Laporan Praktikum farmakologi2011

19
Kata Pengantar Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Farmakologi Kedokteran ini, sebagai laporan atas kegiatan praktikum yang telah dilakukan sebelumnya. Laporan ini dapat terselesaikan karena bantuan banyak pihak. Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada dosen pembimbing praktikum yang telah membantu selama proses praktikum. Juga kepada teman-teman yang telah bersedia bekerja sama untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan praktikum. Saya menyadari bahwa manusia tidak ada yang sempurna.. Di dalam laporan ini tentunya masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu saya mohon maaf dan mohon kritik serta saran agar dapat memperbaikinya pada kesempatan selanjutnya. Saya harap laporan ini dapat bermanfaat serta dapat memberi pengetahuan bagi pembaca. Mataram, Januari 2012 Penulis 1

description

Farmakologi

Transcript of Laporan Praktikum farmakologi2011

Page 1: Laporan Praktikum farmakologi2011

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Farmakologi Kedokteran

ini, sebagai laporan atas kegiatan praktikum yang telah dilakukan sebelumnya.

Laporan ini dapat terselesaikan karena bantuan banyak pihak. Untuk itu, saya

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada dosen pembimbing praktikum

yang telah membantu selama proses praktikum. Juga kepada teman-teman yang telah

bersedia bekerja sama untuk memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan praktikum.

Saya menyadari bahwa manusia tidak ada yang sempurna.. Di dalam laporan ini

tentunya masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu saya mohon maaf dan mohon

kritik serta saran agar dapat memperbaikinya pada kesempatan selanjutnya. Saya harap

laporan ini dapat bermanfaat serta dapat memberi pengetahuan bagi pembaca.

Mataram, Januari 2012

Penulis

1

Page 2: Laporan Praktikum farmakologi2011

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Obat adalah senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, dan

mendiagnosa penyakit. Setiap orang pastinya memperoleh dosis yang berbeda-

beda dalam pengobatan yang diberikan. Hal ini sangat bergantung pada beberapa

factor, antara lain berat badan dan keadaan pasien itu sendiri. Penentuan dosis

itu sendiri membutuhkan penelitian yang sangat panjang, karena manusia tidak

mungkin langsung dijadikan obyek penelitian dengan adanya resiko kematian

akibat over dosis.

Tujuan terapeutik adalah untuk mencapai efek menguntungkan yang

diinginkan dengan efek merugikan yang minimal. Ketika suatu obat telah dipilih

untuk seorang penderita, klinisi harus menentukan dosis yang tepat untuk

mencapai tujuan tersebut. suatu pendekatan yang rasional terhadap tujuan ini

memerlukan prinsip-prinsip farmakokinetik dan farmakodinamik untuk

menjelaskan hubungan dosis-efek.

Farmakodinamik mempengaruhi hubungan konsentrasi efek-obat,

sedangkan farmakokinetik menentukan hubungan dosis-konsentrasi obat

(Holdford, 1981). Proses-proses farmakokinetik seperti absorbsi, distribusi,

metabolisme dan ekskresi menentukan berapa cepatnya, berapa konsentrasinya,

dan untuk berapa lama obat tersebut berada pada organ target.

Dengan mengetahui hubungan antara konsentrasi obat dan efeknya

memungkinkan klinisi untuk mempertimbangkan berbagai keadaan patologik

dan fisiologik penderita tertentu yang menyebabkan penderita tersebut

memberikan respons yang berlainan dari kebanyakan orang pada suatu obat.

Memilih di antara sekian banyak obat dan menentukan dosis obat yang

tepat, seorang dokter harus mengetahui potensi relative farmakologis dan efikasi

maksimal obat dalam kaitannya dengan efek terapeutik yang diharapkan. Potensi

2

Page 3: Laporan Praktikum farmakologi2011

mengacu pada konsentrasi (EC50) atau dosis (ED50) obat yang diperlukan untuk

menghasilkan 50% efek maksimal obat tersebut.

Kuantal efek dosis sering kali dikarakterisasi dengan menyatakan dosis

efektif median (ED50, median effective dose ), dosis dimana 50% individe-

individu yang menunjukkan efek kuantal tertentu. Demikian juga dosis yang

diperlukan menghasilkan efek toksik tertentu dalam 50% hewan-hewan disebut

dengan dosis toksis median (TD50, median toxic dose). Kalau secara efek

toksiknya adalah kematian hewan tersebut, maka dapat ditentukan secara

eksperimental dengan dosis lethal 50 (LD50, median lethal dose). Satu

perhitungan, yang menghubungkan dosis suatu obat yang diperlukan untuk

menghasilkan efek yang diinginkan dengan dosis yang menghasilkan efek yang

tidak diinginkan disebut sebagai indeks terapeutik. Indeks terapeutik ini biasa

dirumuskan sebagai rasio dari LD50 dengan ED50.

B. Rumusan Masalah

1. Berapa dosis yang sesuai untuk menimbulkan efek tidur pada

mencit ?

2. Lalu apakah ada dosis yang tidak dapat membuat mencit tertidur ?

C. Hipotesis

Ada hubungan antara dosis obat dengan respon (efek).

D. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ED50 dan LD50 95% diazepam pada

mencit.

E. Manfaat penelitian

Dengan diadakannya penelitian ini, kita dapat mengetahui indeks terapeutik

obat. Sehingga kita dapat menentukan obat yang dapat memberikan efek terapi

yang diinginkan dengan efek merugikan yang minimal.

3

Page 4: Laporan Praktikum farmakologi2011

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tujuan dari terapeutik adalah mencapai efek terapi yang diinginkan

dengan efek merugikan yang minimal. Seorang dokter harus mengetahui potensi

farmakologik relatif dan efikasi maksimal dari obat-obatan dalam hubungannya

dengan efek terapeutik yang diinginkan untuk memilih di antara banyak obat dan

menentukan dosis yang tepat dari suatu obat. Dosis terapi yang menimbulkan

efek terapi pada 50% individu atau binatang percobaan disebut dosis terapi

median/ median lethal dose (LD50) ialah dosis kematian pada 50% individu atau

bianatang percobaan. Dalam studi farmakodinamik di laboratorium. indeks

terapi suatu obat dinyatakan dalam rasio sebagai berikut :

Indeks Terapi : LD50/ED50

(Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK Universitas Mataram, 2009)

Dalam praktikum ini, yang digunakan sebagai obat uji adalah Diazepam.

Diazepam atau biasanya dikenal dengan Valium merupakan sebuah turunan

narkoba. Diazepam disebutkan termasuk dalam golongan psikotropika, nama

dagangnya antara lain valium. Indikasinya sebagai obat anti cemas, sedatif-

hipnotic, dan obat anti kejang. Efek sampingnya, pada pemakaian kronik dapat

menimbulkan ketergantungan jiwa dan raga, menimbulkan rasa kantuk,

berkurangnya daya konsentrasi dan reaksi.(Anonim, 2010)

ED50 dan LD50 paling banyak digunakan sebagai ukuran dosis efektif dan

dosis toksis karena dapat ditentukan secara lebih tepat dan paling sedikit

variasinya dibanding dengan ukuran lainnya, seperti ED99, LD99, dan lain-lain

(gambarn grafiknya akan lebih mendatar, sedangkan ED50 dan LD50 merupakan

titik pada garis yang paling menanjak). Konsep hubungan toksisitas dengan

4

Page 5: Laporan Praktikum farmakologi2011

keefektifan obat ini penting dalam klinis, yaitu dapat digunakan sebagai

pedoman seberapa besar dosis dapat diberikan tanpa menimbulkan efek toksis.

Dari kurva dosis kerja dapat ditentukan tetapan-tetapan obat yang

penting yaitu ED50 yang sering dikemukakan (dosis effective 50) adalah dosis

yang menyebabkan dicapainya separuh (50%) efek. Sesuai dengan itu ED95

adalah dosis yang menyebabkan 95% efek dicapai. Angka ED95 dan ED50 yang

dibutuhkan untuk penentuan luas terapeutik sulit ditentukan secara tepat dari

kurva yang berbentuk S, karena kemiringan kurva dari bagian ini sangat kecil.

Dalam toksikologi jumlah dosis yang menyebabkan 50% dari populasi

menunjukan respon dan jumlah dosis yang menyebabkan 50% individu

memberikan reaksi (respon) digunakan sebagai besaran aktifasi, misalnya saja

ED50 (Effective dose) dan LD50 (Lethal dose) dari suatu xenobiotika uji. Besaran

aktivitas 50% adalah suatu harga sebenarnya yang diperoleh secara statistika. Ini

merupakan suatu harga perhitungan yang menggambarkan estimasi yang paling 5

Page 6: Laporan Praktikum farmakologi2011

baik dari dosis yang diperlukan untuk menimbulkan respon pada 50% individu

uji, karena selalu disertai dengan suatu rataan estimasi dari harga kesalahannya,

seperti probabilitas kisaran nilainya.

Gambar 1. Struktur Diazepam

Diazepam adalah obat anti cemas dari golongan benzodiazepin, satu

golongan dengan alprazolam (Xanax), klonazepam, lorazepam, flurazepam.

Diazepam dan benzodiazepin lainnya bekerja dengan meningkatkan efek GABA

(gamma aminobutyric acid) di otak. GABA adalah neurotransmitter (suatu

senyawa yang digunakan oleh sel saraf untuk saling berkomunikasi) yang

menghambat aktifitas di otak. Diyakini bahwa aktifitas otak yang berlebihan

dapat menyebabkan kecemasan dan gangguan jiwa lainnya (Anonim, 2008).

Efek samping diazepam yang paling sering adalah mengantuk, lelah, dan

ataksia (kehilangan keseimbangan). Walaupun jarang, diazepam dapat

menyebabkan reaksi paradoksikal, kejang otot, kurang tidur, dan mudah

tersinggung. Bingung, depresi, gangguan berbicara, dan penglihatan ganda juga

merupakan efek yang jarang dari diazepam (Anonim, 2008).

Diazepam dapat menyebabkan ketergantungan, terutama jika digunakan

dalam dosis tinggi dan dalam jangka waktu lama. Pada orang yang mempunyai

ketergantungan terhadap diazepam, penghentian diazepam secara tiba-tiba dapat

menimbulkan sakau (sulit tidur, sakit kepala, mual, muntah, rasa melayang,

6

Page 7: Laporan Praktikum farmakologi2011

berkeringat, cemas, atau lelah). Bahkan pada kasus yang lebih berat, dapat

timbul kejang. (Anonim,2008).

7

Page 8: Laporan Praktikum farmakologi2011

BAB III

METODOLOGI

A. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan desain uji klinis untuk mengetahui dosis efektif

pemberian diazepam terhadap hewan percobaan yaitu mencit.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada:

Hari/tanggal : Selasa, 9 Januari 2011

Tempat : Fakultas Kedokteran UNRAM

Waktu : 13.00 – 16.00 WITA

C. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah hewan percobaan (mencit) yang berjumlah 16 ekor

dengan berat badan berkisar antara 15-20 gr.

D. Alat dan Bahan

Mencit sebanyak 16 ekor

Diazepam injeksi dengan konsentrasi yang berbeda (0,156 mg/cc; 0,312

mg/cc; 0,625 mg/cc; 1,25 mg/cc)

Spuit injeksi 1 cc

Bak plastik penampung mencit dengan tutupnya

Alat penghitung waktu

Spidol permanen

Kapas

Aquades

8

Page 9: Laporan Praktikum farmakologi2011

E. Cara Kerja

1. Menyiapkan semua alat dan bahan yang digunakan

2. Menyiapkan mencit yang akan diberi perlakuan sebanyak 16 ekor, dengan

masing-masing 4 ekor mencit untuk tiap dosis diazepam:

Kelompok I untuk mencit yang diberi dosis diazepam 0,156 mg/cc

Kelompok II untuk mencit yang diberi dosis diazepam 0,312 mg/cc

Kelompok III untuk mencit yang diberi dosis diazepam 0,625 mg/cc

Kelompok IV untuk mencit yang diberi dosis diazepam 1,25 mg/cc

Cara pengenceran untuk mendapatkan dosis diazepam yang diinginkan

dengan menggunakan rumus :

Pertama untuk membuat 1,25 mg/cc diazepam dari 5 mg/cc sebanyak 10 ml,

maka dari perhitungan

M1 . V1 = M2 . V2

5 . 1 = 1,25 . V2

V2 = 5 / 1,25

= 4 cc

Berarti harus ditambahkan 3 cc untuk mendapatkan dosis diazepam 1,25.

dilakukan hal yang sama untuk pengenceran selanjutnya.

3. Mengambil mencit dari bak penampungnya dengan cara menarik ekornya.

Memegang ekornya dengan rangan kiri, kemudian tangan kanan memegang

kepala bagian belakangnya (kedua telinga ditarik ke belakang)

4. Setelah mencit dipegang dengan baik, menginjeksikan diazepam sebanyak

0,5 cc secara Intraperitonial. kemudian memberi tanda mencit yang telah

diberi perlakuan. Melakukan langkah tersebut pada mencit lain sampai

semua mencit mendapat perlakuan.

5. Menunggu selama 10 menir, lalu mengevaluasi keadaan mencit setiap 5

menit selama 60 menit (tidur atau tidak)

6. Mencatat hasil pengamatan pada table, (1 = tidur, 0 = tidak tidur)

9

M1 . V1 = M2. V2

Page 10: Laporan Praktikum farmakologi2011

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan

Waktu Kelompok Dosis 1

(1.25 mg/cc)

Kelompok Dosis II

(0,625 mg/cc)

Kelompok Dosis III

(0,312 mg/cc)

Kelompok Dosis IV

(0.156)

10’ 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

15’ 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

30’ 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0

45’ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0

60’ 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0

Jumlah 4 4 4 4 3 3 3 2 3 1 1 3 0 0 0 0

Keterangan:

B. Pembahasan

Diazepam adalah obat yang dipercaya dapat memberikan efek tidur pada

seseorang. Diazepam mempunyai efek yang berbeda bada dosis terapi yang

berbeda, dosis untuk sedasi, dosis asiolitik dan dosis anastesi. Pada percobaan

kali ini, diazepam digunakan sebagai obat yang diujikan efeknya pada rentang

dosis tertentu (subyek percobaannya mencit). Dengan demikian akan diketahui

10

Dosis I: 1,25 mg/cc 1 = tidur

Dosis II: 0,625 mg/cc 0 = tidak tidur

Dosis II: 0,312 mg/cc

Dosis IV: 0,156 mg/cc

Page 11: Laporan Praktikum farmakologi2011

dosis terendah yang akan memberikan efek kepada individu/binatang percobaan

yang mengkonsumsinya.

Diazepam dengan dosis berbeda (0,156 mg/cc, 0,312 mg/cc, 0,625

mg/cc, 1,25 mg/cc) diberikan masing-masing pada 4 ekor mencit. Pada 0,156

mg/cc, tidak ada mencit yang tidur dalam jangka waktu 1 jam. Pada 0,312

mg/cc, ada empat ekor mencit yang tidur dalam jangka waktu 1 jam. Pada 0,625

mg/cc, empat ekor mencit yang tidur dalam jangka waktu 1 jam. Pada 1,25

mg/cc, empat ekor mencit yang tidur dalam jangka waktu 1 jam.

Dan data percobaan tersebut, didapatkan diazepam sudah memberi efek

ED50 pada dosis 0,312. Pada dosis diazepam 0,156 mg/cc didapatkan tidak ada

mencit yang tertidur, jadi pada dosis ini tidak memberi efek terapi ED50 .

11

Page 12: Laporan Praktikum farmakologi2011

BAB V

PENUTUP

Simpulan

Diazepam akan memberikan efek terapi 50% individu (ED50) pada dosis 0,312

mg/cc,

Diazepam tidak memberikan efek terapi pada dosis 0,156 mg/cc

12

Page 13: Laporan Praktikum farmakologi2011

13

Page 14: Laporan Praktikum farmakologi2011

Daftar Pustaka

Katzung (2000). Farmakologi Dasar dan Klinik. Jakarta: EGC.

FK UI (1981). Farmakologi dan Terapi ed. 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Goodman & Gillman (2007). Dasar Farmakologi dan Terapi ed. 10. Jakarta: EGC.

Anonim. 2008. Obat Diazepam (Valium). http://www.wartamedika.com/2008/02/obat-

diazepam-valium.html. Diakses 11 Januari 2012 .

Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK Universitas Mataram. 2009. Penuntun

Praktikum Farmakologi. Mataram : Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

14