LAPORAN PRAKTIKUM
-
Upload
arif-wibowo -
Category
Documents
-
view
216 -
download
4
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM
BAB I
PENGGUNAAN ALAT UKUR LISTRIK
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Membaca kode warna dan mengukur hambatan serta mambandingkan
harga terukur terdapat kode warna.
2. Menguji Dioda Silikon, Led, dan Dioda jembatan.
3. Menguji transistor NPN dan PNP
B. LANDASAN TEORI
1. Meter kumparan putar magnet permanen ( MCPM ) atau De’ Arsonal.
2. Hambatan seri dan batas ukur voltmeter, hambatan shunt dan batas ukur
amperemeter, Airton-shunt.
3. Koreksi hasil pengukuran tegangan dan arus.
4. Kode warna penghambat ( Resistor )
5. Pengujian diode, Led, Dioda Jembatan dan transistor.
C. METODELOGI PERCOBAAN
1. Prosedur percobaan
a. Pengukuran hambatan ( resistor )
1. Gunakan tabel pengamatan untuk mencatat hasil pengamatan.
2. Tuliskan warna cincin-cincin pada penghambat dengan urutan
paling benar ( cincin untuk toleransi adalah yang paling kanan
biasanya berwarna perak atau emas ).
3. Tulis harga hambatan termasuk besar toleransinya menurut kode
warna.
4. Pilih kedudukan batas ukur yang tepat untuk mengukur setiap
hambatan, catat batas ukur yang dipakai dan hasil pengukurannya,
jangan memegang kedua ujung penghambat pada waktu
pengukuran.
1
b. Pengujian diode
1. Gunakan tabel pengamatan untuk mencatat hasil.
2. Pilih batas ukur Ohm x 10 atau x 1 untuk mengukur hambatan maju
hambatan mundur sebuah diode kecil, diode besar dan sebuah Led.
3. Alat dan Bahan yang digunakan
Multimeter
Resistor, diode, LED, diode jembatan, transistor.
Gambar 1.a
Gambar 1.a Hambatan mundur hampir
tidak menyimpang, berarti kaki 1
katoda dan kaki 2 adalah anode.
Gambar 1.b
Gambar 1.b Hambatan maju jarum
menyimpang kekanan, berarti kaki 2
adalah anoda dan kaki 1 adalah katode.
c. Pengujian diode jembatan
Dasar pengujian diode jembatan disini adalah pengukuran hambatan
maju dan hambatan mundur keempat diode yang membentuk diode
jembatan.
Terminal atau kaki-kaki diode jembatan :
Terminal ( t ) = terminal ac = gabungan A-K
Terminal ( + ) = terminal plus = gabungan K-K
Terminal ( - ) = terminal minus = gabungan A-A
1. Gunakan daftar pengamatan I.2b
2. Ujilah hambatan maju D1 dan D2 ( gambar I.3a )
2
3. Ujilah hambatan mundur D1 dan D2 ( gambar 1.3b )
4. Ujilah hambatan maju D3 dan D4 ( gambar 1.3c )
5. Ujilah hambatan mundur D3 dan D4 ( gambar 1.3d )
Gambar 1.3. pengujian diode jembatan ( kedudukan Ohm x 10 x1 ).
d. Pengujian Transistor
Dasar dari pengujian transistor di sini adalah pengukuran hambatan
maju dan hambatan mundur sambungan p – n Emitor – Base ( “Emitor
junction” = sambungan emiter ) dan kolektor – base ( “Collector
junction” = sambungan kolektor ). Dan hambatan bocor atau arus
bocor kolektor- Emiter ( = IcBo ).
Dalam hal pengukuran hambatan maju dan hambatan mundur
sambungan emiter dan sambungan kolektor ini seolah-olah transistor
dianggap sebagai dua diode yang tersambung seperti tampak pada
gambar I.4.a dan I.4.b.
Gambar 1.4. Pada pengukuran hambatan maju dan hambatan mundur
sambungan emitor dan sambungan kolektor transistor
dianggap sebagai dua diode.
Hubungan pena merah pada base pena hitam pada emiter untuk
mengatur diode DE, catat besar simpangan yang terjadi.
Pindahkan pena hitam pada kolektor untuk menghitung
hambatan diode DC, kemudian catat nilai simpangan jarum
penunjuk yang terjadi.
3
Ulangi langkah diatas dengan pena hitam pada base.
Simpulkan hambatan tersebut merupakan hambatan maju atau
hambatan mundur, dalam kondisi baik atau tidak dan tentukan
type transistornya.
Ukurlah hambatan bocor dan arus bocor ICBO antara kolektor
dan emiter ( IC dalam keadaan basenya terbuka).
Ulangi ke-5 langkah diatas untuk beberapa transistor lainnya.
D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN
1. Data percobaan
Dari data yang diperoleh kita dapat menghitung harga dari hambatan :
Data Percobaan.
Dari data yang diperoleh kita dapat menghitung harga dari hambatan:
R1 = warna
Hijau : 5
Biru : 6
Merah : 2
Emas : ±5%
Maka harga dari R1 adalah:
5600Ω ±5%
Angka terendah: Angka tertinggi:
5600- (5600 ×5%) = 5320Ω 5600 +(5600 ×5%) = 5880Ω
a. R2 = warna
Biru : 6
Kelabu : 8
Coklat : 1
Emas : ±5%
Maka harga dari R5 adalah:
680Ω ± 5%
4
Angka terendah: Angka teringgi:
680- (680 × 5%) = 646 Ω 680 + (680 × 5%) =714 Ω
b. R3 = warna
Orange : 3
Orange : 3
Coklat : 1
Emas : ±5%
Maka harga dari R3 adalah:
330 Ω ± 5%
Angka terendah: Angka tertinggi:
330 – (330 × 5%) = 313,5Ω 330 + ( 330 × 5%) = 346,5 Ω
c. R4 = warna
Merah : 2
Merah : 2
Coklat : 1
Emas : ± 5%
Maka harga dari R4 adalah:
220 Ω ± 5%
Angka terendah: Angka tertinggi:
220 – (220 × 5%) = 209 Ω 220 + (220 × 5%) = 231 Ω
d. R5 = warna
Coklat : 1
Hijau : 5
Coklat : 1
Emas : ± 5%
Maka harga dari R5 adalah:
150 Ω ± 5%
Angka terendah: Angka tertinggi:
150 – (150 × 5%) = 142,5Ω 150 +(150 × 5%) = 157,5 Ω
5
Pengujian Diode.
Dari ketentuan teori, dapat disimpulkan bahwa apabila pena merah
terhubung kebasis nilai hambatan yang terukur kecil maka hambatan
tersebut adalah hambatan maju dan merupakan transistor bertipe PNP.
Tetapi jika nilai hambatan yang terukur besar atau (∞), maka hambatan
transistor tersebut adalah hambatan mundur dan mempunyai tipe NPN.
Jadi diode masih dalam baik dan bertipe NPN.
6
BAB II
RANGKAIAN DASAR LISTRIK
A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat mengukur besarnya resistor, arus, dan tegangan.
2. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengukuran dengan teori.
B. LANDASAN TEORI
1. Rangkaian Seri
Rt = R1 + R2 + R3
Vt = V1 + V2 + V3
It = II + I2 + I3
2. Rangkaian Paralel
1R t
= 1R1
+ 1R2
+ 1R3
It = I1 + I2 + I3
V1 = V1 = V2 = V3
3. Rangkaian Seri Paralel
7
Rt=R1
R2
R3
¿ Rt+R2 .R3
R2+R3
It = I1 + I3
Vt = VAB + VBC
Bila semua resistor
mempunyai nilai yang
sama yaitu Rt, maka RAC
dapat dicari sebagai berikut
Cara 1 : dengan hubungan
Δ – Y
Cara 2: dengan memandang
tegangan titik,
sebagai
berikut :
VAB = VAD, IBD = o maka
titik B dengan
D dapat
dihubungkan
singkat.
Dengan demikian :
RAC = (R1 // R4 ) + (R2 // R3)
atau
RAC = R1 . R4
R1+R4
+R2 .R3
R2+R3
Bukti cara 1 diatas :
Untuk mencari resistan
total seperti gambar
samping dapat digunakan
dua cara pula yaitu Δ – Y
dan tegangan titik.
Dengan cara memandang
tegangan titik sebagai
berikut :
8
VAH = VAB
VAC = VAF = VAG dan VAF =
VAD
Titik yang bertegangan
sama dihubungkan
sehingga diperoleh :
Rt = RAE =12R+ 1
2R+ 1
2R
Rt = 1 12R
Bila semua resistor
harganya sama maka,
besarnya Rt = RAG dapat
dicari dengan metode
tegangan titik sebagai
berikut :
VAB = VAE = VAD
VAF = VAH = VAC
Titik yang tegangannya
sama dihubungkan dan
diperoleh :
Rt=13R+ 1
6R+ 1
3R
Rt=56R
C. METODELOGI PERCOBAAN
1. Prosedur percobaan
a. Rangkaian Seri
Membuat rangkaian seperti gambar 1 dengan Rt = 100 Ohm,
R2 = 120 Ohm, R3 = 150 Ohm.
Mengukur masing-masing R dan Rt
9
Menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan DC 6 Volt,
mengukur V1, V2, V3.
Mengganti Rt dengan NTC dan R3 dengan lampu , melakukan
percobaan seperti diatas.
Membandingkan hasil pengukuran dengan teori.
b. Rangkaian Paralel
Membuat rangkaian seperti gambar 2 dengan harga masing-
masing R sama seperti diatas.
Mengukur Rt
Menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan DC 6 Volt,
mengukur I1, I2, I3, VAB dan VBC
Membandingkan hasil pengukuran dengan teori.
c. Rangkaian Seri Paralel
1. Rangkaian pertama
Membuat rangkaian seperti digambar 3 dengan harga masing-
masing R sama seperti diatas.
Mengukur Rt
Menghubungkan rangkaian ke sumber tegangan DC 6 Volt,
mengukur I1, I2, I3, VAB dan VBC
Bandingkan pengukuran tersebut dengan teori.
2. Rangkaian kedua
Membuat rangkaian seperti gambar 4. Harga semua R
adalah 120 ohm, ukurlah Rt.
Hubungkan rangkaian ke sumber DC 6 Volt dan ukurlah
VAB, VAD, It
Bandingkan hasil pengukuran dengan teori.
3. Rangkaian ketiga
Membuat rangkaian seperti gambar no 5, harga semua R
adalah 120 Ohm, ukurlah RT.
10
Hubungkan rangkaian ke sumber DC 6 volt dan ukurlah
VAB, VAH, VAC, VAF, VAG, VAD, dan VAE, serta It ( I total ).
Bandingkan hasil pengukuran dengan teori.
4. Rangkaian keempat
Membuat rangkaian seperti gambar no 6, harga R semua
sama yaitu 120 Ohm, ukurlah Rt.
Hubungkan rangkaian ke sumber DC 6 Volt, ukurlah VAB,
VAE, VAD, VAC, VAF, VAH, dan It.
Bandingkan hasil pengukuran dengan teori.
2. Alat dan bahan yang digunakan
Resistor
NTC ( Negatif Temperatur Coefisien )
Lampu pilot
PSU ( Power Supply Unit ) / Batray
Papan rangkai dan kabel penghubung
D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN
1. Data percobaan.
a. Rangkaian Seri.
Diketahui bahwa rangkaian dihubungkan kesumber 6 Volt I total = 10 A pada
rangkaian seri It = I1 + I2 + I3
12
Rt = R1 + R2 + R3
= 99 + 120,1 + 147,4
= 366,5 Ω
11
Keterangan R1 R2 R3 Rt
Pengukuran 99Ω 120,1Ω 147,4Ω 364Ω
Teori 100Ω 120Ω 150Ω 370Ω
Et = It x Rt
= 10/1000 x 366,5
= 3,665V
b. Rangkaian parallel.
Diketahui :
Rt = 39 Ω
It = 130 mA
= 130/1000 A
= 0,130 A
V = 6 Volt
I untuk rangkaian parallel adalah I = I1 + I2 + I3
c. Rangkaian seri – parallel.
2. Analisa data Percobaan.
a. Rangkaian seri.
% Factor Kesalahan
12
Keterangan Rt I1 I2 I3 It
Pengukuran 39Ω 50mA 40mA 30mA 130mA
Teori
Keterangan Rt I1 I2 It VAB VBC
Pengukuran 165Ω 20mA 10mA 30mA 3,53 2,39
Teori
Keterangan Rt VAB VAD VBD It
Pengukuran 118 2,94 5,91 2,96 40mA
Teori
Keterangan Rt VAB VAC VAD VA F VAG VAH It
Pengukuran 157Ω 1,84 2,79 3,66 3,88 2,89 1,91 30mA
Teori
Keterangan Rt VAB VAE VAD VA C VAF VAH I1
Pengukuran 93Ω 1,08 1,07 2,15 0,53 3,75 0,55 50mA
Teori
FK = Teori x Praktek / Teori x 100 %
R1. FK = 100 - 99 / 100 x 100 %
= 10%
R2 FK = 120 - 120,1 / 120 x 100%
=1%
R3 Fk = 150 - 147,4 / 150 x 100%
= 1,73%
Rt FK = 370 – 364 / 370 x 100%
= 1,62%
13
BAB III
RANGKAIAN PENYEARAH
A. TUJUAN PERCOBAAN.
1. Mahasiswa dapat menbuat rangkaian penyearah setengah gelombang
maupun gelombang penuh.
2. Mahasiswa dapat meneliti pengaruh filter terhadap pengeluaran
penyearah.
3. Mahasiswa dapat menggunakan diode zener sebagai stabilator
tegangan.
B. LANDASAN TEORI.
1. Transfomator.
Adalah suatu alat listrik yang berfungsi memindahkan ( transfer )
daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke rangkaian lain secara elektro
magnetik. Transformasi dianggap ideal bila tidak ada rugu–rugi pad
transfomator tersebut, sehingga berlaku : daya masuk primer = daya keluar
sekunder. Namun sebenarnya tidak ada transfomator ideal, yaitu selalu ad
ruggi-rugi, rugi besi, rugi inti, dan rygi fluks bocor.
14
Perbandingan transfomator
(a) Adalah A = V1 / V2 = n1 /
n2
Keterangan ;
V1 = Tegangan primer
V2=Tegangan sekunder
n1 = lilitan primer
n2 = lilitan sekunder
karena adanya rugi-rugi tersebut, maka tegangan sekunder tanpa
beban ( V2 ) tidak sama dengan beban ( V2I ) sehingga akan terjadi
regulasi tegangan yang besarnya sebagai berikut :
Regulasi tegangan = V2 = V2I / V2 x 100%
Transfomator dikatakan baik apabila regulasi tegangannya kecil
2. Diode penyearah dan Diode Zener.
a. Diode penyearah.
Dikatakan penyearah karena diode hanya dapat melewatkan arus
listrik dari satu arah saja. Keluaran penyearah/diode dapat dilihat
gambar ini :
It = Im / π
Vt = Vm / π
Keterangan :
Im : Arus maksimun
15
Vm : Tegangan maksimun
It : Arus rata-rata
Vt : Tegangan rata-rata.
b. Diode zener.
Diode zener berfungsi sebagai stabilator, karena akan selalu
menjaga teganga tidak melebihi rated tegangan diode zener, dengan
melewatkan sebagai arus.
c. Filter atau penyaring.
Filter ini utuk menperhalus pengeluaran dari suatu
rangkaian penyearah, pada dasarnya filter ini terdiri dari kapasistor
atau rangkaian kapasitor dengan indicator, type penyaring
bermacam-macam di antaranya type T, L dan type π, keluaran
penyearah dengan penyaring kapasitor dapat di lihat digambar :
Penyearah gelombang penuh Penyearah setengah gelombang
16
Dengan filter C Dengan filter C
Keterangan :
Vr = Tegangan riak = ripple Voltge
f = frekuensi
T = Periode = V1 / f
Jenis kapasitor yang digunakan adalah jenis polar. Pada kapasitor
akan dapat dibaca kutupnya, tegangan dan kapasitasnya.
C. METODELOGI PERCOBAAN.
1. Prosedur percobaan.
a. Penyearah setengah gelombang ( Halp Wave )
Membuat rangkaian di bawa ini :
Memberi tegangan V1 = 6 Volt.
S1, S2, dan S3 off mengukur V3 dan menggambar gelombangnya.
S1 dan S2 off, S3 on mengukur V1 menghitung regulasi transformasi
S2 dan S3 off, S1 on mengukur V2 dan menggambar gelombangnya.
S1 dan S3 off, S2 on mengukur V3 dan menggambar gelombangnya.
S1 dan S2 on, S3 off mengukur V3 dan menggambar gelombangnya
b. Penyearah gelombang penuh ( full wave ).
Menbuat rangkaian di bawah ini
C = 470 uF, Dz = 6,2 Volt, dan R1 = 200 Ohm.
D = Diode, Dz = diode zener, C = Capasitor polar, S = Saklar.
17
Gunakan Osciloscope ( CRO ) dengan benar.
Arus yang dilewatkan pada diode zener ( Dz ) adalah :
Iz = Vz/Rz
Pz = Iz/Vz
Melakukan pengamatan yang sama seperti pada setengah gelombang diatas.
2. Alat dan bahan yang digunakana. Transformator step-down.b. Diode dan diode zener.c. Resistor, Condensator, Induktor.d. Multimeter.e. CRO ( Osciloscope ).f. Papan rangkaian dan kabel penghubung.
D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN.
1. Data percobaan.
a. Penyearah setengah gelombang.
V1
S1, S2, S3, off S1 on S2 on S3 on S1, S2 on
V3 gambar V2 gambar V3 V1 gambar V3 gambar
6V 2,86 7,91 3,06 2,68 9,63
9V 4,13 15,28 4,16 4,07 1
2,96
12V 5,67 17,40 5,87 5,50 11,3
7
b. Penyearah gelombang penuh.
S1, S2, S3, off S1 on S2 on S3 on S1, S2 on
18
V1 V3 gambar V2 gambar V3 V1 gambar V3 gambar
6V 3,72 12,60 3,89 4,08 8,96
9V 3,81 13,07 4,01 4,13 8,32
12V 5,46 11,97 4,25 4,30 8,04
2. Analisa data percobaan.
a. Penyearah setengah gelombang.
Apabila setengah gelombang pertama ( V1 ) semakin tinggi
ternyata tegangan yang masuk kedalam komponen dalam hal
ini V1, V2, V3 juga semakin besar pula.
Pada saat S1 on, sedangkan yang lain off apabila kita mengukur
dan melihah gambar pada Oscilocope, gambar yang terjadi
adalah garis lurus.
Pada no. 2 juga terjadi pada saat kita mematikan saklar 3, S3
kemudian menghidupkan saklar pertama S1 dan saklar ke 2, S2
on.
b. Penyerah gelombang penuh.
Apabila kita memperhatikan hasil dari penyearah setengah
point no.2 dan 3 berlaku juga pada penyearah gelombang
penuh.
Dalam keadaan yang sama tegangan dari V, V, V adalah lebih
besar dari pada penyearah setengah gelombang.
19
BAB IV
DATA DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA
A. TUJUAN PERCOBAAN.
a. Mahasiswa dapat mengukur daya listrik dengan menggunakan Watt
meter yang merupakan daya nyata.
b. Mahasiswa dapat mengukur besar daya semu.
c. Mahasiswa dapat menperbaiki factor daya ( Cos ø ).
B. LANDASAN TEORI.
Daya pada arus bolak-balik dari tiga jenis daya yaitu : Daya nyata ( p ),
daya semu ( S ), daya buta / relative ( Q ).
Hubungan ketiga daya tersebut, ditunjukan pada gambar dibawah ini :
P = V. I. Cos Q
S = V. I Volt Amper ( VA )
Q = V. I Sin Q Volt Amper reaktif (VAR )
Cos Q = Faktor Daya (pf0
= P/S = ( V. I. Cos / V. I )
S2 = P2+ Q2
= ( V I. Cos Q )2 + ( V I . Sin Q )2
S = √¿¿
= V I
20
W
Bila rangkaian seri RLC di pasang pada tegangan AC, maka besar
daya semu = jumlah vektoris dari dari masing – masing komponen
S = I2 R + I2 XL + I2XC
= I2 R + 12 ( XL – XC )
atau
S= I2 √R2+(XL−XC)2
S = I2 . Z
P = I2 . R dan
Q = I2 ( XL – XC )
Perbaikan Faktor daya ( Cos Q )
Bila suata listrik menyerap daya sangat tergantung faktor dayanya
( pf ), sedangkan besarnya pf sangat dipengaruhi oleh daya
reaktifnya, besar daya semu menpunyai nilai yang mendekati daya
nyata, maka perlu adanya perbaikan daya.
Beban listrik bersifat induktif, maka untuk perbaikan pf dipasang C
sebagai beban kapasitif yang sifatnya mengurangi beban
induktifnya. C ini dapat ipasang seri dengan beban maka C tersebut
akan dipengaruhi oleh beban, bila arus beban naik cukup besar
sehinngga melampaui kapasitas C, maka C akan rusak, untuk
menghindari arus beban terhadap C, maka C dipsang parallel
terhadap bebannya.
C. METODELOGI PERCOBAAN.
1. Prosedur Percobaan.
a. Mengukur daya.
Membuat rangkaian seperti gambar dibawah :
A B C D
21
W
W
E
A
Menghubungkan rangkaian ke jala – jal PLN dan menghubungkan
AB< DC seperti pada laporan laporan sementara.
Mengukur daya ( P ), arus VAB, VCD, VAE, dan Cos Q dan cari
daya semu serta day reaktifnya.
Menbandingkan hasil pengukuran dengan teori.
b. Perbaikan Factor Daya.
Membuat rangkaian seperti gambar ini :
A B C D
A
C dipasang seri
A C
B D
A
C dipasang paralel
Menghubungkan Ab dan CD seperti pada laporan sementara.
Untuk C seri dengan beban diukur It, VAB, VBC, dan mencari Cos
Qdan Q1 ( sebelum dipasang C )dan Cos Q2 sesudah dipasang C
daya nyata, daya semu, dan daya reaktif.
22
Untuk C dipasang parallel dengan beban, mengukur daya nyata It,
V1, IAB, ICD serta memcari Cos Q1 dan Q2, daya semu dan
dayanyata.
Membandingkan pengukuran dengan teori.
2. Alat dan bahan yang digunakan
Lampu pijar 15 watt, 25 watt dan 40 watt
Lampu TL 10 watt, 20 watt dan 40 watt
Kapasitor
Watt Meter
Multimeter
Ampere meter AC
Papan rangkai dan kabel penghubung
D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN
a. Mengukur Daya
No
Hubungkan P
(W)
It
(A) VAB VCD VAE
AB CD AE
1 Lp 1 HS - 44 0,20 224 0 227
2 Lp 2 HS - 102 0,48 220 0 221
3 Lp 1 Lp 2 - 42 0,20 191 28 223
4 Lp 1 HS Lp2 142 0,66 221 0 217
5 L1 HS - 22 0,23 224 0 224
6 L2 HS - 46 0,42 225 0 221
7 L1 L2 - 6 0,03 10 214 227
23
8 L1 HS L2 62 0,42 222 0 222
9 C1 HS - 6 0,26 224 0 223
10 C2 HS - 6 0,17 224 0 223
11 C1 C2 - 6 0,11 82 139 224
12 C1 HS C2 6 0,41 224 0 224
b. Perbaikan Faktor Daya ( C seri)
NoHubungkan
P (W) It (A) VAB VCDAB CD
1 L1 C1 24 0,22 222 0
2 L1 C2 130 0,67 295 409
3 L2 C1 0,32
4 L2 C2 120 0,74 279 428
c. Perbaikan Faktor Daya ( C Paralel )
NoHubungkan
P (W) It (A) VAB VCDAB CD
1 L1 C1
2 L1 C2 24 0,25 223 223
3 L2 C1
4 L2 C2 10 0,43 0 223
24
BAB V
RANGKAIAN PENGENDALI MOTOR LISTRIK
3 FASE
A. TUJUAN PERCOBAAN.
a. Mahasiswa dapat merangkai pengendali motor 3 fase.
b. Melatih mengerjakan pemasangan instalasi sebuah motor listrik 3 fase
dengan system pengendali jarak jauh.
B. LANDASAN TEORI.
Menjalankan motor 3 fase dengan putaran tertentu dapat menggunakan
kontaktor 3 fase, bagan pengendali, dan rangkaian dasar.
Cara kerjanya sebagai berikut :
1. Kontaktor disambung dengan jala – jala.
2. Tombol start ditekan, arus akan mengalir dari jala R – tombol start –
tmbol stop – kumparan magnet HC – OL – kembali ke jala T.
3. HC bekerja menarikkontok – kontaknya.
4. Bila tombol start dilepas HC tetap menarik kontak – kontaknya
sebab sebab arus dari jala R mengalir melalui : kontak MC – tombol
stop – HC – OL kembali ke jala T.
25
5. Kontak – kontak lainnya menghubungkan arus jala –jala ke pesawat
listrik .
6. Bila tombol stop ditekan arus hc terputus sehingga kontak – kontak
terlepas dengan demikian pesawat listrik terputus hubungannya,
sehingga motor berhenti. Kontaktor 3 fase juga dapat digunakan
untuk melayani motor – motor listrik 1 fase atau 2 fase aslkan
tegangan MK sesuai tegangan yang tersedia.
C. METODELOGI PERCOBAAN.
1. Prosedur Percobaan.
a. Menbuat rangkaian seperti dibawah :
b. Mengukur tahana isolasinya, Mengukur besarnya tegangan jala –
jala PLN, mengukur putaran motor, dan mengukur besarnya arus.
2. Alat dan komponen yang digunakan .
a. Sekring 3 fase 1 buah.
b. Kontaktor magnetic 1 buah.
26
c. Saklar thermos 1 buah.
d. Motor listrik 3 fase 1 buah.
e. Kabel.
f. Multimeter, Amperemeter, Tachometer, dan Megger.
D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN.
Hasil – hasil percobaan :
a) Tahanan isolasi :
R – S = 7 M Ohm R – N = 7 M Ohm
R – T = 6 M Ohm S – N = 5 M Ohm
S – T = 5 M Ohm T – N = 3 M Ohm
b) Tahanan tegangan jala –jala PLN :
R – S = 396 Volt R – N = 226 Volt
R – T = 387 Volt S – N = 222 Volt
S – T = 387 Volt T – N = 224 Volt
Terminal motor Terminal motor
U –V = 394 Volt U = 2,8 Amp
U – W = 385 Volt V = 3 Amp
V – W = 386 Volt W = 2,4 Amp
Putaran motor =1005 rpm
c) Besarnya arus PLN :
R = 2,8 amper
S = 3 amper
T = 2,4 amper
d) Data – data motor yang disilidiki :
27
BAB VI
RANGKAIAN PUTAR BALIK
MOTOR LISTRIK 3 FASE
A. TUJUAN PERCOBAAN.
Mahasiswa dapat menbuat rangkaian motor 3 fase dengan system
pengendali jarak jauh yang berfungsi sebagai saklar pembalik putaran.
B. LANDASAN TEORI.
Membalik motor 3 fase haruslah merubah merubah kedudukan 2 kawat
( fase ) yang ke motor untuk membalikan arah putaran motor dari mundur ke
maju haruslah dihentikan dulu sehinngga tidak berputar sama sekali supaya
tidak terjadi penekanan tombol yang keliru, maka digunakan kontaktor yang
dilengkapi dengan pengunci kontak.
Bagian rangkaian dasar sebagai berikut :
28
TYPE 112 M – 6 NO L11843
2 – 2 KW 3 HP 940 rpm
220 – 380 Volt 9,72 / 5,61 A LW 67Db ( A )
CONNA / Y ( SI ) P 44 50 Hz ( 44 kg )
INS CLB STANDART 1980
C. METODELOGI PERCOBAAN.
1. Prosedur percobaan.
a. Hubungan kontaktor dengan sumber jala – jala
b. Tombol reserce ditekan, arus mengalir dari jala – jala R ke T
melalui : tombol stop – tombol reserce – NC2 – No – 1
c. Tombol reserce dilepas arus mengalir dari jala – jala R – T melalui
tombol stop – E1 – NC2 – No – 1
d. Kontak – kontak lainnya menghubungkan arus ke motor
e. Bila tombol fowart ditekan, arus tidak dapat mengalir ka no sebab
NC1 terbuka
f. Untuk menghentikan putaran, tombol stop ditekan arus ke No 1
terputus, sehingga kontak terlepas kecuali NC1 yang terhubung
g. Untuk membalik arah putaran motor, tekan fowart 2, maka No2
dilalui arus listrik dan NC2 terbuka setelah tombal fowart dilepas,
arus R – t melalui : tombol stop-E2-No-II. Sedangkan kontak lainya
telah mengubah fasenya ke motor, sehingga motor berbalik arah
putaran.
2. Alat dan bahan yang digunakan
a. Sekring 3 fase 2 buah
b. Saklar thermis, saklar on – off 2 buah
c. Kontaktor 2 buah
d. Motor listrik 3 fase 1 buah
e. Multi, Amperemeter, tachometer, Megger.
29
D. Data dan analisa percobaan
Hasil – hasil percobaan
a). Tahanan isolasi :
R – S = 8 M Ohm R – N = 8 M Ohm
R – T = 7 M Ohm S – N = 7 M Ohm
S – T = 6 M Ohm T – N = 3 M Ohm
b). Tahanan tegangan sumber jala –jala PLN :
R – S = 397 Volt R – N = 228 Volt
R – T = 385 Volt S – N = 224 Volt
S – T = 390 Volt T – N = 222 Volt
Motor putar kiri Motor putar kanan
U –V = 396 Volt U –V = 385 Volt
U – W = 388 Volt U – W = 392 Volt
V – W = 389 Volt V – W = 394 Volt
Putaran = 1440 rpm Putaran = 1510 rpm
c). Besarnya arus PLN :
R = 2 amper
S = 2,2 amper
T = 2 amper
Motor putar kiri Motor putar kanan
U = 2,2 Amp U = 2 Amp
V = 2,2 Amp V = 2,2 Amp
W = 2 Amp W = 2,2 Amp
30
d). Data – data motor yang disilidiki :
Motor 1
Moteur Asynchorne Retor Ctct C 5 m 1
Motor 2
3 phase induksion motor
FUZHOU GENERATING EQUIPMENT FACTORY
THE PEOPLES REPLIBLIK OF CHINA
31
TYPE ( LS100 LI ) N2 ( 587105 ) ( 1 P44 )
KW ( 2,2 ) Cos ø ( 0,75 ) ∆V ( 220 ) A ( 9,8 )
Ch ( 3 ) rd±% ( 79 ) ^V ( 380 ) A ( 5,7)
Tr/ mn ( 1430 ) isol classe ( B ) ambCC oC ( 40 )
H2 ( 50 ) ph ( 3 ) service ( s 1 77 )
TYPE ( YCH 90 – 6 ) Tech. CONN. NO JB 3074 - B
( 1 HP ) ( 4.0 / 2.3 ) A ( 220 / 380 ) V
Pros class 1` p44 ( 910 ) 1 / min / w ( 56 ) dB / A
CONN ( ∆ / y ) RATED DuTY SI INS.CLASS B ( 23 ) Kg
Seri NO ( 295 ). 50 Hz Manuf. Date ( 87 . 10 )
BAB VII
RANGKAIAN DUA BUAH MOTOR LISTRIK 3
FASE
A. TUJUAN PERCOBAAN.
Mahasiswa dapat mengerjakan pemasangan motor listrik 3 fase dengan
pengendali jarak jauh dan mengunakan saklar tunda atau timer relay untuk
mengatur bekerjanya 2 bbuah motor secara berurutan.
B. LANDASAN TEORI.
32
Disebut saklar tunda sebab terjadinya pemyambungan / pemutusan kontak
diperlukan waktu, waktu yang diperlukan tersebut dapat diatur oleh pesawat
elektronik, untuk pembuatan saklar tunda diperlukan bahan sebagai :
1. Printed / teak wood.
2. Satu buah transistor 2SB 471.
3. Satu bahan kapasistor 2000 MF / 25 V.
4. Satu tahanan 22 K ¼.
5. Satu buah relay 12 V.
6. Satu adptor 220 AC/12 V DC.
Cara kerja saklar tunda elektrik tersebut :
1. Adaptor dihubungkan dengan sumber tegangan tukar 120 V.
2. Rangkaian elektronik mendapat sumber tegangan searah 12 V.
3. Base transistor mendapat tegangan negative dari sumber tegangan dan
kapasitor terisi muatan hingga tegangan kapasitor meningkat.
4. Setelah kapasitor tegangannya naik maka tegangan biasa lebih
negative terhadap emitor sehingga arus base bertambah besar
menyebabkan arus mengalir melalui emitor ke kolektor.
5. Dengan adanya arus kolektor yang cukup besar dan mengalir dalam
lilitan relay, maka kontak relay tertarik dan dapat memutus /
menyambung aliran listrik.
6. Bila tegangan sumber memutus, maka terputuslah arus kolektor dan
kontak relay terlepas.
C. METODELOGI PERCOBAAN.
1. Prosedur percobaan.
a. Kontaktor dihubungkan dengan arus searah.
b. Tombol start 1 ditekan, arus mengalir dan dan kontak – kontak
tersambung menyebabkan arus jala – jala mengalir ke kumparan
magnet shunt dan arus jangkar melalui tahanan.
33
c. Tombol start 2 ditekan, arus mengalir tombol start kontak – kontak
tersambung arus jangkar melalui tahanan .
2. Alat bahan yang digunakan
Sekring kast 3 fase.
Kontaktor magnetic 2 buah.
Saklar thermis 1 buah.
Saklar on – off 2 buah.
Timer relay 1 buah.
Moto listrik 3 fase 2 buah.
Kabel-kabel.
Multimeter digital, Ampermeter, Tachometer, dan Megger.
D. DATA DAN ANALISA PERCOBAAN.
Hasil- hasil percobaan :
a). Tahanan isolasi :
R – S = 3 M Ohm R – N = 4 M Ohm
R – T = 4 M Ohm S – N = 1,5M Ohm
S – T = 3 M Ohm T – N = 3 M Ohm
b). Tahanan tegangan sumber jala –jala PLN :
R – S = 382 Volt R – N = 383 Volt
R – T = 383 Volt S – N = 217 Volt
S – T = 360 Volt T – N = 219 Volt
Tegangan motor 1 Tegangan motor 2
U –V = 389 Volt U –V = 388 Volt
U – W = 379 Volt U – W = 380 Volt
V – W = 380 Volt V – W = 382 Volt
Putaran = 1003 rpm Putaran = 1462 rpm
34
c). Data – data motor yang disilidiki :
Motor 1.
Moteur Asynchorne Retor Ctct C 5 m 1.
Motor 2.
3 phase induksion motor.
FUZHOU GENERATING EQUIPMENT FACTORY
THE PEOPLES REPUBLIK OF CHINA.
35
KW ( 2,2 ) Cos ø ( 0,75 ) ∆V ( 220 ) A ( 9,8 )
Ch ( 3 ) rd±% ( 79 ) ^V ( 380 ) A ( 5,7)
Tr/ mn ( 1430 ) isol classe ( B ) ambCC oC ( 40 )
H2 ( 50 ) ph ( 3 ) service ( s 1 77 )
TYPE ( YCH 90 – 6 ) Tech. CONN. NO JB 3074 – B
( 1 HP ) ( 4.0 / 2.3 ) A ( 220 / 380 ) V
Pros class 1` p44 ( 910 ) 1 / min / w ( 56 ) dB / A
CONN ( ∆ / y ) RATED DuTY SI INS.CLASS B ( 23 ) Kg
Seri NO ( 295 ). 50 Hz Manuf. Date ( 87 . 10 )
BAB VIII
MERENCANA
A. PERENCANAAN GAMBAR.
1. Tujuan perencanaan.
Agar mahasiswa dapat merangkai pengendali motor listrik 3 fase
Dapat mengerjakan pemasangan instalasi sebuah motor listrik 3
fase dengan system three push botton( 3 saklar ).
2. Landasan teori.
Mengerjakan perencanaan dan pemasangan suatu instalasi 2 buah
motor listrik, masing-masing 3 fase yang dapat dioperasikan dari tiga
tempat control dalam suatu papan kerja, dimana motor-motor tersebut dapat
berputar/bekerja secara bersama-sama atau sendiri-sendiri.
3. Metodelogi percobaan.
a. Membuat rangkaian seperti gambar di bawah :
b. Bahan atau alat yang digunakan :
Tachometer.
Mager.
Multimeter.
Kabel.
Kontaktor.
Push botton.
Tang ampere.
36
BAB IX
PENUTUP
A. KESIMPULAN.
Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam praktikum Listrik dan
Elektronika Dasar adalah mahasiswa dapat meningkatkan kedisiplinan dalam
bekerja karena dalam menyusun suatu rangkaian listrik dibutuhkan
konsentrasi penuh dan membutuhkan waktu yang tepat dalam menyelesaikan
setiap unitnya.
B. SARAN.
1. Untuk asisten harap bertanggung jawab apa yang sudah menjadi tugasnya.
2. Lebih ditingkatkan lagi mutu dan kualitas Lab Listrik dan Elektronikanya.
3. Sebaiknya Dosen pembimbing yang berada dilab ditambahkan,karena
yang melakukan praktek terlalu banyak.jadi memakan waktu saat
memberikan bimbingan.
37
DAFTAR PUSTAKA
Buku panduan praktikum listrik dan elektronika dasar.
38