LAPORAN PRAKTIKUM

42
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air. Di dalam tubuh, protein mempunyai peranan sangat penting. Fungsi utamanya sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur sel, misalnya untuk pembentukan kulit, otot rambut, membran sel, jantung, hati, dan ginjal (Sirajuddin, 2001). Semua enzim, berbagai hormone, penganngkut zat-zat gizi dan darah, matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein. Di samping itu asam amino yang membentuk protein bertindak sebagai prekursorsebagian besar koensim, hormon, asam nukleat, dan molekul- molekul yang esensial untuk kehidupan (Almatsier,2001). Protein dalam tubuh manusia diperoleh dari bahan makanan, baik yang berasal dari hewan disebut protein hewani sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Sumber protein dari beberapa bahan makanan adalah daging, susu, ikan, telur, beras, kacang, dan buah-buahan (Sirajuddin, 2010). Protein adalah senyawa organik kompleks yang berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Protein merupakan komponen utama dalam semua sel hidup, baik tumbuhan

maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan

komponen terbesar setelah air. Di dalam tubuh, protein mempunyai peranan

sangat penting. Fungsi utamanya sebagai zat pembangun atau pembentuk struktur

sel, misalnya untuk pembentukan kulit, otot rambut, membran sel, jantung, hati,

dan ginjal (Sirajuddin, 2001).

Semua enzim, berbagai hormone, penganngkut zat-zat gizi dan darah,

matriks intraseluler dan sebagainya adalah protein. Di samping itu asam amino

yang membentuk protein bertindak sebagai prekursorsebagian besar koensim,

hormon, asam nukleat, dan molekul-molekul yang esensial untuk kehidupan

(Almatsier,2001).

Protein dalam tubuh manusia diperoleh dari bahan makanan, baik yang

berasal dari hewan disebut protein hewani sedangkan yang berasal dari tumbuhan

disebut protein nabati. Sumber protein dari beberapa bahan makanan adalah

daging, susu, ikan, telur, beras, kacang, dan buah-buahan (Sirajuddin, 2010).

Protein adalah senyawa organik kompleks yang berbobot molekul tinggi

yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang dihubungkan

satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon,

hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein berperan

penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus (Abdullah,

2009).

Kebutuhan protein dari makanan berdasar pada kebutuhan asam amino yang

tidak dapat disintesis dalam tubuh. Berbagai kebutuhan sudah dilakukan untuk

menentukan kebutuhan normal manusia (Linder,1973).

Latar belakang dari praktikum protein ini agar para praktikan mengetahui

reaksi, sifat, dan identifikasi asam amino dalam protein. Maka dari penjelasan

dilakukanlah percobaan terhadap protein ini.

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM

I.2 Tujuan Percobaan

I.2.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum percobaan ini adalah:

1) Mengetahui unsur-unsur utama penyusun protein.

2) Mengetahui sifat fisikokimia dari protein.

3) Mengetahui adanya molekul-molekul peptida dari protein.

4) Mengidentifikasi adanya asam amino dalam protein

5) Mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi asam amino.

6) Mengetahui cara pemisahan suatu asam amino.

I.2.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus percobaan ini adalah:

1) Mengidentifikasi adanya unsur-unsur penyusun protein.

2) Mengetahui daya kelarutan protein terhadap pelarut tertentu.

3) Mengetahui pengaruh larutan garam alkali dan garm divalent konsentrasi

tinggi terhadap sifat kelarutan protein.

4) Mengetahui pengaruh logam berat dan asam organik terhadap sifat

kelarutan protein.

5) Membuktikan adanya molekul-molekul peptida dalam protein.

6) Membuktikan adanya asam amino tirosin, triptofan, atau fenilanin yang

terdapat dalam protein.

7) Mengidentifikasi asam amino dengan metode kromatografi kertas secara

kualitatif.

I.3 Prinsip Percobaan

1) Susunan Elementer Protein

Semua jenis protein tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hidrogen

(H), oksigen (O), dan nitrogen (N). Ada pula protein yang mengandung

sedikit belerang (S) dan fosfor (P). Dengan metode pembakaran atau

pengabuan, akan diperoleh unsur-unsur penyusun protein yaitu C, H, O,

dan N.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM

2) Uji Kelarutan Protein

Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam

maupun basa. Daya larut protein berada di dalam air, asam dan basa.

Sebagian ada yang mudah larut dan ada pula yang sukar larut.

Namun, semua protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti eter

atau kloroform. Apabila protein dipanaskan atau ditambah etanol absolute,

maka protein akan menggumpal (terkoagulasi). Hal ini disebabkan etanol

menarik mineral air yang melingkupi molekul-molekul protein.

3) Uji Pengendapan Protein dengan Garam

Pengaruh penambahan garam terhadap kelarutan protein berbeda-

beda, tergantung pada konsentrasi-konsentrasi dan jumlah muatan ionnya

dalam larutan. Semakin tinggi konsentrasi dan muatan ionnya, semakin

efektif garam dalam mengendapkan protein

Peristiwa pemisahan atau pengendapan protein oleh garam

berkonsentrasi tinggi disebut salting out.

4) Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik

Sebagian besar protein dapat diendapkan dengan penambahan asam-

asam organik seperti asam pikrat, asam trikloroasetat, dan asam

sulfosalisilat. Penambahan asam-asam menyebabkan terbentuknya garam

proitenat yang tidak larut. Kemudian, protein dapat pula mengalami

denaturasi irreversible dengan adanya logam-logam berat seperti Cu2+,

Hg2+, atau Pb2+ sehingga mudah mengendap.

5) Uji Biuret

Ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan bereaksi

dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptida yang menyusun protein

membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (violet).

Reaksi biuret positif terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih,

tetapi negatif untuk asam amino bebas atau dipeptida. Reaksi pun positif

terhadap senyawa-senyawa yang mengandung dua gugus : -CH2NH2, -

CSNH2, -C(NH)NH2, dan –CONH2. Biuret adalah senyawa dengan dua

ikatan peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM

6) Uji Ninhidrin

Semua asam amino- bebas akan bereaksi dengan ninhidrin

(triketohidrinden hidrat) membentuk aldehida dengan satu atom C lebih

rendah dan melepaskan NH3 dan CO2. Disamping itu terbentuk senyawa

kompleks berwarna biru, namun prolin dan hidroksipolin menghasilkan

aenyawa berwarna kuning yang diduga disebabkan oleh 2 molekul

ninhidrin yang bereaksi dengan NH3 setelah asam amino tersebut

dioksidasi.

7) Uji Xantroprotein

Reaksi pada uji xantroprotein didasarkan pada nitrsi inti benzena yang

terdapat pada molekul protein. Jika protein yang mengandung cincin

benzena (tirosin, triptofan, dan fenilanin) ditambahkan asam nitrat pekat,

maka akan terbentuk endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning

sewaktu dipanaskan. Senyawa nitro yang terbentukdalam suasana basa

akan terionisasi dan warnanya akan berubah menjadi jingga.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat dan Bahan

1) Uji Susunan Elementer Protein

Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, penjepit tabung, kertas

lakmus, alat pemanas, cawan porselin, dan gelas obyek. Bahan yang

digunakan adalah albumin telur, gelatin, larutan NaOH 10%, larutan Pb-

asetat 5%, dan larutan HCl pekat.

2) Uji Kelarutan Protein

Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet ukur atau pipet tetes.

Bahan yang digunakan adalah albumin telur, gelatin, air suling (aquades),

larutan HCl 10%, larutan NaOH 40%, alkohol 96%, dan kloroform.

3) Uji Pengendapan Protein dengan Garam

Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet ukur atau pipet tetes.

Bahan yang digunakan adalah albumin telur, larutan (NH4)2SO4 jenuh,

larutan NaCl 5%, larutan BaCl2 5%, larutan CaCl2 5%, dan MgSO4 5%.

4) Uji Pengendapan Protein dengan dengan Logam dan Asam Organik

Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet ukur atau pipet tetes.

Bahan yang digunakan adalah albumin telur, asam trikloroasetat (TCA)

10%, asam sulfosalisilat 5%, larutan HgCl2 5%, larutan CuSO4 5%, dan

larutan Pb-asetat 5%.

5) Uji Biuret

Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, pipet ukur atau pipet tetes.

Bahan yang digunakan adalah albumin telur 2%, gelatin 2%, glisin 2%,

larutan NaOH 10%, dan larutan CuSO4 0,2%.

6) Uji Ninhidrin

Alat yang digunakan adalah tabung reaksi, alat pemanas atau

penangas air, pengatur waktu, dan pipet ukur atau pipet tetes. Bahan yang

digunakan adalah albumin 2%, gelatin 2%, kasein 0,5%, dan pereaksi

ninhidrin 0,1%.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM

7) Uji Xantroprotein

Alat yang digunakan adalah alat pemanas, dan pipet ukur atau pipet

tetes. Bahan yang digunakan albumin 2%, gelatin 2%, larutan HNO3 pekat ,

dan larutan NaOH 10%.

III.2 Prosedur Kerja

1) Uji Susunan Elementer Protein

a) Uji Adanya Unsur C, H,dan O

letakkan gelas objek di atas cawan

masukkan 1ml panaskan

letakkan gelas objek di atas cawan

masukkan 1ml panaskan

b) Uji adanya atom N

+ 1 ml albumin Panaskan Perhatikan bau ammonia

dan NaOH 10%

uapnya uji kertas lakmus merah

Ulangi percobaan Terbentuknya bau ammonia

dengan serbuk gelatin menunjukkan adanya

albumin telur albumin telur 1 mL

perhatikan adanya pengembunan, pengarangan, dan bau rambut terbakar

serbuk gelatin albumin telur 1 mL

perhatikan adanya pengembunan, pengarangan, dan bau rambut terbakar

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM

HCL 10% NaOH 40% Alcohol 96%

Kloroform Air suling

c) Uji AdanyaAtom S

1 ml albumin

+ dan NaOH 10% Panaskan + 4 tetes larutan Pb-Asetat

5%

Larutan menghitam terbentuk PbS dan + 4 tetes HCl pekat

Ulangi percobaan

dengan serbuk gelatin Perhatikan bau khas Belerang

2) Uji Kelarutan Protein

Dikocok

dgn kuat

+ 4 ml albumin telur Amati sifat kelarutannya

dan endapan yg terbentuk

Ulangi percobaan dengan menggunakan serbuk gelatin.

3) Uji Pengendapan Protein dengan Garam

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM

+BaCl2 5% +CaCl2 5% +MgSO4 5%+(NH4)2SO4 jenuh+NaCl 5%

15 tetes

Larutan asam sulfosalisilat

15 tetes

Larutan asam trikloroasetat

2,5 ml albumin telur

Dikocok

Amati perubahan yang terjadi

+ larutan-larutan garam lagi secara berlebihan

4) Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik

5 tabung reaksi bersih yang berisi 3 mL larutan albumin telur

Albumin telur

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM

15 tetes

Tabung IV berisi albumin telur

Larutan CuSo4

15 tetes

Tabung III berisi albumin telur

Larutan HgCl2

15 tetes

Tabung V berisi albumin telur

Larutan Pb-asetat

5) Uji Biuret

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM

Tambahkan pada setiap tabung 2 ml NaOH 10% dan 6 tetes CuSO4 0,2%

Dikocok

Keempat tabung reaksi masing-masing

di isikan larutan albumin, gelatin, kasein

dan glisin sebanyak 4 ml.

Amati perubahan yang terjadi

6) Uji Ninhidrin

Di tambahkan 10 tetes pereaksi ninhidrin

Panaskan selama 5 menit pada air mendidih.

Keempat tabung reaksi masing-masing Amati perubahan warna

di isikan larutan albumin, gelatin, dan yang terjadi.

kasein sebanyak 4 ml.

7) Uji Xantroprotein

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM

Albumin Gelatin Kasein

2 ml 2 ml 2 ml

Perhatikan adanya endapan

putih yang terbentuk.

Panaskan selama 1 menit

+ 1 ml HNO3 pekat

Tambahkan NaOH setetes Amati terbentuknya warna kuning

demi setetes sampai terbentuk

lapisan. Dinginkan dibawah air kran

Perhatikan perubahan yang terjadi

BAB IV

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM

HASIL DAN PPEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Percobaan

1) Uji Susunan Elementer Protein

a. Uji Adanya Unsur C, H dan O

No. Zat Uji Hasil Pengamatan (+/-)Pengarangan

(C)Bau Rambut

Terbakar (N)Pengembunan

(H & O)1 Albumin + + +2 Gelatin + + +

b. Uji Adanya Atom N

No. Zat Uji Hasil Pengamatan (+/-)Bau Amoniak

(N)Kertas Lakmus

Merah (N)1 Albumin + 1 mL NaOH

10% + dipanaskan + +2 Gelatin + 1 mL NaOH

10% + dipanaskan + +

c. Uji Adanya Atom S

No. Zat Uji Hasil Pengamatan (+/-)PbS Belerang (S)

1 Albumin + 1 mL NaOH 10% + dipanaskan + 4 tetes PbAc + 4

tetes HCl pekat+ +

2 Gelatin + 1 mL NaOH 10% + dipanaskan + 4 tetes PbAc + 4

tetes HCl pekat- -

2) Uji Kelarutan Protein

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM

BahanTabung

1Tabung

2Tabung

3Tabung

4Tabung

5

Albumin

telur/gelatin

Air suling

HCL 10%

NaOH 40%

Alkohol

96%

Kloroform

4 ml

2ml

-

-

-

-

4ml

-

2ml

-

-

-

4ml

-

-

2ml

-

-

4ml

-

-

-

2ml

-

4ml

-

-

-

-

2ml

Kocok tabung dengan kuat

Hasil albumin telur:

Larut Larut Tidak larut

Larut dan terbentuk endapan

Tidak larut dan terbentuk

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM

Hasil gelatin:Larut/tidakLarut

Larut Larut Larut Larut Tidak larut dan terbentuk endapan

3) Uji Pengendapan Protein dengan Garam

Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung

3

Tabung 4 Tabung 5

Albumin

telur

4 ml 4 ml 4 ml 4 ml 4 ml

NaCl 5% 2 ml - - - -

BaCl2 5% - 2 ml - - -

CaCl2 5% - - 2 ml - -

MgSO4 5% - - - 2 ml -

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM

(NH4)2SO4

jenuh

- - - - 2 ml

Dikocok dengan Kuat

Hasil: Terbentuk

sedikit

endapan

Terbentuk

sedikit

endapan

Putih

keruh,

sedikit

endapan

Terbentuk

sedikit

endapan

Terbentuk

endapan

4) Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik

Bahan Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3 Tabung 4 Tabung 5

Albumin

telur

3 ml 3 ml 3 ml 3 ml 3 ml

TCA 10% 15 tetes - - - -

Asam

Sulfosalisilat

5%

-

15 tetes - - -

CuSO4 5% - - 15 tetes - -

HgCl2 5% - - - 15 tetes -

Pb-Asetat

5%

- - - - 15 tetes

Dikocok setiap tabung

Hasil: Endapan

banyak

Endapan

banyak

Endapan

banyak

Endapan

banyak

Endapan

sedikit

5) Uji Biuret

NO ZAT UJI HASIL UJI BIURETPOLIPEPTIDA

(+/-)

1 Albumin 2 % Ungu dan ada endapan +

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM

2 Gelatin 2 % Ungu dan ada endapan +

3 Kasein 0,5 % Ungu dan ada endapan +

4 Glisin 2 % Biru dan ada endapan -

6) Uji Ninhidrin

No

.

Zat Uji Hasil Uji Ninhidrin Asam Amino

Bebas (+/-)

1. Albumin 2% Ungu +

2. Gelatin 2% Ungu Kecoklatan +

3. Kasein 0,5% Bening -

7) Uji Xantroprotein

No

.

Zat Uji Hasil Uji

Xantroprotein

Tirosin/Triptofan/Fenilanin

(+/-)

1. Albumin 2% Kuning +

2. Gelatin 2% Kuning +

3. Kasein 0,5% Bening -

IV.2 Pembahasan

1) Uji Susunan Elementer Proteina. Uji Adanya Unsur C, H dan O

Uji susunan elementer bertujuan untuk mengidentifikasi adanya unsur-

unsur penyusun protein. Seperti yang kita ketahui, bahwa semua jenis

protein tersusun atas unsur-unsur karbon (C), hydrogen (H), oksigen O, dan

nitrogen (N). Adapula protein yang mengandung sedikit belerang dan

fospor. Pada uji Elementer Protein khususnya pada uji adanya unsur C, H,

dan O diperoleh hasil bahwa albumin dan serbuk gelatin, mengandung

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM

unsur-unsur protein yang disebutkan tadi. Hal ini terbukti dengan adanya

pengembunan (yang menunjukkan adanaya hydrogen dan oksigen) saat

pemanasan, terjadi pengarangan (menunjukkan adanya karbon), dan adanya

bau rambut terbakar yang tercium pada kedua bahan yang dipanaskan yang

menunjukkan adanya nitrogen.

b. Uji Adanya Atom N

Pada uji adanya atom N, albumindan gelatin memberikan hasil yang

positif dengan timbulnya bau amoniak dan positif terhadap uji kertas lakmus

yang menandakan adanya atom N pada albumin dan gelatin. Bau amoniak

yang timbul menunjukkan larutan tersebut mengandung amoniak sebab

dalam rumus molekul amoniak yaitu NH3 mengandung unsur N.

c. Uji Adanya Atom S

Pada uji adanya atom S, albumin positif terhadap timbulnya bau khas

belerang dan terbentuknya PbS yang ditandai dengan terbentuknya warna

hitam pada larutan, sedangkan gelatin memberikan hasil negatif terhadap

adanya unsur belerang, sehingga dapat disimpulkan bahwa unsur yang

membedakan albumin dan gelatin adalah unsur belerang (S). Oleh karena itu

pada uji adanya atom S, gelatin tidak memberikan hasil positif terhadap

adanya belerang tersebut karena gelatin tidak mengandung unsur belerang.

2) Uji Kelarutan Protein

Larutan HCL, larutan alcohol, Aquadest jika ditambahkan dengan 2ml

albumin, kemudian dikocok → larut menggumpal, ini disebabkan molekul

protein, strukturnya tidak stabil, yang bisa dipengaruhi oleh beberapa factor

antara lain, medium pelarut, pH, radiasi, dll. Protein mempunyai

kemampuan untuk larut pada bebrapa zat Karena pada dasarnya ia

mempunyai sifat amoter ( bermuatan positif /negative ).

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM

Tapi larutan NaOH, Etanol jika ditambahkan larutan albumin → tidak

larut disebabkan oleh karena gugus karboksilat pada asam-amino tidak

melepas ion H+, karena NaOH merupakan pelarut lemak.

Komposisi atau unsur-unsur yang ada dalam protein yaitu Karbon,

Hidrogen, Oksigen, dan Nitrogen. Dari hasil percobaan uji kelarutan

protein yang telah dilakukan, bahwa ternyata semua protein itu tidak dapat

larut dalam pelarut organic seperti kloroform karena diketahui bahwa

protein itu termasuk pelarut organic. Hal ini disebabkan karena komposisi

dan jenis asam amino yang terkandung dalam pelarut lemak itu berbeda-

beda.

3) Uji Pengendapan Protein dengan Garam

Hasil yang diperoleh pada uji pengendapan protein dengan garam ini

yaitu pada tabung 1, 2, 3, 4 dan 5 terbentuk adanya endapan. Hanya pada

tabung 5 yang berisi (NH4)2SO4 jenuh yang terbentuk banyak endapan

sedangkan pada keempat tabung lainnya yaitu NaCl, BaCl2, CaCl2 dan

MgSO4 terbentuk sedikit endapan.

Banyak atau sedikitnya endapan yang terbentuk dari hasil percobaan

pada tiap-tiap tabung, dipengaruhi oleh tinggi rendahnya konsentrasi dan

jumlah muatan ion garam yang digunakan untuk mengendapkan albumin

tersebut. Semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan ion garam, semakin

efektif garam tersebut untuk mengendapkan protein atau albumin.

4) Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik

Pada percobaan ini, TCA, asam sulfolisilat, CuSO4 dan HgCl2 yang

direaksikan dengan albumin telur menghasilkan banyak endapan sedangkan

pada saat direaksikan dengan Pb-Asetat menghasilkan sedikit endapan.

Sebagian protein dapat diendapkan dengan penambahan asam-asam organik

seperti asam pikrat, asam trikloroasetat, dan asam sulfosalisilat yang

menyebabkan terbentuknya suatu garam protein yang tidak larut. Garam

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM

protein ini berwarna putih dan melayang-layang pada larutan tersebut.

Banyak sedikitnya endapan dipengaruhi oleh tinggi rendahnya Ph larutan

asam organik dan logam.

5) Uji Biuret

Pada uji biuret ini diperoleh hasil bahwa albumin, gelatin dan kasein

ketika diuji dengan pereaksi biuret warnanya berubah menjadi ungu yang

menunjukkan bahwa albumin, gelatin dan kasein mengandung molekul

peptida. Sedangkan glisin berwarna bening yang menunjukkan bahwa glisin

tidak mengandung molekul peptida. Hal ini disebabkan karena albumin,

gelatin dan kasein membentuk ikatan peptida. Makin panjang suatu ikatan

peptida, maka warna ungu yang terbentuk semakin jelas dan semakin tua.

Sedangkan glisin menunjukkan hasil yang negatif. Hal ini disebabkan

karena tidak ada ikatan peptida pada glisin.

6) Uji Ninhidrin

Asam amino- bebas adalah asam amino dimana gugus aminonya tidak

terikat. Pada percobaan uji ninhidrin, albumin 2% dan gelatin 2%

membentuk warna ungu karena dapat bereaksi dengan pereaksi ninhidrin.

Hal ini menandakan kedua zat uji tersebut mempunyai gugus asam amino

bebas.

Sebaliknya, pada kasein tidak diperoleh indikasi tertentu atau adanya

asam amino bebas, karena reaksi dengan ninhidrin tidak berwarna (bening

sampai membentuk warna merah muda).

7) Uji Xantroprotein

Pada uji Xantroprotein ini diperoleh hasil bahwa albumin yang

ditambahkan HNO3 akan menghasilkan endapan putihdan ketika dipanaskan

akan berubah menjadi endapan kuning. Dan ketika ditambahkan NaOH

terbentuk lapisan berwarna jingga.

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM

Ini menunjukkan bahwa albumin mengandung cincin benzena yakni

tirosin, triptofan, dan fenilalanin. Sedangkan pada gelatin ketika

ditambahkan HNO3 dan dipanaskan menunjukkan hasil yang tidak berubah

yaitu tetap berwarna kuning bening, tetapi ketika ditambahkan NaOH

larutan tersebut membentuk lapisan berwarna jingga. Berarti gelatin juga

mengandung cincin benzena yakni tirosin, triptofan dan fenilalanin. Gelatin

dengan penambahan HNO3 dan ketika dipanaskan tidak mengalami

perubahan disebabkan oleh salah satu unsur yang terkandung dalam albumin

berbeda dengan unsur yang terkandung di dalam gelatin sehingga

memungkinkan reaksi yang berbeda.

Akan tetapi setelah ditambahkan NaOH 10% secara hati-hati melalui

dinding tabung, keduanya membentuk lapisan cincin berwarna jingga.

Terbentuknya cincin berwarna jingga disebabkan senyawa nitro yang

terbentuk dalam suasana basa (dalam hal ini penambahan NaOH),

mengalami ionisasi pada reaksinya sehingga warna larutan pun berubah

menjadi jingga.

Sedangkan pada kasein yang ditambahkan HNO3 pekat tidak terjadi

perubahan apa-apa. Jadi kasein tidak mengandung tirosin, triptofan dan

fenilanin.

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan adalah :

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM

1) Pada uji susunan elementer protein, albumin mengandung unsur C, H, O,

atom N, dan S sedangkan gelatin mengandung unsur C dan atom N tidak

mengandung unsur H dan atom S.

2) Pada uji kelarutan protein, air suling, HCl, dan NaOH larut dengan

albumin, sedangkan alkohol dan kloroform tidak larut. Air suling, HCl,

NaOH dan alkohol larut dalam gelatin sedangkan kloroform tidak larut.

3) Pada uji pengendapan protein dengan garam, penambahan albumin telur

dengan NaCI, BaCl2, CaCl2, dan MgSO4 terbentuk sedikit endapan,

sedangkan dengan (NH4)2SO4 jenuh terbentuk banyak endapan.

4) Pada uji pengendapan protein dengan logam dan asam organik, TCA,

Asam sulfosalisilat, CuSO4 dan HgCl2 ditambah albumin menunjukkan

banyak terbentuk endapan, sedangkan Pb-Asetat menunjukkan

terbentuknya sedikit endapan.

5) Pada uji biuret, albumin, gelatin dan kasein mengandung molekul peptida

sedangkan glisin tidak mengandung molekul peptida.

6) Pada uji ninhidrin, albumin dan gelatin mengandung asam amino bebas,

sedangkan kasein tidak mengandung asam amino bebas.

7) Pada uji xantroprotein, menunjukan albumin dan gelatin mengandung

asam amino tirosin, triptofan dan fenilalanin. Sedangkan kasein tidak

mengandung asam amino tirosin, triptofan dan fenilanin.

V.2 Saran

1) Untuk asisten

Asisten pada percobaan kali ini sudah baik dalam membimbing para

praktikan baik dalam laboratoriun maupun pembuatan laporan, harap lebih

ditingkatkan lagi.

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM

2) Untuk Laboratorium

Laboratorium sebaiknya lebih dilengkapi lagi sarana dan prasarananya

agar dapat mendukung kelancaran praktikum. Laboratorium juga lebih

diperluas lagi agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lancar. Karena

luas laboratorium tidak sebanding dengan jumlah praktikan yang lumayan

banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Sirajuddin, Saifuddin. 2010. Penuntun Praktikum Biokimia. Universitas

Hasanuddin. Makassar.

Almatsier, Sunita. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.

Jakarata.

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM

Abdullah, Tegar. 2009. Asam Amino Esensial.

http://mastegar.blogspot.com/2009/11/asam-amino-esensial.html. Diakses

pada tanggal 10 Juni 2010.

Linder, Maria C. 1973. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. California State

University: Fullerton, CA.

Hadju, Veni. 2005. Ilmu Gizi Dasar. Makassar: UNHAS

FKM UI. 2007. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Rismaka. 2009. http://www.rismaka.net/2009/06/uji-kualitatif-protein-dan-asam-amino.html. Diakses pada tanggal 12 juni 2010.

Budiantao, Echo. 2009. http://echofissika.blogspot.com/2009/12/analisis-kuantitatif-protein.html. Diakses pada tanggal 12 juni 2010.

LAMPIRAN

Foto-foto Prosedur Kerja

1) Uji Susunan Elementer Protein

a. Uji Adanya Unsur C, H dan O

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM

b. Uji Adanya Atom N

c. Uji Adanya Atom S

2) Uji Kelarutan Protein

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM

3) Uji Pengendapan Protein dengan Garam

4) Uji Pengendapan Protein dengan Logam dan Asam Organik

5) Uji Biuret

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM

6) Uji Ninhidrin

7) Uji Xantroprotein

Tugas (buku penuntun)

1) Uji Susunan Elementer Protein

a. Pada percobaan unsur apa yang membedakan albumin dan gelatin?

Jawab: N dan S

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM

b. Sebutkan jenis asam amino yang mengandung unsur tersebut serta

tunjukkan unsur kimianya!

Jawab:

Alanin CH2 CH CO2H

NH2

Sistenin CH2 CH CO2H

SH NH2

c. Tuliskan reaksi terbentukya bau khas belerang pada uji adanya atom S!

Jawab: 2H2S (g) + SO2 (aq) 3S (s) +2H2O (1)

2) Uji Kelarutan Protein

Meskipun protein termasuk senyawa organik, tetapi larut dalam pelarut

lemak seperti eter atau klorofrom. Mengapa?

Jawab: Karna protein memiliki rantai karbon yang panjang sehingga sifat

asamnya semakin berkurang karna semakin sulit melepas proton dan

menyebabkan kelarutannya makin kecil. Protein memiliki

kemampuan untuk menyerap lemak, oleh karna itu protein tidak

dapat larut pada pelarut lemak.

3) Uji Pengendapan Protein Dengan Garam

a. Jelaskan mengapa dengan penambahan garam berkonsentrasi tinggi

kelarutan protein menjadi berkurang sehingga dapat mengendap!

Jawab: Karena semakin tinggi konsentrasi dan jumlah muatan ionnya,

semakin edektif garam mengendapkan protein.

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM

b. Pada percobaan, manakah garam yang lebih efektif untuk mengendapkan

protein ? Mengapa?

Jawab: BaCl2, karena meskipun berkonsentrasi dari semua zat uji yang

digunakan sama tapi jumlah muatan ionnya berbeda dan hasil

yang dapat diperoleh dapat diketahui bahwa BaCl2 yang memiliki

paling banyak ion.

c. Apa nama protein serum yang dapat diendapkan dengan penambahan

ammonium sulfat jenuh?

Jawab: Protein plasma, yang terbagi menjadi 3 kelompok utama, yaitu

fibrinogen, albumin dan globulin.

d. Apa fungsi protein tersebut dalam darah dan di mana disintesis?

Jawab: Berfungsi dalam trasport/pengikatan protein, pertahanan imun,

dan pembekuaan darah. Protein plasma disintetis di hati.

4) Uji Pengendapan protein Dngan Logam DanAsam Organik

a. Apa yang dimaksud denaturasi irreversible protein? Jelaskan!

Jawab: Perubahan atau modifikasih pada struktur molekul protein yang

berjalan searah atau tidak bisa kembali lagi keadaan semula.

b. Jelaskan mengapa susu atau putih telur dapat digunakan sebagai

antidotum pada keracunan logam-logam berat seperti Pb2+ atau Hg2+ ?

Jawab: Karena susu atau putih telur mampu mengendapkan logam-logam

tersebut sehingga tidak dapat beredar lagi dalam tubuh melalui

darah dan dapat dikeluarkan dari tubuh.

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM

c. Tuliskan struktur kimia asam sulfosalisilatdan TCA!

Jawab: Sulfosalisilat O║

HSO║ O COOH

Cl

TCA Cl C CO2H

Cl

5) Uji Biuret

a. Sebutkan perbedaan antara polipeptida dan protein!

Jawab: Polipeptida merupakan monomer sedangkan protein merupakan

polimer.

b. Pada percobaan, manakah yang memberikan hasil negatif pada uji biuret?

Jawab: Glisin, karena glisin merupakan asam amino bebas yang tidak

mempunyai satu atom karbon asimetris.

6) Uji Ninhidrin

a. Sebutkan perbedaan antara Polipeptida dan protein!

Jawab: Polipeptida merupakan monomer sedangkan protein merupakan

polimer.

b. Pada percobaan, manakah yang memberikan hasil negatif pada uji

biuret?

Jawab: Glisin, karena glisin merupakan asam amino bebas yang tidak

mempunyai satu ataom karbon asimetris.

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM

c. Apakah reaksi ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan asam amino

secara kuantatif? Jelaskan!

Jawab: Ya, ninhidrin suatu aksidator sangat kuat yang dapat

menyebabkan terjadinya dekarboksilasi oksidatif asam -amino.

Ninhidrin yang tereduksi, kemudian bereaksi dengan amino yang

lepas membentuk kompleks biru-ungu. Intensitas warna biru-

ungu yang dihasilkan dalam keadaan baku merupakan dasar bagi

tets kuantitatif yang sangat berguna untuk asam amino dan amina-

amina yang bukan asam -amino.

d. Tuliskan struktur kimia asam amino prolin dan hidroksipolin?

Jawab: Prolin

CO2H

N

Hidroksipolin OH

HCCH2

H2C CHCOOH

N

H

7) Uji Xantroprotein

a. Pada percobaan, manakah yang memberikan hasil positif terhadap uji

Xantroprotein ? Mengapa?

Jawab: Albumin, karna terbentuk cincin berwarna kuning pada

perbatasan antara albumin dan HNO3 yang terionisasi.

b. Tuliskan struktur kimia asam amino Fenilalanin dan triptofan!

Jawab: Fenilalanin

CH2CHCO2H

NH2

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM

Triptofan CH2CH CO2H

NH2

NH