah hulu arteri. Ketika otot polos berileksasi, arteriola
bedilatasi, darah yang melalui arteriola meningkat, dan tekanan dalam arteri akan
menurun. Implus saraf, hormone, dan sinyal-sinyal lain mengontrol otot dinding arteriola
tersebut. Cekaman, baik secara fisik maupun emosional, dapat meningkatkan tekanan
darah dengan cara memicu respons saraf dan hormone yang akan menyempitkan
pembuluh darah.
Data di atas menunjukan bahwa tekanan sistol maupun distol para naracoba tidak ada
yang di atas ambang batas.
Kesimpulan
1. Tekanan darah dientukan sebagian oleh curah jantung dan sebagian oleh derajat
resistensi peripheral tehadap aliran darah dalam arteriola, yang merupakan
penyempitan pada system sirkulasi.
2. Tekanan darah masng-masing naracoba berbeda-beda di tentukan oleh kegiatan, usia,
pola hidup dan stressor.
DAFTAR PUSTAKA
Basoeki, Soedjono.1988. ANATOMI dan FISIOLOGI MANUSIA. DEPARTEMEN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN .
Campbell. 1925. BIOLOGI jilid III terjemahan. Erlangga: Jakarta
Nurcahyo, Heru et.al. 2012. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. FMIPA. UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA