Laporan Prakerin Rumah Sakit

71
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI 16 JUNI - 12 JULI 2014 Oleh : LOUIS FERNANDO DION PERDANA NIS. 027/072.079

description

Laporan Pertanggung Jawaban

Transcript of Laporan Prakerin Rumah Sakit

Page 1: Laporan Prakerin Rumah Sakit

LAPORAN

PRAKTIK KERJA INDUSTRI RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

16 JUNI - 12 JULI 2014

Oleh :

LOUIS FERNANDO DION PERDANANIS. 027/072.079

LEMBAR PENGESAHAN

Page 2: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Diterima dan disahkan guna memenuhi salah satu syarat dalam menempuh

ujian SMK Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono Tahun Pelajaran 2014/2015.

Laporan Praktik Kerja Industri ini telah diterima, diperiksa, dan disahkan oleh

Pembimbing dan Pemimpin Instalasi Praktik Kerja Industri.

Nama :

NIS :

Tempat Praktik :

Pendamping/ Pendamping IndustriPembimbing Sekolah

Arif Wijayanto, S.Farm., Apt Debby Christianti, S.Farm., Apt

SIK. SIK.

Mengetahui,Kepala SMK Farmasi KatolikWIYATA FARMA Kertosono

Drs. Yusuph Randa Bunga, M.Si

KATA PENGANTAR

Page 3: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, atas petunjuk-Nya

penulis dapat menyelesaikan tugas laporan tentang Praktek Kerja Industri Tahun

Pelajaran 2014/2015 yang bertempat di Rumah Sakit BAPTIS Kediri ini pada waktu

yang telah direncanakan.

Penyusunan Laporan Prakerin ini merupakan pemaparan dari kegiatan Praktek

Kerja Industri yang telah dilaksanakan dan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti

Ujian Sekolah dan Ujian Nasional di SMK Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono.

Selama penyusunan Laporan Prakerin ini penulis banyak menerima bantuan

baik bantuan moral maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Yusuph Randa Bunga, M.Si selaku Kepala SMK Farmasi Katolik

Wiyata Farma Kertosono

2. Bapak Arif Wijayanto, S.Farm., Apt selaku Pembimbing di Sekolah yang

selalu menuntun dalam persiapan Prakerin tahun ini

3. Ibu Debby Christianti, S.Farm., Apt selaku Pembimbing Prakerin di Rumah

Sakit Baptis Kediri serta penanggung jawab di Instalasi Farmasi RS Baptis

Kediri yang telah memberikan izin untuk menggunakan Instalasi Farmasi RS

Baptis Kediri sebagai sarana pembelajaran

4. Seluruh Karyawan Rumah Sakit Baptis Kediri atas bantuan, bimbingan dan

arahan yang telah diberikan selama menjalani Prakerin di Instalasi Farmasi

RS Baptis Kediri.

Saya sebagai penulis berharap bahwa laporan ini dapat berguna bagi siapapun

yang membacanya. Penulis juga selalu berharap semoga Laporan ini dapat menambah

ilmu bagi pembaca, terutama Ilmu di bidang Kefarmasian. Terima Kasih.

Kertosono, 19 Juli 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Page 4: Laporan Prakerin Rumah Sakit

1. Bagian Awal, terdiri dari :

a. Lembar Pengesahan ……………………………………… 1

b. Kata Pengantar ……..……………………………………… 2

c. Daftar Isi ………….……………………………………… 3

d. Daftar Gambar ……..……………………………………… 4

2. Bagian Tengah, terdiri dari :

Bab I Pendahuluan, yang meliputi :

a. Latar Belakang …....……………………………………… 5

b. Tujuan Umum …...………………………………………. 6

c. Tujuan Pembelajaran ………………………………………. 7

d. Manfaat Praktik Kerja Industri ……………………………... 8

e. Kegiatan Peserta Praktik di Industri ……………………….. 9

Bab II Uraian Umum, yang meliputi :

a. Tinjauan Umum tentang “ RS Baptis Kediri ” ……………… 10

b. Sejarah singkat “ RS Baptis Kediri ” ….……………………. 11

c. Struktur Organisasi di “ RS Baptis Kediri ” ...……………… 12

d. Deskripsi tugas di “ IFRS Baptis Kediri ” …………………. 13

e. Pengelolaan “ IFRS Baptis Kediri ” …………………………. 14

f. Persyaratan Apoteker Pengelola Instalasi Farmasi ...………. 15

g. Kelengkapan “ IFRS Baptis Kediri ” ………………………... 16

h. Jenis Pelayanan “ IFRS Baptis Kediri ” …………………….. 17

Bab III Penutup, yang meliputi :

a. Kesimpulan

………………………………………………… 18

b. Saran

………………………………………………………. 19

3. Bagian Akhir, terdiri dari :

a. Daftar Pustaka ……………………………………………… 20

b. Daftar Lampiran ……………………………………………. 21

DAFTAR GAMBAR

Page 5: Laporan Prakerin Rumah Sakit

3

1

1 2

1

1 1

15

5

5

6

6

4

44

7

Denah Farmasi Rawat Inap RS Baptis Kediri

Keterangan :

1 = Rak Obat Reguler

2 = Lemari Narkotika dan Psikotropika

3 = Tempat Penyerahan Obat

4 = Kursi

5 = Rak Alat Kesehatan

6 = Rak Obat Inhealth

7 = Kasir

Denah Farmasi Blok A RS Baptis Kediri

Page 6: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Keterangan :

1 = Rak Obat Reguler

2 = Meja Peracikan

3 = Lemari Psikotropika

4 = Lemari Narkotika

5 = Meja Pengkajian Resep

6 = Tempat Penyerahan Obat

7 = Kasir Blok A

Denah Farmasi Blok B RS Baptis Kediri

1

1

1 1

1

2

3

4

5

6

7

Page 7: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Keterangan :

1 = Kasir Blok B 4 = Lemari Narkotika dan Psikotropika

2 = Rak Obat Reguler 5 = Meja Pengkajian Resep

3 = Tempat Penyerahan Obat

Denah Farmasi Blok C RS Baptis Kediri

1

2

5

2

4

223

Page 8: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Keterangan :

1 = Rak Obat Reguler

2 = Meja Peracikan

3 = Meja Pengkajian Resep

4 = Rak Persediaan

5 = Kasir Blok C

6 = Tempat Penyerahan Obat

3

4

1

1

1

5 6

Page 9: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Denah Gudang Logistik Farmasi RS Baptis Kediri

Keterangan :

1 = Rak Penyimpanan Obat

2 = Tempat Penyimpanan Sediaan Infus

3 = Meja Administrasi ( Penerimaan Perbekalan Farmasi )

BAB 1

1

11

1

1

33

2

Page 10: Laporan Prakerin Rumah Sakit

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu upaya meningkatkan pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan serta kemampuan di bidang kefarmasian atau bidang yang

berkaitan dengan kefarmasian yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Selain

itu juga berfungsi sebagai kegiatan pengembangan sumber daya manusia untuk

meningkatkan potensi dan produktivitas secara optimal, serta untuk mendapatkan

wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan dibidang farmasi. Diharapkan dengan

adanya Praktik Kerja Industri (Prakerin) ini dapat meningkatkan potensi serta

mempersiapkan diri untuk mampu berkompetisi dan lebih siap serta matang berperan

sebagai tenaga kefarmasian dengan menerapkan kode etik seorang farmasi. Siswa

Sekolah Menengah Kejuruan Farmasi dibekali materi umum (Normatif), pengetahuan

dasar penunjang (Adaptif), serta teori dan ketrampilan dasar kejuruan (Produktif).

SMK Farmasi memiliki kegiatan yaitu melaksanakan Prakerin yang ditujukan untuk

menambah pengetahuan serta pengalaman siswa dan juga sebagai syarat untuk

mengikuti Ujian Akhir Nasional Tahun ajaran 2014 - 2015

Disini, SMK Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono menggunakan sarana

Prakerin yaitu, Sarana Kesehatan sebagai tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan pengupayaan kesehatan. Sarana Kesehatan yang digunakan adalah

Rumah Sakit dan Apotek. Salah satunya terdapat pada UU No. 23 Tahun 1992

tentang Kesehatan adalah mencakup pembuatan, pengendalian mutu sediaan farmasi,

pengadaan, penyimpanan, distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat

berdasarkan resep dokter, pengembangan obat, serta bahan obat atau obat tradisional.

Sesuai dengan kejuruan SMK Farmasi Katolik Wiyata Farma Kertosono di bidang

kesehatan, maka dilakukannya Prakerin di Rumah Sakit tepatnya di Instalasi Farmasi.

B. TUJUAN UMUM

Berikut ini merupakan tujuan dari Prakerin, yaitu :

Memberikan pengalaman kerja kepada siswa, serta membandingkan pelajaran

yang terdapat di sekolah dengan pengetahuan dan pengalaman yang didapat di

Instalasi Farmasi RS Baptis Kediri, serta memahami hubungan antara

pelajaran yang didapat dengan pekerjaan sebagai Asisten Apoteker di Rumah

Sakit.

Page 11: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Memberi pengakuan serta penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai

bagian dari proses pendidikan.

Mengetahui peran Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian dalam

mengelola obat di RS Baptis Kediri dan memberikan Pelayanan Kefarmasian.

Memperkokoh hubungan keterkaitan dan kesepaduan ( Link and Match )

antara Sekolah dan Industri.

Mengatur pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Mengatur pembuatan Laporan Praktik Kerja Lapangan

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

Selain itu tujuan yang paling penting adalah, sebagai berikut :

Mengetahui Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas ( Job Description ) di

Instalasi Farmasi RS Baptis Kediri

Mengetahui fungsi pengelolaan obat di lingkungan Rumah Sakit

Mengetahui tentang pengadaan, administrasi, dan pendistribusian obat

Mengetahui pengkhususan pelayanan dengan system blok

Mengetahui berbagai macam jenis obat baik dengan nama Generik maupun

dengan nama Paten yang belum pernah dijumpai di Sekolah

Mengetahui pengetahuan tentang fungsi, tugas, dan wewenang Asisten

Apoteker di Instalasi Farmasi

E. MANFAAT

Adapun manfaat dilaksanakannya Prakerin antara lain :

Mengetahui tentang Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas yang terdapat di

Instalasi Farmasi RS Baptis Kediri

Calon Tenaga Teknis Kefarmasian diharapkan mampu memahami fungsi dan

peran Tenaga Teknis Kefarmasian di RS Baptis Kediri

Mengetahui tentang sistem pelayanan yang terdapat di Instalasi Farmasi RS

baptis

Mampu menjalin kerjasama dan komunikasi dengan petugas kesehatan lain

secara professional

Calon Tenaga Teknis Kefarmasian diharapkan mampu berfikir secara umum

untuk melihat perbedaan antara teori dan praktik

F. KEGIATAN PESERTA PRAKERIN

Minggu Pertama di IFRS Baptis Kediri :

Page 12: Laporan Prakerin Rumah Sakit

a. Mempresentasikan tentang Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit

b. Mempelajari sediaan yang ada di Gudang Logistik Farmasi

c. Mempelajari tentang Alur Pengadaan Obat, Penerimaan Obat, dan Retur

Obat

Minggu Kedua di IFRS Baptis Kediri :

a. Belajar membaca Resep

b. Pengenalan tentang Farmasi Blok A

c. Mempelajari sediaan dagang dan generic di Farmasi Blok A

d. Mengamati proses pelayanan kefarmasian di Farmasi Blok A

e. Mempelajari alur pelayanan resep di Farmasi Blok A

f. Mengamati proses Dispensing

g. Menyesuaikan Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit dengan

Pelayanan Kefarmasian di Farmasi Blok A

h. Melakukan pengamatan proses KIE kepada pasien

Minggu Ketiga di IFRS Baptis Kediri

a. Pengenalan tentang Farmasi Blok B

b. Mempelajari sediaan dagang dan generic di Farmasi Blok B

c. Mengamati proses Dispensing

d. Mengamati proses pelayanan kefarmasian di Farmasi Blok B

e. Mempelajari alur pelayanan resep di Farmasi Blok B

f. Pengamatan proses KIE kepada pasien

g. Menyesuaikan Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit dengan

Pelayanan Kefarmasian di Farmasi Blok B

h. Belajar membaca resep

i. Melayani resep sesuai dengan dosis yang diminta

j. Menyetok persediaan obat yang masuk

k. Pengenalan tentang Farmasi Blok C

l. Mempelajari sediaan dagang dan generic

m. Mengamati proses Dispensing

n. Mengamati proses pelayanan kefarmasian di Farmasi Blok C

o. Mengamati proses KIE kepada pasien

p. Menyetok persediaan obat yang keluar

q. Belajar membaca resep dan mengambil sediaan sesuai dengan dosis yang

diminta

Minggu Keempat di IFRS Baptis Kediri

a. Pengenalan tentang Farmasi Rawat Inap

Page 13: Laporan Prakerin Rumah Sakit

b. Mempelajari sediaan dagang dan generic, serta macam-macam Alat

Kesehatan

c. Mengamati proses Dispensing

d. Mengamati proses pelayanan kefarmasian di Farmasi Rawat Inap

e. Mengamati proses KIE kepada pasien

f. Mengamati proses pengambilan obat Inhealth dan regular

g. Mempelajari system distribusi obat untuk pasien rawat inap

h. Mempelajari system DDD ( Daily Doses Dispensing )

i. Mempelajari alur permintaan obat rawat inap bila dokter tidak ada

ditempat atau permintaan baru yang mendadak

j. Mempelajari alur pengerjaan IGD pulang

k. Mempelajari pengerjaan obat pasien rawat inap disertai informasi obat

pulang dan telaah resep

l. Mempelajari alur pengerjaan pasien Instalasi Rawat Jalan pulang di

Farmasi Rawat Inap

m. Mempelajari alur pemesanan obat Inhealth

Terdapat pula Hak dan Kewajiban selama masa Prakerin berlangsung, antara lain :

Hak Peserta Prakerin

1. Mendapatkan kwitansi pembayaran biaya Prakerin

2. Mendapatkan kartu tanda pengenal sebagai praktikan

3. Mendapatkan kesempatan, fasilitas dan pembimbingan Prakerin sesuai

kesepakatan

4. Mendapatkan Sertifikat Prakerin

Kewajiban Peserta Prakerin

1. Menyelesaikan tanggung jawab administrasi

2. Berkoordinasi dengan pejabat berwenang di tempat Prakerin dan menaati

peraturan yang ada di ruang tersebut

3. Berpakaian rapi/seragam, menjaga kesopanan dan menghargai hak-hak

pasien

4. Melakukan praktik sesuai standart pelayanan yang ditetapkan

5. Tidak melakukan hal-hal yang merugikan dan membahayakan pasien

6. Menjaga nama baik RS Baptis Kediri

7. Mempertanggungjawabkan pelaksanaan Prakerin dengan melaporkannya ke

Rumah Sakit Baptis Kediri

Page 14: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Disamping itu juga, peserta Prakerin harus mengupayakan Kesanggupan Etika

Prakerin, yaitu :

1. Selama Prakerin menjaga kesopanan dan menghargai hak-hak pasien untuk

bersedia dan tidak bersedia diberi layanan.

2. Selama Prakerin tidak merugikan reputasi dan pelayanan RS Baptis Kediri.

3. Selama Prakerin tidak melakukan tindakan yang membahayakan

keselamatan pasien.

4. Selama Prakerin tidak melakukan tindakan yang merugikan pasien.

5. Selama Prakerin sanggup mentaati peraturan dan tata tertib di RS Baptis

Kediri.

Jika terjadi pelanggaran Etika selama masa pembelajaran peserta Prakerin, maka akan

dikenai sanksi pelanggaran, yaitu :

1. Permintaan maaf kepada pasien yang telah dirugikan akibat pelanggaran

yang dilakukan peserta Prakerin.

2. Pemindahan tempat Prakerin jika menimbulkan suasana kerja tidak nyaman.

3. Konsekuensi hukum atas kelakuan selama Prakerin yang memfitnah atau

merusak reputasi RS Baptis Kediri

Page 15: Laporan Prakerin Rumah Sakit

BAB II

URAIAN UMUM

A. TINJAUAN RUMAH SAKIT UMUM

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rumah sakit

adalah suatu lembaga komunitas yang merupakan instrument masyarakat yang

menjadi titik fokus untuk mengkoordinasikan dan menghantarkan pelayanan

kesehatan kepada komunitasnya. Berdasarkan hal tersebut, rumah sakit dapat

dipandang sebagai suatu struktur terorganisasi yang menggabungkan bersama semua

profesi kesehatan, fasilitas diagnostik dan terapi, alat dan perbekalan serta fasilitas

fisik ke dalam suatu sistem terkoordinasi untuk penghantaran pelayanan kesehatan

bagi masyarakat.

Menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang

Rumah Sakit, Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan

kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitative

Untuk menjalankan tugas sebagaimana yang dimaksud, rumah sakit mempunyai

fungsi sebagai berikut :

Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan Standar Pelayanan Rumah Sakit.

Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai dengan kebutuhan

medis.

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Indikator merupakan variabel ukuran atau tolok ukur yang dapat menunjukkan

indikasi-indikasi terjadinya perubahan tertentu. Menurut Keputusan Menteri

Kesehatan RI Nomor 228/MENKES/SK/III/2002 tentang Pedoman Penyusunan

Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan daerah, untuk

mengukur kinerja rumah sakit ada beberapa indikator, yaitu

Page 16: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Input, yang dapat mengukur pada bahan alat sistem prosedur atau orang yang

memberikan pelayanan misalnya jumlah dokter, kelengkapan alat, prosedur

tetap dan lain-lain.

Proses, yang dapat mengukur perubahan pada saat pelayanan yang misalnya

kecepatan pelayanan, pelayanan dengan ramah dan lain-lain.

Output, yang dapat menjadi tolok ukur pada hasil yang dicapai, misalnya

jumlah yang dilayani, jumlah pasien yang dioperasi, kebersihan ruangan.

Outcome, yang menjadi tolok ukur dan merupakan dampak dari hasil

pelayanan sebagai misalnya keluhan pasien yang merasa tidak puas terhadap

pelayanan dan lain-lain.

Benefit, adalah tolok ukur dari keuntungan yang diperoleh pihak rumah sakit

maupun penerima pelayanan atau pasien yang misalnya biaya pelayanan yang

lebih murah, peningkatan pendapatan rumah sakit.

Impact, adalah tolok ukur dampak pada lingkungan atau masyarakat luas

misalnya angka kematian ibu yang menurun, meningkatnya derajat kesehatan

masyarakat, meningkatnya kesejahteraan karyawan.

Menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah

Sakit, Rumah Sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya,

antara lain :

Berdasarkan jenis Pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan

dalam Rumah Sakit Umum dan Rumah sakit Khusus,

Rumah Sakit Umum, memberikan pelayanan kesehatan pada semua

bidang dan jenis penyakit.

Rumah Sakit Khusus, memberikan pelayanan utama pada satu bidang

atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan

umur, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.

Berdasarkan Pengelolaannya, Rumah Sakit dapat dibagi menjadi Rumah Sakit

Publik dan Rumah Sakit Privat,

Rumah Sakit Publik sebagaimana yang dimaksud dapat dikelola oleh

pemerintah, pemerintah daerah, dan badan hukum yang bersifat

nirlaba. Rumah Sakit Publik yang dikelola pemerintah dan pemerintah

daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan Badan Layanan

Umum atau Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Rumah Sakit Publik yang dikelola

pemerintah dan pemerintah daerah sebagaimana yang dimaksud tidak

dapat dialihkan menjadi Rumah Sakit Privat.

Page 17: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Rumah Sakit Privat sebagaimana dimaksud dikelola oleh badan

hukum dengan tujuan profit yang terbentuk perseroan terbatas atau

persero

Menurut Undang Undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009 tentang Rumah

Sakit, Rumah Sakit Umum diklasifikasikan sebagai berikut :

Rumah Sakit Umum Kelas A

Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subspesialistik

luas.

Rumah Sakit Umum Kelas B

Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik sekurang-kurangnya sebelas

spesialistik dan subspesialistik terbatas.

Rumah Sakit Umum Kelas C

Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar.

Rumah Sakit Umum Kelas D

Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai

fasilitas dan kemampuan pelayanan medik dasar

A. TINJAUAN RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

Data Umum RS Baptis Kediri

Nama : Rumah Sakit Baptis Kediri

Pemilik Yayasan : Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia

Direktur : DR.dr. Hudi Winarso, Sp.And, M.Kes

Berdiri : 28 Februari 1957

Kelas : Kelas B

Akreditasi : 16 Pelayanan

Tempat Tidur : 214 Tempat Tidur

Luas Bangunan : 15.470,26 m2

Luas Tanah : 21.202 m2

Alamat : Jl. Brigjen (pol) I.B.H. Pranoto 1-7 Kediri, Jawa Timur

Nomor Telepon : (0354) 682170, 684172

Faksmile : (0354) 681173

E-mail : [email protected]

Page 18: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Website : www.rsbaptiskdr.com

VISI

Menjadi Rumah Sakit Pilihan dan Rujukan Utama dengan dasar Kasih Kristus

MISI

1. Memberikan pelayanan kesehatan prima secara Holistik, berlandaskan Kasih

Kristus kepada setiap orang tanpa membedakan Status Sosial, Golongan,

Suku dan Agama.

2. Memberikan pelayanan kesehatan berstandart akkreditasi terbaik

NILAI DASAR

Iman, Pengaharapan, dan Kasih

BUDAYA ORGANISASI

Keramahtamahan dan Kekeluargaan

MOTTO

“SAHABAT TERPERCAYA MENUJU SEHAT”

FASILITAS DAN PELAYANAN

Pelayanan 24 jam

1. Instalasi Gawat Darurat

2. Instalasi Laboratorium

3. Instalasi Farmasi

4. Instalasi Radiologi

5. Instalasi Bedah Sentral

Pelayanan Rawat Jalan

1. Spesialis Penyakit Dalam

2. Spesialis Bedah Umum

3. Spesialis Bedah Ortopedi

4. Spesialis Bedah Urologi

5. Spesialis Anak

6. Spesialis Kandungan dan Kebidanan

7. Spesialis Saraf

8. Spesialis Jantung

9. Spesialis Kedokteran Jiwa

Page 19: Laporan Prakerin Rumah Sakit

10. Spesialis Mata

11. Spesialis THT-KL

12. Spesialis Andrologi

13. Spesialis Ortodonsi

14. Anti Aging

15. Sistem Blok

16. Sistem SIM

17. Ruangan Ber-AC

Pelayanan Rawat Inap

1. Kelas III

2. Kelas II

3. Kelas I

4. VIP

5. VVIP

6. IPI

7. Risti

8. Isolasi

Klinik Tumbuh Kembang

Pelayanan kepada anak-anak dengan masalah atau keabnormalan pertumbuhan

dan perkembangan

1. Medis

2. Gizi

3. Fisioterapis

4. Terapi Wicara

5. Psikologis

Klinik Ortodonsi

Perawatan meratakan gigi

1. Gigi mrongos, gingsul, berjejal, bogang

2. Muka burung, gigi atas maju

3. Gigi bawah terlalu maju

4. Paska kecelakaan, rahang patah

5. Gigi goyang, modot, miring

Layanan Treadmill

Page 20: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Suatu uji latih beban jantung untuk mengetahui Penyakit Jantung Koroner (PJK)

1. Mengetahui beban jantung yang aman

2. Menilai kegawatan irama jantung

3. Menilai respon tekanan darah

4. Menilai kemampuan Cardiopulmoner

5. Mendapatkan gambaran kekuatan otot jantung

Layanan Ekokardiografi

Pemeriksaan jantung canggih dengan menggunakan ultrasonografi.

Manfaat

1. Mengetahui penyakit jantung bawaan

2. Menilai fungsi jantung

3. Menilai kontraksi otot jantung

4. Menilai kelainan katub jantung

5. Menilai keadaan pembuluh koroner

6. Menilai terdapatnya thrombus

7. Menilai adanya Infark Jantung

8. Menilai adanya peradangan jantung

9. Menilai komplikasi jantung

Medical Check Up

1. Paket Ekonomis ( Pelajar, Mahasiswa, Calon pengantin, Tenaga kerja )

2. Paket Premium

3. Paket Silver

4. Paket Gold

Sarana dan Prasarana

1. Gedung nyaman dan aman

2. Area parkir luas

3. Anjungan Tunai mandiri ( ATM)

4. Taman Dahar, Kantin, Toko Buku

Berikut ini adalah daftar Dokter RS Baptis Kediri, sesuai dengan tempat praktik masing-masing,

BLOK A (Klinik Lantai 1)

Jantung & Pembuluh Darah : dr. Arijanto, Sp.JP FIHA

Saraf : dr. Novian Wibowo, Sp.S

Page 21: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Mata : dr. Rosse E. Grace Lomboan, Sp.M

Kedokteran Jiwa : dr. Hedina Suwondo, Sp.KJ

BLOK B (Klinik Lantai 1)

Penyakit dalam : dr. Sebastianus Jobul, Sp.PD

dr. Heru Hermawan , Sp.PD

dr. Rahaju Astuti Gunadi

dr. Mary Elisabeth W.M.

Bedah umum : dr. Dominggus Langgar, Sp.B

dr. Andreas Wahyudi, Sp.B

Bedah urologi : dr. Prijambodo Tjatur Adi, Sp.U

Bedah Ortopedi : dr. Yoyok Prasetijo K, Sp.OT

Kebidanan & Kandungan : dr. Arnold K. Serworwora, Sp.OG

BLOK C (Klinik Lantai 2)

Anak : dr. Iva Yuana, M.Si.Med., Sp.A

dr. Rihi Here Willa, Sp.A

Andrologi : Dr. dr. Hudi Winarso, M.Kes., S.And

THT-KL : dr. Suharyono, Sp.THT-KL

dr. Lidwina, Sp.THT-KL

Anti Aging : dr. Sukoyo Suwandani, M.Biomed

KLINIK GIGI (Lantai 1)

Ortodonsi : drg. Petrus Rimba, Sp.Ort

Gigi : drg. Martitik Sumadani

drg. Christinne Triwidawati

drg. Avi Yulinda Fury

Anastesi : dr. Marolop Sihombing, Sp.An

Radiologi : dr. Franco Jesaja W. S.Rad

Patologi Klinik : dr. Eva Nirmala, Sp.PK

Asuransi Inhealth : dr. Wisnaningsih

Instalasi Rawat Jalan : dr. Ruth Winanti K.

GEDUNG DUVALL (Lantai 1)

Klinik Rehabilitasi Medik : dr. Guido Okta Vianney, Sp.KFR

dr. Dewi Gunawan, Sp.KFR

Instalasi Gawat Darurat : dr. Lilik Wahyu Endang

Page 22: Laporan Prakerin Rumah Sakit

dr. Wahyu Yulianto

dr. Yunita Lilliana

dr. Lina Aprilia

dr. Pebtu Gita hartanto

dr. Ivan Christianto Jobul

dr. Christophorus Oetama Adiatmaja

B. SEJARAH RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

“Rumah Sakit Baptis” Kediri dibidani oleh Badan Misi Amerika untuk kesehatan di

Indonesia yang datang pada tahun 1951 dengan tujuan menyatakan cinta kasih Yesus

Kristus di bidang kesehatan dalam rangka mengisi kemerdekaan Republik Indonesia.

“Rumah Sakit Baptis” Kediri dirintis pada bulan September 1954 oleh Miss Ruth L.

Ford bersama Miss Everly Hayes dengan membuka sebuah klinik kesehatan di desa

Semampir, Kediri yang mulai operasional pada tanggal 28 Februari 1955 dan

diresmikan oleh dr. Saiful Anwar selaku kepala IKES Jawa Timur. Pada tanggal 28

Februari 1957 ditutup dan sebagai gantinya dibuka klinik baru di desa Bangsal,

Kecamatan Pesantren. Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai kelahiran “Rumah

sakit Baptis” Kediri.

Dokumen tertulis yang menyatakan alasan keberadaan “Rumah Sakit Baptis”

Kediri yang tercantum dalam sambutan dr. Kathleen C.Jones, MD selaku direktur

menyebutkan bahwa Rumah Sakit Baptis Kediri ada karena ingin meneladani

pelayanan Yesus Kristus. “Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea, Ia mengajar di

rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil kerajaan Allah serta melenyapkan segala

penyakit dan kelemahan diantara bangsa itu. Maka tersiarlah berita tentang Dia

diseluruh Syria dan dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, lalu

Yesus menyembuhkan mereka.”(Matius 4:23-24)

Page 23: Laporan Prakerin Rumah Sakit

C. DESKRIPSI TUGAS

a. Kepala Instalasi Farmasi :

Page 24: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Bertanggung jawab terhadap berjalannya seluruh fungsi dan kegiatan

kefarmasian di lingkungan RS Baptis Kediri

Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana strategis dan program

kerja Instalasi Farmasi

Melakukan kajian untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di RS

Baptis Kediri

Mengkoordinasi fungsi pelayanan lintas sekitar yang mendukung

pelaksanaan pekerjaan kefarmasian di lingkungan RS Baptis Kediri

Menyusun laporan pertanggungjawaban terhadap kegiatan kefarmasian

dalam periode pelaporan tertentu secara administrative dan legal hukum

Melakukan pengembangan staf dan program pendidikan sesuai dengan

musrenbag Instalasi Farmasi

Mengkoordinir pengumpulan data evaluasi dalam upaya pengembangan

Formularium RS Baptis Kediri, pada perannya sebagai sekretaris Panitia

Farmasi dan Terapi

b. Penanggung Jawab Farmasi Rawat Inap :

Mengkoordinasi pelaksanaan teknis pekerjaan kefarmasian di Depo Farmasi

Rawat Inap

Mensupervisi pelaksanaan teknis lain dalam pelaksanaan pekerjaan

kefarmasian di Depo Farmasi Rawat Inap

Memastikan berlangsungnya kegiatan administrasi dan pencatatan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku sebagai sumber data untuk evaluasi

Memberikan masukan evaluasi kegiatan dan penilaian karyawan pada

Kepala Instalasi Farmasi

c. Administrasi Farmasi Rawat Inap :

Melakukan rekapitulasi pengeluaran perbekalan farmasi dari Farmasi Rawat

Inap ke Ruang Perawatan

Merekap output kerja Farmasi Rawat Inap untuk dapat dikirimkan ke

Instalasi Rekam Medik dan Infokes

Koordinasi penjadwalan dinas untuk menunjang pelayanan farmasi di

Farmasi Rawat Inap

Stok akhir obat-obat golongan narkotika dan psikotropika dalam lemari

penyimpanan khusus

Membuat notulen pertemuan

Page 25: Laporan Prakerin Rumah Sakit

d. Staf Pelaksana Pekerjaan Farmasi Rawat Inap

Menyiapkan permintaan obat dan alat kesehatan dari Ruang Perawatan

Menyiapkan pesanan obat pasien pulang

e. Penanggung Jawab Farmasi Rawat Jalan

Mengkoordinasi pelaksanaan teknis pekerjaan kefarmasian di Depo Farmasi

Rawat Jalan

Mensupervisi pelaksanaan teknis lain dalam pelaksanaan pekerjaan

kefarmasian di Depo Farmasi Rawat Jalan

Memastikan berlangsungnya kegiatan administrasi dan pencatatan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku sebagai sumber data untuk evaluasi

Memberikan masukan evaluasi kegiatan dan penilaian karyawan pada

Kepala Instalasi Farmasi

f. Administrasi Farmasi Rawat Jalan

Melakukan pencatatan pengeluaran obat dari Farmasi Rawat Jalan untuk

pasien asal Instalasi Rawat jalan

Menghitung jumlah pasien dan jumlah resep yang dikerjakan setiap hari

g. Staf Pelaksana Pekerjaan Farmasi Rawat jalan

Melakukan kegiatan administrasi stok obat yang dipakai

Menyiapkan obat pasien pulang

h. Penanggung Jawab Gudang Logistik Farmasi

Melakukan estimasi pembelian, penerimaan, penyimpanan, dan

mendistribusikan perbekalan farmasi dll dalam lingkup penunjang medis,

sesuai dengan peraturan yang berlaku

Mengontrol ketersediaan perbekalan farmasi untuk dapat menunjang

perbekalan farmasi

Inveristarisasi pemenuhan kebutuhan obat semua Depo Pelayanan Farmasi

baik di Rawat Inap dan Rawat jalan

Melakukan kegiatan administrasi berupa pencatatan manual dan

komputerisasi semua obat, bahan obat, reagen laboratorium

i. Penanggung Jawab Unit Kamar Steril

Mengkoordinir pelaksana teknis pekerjaan pengelolaan dan produksi bahan

menjadi steril

Page 26: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Mensupervisi pelaksanaan teknis pekerjaan di Unit kamar Steril

Memastikan pencatatan dan kegiatan administrasi berjalan sesuai dengan

persyaratan

Berperan aktif pada Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

j. Penanggung Jawab Monitoring dan Evaluasi

Melaksanakan evaluasi dan monitoring terhadap pencapaian kinerja dan

permasalahan yang berhubungan dengan pekerjaan kefarmasian

Mengupayakan upaya perbaikan mutu terlaksana sesuai dengan keputusan

yang disepakati

Mengkoordinasikan update keprofesian pada semua Tenaga Teknis

Kefarmasian di RS Baptis Kediri

D. PENGELOLAAN INSTALASI FARMASI RS BAPTIS KEDIRI

Dalam Instalasi Farmasi Rumah Sakit Baptis Kediri dikelola oleh seorang

Apoteker yang bernama Debby Christianti S.Farm, Apt dibantu oleh beberapa

Apoteker Pendamping dan Asisten Apoteker yang memenuhi persyaratan perundang

undangan yang berlaku dan bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan kefarmasian,

yang terdiri dari pelayanan paripurna yang mencakup perencanaan, pengadaan,

produksi, penyimpanan perbekalan farmasi/kesehatan, dispensing berdasarkan resep

bagi pasien rawat inap dan rawat jalan, pengendalian mutu, distribusi, dan

penggunaan seluruh perbekalan kesehatan di Rumah sakit.

Pengelolaan Perbekalan Farmasi RS Baptis Kediri, meliputi

1. Memilih perbekalan farmasi sesuai dengan kebutuhan pelayanan

Rumah Sakit

2. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal

3. Mengadakan perbekalan farmasi berpedoman pada perencanaan yang

telah dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku

4. Memproduksi perbekalan farmasi untuk memenuhi kebutuhan

pelayanan kesehatan di Rumah Sakit

5. Menerima perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan

yang berlaku

6. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan

persyaratan kefarmasian

7. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan di Rumah

Sakit

Page 27: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Administrasi dan Pengelolaan, meliputi

1. Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan

farmasi yang efisien dan bermutu

2. Adanya badan organisasi yang menggambarkan uraian tugas, fungsi,

wewenang dan tanggung jawab serta hubungan koordinasi baik

didalam atau diluar pelayanan farmasi yang ditetapkan oleh pimpinan

RS Baptis Kediri

3. Dokumentasi yang rapi dan rinci dari pelayanan farmasi dan dilakukan

evaluasi terhadap pelayanan farmasi setiap tiga tahun

Staf dan Pimpinan, meliputi

1. Pelayanan Farmasi diatur dan dikelola demi tercapainya tujuan

pelayanan

2. IFRS (Instalasi Farmasi Rumah Sakit) dipimpin oleh Apoteker yang

telah terdaftar di Dinkes Kota dan Provinsi dan mempunyai Surat Izin

Kerja

3. Pada pelaksanaannya Apoteker dibantu oleh Tenaga Ahli Madya dan

Tenaga Menengah Farmasi

4. Adanya uraian tugas dan (job description) bagi staf dan pimpinan

farmasi

5. Adanya Komite/Panitia Farmasi dan Terapi di rumah sakit dan

apoteker IFRS menjadi sekretaris komite/panitia.

Kebijakan dan Prosedur

1. Semua kebijakan dan prosedur yang dikeluarkan harus tertulis,

dicantumkan tanggal dikeluarkannya peraturan tersebut

2. Kebijakan dan prosedur yang ada harus mencerminkan standar

pelayanan farmasi dan tujuan dari pelayanan farmasi itu sendiri

3. Criteria kebijakan dan prosedur dibuat oleh kepala IFRS, serta Panitia

Farmasi dan Terapi

4. Obat hanya dapat diberikan setelah mendapat pesanan dari dokter, dan

dilakukan analisa secara kefarmasian

5. Harus ada system yang mendokumentasikan penggunaan obat yang

salah dan atau mengatasi masalah obat

Dalam pengelolaan dan pelayanan farmasi di RS Baptis Kediri, Tenaga Kefarmasian

(Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian) harus memenuhi standar kompetensi

sebagai Tenaga Kefarmasian, meliputi

Page 28: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Elemen dan Konseptual :

1. Perencanaan dan Penyimpanan sediaan Farmasi

2. Penyediaan dan Penyerahan perbekalan Farmasi

3. Penyediaan Pelayanan Farmasi

4. Partisipasi dalam penggunaan sediaan Farmasi yang rasional

5. Penyediaan Informasi Kefarmasian

6. Pengembangan Pelayanan Kefarmasian

7. Penerapan kemampuan manajerial/organisasional dalam pekerjaan

kefarmasian, pemahaman UU dan Peraturan dalam implementasi Akreditasi

RS

.

E. PERSYARATAN APOTEKER PENGELOLA INSTALASI FARMASI

1. Apoteker harus mempunyai SIPA dan STRA

2. Telah mengucapkan janji/sumpah sebagai Apoteker

3. Ijazah Apoteker telah terdaftar di Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten tempat

Pekerjaan Kefarmasian dilakukan

4. Mempunyai pengalaman minimal 2 tahun dibagian farmasi Rumah Sakit

5. Mempunyai kemampuan untuk melihat masalah, menganalisa, dan

memecahkan masalah

6. Mampu melakukan akuntabilitas praktik kefarmasian

7. Terdaftar di Asosiasi Profesi Apoteker

8. Sehat fisik dan mental untuk melaksanakan tugas sebagai seorang Apoteker

9. Mampu memberikan pelayanan kefarmasian

10. Tidak bekerja di Industri Farmasi, Apotek, Klinik lain

11. Mampu mengelola manajemen praktis farmasi

12. Mampu melaksanakan penelitian dan pengembangan dibidang farmasi

klinik

F. KELENGKAPAN PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI

Perbekalan Farmasi

Instalasi Farmasi RS Baptis Kediri menyediakan perbekalan farmasi yang

dibutuhkan masing-masing blok dan ruangan di RS Baptis Kediri, meliputi

1. Alat Kesehatan

2. Cairan Infus

3. Injeksi (Ampul/Vial)

4. Obat-obatan Generik (Tablet, Kaplet, Syrup, Dry Syrup)

Page 29: Laporan Prakerin Rumah Sakit

5. Obat-obatan dengan nama Dagang (Tablet, Kaplet, Syrup, Dry Syrup)

6. Reagensia Laboratorium

7. Gas Medis ( Gudang Umum )

Salinan resep (Copy Resep)

Salinan resep adalah salinan yang dibuat oleh Instalasi Farmasi RS Baptis

Kediri jika sediaan yang ada di resep tidak tersedia.

Etiket

Etiket berisi segala aturan tentang pemakaian sediaan farmasi. Kelengkapan

pada etiket,

1 Tanggal penulisan etiket

2 Nama pasien

3 No. klinik

4 Keterangan tentang aturan pakai obat

Etiket dibedakan menjadi 2 warna yaitu putih dan biru, putih untuk obat

dengan pemakaian secara oral (mulut) atau obat yang diminum, sedangkan

yang berwarna biru untuk obat dengan pemakaian luar. Pada wadah pula

dipasang etiket tambahan, misalnya Obat Diminum Sampai Habis, Simpan

Ditempat Kering.

Skrininng Resep (Pengkajian Resep)

Kegiatan dalam pelayanan kefarmasian yang dimulai dari seleksi persyaratan

administrasi, persyaratan farmasi, dan persyaratan klinik baik untuk pasien

rawat inap maupun rawat jalan.

Persyaratan administrasi, meliputi

1 Nama, SIP, dan Alamat Dokter

2 Tanggal Penulisan Resep

3 Tanda tangan/paraf dokter penulis resep

4 Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien

5 Nama obat, potensi, dosis, jumlah yang diminta

6 Cara pemakaian yang jelas

Persyaratan farmasi, meliputi

1 Bentuk sediaan obat, dosis, potensi

2 Stabilitas obat dan Inkompatibilitas

3 Cara dan lama pemberian

Persyaratan klinik, meliputi

Page 30: Laporan Prakerin Rumah Sakit

1 Ketepatan indikasi, dosis, dan waktu penggunaan obat

2 Duplikasi pengobatan

3 Alergi, interaksi dan efek samping obat

4 Kontra indikasi

5 Efek adiktif

Jika ada keraguan terhadap resep hendaknya dikonsultasikan kepada dokter

penulis resep dengan memberikan pertimbangan dan alternative seperlunya

bila perlu menggunakan persetujuan setelah pemberitahuan.

G. JENIS PELAYANAN DI IFRS BAPTIS KEDIRI

Alur Pelayanan Resep yang dilayani Farmasi Rawat Inap ( dari ) :

1. IGD

a. Inhealth

- Opname ( Masuk langsung opname )

- Pulang ( Masuk langsung pulang )

- Pada saat Opname

- Setelah Opname, pulang

b. Reguler

- Opname ( Masuk langsung opname )

- Pulang ( Masuk langsung pulang )

- Pada saat Opname

- Setelah Opname, pulang

2. KLINIK

a. Inhealth

- Hanya untuk Pasien Purna

- Pasien ( Karyawan ) Verifikasi/Acc di Loket 10 Apotek

- Pasien ( Umum ) Apotek

b. Reguler

PENGAMBILAN OBAT DI INSTALASI RAWAT JALAN

A. Buku Administrasi

1. Buku Register Obat Pasien Pulang/Kontrol ( PURNA )

Page 31: Laporan Prakerin Rumah Sakit

2. Buku Penyerahan Obat Pasien Opname ( INHEALTH )

3. Buku Register Obat Pasien INHEALTH ( IGD/Klinik/Opname/Pulang )

4. Buku Penyerahan Obat Pasien Opname ( PURNA )

5. Laporan Dinas INHEALTH

6. Buku Pengambilan Obat Pasien INHEALTH Pulang

7. Buku Pengambilan Obat ( PURNA )

8. Buku Penerimaan Resep Pasien Pulang/Kontrol VIP dan VVIP

9. Buku Penerimaan Resep Pasien Pulang ( Opname – Pulang ) Rawat Inap

10. Daftar Nama Pasien IGD/Klinik/Ruangan yang obatnya belum diambil

11. Buku Register Pasien ambil obat Resep separo Farmasi Rawat Inap

12. Buku Register obat Pasien REGULAR ( IGD/Klinik/Opname/Pulang )

PENJELASAN ALUR PELAYANAN DI FARMASI RAWAT INAP

A. IGD ( Inhealth )

Opname ( Masuk Langsung Opname )

Obat diberikan 1 hari, Opname, Besoknya obat diberikan per 3 hari ( untuk

pengambilan obat sendiri, langsung di Loket 10 )

Alur Pengambilan Obat :

Resep datang ( Resep + Foto Copy Inhealth ). Jangan lupa untuk menulis sediaan

farmasi yang ada di resep kedalam buku Register pasien opname ( Inhealth ). Dilihat

pada buku Daftar Nama Periksa Inhealth sesuai dengan status pasien ( Purna,

Karyawan, Umum ), sudah ada belum ? Kalau belum ada dibuatkan baru pada Kartu

Obat Pasien. Kemudian kartu Inhealthnya diberi nomor sesuai dengan Nomor Daftar

Periksa Akses Inhealth. Kalau sudah ada di buku Daftar Periksa, obat yang ada di

Resep ditulis pada Kartu Obat Pasien. Setelah itu, masukkan nama obat yang ada di

Resep kedalam Lembar Pemakaian Obat Rawat Inap (Hijau). Berikan No. Urut sesuai

dengan Status Pasien. Kemudian proses pemberian Etiket, Pengambilan Obat, Dalam

pengambilan obat harus memperhatikan Formularium Obat Inhealth untuk

menentukan batas maksimum penggunanaan sediaan tersebut. Dalam pengambilan,

terdapat pada Rak tersendiri yang memang diatur sedemikian rupa untuk obat-obat

Inhealth. Pengecekan kembali sediaan farmasi yang diambil sebelum diserahkan ke

pasien. Penyerahan obat yang sebelumnya Pasien disuruh untuk memberikan paraf di

Resep dan Buku Penyerahan Obat Pasien Opname (Inhealth), KIE.

Page 32: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Kelengkapan Resep setelah KIE ( Nomor Resep (walaupun terdapat lebih dari 1

lembar, penomoran tetap satu pada waktu resep datang), Resep, Form. Permintaan

Obat Khusus (kalau ada), Lembar Pemakaian Obat Inhealth (putih untuk farmasi,

hijau untuk perawat), Kartu Obat Pasien sesuai dengan status pasien, Surat Jaminan

Pelayanan. Untuk plastic dijepret dengan No Urut. Kelengkapan Resep ditaruh di

tempat tersendiri ( Opname )

Pulang ( Masuk Langsung Pulang )

Obat diberikan 3 hari, Resep datang + FC Inhealth + SJP

Alur Pengambilan obat :

Resep datang ( Resep + FC Inhealth + SJP ), dilihat pada buku daftar nama periksa

Inhealth, sudah ada belum ? ( Sesuai dengan status pasien ). Memberikan No. Urut

sesuai dengan status pasien. Kalau belum ada dibuatkan baru pada Kartu Obat Pasien,

kemudian kartu Inhealthnya diberi nomor sesuai dengan nomor daftar periksa akses

Inhealth. Kalau sudah ada di buku daftar periksa, ditulis pada Kartu Obat. Menulis

jenis obat yang diambil pada buku Register pengambilan Obat Inhealth pulang.

Penulisan etiket, pengambilan obat. Dalam pengambilan obat harus memperhatikan

Formularium Obat Inhealth untuk menentukan batas maksimum penggunanaan

sediaan tersebut. Dalam pengambilan, terdapat pada Rak tersendiri yang memang

diatur sedemikian rupa untuk obat-obat Inhealth. Jika ada obat yang tidak tersedia di

rak tersebut, bisa dibelikan di Apotek. Apabila suatu sediaan mempunyai batas

maksimum 60, sedangkan yang dibutuhkan adalah 90, maka pasien harus membayar

sisa obat 30 itu, karena obat tidak ditanggung oleh Asuransi ( Inhealth ). Pengecekan

sediaan farmasi yang diambil, sebelum diserahkan pasien. Penyerahan obat yang

sebelumnya pasien disuruh untuk memberikan paraf di resep dan buku pengambilan

obat pasien Inhealth pulang, KIE.

Kelengkapan resep setelah KIE ( No. Resep , Resep, Form. Permintaan obat khusus

( kalau ada ), FC Surat Jaminan Pelayanan )

Pada Saat Opname

Alur Pengambilan obat :

Perawat datang ke Depo Farmasi Rawat Inap dengan membawa Resep + Lembar

Pemakaian Obat Inhealth ( Hijau ). Memberikan No. Urut sesuai dengan status

pasien. Jangan lupa untuk mengisi sediaan farmasi yang ada di resep tersebut

kedalam buku Register pasien Opname ( Inhealth ). Kemudian petugas farmasi

mencari ( rumah ) Kartu Obat Pasien, dan mengisinya. Selain itu petugas juga

Page 33: Laporan Prakerin Rumah Sakit

mengisi Lembar Pemakaian Obat Rawat Inap. Setelah itu melihat pada buku

Formularium Obat Inhealth untuk menentukan batas maksimum obat yang diberikan.

Pengambilan obat terdapat pada Rak tersendiri ( khusus Inhealth ). Jika ada obat yang

tidak tersedia di rak tersebut, bisa dibelikan di Apotek. Setelah mengambil obat,

jangan lupa menulis jenis-jenis obat yang diambil di resep kedalam Buku penyerahan

obat Opname ( Inhealth ). Pengecekan kembali jenis sediaan yang diambil, kemudian

memberikan potongan no. Urut untuk dijepretkan pada plastik dan ditulisi nama serta

No. Klinik. Kemudian perawat ditelpon untuk memberitahu pasien, bahwa obat sudah

dapat diambil. Pasien datang membawa kwitansi pembayaran. Kwitansi yang

dimaksud adalah bukti pembayaran selain obat yang ditanggung oleh Inhealth.

Sediaan farmasi diberikan kepada pasien dengan membawa Lembar pemakaian Obat

Rawat Inap (Hijau) untuk diberikan kepada perawat. Setelah itu kelengkapan resep

ditempatkan pada tempat tersendiri ( di kardus yang ditulisi Pasien Inhealth Masih

Opname )

Setelah Opname Pulang

Perawat datang dengan membawa Resep pulang + Intake - Output + Surat Jaminan

Pelayanan asli, Foto Copy Form. Obat, Perasat dan Makanan, Lembar Pemakaian

Obat Rawat Inap Hijau, kemudian obat-obat yang masih tersisa beserta Slip Retur.

Lalu perawat menuliskan data singkat tentang pasien pulang pada buku penerimaan

Resep Pasien Pulang ( Opname - Pulang ) Rawat Inap. Setelah itu petugas farmasi

memberikan no. Urut sesuai dengan status pasien. Petugas farmasi menuliskan obat-

obat tersebur di buku Register obat pasien inhealth pulang. Kemudian petugas

farmasi menuliskan sisa obat pada baris ke 2 di obat tersebut dalam Lembar

pemakaian obat. Mencari tempat pasien inhealth opname, menuliskan obat pada

lembar pemakaian obat rawat inap putih, kartu obat pasien. Penulisan etiket,

pengambilan obat. Melihat pada buku Formularium Obat Inhealth untuk menentukan

batas maksimum obat yang diberikan. Pengambilan obat terdapat pada Rak tersendiri

( khusus Inhealth ). Pengecekan oleh petugas farmasi yang berbeda. Kemudian Pasien

datang dengan membawa kwitansi pembayaran, sebelum diserahkan dicek kembali,

penyerahan obat yang sebelumnya pasien disuruh untuk memberi paraf pada resep

dan buku pengambilan pasien Inhealth pulang. KIE

Kelengkapan resep ( No. Resep, Resep, Form Permintaan Obat khusus ( bila ada ),

Foto Copy surat jaminan pelayanan + yang asli, intake - output, foto copy obat,

perasat dan makanan, Lembar Pemakaian obat putih dan hijau, dan kartu obat pasien )

Page 34: Laporan Prakerin Rumah Sakit

B. IGD ( Reguler )

Opname (Masuk langsung Opname)

Obat diberikan 2 hari, pasien opname, besoknya obat diberikan per 3 hari + untuk

pengobatan diantarkan. Setelah itu kelengkapan resep ditaruh pada map sendiri-

sendiri sesuai dengan ruangan.

Alur pengambilan Obat

Resep datang (Resep), pengambilan Lembar Pemakaian Obat + Map yang baru.

Kemudian mengambil lembar serah terima obat DDD, setelah itu menuliskan jenis-

jenis obat yang diambil ke Lembar Pemakaian Obat. Pengambilan obat dan tidak

dietiketi (kecuali ruang anak memakai etiket). Pengambilan obat, penulisan pada

kartu stok. Masukkan kedalam map sesuai dengan ruangan. Pengecekan kembali oleh

petugas farmasi yang berbeda. Kemudian petugas hantaran obat akan mengirim obat

ke ruangan masing-masing.

Pulang ( masuk langsung pulang )

Obat diberikan sampai dengan tanggal kontrolnya, kecuali antibiotic.

Alur pengambilan obat

Resep datang ( Resep ). Jenis-jenis obat dientry kedalam STNK. STNK akan

mengeluarkan list merah dan otomatis computer kasir mengerti apabila obat ada dan

siap diberikan. Pasien membayar di kasir. Petugas farmasi melakukan penulisan

telaah resep dan informasi obat pasien, kemudian penulisan etiket. Pengambilan obat,

jangan lupa kartu stok. Kemudian ditulis di register obat pasien regular pulang.

Pengecekan kembali oleh petugas farmasi yang berbeda. Setelah itu pasien diminta

untuk menandatangani informasi obat pasien beserta menuliskan no.telepon. Proses

KIE terjadi.

Kelengkapan resep setelah KIE ( Resep, Telaah Resep, Informasi Obat Pasien )

Pada Saat Opname

Obat diberikan per 3 hari + penghantaran obat diantarkan

Alur Pelayanan :

Perawat menelepon kepada petugas farmasi untuk memesan obat, kemudian petugas

farmasi menulis jenis obat di lembar biru. Kemudian menuliskan pada LPO,

pengambilan obat, pengecekan kembali oleh petugas farmasi yang berbeda, setelah

itu diantarkan ke masing-masing ruangan. Di Ruang Perawat mengecek kembali obat

yang dipesan, kemudian memberi ACC pada lembar serah terima obat DDD.

Setelah Opname Pulang

Page 35: Laporan Prakerin Rumah Sakit

Obat diberikan sesuai dengan tanggal pasien control.

Alur pengambilan :

Perawat memberikan Resep pulang, kemudian penghantar obat membawa resep,

setelah itu petugas farmasi memasukkan jenis-jenis obat pada LPO ( obat pulang ),

penulisan etiket, penulisan telaah resep, informasi obat pasien, kemudian

pengambilan obat , pengecekan dengan petugas berbeda. Penulisan pada penulisan

pada buku register pasien opname pulang, penyerahan obat yang sebelumnya pasien

diminta untuk menandatangani informasi obat pasien, kemudian pasien menyerahkan

kwitansi, proses KIE terjadi.

Kelengkapan Resep setelah KIE ( Resep,LPO,Telaah Resep,Informasi Obat Pasien )

C. KLINIK

Yang dilayani adalah pasien Purna (Inhealth)

Resep diterima, beri no. urut resep (warna biru), 1 no resep 1 pasien. Cek

kelengkapan resep (misal tgl R/ belum ada, WAJIB dilengkapi), cek obat dan jumlah

obat dalam resep (obat setara Inhealth, jumlah obat sesuaikan dengan tgl kembali

control dan peresepan maksimal di FOI 2014), tulis macam dan jumlah obat dalam

Kartu Obat Pasien/Kartu Pemakaian Obat (sesuai dengan nama dan jumlah obat yang

diberikan), buat etiket, pengambilan obat, pengecekan oleh petugas farmasi yang

berbeda setelah itu ditulis pada buku register pasien purna pulang, proses KIE terjadi.

PENJELASAN ALUR PELAYANAN DI INSTALASI RAWAT JALAN

Perawat membawa resep dari dokter, kemudian petugas farmasi melakukan

pengkajian resep secara teliti dan cermat. Kemudian penulisan telaah resep dan

informasi obat pasien, serta penulisan etiket. Lembar Resep warna pink + Lembar

berjalan dimasukkan ke STNK blok tersebut, setelah itu diberikan kepada kasir, dari

kasir proses validasi terjadi. Lembar Resep warna putih digunakan untuk membantu

pengambilan obat. Setelah selesai pengecekan dilakukan oleh petugas farmasi yang

berbeda. Kemudian siap untuk diserahkan pasien. Setelah itu petugas farmasi maju ke

tempat penyerahan obat dengan memanggil nama dan alamat secara lengkap. Setelah

pasien menghampiri, petugas farmasi meminta bukti pembayaran untuk meneliti No.

Billing, beserta no. klinik. Setelah benar, pasien diminta untuk menandatangani

informasi obat pasien, setelah itu proses KIE terjadi.

Page 36: Laporan Prakerin Rumah Sakit

LAMPIRAN

LAPORAN LAPANGAN

DI

INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT

RUMAH SAKIT BAPTIS KEDIRI

TAHUN 2014

Page 37: Laporan Prakerin Rumah Sakit

GUDANG ( 18 JUNI – 20 JUNI 2014 )

Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara

menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari

pencurian serta gangguan dari fisik yang dapat merusak mutu obat.

1. Tujuan penyimpanan obat-obatan adalah :

a. Untuk memelihara mutu obat

b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab

c. Menjaga kelangsungan persediaan

d. Memudahkan pencarian dan pengawasan

2. Gudang tempat penyimpanan obat mempunyai beberapa ciri, yaitu

a. Mempunyai ukuran 4,6 m x 5,4 m ( standar minimal 3 m x 4 m )

b. Ruang kering tidak lembab

c. Suhu rata-rata pada gudang adalah 20 derajat

d. Penataan obat sesuai dengan alfabetis dan bentuk sediaan

e. Penyimpanan obat menggunakan system FEFO / FIFO

f. Penyimpanan obat menggunakan rak

g. Dilengkapi dengan kartu stok, pencatatan secara komputerisasi ( system )

h. Penataan infuse maksimal 8, dan dilengkapi dengan palet

i. Dilengkapi dengan kereta dorong trolley

j. Terhindar dari debu, tetapi pada waktu membersihkan menggunakan sapu

sehingga timbulnya debu. Sebaiknya untuk membersihkan lantai

menggunakan sapu dari kain, sehingga mengurangi debu pada saat

membersihkannya

3. Alur Pengadaan obat

a. Mengecek sisa stok obat yang ada dan memperkirakan bahwa obat

tersebut untuk beberapa hari kemudian bisa keluar

b. Menulis pada Surat Permintaan Pembelian

c. Surat Permintaan Pembelian ada 2 rangkap. Yang putih dikirim ke bagian

pembelian, dan copy Surat permintaan pembelian warna merah disimpan

untuk arsip Gudang Logistik Farmasi

Page 38: Laporan Prakerin Rumah Sakit

4. Alur Penerimaan Obat

a. Barang datang

b. Memeriksa kesesuaian jenis barang yang dipesan, jumlah barang, tanggal

kadaluarsa, no batch dengan faktur yang diterima. Faktur asli dibawa

petugas pengiriman barang, yang 2 untuk arsip Gudang Logistik Farmasi

dan Bagian Pembelian

c. Setelah semua sesuai dengan Faktur yang diterima, barang diterima

d. Kemudian menandatangani Faktur dan memberikan stempel Gudang

Logistik

e. Petugas Farmasi memeriksa kesesuaian item dan jumlah barang dengan

pesanan yang dikaitkan pada SP

f. Petugas memasukkan data barang yang tadi dan membuat laporan

penerimaan barang

g. 1 lembar copy LPB ( kuning ) + 1 copy faktur untuk arsip Gudang

Logistik dan 1 lembar LPB ( putih ) + 1 copy faktur dikirimkan ke bagian

pembelian, sebagai bukti bahwa barang sudah datang, serta 1 lembar copy

LPB ( merah ) ke bagian keuangan

5. Alur suatu ruangan memesan ( mengebon ) obat :

a. Ruangan memeriksa stok obat, kemudian membuatkan surat pengambilan

barang, dan mengambil persediaan obat di gudang

b. Kemudian petugas farmasi mengambil obat dan membuat laporan

pengeluaran gudang

c. LPG yang putih dibawa pengambil, yang pink dibawa petugas Gudang

sebagai arsip yang sebelumnya ditandatangani oleh pengambil

6. Alur Retur obat

a. Petugas gudang akan melakukan retur jika obat tidak memenuhi

persyaratan seperti kemasan yang rusak, kelebihan obat

b. Petugas melaporkan ke bagian pembelian untuk melakukan retur barang

dan mencari faktur barang yang akan diretur

c. Petugas menghubungi petugas pengiriman barang untuk melakukan retur

obat

d. Petugas pengiriman barang menghubungi distributor mengenai

permasalahan barang/obat akan diretur karena tidak sesuai dengan

ketentuan

Page 39: Laporan Prakerin Rumah Sakit

e. Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak distributor untuk retur barang,

petugas gudang membuat memo 2 rangkap, yang ditandatangani oleh

petugas pengiriman barang dan petugas Gudang

f. Barang yang diretur diserahkan ke petugas pengiriman barang beserta

faktur dan copy memorandum yang ditandatangani dan distempel oleh

petugas gudang

7. Perencanaan pengadaan menggunakan pedoman

a. Formularium Rumah Sakit

b. Sisa persediaan

8. Pengadaan obat

a. Pembelian secara langsung dari distributor farmasi

b. Terdapat sumbangan/donasi dari ditrsibutor farmasi kepada RS Baptis

dalam rangka mempromosikan obat. Obat disimpan di Rawat Inap

FARMASI RAWAT JALAN / BLOK A ( 23 JUNI-25 JUNI 2014 )

Page 40: Laporan Prakerin Rumah Sakit

1. Bagian Admnistrasi mengerjakan keluarnya obat yang diperlukan. Untuk

laporan diserahkan pada akhir bulan ke Medical Record. Untuk penyimpanan

arsip resep diletakkan pada kardus sesuai dengan tanggal dan tersusun rapi,

kemudian disimpan di gudang.

2. Narkotika

- Kunci tidak dibawa

- Lemari pada sebelah kiri seharusnya digunakan untuk penyimpanan

narkotika tetapi untuk menyimpan barang lain.

- Mempunyai panjang 72 cm x 32,5 cm x 54 cm ( seharusnya 100 cm x 40

cm x 80 cm ) sehingga lemari harus dibaut pada tembok. Tetapi lemari

tersebut berada dalam satu lemari besar, sehingga sesuai dengan

Permenkes No. 28 tahun 1978 tentang Penyimpanan Narkotika pasal 5

ayat 2d dibolehkan untuk menyimpan Bahan Narkotika di lemari yang

menjadi satu bagian dengan lemari besar

- Tersedia laporan pengeluaran Narkotika dan Psikotropika

- Narkotika diserahkan berdasarkan resep dokter

- Dalam label obat Narkotika tidak ada tanda High Alert ( Kewaspadaan

Tinggi )

- Dalam penyimpanan Narkotika tidak ada tanda tengkorak

3. Psikotropika

- Penyerahan Psikotropika berdasarkan resep dokter

- Dalam label Obat Psikotropika tidak ada tanda High Alert ( Kewaspadaa

Tinggi )

- Dalam Lemari penyimpanan Psikotropika tidak ada tanda plus.

4. Penataan Obat

- Sesuai dengan jenis sediaan.

- Alfabetis

- Obat PTU tutupnya tidak rapat.

- Dilengkapi dengan kartu stok.

- Penyimpanan obat dengan suhu rendah di lemari pendingin

- Apabila Exp. lebih panjang, ditaruh dibelakang obat yang tersisa

- Apabila Exp. lebih pendek, ditaruh didepan obat yang tersisa

- Apabila Exp. sama, ditaruh depan atau belakang

- Expire Date minimal 3 bulan

Page 41: Laporan Prakerin Rumah Sakit

- Barang sudah mendekati Expire Date, dilaporkan ke dokter. Apabila

dokter tidak mau menggunakan obat tersebut, maka obat akan diretur ke

gudang.

5. Fasilitas

- Pembagian Ruang

a. Ruang staf

b. Ruang kerja

c. Ruang penyimpanan

#disesuaikan dengan kondisi IFRS

- Sediaan non steril yang dibuat seperti obat racikan. Sediaan steril seperti

mencampurkan sediaan intravena kedalam cairan infuse tidak

dilaksanakan karena memang lokasi terdapat di Rawat jalan, dan Farmasi

Klinik belum berjalan, sehingga yang melakukan pencampuran sediaan

intravena kedalam infuse adalah perawat.

- Terdapat ruang arsip dokumen resep dan administrasi lainnya.

- Tersedia fasilitas pemberian informasi dan edukasi

- Tersedia penyimpanan arsip resep ( dikumpulkan selama 3 tahun,

kemudian diadakan pemusnahan )

- Tersedia fasilitas pendistribusian obat

6. Peralatan

- Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip tersedia

- Tersedia lemari pendingin dan AC

- Penerangan, sarana air, ventilasi ( memakai AC sehingga ventilasi tidak

ada ) dan system pembuangan limbah yang memadai dan baik

- Tidak ada alarm

7. Alur Resep

Perawat membawa resep dari dokter, kemudian petugas farmasi melakukan

pengkajian resep secara teliti dan cermat. Kemudian penulisan telaah resep

dan informasi obat pasien, serta penulisan etiket. Lembar Resep warna pink +

Lembar berjalan dimasukkan ke STNK blok tersebut, setelah itu diberikan

kepada kasir, dari kasir proses validasi terjadi. Lembar Resep warna putih

digunakan untuk membantu pengambilan obat. Setelah selesai pengecekan

dilakukan oleh petugas farmasi yang berbeda. Kemudian siap untuk

diserahkan pasien. Setelah itu petugas farmasi maju ke tempat penyerahan

Page 42: Laporan Prakerin Rumah Sakit

obat dengan memanggil nama dan alamat secara lengkap. Setelah pasien

menghampiri, petugas farmasi meminta bukti pembayaran untuk meneliti No.

Billing, beserta no. klinik. Setelah benar, pasien diminta untuk

menandatangani informasi obat pasien, setelah itu proses KIE terjadi

FARMASI RAWAT JALAN / BLOK B ( 19 JUNI-23 JUNI 2014 )

Page 43: Laporan Prakerin Rumah Sakit

1. Fasilitas

- Peralatan untuk peracikan tidak ada karena sesuai dengan praktek dokter

yang tidak menggunakan metode peracikan obat

- Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip tersedia

- Tidak ada lemari pendingin ( menggunakan AC untuk jenis sediaan yang

seharusnya disimpan dalam lemari pendingin )

- Tidak ada Alarm

- Penerangan, sarana air, ventilasi, pembuangan limbah yang baik

2. Narkotika

- Lemari khusus penyimpanan narkotika dijadikan satu dengan

psikotropika, seharusnya terdapat 2 bagian untuk lemari narkotika

- Kunci lemari tidak dibawa

- Narkotika berdasarkan resep dokter

- Dalam penyerahan Narkotika, yang melakukan adalah asisten apoteker,

seharusnya Apoteker Pendamping

- Dilengkapi dengan kartu stok

- Terdapat lembar pengeluaran Narkotika

- Menggunakan metode FEFO dalam penataan obat Narkotika

3. Psikotropika

- Lemari Psikotropika tidak disendirikan, tetapi dijadikan satu dengan

Narkotika

- Psikotropika dapat terlayani dengan menggunakan resep dokter

- Tidak ada label lemari penyimpanan Psikotropika ( tanda plus )

- Dalam penyerahan psikotropika, yang melakukan adalah Asiten Apoteker,

tidak Apoteker pendamping.

- Dilengkapi dengan kartu stok

- Menggunakan metode FEFO

- Terdapat data pengeluaran Psikotropika

4. Penataan Obat

- Menggunakan metode FEFO

- Menurut bentuk sediaan

- Alfabetis

- Apabila Exp. lebih panjang, ditaruh dibelakang obat yang tersisa

- Apabila Exp. lebih pendek, ditaruh didepan obat yang tersisa

- Apabila Exp. sama, ditaruh depan atau belakang

- Expire Date minimal 3 bulan

Page 44: Laporan Prakerin Rumah Sakit

- Barang sudah mendekati Expire Date, dilaporkan ke dokter. Apabila

dokter tidak mau menggunakan obat tersebut, maka obat akan diretur ke

gudang.

5. Alur Resep

Perawat membawa resep dari dokter, kemudian petugas farmasi melakukan

pengkajian resep secara teliti dan cermat. Kemudian penulisan telaah resep

dan informasi obat pasien, serta penulisan etiket. Lembar Resep warna pink +

Lembar berjalan dimasukkan ke STNK blok tersebut, setelah itu diberikan

kepada kasir, dari kasir proses validasi terjadi. Lembar Resep warna putih

digunakan untuk membantu pengambilan obat. Setelah selesai pengecekan

dilakukan oleh petugas farmasi yang berbeda. Kemudian siap untuk

diserahkan pasien. Setelah itu petugas farmasi maju ke tempat penyerahan

obat dengan memanggil nama dan alamat secara lengkap. Setelah pasien

menghampiri, petugas farmasi meminta bukti pembayaran untuk meneliti No.

Billing, beserta no. klinik. Setelah benar, pasien diminta untuk

menandatangani informasi obat pasien, setelah itu proses KIE terjadi

Page 45: Laporan Prakerin Rumah Sakit

FARMASI RAWAT JALAN / BLOK C ( 24 JUNI-26 JUNI 2014 )

1. Fasilitas

- Peralatan untuk penyimpanan, dan peracikan baik

- Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip tersedia

- Tidak ada lemari pendingin

- Tersedia alarm

- Penerangan, Sarana air, ventilasi, pembuangan limbah yang baik

- Tersedia arsip dokumen resep dan administrasi lainnya

- Tersedia ruangan untuk pemberian informasi dan edukasi

2. Narkotika dan Psikotropika

Blok C hanya mempunyai 2 macam obat Psikotropika, dan obat tersebut

disimpan di Farmasi Rawat Inap. Sedangkan Narkotika di Blok C tidak

tersedia.

3. Penataan Obat

- Sesuai dengan jenis sediaan

- Alfabetis

- Dilengkapi dengan kartu stok

- Menggunakan metode FEFO

- Expire Date minimal 3 bulan

- Apabila exp. lebih panjang, diletakkan dibelakang obat yang tersisa

- Apabila exp. lebih pendek, diletakkan didepan obat yang tersedia

- Apabila exp. sama, maka diletakkan didepan atau dibelakang obat yang

tersisa

4. Jika terjadi kesalahan pada pemberian obat, yang pertama dilakukan adalah

menelpon pasien dan memberitahu apa yang kurang atau yang salah.

Kemudian menuliskan secara teratur bagaimana obat tersebut bisa salah dalam

pemberiannya di kertas Komite Mutu dan Keselamatan (KMK). Setelah itu

laporan tersebut dikirimkan ke Farmasi Rawat Inap agar Apoteker tahu bahwa

sudah terjadi kesalahan pemberian obat.

5. Alur resep

Perawat membawa resep dari dokter, kemudian petugas farmasi melakukan

pengkajian resep secara teliti dan cermat. Kemudian penulisan telaah resep

Page 46: Laporan Prakerin Rumah Sakit

dan informasi obat pasien, serta penulisan etiket. Lembar Resep warna pink +

Lembar berjalan dimasukkan ke STNK blok tersebut, setelah itu diberikan

kepada kasir, dari kasir proses validasi terjadi. Lembar Resep warna putih

digunakan untuk membantu pengambilan obat. Setelah selesai pengecekan

dilakukan oleh petugas farmasi yang berbeda. Kemudian siap untuk

diserahkan pasien. Setelah itu petugas farmasi maju ke tempat penyerahan

obat dengan memanggil nama dan alamat secara lengkap. Setelah pasien

menghampiri, petugas farmasi meminta bukti pembayaran untuk meneliti No.

Billing, beserta no. klinik. Setelah benar, pasien diminta untuk

menandatangani informasi obat pasien, setelah itu proses KIE terjadi

FARMASI RAWAT INAP ( 27 JUNI-12 JULI 2014 )

Page 47: Laporan Prakerin Rumah Sakit

1. Fasilitas

- Kepustakaan obat yang memadai

- Tersedia ruang tunggu bagi pasien dan tersedia TV

- Tidak ada alarm

- Tersedia lemari pendingin dan AC

- Penerangan, sarana air, ventilasi, dan pembuangan limbah yang baik

- Tersedianya ruangan dan fasilitas pendistribusian obat

- Obat yang bersifat adiksi (Narkotika) disimpan sedemikian rupa

- Tersedia fasilitas dan ruangan pemberian informasi dan edukasi

2. Peralatan

- Peralatan untuk penyimpanan dan peracikan baik

- Peralatan kantor untuk administrasi dan arsip tersedia

- Tersedia lemari penyimpanan Narkotika dan Psikotropika

3. Narkotika

- Lemari khusus penyimpanan narkotika dijadikan satu dengan

Psikotropika, seharusnya disendirikan

- Kunci lemari tidak dibawa karena Farmasi Rawat Inap buka 24 jam,

sehingga kunci tetap di lemari

- Tidak ada label lemari penyimpanan Narkotika (tanda tengkorak)

- Narkotika dapat terlayani dengan menggunakan resep dokter

- Dilengkapi dengan kartu stok

- Terdapat lembar pengeluaran dan pemasukan Narkotika

- Dalam penataannya menggunakan metode FEFO

- Laporan Narkotika dikirim ke BPOM dan Dinkes Kota maksimal setiap

tanggal 10 setiap bulan

- Memesan obat Narkotika menggunakan SP sendiri

4. Psikotropika

- Lemari psikotropika dijadikan satu dengan Narkotika, seharusnya

disendirikan

- Tidak ada label lemari penyimpanan Psikotropika (tanda plus)

- Psikotropika dapat terlayani dengan menggunakan resep dokter

- Dilengkapi dengan kartu stok

- Terdapat lembar pengeluaran dan pemasukan Psikotropika

- Dalam penataannya menggunakan metode FEFO

Page 48: Laporan Prakerin Rumah Sakit

- Laporan psikotropika dikirim ke BPOM dan Dinkes Kota pada tanggal 10

setiap bulannya

- Memesan obat Psikotropika menggunakan SP sendiri

5. Ruang penyimpanan

Kondisi umum untuk ruang penyimpanan

- Obat jadi

- Bahan baku obat

- Alat Kesehatan

Kondisi khusus untuk ruang penyimpanan

- Obat yang mudah terbakar

- Obat narkotika dan psikotropika

- Obat dengan suhu rendah ( Termolabil )

- Vaksin dan Insulin

6. Penataan Obat

- Sesuai dengan jenis sediaan

- Alfabetis

- Dipisahkan antara penyimpanan Obat regular dan Obat Inhealth

- Dilengkapi dengan kartu stok

- Penyimpanan obat dengan suhu rendah di lemari pendingin

- Expire date minimal 3 bulan

- Apabila exp. lebih panjang, diletakkan dibelakang obat yang tersisa

- Apabila exp. lebih pendek, diletakkan didepan obat yang tersisa

- Apabila exp. sama, diletakkan didepan atau dibelakang obat yang tersisa

- Penyimpanan Alat kesehatan disendirikan

7. Alur pelayanan

a. Dari IGD ( pasien umum dan Inhealth )

b. Dari Klinik ( pasien purna )

BAB III

Page 49: Laporan Prakerin Rumah Sakit

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Baptis Kediri dipimpin oleh Apoteker yang

bernama Debby Christianti, S.Farm., Apt dan dibantu oleh beberapa asiten

apoteker dan tenaga teknis kefarmasian lainnya yang memenuhi persyaratan

perundang-undangan yang berlaku dan bertanggung jawab atas seluruh

pekerjaan, menjalankan tugas dan wewenang dengan baik serta bijaksana

dalam pelayanan kefarmasian.

2. Akhirnya bisa dimengerti perbedaan antara Instalasi Farmasi Rumah Sakit

dengan Apotek.

3. Pelayanan dalam Instalasi Farmasi RS Baptis Kediri sangat luas dan

dibutuhkan waktu lebih dari 1 bulan untuk memahami system pelayanan

secara baik dan benar.

4. Instalasi Farmasi RS Baptis dibagi beberapa blok, untuk mempermudah

pelayanan kepada pasien sesuai dengan dokter spesialis yang ada di blok

tersebut.

5. Mengetahui tentang dasar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit.

6. Memahami tentang Undang Undang yang berkaitan dengan pelayanan

kefarmasian di Rumah Sakit.

7. Mengerti bahwa materi yang dipelajari disekolah berbeda dengan yang

dipelajari di tempat kerja.

8. Mendapat pengalaman tentang bagaimana pelayanan di Instalasi Farmasi RS

Baptis Kediri dan mengetahui macam-macam obat.

B. SARAN

1. Sebaiknya Prakerin ini dilaksanakan pada waktu kelas XI, sehingga pada

waktu kelas XII bisa focus ke materi Ujian.

2. Untuk waktu Prakerin 1 bulan dirasa sangat kurang untuk lebih memahami

tentang pelayanan kefarmasian di Instalasi Farmasi RS Baptis Kediri,

sehingga diperlukan waktu yang lebih lama.

3. Untuk pengisian Lembar Jurnal dari sekolah dirasa sangat rumit dan kurang

begitu efektif selama siswa menjalankan Prakerin di IFRS.

4. Untuk Farmasi Rawat Jalan Blok A, disarankan agar dalam bekerja lebih

tenang dan jangan begitu ramai.

DAFTAR PUSTAKA

Page 50: Laporan Prakerin Rumah Sakit

1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

1197/MENKES/SK/X/2004 tentang STANDAR PELAYANAN FARMASI DI

RUMAH SAKIT

2. Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 129/MENKES/SK/II/2008 tentang

STANDAR PELAYANAN MINIMAL RUMAH SAKIT

3. Undang Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang RUMAH

SAKIT

4. Undang Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang

NARKOTIKA

5. Undang Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1997 tentang

PSIKOTROPIKA

6. Undang Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 tentang

KESEHATAN

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 tentang

PEKERJAAN KEFARMASIAN

8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

889/MENKES/PER/V/2011 tentang REGISTRASI, IZIN PRAKTIK, dan IZIN

KERJA TENAGA KEFARMASIAN

9. Kebijakan dan Prosedur Instalasi Farmasi Rumah Sakit Baptis Kediri

\