LAPORAN PRAKTIKUM

16

Click here to load reader

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM

LAPORAN PERCOBAAN 13 KOEFISIEN TUMBUKAN ( RESTITUSI )

OLEH : NOVITA INDRIYANI 10302241020 JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA (A) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2012

1. JUDUL Koefisien Tumbukan ( restitusi ) 2. MASALAH a. Bagaimana harga perbandingan antara (h2) dan (h1), yaitu harga (h2/h1) dari ketiga percobaan yang dilakukan, apakah perbandingan antara (h2) dan (h1) itu sama persis atau hampir sama atau harganya melenceng jauh? b. Dari hasil percobaan, dibuat garafik hubungan antara (h2) vs (h1).

Bagaimana bentuk grafiknya? Apakah berbentuk garis lurus atau garis miring? Jika berbentuk garis lurus miring hitunglah tg nya. Apakah harga tg selalu tetap. Berapa harganya? Apakah sama persis atau hampir sama dengan harga (h2) / (h1)? 3. HIPOTESIS Ada Hubungan antara ketinggian pantulan dengan koefisien restitusi suatu benda. 4. ALAT DAN BAHAN a. Rolmeter b. Bola tenis c. Bola bekel 5. LANGKAH KERJA a. Perhatikan gambar berikut.

h h1 h2 Lantai b. Jatuhkan bola dari ketinggian h = 1,5 m. Ukurlah ketinggian pantulan bola yang pertama h1 dan yang kedua h2. Ulangi percobaan tersebut sampai dua kali.

c. Ulangi langkah b dengan h = 2,0 m dan h = 2,5 m. d. Mengulangi langkah b dan c dengan bola bekel.

6. Data Hasil Percobaan Bola tenis h(m ) 1,5 2,0 2,5 No 1 2 3 1 2 3 1 2 3 h1(cm ) 80 82 80 100 102 102 118 120 118 V h1 h2(cm ) 44 45 44 52 52 50 68 68 68 Vh2 Vh2/Vh1

Sama persis/hampir sama

Bola bekel (besar) h(m ) 1,5 2,0 2,5 No 1 2 3 1 2 3 1 2 3 h1(cm ) 102 100 100 130 129 132 158 157 159 Vh1 h2(cm ) 62 67 65 88 90 90 99 100 100 Vh2 vVh2/Vh1 Sama persis/hampir sama

Bola bekel kecil h(m No h1(cm Vh1 h2(cm Vh2 vVh2/Vh1 Sama persis/hampir sama

) 1,5 2,0 2,5

1 2 3 1 2 3 1 2 3

) 112 115 115 152 150 150 180 182 180

) 85 87 86 115 120 117 130 133 129

7. Analisis Data Untuk menentukan koefisien restitusi (tumbukan) suatu benda digunakan rumusan:e= h2 h1

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan microsoft exceell dengan hasil sebagai berikut:

ho no bola (cm) 150 150 150 200 1 bola kasti 200 200 250 250 h1 (cm) 83 83 83 100 103 102 122 134 h2 (cm) 54 46 49 54 60 57 64 70 67h2 h1

7.3484692 28 6.7823299 83 7 7.3484692 28 7.7459666 92 7.5498344 35 8 8.3666002 65 8.1853527 72 8.1853527 150 150 150 200 2 bola bekel 200 200 250 250 98 99 98 120 124 123 164 163 67 62 63 78 79 81 110 107 99 72 7.8740078 74 7.9372539 33 8.8317608 66 8.8881944 17 9 10.488088 48 10.344080 43 9.9498743 71 9.9498743 150 150 150 200 122 125 123 121 99 102 103 96 71 10.099504 94 10.148891 57 9.7979589 71

9.1104 33579 9.1104 33579 9.1104 33579 10 10.148 89157 10.099 50494 11.045 36102 11.575 8369 11.313 7085 9.8994 94937 9.9498 74371 9.8994 94937 10.954 45115 11.135 52873 11.090 53651 12.806 24847 12.767 14533 12.649 11064 11.045 36102 11.180 33989 11.090 53651 11

e 0.8065 99287 0.7444 57432 0.7683 4982 0.7348 46923 0.7632 32777 0.7475 45002 0.7242 85968 0.7227 6418 0.7234 89806 0.8268 45493 0.7913 67567 0.8017 83726 0.8062 25775 0.7981 83421 0.8115 02671 0.8189 82117 0.8102 10909 0.7866 06636 0.9008 19299 0.9033 27183 0.9150 94735 0.8907 23543

250 128 Nilai rerata e= 0.748396799

250 160 Nilai rerata e= 0.805745368

8. Temuan

a. Nilai perbandingan h2/h1 no bola h1 (cm) 83 83 83 100 103 102 122 134 128 h2 (cm) 54 46 49 54 60 57 64 70 67 67 62 63 78 79 81 110 107 99 99 102 103 96 96 97 121 135 138 h2/h1 0.65060241 0.554216867 0.590361446 0.54 0.582524272 0.558823529 0.524590164 0.52238806 0.5234375 0.683673469 0.626262626 0.642857143 0.65 0.637096774 0.658536585 0.670731707 0.656441718 0.61875 0.81147541 0.816 0.837398374 0.79338843 0.8 0.788617886 0.74691358 0.771428571 0.762430939

1

bola kasti

2

98 99 98 120 124 bola bekel 123 164 163 160 122 125 123 121 120 123 162 175 181

3

bola kaca

h2 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai h1 hampir sama untuk setiap nilai pada bola yang

sama.

b. Grafik hubungan antara h2 vs h1

9. Pembahasan

Percobaan kali ini berjudul koefisien tumbukan (restitusi) yang bertujuan untuk menemukan hubungan antara koefisien restitusi (e) dengan ketinggian pantulan bola (h) dan mengalikasikan kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ke dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan alat dan bahan yang digunakan yaitu rolmeter untuk mengukur ketinggian pantulan bola yang dilepaskan secara bebas dari ketinggian tertentu, bola tenis dan bola bekel. 10. Kesimpulan a. Hubungan antara koefisien restitusi (e) dengan ketinggian pantulan bola (h) adalah nilai koefisien tumbukan dapat ditentukan dengan membandingkan pantulan bola, maka koefisien restitusi bola tersebut semakin besar pula. b. Menerapkan hasil kesimpulan dalam kehidupan sehari-hari Penerapan hasil: 1. Pada mobil atau sepeda motor ketinggian pantulan kedua dengan ketinggian pantulan pertama. Di mana, semakin tinggi

Gambar diatas adalah pegas yang digunakan sebagai peredam kejutan pada kendaraan sepeda motor. Istilah kerennya pegas digunakan pada sistem suspensi kendaraan bermotor. Tujuan adanya pegas ini adalah untuk meredam kejutan ketika sepeda motor yang dikendarai melewati permukaan jalan yang tidak rata. Ketika sepeda motor melewati jalan berlubang, gaya berat yang bekerja pada pengendara (dan gaya berat motor) akan menekan pegas sehingga pegas mengalami mampatan. Akibat sifat elastisitas yang dimilikinya, pegas meregang kembali setelah termapatkan. Perubahan panjang pegas ini menyebabkan pengendara merasakan ayunan. Dalam kondisi ini, pengendara merasa sangat nyaman ketika sedang mengendarai sepeda motor. Pegas yang digunakan pada sepeda motor atau kendaraan lainnya telah dirancang untuk mampu menahan gaya berat sampai batas tertentu. Jika gaya berat yang menekan pegas melewati batas

elastisitasnya, maka lama kelamaan sifat elastisitas pegas akan hilang. Oleh karena itu saran dari gurumuda, agar pegas sepeda motor-mu awet muda, maka sebaiknya jangan ditumpangi lebih dari tiga orang). Pegas bukan hanya digunakan pada sistem suspensi sepeda motor tetapi juga pada kendaraan lainnya, seperti mobil, kereta api, dkk. (gambar kiri per mobil) Pada mobil, terdapat juga pegas pada setir kemudi . Untuk menghindari benturan antara pengemudi dengan gagang setir, maka pada kolom setir diberi pegas. Berdasarkan hukum I Newton (Hukum Inersia), ketika tabrakan terjadi, pengemudi (dan penumpang) cenderung untuk terus bergerak lurus. Nah, ketika pengemudi bergerak maju, kolom setir tertekan sehingga pegas memendek dan bergeser miring. Dengan demikian, benturan antara dada pengemudi dan setir dapat dihindari. orang. Perancang sepeda motor telah memperhitungkan beban maksimum yang dapat diatasi oleh pegas (biasanya dua

2. Karet Ketapel

Contoh yang sangat sederhana dan mungkin sering anda temui adalah ketapel. Ketika hendak menembak burung dengan ketapel misalnya, karet ketapel terlebih dahulu diregangkan (diberi gaya tarik). Akibat sifat elastisitasnya, panjang karet ketapelakan kembali seperti semula setelah gaya tarik dihilangkan. 3. Kasur pegas

Contoh lain adalah kasur pegas. Ketika dirimu duduk atau tidur di atas kasur pegas, gaya beratmu menekan kasur. Karena mendapat tekanan maka pegas kasur termampatkan. Akibat sifat elastisitasnya, kasur pegas meregang kembali. Pegas akan meregang dan termampat, demikian seterusnya. Akibat adanya gaya gesekan maka suatu saat pegas berhenti bergerak. Dirimu yang berada di atas kasur merasa sangat empuk akibat regangan dan mampatan yang dialami oleh pegas kasur. 4. Dinamometer

Dinamometer, sebagaimana tampak pada gambar di samping adalah alat pengukur gaya. Biasanya digunakan untuk menghitung besar gaya pada percobaan di laboratorium. Di dalam dinamometer terdapat pegas. Pegas tersebut akan meregang ketika dikenai gaya luar. Misalnya anda melakukan percobaan mengukur besar gaya gesekan. Ujung pegas anda kaitkan dengan sebuah benda bermassa. Ketika benda ditarik, maka pegas meregang. Regangan pegas tersebut menunjukkan ukuran gaya, di mana besar gaya ditunjukkan oleh jarum pada skala yang terdapat pada samping pegas. 5. Tiang dan balok penyangga pada pintu Setiap rumah atau bangunan lainnya pasti memiliki pintu atau penghubung ruangan yang bentuknya seperti gambar di bawah. Kebanyakan bangunan menggunakan batu dan bata sebagai bahan dasar (disertai campuran semen dan pasir).

b. Persoalannya, batu dan bata sangat lemah terhadap tarikan dan geseran walaupun kuat terhadap tekanan. Dirimu bisa membuktikan hal ini. Jika disekitar tempatmu terdapat batu dan bata, jika batu dan bata ditumpuk(disusun secara vertikal) dalam jumlah banyak, batu dan bata tidak mudah patah (bentuknya tetap seperti semula). Dalam hal ini batu dan bata sangat kuat terhadap tekanan. Tetapi jika batu dan bata mengalami tegangan tarik dan tegangan geser, batu dan bata mudah patah. Oleh karena itu digunakan balok untuk mengatasi masalah ini. Balok mampu mengatasi tegangan tarik, tegangan tekan dan tegangan geser. Jika anda amati balok penyanggah pada pintu rumah, tampak bahwa balok tersebut tidak berubah bentuk. Sebenarnya terdapat perubahan bentuk balok (amati gambar di bawah), hanya perubahannya sangat kecil sehingga tidak tampak ketika dilihat dari jauh. Bagian atas balok mengalami mampatan akibat adanyategangan tekan yang disebabkan beban di atasnya (batu dan bata dkk), sedangkan bagian bawah balok mengalami pertambahan panjang (akibat tegangan tarik). Tegangan geser terjadi di dalam balok.

DAFTAR PUSTAKA A.Tipler, Paul. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik Edisi ke Tiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Hamid, Ahmad Abu. 2011. Pembelajaran Fisika di Sekolah (Apa dan Bagaimana Pendekatan Generik dan Metode Iqra Dilaksanakan dalam Pembelajaran Fisika). Yogjakarta: FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.