laporan praktikum fisika
-
Upload
dita-andina -
Category
Education
-
view
128 -
download
0
Transcript of laporan praktikum fisika
Dengan Judul:
“Massa Jenis Benda”
disusun oleh :
KELOMPOK IVDITA ANDINA
ASMIYANTI KADIRST. NURHALIZAH MARJUNI
FADEL MUHAMMAD P.MUHAMMAD FADEL ZULBAKTI A.
Pembimbing Praktikum Miftahul Fajrianti Lukman
Kelas : XI IPA 2
Hari/Tanggal Praktikum
Jumat, 15 Mei 2015
SMA NEGERI 11 MAKASSAR
Massa Jenis Benda
A. Tujuan Percobaan
1. Siswa mampu menggunakan alat ukur neraca dan gelas ukur
2. Siswa dapat menentukan massa jenis suatu benda
B. Alat dan Bahan
Alat :
1. Neraca ohauss 311 g, 1 buah
2. Gelas ukur, 1 Buah
Bahan :
1. Beban, 3 buah
2. Air secukupnya
C. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Ukur massa beban dengan menggunakan neraca ohauss 311 g,
kemudian catat hasilnya dalam tabel pengamatan
3. Isi gelas ukur dengan air pada volume tertentu (pada percobaan ini
kami menggunakan 150ml)
4. Masukkan beban pada gelas ukur yang berisi air kemudian catat
penunjukannya yang tertera pada gelas ukur.
5. Ulangi kegiatan pada langkah ke 2 sampai 4 untuk beban selanjutnya
sampai beban ke 3.
D. Hasil Pengamatan
NST (neraca 311 g) = 0,01 gram
NST (gelas ukur) = 0,5 ml
V2-V1 = 158 -150 = 8ml
V2-V1 = 166 -150 = 16ml
V2-V1 = 174 -150 =24ml
Tabel pengukuran massa (g) dengan volume beban(ml)
No
.
Massa (g) Volume (mL)
1. 50, 650 8
2. 101, 720 12
3. 151, 750 24
Tabel pengukuran massa (Kg) dengan volume beban (m3)
No
.
Massa (Kg) Volume (m3)
1. 0,05065 8x10-6
2. 0,10172 12x10-6
3. 0,15175 24x10-6
E. Analisis Data
1. Hitunglah massa jenis setiap beban dengan satuan Kg/m3
No
.
Massa (Kg) Volume (m3) Massa Jenis ρ(Kg/m3)
1. 0,05065 8x10-6 6,33125x10-9
2. 0,10172 12x10-6 8,47667x10-9
3. 0 ,15175 24x10-6 3,642x10-6
F. Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat diketahui bahwa massa jenis suatu
benda dipengaruhi oleh massa setiap volume benda tersebut. Massa jenis
berbanding lurus dengan massa benda dan berbanding terbalik dengan
volumenya.
Jika kita melakukan pengukuran dengan peralatan yang memiliki
ketelitian yang lebih kecil/teliti, maka hasilnya pun akan lebih teliti.
dibandingkan dengan mengunakan peralatan yang langsung, seperti gelas
ukur.
G. Saran
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya berdoa agar praktikum
berjalan lancar sesuai dengan keinginan.
2. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya mengerti kegunaan alat dan
bahan dan cara menggunakannya
3. Untuk melakukan praktikum sebaiknya lebih teliti agar tidak terjadi
kesalahan
Dengan Judul:
“Pengukuran Waktu dan Temperatur”
disusun oleh :
KELOMPOK IVDITA ANDINA
ASMIYANTI KADIRST. NURHALIZAH MARJUNI
FADEL MUHAMMAD PRATAMAMUHAMMAD FADEL ZULBAKTI AMAL
Pembimbing Praktikum Drs. H Zainuddin
Kelas : XI IPA 2
Hari/Tanggal Praktikum
Jumat, 15 Mei 2015
SMA NEGERI 11 MAKASSAR
Pengukuran Waktu dan Temperatur
A. Tujuan Praktikum
Siswa mampu memahami penggunaan alat ukur besaran waktu dan
temperatur
B. Alat dan Bahan
Alat :
a. Termometer (alkohol
warna merah)
b. Stopwatch
c. Gelas kimia
d. 1 set Pembakar Spirtus
Bahan :
Es batu atau air secukupnya tapi lebih baik es batu
agar suhu awalnya 0oC
C. Prosedur Kerja
1. Siapkan gelas kimia, bunsen pembakar lengkap dengan kaki tiga dan
lapisan asbesnya dan sebuah termometer
2. Isi gelas kimia dengan es batu dan letakkan di atas kaki tiga tanpa ada
pembakar
3. Tentukan NST masing-masing alat ukur yang akan digunakan
4. Ukur temperatur es dalam gelas kimia. Catat hasil pengukuran ini
sebagai temperatu mula mula(T0).
5. Nyalakan bunsen pembakar dan tunggu beberapa saat hingga
nyalanya terlihat
6. Letakkan bunsen pembakar tadi tepat dibawah gelas kimia bersamaan
dengan menjalankan stopwatch
7. Catat temperatu yang terbaca pada temperatur tiap selang 1 menit
sampai di peroleh 5 atau 6 data pada tabel pengamatan 1
8. Ulangi kegiatan 4,5 dan 6
9. Catat waktu yang dibutuhkan setiap kenaikan 10oC dan catat hasilnya
dalam tabel 2
D. Hasil Pengamatan
NST termometer = 1010
=¿1oC
NST stopwatch =1100
s
Temperatur mula-mula (T0) = 0oC
Tabel pengamatan 1. Hubungan antara waktu dan temperatur
No. Menit ke- Temperatur (oC) Perubahan Temperatur (oC)
1. 1 2,0 oC 2 oC
2. 2 9,0 oC 7 oC
3. 3 15,0 oC 6 oC
4. 4 21,0 oC 6 oC
5. 5 25,0 oC 4 oC
6. 6 25,5 oC 0,5 oC
Hubungan antara waktu dan temperatur dalam satuan Kelvin
No. Menit ke- Temperatur (K) Perubahan Temperatur (K)
1. 1 275 2
2. 2 282 7
3. 3 288 6
4. 4 294 6
5. 5 298 4
6. 6 298,5 0,5
Temperatur mula-mula (T0) = 2 oC
Tabel pengamatan 2. Hubungan antara kenaikan temperatur dan waktu
No. Kenaikan Temperatur Waktu (s) Selang Waktu (s)
1. 10oC 1 : 41 : 35 1 : 41 : 35
2. 20 oC 2 : 56 : 12 1 : 41 : 77
3. 30 oC 4 : 49 : 23 1 : 53 : 11
4. 40 oC 6 : 10 : 20 1 : 20 : 97
5. 50 oC 7 : 23 : 60 1 : 13 : 40
6. 60 oC 8 : 38 : 83 1 : 15 : 23
No. Kenaikan temperatur (oC) Waktu (s) Selang Waktu (s)
1. 10oC 101,35 101,35
2. 20 oC 176,12 74,77
3. 30 oC 250,23 74,11
4. 40 oC 370,20 119,97
5. 50 oC 443,60 73,40
6. 60 oC 518,83 75,23
E. Analisis Data
1. Buatlah grafik hubungan antara suhu dan waktu
0 1 2 3 4 5 6 70
5
10
15
20
25
30
Hubungan antara waktu dan temperatur
waktu (s)
suhu
(ºC)
2. Bagaimana kalor terhadap perubahan suhu?
Suatu zat apabila diberi kalor terus-menerus dan mencapai
titik didih maupun titik lebur, maka zat akan mengalami perubahan
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 5500
10
20
30
40
50
60
70
10
20
30
40
50
60
Hubungan antara kenaikan temperatur dan waktu
waktu (s)
Suhu
(ºC)
wujud. Peristiwa ini juga berlaku jika suatu zat melepaskan kalor
terus-menerus dan mencapai suhu minimumnya. Oleh karena itu,
selain kalor dapat digunakan untuk mengubah suhu zat, juga dapat
digunakan untuk mengubah wujud zat.
F. Kesimpulan
Semakin banyak kalor yang diterima semakin tinggi suhunya. Begitupun
sebaliknya, semakin sedikit kalor yang di berikan maka semakin rendah
suhunya.
G. Saran
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya berdoa agar praktikum
berjalan lancar sesuai dengan keinginan.
2. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya mengerti kegunaan alat dan
bahan dan cara menggunakannya agar tujuan dapat tercapai
3. Untuk melakukan praktikum sebaiknya lebih teliti agar tidak terjadi
kesalahan
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA
“Pengukuran Tegangan dan Kuat Arus Listrik”
Disusunoleh:
KELOMPOK IV
Dita Andina
Asmiyanti Kadir
St. Nurhaliza Mardjuni
Fadel Muhammad P.
Muhammad Fadel Zulbakti A.
Kelas :XI IPA 2
SMA NEGERI 11 MAKASSARTAHUN 2015
A. Tujuan Praktikum
1. Peserta didik dapat merangkai rangkaian listrik sederhana
2. Peserta didik dapat mengukur besar kuat arus dan beda potensial
listrik
3. Peserta didik dapat mengetahui hubungan antara kuat arus listrik
dengan beda potensial
B. Alat dan Bahan
1. Resistor
2. Power supply
3. Kabel penghubung
4. Papan penghubung
5. Basicmeter
C. Prosedur Kerja
1. Rangkailah alat-alat seperti gambar dibawah ini
2. Nyalakan Power Supply pada tegangan 3 Volt
3. Baca penujukkan kuat arus listrik yang melalui resistor pada
Amperemeter
4. Baca penujukkan tegangan pada resistor yang terbaca di
Voltmeter dan tulis pada tabel bantuan
5. Menyetel tegangan pada 6 sampai 9 Volt tulis masing-masing
pengukurannya pada tabel
6. Pindahkan kabel penghubung pada Voltmeter ke batas ukur 50V.
Karena tegangan 12 Volt tidak dapat di ukur jika kabel masih
berada di tegangan 10A
7. Tuliskan hasil pengamatan pada tabel
D. Hasil Pengamatan
Tegangan sumber (Vs) = 3 Volt, 6 Volt, 9 Volt, dan 12 Volt
Resistor yang digunakan = 47 Ω.
No. Sumber Tegangan (Volt)
Tegangan pada Resistor (Skala)
Kuat Arus Listrik (Skala)
1. 3 16 32. 6 31 63. 9 47 104. 12 12 14
Seperti yang kita ketahui,
NTSBasicmeter= BatasukurJumlahskala
Untuk itu untuk memenuhi tabel hubungan antara tegangan dan kuat harus mengalikan tegangan pada resistor dengan NTS-nya sehingga satuannya menjadi Volt.
NTS (10Volt )=1050
=15=0,2
NTS (50Volt )=5050
=1
NTS (1 A )= 150
=0,02
Kemudian kalikan hasil perhitungan tegangan dan kuat arus dengan NTS
No. Sumber Tegangan (Volt)
Tegangan pada Resistor (Skala)
Kuat Arus Listrik (Skala)
1. 3 16 x 0,2 = 3,2 volt 3 x 0,02 =0,062. 6 31 x 0,2 =6,2 6 x 0,02 = 0,123. 9 47 x 0,2 = 9,4 10 x 0,02 =0,24. 12 12 x1 = 12 14 x 0,02 = 0,28
Tabel. Hubungan antaraTegangan dan Kuat Arus Listrik
No.
Tegangan pada Resistor (Volt) Kuat Arus Listrik (A)
1. 3,2 0,06
2. 6,2 0,12
3. 9,4 0,2
4. 12 0,28
E. Analisis Data
1. Hitunglah perbandingan V dan I pada setiap pengukuran
R=VI
Untuk V = 3,2 Volt dan I = 0,06 A
R= 3,20,06
=53,33Ω
Untuk V = 6,2Volt dan I = 0,12A
R= 6,20,12
=51,67Ω
Untuk V = 9,4Volt dan I = 0,2 A
R=9,40,2
=47Ω
Untuk V = 12 dan I = 0,28
R= 120,28
=42,86Ω
2. Buatlah grafik antara tegangan V (Volt) dan Kuat Arus Listrik I (Ampere
meter)
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.30
2
4
6
8
10
12
14
3.2
6.2
9.4
12
Hubungan antara Tegangan dan Kuat Arus Listrik
kuat arus listrik (A)
tega
ngan
(V)
3. Dari hasil grafik, tentukan besar hambatan R(Ω)
gradien=tanθ=∆V∆ I
=R grafik
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.30
2
4
6
8
10
12
14
3.2
6.2
9.4
12
Hubungan antara Tegangan dan Kuat Arus Listrik
kuat arus listrik (A)
tega
ngan
(V)
ϴ
gradien=tanθ=(12−3,2)
(0,28−0,06)= 8,80,22
=40Ω
4. Bandingkan nilai R dari grafik dengan nilai R tertera
= Rgrafik: Rtertera
= 40 Ω: 47 Ω
Karena, R pada grafik gradien=tanθ=(12−3,2)
(0,28−0,06)= 8,80,22
=40Ω dibanding
dengan R yang tertera pada resistor yang digunakan.
F. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kuat arus listrik (I) berbanding lurus tegangan (V). Semakin besar kuat arus
listrik maka semakin besar pula tegangannya. Begitu pula sebaliknya. 2.
2. Besar hambatan (R) sebuah resistor dihitung dengan membagi tegangan
(V) dengan kuat arus listrik (I)
G. Saran
1. Sebelum melakukan praktik sebaiknya berdoa agar praktik dapat berjalan
lancar
2. Adapun saran kepada praktikan selanjutnya agar lebih teliti dalam
melakukan percobaan sehingga data yang dihasilkan lebih baik.