LAPORAN-PRAKTIK-PENGUKURAN-LISTRIK Kholis Setiawan

18

Click here to load reader

description

otomotif

Transcript of LAPORAN-PRAKTIK-PENGUKURAN-LISTRIK Kholis Setiawan

LAPORAN PRAKTIK ALAT UKURDAN PENGUKURAN LISRTIKMata Kuliah: Dasar Listrik dan Pengukuran OtomotifDosen Pengampu: Dwi Widjanarko

Rombel

: 01

Disusun oleh :Nama : Kholis SetiawanNIM: 5202414096Prodi: Pendidikan Teknik Otomotif, S1TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGPada dasarnya pengukuran merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek secara sistematik. Penentuan angka ini merupakan usaha untuk menggambarkan karakteristik suatu objek. Kemampuan seseorang dalam bidang tertentu dinyatakan dengan angka. Dalam menentukan karakteristik individu, pengukuran yang dilakukan harus sedapat mungkin mengandung kesalahan yang kecil. Kesalahan yang terjadi pada pengukuran ilmu-ilmu alam lebih sederhana dibandingkan dengan kesalahan pengukuran pada ilmu-ilmu sosial. Kesalahan pada ilmu-ilmu alam sebagian besar disebabkan oleh alat ukurnya, sedangkan kesalahan pengukuran dalam ilmu-ilmu sosial bisa disebabkan oleh alat ukur, cara mengukur, dan keadaan objek yang diukur (Djemari Mardapi, 2008).

Pengukuran yang bersifat kuantitatif itu dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: (1) Pengukuran yang dilakukan bukan untuk menguji sesuatu, seperti pengukuran yang dilakukan oleh seorang penjahit mengenai panjang lengan, kaki, lebar bahu, ukuran pinggang dan lain-lain. (2) Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu, seperti pengukuran untuk menguji daya tahan mesin sepeda motor, pengukuran untuk menguji daya tahan lampu pijar, dan lain-lain. (3) Pengukuran untuk menilai yang dilakukan dengan menguji sesuatu, seperti pengukuran kemajuan belajar peserta didik dalam rangka mengisi nilai rapor yang dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk tes hasil belajar. Pengukuran jenis ketiga inilah yang dikenal dalam dunia pendidikan (Anas Sudiyono, 1996).

Teknik pengukuran yang dilakukan dalam dunia otomotif sangatlah penting. Mengapa demikian ? karena pada komponen otomotif tidak lepas dari objek pengukuran. Mulai dari pengukuran yang dilakukan tanpa menggunakan alat dan menggunakan alat, dalam hal ini penulis akan membahas tentang pengukuran komponen mesin otomotif dengan menggunakan avometer atau multimeter.Pengukuran yang dilakukan pada dunia otomotif tidak lepas dari pengukuran kelistrikan diantaranya ada pengukuran hambatan/tahanan, tegangan, arus, kontinuitas, frekuensi, rpm dll yang dapat dilakukan dengan menggunakan satu alat yaitu multimeter. Pada pembahasan laporan ini penulis akan membahas tentang pengukuran menggunakan multimeter untuk mengukur tahanan/ hambatan, arus dan tegangan.

1.2 RUMUSAN MASALAH1) Cara melakukan pengukuran dengan alat ukur multimeter pada komponen mesin otomotif

2) Hasil pengukuran dan spesifikasi ukuran standar dari komponen yang diukur

1.3 TUJUAN

1) Mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan pengukuran komponen mesin otomotif dengan alat ukur multimeter

2) Mahasiswa dapat mengetahui dan membandingkan hasil pengukuran yang dilakukan dengan spesifikasi standar ukuran komponen mesin

1.4 MANFAAT1) Mengembangkan pengetahuan mahasiswa tentang cara dan pengukuran listrik dengan menggunakan alat ukur multimeter

2) Menjelaskan pada mahasiswa tentang cara pengukuran dengan alat ukur multimeter

3) Menjelaskan pada mahasiswa bagaimana membandingkan hasil pengukuran dan spesifikasi ukuran standar dari komponen yang diukur

BAB IILANDASAN TEORI2.1 MULTIMETER DIGITALMultimeter digital mampu menampilkan beberapa pengukuran untuk arus miliamper, temperatur C, tegangan milivolt, resistansi ohm, frekuensi Hz, daya listrik mW sampai kapasitansi nF. Multimeter digital, terdiri dari tiga jenis alat ukur sekaligus, yaitu mengukur tegangan, arus, dan tahanan. Mampu untuk mengukur besaran listrik DC maupun AC. Sakelar pemilih mode digunakan untuk pemilihan jenis pengukuran, mencakup tegangan AC/DC, pengukuran arus AC/DC, pengukuran tahanan, pengukuran diode, dan pengukuran kapasitor.Terminal kabel untuk tegangan dengan arus berbeda. Terminal untuk pengukuran arus kecil 300 mA dengan arus sampai 10 A dibedakan.

Gambar 1. Multimeter DigitalMultimeter Digital menampilkan kuantitas yang diukur sebagai angka, yang mencegahparalakskesalahan. Alat ukur Multimeter digital menunjukan kebesaran yang diukur dalam bentuk angka. Dengan multimeter digital kesalahan pembacaan dihilangkan oleh penunjukan langsung dengan angka kebesaran yang diukur dan titik desimal ditunjukan pula secara langsung untuk memudahkan pengukuran.Keuntungan Multimeter Digital: Penggunaan signal-signal digital untuk pencetakan (printing out) atau perekaman pada pita berlubang. Penghubungan langsung ke komputer (alat-alat digital) untuk menambah efisiensi pengolahan data.2.2 ALAT DAN BAHAN Alat dan Bahan: AlatAlat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1. Multimeter Digital BahanBahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1. Baterai2. Kabel busi3. Kipas radiator4. Kabel tegangan tinggi 5. Ignition Coil6. Lampu kota2.3 PELAKSANAAN PRAKTIKUMLaporan pengukuran listrik ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah dasar listrik dan elektronika otomotif. Adapun pelaksanaan praktik tersebut dilaksanakan pada :

Hari

: Senin

Tanggal: 1 Juni 2015

Tempat: Laboratorium TUK gedung TMB-101 Teknik Mesin FT UNNES

BAB IIIPEMBAHASAN

1. PENGUKURAN TEGANGAN BATERAI (DC VOLT)

PROSEDUR :1) Pilih selektor DC volt2) Pastikan pilihan tepat dengan melihat layar (DC)3) Perhatikan posisi terminal kabel (sesuai gambar)4) Ukur secara parallelCATATAN :Kemampuan ukur alat ini sampai 1000 volt DC

Gambar 1. Posisi selector pada saat pengukuran tegangan baterai

Gambar 2. Pengukuran tegangan baterai (DC volt)

Hasil Pengukuran: 12,13 Volt

Spesifikasi standar: 12 Volt2. PENGUKURAN TAHANAN KABEL BUSI

1) Pastikan komponen atau rangkaian yang akan diukur tidak teraliri arus2) Pilih selektor 3) Perhatikan posisi terminal kabel (sesuai gambar)4) Lakukan pengukuran sampai hasil pengukuran terbaca

Gambar 3. Posisi selector pada multimeter pada saat mengukur tahanan kabel busi

Gambar 4. Pengukuran tahanan kabel busi

Hasil pengukuran : 0, 2 k3. PENGUKURAN TAHANAN KOILa) Pengukuran tahan primer kumparan koil

1) Pastikan komponen atau rangkaian yang akan diukur tidak teraliri arus2) Pilih selektor ( posisi selector sama dengan pada saat mengukur tahanan kabel busi )3) Perhatikan posisi terminal kabel positif multimeter dihubungkan dengan terminal positif koil dan terminal kabel negative dihubungkan dengan terminal negative koil4) Lakukan pengukuran sampai hasil pengukuran terbaca

Gambar 5. Pengukuran tahanan primer kumparan koil

Hasil pengukuran : 2,1 b) Pengukuran tahanan sekunder kumparan koil1) Pastikan komponen atau rangkaian yang akan diukur tidak teraliri arus2) Pilih selektor ( posisi selector sama dengan pada saat mengukur tahanan kabel busi )3) Perhatikan posisi terminal kabel positif multimeter dihubungkan dengan terminal positif koil dan terminal kabel negative dihubungkan dengan terminal tegangan tinggi4) Lakukan pengukuran pengukuran sampai hasil pengukuran terbaca

Gambar 6. Pengukuran tahanan kumparan sekunder koil

Hasil pengukuran : 18,1 k4. PENGUKURAN TAHANAN KABEL TEGANGAN TINGGI

1) Pastikan komponen atau rangkaian yang akan diukur tidak teraliri arus2) Pilih selektor ( posisi selector sama dengan pada saat mengukur tahanan kabel busi )3) Perhatikan posisi terminal kabel multimeter saat mengukur harus benar-benar berhubungan dengan terminal kabel tegangan tinggi 4) Lakukan pengukuran sampai hasil pengukuran terbaca

Gambar 7. Pengukuran tahanan kabel tegangan tinggiHasil pengukuran: 2,3 k5. PENGUKURAN TAHANAN KIPAS RADIATOR1) Pastikan komponen atau rangkaian yang akan diukur tidak teraliri arus2) Pilih selektor ( posisi selector sama dengan pada saat mengukur tahanan kabel busi )3) Perhatikan posisi terminal kabel positif multimeter dihubungkan dengan terminal positif pada kipas radiator dan terminal kabel negative dihubungkan dengan terminal negative pada kipas radiator4) Lakukan pengukuran samapai hasil pengukuran terbaca

Gambar 8. Pengukuran tahanan kipas radiator

Hasil pengukuran: 2,3 k6. PENGUKURAN TAHANAN LAMPU KOTA

1) Pastikan komponen atau rangkaian yang akan diukur tidak teraliri arus2) Pilih selektor ( posisi selector sama dengan pada saat mengukur tahanan kabel busi )3) Perhatikan posisi terminal kabel positif multimeter dihubungkan dengan terminal positif pada terminal lampu kota dan terminal kabel negative dihubungkan dengan terminal lampu kota pada kipas radiator4) Lakukan pengukuran samapai hasil pengukuran terbaca

Gambar 9. Pengukuran tahanan lampu kota

Hasil pengukuran: 0,7 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN1) Sebelum melaksanakan praktik mahasiswa harus tahu cara penggunaan alat ukur ( multimeter ) dan pengkalibrasiannya

2) Sebelum melaksanakan praktik mahasiswa harus melihat kondisi alat ukur dan komponen yang akan diukur.

3) Sebelum melaksanakan praktik mahasiswa harus mengetahui metode pengukuran dan penggunaan alat ukur dengan baik

4) Dari hasil pengukuran komponen dapat disimpulkan bahwa kondisi komponen yang diukur masih baik/ layak digunakan

5) Multimeter digital digunakan untuk mengukur besarnya tahanan arus, tegangan, frekuensi, rpm, temperature dll. Multimeter digital dalam praktikum pengukuran kali ini digunakan untuk mengukur besarnya tahanan dan tegangan pada komponen mesin otomotif.4.2 SARAN

1) Pelaksanaan praktik sebaiknya dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga keselamatan alat, komponen dan diri sendiri

2) Dalam melaksanakan praktikum hendaknya selalu perhatikan K3 apalagi yang berhubungan dengan kelistrikan

3) Selalu melaksanakan prosedur pelaksanaan praktikum yang baik dan benar

4) Selalu tingakatkan ketelitian dan kesungguhan dalam pelaksanaan praktikum.