Laporan Prak Osmosis Difusi

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelangsungan hidup sel tumbuhan bergantung pada kemampuannya untuk menyeimbangkan pengambilan dan pengeluaran air. Pengambilan atau pengeluaran air oleh suatu sel terjadi melalui osmosis, yaitu transpor pasif air melewati membran semipermeabel. Dalam kasus sel hewan, sudah cukup bagi kita jika kita tahu apakah larutan ekstraseluler itu hipotonik atau hipertonik terhadap cairan sel; air akan bergerak akibat osmosis dari arah hipotonik ke hipertonik. Akan tetapi dalam kasus sel tumbuhan, kehadiran dinding sel menjadi faktor kedua yang mempengaruhi osmosis tersebut. Pengaruh gabungan dari kedua faktor ini – konsentrasi zat terlarut dan tekanan–disebut potensial air, disingkat dengan PA atau dengan huruf Yunani Ѱ (psi). Hal yang paling penting yang harus dipelajari adalah bahwa air akan bergerak melewati membran dari larutan dengan PA yang lebih tinggi ke larutan dengan PA lebih rendah. Komponen potensial dalam potensial air mengacu pada energi potensial, yaitu kapasitas untuk melakukan kerja ketika air bergerak dari daerah dengan PA lebih tinggi ke daerah dengan PA lebih rendah (Ismail, 2006). Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 1

Transcript of Laporan Prak Osmosis Difusi

Page 1: Laporan Prak Osmosis Difusi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kelangsungan hidup sel tumbuhan bergantung pada kemampuannya untuk

menyeimbangkan pengambilan dan pengeluaran air. Pengambilan atau pengeluaran

air oleh suatu sel terjadi melalui osmosis, yaitu transpor pasif air melewati membran

semipermeabel. Dalam kasus sel hewan, sudah cukup bagi kita jika kita tahu apakah

larutan ekstraseluler itu hipotonik atau hipertonik terhadap cairan sel; air akan

bergerak akibat osmosis dari arah hipotonik ke hipertonik. Akan tetapi dalam kasus

sel tumbuhan, kehadiran dinding sel menjadi faktor kedua yang mempengaruhi

osmosis tersebut.

Pengaruh gabungan dari kedua faktor ini – konsentrasi zat terlarut dan

tekanan–disebut potensial air, disingkat dengan PA atau dengan huruf Yunani Ѱ (psi).

Hal yang paling penting yang harus dipelajari adalah bahwa air akan bergerak

melewati membran dari larutan dengan PA yang lebih tinggi ke larutan dengan PA

lebih rendah. Komponen potensial dalam potensial air mengacu pada energi potensial,

yaitu kapasitas untuk melakukan kerja ketika air bergerak dari daerah dengan PA

lebih tinggi ke daerah dengan PA lebih rendah (Ismail, 2006).

Peranan air sebagai pelarut ini penting sekali artinya bagi kehidupan

tumbuhan. Struktur molekul protein dan asam nukleat dapat berlangsung karena

adanya air di sekitarnya.

Potensial osmotik suatu larutan lebih menyatakan status larutan yang

dinyatakan dalam satuan konsentrasi, satuan tekanan atau satuan energi. Potensial

osmotik air murni memiliki nilai = 0, sehingga jika digunakan satuan tekanan maka

nilainya menjadi 0 atm atau 0 bar. Potensial osmotik cairan sel dapat diukur dengan

mudah bila nilai potensial tekanan cairan sel sama dengan nol, yaitu pada saat sel

mengalami plasmolisis. Pada proses plasmolisis dikenal istilah plasmolisis insipien

yaitu kondisi dimana protoplasma hampir terlepas dari dinding sel. Volume sel yang

mengalami plasmolisis sama dengan palsmolisis yang mengalami plasmolisis

insipien. Plasmolisis insipien dapat ditentukan dengan melihat jumlah sel yang

terplasmolisis dari populasi sel yang teramati.

Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 1

Page 2: Laporan Prak Osmosis Difusi

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dilakukan percobaan “Penentuan

Potensial Air Jaringan Tumbuhan” ini, dimana jaringan tumbuhan yang akan

digunakan adalah umbi lapis bawang merah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat ditarik rumusan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap prosentase

sel yang terplasmolisis?

2. Berapakah konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan 50% dari

jumlah sel mengalami plasmolisis?

3. Bagaimanakah cara menghitung tekanan osmosis sel cairan sel dengan

metoda plasmolisis?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat diketahui tujuan dari percobaan

“Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel” adalah sebagai berikut :

1. Untuk menjelaskan pengaruh konsentrasi larutan sukrosa terhadap

prosentase sel yang terplasmolisis.

2. Untuk mengidentifikasi konsentrasi larutan sukrosa yang menyebabkan

50% dari jumlah sel mengalami plasmolisis

3. Untuk menghitung tekanan osmosis sel cairan sel dengan metoda

plasmolisis.

Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 2

Page 3: Laporan Prak Osmosis Difusi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam tanah dan tubuh tumbuhan tingkah laku dan pergerakan air didasarkan atas

suatu hubungan energi potensial. Air mempunyai kapasitas untuk melakukan kerja, yaitu

akan bergerak dari daerah dengan energi potensial tinggi ke daerah dengan energi potensial

rendah. Energi potensial dalam sistem cairan dinyatakan dengan cara membandingkannya

dengan energi potensial air murni. Secara kimia, air dalam tumbuhan dan tanah biasanya

tidak murni itu disebabkan oleh adanya bahan terlarut dan secara fisik dibatasi oleh berbagai

gaya, seperti gaya tarik-menarik yang berlawanan, gravitasi, dan tekanan. Maka dari itu

energi potensialnya lebih kecil dari pada energi potensial air murni (Gardner, 1991).

Potensial Air merupakan energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk

mengadakan reaksi. Dengan kata lain, potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-

molekul air untuk melakukan difusi. Pada potensial air, air bergerak dari potensial tinggi ke

potensial rendah (dari larutan encer ke larutan pekat, larutan encer lebih banyak mengandung

air daripada larutan pekat).

Dalam fisiologi tumbuhan, potensial kimia air atau potensial air (PA) merupakan

konsep yang sangat penting. Ralph O. Slatyer (Australia) dan Sterling A Taylor (Utah State

University) pada tahun 1960, mengusulkan bahwa potensial air digunakan sebagai dasar

untuk sifat air dalam sistem tumbuhan-tanah-udara. Potensial air merupakan sesuatu yang

sama dengan potensial kimia air dalam suatu sistem, dibandingkan dengan potensial kimia air

murni pada tekanan atmosfir dan suhu yang sama. Mereka menganggap bahwa PA air murni

dinyatakan sebagai (0) nol (merupakan konvensi) dengan satuan dapat berupa tekanan (atm,

bar) atau satuan energi. Difusi air melintasi membran semipermeabel dinamakan

osmosis. Molekul air dapat berdifusi secara bebas melintasi membran, dari larutan

dengan gradien konsentrasi larutan rendah ke larutan dengan gradien konsentrasi

larutan tinggi (Ismail, 2006).

Status energi bebas air adalah suatu pernyataan Potensial air, suatu ukuran daya yang

menyebabkan air bergerak kedalam suatu sistem, seperti jaringan tumbuhan, jaringan

tumbuhan, tanah atau atmosfir, atau suatu bagian dari bagian lain dalam suatu sistem. (Ismail,

2009).

Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 3

Page 4: Laporan Prak Osmosis Difusi

Osmosis merupakan difusi air yang melintasi membran semipermeabel dari

daerah dimana air lebih banyak ke daerah yang lebih sedikit . Osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air atau potensial air , yang menggambarkan kemampuan molekul air untuk

dapat melakukan difusi. Sejumlah besar volume air akan memiliki kelebihan energi bebas

daripada volume yang sedikit, di bawah kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per unit

jumlah, terutama per berat gram molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia.

Potensial kimia zat terlarut kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat

terlarut yang berdifusi cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih

tinggi menuju daerah yang berpotensial kimia lebih kecil (Ismail, 2006).

Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Contoh proses osmosis

adalah masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis. Dalam tubuh organisme multiseluler,

air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan bebas. Selain air, molekul-molekul yang

berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul

tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.

Jika telah mencapai keseimbangan konsentrasi zat di kedua sisi membran maka proses

osmosis akan berhenti. (Anonim, 2009).

Struktur dinding sel dan membran sel berbeda. Membran memungkinkan molekul air

melintas lebih cepat daripada unsur terlarut; dinding sel primer biasanya sangat permeable

terhadap keduanya. Memang membran sel tumbuhan memungkinkan berlangsungnya

osmosis, tapi dinding sel yang tegar itulah yang menimbulkan tekanan. Sel hewan tidak

mempunyai dinding, sehingga bila timbul tekanan didalamnya, sel tersebut sering pecah,

seperti yang terjadi saat sel darah merah dimasukkan dalam air. Sel yang turgid banyak

berperan dalam menegakkantumbuhan yang tidak berkayu (Salisbury, 1995).

Prinsip osmosis: transfer molekul solvent dari lokasi hypotonic (potensi rendah)

solution menuju hypertonic solution, melewati membran. Jika lokasi hypertonic solution kita

beri tekanan tertentu, osmosis dapat berhenti, atau malah berbalik arah (reversed

osmosis).Besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis disebut sebagai

osmotic press.Jika dijelaskan sebagai konsep termodinamika, osmosis dapat dianalogikan

sebagai proses perubahan entrropi. Komponen solvent murni memiliki entropi rendah,

sedangkan komponenberkandunagn solut tinggi memiliki entropi yg tinggi juga. Mengikuti

Hukum Termo II: setiap perubahan yang terjadi selalu menuju kondisi entropi maksimum,

maka solvent akan mengalir menuju tempat yg mengandung solut lebih banyak,

Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 4

Page 5: Laporan Prak Osmosis Difusi

sehingga total entropi akhir yang diperoleh akan maksimum. Solvent akan kehilangan

entropi, dan solut akan menyerap entropi. "Orang miskin akan semakin miskin, sedang

yang kaya akan semakin kaya". Saat kesetimbangan tercapai, entropi akan maksimum,

atau gradien (perubahan entropi terhadap waktu) = 0. Ingat: pada titik ekstrim,

dS/dt=0 (Wibosono, 2009).

Plasmolisis adalah suatu proses lepasnya protoplasma dari dinding sel yang

diakibatkan keluarnya sebagian air dari vakuola (Salisbury and Ross, 1992). Menurut

Tjitrosomo (1987), jika sel dimasukan ke dalam larutan gula, maka arah gerak air neto

ditentukan oleh perbedaan nilai potensial air larutan dengan nilainya didalam sel. Jika

potensial larutan lebih tinggi, air akan bergerak dari luar ke dalam sel, bila potensial larutan

lebih rendah maka yang terjadi sebaliknya, artinya sel akan kehilangan air. Apabila

kehilangan air itu cukup besar, maka ada kemungkinan bahwa volum sel akan menurun

demikian besarnya sehingga tidak dapat mengisi seluruh ruangan yang dibentuk oleh dinding

sel. Membran dan sitoplasma akan terlepas dari dinding sel, keadaan ini dinamakan

plasmolisis. Sel daun Rhoeo discoloryang dimasukan ke dalam larutan sukrosa mengalami

plasmolisis. Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin banyak sel yang mengalami

plasmolisis.

Membran protoplasma dan sifat permeabel deferensiasinya dapat diketahui dari

proses plasmolisis. Permeabilitas dinding sel terhadap larutan gula diperlihatkan oleh sel-sel

yang terplasmolisis. Apabila ruang bening diantara dinding dengan protoplas diisi udara,

maka dibawah mikroskop akan tampak di tepi gelembung yang berwarna kebiru-biruan. Jika

isinya air murni maka sel tidak akan mengalami plasmolisis. Molekul gula dapat berdifusi

melalui benang-benang protoplasme yang menembus lubang-lubang kecil pada dinding sel.

Benang-benang tersebut dikenal dengan sebutan plasmolema, dimana diameternya lebih

besar daripada molekul tertentu sehingga molekul gula dapat masuk dengan mudah

(Salisbury, 1995).

Keadaan volume vakuola dapat untuk menahan protoplsma agar tetap menempel pada

dinding sel sehingga kehilangan sedikit air saja akan berakibat lepasnya protoplasma dari

dinding sel. Peristiwa plasmolisis seperti ini disebut plasmolisis insipien. Plasmolisis insipien

terjadi pada jaringan yang separuh jumlahnya selnya mengalami plasmolisis. Hal ini terjadi

karena tekanan di dalam sel = 0. potensial osmotik larutan penyebab  plasmolisis insipien

Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 5

Page 6: Laporan Prak Osmosis Difusi

setara dengan potensial osmotik di dalam sel setelah keseimbangan dengan larutan tercapai

(Salisbury and Ross, 1992).

Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 6

Page 7: Laporan Prak Osmosis Difusi

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada percobaan “Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel” ini

adalah eksperimental.

B. Variabel-Variabel

Variabel-variabel dalam percobaan “Penentuan Tekanan Osmosis Cairan Sel” ini

adalah sebagai berkut :

1. Variabel Kontrol : Jenis umbi lapis bawang merah, Jumlah

sayatan umbi lapis bawang merah, waktu perendaman.

2. Variabel Manipulasi : Konsentrasi larutan sukrosa

3. Variabel Respon : Jumlah sel yang terplasmolisis, prosentase sel

yang terplasmolisis, nilai potensial osmotik cairan sel.

C. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan “Penentuan Tekanan Osmosis

Cairan Sel” ini adalah sebagai berikut :

1. Umbi lapis bawang merah yang jaringan epidermisnya mengandung cairan sel

yang berwarna

2. Larutan sukrosa dengan molaritas 0,28 M ; 0,26 M ; 0,24 M ; 0,22 M ; 0,20

M ; 0,18 M ; 0,16 M dan 0,14 M

3. Mikroskop

4. Kaca arloji atau cawan petri 8 buah

5. Kaca benda dan kaca penutup

6. Pisau silet, pipet

Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 7

Page 8: Laporan Prak Osmosis Difusi

7. Gelas beaker 100 ml

D. Langkah Kerja

1. Siapkan 8 buah kaca arloji, isi masing-masing dengan 5 ml larutan sukrosa yang

telah disediakan dan diberi label pada masing-masing kaca arloji berdasarkan

konsentrasi larutan.

2. Ambil umbi lapis bawang merah, kemudian sayatlah lapisan epidermis yang

berwarna dengan pisau atau silet. Usahakan hanya menyayat selapis sel.

3. Rendamlah sayatan-sayatan epidermis tersebut pada kaca arloji yang sudah berisi

larutan sukrosa dengan konsentrasi tertentu. Setiap konsentrasi diisi dengan

jumlah sayatan yang sama. Catat waktu mulai perendamannya.

4. Setelah 30 menit, sayatan diambil dan diperiksa dengan menggunakan mikroskop

5. Hitung jumlah seluruh sel pada satu lapang pandang, jumlah sel yang

terplasmmolisis dan prosentase jumlah sel terplasmolisis terhadap jumlah sel

seluruhnya.

E. Desain Percobaan

Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 8

Masing- masing dimasukkan ke dalam 8 kaca arloji

Dimasukkan

5 ml sukrosa 0,28 M

5 ml sukrosa 0,26 M

5 ml sukrosa 0,24 M

5 ml sukrosa 0,22 M

5 ml sukrosa 0,20 M

5 ml sukrosa 0,18 M

5 ml sukrosa 0,14 M

5 ml sukrosa 0,12 M

Kaca arloji 8 buah

Sayatan epidermis dengan jumlah sayatan yang sama

Catat waktu (30 menit)

MikroskopJumlah dan Prosentase Sel yang Terplasmolisis

Page 9: Laporan Prak Osmosis Difusi

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. DATA

Tabel 4.1 : Hasil Pengamatan Pengaruh Konsentrasi Larutan Sukrosa Terhadap Sel Umbi

Lapis Bawang Merah yang Terplasmolisis.

Konsentrasi Sukrosa (M)

Sel Awal (sel) Sel Terplasmolisis (sel)

% Sel Terplasmolisis

0,28 332 123 37,0

0,26 220 80 36,4

0,24 272 80 29,4

0,22 344 100 29

0,20 228 44 19,3

0,18 261 40 15,3

0,16 192 24 12,5

0,14 95 10 10,5

Keterangan : % sel terplasmolisis faktor 2

B. GRAFIK

Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 9

Page 10: Laporan Prak Osmosis Difusi

C. ANALISIS DATA

Berdasarkan data dari tabel dan grafik 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa

besarnya konsentrasi larutan sukrosa berpengaruh terhadap prosentase sel umbi lapis

bawang merah yang terplasmolisis. Pada larutan sukrosa konsentrasi 0,28 M, sel yang

terplasmolisis sebesar 37% dengan pemfaktoran 2 sebesar 74%. Larutan sukrosa

dengan konsentrasi 0,26 M, dapat ditemukan sel yang terplasmolisis sebesar 36,4%

dengan pemfaktoran 2 sebesar 72,8%. Sedangkan larutan sukrosa dengan konsentrasi

0,24 M; 0,22 M; 0,20 M; 0,18 M; 0,16; dan 0,14 ditemukan sel yang terplasmolisis

berturut-turut sebesar 29, 4% dengan pemfaktoran 2 sebesar 58,8%, 29% dengan

pemfaktoran 2 sebesar 58%, 19,3% dengan pemfaktoran 2 sebesar 38,6%, 15,3%

dengan pemfaktoran 2 sebesar 30,6% 12,5% dengan pemfaktoran 2 sebesar 25%, dan

10,5% dengan pemfaktoran 2 sebesar 10,5%. Selain itu, berdasarkan grafik 4.1 dapat

diketahui pula bahwa sel terplasmolisis yang memiliki prosentase sebesar 50%

adalah larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,21M.

D. PEMBAHASAN

Pada saat epidermis umbi lapis bawang merah disayat, dijumpai sel berwarna

merah keunguan pada sel-sel  umbi lapis bawang merah. Hal ini disebabkan kondisi

sel saat itu adalah dalam keadaan isotonis. Karena kondisi isotonis ini, maka kondisi

air dan tekanan juga stabil dan mengakibatkan pigmen warna terjaga kondisinya dan

berwarna merah keunguan. Setelah sayatan-sayatan umbi lapis bawang merah

dimasukkan ke dalam larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,28 M; 0,26 M; 0,24 M.

0,22 M, 0,20 M, 0,18 M, 0,16 M, dan 0,14 M sel-sel umbi lapis bawang merah

kehilangan warna merah keunguannya dan berubah menjadi warna putih. Hal ini

menunjukkan sel-sel umbi lapis bawang merah mengalami plasmolisis. Kondisi ini

disebabkan karena sel-sel umbi lapis bawang merah diletakkan pada larutan sukrosa

yang bersifat hipertonis (potensial air rendah) terhadap sitoplasma, sehingga air di

dalam sel yang bersifat hipotonis (potensial air tinggi) akan berdifusi keluar dan

mengakibatkan berkerut dan terlepasnya dinding sel umbi lapis tersebut. Perubahan

warna yang terjadi juga disebabkan oleh pengaruh plasmolisis, sehinga pigmen warna

menyebar kedalam sel, dan mengakibatkan warna menjadi putih. Jadi dapat

Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 10

Page 11: Laporan Prak Osmosis Difusi

disimpulkan bahwa ada atau tidaknya plasmolisis menjadi indikator dari ada atau

tidaknya osmosis yang terjadi.

Dari pengamatan ini, dapat diketahui larutan sukrosa yang memiliki

konsentrasi yang berbeda yaitu 0,28 M ; 0,26 M ; 0,24 M; 0,22 M; 0,20 M; 0,18 M;

0,16; dan 0,14 dapat ditemukan prosentase sel umbi lapis yang terplasmolisis secara

berturut-turut sebesar 37% dengan pemfaktoran 2 sebesar 74%, 36,4% dengan

pemfaktoran 2 sebesar 72,8%, 29, 4% dengan pemfaktoran 2 sebesar 58,8%, 29%

dengan pemfaktoran 2 sebesar 58%, 19,3% dengan pemfaktoran 2 sebesar 38,6%,

15,3% dengan pemfaktoran 2 sebesar 30,6% 12,5% dengan pemfaktoran 2 sebesar

25%, dan 10,5% dengan pemfaktoran 2 sebesar 10,5%. Selain itu, dapat diketahui

pula bahwa sel terplasmolisis yang memiliki prosentase sebesar 50% adalah larutan

sukrosa dengan konsentrasi 0,21 M. Data-data tersebut menunjukkan larutan sukrosa

dengan molaritas paling tinggi memiliki prosentase sel terplasmolisis yang paling

tinggi pula, dan sebaliknya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi

larutan sukrosa berpengaruh terhadap banyaknya sel umbi lapis bawang merah yang

terplasmolisis. Semakin pekat konsentrasi larutan sukrosa maka semakin besar pula

prosentase sel umbi lapis bawang merah yang terplasmolisis, dimana larutan sukrosa

yang menyebabkan 50% dari jumlah sel mengalami plasmolisis adalah larutan

sukrosa dengan konsentrasi 0,21 M.

Osmosis pada hakekatnya adalah suatu proses difusi. Secara sederhana dapat

dikatakan bahwa osmosis adalah difusi air melaui selaput yang permeabel secara

differensial dari suatu tempat berkonsentrasi tinggi ke tempat berkonsentrasi rendah.

Tekanan yang terjadi karena difusi molekul air disebut tekanan osmosis. Makin besar

terjadinya osmosis maka makin besar pula tekanan osmosisnya. Menurut Kimball

(1983) bahwa proses osmosis akan berhenti jika kecepatan desakan keluar air

seimbang dengan masuknya air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi.

Tekanan osmotik sel cairan sel umbi lapis bawang merah pada percobaan ini

sebagai berikut:

Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 11

Page 12: Laporan Prak Osmosis Difusi

Keterangan :

TO : Tekanan Osmotik

M : Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% sel terplasmolisis

T : Temperatur mutlak

E. DISKUSI

1. Jelaskan mengapa terjadi plasmolisis. Dukung dengan data yang Anda peroleh.

Sel umbi lapis bawang merah terjadi plasmolisis karena sel umbi lapis bawang

merah diletakkan pada larutan sukrosa yang bersifat hipertonis (potensial air

rendah) terhadap sitoplasma, sehingga air di dalam sel yang bersifat hipotonis

(potensial air tinggi) akan berdifusi keluar dan mengakibatkan berkerut dan

terlepasnya dinding sel umbi lapis tersebut.

Berdasarkan data yang didapat dari hasil pengamatan, sel umbi lapis bawang

merah sebelum diletakkan di dalam larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,28 M,

0,26 M, 0,24 M. 0,22 M, 0,20 M, 0,18 M, 0,16 M, dan 0,14 M berturut-turut

berjumlah 332, 220, 272, 344, 228, 261, 192, dan 95 sel. Namun, setelah sel umbi

lapis tersebut dimasukkan ke dalam larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,28 M,

0,26 M, 0,24 M. 0,22 M, 0,20 M, 0,18 M, 0,16 M, dan 0,14 M, terjadi penurunan

jumlah sel akibat sel mengalami plasmolisis, dimana sel-sel umbi lapis secara

berturut-turut berjumlah 123, 80, 80, 100, 44, 40, 24, dan 10 sel.

Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 12

Page 13: Laporan Prak Osmosis Difusi

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Konsentrasi larutan sukrosa berpengaruh terhadap banyaknya sel umbi lapis

bawang merah yang terplasmolisis. Semakin pekat konsentrasi larutan sukrosa maka

semakin besar pula prosentase sel umbi lapis bawang merah yang terplasmolisis.

Konsentrasi larutan yang menyebabkan 50% dari jumlah sel mengalami

plasmolisis adalah larutan sukrosa dengan konsentrasi 0,21 M, dimana tekanan

osmotiknya sebesar 5,20

Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 13

Page 14: Laporan Prak Osmosis Difusi

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawan, 2012. Laporan Praktikum Plasmolisis. Diakses tanggal 17 September 2012 dari http://ml.scribd.com/doc/39735932/Laporan-Praktikum-Biologi-Plasmolisis

Naufal, 2012. Potensial Osmotik Fisiologi Tumbuhan. Diakses tanggal 17 September 2012 dari http://ofalnaufal.wordpress.com/2012/03/31/potensial-osmotik-fisiologi-tumbuhan/

Sari, 2012. Plasmolisis. Diakses tanggal 17 September 2012 dari http://dunianyasari.blogspot.com/2011/08/biolab-plasmolisis.html

Yulianto, 2011. Konsep Biologi. Diakses tanggal 17 September 2012 dari http://konsepbiologi.wordpress.com/2011/07/16/osmosis-dan-difusi/

http://sketsaistjourney.wordpress.com/2011/04/03/difusi-osmosis-plasmolisis/ Diakses tanggal 17 September 2012

http://bakhrul-25-rizky.blogspot.com/2012/03/biologi-laporan-praktikum-biologi.html Diakses tanggal 17 September 2012

http://ratihkuspriyadani.blogspot.com/2011/06/laporan-praktikum-fisiologi-tumbuhan.html Diakses tanggal 17 September 2012

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/suyitno-aloysius-drs-ms/osmosis-dan-penyerapan-zat-pada-tumbuhan.pdf Diakses tanggal 17 September 2012

http://nisa-biopendidikan.blogspot.com/2011/06/potensial-osmotik-cairan-sel.html Diakses

tanggal 17 September 2012

Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 14

Page 15: Laporan Prak Osmosis Difusi

LAMPIRAN

Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 15

Sel umbi lapis bawang merah yang terplasmolisis pada larutan sukrosa 0,14 M

Sel umbi lapis bawang merah yang terplasmolisis pada larutan sukrosa 0,16 M

Sel umbi lapis bawang merah yang terplasmolisis pada larutan sukrosa 0,18 M

Sel umbi lapis bawang merah yang terplasmolisis pada larutan sukrosa 0,20 M

Sel umbi lapis bawang merah yang terplasmolisis pada larutan sukrosa 0,22M

Sel umbi lapis bawang merah yang terplasmolisis pada larutan sukrosa 0,24 M

Page 16: Laporan Prak Osmosis Difusi

Laporan “Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel Page 16

Sel umbi lapis bawang merah yang terplasmolisis pada larutan sukrosa 0,26 M

Sel umbi lapis bawang merah yang terplasmolisis pada larutan sukrosa 0,28 M

Sel umbi lapis bawang merah yang normal