Laporan ppa junia marwa

71
LAPORAN PERAKTEK PERADILAN AGAMA (PPA) JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH (MUA’MALAH) DI PENGADILAN AGAMA SUBANG Disusun Oleh: JUNIA MARWA 1210 302 090 FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2013 M

Transcript of Laporan ppa junia marwa

Page 1: Laporan ppa junia marwa

LAPORAN

PERAKTEK PERADILAN AGAMA (PPA)

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH (MUA’MALAH)

DI PENGADILAN AGAMA

SUBANG

Disusun Oleh:

JUNIA MARWA1210 302 090

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2013 M

Page 2: Laporan ppa junia marwa

LEMBAR PERSETUJUAN

PRAKTEK PERADILAN AGAMA (PPA)

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH (MUA’MALAH)

DI PENGADILAN AGAMA SUBANG

KABUPATEN SUBANG

Disusun Oleh:

Nama : Junia Marwa

Nomor Induk : 1210 302 090

Telah diperiksa dan memenuhi syarat untuk dinilai, dan dapat dikeluarkan

nilai akhir (kumulatif) untuk Praktek Peradilan Agama (PPA)

Mengetahui

Ketua Jurusan,

Sarip Muslim, S.Ag, M.A

NIP. 1914022002121002

Menyetujui

Pembimbing,

Abdullah Syafe’i, M. Ag.

NIP. 196707091996031002

Page 3: Laporan ppa junia marwa

FORMAT PENILAIAN

PERAKTEK PERADILAN AGAMA (PPA)

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH (MUA’MALAH)

Kepada Yth :

Ketua/Sekretaris Jurusan Mua’malah

Fakultas Syari’ah dan Hukum

UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Setelah memperhatikan kegiatan mulai dari pemebekalan, kehadiran,

pengamatan di lapangan, penyusunan laporan individual, dengan ini saya

pembimbing Praktek Peradilan Agama menerangkan bahwa Mahasiswa berikut:

Nama : Junia Marwa

Nomor Induk : 1210 302 090

Tempat peraktik : Pengadilan Agama Subang

Memperoleh Nilai Akhir :………(.......................…….)

Dengan demikian keterangan ini diberikan agar yang berkepentingan

menjadi maklum.

Bandung, 12 Juli 2013

Pembimbing,

Abdullah Syafe’I, M. Ag.

NIP. 196707091996031002

Page 4: Laporan ppa junia marwa

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam. Dengan karunia dan

rahmat-Nya manusia senantiasa mengembangkan segala kemampuan untuk terus

berkaya dan beribadah.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi besar

yakni Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para sahabat, tabi’in dan

tabiat serta kepada kita selaku umatnya.

Alhamdulillah saya sebagai penyusun sangat bersyukur karena karunia

Allah SWT, laporan Praktek Peradilan Agama (PPA) ini dapat terselesaikan,

walaupun saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, segala bentuk kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat saya

harapkan demi kesempurnaan dimasa yang akan datang.

Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah ikut serta

membantu dalam penyusunan laporan ini , bantuan dan dorongan serta

bimbingannya. Untuk itu sebagai rasa syukur, pada kesempatan ini perkenankan

saya untuk mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya.

2. Kedua orang tua yang telah memberikan motivasi dan semangat baik moril

maupun materil, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini.

3. Adik tersayang dan keluarga besar tercinta yang senantiasa mendo’akan

tak pernah jemu.

Page 5: Laporan ppa junia marwa

4. Bapak Prof. Oyo Sunaryo Mukhlas, M. Si, selaku Dekan Fakultas Syari’ah

dan Hukum.

5. Bapak Sarip Muslim, S. Ag. M.A, selaku Ketua Jurusan Hukum Ekonomi

Syari’ah (Mua’malah).

6. Bapak Abdullah Syafe’i, M.Ag, selaku Pembimbing dalam penulisan

laporan.

7. Bapak Drs.H.Acep Saefudin,S.H. selaku Pembimbing Simulasi Sidang di

UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

8. Bapak Djalaludin dan Bapak Ramlan selaku pembimbing di Pengadilan

Agama Subang beserta seluruh stafnya.

9. Rekan-rekan Jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah (Mua’malah), teman

seperjuangan yang selalu sedia bahu membahu dalam perjalanan hidup ini.

10. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga segala bantuan, bimbingan, do’a dan dorongan yang

diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah dan mendapat pahala yang

berlimpat ganda dari Allah SWT.

Besar harapan penulis agar laporan hasil Praktek Peradilan Agama

ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak pada umumnya, dan bagi

penulis khususnya. Amin.

Bandung, 12 Juli 2013

Junia Marwa

Page 6: Laporan ppa junia marwa

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. X

FORMAT NILAI .............................................................................................. XI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Dasar Penyelenggaraan .................................................................... 2

C. Tujuan Praktikum............................................................................. 3

D. Bentuk dan Jenis Kegiatan ............................................................... 3

E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ...................................................... 4

BAB II DESKRIPSI UMUM PENGADILAN AGAMA SUBANG

A. Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama Subang ............................... 5

B. Visi Dan Misi Pengadilan Agama Subang....................................... 6

C. Letak Geografis dan Luas Wilayah.................................................. 6

D. Tujuan Pengadilan Agama Subang .................................................. 7

E. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Subang .............................. 9

F. Tugas Pokok Pengadilan Agama Subang......................................... 9

Page 7: Laporan ppa junia marwa

BAB III KEDUDUKAN, TUGAS, DAN WEWENANG

PENYELESAIAN PENGADILAN AGAMA SUBANG

A. Kedudukan Pengadilan Agama Subang ........................................... 12

B. Tugas Pengadilan Agama Subang..................................................... 14

C. Kewenangan Pengadilan Agama Subang.......................................... 19

BAB 1V HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS TEMUAN LAPANGAN

PENGADILAN AGAMA SUBANG

A. Prosedur Pengajuan Perkara di Pengadilan Agama Subang ............. 20

B. Mekanisme Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama Subang .... 32

C. Jumlah Penyelesaian Perkara/Kasus di Pengadilan Agama

Subang............................................................................................... 38

D. Hasil Temuan Produk-Produk Putusan Hakim di Pengaadilan

Agama Subang ..................................................................................39

E. Aplikasi Hasil Temuan Lapangan dalam Simulasi Persidangan ......43

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................61

B. Saran..................................................................................................62

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................64

LAMPIRAN – LAMPIRAN ...........................................................................XII

Page 8: Laporan ppa junia marwa

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana diketahui, bahwa pendidikan program sarjana diarahkan

untuk menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang keahlian

tertentu, sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan

cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya. Di samping

itu, mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya

sesuai dengan bidang keahlianya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada

masyarakat dengan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tata kehidupan

bersama.

Sejalan dengan arah pendidikan tersebut, pendidikan yang diselenggarakan

oleh Fakultas Syari’ah dan Hukum adalah untuk menyiapkan para Mahasiswa

agar memiliki kemampuan akademik dalam pembekalan dan pengenalan

pengetahuan tentang berbagai masalah hukum dalam masyarakat, termasuk

masalah-masalah penyelesaian perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan

Agama.

Peradilan Agama adalah peradilan islam di Indonesia, sebab dari jenis-

jenis perkara yang boleh diadilinya, seluruhnya adalah jenis perkara menurut

agama islam. Dapat disimpulkan bahwa peradilan agama yang berwenang dalam

jenis perkara perdata islam tertentu, bagi orang-orang islam di Indonesia. Dengan

keluarnya Undang-undang No. 7 tahun 1989 tentang peradilan agama dan juga

Page 9: Laporan ppa junia marwa

telah lahir dalam bentuk Instruksi Presiden No. 1 tahun 1991 tentang Kompilasi

Hukum Islam yang mencakup tentang perkawinan pada Undang-undang No 1

Tahun 1974 yang meliputi bidang perkawinan khususnya perceraian.

Untuk tujuan tersebut diperlukan adanya kegiatan kurikulum dan

tercantum dan terdapat di liar kegiatan perkuliahan berupa praktik lapangan,

yang bersinggungan dan menunjang kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini,

praktik pengadilan menjadi salah satu jenis praktik yang harus diikuti oleh

Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

B. Dasar Penyelenggaraan

Dasar penyelenggaraan Praktik Pengadilan mahasiswa Fakultas Syari’ah

dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung adalah:

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan;

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan atas

Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengolahan

Pendidikan;

5. Peraturan Presiden Nomor 57 Tahun 2005 tentang Perubahan Status

IAIN Sunang Gunung Djati Bandung menjadi UIN Sunan Gunung Dajati

Bandung;

Page 10: Laporan ppa junia marwa

6. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 07 Tahun 2013 tentang Organisasi

dan Tata Kerja UIN Sunan Gunung Djati Bandung;

7. Peraturam Menteri Agama RI nomor 39 Tahun 2010 tentang Statuta UIN

Sunan Gunung Djati Bandung;

8. Keputusan Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Nomor 046 Tahun

2011 tentang Pengangkatan Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum.

C. Tujuan Praktek Peradilan

1. Membekali mahasiswa, agar memiliki pemahaman dan apresiasi tentang

administrasi peradilan.

2. Membekali mahasiswa agar memiliki pengalaman praktis dalam

penyelenggaraan administrasi peradilan.

3. Membekali mahasiswa agar memiliki pengalam praktis dalam

menyelesaikan perkara.

4. Membekali mahasiswa agar memiliki keterampilan dalam menyelesaikan

perkara.

D. Bentuk Kegiatan Praktikum

Kegiatan praktik Peradilan Agama dilakukan dalam bentuk:

1. Pengamatan lapangan, yang dilakukan di Pengadilan Agama dengan

sasaran pengamatan meliputi: administrasi umum, administrasi peradilan,

dan proses menyelesaikan perkara.

2. Simulasi persidangan, yang dilakukan di Ruang Simulasi Persidangan

Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Page 11: Laporan ppa junia marwa

E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Adapun waktu penyelenggaraan Praktik Peradilan dilaksanakan mulai 13

Juni sampai dengan 30 Juli 2013, dengan pertelaan sebagai berikut:

1. Kegiatan pembekalan dilaksanakan di Kampus Fakultas Syari’ah dan

Hukum UIN Sunan Gunung Djati Bandung pada tanggal 13 Juni 2013.

2. Kegiatan pengamatan dan orientasi lapangan dilaksanakan di Pengadilan

Agama Subang pada tanggal 14 Juni s.d 28 Juni 2013.

3. Kegiatan Simulasi persidangan dilaksanakan di Kampus Fakultas

Syari’ah dan Hukum UIN Gunung Djati Bandung pada tanggal 01 Juli

s.d. 08 Juli 2013.

Page 12: Laporan ppa junia marwa

BAB II

DESKRIPSI UMUM PERADILAN AGAMA

A. Sejarah Berdirinya Pengadilan Agama Subang

Pengadilan Agama Subang berdiri pada tahun 1982 berdasarkan surat

Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor 95 tahun 1982 tanggal 28 Oktober,

dan diresmikan pada tahun 1984 oleh Dirjen Peradilan Agama, dan sekarang

meliputi wilayah hukumnya. wilayah hukum Pengadilan Agama Subang meliputi

21 kecamatan dan 237 kelurahan dan desa.

Jauh sebelum itu Pengadilan Agama Subang dalam sejarahnya berdiri dan

eksis kenyataan berbarengan dengan kepentingan penegakan hukum islam

didaerah Kabupaten Subang. Karena sebelum itu masyarakat Subang di layani

oleh Pengadilan Purwakarta, dimana Pengadilan Purwakarta Berdiri tegak jauh

sebelum 1882 M.

Pengadilan Agama Subang secara formal resmi berpisah dari Yurisdiksi di

Pengadilan Agama Purwakarta dan berdiri pada tahun 28 Mei 1984 / 27 Sya’ban

1404 dan diresmikan oleh Direktur Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam

yaitu oleh H. Muchtar Zarkasyi, S.H. Maka sejak itu Kabupaten Subang

mempunyai Pengadilan Agama tersendiri. dan beralamatkan di Jl. K.S. Tubun No.

1 Subang. Pusat perkotaan tengah, berdiri sebelahnya kantor LIPPI Subang,

kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Subang dan kantor DPD Golkar Kabupaten

Subang.

Page 13: Laporan ppa junia marwa

B. Visi dan Misi Pengadilan Agama Subang

1) Visi Pengadilan Agama Subang

Sejalan dengan Visi Mahkamah Agung RI, Pengadilan Agama Subang

“Terwujudya Putusan yang Adil dan Berwibawa, Sehingga Kehidupan

Masyarakat Menjadi Tenang, Tertib, dan Damai Dibawah Lindungan Allah

SWT “.

2) Misi Pengadilan Agama Subang

“ Menerima, Memeriksa, Mengadili, dan Menyelesaikan Perkara-Perkara

yang Diajukan oleh Umat Islam Indonesia Dibidang Perkawinan, Waris, dan

Wasiat, Wakaf, Zakat, Infaq, Hibah, Sadaqah, dan Ekonomi Syari’ah, Secara

Cepat, Sederhana, dan Biaya Ringan”.

C. Letak Geografis dan Luas Wilayah

Peta lokasi kabupaten Subang

Page 14: Laporan ppa junia marwa

Koordinat:

Bujur Timur : 107º 31' sampai dengan 107º 54'

Lintang Selatan : 6º 11' sampai dengan 6º 49'

Wilayah Kabupaten Subang terbagi menjadi 3 bagian wilayah, yakni

wilayah selatan, wilayah tengah dan wilayah utara. Bagian selatan wilayah

Kabupaten Subang terdiri atas dataran tinggi/pegunungan, bagian tengah wilayah

Kabupaten Subang terdiri atas dataran tinggi/pegunungan, bagian tengah wilayah

Kabupaten subang berupa daratan yang mengarah langsung ke Laut Jawa.

Sebagian besar wilayah Pada bagian selatan kabupaten Subang berupa

Perkebunan, baik perkebunan Negara maupun perkebunan rakyat, hutan dan

lokasi Pariwisata.

Pada bagian tengah wilayah kabupaten Subang berkembang perkebunan

karet, tebu dan buah-buahan dibidang pertanian dan pabrik-pabrik dibidang

Industri, selain perumahan dan pusat pemerintahan serta instalasi militer.

Kemudian pada bagian utara wilayah Kabupaten Subang berupa sawah

berpengairan teknis dan tambak serta pantai.

D. Tujuan Pengadilan Agama Subang

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan

visi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5

(lima) tahun. Tujuan Strategis yang termuat di dalam Rencana Strategis sebagai

berikut:

a. Setiap pencari keadilan merasa kebutuhan pelayanan hukumnya terlayani dan

kepuasannya terpenuhi,

Page 15: Laporan ppa junia marwa

b. Setiap pencari keadilan dapat mengakses Pengadilan Agama Subang dengan

biaya murah,

c. Masyarakat percaya bahwa Pengadilan Agama Subang memberikan pelayanan

hukum yang adil secara prima.

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai organisasi dalam waktu yang lebih

pendek dari pada tujuan. Sasaran yang ditetapkan dalam Renstra Pengadilan

Agama Subang adalah :

a. Penanaman pemahaman akan visi, misi dan tujuan Pengadilan Agama, serta

nilai-nilai dalam pelaksanaan tugas,

b. Melanjutkan penyelesaian tunggakan perkara termasuk memberikan akta cerai

dan salinan putusan pada stakeholder sebagaimana perintah undang-undang.

c. Meningkatkan percepatan penyelesaian perkara yang diterima, termasuk

pemberian akta cerai dan salinan putusan sebagai bagian dari akuntabilias

publik

d. Memperkuat pengawasan terhadap khususnya kinerja hakim dan pejabat

kepaniteraan serta meningkatkan pembinaannya,

e. Meningaatkan efektifitas penggunaan IT untuk meningkatkan pelayanan,

termasuk memperbanyak publikasi putusan.

f. Melengkapi sarana dan prasana untuk mendukung pelaksanaan tugas dan

fungsi.

Page 16: Laporan ppa junia marwa

E. Stuktur Organisasi Pengadilan Agama Subang

Diagram Struktur Organisasi Pengadilan Agama Subang

F. Tugas Pokok dan Fungsi Pengadilan Agama Subang

1) Tugas Pokok Pengadilan agama Subang

Pengadilan Agama Subang sebagai salah satu lingkungan Badan

Peradilan, tugas pokoknya adalah; menerima, memeriksa, mengadili serta

menyelesaikan perkara-perkara tertentu antara orang-orang yang beragama Islam

dan / atau orang yang menundukan diri secara sukarela terhadap Hukum Islam, di

Page 17: Laporan ppa junia marwa

bidang-bidang : Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf, Zakat, Shodaqoh dan

Ekonomi Syari’ah (UU Nomor 7 th. 1989 sebagaimana telah diubah dengan UU.

No. 3 th. 2006 pasal 49). Di samping tugas pokok tersebut di atas, Pengadilan

Agama bertugas pula menetapkan hasil Isbat rukyatul hilal dalam penentuan awal

bulan Hijriyah dan memberikan bantuan atas permohonan Umat Islam dalam

menentukan arah Kiblat.

1. Sebagai Pelayan Hukum Masyarakat mengenai berbagai Perkara /

sengketa dan permohonan masyarakat sebagaimana diatur dalam UU No. 3

tahun 2006;

2. Memberikan pelayanan keterangan, perhitungan bulan Islam dan

penasehatan Hukum Islam kepada Perseorangan dan Lembaga baik

lembaga Pemerintah maupun swasta yang membutuhkannya;

3. Memberikan kontribusi hukum Islam terapan dalam upaya pembangunan

hukum Nasional;

4. Memberi pembinaan dan penegakan hukum keluarga;

5. Memberikan pelayanan teknis yudisial dan administrasi kepaniteraan bagi

perkara tingkat pertama serta penyitaan dan eksekusi;

6. Memberikan pelayanan dibidang administrasi perkara banding, kasasi dan

peninjauan kembali serta administrasi peradilan lainnya;

7. Memberikan pelayanan administrasi umum kepada semua unsur di

lingkungan Pengadilan Agama (umum, kepegawaian dan keuangan kecuali

biaya perkara);

Page 18: Laporan ppa junia marwa

8. Memberikan Keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang Hukum Islam

pada Instansi Pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta

sebagaimana diatur dalam Pasal 52 Undang-Undang Nomor 50 Tahun

2010 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989

tentang Peradilan Agama;

9. Memberikan pelayanan penyelesaian permohonan pertolongan pembagian

harta peninggalan diluar sengketa antara orang-orang yang beragama Islam

yang dilakukan berdasarkan hukum Islam sebagaimana diatur dalam Pasal

107 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan

Atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama;

10. Waarmerking Akta Keahliwarisan di bawah tangan untuk pengambilan

deposito/ tabungan, pensiunan dan sebagainya;

11. Pelaksanakan tugas-tugas pelayanan lainnya seperti penyuluhan hukum,

pelaksanaan hisab rukyat, pelayanan riset/penelitian dan sebagainya.

Page 19: Laporan ppa junia marwa

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN WEWENANG PENYELESAIAN PERKARA

PENGADILAN AGAMA SUBANG

A. Kedudukan Pengadilan Agama Subang

Peradilan Agama adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi

rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara tertentu

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 50 tahun 2009 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan

Agama. Kekuasaan Kehakiman dilingkungan Peradilan Agama dilaksanakan oleh

Pengadilan Agama dan Pengadilan Tinggi Agama yang berpuncak pada

Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara Tertinggi.

Pengadilan Agama Subang merupakan pengadilan tingkat pertama dalam

wilayah yurisdiksi Pengadilan Tinggi Agama Bandung dan berpuncak pada

Mahkamah Agung Republik Indonesia. Sebagai Pengadilan Agama yang seperti

Pada Umumnya, Pengadilan Agama Subang ini melayani perkara dengan wilayah

hukum yang sudah dicantumkan di atas. Dengan luas yang seperti itu, maka

Pengadilan Agama Subang sedikit kewalahan dalam menyampaikan surat bagi

yang sedang berperkara. Jarak yang ditempuh dalam menyampaikan surat tersebut

ada yang tidak bisa dilalui oleh mobil. Untuk menggunakan motor pun harus

seorang yang ahli dalam melalui trek yang sangat rawan kecelakaan karena jalan

yang jelek dan jauh. Menurut Peradilan Agama Subang, Perkara Yang Masuk

Peradilan Agama Subang Kebanyakan adalah perkara cerai gugat. Karena banyak

Page 20: Laporan ppa junia marwa

wanita bersuami yang menjadi TKW. Sehingga banyak kasus suami yang

mendekati wanita lain karena istrinya sedang berada di luar negeri.

Kabupaten Subang, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat,

Indonesia. Ibu kotanya adalah Subang. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut

Jawa di utara, Kabupaten Indramayu di timur, Kabupaten Sumedang di tenggara,

Kabupaten Bandung di selatan, serta Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten

Karawang di barat. Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Subang Nomor 3

Tahun 2007, Wilayah Kabupaten Subang terbagi menjadi 30 kecamatan, yang

dibagi lagi menjadi 245 desa dan 8 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan

Subang. Kabupaten ini dilintasi jalur pantura, namun ibukota Kabupaten Subang

tidak terletak di jalur ini. Jalur pantura di Kabupaten Subang merupakan Salah

satu yang paling sibuk di pulau jawa. Kota kecamatan yang berada di jalur ini

diantaranya Ciasem dan Pamanukan. Selain dilintasi jalur Pantura, Kabupaten

Subang dilintasi pula jalur jalan Alternatif Sadang Cikamurang, yang melintas

ditengah wilayah Kabupaten Subang dan menghubungkan Sadang, jalur ini

sangat ramai terutama pada musim libur seperti lebaran. Kabupaten Subang yang

berbatasan langsung dengan kabupaten Bandung disebelah selatan memiliki akses

langsung yang sekaligus menghubungkan jalur pantura dengan kota Bandung.

Jalur ini cukup nyaman dengan panorama alam yang amat indah berupa hamparan

kebun teh yang udaranya sejuk dan melintasi kawasan pariwisata Air panas Ciater

dan Gunung Tangkuban Parahu. Penduduk Subang pada umumnya adalah suku

Sunda, yang menggunakan bahasa Sunda sebagai bahasa sehari-hari. Namun

Page 21: Laporan ppa junia marwa

demikian sebagian kawasan dipesisir penduduknya menggunakan Bahasa Jawa

Dialek Cirebon (Dermayon).

B. Tugas Pengadilan Agama Subang

Pengadilan Agama Subang sebagai salah satu lingkungan Badan Peradilan

tugas pokoknya adalah menerima, memeriksa, mengadili serta menyelesaikan

perkara-perkara tertentu antara orang-orang yang beragama Islam dan / atau orang

yang menundukan diri secara sukarela terhadap Hukum Islam, di bidang-bidang :

Perka-winan, Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf, Zakat, Shodaqoh dan Ekonomi

Syari’ah (UU. Nomor 7 th. 1989 sebagaimana telah diubah dengan UU. No. 3 th.

2006. pasal 49). Di samping tugas pokok tersebut di atas, Pengadilan Agama

bertugas pula menetapkan hasil Isbat rukyatul hilal dalam penentuan awal bulan

Hijriyah dan memberikan bantuan atas permohonan Umat Islam dalam

menentukan arah Kiblat.

Peradilan Agama mempunyai tugas pokok dan juga tugas

tambahan.Berdasarkan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah

Di ubah dengan undang-undang nomor 3 tahun 2006,yang menjadi tugas pokok

dan kewenangan pengadilan agama, ialah : Menerima, memeriksa, memutus dan

menyelesaikan perkara-perkara antara orang-orang yang beragama Islam

dibidang:

a. Perkawinan, yaitu hal-hal yang diatur dalam atau berdasarkan undang-undang

mengenai perkawinan yang berlaku dan dilakukan menurut syari’ah, antara

lain:

1. Izin beristeri lebih dari seorang (poligami) ;

Page 22: Laporan ppa junia marwa

2. Izin melangsungkan perkawinan bagi orang yang belum berusia 21 (dua

puluh satu) tahun, dalam hal orang tua atau wali atau keluarga dalam

garis lurus ada perbedaan pendapat ;

3. Dispensasi kawin ;

4. Pencegahan perkawinan ;

5. Penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat Nikah ;

6. pembatalan perkawinan ;

7. Gugatan kelalaian atas kewajiban suami dan isteri ;

8. Perceraian karena talak ;

9. Gugatan perceraian ;

10. Penyelesaian harta bersama ;

11. Mengenai penguasaan anak

12. Ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pendidikan anak bilamana

Bapak yang seharusnya bertanggung jawab tidak mematuhinya;

13. Penentuan kewajiban memberi biaya penghidupan oleh suami kepada

bekas isteri atau penentuan suatu kewajiban bagi bekas isteri ;

14. Putusan tentang syah atau tidaknya seorang anak;

15. Putusan tentang pencabutan kekuasan orang tua ;

16. Pencabutan kekuasaan wali

17. Penunjukan orang lain sebagai wali oleh pengadilan dalam hal kekuasaan

seorang wali dicabut ;

18. Penunjukan seorang wali dalam hal seorang anak yang belum cukup

umur 18 (delapan belas) tahun yang ditinggal kedua orang tuanya ;

Page 23: Laporan ppa junia marwa

19. Pembebanan kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang ada di

bawah kekuasaannya

20. penetapkan asal usul seorang anak dan penetapan pengangkatan anak

berdasarkan Hukum Islam

21. Putusan tentang hal penolakan pemberian keterangan untuk melakukan

perkawinan campuran ;

22. Pernyataan tentang sahnya perkawinan yang terjadi Pembebanan

kewajiban ganti kerugian atas harta benda anak yang ada di bawah

kekuasaannya menetapkan asal usul seorang anak dan penetapan

penggangkatan anak berdasarkan hukum islam dijalankan menurut

peraturan yang lain.

b. Waris, yaitu penentuan siapa yang menjadi ahli waris, penentuan mengenai

harta peninggalan, penentuan bagian masing-masing ahli waris dan

melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut, serta penetapan

pengadilan atas permohonan seseorang tentang penentuan siapa yang menjadi

ahli waris, penentuan bagian masing-masing ahli waris.

c. Wasiat, yaitu perbuatan seseorang memberikan suatu benda atau manfaat

kepada orang lain atau lembaga/badan hukum, yang berlaku setelah yang

memberikan tersebut meninggal dunia .

d. Hibah, yaitu pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari

seseorang atau badan hukum kepada orang lain atau badan hukum untuk

dimiliki.

Page 24: Laporan ppa junia marwa

e. Wakaf, yaitu perbuatan seseorang atau sekelompok orang (Wakif) untuk

memisahkan dan / atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk

dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan

kepentingannya guna kepentingan ibadah dan/atau kesejahteraan umum

menurut syari’ah.

f. Zakat, yaitu harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslin atau badan

hukum yang dimiliki oleh orang muslim sesuai dengan ketentuan syari’ah

untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

g. Infaq, yaitu perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain guna

menutupi kebutuhan, baik berupa makanan, minuman, mendermakan,

memberikan rezeki, atau menafkahkan sesuatu kepada orang lain berdasarkan

rasa ikhlas, dan karena Allah Subhanahu Wata’ala.

h. Shadaqah, yaitu perbuatan seseorang memberikan sesuatu kepada orang lain

atau lembaga/badan hukum secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh

waktu dan jumlah tertentu dengan mengharap ridho Allah Subhanahu

Wata’ala dan pahala semata.

i. Ekonomi syari’ah, Yaitu perbuatan atau kegiatan usaha yang di laksanakan

menurut prinsip syari’ah, antara lain meliputi:

1. Bank syari’ah;

2. Lembaga keuangan mikro syari’ah;

3. Asuransi syari’ah;

4. Reasuransi syari’ah;

5. Reksa dana syari’ah;

Page 25: Laporan ppa junia marwa

6. Obligasi syari’ah dan surat berharga berjangka menengah syari’ah;

7. Sekuritas syari’ah;

8. Pembiayaan syari’ah;

9. Pegadaian syari’ah;

10. Dana pensiun lembaga keuangan syari’ah, dan;

11. Bisnis syari’ah ; (Pasal 49 UU nomor 3 tahun 2006).

Selain tugas pokoknya, peradilan agama mempunyai tugas tambahan baik

yang diatur oleh undang-undang maupun dalam peraturan-peraturan lainnya, yaitu :

1. Memberikan pertimbangan dan nasihat tentang Hukum Islam kepada

instansi Pemerintah apabila diminta. (Pasal 52 ayat (1) UUnomor 7

tahun 1989).

2. Memberikan itsbat/penetapan kesaksian rukyat hilal dalam penentuan

awal bulan pada tahun Hijriyah. (Pasal 52 A UU nomor 3 tahun 2006).

3. Memberikan keterangan atau nasihat mengenai perbedaan penentuan

arah kiblat dan penentuan waktu shalat. (Penjelasan pasal 52 A UU

nomor 3 tahun 2006).

4. Menyelesaikan pelanggaran terhadap undang-undang perkawinandan

peraturan dibawahnya (Alinea 1 Penjelasan umum UU nomor 3 tahun

2006).

5. Melaksanakan tugas lainnya seperti penyuluhan hukum, pelayanan riset

dan penelitian.

Page 26: Laporan ppa junia marwa

C. Kewenangan Pengadilan Agama Subang

Kewenangan Pengadilan Agama Subang seperti yang saya ketahui terbagi

kedalam dua bagian yaitu:

a. Kewenangan Absolut

Kewenangan Absolut Pengadilan Agama Subang yaitu sesuai dengan

kewenangan Pengadilan Agama pada umumnya yaitu; pasal 49 Undang-

Undang Nomor 3 tahun 2006 Pengadilan Agama bertugas dan berwenang

memeriksa, memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara

orang-orang yang beragama Islam.

b. Kewenangan Relatif

Kewenangan Relatif Pengadilan Agama Subang yaitu hanya berwenang

menerima perkara sesuai dengan wilayah hukumnya serta menjunjung tinggi

Asas-asas tentang kewenangan relative.

Page 27: Laporan ppa junia marwa

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS TEMUAN LAPANGAN

PENGADILAN AGAMA SUBANG

A. Prosedur Pengajuan Perkara di Pengadilan Agama Subang

1. Prosedur Penyelesaian Perkara Cerai Talak

Langkah-langkah yang harus di lakukan pemohon (suami) atau kuasanya :

1) a. Mengajukan permohonan secara tertulis atau lisan kepada

pengadilan agama/mahkamah syari’ah (pasal 118 hir,142 rbg

jo.pasal50 UU no 7 thn 1989 yang telah diubah dengan UU no 3 thn

2006).

b. Pemohon yang di anjurkan untuk meminta petunjuk kepada

pengadilan agama/mahkamah syari’ah tentang tatacara membuat

surat permohonan (pasal 119 hir, 143 rbg jo pasal 50 UU no 7 thn

1989 yang telah di ubah dengan UU no 3 thn 2006).

c. Surat permohonan dapat di rubah sepanjang tidak mengubah posita

dan petitum, jika termohon telah menjawab surat permohonan

ternyata ada perubahan, maka perubahan tersebut harus atas

persetujuan pemohon

2) Pemohonan tersebut di ajukan kepada pengadilan agama/mahkamah

syari’ah;

a. Yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman pemohon.

Page 28: Laporan ppa junia marwa

b. Bila termohon meninggalkan tempat kediaman yang telah di sepakati

bersama tanpa ijin pemohon, maka permohonan harus diajukan

kepada pengadilan agama/mahkamah syari’ah yang daerah

hukumnya meliputi tempat kediaman pemohon.

c. Bila termohon berkediaman di luar negri,maka permohonan diajukan

kepada pengadilan agama/mahkamah syari’ah yang daerah meliputi

tempat kediaman pemohon.

d. Bila pemohon dan termohon bertempat kediaman di luar negri, maka

permohonan di ajukan kepada pengadilan agama/mahkamah syari’ah

yang daerah hukumnya meliputi tempat dilansungkanya perkawinan

atau kepada pengadilan agama Jakarta Pusat

3) Permohonan tersebut memuat:

a. Nama, umur, pekerjaan, agama dan tempat kediaman pemohon dan

termohon.

b. Posita (pakta kejadian dan pakta hukum).

c. Petitum (hal-hal yang di tuntut berdasarkan potita)

4) Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri dan

harta bersama dapat diajukan bersama-sama dengan permohonan

cerai talak atau sesudah ikrar talak di ucapkan.

5) Membayar biaya perkara.

Page 29: Laporan ppa junia marwa

2. Prosedur Penyelesaian Perkara Cerai Gugat

Langkah-langkah yang harus di lakukan pemohon (istri) atau kuasanya :

1) a. Mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan

agama/mahkamah syari’ah (pasal 118 hir,142 rbg jo.pasal 73 UU no

7 thn 1989 yang telah diubah dengan UU no 3 thn 2006).

b. penggugat yang di anjurkan untuk meminta petunjuk kepada

pengadilan agama/mahkamah syari’ah tentang tatacara membuat

surat gugatan (pasal 119 hir, 142 rbg jo pasal 58 UU no 7 thn 1989

yang telah di ubah dengan UU no 3 thn 2006).

c. Surat gugatan dapat di rubah sepanjang tidak mengubah posita dan

petitum, jika tergugat telah menjawab surat gugatan ternyata ada

perubahan, maka perubahan tersebut harus atas persetujuan tergugat.

2) Gugatan tersebut di ajukan kepada pengadilan agama/mahkamah

syari’ah;

a. Yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat (pasal

73 ayat 1 UU no 7 thn 1989 yang telah di ubah dengan UU no 3 thn

2006.

b. Bila penggugat meninggalkan tempat kediaman yang telah di

sepakati bersama tanpa ijin tergugat, maka gugatan harus diajukan

kepada pengadilan agama/mahkamah syari’ah yang daerah

hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat ( paasal 73 ayat 1 UU

no 7 thn 1989 yang telah di ubah dengan UU no 3 thn 2006 jo pasal

32 ayat 2 UU NO. 1 TAHU 1974).

Page 30: Laporan ppa junia marwa

c. Bila penggugat bertempat kediaman di luar negri,maka gugatan

diajukan kepada pengadilan agama/mahkamah syari’ah yang daerah

hukumnyameliputi tempat kediaman tergugat ( paasal 73 ayat 2 UU

no 7 thn 1989 yang telah di ubah dengan UU no 3 thn 2006).

d. Bila pengugat dan tegugat bertempat kediaman di luar negri, maka

gugatan di ajukan kepada pengadilan agama/mahkamah syari’ah

yang daerah hukumnya meliputi tempat dilansungkanya perkawinan

atau kepada pengadilan agama jakarta pusat ( paasal 73 ayat 3 UU no

7 thn 1989 yang telah di ubah dengan UU no 3 thn 2006).

3) gugatan tersebut memuat:

a. Nama, umur, pekerjaan, agama dan tempat kediaman pemohon dan

termohon.

b. Posita (pakta kejadian dan pakta hukum).

c. Petitum (hal-hal yang di tuntut berdasarkan potita).

4) Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah istri dan

harta bersama dapat diajukan bersama-sama dengan permohonan

cerai talak atau sesudah ikrar talak di ucapkan ( paasal 86 ayat 3 UU

no 7 thn 1989 yang telah di ubah dengan UU no 3 thn 2006).

5) Membayar biaya perkara (pasal 121 ayat 4 HIR , pasal 145 ayat 4

RB.g jo. paasal 89 UU no 7 thn 1989 yang telah di ubah dengan UU

no 3 thn 2006) bagi yang tidak mamapu dapat berperkara secara

Cuma-Cuma (prodeo) Pasal 237 HIR 273 R.Bg).

Page 31: Laporan ppa junia marwa

6) penggugat dan tergugat atau kuasanya menghadiri persidangan

berdasarkan panggilan pengadilan agama / mahkamah Syar’iyah

(pasal 121,124 dan 125 HIR, R.Bg.

3. Prosedur Penyelesaian Gugatan Lain

Langkah-langkah yang harus di lakukan pemohon (istri) atau kuasanya :

1) Mengajukan gugatan secara tertulis atau lisan kepada pengadilan

agama/mahkamah syari’ah (pasal 118 hir,142 rbg jo.pasal 73 UU no

7 thn 1989 yang telah diubah dengan UU no 3 thn 2006).

2) gugatan tersebut di ajukan kepada pengadilan agama/mahkamah

syari’ah:

a. Yang daerah hukumnya meliputi tempat kediaman penggugat (pasal

73 ayat 1 UU no 7 thn 1989 yang telah di ubah dengan UU no 3 thn

2006.

b. Bila tempat kediaman tergugat tidak diketahui, maka gugatan

diajukan kepada pengadilan agama/mahkamah syari’ah yang daerah

hukumnya meliputi tempat kediaman tergugat.

c. Bila mengenai benda tetap, maka gugatan dapat diajukan pengadilan

agama/mahkamah syari’ah yang daerah hukumnya meliputi tempat

letak benda tersebut. Bila benda tetap tersebut terletak dalam

wilayah beberapa pengadilan agama / mahkamah syar’iyah, maka

gugatan dapat diajukan kepada wilayah suatu pengadilan agama /

mahkamah syar’iyah yang dipilih penggugat (pasal 118 HIR, 142

R.Bg).

Page 32: Laporan ppa junia marwa

3) Membayar biaya perkara (pasal 121 ayat 4HIR , pasal 145 ayat 4

RB.g jo. paasal 89 UU no 7 thn 1989 yang telah di ubah dengan UU

no 3 thn 2006) bagi yang tidak mamapu dapat berperkara secara

Cuma-Cuma (prodeo) Pasal 237 HIR 273 R.Bg)

4) Penggugat dan tergugat atau kuasanya menghadiri persidangan

berdasarkan panggilan pengadilan agama / mahkamah Syar’iyah

(pasal 121,124 dan 125 HIR, R.Bg)

4. Prosedur Penyelesaian Perkara Banding

Langkah-langkah yang harus dilakukan pemohon banding:

1) Permohonan banding harus disampaikan secara tertulis atau lisan

kepada pengadilan agama / mahkamah syar’iyah dalam tenggang

waktu:

a. 14(empat belas) hari, terhitung mulai hari berikutnya dari hari

pengucapan putusan, pengumuman / pemberitahuan kepada yang

berkepentingan

b. 30 (tiga puluh) hari bagi pemohon yang tidak bertempat di kediaman

di wilayah hukum pengadilan agama / mahkamah syar’iyah

yangmemutus perkara tingkat pertama (pasal 7 UU no. 20 tahun

1974)

2) Membayar biaya perkara banding (tahun 2006pasal 7 UU no. 20

tahun 1974,pasal 89 UU no 7 tahun 1989yang telah diubah dengan

UU no 3)

Page 33: Laporan ppa junia marwa

3) Panitera memberitahukan adanya permohonan adanya permohonan

banding (pasal 7 UU N0. 20 1974)

4) Pemohon banding dapat mengajukan memeori banding dan

termohon banding dapat mengajukan kontra memeori banding (pasal

11 ayat 1 UU No 20 tahun 1947)

5) Selambat-lambatnya 14 (emapat belas) hari setelah permohonan

diberitahukan kepad pihak lawan, panitera memberi kesempatan

kepadakepada kedua belah pihak untuk melihat surat-surat berkas

perkara dikantor pengadialan agama / mahkamah syar’iyah (pasal

11ayat 1 UU no 20 tahu 1947)

6) berkas perkara banding dikirim ke pengadilan tinggi agama /

mahkamah syar’iyah provinsi oleh pengadilan agama / mahkamah

syar’iyah selambat-lambatnya dalam waktu satu bulan sejak diterima

perkara banding

7) salinan putusan banding dikirim oleh pengadialan tinggi agama /

mahkamah syar’iyah provinsi ke pengadilan agama / mahkamah

syar’iyah yang memeriksa perkara pada tingkat pertama untuk

disampaikan kepada para pihak

8) pengadilan agama / mahkamah syar’iyah menyampaikan salinan

putusan kepada para pihak

9) setelah putusan memperoleh kekuatan hukum tetap maka panitera:

a. untuk perkara cerai talak:

Page 34: Laporan ppa junia marwa

memberitahukan tentang penetapan hari sidang penyaksian ikrar

talak dengan memenggil pemohon dan termohon

memeberikan akta cerai sebagai surat bukti cerai selambat-

selambatnya dalam waktu (tujuh) hari

b. untuk perkara cerai gugat:

memberikan akta cerai sebagai surat bukti cerai selambat-

lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari.

5. Prosedur Penyelesaian Perkara Kasasi

Langkah-langkah yang harus dilakukan pemohon kasasi:

1) Mengajukan permohonan kasasi secara tertulis atau lisan melalui

pengadilan agama yang memutus perkara dalam tenggang waktu 14

(empat belas) hari sesudah penetapan/ putusan pengadilan tinggi

agama provinsi diberitahukan kepada pemohon (pasal 46 ayat (1)

UU no. 3 tahun 2009 tentang perubahan kedua atas undang-undang

no 14 tahun 1985)

2) Membayar biaya perkara kasasi (pasal 46 ayat (3) UU no 3 tahun

2009 tentang perubahan kedua atas undang-undang no 14 tahun

1985)

3) Panitera pengadilan tingkat pertama memberitahukan secara tertulis

kepada pihak lawan, selambat-lambatnya 7 (tujuh0 hari setelah

permohonan kasasi terdaftar

4) Pemohon kasasi wajib menyampaikan memori kasasi dalam

tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah permohonnannya di

Page 35: Laporan ppa junia marwa

daftar (pasal 47 ayat (1) UU no 3 tahun 2009 tentang perubahan

kedua atas undang-undang no 14 tahun 1985).

5) Panitera pengadilan tingkat pertama memberitahukan dan

menyampaikan salilan memori asasi kepada pihak lawan dalam

waktu selambat-lambatnya 30 hari sejak diterimanya memori kasasi

(pasal 47 ayat (2) UU No 3 tahun 2009 tentang perubahan ekdua atas

undang-undang no 14 tahun 1985)

6) Pihak lawan dapat mengajukan surat jawaban terhadap memori

kasasi kepada mahkamah agung selambat-lambatnya dalam tenggang

waktu 14 hari sejak tanggal diterimanya salinan memori kasasi (pasal

47 ayat (3) UU No 3 tahun 2009 tentang perubahan ekdua atas

undang-undang no 14 tahun 1985)

7) Panitera pengadilan tingkat pertama mengirimkan berkas kasasi

kepada mahkamah agung selambat2nya dalam tenggang waktu 30

hari sejak diterimanya memori kasasi dan jawaban memori kasasi

(pasal 48 UU No 3 tahun 2009 tentang perubahan ekdua atas

undang-undang no 14 tahun 1985)

8) Panitera mahakamah agung mengirimkan salinan putusan kepada

pengadilan agama untuk selanjutnya disampaikan kepada para pihak

9) Setelah putusan disampaikan kepada para pihak maka panitera:

a. Untuk perkara cerai talak:

Memberitahukan tentang penetapan hari siding penyaksian ikrar

talak dengan memanggil kedua belah pihak

Page 36: Laporan ppa junia marwa

Memberikan akta cerai sebagai surat bukti cerai selambat2nya 7

hari

b. Untuk perkara cerai gugat:

memberikan akta cerai sebagai surat bukti cerai selambat-

lambatnya selama 7 hari.

6. Prosedur Penyelesaian Perkara Kasasi

Langkah-langkah yang harus dilakukan pemohon kasasi:

1) Mengajukan permohonan kasasi secara tertulis atau lisan melalui

pengadilan agama yang memutus perkara dalam tenggang waktu 14

(empat belas) hari sesudah penetapan/ putusan pengadilan tinggi

agama provinsi diberitahukan kepada pemohon (pasal 46 ayat (1)

UU no. 3 tahun 2009 tentang perubahan kedua atas undang-undang

no 14 tahun 1985)

2) Membayar biaya perkara kasasi (pasal 46 ayat (3) UU no 3 tahun

2009 tentang perubahan kedua atas undang-undang no 14 tahun

1985)

3) Panitera pengadilan tingkat pertama memberitahukan secara tertulis

kepada pihak lawan, selambat-lambatnya 7 (tujuh0 hari setelah

permohonan kasasi terdaftar

4) Pemohon kasasi wajib menyampaikan memori kasasi dalam

tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah permohonnannya di

daftar (pasal 47 ayat (1) UU no 3 tahun 2009 tentang perubahan

kedua atas undang-undang no 14 tahun 1985).

Page 37: Laporan ppa junia marwa

5) Panitera pengadilan tingkat pertama memberitahukan dan

menyampaikan salilan memori asasi kepada pihak lawan dalam

waktu selambat-lambatnya 30 hari sejak diterimanya memori kasasi

(pasal 47 ayat (2) UU No 3 tahun 2009 tentang perubahan ekdua atas

undang-undang no 14 tahun 1985)

6) Pihak lawan dapat mengajukan surat jawaban terhadap memori

kasasi kepada mahkamah agung selambat-lambatnya dalam tenggang

waktu 14 hari sejak tanggal diterimanya salinan memori kasasi (pasal

47 ayat (3) UU No 3 tahun 2009 tentang perubahan ekdua atas

undang-undang no 14 tahun 1985)

7) Panitera pengadilan tingkat pertama mengirimkan berkas kasasi

kepada mahkamah agung selambat2nya dalam tenggang waktu 30

hari sejak diterimanya memori kasasi dan jawaban memori kasasi

(pasal 48 UU No 3 tahun 2009 tentang perubahan ekdua atas

undang-undang no 14 tahun 1985)

8) Panitera mahakamah agung mengirimkan salinan putusan kepada

pengadilan agama untuk selanjutnya disampaikan kepada para pihak

9) Setelah putusan disampaikan kepada para pihak maka panitera:

a. Untuk perkara cerai talak:

Memberitahukan tentang penetapan hari siding penyaksian ikrar

talak dengan memanggil kedua belah pihak

Memberikan akta cerai sebagai surat bukti cerai selambat2nya 7

hari

Page 38: Laporan ppa junia marwa

b. Untuk perkara cerai gugat:

memberikan akta cerai sebagai surat bukti cerai

selambat-lambatnya selama 7 hari.

7. Prosedur Penyelesaian Perkara Peninjauan Kembali

Langkah-langkah yang harus dilakukan pemohon peninjauan kembali:

1) Mengajukan permohonan PK kepada Mahkamah agung secara

tertulis atau lisan melalui pengadilan agama.

2) Pengajuan PK dalam tenggang waktu seratus delapan puluh hari

sesudah penetapan/putusan pengadilan mempunyai kekuatan hukum

tetap atau sejak diketemukan bukti adanya kebohongan atau bukti

baru dan bila alasan pemohon PK berdasarkan bukti baru (novum)

maka bukti baru tersebut dinyatakan dibawah sumpah dan di syahkan

oleh pejabat yang berwenang (Pasal 69 UU No. 3 Tahun 2009

tentang perubahan kedua atas Undang-undang No 14 tahun 1985).

3) Membayar biaya PK (Pasal 70 UU No. 3 Tahun 2009 tentang

perubahan kedua atas Undang-undang No 14 tahun 1985, Pasal 89

dan 90 UU No 7 Tahun 1989).

4) Panitera pengadilan tingkat pertama memberitahukan dan

menyampaikan salilan memori PK kepada pihak lawan dalam

tenggang waktu selambat-lambatnya 14 hari.

5) Pihak lawan berhak mengajukan surat jawaban terhadap memori PK

dalam tenggang waktu 30 hari setelah tanggal diterimanya salinan

permohonan PK.

Page 39: Laporan ppa junia marwa

6) Panitera pengadilan tingkat pertama mengirimkan berkas PK ke MA

selambat-lambanya dalam tenggang waktu 30 hari.

7) Panitera MA menyampaikan salinan putusan PK kepada PA.

8) Pengadilan Agama menyampaikan salinan putusan PK kepada para

pihak selambat-lambatnya dalam tenggang waktu 30 hari.

9) Setelah putusan disampaikan kepada para pihak maka panitera:

a. Untuk pekara Cerai Talak:

Memberitahukan tentang penetapan hari siding, penyaksian ikrar

talak dngan memanggil pemohon dan termohon.

Memberikan akta cerai sebagai surat bukti cerai selambat-

lambatnya 7 hari.

b. Untuk pekara Cerai Gugat:

Memberikan akta cerai sebagai surat bukti cerai dalam waktu

selambat-lambatnya 7 hari.

B. Mekanisme Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama Subang

1. Proses Penyelesaian Perkara Cerai Talak

1) Pemohon mendaftarkan permohonan cerai talak ke pengadilan

agama/mahkamah syari’ah.

2) Pemohon dan termohon di panggil oleh pengadilan agama/

mahkamah syari’ah unyuk menghadiri persidangan.

3) a. Tahapan persidangan ;

Pada pemeriksaan sidang pertama, hakim berusaha mendamaikan

keduabelah pihak dan suami istri harus datang secara pribadi

Page 40: Laporan ppa junia marwa

(pasal 82 UU no 7 thn 1989 yang telah diubah dengan UU no 3

thn 2006).

Apabila tidak berhasil, maka hakim mewajibkan kepada kedua

belah ihak agar terlebih dahulu menempuh mediasa (pasal 3 ayat

1 perma no 2 thn 2003).

Apabila mediasi tidak berhasil, mka pemeriksaan perkara

dilanjutkan dngan membacakan surat gugatan, jawaban, jawab-

menjawab, pembuktian dan kesimpulan. Dalam tahap jawab

menjawab ( sebelum pembuktian)tergugat dapat mengjukan

gugatan rekonvensi (gugatan balik) (pasal 132 hir, 156 rbg).

b. Putusan pengadilan agama ataw /mahkamah syari’ah atas cerai gugat

talak sebagai berikut:

Gugatan di kabulkan apabila tergugat tidak puas dapat

mengajukan banding melalui pengadilan agama atau mahkamah

syariya tersebut.

gugatan di tolak, pengugat dapat mengajukan banding melalui

pengadilan agama/mahkamah syari’ah tersebut.

Gugatan tudak diterima, pengugat dapat mengajukan

permohonan baru

Setelah petusan memperoleh kekuatan hukum tetap maka panitera

pengadilan agama atau mahkamah syari’ah memberikan akta cerai sebagai surat

bukti cerai kepada kedua belah pihak selambat-lambatnya hari setelah putusan

tersebut diberitahukan kepada para pihak.

Page 41: Laporan ppa junia marwa

2. Proses penyelesaian perkara cerai gugat :

1) Penggugat mendaftarkan gugatan perceraian ke pengadilan

agama/mahkamah syari’ah.

2) Penggugat dan tergugat di panggil oleh pengadilan agama/

mahkamah syari’ah untuk menghadiri persidangan

3) a. Tahapan persidangan ;

Pada pemeriksaan sidang pertama, hakim berusaha mendamaikan

keduabelah pihak dan suami istri harus datang secara pribadi

(pasal 82 UU no 7 thn 1989 yang telah diubah dengan UU no 3

thn 2006).

Apabila tidak berhasil, maka hakim mewajibkan kepada kedua

belah ihak agar terlebih dahulu menempuh mediasa (pasal 3 ayat

1 perma no 2 thn 2003).

Apabila mediasi tidak berhasil, mka pemeriksaan perkara

dilanjutkan dngan membacakan surat gugatan, jawaban, jawab-

menjawab, pembuktian dan kesimpulan. Dalam tahap jawab

menjawab ( sebelum pembuktian)tergugat dapat mengjukan

gugatan rekonvensi (gugatan balik) (pasal 132 hir, 156 rbg).

b. Putusan pengadilan agama atau /mahkamah syari’ah atas cerai gugat

talak sebagi berikut ;

Gugatan di kabulkan apabila tergugat tidak puas dapat

mengajukan banding melalui pengadilan agama atau mahkamah

syariya tersebut.

Page 42: Laporan ppa junia marwa

gugatan di tolak, pengugat dapat mengajukan banding melalui

pengadilan agama/mahkamah syari’ah tersebut.

Gugatan tudak diterima, pengugat dapat mengajukan

permohonan baru

Setelah petusan memperoleh kekuatan hukum tetap maka panitera

pengadilan agama atau mahkamah syari’ah memberikan akta cerai sebagai surat

bukti cerai kepada kedua belah pihak selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah

putusan tersebut diberitahukan kepada para pihak.

3. Proses Penyelesaian Perkara Gugatan Lain :

1) Penggugat atau kuasanya mendaftarkan gugatan ke pengadilan

agama/mahkamah syari’ah

2) Penggugat dan tergugat di panggil oleh pengadilan agama/mahkamah

syari’ah untuk menghadiri persidangan

3) a. Tahapan persidangan ;

Pada pemeriksaan sidang pertama, hakim berusaha mendamaikan

keduabelah pihak.

Apabila tidak berhasil, maka hakim mewajibkan kepada kedua

belah ihak agar terlebih dahulu menempuh mediasa (pasal 3 ayat

1 PERMA no 2 thn 2003.

Apabila mediasi tidak berhasil, mka pemeriksaan perkara

dilanjutkan dngan membacakan surat gugatan, jawaban, jawab-

menjawab, pembuktian dan kesimpulan. Dalam tahap jawab

Page 43: Laporan ppa junia marwa

menjawab ( sebelum pembuktian)tergugat dapat mengjukan

gugatan rekonvensi (gugatan balik) (pasal 132 hir, 156 rbg)

b. Putusan pengadilan agama ataw /mahkamah syari’ah atas cerai gugat

talak sbb:

Gugatan di kabulkan apabila tergugat tidak puas dapat

mengajukan banding melalui pengadilan agama atau mahkamah

syariya tersebut.

Gugatan di tolak, pengugat dapat mengajukan banding melalui

pengadilan agama/mahkamah syari’ah tersebut.

Gugatan tudak diterima, pengugat dapat mengajukan

permohonan baru

Setelah putusan memperoleh kekuatan hukum tetap kedua maka kedua

belah pihak dapat meminta salinan putusan (pasal 185 HIR, 196 R.Bg) Apabila

pihak yang kalah dihukum untuk menyerahkan objek sengketa, kemudian tidak

mau menyerahkan secara suka rela, maka ypihak yang menang dapat mengajukan

permohonan eksekusi pengadilan agama / mahkamah syar’iyah yang memutuskan

perkara tersebut.

4. Proses Penyelesaian Perkara Banding:

1) Berkas perkara banding dicatat dan diberi nomor register

2) Ketua pengadialan tinggi agama /mahkamah syar’iyah provinsi

membuat penetapan majelis hakim yang akan memeriksa berkas

3) Panitera menetapkan panitera pengganti yang akan membantu majlis

Page 44: Laporan ppa junia marwa

4) Panitera pengganti menyerahakan berkas perkara kepada majlis hakim

tinggi.

5) Majelis hakim tinggi memutus perkara banding

6) Salinan putusan dikirimkan kepada kedua belah pihak pengadilan

tingkat pertama

5. Proses Penyelesaian Perkara Kasasi :

1) Permohonan kasasi diteliti kelengkapan berkasnya oleh Mahkamah

Agung, kemudian dicatat dan diberi nomor register perkara kasasi

2) Mahkamah Agung memberitahukan kepada pemohon dan termohon

kasasi bahwa perkaranya telah diregistrasi

3) Ketua Mahkamah Agung menetapkan tim dan selanjutnya ketua tim

menetapkan Majelis Hakim Agung yang akan memeriksa perkara

kasasi

4) Penyerahan berkas perkara oleh asisten koordinator (Askor) kepada

panitera pengganti yang menangani perkara tersebut

5) Panitera pengganti mendistribusikan berkas perkara ke Majelis Hakim

Agung masing-masing (pembaca 1, 2 dan pembaca 3) untuk diberi

pendapat

6) Majelis Hakim Agung memutus perkara

7) Mahkamah Agung mengirimkan salinan putusan kepada para pihak

melalui pengadilan tingkat pertama yang menerima permohonan kasasi

Page 45: Laporan ppa junia marwa

6. Proses Penyelesaian Perkara Peninjauan Kembali (PK):

1) Permohonan kasasi diteliti kelengkapan berkasnya oleh Mahkamah

Agung, kemudian dicatat dan diberi nomor register perkara PK

2) Mahkamah Agung memberitahukan kepada pemohon dan termohon

PK bahwa perkaranya telah diregistrasi

3) Ketua Mahkamah Agung menetapkan tim dan selanjutnya ketua tim

menetapkan Majelis Hakim Agung yang akan memeriksa perkara PK

4) Penyerahan berkas perkara oleh asisten koordinator (Askor) kepada

panitera pengganti yang menangani perkara tersebut

5) Panitera pengganti mendistribusikan berkas perkara ke Majelis Hakim

Agung masing-masing (pembaca 1, 2 dan pembaca 3) untuk diberi

pendapat

6) Majelis Hakim Agung memutus perkara

7) Mahkamah Agung mengirimkan salinan putusan kepada para pihak

melalui pengadilan tingkat pertama yang menerima permohonan PK.

C. Jumlah Penyelesaian Perkara/Kasus di Pengadilan Agama Subang

Jumlah perkara tahun 2012 :

Jumlah perkara yang telah diputus :

NO JENIS PERKARA JUMLAH PERKARA

1 Cerai Talak 683

2 Cerai Gugat 1413

3 Perwalian 6

4 Harta Bersama 4

5 Penguasaan Anak -

Page 46: Laporan ppa junia marwa

6 Isbath Nikah 367

7 Dispensasi Nikah 28

8 Wali Adhol -

9 Ekonomi Syariah -

10 Waris 1

11 Wakaf -

12 Penetapan Ahli Waris 12

13 Zakat, Infaq, Shodaqoh -

14 Hibah -

15 Wasiat -

16 Izin Kawin -

17 Penolakan Nikah -

18 Asal-usul Anak -

19 Ganti Rugi Terhadap Wali -

20 Penunjukan Wali Bagi Orang Lain -

21 Pencabutan Kekuasaan Wali -

22 Pencabutan Hak Orang Tua -

23 Pengesahan Anak -

24 Hak-hak Bekas Istri -

25 Nafkah Anak Oleh Ibu -

26 Lain-Lain -

D. Hasil Temuan Produk-Produk Putusan Hakim di Pengaadilan Agama

Subang

Dalam pemeriksaan itu diakhiri dengan putusan akan tetapi dengan

dijatuhkannya putusan saja belumlah selesai persoalannya.

Putusan itu harus dapat dilaksanakan atau dijalankan, oleh karena itu

putusan hakim mempunyai kekuasan eksekutorial yakni kekuatan untuk

Page 47: Laporan ppa junia marwa

dilaksanakan apa yang ditetapkan dalam keputusan itu secara paksa oleh alat-alat

Negara, yang memberi kekuatan eksekutorial pada putusan hakim ialah Kepala

Putusan yang berbunyi: “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Esa”. (Pasal 4 ayat 1 UU No 14 tahun 1970).

Dalam praktek sering juga ditemukan terdapat kejadian-kejadin dimana

pihak yang dikalahkan tidak mau melaksanakan putusan Hakim secara sukarela

sehingga diperlukan bantuan dari Pengadilan untuk melaksanakan putusan

tersebut secara paksa. Kemudian pihak yang dimenangkan dalam putusan dapat

memohon pelaksanaan putusan/eksekusi kepada Pengadilan-pengadilan yang akan

melaksanakan secara paksa (execution force).

Jadi dalam melaksanakan putusan Hakim dibidang perdata pada dasarnya

diserahkan kepada pihak secara sukarela, sesuai dengan sifat perdata dimana

pengadilan/pemerintah bersifat pasif, artinya Pengadilan/pemerintah tidak turut

campur sebelum diminta, akan tetapi jika Penggugatnya pihak yang kalah tidak

menjalankan secara sukarela, maka pihak yang menang memohon kepada

pengadilan yang memutuskan perkara tersebut, agar putusan tersebut dapat

dilaksanakan secara paksa.

Putusan pada Pengadilan Agama yang telah mempunyai kekuatan hukum

yang pasti maka putusan itu harus dimintakan pengukuhan ke Pengadilan Negeri.

Pengukuhan terhadap putusan Pengadilan Agama hanya bersifat

administrative, artinya Pengadilan Negeri itu tidak boleh menjalankan

pemeriksaan ulang terhadap putusan Pengadilan Agama. (Pasal 63 UU No 1

Tahun 1974 Jo Pasal 35, 36 PP No 9 Tahun 1975).

Page 48: Laporan ppa junia marwa

Tetapi saat sekarang dengan berlakunya UU No 7 tahun 1989 putusan

Pengadilan dikukuhkan oleh Pengadilan Negeri dihapuskan sebagaimana pasal

107 ayat 1 d.

Jenis-Jenis/Produk-Produk Pelaksanaan Putusan:

1. Exekusi putusan yang diatur dengan pasal 196 HIR yaitu: menjalankan

putusan Hakim, dimana orang dihukum untuk membayar uang.

2. Exekusi yang disebut dalam pasal 225 HIR, yaitu: menjalankan putusan

hakim dimana orang dihukum untuk melakukan suatu perbuatan, hukuman

ini tidak dapat dilaksanakan dengan paksaan.

3. Exekusi Riel (Reel Exekutie)

Exekusi riel ini tidak diatur dalam HIR tetapi diatur dalam pasal 1033 Rv,

yang dimaksudkan dengan exekusi oleh pasal 1033 Rv, yakni pelaksanaan

putusan hakim yang memerintahkan pengosongan benda tetap.

Bahwa putusan akhir itu terdiri dari: putusan condemnatoir, ialah putusan

yang bersifat menghukum pihak yang dikalahkan untuk memenuhi prestasi.

Didalam putusan condemnatoir diakui hak penggugat atas prestasi yang

dituntutnya. Hukuman semacam itu hanya terjadi berhubungan dengan perikatan

yang bersumber pada persetujuan atau undang-undang yang prestasinya dapat

terdiri memberi, berbuat dan tidak berbuat.

Pada umumnya putusan condemnatoir itu berisi hukuman untuk

membayar sejumlah uang. Putusan condemnatoir itu mewajibkan si tergugat

untuk memenuhi prestasi, maka hak dari pada penggugat yang telah ditetapkan itu

dapat dilaksanakan dengan paksa (execution force) jadi memberi hak kepada

Page 49: Laporan ppa junia marwa

penggugat untuk menjalankan putusan secara paksa melalui Pengadilan. Jadi yang

kalah dipaksa untuk melaksanakan atau untuk memenuhi prestasi.

Putusan constitutive ialah putusan yang meniadakan atau menciptakan

suatu keadaan hukum, misalnya pemutusan perkawinan, pengangkatan wali,

pemberian pengampuan, pernyataan pailit, pemutusan perjanjian dan seterusnya.

Putusan coonstitutif pada umumnya tidak seperti putusan condemnatoir

karena tidak menetapkan hak atas suatu prestasi tertentu, maka akibat hukumnya

atau pelaksanaannya tidak tergantung pada bantuan daripada pihak lawan yang

dikalahkan. Perubahan keadaan atau hubungan hukum itu sekaligus terjadi pada

saat putusan itu diucapkan tanpa memerlukan upaya pemaksaan.

Putusan declatoir ialah putusan yang isinya bersifat menerangkan atau

menyatakan apa yang sah, misalnya bahwa yang menjadi sengketa adalah masalah

anak, sedangkan anak tersebut dinyatakan oleh hukum lahir dari perkawinan yang

sah.

Pada tiap putusan yang bersifat menolak gugatan merupakan putusan

declatoir, disini dinyatakan sebagai hukum, bahwa keadaan hukum tertentu yang

dituntut oleh penggugat atau pemohon ada atau tidak Tanpa mengakui adanya hak

atau suatu prestasi. Jadi putusan declatoir murni tidak mempunyai atas

memerlukan upaya pemaksa sebab sudah mempunyai akibat hukum tanpa bantuan

dari pihak lawan yang dilakukan untuk melaksanakannya, sehingga disini

hanyalah mempunyai kekuatan mengikat.

Putusan konstitutif/Consitutif, keadaan hukumnya yang baru dimulai pada

saat putusan itu telah mempunyai kekuasaan hukum yang pasti (tetap).

Page 50: Laporan ppa junia marwa

E. Aplikasi Hasil Temuan Lapangan dalam Simulasi Persidangan

1. Majelis Hakim memeriksa identitas Penggugat dan Tergugat.

2. Jika Penggugat dan Tergugat hadir, maka Majelis Hakim berusaha

mendamaikan Penggugat dan Tergugat, baik langsung maupun melalui

proses mediasi (Pasal 154 RBg / 130 HIR).

3. Majelis Hakim berusaha mendamaikan Penggugat dan Tergugat dalam

setiap kali sidang, namun Penggugat punya hak untuk menolak untuk

berdamai dengan Tergugat.

4. Penggugat dan Tergugat boleh memilih mediator yang tercantum

dalam daftar yang ada di Pengadilan tersebut.

a. Jika mediator adalah hakim, maka Penggugat tidak dikenakan

biaya. Jika mediator bukan hakim, Penggugat dikenakan biaya.

b. Mediasi bisa dilakukan dalam beberapa kali persidangan.

c. Jika Mediasi menghasilkan perdamaian, maka Penggugat

diminta untuk mencabut gugatan.

d. Jika Mediasi tidak menghasilkan perdamaian, maka proses

berlanjut ke persidangan dengan acara pembacaan surat

gugatan, jawab menjawab antara Penggugat dan Tergugat,

pembuktian, kesimpulan, musyawarah Majelis Hakim dan

Pembacaan Putusan.

Page 51: Laporan ppa junia marwa

Isi Berita Acara Persidangan

Secara rinci berita acara persidangan tersebut harus berisi hal-hal pokok

yang terjadi dalam persidangan yang dirangkaikan dalam ungkapan kalimat-

kalimat, dengan variable sebagaimana contoh berikut :

Judul dan Nomor Perkara.

a. Pada persidangan pertama :

Perkara : Cerai Talak

Tanggal 6 Juli 2013

BERITA ACARA PERSIDANGAN

Nomor : 0333/ Pdt.G / 2013 / PA-Sbg

a. Pada persidangan lanjutan, di bawah nomor perkara ditambahkan kata

lanjutan.

BERITA ACARA PERSIDANGAN

Nomor : 0333/ Pdt.G / 2013 / PA-Sbg

lanjutan

1. Penyebutan tentang pengadilan yang memeriksa perkara dan tentang hari,

tanggal, bulan, dan tahun persidangan.

Pengadilan Agama Subang yang memeriksa perkara tertentu dalam tingkat

pertama pada hari Senin tanggal 11 Juli 2013, dalam perkara Cerai Talak

antara : IRPAN PARIZI dan INDRIANI CANDRA.

2. Identitas dan kedudukan pihak dalam perkara.

a. Jika Penggugat mengajukan gugatannya sendiri.

Page 52: Laporan ppa junia marwa

IRPAN PARIZI bin AHSANUDIN, umur 44 tahun, agama Islam,

pekerjaan

Pegawai Negeri Sipil (PNS) bertempat tinggal di jl. Desa RT 07 RW

06, Desa Cipadung Kecamatan Cibiru, Kabupaten / Kota Bandung,

selanjutnya disebut Penggugat.

L a w a n

INDRIANI CANDRA binti FIRMANSYAH, umur 44 tahun, agama

Islam, pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (PNS), bertempat tinggal di jln.

Arief Rahman Hakim RT 08 RW 07 Desa Ciereng Kec Ciereng, Subang.

selanjutnya disebut Tergugat,

b. Jika Penggugat memberikan kuasa dalam berperkara, maka ditambahkan

kalimat sebagai berikut :

yang dalam hal ini diwakili oleh kuasanya INTAN MARWAH, SH.

Advokad / Pengacara yang

beralamat dan berkantor di Bandung, berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tanggal

28 Juni 2013 terdaftar pada Register kepaniteraan Pengadilan Agama

Subang

Tanggal 04 Juli 2013.

c. Jika Tergugat memberikan kuasa dalam berperkara, maka ditambahkan

kalimat sebagai berikut :

yang dalam hal ini diwakili oleh kuasanya IRHAS NEHRU, SH. Advokad

/ Pengacara yang

Page 53: Laporan ppa junia marwa

beralamat dan berkantor di Subang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tanggal

02 Juli 2013 terdaftar pada Register kepaniteraan Pengadilan Agama

Subang

Tanggal 04 Juli 2013.

d. Jika Tergugat memberikan kuasa dalam berperkara, maka ditambahkan

kalimat sebagai berikut :

yang dalam hal ini diwakili oleh kuasanya IRHAS NEHRU, SH. Advokad

/ Pengacara yang

beralamat dan berkantor di Subang, berdasarkan Surat Kuasa Khusus

tanggal

02 Juli 2013 terdaftar pada Register kepaniteraan Pengadilan Agama

Subang

Tanggal 04 Juli 2013.

3. Susunan Majelis Hakim dan Panitera sidang.

a. Dalam persidangan pertama :

Susunan persidangan adalah sebagai berikut :

Drs. JAHIDIN, SH., MH sebagai Hakim Ketua

Dra. Hj ISTI OKTAVIANI, SH. sebagai Hakim Anggota

Dra. Hj INTAN PURNAMA, S.Ag., SH. sebagai Hakim Anggota

Dra. Hj LALA SADIAH, SHI. sebagai Panitera Pengganti

b. Dalam persidangan lanjutan, apabila tidak ada pergantian Majelis Hakim.

4. Pernyataan sidang dibuka dan terbuka untuk umum.

Page 54: Laporan ppa junia marwa

Setelah persidangan dibuka dan dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim

Ketua, maka para pihak dipanggil masuk ke ruang persidangan.

5. Keterangan kehadiran dan ketidakhadiran para pihak atau kuasanya.

a. Dalam hal Penggugat dan Tergugat hadir di persidangan.

Penggugat / Kuasa Penggugat hadir menghadap sendiri ke persidangan.

Tergugat / Kuasa Tergugat hadir menghadap sendiri ke persidangan.

b. Dalam hal masing-masing pihak didampingi oleh kuasanya :

Penggugat hadir menghadap sendiri ke persidangan dengan didampingi

oleh Kuasanya.

Tergugat hadir menghadap sendiri ke persidangan dengan didampingi

oleh Kuasanya.

c. Dalam hal masing-masing pihak diwakili oleh kuasanya :

Untuk kepentingan Penggugat telah hadir kuasanya.

Untuk kepentingan Tergugat telah hadir kuasanya.

d. Dalam hal Penggugat tidak hadir, Tergugat hadir dan mohon keputusan,

diterangkan sebagai berikut :

Penggugat / Kuasa Penggugat tidak hadir menghadap sendiri ke

persidangan. Tergugat / Kuasa Tergugat hadir menghadap sendiri ke

persidangan.

Tergugat kemudian mohon keputusan.

e. Dalam hal Tergugat tidak hadir, Penggugat hadir dan mohon keputusan,

diterangkan sebagai berikut :

Penggugat / Kuasa Penggugat hadir menghadap sendiri ke persidangan.

Page 55: Laporan ppa junia marwa

Tergugat / Kuasa Tergugat tidak hadir menghadap sendiri ke persidangan.

Penggugat kemudian mohon putusan.

f. Dalam hal Penggugat atau Tergugat tidak hadir

Penggugat / Tergugat tidak hadir dan tidak menyuruh orang lain untuk

menghadap

sebagai wakilnya, meskipun ia menurut relaas panggilan tanggal 13 Juli

2013 yang

telah dibacakan di persidangan, telah dipanggil secara sah dan patut.

6. Pernyataan penundaan persidangan pada hari, tanggal, bulan, tahun, jam yang

telah ditentukan, dengan alasan :

a. Karena ketidakhadiran salah satu pihak Penggugat atau Tergugat atau

kedua belah pihak, dan Majelis Hakim memandang perlu untuk menunda

persidangan, maka Majelis Hakim melalui Panitera Pengganti

memerintahkan kepada Juru Sita Pengganti untuk memanggil lagi pihak

yang tidak hadir, serta memerintahkan pihak yang hadir untuk menghadap

persidangan pada hari dan tanggal yang telah ditentukan tanpa dipanggil

lagi.

Penggugat / Tergugat tidak datang menghadap persidangan, namun

Majelis Hakim sesuai ketentuan pasal 150 RBg / 126 HIR, akan

memanggil lagi yang bersangkutan, dan kemudian menunda persidangan

pada hari Senin tanggal 25 Juli 2013 jam 10.00 WIB, dengan

memerintahkan kepada Juru Sita Pengganti melalui Panitera Pengganti

memanggil Penggugat / Tergugat agar hadir pada hari dan tanggal

Page 56: Laporan ppa junia marwa

persidangan yang telah ditetapkan, serta memerintahkan kepada Tergugat /

Penggugat agar hadir dalam persidangan tersebut tanpa dipanggil lagi.

b. Para pihak wajib mengikuti prosedur penyelesaian sengketa melalui

mediasi berdasarkan ketentuan Perma Nomor 1 Tahun 2008.

Ketua Majelis Hakim selanjutnya menunda persidangan sampai dengan

hari Senin tanggal 08 Agustus 2013 untuk memberi kesempatan para pihak

menempuh proses mediasi tersebut, dengan memerintahkan kepada

Penggugat / Tergugat atau kuasanya dan mediator agar hadir dalam

persidangan tersebut tanpa dipanggil lagi, untuk melaporkan hasil

mediasinya.

c. Untuk melaksanakan tahapan proses pemeriksaan perkara dengan agenda

penyampaian jawaban Tergugat, replik Penggugat, duplik Tergugat,

pembuktian, kesimpulan, dan musyawarah Majelis Hakim dan lain-

lainnya, disertai penjelasan perintah kepada para pihak untuk hadir dalam

persidangan tanpa dipanggil lagi atau akan dipanggil lagi melalui juru sita.

Ketua Majelis Hakim selanjutnya menunda persidangan sampai dengan

hari Senin tanggal 15 Agustus 2013 dengan agenda penyampaian jawaban

Tergugat, replik Penggugat, duplik Tergugat, pembuktian, kesimpulan,

dan musyawarah Majelis Hakim dan lain-lainnya, dan memerintahkan

kepada Penggugat / Tergugat atau kuasanya agar hadir dalam persidangan

tersebut tanpa dipanggil lagi.

d. Untuk memberikan kesempatan kepada Penggugat / Tergugat mengajukan

alat bukti.

Page 57: Laporan ppa junia marwa

Ketua Majelis Hakim selanjutnya menunda persidangan sampai dengan

hari Senin

Tanggal 22 Agustus 2013 untuk memberikan kesempatan kepada

Penggugat / Tergugat

mengajukan alat pembuktian, dan memerintahkan kepada Penggugat /

Tergugat atau kuasanya agar hadir dalam persidangan tersebut tanpa

dipanggil lagi.

e. Untuk keperluan Majelis Hakim mendengarkan keterangan Saksi Ahli.

Ketua Majelis Hakim selanjutnya menunda persidangan sampai dengan

hari Senin

Tanggal 12 September 2013 untuk meminta pendapat seorang ahli…., dan

kemudian

memerintahkan kepada Penggugat / Tergugat atau kuasanya agar hadir

dalam persidangan tersebut tanpa dipanggil lagi.

f. Untuk keperluan Majelis Hakim melakukan Pemeriksaan Setempat.

Ketua Majelis Hakim selanjutnya menunda persidangan sampai dengan

hari Senin

Tanggal 19 September 2013 untuk terlebih dahulu melakukan pemeriksaan

setempat, dan

kemudian memerintahkan kepada Penggugat / Tergugat atau kuasanya

agar hadir dalam persidangan tersebut tanpa dipanggil lagi.

Page 58: Laporan ppa junia marwa

Pada pemeriksaan perkara di mana Hakim menunda persidangan pada

waktu yang telah ditentukan, maka langsung diikuti dengan pernyataan

penutupan sidang.

7. Dalam persidangan pertama dan lanjutan yang dihadiri para pihak, memuat

keterangan bahwa majelis hakim telah melakukan upaya mendamaikan para

pihak, berdasarkan ketentuan Pasal 154 RBg / Pasal 130 HIR.

Ketua berusaha untuk mendamaikan para pihak, tetapi tidak berhasil.

Keterangan tentang pelaksanaan mediasi.

a. Majelis Hakim memerintahkan kepada para pihak untuk melakukan

mediasi dengan menjelaskan prosedur mediasi sesuai Perma Nomor 1

Tahun 2008, dan menunda proses persidangan untuk memberikan

kesempatan para pihak menempuh proses mediasi.

Ketua Majelis Hakim menjelaskan kepada para pihak atau kuasanya

bahwa berdasarkan ketentuan Perma Nomor 1 Tahun 2008, para pihak

wajib mengikuti prosedur penyelesaian sengketa melalui mediasi. Ketua

Majelis Hakim kemudian memerintahkan kepada para pihak

melaksanakan mediasi.

Selanjutnya Ketua Majelis mempersilahkan para pihak meninggalkan

ruang sidang untuk memberi kesempatan para pihak berunding memilih

mediator. Persidangan di skors.

Beberapa saat kemuadian skorsing dinyatakan dicabut, para pihak

dipersilahkan masuk ke ruang sidang. Para pihak kemudian

Page 59: Laporan ppa junia marwa

menyampaikan kepada Majelis bahwa mereka telah berhasil/gagal

memilih mediator. (pilih salah satu, berhasil atau gagal).

b. Apabila para pihak berhasil memilih mediator.

Ketua Majelis Hakim kemudian membuat penetapan tentang mediator

yang dipilih

Yaitu Drs. KOMAR HIDAYAT, SH. MH dan memberitahukan kepadanya

untuk segera melaksanakan tugas.

c. Apabila para pihak gagal memilih mediator, diterangkan sebagai berikut :

Ketua Majelis Hakim kemudian menunjuk mediator dari hakim bukan

pemeriksa pokok perkara yang bersertifikat (jila tidak ada, dari hakim

pemeriksa pokok

perkara dengan atau tanpa sertifikat) pada Pengadilan Agama Subang, dan

membuat penetapan tentang mediator yang ditunjuk tersebut serta

memberitahukan kepadanya untuk segera melaksanakan tugas.

10. Dalam persidangan berikutnya keterangan mengenai laporan para pihak

tentang pelaksanaan mediasi.

a. Apabila mediasi berhasil, isi kesepakatan dikuatkan dalam bentuk akta

perdamaian. Berita acara persidangan diawali dengan judul berita acara

persidangan, nomor perkara dan keterangan lanjutan, setelah keterangan

tentang kehadiran para pihak atau kuasanya, kemudian diterangkan

sebagai berikut :

Page 60: Laporan ppa junia marwa

Atas pertanyaan Ketua Majelis Hakim, mediator menyampaikan

pernyataan tertulis kepada Majelis Hakim, bahwa upaya mediasi telah

berhasil.

Para pihak kemudian menyampaikan hasil kesepakatan secara tertulis yang

ditandatangai oleh para pihak / kuasanya dan mediator. Selanjutnya para

pihak mohon kepada Majelis Hakim untuk dikuatkan dalam Akta

Perdamaian.

b. Apabila para pihak tidak menghendaki Akta Perdamaian, tetapi ada

kesepakatan untuk pencabutan gugatan atau menyatakan perkara telah

selesai sebagaimana dimuat dalam kesepakatan tertulis, diterangkan

sebagai berikut :

Para pihak kemudian menyampaikan hasil kesepakatan secara tertulis

yang ditandatangani oleh para pihak dan mediator. Selanjutnya para pihak

mohon kepada Majelis Hakim untuk mencabut gugatannya / menyatakan

perkaranya telah selesai.

Majelis Hakim kemudian memberikan Penetapan mengabulkan

permohonan pencabutan gugatan.

c. Apabila mediasi gagal, diterangkan sebagai berikut :

Atas pertanyaan Ketua Majelis Hakim, mediator menyampaikan

pernyataan tertulis

tertanggal 25 Juli 2013 kepada Majelis Hakim, yang menyatakan bahwa

upaya

mediasi yang dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2013 telah gagal.

Page 61: Laporan ppa junia marwa

Ketua Majelis Hakim kemudian menyatakan untuk melanjutkan

pemeriksaan perkara ini.

11. Pernyataan sidang dilakukan tertutup untuk umum dalam hal undang-

undang menentukan bahwa pemeriksaan perkara yang bersangkutan

dilakukan dalam sidang tertutup untuk umum, misalnya dalam

pemeriksaan permohonan cerai talak dan atau gugatan perceraian.

Selanjutnya Ketua Majelis Hakim menyatakan, karena persidangan ini untuk

memeriksa perkara permohonan cerai talak / gugatan cerai, maka persidangan

dinyatakan tertutup untuk umum.

12. Pembacaan surat gugatan.

a. Apabila Penggugat tetap pada isi gugatannya.

Lalu dibacakan surat gugatan (catatan gugatan secara lisan), yang atas

pertanyaan Ketua Majelis Hakim, Penggugat menyatakan tetap pada isi

gugatannya.

b. Apabila ada perubahan surat gugatan, dibuat pernyataan sebagai berikut :

Lalu dibacakan surat gugatan, yang atas pertanyaan Ketua Majelis Hakim,

Penggugat menyatakan ada perubahan/tambahan pada surat gugatannya,

perubahan/tambahan surat gugatan mana kemudian disampaikan oleh

Penggugat kepada Majelis Hakim.

c. Apabila ada perubahan catatan gugatan secara lisan, dibuat pernyataan

sebagai berikut :

Lalu dibacakan catatan gugatan secara lisan.

Ketua Majelis Hakim kepada Penggugat :

Page 62: Laporan ppa junia marwa

Apakah ada perubahan / tambahan

pada gugatan sdr ?

Ya, ada perubahan dan akan

saya sampaikan secara lisan,

yaitu :

c. Dst ....

13. Pemeriksaan pihak-pihak berkaitan dengan jawaban, replik Atas pertanyaan

Ketua Majelis Hakim, Tergugat / Kuasanya atau Penggugat / Kuasanya

menyatakan telah siap dengan jawaban / replik / dupliknya secara tertulis.

Tergugat / Kuasanya atau Penggugat / Kuasanya kemudian menyerahkannya

kepada Majelis Hakim dan tembusan / foto copynya kepada pihak lawan.

(Apabila dipandang perlu, Ketua Majelis dapat mempersilahkan Tergugat /

Kuasanya atau Penggugat / Kuasanya untuk membacakan jawaban / replik /

duplik / kesimpulan tersebut).

14. Pemeriksaan alat-alat bukti surat dan saksi-saksi serta tanggapan pihak lawan.

Sesuai dengan agenda persidangan yang telah ditetapkan oleh Majelis Hakim,

persidangan pada hari ini memasuki tahap pembuktian.

Atas pertanyaan Ketua Majelis, Penggugat menyatakan telah siap dengan

bukti surat, yang kemudian diserahkan kepada Majelis Hakim disertai dengan

aslinya.

Majelis Hakim kemudian memeriksa bukti surat tersebut dan setelah

dicocokkan, ternyata sesuai dengan aslinya, selanjutnya diberi kode P.1, P.2,

P.3 dst.

Page 63: Laporan ppa junia marwa

Majelis Hakim lalu memberikan kesempatan kepada pihak Tergugat untuk

memeriksa dan bukti surat tersebut.

Ketua Majelis Hakim kepada Tergugat :

Apakah ada tanggapan terhadap

bukti surat Tergugat ?

Ya,saya akan menanggapi sebagai

berikut :

a. Bukti P.1.................

b. Bukti P.2................

c. Dst .........................

Selanjutnya Penggugat juga menyatakan bahwa ia telah siap dengan saksi-

saksinya dan mohon kepada Majelis Hakim saksi tersebut didengar

keterangannya.

Maka dipanggil masuklah saksi-saksi Penggugat ke dalam ruang persidangan

yaitu :

Saksi I : JAMILAH binti MUMUH (ibu kandung pemohon), umur 72 tahun,

Agama Islam, pekerjaan Pensiunan Guru, bertempat tinggal di jl.

Desa RT 37 RW 10 Desa. Cipadung, Kecamatan Cibiru,

Kota/Kabupaten Bandung

Saksi II : ITA DARIYANTI binti SOLEH (tetangga Pemohon), umur 33

tahun, Agama Islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, bertempat

tinggal di jl. Desa RT 07 RW 06 Desa. Cipadung Kec. Cibiru,

Kota/Kabupaten Bandung

Page 64: Laporan ppa junia marwa

Atas pertanyaan Ketua Majelis para saksi menerangkan, bahwa mereka

masing- masing kenal dengan para pihak yang berperkara, tidak ada hubungan

keluarga sedarah maupun semenda dan tidak ada hubungan pekerjaan dengan

mereka. Sesudah bersumpah menurut cara agama Islam, para saksi

menyatakan akan menerangkan yang sebenarnya dan tidak lain dari yang

sebenarnya.

Para saksi kemudian memberikan keterangan secara terpisah sebagai berikut :

Ketua Majelis Hakim kepada saksi I :

Sejak kapan saudara kenal dengan Penggugat dan Tergugat ?

Saya kenal dengan Penggugat sejak.....

dan kenal dengan Tergugat sejak

Dst….

Atas keterangan Saksi I tersebut Tergugat menyatakan keberatan dan

menolaknya. Ketua Majelis Hakim kepada saksi I :

Sejak kapan saudara kenal dengan Penggugat dan Tergugat ?

Saya kenal dengan Penggugat sejak.....

dan kenal dengan Tergugat sejak

Dst…

Atas keterangan Saksi I tersebut Tergugat menyatakan keberatan dan

menolaknya, karena

15. Keterangan saksi ahli jika ada.

Untuk memperoleh kejelasan mengenai perkara yang disengketakan, maka

dipanggil

Page 65: Laporan ppa junia marwa

masuk menghadap ke persidangan, seorang ahli.............yaitu :

.......... bin................... , umur ..., agama Islam, pekerjaan................ ,

bertempat tinggal di Desa / Kelurahan....... , Kecamatan ................ ,

Kabupaten / Kota.........................

Atas pertanyaan Ketua Majelis saksi menerangkan, bahwa ia tidak kenal

dengan para pihak yang berperkara, tidak ada hubungan keluarga sedarah

maupun semenda dan tidak ada hubungan pekerjaan dengan mereka.

Sesudah bersumpah menurut cara agama Islam, maka saksi ahli menyatakan

akan menerangkan yang sebenarnya yakni menurut ilmu pengetahuannya.

Ketua Majelis Hakim kepada saksi ahli :

Sebagi seorang ahli .......... bagaimana

pendapat sdr tentang..................... ?

Menurut pengetahuan saya, tentang

hal tersebut adalah sebagai berikut :

1.......

2.......

16. Pernyataan sidang terbuka untuk umum sebelum pernyataan penundaan hari

sidang dan pembacaan putusan, apabila pemeriksaan perkara ybs berdasarkan

ketentuan undang-undang harus dilakukan dalam persidangan tertutup untuk

umum, misalnya dalam perkara perceraian.

Selanjutnya persidangan dinyatakan terbuka untuk umum.

17. Pembacaan putusan.

a. Dalam hal pada persidangan pertama Penggugat tidak hadir, Tergugat

Page 66: Laporan ppa junia marwa

mohon putusan dan dikabulkan, lalu Majelis Hakim menjatuhkan putusan.

Maka Majelis hakim memutuskan untuk memulai pemeriksaan perkara

ini. dan selanjutnya Majelis Hakim menjatuhkan putusan sebagai berikut :

Mengadili :

- Menggugurkan gugatan Penggugat

- Dst

b. Dalam hal pada persidangan pertama Tergugat tidak hadir, Penggugat

mohon putusan dan dikabulkan, lalu Majelis Hakim menjatuhkan putusan.

Majelis hakim memutuskan untuk memulai pemeriksaan perkara ini.

Kemudian dibacakan surat gugatan dan atas pertanyaan Hakim,

Penggugat menyatakan tetap pada gugatannya. Selanjutnya Penggugat

mohon keputusan, dan berikutnya Majelis Hakim menjatuhkan putusan

sebagai berikut :

Mengadili :

- Menyatakan bahwa Tergugat telah dipanggil secara patut tetapi tidak

hadir;

- Mengabulkan gugatan Penggugat dengan verstek;

- Dst ..

c. Dalam hal Penggugat dan Tergugat hadir, atau salah satu diantara

Penggugat atau Tergugat tidak hadir, setelah perkara melalui seluruh

tahapan pemeriksaan.

Majelis Hakim berusaha untuk mendamaikan para pihak namun tidak

berhasil. Kemudian Ketua Majelis menjelaskan tentang agenda

Page 67: Laporan ppa junia marwa

persidangan pada hari ini adalah pembacaan hasil musyawarah Majelis

Hakim.

Selanjutnya Ketua Majelis Hakim membacakan putusan yang amarnya

berbunyi sebagai berikut :

MENGADILI

- Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian.

- Menyatakan.............

- Menghukum ............

- Membebankan kepada Tergugat untuk membayar seluruh biaya perkara

yang sampai dengan saat ini diperhitungkan sebesar Rp ,- (....................).

18. Pernyataan persidangan ditutup.

Sesudah itu, persidangan dinyatakan ditutup.

19. Penandatanganan berita acara persidangan oleh ketua majelis dan panitera /

panitera pengganti.

Demikian berita acara persidangan ini dibuat, yang ditandatangani oleh Ketua

Majelis Hakim dan Panitera Pengganti.

Catatan :

Hal-hal pokok sebagaimana uraian di atas, dalam rangkaian pembuatan

berita acara persidangan penggunaannya disesuaikan dengan variable situasi

tahapan persidangan, apakah persidangan yang pertama atau lanjutan atau

terakhir.

Page 68: Laporan ppa junia marwa

BAB V

PENUTUP

F. Kesimpulan

Peradilan Agama merupakan salah satu dari empat lingkungan pelaksana

kekuasaan yang berpuncak pada Mahkamah Agung. Sesuai dengan undang-

undang yang mengatur badan peradilan agama, Pengadilan Agama Subang

mempunyai tugas pokok menerima, memeriksa, mengadili dan menyelesaikan

perkara di antara orang Islam. Adapun bidang hukum yang menjadi

kewenangannya : Perkawinan, Waris, Wasiat, Hibah, Wakaf, Infaq, Shadaqah

Dan Ekonomi Syari’ah. Bidang hukum tersebut merupakan kewenangan absolut

peradilan agama. Pada saat yang sama, dalam melaksanakan tugas pokok tersebut,

Pengadilan Agama Subang, juga dibatasi dengan yurisdiksi relatif yaitu wilayah

hukum kabupaten Subang.

Demikian juga fungsi Pengadilan Agama Subang juga telah ditentukan

dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu:

1. Fungsi mengadili : memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan perkara

yang diterimanya,

2. Fungsi pengawasan dan pembinaan: mengawasi perilaku apartur peradilan,

hakim, pejabat kepaniteraan dan kesekretarian dan pegawai pada

umumnya, membina mereka agar melaksanakan tugas sesuai dengan code

of conduct.

Page 69: Laporan ppa junia marwa

3. Fungsi administrasi : memberikan pelayanan administrasi hukum, seperti

penerbitan akta cerai, pemberian salinan putusan dan pelayanan hukum

lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,

4. Fungsi penasehatan : memberikan nasehat dan pendapat hukum kepada

instansi pemerintah dan masyarakat, apabila diminta.

Pengadilan Agama Subang tetap berupaya untuk melaksanakan tugas dan fungsi

secara optimal dalam melayani pencari keadilan, sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Termasuk dalam pelaksanaan tugas dan fungsi untuk

memberikan askes seluas-luasnya pada masyarakat terpinggirkan melalui sidang keliling

dan prodeo yang menjadi brand image Ditjen Badilan MARI.

Namun demikian, masih ada beberapa hal pada prakteknya yang masih tidak

sesuai dengan teori; seperti pada surat pengajuan perkara yang kenyataannya

dibuat dipengadilan (atas dasar membantu), penetapan mediator yang tidak

ditetapkan secara prosedural pada saat persidangan berlangsung.

Di pengadilan agama subang ini masih banyak tenaga tekhnis yang

merangkap jabatan struktural. Di samping itu, Pengadilan Agama Subang masih

mempunyai kendala terbatasnya sarana gedung dan peralatan yang sudah tidak

mendukung pelaksanaan tugas dengan sempurna.

G. Saran

Dari kesimpulan diatas, saya selaku penyusun laporan memberi saran yang

mudah-mudahan bisa diterima, yaitu:

a. Perlu ditambah tenaga teknis khususnya tenaga kepaniteraan yang

murni tidak merangkap jabatan struktural,

Page 70: Laporan ppa junia marwa

b. Segera diwujudkan sarana gedung dan perlengkapannya, untuk

mendukung pencapaian target yang menjadi sasaran program

Pengadilan Agama Subang.

c. Peningkatan mutu kebersihan guna kenyamanan kerja.

Page 71: Laporan ppa junia marwa

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Manan, 2005. Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan

Agama. Jakarta: Prenada Media.

F. Agsya, 2010. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2009,

Jakarta: Asa Mandiri.

Fokus Media, 2009. Undang-undang Kekuasaan Kehakiman dan Mahkamah

Agung, Edisi revisi 2009, Bandung: Fokus Media.

Simorangkir, 1987. Kamus Hukum, Jakarta: Aksara Baru.

www.pa-subang.go.id