LAPORAN PP 39 TRIWULAN I TAHUN 2019ilmate.kemenperin.go.id/document/1589381142-6.1. PP39 TW I...

24
LAPORAN PP 39 TRIWULAN I TAHUN 2019 DIREKTORAT INDUSTRI MARITIM, ALAT TRANSPORTASI, DAN ALAT PERTAHANAN 2019

Transcript of LAPORAN PP 39 TRIWULAN I TAHUN 2019ilmate.kemenperin.go.id/document/1589381142-6.1. PP39 TW I...

  • LAPORAN PP 39 TRIWULAN I

    TAHUN 2019 DIREKTORAT INDUSTRI MARITIM, ALAT TRANSPORTASI, DAN ALAT PERTAHANAN

    2019

  • KATA PENGANTAR

    Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas alokasi sumberdaya, serta meningkatan

    transparansi dan akuntabilitas pengelolaan program pembangunan dilakukan upaya pengendalian

    dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana pembangunan sebagai tahap pengendalian rencana

    pembangunan. Sejalan dengan tujuan tersebut, pemerintah telah menerbitkan Undang-undang

    Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

    Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan

    Rencana Pembangunan. Berdasarkan peraturan tersebut, lembaga pemerintah baik di tingkat pusat

    maupun daerah harus menata organisasinya untuk mengimplementasikan seluruh sistem dan

    prosedur pengendalian serta evaluasi pelaksanaan rencana pembangunannya.

    Hasil pengendalian dan evaluasi rencana pembangunan selanjutnya ditindaklanjuti yang

    merupakan kegiatan atau langkah-langkah operasional yang ditempuh berdasarkan hasil pelaksanaan

    kegiatan dan pengawasan untuk menjamin agar pelaksanaan kegiatan sesuai dengan acuan dan

    rencana kegiatan yang telah ditetapkan, seperti antara lain; melakukan koreksi atas penyimpangan

    kegiatan, akselerasi keterlambatan pelaksanaan atau pun klarifikasi atas ketidajelasan pelaksanaan

    rencana. Hasil tindaklanjut dibuat dalam bentuk pelaporan yang merupakan salah satu kegiatan

    penting di dalam proses pembangunan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan informasi yang

    cepat, tepat, dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan pengambil keputusan sesuai

    dengan kondisi yang terjadi serta menentukan kebijakan yang relevan.

    Kami menyadari bahwa dalam penyajian laporan ini masih banyak hal yang jauh dari sempurna,

    untuk itu kami mengharapkan masukan dari semua pihak untuk menyempurnakan penyajian laporan

    ini dimasamendatang. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

    semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.

    Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

    Jakarta, April 2019

    Direktur Industri Maritim,

    Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan

    Putu Juli Ardika

  • DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR 1

    DAFTAR ISI 2

    BAB I 3

    PENDAHULUAN 3

    1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan 3

    1.2 Latar Belakang Program/Kegiatan 5

    1.3 Struktur Organisasi 6

    BAB II 7

    RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN 7

    2.1 Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2019 7

    2.2 Sasaran dan Indikator Kinerja Tahun Anggaran 2019 8

    2.3 Rencana Aksi Dit. IMATAP Triwulan I 9

    BAB III 10

    ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DAN CAPAIAN KINERJA 10

    3.1 Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2019 10

    3.2 Realisasi Fisik Program 2019 12

    3.3 Analisis Capaian Kinerja dan Anggaran 13

    3.3 Hambatan dan Kendala Pelaksanaan 17

    BAB IV 0

    PENUTUP 0

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1 Struktur Organisasi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan 6

    Tabel 2 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dit. IMATAP 8

    Tabel 3 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dit. IMATAP 9

    Tabel 4 Pelaksanaan Kegiatan Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan 10

    Tabel 5 Rekapitulasi Sasaran dan Realisasi Triwulan I Dit. IMATAP 10

    Tabel 6 Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri 13

    Tabel 7 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri 15

    Tabel 8 Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif 16

    Tabel 9 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan

    16

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat

    Pertahanan

    Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 107/M-

    IND/PER/11/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian Direktorat Industri

    Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) mempunyai tugas melaksanakan perumusan

    dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industry nasional, kebijakan industri nasional,

    penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri,

    pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan

    fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri maritim, alat

    transportasi, dan alat pertahanan.

    Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Industri Maritim, Kedirgantaraan dan Alat Pertahanan

    (IMKAP) menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:

    1. Penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan pengembangan industri

    maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan

    2. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi industri maritim,

    alat transportasi, dan alat pertahanan;

    3. Penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional,

    kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri,

    pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan

    industri, penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis pengembangan industri

    di bidang industri maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan;

    4. Penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang

    perencanaan, perizinan, data dan informasi industri maritim, alat transportasi, dan alat

    pertahanan;

    5. Penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan, perizinan, data

    dan informasi industri maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan;

    6. Pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar industri hijau, Standar

    Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada industri maritim, alat transportasi, dan alat

    pertahanan; dan

    7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat.

    Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (IMATAP) terdiri atas :

    1. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat

    Pertahanan;

    2. Subdirektorat Industri Maritim;

    3. Subdirektorat Industri Alat Transportasi Darat;

    4. Subdirektorat Industri Kereta Api, Alat Transportasi Udara, dan Alat Pertahanan; dan

    5. Subbagian Tata Usaha.

  • Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat

    Pertahanan tersebut dijabarkan kedalam program Penumbuhan Industri Maritim, Alat Transportasi dan

    Alat Pertahanan yang didasarkan pada arahan seperti pengembangan klaster, peningkatan utilisasi

    kapasitas produksi, daya saing industri mencakup pengembangan industri yang berdaya saing global dan

    berbasis sumberdaya alam lokal, serta pengembangan ekspor yang diarahkan pada peningkatan ekspor

    non migas dalam upaya memenuhi kebutuhan devisa.

    Program Penumbuhan Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan (08) memiliki

    Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan

    (1864) dengan 9 (sembilan) output yaitu :

    1. (1846.019) Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri Maritim, Alat Transportasi

    dan Alat Pertahanan.

    2. (1846.038) Road Map Pengembangan Flexi Engine Bio Diesel (B100).

    3. (1846.039) Roadmap Pengembangan Industri Komponen Pesawat Terbang.

    4. (1846.040) Penyusunan Regulasi Alat Mekanis Multiguna Pedesaan.

    5. (1846.045) Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan Dan Tata Usaha.

    6. (4914.001) Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional (RSKKNI) IMATAP.

    7. (4914.002) Sdm Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan Yang Terlatih

    Dan/atau Tersertifikasi.

    8. (4914.003) Pilot Project Industri 4.0 Di Sektor Otomotif

  • 1.2 Latar Belakang Program/Kegiatan

    Perkembangan Ekonomi Indonesia jika dilihat dari kebijakan makro ekonomi Pemerintah baik dari

    sudut kebijakan fiskal maupun moneter, dapat terlihat bahwa sektor industri memegang peranan

    strategis dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Pembangunan sektor industri, khususnya

    industri alat angkut menjadi sangat penting karena kontribusinya terhadap pencapaian sasaran

    pembangunan ekonomi nasional, terutama dalam pembentukan PDB sangat besar. Industri juga dapat

    membuka peluang untuk menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan, yang berarti meningkatkan

    kesejahteraan serta mengurangi kemiskinan. Peran strategis dalam pembangunan ekonomi nasional

    tersebut tercermin dari dampak kegiatan ekonomi sektor riil bidang industri dalam komponen konsumsi

    maupun investasi. Dari hal ini sektor industri berperan sebagai pemicu kegiatan ekonomi lain yang

    berdampak ekspansif atau meluas ke berbagai sektor jasa keteknikan, penyediaan bahan baku,

    transportasi, distribusi atau perdagangan, pariwisata dan sebagainya. Sedangkan dampak selanjutnya

    adalah peningkatan penerimaan negara dari pertumbuhan sektor industri khususnya dan pertumbuhan

    ekonomi pada umumnya, memperkuat neraca pembayaran atau cadangan devisa.

    Sejalan dengan Kebijakan Industri Nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 28

    Tahun 2008 proses pengembangan industri nasional diarahkan untuk menerapkan prinsip-prinsip

    pembangunan industri berkelanjutan yang didasarkan pada beberapa aspek diantaranya lingkungan dan

    pengembangan teknologi. Pengembangan industri dilakukan melalui pendekatan klaster yang

    mengintegrasikan secara sinergi semua potensi pengembangan industri yaitu industri inti (core industry)

    dengan industri pemasok serta industri terkait lainnya termasuk potensi infrastruktur pendukung,

    lembaga litbang/perguruan tinggi, dan balai-balai industri yang diharapkan dapat menjadi generator

    inovasi dalam meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk industri nasional.

    Industri maritim, alat transportasi dan alat pertahanan merupakan sektor industri yang berbasis

    kepada teknologi tinggi, dimana penguasaan teknologi, sumber daya dan kemampuan manajerial

    menjadi faktor penting penumbuhan industri. Sebagai salah satu sektor industri unggulan masa depan

    yang menjadi prioritas pengembangan nasional maka perlu adanya program penumbuhan industri

    maritim, alat transportasi dan alat pertahanan dalam rangka mencapai tujuan pembangunan industri

    nasional masa depan.

  • 1.3 Struktur Organisasi

    Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107/M-IND/PER/11/2015 tentang

    Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, dimana Direktorat Industri Maritim, Alat

    Pertahanan memiliki struktur organisasi sebagai berikut :

    Tabel 1 Struktur Organisasi Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan

    Direktorat Industri Maritim,

    Alat Transportasi, dan Alat

    Pertahanan

    Subdirektorat Program

    Pengembangan Industri

    Maritim, Alat Transportasi,

    dan Alat Pertahanan

    Subdirektorat Industri

    Maritim Subdirektorat Industri Alat

    Transportasi Darat

    Subdirektorat Industri

    Kereta Api, Alat

    Transportasi Udara, dan

    Alat Pertahanan

    Subbagian Tata

    Usaha dan

    Manajemen Kinerja

    Seksi Program

    Seksi Evaluasi dan

    Pelaporan

    Seksi

    Pemberdayaan

    Industri

    Seksi Sumber Daya

    Industri

    Seksi

    Pemberdayaan

    Industri

    Seksi Sumber Daya

    Industri

    Seksi

    Pemberdayaan

    Industri

    Seksi Sumber Daya

    Industri

  • BAB II

    RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

    2.1 Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2019

    Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan pada tahun 2019 memiliki program,

    kegiatan, dan output sebagai berikut :

    Program

    (08) : Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi,

    dan Elektronika

    Kegiatan

    (1846) : Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat

    Pertahanan

    Kegiatan

    (4914)

    : Peningkatan Kompetensi SDM Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat

    Pertahanan

    Kode Output / Rincian Akun Sasaran (Fisik) Pagu

    (Ribu Rupiah)

    1846.019 Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri

    Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan

    3 RSNI 1.782.495

    1846.038 Road Map Pengembangan Flexi Engine Bio Diesel

    (B100)

    1 Rancangan

    Regulasi

    350.000

    1846.039 Roadmap Pengembangan Industri Komponen Pesawat

    Terbang

    1 Rancangan

    Regulasi

    750.000

    1846.040 Penyusunan Regulasi Alat Mekanis Multiguna

    Pedesaan

    1 Rancangan

    Regulasi

    1.094.165

    1846.045 Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan Dan Tata

    Usaha

    4 Dokumen 1.684.582

    4914.001 Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional

    (RSKKNI) IMATAP

    3 RSKKNI 1.949.175

    4914.002 Sdm Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat

    Pertahanan Yang Terlatih Dan/atau Tersertifikasi

    800 SDM Industri 11.436.185

    4914.003 Pilot Project Industri 4.0 Di Sektor Otomotif 1 Pilot Project 10.000.000

  • 2.2 Sasaran dan Indikator Kinerja Tahun Anggaran 2019

    Berdasarkan rencana kinerja yang telah disusun, dengan dukungan pembiayaan yang telah disetujui

    dalam bentuk DIPA, maka diterapkan kinerja yang akan dicapai. Dengan telah diterbitkannya Peraturan

    Menteri Perindustrian Nomor 150/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di lingkungan Kementerian Perindustrian, maka Direktorat

    Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan menyusun sasaran, indikator, dan target

    rencana pada tahun anggaran berjalan.

    Sasaran, indikator, dan target yang akan dicapai pada rencana kinerja Direktorat Industri Maritim, Alat

    Transportasi, dan Alat Pertahanan (Dit. IMATAP) pada tahun anggaran 2019 adalah sebagai berikut :

    Tabel 2 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dit. IMATAP

    SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) Target Satuan

    (1) (2) (3) (4)

    PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN

    I Meningkatnya Populasi dan

    Persebaran Industri

    1 Jumlah unit industri pengolahan non-

    migas besar sedang

    94-104 Unit

    2 Nilai investasi di sektor industri

    pengolahan non-migas

    54,11 Rp Triliun

    II Meningkatnya daya saing

    dan produktivitas sektor

    industri

    1 Kontribusi ekspor produk industri

    pengolahan non-migas terhadap

    ekspor nasional

    4,9 Persen

    2 Produktivitas SDM industri 1187,4 Rp.Juta

    PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL INTERNAL

    I

    II

    Tersedianya kebijakan

    pembangunan industri yang

    efektif

    Terselenggara nya urusan

    pemerintahan di bidang

    perindustrian yang berdaya

    saing dan berkelanjutan

    1

    2

    1

    Jumlah Rancangan Standar Nasional

    Indonesia (RSNI)

    Regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST

    dan/atau PTC secara wajib

    Infrastruktur kompetensi yang

    terbentuk

    3

    1

    1

    RSNI

    Regulasi

    SKKNI

  • 2.3 Rencana Aksi Dit. IMATAP Triwulan I

    Tabel 3 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dit. IMATAP

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Rencana Aksi

    Target Target TW I 2019

    Rencana Kegiatan

    1 2 3 4 5 6

    S1 Meningkatnya

    Populasi dan

    Persebaran

    Industri

    Unit industri

    pengolahan non-

    migas besar sedang

    94-104 unit 20 unit 1. Penyusunan usulan

    Kebijakan Insentif Fiskal

    2. Perumusan kebijakan

    pengembangan industri

    Nilai investasi di

    sektor industri

    pengolahan non-

    migas

    54,11 Triliun 10 Triliun 1. Penyusunan usulan

    Kebijakan Insentif Fiskal

    2. Perumusan kebijakan

    pengembangan industri

    S2 Meningkatnya

    daya saing dan

    produktivitas

    sektor industri

    Kontribusi ekspor

    produk industri

    pengolahan non-

    migas terhadap

    ekspor nasional

    4,9 persen 4 persen 1. Pengembangan teknologi

    industri

    2. Revitalisasi industri

    Produktivitas SDM

    industri

    1187,4 Juta 1014 Juta 1. Bimbingan teknis dan

    sertifikasi produk

    P1 Tersedianya

    kebijakan

    pembangunan

    industri yang

    efektif

    Jumlah Rancangan

    Standar Nasional

    Indonesia (RSNI)

    3 RSNI - Koordinasi penyusunan RSNI

    Regulasi teknis

    pemberlakuan SNI,

    ST dan/atau PTC

    secara wajib

    1 Regulasi - Penyusunan Regulasi SNI Wajib

    P3 Terselenggara nya

    urusan

    pemerintahan di

    bidang

    perindustrian

    yang berdaya

    saing dan

    berkelanjutan

    Infrastruktur

    kompetensi yang

    terbentuk

    3 SKKNI - Koordinasi penyusunan SKKNI

  • BAB III

    ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM DAN CAPAIAN KINERJA

    3.1 Pelaksanaan Program dan Kegiatan Tahun Anggaran 2019

    Pelaksanaan Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat

    Pertahanan untuk Triwulan I tahun 2019 adalah sebagai berikut :

    Tabel 4 Pelaksanaan Kegiatan Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan

    4914.002 - Sdm Industri Maritim, Alat Transportasi Dan Alat Pertahanan Yang Terlatih Dan/atau

    Tersertifikasi

    004 SDM Industri KBM dan AMMDes

    Yang Terlatih dan/atau

    Tersertifikasi

    - Pelatihan Mekanik Bengkel Sepeda Motor untuk Alumni

    SMK di Palu tanggal 22-25 Januari 2019

    - Pelatihan Mekanik Bengkel Sepeda Motor untuk Alumni

    SMK dan Guru SMK di Palu tanggal 29 Januari – 1 Februari

    2019

    - Pelatihan Mekanik Bengkel Sepeda Motor untuk Bengkel

    Umum di Palu tanggal 6 – 8 Februari 2019

    4914.003 – Pilot Project Industri 4.0 di Sektor Otomotif

    001 Pilot Project Industri 4.0 di

    Sektor Otomotif

    - Penyediaan Sarana Promosi Industri di Indonesia Pavilion

    Davos di Davos-Klosters, Switzerland

    - Implementasi Industry 4.0 dan Self Assessment INDI 4.0

    sektor Industri Otomotif di Jakarta tanggal 22 Februari 2019

    003 Penyusunan Task Force

    Percepatan Implementasi

    Industri 4.0 pada Sektor

    Otomotif

    - FGD Penyusunan Standar Nasional Indonesia Kendaraan

    Berbasis Listrik (Electrified Vehicle) di Bogor, Jawa Barat

    tanggal 10-11 Januari 2019

    - Fasilitasi Kerjasama Internasional dalam rangka Dialog dan

    Seminar Indonesia – Japan Automotive di Jakarta 29 Januari

    2019

    Tabel 5 Rekapitulasi Sasaran dan Realisasi Triwulan I Dit. IMATAP

  • 1846 - Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan

    4914 - Peningkatan kompetensi SDM Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan

    S R S R

    6 7 8 9

    019 - - 10.00 -

    038 - - 10.00 -

    039 - 9.96 10.00 -

    040 - 3.56 10.00 4.00

    045 2.15 - 13.22 6.22

    0.12 0.39 2.14 0.51

    Dokumen Program, Evaluasi, Pelaporan dan Tata Usaha

    Jumlah

    1

    Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Industri Maritim,

    Road Map Pengembangan Flexi Engine Bio Diesel (B100)

    Roadmap Pengembangan Industri Komponen Pesawat Terbang

    Penyusunan Regulasi Alat Mekanis Multiguna Pedesaan

    Output

    Triwulan Ini (%)

    Keuangan Fisik

    S R S R

    6 7 8 9

    001 9.47 - 14.10 -

    002 - 1.71 10.00 5.78

    003 - 3.45 10.00 -

    0.64 1.86 8.33 2.27

    1

    Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional (RSKKNI)

    SDM Industri Maritim, Alat Transportasi dan Alat Pertahanan

    Pilot Project Industri 4.0 di sektor otomotif

    Jumlah

    Output

    Triwulan Ini (%)

    Keuangan Fisik

  • 3.2 Realisasi Fisik Program 2019

    Realisasi fisik atas pelaksanaan Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Maritim, Alat

    Transportasi, dan Alat Pertahanan untuk Triwulan I tahun 2019 adalah sebagai berikut:

    Tabel 6 Realisasi Fisik Triwulan I

    Kode Output / Rincian Akun Sasaran (Fisik) Capaian TW I 2019

    1846.019 Rancangan Standar Nasional

    Indonesia (RSNI) Industri Maritim,

    Alat Transportasi dan Alat

    Pertahanan

    3 RSNI - Sedang disusun Standar

    Nasional Indonesia (SNI)

    Kendaraan Berbasis Listrik

    (Electrified Vehicle)

    1846.038 Road Map Pengembangan Flexi

    Engine Bio Diesel (B100)

    1 Rancangan

    Regulasi

    -

    1846.039 Roadmap Pengembangan Industri

    Komponen Pesawat Terbang

    1 Rancangan

    Regulasi

    -

    1846.040 Penyusunan Regulasi Alat Mekanis

    Multiguna Pedesaan

    1 Rancangan

    Regulasi

    -

    1846.045 Dokumen Program, Evaluasi,

    Pelaporan Dan Tata Usaha

    4 Dokumen -

    4914.001 Rancangan Standar Kompetensi

    Kerja Nasional (RSKKNI) IMATAP

    3 RSKKNI - RSKKNI sedang dalam tahap

    pembahasan dengan Pusdiklat

    Industri dan pelaku usaha

    4914.002 Sdm Industri Maritim, Alat

    Transportasi Dan Alat Pertahanan

    Yang Terlatih Dan/atau Tersertifikasi

    800 SDM Industri - 210 SDM Industri

    4914.003 Pilot Project Industri 4.0 Di Sektor

    Otomotif

    1 Pilot Project - Sebanyak 196 perusahaan telah mengisi Self Assessment INDI 4.0

    Berdasarkan rekapitulasi table diatas bahwa capaian fisik kegiatan dan program Dit IMATAP Sampai

    triwulan I 2019 seluruhnya belum tercapai dengan baik. Hal ini perlu mengoptimalkan pelaksanaan

    kegiatan dan koordinasi dengan stakeholder terkait lainnya.

  • 3.3 Analisis Capaian Kinerja dan Anggaran

    Akuntabilitas kinerja yang diukur dalam rangka menggambarkan capaian kinerja Direktorat Industri

    Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan tahun 2019 mencakup sasaran strategis: Meningkatnya

    populasi dan persebaran industri; Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri; dan

    Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan.

    1. Meningkatnya populasi dan persebaran industri

    Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri dimaksudkan untuk melihat sejauh mana peran

    industri dalam mendukung perekonomian nasional. Sasaran strategis ini akan dicapai melalui

    indikator kinerja utama:

    1. Jumlah unit industri pengolahan non-migas besar sedang dengan target 94-104 unit; dan

    2. Nilai investasi di sektor industri pengolahan non-migas dengan target 54,11 Triliun rupiah.

    Capaian IKU dari Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri pada triwulan I tahun 2019 sebagai

    berikut :

    Tabel 6 Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri

    Sasaran Strategis IKU (satuan) Target Realisasi TW I

    2019

    Meningkatnya Populasi

    dan Persebaran

    Industri

    1. Jumlah unit industri

    pengolahan non-migas besar

    sedang (unit)

    2. Nilai investasi di sektor industri

    pengolahan non-migas (Rp.

    Triliun)

    94-104

    54,11

    28

    1,2

    Tumbuhnya investasi industri sektor IMATAP karena meningkatnya kebutuhan barang produksi

    yang didukung membaiknya perekonomian yang tumbuh di angka 5,06 %. Hal ini meningkatkan

    daya beli masyarakat akan kebutuhan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat.

    Faktor peningkatan pasar dalam negeri ini menjadi faktor utama tumbuhnya industri pendukung

    sektor transportasi.

    Pengembangan SDM bengkel mekanik sepeda motor telah mendorong berdirinya bengkel-bengkel

    baru di Palu, Sigi dan Dongala sebanyak 70 unit wirausaha baru.

    Pertumbuhan industri sektor IMATAP juga didukung oleh program pemerintah dibidang

    pembangunan infrastruktur. Di Sektor industri maritim, program poros maritim yang diantara

    dilaksanakan dengan pembangunan tol laut dan telah berhasil mendorong pertumbuhan industri

    perkapalan terutama sektor industri komponen pendukungnya. Selain sektor maritim, program

    pengembangan infrastruktur juga berdampak positif untuk sektor kereta api nasional yang ditandai

    dengan tumbuhnya industri pendukung industri perkeretaapian di dalam negeri.

  • 2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

    Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri dimaksudkan untuk melihat sejauh

    mana daya saing industri dalam rangka meningkatkan ekspor dan produktivitas SDM industri.

    Sasaran strategis ini dapat diukur melalui indikator kinerja utama yaitu : Kontribusi ekspor produk

    industri pengolahan non-migas terhadap ekspor nasional dengan target 4,9 persen; dan

    produktivitas SDM industri dengan target 1086 juta rupiah.

    Capaian IKU dari Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri pada triwulan I tahun

    2019 sebagai berikut :

    Tabel 7 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri

    Sasaran Strategis IKU (satuan) Target Realisasi TW I

    2019

    Meningkatnya daya

    saing dan produktivitas

    sektor industri

    1. Kontribusi ekspor produk

    industri pengolahan non-migas

    terhadap ekspor nasional

    (persen)

    2. Produktivitas SDM industri (Rp.

    Juta)

    4,9

    1187,4

    5.70

    968.6

    Peningkatan daya saing sektor IMATAP ditandai dengan capaian ekspor oleh sektor otomotif. Pada

    tahun 2019 untuk pertama kalinya PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mencapai

    volume ekspor kendaraan dalam bentuk utuh (CBU) sebanyak 200 ribu unit/tahun atau senilai

    sekitar 3,000 juta USD. Ekspor CBU tersebut akan dikirim ke berbagai negara tujuan di Asia, Afrika,

    dan Amerika Latin serta akan terus di tingkatkan performa eskpornya dimasa mendatang.

  • 3. Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif

    Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif dimaksudkan untuk mendorong daya

    saing industri melalui kebijakan yang kondusif. Sasaran strategis ini dapat diukur melalui indikator

    kinerja utama yaitu :

    1. Jumlah Rancangan Standar Nasional Indonesia dengan target 3 RSNI; dan

    2. Jumlah regulasi teknis pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib dengan target 1

    Regulasi.

    Capaian IKU dari Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif pada triwulan I tahun

    2019 sebagai berikut :

    Tabel 8 Tersedianya kebijakan pembangunan industri yang efektif

    Sasaran Strategis IKU (satuan) Target Realisasi TW I 2019

    Tersedianya

    kebijakan

    pembangunan

    industri yang efektif

    1. Jumlah Rancangan Standar

    Nasional Indonesia (RSNI)

    2. Regulasi teknis pemberlakuan SNI,

    ST dan/atau PTC secara wajib

    (Regulasi)

    3

    1

    - Sedang dalam

    tahap pembahasan

    - Sedang dalam

    tahap pembahasan

    Pada triwulan I kegiatan perumusan RSNI industri maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan

    serta regulasi teknis masih dalam tahap pembahasan bersama stakeholder terkait.

    4. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan

    berkelanjutan

    Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan

    berkelanjutan dimaksudkan untuk menyediakan fasiltas dan pelayanan dalam rangka mendukung

    daya saing industri. Sasaran strategis ini dapat diukur melalui indikator kinerja utama yaitu :

    1. Infrastruktur kompetensi yang terbentuk dengan target 1 SKKNI.

    Capaian IKU dari Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya

    saing dan berkelanjutan pada triwulan I tahun 2019 sebagai berikut :

    Tabel 9 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan

    berkelanjutan

    Sasaran Strategis IKU (satuan) Target Realisasi TW I 2019

    Terselenggara nya urusan

    pemerintahan di bidang

    perindustrian yang berdaya

    saing dan berkelanjutan

    1. Infrastruktur

    kompentensi yang

    terbentuk (SKKNI)

    1 - Sedang dalam

    tahap pembahasan

    1.

    Pada triwulan I kegiatan perumusan SKKNI industri maritim, alat transportasi, dan alat pertahanan

    masih dalam tahap pembahasan bersama stakeholder terkait.

  • 3.3 Hambatan dan Kendala Pelaksanaan

    Pada triwulan I tidak terdapat hambatan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan

    Direktorat Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan karena pada tahap pelaksanaan

    kegiatan masih berupa persiapan, identifikasi permasalahan, koordinasi dengan stakeholder trekait

    serta survey dalam rangka pelaksanaan.

  • BAB IV

    PENUTUP

    Laporan PP 39 triwulan I ini adalah laporan kegiatan dalam kurun waktu tiga semester pada tahun

    anggarna 2019 yang menginformasikan pelaksanaan kegiatan baik dari sisi anggaran maupun fisik di Direktorat

    Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan khususnya yang berkaitan dengan Kegiatan

    penumbuhan dan pengembangan Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan. Diharapkan

    laporan ini mampu menjadi bahan pertimbangan dalam pelaksanaan kegiatan pada triwulan selanjutnya

    sehingga target, realisasi anggaran dan fisik pada tahun anggaran selanjutnya dapat tercapai lebih optimal.

    Demikian laporan ini disusun untuk dijadikan bahan evaluasi bagi Direktorat Industri Maritim, Alat

    Transportasi, dan Alat Pertahanan terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan dan pencapaian keluaran (output).

  • LAMPIRAN

  • Target

    antara

    Target

    antara

    Target

    antara

    Target

    antara

    1 Jumlah unit industri

    pengolahan non-migas besar

    sedang

    94-104 Unit 12,077,929,000 20 Unit 1. Revitalisasi Kegiatan Usaha

    Industri Pasca Bencana di Palu

    20 Unit 1. konsinyering

    pengembangan AMMDes di

    Serang

    2. Rapat pilot project

    ambulance feeder di Jakarta

    3. Rapat Koordinasi pilot

    project peningkatan

    pelayanan transportasi

    rujukan kesehatan di

    kabupaten Lebak

    35 Unit 1. Pameran Litbang

    Kemenperin Mendukung Hari

    Batik Nasional di Jogjakarta

    19 Unit 1. Pengadaan Pengembangan

    Center Of Excelent IR 4.0

    2. “THE 1ST JOINT

    COMMITTEE MEETING”

    Ministry of Industry the

    Republic of Indonesia and

    National Research Council of

    the Republic of Korea di Bali

    2 Nilai investasi di sektor

    industri pengolahan non-

    migas

    54.11 Rp. Triliun 1,827,294,000 10 Triliun 10 Triliun 1. FGD dalam rangka

    mendorong pemanfaatan

    bioethanol pada kendaraan

    bermotor di Jakarta

    2. Penyusunan Regulasi

    Industri Maritim (Penyusunan

    Peta Jalan/Roadmap Industri

    Maritim di Bogor

    25 Triliun 1. Pembahasan Regulasi

    Standardisasi Komponen

    Kapal (SNI) di Bogor

    2. Penyusunan Regulasi

    Industri Maritim (Draft RPP

    Industri Maritim) di Bogor

    3. Penyusunan Regulasi

    Industri Maritim (Draft RPP

    Industri Maritim) di Jakarta

    9,11 Triliun 1. FGD Penyusunan Roadmap

    Industri Kedirgantaraan

    Indonesia I di Bandung

    2. FGD-2 Penyusunan

    Roadmap Industri

    Kedirgantaraan di Sentul

    3. workshop kajian penetrasi

    pasar biodiesel (B100) dan

    bioethanol (E100) di Jakarta

    Meningkatnya daya saing dan

    produktivitas sektor industri

    1 Kontribusi ekspor produk

    industri pengolahan non-

    migas terhadap ekspor

    nasional

    4.9 Persen 4,819,360,000 4 Persen 1. FGD Penyusunan Standar

    Nasional Indonesia Kendaraan

    Berbasis Listrik (Electrified

    Vehicle) di Bogor

    2. Dialog dan Seminar

    Indonesia-Japan Automotive

    di Jakarta

    3. Sarana Promosi Industri

    Indonesia Di Indonesia

    Pavilion Davos di Davos-

    Klosters, Switzerland

    4. Program Making Indonesia

    4.0 dan Self Assessment Indi

    4.0 Sektor Industri Otomotif

    di Jakarta

    4,2 Persen 1. rapat pembahasan revisi PP

    41/2013 di Depok

    2. FGD PPnBM

    3. The 30th APEC Automotive

    Dialogue di Bali

    4. program making indonesia

    4.0 dan self asessment INDI

    4.0 sektor otomotif di Jakarta

    5. Program Making Indonesia

    4.0 dan Self Assessment Indi

    4.0 Sektor Industri Otomotif

    di Jakarta

    6. Program Making Indonesia

    4.0 dan Self Assessment Indi

    4.0 Sektor Industri Otomotif

    di Jakarta

    7. Rapat persiapan

    pelaksanaan proyek technical

    demonstration project new

    concept battery vehicle and

    battery sharing indonesia di

    Jakarta

    8. rapat persiapan

    pelaksanaan the study on the

    demonstration project to

    increase energy efficiency

    through utilitation of electric

    vehicle and mobile battery

    sharing

    4,6 Persen 1. seminar dan pameran

    industri komponen otomotif

    dengan tema "Membangun

    Kemampuan Industri

    Komponen Dalam Negeri" di

    Jakarta

    2. program Making Indonesia

    4.0 dan Self-Assessment Indi

    4.0 di Jakarta

    3. program Making Indonesia

    4.0 dan Self-Assessment Indi

    4.0 di Jakarta

    4. Workshop Program Making

    Indonesia 4.0 dan Self

    Assesment INDI 4.0 di Bekasi

    5. Sosialisasi Demonstrasi

    Proyek Demonstrasi dan Studi

    Kendaraan Listrik dan

    Pengenalan Mobile Battery

    Sharing Technology di Jakarta

    4,9 Persen 1. The 2nd Indonesia-Japan

    Automotive Dialogue di Bali

    2. Pembahasan Substansi 1st

    Sub-Joint Committee Meeting

    di Bogor

    2

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Satuan Anggaran

    RENCANA AKSI TAHUN ANGGARAN 2019

    DIREKTORAT INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN ALAT PERTAHANAN

    Rencana Kegiatan

    Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

    Perspektif Pemangku Kepentingan

    1 Meningkatnya Populasi dan

    Persebaran Industri

    Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan

  • Target

    antara

    Target

    antara

    Target

    antara

    Target

    antara

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Satuan AnggaranRencana Kegiatan

    Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

    Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan

    2 Produktivitas SDM industri 1187 Rp. Juta 5,253,731,000 1014 Juta 1 1. Pelatihan Mekanik Bengkel

    Sepeda Motor untuk Alumni

    SMK di Palu

    2. Pelatihan Mekanik Bengkel

    Sepeda Motor untuk Alumni

    SMK dan Guru SMK

    3. Pelatihan Mekanik Bengkel

    Sepeda Motor untuk Bengkel

    Umum

    1057 Juta 1. Pelatihan dan sertifikasi

    mekanik sepeda motor di

    Kupang, Nusa Tenggara Timur

    2. Pelatihan dan sertifikasi

    mekanik sepeda motor di

    Lombok

    3. pelatihan dan sertifikasi

    mekanik sepeda motor di Solo

    4. pelatihan dan sertifikasi

    mekanik sepeda motor di

    Tegal

    5. Pelatihan dan Sertifikasi

    Mekanik Sepeda Motor di

    Malang

    6. Pelatihan dan Sertifikasi

    Sdm Industri Maritim (Bidang

    Pengelasan FCAW) di

    Surabaya

    7. Fasilitasi Workshop Industri

    4.0 Transformasi Manajer

    sektor industri otomotif di

    Batam

    8. Workshop Industri 4.0

    Transformasi Manajer sektor

    industri otomotif di Batam

    1143 Juta 1. Pelatihan dan Sertifikasi

    Mekanik Sepeda Motor di

    Karawang

    2. Pelatihan Dan Sertifikasi

    Mekanik Sepeda Motor di

    Cikarang

    3. Pelatihan dan Sertifikasi

    Mekanik Sepeda Motor di

    Ponorogo

    4. Pelatihan dan Sertifikasi

    Mekanik Sepeda Motor di

    Surabaya

    5. pelatihan dan sertifikasi

    mekanik sepeda motor di

    Banyumas

    6. Pelatihan dan Sertifikasi

    Mekanik Sepeda Motor di

    Kabupaten Bali (Buleleng,

    Karangasem, Tabanan,

    Jembrana, Badung)

    7. Pelatihan dan Sertifikasi

    Mekanik Sepeda Motor di

    Kabupaten Jabar

    (Tasikmalaya, Garut, Cirebon,

    Kuningan)

    8. Pelatihan dan Sertifikasi

    Sdm Industri Maritim (Juru

    Las Metode SMAW) di Serang

    9. Pelatihan Sdm Welding

    1187,4 Juta 1. Pelatihan dan Sertifikasi

    Sdm Industri Maritim (Bidang

    Pengelasan Ferro Industri

    Komponen Kapal) di Tegal

    2. Pelatihan dan Sertifikasi

    Gambar Teknik Pada Industri

    Komponen Kapal di Bandung

    3. Pelatihan dan Sertifikasi

    SDM Industri kereta Api

    Bidang Pengelasan Angkatan I

    di Madiun, Jawa Timur

    4. Pelatihan dan Sertifikasi

    SDM Industri kereta Api

    Bidang Pengelasan Angkatan

    II di Madiun, Jawa Timur

    5. Pelatihan dan Sertifikasi

    SDM Industri kereta Api

    Bidang Pengelasan Angkatan

    III di Madiun, Jawa Timur

    6. Workshop Manajer

    Transformasi Industri 4.0

    Sektor Industri Otomotif di

    Batam

    7. Workshop Industry 4.0

    Transformation Manager

    untuk PT. Astra Honda Motor

    dan Industri Supplier di Batam

    8. Workshop Industry 4.0

    Transformation Manager

    1 Jumlah Rancangan Standar

    Nasional Indonesia (RSNI)

    3 RSNI 1. rapat penentuan parameter

    uji dan metoda uji pada UNR

    136 yang akan diacu menjadi

    RSNI di Bekasi

    2. rapat persiapan

    penandatanganan, ratifikasi

    dan implementasi ASEAN MRA

    on Type Approval for

    Automotive Products di

    Jakarta

    3. rapat teknis RSNI

    kendaraan bermotor

    berpenggerak listrik kategori L

    - sistem penyimpanan energi

    listrik mampu-isi-ulag REESS-

    spesifikasi keselamatan di

    Jakarta

    4. rapat teknis RSNI

    persyaratan keselamatan

    baterai kendaraan bermotor

    listrik roda dua di Jakarta

    5. rapat teknis RSNI

    kendaraan bermotor

    berpenggerak listrik kategori L

    - Sistem penyimpanan energi

    listrik mampu-isi-ulang REESS -

    Spesifikasi keselamatan di

    Jakarta

    3. rapat pembahasan naskah

    3 1. Penyusunan Drafting Rsni

    Sektor Industri Maritim (SNI

    Life Jacket) di Bogor

    2. Rapat Penyusunan Drafting

    Rsni Sektor Industri Maritim

    (SNI Life Jacket) di Jakarta

    3. Rapat Teknis RSNI

    Persyaratan Keselamatan

    Baterai Kendaraan Bermotor

    Berpenggerak Listrik Kategori

    M - N Sistem Penyimpanan

    Energi Listrik Mampu Isi Ulang

    (Rechargeable Electrical

    Energy Strorage System) RESS

    Spesifikasi Keselatan di Jakarta

    4. Rapat Konsensus RSNI

    Kendaraan Berpenggerak

    Listrik Kategori M dan N -

    Sistem Penyimpanan Energi

    Listrik Mampu Isi Ulang

    (Rechargeable Electrical

    Energy Stroge System) REESS -

    Spesifikasi Keselamatan di

    Surabaya

    5. Rapat Konsensus

    Kendaraan Bermotor

    Berpenggerak Listrik Kategori

    L - Sistem Penyimpanan Energi

    Listrik Mampu Isi Ulang 2 Jumlah regulasi teknis

    pemberlakuan SNI, ST

    dan/atau PTC secara wajib

    1 Regulasi 1

    2

    Perspektif Proses Bisnis Internal

    1 Tersedianya kebijakan

    pembangunan industri yang

    efektif

    1,782,495,000

  • Target

    antara

    Target

    antara

    Target

    antara

    Target

    antara

    No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Target Satuan AnggaranRencana Kegiatan

    Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

    Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan Rencana Kegiatan

    2 Terselenggara nya urusan

    pemerintahan di bidang

    perindustrian yang berdaya

    saing dan berkelanjutan

    1 Infrastruktur kompetensi yang

    terbentuk

    3 RSKKNI 1,949,175,000 3 1. FGD Penyusunan

    Rancangan SKKNI Dalam

    Mendukung Implementasi 4.0

    Sektor Otomotif di Batam

    2. Focus Group Discussion

    Penyusunan RSKKNI Industri

    4.0 Sektor Otomotif di Jakarta

    3. Focus Group Discussion

    Penyusunan RSKKNI Industri

    4.0 Sektor Otomotif di Jakarta

    4. Focus Group Discussion

    Penyusunan RSKKNI Industri

    4.0 Sektor Otomotif di Bekasi

    5. Focus Group Discussion

    Penyusunan RSKKNI Industri

    4.0 Sektor Otomotif di Bekasi

    6. FGD Penyusunan

    Rancangan SKKNI dalam

    mendukung implementasi

    Industri 4.0 Sektor Otomotif

    di Bali

    7. Pembahasan Konsep Dan

    Kerangka Kerja Penyusunan

    RSKKNI Industri Maritim di

    Surabaya

    8. Penyusunan RSKKNI

    Modifikasi Kendaraan Roda 2

    dan 4 di Bekasi

    9. FGD Penyusunan RSKKNI