Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

22
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI VIROLOGI “ISOLASI MIKROORGANISME” DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5 AAH SYARIAH DEWI NOVA PUSPITA KIKI KINANTI . D MEGA RIZKY TITI FAUZIA KELAS : 3L / Gel.2 UNIT BIDANG BIOLOGI FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

Transcript of Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

Page 1: Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI VIROLOGI

“ISOLASI MIKROORGANISME”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 5

AAH SYARIAH DEWI NOVA PUSPITA KIKI KINANTI . D MEGA RIZKY TITI FAUZIA

KELAS : 3L / Gel.2

UNIT BIDANG BIOLOGI

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR HAMKA

JAKARTA

Page 2: Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil sehingga

untuk mengamatinya diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut juga organisme

mikroskopik. Mikroorganisme seringkali bersel tunggal (uniseluler) maupun bersel banyak

(multiseluler). Namun, beberapa protista bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang dan

ada beberapa spesies multisel tidak terlihat mata telanjang. Mikroorganisme biasanya dianggap

mencakup semua prokariota, protista dan alga renik.

Bakteri tersebar sangat luas baik ditanah, air dan udara, bila hendak mengisolasi bakteri

dari tanah/ benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka dilakukan

serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut. Sumber isolat dari bakteri benda

yang liat atau padat, misatnya daging maka zat tersebut dihancurkan terlebih dahulu. Tehadap

bakteri yang hanya terdapat dipermukaan maka pengenceran dilakukan terhadap air tempat zat

tersebut dicelupkan/ direndam.Dan jika bakteri hendak diisolasi dari udara, cukup dengan

membuka cawan petri yang berisi media agar steril beberapa saat. Di dalam laboratorium

mikrobiologi, populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis

yang dapat dipelajari morfologi, sifatdan kemampuan biokimiawinya.

Fungi, terutama yang berukuran kecil dan membentuk hifa, dapat pula dianggap sebagai

bagiannya meskipun banyak yang tidak setuju. Mikroorganisme erbeda dengan makroorganisme.

Sel makroorganisme tidak bisa hidup bebas di alam melainkan menjadi bagian struktur

multiseluler yang membentuk jaringan, organ, dan sistem organ. Sementara itu, sebagian besar

mikrooganisme dapat menjalankan proses kehidupan dengan mandiri, dapat menghasilkan energi

sendiri, dan bereproduksi secara independen tanpa bantuan sel lain. Isolasi adalah mengambil

mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan.

Proses pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua

pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu

populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.

Page 3: Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan,

sehingga diperoleh kultur murni atau biakkan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel

mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Beberapa cara yang dilakukan untuk

mengisolasi mikrooraganisme antara cara goresan (streak plate), cara taburan/tuang (pour plate),

cara sebar (spread plate), cara pengenceran ( dilution plate) serta micromanipulator.

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba

lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan

menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang

tetap pada tempatnya. Dalam pelaksanaan isolasi mikrobia perlu dilakukan kegiatan sterilisasi

alat-alat laboratorium terlebih dahulu. Sterilisasi adalah cara untuk mendapatkan suatu kondisi

bebas mikroba atau setiap proses yang dilakukan baik secara fisika, kimia, dan mekanik untuk

membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme.

1.2 Tujuan

1.    Untuk mengetahui cara isolasi mikroorganisme dalam tanah dalam tanah

2.    Untuk mengetahui jumlah koloni bakteri dan jamur yang terdapat pada media

Page 4: Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam tanah hidup berbagai jasad renik (mikroorganisme) yang melakukan berbagai

kegiatan yang menguntungkan bagi kehidupan makhluk-makhluk hidup lainnya atau dengan

perkataan lain menjadikan tanah memungkinkan bagi kelanjutan hidup siklus kehidupan

makhluk-makhluk alami. Secara alami mikroba di alam ditemukan dalam populasi campuran.

Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan isolasi yang diawali dengan penngenceran

bertingkat. Proses isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan nikroba lain yang

berasal dari campuran berbagai mikroba untuk dapaty mempelajari sifat biakan, morfologi, dan

sifat mikroba lainnya (Puspitasari, dkk, 2012). Pemanfaatan mikroba tanah dapat diaplikasikan

untuk menambahkan kualitas pada sektor ertanian. Biofertilezer merupakan inokulan berbahan

aktif mikroba hidup yang berfungsi untuk menambah hara tertentu atau memfasilitasi tersedianya

unsur hara bagi tanaman sehingga tanaman bisa tumbuh optimal [1]. Mikroba yang dapat

dimanfaatkan sebagai biofertilizer diantaranya adalah mikroba penambat hara, pengikat hara, dan

pemantap agregrat (Saryono, dkk, 2012).

Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari

lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur

yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal. Isolasi dapat dilakukan

dengan dua metode yaitu metode cawan tuang dan metode cawan gores. Isolasi adalah cara

untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentudari lingkungannya, sehingga diperoleh

kultur murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari

pembelahan dari satu sel tunggal. Ada berbagai cara untuk mengisolasi bakteri dalam biakan

murni yaitu, cara pengenceran, cara penuangan, cara penggesekan atau penggoresan, cara

penyebaran, cara pengucilan 1 sel, dan cara inokulasi pada hewan. Masing-masing mempunyai

kelebihan dan kekurangan (Mutiara, T, dkk, 2006).

Isolasi bakteri dikarakterisasi dengan menumbuhkan pada medium dan dilakukan

pengamatan meliputi: pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar miring yaitu bentuk

pertumbuhan pada bekas goresan, pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar tegak yaitu

bentuk pertumbuhan pada bekas tusukan dan pertumbuhan koloni bakteri pada medium agar

lempeng yaitu bentuk, tepian, elevasi, permukaan warna, diameter koloni dan konfigurasi.

Berdasarkan hasil identifikasi secara mikrobiologis maupun fisiologis melalui uji biokimia

Page 5: Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

ditemukan tujuh isolat bakteri yang termasuk kedalam bakteri patogen maupun non patogen

(Rahmaningsih, dkk. 2012).

Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat

menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil.

Oleh karena itu, jamur mengambil zat-zat makanan yang sudah jadi yang dibuat atau dihasilkan

oleh organisme lain untuk kebutuhan hidupnya. Sifat ketergantungan terhadap organisme lain

menyebabkan jamur digolongkan sebagai tumbuhan heterotrofik Djarijah dan Djarijah, 2001

(dalam Arif, dkk, 2012). Menurut Zabel dan Morrel 1992 (dalam Arif, dkk, 2012), sebagai

tumbuhan heterotrofik, jamur membutuhkan sumber makanan sebagai substrat, sumber energi,

aktivitas metabolisme, dan nutrisi. Energi dapat diperoleh dari oksidasi senyawa karbon,

metabolisme untuk mensintesis senyawa-senyawa yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan

perkembangan hifa jamur, dan sumber nutrisi yang dibutuhkan seperti vitamin, CO2, dan

nitrogen (Arif, dkk, 2007).

Pada proses isolasi dan identifikasi jamur serta proses produksi digunakan berbagai bahan kimia

yang berderajat murni (pro-analisis) kecuali bila disebutkan lain. Spesifikasi bahan kimia yang

digunakan dijelaskan pada setiap tahap isolasi dan analisis. Isolasi jamur menggunakan medium

PDA (Potato Dextrose Agar). Jamur lebih tahan terhadap pH suasana asam jika dibandingkan

dengan bakteri atau aktinomisetes, sehingga dengan cara ini juga telah terjadi seleksi terhadap

mikroba yang sedang diisolasi (Saryono, dkk, 2002)

Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji

sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus

disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Nutrien

agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk

pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme

heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan

agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti

uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan

sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni dengan cara

disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit (Fathir et al., 2009).

Page 6: Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

Teknik Pengambilan Sampel

Sebelum melakukan isolasi terlebih dahulu dilakukan pengambilan sampel. Berikut merupakan

prosedur pengambilan sampel.

1. Sampel tanah

Jika mikroorganisme yang diinginkan kemungkinan berada di dalam tanah, maka cara

pengambilannya disesuaikan dengan tujuan dan kebutuhan. Misal jika yang diinginkan

mikroorganisma rhizosfer maka sampel diambil dari sekitar perakaran dekat permukaan hingga

ujung perakaran..

2. Sampel air

Pengambilan sampel air bergantung kepada keadaan air itu sendiri. Jika beerasal dari air sungai

yang mengalir maka botol dicelupkan miring dengan bibir botol melawan arus air. Bila

pengambilan sampel dilakukan pada air yang tenang, botol dapat dicelupkan dengan tali, jika

ingin mengambil sampel dari air keran maka sebelumya keran dialirkan dulu beberapa saat dan

mulut kran dibakar.

Isolasi Dengan Cara Pengenceran (Dilution)

1. Teknik Preparasi Suspensi

Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan dalam akuades steril. Tujuan dari teknik ini

pada prinsipnya adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air

sehingga lebih mudah penanganannya. Macam-macam preparsi bergantung kepada bentuk

sampel :

Page 7: Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

a. Swab (ulas), dilakukan menggunakan cotton bud

steril pada sampel yang memiliki permukaan luas dan

pada umumnya sulit dipindahkan atau sesuatu pada

benda tersebut. Contohnya adalah meja, batu, batang

kayu dll. Caranya dengan mengusapkan cotton bud memutar sehingga seluruh permukaan kapas

dari cotton bud kontak dengan permukaan sampel. Swab akan lebih baik jika cotton bud

dicelupkan terlebih dahulu ke dalam larutan atraktan semisal pepton water.

b. Rinse (bilas) ditujukan untuk melarutkan sel-sel mikroba yang menempel pada

permukaan substrat yang luas tapi relatif berukuran kecil, misalnya daun bunga

dll. Rinse merupakan prosedur kerja dengan mencelupkan sampel ke dalam

akuades dengan perbandingan 1 : 9 (w/v). Contohnya sampel daun diambil dan

ditimbang 5 g kemudian dibilas dengan akuades 45 ml yang terdapat dalam

beaker glass.

c. Maseration (pengancuran), sampel yang berbentuk padat dapat ditumbuk

dengan mortar dan pestle sehingga mikroba yang ada dipermukaan atau di dalam

dapat terlepas kemudian dilarutkan ke dalam air. Contoh sampelnya antar alain

bakso, biji, buah dll. Perbandingan antar berat sampel dengan pengenceran

pertama adalah 1 : 9 (w/v). Unutk sampel dari tanh tak perlu dimaserasi

1. Teknik Pengenceran Bertingkat

Page 8: Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang

tersuspensi dalam cairan. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung

kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel

dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10

sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya.

Cara Kerja :

a. Sampel yang mengandung bakteri dimasukan ke dalam tabung pengenceran pertama (1/10

atau 10-1) secara aseptis (dari preparasi suspensi). Perbandingan berat sampel dengan volume

tabung pertama adalah 1 : 9 dan ingat akuades yang digunakan jika memakai teknik rinse dan

swab sudah termasuk pengencer 10-1. Setelah sampel masuk lalu dilarutkan dengan

mengocoknya (pengocokan yang benar dapat dilihat pada gambar disamping)

b. Diambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet ukur kemudian dipindahkan ke tabung 10-2 secara

aseptis kemudian dikocok dengan membenturkan tabung ke telapak tangan sampai homogen.

Pemindahan dilanjutkan hingga tabung pengenceran terakhir dengan cara yang sama, hal yang

perlu diingat bahwa pipet ukur yang digunakan harus selalu diganti, artinya setiap tingkat

pengenceran digunakan pipet ukur steril yang berbeda/baru. Prinsipnya bahwa pipet tidak perlu

diganti jika memindahkan cairan dari sumber yang sama.

3. Teknik Penanaman

a. Teknik penanaman dari suspensi

Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi

dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan

koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.

a.1. Spread Plate (agar tabur ulas)

Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar

diperoleh kultur murni. Adapun prosedur kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :

· Ambil suspensi cairan senamyak 0,1 ml dengan pipet ukur kemudian teteskan diatas permukaan

agar yang telah memadat.

· Batang L atau batang drugal diambil kemudian disemprot alkohol dan dibakar diatas bunsen

beberapa saat, kemudian didinginkan dan ditunggu beberapa detik.

· Kemudian disebarkan dengan menggosokannya pada permukaan agar supaya tetesan suspensi

merata, penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar.

Page 9: Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

· Hal yang perlu diingat bahwa batang L yang terlalu panas dapat menyebabkan sel-sel

mikroorganisme dapat mati karena panas.

a.2. Pour Plate (agar tuang)

Teknik ini memerlukan agar yang belum padat (>45oC) untuk dituang bersama suspensi bakteri

ke dalam cawan petri lalu kemudian dihomogenkan dan dibiarkan memadat. Hal ini akan

menyebarkan sel-sel bakteri tidak hanya pada permukaan agar saja melainkan sel terendam agar

(di dalam agar) sehingga terdapat sel yang tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan ada yang

tumbuh di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung oksigen. Adapun prosedur

kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :

· Siapkan cawan steril, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih cair

(>45oC)

· Teteskan 1 ml secara aseptis.suspensi sel kedalam cawan kosong

· Tuangkan media yang masih cair ke cawan kemudian putar cawan untuk menghomogenkan

suspensi bakteri dan media, kemudian diinkubasi.

Alasan diteteskannya bakteri sebanyak 0,1 ml untuk spread plate dan 1 ml untuk pour plate

karena spread plate ditujukan untuk menumbuhkan dipermukaanya saja, sedangkan pour plate

membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penyebarannya sehingga diberikan lebih banyak dari

pada spread plate.

Page 10: Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

b. Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)

Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke

dalam medium baru.

b.1 Goresan Sinambung

Cara kerja :

· Sentuhkan inokulum loop pada koloni dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan

agar.

· Jangan pijarkan loop, lalu putar cawan 180oC lanjutkan goresan sampai habis.

Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan

untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.

b.2 Goresan T

Cara kerja :

· Bagi cawan menjadi 3 bagian menggunakan spidol marker

· Inokulasi daerah 1 dengan streak zig-zag

· Panaskan jarum inokulan dan tunggu dingin, kemudian lanjutkan streak zig-zag pada daerah 2

(streak pada gambar). Cawan diputar untuk memperoleh goresan yang sempurna

· Lakukan hal yang sama pada daerah 3

B.3 Goresan Kuadran (Streak quadrant)

Cara kerja :

Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat.

Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel

Page 11: Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

mikroorganisma.Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama

sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

A. TEMPAT DAN WAKTU

Praktikum mikrobiologi – virology ini dilaksanakan pada hari rabu 23 oktober 2013

pukul 13.00 – 15.30 di laboratorium mikrobiologi – virologi jurusan farmasi fakultas

farmasi dan sains universitas muhammadiyah prof. dr. Hamka

B. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

Ø  Cawan petri steril

Ø  Vortex

Ø  Bunsen

Ø  Tabung teaksi

Ø  Pipet ukur

Ø  Jarum ose

Ø  Plastic wrap

Ø  Drugal sky

Ø  Alulunium voil

Ø  Rak tabung

Page 12: Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

2. Bahan

Ø  Media PDA sintesis

Ø  Media NA sintesia

Ø  Tanah

Ø  Aquadest

C. PROSEDUR KERJA

Tempelkan label pada pada pada 7 tabung, masing-masing bertuliskan 10-1-10-7 dan isi

dengan 9ml aquadest

Timbang tanah 1 gram dan simpan di tabing reaksi yang tidak diberi label

Vortex tanah kemudian ambil 1ml dan dimasukan ketabung yang diberi label 10 -1 dan

seterusnya

Ambil 0,1ml sampel dari cawan yang berlebel 10-5, 10-6, 10-7 dan di pindahkan ke

medium PDA sintesis

Pada pengambilan sampel dari udara, buka cawan dan diamkan selama beberapa menit

dan tutup kembali

Dan pengambilan sampel dari nafas dengan membuka sedikit cawan dan tupkan nafas

kedalam cawan

Dan pengambilan dari rambut dengan kapas yang dibasahi alcohol lalu di bilah kerambut

dan kapas tersebut di ulas di media cawan petri

Simpan semua cawan di incubator selama 1x24jam

Hitung jumlah koloni yang terbentuk

Pindahkan bakteri yang berasal dari tanah ke media NA petri dan slant di LAF

Simpan di incubator selama 1x24jam

Amati morfologi koloni

Page 13: Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil ISOLASI MIKROORGANISME DARI UDARA DAN LINGKUNGAN

NO SUMBER BAKTERI JAMUR KETERANGAN1 LINGKUNGAN UDARA ADA ADA KHAMIR 9

BAKTERI 2KAPANG 4JAMUR 4

2 NAFAS MANUSIA - ADA JAMUR 33 LINGKUNGAN

RAMBUT ADA - BAKTERI 235

ISOLASI BAKTERI DARI SAMPEL TANAH

SUMBER ISOLAT INTENSITAS PERTUMBUHAN

JENIS MIKROORGANISME

KETERANGAN

CAWAN 10-5 2 X 24 JAM KAPANG TAK TERHITUNGCAWAN 10-6 2 X 24 JAM KHAMIR

KAPANGKAPANG 99KHAMIR 2

CAWAN 10-7 2 X 24 JAM KAPANGKAHMIR

KAPANG 84KHAMIR 1

MORFOLOGI KOLONI BAKTERI

NO PENGAMATAN BAKTERI 1 BAKTERI 2 BAKTERI 3

1 BENTUK KOLONI IRREGULER IRREGULER IRREGULER2 UKURAN KOLONI - - -3 PIGMENTASI KOLONI TIDAK ADA

PIGMENTASITIDAK ADA PIGMENTASI

TIDAK ADA PIGMENTASI

4 ELEVASI KOLONI FLAT FLAT FLAT5 TEPI KOLONI BERKELOMBANG BERGERIGI TAK BERATURAN6 PERMUKAAN KOLONI KASAR HALUS HALUS7 KONSISTENSI KOLONI LENGKET, SUSAH

DILEPASLENGKET LENGKET

8 EMULSIFIBILITAS KOLONI TERBENTUK EMULIS

TERBENTUK EMULSI

TERBENTUK EMULSSI

9 BAU KOLONI BERBAU (ASAM) BERBAU (ASAM) BAU HANGUS

Page 14: Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

B. Pembahasan

Percobaan kali ini membahas tentang cara-cara atau teknik yang biasa digunakan dalam

mengisolasi mikroba dari habitat alaminya. Pada praktikum kali ini kita menggunakan

metode sebar (spread plate method). Metode sebar (spread plate method) adalah suatu

teknik penanaman dalam mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan

stock kultur bakteri atau menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat.

Untuk sampel yang digunakan pada praktikum isolasi ini berupa sampe dari lingkungan

yaitu udara, nafas manusia, dan rambut, serta sampel tanah yang berada dekat

pembuangan sampah. Pada sampel udara kita membuka cawan pentri selama 5 menit lalu

ditutup kembali, untuk sampel nafas manusia kita buka buka sedikit cawan petri lalu

bernafas di dekatnya dan tutu kembali serta untuk rambut, kapas yang telah dibasahi

alcohol di bilas ke rambut lalu di ulaskan ke media di cawan petri. Lalu letakan di

incubator.

Untuk sampel tanah, kita melakukan pengenceran bertingkat. Pengenceran bertingkat ini

bertujuan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam

cairan. Untuk hasil pengenceran ditemukan bahwa 10-5 memiliki jumalah mikroorganisme

lebih banyak dibandingkan dengan pengenceran ke 10-7 , perbedaan hasil ini dikareakan

factor pengenceran yang tinggi.Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran

tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Dari hasil praktikum dapat

diketahui bahwa bentuk, tepian,warna dan elevasidari bakteri. Untuk bakteri bentuknya

irregular, tidak ada pigmentasi, elevansinya flat, tepi koloninya bergelombang,

permukaan koloninya kasar, konsistensi koloni lengket susah di lepas, emulsifibilitas

koloni yaitu terbentuk suspensi, dan bau koloni adalah berbau ( asam )

Isolasi adalah suatu cara untuk memisahkan organisme tersebut dari lingkungannya atau

habitatnya dan menumbuhkan sebagai biakan murni dalam medium buatan. Mengisolasi

mikrobia adalah memisahkan mikrobia dengan lingkungan atau substratnya dan

menumbuhkan kembali pada medium buatan. Untuk penanaman mikrobia yang harus

diperhatikan adalah faktor nutrisi serta kebutuhan akan oksigen, karena ada mikrobia

Page 15: Laporan Prak Mirko - Virologi Isolasi Mikroorganisme

yang membutuhkan oksigen (aerob) dan ada mikrobia yang tidak butuh

oksigen( anaerob).

BAB 5

KESIMPULAN DAN DAFTAR PUSTAKA

A. KESIMPULAN

Dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Bakteri / mikroorganisme banyak terdapat dimana-mana bahkan di area tubuh kita sendiri seperti rambut , tangan , kaki ataupun bagian kulit yang lain.

2. Untuk mendapatkan biakan yang bisa dihitung pada sample tanah digunakan bakteri dengan hasil pengenceran yang terbesar sehingga bakteri yang didapat jumlah nya lebih kecil dan dapat dihitung.

3. Setelah diisolasi selama 2 x 24 jam dan diamati kita dapat menentukan morfologi koloni bakteri mulai dari bentuk , bau , pigmentasi dan permukaan bakteri dll di medium.

B. DAFTAR PUSTAKA

http://jeniwidya.blogspot.com/2013/04/isolasi-jamur-dan-bakteri-dari-dalam_22.html

http://switianiekayuliani.blogspot.com/2012/10/isolasi-mikroorganisme_16.html

http://biologipedia.blogspot.com/2011/01/tehnik-isolasi-mikroorganisme.html