Laporan Praktikum EPP 2010

28
1 LAPORAN PRAKTIKUM EKONOMI PERUSAHAAN PETERNAKAN PETERNAKAN …………………. DISUSUN OLEH : VI KELOMPOK PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2011

Transcript of Laporan Praktikum EPP 2010

Page 1: Laporan Praktikum EPP 2010

1

LAPORAN PRAKTIKUM

EKONOMI PERUSAHAAN PETERNAKAN

PETERNAKAN ………………….

DISUSUN OLEH : VI

KELOMPOK

PROGRAM STUDI PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2011

Page 2: Laporan Praktikum EPP 2010

2

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : LAPORAN PRAKTIKUM EKONOMI PERUSAHAAN PETERNAKAN

Kelompok :

Fakultas : PETERNAKAN

Tanggal Pengesahan : 13 Juni 2011

Menyetujui,

Koordinator Praktikum Ekonomi

Perusahaan Peternakan

NIP.

Koordinator Asisten Ekonomi

Perusahaan Peternakan

NIM.

Page 3: Laporan Praktikum EPP 2010

3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………....…………i

KATA PENGANTAR………………………………………………………….ii

DARTAR ISI ………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………..

2.1 Teknik Usaha Peternakan………………………………...……………2

2.2 Analisa Laporan Keuangan……………………………………………2

2 .2.1 Biaya………………………………………………………….3

2.2.1.2 Biaya Tetap……………………………………….….3

2.2.1.2 Biaya Variabel………………………………………3

2.2.2 Penerimaan……………………………………………………………4

2.2.3 Pendapatan……………………………………………………………4

2.2.4 Neraca Keuangan…………………………………………………….5

2.2.5 Laporan Laba Rugi……………………………………………………5

2.2.6 Analisis Rasio Keuangan………………………………………….6

2.2.6.1Rasio Likuiditas………………………………………………..6

2.2.6.2 Rasio Solvabilitas………..…………………………………..7

2.2.6.3 Rasio Rentabilitas…………………………………………….7

2.2.7 Return on Investment………………………………………………….8

2.2.8 Payback Perio………………………………………………………..8

BAB III METODOLOGI………………………………………………………9

3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan…………………………………………9

3.2 Metode Praktikum………………………………………………………9

3.3 Metode Analisis Data…………………………………………………9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………….…12

4.1 Teknik Usaha Peternakan……………………………...………………12

4.2 Analisa Laporan Keuangan…………………………………………….12

4 .2.1 Biaya………………………………………………………….13

4.2.1.1 Biaya Tetap…………………………………………....13

4.2.1.2 Biaya Variabel……….....………………….…………14

4.2.2 Penerimaan…………………………………………………………14

4.2.3 Pendapatan…………………………………………………………15

4.2.4 Neraca Keuangan……………………………………………………15

4.2.5 Laporan Laba Rugi…………………………………………………16

Page 4: Laporan Praktikum EPP 2010

4

4.2.6.1 Analisis Rasio Keuangan………………………………………17

4.2.6.1Rasio Likuiditas…………………………………………….17

4.2.6.2 Rasio Solvabilita…………………………………………….18

4.2.6.3 Rasio Rentabilitas……………………………………………18

4.2.7 Return on Investment………………..………………………………19

4.2.8 Payback Perio…………………..………………………………….20

BAB V KESIMPULAN……………………………………………………….21

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………….21

5.2 Saran…………………………………………………………………..21

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..22

LAMPIRAN……………………………………………………………………..23

KATA PENGANTAR

Page 5: Laporan Praktikum EPP 2010

5

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,

hidayah, serta inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan

Ekonomi Perusahaan Peternakan Dasar pada waktunya.

Pada kesempatan kali ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih

kepada ................. selaku Koordinator Praktikum Ekonomi Perusahaan

Peternakan Dasar. Ucapan terima kasih kepada …….. selaku Asisten

Pembimbing yang telah membimbing praktikan selama praktikum.

Penyusun laporan ini banyak memiliki hambatan, namun praktikan dapat

mengatasinya. Hal ini karena mendapatkan bantuan dan kerjasama dari berbagai

pihak. Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan dan

penulisan laporan ini mengingat keterbatasan pengetahuan penulis, kritik dan

saran yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis. Semoga laporan

ini bermanfaat serta menambah pengetahuan pembaca.

Semarang, 13 Juni 2011

BAB I

PENDAHULUAN

Page 6: Laporan Praktikum EPP 2010

6

1.1. Latar Belakang Masalah

Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya

semua faktor produksi. Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan

membudidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat dari kegiatan

tersebut. Pengertian peternakan tidak terbatas pada pemeliharaaan saja,

memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang ditetapkan.

Tujuan peternakan adalah mencari keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip

manajemen pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan secara

optimal.

Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan bertujuan agar praktikan

mengetahui keegiatan-kegiatan ekonomi peternakan yang dilakukan oleh suatu

perusahaan, khususnya peternakan. Manfaat yang didapat dalam praktikum

Ekonomi Perusahaan Peternakan adalah praktikan lebih memperdalam

pengetahuan yang telah didapat dari materi perkuliahan.

Page 7: Laporan Praktikum EPP 2010

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teknis Usaha Peternakan

Keberhasilan suatu peternakan tergantung kepada tata laksana yang

dilakukan. Tanpa tata laksana yang teratur dan baik produksi yang dihasilkan

ternak tidak akan sesuai dengan yang diharapkan, bahkan suatu kerugian dan

kehancuran yang cukup besar akan senantiasa mengancam, peranan manajer

dalam suatu usaha perusahaan peternakan sangat menonjol / kehadiran tenaga

terlatih yang sangat terampil melakukan segala tata laksana peternakan disertai

penataan perlengkapan dan peralatan. Perusahaan peternakan yang disesuaikan

dengan faktor fisik dan ekonomi akan menentukan keberhasilan tujuan

tersebut (Santosa, 2001). Teknik budidaya ternak ……. merupakan salah satu

peluang bisnis bagi petani sesuai potensi dan sumberdaya yang tersedia, karena

komoditi babi dapat dipelihara oleh sebagian besar rumah tangga petani untuk

dijual sebagai sumber uang tunai. Di NTT populasi ternak yang paling banyak

adalah ternak ……, sebanyak 1.457.543 ekor dan 19 % (275.125 ekor) berada di

Kabupaten TTS (Statistik Peternakan 2006). Bagi masyarakat NTT ternak ……

sangat penting artinya dalam keterkaitannya dengan adat istiadat atau dapat

dikatakan bahwa ternak babi sudah dipelihara sejak turun temurun. Masalahnya

makanannya masih tergantung dari sisa-sisa dari dapur dan ubi-ubian,

dikandangkan tetapi kadang-kadang dilepas dengan sistem perkandangan

tradisionial, Usaha pemeliharaan ternak ….. bagi 90 % petani NTT seolah-olah

sudah menjadi keharusan. Hal ini disebabkan selain memanfaatkan sisa dapur

untuk sumber pakan ……, juga untuk memenuhi tuntutan kebutuhan adat dalam

budaya lokal. Begitu pentingnya ternak …… dalam budaya hampir seluruh

masyarakat NTT, memberi nilai lebih ternak ini dari pada ternak sapi sekali pun.

Bahkan untuk memenuhi tuntutan adat, masyarakat rela menukarkan sapi yang

berumur 1,5 tahun dengan seekor…. (http://disnak.sumbarprov.go.id/index).

Page 8: Laporan Praktikum EPP 2010

8

2.2. Analisis Laporan Keuangan

Menganalisa laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi

yang terkandung dalam laporan keuangan. Sebagaimana diketahui laporan

keuangan adalah media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan.

Jika informasi yang disajikan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa

saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut.

Untuk menganalisa laporan keuangaan maka diperlukan penguasaan terhadap

cara menyusun laporan keuangan, konsep,sifat, karakteristik laporan keuangan itu

, teknik analisisnya dan segmen, sifat bosnis itu sendiri, serta situasi lingkungan

internasional maupun nasional. ( Harahap, 2006 )Setelah transaksi dicatat dan

diikhtisarkan, maka disiapkan laporan bagi pemakai. Laporan akuntansi yang

menghasilkan informasi demikian disebut laporan keuangan. Laporan keuangan

yang utama bagi perusahaan perorangan adalah laporan laba rugi, laporan ekuitas

pemilik, neraca, dan laporan arus kas (Warren et.al., 2005).

2.2.1. Biaya

Biasanya para akuntan mendefinisikan biaya sebagai sumberdaya yang

dikorbankan untuk mencapai suatu sasaran tertentu. Untuk sekarang biaya itu

seperti diukur dengan akuntansi tradisional, seperti unit moneter. Untuk

mengarahkan keputusan seorang menejer memerlukan data menegenai tujuan

(Foster,1987). Harga pokok produk atau biaya produk adalah semua biaya yang

berkaitan dengan produk (barang) yang diperoleh. Dalam suatu produk terdapat

unsur harga pokok produk berupa biaya bahan baku (BBB), biaya tenaga kerja

langsung (BTKL) dan biaya overhead pabrik (BOP) (Nafarin, 2007).

2.2.1.1. Biaya Tetap

Biaya tetap dalah biaya yang jumlah totalnya tetap selama periode waktu

tertentu meskipun terjadi perubahan besar dalam total kegiatan atau volume yang

berkaitan dengan biaya tersebut (Foster,1987). Biaya bahan pembantu dan biaya

pernik (supplies) pabrik merupakan biaya overhead pabrik yang termasuk biaya

Page 9: Laporan Praktikum EPP 2010

9

variabel, sedangkan biaya penyusutan (depresiasi) pabrik merupakan biaya

overhead pabrik yang termasuk biaya tetap. Biaya tetap (fixed cost) addalah biaya

yang jumlahnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu, tetapai biaya tetap

per unit berubah bila volume kegiatan berubah (Nafarin, 2007).

2.2.1.2. Biaya Variabel

Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya berubah

sebanding dengan perubahan volume kegiatan, tetapi biaya veriabel per unit tetap

walaupun volume kegiatan berubah. Biaya bahan baku dikatakan biaya veriabel

karena besar kecilnya biaya bahan baku dipengaruhi oleh perubahan volume

kegiatan produksi. Bila volume kegiatan produksi meningkat maka biaya bahan

baku juga meningkat, dsb, bila volume kegiatan produksi menurun maka biaya

bahan baku juga menurun (Nafarin, 2007). Biaya variable biaya yang totalnya

berubah secara proposional dengan perubahan total kegiatan atau volume yang

berkaitan dengan biaya variable tersebut(Foster,1987).

2.2.2. Penerimaan

Penerimaaan berupa pengahasilan yang diartikan sebagai kenaikan

manfaat ekonomi dalam bentuk pemasukan atau peningkatan aktiva atau

penurunan kewajiban perusahaan dalam satu periode (Sutojo, 1991). Penerimaan

usaha bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil usaha seperti panen dari

peternakan dan barang produk olahannya. Jumlah pendapatan dan hubungannya

dengan investasi modal serta hubungannya dengan hasil penjualan bersih

merupaka faktor-faktor penting dalam penetapan efisiensi manajemen dan tingkat

daya laba (kemampuan memperoleh laba) dari perusahaan (Kadarsan, 1995).

2.2.3. Pendapatan

Pendapatan bersih perusahaan merupakan pendapatan yang diterima

pengusaha, tenaga kerja, balas jasa yang diterima pemilik perusahaan sebagai

manajer perusahaan dan modal pribadi yang dimilikinya. Pendapatan bersih dari

perusahaan guna keperluan analisis keuangan dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu

Page 10: Laporan Praktikum EPP 2010

10

pendapatan bersih operasional, pendapatan bersih tunai dan pendapatan bersih

perusahaan. Penerimaan usaha bersumber dari pemasaran atau penjualan hasil

usaha seperti panen dari peternakan dan barang produk olahannya. Pendapatan

bersih perusahaan merupakan pendapatan yang diterima perusahaan, tenaga kerja,

balas jasa yang diterima pemilik perusahaan dan modal pribadi yang akan

dimilikinya (Kadarsan, 1995).

2.2.4. Neraca Keuangan

Menurut pengertian umum, neraca keuangan adalah sebuah laporan

keuangan yang menunjukan keadaan keuangan suatau perusahaan dengan cara

sistematis pada suatau saat tertentu dengan menyajikan daftar harta, hutang dan

modal pemilik. Neraca terdiri darai tiga bagian pokok yaitu aktiva, hutang dan

modal (Suryawijaya,1987). Aktiva merupakan sumber ekonomis dari suatu usaha

yang diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi usaha tersebut dimasa

mendatang. Aktiva dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu aktiva lancar

merupakan aktiva selama jangka waktu normal, umumnya satu tahun. Sebagai

contoh aktiva lancar adalah kas, bank, surat-surat berharga, persediaan barang,

piutang dagang. Aktiva tetap merupakan harta kekayaan yang berwujud dan

bersifat relatif permanen, digunakan dalam operasi regular lebih dari satu tahun

dan dibeli dengan tujuan untuk tidak dijual kembali. Sebagai contoh aktiva tetap

adalah kendaraan dan inventaris (Djarwanto, 1994). Bagian aktiva dalam neraca

biasanya disusun berdasarkan urutan cepat lambatnya aktiva tersebut

dikonversikan menjadi kas atau digunakan dalam operasi. Kas berada diurutan

pertama diikuti oleh piutang, perlengkapan, asuransi dibayar muka dan aktiva

lainnya. Kemudian disajikan aktiva yang sifatnya tetap atau permanen, seperti

tanah, bangunan dan peralatan. Kewajiban adalah jumlah utang perusahaan

kepada kreditor. Dua jenis kewajiban yang paling lazim ditemukan adalah

kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang (Warren et.al.,2005).

2.2.5. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah suatu bentuk keuangan lain yang berisi berbagai

informasi menyangkut sumber-sumber pendapatan perusahaan, haraga pokok

Page 11: Laporan Praktikum EPP 2010

11

penjualan dan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan

tersebut, serta jumlah laba atau rugi yang didapat perusahaan dalam kurun waktu

tertentu (Suryawijaya,1987). Suatu ikhtisar pendapatan dan beban selama periode

waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan laba rugi melaporkan

pendapatan dari beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep

penandingan atau pengaitan (matching concept). Konsep ini diterapkan dengan

menandingkan atau mengaitkan beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama

periode terjadinya beban tersebut (Warren et.al., 2005).

2.2.6. Analisis Rasio Keuangan

Analias rasioa keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil

perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lain yang memiliki

hubungan yang relevan dan siknifikan , misalnya antara utang dan modal. Analisa

rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan antara

pos tertentu dengan pos lain. (Harahap,2006). Analisis rasio menggambarkan

hubungan di antara unsur dalam laporan keuangan. Rasio juga menggambarkan

hubungan matematis antara kuantitas yang satu dengan kuantitas yang lain.

Hubungan tersebut dapat berupa suatu persentase, tarif, atau proporsi. Analisis

terhadap laporan keuangan dapat diklasifikasikan menjadi tiga rasio. Analisis

rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi mengenai likuiditas,

profitabilitas, dan solvabilitas keuangan suatu perusahaan (Wibowo dan

Abubakar, 2009).

2.2.6.1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka pendek. Rasio-rasio ini dapat

dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos aktiva lancar dan

utang lancar. Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi

kewajiban-kewajiban lancar ( Harahap,2006). Analisis rasio ini digunakan untuk

menganalisis dan menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, serta

membantu manajemen untuk mengecek efisiensi modal kerja yang digunakan

dalam perusahaan. Standar rasio yang digunakan adalah standar Departemen

Page 12: Laporan Praktikum EPP 2010

12

Koperasi dan UKM yaitu untuk rasio lancar minimum sebesar 200%, rasio cepat

minimum 100%, dan rasio posisi kas adalah 40% (Anonim 2005). Namun dalam

ilmu pembelanjaan, menilai lekuiditas tidak hanya dengan uang tunai, tetapi

melihat rasio lekuiditas. Rasio lekuiditas yang umum dipakai current ratio dan

quick ratio.current ratio dihitung denag membagi harta lancer dengan hutang

jangka pendek atau kewajiban jangka pendek, sedangkan Qick Ratio dihitung

dengan mengurangkan unsure persediaan dari harta lancer kemudian

membandingkan sisanya dengan hutang jangka pendek atau kewajiban jangka

pendek suatu perusahaan (Suryawijaya,1987).

2.2.6.2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

seluruh kewajiban keuangannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang jika

perusahaan dilikuditas(Munawir 2002). Rasio ini dapat dapat diketahui dari pos-

pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang.

Rasio ini menggambarkan sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang

utang luar . semakin kecil rasio ini semakin baik, rasio ini disebut juga leverage

(Harahap,2006). Suatu perusahaan dikatakan solvabel apabila perusahaan

mempunyai aktiva yang cukup untuk membayar semua hutangnya. Sebaliknya

apabila jumlah aktiva lebih kecil daripada jumlah hutangnya, maka perusahaan

tersebut dalam keadaan insolvabel (Anonim 2005).

2.2.6.3. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas disebut juga profibilitas menggambarkan kemampuan

perusahaan untuk mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang

ada seperti penjualan kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan lainya.

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba

disebutjuga operating laba (Harahap,2006 ). Rasia rentabilitas juga menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu

(Munawir 2002). Rentabilitas suatu perusahaam diukur dengan kesuksesan

perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Dengan

demikian rentabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan

Page 13: Laporan Praktikum EPP 2010

13

antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah

modal perusahaan tersebut (Anonim 2005). Secara umum probelitas atau

rentabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk dapat menghasilkan

laba dengan modal tertentu. Atau kata lain rentabilitas dalah efisiensi usaha

perusahaan. Rentabilitas berkaitan dengan berbagai kebijakan yang diambil.

Rentabilitas menggambarkan akibat yang timbul akaibat kebijakan lekuiditas,

kebijakan hutang perusahaan dan kebijakan aktiva perusahaan

(Suryawijaya,1987).

2.2.7. Return on Investment

ROI merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur

profitabilitas perusahaan, yaitu dengan membandingkan antara keuntungan atau

laba dari kegiatan pokok perusahaan dengan jumlah aktiva yang digunakan untuk

menghasilkan keuntungan (Munawir, 2002). Return on investment atau ROI

merupakan suatu metode untuk mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh

dari penanaman investasi, tanpa memperhatikan nilai waktu uang. ROI dihitung

dengan membandingkan antara rata-rata keuntungan bersih dengan

investasi (Rahardja, 1988).

2.2.8. Payback Period

Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk dapat

menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan proceed atau aliran

kas netto. Sehingga payback period dari suatu investasi menggambarkan

panjangnya waktu yang diperlukan agar dana yang tertanam pada suatu investasi

dapat diperoleh kembali seluruhnya apabila proceed setiap tahunnya sama

jumlahnya, maka payback period dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara

membagi jumlah investasi dengan proceed tahunan (Sutojo, 1991). Semakin cepat

dalam pengembalian biaya investasi sebuah proyek, semakin baik proyek tersebut

karena semakin lancar perputaran modalnya (Kadarsan, 1995).

Page 14: Laporan Praktikum EPP 2010

14

BAB III

METODELOGI

3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Survey praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan dilaksanakan pada hari

Minggu, 28 Mei 2011 di Peternakan …….. yang berlokasi di.

3.2. Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum Ekonomi Perusahaan

Peternakan adalah wawancara dan terjun langsung ke peternakan.

3.3. Metode Analisis Data

3.3.1. Payback Period

Rumus Payback Period jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek

berbeda jumlahnya setiap tahun:

Keterangan:

n = tahun terakhir di mana arus kas masih belum bisa menutupi initial investment

a = jumlah initial investment b = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n c = jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke-n+1

Rumus Payback Period jika arus kas dari suatu rencana investasi/proyek

sama jumlahnya setiap tahun:

Metode Payback Period merupakan metode penilaian investasi yang

sangat sederhana perhitungannya, sehingga banyak digunakan oleh perusahaan.

3.3.2. Likuiditas (Current Ratio)

Current ratio dapat diukur dengan menggunakan sebagai berikut :

Page 15: Laporan Praktikum EPP 2010

15

atau

3.3.3. Solvabilitas

Rasio Solvabilitas yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio. Rasio

digunakan untuk mengukur tingkat leverage (penggunaan untang) terhadap

Shareholders equity yang dimiliki perusahaan.

atau

3.3.4. Rentabilitas

Rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan

laba selama periode tertentu, dirumuskan sebagai berikut :

L adalah jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu dan M adalah modal

atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.

3.3.5. ROI (Return on Investment)

ROI termasuk dalam 15ariable independen. ROI dihitung dengan

membagi laba bersih atau earning after tax (EAT) dengan total aktiva. Rasio ini

menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari hasil

investasi yang dilakukan. Rasio ini menunjukan persentase laba bersih yang

dinyatakan dari total aktiva.

Rumusnya sebagai berikut :

Page 16: Laporan Praktikum EPP 2010

16

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Umum Perusahaan

Unit Usaha Ternak ……………… yang didirikan oleh ……… dengan

nama ”……….“ berdiri pada tahun 1996 denagn modal Rp 50.000.000,00 dengan

jumlah ternak awal sebanyak 20 ekor dan jumlah kandang 2 buah. Setelah

berkembang, kini ….. yang diternakkan berjumlah 500 ekor dan kandang 17 buah.

Pergantian kandang dilakukan 5 tahun sekali. Jumlah …… dalam satu kandang

berkisar 15-20 ekor. Jumlah pakan setiap harinya 500 kg setiap pemberian pakan,

pemberian pakan dilakukan dua kali sehari. Waktu penjualan …… dilakukan

setiap 3 bulan sekali di daerah Solo. Umur ….. yang dijual sekitar 6-7 bulan

dengan berat rata-rata per ekor 90 kg. Modal awal hingga sekarang merupakan

modal mandiri (modal pribadi), hasil penjualan sebidang tanah.

4.2. Analasis Laporan Keuangan

4.2.1. Biaya

Biaya total diperoleh dari penjumlahan biaya semua biaya yang berkaitan

dengan kelangsungan kebutuhan, yaitu total biaya ditambah dengan total biaya

variabel. Setelah dijumlahkan mendapatkan hasil Rp183.500.000,00. Sesuai

pendapat Nafarin (2007) yang menyatakan bahwa harga pokok produk atau biaya

produk adalah semua biaya yang berkaitan dengan produk (barang) yang

diperoleh. Dalam suatu produk terdapat unsur harga pokok produk berupa biaya

bahan baku (BBB), biaya tenaga kerja langsung (BTKL) dan biaya overhead

pabrik (BOP). Biaya Rp183.500.000,00 adalah biaya yang dikorbankan untuk

mendapatkan keuntungan ……………, karena dengan biaya Rp183.500.000,00

peternakan ……….. dapat berproduksi hingga sekarang, sesuai pendapat dari

Foster (1987) yang menyatakan biaya didefinisikan biaya sebagai sumberdaya

yang dikorbankan untuk mencapai suatu sasaran tertentu yang di inginkan dari

berdirinya peternakan atau perusahaan.

Page 17: Laporan Praktikum EPP 2010

17

4.2.1.1. Biaya Tetap

Tabel 1. Perhitungan Total Biaya Tetap Per Periode (1 tahun)

Jenis Biaya Jumlah (Rp)

Biaya tetap

Gaji Karyawan Sewa Tanah Peralatan

14.400.000,00 10.000.000,00 2.500.000,00

Total Biaya Tetap 27.400.000,00 Sumber: Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2011.

Biaya tetap meliputi gaji karyawan, biaya, peralatan dan biaya beli tanah.

Gaji karyawan sebesar Rp20.000,00 per hari dengan jumlah karyawan 2 orang,

jadi per tahun gaji karyawan sebesar Rp.14.400.000. Biaya tetap adalah biaya

yang dikeluarkan hampir tetap jumlahnya. Sesuai pendapat Nafarin (2007) yang

menyatakan bahwa biaya bahan pembantu dan biaya pernik (supplies) pabrik

merupakan biaya overhead pabrik yang termasuk biaya variabel, sedangkan biaya

penyusutan (depresiasi) pabrik merupakan biaya overhead pabrik yang termasuk

biaya tetap. Biaya tetap (fixed cost) addalah biaya yang jumlahnya tetap dalam

kisaran volume kegiatan tertentu, tetapai biaya tetap per unit berubah bila volume

kegiatan berubah. Biaya tetap tidak akan mudah berubah nilainya pada waktu

periode tertentu walau terjadi perubahan besar yang terjadi pada perusahaan atau

peternakan seperti tanah, kantor dan lain-lain. Sesuai pendapat dari Foster (1987)

yang menyatakan biaya tetap dalah biaya yang jumlah totalnya tetap selama

periode waktu tertentu meskipun terjadi perubahan besar dalam total kegiatan atau

volume yang berkaitan dengan biaya tersebut.

4.2.1.2. Biaya Variabel

Tabel 2. Perhitungan Total Biaya Variabel Per Periode (1 tahun)

Jenis Biaya Jumlah (Rp)

Biaya Variabel

Biaya pakan (jagung, bekatul, bungkil kelapa, ampas tahu)

154.800.000,00

Biaya Listrik Bensin

100.000,00 1.200.000,00

Total Biaya Variabel 156.100.000,00 Sumber: Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan, 2011.

Page 18: Laporan Praktikum EPP 2010

18

Biaya variabel meliputi biaya pakan, biaya listrik dan lain-lain. Pakan

…… di peternakan …….. terdiri dari jagung, bekatul, bungkil kelapa dan ampas

tahu. Ampas tahu dibeli per karung yang berisi 100 kg seharga Rp. 10.000,00.

Tiap harinya membutuhkan 3 karung. Jangung dengan harga Rp 2700/kg, bekatul

Rp 500 /kg, bungkil kelapa Rp 300/kg. sehingga untuk penyediaan pakan dalam

sehari dibutuhkan dana sebesar Rp. 154.800.000,00. Sesuai pendapat Santoso

(2001) bahwa biaya variabel meliputi biaya pakan, obat, dan lain-lain, biaya tidak

tetap merupakan biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang

diperoleh. Baya variable akan mudah berubah sesuai aktifitas dan situasi

perusahaan atau peternakan, dalam satu periade waktu tertentu aka nada beberapa

harga yang berbeda. Sesuai pendapat dari Foster (1987) Biaya variable biaya yang

totalnya berubah secara proposional dengan perubahan total kegiatan atau volume

yang berkaitan dengan biaya variable tersebu.

4.2.2. Penerimaan

Tabel 3. Tabel Perhitungan Penerimaan

Jenis Biaya Jumlah (Rp)

Penjualan Babi/ekor 2.000.000,00 Jumlah Total Penerimaan

(200ekor/tahun)

400.000.000,00

Sumber: Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan,2011.

Penerimaan disini adalah uang yang didapat peternakan………. setiap

periode yang berjumlah 400.000.000,00 yang didapat dari hasil penjualan dari 200

ekor babi, dengan harga …….. perekor berkisaran antara Rp 2.000.000,00. Hasil

penjualan …….. lah yang menjadi satu-satunya prodak dan satau-satunya sumber

pendapatan dari peternakan…... Sesuai pendapat Nafarin (2007) bahwa biaya

variabel (variable cost) adalah biaya yang jumlahnya berubah sebanding dengan

perubahan volume kegiatan, tetapi biaya veriabel per unit tetap walaupun volume

kegiatan berubah. Biaya bahan baku dikatakan biaya veriabel karena besar

kecilnya biaya bahan baku dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan produksi.

Bila volume kegiatan produksi meningkat maka biaya bahan baku juga

meningkat, dsb, bila volume kegiatan produksi menurun maka biaya bahan baku

juga menurun.

Page 19: Laporan Praktikum EPP 2010

19

4.2.3. Pendapatan

Pendapatan dari peternakan………. adalah Rp.216.500.000,00 pertahun.

Pendapatan ini diperoleh dari biaya penerimaan dikurangi total biaya. Hal ini

sesuai dengan pendapat Kadarsan (1995) bahwa pendapatan bersih perusahaan

merupakan pendapatan yang diterima pengusaha, tenaga kerja, balas jasa yang

diterima pemilik perusahaan sebagai manajer perusahaan dan modal pribadi yang

dimilikinya. Pendapatan bersih dari perusahaan guna keperluan analisis keuangan

dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu pendapatan bersih operasional, pendapatan

bersih tunai dan pendapatan bersih perusahaan. Penerimaan usaha bersumber dari

pemasaran atau penjualan hasil usaha seperti panen dari peternakan dan barang

produk olahannya. Pendapatan bersih perusahaan merupakan pendapatan yang

diterima perusahaan, tenaga kerja, balas jasa yang diterima pemilik perusahaan

dan modal pribadi yang akan dimilikinya.

4.2.4. Neraca Keuangan

Tabel 4. Tabel Perhitungan Neraca Keuangan

Jumlah (Rp)

Aktiva lancar

Kas 5.000.000.00 Bibit babi 20.000.000,00

Persediaan 2.000.000,00

Total aktiva lancar 27.000.000,00

Aktiva tetap 19.600.000,00 Akumulasi penyusutan 3.400.000,00

Total aktiva tetap 23.000.000,00

Total aktiva 50.000.000,00

Modal setor 50.000.000,00

Total pasiva 50.000.000,00

Sumber: Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan,2011.

Neraca keuangan terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap, pasiva lancar,

pasiva tidak tetap dan ekuitas yang menunjukkan keadaan keuangan peternakan

……... Hal ini sesuai dengan pendapat Djarwanto (1994) bahwa aktiva

merupakan sumber ekonomis dari suatu usaha yang diharapkan dapat memberikan

keuntungan bagi usaha tersebut dimasa mendatang. Aktiva dikelompokkan

Page 20: Laporan Praktikum EPP 2010

20

menjadi beberapa bagian, yaitu aktiva lancar merupakan aktiva selama jangka

waktu normal, umumnya satu tahun. Sebagai contoh aktiva lancar adalah kas,

bank, surat-surat berharga, persediaan barang, piutang dagang. Aktiva tetap

merupakan harta kekayaan yang berwujud dan bersifat relatif permanen,

digunakan dalam operasi regular lebih dari satu tahun dan dibeli dengan tujuan

untuk tidak dijual kembali. Sebagai contoh aktiva tetap adalah kendaraan dan

inventaris.

4.2.5. Laporan Laba Rugi

Tabel 5. Perhitungan Laba Rugi

Jumlah (Rp)

Total penerimaan 400.000.000,00 Total biaya 183.500.000,00

Total pendapatan 216.500.000,00 Penyusutan 3.400.000,00

EBIT 213.100.000,00 EBT 213.100.000,00

Pajak 34.525.000,00

EAT 178.575.000,00

Sumber: Data Primer Praktikum Ekonomi Perusahaan Peternakan,2011.

Total penerimaan bersih pada peternakan……..mendapatkan laba yang

cukup banyak. Laporan laba rugi menyajikan informasi mengenai pendapatan dan

beban selama periode akuntansi. Pada laporan laba rugi perusahaan dagang

terdapat perhitungan harga pokok penjualan. Neraca laba-rugi mencakup semua

transaksi-transaksi antara dua data neraca, yang menimbulkan laba atau rugi. Hal

ini sesuai dengan pendapat Warren et.al. (2005) bahwa suatu ikhtisar pendapatan

dan beban selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun. Laporan

laba rugi melaporkan pendapatan dari beban selama periode waktu tertentu

berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan (matching concept). Konsep ini

diterapkan dengan menandingkan atau mengaitkan beban dengan pendapatan

yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut.

Page 21: Laporan Praktikum EPP 2010

21

4.2.6. Analisis Ratio Keuangan

4.2.6.1. Ratio Lekuiditas

Ratio lekuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiaban jangka pendek, adapaun lekuiditas dari Peterbakan ……. adalah

sebagai berikut

= ( tak hingga)

Dengan hasil dari curen ratio yang mendapatkan hasil tak hingga maka

Peternakan……….lekuid. Karena Peternakan……. mampu memenuhi kebutuhan

kewajiaban jangka pendek karena aktiva lancer dapat menutupi hutang lancer

yang memang tidak ada hutang pada Peternaka………... Sesuai pendapat dari

Harahap(2006) yang menyatakan bahwa rasio likuiditas menunjukkan

kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya dalam

jangka pendek. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang

modal kerja yaitu pos aktiva lancar dan utang lancar. Rasio ini menunjukan sejauh

mana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban-kewajiban lancar .

4.2.6.2 Ratio solvabilitas

Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

seluruh kewajiban keuangannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang dan

dapat dihitung dengan cara jumlah aktiva dari peternakan ……. dibagi jumlah

hutang kali seratus persen

= ( tak hingga)

Page 22: Laporan Praktikum EPP 2010

22

Dari hasil diatas maka didapat solvabilitas tidak terhingga, hal ini karena

jumlah hutang dari Peternakan …… yang bernilai enol . Dengan hasil ini

maka Peternakan ……. memiliki modal pemilik dapat sangat dapat menutupi

utang yang memang bernilai nol. Sesuai pendapat Harahap (2006) yang

berpendapat Rasio solvabilitas dapat diketahui dari pos-pos yang sifatnya jangka

panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang. Rasio ini menggambarkan

sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang luar . semakin kecil rasio

ini semakin baik, rasio ini disebut juga leverage.

4.2.6.3 Ratio Rentabilitas

Ratio rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba

dari semua modal yang dimiliki. Karena ini modal sendiri maka ratio rentabilitas

modal sendiri dapat dihitung dengan cara pendapatan bersih dibandingkan

dengan madal kali seratus persen.

Setelah dilakukan perhitungan didapat hasil sebesar 357,15%, jadi dalam

waktu satu tahun dapat menghasilkan 357,15% dari jumlah modal awal yang

berjumlah Rp 50.000.000,00. Kemampuan Peternakan …… mempunyai

kemampuan untuk mendapatkan laba bersih selama satu tahun sebesar 357,15%

atau Rp178.575.000,00. Sesuai pendapat dari Munawir( 2002) yang menyatakan

rentabilitas suatu perusahaam diukur dengan kesuksesan perusahaan dan

kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif. Rasia rentabilitas juga

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode

tertentu.

4.2.7. ROI (Return On Investment)

Berdasarkan perhitungan diatas Return on Investment adalah laba bersih

rata-rata dibandingkan dengan modal kemudian dikalikan seratus persen. Setelah

dilakukan perhitungan pada peternakan ……. makan didapat hasil ROI sebesar

Rp 227.820.000 dibagi dengan total investasi sebesar Rp 50.000.000 dikali 100%

maka didapat hasil sebesar 357,15%. Dari data yang didapat menghasilkan ROI

yang cukup besar, dengan data tersebut maka peternakan ……. masih karena

Page 23: Laporan Praktikum EPP 2010

23

semakin besar ROI maka semakin probabilitas juga suatu perusahaan atau

peternakan, karena ROI adalah kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba

dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau peternakan,

dan disajikan dalam persen. Sesuai pendapat dari Rahardja (1988) yang

berpendapat ROI dengan membandingkan antara rata-rata keuntungan bersih

dengan investasi dan disajika dalam persen.

4.2.8. Payback period

Payback period adalah kriteria investasi, yang ikut menentukan suatu

proyek yang akan diterima atau tidak, hal ini merupakan salah satu pertimbangan

untuk memutuskan akan menerima/menolak suatu proyek bersama dengan kriteria

yang lain.

Payback Period =

=

=0.279994 ( 3 bulan)

Payback Period menunjukkan banyaknya investasi yang mampu kembali

selama satu periode. Denag nialai investasi Peternakan …….. adalah sekitar

Rp50.000.000,00. Periode Payback menunjukkan berapa lama (dalam beberapa

tahun) suatu investasi akan bisa kembali menunjukan pengembalian pada masa

sekarang 0,279994 atau sekitar 3 bulan. Hal ini sesuai dengan pendapat Munawir

(2002) yang menyatakan bahwa Periode payback menunjukkan perbandingan

antara “initial investment” dengan aliran kas tahunan. Semakin cepat investasi

dapat kembali secara keseluruhan maka maka semakin baik suatu proyek atau

perusahaan itu, kadang usaha yang kurang tertata dengan baik investasi tidak

dapat kembali. Sesuai pendapat dari Kandarsan ( 1995) yang menyatakan semakin

cepat dalam pengembalian biaya investasi sebuah proyek, semakin baik proyek

tersebut karena semakin lancar perputaran modalnya.

1th

X 1th

Page 24: Laporan Praktikum EPP 2010

24

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil survei yang telah kita lakukan dapat disimpulkan bahwa dalam

perhitungan ROI (Return on Investment) dihasilkan 357,15% dengan rincian total

aktiva Rp. 50.000.000,00, setelah berdiri dari tahun 1996 hingga sekarang

Peternakan ……. mampu meningkatkan usahanya hamper 25 lipat dari jumlah

…… awal 20 ekor kini telah berlipat ganda menjadi 200 ekor dengan pendapatan

pertahun mencapai Rp178.575.000,00 atau pendapatan perbulan mencapai Rp

14.881.250,00

5.2. Saran

Sebaiknya sebelum praktikum dilaksanakan, praktikan diberi contoh suatu

manajemen suatu usaha agar dalam membuat laporan keuangan dapat dilakukan

secara mudah dan jelas. Dan dapat menghasilkan laporan keuangan yang

berkualitas.

Page 25: Laporan Praktikum EPP 2010

25

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Situs Resmi Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.

Djarwanto, P.S. 1994. Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan Edisi I cetakan ke-4. BPFE. Yogyakarta.

Foster, George dan Horngren,Charles.1987. Akutansi Biaya Suatu Pendekatan Menejerial Jilit 1. Erlangga, Jakarta

Harahap, S. 2006. Analisa Kritis Laporan Keuangan. Erlangga, Jakarta

Kadarsan, H.W. 1995. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Agribisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Liberty, Yogyakarta.

Nafarin, M. 2007. Penganggaran perusahaan edisi 3. Salemba Empat, Jakarta.

Nur, K.S.2004. Mengupayakan Usaha Sapi Perah Tetap Bertahan. Poultry

Indonesia . gap.no 291.Pp64-64

Santosa, U.2001. Prospek Agribisnis Penggemukan Pedet. Penebar Swadaya.

Jakarta

Suryawijaya,Marwan Asri. 1987. Dasar-Dasar Ilmu Pembelanjaan. BPFE, Yogyakarta

Sutojo, S. 1997. Analisa Kredit. PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta

Warren et.al. 2005. Pengantar Akuntansi penerjemah Aria Farahmita. Salemba

Empat, Jakarta.

Wibowo dan Abubakar Arif. 2009. Akuntansi Keuangan Dasar 2. Grasindo, Jakarta.

Page 26: Laporan Praktikum EPP 2010

26

LAMPIRAN

1. Biaya

Biaya Total = Total biaya tetap + Total biaya variabel

Biaya Total = Rp 27.400.000,00+ Rp156.100.000,00

= Rp 183.500.000,00

2. Pendapat

Pendapatan = Penerimaan – Total Biaya

= Rp 400.000.000,00 - Rp183.500.000,00

= Rp 216.500.000,00

3. Investasi dan Penyusutan

Jenis

Investasi

Modal Awal Modal

Akhir

Umur

Ekonomis

Penyusutan Akumulasi

Penyusutan

Sewa Tanah

Rp. 10.500.000

- - - -

Kandang

Rp. 12.500.000

Rp. 1.000.000

5 tahun Rp. 2.300.000

- - 2.300.000

Peralatan Rp. 2.500.000 Rp.

300.000

2 tahun Rp.

1.100.000

-1.100.000

Bibit 20.000.000 - - - -

Kas 5.000.000 - - - - Persedian pakan

2.000.000 - - - -

Jumlah Rp.50.000.000 Rp. 1.300.000

Rp. 3400000

Rp 3400000

4. Perhitungan Pajak Peternakan ……….. ( Rp 213.100.000)

Interval Penghasilan Presentase pajak % Total (Rp)

0-25 jt 5 1.250.000 25-50 jt 10 2.500.000 50-100 jt 15 7.500.000

100-200 jt 20 20.000.000 200< 25 3.275.000

Jumlah pajak (Rp) 34.525.000

Page 27: Laporan Praktikum EPP 2010

27

5. Neraca Keuangan Peternakan

Jumlah (Rp)

Aktiva lancar

Kas 5.000.000.00 Bibit 20.000.000,00 Persediaan 2.000.000,00

Total aktiva lancar 27.000.000,00

Aktiva tetap 19.600.000,00 Akumulasi penyusutan 3.400.000,00

Total aktiva tetap 23.000.000,00

Total aktiva 50.000.000,00

Modal setor 50.000.000,00

Total pasiva 50.000.000,00

6. Perhitungan Laba Rugi Peternakan …….

Jumlah (Rp)

Total penerimaan 400.000.000,00 Total biaya 183.500.000,00

Total pendapatan 216.500.000,00

Penyusutan 3.400.000,00

EBIT 213.100.000,00 EBT 213.100.000,00

Pajak 34.525.000,00

EAT 178.575.000,00

7. Ratio Rentabilitas

= ( tak hingga)

8. Ratio solvabilitas

Page 28: Laporan Praktikum EPP 2010

28

= ( tak hingga)

9. Ratio Rentabilitas

357,15%

10. ROI (Return On Investment)

ROI = Rp 178.575.000,00

50.000.000,00

ROI = 357,15%

11. Payback period

Payback Period =

=

=0.279994 ( 3 bulan)

X 1th

X 1th