LAPORAN PRAKTIKUM
-
Upload
dewi-sekar-putih -
Category
Documents
-
view
301 -
download
8
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM
LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG
“ DSB DAN SSB PADA DEMODULATOR ”
Oleh TT 2D / IA :
Akhmad Faisol Fadli 1231130003
Dewi Sekar Putih 1231130042
Dinari Gustiana Cita D 1231130006
D3 TEKNIK TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2013 – 2014
DSB DAN SSB PADA DEMODULATOR
Tujuan :
1. Untuk mengetahui nilai amplitudo output pada gelombang kotak dan gelombang sinus
2. Untuk mengetahui karakteristik DSB dan SSB pada demodulator
3. Untuk mengetahui perbedaan gelombang sinus dan gelombang kotak pada DSB dan SSB
Alat dan Bahan :
1. Osiloskop 1 buah2. Plug 18 buah3. Banana to Banana 4 buah4. BNC to Banana 2 buah5. Kabel penghubung Secukupnya6. Modul Generator Fungsi 1 buah7. Modul Power Supply 1 buah8. Modul Receiver 20kHz 1 buah9. Modul CF – Transmitter 20kHz 1 buah10. Penyangga Besi 1 buah
Teori Dasar :
A. Demodulasi
Demodulation (deteksi) metode untuk modulasi amplitudo di sisi penerima termasuk
deteksi sinkron dan deteksi asynchronous. Deteksi sinkron mendemodulasi sinyal yang
diterima dengan mengalikan dengan frekuensi pembawa yang memiliki frekuensi yang sama
dan fase sebagai gelombang pembawa transmisi. Deteksi Asynchronous termasuk deteksi
amplop dan deteksi pembetulan. Dengan deteksi asynchronous, sinyal informasi m (t) harus
dimasukkan dalam amplop dari gelombang penerima.
Dengan modulasi DSB-SC, amplitudo gelombang pembawa digeser proporsional
dengan amplitudo sinyal modulasi menggunakan modulator. Sebuah transistor atau dioda
dapat digunakan sebagai modulator. Misalnya, jika gelombang pembawa dan sinyal modulasi
adalah input dengan transistor yang beroperasi di kelas C, sinyal menggabungkan gelombang
DSB dan harmonik adalah output.
Modulasi amplitudo atau dikenal dengan sebutan AM (Amplitude Modulation) secara
sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu teknik modulasi yang mana amplitudo sinyal
carrier berubah-ubah sesuai dengan perubahan amplitudo sinyal informasi. Pada jenis
modulasi ini amplituda sinyal pembawa diubah-ubah secara proporsional terhadap amplitudo
sesaat sinyal pemodulasi, sedangkan frekuensinya tetap selama proses modulasi.
Definisi demodulasi adalah proses suatu sinyal modulasi yang dibentuk kembali
seperti aslinya dari suatu gelombang pembawa (carrier wave) yang termodulasi oleh
rangkaian. Sedangkan
B. Demodulator
Definisi demodulator adalah rangkaian yang penerima komunikasi (radio, televisi,
dan radar) yang berfungsi memisahkan informasi asli dari gelombang campuran (yaitu
gelombang isyarat pembawa yang termodulasi. Demodulator sering juga disebut dengan
detector. Misalnya dalam system modulasi amplitude (AM) dikenal jenis-jenis detector linier,
detector kuadrat, dan detector Kristal.
Dalam system modulasi frekuensi (FM) diterapkan rangkaian demodulator yang
disebut diskriminator. Sesudah isyarat informasi dipisahkan dari gelombang campuran, maka
isyarat informasi itu dikuatkan dan ditampilkan sebagai bunyi atau tanda-tanda lain (misalnya
bayangan seperti dalam televisi).
C. Single - Sideband Demodulasi
Modulasi single-sideband (SSB) atau Single-sideband ditekan-carrier (SSB-
SC) merupakan penyempurnaan dari modulasi amplitudo yang lebih efisien menggunakan
daya listrik dan bandwidth. Modulasi amplitudo menghasilkan sinyal output termodulasi
yang memiliki dua kali bandwidth sinyal baseband asli. Modulasi single-sideband
menghindari bandwidth dua kali lipat, dan daya terbuang pada operator, pada biaya agak
meningkat kompleksitas perangkat dan tuning lebih sulit pada penerima.
SSB demodulator harus memiliki kemampuan untuk memilih sidebands. Semua
metode generasi SSB sejauh dibahas memiliki rekan-rekan mereka sebagai
demodulasi. Dalam percobaan ini, Anda akan memeriksa pentahapan-jenis demodulator,
yang ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1 SSB Demodulator.
Single-sideband modulation (SSB) merupakan penyempurnaan dari modulasi
amplitudo yang lebih efisien yang menggunakan daya listrik dan bandwidth. Modulasi
amplitudo menghasilkan sinyal output termodulasi yang memiliki dua kali bandwidth
asli baseband sinyal. Modulasi single-sideband menghindari bandwidth dua kali lipat, dan
daya terbuang pada operator, pada biaya agak meningkat kompleksitas perangkat.
D. Double - sideband Demodulasi
Seperti namanya, detektor produk menggunakan perkalian dan matematika sehingga
diperlukan untuk menjelaskan operasinya. Sinyal DSBmasuk dikalikan dengan sinewave
murni yang harus frekuensi yang sama dengan sinyal DSBSC pembawa ditekan. Sinewave
ini dihasilkan oleh penerima dan dikenal sebagai operator lokal. Untuk melihat mengapa
proses ini pulih pesan, mari kita menjelaskan deteksi produk matematis:
Output DSBSC demodulator ini = yang DSBSC sinyal X pembawa lokal
Untuk memahami mengapa, mengingat bahwa amplop detektor mengeluarkan sinyal yang
salinan amplop masukan nya. Ini bekerja baik untuk demodulating AM karena amplop sinyal
adalah bentuk yang sama seperti pesan yang dihasilkan itu di tempat pertama yaitu, selama
itu belum berakhir ¬ termodulasi. Namun, ingat bahwa amplop sebuah sinyal DSBSC tidak
bentuk yang sama seperti pesan.
PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Meletakkan modul power supply, generator fungsi, SSB-DSB Receiver 20kHz dan
CF Transmitter 20kHz pada penyangga besi
3. Kemudian menjumper antara power supply dengan generator fungsi, kemudian
menjumper antara generator fungsi dengan CF-Transmitter 20kHz , dan menjumper
CF transmitter dengan SSB-DSB Receiver 20 kHz.
4. Setelah itu modul dirangkai seperti gambar dibawah ini, jika mengamati DSB
Demodulator :
5. Channel 1 osiloskop diletakkan pada jumperan antara Generator Fungsi dengan CF –
Transmitter , diletakkan dibawah lubang TTL. Sedangkan , Channel 2 diletakkan pada
modul SSB-DSB Receiver.
6. Untuk mengukur SSB maka hanya mengganti jumper saja , seperti gambar di bawah
ini :
7. Kemudian mengamati hasil output channel 1 dan channel 2 pada osiloskop dengan
mengatur frekuensi serta amplitudo.Hasil input dan output yang diamati merupakan
gelombang sinus dan gelombang kotak.
8. Frekuensi input yang s\diamati antara 4Vpp, 3Vpp dan 2 Vpp. Lalu ditarik
kesimpulan.
HASIL PRAKTIKUM
AMPLITUDO FREKUENSITIME
/ DIV
VOLT /
DIV
AMPLITUDO OUTPUT
GELOMBANG SINUS
AMPLITUDO OUTPUT
GELOMBANG KOTAK
CH1 CH2 CH1 CH2
2 Vpp 1 kHz 0,5ms 0,5 V/div 1V 0,7V 1V 1,1V
3 Vpp 1 kHz 0,5ms 0,5 V/div 1,5V 1,3V 1,5V 1,8V
4 Vpp 1 kHz 0,5ms 0,2 V/div 0,8V 0,6V 0,8V 0,8V
Pada DSB Demodulator :
GAMBAR PADA AMPLITUDO OUTPUT
GELOMBANG SINUSGAMBAR PADA AMPLITUDO OUTPUT
GELOMBANG KOTAK
Amplitudo pada saat 2Vpp, dengan Time/div =
0,5ms dan Volt/div = 0,5V/div
Amplitudo pada saat 2Vpp, dengan Time/div = 0,5ms
dan Volt/div = 0,5V/div
Amplitudo pada saat 3Vpp, dengan Time/div =
0,5ms dan Volt/div = 0,5V/div
Amplitudo pada saat 3Vpp, dengan Time/div = 0,5ms
dan Volt/div = 0,5V/div
Amplitudo pada saat 4Vpp, dengan Time/div =
0,5ms dan Volt/div = 0,2V/div
Amplitudo pada saat 4Vpp, dengan Time/div = 0,5ms
dan Volt/div = 0,2V/div
Pada SSB Demodulator :
AMPLITUDO FREKUENSITIME
/ DIV
VOLT /
DIV
AMPLITUDO OUTPUT
GELOMBANG SINUS
AMPLITUDO OUTPUT
GELOMBANG KOTAK
CH1 CH2 CH1 CH2
2 Vpp 1 kHz 0,5ms 0,5 V/div 1V 0,5V 1V 0,7V
3 Vpp 1 kHz 0,5ms 0,5 V/div 1,5V 0,8V 1,5V 1V
4 Vpp 1 kHz 0,5ms 0,2 V/div 0,8V 0,4V 0,8V 0,44V
GAMBAR PADA AMPLITUDO OUTPUT
GELOMBANG SINUSGAMBAR PADA AMPLITUDO OUTPUT
GELOMBANG KOTAK
Amplitudo pada saat 2Vpp, dengan Time/div = 0,5ms
dan Volt/div = 0,5V/divAmplitudo pada saat 2Vpp, dengan Time/div =
0,5ms dan Volt/div = 0,5V/div
Amplitudo pada saat 3Vpp, dengan Time/div = 0,5ms
dan Volt/div = 0,5V/divAmplitudo pada saat 3Vpp, dengan Time/div =
0,5ms dan Volt/div = 0,5V/div
Amplitudo pada saat 4Vpp, dengan Time/div = 0,5ms
dan Volt/div = 0,2V/div
Amplitudo pada saat 4Vpp, dengan Time/div =
0,5ms dan Volt/div = 0,2V/div
ANALISIS PRAKTIKUM
- Pada DSB Demodulator
1. Pada Saat 2 Vpp
Gelombang Sinus Gelombang Kotak
Pada gambar diatas merupakan outpur dari amplitudo input 2vpp, dimana Volt/div
sebesar 0,5 V/div dan time/div sebesar 0,5 ms. Pada DSB ini,gelombang sinus dan
gelombang kotak di pengaruhi oleh besar amplitudo input dan besar receiver. Pada
gelombang kotak lebar amplitudo lebih besar daripada gelombang sinus. Pada gelombang
sinus, besar amplitudo output pada CH1 adalah 1 V dan CH2 adalah 0,7 V. Sedangkan output
pada gelombang kotak, CH1 sebesar 1 V dan pada CH2 sebesar 1,1V.
2. Pada Saat 3 Vpp
Gelombang Sinus
Gelombang Kotak
Pada gambar diatas merupakan outpur
dari amplitudo input 3 Vpp, dimana Volt/div
sebesar 0,5 V/div dan time/div sebesar 0,5
ms. Pada saat amplitudo input 3Vpp, maka
amplitudo outputnya juga semakin besar.
Pada gelombang sinus, besar output lebih kecil daripada gelombang kotak, seperti yang
ditunjukkan pada gambar diatas. Besar output pada gelombang sinus , CH1 sebesar 1,5V dan
CH2 sebesar 1,3V. Sedangkan, pada gelombang kotak CH1 sebesar 1,5V dan CH2 adalah
1,8V.
3. Pada Saat 4Vpp
Pada gambar diatas merupakan outpur dari amplitudo input 4 Vpp, dimana
Volt/div sebesar 0,2 V/div dan time/div sebesar 0,5 ms. Pada amplitudo output
gelombang sinus , CH1 sebesar 0,8V dan CH2 sebesar 0,6V. Sedangkan , pada
gelombang kotak CH1 sebesar 0,8V dan CH2 sebesar 0,8V. Dimana, nilai output pada
gelombang sinus dan gelombang kotak hampir sama.
- Pada SSB Demodulator
1. Pada Saat 2Vpp
Gelombang Sinus Gelombang Kotak
Pada gambar diatas merupakan outpur dari amplitudo input 2 vpp, dimana Volt/div
sebesar 0,5 V/div dan time/div sebesar 0,5ms. Pada SSB Demodulator, besar output
gelombang sinus lebih kecil daripada gelombang kotak. Dimana, output CH1 pada
gelombang sinus sebesar 1V, dan CH2 sebesar 0,5V. Sedangkan, Output gelombang kotak
CH1 adalah 1V dan CH2 sebesar 0,7V.
2. Pada Saat 3Vpp
Gelombang Sinus Gelombang Kotak
Pada gambar diatas merupakan outpur dari amplitudo input 3vpp, dimana Volt/div
sebesar 0,5 V/div dan time/div sebesar 0,5ms. Pada SSB Demodulator, besar output
gelombang sinus lebih kecil daripada gelombang kotak. Dimana, output CH1 pada
gelombang sinus sebesar 1,5V, dan CH2 sebesar 0,8V. Sedangkan, Output gelombang kotak
CH1 adalah 1,5V dan CH2 sebesar 1V. Semakin besar amplitudo input maka amplitudo
output juga semakin besar seperti pada gambar diatas.
3. Pada Saat 4 Vpp
Gelombang Sinus Gelombang Kotak
Pada gambar diatas merupakan outpur dari amplitudo input 4 Vpp, dimana Volt/div
sebesar 0,2 V/div dan time/div sebesar 0,5ms. Pada SSB Demodulator, besar output
gelombang sinus hampir sama dengan gelombang kotak. Dimana, output CH1 pada
gelombang sinus sebesar 0,8 V, dan CH2 sebesar 0,4 V. Sedangkan, Output gelombang kotak
CH1 adalah 0,8 V dan CH2 sebesar 0,44 V.
KESIMPULAN
1. Pada praktikum DSB DEMODULATOR,
2. Pada praktikum SSB DEMODULATOR,
3. Perbedaan gelombang sinus dan gelombang kotak , semakin besar amplitudo input
maka besar amplitudo output pada gelombang sinus dan gelombang kotak
semakin besar. Tetapi, amplitudo output pada gelombang kotak lebih besar lagi
daripada gelombang sinus.