Laporan Praktikum Biologi

57
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI Disusun oleh: Kelompok IV C Mahpudin 23010112130138 Mohammad Ridwan Setiyono 23010112130140 Muhklis Agus Prasetyo 23010112130141 Mentari Tri Utami 23010112130148 Vima Meisya Fristika Sari 23010112140149 JURUSAN PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012

description

Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro 2012

Transcript of Laporan Praktikum Biologi

Page 1: Laporan Praktikum Biologi

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM BIOLOGI

Disusun oleh:

Kelompok IVC

Mahpudin 23010112130138

Mohammad Ridwan Setiyono 23010112130140

Muhklis Agus Prasetyo 23010112130141

Mentari Tri Utami 23010112130148

Vima Meisya Fristika Sari 23010112140149

JURUSAN PETERNAKAN

FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2012

Page 2: Laporan Praktikum Biologi

ii

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI

Kelompok/Kelas : VIC

Program Studi/Jurusan : S1-PETERNAKAN/PETERNAKAN

Fakultas : PETERNAKAN DAN PERTANIAN

Tanggal Pengesahan : November 2012

Menyetujui,

Koordinator Asisten Asisten Pembimbing

Praktikum Biologi

Irfan Rifai Hidayat Fahdain Sabrina

NIM. H2A 009 008 NIM. 23010110120081

Mengetahui,

Koordinator Praktikum Biologi

Ir. Ismari Estiningdriati, M.Si.

NIP. 19580527 198603 2 005

Page 3: Laporan Praktikum Biologi

iii

RINGKASAN

KELOMPOK VIC. 2012. Laporan Resmi Praktikum Biologi. (Asisten: Fahdain

Sabrina).

Praktikum Pengenalan Sel dan Jaringan yang dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 3 Oktober 2012 pukul 11.00-13.00 WIB, praktikum Fotosintesis yang

dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 10 Oktober 2012 pukul 11.00-13.00 WIB,

praktikum Anatomi Hewan yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 17 Oktober

2012 pukul 11.00-13.00 WIB, praktikum Pertumbuhan dan Perkembangan yang

dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 7 November 2012 pukul 11.00-13.00 WIB di

Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian

Universitas Diponegoro Semarang.

Praktikum pengenalan sel menggunakan bahan antara lain daun Rhoe

discolor, sedangkan alat yang digunakan adalah silet, pinset, kaca preparat, serta

mikroskop. Praktikum jaringan tumbuhan menggunakan bahan antara lain

preparat akar jagung, akar kacang, batang jagung dan batang kacang, sedangkan

alat yang digunakan adalah silet, pinset, kaca preparat dan mikroskop. Praktikum

fotosintesis menggunakan bahan yang daun gamal, alkohol dan larutan JKJ,

sedangkan alat yang digunakan antara lain kertas timah atau alumunium foil,

penjepit kertas, cawan petri, beker glass, lampu spirtus, pipet dan alat tulis.

Praktikum anatomi hewan menggunakan bahan antara lain burung merpati dan

kloroform, sedangkan alat yang digunakan antara lain baki bedah, pisau, gunting

bedah, pinset dan jarum. Praktikum pertumbuhan dan perkembangan

menggunakan bahan antara lain media tanaman (kapas), tanaman jagung (Zea

mays), kacang tanah (Arachis hipogeae) yang berumur 1 minggu, 2 minggu, 3

minggu dan 4 minggu dan alat yang digunakan adalah jangka sorong dan alat

tulis.

Berdasarkan hasil praktikum pengenalan sel, sel diamati melalui

perbesaran 40X dan 100X agar tampak bentuk dari sel tersebut. Praktikum

jaringan tumbuhan, struktur jaringan diamati melalui perbesaran 40X dan 100X

agar terlihat jelas. Praktikum anatomi hewan dilakukan pembedahan pada katak

untuk diamati struktur organ pernafasan dan pencernaan. Praktikum fotosintesis,

daun gamal di uji amilum dengan larutan JKJ untuk pengujian amilum dan

fotosintesis. Praktikum pertumbuhan dan perkembangan, pengukuran sampel

tanaman diperoleh hasil pada tanaman jagung dan kacang tanah mengalami

pertumbuhan yang berbeda karena faktor gen, hormon dan lingkungan.

Kata Kunci : Pengenalan sel, jaringan tumbuhan, fotosintesis, anatomi hewan,

pertumbuhan dan perkembangan.

Page 4: Laporan Praktikum Biologi

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas segala

limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan

Laporan Resmi Praktikum Biologi ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan laporan ini berkat bantuan

pembimbing, kami mengucapkan terima kasih kepada Ir. Ismari Estiningdriati,

M.Si selaku Koordinator Praktikum Biologi, Irfan Rifai Hidayat selaku

Koordinator Asisten Praktikum Biologi, Fahdain Sabrina selaku Asisten

Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan saran selama praktikum dan

penyusunan laporan ini, untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa

hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang membimbing untuk pembuatan

laporan ini.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan laporan ini masih dari

jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Kami telah

berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga

dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan

dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan

laporan ini. Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh

pembaca.

Semarang, November 2012

Penyusun

Page 5: Laporan Praktikum Biologi

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii

RINGKASAN ............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

DAFTAR ISI ............................................................................................... v

DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii

DAFTAR ILUSTRASI................................................................................ ix

ACARA I PENGENALAN SEL

BAB I. MATERI DAN METODE ............................................................. 1

1.1. Materi .......................................................................................... 1

1.2. Metode ........................................................................................ 1

BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 3

2.1. Struktur Sel Tanaman Rhoe discolor .......................................... 3

2.2. Struktur Sel Hewan Rat small intestine ...................................... 4

2.3. Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan………………… ...... 5

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 6

3.1. Kesimpulan ................................................................................. 6

3.2. Saran ........................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 7

ACARA II PENGENALAN JARINGAN TUMBUHAN DAN HEWAN

BAB I. MATERI DAN METODE ............................................................. 8

1.1. Materi .......................................................................................... 8

1.2. Metode ........................................................................................ 8

Page 6: Laporan Praktikum Biologi

vi

BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 10

2.1. Struktur Jaringan Akar Tanaman Jagung ................................... 10

2.2. Struktur Jaringan Batang Tanaman Jagung……………….. ...... 11

2.3. Struktur Jaringan Akar Tanaman Kacang Tanah........................ 12

2.4. Perbedaan Tanaman Monokotil dan Dikotil………………. ...... 13

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 15

3.1. Kesimpulan ................................................................................. 15

3.2. Saran ........................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 16

ACARA III FOTOSINTESIS

BAB I. MATERI DAN METODE ............................................................. 17

1.1. Materi .......................................................................................... 17

1.2. Metode ........................................................................................ 17

BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 19

2.1. Daun yang Gamal Ditutupi Alumunium Foil ............................. 19

2.2. Daun Gamal yang Tidak Ditutupi Alumunium Foil ................... 22

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 26

3.1. Kesimpulan ................................................................................. 26

3.2. Saran ........................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 27

ACARA IV ANATOMI HEWAN

BAB I. MATERI DAN METODE ............................................................. 28

1.1. Materi .......................................................................................... 28

1.2. Metode ........................................................................................ 28

BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 30

2.1. Inspectio Aves Columba domestica ........................................... 30

2.2. Morfologi Aves Columba domestica .......................................... 31

2.3. Digestorium Aves Columba domestica ...................................... 32

2.4. Resphiratorium Aves Columba domestica ................................. 33

Page 7: Laporan Praktikum Biologi

vii

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 35

3.1. Kesimpulan ................................................................................. 35

3.2. Saran ........................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 36

ACARA V PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

BAB I. MATERI DAN METODE ............................................................. 37

1.1. Materi .......................................................................................... 37

1.2. Metode ........................................................................................ 37

BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 39

2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Jagung ................... 39

2.2. Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Tanah ....................... 42

BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 46

3.1. Kesimpulan ................................................................................. 46

3.2. Saran ........................................................................................... 46

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 47

Page 8: Laporan Praktikum Biologi

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Jagung .............................. 39

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Tanah .................................. 43

Page 9: Laporan Praktikum Biologi

ix

DAFTAR ILUSTRASI

Nomor Halaman

1. Penampang sel Rhoe disolor ................................................................... 3

2. Penampang sel Rat small instestine ........................................................ 4

3. Penampang jaringan akar Zea mays ........................................................ 10

4. Penampang jaringan batang Zea mays .................................................... 11

5. Penampang jaringan akar Arachis hipogeae ........................................... 12

6. Daun gamal ............................................................................................. 19

7. Daun gamal ditutupi aluminium foil ....................................................... 19

8. Daun gamal saat direbus ......................................................................... 20

9. Daun saat dicawan petri .......................................................................... 20

10. Daun saat ditetesi JKJ ........................................................................... 21

11. Perubahan warna daun .......................................................................... 21

12. Daun gamal tidak ditutupi aluminium foil ............................................ 22

13. Daun gamal saat direbus ....................................................................... 23

14. Daun saat dicawan petri ........................................................................ 23

15. Daun saat ditetesi JKJ ........................................................................... 24

16. Perubahan warna daun ......................................................................... 24

17. Burung merpati sebelum dibedah.......................................................... 30

18. Burung merpati sesudah dibedah .......................................................... 31

19. Pencernaan pada burung merpati .......................................................... 32

20. Pernafasan pada burung merpati ........................................................... 33

21. Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman jagung ....................... 39

Page 10: Laporan Praktikum Biologi

x

22. Tabel hasil pengamatan tanaman jagung .............................................. 39

23. Pertumbuhan dan perkembangan kacang tanah .................................... 42

24. Tabel hasil pengamatan tanaman kacang tanah .................................... 43

Page 11: Laporan Praktikum Biologi

1

BAB I

MATERI DAN METODE

Praktikum Biologi dengan materi Pengenalan Sel dilaksanakan pada hari

Rabu, tanggal 3 Oktober 2012 pukul 11.00-13.00 WIB di Laboratorium Fisiologi

dan Biokimia Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

Semarang.

1.1. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum Pengenalan Sel adalah mikroskop

berfungsi untuk melihat benda mikroskopis, kaca objek dan kaca penutup

berfungsi untuk meletakkan benda yang akan diamati, silet berfungsi untuk

membuat sayatan dan alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan. Bahan yang

digunakan adalah daun Rhoe discolor.

1.2. Metode

Metode yang dilakukan dalam praktikum Pengenalan Sel mengenai preparat

segar tumbuhan ialah menyayat Rhoe discolor dengan menggunakan silet dengan

tipis, meletakkan sayatan pada kaca objek yang sudah ditetesi air kemudian

menutupnya dengan kaca penutup dan mengusahakan tidak ada gelembung udara,

mengatur posisi preparat pada mikroskop tepat pada cahaya yang dipantulkan oleh

cermin, mengatur fokus lensa. Lalu mengamati preparat secara seksama dengan

perbesaran 40x dan 100x, setelah itu menggambar bagian sel dalam buku

Page 12: Laporan Praktikum Biologi

2

pengamatan.Begitu juga dengan preparat usus tikus melakukan perlakuan yang

sama dengan perlakuan pada sel Rhoe discolor.

Page 13: Laporan Praktikum Biologi

3

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Struktur Sel Tanaman Rhoe discolor

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum Pengenalan sel

diperoleh hasil sebagai berikut :

Perbesaran 40x Perbesaran 100x

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 1: Penampang sel Rhoe discolor

Keterangan : 1. Membran sel.

2. Dinding sel.

3. Inti sel.

4. Stomata.

5. sitoplasma.

Berdasarkan hasil pengamatan Rhoe discolor perbesaran 100x di dapatkan

hasil pengamatan bahwa sel antara lain stomata, inti sel, dinding sel, sitoplasma,

dan membran sel. Pada perbesaran 100x di temukan stomata yang berfungsi

sebagai berlangsungnya reaksi kimia dan dinding sel yang berfungsi sebagai

pelindung isi sel. Hal ini sesuai dengan pendapat Cahyana (2003) yang

Page 14: Laporan Praktikum Biologi

4

menyatakan bahwa di dalam sel tumbuhan terdapat sitoplasma yang berfungsi

tempat terjadinya reaksi kimia dalam sel tumbuhan Rhoe discolor. Dinding sel

berfungsi sebagai pelindung serta menjaga agar sel bentuknya tetap. Hal ini

bersesuaian dengan pendapat Campbell (2002) bahwa sel tumbuhan cenderung

mempertahankan bentuknya karena memilki dinding sel.

2.2. Struktur Sel Rat small intestin

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum Pengenalan sel

diperoleh hasil sebagai berikut :

Perbesaran 40x Perbesaran 100x

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 2: Penampang sel Rat small intestine

Keterangan : 1. Inti sel.

2. Vili.

3. Mukosa.

4. Goblet sel.

5. Sitoplasma.

6. Membran sel.

Berdasarkan hasil praktikum terlihat bagia-bagian sel seperti membran sel,

sitoplasma, inti sel. Membran sel berfungsi sebagai pembatas antar sel dan sebagi

Page 15: Laporan Praktikum Biologi

5

perintang selektif. Hal sesuai dengan pendapat Campbell (2002) bahwa membran

sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi sebagai

rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang

cukup untuk melayani seluruh volume sel. Terlihat sel memiliki sebuah nukleus

atau inti sel. Hal ini bersesuaian dengan pendapat Sloane (2003) kebanyakan sel

memiliki satu nukleus, namun ada pula yang memiliki banyak nukleus,

contohnya sel otot rangka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya

sel darah merah matang yang kehilangan nukleusnya sedikit demi sedikit saat

sedang berkembang hingga nukleusnya hilang.

2.3. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan

Perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan terletek pada dinding sel karena pada

sel hewan tidak memiliki dinding sel sedangkan sel tumbuhan memiliki dinding

sel. Sehingga bentuk sel hewan tidak tetap sementara sel tumbuhan memiliki

bentuk yang tetap. Selain itu perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan adalah

terletak pada ada tidaknya dinding sel, vakuola, dan plastida. Pada sel hewan tidak

memiliki dinding sel, vakuola, dan plastida.

Page 16: Laporan Praktikum Biologi

6

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Sel adalah unit struktural dan fungsional dari semua organisme. Unit dasar

yang mempunyai semua ciri khas benda hidup. Ukuran sel sangat kecil dan hanya

dapat dilihat dengan jelas menggunakan mikroskop. Sel hewan dan tumbuhan

mempunyai perbedaan, sel tumbuhan mempunyai organel vakuola, plastida, dan

dinding sel sedangkan sel hewan tidak memiliki organel tersebut. Sel hewan

memiliki lisosom dan sentriol sedangkan sel tumbuhan tidak memiliki organel

tersebut.

3.2. Saran

Berhati-hati saat menyayat daun Rhoe discolor, jangan sampai tangan anda

terkena silet. Mengusahakan agar sayatannya bisa setipis mungkin agar dapat

mudah diamati dalam mikroskop

Page 17: Laporan Praktikum Biologi

7

DAFTAR PUSTAKA

Cahyana, D. 2003. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Campbell, R. 2004. Biologi Edisi Lima Jilid 3. Erlangga, Jakarta.

Sloane, E. (2003). Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Diterjemahkan oleh J

Veldman. EGC, Jakarta.

Page 18: Laporan Praktikum Biologi

8

BAB I

MATERI DAN METODE

Praktikum Biologi dengan materi Jaringan Tumbuhan dilaksanakan pada hari

Rabu, tanggal 3 Oktober 2012. Pukul 11.00-13.00 WIB, di laboratorium Fisiologi

dan Biokimia Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Semarang.

3.1. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum dengan materi jaringan tumbuhan

antara lain silet untuk menyayat batang tumbuhan. Kaca objek dan kaca penutup

sebagai wadah meletakkan objek yang akan diamati. Mikroskop untuk bagian dari

jaringan tumbuhan yang telah disayat untuk diamati, serta alat tulis untuk

menggambarkan hasil pengamatan. Bahan yang digunakan pada praktikum ini

adalah akar dan batang jagung (Zea mays) sebagai tumbuhan monokotil yang akan

diamati. Akar dan batang kacang tanah (Arachis hipogaea) sebagi tumbuhan

dikotil yang akan diamati.

3.2. Metode

Dalam praktikum ini perlu pertama kali mengamati bentuk akar tanaman

maupun batang dari bahan tanaman yang telah disediakan (dikotil dan monokotil).

Setelah itu buat sayatan melintang dengan menggunakan silet dari batang muda

jagung dan kacang tanah. Kemudian letakkan sayatan pada kaca objek yang sudah

Page 19: Laporan Praktikum Biologi

9

bersih yang telah ditetesi air, tutup dengan kaca penutup. Usahakan jangan ada

gelembung udara di dalamnya. Amatilah preparat di bawah mikroskop dengan

perbesaran 100x dan 40x. Setelah itu gambarkan struktur jaringan tersebut dan

menjelaskan perbedaan tanaman monokotil dan dikotil.

Page 20: Laporan Praktikum Biologi

10

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Struktur Jaringan Akar Tumbuhan Zea mays

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum Pengenalan

Jaringan Tumbuhan diperoleh hasil sebagai berikut :

Perbesaran 40x

Perbesaran 100x

Sumber: Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 3. Penampang jaringan akar Zea mays

Keterangan : 1. Epidermis.

2. Endodermis.

3. Jaringan pembuluh.

4. Parenkin

Berdasarkan hasil praktikum pengenalan jaringan, pengamatan tentang

akar jaringan tanaman jagung dengan perbesaran 40x terlihat adanya endodermis,

korteks, epidermis, xylem dan floem. Pembuluh xylem mempunyai dinding tebal,

sedangkan floem dinding ujungnya berlubang. Tumbuhan monokotil memiliki

Page 21: Laporan Praktikum Biologi

11

akar serabut. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Cahyana (2003) yang

menyatakan bahwa tumbuhan monokotil memiliki akar serabut tidak berkambium

dan pembuluh angkut yang terlalu teratur sedangkan tulang daunnya menjari. Hal

ini didukung oleh Pratiwi (2004) yang mengatakan jaringan pengangkut terbentuk

dari sel-sel yang letaknya membentang menurut arah pengangkutan dan seakan-

akan ada pembuluh-pembuluh di dalam organ tumbuhan dan mewujudkan suatu

sistem jaringan.

2.2. Struktur Jaringan Batang Tumbuhan Zea mays

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum Pengenalan

Jaringan Tumbuhan diperoleh hasil sebagai berikut :

Perbesaran 40x Perbesaran 100x

Sumber: Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 4. Penampang jaringan batang Zea mays

Keterangan : 1. Epidermis.

2. Xylem.

3. Endodermis.

4. Floem.

5. Kambium.

Berdasarkan hasil praktikum, pengamatan jaringan batang tanaman jagung

dengan perbesaran 40x bagian-bagian yang terlihat saat pengamatan adalah

Page 22: Laporan Praktikum Biologi

12

dinding sel, epidermis, membrane sel, xylem dan floem yang susunannya

menyebar. Batang monokotil pada umumnya tersusun oleh epidermis, korteks,

dan stele. Batang monokotil mempunyai korteks yang sangat nyata batasnya

dengan stele, tetapi da juga yang sangat sempit dan tidak jelas. Perikambium dan

empulur tidak nyata dan tidak ada kambium. Tiap berkas pengangkut dikelilingi

oleh sarung sklerenkim, serta jaringan dasarnya berupa parenkim dan berkas

pengangkut. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Salisbury et al. (1995) yang

menyatakan bahwa xylem dan floem pada tanaman monokotil susunannya

menyebar. Hal ini juga sesuai dengan Pratiwi (2004) yang menjelaskan jaringan

pengangkut terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi. Jaringan pengangkut terbentuk

dari sel-sel yang letaknya membentang menurut arah pengangkutan dan seakan-

akan ada pembuluh-pembuluh didalam organ tumbuhan.

2.3. Struktur Jaringan Akar Tumbuhan Arachis hypogaea

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada praktikum Pengenalan

Jaringan Tumbuhan diperoleh hasil sebagai berikut :

Perbesaran 40x Perbesaran 100x

Sumber: Data Primer Praktikum Biologi, 2012

Ilustrasi 5. Penampang jaringan akar Arachis hipogaea.

Page 23: Laporan Praktikum Biologi

13

Keterangan : 1. Epidermis.

2. Korteks.

3. Periskel

4. Endodermis

5. Floem

6. Xylem

Berdasarkan hasil praktikum, pengamatan akar jaringan tanaman kacang

tanah dengan perbesaran 40x terlihat adanya dinding sel, xylem dan floem,

epidermis dan korteks. Terlihat adanya cambium. Tumbuhan dikotil mempunyai

akar tunggang. Irisan melintang akar muda memperlihatkan struktur sel dan

jaringan penyusun akar, yaitu epidermis, korteks, xilem, floem, dan empulur. Hal

ini sesuai dengan pendapat Fried (2000) yang mengatakan bahwa susunan akar

tumbuhan dikotil dilindungi oleh semacam tudung akar disebut kaliptra dan tidak

memiliki kaliptrogen pada ujung akar. Akar kacang tanah mempunyai kambium

vaskuler dan kambium gabus yang berperan dalam proses penebalan akar dan

menghasilkan xilem dan floem. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Sudjadi

(2005) bahwa tumbuhan dikotil khususnya batang terdiri dari dinding sel,

membran sel, epidermis sebagai pelindung, pembuluh angkut (xilem dan floem)

yang bertipe kolateral terbuka (antara xilem dan floem terdapat kambium) dan

disebelah dalam jaringan pembuluh angkut disebut empulur.

2.4. Perbedaan Monokotil dan Dikotil

Pada tumbuhan monokotil, batang memiliki ukuran yang sama dari batang

sampai ujung. Tanaman monokotil tidak mempunyai cabang ikatan pembuluh

tertutup, tidak berkambium, mempunyai akar serabut, biji berkeping satu, dan biji

Page 24: Laporan Praktikum Biologi

14

berkeping tiga Saktiyono (1989). Tumbuhan monokotil batangnya tidak

bercabang, mempunyai ruas batang, ikatan pembuluh tersebar dan bertipe

kolateral tertutup sedangkan akarnya tidak berkambium, tidak mempunyai stele

dan iktan pembuluh konsentris Pratiwi (2004).

Sedangkan pada tumbuhan dikotil, xylem merupakan untuk sirkulasi air

dan mineral dari akar. Xylem merupakan suatu jaringan pengangkut kompleks

yang terdiri dari berbagai macam bentuk sel. Epidermis adalah tersusun oleh

selapis sel yang tersusun rapat tanpa ruang antar sel. Epidermis dapat membentuk

derivat antara lain menjadi sel silica dan sel gabus Poedjadi (1994). Tumbuhan

dikotil memiliki kambium, mempunyai embrio yang terdiri atas dua kotiledon,

kelopak bunga yang mempunyai kelipatan dua, empat, atau lima, daun menjari

dan bisa tumbuh berkembang menjadi besar Isnaeni (2006).

Page 25: Laporan Praktikum Biologi

15

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa tumbuhan jagung mempunyai

akar serabut. Struktur akar tersusun atas jaringan epidermis, jaringan dasar berupa

korteks, endodermis, empulur, dan berkas pembuluh. Semua itu dimiliki oleh

tumbuhan kacang tanah yang memiliki kambium. Secara umum juga struktur

batang tersususn atas epidermis. Perbedaan akar monokotil dan akar dikotil adalah

xylem pada tumbuhan dikotil mengumpul di bagian tengah silinder pusat, dengan

empulur yang kecil atau tanpa empulur, sedangkan pada tumbuhan monokotil

xylem dan floem letaknya berselang-seling. Perbedaan batang monokotil dan

dikotil adalah pada batang dikotil terdapat empulur (silinder pusat).

3.2. Saran

Berdasarkan praktikum pengamatan jaringan, praktikan harus mengamati

jaringan-jaringan tumbuhan dengan cermat dan teliti, agar bagian-bagiannya dapat

terlihat jelas dan diharapkan lebih hati-hati dalam penggunaan alat-alat praktikum

dan juga lebih fokus ketika sedang mengamati struktur jaringan tumbuhan jagung

dan kacang tanah.

Page 26: Laporan Praktikum Biologi

16

DAFTAR PUSTAKA

Cahyana, D. 2003. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Fried. 2000. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius, Yogyakarta.

Pratiwi, P. A. 2004. Biologi. Erlangga, Jakarta.

Salisbury, Frank B dan Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB,

Bandung.

Saktiyono. 1989. Biologi. Bumi Aksara, Jakarta.

Sudjadi. 2005. Biologi. Erlangga, Jakarta

Page 27: Laporan Praktikum Biologi

17

BAB I

METERI DAN METODE

Praktikum Biologi dengan materi Fotosintesis dilaksanakan pada hari

Rabu tanggal 10 Oktober 2012 pukul 11.00-13.00 WIB di Laboratorium Fisiologi

dan Biokimia Ternak, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas

Diponegoro, Semarang.

1.1. Materi

Alat yang digunakan dalam praktikum adalah kertas timah atau aluminium

foil untuk membungkus sebagian daun, penjepit kertas untuk menjepit aluminium

foil, cawan petri untuk meletakkan daun saat diberi JKJ, beker gelas tempat

melarutkan klorofil, lampu spirtus untuk memanaskan alkohol, pipet tetes untuk

meneteskan JKJ dan alat tulis untuk mencatat hasil pengamatan. Bahan yang

digunakan yaitu daun gamal, alkohol untuk melarutkan klorofil, JKJ untuk

melihat daun yang beramilum atau tidak.

1.2. Metode

Metode praktikum dilakukan dengan cara memilih daun gamal yang

terkena sinar matahari secara langsung kemudian menutup bagian daun dengan

kertas timah atau aluminium foil dengan cara melipatkan kertas timah atau

aluminium foil pada permukaan daun selama 2 x 24 jam. Memasukkan daun

Page 28: Laporan Praktikum Biologi

18

kedalam alkohol panas hingga dan tampak berwana putih atau klorofil larut.

Mengambil daun yang tekah dipanaskan lalu diletakkan dalam cawan petri,

meneteskan larutan JKJ pada permukaan daun hingga rata dan memperhatikan

warna yang terjadi.

Page 29: Laporan Praktikum Biologi

19

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Daun Gamal yang Ditutupi Aluminium Foil

Berdasarkan hasil praktikum pengamatan fotosintesis daun gamal ditutup

aluminium foil di dapatkan sebagai berikut :

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 6. Daun Gamal

Keterangan : 1. Daun gamal yang berwarna hijau segar

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 7. Daun gamal ditutupi aluminium foil

Keterangan : 1. Daun gamal yang berwarna hijau segar

2. Aluminium Foil

1

1

2

Page 30: Laporan Praktikum Biologi

20

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 8. Daun gamal saat direbus

Keterangan : 1. Beker Glass

2. Daun gamal

3. Alkohol

4. Kaki tiga

5. Lampu spirtus

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 9. Daun saat dicawan petri

Keterangan : 1. Daun yang berubah warna menjadi hijau pucat

2. Cawan petri

1

2

3

4

5

2

1

Page 31: Laporan Praktikum Biologi

21

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 10. Daun saat ditetesi JKJ

Keterangan : 1. Pipet tetes

2. Larutan JKJ

3. Cawan petri

4. Daun gamal

Berdasarkan hasil praktikum mengenai fotosintesis, daun gamal yang

ditutupi aluminium foil setelah direbus dalam alkohol dan klorofilnya larut

kemudian ditetesi JKJ terlihat bagian yang ditutupi aluminium foil tetap berwarna

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012

Ilustrasi 11. Perubahan warna daun

Keterangan : 1. Warna daun hitam

2. Warna daun hijau kecoklatan

1

2

3

4

2

1

Page 32: Laporan Praktikum Biologi

22

kekuningan walaupun masih memiliki klorofil, tetapi tetap tidak bisa melakukan

fotosintesis karena tidak ada sinar matahari. Sedangkan bagian yang tidak

tertutupi aluminium foil berubah menjadi gelap karena bagian daun tersebut

mengandung amilum hasil dari fotosintesis. Hal ini bersesuaian dengan pendapat

Campbell (2002) JKJ (Jodium Kalium Jodida) merupakan suatu larutan yang

mengandung idium yang berfungsi sebagai indikator atau petunjuk untuk

mengetehui adanya larutan amilum atau glukosa. Dan ditambahkan pendapat oleh

Dwidjoseputro (1990) yang menyatakan bahwa perbedaan yang tampak pada

daun menunjukkan bahwa sinar matahari sangat berperan dalam proses

fotosintesis, meskipun ada klorofil tetapi tanpa cahaya matahari daun tersebut

tidak bisa berperan dalam proses fotosintesis.

2.2. Daun Gamal yang tidak ditutup Aluminium Foil

Berdasarkan hasil praktikum pengamatan fotosintesis daun gamal ditutup

aluminium foil di dapatkan sebagai berikut :

Keterangan : 1. Daun gamal yang berwarna hijau segar

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012

Ilustrasi 12. Daun gamal tidak ditutup alumunium foil

1

Page 33: Laporan Praktikum Biologi

23

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 13. Daun gamal saat direbus

Keterangan : 1. Beker Glass

2. Daun gamal

3. Alkohol

4. Kaki tiga

5. Lampu spirtus

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 14. Daun saat dicawan petri

Keterangan : 1. Daun yang berubah warna menjadi hijau pucat

2. Cawan petri

1 2

3

4

5

2

1

Page 34: Laporan Praktikum Biologi

24

Berdasarkan hasil praktikum daun yang tidak ditutupi aluminium foil

bewarna hitam merata. Setelah daun dimasukkan ke dalam alkohol panas maka

daun akan berubah menjadi putih kemudian daun ditetesi JKJ (Jodium Kalium

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012

Ilustrasi 15. Daun saat ditetesi JKJ

Keterangan : 1. Cawan petri

2. Daun Gamal

3. Larutan JKJ

4. Pipet tetes

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012

Ilustrasi 16. Perubahan warna daun

Keterangan : 1. Warna daun menjadi kehitaman sempurna

1

1

2

3

4

Page 35: Laporan Praktikum Biologi

25

Jodida) warna daun berubah menjadi gelap berbeda dengan daun yang tidak

ditutupi aluminium foil yaitu warnanya kekuningan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Saktiyono (1989) yang menyatakan bahwa pada daun yang tidak di

tutupi aluminium foil warnanya lebih gelap, karena daun melakukan fotosintesis

secara maksimal. Jadi, kandungan glukosa lebih tinggi hal ini juga sesuai dengan

pendapat Yatim (1991) yang menyatakan bahwa terjadi perubahan warna pada

daun yang tidak ditutupi dengan aluminium foil dan perbedaan warna dengan

daun yang ditutup aluminium foil. Pada daun yang tidak ditutup aluminium foil

terbentuk amilum karena tidak teralang oleh aluminium foil. Hal ini menunjukkan

pada bagian daun terbentuk zat amilum yang merupakan hasil fotosintesis.

Page 36: Laporan Praktikum Biologi

26

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum fotosintesis pada daun

gamal didapat bahwa pada bagian daun yang tidak tertutup kertas aluminium foil

menghasilkan biru kehitaman yang menandakan terbentuknya amilum yang

menunjukkan terjadinya proses fotosintesis. Bagian daun yang ditutupi aluminium

foil tidak mengalami perubahan warna ini menunjukkan tidak terjadinya proses

fotosintesis sehingga tidak menghasilkan amilum karena sinar matahari tidak bisa

mengenai langsung ke daun. Cahaya matahari adalah merupakan sumber energi

bagi fotosintesis karena itu cahaya merupakan pengaruh besar terhadap proses

fotosintesis. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses fotosintesis

diantaranya adalah cahaya, suhu, kadar CO2, kadar air, senyawa-senyawa kimia

tertentu dan kadar oksigen. Fotosintesis, kemampuan membentuk senyawa-

senyawa kaya energi seperti karbohidrat dari senyawa miskin energi seperti

karbondioksida dan air.

3.2. Saran

Bagi Anda yang ingin melaksanakan praktikum tentang fotosintesis,

alangkah baiknya jika Anda mempersiapkan semua materi dengan baik. Anda

harus mempersiapkan daun gamal yang ditutupi dengan aluminium foil minimal 2

hari sebelum praktikum agar hasil praktikum dapat lebih jelas perbedaannya.

Page 37: Laporan Praktikum Biologi

27

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A. 2002. Biologi Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Dwidjoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. PT. Gramedia, Jakarta.

Saktiyono.1989. Biologi 2. Erlangga, Jakarta.

Yatim, Dr. Wildan. 1991. Biologi Modern Biologi Sel. Tarsito, Bandung.

Page 38: Laporan Praktikum Biologi

28

BAB I

MATERI DAN METODE

Praktikum Biologi dengan materi Anatomi Hewan dilaksanakan pada hari

Rabu tanggal 17 Oktober 2012 pukul 11.00-13.00 WIB, di Laboratorium Fisiologi

dan Biokimia Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro,

Semarang.

1.1. Materi

Alat yang digunakan pada praktikum anatomi hewan antara lain meja

bedah digunakan untuk meletakkan objek saat pembedahan, kapas digunakan

untuk membius, pisau dan gunting bedah untuk melakukan pembedahan, pinset

untuk menghindari pergeseran objek saat dibedah dan pemancapan untuk

menetapkan posisi Burung Merpati pada meja bedah. Bahan yang dibutuhkan

pada praktikum ini adalah burung merpati sebagai hewan yang akan diamati

anatominya dan kloroform yang merupakan zat kimia golongan eter yang bisa

menghilangkan kesadaran.

1.2. Metode

Sebelum dibedah hidung burung merpati ditutupi kapas yang telah ada

kloroformnya. Setelah itu meletakan burung merpati yang telah pingsan dimeja

bedah dengan posisi terlentang, kedua sayap ditusuk dengan penancap agar tidak

bergeser. Mengangkat kulit burung merpati dengan penjepit dan membedah

Page 39: Laporan Praktikum Biologi

29

dengan pisau atau gunting bedah dimulai dari kloaka menuju bagian atas sampai

ke rahang. Membedahnya harus dilakukan dengan hati-hati agar organ dalam yang

akan diamati tetap utuh pada letaknya. Organ-organ Burung Merpati bagian dalam

sudah terlihat, lalu mengamati dan menggambar organ-organ respirasi maupun

pencernaan pada burung merpati.

Page 40: Laporan Praktikum Biologi

30

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Inspectio Aves Columba domestica

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah diamati gambar morfologi

burung merpati sebelum dibedah pada gambar dibawah ini:

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 17. Burung Merpati Sebelum Dibedah

Keterangan : 1. Mata

2. Paruh

3. Hidung

4. Sayap

5. Kaki

6. Ekor

Burung merpati merupakan hasil domestikasi dari Columba livia. Tubuh

burung merpati terdiri atas caput (kepala), cervix (leher), truncus (badan), dan

cauda (ekor). Ordo ini mempunyai ciri-ciri paruh pendek dan langsing dengan

cora pada pangkalnya serta ingluvies besar (Radiopoetro, 1977). Bulu berguna

1

2 3

4 5 6

Page 41: Laporan Praktikum Biologi

31

untuk mengisolasi panas tubuh terhadap keadaan sekitarnya, temperatur tubuh

Columba domestica relatif stabil. Menurut Djuhanda (1982) yang membedakan

aves dengan vertebrata lainnya yaitu temperatur tubuh, kemampuan untuk

terbang, suara, pendengaran, penglihatan serta cara memelihara telur dan anaknya.

2.2. Morfologi Aves Columba domestica

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah diamati gambar morfologi

burung merpati setelah dibedah seperti pada gambar dibawah ini:

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 18. Burung Merpati Sesudah Dibedah

Keterangan : 1. Trakea

2. Paru-paru

3. Jantung

4. Hati

5. Ampela

6. Usus Halus

7. Usus Besar

8. Kloaka

Berdasarkan hasil praktikum pada burung merpati setelah dibedah terlihat

beberapa bagian-bagian burung merpati diantaranya trakea, paru-paru, jantung,

hati, ampela, usus halus, usus besar, dan kloaka.

1

2

3

4

5

6

7

8

Page 42: Laporan Praktikum Biologi

32

2.3. Digestorium Aves Columba domestica

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah diamati gambar morfologi

pencernaan burung merpati seperti pada gambar dibawah ini:

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 19. Pencernaan pada Burung Merpati.

Keterangan : 1. Hidung

2. Trakea

3. Tembolok

4. Paru-paru

5. Jantung

6. Hati

7. Pankreas

8. Ampela

9. Usus Halus

10. Usus Besar

11. Kloaka

12. Sekka

Berdasarkan hasil praktikum terlihat beberapa organ pencernaan

diantaranya, oesophagus, empedal, usus halus, usus besar, rectum dan kloaka.

1

2

4

7 6

10

8

9 11

12

3

5

Page 43: Laporan Praktikum Biologi

33

Menurut Jasin (1989), truncus digestivus dari Columba domestica terdiri dari

cavum oris, dilanjutkan ke faring yang pendek, kemudian oesophagus yang

panjang dan terjadi perluasan disebut crop, yaitu tempat sementara dari lambung

akan dilanjutkan oleh intestinum yang terbagi atas rectum dan kloaka.

2.4. Resphiratorium Aves Columba domestica

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah diamati gambar morfologi

pernafasan Burung Merpati seperti pada gambar dibawah ini:

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 20. Pernafasan pada Burung Merpati

Keterangan: 1. Hidung

2. Trakea

3. Laring

4. Bronkus

5. Paru-paru

1

2

3

4

5

Page 44: Laporan Praktikum Biologi

34

Berdasarkan hasil praktikum saluran pernapasan pada burung ada dua

yaitu pernapasan waktu istirahat dan waktu terbang. Fase istirahat dilakukan oleh

pars sternalis costae dan pars vertebralis costae, keduanya dihubungkan oleh suatu

persendian sehingga dapat digerakkan. Pernapasan waktu istirahat terjadi dalam

dua fase yaitu fase inspiratiodan fase exparatio.

Fase terbang yang sangat berfungsi adalah saccus interclavicularis dan

saccus axillaries. Menurut Radiopoetro (1977) apabila sayap diturunkan saccus

axillaris terjepit, sehingga saccus interclavicularis menjadi longgar dan

sebaliknya.Sistem pernapasan burung merpati dimulai ketika udara dihisap ke

dalam sepasang rongga hidung atau nares. Rongga hidung ini dipisahkan dari

rongga mulut ke langit-langit keras. Hewan dapat bernapas walaupun makanan

berada dalam mulut. Udara selanjutnya melalui choane dan faring, lalu masuk ke

dalam laring yang dalam keadaan terbuka. Menurut Villee et al. (1988) epiglottis

menekuk ke belakang jika dinaikkan. Sistem respirasi pada Columba domestica

terdiri atas trakhea yang melanjut sebagai dua buah bronchi pada syrinx (alat

suara). Paru-paru dilengkapi dengan kantung-kantung udara (ada sembilan buah,

empat berpasangan dan satu median). Menurut Brotowidjoyo (1993) fase aktif

respirasi itu adalah ekspirasi dan fase inspirasinya yaitu inhalasi.

Page 45: Laporan Praktikum Biologi

35

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Anatomi Hewan

didapatkan bahwa burung merpati terdiri dari caput (kepala), cervix (leher),

truncus (badan), dan cauda (ekor). Sistem pencernaan burung merpati terdiri dari

mulut, eosophagus, empedal, usus halus, usus besar, rectum, dan kloaka. Sistem

pernafasan burung merpati terdiri dari hidung, trakea, faring, bronkus, dan paru-

paru.

3.2. Saran

Bagi Anda yang ingin melaksanakan Praktikun Anatomi, kami sarankan

agar sebaiknya Anda mempersiapkan materinya dengan sebaik mungkin. Jika

Anda menggunakan burung merpati sebagai objek pengamatan, gunakanlah

burung merpati yang berukuran besar agar organ-organ yang akan diteliti tampak

lebih jelas.

Page 46: Laporan Praktikum Biologi

36

DAFTAR PUSTAKA

Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata. Sinar Wijaya,

Surabaya.

Brotowidjoyo, D.M. 1993. Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta

Djuhanda, T. 1982. Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Amrico,

Bandung.

Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta.

Villee, Walker, Barnes. 1988. General Zoology 6th Edition. W. B. Saunders

Company, London.

Page 47: Laporan Praktikum Biologi

37

BAB I

MATERI DAN METODE

Praktikum biologi dengan materi Pertumbuhan dan Perkembangan

organisme dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 7 November 2012, Pukul 11.00–

13.00 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia Ternak, Fakultas Peternakan

dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.

1.1. Materi

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum mengenai pertumbuhan

dan perkembangan organisme ini antara lain media tanam yang berupa kapas yang

dibasahi air, biji jagung dan kacang tanah, polybag atau pot sebagai tempat

menanam jagung dan kacang tanah, pengaris atau meteran yang berfungsi untuk

mengukur tinggi tanaman, serta label untuk menunjukkan umur tanaman tersebut.

1.2. Metode

Praktikum biologi ini dilaksanakan untuk mengetahui proses pertumbuhan

dan perkembangan pada organisme yaitu dengan metode mengukur tinggi pada

tanaman jagung dan pada tanaman kacang tanah, mengukur diameter tanaman

jagung dan kacang tanah, menghitung jumlah daun jagung dan kacang tanah,

mengukur panjang tanaman jagung dan tanaman kacang tanah, serta mengukur

panjang akar jagung dan kacang tanah. Cara kerja yang pertama mengisi 2

polybag atau pot dengan kapas sebagai media tanam, kemudian basahi dengan air.

Page 48: Laporan Praktikum Biologi

38

Pada minggu pertama menanam 2 hingga 3 biji jagung pada polybag 1, dan

melakukan hal yang sama pada biji kacang tanah. Pada minggu kedua menanam

biji jagung dan kacang tanah dengan jumlah yang sama dan dengan perlakuan

yang sama pada polybag 2. Pada minggu ketiga menanam lagi biji jagung dan

kacang tanah pada polybag 3 dengan perlakuan yang sama. Dan pada minggu

keempat menanam biji jagung dan kacang tanah dengan perlakuan yang sama.

Pada setiap polybag mendapatkan perlakuan yang sama dan pada lingkungan yang

samayaitu yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Kemudian

melakukan penyiraman setiap hari pada masing-masing polybag dengan air

secukupnya untuk menghindari kekeringan pada media tanam. Setelah minggu

keempat, bongkar semua tanaman dan bersihkan dari tanah yang menempel pada

masing-masing tanaman. Kemudian mengamati panjang tanaman, panjang akar,

tinggi tanaman, jumlah daun, serta diameter batang pada setiap minggunya.

Page 49: Laporan Praktikum Biologi

39

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Jagung

Berdasarkan hasil praktikum pada pertumbuhan dan perkembangan

didapatkan hasil sebagai berikut :

Minggu I

Minggu II

Minggu III

Minggu IV

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi 2012.

Ilustrasi 21. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tanaman Jagung

Tabel 1.Hasil Pengamatan Tanaman Jagung

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 22. Tabel Hasil Pengamatan Tanaman Jagung

Umur Panjang

Tanaman

(cm)

Tinggi

Tanaman

(cm)

Jumlah

Daun

(helai)

Diameter

(cm)

Panjang

Akar (cm)

1 minggu 18 11 3 0,22 7

2 minggu 34,5 23 4 0,21 11,5

3 minggu 60 35,5 6 0,35 24,5

4 minggu 61 38 10 0,49 23

Page 50: Laporan Praktikum Biologi

40

Grafik 1. Grafik Pertumbuhan dan Perkembangan pada Jagung

3 4

6

10

18

34.5

60 61

11

23

35.5

38

7

11.5

24.5 23

0.22 0.21 0.35 0.49 0

10

20

30

40

50

60

70

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Jumlah daun

Pajang tanaman

Tinggi tanaman

Panjang akar

Diameter batang

0

70 (helai) (cm)

60

50

40

30

20

10

Page 51: Laporan Praktikum Biologi

41

Berdasarkan hasil praktikum biologi pertumbuhan dan perkembangan

dapat diketahui bahwa tanaman jagung yang ditanam pada minggu pertama

hingga minggu keempat perubahan yang terjadi dari pertumbuhan dan

perkembangan terlihat sangat jelas.Pada umur 1 minggu panjang tanaman 18 cm

dan terus bertambah panjangnya, pada minggu ke 2 panjangnya mencapai 34,5

cm, pada minggu ketiga bertambah menjadi 60 cm dan terus bertambah hingga

minggu keempat mencapai 61 cm. Pertambahan tinggi tanaman jagung pada

minggu pertama adalah 11 cm dan pada minggu kedua tingginya bertambah

menjadi 23 cm, minggu ketiga tingginya semakin bertambah hingga mencapai

35,5 cm dan pada minggu keempat tingginya mencapai 38 cm, dari minggu

pertama hingga keempat pertumbuhan dan perkembangan pada diameter juga

terus bertambah, yang semula pada minggu pertama diameternya batangnya 0,22

cm kemudian turun menjadi 0,21 cm pada minggu kedua, pada minggu ketiga

0,35 cm dan pada minggu keempat mencapai 0,49 cm. Menurut Champbell (2002)

hal itu dikarenakan sel terus membelah dan berdiferensiasi dan merupakan akibat

dari aktivitas meristem lateral. Panjang akar tanaman jagung dari minggu pertama

hingga keempat juga terus bertambah panjang.Jika pada minggu pertama panjang

akar 7 cm, minggu kedua bertambah hingga mencapai 11,5 cm, pada minggu

ketiga panjang akar mencapai 24,5 cm dan pada minggu keempat panjangnya

tidak bertambah tetapi menurun menjadi 23 cm. . Hal ini dibuktikan oleh

pernyataan Salisbury dan Cleon (2002) yang menyatakan bahwa pertambahan

ukuran mudah dirancukan dengan pembelahan sel di meristem, karena pada ujung

akar dan daerah ujung tajuk (apeks) mempunyai meristem.Pertumbuhan dan

Page 52: Laporan Praktikum Biologi

42

perkembangan juga terjadi pada daun jagung. Pada minggu pertama jumlah daun

jagung 3 helai, pada minggu kedua jumlah daunnya tumbuh menjadi 4 helai.Pada

minggu ketiga jumlah daun tetap yaitu 6 helai dan minggu keempat mengalami

kenaikan yaitu tumbuh menjadi 10 helai. Hal ini sesuai dengan pendapat

Champbell (2002) yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan tidak

selalu diindentikkan dengan jumlah yang terus bertambah karena pada

pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh factor hormon yang

mempengaruhi pemanjangan, dan pembelahan sel. Hal ini dipertegas oleh

pendapat Salisbury dan Cleon (2002) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan adalah faktor intern dan ekstern.

2.2. Pertumbuhan dan Perkembangan pada Kacang Tanah

Berdasarkan hasil praktikum pada pertumbuhan dan perkembangan di

dapatkan hasil sebagai berikut :

Minggu I

Minggu II

Minggu III

Minggu IV

Sumber : Data primer Praktikum Biologi, 2012

Ilustrasi 23. Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Tanah

Page 53: Laporan Praktikum Biologi

43

Tabel 2.Hasil Pengamatan pada Tanaman Kacang Tanah

Sumber : Data Primer Praktikum Biologi, 2012.

Ilustrasi 24. Tabel Hasil Pengamatan Tanaman Kacang Tanah

Grafik 2. Grafik Pertumbuhan dan Perkembangan pada Kacang Tanah

8

16

20 20

11.5

25

29

34

7.5

21

24 23.5

4 4 5

10.5

0.22 0.21 0.24 0.15 0

5

10

15

20

25

30

35

40

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4

Jumlah daun

Pajang tanaman

Tinggi tanaman

Panjang akar

Diameter batang

0

Umur Panjang

Tanaman

(cm)

Tinggi

Tanaman

(cm)

Jumlah

Daun

(helai)

Diameter

(cm)

Panjang

Akar (cm)

1 minggu 11,5 7,5 8 0,22 4

2 minggu 25 21 16 0,21 4

3 minggu 29 24 20 0,24 5

4 minggu 34 23,5 20 0,15 10,5

(helai)

40

30

20

10

(cm)

5

15

25

35

Page 54: Laporan Praktikum Biologi

44

Berdasarkan hasil praktikum biologi pertumbuhan dan perkembangan

tanaman kacang tanah, kita dapat melihat pertumbuhan dari sebuah biji yang pada

tahapan awalnya biji tersebut mengalami perkecambahan atau tumbuh tunas

diantara kedua keping bijinya. Pada minggu pertama panjang tanaman pada

kacang tanah 11,5 cm dan pada minggu kedua panjangnya bertambah menjadi 25

cm, begitu pula pada minggu ketiga panjangnya menjadi 29 cm dan pada minggu

keempat panjangnya semakin bertambah hingga mencapai 34 cm. Dari minggu

keminggu panjang kacang tanah mengalami pertambahan panjang yang

disebabkan oleh pembelahan pada sel-selnya. Hal ini sesuai dengan pendapat

Istamar (2003) yang menyatakan bahwa pertambahan jumlah sel terjadi karena

adanya pembelahan mitosis. Pertumbuhan dan perkembangan juga terjadi pada

tinggi tanaman yang pada minggu pertama 7,5 cm, pada minggu kedua tingginya

justru menjadi 21 cm dan pada minggu ketiga mengalami pertambahan menjadi

24 cm dan pada minggu terakhir menurun mencapai 23,5 cm. Pada pertumbuhan

dan perkembangan suatu tanaman dapat dipengaruhi oleh faktor dari dalam

tanaman maupun faktor dari luar tanaman (lingkungan). Hal ini sesuai dengan

pernyataan Salisbury dan Cleon (2002) yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan

perkembangan dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Hal ini dipertegas oleh

pendapat Istamar (2003) yang menyatakan bahwa faktor lingkungan juga

mempengaruhi terjadinya proses perkembangan, antara lain nutrisi yang terdiri

dari senyawa kimia dan diperlukan sebagai sumber energi, air dibutuhkan sebagai

pelarut dan media dalam reaksi kimia didalam tubuh, cahaya berpengaruh

terhadap pertumbuhan dan perkembangan tubuh tumbuhan. Pada diameter kacang

Page 55: Laporan Praktikum Biologi

45

tanah terjadi penurunan, jika pada minggu pertama diameter tanaman 0,22 cm,

pada minggu kedua diameternya menurun menjadi 0,21 cm dan pada minggu

ketiga diameternya mengalami kenaikan yaitu menjadi 0,24 cm dan pada minggu

keempat mengalami penurunan yaitu menjadi 0,15 cm. Panjang akar kacang tanah

dari minggu pertama hingga keempat selalu mengalami pertumbuhan yaitu pada

minggu pertama panjangnya 4 cm, dan pada minggu kedua tetap 4 cm. pada

minggu ketiga bertambah menjadi 5 cm dan terus bertambah hingga minggu

keempat menjadi 10,5 cm. Hal ini sesuai dengan pernyataan Salisbury dan Cleon

(2002) yang menyatakan bahwa pertumbuhan selanjutnya akar primer kecambah

dan akar cabangnya membutuhkan aktifitas meristem apikal. Pertumbuhan dan

perkembangan jumlah daun pada kacang tanah pada minggu pertama jumlah daun

8 helai. Pada minggu kedua menjadi 16 helai. Pada minggu ketiga mengalami

pertambahan menjadi 20 helai. Pada minggu keempat daun tidak mengalami

pertambahan atau tetap yaitu 20 helai.

Page 56: Laporan Praktikum Biologi

46

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum pada pertumbuhan dan perkembangan dapat

disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan organism merupakan hasil

dari pembelahan sel, pembesaran sel serta diferensiasi sel. Proses pertumbuhan

dan perkembangan tanaman jagung dan kacang tanah khususnya dari waktu

kewaktu mengalami perubahan tumbuh tanaman apabila dilihat dari

bertambahnya tinggi, jumlah daun, diameter akar dan batang pada tanaman.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut dipengaruhi oleh faktor dari

luar maupun dari dalam.Faktor dari dalam berupa hormon sedang faktor dari luar

yaitu gen, cahaya matahari, suhu udara, kelembaban udara, tanah, nutrisi dan air.

3.2. Saran

Dalam pelaksanaan praktikum sebaiknya para praktikan benar – benar

memperhatikan semua bahan yang akan digunakan untuk praktikum. Mulai dari

pemilihan bibit jagung dan kacang tanah yang akan ditanam dan cara

pemeliharaannya sehingga biji – biji jagung dan kacang tanah dapat tumbuh

dengan baik. Dan dalam pengukuran harus dilakukan dengan teliti dan cermat

sehingga data yang dihasilkan lebih akurat.

Page 57: Laporan Praktikum Biologi

47

DAFTAR PUSTAKA

Champbell. N A. 2002.Biologi Jilid 2. Erlangga, Jakarta.

Champbell. N A. 2003.Biologi Jilid 3. Erlangga, Jakarta.

Syamsuri, Istamar. 2003. Biologi. Jakarta, Erlangga.

Salisbury, Frank B dan Cleon W Ross. 2002. Fisiologi Tumbuhan Jilid III. Institut

Teknik Bandung, Bandung.