Laporan Praktikum Farmakologi Interaksi Obat
Click here to load reader
description
Transcript of Laporan Praktikum Farmakologi Interaksi Obat
FARMASI MEDIK
Tujuan :
1. Dapat membuat resep yang tepat dosisnya
2. Memilih sediaan farmasi yang cocok untuk penderita
Bahan dan Alat :
1. Obat Batuk Hitam
2. Tablet Ephedrine HCL 25 mg
3. Tablet Gliserilguaiakolat 100 mg
4. Tablet Eritromisin
5. Tablet Tetracicline
6. Susu
7. Asam Buah – buahan
8. Lumpang
9. Sendok pengaduk
Cara Kerja :
a. Interaksi Obat Batuk Hitam dengan Ephedrine dan Gliserilguiakolat
1. Masukan tablet Ephedrine dan Gliserilguiakolat kedalam lumpang, kemudian gerus
hingga menjadi bubuk.
2. Setelah tablet Ephedrine dan GlidSerilguiakolat menjadi bubuk, masukan bubuk
tersebut kedalam larutan Obat Batuk Hitam
3. Goyangkan larutan Obat Batuk Hitam hingga semua bubuk hilang
4. Perhatikan reaksi obat tersebut!
5. Aduk dengan sedok pengaduk
6. Diamkan selama 5 menit
7. Perhatikan reaksi obat tersebut!
1
b. Interaksi Asam Buah – buahan dengan Eritromisin
1. Masukan asam buah kedalam gelas percobaan
2. Buka capsul Eritromisin ke dalam asam buah – buahan
3. Goyangkan campuran tersebut hingga serbuk dari Eritromisin hilang
4. Perhatikan reaksi obat tersebut!
5. Aduk dengan sedok pengaduk
6. Diamkan selama 5 menit
7. Perhatikan reaksi obat tersebut!
c. Interaksi Susu dengan Tetracicline
1. Masukan Susu kedalam gelas percobaan
2. Buka capsul Tetracicline ke dalam susu
3. Goyangkan campuran tersebut hingga serbuk dari Tetracicline hilang
4. Perhatikan reaksi obat tersebut!
5. Aduk dengan sedok pengaduk
6. Diamkan selama 5 menit7. Perhatikan reaksi obat tersebut!
Teori :
Hasil Pengamatan :
Interaksi Obat Diputar Diaduk
Bercampu
r
Mengenda
p
Menggumpa
l
Bercampu
r
Mengenda
p
Menggumpa
l
Obat Batuk
Hitam dengan
Ephedrine dan
Gliserilguiakola
t
+ - - + - -
Asam Buah –
buahan dengan
Eritromisin
- + - - + -
Susu dengan - - + + - -
2
Tetracicline
Prinsip interaksi dan kinerja :
1. Mukolitik ekspektoran dan digunakan untuk batuk berdahak, dahak dimaksudkan untuk
memudahkan pengeluaran. Zat aktif yang termasuk dalam kelompok ini meliputi gliseril
guaiakolat, amonium klorida, bromheksin. Apabila gliseril guaiakolat di kombinasikan
dengan obat batuk hitam derivat obat tersebut akan larut karena obat batuk hitam
memiliki fungsi yang sama sebagai obat antitusif yang berdahak. Sama halnya dengan
pemberia ephedrine HCL Obat ini tidak boleh digunakan dalam kombinasi dengan
produk stimulan lainnya (misalnya, kafein), produk batuk-dan-dingin lainnya, atau
sebagai suplemen makanan untuk tujuan penurunan berat badan atau pembentukan
tubuh. Hal tersebut dapat meningkatkan risiko efek samping tidak mungkin namun
berpotensi fatal termasuk: Stroke , serangan jantung , kejang, atau gangguan mental yang
berat
2. Interaksi obat dengan makanan/minuman (Food drug interaction) Sifat fisika kimia obat
menentukan tempat absorpsi obat. Obat biasanya bersifat asam lemah atau basa lemah.
Obat asam lemah akan diserap di lambung (jika diberikan secara oral dengan diminum,
bukan di bawah lidah atau di dinding mulut bucal), sementara yang bersifat basa lemah
akan diserap di usus yang lingkungannya memang lebih basa dibandingkan lambung.
Kecepatan pengosongan lambung juga tak kalah penting untuk absorpsi obat secara oral.
Semakin cepat pengosongan lambung, bagi obat bersifat asam akan merugikan karena
hanya sejumlah kecil obat yang terserap, namun menguntungkan obat bersifat basa lemah
karena segera mencapai tempat absorpsi di usus, segera terjadi proses penyerapan.
Selain terkait sifat obat dan tempat absorpsi, makanan/minuman akan mempengaruhi
bentuk obat. Obat seharusnya berbentuk molekul kecil untuk bisa terabsorpsi dengan
baik. Maka perlu dilakukan uji disolusi/pelarutan obat saat dilakukan formulasi obat.
Namun, hal lain yang perlu diwaspadai adalah adanya interaksi obat dengan
makanan/minuman atau nutrien tertentu, sehingga terbentuk senyawa kompleks
bermolekul besar yang menghalangi obat diabsorpsi. Dari hasil pengamatan praktikum
reaksi antara bahan makanan yang asam dapat mempengaruhi reabsropsi, sehingga
3
eritromisin tidak larut dalam asam buah tersebut, akibatnya obat tersebut tidak dapat di
absorbsi oleh tubuh sehingga terjadi endapan yang menandakan obat tersebut tidak larut.
3. Penyerapan (absorbsi) Tetracycline ( dan turunannya ) di dalam lambung di pengaruhi
oleh susu dan produk turunannya serta produk yang mengandung kalsium tinggi. Jika
Tetracycline diminum bersama susu, maka akan terbentuk “chelate” sehingga
mengurangi penyerapan Tetracycline, akibatnya kadar Tetracycline dalam serum
menurun dan khasiatnya berkurang. Hal yang sama berlaku juga pada Cyprofloxacindan
suplemen Fe ( zat besi ), dimana penyerapannya terganggu bila diminum bersama susu.
Boleh jadi, inilah salah satu alasan yang mendasari para petugas kesehatan di masa lalu
dalam memberikan saran kepada para pasien agar tidak minum obat bersama susu. Tidak
semua reaksi obat yang memberikan masalah dalam reabsorbsi obat yang dipengaruhi
oleh susu. Dalam hasil pengamatan praktikum memang ditemukan adanya derivat obat
yang menggumpal yang di interkasikan bersama susu.
KESIMPULAN
Dari pengamatan hasil praktikum ditemukan bahwa tidak semua derivat obat bekerja
sendiri dalam proses farmakodinamik maupun farmakokinetik. Bahkan derivat obat tersebut bisa
dihambat bersamaan makanan/minuman dan kombinasi dengan obat lain sehingga kerja obat
tersebut tidak berpengaruh dalam tubuh.
SARAN
Oleh karena itu, sebagai dokter harus mengetahui kapan obat yang diberikan di konsumsi
agar obat tersebut bekerja dengan baik dalam tubuh.
4