Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

62
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Protoplas merupakan sebagai suatu hasil isolasi sel, yang sudah tidak mempunyai dinding sel lagi, mengandung selulosa dan pektin. Isolasi protoplas pertama kali dimulai oleh Klecker pada tahun 1892 secara mekanik menggunakan daun Stratiotes aloides yang terlebih dulu diplasmolisa, kemudian diiris tipis, dimasukkan dalam media cair, sehingga protoplas ada yang terlepas ke dalam medium Isolasi protoplas yang rendah, banyak mengandung vakuola dan sel yang dihasilkan tidak bersifat meristematik (Hidayat, 1995) Protoplas dinyatakan, bahwa suatu sel dikatakan mati apabila di dalam lumen sel itu tidak terkandung lagi protoplas. di dalam protoplas terkandung protoplasma yaitu zat-zat kehidupan. dengan demikian maka “benda-benda dalam sel yang non protoplasmik” berarti benda-benda tanpa zat kehidupan, yang artinya benda mati. Benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel tumbuhan disebut benda ergastik. komponen non protoplasmik, berdasarkan sifatnya dapat dibedakan menjadi cair dan padat. Komponen non protoplasmik (benda ergastik) yang bersifat cair itu terdapat di dalam vakuola dan komponen non protoplasmik (benda

description

praktikum 3

Transcript of Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

Page 1: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Protoplas merupakan sebagai suatu hasil isolasi sel, yang sudah tidak

mempunyai dinding sel lagi, mengandung selulosa dan pektin. Isolasi

protoplas pertama kali dimulai oleh Klecker pada tahun 1892 secara

mekanik menggunakan daun Stratiotes aloides yang terlebih dulu

diplasmolisa, kemudian diiris tipis, dimasukkan dalam media cair, sehingga

protoplas ada yang terlepas ke dalam medium Isolasi protoplas yang rendah,

banyak mengandung vakuola dan sel yang dihasilkan tidak bersifat

meristematik (Hidayat, 1995)

Protoplas dinyatakan, bahwa suatu sel dikatakan mati apabila di dalam

lumen sel itu tidak terkandung lagi protoplas. di dalam protoplas terkandung

protoplasma yaitu zat-zat kehidupan. dengan demikian maka “benda-benda

dalam sel yang non protoplasmik” berarti benda-benda tanpa zat kehidupan,

yang artinya benda mati. Benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel

tumbuhan disebut benda ergastik. komponen non protoplasmik, berdasarkan

sifatnya dapat dibedakan menjadi cair dan padat. Komponen non

protoplasmik (benda ergastik) yang bersifat cair itu terdapat di dalam

vakuola dan komponen non protoplasmik (benda ergastik) yang lazimnya

berbentuk butiran padat kristal Ca-Oksalat, kristal anorganik, butir amilum

dan aleuron (Hidayat, 1995).

Benda-benda non protoplasmik atau benda-benda mati ini dalam sel

ini dibentuk oleh plastida-plastida, diantaranya oleh amiloplas dan

kloroplas. lazimnya menghidupkan tepung-tepung yang dibentuk oleh

kloroplas disebut tepung asimilasi terdapat dalam sel-sel daun, sedangkan

yang dibentuk oleh amiloplas disebut tepung cadangan yang tedapat dalam

alat-alat penyimpanan makanan, seperti halnya pada akar-akar, umbi biji

dan lain-lain. Kadar tepung kadang-kadang mencapai tingkat yang tinggi,

sekitar 20% dari berat keseluruhan bahkan dalam biji-bijian kadang-kadang

dapat mencapai sekitar 70% dari berat biji segar (Sutrian, 2004).

Page 2: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

2

Pada tumbuh-tumbuhan biasanya terdapat protein aktif dan protein

pasif. Yang dimaksud dengan protein aktif adalah protein-protein

pembentuk protoplasma, sedangkan protein pasif adalah protein makanan

cadangan. Pada hakikatnya protein pasif ini adalah benda nonprotoplasmik

(ergastic subtance atau benda-benda mati) yang ditemukan dalam vakuola-

vakuola sebagai protein amorf ataupun sebagai kristal. Kedua-duanya lazim

terdapat bersama-sama sebagai butir-butir aleuron yang merupakan benda-

benda mati. Benda-benda mati ini lazimnya terdapat dalam benda padat

endosperm, perisperm, atau embrio dari biji-bijian (Sutrian, 2004).

I.2. Maksud dan Tujuan

I.2.1. Maksud

1. Mahasiswa mampu mengetahui dan mengidentifikasi benda-benda

ergastik dan membedakan jenis-jenisnya

2. Mahasiswa mampu mengamati dan mengenali jenis-jenis benda

ergastik pada sampel yang diuji cobakan

I.2.2. Tujuan

1. Untuk mengamati struktur benda-benda ergastik.

2. Untuk mengidentifikasi jenis-jenis dari benda ergastik.

I.2.3. Prinsip Percobaan

Prinsip yang digunakan pada percobaan adalah mengemati

benda-benda ergastik pada tanaman tertentu berdasarkan hasil

pengamatan langsung menggunakan mikroskop

Page 3: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Teori Umum

Benda-benda ergastik merupakan bahan nonprotoplasmic, baik

organik maupun anorganik, sebagai hasil metabolisme yang berfungsi untuk

memelihara, mempertahankan struktur sel, dan juga sebagai penyimpan

cadangan makanan, yang terdapat di bagian dinding sel, sitoplasma, maupun

di vakuola (Priyandoko, 2004)

Di dalam sel-sel makhluk hidup khususnya sel tumbuhan selain

banyak dijumpai adanya benda-benda protoplasmik (hidup) juga terdapat

benda-benda nonprotoplasmik (tak hidup) atau disebut benda ergastik.

Benda-benda ini terdiri dari substansi yang bersifat cair maupun padat dan

merupakan hasil dari metabolism sel. Adapun benda ergastik yang bersifat

padat adalah amilum, aleuron, kristal Ca-oksalat, kristal kersik, sistolit, dll.

Sedang benda ergastik yang bersifat cair atau lendir dari hasil tambahan

metabolisme yang bersifat organik atau anorganik terdapat di dalam cairan

sel berupa zat-zat yang larut di dalamnya, antara lain asam organik,

karbohidrat, protein, lemak, gum, lateks tanin, antosian alkaloid, minyak

eteris atau minyak atsiri dan hars, yang ditemukan dalam sitoplasma atau

dalam vakuola Zat yang terlarut di dalam cairan sel berbeda-beda untuk

setiap sel, bahkan dalam sebuah sel komposisi zat yang terlarut di masing-

masing vakuola mungkin berbeda satu sama lain (Purnobasuki, 2011)

Jenis-jenis Benda Ergastik (Purnobasuki, 2011):

1. Pati

Amilum (pati) merupakan butir-butir tepung yang dapat disimpan

sebagai cadangan makanan. Pada setiap jenis tumbuhan, butir amilum

mempunyai bentuk dan susunan tertentu, namun pada umumnya

berbentuk bundar atau lonjong. Adanya perbedaan bentuk dan susunan

butir amilum ini karena adanya hilus (titik permulaan terbentuknya butir

tepung) di setiap butir tepung. Berdasarkan letak hilus, butir amilum

dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (a) amilum yang konsentris (hilus

terletak di tengah); (b) eksentris (hilus terletak di tepi). Sedang

Page 4: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

4

berdasarkan jumlah hilus dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: (a)

monoadelph (hilus hanya satu); (b) diadelph atau setengah majemuk

(hilus berjumlah dua yang masing-masing dikelilingi oleh lamela); dan

(c) poliadelph/majemuk (hilus berjumlah banyak dan tiap hilus

dikelilingi oleh lamela). Bila jumlahnya sampai berdesakan dalam sel,

maka sisi-sisinya membentuk sudut. Pada beberapa tumbuhan seperti

jagung dan padi, butir amilum majemuk. Ukuran butir amilum bervariasi.

Pada pati kentang misalnya garis tengahnya antara 70-100 mm, pada

jagung 12-18 mm.

Dalam amilum terdapat lamela-lamela yang mengelilingi hilus.

Adanya lamela-lamela ini disebabkan karena waktu pembentukan

amilum, tiap lapisan berbeda kadar airnya sehingga indeks pembiasannya

berbeda. Lamela-lamela ini akan hilang apabila dibubuhi alkohol keras,

sebab air akan diserap oleh alkohol sehingga indeks pembiasannya

menjadi sama.

Dibagian tengah amilum kadang-kadang tampak seperti terkerat,

peristiwa ini disebut korosi. Hal ini biasa terjadi pada butir-butir amilum

dalam biji yang sedang berkecambah. Sedang peristiwa retak di bagian

tengah butir amilum dikarenakan kepekatan di bagian tengah butir

amilum berkurang.

2. Aleuron

Di tempat penyimpanan makanan cadangan (misalnya biji) selain

amilum terdapat juga protein. Pada waktu biji masih muda, terdapat

vakuola berukuran kecil dan berjumlah banyak. Menjelang biji menjadi

tua, vakuola menjadi dan besar. Setelah biji mengering, air dalam

vakuola menjadi semakin sedikit sehingga konsentrasi zat-zat terlarut di

dalamnya (protein, garam dan lemak) semakin besar. Karena peristiwa

pengeringan ini maka vakuola pecah menjadi beberapa vakuola kecil-

kecil yang berisi protein, garam dan lemak. Kemudian zat-zat tersebut

akan mengkristal. Vakuola yang berisi kristal ini disebut aleuron.

Sebuah aleuron berisi sebuah atau lebih kristaloid putih telur dan

sebuah atau beberapa globoid yaitu bulatan kecil yang tersusun oleh zat

Page 5: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

5

fitin (garam Ca- dan Mg- dari asam meseinesit hexafosfor). Butir aleuron

dalam endosperm biji jarak (Ricinus communis) mengandung globoid

yang terdiri atas garam magnesium dan kalsium dari asam inositol fosfat

serta kristaloid. Disamping itu masih terdapat zat putih telur yang amorf

(yang bila ditetesi larutan Jodium berwarna kuning coklat).

Pada biji padi dan jagung, butir-butir aleuron terdapat di dalam sel-

sel jaringan endosperm yang letaknya paling luar. Lapisan ini disebut

lapisan aleuron. Lapisan ini biasanya akan terbuang bila mencuci beras

terlalu bersih sebelum dimasak. Pada biji jarak, butir aleuron letaknya

tersebar dan berukuran besar.

3. Kristal

Kristal merupakan hasil tambahan yang terjadi pada berbagai

proses metabolisme. Yang paling sering ditemukan adalah kristal garam

kalsium, terutama Ca-oksalat (kalsium oksalat). Kristal Ca-oksalat

merupakan hasil akhir atau hasil sekresi dari suatu pertukaran zat yang

terjadi di dalam sitoplasma. Ada yang menduga bahwa asam oksalat

bebas merupakan racun bagi tumbuhan karenanya diendapkan berupa

garam Ca-oksalat. Kristal ini terdapat di dalam plasma atau vakuola sel

dan larut dalam asam kuat (HCl dan H2SO4). Bentuk dari kristal Ca-

oksalat bermacam-macam, ada yang berupa kristal panjang, jika padat

serta ditemukan sendiri-sendiri disebut stiloid; kristal tunggal besar (daun

Citrus sp); kecil berbebntuk prisma kecil seperti pasir (tangkai daun

Amaranthus); jarum/rafida (daun Ananas commosus, daun Mirabilis

jalapa, batang dan akar Alöe sp); bintang/roset (= majemuk)

terdapat pada daun Datura metel, sisik, pyramid; Kristal majemuk dan

terhimpun dalam kelompok bulat disebut drus; dan sebagainya (Gambar

15 dan 17). Kristal dapat ditemukan dalam sel yang sama rupanya

dengan sel sekelilingnya, atau terdapat dalam sel yang khusus, berbeda

dari sel lainnya dan disebut idioblas.

Page 6: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

6

4. Minyak Etheris

Minyak dan lemak termasuk lipida serta senyawa lain yang bersifat

lemak seperti malam, suberin dan kutin juga merupakan zat ergastik. Zat-

zat itu langsung dibentuk oleh sitoplasma dan elaioplas. Pada biji, embrio

dan sel meristematik umum terdapat bahan cadangan seperti minyak dan

lemak.

5. Sistolit

Garam silika sering ditemukan pada dinding sel seperti pada

rumput-rumputan, namun dapat ditemukan pula di dalam sel. Sistolit

bentuk lain dari ergastik yang merupakan tonjolan dinding sel kearah

lumen yang mengandung kalsium karbonat. Sel yang berisi sistolit

disebut litosist.

II.2. Uraian Tanaman

II.2.1. Kentang (Solanum tuberosum)

1. Klasifikasi tanaman (Sharma, 2002)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Tubiflorae

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum tuberosum L

2. Morfologi tanaman Kentang (Solanum tuberosum)

Kentang merupakan tanaman sayuran semusim, berumur

pendek kurang lebih hanya 90-180 hari dan berbentuk perdu

atau semak bervariasi sesuai varietasnya. Kentang merupakan

Page 7: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

7

tanaman ubi-ubian dan tergolong tanaman setahun. Bentuk

Kentang sesungguhnya menyemak dan bersifat menjalar.

Batangnya berbentuk segi empat, panjangnya mencapai 50-120

cm dan tidak berkayu. Batang dan daunnya berwarna hijau

kemerah-merahan atau bewarna ungu. Selain itu, Kentang juga

memiliki organ umbi. Umbi tersebut berasal dari cabang

samping yang masuk ke dalam tanah. Cabang ini merupakan

tempat penyimpanan karbohidrat sehingga membengkak dan

bisa dimakan. Umbi bisa mengeluarkan tunas dan nantinya akan

membentuk cabang-cabang baru (Samadi, 1997)

3. Kandungan Kimia

Kentang mengandung mineral natrium dengan kadar

alkalin yang cukup tinggi dan dapat berfungsi untuk

meningkatkan pH yang terlalu asam di dalam tubuh. Hal ini

akan membuat aktivitas hati menjadi lebih baik, jaringan

menjadi elastis, dan otot menjadi lentur. Juga menghasilkan

keluwesan tubuh dan berguna untuk proses peremajaan. Selain

itu, baik untuk pengobatan jantung dan dapat pula digunakan

untuk pengobatan catarrhal (penyakit hidung tenggorokan yang

menyebabkan hidung selalu beringus). Kandungan protease

inhibitornya yang tinggi dapat menetralkan virus-virus tertentu

dan menghambat serangan kanker (Hidayah, 2009).

4. Khasiat dan kegunaan Kentang

Khasiat Kentang (Imran, 2011):

1. Kentang masih banyak mengandung vitamin C, niasin, dan

vitamin B1

2. Kentang sangat baik dikonsumsi orang penderita diabetes

3. Kentang baik dikonsumsi orang yang mengikuti program diet

4. Kentang mengandung mineral natrium dengan kadar alkalin

yang cukup tinggi

5. Ketang bermanfaat menetralisir asam urat dalam darah

Page 8: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

8

6. Mengobati penyakit ginjal, jantung, dan dapat mengurangi

lendir pada tenggorokan dan hidung

Kentang salah satu pangan utama dunia setelah padi,

gandum dan jagung yang dapat dijadikan sumber karbohidrat

dan mempunyai potensi dalam program diversifikasi pangan.

Kentang dapat diolah menjadi makanan ringan seperti keripik,

dodol, donat, dan perkedel. Kentang juga berperan sebagai

sumber nutrisi karena mengandung vitamin B, C dan sejumlah

vitamin A (Imran, 2011).

II.2.2. Beras (Oryza sativa)

1. Klasifikasi tanaman (Tjitrosoepomo, 1994)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotil

Ordo : Glumiflorae

Famili : Gramineae

Genus : Oryza

Spesies : Oryza sativa L.

2. Morfologi Beras (Oryza sativa)

Padi termasuk dalam keluarga padi-padian atau Poaceae

(Graminae). Padi termasuk terna semusim, berakar serabut,

batang sangat pendek, struktur serupa batang terbentuk dari

rangkaian pelepah daun yang saling menopang, daun sempurna

dengan pelepah tegak, daun berbentuk lanset, warna hijau muda

hingga hijau tua, berurat daun sejajar, tertutupi oleh rambut

Page 9: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

9

yang pendek dan jarang, bunga tersusun majemuk, tipe malai

bercabang, satuan bunga disebut floret, yang terletak pada satu

spikelet yang duduk pada panikula, buah tipe bulir atau

kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya,

bentuk hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15

mm, tertutup oleh palea dan lemma yang 8 dalam bahasa sehari-

hari disebut sekam, struktur dominan adalah endospermium

yang dimakan orang (Aak, 1995).

3. Kandungan kimia

Komposisi kimia beras berbeda-beda bergantung pada

varietas dan cara pengolahannya. Selain sebagai sumber energi

dan protein, beras juga mengandung berbagai unsur mineral dan

vitamin. Sebagian besar karbohidrat beras adalah pati (85-90 %)

dan sebagian kecil adalah pentosa, selulosa, hemiselulosa, dan

gula. Dengan demikian, sifat fisikokimia beras ditentukan oleh

sifat-sifat fisikokimia patinya (Astawan, 2004)

II.2.3. Ubi Jalar (Ipomoea batatas)

1. Klasifikasi (Heyne, 1987)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Convolvulales

Famili : Convolvulaceae

Genus   : Ipomea

Species   : Ipomea batatas

Page 10: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

10

2. Morfologi Ubi Jalar (Ipomoea batatas)

Ubi jalar merupakan tanaman pangan, berupa herba

menahun, menjalar dengan panjang mencapai 5 meter,

menyukai daerah tropis. Daun bulat telur, pangkal seperti

jantung, ujung runcing, tidak berbulu, lubak, hijau sampai ungu,

lebar 5-15 cm, panjang tangkai 5-30 cm, letak spiral. Bunga

ungu muda, bentuk corong. Buah diameternya 8 mm, tidak

berbulu, berbiji empat dengan warna hitam, bersudut, dan

panjang 3 mm. Umbi berwarna putih, ungu, kuning, orange

dengan kulit putih atau ungu. Perbanyakan dengan stek batang,

umbi dan biji (Tim Penyusun Kamus, 2005).

3. Kandungan Kimia

Komposisi ubi jalar sangat tergantung pada varietas dan

tingkat kematangan serta lama penyimpanan. Karbohidrat dalam

ubi jalar terdiri dari monosakarida, oligosakarida, dan

polisakarida. Ubi jalar mengandung sekitar 16-40 % bahan

kering dan sekitar 70-90% dari bahan kering ini adalah

karbohidrat yang terdiri dari pati, gula, selulosa, hemiselulosa,

dan pektin (Meyer, 1982)

4. Khasiat dan kegunaan

Serat makanan pada pepaya berperan penting dalam proses

pencernaan, mempercepat waktu cerna makanan dalam usus

besar, memperbesar volume feses, menurunkan kadar gula

dalam darah, memperlambat rasa lapar, dan melindungi usus

dari gangguan kanker (Marsono, 1995)

Page 11: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

11

II.2.4. Jarak (Ricinus communis)

1. Klasifikasi tanaman (Cronquist, 1981)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotiyledonae

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Ricinus

Spesies : Ricinus communis L.

2. Morfologi Jarak (Ricinus communis)

Tanaman jarak merupakan perdu atau pohon kecil yang

mempunyai tinggi 1–5 meter. Tanaman ini memiliki batang

yang bulat atau silindris, licin, berongga, berbuku-buku jelas

dengan tanda bekas tangkai daun yang lepas dan keseluruhan

batangnya berwarna hijau kemerah-merahan. Bila batangnya

terluka, maka akan mengeluarkan getah putih yang kental dan

agak keruh. Daun jarak berbentuk jantung atau bulat telur

melebar dengan panjang dan lebar hampir sama yaitu sekitar 5-

15 cm. Helai daun bertoreh, berlekuk bersudut 3 atau 5. Pangkal

daun berlekuk dan ujungnya meruncing. Tulang daun menjari

dengan 7–9 tulang utama. Tangkai daun panjang, sekitar 4-15

cm. Daun jarak merupakan daun tunggal dengan pertumbuhan

daun yang berseling, bangun daun bulat dengan diameter 10-40

cm, menjari 7-9, ujung daunnya runcing dengan tepi yang

bergigi. Daun di permukaan atas berwarna hijau tua sedangkan

di permukaan bawah berwarna hijau muda. Tangkai daunnya

Page 12: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

12

panjang, berwarna merah kehijauan dan pertulangan daunnya

menjari (Cronquist, 1981).

3. Kandungan Kimia

Tanaman jarak memiliki kandungan senyawa kimia atau

metabolit sekunder di seluruh bagian tubuhnya mulai dari akar

hingga daun. Akar tanaman tersebut mengandung metiltrans-2-

dekena-4,6,8-trinoat dan 1-tridekena-3,5,7,9,11-pentin-beta-

sitosterol. Daun tanaman jarak juga mengandung senyawa

flavonoida antara lain kaempferol, kaempferol-3-rutinosida,

nikotiflorin, kuersetin, isokuersetin dan rutin. Selain itu, daun

jarak juga mengandung astragalin, reiniutrin dan vitamin C.

Batang tanaman jarak mengandung sponin, flavonoid, tannin

dan senyawa polifenol. Biji tanaman jarak, mengandung 40–

50% minyak jarak (castor oil) yang mengandung bermacam-

macam trigliserida, asam palmitat, asam risinoleat, asam

isorisinoleat, asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, asam

stearat, dan asam dihidroksistearat. Selain itu, biji tanaman jarak

juga mengandung alkaloida risinin, beberapa macam

toksalbumin yang dinamakan risin (risin D, risin asam, dan risin

basa) dan beberapa macam enzim diantaranya lipase (Sinaga,

2001)

4. Khasiat dan kegunaan

Khasiat:

Secara umum, hampir semua bagian tanaman jarak dapat

dipergunakan sebagai obat, yaitu sebagai obat kanker rahim,

kanker kulit, sulit buang air besar, sulit melahirkan, bisul,

koreng, infeksi jamur, jerawat, lumpuh otot muka, gatal, batuk,

hernia, bengkak, reumatik, tetanus dan bronkhitis. Daun

tanaman jarak sering digunakan untuk mengobati bengkak

karena terpukul, terkilir, patah tulang, luka berdarah, gatal-gatal,

eksim, jamur di sela-sela jari kaki. Daun jarak juga

dipergunakan untuk mencegah masuk angin bagi bayi,

Page 13: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

13

mengobati penyakit lepra, kencing nanah, rematik, obat cacing

dan juga untuk menyuburkan rambut. Selain daun, akar tanaman

jarak juga bisa digunakan sebagai obat rheumatik sendi, tetanus,

epilepsi, bronchitis pada anak-anak, luka terpukul dan TBC

(Heyne, 1987)

Kegunaan:

Sebagian besar dari tanaman jarak yang digunakan sebagai

obat atau kegunaan lain adalah biji. Biji jarak tersebut,

menghasilkan suatu minyak yang disebut dengan minyak jarak

atau minyak ricin. Minyak jarak pada umumnya, sering

dipergunakan untuk keperluan industri, pengobatan dan militer.

Di Indonesia, minyak jarak (castor oil) dipergunakan untuk

industri cat, tekstil, serat sintetis, obat-obatan, hingga bahan

kosmetik serta bahan bakar roket. Di negara yang telah maju,

minyak jarak digunakan oleh militer sebagai pelumas pesawat

terbang dan bahan peledak. Selain itu, minyak jarak digunakan

juga sebagai bahan untuk memproduksi sabun sintetis, nilon,

tinta, pernis dan cat (Oplinger et al., 1990). Hingga saat ini, biji

jarak tetap diperlukan di Indonesia oleh perusahaan farmasi,

produsen minyak cat, dan lem dempul perahu, meski produksi

dalam negeri yang berkisar 12.000 ton setahun belum mampu

memenuhi kebutuhan biji jarak (Sinaga, 2001).

Page 14: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

14

II.2.5. Lidah Buaya (Aloe sp)

1. Klasifikasi (Furnawanthi, 2002)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Liliflorae

Famili : Liliacea

Genus : Aloe

Spesies : Aloe vera L.

2. Morfologi Lidah Buaya (Aloe vera L.)

Lidah Buaya (Aloe vera L.) merupakan tanaman asli

Afrika yang memiliki ciri-ciri fisik daun berdaging tebal, sisi

daun berduri, panjang mengecil pada ujungnya, berwarna hijau,

dan daging daun berlendir. Lidah buaya tumbuh subur di daerah

yang berhawa panas dan terbuka dengan kondisi tanah yang

gembur dan kaya bahan organik (Sudarto, 1997)

3. Kandungan kimia lidah buaya

Tanaman lidah buaya, baik daun maupun akarnya

mengandung sapomin dan flanoid di samping itu daunnya

mengandung tanin dan polifenol (Hutapea, 2000)

4. Khasiat dan kegunaan

Dapat membunuh mikroba, meningkatkan microsirkulasi,

menyembuhkan cronic skin, dan gel lidah buaya dapat

mempercepat penghentian darah secara topical (Sudarsono, dkk,

1996)

Page 15: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

15

II.2.6. Nanas (Ananas commosus)

1. Klasifikasi tanaman (Evitasari, 2013)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Angiospermae

Ordo : Farinosae

Famili : Bromiliaceae

Genus : Ananas

Species : Ananas comosus (L) Merr.

2. Morfologi Nanas (Ananas comosus)

Nanas merupakan tanaman buah yang selalu tersedia

sepanjang tahun. Nanas merupakan herba tahunan atau dua

tahunan, tinggi 50-150 cm, terdapat tunas menyarap pada bagian

pangkalnya berkumpul dalam roset akar dan pada bagian

pangkalnya melebar menjadi pelepah. Daun nanas merupakan

daun majemuk. Helaian daun berbentuk pedang, tebal, panjang

80-120 cm, lebar 2-6 cm, ujung lancip menyerupai duri, tepi

berduri tempel yang bengkok ke atas, sisi bawah bersisik putih,

berwarna hijau atau hijau kemerahan. Bunga majemuk tersusun

dalam bulir yang sangat rapat, letaknya terminal dan bertangkai

panjang. Buahnya bulat panjang, berdaging berwarna hijau jika

masak warnanya menjadi kuning. Buah nanas rasanya enak,

asam sampai manis. Bijinya kecil, seringkali tidak jadi (Sugeng,

2004).

Page 16: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

16

3. Kandungan kimia Nanas

Buah mengandung vitamin (A dan C), kalsium, fosfor,

magnesium, besi, natrium, kalium, dekstrosa, sukrosa (gula

tebu), dan enzim bromelain. Daun, buah dan akar nanas

mengandung saponin, flavonoida dan polifenol (Sugeng, 2004)

4. Khasiat dan Kegunaan

Daun berkhasiat antipiretik, antelmintik, pencahar, anti

radang dan menormalkan siklus haid. Pucuk nanas di

manfaatkan sebagai tanaman yang dapat menyembuhkan

amandel, selain itu juga daunnya dapat di gunakan sebagai obat

kencing batu, pucuk nanas di gunakan tiga kali dalam sehari

diminum tiga kali berturut-turut (Sugeng, 2004).

Didalam buah nanas terkandung vitamin A, C dan

betakaroten, kalsium, fosfor, magnesium, besi, natrium, kalium

dan enzim bromelin. Manfaat dari kandungan bromelin yang

terdapat dalam buah nanas yaitu: membantu memperlancar

pencernaan, mempercepat penyembuhan luka, mengobati luka

bakar, gatal, bisul dan obat pencegah tumor. Kandungan

seratnya dapat mempermudah buang air besar pada penderita

sembelit (Septiatin, 2009).

II.2.7. Pepaya (Carica papaya)

1. Klasifikasi tanaman (Suprapti, 2005)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Dilleniidae 

Ordo : Violales 

Page 17: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

17

Famili : Caricaceae 

Genus : Carica 

Spesies : Carica papaya L.

2. Morfologi Pepaya (Carica papaya)

Pohon berbatang tegak dan basah, tinggi pohon bisa mencapai

8–10 meter. Akar berbentuk serabut. Buah mentah berwarna

hijau gelap dan bila matang berubah warna menjadi kuning

kemerahan. Bentuk buah bulat hingga lonjong, dengan bagian

ujung umumnya runcing. Rongga dalam pada buah pepaya

berbentuk bintang bila dipotong secara melintang. Daun

berbentuk helai yang menyerupai telapak tangan. Bila daun

pepaya di lipat menjadi dua bagian  persis ditengah, akan

nampak bahwa daun pepaya simetris (Moehd, 2007)

3. Kandungan kimia papaya (Carica papaya)

Buah pepaya matang mengandung sejumlah zat gizi

penting terutama vitamin A. Dalam setiap 0,5 kg buah pepaya

terkandung nutrisi : protein (2,5 g), karbohidrat (46 g), lemak

(0,5 g), vitamin A (10.000 SI), vitamin C (300 mg), thiamin

(0,30 mg), riboflavin (0,27 mg), niasin (1,75 mg), kalsium (0,15

gram), magnesium (0,25 g), potassium (1,15 g), belerang (0,15

g), fosfor (0,47 g), zat besi (0,02 g), silicon (0,02 g), klorin (0,12

g), sodium (0,2 g), dan air (399 g) (Moehd, 2007).

4. Khasiat dan kegunaan kentang

Manfaat penting buah pepaya yaitu berkaitan dengan

perawatan kulit. Seperti telah diketahui, penduduk di kepulauan

Karibia biasa memanfaatkan buah pepaya matang sebagai sabun

untuk kulit. Demikian juga dengan jus pepaya yang matang

dipakai untuk menghilangkan kulit berkerut karenafaktor usia

dan terpaan sinar matahari. Pepaya dapat mencegah kerut-kerut

pada kulit karena mengandung zat yang dapat meremajakan

kolagen. Selain itu, jus buah pepaya yang matang dan berwarna

merah juga baik untuk kesehatan mata. Sementara untuk buah

Page 18: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

18

yangmuda bisa dimanfaatkan air getahnya untuk menghilangkan

kapalan dan menyembuhkan kaki yang pecahpecah (Jealani,

2009)

II.2.8. Bayam Duri (Amaranthus spinnosus)

1. Klasifikasi tanaman (Paranthaman, 2012)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Hamamelidae

Ordo : Caryophyllales

Famili : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus spinnosus L.

2. Morfologi Bayam Duri (Amaranthus spinnosus)

Bayam duri merupakan tumbuhan liar yang diantara sema-

semak, perkarangan rumah, ladang, tepi jalan atau lahan kosong

yang tidak terpelihara. Lebih menyukai lahan yang kering,

seperti lahan padi gogo atau tumbuh bersama tanaman lain

dilahan yang kering. Bayam duri tumbuh baik di tempat-tempat

yang cukup sinar matahari dengan suhu udara antara 25 – 35

Celcius. Tanaman ini mudah tumbuh didataran rendah sampai

ketinggian 50-100 cm. Bayam duri ini, mudah berkembang

dengan bijinya yang kecil-kecil (Campbell, 2003)

Page 19: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

19

3. Kandungan kimia

Bayam duri mengandung spinasterol hentriakontan, tanin,

kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi, serta

vitamin ( A, C, K) dan piroksin B[1] (Paranthaman, 2012)

4. Khasiat dan kegunaan

Mengkonsumsi bayam dalam jumlah yang cukup

memberikan manfaat yang besar. Ditinjau dari kandungan

gizinya, bayam merupakan jenis sayuran hijau yang banyak

manfaatnya bagi kesehatan dan pertumbuhan badan, terutama

bagi anak-anak dan para ibu yang sedang hamil. Di dalam daun

bayam terdapat cukup banyak kandungan protein, mineral,

kalsium, zat besi dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh

manusia. Sayur bayam memiliki khasiat untuk mencegah

hilangnya penglihatan akibat usia yang menua (macular

degeneration), katarak, penyakit kanker, tekanan darah tinggi

dan bayi lahir cacat. Juga sebagai sumber folat, dapat membantu

mencegah penyakit jantung dan bayi lahir cacat (Sugeng, 2004)

II.2.9. Beringin (Ficus benyamina)

1. Klasifikasi tanaman (Paranthaman, 2012)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledoneae

Ordo : Urticales

Famili : Moraceae

Genus : Ficus

Spesies : Ficus benjamina L.

Page 20: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

20

2. Morfologi Beringin (Ficus benjamina)

Habitus beringin seperti pohon, 8 – 40 m tingginya. Dalam

keadaan liar mula-mula hidupnya epiphytis, berkecambah pada

pohon lain, banyak akar udara yang menuju ketanah, yang

nantinya masing-masing menjadi batang, kemudian tumbuh

bersatu menjadi satu batang yang besar. Periodisitasnya adalah

pirenial, dengan perakaran yang bersifat tunggang. 

Sifat percabangannya adalah monopodial dengan arah

tumbuh batang tegak lurus, batangnya berbentuk bulat dengan

permukaan yang kasar. Bagian yang muda merah, gundul, daun

penumpu tunggal, bentuk lanset, dari luar merah atau kuning,

mengkerut, dari dalam keputih-putihan, 2,5 – 16 cm panjangnya

(Mulyani, 2006)

3. Kandungan kimia Beringin

Daun, buah dan akar mengandung saponin, disamping itu buah

dan akarnya juga mengandung polifenol serta daunnya

mengandung alkaloida dan flavonoida (Hutapea, 2000).

4. Khasiat dan manfaat

Saponin sering digunakan sebagai detergen, meningkatkan

absorbsi diuretika serta merangsang kerja ginjal

(Harbone,1987). Dan juga digunakan sebagai bahan baku untuk

sintesis hormon steroid banyak digunakandalam bidang

kesehatan (Robinson, 1995).

Page 21: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

21

III.2.10. Jeruk (Cytrus sp)

1. Klasifikasi tanaman (Aak, 2005)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliopsida

Subkelas : Rosidae

Ordo : Sapindales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Cytrus sp

2. Morfologi Jeruk (Cytrus sp)

Pohon jeruk mempunyai akar tunggang dan akar serabut

dan mempunyai akar rambut. Daun tanaman jeruk berwarna

hijau tua mengkilat pada permukaan atas dan hijau muda pada

permukaan bawah tangkai, daun bersayap dan pendek, kecil dan

bentuk ovalis dengan panjang 6 – 8 cm, lebar lebih kurang 4 cm,

dan tangkai daun 1 – 1,5 cm. Jeruk umumnya berbunga tunggal

dan hanya sebagian kecil bunga majemuk, bentuk bunga mekar

seperti bintang dan berwarna putih, terdapat pada ujung cabang

dan ketiak daun (Steenis, 1978).

3. Kandungan kimia

Jeruk mengandung minyak atsiri yang di dalamnya

terdapat beberapa jenis komponen antara lain sitrat, kalsium,

fosfor, besi, vitamin (A, B dan C), Sinerfin, H-methyltyramine,

flavonoid, ponsirin, herperidine, rhoifolin, dan naringin. Juga

mengandung minyak atsiri limonene dan linalool (Aak, 2005)

Page 22: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

22

4. Khasiat dan kegunaan

Manfaat tanaman jeruk sebagai makanan buah segar atau

makanan olahan, dimana kandungan vitamin C yang tinggi. Di

Beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji

jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang

terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak

wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue.

Beberapa jenis jeruk juga dimanfaatkan sebagai obat tradisional

penurun panas, pereda nyeri saluran napas bagian atas dan

penyembuh radang mata (Ashari, 1995).

III.2.11. Jahe (Zingiber officinalis)

1. Klasifikasi tanaman (Wardana, 2002)

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub-divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Species : Zingiber officinalis

2. Morfologi Jahe (Zingiber officinalis)

Jahe merupakan tanaman berbatang semu, 30-100 cm

tegak tidak bercabang, tersusun atas lembaran pelepah,

berbentuk bulat, berwarna hijau pucat dan warna pangkal

kemerahan. Akar jahe terbentuk bulat, ramping, berserat,

berwarna putih, sampai coklat terang. Tanaman ini berbunga

Page 23: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

23

majemuk muncul dipermukaan tanah berbentuk toongkat atau

bulat telur yang sempit, dan sangat tajam (Wardana, 2002).

Tanaman Jahe berbentuk rimpang yang ukurannya

tergantung pada jenisnya. Bentuk rimpang pada umumnya

gemuk agak pipih dan tampak berbuku-buku. Rimpang Jahe

berkulit tegak tebal yang membungkus daging rimpang yang

kulitnya muda dikelupas (Rismunandar, 1988).

3. Kandungan kimia jahe (zingiber officinalle)

Mengandung pati, minyak atsiri, serat, sejumlah kecil

protein, vitamin, mineral, dan enzim proteolitik yang disebut

zingibain (Denyer et al.1994). Menurut penelitian Hernani dan

Hayani (2001), jahe merahmempunyai kandungan pati (52,9%),

minyak atsiri (3,9%) dan ekstrak yang larut dalam alkohol

(9,93%) lebih tinggi dibandingkan jahe emprit (41,48, 3,5dan

7,29%) dan jahe gajah (44,25, 2,5dan 5,81%). Nilai nutrisi dari

100 g jahe kering dengan kadar air 15% mempunyai komposisi

7,2-8,7g, lemak 5,5- 7,3 g, abu 2,5-5,7 g, abu (4,53 g), besi (9,41

mg), kalsium (104,02 mg) dan fosfor (204,75 mg) (Wardana,

2002).

4. Khasiat dan kegunaan jahe

Mempunyai kegunaan yang cukup beragam, antara lain

sebagai rempah, minyak atsiri, pemberi aroma, ataupun sebagai

obat (Bartley dan Jacobs 2000). Secara tradisional, kegunaannya

antara lain untuk mengobati penyakit rematik, asma, stroke,

sakit gigi, diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram, hipertensi,

mual, demam dan infeksi (Wardana, 2002)

Page 24: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

24

II.3. Uraian Bahan

II.3.1. Alkohol (FI III, 1979)

Nama Resmi : Aethanolum

Sinonim : Alkohol, Etanol, Etil Alkohol

Rumus Molekul : C2H5OH

Rumus Struktur : H-H

H-C-C-O-H

H-H

Berat Molekul : 46,07 g/mol

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah

menguap, mudah bergerak, bau khas rasa

panas, mudah terbakar, dan memberikan

nyala biru.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam

kloroform P dan dalam eter P

Kegunaan : Sebagai zat tambahan, juga sebagai

desinfektan.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung

dari cahaya ; di tempat sejuk, jauh dari

nyala api.

II.3.2. Aquades (FI III, 1979)

Nama Resmi : Aqua Destilata

Sinonim : Aquadest, air suling

Rumus Struktur : H-O-H

Berat Molekul : 18,02 g/mol

Pemerian : Cairan jenuh, tidak berwarna, tidak

berbau, tidak berasa.

Kelarutan : Melarutkan banyak zat kimia

Kegunaan : Sebagai pelarut

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Page 25: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

25

II.4. Prosedur Kerja

II.3.1. Membuat preparat Pati

a) Menyiapkan mikroskop sesuai prosedur penggunaannya

b) Kerok bagian dalam umbi kentang (Solanum tuberosum), beras

(Oryza sativa), dan ubi jalar (Ipomoea batatas) dalam air

c) Memindahkan cairan tersebut di atas permukaan objek gelas

dan tetes air dan tutup

d) Mengamati di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif

lemah dan pembesaran objektif kuat

II.3.2. Membuat preparat Aleuron

a) Menyiapkan mikroskop sesuai prosedur penggunaannya

b) Mengambil biji Jarak (Ricinus communis) yang belum terlalu

tua lalu lepaskan kulit bijinya dengan pisau dan mengambil

endospermnya

c) Mengiris endosperm tersebut setipis mungkin lalu pindahkan

ke atas objek gelas lalu tetesi dengan air dan tutup

d) Mengamati di bawah mikroskop dengan pembesaran lemah

dan kuat

II.3.3. Membuat preparat Kristal

a) Menyiapkan mikroskop sesuai prosedur pengamatannya

b) Mengiris secara melintang tangkai daun Pepaya (Carica

papaya) dan tangkai daun Bayam Duri (Amaranthus

spinnosus) dan mengiris secara membujur Lidah Buaya (Aloe

sp) dan daun Nanas (Ananas commosus) setipis mungkin lalu

pindahkan ke atas objek gelas dan beri air kemudian ditutup

c) Mengamati di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif

lemah dan kuat

II.3.4. Membuat preparat Sistolit

a) Menyiapkan mikroskop sesuai prosedur penggunaannya

b) Mengambil sehelai daun Beringin (Ficus benyamina) yang

tidak terlalu tua lalu iris secara melintang setipis mungkin

kemudian letakkan di atas objek gelas dan tutup

Page 26: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

26

c) Mengamati di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif

lemah dan kuat

II.3.1. Membuat preparat Minyak Etheris

a) Menyiapkan mikroskop sesuai prosedur penggunaannya

b) Mengambil kulit buah Jeruk (Cytrus sp) dan rhizoma Jahe

(Zingiber officinalis) setipis mungkin secara melintang

c) Memindahkan preparat tersebut di atas permukaan objek gelas

dan tetesi air dan tutup

d) Mengamati di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif

lemah dan kuat

Page 27: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

27

BAB III

METODE PRAKTIKUM

III.1. Waktu dan Tempat Praktikum

III.1.1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum 3 Botani dilaksanakan pada hari jumat, tanggal 13

November 2015

III.1.2. Tempat Praktikum

Praktikum 3 Botani dilaksanakan di Laboratorium

Farmakognosi dan Fitokimia

III.2. Alat dan Bahan

III.2.1. Alat

No Alat Gambar

1 Gelas kimia

2 Kaca preparat

3 Lumpang dan Alu

Page 28: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

28

4 Mikroskop

5 Pinset

6 Pipet

7 Silet

Page 29: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

29

III.2.2. Bahan

No Bahan Gambar

1 Aquades

2 Alkohol

3 Bayam duri

(Amaranthus

spinnosus)

4 Beras (Oryza sativa)

Page 30: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

30

5 Beringin (Ficus

Benjamina)

6 Biji Jarak (Ricinus

communis)

7 Daun Nenas (Ananas

commosus)

8 Daun Lidah Buaya

(Aloe sp)

Page 31: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

31

9 Jahe (Zingiber

officinalis)

10 Kentang (Solanum

tuberosum)

11 Kulit Jeruk (Citrus

sp)

12 Tangkai Daun

Pepaya (Carica

papaya)

Page 32: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

32

13 Ubi Jalar (Ipomoea

batata)

14 Tisu

III.3. Cara Kerja

III.3.1. Membuat preparat Pati

a) Disiapkan mikroskop sesuai prosedur penggunaannya

b) Dikerok bagian dalam umbi Kentang (Solanum tuberosum),

Beras (Oryza sativa) dan Ubi Jalar (Ipomoea batatas) dalam air

c) Dipindahkan cairan tersebut di atas permukaan objek gelas dan

tetesi air dan tutup

d) Diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif lemah

dan kuat

III.3.2. Membuat preparat Aleuron

a) Disiapkan mikroskop sesuai prosedur penggunaannya

b) Diambil biji Jarak (Ricinus communis) yang belum terlalu tua

lepaskan kulit bijinya dengan pisau dan ambil endospermnya

c) Diiris endosperm tersebut setipis mungkin lalu pindahkan ke

atas objek gelas lalu tetesi air dan tutup

d) Diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif lemah

dan kuat

Page 33: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

33

III.3.3. Membuat preparat Kristal

a) Disiapkan mikroskop sesuai prosedur pengunaanya

b) Diambil empelur dan iris setipis mungkin dan letakkan diatas

objek gelas

c) Diteteskan dengan air lalu tutup

d) Diamati bagian-bagian sel tersebut

II.3.4. Membuat preparat Sistolit

a) Disiapkan mikroskop sesuai prosedur penggunaannya

b) Diambil sehelai daun Beringin (Ficus benyamina) yang tidak

terlalu tua lalu iris secara melintang setipis mungkin kemudian

letakkan di atas objek gelas dan tutup

c) Diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif

lemah dan kuat

II.3.5. Membuat preparat Minyak Etheris

a) Disiapkan mikroskop sesuai prosedur penggunaannya

b) Diambil kulit buah Jeruk (Cytrus sp) dan rhizoma Jahe

(Zingiber officinalis) setipis mungkin secara melintang

c) Dipindahkan preparat tersebut di atas permukaan objek gelas

dan tetesi air dan tutup

d) Diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran objektif

lemah dan kuat

Page 34: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

34

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Pengamatan

NO NAMA SAMPEL HASIL PENGAMATAN KETERANGAN

1

Kentang (Solanum

tuberosum)

Perbesaran 10 x 10

a b

Pati

a. Hilus

b. Lamella

2Beras (Oryza sativa)

Perbesaran 40 x 10

a b

Pati

a. Hilus

b. Lamella

3

Ubi Jalar (Ipomoea

batatas)

Perbesaran 40 x 10

a b

Pati

a. Hilus

b. Lamella

Page 35: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

35

4

Jarak (Ricinus

communis)

Perbesaran 40 x 10

a

a. Aleuron

5

Bayam Duri

(Amaranthus

spinnosus)

Perbesaran 10 x 10

a

a. Kristal

6

Pepaya (Carica

papaya)

Perbesaran 10 x 10

a

a. Kristal

Page 36: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

36

7

Lidah Buaya

(Aloe vera)

Perbesaran 40 x

10

a

a. Kristal

8

Nanas (Ananas

comosus)

Perbesaran 10 x

10

9

Beringin (Ficus

benjamina)

Perbesaran 40 x

10

10

Jeruk (Cytrus sp)

Perbesaran 40 x

10

Page 37: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

37

11

Jahe (Zingiber

officinalis)

Perbesaran 10 x

10

IV.2. Pembahasan

Benda-benda ergastik merupakan produk non-protoplasmik pada

proses metabolisme protoplasma; butir pati, tetes minyak, kristal dan

cairan tertentu; terdapat pada sitoplasma, vakuola, dan dinding sel

(Setjo, S. 2004).

Pada praktikum kali ini, kami mengamati benda-benda ergastik

berupa kristal, pati, aleuron, dan minyak eteris. Untuk percobaan

pengamatan benda-benda ergastik ini, kami menggunakan sampel ubi

jalar (Ipomoea batatas), kentang (Solanum tuberosum), tangkai daun

pepaya (Carica papaya), bayam duri (Amaranthus sp), dan nanas

(Ananas commosus), lidah buaya (Aloe vera), jeruk (Cytrus sp), biji

jarak (Ricinus comunis), jahe (Zingiber officinale), padi (Oryz sativa),

daun beringin (Ficus benjamina).

Pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Diambil sampel, untuk sampel ubi jalar (Ipomoea batatas), kentang

(Solanum tuberosum), dilihat pembentukan amilum atau pati. Pertama

dikerok bagian dalam sampel tersebut, kemudian diletakkan diatas

objek gelas. Pada literatur Rukmana, R. 2007 mengatakan bahwa

sampel ubi jalar dikerok agar didapat sel yang sesungguhnya.

Kemudian ditetesi air, tujuan ditetesi air untuk menjaga lingkungan sel

agar tetap segar (Rukmana, R. 1997).

Setelah itu ditutup dengan kaca penutup, agar udara tidak masuk

ke dalam, agar sel tetap terjaga lingkungannya, kemudian diamati

Page 38: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

38

dimikroskop dengan perbesaran dari lemah ke kuat. Untuk sampel daun

pepaya (Carica papaya), bayam duri (Amaranthus sp), dan nanas

(Ananas commosus), dilihat pembentukan kristal. Pertama sampel diiris

setipis mungkin, tujuan sampel diiris tipis agar dapat terlihat jelas sel-

sel yang terdapat dalam tumbuhan tersebut (Setjo, S. 2004). Setelah

sampel diiris tipis, kemudian diletakkan diatas kaca objek dan ditetesi

dengan air menggunakan pipet. Tujuan ditetesi air untuk menjaga

lingkungan sel agar tetap segar (Setjo, S. 2004). Kemudian ditutup

dengan menggunakan kaca penutup agar sel yang diamati mudah

terlihat jelas karena bentuk kaca penutup yang tipis dan transparan.

Kemudian diamati di mikroskop dengan perbesaran dri lemah ke kuat.

Hasil yang didapat untuk sampel daun pepaya (Carica papaya), bayam

duri (Amaranthus sp), dan nanas (Ananas commosus), yang dilihat

adanya kristal didapat hasil bahwa pada sampel tersebut mengandung

benda-benda ergastik berbentuk kristal. Dimana terdapat kristal butir-

butir halus, kristal bentuk prisma dan kristal bentuk jarum. Kristal

bentuk prisma yaitu kristal tunggal besar atau poliedris dan berbentuk

seperti bintang. Sedangkan kristal bentuk jarum yaitu kristal berbentuk

jarum atau berbentuk seperti sapu lidi (Warisno, 2003).

Dalam pengamatan pada benda ergastik aleuron digunakan

sampel biji Jarak (Ricinus communis) digunakan endospermnya dengan

diiris tipis bagiannya. Pada perbesaran 100 kali terlihat butir-butir

aleuron pada endosperm biji Jarak.

Pada sistolit digunakan sampel daun Beringin (Ficus benjamina),

yang diiris setipis mungkin dengan irisan melintang dan pada

pengamatan di mikroskop menggunakan perbesaran 100 kali. Pada

daun Beringin terlihat penampakan daun dan terlihat lingkaran-

lingkaran pada sampel yang disebut sistolit.

Pada pengamatan selanjutnya yaitu benda ergastik Minyak

Etheris yang menggunakan sampel kulit Jeruk (Cytrus sp) dan rimpang

Jahe (Zingiber officinalis) digunakan irisan melintang setipis mungkin

pada kedua sampel tersebut. Dan menggunakan perbesaran 100 kali

Page 39: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

39

agar terlihat dengan jelas sel yang diamati. Kedua sampel menunjukan

bahwa minyak etheris pada kedua sampel sama. Hal itu digambarkan,

terlihat lingkaran-lingkaran tertentu pada sampel.

Dari percobaan yang dilakukan untuk sampel ubi jalar (Ipomoea

batatas), kentang (Solanum tuberosum), yang dilihat pembentukan

amilum atau pati. Didapat hasil bahwa pada sampel tersebut terdapat

pati yang didalamnya mengandung hilus dan lamella. Dimana hilus

adalah titik awal terbentuknya amilum dan lamella adalah garis-garis

halus yang mengelilingi hilus (Sinta, S. 2004).

Jika dibandingkan dengan literatur yang terdapat pada penuntun

praktikum botani, 2014, Setjo, S. 2004, dan Sinta, S. 2004, hasil yang

didapat sesuai dengan literatur yang ada. Dimana terdapat benda-benda

ergastik dalam bentuk pati, kristal, aleuron, sistolit dan minyak etheris.

Page 40: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

40

BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Struktur benda ergastik dapat dilihat menggunakan mikroskop dengan

perbesaran tertentu. Struktur benda ergastik setiap jenisnya berbeda-

beda. Seperti Pati, Kristal, Aleuron dan Sistolit yang merupakan benda

ergastik padat berbeda dengan struktur Minyak Etheris yang merupakan

benda ergastik cair.

2. Terdapat beberapa jenis-jenis benda ergastik yaitu Pati, Aleuron,

Kristal, Sistolit, dam Minyak Etheris. Pati merupakan butir-butir tepung

yang dapat disimpan sebagai cadangan makanan. Aleuron merupakan

vakuola yang berisi protein, garam, dan lemak yang membentuk

Kristal. Kristal merupakan hasil tambahan yang terjadi pada berbagai

proses metabolisme. Yang paling sering ditemukan adalah kristal garam

kalsium, terutama Ca-oksalat (kalsium oksalat). Kristal Ca-oksalat

merupakan hasil akhir atau hasil sekresi dari suatu pertukaran zat yang

terjadi di dalam sitoplasma. Sistolit bentuk lain dari ergastik yang

merupakan tonjolan dinding sel kearah lumen yang mengandung

kalsium karbonat. Dan Minyak etheris merupakan benda ergastik cair

yang langsung dibentuk oleh sitoplasma dan elaioplas.

V.2. Saran

1. Jurusan

Diharapakan kepada staf jurusan agar dapat meningkatkan lagi

mutu,

tujuan dan manfaat dari kegiatan-kegiatan praktikum Botani oleh

Mahasiswa farmasi Universitas Negeri Gorontalo.

2. Laboratorium

Diharapkan kepada Laboratorium farmakognosi dan fitokimia agar

lebih melengkapi alat-alat maupun bahan-bahan yang sering digunakan

untuk praktikum supaya praktikum berjalan lancar, sukses dan waktu

Page 41: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

41

praktikum yang terpakai cukup karena tidak mengantri alat bahan dari

kelompok lain.

3. Praktikan

Diharapkan praktikan agar lebih siap lagi dalam hal materi ketika

akan menjalani praktikum baru dengan tema baru. Dan juga agar lebih

serius selama praktikum, sehingga praktikum dapat menghasilkan hasil

praktikum yang memuaskan.

Page 42: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

42

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1995. Budidaya tanaman padi. Yogyakarta: Kanisius

Aak. 2005. Budidaya Tanaman Jeruk. Yogyakarta: Kanisius

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Jakarta: UI-Press

Astawan, M. 2004. Sehat Bersama Aneka Serat Pangan Alami. Solo: Serangkai

Campbell, Neil A,dkk. 2003. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Cronquist, A. (1981). An Integrated System of Classification of Flowering Plants.

New York: Columbia University Press.

Evitasari, L.D. 2013.Vitamin C pada Nanas dapat Meningkatkan Kekebalan

Tubuh Terhadap Serangan Flu. Karya Tulis Ilmiah.

Furnawanthi, I. 2002. Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya. Jakarta: Agro Media

Pustaka.

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia.Edisi 1. Jakarta:Badan Litbang

Departemen Kehutanan.

Hidayah, 2009. Manfaat Kentang Bagi Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius

Hidayat, 1995. Bilogi Sel. Bandung: Ganesa Exact

Hutapea, J. R. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia JILID 1. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI

Imran, L., 2011. Pengolahan Hasil Kentang. Jakarta: Penebar Swadaya

Janson, P.C. 1981. Spices, Condiments and Medicinal Plants in Ethopia.

Wagenurgan : Centre for Agricultural Publishing & Documentation.

Marsono dan Sigit, P. 2005. Karet Strategi Pemasaran Budidaya Dan

Pengolahan. Jakarta: Penebar Swadaya

Meyer, Laughlin, Ferrigini. 1982. “Brine Shrimp: Convenient General Bioassay

for Active Constituent”. Planta Medica 45

Moehd. Baga Kalie. 2007. Pepaya. Jakarta: Penebar swadaya

Mulyani E.S, Sri. 2006. Anantomi Tumbuhan. Yogyakarta: Penebar Swadaya.

Paranthaman R, Praveen kumar P, & Kumaravel S. 2012. GC-MS Analysis of

Phytochemicals and Simultaneous Determination of Flavonoids in

Page 43: Laporan Praktikum Botani 3 (Repaired) (Repaired) Ready

43

Amaranthus caudatus (Sirukeerai) by RP-HPLC. Analytical & Bioanalytical

Techniques. 3:5

Priyandoko. 2004. Sitologi. Yogyakarta: UGM-Press

Purnobasuki, Hery. 2011. Inklusi Sel. Yogyakarta: Kanisius

Rismunandar. 1988. Rempah-Rempah Komoditi Ekspor Indonesia. Bandung:

Penerbit Sinar Baru

Robinson, T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: ITB Press

Samadi, B. 1997. Usaha tani kentang. Yogyakarta: Kanisius

Septiatin, E (2009). Apotek Hidup dari Tanaman Buah. Bandung: CV. Yrama

Widya

Setjo, Susetyoadi. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang: JICA.

Sharma , O.P., 2002. Plant Taxonomy. Tata Mc GRaw Hill Publishing Company

Limited, New Delhi.

Sinaga, E. 2001. Ricinus communis Linn Jarak. Tersedia:

http://iptek.apjii.or.id/artikel/ttg_tanaman_obat/unas/Jarak.pdf

Steenis, C . 1978. Flora . Jakarata: Paradnya Paramita ,

Sudarsono., 1996. Daftar Tanaman Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar

Swadaya

Sudarto, Y. 1997. Lidah buaya. Yogyakarta: kanisius

Sugeng H.S., B. Sinaga, B. Winarso, E. Handayani, I. Karim, Purwanto, Suparno,

Suprapti, M.L. 2005. Aneka Olahan Pepaya Mentah dan Mengkal. Yogyakarta:

Kanisius

Sutrian, Yayan. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang Sel Dan

Jaringan. Jakarta : RINEKA CIPTA.

Tim Penyusun Kamus PS. 2005. Kamus Pertanian Umum. Penebar swadaya.

Triyanto, 2008. Pembibitan dan penanaman. Dalam S.A. Yomo, S. Benny,

Zulfahmi, W. Putut, Suharyono, dan W. Bambang (Penyunting). Pedoman

praktis budidaya nanas di PT Geat Giant Pineapple Terbangi Besar

Lampung Tengah. hal 120–136.

Wardana. 2002. Budidaya secara Organik Tanaman Obat Rimpang. Jakarta:

Penebar Swadaya